PEMAHAMAN GURU ALIH FUNGSI TERHADAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DI SD NEGERI BROSOT GALUR KULON PROGO
ARTIKEL JURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Aprin Saputri NIM 10108241031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JANUARI 2015
i
Pemahaman Guru Alih Fungsi…(Aprin Saputri) 1
PEMAHAMAN GURU ALIH FUNGSI TERHADAP PERKEMBANGAN PESERTA DI SD NEGERI BROSOT GALUR KULON PROGO THE UNDERSTANDING OF TEACHER OVER THE FUNCTION OF THE DEVELOPMENT OF STUDENT AT SD NEGERI BROSOT GALUR KULON PROGO Oleh: aprin saputri, pendidikan guru sekolah dasar/pendidikan prasekolah dan sekolah dasar
[email protected] Abstrak
Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman guru alih fungsi terhadap perkembangan peserta didik di SD Negeri Brosot. Pendekatan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan yang dapat ditarik adalah: 1) guru alih fungsi belum sepenuhnya memahami perkembangan fisik peserta didik yang ditunjukkan ketika memilih media dan sumber belajar kurang memperhatikan perbedaan individual, 2) guru alih fungsi belum memahami perkembangan intelektual peserta didik dengan baik yang ditunjukkan ketika pembelajaran guru lebih dominan menggunakan LKS daripada media, 3) guru alih fungsi kurang memahami perkembangan emosi peserta didik yang ditunjukkan ketika interaksi belajar mengajar, guru kurang memperhatikan perubahan tingkah laku peserta didik yang kurang aktif selama mengikuti proses pembelajaran sebagai cerminan perubahan emosinya, dan 4) guru alih fungsi sudah memahami perkembangan sosial dan moral peserta didik yang ditunjukkan ketika pembelajaran guru sudah mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan norma, kebiasaaan, dan nilai kebudayaan, memberikan pesan moral, dan membantu peserta didik bersosialisasi. Kata kunci: pemahaman, guru alih fungsi, perkembangan peserta didik Abstract
This research aims to describe about how understanding teacher over the function against the development of student in SD Negeri Brosot Galur. The approach in this study is a qualitative research case study. Based on the research results, the conclusion that can be drawn are: 1) teachers over the function is not yet fully understand the physical development of learners indicated when choosing the media and learning resources less attention to individual differences, 2) teachers do not understand the transfer functions of the intellectual development of students with demonstrated good when the teacher learning more dominant than the LKS media, 3) teachers over the function less understand the emotional development of students indicated when the interaction and learning, teachers pay less attention to changes in behavior of learners who are less active during the learning process as a reflection of changes in emotions, and 4 ) teachers over the function already understand the social and moral development of students indicated when learning the teacher has to develop the potential of students in accordance with the norms, habits, and cultural values, provide a moral message, and help learners to socialize. Keywords: understanding, teacher over the function, the development of student
dihadapinya. Keberhasilan program pendidikan
PENDAHULUAN
Pendidikan pembangunan pendidikan potensi
yang
di
yang
peserta
mampu
masa
mendukung
mendatang
melalui proses belajar mengajar di sekolah
adalah
sebagai lembaga pendidikan formal sangat
mampu
mengembangkan
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : peserta
didik,
sehingga
didik, kurikulum, tenaga kependidikan, biaya,
yang
bersangkutan
mampu
menghadapi
dan
memecahkan
problema
kehidupan
yang
sarana dan prasarana serta faktor lingkungan.
2
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun ke IV Januari 2015
belum
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
dapat
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani,
menyebabkan beberapa permasalahan dalam
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
proses
akhirnya
tujuan pendidikan nasional. Kompetensi guru
pendidikan.
Masalah
dalam
diantaranya
rendahnya
Apabila terpenuhi
faktor-faktor
atau
mengalami
pembelajaran
menjadi pendidikan
tersebut
yang
masalah tersebut
masalah
pada
sarana fisik, kualitas guru, kesejahteraan guru, prestasi
siswa,
kesempatan
UU
tersebut
profesional,
meliputi
kompetensi
kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial dan kompetensi pedagogik.
pemerataan
Keempat
kompetensi
tersebut
harus
pendidikan, dan relevansi pendidikan dengan
dimliki oleh guru, termasuk guru alih fungsi.
kebutuhan,
Kompetensi
professional,
kepribadian,
tingginya angka putus sekolah, dan penyebaran
sosial
alih
tidak
guru tidak merata.
perubahan yang begitu besar, sedangkan untuk
mahalnya
biaya
pendidikan,
guru
fungsi
dan
mengalami
Salah satu permasalahan pendidikan yang
kompetensi pedagogik mengalami perubahan
harus segera diselesaikan adalah penyebaran
yang signifikan. Misalnya untuk guru alih fungsi
guru tidak merata karena guru merupakan ujung
yang dipindahkan dari SMA ke SD, harus
tombak pelaksana pendidikan. Penyebaran guru
beradaptasi dengan banyak hal, terutama peserta
tidak merata berpengaruh terhadap kualitas
didik.
pendidikan di tanah air yang kurang merata.
fungsi jauh berbeda dalam hal karakteristik,
Penyebaran guru yang tidak merata di daerah
kebutuhan, dan perkembangan peserta didik
perkotaan, desa, dan di daerah terpencil.
yang masuk usia sekolah dasar. Hal ini dapat
Salah mengatasi
satu
usaha
kurangnya
pemerintah
penyebaran
untuk
guru
di
Peserta didik yang dihadapi guru alih
menyebabkan guru mengalami kesulitan dalam melaksanakan
pembelajaran
untuk
seluruh
Indonesia yaitu
dengan menarik minat guru
peserta didik. Oleh karena itu guru alih fungsi
mengajar
daerah
dituntut memahami perkembangan peserta didik
di
terpencil
dengan
memberikan tunjangan khusus dan menetapkan
agar
SKB
pembelajaran di kelas dengan baik.
5
pemerataan
Menteri guru
tentang
penataan
dan
pegawai
negri
sipil.
dapat
menjalankan
perannya
dalam
Mousen dalam Endang Poerwanti dan Nur
Keberhasilan kedua usaha pemerintah tersebut
Widodo
ditentukan oleh pemerintah pusat, pemerintah
mempelajari
daerah, dan guru.
perkembangan anak, secara umum bertujuan
(2000:
5)
mengemukakan
tahapan
pertumbuhan
bahwa dan
Salah satu implikasi penerapan SKB 5
untuk dapat: 1) memberikan, mengukur, dan
Menteri adalah munculnya guru alih fungsi.
menjelaskan perubahan dan transformasi tingkah
Dalam menjalankan peran dan tugasnya, guru
laku dan kemampuan yang sedang berkembang
alih fungsi harus memiliki empat kompetensi
sesuai dengan tingkatan usia dan karakteristik
guru sesuai dengan UU Republik Indonesia
perkembangan yang universal, 2) mempelajari
Nomor 14 Tahun 2004 tentang Guru dan Dosen
perbedaan individual pada tahap perkembangan
pasal 8 yang menyatakan
tertentu, 3) mempelajari tingkah laku dan reaksi
bahwa guru wajib
Pemahaman Guru Alih Fungsi…(Aprin Saputri) 3
anak yang khas pada lingkungan tertentu, dan 4)
terhadap perkembangan peserta didik dapat
mengkaji penyimpangan perkembangan perilaku
membantu setiap guru untuk melayani peserta
seseorang anak.
didik secara tepat sesuai dengan kondisi yang
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa setiap
guru
pelayanan
Pelayanan
tersebut
meliputi
kelas
harus
memahami
perencanaan pendidikan, pemilihan alat dan
peserta
didik.
Pemahaman
sumber belajar, pemilihan materi, interaksi hasil
dimaksudkan
untuk
memberikan
belajar, pemberian motivasi, layanan bimbingan
dan
penyuluhan dan berbagai faktor lain (Endang
perkembangan tersebut
dimiliki.
yang
lebih
baik
tepat.
Pemahaman perkembangan peserta didik ini
Poerwanti dan Nur Widodo, 2002: 20).
menjadi masalah sebagian guru alih fungsi
Berdasarkan alasan di atas, peneliti
dalam menjalankan proses pembelajaran di
tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut
kelasnya. Khususnya untuk guru alih fungsi
tentang pemahaman guru alih fungsi terhadap
yang berpindah dari mata pelajaran ke mata
perkembangan peserta didik di kelas II SDN
pelajaran lainnya, seperti yang dialami guru alih
Brosot Galur Kulon Progo.
fungsi di SD Negeri Brosot. Berdasarkan
hasil
wawancara
dan
observasi yang telah peneliti lakukan pada
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
waktu pra penelitian, peneliti menemukan lima
Penelitian yang dilakukan ini termasuk
permasalahan yang dihadapi guru alih fungsi
dalam penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono
dalam
permasalahan
(2011: 9) menyatakan bahwa metode penelitian
tersebut yaitu: 1) kesulitan beradaptasi dari guru
kualitatif adalah penelitian yang digunakan
mata pelajaran Sosiologi di SMA ke guru kelas
untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah.
di SD, 2) kemampuan guru dalam melaksanakan
Senada dengan pendapat di atas, Nana Syaodih
pembelajaran Bahasa Jawa belum maksimal, 3)
Sukmadinata (2010: 60), menjelaskan penelitian
metode yang digunakan guru alih fungsi dalam
kualitatif
pembelajaran
metode
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,
konvensional, 4) guru alih fungsi kesulitan
peristiwa, aktifitas sosial, kepercayaan, dan
dalam menekankan nilai karakter seperti displin,
pemikiran seseorang secara individual maupun
jujur, tanggung jawab, toleransi, cinta damai,
kelompok.
pembelajaran.
Kelima
terbatas
pada
rasa ingin tahu, dan gemar membaca, dan 5) guru alih fungsi
juga mengalami kesulitan
dalam memahami perkembangan peserta didik.
guru
sebagai
penelitian
untuk
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian studi kasus. Penelitian studi kasus menurut Nana Syaodih Sukmadinata
Dari lima permasalahan yang dihadapi
(2010: 99) adalah penelitian yang memfokuskan
alih
pada satu fonemena yang dipilih untuk dipahami
fungsi
tersebut,
penelitian
ini
difokuskan pada bagaimana guru alih fungsi memahami perkembangan peserta didik di kelas I dan II. Hal ini dikarenakan pemahaman
secara mendalam.
4
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun ke IV Januari 2015
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Subjek dan Objek Penelitian
observasi
partisipatif.
fungsi yang merupakan guru kelas di kelas IA
(Sugiyono,
2011:
dan IIA SD Negeri Brosot Galur Kulon Progo.
observasi partisipatif, peneliti mengamati apa
Sedangkan, objek dalam penelitian ini adalah
yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang
pemahaman
terhadap
mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam
perkembangan peserta didik di kelas IA dan IIA
aktivitas mereka. Observasi dalam penelitian ini
SD Negeri Brosot Galur Kulon Progo.
dilakukan pada
Subjek dalam penelitian ini adalah guru alih
guru
alih
fungsi
65)
Susan
Stainback
menjelaskan
dalam
pemahaman guru alih fungsi
terhadap perkembangan peserta didik yang tercermin
Sumber Data
dalam
perencanaan
pendidikan,
Sumber data hidup yang dipilih oleh peneliti
pemilihan media dan sumber belajar, pemilihan
adalah guru alih fungsi yaitu guru kelas IA dan
materi, interaksi belajar mengajar, pemberian
IIA, kepala sekolah, dan siswa. Jumlah masing-
motivasi, dan layanan bimbingan penyuluhan.
masing sumber data dapat bertambah setelah
2. Wawancara
peneliti masuk lapangan. Prinsip penentuan
Lexy J Moleong (2012: 186) menyatakan
sumber data yang dipilih peneliti adalah prinsip
bahwa wawancara adalah percakapan dengan
snowball sampling. Sumber data tambahan
maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak
dalam penelitian ini adalah dokumen terkait
yaitu
berbagai proses pendidikan yang memerlukan
pertanyaan dan terwawancara yang memberikan
pemahaman terhadap peserta didik oleh guru
jawaban
alih fungsi.
wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pewawancara
atas
pertanyaan
wawancara
melakukan wawancara
Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas IA dan IIA SD Negeri Brosot Galur Kulon Progo.
yang
mengajukan
tersebut.
mendalam. terhadap
Teknik
Peneliti guru alih
fungsi, siswa, dan kepala sekolah. 3. Dokumentasi
Sekolah tersebut terletak di Jalan Raya Brosot,
Nana Syaodih Sukmadinata (2010: 221)
Galur, Kulon Progo. Waktu penelitian sekitar
menyatakan bahwa dokumentasi adalah teknik
bulan Mei-Juni 2014.
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen
Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini teknik pengumpulan
yang dihimpun dipilih sesuai dengan tujuan dan
data yang digunakan adalah:
fokus masalah. Dokumen tersebut diurutkan
1. Observasi
sesuai dengan sejarah kelahiran, kekuatan, dan
Nasution
(Sugiyono,
2011:
226)
kesesuaian isinya dengan tujuan penelitian.
menyatakan bahwa, observasi adalah dasar
Dalam
penelitian
ini,
peneliti
semua ilmu pengetahuan. Data diperoleh dengan
mendokumentasikan perencanaan pendidikan,
menggunakan indra manusia. Jenis observasi
pemilihan media dan sumber belajar, pemilihan
Pemahaman Guru Alih Fungsi…(Aprin Saputri) 5
materi, interaksi belajar mengajar, pemberian
pemilihan materi, 4) interaksi belajar mengajar,
motivasi, dan layanan bimbingan penyuluhan.
5)
pemberian
motivasi,
dan
6)
layanan
bimbingan dan penyuluhan. Keenam kegiatan tersebut dapat menunjukkan pemahaman guru
Instrumen Penelitian Instrumen utama dalam penelitian kualitatif
alih
fungsi
terhadap
perkembangan
fisik,
adalah peneliti, namun untuk mengumpulkan
intelektual, emosi, dan sosial peserta didik.
data peneliti membutuhkan alat bantu instrumen
Berdasarkan hasil penelitian, berikut adalah
penelitian.
peneliti
pembahasan lebih lanjut tentang pemahaman
menggunakan alat bantu pedoman observasi dan
guru alih fungsi terhadap perkembangan fisik,
wawancara serta alat perekam.
intelektual, emosi, dan sosial peserta didik
Pada
penelitian
ini,
ditinjau dari keenam kegiatan dalam proses pendidikan.
Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan
pada
saat
pengumpulan
data
Hasil penelitian menunjukkan kedua guru alih fungsi
belum
sepenuhnya memahami
berlangsung dan setelah selesai pengumpulan
perkembangan fisik peserta didik. Hal yang
data dalam periode tertentu. Teknik analisis data
demikian
yang
pendidikan.
digunakan
dalam
penelitian
ini
tampak Guru
dari alih
kegiatan fungsi
proses
memahami
menggunakan model Miles dan Huberman
perkembangan fisik peserta didik pada kegiatan
(2009: 20) yang terdiri dari tiga langkah, yaitu
perencanaan
reduksi data, display data, dan penarikan
mengajar, pemberian motivasi, dan layanan
kesimpulan.
bimbingan dan penyuluhan. Namun, guru alih
pendidikan,
interaksi
belajar
fungsi belum memahami perkembangan fisik peserta didik dalam pemilihan media dan
Uji Keabsahan Data Uji keabsahan data dalam penelitian ini
sumber belajar. Berikut uraian lebih lanjut
menggunakan uji kredibilitas. Sugiyono (2011:
tentang pemahaman guru alih fungsi terhadap
270) mengemukakann bahwa uji kredibilitas
perkembangan fisik peserta didik pada masing-
data dapat dilakukan dengan perpanjangan
masing kegiatan dalam proses pendidikan
pengamatan,
tersebut.
peningkatan
ketekunan
dalam
penelitian, triangluasi, diskusi dengan teman
Pada kegiatan perencanaan pendidikan, hasil penelitian menunjukkan bahwa guru alih
sejawat, dan membercheck.
fungsi sudah memahami perkembangan fisik peserta didik. Pembelajaran yang dilakukan oleh
Hasil Penelitian dan Pembahasan terhadap
kedua guru alih fungsi sudah membimbing
perkembangan peserta didik dapat ditinjau dari
peserta didik mengerti tentang kesehatan. Proses
enam
pendidikan yang membimbing peserta didik
Pemahaman guru alih fungsi
kegiatan
meliputi:
1)
dalam
proses
2)
mengerti tentang kesehatan melalui kegiatan
sumber belajar, 3)
pengecekan kuku dan rambut dan melakukan
perencanaan
pemilihan media dan
pendidikan,
pendidikan,
6
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke IV Januari 2015
senam bersama. Temuan ini senada dengan
dan motivasi yang baik. Dengan pujian yang
pendapat Matin (2013: 72) yang menyatakan
tepat
bahwa pendidikan harus diarahkan kepada
menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar
pertumbuhan peserta didik secara optimal dan
serta akan membangkit harga diri.
akan
Hasil
harmonis baik fisik, mental, dan sosial. Selanjutnya pada kegiatan interaksi belajar
memupuk
observasi
suasana
dan
yang
wawancara
menunjukkan bahwa kedua guru alih fungsi juga
sudah
sudah memberikan layanan bimbingan dan
memahami perkembangan fisik peserta didik.
penyuluhan yang memperhatikan perkembangan
Pemahaman guru alih fungsi ini ditunjukkan
fisik peserta didik, seperti memberikan layanan
dalam
secara
mengajar,
kedua
interaksi
guru
alih
belajar
fungsi
mengajar
dengan
individu
dan
kelompok
dengan
mendesain tata ruang kelas secara klasikal dan
memeriksa kuku, rambut, dan pengukuran berat
memperhatikan perbedaan individual. Temuan
badan. Temuan kegiatan layanan bimbingan dan
ini senada dengan pendapat Desmita (2008: 88)
penyuluhan ini sejalan dengan pendapat Singgih
yang menyatakan bahwa guru perlu menyikapi
D. Gunarsa dan Yulia Singgih D. Gunarso
pengaruh
dan
(2012: 26) yang menyatakan bahwa seorang
Bentuk
guru dapat melaksanakan berbagai usaha dalam
memahami perbedaan individual ini, salah
membantu peserta didik. Salah satu usaha
satunya dengan dapat menempatkan siswa-siswa
tersebut yaitu membantu peserta didik agar
yang bertubuh kecil, besar sesuai dengan
hidup dalam kehidupan yang seimbang antara
porsinya. Hal ini dapat mendorong pertumbuhan
aspek fisik, mental, dan sosial.
genetik
menghargai
seperti
perbedaan
memahami
individual.
Pada keempat kegiatan dalam proses
dan perkembangan siswa. terhadap
pendidikan tersebut, kedua guru alih fungsi
perkembangan fisik peserta didik ditunjukkan
sudah memahami perkembangan fisik peserta
kedua guru alih fungsi dengan memberikan
didik. Namun, kedua guru alih fungsi belum
motivasi
yang membimbing siswa
memahami perkembangan fisik peserta didik
mengerti tentang kesehatan. Motivasi yang
pada kegiatan pemilihan media dan sumber
diberikan oleh kedua guru alih fungsi ini seperti
belajar. Hal ini tampak saat pembelajaran guru
memotivasi siswa dengan pujian. Motivasi
menggunakan media gambar terlalu kecil. Media
dengan pujian itu diberikan kepada siswa yang
yang
sehat, bersih, dan yang dapat menjaga pola
menjangkau peserta didik secara menyeluruh.
makannya. Temuan ini sejalan dengan pendapat
Hal ini menyebabkan siswa yang berpostur
Sardiman (2007: 92-95) yang menyatakan ada
tubuh kecil yang diposisikan duduk di belakang
beberapa
perlu
tidak dapat memahami penjelasan dari guru.
menumbuhkan
Temuan ini bertentangan dengan pendapat Wina
motivasi dalam kegiatan belajar mengajar. Salah
Sanjaya (2010: 224) dalam pemilihan media
satu cara yang dilakukannya melalui pujian,
harus disesuaikan dengan karakteristik siswa.
pujian adalah bentuk reinforcement yang positif
Karakteristik perkembangan siswa pada usia SD
Sementara
itu,
belajar
bentuk
diperhatikan
guru
pemahaman
dan
cara
dalam
yang
digunakan
oleh
guru
tidak
dapat
Pemahaman Guru Alih Fungsi…(Aprin Saputri) 7
berbeda-beda, sehingga seorang guru harus
R. Ibrahim dan Nana Syaodih (2010: 104) yang
memahami dalam pemilihan media ini. Hal ini
menyatakan bahwa dalam pemilihan materi
dikarenakan ada media yang cocok untuk
harus
sekelompok siswa, tetapi tidak cocok untuk
pentingnya
siswa lain.
perkembangan, dan tata urutan.
Kedua guru alih fungsi belum memahami
memperhatikan bahan,
tujuan nilai
pembelajaran,
praktis,
tingkat
Selanjutnya, pemahaman kedua guru alih
perkembangan intelektual peserta didik dengan
fungsi
baik. Dari keenam kegiatan dalam proses
peserta didik dalam interaksi belajar mengajar
pendidikan, hasil penelitian menunjukkan bahwa
ditunjukkan saat interaksi belajar kedua guru
kedua guru alih fungsi belum memahahami
alih fungsi sudah mengaktifkan peserta didik
perkembangan intelektual peserta didik hanya
dalam kegiatan membaca, menulis, bercerita dan
pada kegiatan pemilihan media dan sumber
mendengarkan dongeng. Temuan ini sejalan
belajar. Berikut pembahasan lebih lanjut tentang
dengan pendapat Nandang Budiman (2006: 70)
pemahaman
yang menyatakan bahwa perkembangan bahasa
kedua
alih
fungsi
terhadap
perkembangan intelektual peserta didik. Guru
alih
fungsi
sudah
terhadap
perkembangan
intelektual
pada anak usia SD dipengaruhi oleh aktifitas
memahami
membaca dan menulis, berbicara, dan minat
perkembangan intelektual peserta didik pada
membaca.
kegiatan perencanaan pendidikan. Hal yang
mempengaruhi perkembangan bahasa anak usia
demikian tampak dari kegiatan pembelajaran
SD.
yang dilakukan oleh kedua guru alih fungsi
Keempat
Hasil
aktivitas
wawancara
dan
tersebut
observasi
sudah membangkitkan rasa ingin tahu peserta
menunjukkan bahwa kedua guru alih fungsi
didik. Pembelajaran yang membangkitkan rasa
sudah memahami perkembangan intelektual
ingin tahu siswa seperti memotivasi peserta
peserta didik pada pemberian motivasi. Saat
didik untuk berbicara, berhitung, dan menulis.
pembelajaran,
Temuan ini sejalan dengan pendapat Matin
memberikan
(2013: 72) yang menyatakan bahwa pendidikan
perkembangan
harus membawa anak didik ke arah ingin
Motivasi yang diberikan oleh kedua guru alih
belajar; dapat berbicara dengan jelas; dapat
fungsi seperti memotivasi siswa untuk rajin
membaca, menulis dan menghitung; mengerti
belajar dan memotivasi tentang cara sukses
tentang kesehatan; menghayati sesuatu yang
dalam belajar. Temuan ini, sejalan dengan
indah; terampil berkomunikasi, dan lain-lain.
pendapat
Kedua
guru
alih
fungsi
juga
kedua motivasi
guru
fungsi
yang memperhatikan
intelektual
Sardiman
alih
(2007:
peserta
92-95)
didik.
yang
sudah
menyatakan bahwa ada beberapa hal yang
memahami perkembangan intelektual peserta
diperhatikan dalam memberikan motivasi. Salah
didik dalam pemilihan materi. Pemilihan materi
satu cara yang diperhatikan oleh kedua guru alih
yang dilakukan oleh guru alih fungsi ini sudah
fungsi dalam memberikan motivasi melalui
sesuai dengan tujuan pembelajaran, relevan, dan
tujuan yang diakui. Sebab dengan memahami
praktis. Temuan ini sependapat dengan pendapat
tujuan yang ingin dicapai maka akan timbul
8
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke IV Januari 2015
semangat untuk terus belajar demi menggapai
media. Temuan ini, kurang sejalan dengan
tujuan yang dimaksud.
pendapat Nandang Budiman (2006: 50) yang
Pada kegiatan layanan bimbingan dan
menyatakan bahwa peserta didik Sekolah Dasar
penyuluhan, kedua guru alih fungsi juga sudah
sudah mulai berkembang kemampuan berpikir
memahami perkembangan intelektual peserta
logis, tetapi pemikiran logis itu masih terikat
didik.
yang
oleh apa-apa yang kelihatannya nyata. Artinya
dilakukan oleh guru seperti membimbing siswa
dalam mengoperasikan logika berpikir masih
yang kesulitan membaca, berhitung, menulis
perlu dibantu oleh benda-benda nyata atau
tegak bersambung dan pelajaran tambahan.
dibawa ke perilaku nyata.
Bimbingan
dan
penyuluhan
Layanan bimbingan dan penyuluhan yang
Kedua guru alih fungsi kurang memahami
diberikan oleh guru terkadang secara individual
perkembangan emosi peserta didik. Dari kelima
maupun
layanan
kegiatan dalam proses pendidikan, guru alih
bimbingan dan penyuluhan diberikan kepada
fungsi belum memahami perkembangan peserta
peserta
didik pada interaksi belajar mengajar. Berikut
kelompok.
didik
Pemberian
yang
mengalami
kesulitan tegak
pembahasan lebih lanjut tentang pemahaman
bersambung. Sementara itu, layanan bimbingan
guru alih fungsi terhadap perkembangan emosi
secara kelompok diberikannya melalui kegiatan
peserta didik.
membaca,
berhitung,
dan
menulis
pelajaran tambahan. Temuan ini sejalan dengan
Kedua guru alih fungsi sudah memahami
pendapat Singgih D. Gunarsa dan Yulia Singgih
perkembangan
fisik
D. Gunarso (2012: 35) yang menyatakan bahwa
pemilihan media dan sumber belajar. Saat
ada beberapa jenis bimbingan. Bimbingan secara
pembelajaran, kedua guru alih fungsi sudah
individu salah satunya melalui bimbingan
menggunakan media gambar yang menarik.
belajar dan pengajaran sedangkan bimbingan
Penggunaan media gambar ini sudah menarik
secara kelompok melalui pelajaran tambahan.
perhatian
peserta
peserta
didik
didik
untuk
dalam
mengikuti
proses
pembelajaran. Dengan menggunakan media
pendidikan tersebut guru alih fungsi sudah
gambanr ini, peserta didik dapat tertarik untuk
memahami perkembangan intelektual peserta
memperhatikan pembelajaran meskipun hanya
didik. Namun, kedua guru alih fungsi belum
relatif dalam waktu singkat yang umumnya di
memahami perkembangan intelektual peserta
awal pembelajaran. Temuan ini sejalan dengan
didik dalam pemilihan media dan sumber
pendapat Rita Eka Izzaty., dkk
belajar. Media dan sumber belajar yang pernah
yang
dilakukan oleh GKI seperti media gambar
berlangsung relatif singkat.
Pada
kelima
kegiatan
dalam
menyatakan
punakawan, media benda langit, dan tumbuhan.
Kedua
Sementara itu, GKII jarang menggunakan media
perkembangan
konkret
layanan
maupun
semi
konkret
dalam
guru
bahwa
alih
emosi
bimbingan
(2008: 113). emosi
fungsi peserta
dan
anak
memahami didik
penyuluhan
dalam yang
dominan
ditunjukkan dengan guru memberikan layanan
menggunakan LKS sebagai sumber belajar dan
bimbingan secara individu atau kelompok
pembelajaran.
GKII
lebih
Pemahaman Guru Alih Fungsi…(Aprin Saputri) 9
kepada peserta didik yang mengalami masalah.
keinginan peserta didik dalam meraih cita-
Kedua guru alih fungsi pernah memberikan
citanya. Temuan ini sejalan dengan pendapat
layanan bimbingan masalah pribadi kepada
Sardiman (2007: 92-95) yang menyatakan ada
peserta didik yang mengalami masalah pribadi
beberapa
seperti peserta didik yang pemalu dan pasif.
menumbuhkan motivasi untuk belajar yaitu
Sementara
layanan
melalui hasrat untuk belajar. Hasrat untuk
bimbingan secara kelompok kepada siswa untuk
belajar ini dimaksudkan agar peserta didik
mengatasi masalah. Guru pernah memberikan
berkeinginan untuk belajar.
itu,
guru
memberikan
bimbingan secara kelompok kepada beberapa
hal
yang
diperhatikan
dalam
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua
peserta didik yang terlibat perkelahian. Temuan
guru
ini sejalan dengan pendapat Singgih D. Gunarsa
perkembangan sosial dan moral peserta didik.
dan Yulia Singgih D. Gunarso (2012: 35) yang
Pemahaman terhadap perkembangan sosial dan
menyatakan bahwa bimbingan masalah pribadi
moral peserta didik ini ditunjukkan pada lima
bertujuan
didik
kegiatan dalam proses pendidikan. Berikut
mengatasi masalah pribadi, sebagai akibat
pembahasan lebih lanjut dari pemahaman kedua
kurangnya
guru alih fungsi terhadap perkembangan sosial
untuk
membantu
kemampuan
menyesuaikan
diri
peserta
peserta
dengan
didik
aspek-aspek
perkembangan, keluarga, persahabatan, belajar, cita-cita, konflik pribadi, dan sosial.
alih
fungsi
kurang
fungsi
sudah
memahami
dan moral peserta didik. Pada kegiatan perencanaan pendidikan, guru sudah mengembangkan potensi peserta didik
Saat proses interaksi belajar mengajar, kedua guru
alih
sesuai dengan norma kebiasan, dan nilai
memperhatikan
kebudayaan. Selain itu, guru juga memberikan
perkembangan emosi peserta didik. Hal yang
pesan moral kepada peserta didik bersosialisasi.
demikian tampak ketika pembelajaran guru
Temuan ini sejalan dengan pendapat Matin
kurang memperhatikan peserta didik yang
(2013: 72) yang menyatakan bahwa pendidikan
melamun, menangis, dan kurang aktif mengikuti
harus diarahkan kepada pertumbuhan anak didik
pembelajaran.
secara optimal dan harmonis baik fisik, mental,
Temuan
ini
kurang
sejalan
dengan pendapat Rita Eka Izzaty., dkk (2008:
dan sosial.
113) yang menyatakan bahwa perkembangan
Pemilihan materi yang dilakukan oleh guru
emosi peserta didik sekolah dasar bercirikan
juga memperhatikan perkembangan sosial dan
emosi peserta didik dapat diketahui dari gejala
moral peserta didik. Hal yang demikian tampak
tingkah lakunya.
ketika pembelajaran, kedua guru alih fungsi
Namun demikian, saat interaksi belajar
memilih materi sesuai dengan kebutuhan peserta
mengajar kedua guru alih fungsi tidak luput
didik. Selain itu, guru juga memberikan pesan
memberikan motivasi kepada peserta didik.
moral dari setiap materi yang diberikan. Temuan
Motivasi yang diberikan oleh kedua guru
ini sejalan dengan pendapat R. Ibrahim dan
melalui bentuk nasihat dan dongeng. Pemberian
Nana
motivasi ini dimaksudkan untuk membangkitkan
menyatakan bahwa dalam memilih materi juga
Syaodih
S
(2010:
102-104),
yang
10 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke IV Januari 2015
harus memperhatikan kebutuhan peserta didik.
Gunarso (2012: 26) yang menyatakan ada
Kebutuhan peserta didik ini dimaksudkan agar
beberapa jenis layanan bimbingan. Layanan
setiap peserta didik dapat tumbuh optimal sesuai
bimbingan yang diberikan seperti bimbingan
dengan tahap perkembangan peserta didik.
sosial. Bimbingan sosial dimaksudkan agar
Kedua
guru
alih
sudah
memahami
perkembangan sosial dan moral peserta didik
peserta didik dapat mengadakan hubungan sosial dengan baik.
pada interaksi belajar mengajar. Interaksi belajar mengajar yang dilakukan oleh kedua guru alih
SIMPULAN DAN SARAN
fungsi sudah membawa peserta didik memahami
Simpulan
aturan, norma, dan etika yang berlaku di
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
masyarakat. Hal ini tampak saat pembelajaran
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Guru
guru memberikan nasihat kepada peserta didik
alih
fungsi
belum
sepenuhnya
yang bertutur kata atau berperilaku kurang
memahami perkembangan fisik peserta didik.
sopan. Sementara itu, saat interaksi belajar
Hal yang demikian ditunjukkan ketika memilih
mengajar guru memberikan motivasi yang dapat
media
membantu peserta didik agar dapat berhubungan
memperhatikan perbedaan individual.
dan
Guru
dengan lingkungan yang baik. Temuan ini
sumber
alih
belajar
fungsi
belum
kurang
memahami
sejalan dengan pendapat Rita Ekka Izzaty, dkk.,
perkembangan intelektual peserta didik dengan
(2008: 110) yang menyatakan bahwa perilaku
baik. Hal yang demikian ditunjukkan ketika
moral peserta didik banyak dipengaruhi oleh
pembelajaran guru lebih dominan menggunakan
pola asuh orang tua serta perilaku moral dari
LKS dari pada menggunakan media konkret
orang-orang di sekitarnya, dalam hal ini guru
maupun semi konkret.
alih
fungsi
sebagai
guru
kelas
Guru
yang
alih
fungsi
kurang
memahami
membimbing peserta didik secara intensif dalam
perkembangan emosi peserta didik. Hal yang
proses pembelajaran.
demikian
tampak
ketika
mengajar
guru
kurang
Kedua
guru
alih
fungsi
juga
interaksi
belajar
memperhatikan
memperhatikan perkembangan sosial dan moral
perubahan tingkah laku peserta didik yang
peserta
kurang
didik
dalam
memberikan
layanan
aktif
bimbingan dan penyuluhan. Layanan bimbingan
pembelajaran
dan penyuluhan yang diberikan oleh guru seperti
emosinya. Guru
memberikan layanan bimbingan masalah pribadi kepada
peserta
didik
yang
pemalu
saat
selama sebagai
alih
fungsi
mengikuti
proses
cerminan
perubahan
sudah
memahami
perkembangan sosial dan moral peserta didik.
berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu,
Hal
guru juga memberikan layanan bimbingan
pembelajaran
kepada beberapa peserta didik yang duduk di
potensi peserta didik sesuai dengan norma,
atas meja. Temuan ini sejalan dengan pendapat
kebiasaan, dan nilai kebudayaan. Selain itu, guru
Singgih D. Gunarsa dan Yulia Singgih D.
yang
demikian guru
ditunjukkan
sudah
ketika
mengembangkan
Pemahaman Guru Alih Fungsi…(Aprin Saputri) 11
juga memberikan pesan moral dan membantu Miles, Matthew B. dan Huberman, A. Michael. (2009). Analisis Data Kualitatif. Jakarta. Universitas Indonesia Press.
peserta didik bersosialisasi.
Saran Sebaiknya
guru
dalam
merencanakan
pemilihan media dan sumber belajar tidak hanya memperhatikan aspek intelektual peserta didik saja, namun juga harus memperhatikan aspek perkembangan peserta didik lainnya seperti aspek fisik, moral, dan sosial peserta didik. Sementara itu, guru alih fungsi sebaiknya dalam menjalankan tugasnya memperhatikan perencanaan
pendidikan
dalam
aspek
pengembangan seperangkat pengalaman belajar dan melakukan inovasi pendidikan. Jika kedua aspek tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, maka isi dan tujuan pendidikan dapat tercapai dengan optimal.
Desmita. (2011). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosda. Endang Poerwanti dan Nur Widodo. (2002) Perkembangan Peserta Didik. Malang: UMM Press. (2003). Jakarta:
Lexy J. Moleong. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Matin.
Nandang Budiman. (2006). Memahami Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikn Tinggi Rita Eka Izzaty, dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press. Sardiman. (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Singgih D. Gunarsa dan Yulia Singgih D. Gunarsa. (2012). Psikologi Untuk Membimbing. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta.
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim dan Nana Syaodih. Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta.
Nana Syaodih Sukmadinata. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja rosdakarya.
(2013). Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan.Jakarta: Rajawali Pers
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur penelitian (suatu pendekatan praktik). Jakarta: Rineka Cipta Undang-Undang No.14 Tahun 2005. Guru dan Dosen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Wina Sanjaya. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Bandung: Prenada Media Group.