Journal of Indonesian Public Administration and Governance Studies (JIPAGS)
p-issn: 2549-0435 e-issn: 2549-1431
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KORBAN ANAK YANG DILACURKAN DI KAWASAN EKS LOKALISASI PANTAI HARAPAN PANJANG KOTA BANDAR LAMPUNG Eha Saleha Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UPBJJ-UT Serang Universitas Terbuka Jl. Raya Jakarta Km. 7 Pakupatan, Serang, Banten 42122 Email:
[email protected] Abstract This study saw efforts to empower women victims AYLA (prostituted children) in the area of the former localization Pantai Harapan Panjang Bandar Lampung City and the factors supporting and hindering development activities undertaken by non-governmental organizations (NGOs) Children's Crisis Centre (CCC) and conducted by the Women's Empowerment and child Protection (BPPA) and the Department of Social Lampung Bandar Lampung. This study uses a qualitative method with case studies of collective research strategies AYLA 130 female victims. The results showed that empowerment is the care and counseling of victims AYLA do with activities to help the victims when dealing with pimps or perpetrator, victim assistance when dealing with cases in the police and the courts, victim support when counseling with a psychologist / counselor, assistance when medical examination, when the victim assistance courses, training, apprenticeship and discussions, accompaniment of victims to return to a new place or return to its original place. Training for 130 victims of AYLA managed by NGOs CCC include: culinary training, dance training, hairdressing and computer training. Financial aid amounting to 1.5 million and 5 million Rupiah. Inhibiting factor is the empowerment of trauma and habits, economic factors, broken home and the budget is not enough of BPPA and Social Service Bandar Lampung. While the supporting factors of empowerment are all elements to support and assist the process of mentoring. Keywords: Empowerment, Women, Children prostituted
dengan dikeluarkannya Peraturan daerah Kota
PENDAHULUAN Pemberitaan media yang marak pada awal
Bandar Lampung Nomor 15 Tahun 2012
tahun 2016 tentang penggusuran lokalisasi
tentang Larangan Perbuatan Prostitusi dan
Kalijodo
Tunasusila
Jakarta
yang
dilakukan
oleh
dalam
Wilayah
Kota
Bandar
pemerintah DKI Jakarta dan isu-isu yang
Lampung, namun aktivitas transaksi seks, di
menyeruak tentang prostitusi, kekerasan seksual
antaranya melibatkan pekerja seks anak dan
dan pelecehan seksual mengingatkan tentang
remaja
penutupan lokalisasi Pantai Harapan Kelurahan
sembunyi-sembunyi di kawasan eks lokalisasi
Panjang Kecamatan Panjang Kota Bandar
Pantai Harapan Panjang.
Lampung. Penutupan Lokalisasi Pantai Harapan
masih
AYLA
Panjang tersebut terjadi pada tahun 2012
terus
atau
berlangsung
anak
yang
secara
dilacurkan
termasuk dalam kasus-kasus ESKA (Eksploitasi
62
Saleha, Pemberdayaan Perempuan Korban Anak Yang Dilacurkan
Seksual Komersial Anak) yang umum terjadi di
kemampuan perempuan korban AYLA untuk
Bandar Lampung selain kasus pornografi anak,
memenuhi kebutuhannya agar tidak bekerja
dan trafficking (perdagangan/jual beli) anak
kembali sebagai PSK di eks kawasan pelacuran
untuk tujuan seksual adalah salah satu masalah
maupun tempat-tempat lainnya. Disisi lain
sosial yang membutuhkan perhatian khusus
kurangnya modal untuk berwirausaha dan
karena dampak yang akan ditanggung oleh anak
rendahnya
korban pelacuran sangat serius baik kerugian
meningkatnya
maupun bahayanya bagi kehidupan masa depan
beberapa perempuan korban AYLA untuk
si anak. Anak korban pelacuran sangat rentan
kembali ke pekerjaan sebelumnya.
terhadap hinaan, eksploitasi, penipuan dan
tingkat
pendidikan
kebutuhan
hidup
serta
mendesak
Kondisi di atas sungguh memprihatinkan
marginalisasi, tetapi juga banyak diantara
dan
mereka yang tidak dapat menikmati hak
pemerintah/LSM/masyarakat
memperoleh
layak,
akademisi tidak cepat menyelamatkan “hidup”
pemenuhan kebutuhan dasar, serta hak untuk
korban AYLA/ESKA dari kehidupan yang
berkembang secara sehat baik jasmani maupun
kelam sebagai penjaja seks muda dapat
rohani. Anak-anak yang diperdagangkan dalam
dipastikan mata rantai dari keberadaan dari
kondisi yang sangat memprihatinkan berakhir
prostitusi makin sulit untuk diputus. Anak-anak
dengan
perempuan yang seharusnya masih duduk di
pendidikan
dieksploitasinya
yang
mereka
menjadi
pekerja seks komersial.
menarik
untuk
diteliti
karena
jika
termasuk
para
bangku sekolah akhirnya harus putus sekolah
Untuk mengatasi masalah di atas Badan
belum pada waktunya. Terlebih lagi beberapa
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
kasus yang muncul di awal tahun 2016 seperti
Anak (Badan PP dan PA) Provinsi Lampung,
tertangkapnya beberapa mucikari dan artis
Dinas Sosial Kota Bandar Lampung dan LSM
perempuan dalam transaksi prostisuti online
Children Crisis Center (CCC) Lampung telah
serta kasus-kasus yang menunjukkan rentannya
melakukan
upaya
perempuan dijadikan objek eksploitasi dan
pemberdayaan dan perlindungan anak dan
kekerasan seksual semakin meningkat dengan
perempuan yang mengalami korban kekerasan
bebasnya akses internet dan pergaulan bebas di
seksual sesuai dengan Peraturan Presiden
kalangan
Nomor 18 tahun 2014 tentang Perlindungan dan
kewaspadaan akan bahaya yang mengintai
Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam
kaum perempuan dan anak.
pendampingan
sebagai
Konflik Sosial.
Merujuk
Pemberdayaan pendampingan, keterampilan
tersebut
konseling, dasar
untuk
dan
berupa
masyarakat
pada
meningkatkan
realitas
sosial
yang
demikian, maka peneliti merasakan pentingnya
pelatihan
penelitian
meningkatkan
pemberdayaan
63
yang
mengkaji
perempuan
korban
tentang AYLA
JIPAGS, Volume 01 Nomor 01 Januari Tahun 2017, 62-77
dengan membuat rumusan masalah dalam
terhadap berbagai macam sumber (mencakup
penelitian
upaya
fisik dan intelektual) dan ideologi meliputi
pemberdayaan perempuan korban AYLA (Anak
(keyakinan, nilai dan pemikiran) (Zakiyah,
Yang Dilacurkan) di kawasan eks lokalisasi
2010:44).
Pantai
adalah
Harapan
bagaimanakah
Panjang
Kota
Bandar
Lampung dan apakah faktor pendukung dan
Pengertian Pemberdayaan Perempuan
penghambat dari kegiatan pemberdayaan yang
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor
dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat
14 tahun 2014 tentang Perlindungan dan
(LSM) CCC (Children Crisis Center) di Kota
Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam
Bandar Lampung maupun yang dilakukan oleh
Konflik Sosial bab. 1 pasal 1 ayat 3
Badan
pemberdayaan perempuan dan anak adalah
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak (Badan PP dan PA)
upaya
penguatan
Provinsi Lampung serta Dinas Sosial Kota
kualitas hidup, dan peningkatan partisipasi
Bandar Lampung.
perempuan
dan
hak
anak
asasi,
peningkatan
dalam
membangun
pemberdayaan
perempuan
perdamaian. Indikator
TINJAUAN PUSTAKA
miskin
Pengertian Pemberdayaan Dalam kamus besar bahasa Indonesia
dapat dikatakan berhasil apabila
mencapai
3
indikator
yaitu
a.
Indikator
istilah pemberdayaan berasal dari kata “daya”
keluaran (indicator output) ditandai dengan
yang berarti kemampuan melakukan sesuai atau
telah
bertindak,
berarti
terhadap sejumlah perempuan miskin. B.
mengusahakan agar mampu mendatangkan
Indikator hasil (income indicator) ditandai
hasil (KBBI, 2008:324).
dengan perempuan miskin yang diberdayakan
mendayagunakan
diselenggarakannya
pemberdayaan
Pengertian pemberdayaan adalah sebuah
telah mampu berusaha ekonomi produktif
proses dengan mana orang menjadi cukup kuat
sesuai dengan keterampilan mereka.c. Indikator
untuk
berbagai
dampak (impact indicator) ditandai dengan
pengontrolan atas dirinya, dan mempengaruhi
perempuan miskin yang diberdayakan telah
terhadap
mampu hidup layak mampu mengembangkan
berpartisipasi
dalam
kejadian-kejadian
serta
lembaga-
lembaga yang mempengaruhi kehidupannya.
usaha,
Pemberdayaan didefinisikan sebagai proses
membantu perempuan lain yang masih miskin
dimana
(Miran, 2010:292).
pihak
dan
yang
tidak
berdaya
kontrol
yang
lebih
banyak
keadaan
dalam
perempuan yang diberdayakan yaitu perempuan
kehidupannya. kontrol ini meliputi kontrol
miskin yang masuk dalam kategori penyandang
mendapatkan terhadap
kondisi
atau
bisa
berorganisasi/bermasyarakat
Menurut
64
Edi
(2009:66-67)
bahwa
Saleha, Pemberdayaan Perempuan Korban Anak Yang Dilacurkan
masalah
kesejahteraan
sosial
diintervensi
sendiri
dengan
pendidikan
yaitu :
ekonomi untuk pengembangan usaha bagi mikro
dimana
pemberdayaan
bimbingan,
konseling,
serta
bantuan
perempuan yang termarjinalkan.
dilakukan terhadap klien secara individu melalui
pelatihan
bimbingan,
melalui tiga aras atau matra pemberdayaan
a. Aras
dan
pendampingan,
Pengertian Pelacuran Perempuan
stress
Menurut Sofyan S. Willis (2005: 27)
management, crisis intervention dengan
suatu pelacuran merupakan perilaku seks bebas
tujuan membimbing dan melatih klien
yang dilakukan secara tidak sah menurut hukum
menjalankan
dan agama yang terjadi di dalam masyarakat.
tugas-tugas
dalam
kehidupannya. b. Aras
Pelacuran juga merupakan suatu perilaku
mezzo
dilakukan
dimana dengan
pemberdayaan
menyimpang dengan tujuan komersial, yang
menggunakan
mana perilaku ini melanggar norma, kaidah dan
kelompok
sebagai
media
intervensi,
pendidikan
dan
pelatihan,
dinamika
masyarakat, yang melakukan tidak saja akan
kelompok digunakan sebagai strategi
mendapat sanksi kode etik dan nilai dari
meningkatkan kesadaran, pengetahuan,
masyarakat melainkan pula sanksi agama dan
keterampilan dan sikap-sikap klien agar
hukum.
memiliki
kemampuan
nilai-nilai
makro
dimana
yang
berlaku
dalam
memecahkan
permasalahan yang dihadapinya. c. Aras
sosial
Pelacuran Anak
pemberdayaan
Pelacuran
anak
bawah
merupakan
memandang klien sebagai orang yang
menawarkan jasa seksual dari seorang anak
memiliki kompetensi
untuk memahami
yang belum mencapai 18 (delapan belas) tahun
situasi-situasi mereka sendiri dan untuk
oleh seseorang atau kepada orang lainnya
memilih serta menentukan strategi yang
dengan imbalan uang atau imbalan lain.
tepat untuk bertindak.
Prostitusi anak adalah tindakan mendapatkan
Jadi pemberdayaan perempuan adalah
atau menawarkan jasa seksual dari seorang anak
berbagai usaha-usaha pengalokasian kembali
oleh seseorang atau kepada orang lainnya
kekuasaan melalui pengubahan struktur sosial
dengan imbalan uang atau imbalan lainnya
merupakan
(Farid, 1999).
dari
pemberdayaan
perempuan dimana posisi perempuan akan membaik
hanya
ketika
perempuan
dapat
mandiri dan mampu menguasai atas keputusankeputusan yang berkaitan dengan kehidupanya
65
mendapatkan
umur,
dilakukan dengan sistem besar yang
konsep
tindakan
di
atau
JIPAGS, Volume 01 Nomor 01 Januari Tahun 2017, 62-77
Pendampingan Korban Anak Yang
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode
Dilacurkan Menurut R.Primahendra (2002:6) bahwa
kualitatif deskriptif dengan strategi penelitian
pendampingan adalah kegiatan pemberdayaan
studi kasus kolektif
masyarakat dengan
menempatkan tenaga
AYLA. Menurut Denzin dkk (2009:299-303)
pendamping yang berperan sebagai fasilitator,
studi kasus ditentukan oleh minat pada kasus-
komunikator dan dinamisator yang artinya
kasus individual eksploratif korban AYLA yang
peran pendamping hanya sebatas pada pemberi
terlibat dalam pelacuran di Pantai Harapan
fasilitas,
Panjang Kota Bandar Lampung.
saran,
bantuan
konsultatif,
pada
pengambilan
penyeimbang
tidak
keputusan.
Beberapa
pendampingan
Karakteristik Informan
penanganan korban menurut Yuyun Affandi
Pada
(2010:167-168) diantaranya adalah a. Pendampingan pengembalian
subbab
karakteristik
informan,
penulis akan memberikan gambaran tentang
sosial nama
130 perempuan korban
berupa
profil pribadi nara sumber baik nara sumber
yaitu
dari Lembaga Swadaya Masyarakat Children
baik,
pernyataan bahwa mereka.
Crisis Center(CCC), dari Badan Pemberdayaan
b. Tidak bersalah, dengan yang perlu
Perempuan
dan
Anak
(BPPA)
Provinsi
diperhatikan dalam memperlakukannya
Lampung dan dari Dinas Sosial (Dinsos) Kota
secara wajar.
Bandar Lampung maupun perempuan korban
c. Pendampingan
kesehatan,
berkaitan
anak-anak yang dilacurkan (AYLA). Profil
dengan reproduksi maupun psikisnya.
informan mencakup pendidikan terakhir, usia
d. Pendampingan ekonomi, berupa ganti
dan pekerjaan. Pendidikan terakhir artinya
kerugian akibat kejadian.
pendidikan
e. Pendampingan hukum, agar korban
bangku
dimana
informan
pendidikan
terakhir
mengenyam atau
yang
mendapatkan keadilan, pelaku
dijalaninya pada saat dilakukan penelitian,
mendapatkan sanksi serta menghindari
pekerjaan adalah aktivitas sehari-hari yang
jatuhnya korban berikutnya.
dilakukan oleh informan dan usia adalah umur
Berdasarkan undang-undang nomor 23
dari
informan
penelitian.
Gambaran
dari
tahun 2004 tentang pengapusan kekerasan
informan yang diwawancarai oleh peneliti
dalam rumah tangga
secara mendalam yaitu :
bahwa pendampingan
oleh pekerja sosial dan bantuan hukum pada
a. Syafrudin yang merupakan Direktur
setiap tingkat proses pemeriksaan sesuai dengan
CCC (Children Crisis Centre) yakni
ketentuan peraturan perundang-undangan.
mengenyam
pendidikan terakhir SI
Komunikasi di Unila tahun 1998, usia 66
Saleha, Pemberdayaan Perempuan Korban Anak Yang Dilacurkan
38 tahun lahir di Jakarta 1980. Awal
bekerja berjualan baju
karirnya dimulai dengan aktif di LSM
bernyanyi organ tunggal.
LAdA (Lembaga Advokasi Anak) tahun 2004 sampai 2006,
dan
ikut
b. T saat ini masih berumur 16 tahun dan
kemudian pada
bersekolah di SMA kelas II. Tinggal di
tahun 2007 membentuk atau mendirikan
daerah Kampung Sawah Way Lunik
LSM baru bersama rekan-rekannya yang
Panjang. T bergabung dengan CCC
juga berasal dari LadA, LSM tersebut
tahun 2015. T yang bertubuh langsing
bernama CCC.
menceritakan kegiatan yang dia ikuti
b. Heni Astuti lahir pada tahun 1970
ketika di CCC dan keterlibatannya
adalah Ketua Badan Pemberdayaan
dalam kasus anak yang dilacurkan dan
Perempuan
sekarang T masih bekerja serabutan.
Lampung.
dan
Anak
Mengenyam
Provinsi pendidikan
c. AFY berumur 18 tahun dan tidak
terakhir Magister Ilmu Pemerintahan di
menyelesaikan
sekolahnya
ditingkat
Unila tahun 2009.
sekolah dasar dan bergabung dengan
c. Muzarin Daudlahir tahun 1966 adalah
dengan LSM CCC tahun 2015 karena
Kepala Bidang Pelayanan dan Rehab
diajak oleh rekan yang memiliki profesi
Dinas Sosial Kota Bandar Lampung.
yang sama yang sebelumnya telah
Mengenyam pendidikan terakhir S2 di
bergabung dengan LSM CCC dan saat
Unila.
ini berjualan pulsa dan gorengan.
Selanjutnya penulis akan menggambarkan
Selain itu sejak tahun 2010 sampai
tiga orang informan perempuan korban AYLA
dengan tahun 2015 dari 130 anak perempuan
dengan mencantumkan nama inisial mewakili
yang mengalami kasus pelacuran mulai dari
13 orang yang di wawancarai oleh peneliti
yang anak perempuan berumur 14 tahun
tanggal 26 September 2016 dan 07 Oktober
sebanyak 6.9%, anak perempuan berumur 15
2016 sebagai berikut:
tahun sebanyak 24.6%, anak perempuan yang
a. P berusia 14 tahun saat bekerja sebagai
berumur 16 tahun sebanyak 33.0%, dan anak
PSK di eks lokalisasi Pantai Harapan
perempuan yang berumur 17 tahun berumur
Panjang
tinggal
36.2%.
Panjang
Kota
di
daerah
Bandar
Pidada
Lampung,
menamatkan pendidikan di
Anak
perempuan
tersebut sebanyak 37.7 %
sekolah
perempuan
bersekolah
korban
AYLA
merupakan anak
dan
62.3%
tidak
menengah pertama dan mendapatkan
bersekolah yang hampir semuanya tinggal di
advokasi dari LSM CCC mulai tahun
Kota Bandar Lampung.
2010 dan mendapatkan bantuan dari Dinas Sosial Kota Bandar Lampung dan
67
JIPAGS, Volume 01 Nomor 01 Januari Tahun 2017, 62-77
7. Memonitoring sampai dengan 3 (tiga)
PEMBAHASAN Upaya-Upaya
Pendampingan,
kali aktivitas korban pasca pemulangan
Bimbingan
dan pasca kursus, pelatihan dan magang.
Dan Konseling yang dilakukan LSM CCC Berdasarkan
wawancara
dengan
Dari upaya-upaya di atas jika melihat
Syafrudin, ketua LSM CCC Propinsi Lampung
pendapat
pada tanggal 18 Agustus 2016 pukul 13.30 Wib
pendampingan adalah kegiatan pemberdayaan
di sekretariat LSM CCC diketahui bahwa
masyarakat dengan
pendampingan 130 korban AYLA oleh LSM
pendamping yang berperan sebagai fasilitator,
CCC dilakukan sejak 2007 sampai saat ini
komunikator dan dinamisator yang artinya
mulai dari terungkapnya kasus masing-masing
peran pendamping hanya sebatas pada pemberi
korban baik melalui masyarakat, LSM Lain,
fasilitas,
media, kepolisian maupun yang datang sendiri
penyeimbang
ke LSM termasuk korban yang datanya
keputusan maka LSM CCC telah melakukan
didapatkan dari rekan korban yang sebelumnya
pemberdayaan
telah mendapatkan advokasi. Upaya-upaya
fasilitator, komunikator antara korban dan
pendampingan yang dilakukan oleh LSM CCC
berbagai
adalah:
terselesaikannya kasus masing-masing korban
1. Mendampingi korban saat berhadapan
yang
kasus di kepolisian dan pengadilan saat
menempatkan tenaga
bantuan
konsultatif,
pada
pengambilan
tidak
dengan
pihak
berperan
yang
dengan
bahwa
sebagai
membantu
memberikan
bantuan
kasusnya
berbeda-beda
agar
dapat
memperbaiki dan melanjutkan hidup. Edi
dengan
(2009;66-67)
konseling dengan psikolog/konselor
makro
4. Pendampingan korban saat pemeriksaan
mengemukakan bahwa aras
dimana
terhadap
kesehatan 5. Pendampingan korban
(2002:6)
konsultatif, bimbingan dan konseling korban
2. Mendampingi korban saat penanganan
korban
saran,
AYLA
dengan mucikari atau tersangka/pelaku
3. Pendampingan
Primahendra
bimbingan,
klien
pemberdayaan secara
konseling,
individu stress
dilakukan melalui
management,
saat kursus,
crisis intervention dengan tujuan membimbing
pelatihan, magang dan kegiatan diskusi
dan melatih klien menjalankan tugas-tugas
yang lainnya.
dalam kehidupannya.
6. Pendampingan saat pemulangan korban ke tempat yang ingin dituju baik ketempat yang baru maupun kembali ke tempat asal
68
Saleha, Pemberdayaan Perempuan Korban Anak Yang Dilacurkan
Pendampingan/Bimbingan
persoalannya, termasuk jika terdapat kekerasan
Dan Konseling Yang Dilakukan Oleh Badan
seksual maupun trafficking menyangkut hukum
Perempuan Dan Perlindungan Anak (BPPA)
akan ditangani oleh kepolisian sedangkan untuk
Serta Dinas Sosial Kota Bandar Lampung
proses pendampingan, Dinsos bekerjasama
Upaya-Upaya
Badan
Pemberdayaan
Perempuan
dengan LSM salah satunya adalah CCC untuk
Propinsi Lampung dan Dinas Sosial Kota
melakukan
Bandar Lampung memiliki kegiatan pembinaan
penanganan dan penjangkauan, yakni
yang berbeda dengan LSM CCC, dari hasil
untuk memulihkan psikologis, mendampingi
wawancara dengan Heni Astuti ketua Badan
korban serta melakukan evaluasi kegiatan yang
Pemberdayan Perempuan dan Anak Provinsi
telah dilakukan oleh mitra dari Dinas Sosial.
Lampung
2016
Kegiatan yang diikuti oleh korban AYLA
menyebutkan bahwa BPPA ditahun 2010 –
antara lain belajar calistung terutama untuk
2014
kekerasan
62.3% korban ayla yang telah putus sekolah
terhadap anak untuk spesifikasi Eska/AYLA
untuk meningkatkan kemampuan membaca,
kemudian
ditahun
menerima
pengaduan
tanggal
tidak
1
September
menerima
laporan
2015
dan
kasus
pendampingan
korban
dengan proses
2016
baru
menulis dan berhitung agar korban memiliki
anak
yang
keterampilan
untuk
usaha
melanjutkan
maupun
sekolah,
dilacurkan dan menangani khusus anak korban
membuka
dalam
Eska/AYLA yang berjumlah 2 (dua) orang anak
pekerjaan baru, korban ayla dilibatkan dalam
di eks Pantai Pemandangan dan Pantai Harapan
pembuatan boneka dan membuat dompet untuk
Panjang sesuai dengan pendapat Muzarin Daud
membangun
jiwa
(2016) yang menyebutkan bahwa dalam bentuk
meningkatkan
keterampilan
apapun jika terdapat kasus atau korban akan
korban,
ditangani oleh Tim pelayanan dan rehab dari
diskusi tentang reproduksi dan kewirausahaan
Dinas Sosial Kota Bandar Lampung karena
dengan harapan dapat membangun kesadaran
setiap kasus dan korban memiliki keterkaitan
tentang kesehatan reproduksi termasuk penyakit
erat dengan lembaga-lembaga sosial, satuan
seksual menular dan HIV, korban juga dibawa
bakti pekerja sosial, dan lembaga pemerintahan
untuk outbond atau jalan-jalan keobyek wisata
yang ada di kecamatan dan kelurahan.
untuk
kewirausahaan
mencari
dan
masing-masing
selanjutnya korban dilibatkan dalam
menghilangkan
meminimalisir
krisis
rasa kepercayaan
trauma, dan,
Pelatihan dan magang yang dilakukan oleh
selanjutnya korban juga dilibatkan dalam
LSM CCC dan Dinas Sosial Kota Bandar
kegiatan qosidahan untuk memperdalam kajian
Lampung
agama dan menyalurkan minat dibidang seni
Kasus pelacuran maupun kasus lainnya
vokal dan alat musik,
akan dilihat dari berbagai sudut pandang
pengetahuan
69
korban
untuk meningkatkan AYLA diajak untuk
JIPAGS, Volume 01 Nomor 01 Januari Tahun 2017, 62-77
membaca buku di perpustakaan. Dari data yang
untuk pendidikan dan magang Korban AYLA
dikeluarkan oleh LSM CCC diketahui bahwa
berupa:
kegiatan pelatihan yang dikelola oleh CCC Tabel 1 Kegiatan pelatihan yang diikuti oleh Korban AYLA melalui LSM CCC Lampung
No
Nama Kegiatan
Jumlah Peserta
Persentase
1
Pelatihan tata boga
29
22, 3%
2
Pelatihan tari
34
26,15%
3
Pelatihan tata busana
35
29,62%
4
Pelatihan komputer
32
24,61%
130 orang
100%
Total Sumber : Data Primer Diolah (2016)
Dari tabel di atas diketahui bahwa
AYLA, 6 orang telah mengikuti pelatihan
29,62% dari 130 anak korban AYLA yang telah
tatarias dan salon dan 3 orang korban AYLA
diberikan keterampilan dalam tata busana
mengikuti
seperti menjahit dan merancang pola. Dan 22,
konveksi.
3% korban telah diberikan dan berminat
diselenggarakan oleh LSM CCC adalah sulam
mengikuti kegiatan pelatihan tata boga seperti
menyulam dan pelatihan servis Hand Phone.
memasak kue kering dan panganan ringan yang
Kegiatan tersebut dilakukan dengan lama waktu
dapat dijual sebagai sumber mata pencarian.
yang berbeda-beda, dari hasil olah data LSM
Selain itu dari 130 anak perempuan korban
CCC ditemukan kemudian diolah yaitu:
70
magang
dibeberapa
Pelatihan
perusahaan
lainnya
yang
Saleha, Pemberdayaan Perempuan Korban Anak Yang Dilacurkan
Tabel 2 Lama Waktu Kursus Dan Magang Untuk Korban AYLA
Peserta pendidikan dan magang Durasi/hari Jumlah
Persentase
16-26
11 orang
8,46%
30-46
60 orang
46,15%
54-90
59 orang
45,38 %
Sumber : Data Primer Diolah (2016)
Dari tabel di atas diketahui bahwa 60
permasalahan yang dihadapinya. LSM CCC
anak yang dilacurkan mendapatkan pendidikan
telah melakukan intervensi dengan melakukan
dan magang antara 30-46 hari, sebanyak 11
kegiatan-kegiatan pelatihan dan magang agar
orang anak dididik selama 26 hari dan 59 orang
korban AYLA memiliki kemampuan untuk
dididik selama 54-90 hari.
meningkatkan pengetahuan dengan calistung,
Dari
kegiatan
magang,
kursus
dan
pelatihan
tata
boga
dan
kesadaran
busana
pelatihan yang dilakukan oleh LSM CCC maka
peningkatakan
reproduksi
sejalan dengan penelitian Edi (2009;66-67)
pemahaman tentang moral dan agama.
serta dan
yang menyebutkan bahwa perempuan yang
Setelah proses pendampingan, pelatihan
diberdayakan yaitu korban AYLA yang masuk
dan pemberian bantuan modal diketahui dari
dalam
masalah
130 anak yang dibina dan didampingi bahwa
kesejahteraan sosial diintervensi melalui aras
1,3% anak telah menjadi guru PAUD, 1.3 %
mezzo dimana pemberdayaan dilakukan dengan
anak sudah menikah, 10% anak kembali
menggunakan
media
bersekolah, 11,5% anak perempuan sudah
intervensi, pendidikan dan pelatihan, dinamika
bekerja di pabrik dan konveksi, 6,9% membuka
kelompok
strategi
usaha kue, 6.2 % masih bekerja di tempat
pengetahuan,
semula, 11,5% telah dewasa, anak terlibat
kategori
meningkatkan
penyandang
kelompok
digunakan
sebagai
sebagai
kesadaran,
keterampilan
dan
sikap-sikap
memiliki
kemampuan
klien
agar
magang dan kursus 51.3%.
memecahkan
Keberhasilan
pemberdayaan dapat dibuktikan dengan 6,2%
71
JIPAGS, Volume 01 Nomor 01 Januari Tahun 2017, 62-77
anak
perempuan
yang
kembali
ketempat
bantuan Rp. 1.500.000 dengan kasus
hiburan dan 11, 5 persen dapat bekerja ditempat
sama.
yang baru diluar kawasan prostitusi yaitu di
Berdasarkan keterangan Muzarin Daud,
pabrik dan konveksi. Bantuan modal
Kepala Bidang Pelayanan dan Rehab Dinsos Kota Bandar Lampung
yang diberikan Badan
Pemberdayaan
Perempuan
korban yang meminati usaha penjualan kue dinas sosial memberikan bantuan berupa alat-
Provinsi Lampung dan Dinas Sosial Kota
alat pembuat kue untuk 15 orang setiap tahun,
Bandar Lampung
seperti:
Badan Pemberdayaan Perempuan dan
a. Mixcer
Perlindungan Anak dalam hal ini hanya
b. Open Listrik/Pemanggang kue
bekerjasama dengan pihak swasta, dinas tenaga
c. Loyang kue
kerja, dinas pendidikan dalam memberikan
Dinas sosial juga memberikan bantuan
dalam bentuk jasa untuk
yang berbentuk alat-alat keterampilan lainnya
penanganan traumatis dan psikologis serta
seperti mesin jahit dan peralatan salon.
bantuan hukum bagi korban AYLA. Sedangkan
Pemberian
Dinas Sosial Kota Bandar Lampung telah
keterampilan
korban
pelacur dan hal ini hal ini merupakan usaha pendampingan oleh BPPA dan Dinas Sosial
Bantuan tersebut menurut P (2016) dirinya
terlibat
Kota Bandar Lampung tersebut sesuai dengan
dalam
Peraturan Presiden Nomor 14 tahun 2014
pelacuran anak yang berawal dari diajak oleh
tentang
teman untuk mencari uang dan bersenang-
dinas
sosial
kota
dan
Pemberdayaan
1 pasal 1 ayat 3 pemberdayaan perempuan dan
dan mengalami kekerasan, kemudian mendapat oleh
Perlindungan
Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial bab.
senang kemudian terjebak ke dalam pelacuran
advokasi
menurut
tidak kembali keprofesi yang lama sebagai
dalam usaha yang lain.
setelah
tersebut
dorongan agar korban dapat hidup mandiri dan
dan
memudahkan korban untuk mencari nafkah
didapatkan
barang
Muzarin Daud (2016) adalah sebagai bentuk
memberikan bantuan modal dan barang untuk meningkatkan
yang diwawancarai
oleh peneliti tanggal 01 September 2016 untuk
dan
Perlindungan Anak (Badan PP dan PA)
pelayanan korban
yang
anak adalah upaya peningkatan kualitas hidup,
Bandar
dan peningkatan partisipasi perempuan dan
Lampung tahun 2015 setelah penyelesaian
anak dalam membangun perdamaian
kasus yang panjang, P mendapatkan bantuan uang untuk melanjutkan hidup dengan berjualan kue. Sejalan dengan P, A yang merupakan korban AYLA ditahun 2015 mendapatkan
72
Saleha, Pemberdayaan Perempuan Korban Anak Yang Dilacurkan
Penghambat
hingga terlibat dalam kegiatan pelacuran. Selain
Pemberdayaan Perempuan Korban AYLA
itu anggaran dana dari BPPA Propinsi Lampung
di Kota Bandar Lampung
dan dari Dinas Sosial tidak mencukupi untuk
Faktor
Pendukung
dan
menurut LSM
CCC dan BPPA serta Dinas Sosial Kota
memberikan
Bandar Lampung
mendukung usaha baru para korban.
LSM CCC telah menfasilitasi anak perempuan
korban
alat-alat
untuk
Yang menjadi faktor pendukung dalam
untuk
pemberdayaan korban AYLA adalah semua
meningkatkan
elemen dan stake holder mendukung dan
kerampilan dirinya namun korban sendiri tidak
membantu kegiatan LSM CCC, seperti Dinsos
terbiasa dan masih senang dengan kebiasaan
Kota dan Provinsi Lampung, juga tokoh-tokoh
lama dengan melakukan pergaulan bebas
masyarakat yang berada di kawasan eks
kumpul kebo menggunakan
narkoba dan
lokasasi pantai harapan panjang. Selain itu CCC
meresahkan
juga bekerjasama dengan LSM lain seperti save
mengembangkan
melakukan
usaha
kegiatan
AYLA
bantuan
dan
yang
masyarakat. Hal ini bila ditinjau dari segi sosio
children
kultural telah terjadi pergeseran kebiasaan dan
bergandengan tangan untuk menyelamatkan
budaya malu para korban yang manjadi faktor
anak dan perempuan dari pelacuran dan
penghambat ada juga yang datang dari korban
perdagangan
itu sendiri, yakni seperti korban yang terbiasa
lainnya adalah dari Badan Pemberdayaan
dapat uang lebih, maka ketika diluar susah
Perempuan dan Perlindungan Anak (Badan PP
mendapatkan
yang
dan PA) Provinsi Lampung, yakni semua
kembali menjadi penghibur disebabkan oleh
elemen mendukung dan membantu dalam
pengalaman seks usia dini sehingga secara
proses pendampingan. Seperti, Polda Lampung,
emosional
seks
Doktor, Psikolog, Pengacara, Komal Angkatan
menjadi persoalan ekonomi yang dijadikan
Laut, Dinas Sosial, Dinas Tenaga Kerja,
alasan untuk dapat kembali bekerja di tempat
UPTPKTK
semula dengan profesi sebelumnya. Dari data
Perempuan
LSM CCC diketahui bahwa dari 130 anak yang
Kekerasan) yang berada di RS. Abdul Moeluk,
dibina, 6.2 %
kembali bekerja di tempat
dinas kesehatan, dinas tenaga kerja, dinas
semula. Serta ada juga faktor keluarga yang
pendidikan, sakti peksos. Selain itu pemerintak
tidak memberi kenyamanan, seperti tinggal
Lampung telah memiliki program pencegahan
dengan ibu tiri, dan anak perempuan yang
terhadap ESKA yang di keluarkan oleh
berasal dari keluarga broken home atau orang
pemerintah Lampung seperti Perda No 03 tahun
tua bercerai sehingga anak mengalami traumatis
2010 tentang anak jalanan, gepeng, sikotik
dengan melakukan kegiatan yang meresahkan
dilarang melakukan aktiftas didepan umum dan
uang
dan
banyak
psikologis
korban
persoalan
73
Indonesia
dan
manusia.
(Unit dan
LSM
Faktor
lain
pendukung
Pelayanan Anak
yang
Korban
Terpadu Tindak
JIPAGS, Volume 01 Nomor 01 Januari Tahun 2017, 62-77
Perda Kota Bandar Lampung No. 15 tahun
b.
Pendidikan dan pelatihan korban AYLA
2008 tentang larangan prostitusi di Bandar
yang dikelola oleh LSM CCC dan BPPA
Lampung yang menjadi acuan setiap pemangku
Propinsi Lampung serta Dinas Sosial Kota
dan pelaksana kebijakan untuk melaksanakan
Bandar Lampung berupa: pelatihan tata
dan mentertibkan setiap kegiatan yang terkait
boga diikuti oleh 29 orang dari 130 orang
dengan anak jalanan, sikotik dan pelacuran
korban AYLA dengan prosentase 22.30%,
terutama yang melibatkan anak-anak khususnya
pelatihan tari diikuti oleh 34 orang dari 130
anak perempuan.
korban AYLA atau sebanyak 26,15%, pelatihan tata busana diminati oleh 35
PENUTUP
orang dari 130 korban AYLA
Kesimpulan
sebanyak 29.62%, pelatihan komputer
Upaya pemberdayaan yang dilakukan
diminati oleh 32 orang dari 130 Korban
oleh LSM CCC dan BPPA Propinsi Lampung serta Dinas Sosial
Kota Bandar
AYLA atau sebanyak 24.61%, pelatihan
Lampung
tatarias dan salon dan magang dibeberapa
adalah a.
perusahaan. Selain kegiatan di atas LSM
Pendampingan/bimbingan dan konseling
CCC juga mengadakan pelatihan pelatihan
korban AYLA dilakukan dengan kegiatankegiatan berhadapan
mendampingi dengan
tersangka/pelaku,
korban
saat
mucikari
atau
mendampingi
sulam menyulam serta pelatihan servis HP c.
open listrik/pemanggang kue, loyang kue dan batuan uang dari Kementerian Sosial
psikolog/konselor,
RI berjumlah Rp 1.500.000/korban dan Rp
pendampingan korban saat pemeriksaan kesehatan, pendampingan korban
untuk korban AYLA
15 orang setiap korban seperti: mixcer,
pengadilan, pendampingan korban saat dengan
Pemberian Modal
adalah berupa alat-alat pembuat kue untuk
korban
saat penanganan kasus di kepolisian dan
konseling
atau
5000.000/korban yang digunakan oleh
saat
korban AYLA untuk membuka usaha
kursus, pelatihan, magang dan kegiatan
seperti usaha penjualan kue dan counter
diskusi yang lainnya, pendampingan saat
pulsa.
pemulangan korban ke tempat yang ingin
d.
dituju baik ketempat yang baru maupun
Faktor penghambat adalah korban sendiri tidak mengetahui bahwa pergaulan yang
kembali ketempat asal dan memonitoring
dilakukannya
sampai dengan 3 (tiga) kali aktivitas korban
pelacuran,
pasca pemulangan dan pasca kursus,
telah
korban
menjurus sering
kearah
memerlukan
waktu yang cukup lama untuk sembuh dari
pelatihan dan magang.
trauma, ekonomi keluarga dan keluarga yang broken home serta anggaran yang 74
Saleha, Pemberdayaan Perempuan Korban Anak Yang Dilacurkan
tidak cukup untuk memberikan bantuan
b.
Meningkatkan alokasi
anggaran untuk
alat-alat untuk membuka usaha baru para
mendukung kegiatan yang dilakukan oleh
korban. Sedangkan faktor pendukung dari
beberapa
kegiatan pemberdayaan korban AYLA
Lampung serta Dinas Sosial Kota Bandar
adalah Propinsi Lampung telah memiliki
Lampung
program pencegahan terhadap Eska yang di
sosialisasi, pembinaan dan pengawasan
keluarkan oleh pemerintah seperti Perda
anak-anak perempuan yang berada di
No 03 tahun 2010 tentang anak jalanan,
kawasan
gepeng,
perempuan yang rawan terkontaminasi oleh
sikotik,
dilarang
melakukan
aktiftas didepan umum dan No. 15 tahun
LSM
dan
untuk
BPPA
tetap
tersebut
propinsi
melakukan
maupun
anak-anak
pergaulan bebas di Propinsi Lampung.
2008 tentang larangan prostitusi di Bandar
c.
Meningkatkan kerjasama stakeholder untuk
Lampung dan semua elemen mendukung
menjaga
lingkungan
keluarga
dan
dan membantu dalam proses pendampingan
masyarakat guna mencegah prostitusi dan
seperti, Polda Lampung, Doktor, Psikolog,
pergaulan bebas dikalangan remaja dan
Pengacara, Komal Angkatan Laut, Dinas
anak-anak.
Sosial, Dinas Tenaga Kerja, UPTPKTK (Unit Pelayanan Terpadu Perempuan dan
DAFTAR PUSTAKA
Anak Korban Tindak Kekerasan) yang
Bambang
berada di RS. Abdul Moeluk dinas kesehatan,
dinas
tenaga
kerja,
Riyanto,
Pembelanjaan
dinas
1998.
Dasar-dasar
Perusahaan,
Edisi
4,
BPFE, Yogyakarta, hal 18-19
pendidikan, sakti peksos.
Departemen Sosial RI, 1997, Petunjuk Teknis Penanganan Wanita Tuna Susila Melalui Panti Sosial Karya Wanita, Jakarta:
Saran Dari
faktor
pemberdayaan,
penghambat maka
program
Direktorat Jenjdral Rehabilitasi Sosial, hal
peneliti
10
merekomendasikan hal-hal seperti: a.
Memaksimalkan
peran
kepolisian
Farida, dan
yanuar,
jaringan
2012.
Perempuan
perdagangan
yang
Satpol PP untuk menekan premananisme
dilacurkan
dan prostitusi serta untuk mengawasi eks
Sosiokonsepsia vol.17, hal 117-133
lokalisasi pantai harapan panjang dan eks
Habib, Muhammad Alhada Fuadilah dkk, 2014.
lokalisasi
lain
agar
eksploitasi
dikota
anak
dalam
Surabaya.
dan
AYLA (Anak yang Dilacurkan): Studi
pelacuran yang melibatkan anak di bawah
Tentang Mekanisme Perekrutan Pekerja
umur dapat diminimalisir.
75
JIPAGS, Volume 01 Nomor 01 Januari Tahun 2017, 62-77
Anak
di Industri Seks Komersial Jarak
Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial
Dolly Surabaya, UNAIR, Surabaya.
Direktorat Pemberdayaan keluarga (tkp),
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,
hal 212
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Sofyan S. Willis. 2005. Remaja & Masalahnya
Balai Pustaka,2005), hal 243.
Mengupas Berbagai Bentuk Kenakalan
Kartini Kartono. 1981. Patologi Sosial. Jakarta:
Remaja dan Pemecahannya. Bandung:
CV Rajawali, hal 228-238 Miran.
2010.
Segregasi
Perempuan
dalam
CV Alfabeta, hal 27
dan
Kemiskinan Cahaya
Memberdayakan rakyat Kajian strategis
Perempuan
Pembangunan Kesejahteraan sosial dan
(Sebuah Kajian), Kementerian Sosial RI
Pekerjaan Sosial. Bandung, PT Refika
Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial
Aditama, hal 66-67
Menuju
Secercah
Suharto, Edi, 2009, Membangun Masyarakat
Kesejahteraan
Direktorat Pemberdayaan keluarga (tkp),
Yuyun
hal 292
Affandi,
Pendampingan
Nurrachman,
Nani
Perempuan:
(2010),
Psikologi
Kontekstualisasi
Konstruktivisme
Dalam
Dan
Psikologi,
Pemberdayaan Perempuan,
Kekerasan
Seksual
Qur’an,
(Semarang:
dan Korban
Persepektif
Al-
Walisongo
Press,2010), hal167-168
Jakarta, Jurnal Psikologi Indonesia 2010,
Zakiyah, 2010. Pemberdayaan Perempuan oleh
Vol VII, No. 1, hal 1-8
Lajnah Wanita, Jurnal
Pranarka. A.M.W dan Vidhyandika Moeljarto.
Masalah
1996.“Pemberdayaan (Empowerment)”,
Pengkajian
Sosial Keagamaan, XVII, 01
hal 44
dalam: Onny S. Prijono dan A.M.W. Pranarka.
Pemberdayaan.
Konsep,
Sumber lainnya :
Kebijakan, dan Implementasi. Jakarta:
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Centre for Strategic and International
Perlindungan
Studies, hal 44-46
(Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan
R.Primahendra, Pedoman Pendampingan Untuk Pemberdayaan
Masyarakat,
Anak
melalui
P2TP2A
Perempuan dan Anak)
(Jakarta:
Menentang Tindak Kejahatan Terorganisasi
2002), hal 6.
Transnasional
(The
Supplemental
Sumarti, Titik, 2010. Strategi Nafkah rumah
Protocol To The Convention Against
Tangga dan Posisi kaum Perempuan
Transnasional Organize Crime) Tahun
dalam
2004.
Secercah
Kesejahteraan Kajian),
Cahaya
Perempuan
Kementerian
Menuju (Sebuah
Sosial
Peraturan Presiden Nomor 14 tahun 2014
RI
tentang Perlindungan dan Pemberdayaan 76
Saleha, Pemberdayaan Perempuan Korban Anak Yang Dilacurkan
Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial bab. 1 pasal 1 ayat 3 Undang-undang no.23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Undang-undang no.21 tahun 2007 tentang Pemberantasan
Tindak
Pidana
Perdagangan.
77