Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
PENDEKATAN METODE BERBASIS PROJEK SEBAGAI INOVASI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN Tina Melinda Universitas Ciputra UC Town, Citraland, Surabaya, 60219, Indonesia email :
[email protected] ABSTRAK Konsep inovasi tidak hanya sekedar untuk mendapatkan citra produk ataupun citra perusahaan, tetapi inoivasi merupakan suatu proses sekaligus kegiatan yang senantiasa berkelanjutan. Pendidikan kewirausahaan bukanlah sekadar pengetahuan, tapi lebih sebagai ketrampilan dan seni. Untuk itu metode pembelajaran yang efektif adalah menggabungkan antara sisi kognitif, afektif dan psikomotorik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pendekatan metode berbasis projek yang dapat diterapkan secara berkelanjutan dalam pendidikan kewirausahaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif, dilakukan pada mahasiswa semester 5 Universitas Ciputra yang mengambil mata kuliah Entrepreneurship dengan tema Ekspor-Impor. Pengumpulan data melalui interview dan observasi. Sebagai sampel diambil 52 mahasiswa dari angkatan 2010. Hasil penelitan menunjukan bahwa membangun kemampuan berwirausaha melalui mata kuliah entrepreneurship tidak bisa hanya dipelajari secara kognitif di dalam kelas, tapi harus huga dialami (afektif) dan dilakukan (psykomotorik) Kata kunci: Inovasi, Kewirausahaan, Pendidikan.
PENDAHULUAN Tingkat kemakmuran sebuah Negara sangat ditentukan oleh jumlah entrepreneur yang ada di Negara tersebut (Hisrich,2005), hal ini didukung oleh pendapat dari Mc, Cleland, Swa, 2008) bahwa sebuah negara akan maju apabila memiliki minimal 2% entrepreneur dari total penduduk yang ada. Sebagai contoh Negara Singapura memiliki 7,2% entrepreneur sedangkan Negara Indonesia hanya memiliki 0,18% (Global Entrepreneurship Monitor Report, 2007). Pada saat memulai usahanya sebagian besar entrepreneur tidak memiliki ketrampilan dan pengetahuan tentang bisnis. Hal ini sangat disayangkan sebab faktor yang mempengaruhi proses entrepreneurial menurut (Bygrave, 1994) adalah faktor personal, lingkungan. Sosiologis dan organisasional. Pendidikan kewirausahaan menjadi salah satu isu menarik, mengingat masih banyaknya pendapat bahwa seorang wirausaha itu dilahirkan dan bukan dibentuk, tetapi menurut hasil penelitian banyak peneliti yang berpendapat bahwa seorang wirausaha dapat dibentuk melalui pendidikan. Hal ini sesuai pendapat dari Gorman (1997) entrepreneurship dapat diajarkan melalui pendidikan entrepreneurship, untuk itu Universitas Ciputra yang memiliki misi “creating world class entrepreneur” mengaplikasikan hasil penelitian tersebut dengan mempersiapkan para entrepreneur muda untuk mendapat bekal pengetahuan dan ketrampilan entrepreneur. Mata kuliah Entrepreneurship adalah mata kuliah wajib untuk seluruh mahasiswa Universitas Ciputra dari berbagai program studi. Entrepreneurship diberikan pada setiap semester dimulai dari semester satu sampai semester enam dengan kompetensi yang berbeda tiap semester. ISBN : 978-602-97491-6-8 A-36-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
Pendapat Shepherd dan Douglas (1997) bahwa pendidikan kewirausahaan dapat diajarkan melalui empat pendekatan, yaitu: 1) the old success story, 2)The case Study Approach, 3) The planning approach, 4) The Generic Action Approach. The Generic Action Approach menekankan proses pembelajaran melalui aktivitas yang dilakukan. Dalam pendekatan ini mahasiswa tidak hanya mendiskusikan implikasi praktis solusi tetapi juga konsekuensi yang muncul dari mengaplikasikan konsep dan teori yang digunakan. Dengan demikian tindakan pembelajaran tidak hanya menekankan pada pengalaman yang diperoleh ketika menjalankan suatu kegiatan tetapi juga memiliki dasar penetahuan yang kuat sebelum menjalankan suatu kegiatan tersebut. Project Based Learning merupakan sebuah model pembelajaran yang sudah banyak kembangkan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat.Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, Project Based Learningbermakna sebagai pembelajaran berbasis projek. Project Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan pemahaman. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi dan mensintesis informasi melalui cara yang bermakna. (The George Lucas Educational Foundation: 2005). Penerapan Project Based Learning telah menunjukan bahwa pendekatan tersebut sanggup membuat peserta didik mengalami proses pembelajaran yang bermakna, yaitu pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan faham konstruktivisme. Peserta didik diberi kesempatan untuk menggali sendiri informasi melalui membaca berbagai buku secara langsung,membuat presentasi untuk orang lain, mengkomunikasikan hasil aktivitasnyakepada orang lain, bekerja dalam kelompok, memberikan usul ataugagasannya untuk orang lain dan berbagai aktivitas lainnya. Semuanya menggambarkan tentang bagaimana semestinya orang dewasa belajar agar lebih bermakna. Metode Experiential Learning menurut Kolb (2001), mengatakan bahwa siklus belajar manusia dari pengalamannya dibagi menjadi empat siklus seperti pada Gambar 1.
Gambar 1. Siklus Belajar Manusia (Kolb)
Inovasi adalah proses kreatif yang membuat objek-objek dan substansi baru yang berguna bagi manusia, namun lebih luas dari sekedar penemuan dan jangka waktunya lama (Hendro, 2011). Inovasi stratejik merupakan pendekatan yang menyeluruh menuntun perjalanan intelektual dan aktivitas dalam upaya mencari terobosan mendapatkan model bisnis baru sebagai pengganti model lama. Inovasi menjadi stratejik, hasil dari terobosan inovasi melalui proses testruktur dan hasilnya memberikan perbedaan yang sangat menyolok dalam penciptaan nilai bagi pelanggan. Faktor-faktor pendukung keberhasilan inovasi menurut Quinn (Hendrp, 2011) adalah: (1) Harus berorientasi pasar, (2) Mampu meningkatkan nilai tambah perusahaan, (3) Punya unsure efisiensi dan efektivitas, (4) Harus sejalan dengan visi ISBN : 978-602-97491-6-8 A-36-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
dan misi perusahaan, (5) harus bisa ditingkatkan lagi sehingga menjadi inovasi yang berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pendekatan metode berbasis projek yang dapat diterapkan secara berkelanjutan dalam pendidikan kewirausahaan. METODE
Menurut Kuncoro (2009:10) berdasarkan metodenya, metode penelitian diklasifikasikan menjadi penelitian historis, deskriptif, korelasional, kausal komparatif, dan eksperimental. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif dapat bertitik tolak dari suatu teori yang telah diakui kebenarannya dan dapat disusun pada waktu penelitian berlangsung berdasarkan data yang dikumpulkan Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh mahasiswa yang mengambil mata kuliah Entrepreneurship 5 pada TA. 2012/2013 semester ganjil, sedangkan untuk responden diambil sebanyak 50 mahasiswa yang terdiri dari 5 program studi seperti pada Tabel. 1 di bawah ini: Tabel 1 – Sampel Penelitian
Fakultas Manajemen Tehnologi Psikology Total
Program studi Manajemen Busines Internasional Manajemen Perhotelan Desain komunikasi visual Desain Interior Psikology
Sampel 31 4 6 4 5 50
Untuk melihat efektivitas dari model pembelajaran berbasis projek diadopsi dari metode pembelajaran experiential learning, terdiri dari 4 indikator yaitu: 1) Concrete experience, 2)Reflective observation, 3) abstrak conceptualization, 4) active experimentation. Hasil persepsi mahasiswa terhadap model pembelajaran berbasis projek yang diterapkan untuk mata kuliah Entrepreneurship 5 dengan tema Ekspor dan Impor adalah sebagai berikut: Tabel 2. Jawaban Responden
Indikator
Agree
%
Concrete experience Reflective observation abstrak conceptualization active experimentation
18 22 35 24
36 44 70 48
Strongly agree 32 28 15 26
%
total
%
64 56 30 52
50 50 50 50
100 100 100 100
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mata kuliah Entrepreneurship 5 ini diasuh oleh minimal 2 orang dosen dengan dengan latar belakang satu orang akademisi dan satu orang praktisi. Dosen tersebut merupakan kombinasi yang ideal, sebab dosen akademisi akan bertanggung jawab untuk memaparkan materi dengan pedagogis yang tepat, sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan aplikasi dilapangan, maka mahasiswa akan langsung mendapat bimbingan dari ahlinya, karena pengajar yang mempunyai pengalaman berwirausaha akan lebih mudah mendampingi proses ISBN : 978-602-97491-6-8 A-36-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
yang dijalankan mahasiswa. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Pinchot (1985) yang menyatakan bahwa suatu gagasan baru yang gagal diimplementasikan dapat menjadi pukulan psikologis dengan demikian tenaga pengajar yang memiliki pengalaman berwirausaha dapat menjadi mentor dan fasilitator karena selain teori juga dapat membahas kasus yang dihadapi mahasiswa. Mata kuliah Entrepreneurship 5 ini diajarkan dengan metode pendekatan projek, artinya bahwa mahasiswa tidak hanya belajar bagaimana teori untuk melakukan perdaganagan internasional (ekspor/impor) tetapi juga mahasiswa harus mempraktekan secara langsung melalui tugas projek mahasiswa. Dari hasil jawaban responden untuk masing-masing indicator adalah sebagai berikut: indikator Concrete Experience mendapat respon 36% mahasiswa menjawab setuju dan 64 % menjawab sangat setuju bahwa pengalaman pribadi maupun orang lain merupakan guru yang paling baik. Untuk itu maka diundang pembicara tamu dari kalangan praktisi yang sudah memiliki pengalaman yang cukup banyak di dunia ekspor untuk membagikan kendala dan tantangan yang dilakukan di dunia ekspor. Hal ini akan memberikan wawsan kepada mahasiswa untuk menghadapi kendala-kendala yang terjadi pada projeknya. Untuk dapat memahami bagaimana melakukan perdagangan internasional maka mahasiswa diminta untuk mengikuti pameran yang diadakan di Malaysia. Dengan demikian mereka mempunyai pengalaman bagaimana bertemu dengan pembeli potensial yang hadir dari berbagai Negara sehingga dapat mengasah soft skill mahasiswa untuk melakukan negosisai dengan pembeli potensial. Sebagai contoh barang yang akan dipasarkan ke pasar internasional adalah handicraft dari batok kelapa, seperti Gambar 2.
Gambar 2. Handicraft dari batok kelapa
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam metode pembejaran berbasis projek adalah reflective observation, disini mahasiswa akan membandingkan bagaimana pengalaman yang mereka peroleh untuk mendapatkan pembeli potensial dengan pengalaman dari para eksporter yang sudah berhasil. Untuk itu akan dilakukan diskusi dengan dosen/fasilitator kelas, tentang apa yang telah dilakukan dan dialami mahasiswa serta diharapkan mahasiswa dapat mengambil langkah-langkah porsitif untuk keberhasilan dari usahanya dibidang ekspor. Setelah itu mahasiswa akan masuk dalam tahapan abstract conceptualization, artinya dari pengalaman-pengalaman yang ada maka dapat memperoleh sesuatu yang baru seperti bagaimana harus menghadapi konsumen di dunia internasional dan bagaimana melakukan negosiasi agar dapat melakukan penjualan produk-produknya. Tahap akhir adalah active experimentation yaitu melakukan tindak lanjut dari projek untuk mendapatkan pengalaman baru lagi.
ISBN : 978-602-97491-6-8 A-36-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
KESIMPULAN DAN SARAN Pendidikan entrepreneurship adalah hal yang diperlukan untuk meningkatkan jumlah entrepreneur di Indonesia, karena jumlah entrepreneur di suatu Negara akan berkaitan dengan tingkat kemakmuran. Untuk itu Universitas Ciputra melalui misinya “Creating World Class Entrepreneur” ingin mencetak wirausaha muda. Untuk itu proses pembelajaran yang dilakukan adalah menerapkan projek sebagai media praktek mahasiswa, hal ini mengingat bahwa entrepreneurship adalah suatu seni, sehingga tidak dapat dipelajari secara teori tetapi harus terjun secara praktek langsung, artinya membangun kemampuan berwirausaha melalui mata kuliah entrepreneurship tidak bisa hanya dipelajari secara kognitif di dalam kelas, tapi harus huga dialami (afektif) dan dilakukan (psykomotorik) Melalui siklus belajar manusia dalam experiential learning, ,maka dapat diketahui bahwa melalui pengalaman orang lain dan pengalaman dilapangan, maka mahasiswa akan merefleksikan hal-hal yang diperoleh, kemudian mencari terobosan baru untuk menghadapi tantangan dan akan melakukan perbaiakn yang berkelanjutan. DAFTAR PUSTAKA Bygrave, William D. (1994). The Portable MBA in Entrepreneurship, John Wiley & Sons, Inc. Hendro, (2011), Dasar-Dasar Kewirausahaan, Penerbit Erlangga Hisrich, Robert P., and Michael P.Peters. (2005). Entrepreneurship, 5th edition, McGraw-Hill, New York Kolb, A. and Kolb D. A. (2001) Experiential Learning Theory Bibliography 1971-2001, Boston, Ma.: McBer and Co, http://trgmcber.haygroup.com/Products/learning/bibliography.htm Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Penerbit Erlangga, Jakarta. Pinchott, Gifford, (1985), Intrapreneuring, Why You Don’t Have to Leave the Corporation to Become an Entrepreneur, Harper & Row, Publishers, New York, The George Lucas Educational Foundation .(2005).Instructional Module Project Based Learning. Diambil dari http://www.edutopia.org/modules/PBL/whatpbl.p
ISBN : 978-602-97491-6-8 A-36-5