PELATIHAN PEMBELAJARAN SIG DAN PJ BAGI GURU PAMONG PPG PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI FIS UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Oleh Ita Mardiani Zain, Wiwik Sri Utami, Daryono, Sulistinah, Sri Murtini, dan Eko Budiyanto*) Abstrak Berdasarkan pelatihan untuk guru pamong PPL PPG Prodi Geografi yang diselenggarakan oleh fakultas Ilmu Sosial bulan Desember 2010 di Gd. I8.01.06, menyatakan sebagian besar guru Geografi SMA yang mengajarkan geografi mengalami kesulitan dalam mengajarkan materi Sistim Informasi Geografis (SIG) dan penginderaan jauh (PJ). Kesulitan yang dirasakan oleh sebagian besar guru juga dirasakan oleh semua guru geografi di Indonesia,. Hal ini juga teruangkap dalam workshop penyusunan kurikulum dan silabus PPG Prodi geografi di Jakarta pada bulan Nopember 2010. Dengan demikian, materi SIG dan PJ ini diberikan pada mahasiswa PPG Prodi Geografi (sebagaimana terlampir di kurikulum dan Silabus PPG Prodi Geografi), para guru juga menyatakan kesulitan pada saat pembelajaran dan media yang digunakan dalam pembelajaran tersebut. Kesulitan ini harus segera terpecahkan mengingat salah satu standar kompetensi lulusan (SKL) dari Ujian Nasional mata pelajaran geografi antara lain Pemanfaatan citra dan SIG dalam bidang :1) sumberdaya alam dan kehidupan, dan 2) menganalisis lokasi industri dan pertanian dengan memanfaatkan peta. Berdasarkan masalah tersebut, maka tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan PpM ini adalah meningkatkan pemahaman guru terutama tentang ”Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Penginderaan Jauh (PJ)” dan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman, serta ketrampilan guru dalam merancang pembelajaran SIG dan PJ dan mengimplementasikannya. Khalayak sasaran yang dilibatkan dalam kegiatan pelatihan ini adalah calon guru-guru pamong PPL PPG di sekolah mitra. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi: 1) Sarasehan, suatu bentuk penyampaian informasi dan tanya jawab dalam suatu seminar multi arah yang digunakan pada awal pelatihan yang ditujukan untuk memberikan informasi mengenai konsep SIG dan PJ, 2) Praktikum (Pelatihan), praktikum yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah guru dilatih mengoperasikan perangkat keras dan perangkat lunak untuk SIG dan PJ. Kesimpulan dari hasil kegiatan PpM ini adalah: 1) Penguasaan materi Sistem Informasi Geografis (SMA) calon guru-guru pamong PPL PPG di sekolah mitra secara umum sudah baik. Hal ini dilihat dari hasil pre-test yang menunjukkan bahwa penguasaan konsep dan teori SIG telah dikuasai secara baik. Kondisi ini berbeda bila dibandingkan dengan saat kegiatan praktikum SIG. Sebagian besar penguasaan praktikum baik secara konvensional maupun digital masih rendah, 2) Hasil pre-test menunjukkan bahwa kemampuan awal peserta rata-rata guru SMA menunjukkan 55,5% telah menguasai materi SIG. Setelah mengikuti pelatihan, kemampuan guru meningkat, hal ini ditunjukkan oleh penguasaan materi meningkat 93%. Kata kunci : Pelatihan, Penginderaan jauh, Sistem Informasi geografis
* Dosen di Fakultas Ilmu Sosial, Unesa
PENDAHULUAN Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, pada tahun 2005 pemerintah telah mensyahkan Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang-Undang tersebut menuntut penyesuaian penyelenggaraan pendidikan dan pembinaan kepada guru agar menjadi professional. Disatu pihak, pekerjaan sebagai guru akan memperoleh penghargaan yang lebih tinggi, tetapi di pihak lain pengakuan tersebut mengharuskan guru memenuhi sejumlah persyaratan agar mencapai standar minimal seorang professional. Pengakuan guru sebagai tenaga professional akan diberikan manakala guru telah memiliki antara lain kualifikasi akademik, kompetensi dan sertifikat pendidik yang disyaratkan (pasal 8). Kompetensi yang dituntut harus dimiliki oleh seorang guru antara lain kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Penetapan Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU-Sisdiknas) yang diikuti Undang-Undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UU-GD) dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (PP-SNP), secara konseptual dan empirik memerlukan penyesuaian tingkat kebijakan yang akan dijadikan rujukan dalam menyusun berbagai program, termasuk pendidikan guru. Kajian terhadap produk Undang-undang berkaitan dengan guru telah menghasilkan berbagai rumusan yang intinya menunjukkan urgensi adanya terobosan untuk menerjemahkan ketentuan-ketentuan tersebut secara arif ke dalam kebijakan dan program yang mendorong tercapainya visi pendidikan Indonesia tahun 2025. Guru merupakan jabatan profesional yang memberikan layanan ahli dan menuntut persyaratan kemampuan yang secara akademik dan paedagogis maupun secara professional dapat diterima oleh pihak di mana guru bertugas, baik penerima jasa layanan secara langsung maupun pihak lain terhadap siapa guru bertanggung jawab. Guru sebagai penyandang jabatan profesional harus disiapkan melalui program pendidikan yang relatif panjang dan dirancang berdasarkan standar kompetensi guru. Oleh sebab itu diperlukan waktu dan keahlian untuk membekali para lulusannya dengan berbagai kompetensi, yaitu penguasaan bidang studi, landasan keilmuan dari kegiatan mendidik, maupun strategi menerapkannya secara profesional di lapangan. Untuk mewujudkan program tersebut diperlukan lembaga pendidikan profesi guru (PPG) yang memenuhi persyaratan tertentu. Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang dimaksud adalah pendidikan profesi yang diberikan kepada lulusan S1 kependidikan dan S1/D-IV non kependidikan dengan tujuan menghasilkan guru yang profesional. Guru yang berkualitas diartikan sebagai guru yang memiliki kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Seorang guru yang profesional, penguasaan bidang studinya tidak bersifat terisolasi, namun terintegrasi dengan kemampuan memahami peserta didik, merancang pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang mendidik, serta mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran. Seorang guru yang profesional juga harus mengenal siapa dirinya, kekuatan, kelemahan, dan arah pengembangan dirinya. Dunia yang selalu berubah menyebabkan tuntutan yang dinamis pula terhadap kecakapan guru. Oleh karena itu, guru harus mampu memilih strategi yang efektif untuk mengembangkan diri secara terus-menerus. Mencetak guru yang * Dosen di Fakultas Ilmu Sosial, Unesa
professional seperti inilah tugas utama yang diemban dan disiapkan oleh LPTK, termasuk Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Tuntutan untuk menghasilkan guru yang profesional, mengharuskan LPTK sebagai lembaga yang selama ini menyiapkan guru memiliki visi yang jelas Tentang Pendidikan Guru dengan dilandasi prinsip “good university governance” dan memiliki kapasitas yang menjamin keprofesionalan lulusannya. Prodi Pendidikan Geografi merupakan salah satu Prodi penyelenggara PPG di lingkungan Universitas Negeri Surabaya. Dalam pelaksanaan PPG guru pamong yang ada di sekolah mitra mempunyai peran penting dalam kelancaran pelaksanaan PPG. Berdasarkan pelatihan untuk guru pamong PPL PPG Prodi Geografi yang yang pernah diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial bulan Desember 2010 di Gd. I8.01.06, menyatakan bahwa sebagian besar guru geografi SMA yang mengajarkan geografi mengalami kesulitan dalam mengajarkan materi Sistim Informasi Geografis (SIG) dan Penginderaan Jauh (PJ). Kesulitan yang dirasakan oleh sebagian besar guru juga dirasakan oleh semua guru geografi di Indonesia. Hal ini juga teruangkap dalam workshop penyusunan kurikulum dan silabus PPG Prodi geografi di Jakarta pada bulan Nopember 2010. Dengan demikian, materi SIG dan PJ yang sulit dipahami oleh mahasiswa PPG Prodi geografi (sebagaimana terlampir di kurikulum dan Silabus PPG Prodi Geografi), ternyata juga dialami para guru pada saat pembelajaran dan media yang digunakan dalam pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, kesulitan ini harus segera terpecahkan mengingat salah satu standar kompetensi Lulusan (SKL) dari Ujian Nasional (UNAS) mata pelajaran Geografi antara lain Pemanfaatan citra dan SIG dalam bidang sumberdaya alam dan kehidupan, serta menganalisis lokasi industri dan pertanian dengan memanfaatkan peta. Dengan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang berkaitan dengan pemahaman SIG dan PJ serta proses pembelajarannya, guru akan dapat melakukan pembelajaran yang menyenangkan juga memberikan materi yang benar. Berdasarkan analisis situasi di atas, masalah yang muncul dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Bagaimana penguasaan materi SIG dan PJ oleh guru pamong PPL PPG Prodi Geografi?, 2) Apakah pelatihan materi SIG dan PJ ini dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi SIG dan PJ?, dan 3) Bagaimanakah pembelajaran SIG dan PJ yang menyenangkan bagi peserta? Dengan demikian tujuan utama kegiatan PPM ini adalah meningkatkan pemahaman guru terutama tentang SIG dan PJ dan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman, ketrampilan guru dalam merancang pembelajaran SIG dan PJ dan mengimplementasikannya. METODE PELAKSANAAN Melalui kegiatan pelatihan, kegiatan ini diharapkan dapat dicapai suatu hasil yang optimal dari tujuan kegiatan yang disebutkan di atas. Dengan demikian perlu disusun rencana kerangka pemecahan masalah sebagai berikut: 1) Memberikan pengenalan tentang konsep SIG dan PJ melalui diskusi dan sarasehan, 2) Memberi pengenalan dan pelatihan tentang SIG dan PJ melalui kegiatan pelatihan, 3) Memberikan pendampingan penyusunan perangkat pembelajarannya, dan 4) Mengevaluasi hasil kegiatan melalui observasi, penilaian tugas dan tes (pre test dan post test) untuk mengetahui kemajuan pemahaman pengetahuan guru tentang SIG dan PJ. * Dosen di Fakultas Ilmu Sosial, Unesa
Khalayak sasaran yang dilibatkan dalam kegiatan pelatihan ini adalah calon guru-guru pamong PPL PPG di sekolah mitra antara lain : 2 orang dari SMA Negeri 16 Kota Surabaya, 2 orang dari SMA Negeri 19 Kota Surabaya, 2 orang dari SMA Negeri 22 Kota Surabaya, 2 orang dari SMA Negeri 3 Kota Mojokerto, 1 orang dari SMA Negeri 4 Sidoarjo, 1 orang dari SMA Negeri 1 Driyorejo Gresik, 2 orang dari SMA Negeri 1 Menganti Gresik, dan 1 orang dari SMA Negeri 1 Manyar Gresik. Untuk merealisasikan kegiatan PpM ini, metode yang digunakan meliputi: 1) Sarasehan, suatu bentuk penyampaian informasi dan tanya jawab dalam suatu seminar multi arah yang digunakan pada awal pelatihan yang ditujukan untuk memberikan informasi mengenai konsep SIG dan PJ, 2) Praktikum (Pelatihan), praktikum yang dimaksud dalam kegiatan ini, guru dilatih mengoperasikan perangkat keras dan perangkat lunak untuk SIG dan PJ. Praktikum ini dilengkapi dengan modul, dan dilakukan di laboratorium SIG Prodi Geografi FIS Unesa. Teknik dan instrumen yang digunakan adalah: 1)Tes, untuk mengetahui pengetahuan awal (pre test) dan setelah kegiatan dilakukan (post test). Tes dilakukan untuk mengetahui pemahaman tentang konsep SIG dan PJ, 2) Angket, untuk mengetahui respon/tanggapan guru terhadap kegiatan pelatihan secara keseluruhan, dan 3) Observasi, untuk mengetahui kemampuan guru dalam merancang pembelajaran SIG dan PJ. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil kegiatan PpM adalah sebagai berikut: 1) Penguasaan awal terhadap materi Sistem Informasi Geografis (SIG) terutama yang berkaitan dengan konsepkonsep dasar SIG secara umum dikuasai secara baik oleh calon guru-guru pamong PPL PPG di sekolah mitra. Hal ini ditunjukkan oleh 7 orang calon guru-guru pamong PPL PPG di sekolah mitra (53,8%) menjawab secara benar konsep-konsep dasar SIG pada saat pre-test; 2) Penguasaan awal materi yang berkaitan dengan input data bagi SIG terutama yang berkaitan dengan data PJ dan Kartografi dikuasai secara baik oleh calon guru-guru pamong PPL PPG di sekolah mitra. Hal ini ditunjukkan oleh nilai pre-test yang tinggi. Sebanyak 11 orang calon guru-guru pamong PPL PPG di sekolah mitra (84,6%) menjawab secara benar pertanyaan yang berkaitan dengan input data SIG; dan 3) Dalam hal praktikum SIG, secara konvensional maupun digital calon guru-guru pamong PPL PPG di sekolah mitra ini tidak menjawab secara benar. Pelatihan pada hari pertama diikuti oleh seluruh peserta pelatihan yang berjumlah 13 orang. Materi yang diberikan pada hari pertama (Sabtu, 12 Nopember 2011) meliputi Pengideraan Jauh (PJ), Kartografi, dan dasar-dasar SIG. Pada hari kedua, kepada seluruh peserta pelatihan diberi tugas rumah untuk mempraktekkan SIG secara konvensional. Hal ini dilakukan karena bertepatan dengan hari minggu. Berikutnya dilakukan presentasi dari seorang peserta pelatihan tentang baaimana langkah-langkah operasi/praktek SIG secara konvensional. Setelah selesai, dilanjutkan kegiatan diskusi selesai, dilakukan praktek SIG secara digital. Dilihat dari hasil post test, kegiatan pelatihan ini memberikan dampak postitif terhadap penguasaan guru terhadap materi SIG maupun pembelajaran SIG secara konvensional secara baik dan benar. Pada pelatihan ini juga dikenalkan teknologi SIG yang berbasis komputer dalam membuat peta secara digital. Hasil pre-test dan post test peserta pelatihan dapat dilihat pada tabel 2. * Dosen di Fakultas Ilmu Sosial, Unesa
Geografi merupakan ilmu untuk menunjang kehidupan sepanjang hayat dan mendorong peningkatan kehidupan manusia. Lingkup bidang kajiannya memungkinkan manusia memperoleh jawaban atas pertanyaan dunia sekelilingnya yang menekankan aspek spasial dan ekologis dari eksistensi manusia. Bidang kajian Geografi meliputi bumi, aspek dan proses yang membentuknya, hubungan kausal dan spasial manusia dengan lingkungan serta interaksi manusia dengan tempat. Sebagai suatu disiplin integrative, geografi memadukan demensi alam fisik dengan dimensi manusia dalam menelaah keberadaan dan kehidupan manusia di tempat dan lingkungan. Tabel 2.Hasil test Peserta Pelatihan No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Soal Jelaskan 4 konsep-konsep Sistem Informasi Geografis (SIG) Jelaskan subsistem dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) ! Jelaskan macam-macam data input dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) ! Jelaskan perbedaan model data dalam SIG Menjelaskan elemen-elemen Sistem Informasi Geografis (SIG) ! Praktekkan tata cara kerja SIG secara konvensional ! Jelaskan analisis-analisis dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) ! Buatlah aplikasi dari salah satu analisis dalam SIG ! Rata-Rata
Pre-Test (%)
Post-Test(%)
57
86
86
100
86
100
50
86
50
100
36
100
50
86
29
86
55,5
93
Berkaitan dengan kompetensi pedagogik yang harus dikuasai oleh semua guru sudah seharusnya menguasai semua teori sebagai bagian dari materi pembelajaran. Disisi lain, pada tahun ajaran 2007-2008 mata pelajaran geografi merupakan mata pelajaran yang akan diujikan secara nasional (Ujian Nasional). Hal ini menuntut guru untuk menguasai semua materi dengan pembelajaran yang menarik sesuai dengan standar kompetensi lulusan (SKL). Salah satu standar kompetensi lulusan (SKL) yang disyaratkan dalam ujian nasional mata pelajaran geografi yang mulai dilakukan tahun ajaran 2007-2008 antara lain pemanfaatan citra dan SIG dalam bidang sumberdaya alam dan kehidupan, menganalisis lokasi industri dan pertanian dengan memanfaatkan peta. Mencermati berbagai definisi SIG dari berbagai ahli, menunjukkan bahwa SIG sudah selayak memang diajarkan berbasiskan komputer. Untuk mengajarkan SIG secara benar, guru harus mengenal, menguasai serta mengoperasikan secara sederhana teknologi SIG dengan bantuan komputer. Dari 13 orang guru SMA peserta pelatihan ada 7 orang yang mempunyai ketrampilan mengoperasikan komputer dengan baik. Penguasaan komputer merupakan syarat bagi guru untuk dapat mengoperasionalkan SIG. Penguasaan komputer yang rendah menyebabkan kegiatan praktikum SIG di laboratorium SIG berjalan kurang efektif karena waktu * Dosen di Fakultas Ilmu Sosial, Unesa
tersita untuk pengenalan komputer (hardware) dan perangkat lunak SIG (software). Hal ini juga menyebabkan kegiatan praktikum interpretasi citra sebagai input data, digitasi sederhana. Layout belum selesai dilakukan. SIMPULAN DAN SARAN Hal-hal yang dapat disimpulkan dari kegiatan PpM ini adalah : 1) Penguasaan materi Sistem Informasi Geografis (SMA) calon guru-guru pamong PPL PPG di sekolah mitra secara umum baik. Hal ini dilihat dari hasil pre-test yang menunjukkan bahwa penguasaan konsep dan teori SIG telah dikuasai secara baik. Kondisi ini berbeda bila dibandingkan dengan kegiatan praktikum SIG. Sebagian besar penguasaan praktikum baik secara konvensional maupun digital masih rendah, 2) Hasil pre-test menunjukkan bahwa kemampuan awal peserta rata-rata guru SMA menunjukkan 55,5% telah menguasai materi SIG. Setelah mengikuti pelatihan, kemampuan guru meningkat, hal ini ditunjukkan oleh penguasaan materi meningkat 93%. Sementara saran yang diajukan dalam kegiatan PPM ini adalah : 1) Perlu penguasaan komputer dalam melakukan pembelajaran SIG di kelas. Juga perlu dibekali dengan pengetahuan dan interpretasi citra penginderaan jauh sebagai input data SIG, 2) Waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan pelatihan SIG lebih lama karena tidak semua guru menguasai komputer dan mampu menginterpretasi citra satelit dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA _____________. (2004). Tools dan Plug-Ins Sistem Informasi Geografis. Bandung : PT Informatika. Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP), (2007), Standar Kompetensi Lulusan Geografi Dalam Ujian Nasional Tahun 2007, BNSP, Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional, (2006), Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Geografi, Jakarta. Ita Mardiani dan Wiwik Sri Utami, (2006), Petunjuk Praktikum SIG Dasar, Tidak Dipublikasikan, Jurusan Geografi FIS UNESA. Prahasta, Eddy. (2002). Konsep – konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung : PT Informatika.
* Dosen di Fakultas Ilmu Sosial, Unesa