PELAKSANAAN TUGAS KESEHATAN KELUARGA DAN POLA ASUH ANAK USIA SEKOLAH PADA KELUARGA DENGAN ORANG TUA TUNGGAL ABSTRACT Ign. Gonggo Prihatmono1 , Galih Damar Kristiani2 Introduction: How to care for the mother was instrumental in shaping the child's behavior. Nonintact families can negatively impact on a child's development. In this stage of development, children need love and a warm family atmosphere. In families that are not intact this need not be satisfactorily obtained will affect the child's development. Objective: Getting the job description of the family in the fields of health and stage of development, the role of single parents in implementing parenting accordance with the functions and role of the family, the type of parenting that is applied in family and psychosocial responses of school-age children in single-parent families. Methods: This study is a qualitative study with multi-case study design case stuck. This study uses two respondents who have been in accordance with predetermined criteria. Results: Both single-parent families with family duties in the health field. Family was to proceed at this stage of the development of a family with school-age children. Family support children in schools and communities. Both the respondent to perform its role as a mother as well as the head of the family so that the role of members in a family remains unfulfilled. Mrs. P works as a trader at school, and Mrs.R worked as a farmer. Parenting adopted by Mrs. P is a democratic parenting. Parenting adopted by Mrs. R is the authoritarian parenting and permissive indulgent. An psychosocial response. Mrs. P’s daughter is able to socialize with peers. 's. She is already beginning to think critically with existing conditions. Mrs.R’s son as classified as very outgoing children, able to get along with peers. He is classified children who lack discipline . Conclusion: Families carry out tasks in the field of family health, acting on the stage of development of a family with school-age children. Both the respondent to perform its role as a mother as well as the head of the family so that the role of members in a family remains unfulfilled. Parenting adopted by Mrs. P is a democratic parenting parenting while employed by Mrs. R is the authoritarian parenting and permissive indulgent. Key words: Duty family health, parenting, school-age children, single-parent families _________________________________________________________ 1. Panti Rapih Academy of Nursing. 2. Panti Rapih Academy of Nursing.
kandungnya maupun anak angkat disebut
PENDAHULUAN Duvall and Logan (1986, disitasi
orang tua tunggal. Sistem maupun fungsi
oleh Netty Herawati, 2000) mengatakan
peran dalam keluarga pun akan berubah
bahwa keluarga merupakan sekumpulan
ketika rumah tangga tersebut disebut orang
orang yang telah dipersatukan dalam suatu
tua tunggal. Penyebab dari orang tua tunggal
ikatan pernikahan, kelahiran, dan adopsi
dapat diakibatkan karena kematian ataupun
yang
perceraian.
bertujuan
untuk
menciptakan,
budaya,
meningkatkan
Anak merupakan suatu anugrah yang
perkembangan fisik, mental emosional, serta
dititipkan oleh Sang Maha Pencipta. Salah
sosial dari tiap anggota keluarga. Keluarga
satu kewajiban orang tua yakni membimbing
merupakan suatu sistem yang di dalamnya
dan mendidik anak. Diana Baumrind, 1972
memiliki anggota yakni ayah, ibu dan anak
(disitasi
serta semua individu yang berada dalam
merekomendasikan tiga tipe pengasuhan
rumah
sistem
yang dikaitkan dengan aspek-aspek yang
tentunya ada suatu tujuan yang ingin
berbeda dalam tingkah laku sosial anak,
dicapai. Setiap anggota keluarga akan saling
yaitu otoriter, demokratis, dan permisif.
berinteraksi, interelasi dan interdependensi
Setiap keluarga dan orang tua memiliki tata
dalam mencapai tujuan tersebut. Setiap
cara yang berbeda-beeda dalam mengasuh
anggota keluarga memiliki peran masing-
anak-anaknya. Dalam hal ini proses tumbuh
masing dalam kehidupan sehari-hari. 1
dan kembang sangat berkaitan erat dengan
mempertahankan
tersebut.
Keluarga seseorang Keluarga
Dalam
adalah
belajar inti
sebuah
tempat
ataupun
saudara
2010)
pola asuh, karena karakteristik usia anak
kehidupan.
menurut proses tumbuh kembang itu akan
seseorang
anak
berinteraksi secara langsung, baik itu ayah, ibu
Desmita,
pertama
tempat
tentang
oleh
laki-laki
dan
sangat jauh berbeda. Selama
tahun-tahun
anak
usia
prasekolah hubungan orang tua dengan
perempuan. Keluarga, dimana seseorang
anaknya
hidup didalamnya, memberikan pengaruh
perkembangan emosional dan sosial anak
secara langsung ataupun tidak langsung
(Desmita,
terhadap tugas-tugas perkembangan anak
kecerdasan emosional dan sosial kepada
dan segala perubahan yang dialami oleh
anak, perlu diterapkan pola asuh yang
anak tersebut. Seorang anak pertama-tama
sekiranya tepat dalam keluarga tersebut.
belajar tentang segala sesuatu dari keluarga,
Menurut teori kognitif Piaget,
terutama dari kedua orang tuanya (Monks,
anak usia sekolah dasar disebut pemikiran
2006).2 Namun tidak semua rumah tangga di
operasional konkrit. Pada masa ini anak
dunia memiliki anggota keluarga yang utuh.
sudah mampu berpikir secara logis. Dengan
Keadaan
rumah tangga
demikian anak memahami sesuatu tidak lagi
dengan satu orang tua dan anak baik itu
mengandalkan informasi yang bersumber
dimana sebuah
merupakan
2010).
suatu
Untuk
dasar
bagi
memberikan
pemikiran
dari pancaindera, namun mereka mempunyai
kemampuan untuk membedakan apa yang
diantaranya perceraian dan kematian . Hal
tampak
yang
ini menunjukkan bahwa tingginya angka
yang
orang tua tunggal di Indonesia. 4
mata
sesungguhnya.
dengan
kenyataan
Keterbatasan
lain
terjadi dalam kemampuan berpikir konkrit
Berdasarkan data yang diperoleh dari
anak ialah egosentrisme, yang artinya anak
Badan
belum
Kabupaten
mampu
membedakan
antara
Pusat
Statistik
tahun
Magelang
2010
terdapat
di
14.553
perbuatan-perbuatan dan objek-objek yang
perceraian hidup serta 67.740 perceraian
hanya ada dalam pikirannya (Desmita,
mati. Perceraian hidup ini terdiri dari 4.827
2010). Oleh karena itu, peran keluarga
laki-laki dan 9.762 perempuan. Perceraian
menjadi sangatlah penting. Terlebih dalam
mati terdiri dari 13.660 laki-laki dan 54. 080
keluarga yang orang tua tunggal akan
perempuan.
mengalami berbagai perubahan. Seperti
terdapat 7 orang tua tunggal yang terdiri dari
halnya, keluarga tanpa ayah, ini berarti Ibu
2 orang tua tunggal laki-laki dan 5 orang tua
harus berperan ganda dalam melakukakan
tunggal perempuan.
fungsi keluarga dia harus menjadi Ibu
Di
dusun
Banyudono
Berdasarkan data
ini
dan penjelasan
sekaligus sosok ayah. Serta ketika keluarga
diatas,
orang tua tunggal dengan ayah saja tentunya
besar
ayah akan berperan ganda yakni menjadi
perkembangan anak. Dari segi budaya,
sosok ayah dan juga menjadi sosok ibu.
masyarakat menganggap bahwa mengasuh
Tentunya hal ini tidak akan mudah bagi
anak adalah tugas dan kewajiban seorang
seorangorang tua tunggal.
ibu, sedangkan ayah sebagai pencari nafkah.
Data di Indonesia pada tahun 20052010
Badan Urusan
Mahkamah
Agama
Pengadilan Agama mencatat
pola asuh memberikan pengaruh dalam
proses
pertumbuhan
dan
Pertimbangan lainnya yaitu karena secara emosional anak akan lebih dekat dengan ibu.
angka
Hilangnya figur seorang ayah maupun ibu
perceraian di Indonesia meningkat hingga
akan membuat anak kehilangan tokoh
70%. Pihaknya tidak menyangkal terjadi
identifikasi. Tokoh tempat anak belajar
kenaikan perceraian di atas 10 persen
bertingkah laku menjadi berkurang. 5
dibanding angka tahun 2010. Pada tahun
Figur
ayah
memberikan
2010, terjadi 285.184 perceraian di seluruh
perlindungan, rasa aman dan kebanggaan
Indonesia. Penyebab terjadinya perceraian
diri pada anak. Ketegasan seorang ayah
ini akibat dari beberapa faktor yakni faktor
memberikan pengaruh yang kuat dalam
ketidakharmonisan
menanamkan rasa disiplin dan kepercayaan
sebanyak
91.841
perkara, tidak ada tanggungjawab 78.407
diri
anak.
Keterlibatan
perkara, dan masalah ekonomi 67.891
pengasuhan
perkara.3
mempengaruhi perkembangan sosial anak. 6
anak
ayah
penting
dalam karena
Data lain menyebutkan bahwa masih
Para ahli sosial berpandangan bahwa apa
ada 7 juta orang wanita merupakan kepala
yang dilakukan oleh ibu terhadap anaknya
keluarga.
merupakan proses yang diadopsi oleh si
Penyebab
hal
ini
beragam
anak melalui proses social-modelling. Cara
inklusi
ibu mengasuh sangat berperan, apakah
nafkah utama, keluarga tersebut memiliki
dengan penuh kelembutan,kesabaran dan
anak usia sekolah, keluarga kooperatif dan
kasih sayang ataukah dengan caci maki,
bersedia mengikuti proses penelitian dari
kekerasan, dan amarah serta penolakan akan
awal sampai akhir penelitian.
membentuk perilaku anak.7
yakni
: Ibu
Teknik
merupakan pencari
pengumpulan
penelitian
dengan
cara
pengaruh negatif pada perkembangan anak.
wawancara dan observasi langsung.
Jenis
Dalam
anak
wawancara yang akan digunakan dalam
membutuhkan kasih sayang dan suasana
penelitian ini adalah wawancara terpimpin.
keluarga yang hangat. Di dalam keluarga
Pencatatan
yang
penelitian ini akan menggunakan tehnik
tidak
perkembangan,
utuh
kebutuhan
ini
tidak
didapatkan secara memuaskan dan akan mempengaruhi perkembangan anak
.8
dilakukan
dalam
Keluarga yang tidak utuh dapat memberikan
tahap
ini
data
hasil
pencatatan
wawancara
dengan
alat
dalam
recording.
Wawancara ini akan dilakukan selama 2 x
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
dengan masing-masing pertemuan kurang
mendapatkan gambaran mengenai pola asuh
lebih
anak usia sekolah yang diterapkan oleh
digunakan dalam penelitian ini adalah
orang tua tunggal dalam sebuah keluarga.
pengamatan
terlibat
atau
observasi
Secara
partisipatif.
Observasi
akan
dilakukan
khusus
bertujuan
mendapatkan gambaran tugas
untuk kesehatan,
tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah ,
2
jam.
selama 3 kali
Jenis
observasi
yang
meliputi kegiatan keluarga
tersebut dari pagi, siang dan malam.
peran orang tua tunggal
Instrumen pengumpulan data yang
dalam menerapkan pola asuh sesuai dengan
digunakan dalam penelitian ini mengacu
fungsi dan peran keluarga, jenis pola asuh
pada tehnik pengumpulan data yang telah
yang diterapkan dalam keluarga
serta
ditentukan, yakni pedoman wawancara yang
respon psikososial anak usia sekolah pada
akan digunakan dalam penelitian ini adalah
keluarga dengan orang tua tunggal.
menggunakan pedoman wawancara dengan pertanyaan
BAHAN
DAN
CARA
terpancang
.
open
pedoman
ended.
observasi
anecdote record.9
Jenis penelitian adalah penelitian dengan
observasi
atau
dalam penelitian ini adalah chek list dan
PENELITIIAN kualitatif
Pedoman
terbuka
disain
Teknik
multi
kasus
sampling
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah non random dengan purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah dua orang tua tunggal yang memenuhi kriteria
Teknik pengolahan dan analisa data, kegiatan yang dilakukan dalam pengolahan data dalam penelitian ini diawali dengan editing atau memeriksa. Setelah editing dilanjutkan dengan member tanda atau koding. Koding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari respoden kedalam
sebuah kategori.10 Penyajian data setelah
tahun yang lalu. Ny. P menjadi orang
dilakukan pengolahan data, maka akan
tua tunggal
dilanjutkan
data.
meninggalkan keluarganya. Sehingga
ini
Ny. P hanya tinggal bersama kedua
atau
putrinya. An. W sekarang duduk di
tekstular.1 Analisis dilakukan sejak peneliti
kelas VII SMP Muhamadiyah Dukun.
dilapangan, sewaktu pengumpulan data, dan
Sedangkan adikya duduk di bangku
setelah semua data terkumpul. Analisa data
Sekolah Dasar Banyudono 4 kelas IV.
dilakukan secara kualitatif. Analisis data
b.
Penyajian
dengan data
menggunakan
penyajian
dalam
penelitian
bentuk
tulisan
karena suami pergi
Deskripsi Keluarga Respoden 2
kualitatif.
Ny. R , Perempuan berusia 41 tahun,
Tehnik analisa kualitatif ini menggunakan
agama islam, pendidikan terakhir SD
proses berpikir induktif, artinya beritik tolak
adalah seorang orang tua tunggal yang
pada
memiliki
menggunakan
data
teknik
yang
analisis
terkumpul
kemudian
PENELITIAN
bernama An. Mi. An. Mi telah berusia 13 tahun yang sudah duduk di bangku
Deskripsi Keluarga Responden 1
SMP. Sedangkan An. M masih duduk
Ny. P Perempuan berusia 36 tahun,
di Sekolah Dasar kelas VI. Ny. R
beragama Islam, pendidikan terakhir
menjadi orang tua tunggal sejak 10
SMP memiliki dua orang putri yang
tahun
pertama bernama An. W dan anak yang
rumah,
Sedangkan An. D berusia 9 tahun yang
Menengah Pertama yang berada di Kecamatan
Dukun.
Selain
bekerja
sebagai pedagang kantin di sebuah sekolah, Ny. P juga membuka usaha kecil di rumahnya. Ny. P menjadi seorang tua tunggal sudah sejak 1,5
dimana
rumah
mereka
R. Mata pencaharian dari Ny. R adalah
seorang
pedagang di kantin sebuah Sekolah
mati
berdempetan dengan rumah kakak Ny.
masih duduk di bangku Sekolah Dasar. sebagai
dtinggal
bersama dua orang anaknya dalam satu
bangku SMP, tepatnya kelas VII.
bekerja
karena
dua anak sendiri. Ny. R tinggal
berusia 13 tahun yang sedang duduk di
P
lalu
suaminya. Sehingga Ny. R mendidik
kedua bernama An. D. An. W sudah
Ny.
Anak
Anak yang kedua adalah perempuan
Karakteritik responden a.
anak.
An. M yang telah berusia 15 tahun.
DAN
PEMBAHASAN 1.
orang
pertama adalah laki-laki yang bernama
disimpulkan.11
HASIL
dua
sebagai seorang petani. 2.
Tugas
Keluarga
dalam
Bidang
Kesehatan Berdasarkan teori tugas keluarga dalam
bidang
kesehatan
adalah
mengenal masalah kesehatan anggota keluarganya, mengambil tindakan yang tepat bagi keluarganya, memberikan keperawatan bagi anggotanya
yang
sakit, mempertahankan suasana rumah
yang menguntungkan kesehatan dan
3.
Tahap Perkembangan Keluarga dengan
perkembangan bagi keluarganya, serta
Anak Usia Sekolah
mempertahankan hubungan timbal balik
Berdasarkan
antara keluarga dan lembaga kesehatan.
lima
tugas
perkembangan keluarga dengan anak
Berdasarkan analisa data dari hasil
usia sekolah. Tidak hanya keluarga
penelitian kedua responden keluarga
yang memiliki orang tua yang utuh yang
memperhatikan dan telah mengenal
melalui tahap ini. Tahap ini dilalui pula
masalah
anggota
oleh setiap keluarga dengan baik orang
keluarganya. Hal ini ditandai dengan
tua utuh ataupun orang tua tunggal yang
mengenali perilaku anak ketika sakit.
memiliki anak usia sekolah.
kesehatan
Kedua
bagi
responden
menentukan
dalam
keputusan
Kedua
dalam
penelitian
ini
mendorong
melakukan tindakan yang tepat bagi
melibatkan
anak
untuk
anggota keluarganya adalah dengan
aktivitas, baik aktivitas di lingkungan
memberikan obat umum yang berada di
masyarakat
warung untuk memberikan penanganan
sekolah. Kedua keluarga ini mendukung
yang lebih awal. Apabila degan obat
aktivitas yang dilakukan oleh anak
tersebut
asalkan
mereka
dalam
responden
akan
membawa
anggota keluarga mereka ke lembaga
ataupun
dan
mengikuti
lingkungan
kegiatan yang jelas dan
bermanfaat bagi anak.
kesehatan.
Selain aktivitas, kedua keluarga
Kondisi rumah Ny. P pencahayaan
tersebut juga berupaya untuk memenuhi
dan ventilasi sudah baik. Hanya saja
setiap kebutuhan dan biaya kehidupan
penataan dalam ruangan yang belum
anak. Hal ini menunjukkan bahwa
rapi. Rumah Ny. R terbuat dari kayu,
keluarga
ventilasi dalam rumah belum memadai
sesuai dengan tahap perkembangan
namun rumah Ny. R rapih dan bersih.
keluarga dengan anak usia sekolah.
Kedua
responden
tersebut
juga hasil
yang
dengan
dengan
membawa
sedang
berproses
Berdasarkan analisa data dari
memberikan perawatan bagi anggotanya sakit
tersebut
ke
penelitian teori
kondisi ini sesuai tahap
perkembangan
Puskesmas, di beri makanan yang
keluarga dengan anak usia sekolah
bergizi, serta istirahat yang cukup.
menurut Duval
Berdasarkan
analisis
data
dibandingkan dengan teori
keluarga responden menjalankan tugas keluarga
dalam
Kondisi
ini
bidang
sesuai
kesehatan.
dengan
teori
Freudman (1998, yang disitasi oleh Wahit Iqbal Mubarak, 2006).12
Setiadi (2008).13
dan kedua
yang disitasi oleh
4.
Peran Orang Tua Setiap anggota keluarga memiliki peran sendiri- sendiri. Berbeda dengan orang tua tunggal ia memiliki peran ganda dalam kehidupannya.
Dimana dia harus menjalankan fungsi
5.
perannya sebagai ibu sekaligus sebagai
Pola asuh yang diterapkan dalam
ayah.
kedua keluarga responden ini sangatlah Dalam penelitian ini dilakukan
pada
Pola Asuh yang Diterapkan
dua
orang
yang
belakang dari masing-masing keluarga.
menyandang sebagai orang tua tunggal
Keluarga Ny. P menyandang sebagai
dengan latar belakang yang berbeda.
orang tua tunggal diakibatkan karena di
Walaupun dengan latar belakang yang
tinggal
berbeda,
tetap
terakhir dari Ny. P adalah Sekolah
menjalankan fungsi perannya sebagai
Menengah Pertama. Ny. P lebih sering
ibu sekaligus sebagai kepala keluarga.
menerapkan pola asuh demokratis bagi
kedua
wanita
berbeda. Hal ini dikarenakan latar
responden
Hal ini ditandai dengan bahwa kedua
keluarga
memilki
oleh
suaminya.
Pendidikan
anaknya untuk melatih anak mandiri
mata
dan menjadi pribadi yang percaya diri
pencaharian sendiri yakni Ny. P sebagai
dan berani.
pedagang di sebuah kantin sekolah pada
Ny. R yang menjadi orang tua
pagi hri sampai siang. Siang hari sambil
tunggal
dikarenakan
suami
yang
membuka usaha kecil di rumah Ny. P
meninggal. Pola asuh yang diterapkan
mengurus anak dan rumah tangga. Ny.
oleh Ny. R adalah pola asuh yang
P mengayomi dan melindungi keluarga
otoriter namun juga permisif indulgent.
dengan melindungi dan mendampingi
Pola asuh ini diterapkan tergantung dari
anak belajar.
respon yang muncul dari anak.
Ny. R bekerja sebagai petani.
Berdasarkan analisa data kondisi
Pagi hari Ny. R mengurus rumah tangga
tersebut sesuai dengan teori macam pola
dan kemudian bekerja di sawah. Sore
asuh menurut Baumrind (1972) serta
hari berada di rumah untuk mengurus
pola asuh itu dipengaruhi oleh berbagai
anak dan rumah tangga. Kedua keluarga
faktor. Namun, apabila ditinjau dari
responden ini mencari nafkah tanpa
faktor yang mempengaruhi pola asuh ini
tergantung kepada anggota keluarga
yang dikemukakan oleh Hurlock (1995)
yang lain. Kedua keluarga ini berusaha
kondisi ini kurang sesuai.15
mencukupi
kebutuhan
dan
biaya
kehidupan anak. Berdasarkan hasil analisa data
6.
Respon Psikososial Anak Analisa selama
data
penelitian
yang pada
diperoleh responden
yang dilakukan oleh peneliti, kondisi ini
keluarga Ny. P. An. W cenderung agak
sesuai dengan teori peran pada keluarga
pemalu dan pendiam serta sangat dekat
menurut Wahid Iqbal Mubarok (2006).
dengan ibunya. An. W termasuk anak
14
yang mudah bergaul, walaupun dirumah jarang bermain dengan teman sebaya dalam lingkungan rumah.
Hal ini dikarenakan di lingkungan
KESIMPULAN DAN SARAN
rumah lebih banyak anak laki-laki
Kesimpulan
dibanding anak perempuan. An. W adalah anak yang mandiri, disiplin, serta tampak lebih ceria ketika berkumpul dengan teman di sekolahnya. An. W merasa senang saat ini, juga merasa sedih karena tidak ayahnya, namun bagaimana lagi. An. W juga merasa kasihan dengan Ibunya. Namun, An. W ini memiliki harapan untuk menjadi orang yang sukses. Memiliki rasa malu ketika ditanya oleh temannya namun An. W ini tetap tegar.
bergaul,
melakukan
sesuatu.
mandiri An.
dalam M
ini
cenderung melakukan sesuatu sesuka hati dan kurang disiplin. Meskipun An. M ini termasuk tipe anak yang mudah bergaul namun An. M termasuk anak yang kurang percaya diri. An. M tampak lebih sering bermain dengan teman sebayanya di lingkungan rumah. Berdasarkan hasil yang diperoleh, kondisi
ini
sesuai
dengan
teori
psikoseksual menurut Sigmund Freud yang disitasi oleh Irwanto (1991) bahwa anak akan sering bermain dengan teman yang sama jenis kelaminnya. Kondisi ini
juga
sesuai
tunggal melaksanakan tugas keluarga dalam bidang
kesehatan.
Mereka
mengenali
kesehatan anggota keluarganya, mengambil keputusan
ketika
anak
sakit
dengan
memberikan obat sementara, dan merawat anggota mereka yang sedang sakit. Kedua keluarga mempertahankan hubungan timbal balik dengan lembaga kesehatan. Kedua keluarga tunggal
responden sedang
dengan
berproses
orang pada
tua tahap
perkembangan keluarga dengan anak usia
An. M memang tipe anak yang mudah
Kedua keluarga dengan orang tua
dengan
teori
perkembangan menurut Erickson yang disitasi oleh Irwanto (1991) bahwa An. W mulai berpikir kritis dengan kondisi yang ada. Kondisi An. M juga sesuai dengan teori Baumrind (yang disitasi oleh Desmita, 2010) karena pola asuh yang permisif dari orang tuanya. 16
sekolah. Kedua keluarga mendukung setiap kegiatan anak baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Kedua responden orang tua menjalankan perannya sebagai ibu sekaligus sebagai kepala keluarga sehingga peran anggota dalam sebuah keluarga tetap terpenuhi. Ny. P bekerja dengan berdagang di sebuah sekolahan, dan Ny. R bekerja sebagai petani. Pola asuh yang diterapkan oleh Ny. P adalah pola asuh demokratis. Pola asuh yang diterapkan oleh Ny. R cenderung ke pola asuh yang otoriter dan permisif indulgent. Respon psikososial An. W mampu bersosialisasi denga temannya serta lebih dekat dengan teman yang di sekolah dikarenakan teman yang berada di lingkungan rumah kebanyakan anak lakilaki. An. W ini sudah mulai berpikir kritis dengan kondisi yang ada. An. M tergolong anak yang mudah bergaul, sehingga dia lebih banyak keluar rumah dengan teman sebayanya dengan jenis kelamin yang sama.
An. M tergolong anak yang kurang disiplin
6.
dan kadang semaunya sendiri.
Saran Bagi Keluarga Ny. P mampu
meningkatkan
diharapkan
status
kesehatan
keluarga dengan memberikan suasana rumah yang lebih nyaman, dengan merapikan
7. 8.
kondisi rumah yang ada. Bagi keluarga Ny. R
diharapkan
dapat
meningkatkan
9.
kedisiplinan pada anak. Sehingga anak mampu disiplin dilingkungan sekolah dan
10.
mampu menumbuhkan rasa tanggung jawab yang lebih baik. Bagi Peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut mengenai pola asuh
11.
yang diterapkan dan hubungan pola asuh dengan respon psikososial anak di daerah
12.
perkotaan.
KEPUSTAKAAN 1. Herawaty, Netty, Konsep Keluarga, Di dalam: Makalah Penelitian Asuhan Keperawatan, FKUI, Jakarta, 2000 2. Monks, F. J. Knoers, A. M. P dan Haditono, Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2006 3. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Perceraian di Indonesia Meningkat Tajam, 2012,[Internet], Available from:
[Diak ses tanggal 28 Juni 2012] 4. Kemetrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Berdayakan Ekonomi Keluarga, 2012, [Internet], Available from:[Diakses tanggal 28 Juni 2012] 5. Ratnayati, Peran Penting Ibu Bagi Perkembangan Anak, 2012,[Internet] , Availabel from :< http://file.upi.edu>[diakses tanggal 10 November 2012]
13.
14.
15.
16.
Retnowati, Yuni, Pola Komunikasi Orang Tua Tunggal dalam Membentuk Kemandirian Anak, 2011,[Internet], Available from:[Diakses tanggal 27 November 2012] Desmita, Psikologi Perkembangan, Rosda, Bandung, 2005 Friedman, Marlyn M, Keperawatan Keluarga edisi 3, EGC, Jakarta, 1999 Notoatmojo, Soekidjo, Metode Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 1993 Nursalam, Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta, 2003 Setiadi, Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2007 Mubarak, Wahit Iqbal, et al, Ilmu Keperawatan Komunitas 1 Teori dan Alplikasi dalam Praktek dan Pendekatan, Sagung Seto, Jakarta, 2006 Setiadi, Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga edisi 1, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2008 Mubarak, Wahit Iqbal, et al, Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori dan Alplikasi dalam Praktek dan Pendekatan, Sagung Seto, Jakarta, 2006 Hurlock, E. B., Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Erlangga, Jakarta, 1995 Irwanto, dkk, Psikologi Umum Buku Panduan Mahasiswa, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta , 1991