Pendidikan Nilai Nasionalisme .... (Sarah Atikah Tsamarah) 2.773
PENDIDIKAN NILAI NASIONALISME DI SD NEGERI 2 WATES KULON PROGO EDUCATION OF NATIONALISM VALUE IN SD NEGERI 2 WATES KULON PROGO Oleh: Sarah Atikah Tsamarah, PGSD/PSD,
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode pendidikan nilai nasionalisme dan kendalanya di SD Negeri 2 Wates Kulon Progo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis deskriptif. Subjek dalam penelitian kepala sekolah, guru, dan siswa SD Negeri 2 Wates. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pemeriksaaan keabsahan data dengan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pendidikan nilai nasionalisme di SD Negeri 2 Wates dilakukan melalui pembiasaan dan keteladanan. Kendala yang dihadapi dalam pendidikan nilai nasionalisme yaitu kurangnya keterlibatan siswa dalam kegiatan pendidikan nilai nasionalisme, khususnya pada ekstrakurikuler membatik Kata Kunci: pendidikan nilai, nasionalisme Abstract. This research aims at decribing the method of education of nationalism value and its obstacle in SD Negeri 2 Wates, Kulon Progo. This research used the descriptive qualitative approach. Subjects in this research were principals, teachers, and students of SD Negeri 2 Wates. Data collection techniques in this research used observation, interviews, and documentation. The verivication of data employed source triangulation and techniques triangulation. The result showes that education of nationalism value in SD Negeri 2 Wates was done by habituation and examplary. The obstacles encountered in cultivation of nationalism value is the lack of student engagement in education of nationalism value activities, especially in extracurricular batik. Key Words: value education, nationalism
taraf intelektual atau hanya untuk mengangkat
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan proses transformasi budaya.
Pendidikan
diharapkan
dapat
mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten
untuk
mempertahankan
Negara
Kesatuan Republik Indonesia (Sunarso, dkk, 2008:5).Pendidikan adalah salah satu tolak ukur kemajuan sebuah bangsa. Sistem pendidikan yang baik akan memperoleh hasil yang baik pula, berupa manusia yang cerdas dan berakhlak mulia. Hasil dari proses pendidikan tersebut akan membuat bangsanya semakin maju dengan kecerdasan yang dimilikinya. Dari pengertian pendidikan di atas, maka pendidikan bukan sekedar untuk meningkatkan
derajat sosial seseorang. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang akan membentuk karakter dan kepribadian seseorang, karena dalam proses pendidikan manusia akan terjadi pula proses sosialisasi dan interaksi dengan apa yang ada di sekelilingnya, seperti pendidik, sesama peserta didik, dan pelaku pendidikan lainnya. Akhmad Muhaimin Azzet (2011: 15) menegaskan bahwa pendidikan tidak hanya mendidik para peserta didiknya untuk menjadi manusia yang cerdas, tetapi juga membangun kepribadiannya agar berakhlak mulia. Pendapat tersebut sejalan dengan Tujuan Pendidikaan Nasional Menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003 ialah berkembangnya potensi peserta didik agar
2.774 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 29 Tahun ke-5 2016
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
dalam
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
menjadipengalaman nyata bagi peserta didik.
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
kehidupan
Perlu
disadari
sehari-hari
di
era
agar
globalisasi
ini
menjadi warga Negara yang demokratis dan
pendidikan karakter menjadi salah satu kontrol
bertanggung jawab. Jadi, dapat disimpulkan
agar peserta didik dapat terhindar dari pengaruh
bahwa tujuan pendidikan yaitu untuk mendidik
negatif globalisasi. Perubahan global yang sedang
peserta didik agar menjadi manusia cerdas dan
terjadi dewasa ini merupakan sebuah revolusi
berkarakter.
global yang dampaknya telah melahirkan suatu
Membentuk peserta didik menjadi manusia
gaya hidup (H.A.R. Tilaar, 2009:1).Adanya
yang berkarakter tidaklah mudah. Pendidikan
perkembangan teknologi yang semakin cepat,
karakter
masyarakat pun lebih mudah mengakses berbagai
sebenarnya
bukan
hanya
menjadi
kewajiban guru, tetapi juga kewajiban orang tua
informasi
dan lingkungan masyarakat. Pendidikan karakter
tersebut.Pengaruh kebudayaan asing semakin
merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai
mudah masuk ke Indonesia.Terutama dalam
karakter kepada peserta didik yang meliputi
dunia hiburan, anak-anak dan remaja saat ini
komponen: kesadaran, pemahaman, kepedulian,
lebih tertarik pada hiburan dari luar negeri. Di
dan komitmen yang tinggi untuk melaksanakan
tingkat Sekolah Dasar (SD) dapat dengan mudah
nilai-nilai tersebut, baik terhadap Allah Tuhan
ditemukan anak-anak yang lebih hafal karakter-
Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan,
karakter kartun Amerika dibandingkan karakter-
maupun
secara
karakter pada pewayangan. Kesukaan anak-anak
keseluruhan, sehingga menjadi manusia sesuai
terhadap budaya asing juga dilihat dari peralatan
dengan kodratnya (Mulyasa, 2013:7).
sekolah anak-anak yang bergambar kartun luar
masyarakat
dan
bangsa
Pendidikan karakter tidak berdiri sendiri
dengan
memanfaatkan
teknologi
negeri. Lagu-lagu nasional dewasa ini sudah
sebagai suatu pelajaran ataupun materi khusus
jarang
dalam pembelajaran, namun diintegrasikan dalam
referensi lagu nasional bagi anak-anak juga
kegiatan pembelajaran. Sejalan dengan yang
semakin berkurang.
dikemukakan
Mulyasa
(2013:8)
bahwa
diperdengarkan
Berkaitan
anak-anak,
dengan
pemerintah
seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi
menanamkan
yang
Materi
dikeluarkannya Permendikbud Nomor 23 Tahun
pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau
2015. Sekolah diwajibkan untuk melaksanakan
nilai-nilai
perlu
upacara bendera setiap hari Senin dengan
dikembangkan, dieksplisitkan, dan dihubungkan
mengenakan seragam atau pakaian yang sesuai
dengan konteks kehidupan sehari-hari. Oleh
denganketetapan
karena itu, pendidikan nilai dan pembentukan
diantaranya sesudah berdoa setiap memulai hari
karakter tidak hanya dilakukan pada tataran
pembelajaran,
kognitif, tetapi diinternalisasikan dan diterapkan
menyanyikan lgu kebangsaan Indonesia Raya.
pada
dalam
setiap
kurikulum.
bidang
studi
berupaya
tersebut,
pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam
terdapat
telah
kondisi
sehingga
nilai
agar
sekolah
nasionalisme
dengan
sekolah.
guru
dan
Kegiatan
peserta
rutin,
didik
Pendidikan Nilai Nasionalisme .... (Sarah Atikah Tsamarah) 2.775
hari
nasional agar penanaman nilai nasionalisme pada
didik
siswa semakin kuat. Tidak hanya itu, di setiap
menyanyikan lgau daerah, lagu wajib nasional,
ruang kelas terdapat gambar-gambar pahlawan
maupun lagu terkini yang bernuansa patriotic
yang bertujuan untuk mengenalkan siswa pada
maupun cinta tanah air.
sejarah perjuangan bangsa.
Sebelum
berdoa
pembelajaran,
setiapmengakhiri
guru
dan
peserta
Berdasarkan observasi yang dilakukan di
Berdasarkan hasil pengamatan pada tanggal
tiga sekolah dasar di Kecamatan Wates pada
9-16 November 2016, menunjukkan bahwa di SD
tanggal 9-16 November 2015, khususnya di SD A
A
guru dan siswa menyanyikan lagu Indonesia Raya
menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya
bersama-sama sebelum mulai pembelajaran. Pada
dan lagu wajib nasional atau lagu daerah setiap
hari selanjutnya guru lupa tidak mengawali
hari.
pembelajaran
lagu
nasionalisme di SD Negeri 2 Wates sudah
Indonesia Raya, dan tidak ada siswa yang
berjalan sesuai dengan Permendikbud Nomor 23
mengingatkan. Di setiap ruangan kelas terdapat
Tahun 2015. Siswa memiliki kesadaran untuk
identitas
gambar
selalu menyanyikan lagu kebangsaan Indoensia
Burung Garuda dan Bendera Merah Putih. Selain
Raya sebelum memulai pembelajaran yang
itu di dinding kelas juga terpajang foto pahlawan
bertujuan menanamkan nilai nasionalisme, namun
beserta biodata singkat, namun dalam kegiatan
peneliti belum mengetahui lebih mendalam
pembelajaran guru tidak menggunakan media
bagaimana proses penanaman nilai nasionalisme
tersebut sebagai upaya penanaman nasionalisme
yang dilakukan sekolah. Hal tersebut yang
pada siswa. Hal yang sama juga terjadi di SD B,
menjadikan peneliti tertarik untuk mengetahui
terdapat
lebih
dengan
negara
3
Indonesia,
kelas
pembelajaran
menyanyikan
yang
dengan
seperti
tidak
mengawali
menyanyikan
lagu
Indonesia Raya. Selain itu, di setiap ruang kelas
dan
SD
B
Sedangkan
dalam
siswa
belum
proses
tentang
dibiasakan
penanaman
penanaman
nilai
nilai
nasionalisme di SD Negeri 2 Wates, Kulon Progo.
di SD ini tidak dilengkapi gambar-gambar pahlawan nasional untuk diperkenalkan pada
METODE PENELITIAN
siswa.
Jenis Penelitian Pendekatan
Berdasarkan observasi di SD Negeri 2 Wates,
Kulon
Progo,
siswa
dibiasakan
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif jenis
menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum
deskriptif.
memulai pembelajaran di kelas masing-masing
tentang pelaksanaan kegiatan penanaman nilai
yang dipimpin oleh salah satu siswa secara
nasionalisme di SD Negeri 2 Wates, Kulon
bergantian setiap harinya. Apabila guru lupa,
Progo.
siswa segera mengingatkan guru. Siswa juga dibiasakan hormat kepada Bendera Merah Putih yang berada di dalam kelas. Sebelum pulang sekolah siswa menyanyikan salah satu lagu
Penelitian
ini
mendeskripsikan
2.776 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 29 Tahun ke-5 2016
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Hasil Penelitian
April-Juni 2016. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Wates Kulon Progo.
Hasil
penelitian
penanaman
nilai
menunjukkan
nasionalisme
pada
bahwa siswa
dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran dan
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan siswa SD Negeri 2 Wates dengan menggunakan teknik purposive atau
kegiatan di luar pembelajaran. A. Penanaman
nilai
nasionalisme
melalui
kegiatan pembelajaran Nilai nasionalisme yang ditanamkan
dengan pertimbangan tertentu. melalui Objek Penelitian
kegiatan
pembelajaran
adalah
sebagai berikut.
Objek penelitian ini yaitu penanaman nilai
1. Cinta Tanah Air
nasionalisme.
Berdasarkan triangulasi teknik yaitu dari hasil wawancara, observasi dan
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipasi pasif, wawancara
dokumen, penanaman nilai cinta tanah air dilakukan dengan cara pembiasaan dan keteladanan pada kegiatan awal dan
semiterstruktur, dan dokumentasi.
kegiatan akhir pembelajaran. Pembiasaan dan
Teknik Analisis Data Data dianalisis menggunakan model Miles
keteladanan
dilakukan
melalui
kegiatan hormat kepada bendera merah
dan Hubermen yaitu pengumpulan data (data
putih,
collection),
reduction),
Indonesia Raya, dan menyanyikan lagu
penarikan
wajib nasional atau lagu daerah. Melalui
reduksi
data
(data
penyajian data (data display), dan
menyanyikan
lagu
kebangsaan
pembiasaan dan keteladanan tersebut,
kesimpulan (conclution).
guru dapat menanamkan nilai cinta tanah Instrumen Penelitian Instrumen
penelitian
air pada siswa. adalah
peneliti
sendiri yang dibantu dengan pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Uji Keabsahan Data Pengujian keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber.
2. Bangga
Terhadap
Bangsa
dan
Negara
Indonesia Berdasarkan triangulasi teknik, yaitu dari hasil wawancara, observasi, dan dokumen, penanaman nilai bangga terhadap bangsa dan negara
Indonesia
dilakukan
melalui
pembiasaan dan keteladanan menyanyikan lagu wajib nasional atau lagu daerah. Lagulagu wajib nasional dan lagu daerah dapat menanamkan nilai bangga terhadap bangsa
Pendidikan Nilai Nasionalisme .... (Sarah Atikah Tsamarah) 2.777
dan negara Indonesia karena memiliki makna
2. Rela Berkorban
bahwa Indonesia merupakan bangsa dan
Berdasarkan hasil wawancara, observasi,
negara yang kaya akan sejarah, budaya, dan
dan dokumen yang diperoleh, penanaman
sumber daya alamnya.
nilai rela berkorban dilakukan dengan cara
3. Persatuan dan Kesatuan Berdasarkan Prinsip
dengan merelakan sebagian waktunya
Bhineka Tunggal Ika Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumen, penanaman nilai persatuan dan kesatuan
keteladanan. Keteladanan dilakukan guru
berdasarkan
prinsip
Bhineka
untuk
menjadi
Pembina
maupun
pendamping ekstrakurikuler tertentu. 3. Cinta Tanah Air
Tunggal Ika melalui pembelajaran dilakukan
Berdasarkan hasil wawancara, observasi,
dengan
dan dokumen, penanaman cinta tanah air
pembiasaan
menggunakan
dan
bahasa
keteladanan
Indonesia
serta
dilakukan
dengan
pembiasaan
pembiasaan berdiskusi. Pembiasaan dan
keteladanan
keteladanan
pembiasaan ekstrakurikuler seni tari dan
berbahasa
Indonesia
dapat
menanamkan nilai persatuan dan kesatuan karena bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan
Indonesia.
Sementara
itu,
upacara
hari
dan Senin,
ekstrakurikuler membatik. 4. Bangga Terhadap Bangsa dan Negara Indonesia
pembiasaan berdiskusi dapat menanamkan
Berdasarkan hasil wawancara, observasi,
nilai persatuan dan kesatuan karena proses
dan dokumen, penanaman nilai bangga
dalam kegiatan tersebut melatih siswa untuk
terhadap bangsa dan negara Indonesia
menghadapi perbedaan di sekitar mereka,
dilakukan dengan pengenalan budaya
tetapi tetap menjaga persatuan dan kesatuan.
Indonesia. Kegiatan yang dilakukan yaitu
B. Penanaman
nilai
nasionalisme
melalui
kegiatan di luar pembelajaran
ekstrakurikuler seni tari, membatik, dan peringatan hari nasional. Tarian yang
Nilai-nilai yang ditanamkan melalui
diajarkan merupakan tarian daerah yang
kegiatan di luar pembelajaran adalah sebagai
berasal dari Indonesia. Begitu pula pada
berikut.
ekstrakurikuler
1. Menempatkan Kepentingan Negara di
dikenalkan warisan budaya dunia yang
membatik,
siswa
Atas Kepentingan Pribadi dan Kelompok
berasal dari Indonesia. Sementara itu,
Berdasarkan triangulasi teknik yaitu dari
rangkaian kegiatan dalam peringatan hari
hasil wawancara, observasi dan dokumen,
nasional dilaksanakan lomba seni budaya
menempatkan kepentingan negara di atas
dan menggunakan pakaian adat di hari-
kepentingan
hari
dilakukan keteladanan
pribadi melalui
dan
kelompok
pembiasaan
upacara
hari
dan Senin,
pembiasaan ekstrakurikuler Pramuka, dan peringatan hari-hari nasional.
tertentu
yang
melibatkan
guru
maupun siswa. Kegiatan tersebut dapat menanamkan
nilai
bangga
bangsa dan negara Indonesia.
terhadap
2.778 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 29 Tahun ke-5 2016
5. Persatuan
dan
Kesatuan
Berdasarkan
Prinsip Bhineka Tunggal Ika Berdasarkan
diungkapkan Mulyasa (2013:165) bahwa wawancara,
penanaman nilai dapat dilakukan dengan
observasi, dan dokumen, penanaman nilai
pembiasaan. Pembiasaan dapat dilakukan
persatuan
berdasarkan
karena penanaman nilai merupakan proses
prinsip Bhineka Tunggal Ika dilakukan
yang tidak dapat dilakukan dengan waktu
dengan pembiasaan ekstrakurikuler seni
yang
tari,
melakukan kegiatan secara rutin, maka
dan
hasil
Indonesia Raya. Cara ini sesuai dengan yang
kesatuan
ekstrakurikuler
membatik,
dan
ekstrakurikuler Pramuka.
singkat.
Semakin
sering
siswa
semakin cepat nilai-nilai positif tertanam
C. Kendala yang dihadapi dalam penanaman nilai nasionalisme
dalam diri siswa. Guru sebagai sosok panutan di sekolah dapat memberikan contoh yang
Kendala yang dihadapi dalam penanaman nilai
baik dalam bertindak, bersikap, dan bernalar.
nasionalisme di SD Negeri 2 Wates yaitu guru
Sesuai
dan respon siswa dalam megikuti kegiatan
(2013:169), manusia merupakan makhluk
penanaman nilai nasionalisme, khususnya pada
yang suka mencontoh, termasuk siswa
ekstrakurikuler
mencontoh
membatik.
Nilai-nilai
dengan
pernyataan
pribadi
Mulyasa
gurunya
dalam
nasionalisme yang dapat ditanamkan melalui
membentuk pribadinya. Sikap dan perilaku
pembiasaan dan keteladanan memperingati hari-
guru
hari nasional yaitu menempatkan kepentingan
siswa, karena guru adalah panutan bagi siswa
negara
rela
di sekolah. Jadi, selain pembiasaan yang
berkorban, cinta tanah air, bangga terhadap
dilakukan siswa, guru juga memberikan
bangsa dan negara Indonesia, serta persatuan dan
keteladanan
kesatuan berdasarkan prinsip Bhineka Tunggal
nasionalisme.
di
atas
kepentigan
individu,
berpengaruh
terhadap
kepribadian
bagaimana
bersikap
Ika pada peringatan hari-hari nasional. B. Penanaman
nasionalisme
melalui
kegiatan di luar pembelajaran
Pembahasan A. Penanamkan
nilai
nilai
nasionalisme
melalui
kegiatan pembelajaran
Penanaman melalui
Penanaman
nilai
nasionalisme
melaluikegiatan
pembelajaran
kegiatan
dilakukan
nilai di
dengan
luar
nasionalisme pembelajaran
pembiasaan
dan
dilakukan
keteladanan pada kegiatan upacara hari
dengan pembiasaan dan keteladanan baik
Senin, pembiasaan ekstrakurikuler seni tari,
pada kegiatan awal, kegiatan inti, maupun
pembiasaan
kegiatan akhir. Guru menanamkan nilai
ekstrakurikuler membatik, serta pembiasaan
nasionalisme melalui kegiatan rutin di awal
dan keteladanan peringatan hari nasional.
pembelajaran.
tersebut
Keteladanan yang diberikan guru sesuai
dilakukan dengan memberi hormat kepada
dengan pernyataan Heri Susanto (2014:26)
bendera merah putih dan menyanyikan lagu
bahwa nilai nasionalisme seseorang dapat
Kegitan
rutin
ekstrakurikuler
Pramuka,
Pendidikan Nilai Nasionalisme .... (Sarah Atikah Tsamarah) 2.779
dilihat dari sikap dimana seseorang yang
pembiasaan dan keteladanan pada kegiatan
memiliki sikap nasionalisme dalam dirinya
upacara hari Senin, ekstrakurikuler seni tari,
akan memiliki semangat kebangsaan yang
ekstrakurikuler
ditunjukkan dengan ketulusan berkorban
membatik, dan peringatan hari nasional.
Pramuka,
ekstrakurikuler
untuk kepentingan bersama. Penanaman
Guru mengalami kendala dalam melibatkan
sikap rela berkorban dimulai dari lingkungan
seluruh siswa pada kegiatan ekstrakurikuler yang
sekitar siswa, seperti rela berkorban untuk
merupakan
kepentingan bersama di dalam kelas. Jika
nasionalisme. Oleh sebab itu, keterlibatan siswa
sikap rela berkorban ditanamkan sejak dini,
dalam mengikuti kegiatan penanaman nilai
maka nilai rela berkorban akan tertanam
nasionalisme
lebih mendalam pada siswa dalam hidup
ekstrakurikuler membatik. Hal tersebut menjadi
berbangsa dan bernegara.
kendala, sehingga penanaman nilai nasionalisme
C. Kendala Penanaman Nilai Nasionalisme Guru
mengalami
kendala
media untuk penanaman nilai nasionalisme. Kegiatan ini belum sepenuhnya berhasil, Mulyasa
(2013:65)
bahwa dari segi proses guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan sebagian siswa secara aktif, khususnya mental, dan sosial
dalam
proses
penanaman
masih
penanaman
kurang,
nilai
khususnya
dalam
ekstrakurikuler membatik yang merupakan
pernyataan
untuk
pada siswa tidak maksimal.
melibatkan seluruh siswa pada kegiatan
melihat
media
nilai
nasionalisme di sekolah.
Saran Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut. 1. Guru perlu memberikan motivasi pada siswa agar
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler
membatik, seperti menjelaskan tujuan dan nilai-nilai
yang
terkandung
dalam
ekstrakurikuler tersebut. 2. Guru dan kepala sekolah perlu membuat peraturan agar seluruh siswa dapat mengikuti
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pendidikan nilai nasionalisme pada siswa dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran dan
kegiatan
ekstrakurikuler
bertujuan
untuk
pilihan
menanamkan
yang
nilai-nilai
nasionalisme. DAFTAR PUSTAKA
kegiatan di luar pembelajaran. Metode yang digunakan dalam pendidikan nilai nasionalisme melalui kegiatan pembelajaran yaitu dengan pembiasaan dan keteladanan baik pada kegiatan awal, kegiatan inti, maupun kegiatan akhir pembelajaran. Sedangkan cara yang digunakan untuk menanamkan nilai nasionalisme melalui kegiatan di luar pembelajaran yaitu dengan
Akhmad Muhaimin Azzet. (2011). Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Mulyasa. (2013). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara. Sunarso. (2008). Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: UNY Press.
2.780 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 29 Tahun ke-5 2016
H.A.R.Tilaar. (2009). Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.