Pedoman Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya sehingga buku Panduan Praktikum Kimia Dasar Lanjutan dapat diselesaikan. Pada Hakikatnya, praktikum Kimia Dasar Lanjutan merupakan salah satu wujud untuk mengaplikasikan penguasaan materi teoritis. Selain itu, Aspek praktikum bertujuan untuk melatih ketrampilan penguasaan alat dan Penanganan bahan kimia di Laboratorium serta membentuk sikap bekerjasama, tekun, teliti, dan disiplin. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan ini ditunjukkan untuk mahasiswa Program Studi S1 Kimia Fakultas MIPA Universitas Jember semester 2 yang tengah menempuh Mata Kuliah Kimia Dasar Lanjutan. Dalam penyusunannya kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, maka saran dan kritik dari semua pihak akan kami terima dengan baik demi tercapainya tujuan yang dimaksud.
Jember, Februari 2017 Tim Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
ii
DAFTAR ISI
Percobaan 1. Laju Reaksi ...................................................................................
1
Percobaan 2. Kesetimbangan Kimia dan prinsip Le Châtelier ........................
7
Percobaan 3. Reaksi Asam-Basa .......................................................................
13
Percobaan 4. Redoks dan Elektrokimia ............................................................
19
Percobaan 5. Kalorimetri ....................................................................................
25
Lampiran 1 Format Penulisan Laporan .............................................................
33
Lampiran 2 Daftar Kelompok .............................................................................
36
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
iii
Percobaan
1
LAJU REAKSI
1. PENDAHULUAN Beberapa reaksi kimia berjalan sangat cepat, meskipun ada juga yang sangat lambat. Contoh reaksi kimia yang berjalan cepat adalah reaksi netralisasi asam lambung dengan antacid, sedangkan reaksi yang berjalan sangat lambat adalah reaksi pembentukan air dari gas hydrogen
dengan
oksigen. Ilmu yang mempelajari laju reaksi dinamakan kinetika kimia. Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi reaktan atau produk setiap satuan waktu. Contohnya untuk reaksi : 2HCl(aq) + CaCO3(s)
CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Kita amati gas CO2, dan ditemukan 4,4 g gas karbon dioksida dalam waktu 10 menit. Jika 4,4 g gas karbondioksida sama dengan 0,1 mol, maka laju reaksinya adalah 0,01 mol/menit. Dengan menggunakan cara lain, yaitu mengamati perubahan konsentrasi HCl, konsentrasi HCl pada keadaan awal 0,6 M dan setelah 10 menit konsentrasinya menjadi 0,4 M. Hal ini berarti konsentrasi HCl yang digunakan selama sepuluh menit sebesar 0,2 M, sehingga laju reaksi HCl adalah 0,02 mol/L menit. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa besarnya laju reaksi bukan suatu angka yang mutlak untuk satu jenis persamaan reaksi tetapi tergantung pada unit satuan yang digunakan dan juga bagian senyawa mana yang dijadikan pengamatan (reaktan atau produk). Pada saat reaksi terjadi, tahap pertama yang terjadi aalah tumbukan antara molekul atau ion. Tidak setiap tumbukan dapat mengasilkan suatu reaksi. Tumbukan yang menghasilkan reaksi disebut dengan tumbukan efektif. Energy minimum yang diperlukan untuk dapat terjadi reaksi dinamakan dengan energy aktivasi. Gambar 1.1 menunjukkan bahwa laju reaksi sangat tergantung dengan energi aktivasi.
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
1
Gambar 1.1 Diagram energi untuk jenis reaksi tertentu
Energi aktivasi yang rendah mengakibatkan laju reaksi lebih cepat, dan sebaliknya. Hal tersebut berlaku untuk reaksi endotermis dan juga eksotermis. Beberapa faktor dapat mempengaruhi laju reaksi. Dalam percoaan ini kita akan mengamati bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi laju reaksi. Factor-faktor terbut diantaranya adalah: a. Sifat reaktan. Beberapa senyawa lebih reaktif dibandingkan yang lain. Secara umum reaksi yang terjadi antara ion dalam suatu larutan (aqueous) lebih cepat, sedangkan reaksi antara molekul kovalen berjalan lebih lambat. b. Konsentrasi. Kebanyakan reaksi akan berjalan cepat jika konsentrasi reaktannya ditingkatkan. Hal ini bisa dipahami dengan menggunakan dasar teori tumbukan. Jika konsentrasi reaktan dilipatduakan, maka tumbukan akan terjadi dua kalinya. Jika laju reaksi tergantung pada tumbukan efektif, maka jaku reaksinya juga akan menjadi dua kalinya. c.
Luas permukaan. Jika ada salah satu reaktan yang berupa padatan, molekul reaktan kedua dapat menumbuk permukaan padatan tersebut. Jika luas permukaan padatan tersebut meningkat, maka laju reaksi juga akan meningkat.
d. Temperatur. Peningkatan temperatur mengakibatkan reaktan menjadi lebih energetik. Yang berarti bahwa molekul memiliki energy yang sama atau lebih tinggi daripada energy aktivasi. e. Katalis. Beberapa senyawa yang meningkatkan laju reaksi tanpa dia ikut digunakan
dalam
reaksi
dinamakan
dengan
katalis.
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
Katalis
2
meningkatkan laju reaksi dengan cara menurunkan energy aktivasi. Beberapa molekul dapat melewati batas energy aktivasi setelah adanya katalis ibandingkan sebelum ada katalis (Gambar 1.2). Hampir semua reaksi yang ada dalam tubuh kita dikatalisis dengan katalis khusus yang disebut dengan enzim.
Gambar 1.2. Diagram energy, perbandingan antara reaksi dengan dan tanpa katalis
2. TUJUAN PERCOBAAN a. Mempelajari Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
3. ALAT DAN BAHAN a.
b.
Alat - Tabung Reaksi
- Gelas Kimia
- Plat Tetes
- Pipet Volume
- Stopwatch
- Pipet Ukur
- Erlenmeyer
- Pipet Tetes
- Mortar
- Neraca Analitik
Bahan: - HCl Pekat
- Logam Co
- MgO
- H2SO4 Pekat
- KIO3
- H2O2
- HNO3 Pekat
- CH3COOH
- Aquades
- Logam Mg
- NaHSO3
- Logam Zn
- Larutan Kanji
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
3
4. PROSEDUR PERCOBAAN a. Preparasi Larutan Disiapkan larutan HCl 6M dari HCl pekat; H2SO4 3M dari yang pekat; HNO3 6M dari yang pekat, dan CH3COOH 6M. b. Sifat Reaktan. Disiapkan 5 tabung reaksi. Masing-masing tabung diisikan satu potong logam Mg sepanjang 1 cm. kemudian dalam tabung reaksi dimasukkan 1 ml bermacam-macam larutan asam dengan urutan sebagai berikut: tabung 1 ditambahkan H2SO4 3M, (2) HCl 6M, (3) HNO3 6M, (4) H3PO4 2M, (5) CH3COOH 6M. reaksi yang terjadi adalah pembentukan garam magnesium dan gas H2. Laju reaksi dapat diamati dari pelepasan gas yaitu terjadinya gelembung udara atau waktu yang diperlukan untuk menghabiskan logam Mg. amati kelima tabung reaksi dengan durasi waktu yang sama. Hitung laju reaksinya dan urutkan besarnya laju reaksi dari yang terbesar ke yang lebih kecil. Masukkan hasil dalam lembar kerja (pengamatan) c. Sifat Reaktan. Siapkan tiga tabung reaksi. Masing-masing tabung reaksi diisikan 1 ml asam HCL 6 M. kemudian pada tabung pertama dimasukkan 1 cm potongan Mg, tabung 2 ditambahkan potongan Zn dan tabung 3 ditambahkan potongan Co. Semua logam berukuran sama. Waktu reaksi pada ketiga tabung dilakukan pada waktu yang bersamaan. Amati laju reaksi berdasarkan kecepatan melepaskan gas hydrogen menggunakan stopwatch. Tuliskan hasil pengamatan pada lembar pengamatan. d. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi Siapkan alat suntik 5 mL dan botol obat suntik dengan tutupnya. Masukkan sejumlah Zn yang sudah tersedia ( 0.2 g) ke dalam botol suntik dan tutup rapat. Ambil 3 mL larutan HCl 1 M dengan alat suntik kemudian suntikkan ke dalam botol melalui karet. Catat waktu yang dibutuhkan mulai HCl disuntikkan sampai alat penyedot naik dengan ketinggian tertentu. Ulangi untuk konsentrasi HCl yang berbeda. e. Pengaruh Temperatur terhadap laju reaksi Dimasukkan 5mL HCl 6M masing-masing dalam 3 tabung reaksi. Tabung pertama masukkan dalam water bath yang diset pada temperature 10 oC, tabung kedua masukkan dalam waterbath yang telah diset pada
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
4
temperature 25oC, dan tabung ketiga dalam temperature 50oC. pada masing-masing tabung reaksi dimasukkan sepotong logam Zn yang berukuran sama. Amati waktu yang diperlukan mulai terbentukkanya gas (gelembung udara)sampai habis, yaitu sampai Zn habis. Catat data yang dihasilkan dalam lembar kerja. f. Pengaruh katalis terhadap laju reaksi -
sediakan dua tabung reaksi
-
Tempatkan granula seng ke dalam tabung reaksi 1.
-
Ambil kawat tembaga bersih kira-kira 1 cm, bengkokkan kawat tembaga tersebut di sekitar seng granula yang lain dan Selipkan sehingga kontak dengan seng. Kemudian tempatkan dalam tabung 2.
-
Isilah masing-masing tabung dengan beberapa mL HCl 2M dan amati laju pelepasan gas pada setiap tabung.
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
5
LEMBAR HASIL PENGAMATAN
No
Perlakuan
1.
Sifat Reaktan 1
2
Sifat reaktan 2
3
Pengaruh Konsentrasi
4
Pengaruh Temperatur
5
Pegaruh Katalis
Hasil Pengamatan Sebelum
Sesudah
-
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
6
Percobaan
2
Kesetimbangan Kimia dan Prinsip Le Châtelier
1. Pendahuluan Pada beberapa reaksi kimia, selalu ada sejumlah tertentu produk bersama-sama dengan pereaksi. Pada sistem ini, ada dua reaksi yang terjadi, yaitu reaksi maju dan reaksi balik. Kedua reaksi ini akan terjadi secara terus menerus. Ketika laju reaski maju dan laju reaksi balik adalah sama, maka disebut bahwa sistem berada pada kesetimbangan. Pada kesetimbangan ini, konsentrasi reaktan dan produk konstan. Kesetimbangan ini bukanlah kesetimbangan statik, karena kedua reaksi tetap terjadi dan bekerja pada laju yang sama, sehingga tidak ada perubahan yang terlihat pada konsentrasi produk dan reaktan. Dalam penulisan reaksinya selalu digunakan tanda panah bolak-balik yang menunjukkan bahwa reaksi dapat berlangsung ke kedua arah dan terjadi pada waktu yang bersamaan. Sistem pada kesetimbangan akan tetep berada pada keadaan setimbang sampai terjadi perubahan kondisi sistem. Prinsip Le Châtelier’s mengatakan bahwa suatu sistem yang mengalami gangguan akan merespon untuk meminimalisir gangguan tersebut dan bergeser untuk mencapai kesetimbangan yang baru. Dalam percobaan ini, ditambahkan ammonia dan larutan copper(II) sulfat yang akan membentuk ion kompleks copper-ammonia yang diindikasikan dengan perubahan warna larutan. Reaksinya adalah sebagai berikut: Cu(H2O)42+ (aq) + 4NH3 (aq) Biru Pudar
Cu(NH3)42+ (aq) + 4H2O (l) Tidak Berwarna
Penambahan HCl pada kesetimbangan yang terjadi akan mengurangi sebagian molekul NH3 untuk bereksi dengan H+ larutan membentuk ammonium dengan reaksi: NH3 (aq) + H+ (aq)
NH4+ (aq)
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
7
Pada penambahan ion senama dari larutan H2PO4-/HPO42-
reaksinya
dalam air adalah: H2PO4+ (aq) + H2O (l)
H3O+ (aq) + HPO42+ (aq)
penambahan HCl dalam larutan akan meningkatkan konsentrasi ion H 3O+ dalam larutan, sehingga kesetimbangan akan mengalami pergeseran menjauhi arah komponen yang ditambahkan. Reaksi Besi(III) tiosianat sebagai berikut: Fe3+ (aq) + 3Cl- (aq) + K+ (aq) + SCN- (aq) Kuning
Fe(SCN)2- (aq) + 3Cl- (aq) + K+ (aq)
Tidak Berwarna
Merah
Tidak berwarna
Keberadaan ion klorida dan ion Potassium akan mempengaruhi kesetimbangan, contoh jika ditambahkan ion klorida berlebih, maka: Fe3+ (aq) + 3Cl- (aq)
FeCl4- (aq)
Kuning
Tidak Berwarna
Reaksi endotermik merupakan reaksi yang mengkonsumsi panas, sehingga pada reaksi endotermik, kita menambahkan anas sebagai bagian dari reaktan, dan sebaliknya pada reaksi eksotermik panas merupakan bagian dari produk reaksi. Jika ada suatu sistem ada reaksi endotermi ditambahkan panas, maka kesetimbangan akan bergeser menuju ke arah produk. Pemanasan. Pemanaan
pada
suatu
sistem
kesetimbangan
eksotermik,
maka
kesetimbangan akan bergeser menuju ke reaktan. Pada reaksi berikut ini akan dipelajari kesetimbangan pereseran yang terjadi dengan penambahan panas. Co(H2O)62+ (aq) + 4Cl- (aq)
CoCl42- (aq) + 6H2O (l)
2. Tujuan Percobaan -
Mempelajari sistem kesetimbangan
-
Mempelajari pengaruh penambahan konsentrasi dan temperatur terhadap kesetimbangan
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
8
3. Alat dan Bahan a. Alat -
Tabung reaksi
-
Gelas arloji
-
Pipet tetes
-
Pemanas air
-
Gelas Beaker
-
Pengaduk
-
Rak tabung reaksi
b. Bahan -
0,1 M CuSO4
-
Larutan H3PO4
-
3 M NH3
-
Kertas lakmus
-
1 M HCl
-
Larutan Zn(NO3)2 0,1 M
-
NaCl Jenuh
-
NaOH 3 M
-
HCl Pekat
-
HCl 3 M
-
0,1 M KSCN
-
0,5 M CoCl2
-
0,1 M FeCl3
-
Akuades
4. Prosedur Percobaan a. Reaksi Pembentukan -
Masukkan 20 tetes (kurang lebih 1 mL) larutan CuSO4 0,1 M kedalam tabung reaksi yang sudah dibersihkan dan dikeringkan.
-
Teteskan larutan 1 M NH3 perlahan-lahan kedalam tabung yang sudah berisi larutan CuSO4 tersebut. Kocok tabung setiap selesai penetesan.
-
Lanjutkan penetesan jika belum terjadi perubahan warna. Catat jumlah tetesan yang diperlukan untuk merubah warna larutan.
-
Kedalam larutan yang sudah setimbang tersebut, teteskan larutan HCL 1 M sampai warna larutan berubah menjadi biru pucat.
-
Catat jumlah tetesan HCl 1 M yang dibutuhkan
b. Efek Ion Senama -
Masukkan 2 mL larutan H3PO4 kedalam tabung reaksi yang bersih dan kering.
-
Ambil kertas lakmus, celupkan ujungnya ke dalam larutan tersebut. Catat hasil pengujian tersebut
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
9
-
Tambahkan satu tetes larutan HCl 1 M ke kertas lakmus
-
Amati dan catat perubahan yang terjadi
-
Tambahkan satu tetes larutan HCl 1 M ke dalam tabung reaksi, kemudian kocok
-
Celupkan kertas lakmus ke dalam larutan campuran tersebut
-
Amati dan catat hasilnya
c. Pengaruh konsentrasi -
Persiapkan larutan induk dengan menambahkan 1 mL 0,1 M Besi(III) Klorida, FeCl3, dan 1 mL 0,1 M Potassium Sianat, KSCN, ke dalam 50 mL akuades dalam beaker glass.
-
Siapkan 4 tabung reaksi yang kering dan bersih, beri label 1-4 untuk masing-masing tabung
-
Ke dalam setiap tabung tambahkan 2 mL larutan induk yang telah disiapkan
-
Gunakan tabung pertama sebagai standart yang akan dibandingkan dengan tabung-tabung yang lain
-
Pada tabung kedua, tambahkan 10 tetes larutan FeCl3 0,1 M
-
Pada tabung ketiga tambahkan 10 tetes larutan KSCN 0,1 M
-
Pada tabung ke 4 tambahkan 5 tetes larutan NaCl jenuh
-
Amati dan catat perubahan warna yang terjadi untuk setiap tabung
d. Pengaruh Suhu -
Masukkan 5 tetes larutan CoCl2 0,5 M ke dalam suatu tabung reaksi yang kering dan bersih
-
Tambahkan HCl 3 M tetes demi tetes sampai terjadi perubahan warna
-
Amati dan catat perubahan yang terjadi
-
Masukkan 1 mL CoCl2 ke dalam suatu tabung reaksi yang kering dan bersih, Catat warnanya
-
Masukkan tabung tersebut kedalam penangas air
-
Amati dan catat perubahannya
e. Kestabilan dan kesetimbangan ion kompleks dari ion seng -
Masukkan masing-masing 2 ml larutan Zn(NO3)2 0,1 M ke dalam 3 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Tambahkan masing-masing dua tetes NaOH 3 M dan aduk.
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
10
-
Catat apa yang terjadi
-
Pada tabung pertama, tambahkan HCl 3 M tetes demi tetes dan diaduk, amati perubahannya
-
Pada tabung kedua, tambahkan NaOH 3 M tetes demi tetes dan diaduk, amati perubahannya
-
Pada tabung ketiga, tambahkan NH3 3 M tetes demi tetes dan diaduk, amati perubahannya
-
Catat perubahan yang terjadi pada masing-masing tabung dalam tabel pengamatan
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
11
LEMBAR HASIL PENGAMATAN
No
Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum
1.
Reaksi Pembentukan
2
Efek Penambahan Ion Senama
3
Pengaruh Konsentrasi
4
Pengaruh Temperatur
5
Kestabilan dan kesetimbangan ion
Sesudah
kompleks dari ion seng
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
12
Percobaan
REAKSI ASAM-BASA
3
1. PENDAHULUAN Senyawa asam-basa dan garam merupakan senyawa-senyawa yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Asam-basa dan garam dalam air dapat memberikan sifat-sifat tertentu yang mudah diidentifikasi. Senyawa yang bersifat asam dapat memerahkan lakmus, sedangkan basa akan membirukan lakmus. Larutan garam dalam air dapat bersifat asam, basa, atau netral tergantung komponen asam-basa penyusunnya. Air
merupakan
elektrolit
lemah,
sehingga
dapat
mengalami
kesetimbangan ionisasi: 2H2O (l) H3O+ (aq) + OH- (aq) Pada temperatur 25 °C didapatkan [H+] = [OH-] = 10-7. Jika ke dalam air dilarutkan asam/basa/garam, maka kesetimbangan air akan bergeser dan larutan dapat bersifat asam, basa, atau netral. Sifat asam-basa larutan dapat diketahui dari indikator yang ditambahkan. Indikator asam-basa adalah zat warna yang biasanya diekstrak dari tumbuhan. Senyawa indikator memiliki dua macam warna, yaitu warna asam dan warna basa. Di dalam air indikator berdisosiasi sebagai berikut H Ind
(warna asam)
H+ + Ind-
K Ind
H Ind
H Ind
(warna basa)
atau Ind OH (warna basa)
Ind+ + OH-
K Ind
Ind OH Ind OH
-
(warna asam)
setiap indikator memiliki trayek pH sesuai harga KInd, yaitu antara pKInd lebih kurang 1. Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan. Titik akhir titrasi adalah saat titrasi harus dihentikan, biasanya ditandai
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
13
dengan perubahan warna indikator. Indikator yang sesuai untuk titrasi adalah jika titik ekivalen berada di daerah trayek perubahan warna indikator.
2. TUJUAN PERCOBAAN a. Mengidentifikasi sifat asam-basa senyawa dalam pelarut air b. Memahami skala pH dan terampil melakukan pengukuran pH dengan bermacam indikator c. Menentukan trayek indikator ekstrak tumbuhan d. Menentukan konsentrasi senyawa dalam suatu larutan
3. ALAT DAN BAHAN a. Alat - Labu ukur
- Erlenmeyer
- Buret
- Pelat tetes
- Pipet tetes
- Tabung reaksi
- Pipet volum b. Bahan - Asam cuka
- Indikator metil merah
- H2CO3 0,1 M
- Larutan NaOH 0,1 M
- Indikator metil orange
- Tanaman
- Larutan HCl 0,1 M
- NH4OH 0,1 M
- Asam oksalat
- H2SO4 0,1 M
- CH3COONa 0,1 M
- Indikator phenolftalein
- NH4Cl 0,1 M
4. PROSEDUR PERCOBAAN a. Identifikasi sifat asam basa larutan -
mengisi masing-masing lubang pada pelat tetes dengan larutan HCl 0,1 M; H2SO4 0,1 M; NH4OH 0,1 M; NaOH 0,1 M; NaCH3COO 0,1 M; NH4Cl 0,1 M; H2CO3 0,1 M
-
mengamati sifat masing-masing larutan dengan menggunakan kertas lakmus
-
Kelompokkan larutan tersebut yang bersifat asam dan basa
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
14
b. Penetuan Range kerja indikator pH dari berbagai Indikator Alam 1) Membuat larutan pH 2-6 - Dipipet 2,5 mL HCl 0,01M, yang mempunyai pH 2, kemudian dimasukkan dalam labu ukur 25 mL
dan diencerkan dengan
akuades sampai tanda batas. Diperoleh larutan pH 3. - Ulangi prosedur tersebut untuk membuat pH 4, yaitu dari larutan pH 3. Demikian juga untuk pH 5 dan 6, secara berantai 2) Membuat larutan pH 8-11 dari larutan NaOH 0,01M yang mempunyai pH 12. - Larutan pH 11 dibuat dengan memipet 2,5 mL NaOH 0,01M kemudian dimasukkan dalam labu ukur 25 mL dan diencerkan dengan akuades samapai tanda batas. - Larutan pH 10 dibuat dengan memipet 2,5 mL larutan pH 11 dan dimasukkan dalam labu ukur 25 mL dan diencerkan samapai tanda batas. - Demikian juga untuk pH 9 dan 8 dibuat secara bertingkat. - Masing-masing larutan yang telah disiapkan dari pH 2-12 diteteskan pada pelat tetes. Untuk pH 7 digunakan akuades. - Pada masing-masing lubang tetesi dengan indikator metil jingga, amati perubahan warna yang terjadi pada masing-masing pH. - Ulangi prosedur tersebut dengan indikator yang lain. 3) Indikator Tumbuhan - Timbang kira-kira 1-2 gram tumbuhan (bunga, daun, umbi, atau batang), kemudian dihaluskan dan larutkan dalam alkohol sebanyak 5 mL. Aduk rata larutan tersebut dan saring. Simpan dalam tabung reaksi dan beri label. - Isi lubang pelat tetes dengan larutan yang telah diketahui pHnya (pada prosedur 2.2). tetesi masing-masing lubang yang telah berisi larutan bermacam pH dengan indikator dari ekstrak tumbuhan tersebut. Amati perubahan warna yang terjadi. - Ulangi prosedur tersebut untuk ekstrak tumbuhan yang lain - Berdasarkan harga pH saat terjadi perubahan warna tentukan pKInd dan trayek perubahan indikator.
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
15
c. Titrasi Asam Basa 1) Standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat - Siapkan buret dan bilas dengan larutan NaOH yang akan digunakan. - Isi buret dengan larutan NaOH 0,1 M sampai skala nol. - Siapka larutan standart primer asam oksalat - Masukkan 10 mL larutan asam oksalat 0,05 M dalam erlenmeyer 100 mL, kemudian tambahkan beberapa tetes indikator phenolptalein. - Titrasi dengan NaOH sampai terjadi perubahan warna. Lakukan duplo. - Hitung konsentrasi NaOH - Ulangi dengan indikator bunga yang dipilih (konsultasi dengan asisten). 2) Penentuan Konsentrasi cuka dapur - Pipet 5 mL cuka dapur kemudian masukkan dalam labu ukur 100 mL dan encerkan dengan akuades sampai tanda batas. - Pipet 10 mL larutan cuka dapur hasil pengenceran dan masukkan dalam erlenmeyer, kemudian tambahkan beberapa tetes indikator phenolftalein. - Titrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai terjadi perubahan warna. - Hitung konsentrasi cuka dapur mula-mula.
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
16
LEMBAR PENGAMATAN
No
Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum
1.
Identifikasi sifat asam basa larutan
2
Penetuan Range kerja indikator pH dari
Sesudah
berbagai Indikator Alam a. Membuat larutan pH 2-6
b. Membuat larutan pH 8-11 dari larutan NaOH 0,01M yang mempunyai pH 12.
c. Indikator Tumbuhan
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
17
No 3
Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum
Sesudah
Titrasi Asam Basa a.
Standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat
b.
Penentuan Konsentrasi cuka dapur
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
18
Percobaan
REDOKS DAN ELEKTROKIMIA
4
1. PENDAHULUAN Elektrokimia merupakan cabang dari ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara reaksi kimia dengan energi listrik. Reaksi kimia yang erat kaitannya dengan energi listrik adalah reaksi reduksi oksidasi (redoks). Dalam reaksi redoks, terjadi peristiwa pelepasan dan penerimaan elektron dari dari satu spesi kimia ke spesi yang lain. Bila proses serah terima berlangsung secara kontinue berarti terjadi aliran elektron. Aliran elektron inilah yang akan menimbulkan listrik. Reaksi elektrokimia dibagi dalam dua bagian yaitu sel galvanic dan sel elektrolisa. Sel galvanic merupakan peristiwa perubahan energi kimia (reaksi kimia) menjadi energi listrik. Sedang sel elektrolisa merupakan peristiwa perubahan energi listrik menjadi energi kimia (reaksi kimia). Terjadinya reaksi redoks didasarkan pada harga potensial reduksi spesi-spesi yang bereaksi. Pada sel galvanic akan terjadi secara spontan bila energi bebas system kimia berkurang. Sedang pada sel elektrolisa berlaku fenomena sebaliknya. 2. TUJUAN PERCOBAAN - Menentukan reaksi redoks dari fenomena yang terjadi pada reaksi kimia - Merakit sel volta sederhana - Mempelajari Elektrolisis air dan larutan NaNO3
3. BAHAN DAN ALAT c. Alat -
Tabung reaksi
-
Pipa U
-
Pipet tetes
-
Gabus
-
Kabel
-
Elektroda karbon
-
Lampu LED
-
Korek api batang/kayu
-
Gelas piala 50 mL
-
Botol bening 25 mL
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
19
d. Bahan - Lempeng tembaga
- Larutan H2SO4 3 M
- Larutan HCl pekat
- Larutan NH4OH 1M
- Lempeng zinc
- Serbuk besi
- Serbuk Zinc
- Larutan NaNO3 0,1M
- Padatan CaCO3
- Buah Jeruk/apel
5. PROSEDUR PERCOBAAN a. Redoks -
Ambil 2 tabung reaksi
-
Isi tabung 1 dengan serbuk Zn sebanyak sepucuk spatula
-
Isi tabung 2 dengan 1 butir padatan CaCO3
-
Tambahkan ke dalam tabung 1 dan tabung 2 larutan HCl pekat sebanyak 10 tetes
-
Amati apa yang terjadi, tulis pada lembar pengamatan
-
Ambil tabung reaksi ketiga, isi dengan larutan H2SO4 1M setinggi 1 cm
-
Tambahkan dengan jumlah yang sama larutan NH4OH 2M
-
Amati apa yang terjadi dan catat dalam lembar pengamatan
-
Ambil 2 tabung reaksi beri nomor 4 dan 5, masing-masing diisi dengan serbuk besi sebanyak sepucuk spatula
-
Tambahkan ke dalam tabung nomor 4 larutan H2SO4 3 M dan larutan NH4OH 2M ke dalam tabung 5 masing-masing setinggi 1 cm kemudian dikocok dan didiamkan beberapa lama
-
Amati apa yang terjadi dan tuliskan dalam lembar pengamatan
b. Elektrokimia 1) Sel Volta sederhana - Ambil 5 buah jeruk nipis / belimbing wuluh (praktikan bawa sendiri) - Tancapkan masing-masing 1 lempeng Zinc dan 1 lempeng tembaga - Hubungkan antara lempeng tembaga dari jeruk 1 dengan lempeng Zinc dari jeruk 2 menggunakan kabel dan seterusnya sampai 5 buah jeruk terhubung secara seri.
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
20
- Pada lempeng Zinc jeruk 1 dan lempeng tembaga jeruk 5 hubungkan lampu LED - Amati apa yang terjadi dan tulis hasilnya pada hasil pengamatan 2) Sel Volta Sederhana 2 - Ambil 5 buah jeruk/belibing wuluh yang lain (praktikan bawa sendiri) - Iris bagian tengah sehingga masing-masing menjadi 2 bagian - Peras dan ambil airnya dan masukkan dalam 5 botol bening (vial) 25 mL - Buatlah rangkaian seri menggunakan lempeng tembaga dan zinc dan satu lampu LED - Perhatikan apa yang terjadi - Bandingkan nyala lampu LED antara sel air jeruk dengan sel buah jeruk 3) Sel Volta sederhana 3 - Gunakan sel air jeruk untuk percobaan ini - Ganti air jeruk dengan cuka masing-masing 10 mL - Buatlah hubungan seri antar gelas menggunakan elektroda tembaga dan zink dan lampu LED - Amati apa yang terjadi dan tulis pada hasil pengamatan 4) Elektrolisis Aquades - Ambil sebuah pipa U - Isi dengan aquades hingga 1 cm dari ujung pipa U - Letakkan elektroda pada kedua mulut pipa U - Hubungkan elektroda dengan baterai 3 volt atau power supply 3 volt - Setelah 10 menit arus listrik diputus - Uji dengan sebatang korek api yang membara pada kedua mulut pipa U - Amati apa yang terjadi dan berikan penjelasan mengapa demikian - Ukur panjang kolom udara pada kedua mulut pipa U - Ulangi percobaan dengan waktu elektrolisis selama 20 menit 5) Elektrolisis Larutan NaNO3 - Ambil sebuah pipa U yang lain - Isi dengan larutan NaNO3 0.1M hingga 1 cm dari ujung pipa U - Letakkan elektroda pada kedua mulut pipa U
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
21
- Hubungkan elektroda dengan baterai 3 volt atau power supply 3 volt - Setelah 10 menit arus listrik diputus - Uji dengan sebatang korek api yang membara pada kedua mulut pipa U - Amati apa yang terjadi dan berikan penjelasan mengapa demikian - Ukur panjang kolom udara pada kedua mulut pipa U - Ulangi percobaan dengan waktu elektrolisis selama 20 menit
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
22
LEMBARAN PENGAMATAN
No
Hasil Pengamatan
Perlakuan
1.
Redoks
2
Elektrokimia
Sebelum
Sesudah
a. Sel Volta Sederhana
b. Sel Volta Sederhana 2
c. Sel Volta Sederhana 3
d. Elektrolisis Aquadest
e. Elektrolisis Larutan NaNO3
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
23
(This Page Intentionaly Blank)
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
24
Percobaan
KALORIMETRI
5
1. PENDAHULUAN Panas adalah suatu bentuk energy, kadang-kadang disebut energy termal, yang dapat mengalir dari benda
yang bertemperatur tinggi ke benda
yang
bertemperatur rendah. Jika dua benda bersentuhan, maka kedua benda dalam waktu yang cukup akan mencapai temperature sama. Aliran panas biasanya diukur dalam suatu alat yang disebut calorimeter. Kalorimeter merupakan suatu wadah sederhana dengan dinding terisolasi sehingga secara esensial tidak ada panas dialirakan antara isi calorimeter dan lingkungan. Dalam calorimeter reaksi kimia dapat terjadi atau panas dapat mengalir dari satu bagian wadah ke bagian lain, tetapi tidak ada panas mengalir ke dalam calorimeter atau ke luar lingkungan. A. Panas Jenis Ketika panas mengalir ke dalam suatu substansi, maka tempertur sunstansi tersebut akan meningkat. Kuantitas panas q diperlukan untuk menjadikn perubahan temperature T substansi yang berbanding lurus dengan m massa substansi dan perubahan temperature seperti ditunjukkan dalam persamaan 1. Konstanta kesebandingan disebut panas jenis, c substansi tersebut. q = m x c x T
(1)
Panas jenis dapat dianggap sejumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan temperature 1 g substansi sebesar 1 oC (jika dilakukan m dan T dalam persamaan 1 keduanya bernilai 1, selanjutnya q akan menjadi sama dengan c ). Sejumlah panas diukur baik dalam satuan joule atau kalori. Untuk menaikkan temperatur 1 ditambahkan ke air.
g air
1 oC, maka 4,18 joule panas harus
Oleh karena itu panas spesifik air 4,18 joule/g oC.
Karena 4,18 joule senilai 1 kalori, dapat juga dikatakan bahea panas jenis air adalah 1 kal/g oC. Biasanya aliran panas ke atau ke luar substansi ditentukan oleh eff ek bahwa aliran tersebut pada sejumlah air yang diketahui. Karena air memainkan peranan penting dalam pengukuran ini, maka kalori , satuan
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
25
panas yang paling umum digunakan sampai sekarang, secara actual ditentukan sama dengan panas jenis air. Dengan menganggap bahwa tidak ada panas yang hilang dari calorimeter ke lingkungan dan sejumlah panas yang dapat diabaikan diserap oleh dinding, maka sejumlah panas yang mengalir dari logam saat logam mendingin sama dengan jumlah panas yang diabsorbsi oleh air. Dalam istilah termodinamika, aliran panas pada logam sama besarnya tetapi berbeda arah dan oleh karean itu juga tandanya, ke aliran panas pada air. Untuk aliran panas q, qH2O = -qlogam
(2)
Bila dinyatakan dalam bentuk persamaan 1) akan menjadi : qH2O = mH2O CH2O ΔtH2O
(3)
Dalam percobaan mass air dan logam serta temperatur awal dan akhir diukur. Dengan panas jenis air yang telah diketahui, panas jenis logam positif dapat ditentukan dengan persamaan 3. Prosedur ini akan digunakan untuk memperoleh panas jenis dari logam yang belum diketahui. Panas jenis suatu logam dikaitkan terhadap molar dalam bentuk sederhana. Dulong dan Petit telah menemukan beberapa tahun yang lalu bahwa kira-kira 25 joule diperlukan untuk menaikkan temperatur sebesar 1 oC pada satu mol dari beberapa logam. Hubungan ini, yang ditunjukkan dalam persamaan 4, diketahui sebagai hukum Dulong dan Petit : (4)
c g C
Di mana MM adalah massa molar logam. Sekali panas jenis logam diketahui, maka massa molar dapat dihitung dengan persamaan 4. Hukum Dulong dan Petit merupakan salah satu dari beberapa aturan yang tersedia pada awal kimiawan dalam studinya massa molar.
B. Panas Reaksi Ketika reaksi kimia terjadi dalam larutan air, situasi tersebut mirip dengan sampel logam panas ditemasukkan ke dalam air. Dengan reaksi seperti itu ada pertukaran panas antara campuran reaksi dan solvent (air). Seperti dalam eksperimen panas jenis, aliran panas untuk campuran reaksi sama besarnya tetapi berlawanan tanda pada aliran panas pada air. Aliran panas yang
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
26
dikaitkan dengan campuran reaksi juga sama dengan perubahan entalpi, H, untuk reaksi, sehingga diperoleh persamaan: qreaksi = ΔHreaksi = -qair
(5)
Dengan mengukur massa air yang digunakan sebagai solven dan dengan mengamati perubahan temperatur air dengan persamaan 1 dan H dengan 5. Jika temperatur dari air naik, panas dihasilkan oleh campuran reaksi, sehingga reaksi bersifat eksoterm; sedangkan q positif dan H bertanda negatif. Jika temperatur turun, campuran reaksi menyerap panas dari air danreaksi bersifat endotermis. Dalam kasus ini q bernilai negatif dan H bernilai positif. Kedua reaksi eksotermis dan endotermis diamati. Salah satu reaksi yang paling sederhana yang dapat dipelajari dalam larutan terjadiketika suatu padatan yang terlarut dalam air. Seperti sebuah contoh reaksi yang demikian pelarutan NaOH dalam air. NaOH(s)
Na+(aq) + OH-(aq); ΔH = ΔHpelarutan
(6)
Ketika reaksi ini terjadi, temperatur larutan menjadi jauh lebih tinggi daripada temperatur NaOH dan air yang digunakan. Jika jumlah NaOH yang diketahui dilarutkan dalam sejumlah air dalam kalorimeter, dan mengukur perubahan temperatur yang terjadi dengan menggunakan persamaan 1 menggunakan persamaan
dan
untuk memperoleh ΔH . Dengan mencatat
bahwa ΔH berbandung lurus dengan jumlah NaOH yang digunakan, maka dengan mudah menghitung ΔH pelarutan baik untuk satuan gram atau mol NaOH. Dalam bagian kedua dari percobaan ini ΔH pelarutan pada padatan ionik yang belum diketahui akan diukur. Reaksi kimia sering terjadi ketika larutan dicampur. Suatu endapan mungkin terbentuk, dalam suatu reaksi berlawanan aeah dengan reaksi pada persamaan 6. Reaksi yang sangat umum adalah reaksi netralisasi yang terjadi ketika suatu larutan asam dicampur dengan larutan basa. Dalam bagian terakhir akan diukur efek panas ketika larutn HCl dicampur dengan larutan basa.Efek panas sangat besar dan merupakan hasil reaksi antara ion H+ dalam larutan HCl dengan ion OH- dalam larutan basa. H+(aq) + OH-(aq)
H2O;
ΔH = ΔHpelarutan
(7)
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
27
2. TUJUAN PERCOBAAN -
Membuat kalorimeter sederhana.
-
Mengukur kapasitas panas kalorimeter.
-
Mengukur panas jenis suatu logam
3. ALAT DAN BAHAN Alat : - Kalorimeter
- Neraca Analitik
- Gelas Kimia
- Termometer
Bahan : - Aquadest
- Cuka Dapur
- NaOH 2M
- CH3COOH 2M
- l 2M 4. PROSEDUR PERCOBAAN a. Penentuan Tetapan Kalorimeter - isilah kalorimeter dengan 20 mL aquades, diamkan beberapa detik dan catat suhunya, t1 dengan tepat, - panaskan 20 mL aquades dalam gelas kimia 200 mL sampai suhu sekitar 65 oC dan catat suhu tepatnya, t2 dan segera tuangkan ke dalam kalorimeter aduk dengan baik dan catat suhu tertingginya, t3, - Hitunglah Kalor Jenis Kalorimeter. b. Panas Jenis Kalorimeter terdiri dari dua mangkok kopi polistyrena yang disarangkan disesuaikan dengan tutup styrofoam. Terdapat dua lubang pada penutup ini: lubang pertama untuk termometer dan lubang lainnya untuk batang gelas pengaduk dengan ujungnya disambungkan dengan bentuk lingkaran . Rangkailah susunan percobaan seperti ditunjukkan dalam gambar 1. Isi beaker 400 mL dengan air
sebanyak 2/3 penuh dan mulai
panaskan sampai mendidih. Ketika air sedang memanas, timbang sampel
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
28
kalian dari logam yang belum diketahui dalam tabung uji yang bertutup besar dengan massa kira-kira 0,1 g. Tuang logam ke dalam wadah kering dan timbang tabung uji kosong dan penutupnya. Tempatkan kembali logam dalam tabung uji dan tempatkan tabung bertutup longgar ke dalam air panas dalam beaker. Permukaan air dalam beaker sharusnya cukup tinggi sehingga ujung atas bagian logam di bawah permukaan air. Teruskan pemanasan logam dalam air sekurangnya selama 10 menit setelah air mulai mendidih, untuk menyakinkan bahwa logam mencapai temperatur air mendidih. Tambahkan sejumlah kecil air sperlunya untuk menjaga tinggi permukaan air. Ketika air mendidih, timbang kalorimeter kira-kira 0,1 g. Tempatkan kira-kira 40 mL air kedalam kalorimeter dan timbang kembali. Masukkan pengaduk dan thermometer ke dalam tutup dan tempatkan pada calorimeter. Jika thermometer gelas digunakan, pentolan thermometer seharus terendam sempurna.
Gambar 1. Rangkaian Alat Penentuan Kalor Jenis
c. Panas Pelarutan Tempatkan kira-kira 50 mL air ke dalam kalorimeter dan timbang seperti prosedur sebelumnya. Ukur temperatur air kira-kira 0,1
o
C.
Temperatur seharusnya berada pada posisi satu atau dua derajat dari suhu kamar. Dalam beaker kecil timbang kira-kira 5 g senyawa padatan yang ditugaskan ke praktikan. Lakukan penimbangan beaker kosong dan beaker plus padatan seberat kira-kira 0,1 g. Masukkan senyawa ke dalam kalorimeter disertai dengan mengaduk kalorimeter, tentukan kira –kira 0,1
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
29
°C temperatur maksimum atau minimum tercapai ketika padat melarut. Cek untuk menjamin bahwa semua padatan melarut. Perubahan temperatur setidak-tidaknya 5 derajat seharusnya diperoleh pada percobaan ini. Jika perlu ulangi lagi percobaan ini dengan meningkatkan jumlah padatan yang digunakan.
d. Panas Netralisasi Bilas calorimeter dengan air destilasi, tuanglah bilasan ke bak cuci. Dalam gelas ukur, ukur kira-kira 25 mL HCl 2 M; tuang larutan tersebut ke dalam kalorimeter. Bilas gelas ukur dengan air destilasi dan ukur 2 M NaOH sebanyka 25 mL; Tuang larutan ini ke dalam beaker 50 mL kering. Ukur temperatur asam dan basa dengan ketelitian ± 0,1 oC. Bilas dan keringkan thermometer sebelum dicelupkan ke dalam larutan. Tempatkan kembali thermometer ke dalam calorimeter. Tuang larutan NaOH ke dalam larutan HCl dan Tutup calorimeter. Aduk campuran reaksi dan catat temperatur maksimum yang dicapai oleh larutan hasil netralisasi. Hitung panas netralisasi. Perlu sedikit modifikasi persamaan 1 ketika menghitung qH2O. Gunakan nilai 1,02 g/mL sebagai massa jenis rata-rata untuk semua larutan dalam percobaan ini. Gunakan 4,18 J/g oC sebagai nilai panas jenis.
e. Hukum Hess Dengan menggunakan prosedur bagian C,ukur panas netralisasi asam asetat 2 M (HAc). Gunakan 25 mL laarutan asam asetat pada tempat HCl 2 M yang digunakan pada bagian C. Hitung panas molar larutan asam asetat. Gunakan 1,02 g/mL sebagai massa jenis rata-rata untuk semua larutan. Catat data dan perhitungan paada lembar kertas berbeda. Tulislah persamaan reaksi ion
untuk netralisasi basa kuat-asam kuat dan
persamaan lengkap ion untuk reaksi netralisasi asam asetat-.basa kuat. Dalam setiap kasus, tunjukkan nilai panas molar reaksi pada sebelah kanan persamaan. Ingat bahwa aliran panas untuk reaksi eksoterm adalah negative. Gabungkan (lewat penambahan dan penghilangan dari beberapa spesi yang nampak pada sisi berlawanan dari persamaan akhir ) jumlah dua persamaan ion menurut suatu cara sampai akhirnya mendapatkan
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
30
sebuah persamaan yang menggambarkan reaksi disossiasi asam lemah menjadi H+(aq) dan Ac-(aq). Jika perlu salah satu persamaan dibalik, maka nilai aliran panas perlu diubah tandanya. Ketika dua persamaan ditambahkan, dua nilai aliran panas seharusnya ditambahkan untuk menghasilkan nilai akhir untuk reaksi yang dinginkan. Hanya saja ketika disosiasi
air
membentuk
H+(aq)
dan
OH-(aq)
diharapkan
bersifat
endotermis, demikian pula untuk reaksi disosiasi asam lemah seperti asam asetat. Jika latihan di atas dikerjakan dengan benar, akan diperoleh ilustrasi hukum Hess. Hukum ini menyatakan bahwa nilai H untuk suatu reaksi bernilai sama apakah terjadi secara langsung atau bertahap. Jadi jika persamaan termokimia dapat dinyatakan jumlah dua persamaan. Persamaan (3) + Persamaan (1) + Persamaan (2), maka H3 + H1 + H2.
f.
Percobaan Pilihan Ukur panas netralisasi dari cuka dapur dalam reaksinya dengan larutan NaOH 2M. Dengan menganggap bahwa konsentrasi cuka kira-kira 25% asam asetat, tentukan panas netralisasi molar dari asam tersebut. Ketika eksperimen telah selesai, larutan netralisasi boleh dibuang ke bak pembuangan. Bilas kalorimeter dan termometer dengan air dan kebalikan alat-alat ini ke tempat semula.
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
31
LEMBAR PENGAMATAN
No
Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum
1.
Penentuan Tetapan Kalorimetri
2.
Panas Jenis
3.
Panas Larutan
4.
Panas Netralisasi
5.
Hukum Hess
6.
Percobaan Pilihan
Sesudah
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
32
Lampiran I. Format Laporan Praktikum Khusus cover menggunakan komputer dan dicetak
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR LANJUTAN
Judul Percobaan
Disusun Oleh : Nama Praktikan
LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2017
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
33
I. Pendahuluan Jelaskan mengapa anda melakukan percobaan tersebut (misal: kandungan lemak/minyak atsiri/pigmen dalam sumber (sampel) tersebut berlimpah dan manfaatnya tinggi dalam industri! Jelaskan pula softskill atau ketrampilan lab yang diperoleh. Jangan lupa untuk menyampaikan tinjauan pustaka terkait dengan topik percobaab terkait. Munculkan citation (sumber referensi) anda juga.
II. Tujuan Percobaan : Sebutkan tujuan dilakukannya percobaan ini.
III. Alat dan Bahan a. Alat Sebutkan peralatan yang akan anda gunakan dalam mengekstrak dan mengidentifikasi sampel! b. Bahan Sebutkan bahan-bahan kimia yang akan anda gunakan dalam topik praktikum ini (sertakan dalam lampiran, MSDS masing-masing bahan kimia tersebut)!
IV. Prosedur Kerja Jelaskan prosedur kerja yang akan anda lakukan pada kegiatan praktikum ini dalam bentuk kalimat. Jika ada perubahan prosedur kerja yang anda lakukan (tidak sesuai dengan lembar petunjuk praktikum), maka cantumkan prosedur kerja yang anda gunakan bersama kelompok anda tersebut.
V. Hasil Percobaan Jelaskan secara singkat hasil percobaan terkait dengan merode kerja praktikum yang telah dilaksanakan dan cara-cara identifikasi senyawanya. Sertakan foto atau gambar yang terkait dengan percobaan ini (misal sketsa alat dan foto proses serta produk ekstrak).
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
34
VI. Pembahasan Hasil Bahaslah proses atau prosedur kerja dan hasil percobaan anda serta bandingkan dengan literatur yang ada mengenai teori prinsip kerja metode tersebut. Hubungkan tentang penggunaan (fungsi) berbagai bahan kimia dan reaksi yang terjadi. Modifikasi kesalahan yang terjadi dilaboratorium dengan dasar teori yang sesuai. Jangan lupa cite referensi jika mencuplik statement dari literatur lainnya.
VII. Kesimpulan Sebutkan kesimpulan dari percobaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
35
Lampiran 2
Nama Matakuliah: Semester: Kelas:
Kimia Dasar Lanjutan Genap 2016/2017 A Kelompok 6
1
2
3
4
5
Bella Amelia
Ayunda Lingga Pranova Ririn Eka Wulandari
Niken Ayu Kusuma Wahyuni Ulva Widyawati
Trilaksono
Mutiara Alfiyah
Mila Ramadani
Ma`Rifatul Jannah
Ahmad Faisal Rosidi Muhamad Kiki Afindia J. Ovi Rofita
Lutfi Adhiva
Abd. Ade Anggoro
Wilda Kamila
Muhammad Affina Hisyam
7
8
9
10
Eka Dina Safitri
Tutut Fia Angrainy
Wahyu Setianingrum
Geby Wita
Devi Nalita
Hadi Birnando
Eva Gita Kasandra
Ahmad Rofiki
Eka Oktavia Larasati Sudirman Firda Nur Faizah
Rizka Imroatul Mufidah Alfi Hidayati
Mya Hidayatul Ulfa Inny Nadyatus Sa`adah Wardatul Hasanatil Faizah
Vita Roviyanti
Rorintha Pecky Nindyawati
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
36
Nama Matakuliah: Semester: Kelas:
Kimia Dasar Lanjutan Genap 2016/2017 B
Kelompok 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Imaniah Wiyono Saputri Intan Diah Purwandari
Yulia Kevin
Safna Aullia Intan M.
Karima
Desi Permatasari
Hana Qonita
Windayanti
Isti Faizah
Suge Virya Awandwita Christerlia Halimatus Sa'diah
Putri Jessica
Achmad Fudhali
Silvia Oniga Safitri
Ika Farah Farizhi Muslimiyah Riki Juni Krismiadi
Siti Adlha Hauliyah Ni'mah Anggoro Wicaksono
Ersya Yanu Ramadhani Anyberta Dwi Listyanti
Debora Limay P. Riski Nur Apriana
Putri Alfiani Wulandari Agung Susanto Jatiwaseso
Rina Silviah
Firda Marta Safitri
Amanda Dwi W. Cahyani Nur Rizkiyatuz Saidah Yunita W.
Yunida Rena Puspita
Siti Munawaroh
Yeni Kartikasari Amalia Anggreini
Ismiatun Siska Sri Wahyuni
Ikmalul Koriah
Pentunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjutan
37