PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM IBNU RUSYD Pemikiran Ekonomi Islam lahir dari kenyataan bahwa Islam adalah sistem yang diturunkan Allah SWT kepada seluruh manusia untuk menata seluruh kehidupan dalam seluruh ruang dan waktu. Kesatuan sumber ini melahirkan suatu karakteristik tertentu yang membedakan Islam dengan sistem yang lain. Ekonomi syari‟ah atau ekonomi Islam dalam sejarah pemikiran Islam, ada dan muncul sejak lahirnya Islam itu sendiri. Dia bukan bagian tersendiri atau buah pemikiran tersendiri yang muncul dikemudian hari. Islam yang diyakini oleh penganutnya oleh agama yang terakhir, menjadi penyempurna (kamil) dan paripurna atau komprehensif (syamil). Tentunya mengatur segala aspek kehidupan manusia baik yang menyangkut i‟tiqod, pola pikir maupun perilaku mayarakat, baik dalam tataran hubungannya dengan Al-Kholik (hablumminallah) dan sesama mahluknya (hablumminannas). . IBNU RUSYD (1126-1198 M) Hukum sebab akibat dalam gejala alam dan sosial termsuk hukum ekonomi Demand dan supply yang dikembangkan oleh ilmuwan berikutnya. Semakin tinggi tingkatan makhluk hidup itu, kata Rusyd, semakin tinggi pula berbagai macam kegiatan (termsuk konsumsi & produksi) dan pekerjaannya. Masyarakat dibagi kepada dua golongan: golongan elit yang terdiri daripada ahli falsafah dan masyarakat awammengilhami teori kelas Karl Marx
BIOGRAFI IBNU RUSYD (520-595 H / 1126-1198 M) Ibn Rusyd (Ibnu Rusyd) atau nama lengkapnya Abu Walid Muhammad Ibnu Ahmad lahir di Kardova pada tahun 1126. Beliau ahli falsafah yang paling agung pernah dilahirkan dalam sejarah Islam. Pengaruhnya bukan sahaja berkembang luas didunia Islam, tetapi juga di kalangan masyarakat di Eropah. Di Barat, beliau dikenal sebagai Averroes. Abu Walid Muhammad bin Ahmad bin Rusd lahir di Cordova tahun 520 H / 1126 M. Ibnu Rusyd mendapat kedudukan yang baik dari Khalifah Abu Yusuf Al-Mansur (masa kekuasannya 1184 – 1194 M) sehingga pada waktu itu Ibnu Rusyd menjadi raja semua pikiran tidak ada pendapat kecuali pendapatnya, dan tidak ada kata-kata kecuali-kata-katanya
Dia lebih dikenal dan dihargai di Eropa Tengah daripada di Timur (1) tulisan-tulisannya yang banyak jumlahnya itu diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan diedarkan serta dilestarikan, sedangkan teknya yang asli dalam bahasa Arab dibakar atau dilarang diterbitkan (2) Eropa pada zaman Renaissance dengan mudah menerima filsafat dan metode ilmiah sebagaimana dianut oleh Ibnu Rusyd, sedangkan di Timur ilmu dan filasafat mulai kikorbankan demi berkembangnya gerakan-gerakan mistis dan keagamaan. (3) Ibnu Rusyd lebih terkenal sebagai seorang filsuf yang bersebrangan dengan Al-Ghazali, yang ditunjukkan dalam bukunya Tahafutut-tahafut. (4) Sebagai pembela Aristoteles, Ibnu Rusyd menolak prinsip ijraul-adat dari Al-Ghazali, dan seperti Al-Farabi, dia juga mengemukakan prinsip hukum kausal dari Aristoteles Karangan-karangan Ibnu Rusyd dalam soal Filsafat: –
Tahafutul-Tahafut
–
Risalah fi Ta‟alluqi „Ilmillahi „an „Adami Ta‟alluqihi bil-Juziyat
–
Tafsiruma ba‟dath-Tahbiat
–
Fashlul-Maqal fi ma Bainal-hikmah wasy-Syariah Minal-Ittishal
–
Al-Kasyfu „an Manahijil „Adilah fi „Aqaidi Ahlil Millah
–
Naqdu Nahariyat ibni Sina „Anil-Mumkin Lidzatihi wal-Mumkin Lighairihi
–
Risalah fil-Wujudil-Azali wal-Wujudil-Muaqqat
–
Risalah fil-Aqli wal-Ma‟quili
Di dalam kitabnya, Fashul Maqal…, Ibnu Rusyd menandaskan bahwa logika harus dipakai sebagai dasar segala penilaian tentang kebenaran. Disamping itu Ibnu Rusyd juga mengritik pada kelemahan akal manusia sendiri dalam memecahkan masalah yang gaib dan aneh yang berhubungan dengan agama. Filsafat diwajibkan atau paling tidak dianjurkan dalam agama (agama dalam pengertian ini dianggap sama denan Syari‟ah, terutama Islam) sebab fungsi filsafat hanyalah membuat spekulasi atas yang maujud dan memikirkannya selama membawa kepada pengetahuan akan Sang Pencipta.
Al-Qur‟an memerintahkan manusia untuk berpikir (I’tibar) dalam banyak ayatnya seperti: “Berpikirlah, wahai yang bisa melihat.” Al-I’tibar merupakan suatu ungkapan Qur‟ani yang berarti sesuatu yang lebih dari sekadar spekulasi atau refleksi (nazar). Agama sejalan dengan filsafat tujuan dan tindakan filsafat sama dengan tujuan dan tindakan agama jika yang tradisional itu (al-mangul) ternyata bertentangan dengan yang rasional (al-ma’qul), maka yang tradisional harus ditafsirkan sedemikian rupa supaya selaras dengan yang rasional. Pokok tujuan syariat Islam yang sebenarnya menurut Ibnu Rusyd ialah pengetahuan yang benar dan amal perbuatan yang benar (al-ilmulhaq wal-amalul-haq). Ibnu Rusyd bermaksud mengadakan kompromi antara filsafat dan agama yang sepintas saling berlawanan satu sama lain. Menurut Ibnu Rusyd sebab pertama (prima causa) atau penggerak pertama itulah yang disebut Tuhan. Ibnu Rusyd menetapkan bahwa tiap-tiap sesuatu mempunyai sebab (illat) yang mempengaruhi apa yang datang sesudahnya, dan yang terpengaruh oleh apa yang ada sebelumnya, danbegitu seterusnya sampai kepada sebab yang pertama. Menurut Ibnu rusyd, apabila kita membaca Al-Qur‟an dan memahaminya benar-benar, akan nampak kepada kita penunjukkannya kepada sifat kenabian, sebab Al-Qur‟an berisi pengetahuan-pengetahuan gaib yang tidak dikenali oleh Nabi Muhammada saw.
Sebelum menerima wahyu, dan
susunan serta gaya bahasanya tidak sama dengan ragam bahasa selurh orang Arab Antara karya besar yang pernah dihasilkan oleh Ibnu Rusyd termasuk : 1. "Kulliyah fit-Thibb" yang mengandungi 16 jilid, mengenai medis secara umum, 2. Mabadil Falsafah (Pengantar Ilmu Falsafah), 3. Tafsir Urjuza yang membicarakan medis dan tauhid, 4. Taslul, buku mengenai ilmu kalam, 5. Kasyful Adillah, yang mengungkap persoalan falsafah dan agama, 6. Tahafatul Tahafut, ulasannya terhadap buku Imam Al-Ghazali yang berjudul Tahafatul Falaisafah, dan 7. Muwafaqatil Hikmah Wal Syari'a yang menyentuh persamaan antara falsafah dengan agama.
8. Buku "Kulliyah fit-Thibb" telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada tahun 1255 oleh Bonacosa, orang Yahudi dari Padua. 9. Diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul General Rules of Medicine. Bidang falsafahnya, telah mempengaruhi ahli falsafah Barat. Dua orang ahli falsafah Eropah, yaitu Voltaire dan Rousseau dikatakan bukan sekadar terpengaruh oleh falsafah Ibnu Rusyd, tetapi memperolehi ilham dari karyanya. 10. Pemikiran Voltaire dan Rousseau telah mencetuskan era Renaissance di Perancis sehingga merubah wajah Eropah keseluruhannya sebagaimana yang ada pada hari ini. Masyarakat Barat sebenarnya terhutang budi kepada Ibnu Rusyd karena pemikirannya, baik secara langsung ataupun tidak langsung, telah mencetuskan revolusi di benua Eropah. 11. Pemikirannya memungkinkan masyarakat di sana keluar daripada zaman kegelapan menuju era kemajuan industri yang pesat. Hospital Les Quinze-Vingt yang juga merupakan hopital pertama di Paris didirikan oleh Raja Louis IX berdasarkan model hospital Sultan Nuruddin di Damsyik yang metode medisnya meniru idea dan pemikiran Ibnu Rusyd. Berkaitan dengan penciptaan alam, Rusyd yang menganut teori Kausalitas (hukum sebab-akibat):setidaknya ada tiga dalil untuk menjelaskan teori itu, kata Rusyd, yaitu: 1. Pertama, dalil inayah yakni dalil yang mengemukakan bahwa alam dan seluruh kejadian yang ada di dalamnya, seperti siang dan malam, matahari dan bulan, semuanya menunjukkan adanya penciptaan yang teratur dan rapi yang didasarkan atas ilmu dan kebijaksanaan. Dalil ini mendorong orang untuk melakukan penyelidikan dan penggalian yang terus menerus sesuai dengan pandangan akal fikirannya. Dalil ini pula yang akan membawa kepada pengetahuan yang benar sesuai dengan ketentuan Alquran. 2. Kedua, dalil ikhtira' yaitu asumsi yang menunjukkan bahwa penciptaan alam dan makhluk di dalamnya nampak jelas dalam gejala-gejala yang dimiliki makhluk hidup. Semakin tinggi tingkatan makhluk hidup itu, kata Rusyd, semakin tinggi pula berbagai macam kegiatan dan pekerjaannya. Hal ini tidak terjadi secara kebetulan. Sebab, bila terjadi secara kebetulan, tentu saja tingkatan hidup tidak berbeda-beda. Ini menunjukkan adanya pencipta yang mengatur kehidupan. Dalil ini sesuai dengan
syariat Islam, dimana banyak ayat yang menunjukkan perintah untuk memikirkan seluruh kejadian alam ini. 3. Ketiga, dalil gerak disebut juga dalil penggerak pertama yang diambil dari Aristoteles. Dalil tersebut mengungkapkan bahwa alam semesta bergerak dengan suatu gerakan yang abadi, dan gerakan ini mengandung adanya penggerak pertama yang tidak bergerak dan berbenda, yaitu Tuhan. 4. Terlepas dari perbedaan itu, betapapun Ibnu Rusyd telah mengajarkan kita prinsip dan nilai-nilai beragama yang rasional, toleran, dan ramah. Pengalaman dan pelajaran yang baik di masa lalu itu pula yang pernah mengantarkan kejayaan Islam di abad pertengahan. 5. Barat Terkagum Karya Rusyd Pemikiran dan karya-karya Ibnu Rusdy sampai ke dunia Barat melalui Ernest Renan, seorang penulis dan sejarawan asal Perancis. Renan, penulis biografi Rusyd berjudul Averroes et j'averroisme mengatakan, filosof Rusyd telah menulis lebih dari 20 ribu halaman dalam berbagai disiplin ilmu. 6. Apresiasi dunia Barat yang demikian besar terhadap karya Rusyd, kata Alfred Gillaume dalam "Warisan Islam", menjadikan Rusyd lebih menjadi milik Eropa dari pada milik Timur. "Averroisme tetap merupakan faktor yang hidup dalam pemikiran Eropa sampai kelahiran ilmu pengetahuan eksperimental modern," tulis Gillaume. 7. "Ibnu Rusyd adalah seorang rasionalis, dan menyatakan berhak menundukkan segala sesuatu kepada pertimbangan akal, kecuali dogma-dogma keimanan
yang
diwahyukan. Tetapi ia bukanlah free thinker, atau seorang tak beriman," tulis Phillip K Hitti. 8. Ia melepaskan belenggu taklid dan menganjurkan kebebasan berpikir ulas pemikiran Aristoteles dengan cara bebas. Demikian besar pengaruhnya di Eropa, hingga di Eropa timbul gerakan Averroeisme (Ibn Rusydisme) yang menuntut kebebasan berpikir. Pihak gereja menolak pemikiran rasional yang dibawa gerakan Averroeisme ini. 9. Berawal dari gerakan Averroeisme inilah di Eropa kemudian lahir reformasi pada abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad ke-17 M. Buku-buku Ibn Rusyd dicetak di Venesia tahun 1481, 1482, 1483, 1489, dan 1500 M. Bahkan edisi lengkapnya terbit
pada tahun 1553 dan 1557 M. Karya-karyanya juga diterbitkan pada abad ke-16 M di Napoli, Bologna, Lyonms, dan Strasbourg, dan di awal abad ke 17 M di Jenewa. 10. Pengaruh peradaban Islam, termasuk di dalamnya pemikiran Ibn Rusyd, ke Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di universitasuniversitas Islam di Spanyol, seperti universitas Cordova, Seville, Malaga, Granada, dan Salamanca. Selama belajar di Spanyol, mereka aktif menerjemahkan buku-buku karya ilmuwan-ilmuwan muslim. 11. Pusat penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah pulang ke negerinya, mereka mendirikan sekolah dan universitas yang sama. Universitas di Eropa adalah Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1231 M, tiga puluh tahun setelah wafatnya Ibn Rusyd. Di akhir zaman pertengahan Eropa, baru berdiri 18 buah universitas. Di dalam universitas-universitas itu, ilmu yang mereka peroleh dari universitas-universitas Islam diajarkan, seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti, dan filsafat. Pemikiran filsafat yang paling banyak dipelajari adalah pemikiran al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Rusyd. 12. Ibnu Rusyd juga membahas masalah kemasyarakatan masyarakat dibagi kepada dua golongan: golongan elit yang terdiri daripada ahli falsafah dan masyarakat awam. 13. Strata sosial ini merupakan awal mula pembahagian masyarakat berdasarkan kelas seperti yang dilakukan oleh ahli falsafah terkemudian, seperti Karl Max dan mereka yang sealiran dengannya. 14. Ibnu Rusyd tidak diragukan lagi tokoh ilmuwan Islam yang tiada tolok bandingannya. Malahan dalam banyak hal, pemikiran Ibnu Rusyd jauh lebih besar dan berpengaruh jika dibandingkan dengan ahli falsafah yang pernah hidup sebelum zamannya ataupun setelahnya