Pembuatan Asam Salisilat
3 APRIL 2014
PEMBUATAN ASAM SALISILAT DARI MINYAK GANDAPURA Tujuan: Membuat asam salisilat dari minyak gandapura Menentukan titik leleh asam salisilat Widya Kusumaningrum (1112016200005), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu’nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati. Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas lslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRAK Gandapura (Gaultheria fragran-tissima) merupakan tanaman minyak atsiri yang cukup potensial, karena mengandung metil salisilat sangat tinggi yang banyak digunakan dalam industri makanan, minuman, farmasi dan kosmetik
Minyak gandapura dimanfaatkan untuk membuat Asam salisilat. Asam salisilat bermanfaat dalam bidang kesehatan untuk obat. Asam salisilat digunakan sebagai obat karena pka nya 3, yang berarti asam lemah. Kebanyakan obat-obatan ialah asam lemah atau basa lemah.
Kata kunci : asam salisilat, gandapura, titik leleh asam salisilat
W i d ya K u s u m a n i n g r u m ( 1 1 1 1 2 0 1 6 2 0 0 0 0 5 )
Page 1
Pembuatan Asam Salisilat
3 APRIL 2014
I.
PENDAHULUAN Gandapura (Gaultheria fragran-tissima) merupakan tanaman minyak atsiri yang
cukup
potensial,
karena
mengandung metil
salisilat
sangat
tinggi
yang
banyak
digunakan dalam industri makanan, minuman, farmasi dan kosmetik (Hernani, 2004). Asam salisilat dapat diproduksi dengan beberapa cara sebagai berikut: Proses pembuatan asam salisilat dari Gandapura dengan steam distillation Gandapura (Gaultheria fragrantissima) dikenal juga sebagai oil of wintergreen, merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri. Minyak gandapura memiliki kandungan asam salisilat tinggi, mencapai 93%-98%. Tanaman gandapura tumbuh pada dataran tinggi, 1300- 3300 dpl (Tantia, dkk, dalam Hernani, 2004). Pengambilan minyak gandapura dilakukan dengan proses steam distillation yang umumnya beroperasi secara batch. Steam akan membawa minyak gandapura dan saat campuran ini dilewatkan suatu condenser, akan terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas yang lebih ringan berupa minyak gandapura dan lapisan bawah yang lebih berat berupa air. Kelebihan proses: lapisan minyak atsiri bersifat immiscible dari lapisan air stillation, energi yang diperlukan relatif lebih sedikit karena tidak memerlukan proses pemisahan lebih lanjut Kekurangan proses: umlah bahan baku fluktuatif dan terbatas, bergantung pada persediaan tanaman gandapura yang tumbuh hanya pada daerah tertentu kukan secara batch sehingga tidak memungkinkan untuk mendapatkan kapasitas yang besar
W i d ya K u s u m a n i n g r u m ( 1 1 1 1 2 0 1 6 2 0 0 0 0 5 )
Page 2
Pembuatan Asam Salisilat
3 APRIL 2014
Asam salisilat banyak dimanfaatkan dalam bidang kesehatan terutama sebagai aspirin. Kebanyakan obat bersifat asam lemah atau basa lemah yang biasanya dalam larutan terdapat dalam bentuk ion dan bentuk non ion. Molekul obat dalam bentuk non ion biasanya larut dalam lipid dan akan mudah berdifusi pasif melalui membran. Pka adalah pH ynag diperlukan agar suatu obat terionisasi sebesar 50 %,. Asam salisilat dimanfaat untuk pH karena pH nya rendah yaitu 3.00 dan bersifat tidak terlalu asam (Staf Pengajar Departemen Farmakologi, 2004). Asam salisilat adalah turunan dari asam karboksilat. Suatu asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus karboksil, -COH. Gugus karboksil mengandung sebuah gugus karbonil dan sebuah hidroksil: antar-aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktivan kimia yang unik untuk asam karboksilat. Asam karboksilat penting secara biologis maupun komersial. Aspirin adalah sebuah asam karboksilat, seperti juga asam oleat. Sifat kimia yang paling menonjol (dari) asam karboksilat ialah keasamaanya. Dibandingkan dengan asam mineral seperti HCl dan HNO3 (pka sekitar 1 atau lebih rendah). Asam karboksilat adalah asam lemah (pka yang khas adalah sekitar 5) (Fessenden, 1986: 6465). Asam amino salisilat dalam bentuk orto, berupa kristal jarum tak berwarna, bobot titik leleh 1580C, sedikit larut dalam air (Hadyana, dkk, 1993: 15). II.
ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA ALAT DAN BAHAN
JUMLAH
Corong
1 buah
Statif
1 buah
Ring
2 buah
Ice bath
1 buah
Batang pengaduk
1 buah
Bunsen
1 buah
Batu didih Indikator universal W i d ya K u s u m a n i n g r u m ( 1 1 1 1 2 0 1 6 2 0 0 0 0 5 )
1 buah Page 3
Pembuatan Asam Salisilat
3 APRIL 2014
Kertas saring
1 buah
Cawan petri
1 buah
Batang pengaduk
1 buah
Gelas kimia
2 buah
Minyak gandapura 100 %
5 ml
NaOH 6M
15 ml
Es batu Kaki tiga dan kawat kasa
2 buah
H2SO4
15 ml
Socklet
Seperangkat
H2O
13 ml
H2O 900 C
25,7 ml
Termometer alkohol
1 buah
Termometer raksa
1 buah
Kaleng susu yang berisi minyak goreng
Langkah kerja: 1) Masukkan 5 ml minyak gandapura ke dalam labu, tambahkan NaOH 6 M 15 ml dan tambahkan batu didih. Panaskan sampai endapan melarut. 2) Diamkan sampai dingin, pindahkan ke dalam gelas kimia (di dalam ice bath), kemudian tambahkan H2SO4 15 ml. 3) Ukur pH pada sampel. Rentang pH 1-2. 4) Saringlah sampel, dan cuci residu dengan 13 ml H2O. Setelah residu dicuci masukkan residu ke dalam gelas kimia dan tambahkan 25,7 ml H2O hangat. 5) Diamkan larutan di dalam ice bath selama 10 menit. 6) Saring dan simpan residu untuk menguji titik lelehnya. 7) Ambil pipa kapiler, masukkan asam salisilat yang sudah dibuat ke dalam pipa kapiler. 8) Pipa kapiler diikat dengan termometer raksa, panaskan di dalam kaleng yang berisi minyak goreng untuk menguji titik lelehnya. W i d ya K u s u m a n i n g r u m ( 1 1 1 1 2 0 1 6 2 0 0 0 0 5 )
Page 4
Pembuatan Asam Salisilat
3 APRIL 2014
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN Langkah Kerja
5 ml minyak gandapura + 15 ml NaOH
Pengamatan Terbentuk endapan putih
Panaskan 5 ml minyak gandapura + 15 ml Endapan melarut NaOH Uji pH
pH= 1
Ditambahkan 15 ml H2SO4
Terbentuk endapan putih
Pengukuran Titik leleh
1570C
Asam salisilat dibuat dari minyak gandapura dengan konsentrasi 100 %. Minyak gandapura di reaksikan dengan NaOH 6 M membentuk endapan berwarna putih. Kemudian dipanaskan agar endapan melarut dengan alat yang bernama socklet. Setelah terbentuk endapan, diamkan sampai dingin, pindahkan ke dalam gelas kimia (di dalam ice bath), kemudian tambahkan H2SO4 15 ml. Setelah penambahan H2SO4 mengukur pH pada sampel. pH yang didapat yaitu 1, pH yang baik yaitu pada nilai 2. Berdasarkan teori, pka asam salisilat adalah 3 karena menunjukkan keasamannya yang lemah. Sedangkan saat pembuatan pH nya 1, oleh karena itu apabila dalam pembuatan asam salisilat ph yang baik adalah 2, karena tingkat keasamannya tidak terlalu tinggi. Kemudian setelah mengukur pH, menyaring sampel dan mencuci residu dengan 13 ml H2O. Setelah mencuci residu, residui masukkan ke dalam gelas kimia dan tambahkan 25,7 ml H2O hangat. Diamkan larutan di dalam ice bath selama 10 menit dan melakukan penyaringan kembali sampel untuk mendaptkan asam salisilat. Residu atau endapan yang terbentuk yaitu berwarna putih, bila di pegang tekstur seperti bubuk bedak, atau obat dalam bentuk serbuk. Asam salisilat telah selesai dibuat, dan segera di uji titik lelehnya. Menguji titik leleh asam salisilat dilakukan dengan cara yaitu, menggunakanl pipa kapiler dan asam salisilat dimasukkan pipa kapiler setinggi 0,5 cm. Pipa kapiler diikat dengan termometer raksa, dan dimasukkan ke dalam kaleng yang berisi minyak goreng untuk menguji titik lelehnya. Didapatlah titik leleh metil salisiat yang dibuat yaitu 1570C W i d ya K u s u m a n i n g r u m ( 1 1 1 1 2 0 1 6 2 0 0 0 0 5 )
Page 5
Pembuatan Asam Salisilat
3 APRIL 2014
Asam amino salisilat dalam bentuk orto, berupa kristal jarum tak berwarna, bobot titik leleh 1580C, sedikit larut dalam air (Hadyana, dkk, 1993: 15). Perbedaannya hanya sedikit, presentase kesalahan sebesar 0,6 %. Presentase kesalahan di dapatkan dari
= 0,6 %
IV.
KESIMPULAN Dengan demikian, berdasarkan data hasil percobaan dan pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa: 1) Asam salisilat dapat dibuat dari minyak gandapura yang konsentrasinya 100 %. 2) Asam salisilat atau asam salisilat digunakan untuk obat yaitu aspirin karena pH nya yang rendah karena kebaanyakan obat adalah asam lemah atau basa lemah. 3) Titik leleh asam salisilat 1570C. V.
DAFTAR PUSTAKA Fessenden & Fessenden. 1986. KIMIA ORGANIK Edisi ketiga Jilid 2. Jakarta:
Erlangga. Pujaatmaka, Hadyana A, dkk. 1993. KIMIA PANGAN. Penerbit: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Staf pengajar departemen farmakologi fakultas kedokteran universitas sriwijaya.2004. KUMPULAN KULIAH FARMAKOLOGI, Ed 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
W i d ya K u s u m a n i n g r u m ( 1 1 1 1 2 0 1 6 2 0 0 0 0 5 )
Page 6
Pembuatan Asam Salisilat
3 APRIL 2014
Hernani.2004. GANDAPURA :PENGOLAHAN, FITOKIMIA, MINYAK ATSIRI DAN
DAYA
HERBISIDA.
http://balittro.litbang.deptan.go.id/ind/images/publikasi/bul.vol.15.no.2/4-HernaniGandapura.pdf . Diakses 15 April 2014. Tantia, dkk. 2004. Prarancangan Pabrik Asam salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan
Kapasitas
30.000
Ton/Tahun.
http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=download&sub=DownloadFile&act=view&typ=html&fi le=285136.pdf&ftyp=potongan&tahun=2013&potongan=S1-2013-285136-chapter1.pdf
.
diakses 15 April 2014.
W i d ya K u s u m a n i n g r u m ( 1 1 1 1 2 0 1 6 2 0 0 0 0 5 )
Page 7