Diklus, Edisi XVII, Nomor 01, September 2013 241
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PEMBINAAN WARGA BINAAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II A WIROGUNAN YOGYAKARTA Oleh: Fitria Pradini Sisworo
[email protected] FIP Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) bentuk pemberdayaan perempuan melalui pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan Perempuan, (2) persepsi Warga Binaan Pemasyarakatan Perempuan dengan adanya pemberdayaan perempuan melalui pembinaan yang dilakukan, (3) faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan pemberdayaan perempuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan subjek penelitian Petugas Lembaga Pemasyarakatan, Pembina Teknis, dan Warga Binaan Pemasyarakatan Perempuan. Semua data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan interpretasi yang didahului dengan trianggulasi untuk mengetahui keabsahan data Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) pemberdayaan perempuan yang dilakukan dalam bentuk pembinaan psikis, fisik, dan keterampilan sehingga terjadi perubahan kondisi spiritual, sikap, dan bertambahnya keterampilan dari Warga Binaan Pemasyarakatan Perempuan, (2) faktor pendukung dalam pelaksanaan pemberdayaan perempuan yaitu potensi Warga Binaan Pemasyarakatan Perempuan adalah yang sangat dominan untuk dikembangkan dan Petugas Pemasyarakatan yang disiplin serta mampu bekerja sama dengan pihak luar yang memberikan bantuan (3) faktor menghambat dalam pelaksanaan pembinaan adalah masih kurangnya tenaga pembina dan alat yang digunakan untuk pembinaan serta Warga Binaan Pemasyarakatan Perempuan yang tidak masuk dalam bimbingan kerja. Kata kunci : pemberdayaan perempuan, Lembaga Pemasyarakatan ABSTRACT
This research aimed to describe: (1) a form of empowerment of women through coaching Women Prisoners, (2) Women's perception of prisoners by the empowerment of women through coaching is done, (3) supporting factors and the factors inhibiting the implementation of women's empowerment. This research used the qualitative approach with subject Officers Correctional Institutions, All data were analyzed by using the interpretation of which is preceded by triangulation to determine the validity of the data. These results indicate that (1) the empowerment of women is done in the form of psychological development, physical, and skills resulting in a change of spiritual conditions, attitudes, and increasing the skills of prisoners women, (2) supporting factors in the empowerment of women, the potential Women Prisoners is a very dominant woman to be developed and Officers Correctional Institutions are disciplined and able to work with outside parties who provide assistance (3) inhibiting factor in the implementation of coaching is still a shortage of coaches and coaching tool used for women prisoners who are not included in the guidance work. Keyword: women empowerment, penitentiary
244 Pemberdayaan Perempuan Melalui Pembinaan Warga Binaan ……….Fitri
merupakan
PENDAHULUAN Permasalahan
perempuan
yang
bangsa.
insan
pembangunan
Pembangunan
akan
suatu
berhasil
kompleks di Indonesia seperti perempuan
apabila warga masyarakat suatu negara
masih dipandang lemah dan tidak berdaya
ikut serta berpartisipasi dalam mencapai
sangatlah memprihatinkan dan ini sangat
tujuan pembangunan baik itu laki – laki
berpengaruh terhadap kehidupan bangsa.
maupun perempuan mengingat Indonesia
Perempuan
mampu
memiliki jumlah perempuan yang besar
mengemban tugas sebagai ibu rumah
yang merupakan modal dasar dalam
tangga sehingga sebagian dari mereka
pembangunan yang digunakan sebagai
tidak mengenyam pendidikan karena hal
tenaga
tersebut lebih diutamakan untuk laki –
diberkembangkan dengan baik dengan
laki.
jumlah berdasarkan sensus bulan Agustus
dianggap
hanya
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS)
pada
perempuan
2011
menyebutkan,
Indonesia
memiliki
yang
produktif
yang
dapat
2010 yaitu 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783
perempuan
(http://id.wikipedia.org/wiki/Sensus_Pend
melanjutkan
uduk_ Indonesia_2010). Menurut Soeroto
pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Pada
dalam buku Pembangunan Masyarakat
tahun yang sama, data BPS menyebut,
(Soetomo, 2009: 193) “dalam tinjauan
angka partisipasi murni (APM) perempuan
yang lebih bersifat ekonomis, sumber daya
jenjang
manusia
kecenderungan
SD
tidak
90
persen
lebih,
APM
dimaksudkan
sebagai
semua
perempuan jenjang SMP 69 persen lebih.
kegiatan manusia yang produktif dan
Sedang APM perempuan jenjang SMU 48
semua
persen
sumbangan
lebih
potensinya
untuk
yang
memberikan
produktif
kepada
pendapat
tersebut
(http:edukasi.kompas.com/read/2009/12/1
masyarakat”. Dari
0/06355199/Buta.Aksara.Didominasi.Pere
dapat disimpulkan bahwa Sumber daya
mpuan).
manusia merupakan hal terpenting dalam
Keterpurukan kaum perempuan
menyebabkan masih rendahnya sumber
membangun
daya manusia yang dimiliki perempuan
disayangkan masih rendahnya sumber
untuk mengembangkan potensi yang ada
daya manusia yang dimiliki sebagian
dalam dirinya.
perempuan karena rendahnya pendidikan
Potensi perempuan
yang
sangatlah
ada
dalam
penting
diri untuk
dikembangkan karena perempuan juga
disertai
bangsa.
dengan
Hal
sulitnya
ini
sangat
memperoleh
pekerjaan dan tidak memiliki keterampilan yang
cukup
sehingga
mengakibatkan
terperangkap
dalam
kemiskinan.
Diklus, Edisi XVII, Nomor 01, September 2013 245
Kemiskinan yang terjadi menyebabkan
Wirogunan Yogyakarta merupakan salah
mereka
satu
ikut
menggeluti
dunia
kerja
upaya
dalam
pemberdayaan
dengan alasan membantu suami dalam
perempuan. Pembinaan yang dilakukan
memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
agar
Sulitnya
dan
Perempuan tetap memperoleh haknya di
tentang
Lapas dalam berbagai aspek pembinaan
menyebabkan
yang kelak sangat berguna bagi mereka
sebagian masyarakat tidak terkecuali kaum
agar mereka tetap percaya diri dan
perempuan
mendapatkan
memperoleh
pekerjaan
kurangnya
pengetahuan
pelanggaran
hukum
menggunakan
segala
cara
Warga
Binaan
bekal
Pemasyarakatan
baik
pengetahuan
untuk memperoleh penghasilan seperti
maupun keterampilan yang nantinya akan
pencurian, penipuan, bahkan pembunuhan
berguna bagi mereka ketika mereka telah
yang jelas – jelas perbuatan tersebut
kembali
termasuk ke dalam tindakan kriminalitas
berperan
yang melanggar hukum. Kaum perempuan
pembangunan bangsa dan negara. Selain
yang
tindakan
itu masyarakat juga harus mendukung
kriminalitas tersebut perlu mendapatkan
kaum perempuan tersebut dan bersedia
pemberdayaan
kembali mereka berbaur dalam masyarakat
terjerumus
ke
dalam
perempuan
melalui
ke
masyarakat aktif
serta
kembali
dalam
pembinaan agar kaum perempuan yang
tanpa
terjerumus dalam tindakan tersebut tidak
kehidupan akan lebih serasi dan selaras
mengulanginya lagi.
kembali. Maka dari itu pemberdayaan
Lembaga Pemasyarakatan bertugas
mengucilkan
dapat
sangat
mereka
penting
sehingga
dilakukan
untuk
untuk membentuk (warga binaannya agar
memberdayakan kaum perempuan yang
dapat menjadi manusia yang lebih baik,
pernah terjerat kriminalitas.
menyadari kesalahan yang telah diperbuat,
Namun tidak dipungkiri bahwa
dapat memperbaiki diri serta tidak akan
pembinaan yang dilakukan di Lembaga
mengulangi tindak pidana yang pernah
Pemasyarakatan juga belum begitu optimal
mereka serta tidak mngulangi kesalahan
dilakukan
misalnya
yang sama kembali. Peran masyarakat juga
kurangnya
tenaga
sangat
mendukung
kelebihan kapasitas. Dari latar belakang
pembinaan di Lapas dan juga dalam sikap
inilah peneliti ingin mengkaji tentang
menerima kembali warga binaan yang
pemberdayaan
kelak berbaur kembali bersama mereka.
pembinaan
diperlukan
Pembinaan
dalam
yang
dilakukan
di
Lembaga Pemasyarakatan Klas II A
harapam
yang dapat
karena pembina
maupun
perempuan
melalui
dilakukan menjawab
masih
dengan
bagaimana
perempuan yang terjerumus dalam tindak
246 Pemberdayaan Perempuan Melalui Pembinaan Warga Binaan ……….Fitri
kriminalitas
itu
dibina
dan
kebermanfaatannya bagi mereka.
penelitian
dilengkapi
Jenis Penelitian Penelitian
menggunakan
deskriptif
kualitatif
untuk
mendiskripsikan tentang pemberdayaan perempuan
melalui
pembinaan
yang
dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wirogunan Yogyakarta
dilaksanakan
pada
bulan
Desember 2013 hingga bulan September 2013 di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A
Wirogunan
Jalan
Taman
Siswa
Yogyakarta.
Tenaga
dengan
Petugas
Teknis
Warga
dan
Binaan
Pemasyarakatan. Maksud dari pemilihan subjek ini adalah untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam
sumber
sehingga
data
yang
diperoleh diakui kebenarannya. Penentuan subjek penelitian dalam penelitian ini
sampling dilakukan dengan mengambil orang – orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut ciri – ciri spesifik dan dimiliki oleh sampel itu serta dipilih dengan cermat hingga relevan dengan desain penelitian (Nasution, 2006: 98).
Target/Subjek Penelitian Penentuan
adalah
menggunakan purpose sampling. Purpose
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian
ini
Pemasyarakatan,
METODE PENELITIAN
pendekatan
Yang menjadi subjek penelitian dalam
Tahap-tahap yang akan dilakukan dalam
subjek
dilakukan
penelitian
ini
adalah
pertama
tahap
dengan kriteria tertentu sesuai dengan
pengumpulan data awal yaitu melakukan
tujuan
penelitian
observasi awal untuk mengetahui susasana
diperlukan sebagai pemberi keterangan
tempat, wawancara informal dengn pihak
mengenai
pengelola
penelitian.
data-data
Subjek
dan
informasi-
Lembaga
Pemasyarakatan
informasi yang menjadi sasaran penelitian.
Wirogunan. Selanjutnya tahap penyusunan
Yang menjadi subjek penelitian dalam
proposal. Dalam tahap ini dilakukan
penelitian
penyusunan proposal dari data-data yang
ini
adalah
Petugas
Pemasyarakatan, Pembina Teknis dan
telah
Warga
Pemasyarakatan
penyusunan data awal. Setelah proposal
Perempuan. Penentuan subjek dilakukan
disetujui oleh dosen maka dilakukan
dengan kriteria tertentu sesuai dengan
pengurusan
tujuan
penelitian
Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan dan
diperlukan sebagai pemberi keterangan
dimulailah pengumpulan data dan analisis
mengenai
data.
Binaan
penelitian.
data-data
Subjek
dan
informasi-
informasi yang menjadi sasaran penelitian.
dikumpulkan
Pada
ijin
untuk
tahap
melalui
tahap
penelitian
ini
ke
dilakukan
pengumpulan terhadap data-data yang
Diklus, Edisi XVII, Nomor 01, September 2013 247
sudah didapat dan dilakukan analisis data
umumnya adalah data kualitatif, sehingga
untuk
pengorganisasian data , display
teknik analisis data yang digunakan harus
data, interpretasi data dan penyimpulan
jelas dan sesuai dengan penelitian yang
data. Terakhir, tahap penyusunan laporan.
sedang
Tahapan ini dilakukan untuk menyusun
kualitatif pengolah data menggunakan
seluruh data dari hasil penelitian yang
teknik analisis deskriptif kualitatif yang
didapat dan selanjutnya disusun sebagai
digunakan dengan tujuan mendiskripsikan
laporan pelaksanaan penelitian.
tentang
Data, Intrumen, dan Teknik
(Sugiyono, 2011: 243-245).
dilakukan,
data
dalam
yang
penelitian
sedang
dianalisis
Analisis data yang akan digunakan
Pengumpulan Data Data dikumpulkan melalui wawancara,
dalam penelitian ini adalah mengacu pada
observasi,
yang
konsep analitik (Milles dan Huberman,
pertanyaan.
1992: 16-20) tentang interaktif model yang
dan
dilengkapi
dokumentasi
dengan
daftar
Semua data yang terkumpul dianalisis
menghasilkan
dengan menggunakan interpretasi yang
tahapan-tahapan sebagai berikut:
didahului
1. Pengumpulan Data yaitu data yang
dengan
mengetahui observasi,
trianggulasi
keabsahan pedoman
untuk
datapedoman
wawancara
dan
diperoleh observasi
analisa
dari dan
data
hasil
kedalam
wawancara,
dokumentasi
dicatat
dokumentasi. Menurut Moleong 2011: 9)
dalam catatan lapangan yang terdiri dari
menjelaskan
dua aspek yaitu deskripsi dan refleksi.
bahwa
dalam
penelitian
kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan
orang
lain
merupakan
alat
2. Reduksi Data adalah proses pemilihan, pemusatan
perhatian
pada
pengumpul data utama. Peneliti sebagai
penyederhanaan, pengabstarakan, dan
instrument
transformasi data yang muncul dari
peneliti
berfungsi
dalam
mengambil inisiatif yang berhubungan
catatan-catatan tertulis dilapangan.
dengan penelitian. Inisiatif ini meliputi
3. Penyajian Data yaitu hasil reduksi data
pencarian data, pembuat pertanyaan untuk
yang disajikan dalam laporan secara
tanya wawancara dan sebagai pengolah
sistematik yang mudah dibaca atau
data.
dipahami
baik
Teknik Analisis dan Keabsahan Data
maupun
bagian-bagiannya
Data penelitian kualitatif diperoleh dari
konteks sebagai satu kesatuan.
berbagai sumber, dengan menggunakan
4. Penarikan
sebgai
Kesimpulan.
keseluruhan dalam
Tahapan
teknik pengumpulan yang bermacam-
dimana peneliti harus memaknai data
macam,
yang terkumpul kemudian dibuat dalam
data
yang
diperoleh
pada
248 Pemberdayaan Perempuan Melalui Pembinaan Warga Binaan ……….Fitri
bentuk pernyataan singkat dan mudah
untuk mendapatkan data dari sumber yang
dipahami
sama. Peneliti menggunakan wawancara
dengan
mengacu
pada
masalah yang diteliti.
mendalam, dan dokumentasi untuk sumber
Teknik pengujian keabsahan data menurut
data
(Lexy Moleong, 2011: 324) menjelaskan
(Sugiyono, 2010: 241). Pengertian ini
bahwa untuk menetapkan keabsahan data
diterapkan
diperlukan
pemberdayaan
teknik
pemeriksaan
yang
yang
sama
saat
secara
ingin
serempak
mengetahui
perempuan
melalui
didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu,
pembinaan Warga Binaan di Lembaga
yang
Pemasyarakatan Klas II A
meliputi
drajat
kepercayaan,
Wirogunan
keteralihan, kebergantungan dan kepastian.
Yogyakarta. Dalam penelitian ini, peneliti
Keabsahan data dalam penelitian ini
melakukan
menggunakan teknik trianggulasi metode
membandingkan data observasi dengan
dan sumber.
hasil wawancara Petugas Pemasyarakatan
Trianggulasi
diartikan
sebagai
dan
trianggulasi
Warga
Binaan
dengan
cara
Pemasyarakatan
teknik pengumpulan data yang bersifat
Perempuan dan membandingkan keadaan
menggabungkan
subjek.
dari
bebagai
teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah
ada.
Bila
peneliti
melakukan
HASIL
PENELITIAN
DAN
pengumpulan data dengan trianggulasi,
PEMBAHASAN
maka sebenarnya peneliti mengumpulkan
Lembaga
data dan sekaligus menguji kredibilitas
Wirogunan Yogyakarta merupakan salah
data, yaitu mengecek kreadibilitas data
satu salah satu lembaga pemerintahan yang
dengan berbagai bentuk pengumpulan data
bertugas untuk membina masyarakat yang
dan
Trianggulasi
menjadi Warga Binaan Masyarakat di
menghilangkan konstruksi kenyataan yang
Lembaga tersebut baik laki – laki maupun
ada dalam konteks suatu studi sewaktu
perempuan.
berbagai
mengumpulkan
sumber.
data
tentang
berbagai
Pemasyarakat
Klas
II
A
Pembinaan yang dilakukan kepada
kejadian dan hubungan dari berbagai
Warga Binaan Pemasyarakatan Perempuan
pandangan dengan kata lain peneliti dapat
merupakan salah satu cara penanggulangan
me-recheck
kriminalitas
temuannya
membandingkannya
dengan
dengan
cara
berbagai
sumber ( Lexy Moleong, 2011: 332). Peneliti
menggunakan
pengumpulan data yang berbeda – beda
upaya
dalam
pemberdayaan perempuan. Hal ini menjadi penting
teknik
serta
Diklus, Edisi XVII, Nomor 01, September 2013 249
karena bertujuan untuk menumbuhkan,
akhir masa pidana dimana dalam tahap ini
mengembangkan, meningkatkan potensi
Warga
yang
mengajutan
ada
di
dalam
Warga
Binaan
Pemasyarakatan dan mengembangkan diri
mampu
Pemasyarakatan
cuti
dapat
menjelang
bebas,
menerima pelepasan bersyarat.
agar kelak ketika bebas Warga Binaan Pemasyarakatan
Binaan
Perencanaan
yang
dilakukan
bersosialisasi
sebelum pelaksanaan pembinaan dilakukan
kembali dengan masyarakat dan berperan
pada tahap awal dimana pembinaan yang
kembali dalam pembangunan..Tujuan ini
dilakukan
berkaitan dengan adanya pemberdayaan
dimiliki Warga Binaan Pemasyarakatan
perempuan
yang
yaitu
pemberdayaan
berdasarkan
kemudian
perempuan merupakan upaya peningkatan
semua
kemampuan
bersangkutan.
perempuan
dalam
Petugas
potensi
didiskusikan
yang
bersama
Pemasyarakatan Materi
yang
yang
yang
memperoleh akses dan kontrol terhadap
disampaikan disesuaikan dengan kompetisi
semua sumber daya dalam seluruh aspek
dari masing – masing pembina dan
kehidupan (Andi Hanindito, 2011: 11)”.
disampaikan
secara
sederhana
sesuai
Pembinaan yang dilakukan melalui
dengan program yang diberikan. Metode
tiga tahap pembinaan bagi Warga Binaan
yang digunakan dalam pembinaan adalah
Pemasyarakatan sejak awal masuk Lapas
tanya jawab, ceramah, dan praktek serta
hingga keluar yaitu tahap awal yaitu
media yang digunakan dalam pembinaan
masuk sampai 1/3 masa pidana dimana
disesuaikan dengan jenis pembinaan yang
dalam tahap ini adalah tahap pengenalan
dibantu dengan alat praktek dan sebagian
baik
besar sebagai sumber adalah dari buku.
identitas
Warga
Binaan
Pemasyarakatan, potensi – potensi yang
Dalam pelaksanaan
mereka miliki serta pengenalan mereka
menjadi dua jenis tahap pembinaan yaitu
terhadap
pembinaan kepribadian dan pembinaan
terhadap
lingkungan
Lapas.
Tahap berikutnya adalah tahap lanjutan
kemandirian.
(1/3 sampai 1/2
bertujuan
masa pidana) dimana
pembinaan dibagi
Pembinaan
untuk
kepribadian
mewujudkan
Warga
dalam tahap ini akan dilakukan pembinaan
Binaan Pemasyarakatan Perempuan dalam
secara optimal karena dalam tahap ini akan
pengembangan kepribadian diri ke arah
dibangun kepercayaan diri dan pembinaan
yang lebih baik. Pembinaan ini meliputi
yang sifatnya memberikan bekal bagi
pembinaan
Warga Binaan Pemasyarakatan
sebagai
kesehatan,
pembinaan
berbangsa
dan
persiapan untuk kembali ke masyarakat
bernegara,
pembinaan
psikologi,
dan
kembali. Tahap terakhir adalah 2/3 sampai
pembinaan
pendidikan
umum.
kerokhanian,
pembinaan
Untuk
250 Pemberdayaan Perempuan Melalui Pembinaan Warga Binaan ……….Fitri
pembinaan kemandirian bertujuan untuk
Dalam
mengembangkan potensi yang ada di
pemberdayaan
dalam
pembinaan banyak faktor yang mendukung
diri
setiap
Pemasyarakatan
Warga
sehingga
Binaan
kelak
akan
setiap
pelaksanaan
perempuan
pelaksaannya
melalui
yaitu
Petugas
berguna dan dapat diterapkan ketika kelak
Pemasyarakatan yang ramah dan disiplin,
kembali
pembinaan yang sesuai dengan kebutuhan
ke
Pembinaan
lingkungan kemandirian
masyarakat. ini
meliputi
Warga
Binaan
Pemasyarakatan
pembinaan bakat, pembinaan keterampilan
Perempuan, Kerjasama yang baik antar
seperti pembinaan menjahit, pembinaan
pembina, adanya bantuan dari masyarakat,
persalonan, dan pembinaan handycraft dan
partisipasi Warga Binaan Pemasyarakatan
pembinaan
Program
yang tinggi dalam pembinaan, serta adanya
melalui
Warga Binaan Pemasyarakatan Perempuan
berbasis
yang
memasak.
pemberdayaan pembinaan
perempuan
yang
dilakukan
membantu
pembina
dalam
potensi alam adalah program keterampilan
pelaksanaan pembinaan. Namun, tidak
memasak
selamanya
yang
sebagian
besar
pemberdayaan
perempuan
mamanfaatkan sumber daya alam lokal
melalui pembinaan ini berjalan dengan
seperti singkong dan pembinaan yang
mulus
berbasis sosial budaya adalah pembinaan
menghambat pelaksanaannya yaitu masih
kesenian.
adanya Warga Binaan Pemasyarakatan
Evaluasi yang dilakukan melalui
yaitu
Perempuan
adanya
yang
faktor
masih
yang
kurang
metode tanya jawab dan pengamatan
memperhatikan pada saat pelaksanaan
langsung
pembinaan,
terhadap
Warga
Binaan
Pemasyarakat Perempuan Pembinaan
masih
kurangnya
tenaga
pembina contohnya dalam pembinaan dilakukan
psikologi, masih kurangnya alat dalam
sangatlah memberikan sumbangsih yang
pembinaan, serta bimbingan kerja yang
sangat
tidak dilakukan kepada Warga Binaan
besar
yang
terhadap
pemberdayan
perempuan terutama bagi Warga Binaan
Pemasyarakatan Perempuan.
Pemasyarakatan perempuan hal ini terlihat dari
kondisi
Pemasyarakatan
Warga setelah
Binaan
pendapatrkan
pembinaan yaitu kondisi psikis, fisik, dan keterampilan yang bertambah ke arah yang lebih baik daripada sebelumnya.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pembinaan yang dilakukan di Lembaga merupakan salah satu langkah dalam memberdayakan perempuan dikarenakan
Diklus, Edisi XVII, Nomor 01, September 2013 251
pembinaan yang dilakukan di Lembaga
pendidikan umum, dan berbangsa dan
Pemasyarakatan Klas II A Wirogunan
bernegara.
Yogyakarta
ini
untuk
kemandirian meliputi pembinaan bakat
meningkatkan
kualitas
Binaan
dan pembinaan keterampilan seperti
program
menjahit, persalonan, memasak, dan
bertujuan
Pemasyarakatan pembinaan
Warga
melalui
yang
diberikan
seperti
pembinaan psikis, fisik, dan keterampilan serta
menyiapkan
Pemasyarakatan
Warga
kelak
setelah
Sedangkan
pembinaan
handycraft. 4. Metode
yang
digunakan
adalah
Binaan
ceramah, tanya jawab, dan praktek serta
bebas
materi yang disampaikan disesuikan
memiliki rasa percaya diri dan mampu
dengan
menyadari
kesalahan yang dulu pernah
program
diperbuat
dan
pembelajaran sebagian besar bersumber
tidak
mengulanginya
kembali sehingga mereka kelak dapat berbaur
dan
lingkungan
diterima
kembali
di
masyarakat dan berperan
kompetensi
pembina
pembinaan
serta
media
dari buku 5. Evaluasi
yang
dilakukan
melalui
metode tanya jawab dan pengamatan
kembali dalam pembangunan bangsa dan
langsung
negara.
Pemasyarakat Perempuan
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian
dan
6. Program
terhadap
Warga
pemberdayaan
Binaan
perempuan
yang telah dilakukan dan pembahasan
melalui pembinaan yang dilakukan
yang telah dipaparkan, maka dapat ditarik
berbasis potensi alam adalah program
kesimpulan sebagai berikut:
keterampilan memasak yang sebagian
1. Pembinaan dilakukan melalui 3 tahap
besar mamanfaatkan sumber daya alam
pembinaan tahap awal (masuk sampai
lokal seperti singkong dan pembinaan
1/3 m.p), tahap lanjutan (1/3 sampai1/2
yang berbasis sosial budaya adalah
m.p),
pembinaan kesenian.
tahap akhir (2/3 m.p sampai
bebas).
7. kondisi Warga Binaan Pemasyarakatan
2. Perencanaan pembinaan dilakukan pada
setelah pendapatrkan pembinaan yaitu
saat tahap awal dengan melihat potensi
kondisi psikis, fisik, dan keterampilan
dari masing – masing Warga Binaan
yang bertambah ke arah yang lebih baik
Pemasyarakatan Perempuan
daripada sebelumnya.
3. Pembinaan
yang
dilakukan
dibagi
8. Faktor
pendukung
dari
melalui
adanya
menjadi dua jenis yaitu pembinaan
pemberdayaan
pembinaan
kepribadian
meliputi
pembinaan
adalah 1) Petugas Pemasyarakatan yang
kesehatan,
kerokhanian,
psikologis,
ramah dan disiplin, 2) kerjasama yang
252 Pemberdayaan Perempuan Melalui Pembinaan Warga Binaan ……….Fitri
baik antar pembina, 3) partisipasi yang
pembinaan yang berbasis sosial budaya
tinggi Warga Binaan Pemasyarakatan
dan potensi alam
Perempuan,
4)adanya
pembinaan
dari
pembinaan
dilakukan
bantuan
masyarakat,
5)
berdasarkan
kebutuhan WBP Perempuan, 6) adanya
3. Adanya penambahan alat pembinaan 4. Adanya penambahan tenaga pembina psikologis 5. Pembina harus lebih tegas apabila ada
WBP Perempuan yang ikut membantu
WBP
pembina
dalam pelaksanaan pembinaan.
9. Faktor
penghambat
dalam
melaksanakan pemberdayaan melalui
yang
kurang
memperhatikan
DAFTAR PUSTAKA
kurang
Hanindito, Andi. 2011.Berdaya Bersama Perempuan Indonesia. Jakarta: Kementrian Sosial RI.
memperhatikan dalam pembinaan, 2)
Huberman dkk. 1992. Analisis Data
masih kurang tenaga pembina dalam
Kualitatif. Jakarta: Universitas
pembinaan psikologis, 3) kurangnya
Indonesia Press.
pembinaan yaitu 1) masih adanya WBP Perempuan
yang
alat pembinaan, 4) bimbingan kerja
Nasution, 2006. Metode Research. Jakarta:
belum dilakukan kepada Warga Binaan Pemasyarakaan
Perempuan
karena
Bumi Aksara
maka terdapat beberapa saran yang peneliti
Permana, Eric. 2013. Hapus Diskriminasi Terhadap Perempuan. Diakses dari (http:edukasi.kompas.com/read /2009/12/10/06355199/Buta.A ksara.Didominasi.Perempuan). Pada tanggal 8 Nopember 2013, jam 21.00 WIB.
ajukan, diantaranya:
Sugiyono.
masa pidana yang relatif pendek.
SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini
1. Metode yang diberikan sudah baik namun
akan
lebih
baik
apabila
dilakukan dalam bentuk permainan sehingga akan lebih menarik serta penyampaian
materi
menggunakan
media elektronik seperti LCD sehingga lebih menarik dan lebih efektif 2. Diperlukan permberdayaan
penambahan perempuan
2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
melalui
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta. Sensus Penduduk Indonesia 2010. 2010. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Se nsus_Penduduk_Indonesia_20 10. Senin, 20 Februari 2013, jam 11.00 WIB