PENDEKATAN PEMBELAJARAN SANTIFIK PADA KURIKULUM 2013 Alinurdin Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Pamulang Email:
[email protected]
ABSTRAK Salah satu ciri pembelajaran pada Kurikulum 2013 adalah dengan menggunakan pendekatan sintifik. Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa.Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Dalam model inidiarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya.Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pendekatan saintifik tidak hanya digunakan pada mata pelajaran kelompok MIPA saja tetapi juga mata pelajaran ilmu-ilmu sosial, karena suatu pengetahuan dapat dikatakan ilmiah apabila diperoleh melalui langkah-langkah ilmiah, yaitu dengan mengemukakan bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Pendekatan ilmiah ini memerlukan langkah-langkah pokok: mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengomunikasikan. Pendekatn saintifik pada mata pelajaran ilimu-ilmu sosial dilaksanakan melalui pembelajaran kolaboratif. Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif. Dalam situasi kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkin peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersamasama. Macam-macam metode pembelajaran kolaboratifantara lain: Jigsaw Proscedure (JP), Student Team Achievement Divisions (STAD), Complex Instruction (CI), Team Accelerated Instru (TAI), Cooperative Learning Stuctures (CLS), Learning Together (LT), Teams-Games-Tournament (TGT), Group Investigation (GI), Academic-Constructive Controversy (AC), Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
KataKunci: Pendekatan Pembealajaran Saintifik, Kurikulum 2013
15
I.
Pendahuluan
mengingat, memahami, menerapkan,
Pembelajaran kurikulum 2013
menganalisis,
adalah pembelajaran kompetensi
mencipta. Keterampilan diperoleh
dengan
melalui
memperkuat
pembelajaran autentik
dan
untuk
proses
aktivitas
dan
mengamati,
penilaian
menanya,
mencoba,
mencapai
menyaji, dan mencipta. Karaktersitik
kompetensi sikap, pengetahuan
kompetensi
dan
lintasan
keterampilan.
mengevaluasi,
Penguatan
menalar,
beserta
perbedaan
perolehan turut
serta
proses pembelajaran dilakukan
mempengaruhi karakteristik standar
melalui
pendekatan
proses.
Penguatan
pendekatan
yaitu
pembelajaran
saintifik
perlu
diterapkan
saintifik, yang
mendorong siswa lebih mampu
pembelajaran
dalam
penyingkapan/penelitian
mengamati,
menanya,
berbasis
mencoba/ mengumpulkan data,
(discovery/inquiry learning). Untuk
mengasosiasi/
mendorong
menalar,
dan
didik
mengkomunikasikan.
kemampuan menghasilkan
kontekstual, Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan,
sasaran
pembelajaran
mencakup pengembangan sikap,
ranah
pengetahuan,
dan
keterampilan
yang
dielaborasi
untuk
satuan
pendidikan.
setiap
peserta
maupun
baik
kelompok
disarankan
karya individual
maka
sangat
menggunakan
pendekatan
pembelajaran
menghasilkan
karya
yang berbasis
pemecahan masalah (project based learning).
Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses
Prinsip
psikologis)
kurikulum
yang
diperoleh
berbeda.
melalui
menerima, menghargai,
aktivitas menjalankan,
menghayati,
mengamalkan. diperoleh
Sikap
dan
Pengetahuan melalui
aktivitas
pembelajaran 2013
pada menekankan
perubahan paradigma: (1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar
berbasis
aneka
belajar; (3) pendekatan
sumber tekstual 16
menjadi pendekatan proses sebagai
menerapkan prinsip bahwa siapa saja
penguatan penggunaan pendekatan
adalah guru, siapa saja adalah siswa,
ilmiah; (4) pembelajaran
berbasis
dan di mana saja adalah kelas; (13)
pembelajaran
pemanfaatan teknologi informasi dan
konten
menjadi
berbasis
kompetensi;
pembelajaran
parsial
pembelajaran
menjadi
terpadu;
pembelajaran jawaban
(5)
yang
antara
menjadi
(8)
keseimbangan
keterampilan
fisikal
(hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran
yang
pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran nilai-nilai
yang
menerapkan
dengan
keteladanan (ing
memberi
ngarso
sung
tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun
karso),
dan
mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran
(tut
wuri
handayani);
pembelajaranyang rumah,
di
berlangsung
sekolah,
belakang budaya peserta didik. II. Pengertian Pembelajaran Saintifik
menjadi
aplikatif;
mengutamakan
efektivitas
atas perbedaan individual dan latar
verbalisme
dan
dan
menekankan
kebenarannya multi dimensi; (7)
peningkatan
efisiensi
meningkatkan
pembelajaran; dan (14) pengakuan
pembelajaran dengan jawaban yang
keterampilan
untuk
(6)
tunggal
pembelajaran
komunikasi
dan
(11) di di
masyarakat; (12) pembelajaran yang
Pembelajaran
saintifik
merupakan pembelajaran yang mengadopsi saintis
langkah-langkah
dalam
pengetahuan
membangun
melalui
metode
ilmiah.Model pembelajaran yang diperlukan
adalah
yang
memungkinkan terbudayakannya kecakapan
berpikir
terkembangkannya inquiry”
dan
sains,
“sense
of
kemampuan
berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu
menghasilkan
kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996). Bukan saja diperolehnya
sejumlah
pengetahuan, keterampilan, dan 17
sikap, tetapi yang lebih penting
didik diajak untuk melakukan
adalah bagaimana pengetahuan,
proses
keterampilan,
berkenaan
dan
sikap
itu
pencarian
diperoleh peserta didik (Zamroni,
pelajaran
2000; &Semiawan, 1998).
aktivitas
Pembelajaran
saintifik
tidak
pengetahuan
dengan
materi
melalui
berbagai
proses
sains
sebagaimana dilakukan oleh para
hanya memandang hasil belajar
ilmuwan
sebagai muara akhir, namum
melakukan penyelidikan ilmiah
proses pembelajaran dipandang
(Nur: 1998) Dengan demikian
sangat penting. Oleh karena itu
peserta didik diarahkan untuk
pembelajaran
menemukan
saintifik
(scientist)
dalam
sendiri
berbagai
menekankan pada keterampilan
fakta, membangun konsep, dan
proses.
nilai-nilai baru yang diperlukan
Model
pembelajaran
berbasis
peningkatan
untuk
kehidupannya.
Fokus
keterampilan proses sains adalah
proses pembelajaran diarahkan
model
pada
pembelajaran
mengintegrasikan
yang
keterampilan
proses sains ke dalam sistem
pengembangan
keterampilan
siswa
memproseskan
dalam
pengetahuan,
penyajian materi secara terpadu
menemukan
(Beyer,
mengembangkan sendiri fakta,
1991).
menekankan
Model pada
ini
proses
pencarian pengetahuan dari pada transfer
pengetahuan,
peserta
konsep,
dan
dan
nilai-nilai
yang
diperlukan (Semiawan: 1992). Model
ini
juga
didik dipandang sebagai subjek
penemuan
belajar yang perlu dilibatkan
organisasi, dan struktur dari ide
secara
proses
atau gagasan, sehingga secara
hanyalah
bertahap siswa belajar bagaimana
aktif
pembelajaran, seorang
dalam guru
fasilitator
membimbing mengkoordinasikan
yang dan
makna
tercakup (meanings),
mengorganisasikan melakukan
kegiatan
Pembelajaran
belajar. Dalam model ini peserta
keterampilan
dan penelitian. berbasis
proses
sains 18
menekankan pada kemampuan
landasan pada setiap individu
peserta didik dalam menemukan
dalam
sendiri (discover) pengetahuan
(Chain and Evans: 1990).
yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsipprinsip dan generalisasi, sehingga
mengembangkan
III. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran
Sebelum
bagi
mengenai
keterampilan
berpikir
tingkat
Ilmu-ilmu
Sosial
lebih memberikan kesempatan berkembangnya
diri
membicarakan pendekatan
(scientific),
perlu
ilmiah
dipahami
tinggi (Houston, 1988). Dengan
terlebih
demikian peserta didik lebih
metode ilmiah. Pada umumnya
diberdayakan
seseorang
sebagai
subjek
dahulu
mengenai
selalu
ingin
belajar yang harus berperan aktif
memperoleh
dalam memburu informasi dari
Pengetahuan dapat merupakan
berbagai sumber belajar, dan
pengetahuan
guru
sebagai
pengetahuan tidak ilmiah. Suatu
fasilitator
pengetahuan ilmiah hanya dapat
lebih
organisator
berperan dan
pembelajaran. Model
berpotensi
ilmiah
dan
diperoleh dari metode ilmiah.
pembelajaran
keterampilan
pengetahuan.
berbasis
Metode ilmiah pada dasarnya
sains
memandang fenomena khusus
membangun
(unik) dengan kajian spesifik
proses
kompetensi dasar hidup siswa
dan
melalui
merumuskan
pengembangan
detail
untuk
kemudian
pada
simpulan.
demikian
diperlukan
keterampilan proses sains, sikap
Dengan
ilmiah, dan proses konstruksi
adanya penalaran dalam rangka
pengetahuan
bertahap.
pencarian (penemuan). Untuk
Keterampilan proses sains pada
dapat disebut ilmiah, metode
hakikatnya adalah kemampuan
pencarian (method of inquiry)
dasar
harus berbasis pada bukti-bukti
untuk
secara
belajar
(basic
learning tools) yaitu kemampuan
dari
objek
yang
dapat
yang berfungsi untuk membentuk
diobservasi, empiris, dan terukur 19
dengan prinsip-prinsip penalaran
menggamit
yang spesifik.
substansi atau materi ajar agar
Metode
ilmiah
memuat
umumnya
rangkaian
kegiatan
transformasi
peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan menggamit
koleksi data atau fakta melalui
transformasi
observasi
materi ajar agar peserta didik
kemudian
dan
eksperimen,
memformulasi
dan
“tahu
substansi
bagaimana”.
atau Ranah
menguji hipotesis. Sebenarnya
pengetahuan
apa yang kita bicarakan dengan
transformasi
metode ilmiah merujuk pada: (1)
materi ajar agar peserta didik
adanya fakta, (2) sifat bebas
“tahu
menggamit substansi
apa.”
Hasil
prasangka, (3) sifat objektif, dan
adalah
(4) adanya analisa. Selanjutnya
keseimbangan
secara
kemampuan
sederhana
pendekatan
atau
akhirnya
peningkatan
dan antara
untuk
menjadi
ilmiah merupakan suatu cara
manusia yang baik(soft skills)
atau
dan manusia yang
mekanisme
mendapatkan dengan
untuk
pengetahuan prosedur
yang
kecakapan
dan
memiliki
pengetahuan
untuk hidup secara layak (hard
didasarkan pada suatu metode
skills) dari peserta didik yang
ilmiah.
meliputi
Ada
juga
yang
mengartikan pendekatan ilmiah sebagai
mekanisme
untuk
memperoleh pengetahuan yang
sikap,
aspek
kompetensi
keterampilan,
dan
pengetahuan. IV. Langkah
Pembelajaran
didasarkan pada struktur logis. Proses
pembelajaran
pada
Kurikulum 2013 dilaksanakan menggunakan ilmiah. pembelajaran
Dalam
pendekatan proses berbasis
Saintifik
pendekatan ilmiah, ranah sikap 20
Pembelajaran
terhadap
pengetahuan ilmiah yang diatur oleh
pertimbangan-
pertimbangan logis dalam ilmuilmu
sosial.
dikehendaki mengenai maka
Karena adalah
yang
jawaban
fakta-fakta pendekatan
langkah-langkah
ilmiah.
sebagai berikut, contoh: Proses
terbentuknya
negara interaksi sosial Situs sejarah
sosial, dengan
Sedangkandalam
tersebut
pembelajaran
dikatakan sangat erat dengan metode
dilakukan terhadap hal- hal
Pendekatan
di
kelas,
mengamati dapat dilakukan melalui
berbagai
media
ilmiah ini memerlukan langkah-
yang dapat diamati siswa,
langkah
misalnya: video, gambar,
pokok:
menanya,
mengamati,
menalar,
mencoba,
grafik, bagan, dsb.Kegiatan mengamati
mengomunikasikan.
pembelajaran 1.
Mengamati mengamati
mengutamakan proses
pembelajaran (meaningfull Metode
memiliki
ini
keunggulan
tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan dan
pelaksanaannya. pembelajaran sosial,
langkah seperti berikut ini. Menentukan objek apa
kebermaknaan
tertantang,
dilakukan
dengan menempuh langkah-
Metode
learning).
dalam
mudah Dalam ilmu-ilmu
pengamatan dapat
yang akan diobservasi Membuat
pedoman
observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder Menentukan
di
mana
tempat objek yang akan diobservasi 21
Menentukan secara jelas
menurut
bagaimana
Catatan
observasi
tingkatannya. anekdot
dapat
untuk
berupa catatan yang dibuat
mengumpulkan data agar
oleh peserta didik dan guru
berjalan
mengenai
akan
dilakukan
mudah
dan
kelakuan-
kelakuan luar biasa yang
lancar Menentukan
cara
dan
melakukan
pencatatan
ditampilkan
subjek
objek
yang
atas hasil observasi ,
diobservasi.Alat
mekanik
seperti
dapat berupa alat mekanik
menggunakan
buku
catatan,
kamera,
tape
recorder,
video
atau
oleh
yang dapat dipakai untuk memotret
atau
merekam
perekam, dan alat-alat
peristiwa-peristiwa tertentu
tulis lainnya.
yang
ditampilkan
oleh
subjek
atau
yang
Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi,
objek
diobservasi. 2. Menanya
dapat berupa daftar cek
Guru yang efektif mampu
(checklist),
rentang
menginspirasi peserta didik
catatan
untuk
(rating
skala scale),
meningkatkan
dan
anekdot (anecdotal record),
mengembangkan
catatan berkala, dan alat
sikap,
keterampilan,
dan
mekanikal
pengetahuannya.Pada
saat
(mechanical
ranah
device). Daftar cek dapat
guru bertanya, pada saat itu
berupa suatu daftar yang
pula dia membimbing atau
berisikan
nama-nama
memandu peserta didiknya
subjek, objek, atau faktor-
belajar dengan baik.Ketika
faktor
akan
guru menjawab pertanyaan
diobservasi. Skala rentang ,
peserta didiknya, ketika itu
berupa alat untuk mencatat
pula dia mendorong siswa
gejala
yang
atau
fenomena 22
untuk
menjadi
dan
pembelajar
baik.Artinya
penyimak
guru
tentang suatu tema atau
yang
topik pembelajaran.
dapat
Mendorong
dan
menumbuhkan sikap ingin
menginspirasi
tahu
didik untuk aktif belajar,
siswa,
yang
diekspresikan dalam bentuk
serta
pertanyaan.
pertanyaan
Mengapa
Misalnya: terjadi
kasus
peserta
mengembangkan dari
dan
untuk dirinya sendiri.
pelanggaran HAM? Apakah
Mendiagnosis
seni bangun candi itu asli
belajar
Indonesia atau ada pengaruh
sekaligus menyampaikan
dari luar? Dalam hukum
ancangan untuk mencari
permintaan
solusinya.
dinyatakan
kesulitan
peserta
didik
ketika harga naik maka
Menstrukturkan
jumlah barang yang diminta
tugas dan memberikan
akan
kesempatan
turun,
kenyataannya menjelang
namun setiap
hari
peserta
tugas-
kepada
didik
untuk
raya
menunjukkan
sikap,
walaupun harga cenderung
keterampilan,
dan
naik tetapi permintaan juga
pemahamannya
atas
ikut
substansi
naik.
Mengapa
pembelajaran
demikian?, dsb. Diusahakan
yang diberikan.
setelah
Membangkitkan
ada
pengamatan,
yang bertanya bukan guru,
keterampilan
tetapi yang bertanya peserta
didik dalam berbicara,
didik.
mengajukan pertanyaan,
Berikut
manfaat/fungsi bertanya:
dan memberi
peserta
jawaban
rasa
secara logis, sistematis,
ingin tahu, minat, dan
dan menggunakan bahasa
perhatian
yang baik dan benar.
Membangkitkan
peserta didik
23
Mendorong peserta
partisipasi
didik
dalam
berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan
berpikir,
dan menarik simpulan. Membangun
sikap
keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta
mengembangkan
toleransi
sosial
dalam
hidup berkelompok. Membiasakan
peserta
didik
spontan
berpikir
dan cepat, serta sigap dalam
merespon
persoalan yang tiba-tiba muncul. Melatih dalam
kesantunan berbicara
dan
membangkitkan kemampuan
berempati
satu sama lain. Bobot
pertanyaan
menggambarkan
yang
tingkatan
kognitif yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini.
Tingk atan
Sub ting kat an Kogni Pen tif geta yang hua lebih n renda (kn h owl edg e) Pe ma ha ma n (co mpr ehe nsio n) Pen era pan (app licat ion
Kata-kata kunci pertanyaan
Apa... Siapa... Kapan... Di mana... Sebutkan... Jodohkan atau pasangkan... Persamaan kata... Golongkan... Berilah nama... Terangkahlah... Bedakanlah... Terjemahkanlah... Simpulkan... Bandingkan... Ubahlah... Berikanlah interpretasi...
Gunakanlah... Tunjukkanlah... Buatlah... Demonstrasikanlah ... Carilah hubungan... Tulislah contoh... Siapkanlah... Klasifikasikanlah...
24
Tingk atan
Sub ting kat an Kogni Ana tif lisis yang (an lebih alys tinggi is)
Sint esis (syn thes is)
Eva luas i (eva luat ion)
Kata-kata kunci pertanyaan Analisislah... Kemukakan buktibukti… Mengapa… Identifikasikan… Tunjukkanlah sebabnya… Berilah alasanalasan… Ramalkanlah… Bentuk… Ciptakanlah… Susunlah… Rancanglah... Tulislah… Bagaimana kita dapat memecahkan… Apa yang terjadi seaindainya… Bagaimana kita dapat memperbaiki… Kembangkan… Berilah pendapat… Alternatif mana yang lebih baik… Setujukah anda… Kritiklah… Berilah alasan… Nilailah… Bandingkan… Bedakanlah…
bahwa guru dan peserta didik
merupakan
aktif. Titik tekannya tentu dalam
banyak
hal
dan
situasi peserta didik harus lebih
aktif
daripada
guru.Penalaran
adalah
proses berpikir yang logis dan sistematis atas faktafakta empiris yang dapat diobservasi
untuk
memperoleh berupa
simpulan pengetahuan.
Penalaran
dimaksud
merupakan
penalaran
ilmiah,
penalaran
meski
nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. 3.1 Cara menalar Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar,
yaitu
penalaran
induktif
dan
penalaran
deduktif. Penalaran induktif
3. Menalar
merupakan Istilah
“menalar”
kerangka
pendekatan
dalam proses
pembelajaran
dianut
pelaku
dengan ilmiah
dalam
yang
Kurikulum
cara
menalardengan simpulan
dari
menarik fenomena
atau atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Kegiatan menalar
2013 untuk menggambarkan 25
secara induktif lebih banyak
premis, sedangkan simpulan
berpijak
tidak langsung ditarik dari
pada
observasi
inderawi atau pengalaman
dua premis.
empirik.Penalaran deduktif
Contoh:
merupakan
cara
menalar
dengan menarik simpulan dari pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola silogisme.Cara kerja
menalar
secara
Akuntan publik adalah akuntan
kegiatannya memberikan jasa untuk kepentingan perusahaan sejumlah
hal-hal yang umum terlebih
adalah
dahulu
bekerja
dihubungkan bagian-
ke
bagiannya
pembayaran
akuntan ekstern. Akuntan
kemudian
dengan
tertentu, atau disebut juga
deduktif adalah menerapkan
untuk
yang
pemerintah akuntan
yang sebagai
dalam
pemeriksa atau auditor
yang
untuk pemerintah atau
khusus.
negara.
Ada tiga jenis silogisme,
Akuntan pendidik adalah
yaitu silogisme kategorial,
akuntan
yang
silogisme
hipotesis,
sebagai
pengajar
silogisme
alternatif.Pada
dosen
di
penalaran deduktif tedapat
tinggi.
premis, sebagai proposisi menarik
simpulan.
Penarikan simpulan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu
langsung dan tidak
langsung. Simpulan secara
Akuntan
atau
perguruan
Intern
Akuntan adalah
bekerja
atau
Perusahaan akuntan
bekerja
yang dalam
perusahaan dan bertugas khusus
di
bidang
langsung ditarik dari satu 26
akuntansi intern untuk
penting dalam pembelajaran
membantu
ilmu-ilmu sosial, karena hal
pengelola
perusahaan.
itu akan mempertajam daya
Simpulan
Akuntan
publik,
Akuntan
pemerintah,
Akuntan
pendidik, Akuntan Intern merupakan
jabatan-
jabatan dalam lapangan
nalar peserta didik. Seperti halnya penalaran, analogi terdiri dari dua jenis, yaitu analogi induktif dan analogi deklaratif.Kedua analogi itu dijelaskan berikut ini.
akuntansi pada berbagai
Analogi
lingkup
berdasarkan
kegiatan
dan
yang
bidang garapannya. 3.2
Analogi
dalam
induktif
ada
disusun
persamaan pada
dua
fenomena atau gejala. Atas dasar persamaan dua gejala
Pembelajaran
atau fenomena itu ditarik Selama
proses
pembelajaran,
guru
dan
peserta didik sering kali menemukan fenomena yang bersifat
analog
memiliki
atau
persamaan.
Dengan demikian, guru dan peserta menalar
didik
adakalanya
secara
analogis.
Analogi adalah suatu proses penalaran
dalam
pembelajaran dengan cara membandingkan
sifat
esensial yang mempunyai
simpulan bahwa apa yang ada pada fenomena atau gejala pertama terjadi juga pada fenomena atau gejala kedua.
Analogi
induktif
merupakan suatu “metode menalar”
yang
sangat
bermanfaat untuk membuat suatu simpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan
yang
terbukti
terdapat pada dua fenomena atau gejala khusus yang diperbandingkan
kesamaan atau persamaan. Berpikir
analogis
sangat 27
Contoh:
Hakekat
menghargai, sikap pantang
Pergerakan Nasional bagi
menyerah antara golongan
peserta didik adalah jiwa
muda dan golongan tua.
nasionalisme dan ketekunan
Begitu
pula
dalam belajar.Peserta didik
suatu
prestasi
adalah generasi muda yang
tidak terlepas dari sinergitas,
harus
saling
memiliki
jiwa
tercapainya disekolah
menghargai,
sikap
menyerah
dari
nasionalisme dan harus giat
pantang
belajar.
dewan guru, peserta didik,
Analogi
deklaratif
dan seluruh stake holder
merupakan suatu “metode
sekolah.
menalar” untuk menjelaskan
3.3
atau menegaskan sesuatu
Hubungan
Antar
Fenomena
fenomena atau gejala yang
Seperti
belum dikenal atau masih
dan analogi,
samar, dengan sesuatu yang
menghubungkan
sudah
Analogi
antarfenomena atau gejala
sangat
sangat penting dalam proses
bermanfaat karena ide-ide
pembelajaran, karena hal itu
baru, fenomena, atau gejala
akan
mempertajam
daya
menjadi dikenal atau dapat
nalar
peserta
didik.
diterima
apabila
Disinilah esensi bahwa guru
dihubungkan dengan hal-hal
dan peserta didik dituntut
yang sudah diketahui secara
mampu
nyata dan dipercayai.
hubungan
Contoh:
atau
dikenal.
deklaratif
kemerdekaan Indonesia
ini
Proklamasi bangsa dapat
halnya
penalaran kemampuan
memaknai antarfenomena
gejala,
khususnya
hubungan
sebab-
akibat.Hubungan
sebab-
dilaksanakan karena adanya
akibat
sinergitas,
menghubungkan satu atau
saling
diambil
dengan
28
beberapa fakta yang satu
nilaisuatubarangtidakbera
dengan satu atau beberapa
salpadabiayaproduksiyan
fakta
lain.Suatu
gpertamakali,tetapipadabi
menjadi
ayaproduksiyangdikeluar
yang
simpulan sebab
yang dari
satu
atau
beberapa fakta itu atau dapat
kansekarang
(mapel
Ekonomi).
juga menjadi akibat dari
Hubungan
satu atau beberapa fakta
Pada penalaran hubungan
tersebut.Penalaran
akibat-sebab, hal-hal yang
akibat
sebab-
ini masuk dalam
akibat–sebab.
menjadi
akibat
ranah penalaran induktif,
dikemukakan
yang
dengan
dahulu, selanjutnya ditarik
penalaran induktif sebab-
simpulan yang merupakan
akibat.
penyebabnya.
Contoh:
Contoh
disebut
Sehubungan pembuatan
adanya jalan
oleh
terlebih
(Mata
pelajaran
Sejarah): Perang Diponegoro 1825
Belanda yang melewati
–
makam
Belanda, sampai-sampai
Diponegoro, pecahlah Diponegoro
leluhur
1830
maka
Belanda
perang
kerugian
melawan
melawan
mengalami besar,
nyaris
dan
dikalahkan,
Belanda 1825 – 1830
disebabkan
(mapel Sejarah).
membuat
Nilaisuatubarangditentuk
melewati makam leluhur
anjumlahbiaya
Diponegoro.
yangdikeluarkanuntukme
Perjuangan
bangsa
nghasilkanbarangitukem
Indonesia
melalui
bali(biayareproduksi).Ole
Pergerakan
hkarenauntukmenentukan
mengakibatkan
Belanda jalan
yang
Nasional,
29
diproklamasikan
muncullah
kemerdekaan.
Akibat
keluarga
kemiskinan yang
akut.
proklamasi kemerdekaan
Kemiskinan
datanglah Sekutu yaitu
yang akut menyebabkan
Inggris
anak-anak mereka tidak
dan
Belanda
keluarga
datang ke Indonesia .
berkesempatan
Kedatangan Sekutu yang
menempuh
berkeinginan
yang
menjaga
pendidikan
baik.
Dampak
status quo, tentu tidak
lanjutannya, bukan tidak
diharapkan oleh pemuda
mungkin
Indonesia,
kemiskinan yang terus
terjadilah
perang. Contoh
terjadi
berlangsung (Mata
pelajaran
secara
siklikal. Hubungan sebab–akibat 1 –
Ekonomi) barang
akibat 2. Pada penalaran
ditentukan oleh jumlah
hubungan sebab-akibat 1 –
biaya
yang
akibat 2, suatu
oleh
dapat
Nilai
suatu
produksi
dikeluarkan
penyebab
menimbulkan
produsen untuk membuat
serangkaian akibat. Akibat
barang tersebut. Semakin
yang
tinggi nilai pakai suatu
penyebab,
barang,
menimbulkan akibat kedua.
nilai
tukarnya
pertama
menjadi sehingga
akan semakin tinggi.
Akibat
Masyarakat yang tinggal
penyebab
di
terpencil,
menimbulkan akibat ketiga,
terisolasi.
dan seterusnya.
daerah
hidupnya Keterisolasian
itu
menyebabkan
mereka
kedua
menjadi sehingga
4. Mencoba/mengeksplorasi Eksplorasi
adalah
upaya
kehilangan akses untuk
awal
membangun
melakukan
aktivitas
pengetahuan
melalui
ekonomi,
sehingga
peningkatan
pemahaman 30
atas
suatu
Strategi adalah
yang
fenomena.
keterlibatan peserta didik
digunakan
untuk
memperluas
dan
memperluas,
memperdalam,
atau
memperdalam pengetahuan
menyusun informasi atas
yang menerapkan strategi
inisiatifnya. Dalam hal ini
belajar
peserta didik menyusun dan
aktif.
Pendekatan
pembelajaran
yang
memvalidasi
informasi
berkembang saat ini secara
sebagai input bagi kegiatan
empirik telah melahirkan
belajar. Peta Konsep yang
disiplin baru pada proses
dikembangkan menunjukan
belajar.
kompleksitas
Tidak
hanya
kegiatan
berfokus pada apa yang
eksplorasi
dapat peserta didik temukan,
pembelajaran
namun
pada
mengharuskan
bagaimana
cara
proses dialog yang : (1)
mengeksplorasi
ilmu
interaktif
sampai
dalam
proses yang adanya
(2)
adaptif,
pengetahuan. Istilah yang
interaktif dan reflektif (3)
populer
menggambarkan
untuk
menggambarkan ini adalah
kegiatan
“explorative
learning”.
tingkat penguasaan pokok bahasan
(4)
menggambarkan
Pendekatan
belajar
eksploratif
tidak
tingkat-
yang
kegiatan
hanya
dengan
yang
level berkaitan
meningkatkan
berfokus pada bagaimana
keterampilan menyelesaikan
mentransfer
ilmu
tugas sehingga memperoleh
pemahaman,
pengalaman yang bermakna.
pengetahuan, dan harus
interpretasi,
namun
Mengintegrasikan
diimbangi
dengan
pendekatan ini dengan lima
materi
faktor yang menyebabkan
peningkatan
mutu
ajar. Informasi tidak hanya
kegiatan
disusun oleh guru. Perlu ada
menjadi
pembelajaran lebih
bermakna, 31
yaitu belajar aktif, belajar
berdialog. Di samping itu
konstruktif, belajar intens,
peserta
belajar
menindaklanjuti
autentik,
dan
kolaboratif
yang
menegaskan
pernyataan
bahwa
pembelajaran
didik
penelusuran dengan
informasi membandingkan
hasil telaah. Secara kolektif,
eksploratif
lebih
mereka
juga
dapat
menekankan
pada
mengembangkan
hasil
pengalaman
belajar
dari
penelusuran
informasi
pada pada materi pelajaran.
dalam bentuk grafik, tabel,
Eksplorasi
diagram
merupakan
proses
kerja
dalam
serta
mempresentasikan gagasan
memfasilitasi proses belajar
yang dimiliki.
peserta didik dari tidak tahu
Pelaksanaan
menjadi tahu. Peserta didik
mencoba/eksplorasi
menghubungkan
pikiran
mata pelajaran ilmu-ilmu
yang
dengan
sosial
terdahulu
pengalaman Mereka
kegiatan
dapat
pada
dilakukan
belajarnya.
melalui kerja sama dalam
menggambarkan
kelompok kecil. Bersama
pemahaman yang mendalam
teman
sekelompoknya
untuk memberikan respon
peserta
didik
yang
menelusuri informasi yang
mendalam
Bagaimana
juga.
membedakan
mereka
dalam
butuhkan,
peran masing-masing dalam
merumuskan masalah dalam
kegiatan belajar bersama.
kehidupan nyata, berpikir
Mereka
kritis
melakukan
pembagian
menerapkan
seperti
ilmu yang dimiliki dalam
merekam,
kehidupan yang nyata dan
mencari informasi melalui
bermakna. Melalui kegiatan
internet serta memberikan
mencoba/eksplorasi peserta
respon
didik
dalam
tugas
untuk
tugas
kreatif
dalam
dapat 32
mengembangkan
kegiatan
pengalaman
belajar,
meningkatkan ilmu-ilmu
penguasaan
sosial,
menerapkannya
serta
mengkomunikasikan dapat dilakukan
pembelajaran
kolaboratif.Pembelajaran
untuk
kolaboratif merupakan suatu
menjawab fenomena yang
filsafat personal, lebih dari
ada. Peserta didik juga dapat
sekadar teknik pembelajaran
mengeksploitasi
di
informasi
kelas-kelas
sekolah.
untuk memperoleh manfaat
Kolaborasi
tertentu
merupakan filsafat interaksi
sebagai
produk
belajar.
esensinya
dan gaya hidup manusia yang
5. Mengomunikasikan Kegiatan
belajar
menempatkan
memaknai
kerja
dan sama
mengkomunikasikan adalah
sebagai struktur interaksi
menyampaikan
yang dirancang secara baik
pengamatan,
hasil kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Kompetesi
dan
disengaja
untuk
memudahkan usaha kolektif untuk
mencapai
tujuan
bersama.
yang dikembangkan dalam
Pada
tahapan
kolaboratif
mengkomunikasikan adalah
guru lebih bersifat direktif
mengembangkan
atau
jujur,
teliti,
kemampuan
sikap
pembelajaran kewenangan
manajer
belajar,
toleransi,
sebaliknya, peserta didiklah
berpikir
yang harus lebih aktif. Jika
sistematis, mengungkapkan
pembelajaran
pendapat
dengan
diposisikan
dan
jelas,
singkat dan
kolaboratif sebagai
satu
falsafah peribadi, maka ia
mengembangkan
menyentuh tentang identitas
kemampuan berbahasa yang
peserta didik terutama jika
baik
mereka berhubungan atau
dan
benar.
Dalam
33
berinteraksi dengan yang
Agar
lain atau guru. Dalam situasi
menerus
kolaboratif itu, peserta didik
kreativitas
berinteraksi dengan empati,
keingintahuan
saling
kegiatan
menghormati,
dan
pembelajaran
membangkitkan
kompetensi
kelebihan
masing-masing.
dengan
Dengan cara semacam ini
berikut:
akan tumbuh rasa aman,
a.
memungkin
dan siswa, pembelajaran
menerima kekurangan atau
sehingga
terus
dilakukan
langkah
sebagai
Menyajikan
atau
mengajak
siswa
peserta didik menghadapi
mengamati fakta atau
aneka
fenomena baik secara
perubahan
tuntutan
belajar
dan secara
langsung
dan/
bersama-sama.
rekonstruksi
Tantangan baru dinamika
siswa
kehidupan
informasi,
yang
kompleks
makin menuntut
aktivitas
dan
keseharian
fenomena yang
membaca, mendengar,
atau
bukan sekedar mengulang fakta
menyimak
fakta/fenomena tersebut b.
dapat
Memfasilitasi
menemukan
menjangkau
prinsip,
baru
yang
terduga.Dengan kemajuan seni, diharapkan
situasi tak
dukungan
teknologi
konsep,
hukum,
dan
teori c.
dan
Mendorong siswa aktif mencoba
pembelajaran mendorong
diskusi
dan Tanya jawab dalam
diduga melainkan mampu pada
sehingga mencari
melihat,
pembelajaran
atau
melalui
kegiatan eksperimen d.
Memaksimalkan
kemampuan berpikir siswa
pemanfaatan tekonologi
hingga situasi baru yang tak
dalam mengolah data,
terduga.
mengembangkan 34
penalaran
e.
dan
2.
STAD
=
Student
Team
memprediksi fenomena
Achievement Divisions.
Memberi
kebebasan
Peserta didik dalam suatu
dan
tantangan
kelas
kreativitas
dalam
presentasi
dengan
aplikasi
baru
terduga
sampai
yang tak
terduga
dibagi
beberapa
menjadi
kelompok
kecil.
Anggota-anggota
dalam
setiap kelompok bertindak saling
membelajarkan.
Fokusnya adalah keberhasilan
V. Macam-macam Pembelajaran
seorang
akan
berpengaruh
Kolaboratif
terhadap
Banyak metode yang dipakai
kelompok dan demikian pula
dalam pembelajaran atau kelas
keberhasilan kelompok akan
kolaboratif.
berpengaruh
Beberapa
di
keberhasilan
terhadap
antaranya dijelaskan berikut ini:
keberhasilan individu peserta
1. JP = Jigsaw Proscedure.
didik
lainnya.
didasari Pembelajaran
dilakukan
dengan cara peserta didik sebagai
anggota
suatu
hasil
Penilaian
pada
pencapaian
belajar
individual
maupun kelompok
peserta
didik
kelompok diberi tugas yang berbeda-beda mengenai suatu
3. CI = Complex Instruction
pokok bahasan. Agar masing-
Titik
masing peserta didik anggota
adalam
dapat memahami keseluruhan
proyek yang berorientasi pada
pokok bahasan, tes diberikan
penemuan, khususnya dalam
dengan
bidang sains, matematika, dan
materi
menyeluruh. didasari
yang Penilaian
pada rata-rata skor
tes kelompok.
ilmu
tekan
metode
pelaksanaan
pengetahuan
Fokusnya
ini suatu
sosial. adalah
menumbuhkembangkan ketertarikan semua peserta 35
didik
sebagai
kelompok
anggota
seorang peserta didik belum
terhadap
pokok
Metode
ini
tahap pertama dengan benar,
umumnya digunakan dalam
ia harus menyelesaikan soal
pembelajaran yang bersifat
lain pada tahap yang sama.
bilingual (menggunakan dua
Setiap tahapan soal disusun
bahasa) dan di antara para
berdasarkan
peserta didik yang sangat
kesukaran
heterogen. Penilaian didasari
didasari pada hasil belajar
pada proses dan hasil kerja
individual maupun kelompok.
bahasan.
kelompok.
dapat
menyelesaikan
soal
tingkat soal.
Penilaian
5. CLS = Cooperative Learning
4. TAI = Team Accelerated Instruction. Metode
Stuctures. Pada
ini
merupakan
kombinasi
antara
penerapan
pembelajaran
metode
ini
setiap
kelompok dibentuk dengan
pembelajaran
anggota dua peserta didik
kooperatif/kolaboratif dengan
(berpasangan).
pembelajaran
peserta
Secara
individual.
bertahap,
setiap
didik
Seorang bertindak
sebagai tutor dan yang lain
peserta didik sebagai anggota
menjadi
kelompok
soal-soal
mengajukan pertanyaan yang
yang harus mereka kerjakan
harus dijawab oleh tutee. Bila
sendiri terlebih dulu. Setelah
jawaban
itu
penilaian
memperoleh poin atau skor
dalam
yang telah ditetapkan terlebih
kelompok. Jika soal tahap
dulu. Dalam selang waktu
pertama
diselesaikan
yang juga telah ditetapkan
dengan benar, setiap peserta
sebelumnya, kedua peserta
didik mengerjakan soal-soal
didik
diberi
dilaksanakan
bersama-sama
telah
berikutnya.
Namun
tutee.
tutee
yang
Tutor
benar,
ia
saling
jika 36
berpasangan
itu
berganti
peran.
Pada
metode
ini
semua
anggota kelompok dituntut untuk merencanakan suatu
6. LT = Learning Together.
penelitian Pada metode ini kelompokkelompok
sekelas
beranggotakan peserta didik yang
beragam
kemampuannya.
Tiap
kelompok bekerjasama untuk menyelesaikan
tugas
yang
diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya menerima dan mengerjakan satu set lembar
tugas.
Penilaian
beserta
perencanaan masalah
pemecahan
yang
dihadapi.
Kelompok menentukan apa saja yang akan dikerjakan dan siapa
saja
yang
melaksanakannya bagaimana
akan berikut
perencanaan
penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian didasari pada proses
dan
hasil
kerja
kelompok.
didasarkan pada hasil kerja 9. AC = Academic-Constructive
kelompok.
Controversy. 7. TGT
=
Teams-GamesPada
Tournament.
metode
ini
setiap
anggota kelompok dituntut Pada
metode
ini,
setelah
belajar bersama kelompoknya sendiri, para anggota suatu kelompok dengan
akan
berlomba
anggota
kelompok
lain sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian
didasari
pada
jumlah nilai yang diperoleh kelompok peserta didik. 8. GI = Group Investigation.
kemampuannya untuk berada dalam
situasi
konflik
intelektual
yang
dikembangkan
berdasarkan
hasil belajar masing-masing, baik
bersama
anggota
sekelompok maupun dengan anggota
kelompok
Kegiatan
pembelajaran
mengutamakan
lain. ini
pencapaian
dan pengembangan kualitas 37
pemecahan
masalah,
pemikiran
kritis,
pertimbangan,
hubungan
kemampuan
guru
dalam
mengelola proses pembelajaran, melakukan
penilaian,
dan
antarpribadi, kesehatan psikis
menggunakan hasil penilaian.
dan
Sebagus
keselarasan.
Penilaian
apapun
metode
didasarkan pada kemampuan
pembelajaran
setiap
maupun
didukung oleh kemampun guru
mempertahankan
dalam menggunakannya maka
anggota
kelompok
posisi yang dipilihnya. 10. CIRC
=
Reading
and
2013 dengan tema “Kurikulum yang dapat menghasilkan insan Indonesia
Composition.
kreatif, Pada metode pembelajaran ini
mirip
dengan
TAI.
Metode pembelajaran menekankan
ini
pembelajaran
membaca, menulis dan tata bahasa.
Dalam
pembelajaran
ini,
para
peserta didik saling menilai kemampuan
membaca,
menulis dan tata bahasa, baik secara tertulis maupun lisan
di
tidak
tidak berarti apa-apa. Kurikulum
Cooperative
Integrated
apabila
dalam
kelompoknya.
melalui
yang
inovatif,
produktif, dan efektif
penguatan
sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang
teruntegrasi”,
tentunya
akan terlaksana apabila guru serta merta merubah paradigma dalam
pelaksanaan
pembelajaran. Oleh karena itu pahami
dan
kusai
metode
pembelajaran
berbagai untuk
memberikan pelayanan terbaik kepada dengan
peserta
didik
sesuai
karakteristiknya,
sehingga diperoleh seperti apa yang dicita-citakan
VI. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Keberhasilan sangat
pembelajaran
tergantung
pada
Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And 38
Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York. Longman. Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press. Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press. Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of poverty. Educational Policy, 12, 525-541. http://www.ase.org.uk/documents/pri nciples-and-big-ideas-ofscience-education Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71, Tambahan Lembar Negara)
Pendidkan Menengah.
Dasar
dan
Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003 No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301), Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The University of Western Australia.
Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah; Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses 39