Nota Kuliah BBM3202
Pendahuluan Fitur Distingtif (ciri pembeza) ialah unit terkecil nahu
yang membezakan makna. Cth: Pasangan minimal [pagi] dan [bagi] yang dibezakan maknanya pada fitur tak bersuara [p] dan fitur bersuara [b]. Kajian tentang fitur distingtif telah dimulakan oleh golongan Prague School.
4-Nov-16
Adi Yasran, UPM
2
Pendahuluan Trubetzkoy dan Jakobson dari Prague School telah
memperkenalkan konsep dedua fitur distingtif. Konsep dedua ini telah diberi lambang (+) dan (-) oleh Chomsky dan Halle. Mereka telah memanfaatkan kajian fitur distingtif ini utk memperkenalkan teori fonologi generative melalui karya mereka, The Sound Pattern of English (SPE).
4-Nov-16
Adi Yasran, UPM
3
Teori Fitur Distingtif Berdasarkan teori fitur distingtif, fitur distingtif
dianggap sebagai elemen yang terkecil yang membina sesuatu fonem yang boleh membezakan makna. Setiap fitur lazimnya ditandai dengan dua kualiti yang berbeza (campur dan tolak) yang dikenali sebagai fitur binari/dedua seperti [+konsonantal] dan [-konsonantal]. Tanda ‘+’ menunjukkan kehadirannya, manakala tanda ‘–’ menunjukkan ketiadaannya.
4-Nov-16
Adi Yasran, UPM
4
Teori Fitur Distingtif Fonem dalam sesuatu bahasa itu boleh dianalisis atau
dipecahkan kepada satu set fitur. Fitur distingtif yang sering digunakan dalam analisis fonologi boleh dibahagikan kepada 5 bahagian, iaitu fitur kelas utama, fitur titik artikulasi, fitur badan lidah, fitur cara dan fitur laringal.
4-Nov-16
Adi Yasran, UPM
5
Fitur Kelas Utama Silabik [+sil]/tak silabik [-sil]
1.
Bunyi-bunyi silabik ialah bunyi yang menjadi puncak suku kata, manakala bunyi tak silabik tidak boleh berbuat demikian. Bunyi-bunyi silabik juga biasanya lebih nyaring berbanding dengan bunyi-bunyi tak silabik. [+sil] vokal, nasal, dan likuida silabik. [-sil] separuh vokal, geluncuran glotal, dan konsonan-konsonan lain.
4-Nov-16
Adi Yasran, UPM
6
2. Konsonantal [+kons]/tak
konsonantal [-kons] Bunyi konsonantal ialah bunyi yang dihasilkan dengan cara berlakunya penyekatan atau penyempitan pada terusan ujaran. Bunyi-bunyi tak konsonantal dihasilkan tanpa sebarang sekatan.
[+kons] [-kons]
4-Nov-16
hentian, frikatif, nasal, likuida. vokal, separuh vokal, geluncuran glotal.
Adi Yasran, UPM
7
3. Sonoran [+son]/ tak sonoran [-son] Bunyi sonoran dihasilkan dengan terusan ujaran terbuka luas dan dengan itu tekanan udara di
bahagian dalam dan luar mulut menjadi seimbang. Bunyi obstruen pula dihasilkan dengan cara berlakunya penyempitan pada terusan ujaran, dan ini meningkatkan tekanan udara di bahagian dalam mulut berbanding dengan udara di bahagian luar. [+ son] vokal, separuh vokal,likuida, nasal [- son] hentian, frikatif, geluncuran, glotal 4-Nov-16
Adi Yasran, UPM
8
Fitur Titik Artikulasi 4. Koronal [+kor]/tak koronal [-kor] Bunyi koronal dihasilkan dengan cara menaikkan daun lidah ke bahagian antara gigi
(dental) dan lelangit keras (palatal). [+kor] dental, alveolar, palatal [-kor] labial, velar, uvular, faringeal
4-Nov-16
Adi Yasran, UPM
9
5. Anterior [-ant]/tak anterior [- ant] Bunyi anterior dihasilkan dengan cara berlakunya penyempitan di bahagian depan gusi (alveolar).
[+ant] [-ant]
4-Nov-16
labial, dental, alveolar palatal, velar,uvular, faringeal
Adi Yasran, UPM
10
Fitur Badan Lidah 6. Tinggi [+ting]/tak tinggi [-ting] Bunyi tinggi dihasilkan dengan cara mengangkat badan lidah ke arah palatal.
[+tinggi] [- tinggi]
4-Nov-16
palatal, velar, separuh vokal, vokal tinggi. bunyi-bunyi lain.
Adi Yasran, UPM
11
7. Rendah [+ren]/ tak rendah [-ren] Bunyi rendah dihasilkan dengan cara menarik badan lidah jauh ke bawah dari bumbung mulut.
[+rendah] [-rendah]
4-Nov-16
faringeal, konsonan yang difaringealisasikan, vokal rendah. bunyi-bunyi lain.
Adi Yasran, UPM
12
8. Belakang [+bel]/depan [-bel] Bunyi belakang dihasilkan dengan keadaan badan lidah
ditarik ke belakang. [+belakang] velar, uvular, faringeal, separuh vokal, vokal tengah, vokal belakang. [-belakang] bunyi-bunyi lain.
4-Nov-16
Adi Yasran, UPM
13
9. Bundar [+bun]/hampar [-bun] Bunyi bundar dihasilkan dengan cara membundarkan bibir, manakala bunyi hampar dihasilkan dengan cara menghamparkan bibir.
[+bundar] vokal bundar, konsonan yang dilabialisasikan. [-bundar] bunyi-bunyi lain.
4-Nov-16
Adi Yasran, UPM
14
10. Advanced Tongue Root [+ATR]
lwn non-advanced tongue root [ATR]
4-Nov-16
Bunyi [+ATR] berlaku apabila pangkal lidah dikedepankan, manakala bunyi [-ATR] adalah sebaliknya. [+ATR] vokal tinggi, separuh tinggi, dan tengah. [-ATR] bunyi lain.
Adi Yasran, UPM
15
Fitur Cara 11. Kontinuan [+kont]/tak kontinuan
[-kont] Bunyi kontinuan dihasilkan dengan keadaan
terusan ujaran membenarkan pengaliran udara di dalam rongga mulut tanpa sebarang sekatan. [+kontinuan] vokal, separuh vokal, likuida, frikatif. [-kontinuan] hentian oral, nasal. 4-Nov-16
Adi Yasran, UPM
16
12. Nasal [+nas]/oral [-nas] Bunyi nasal dihasilkan dengan merendahkan
lelangit lembut supaya udara keluar melalui rongga hidung. Bunyi oral dihasilkan dengan cara menaikkan lelangit lembut supaya udara tidak keluar melalui rongga hidung. [+nasal] konsonan nasal, vokal yang dinasalisasikan. [-nasal] bunyi-bunyi lain. 4-Nov-16
Adi Yasran, UPM
17
13. Lateral [+lat]/ tak lateral [-lat] Bunyi lateral dihasilkan dengan cara udara keluar melalui sisi lidah.
[+lateral] [-lateral]
4-Nov-16
sisian. bunyi-bunyi lain.
Adi Yasran, UPM
18
14. Striden [+strid]/tak striden [-
strid] Bunyi striden dihasilkan dengan cara udara keluar dengan intensiti bunyi yang tinggi.
[+striden] [-striden]
4-Nov-16
frikatif, afrikat bunyi-bunyi lain
Adi Yasran, UPM
19
15. Lepas lewat [+LL]/tak lepas lewat
[-LL] Bunyi yang dihasilkan dengan cara udara dilepaskan dengan kadar yang agak lewat.
[+LL] [-LL]
4-Nov-16
afrikat. bunyi-bunyi lain.
Adi Yasran, UPM
20
16. bergetar [+getar] lwn tak bergetar
[-getar]
4-Nov-16
Bunyi bergetar dihasilkan apabila daerah artikulasi digetarkan. [+getar] konsonan getaran [-getar] Bunyi lain
Adi Yasran, UPM
21
17. Malar [+malar] lwn tak malar [-
malar]
4-Nov-16
Bunyi malar(an) (approximant) dihasilkan apabila dua alat artikulasi (articulator) yang hampir bertemu menghasilkan bunyi antara geseran (fricative) dan vokal. [+malar] lateral, separuh vokal. [-malar] bunyi lain.
Adi Yasran, UPM
22
Fitur Laringal 18. Bersuara [+sua] & tak bersuara [-
sua] Bunyi yang dihasilkan sambil menggetarkan pita
suara. [+sua] [-sua]
4-Nov-16
hentian bersuara, likuida, nasal, geluncuran dan vokal. bunyi lain.
Adi Yasran, UPM
23
19. Glotis tersebar [+GT] lwn glotis
tak tersebar [-GT]
Bunyi glotis tersebar dihasilkan apabila udara yang bergeser di pita suara disebarkan, manakala bunyi glotis tak tersebar adalah sebaliknya. [+GT] Frikatif glotis [h], bunyi beraspirasi [p] dll. [-GT]
4-Nov-16
Bunyi lain.
Adi Yasran, UPM
24
20. Glotis tersekat [+GS] lwn glotis
tak tersekat [-GS] Bunyi glotis tersekat (tersesak) dihasilkan apabila
udara yang keluar dari paru-paru disekat di pita suara. Bunyi glotis tak tersekat adalah sebaliknya. [+GS] hentian glotis. [-GS] bunyi lain.
4-Nov-16
Adi Yasran, UPM
25
Penggunaan Fitur Distingtif Penggunaan fitur distingtif ini agak fleksibel mengikut
keperluan sesuatu bahasa. Misalnya, fitur terbahagi (distributed) tidak dimasukkan dalam matriks fitur distingtif BM kerana fungsinya sama dengan fitur lepas lewat yang diwakili oleh bunyi afrikat [d] dan [t] sahaja. Dalam rumus fonologi generatif hanya satu atau beberapa
fitur sahaja digunakan bagi menyatakan kelas alamiah bagi sesuatu atau sekumpulan bunyi kerana penggunaan fitur yang banyak akan menyebabkan berlaku pertindanan fungsi atau kelewahan.
4-Nov-16
Adi Yasran, UPM
26
Kelewahan Sesuatu fitur itu dikatakan lewah apabila
kehadirannya dapat diramalkan berdasarkan nilai fitur yang lain dalam menspesifikasikan sesuatu segmen atau kelas alamiah/natural. Misalnya, fitur labial, dental, palatal dan velar adalah lewah kerana ia dapat diramal berdasarkan fitur anterior dan koronal. Cth lain: Dalam BM, fitur [+sil] sudah cukup bagi menggambarkan kesemua vokal, dan tidak perlu [-kons] kerana tiada konsonan silabik dalam BM. 4-Nov-16
Adi Yasran, UPM
27
Kelas Natural/Alamiah Dua atau lebih segmen dikatakan menganggotai satu
kelas natural jika segmen itu dapat dispesifikasikan dengan menggunakan sebilangan fitur yang sedikit berbanding dengan fitur yang diperlukan utk menspesifikasikan mana-mana segmen dalam kelas itu secara individu. Konsep kelas natural ini penting kerana lazimnya proses fonologi itu berlaku ke atas segmen yang tergolong dalam satu kelas natural dan bukannya pada segmen tertentu secara individu. Cth: Pembelakangan nasal dlm dialek Terengganu. 4-Nov-16
Adi Yasran, UPM
28
FITUR DISTINGTIF BAHASA MELAYU DAN KEBANYAKAN DIALEK MELAYU
1. Silabik
b d p t k t d s l r m n w j h i e u o a - - - - - - - - - - - - - - - - - - - + + + + + + + +
2. Konsonantal
+ + + + + + +
+
+ + +
+ + + + - - - + - - - - - - - -
3. Sonoran 4. Koronal
- - - - - - - + - - + - +
+
5. Anterior
+ + - + + - -
-
- + + + + + + -
+ + + + + + - - + + + + + + + + - + + - - - - - - - - - - - - + + - - - - - - - - - - - - - -
6. Tinggi
- - + - - + +
+
7. Rendah
- - - - - - -
-
8. Belakang
- - + - - + -
-
9. Bundar
- - - - - - -
-
- - - - -
10. ATR
- - - - - - -
-
- - -
- - - + + - - - - - - + + + - + - - - - + - - - - - - + + + - - - - - - - - - + + - + + - - +
11. Kontinuan
- - - - - - -
-
+ + +
+ + + + + + + +
12. Nasal
- - - - - - -
-
13. Lateral
- - - - - - -
-
14. Striden
- - - - - - + - - - - - - +
+ +
- - - - - - - - - - - - -
Fitur Distingtif/Segmen
- - - - - + + + + - - + - - + - - - - - - - - - - - - + + - - - - - - + -
- - - - + + + - - - + + + + - - - - + - - - - - - - - + - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
- - -
- - - - - - - - - - - - - - - -
-
- - + - + -
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - + + - - - - - - - - - -
19. Glotis Tersebar
+ + + - - - - - - - - - -
+ -
- + + - - -
+ + + + + + - - + + + + + + + + - - - - - - + - - - - - - - - -
20. Glotis Tersekat
- - - - - - -
-
- - -
- - - - - - - + - - - - - - - -
15. Lepas lewat
16. Bergetar 17. Malar 18. Bersuara
4-Nov-16
Adi Yasran, UPM
29
Kesimpulan Fitur distingtif perlu digunakan dalam analisis
fonologi kerana ia merupakan unit terkecil nahu yang membezakan makna. Analisis di peringkat fonem tidak dapat menggambarkan secara tepat proses fonologi yang berlaku.
4-Nov-16
Adi Yasran, UPM
30