Jurnal Ilmu dakwah Dan Pengembangan Komunitas
PARADIGMA LOCUS OF CONTROL Tontowi Jauhari
[email protected] Abstract Organizational change is a necessity which can not be avoided,either the change is planned or unplanned, physical (tangible) and non-physical (intagible) as well. Management organization is currently undergoing a paradigm shift, especially about the organization's capital base and changes options, up till nowmajority of organization relies on the basic form of capital and economic power, and now emerging new economic powers called brain power. The brain power as a new economic power would be potential basis for the organization to read the opportunities and threats in ensuring the success and sustainable growth. The power of this new form of intellectual capital is usually used in the sense of human capital (human capital) include knowledge, skills and capabilities that enable a person to act in a new way. Organizations with new force do reengenering intellectual capital management process, encourage innovation capacity, establish new patterns, and pay attention to knowledge assets (intangible) of its members , and build collaborationand organization’s relations. Therefore priorities of the organizational or organizational change is to increase the value of human capital. Kata Kunci: Locus of Control; Internal dan eksternal locus of control A. Konsep Locus of Control Julian B. Rotter pada tahun 1966 untuk pertama kali mengembangkan konsep locus of control untuk memberikan gambaran tentang keyakinan seseorang mengenai sumber penentu perilaku. Vol 7 No.1 Januari 2013
32
Jurnal Ilmu dakwah Dan Pengembangan Komunitas
Locus of control bukanlah sebuah typology atau proposition, karena locus of control adalah pengharapan umum yang akan memeprediksikan perilaku seseorang dari berbagai keadaan. Locus of controladalah sikapindividu yang diperlukan untuksituasi didalam 1 menentukanalasanbagi keberhasilanatau kegagalan. Rottermenemukan beberapaorang percaya bahwa kekuatanmerekabergantung padatindakan mereka sendiri,sementaraorang lainpercaya bahwa kekuatan merekadikendalikan olehoranglain dankekuatan luar. Kekuatan semacam ini disebut konsep locus of control.2 Locus of Control juga bermakna keyakinan yang dimiliki individu bahwa usaha mereka untuk meraih tujuan berada dalam kontrol mereka (internal locus of control) atau terutama terjadi karena kejadian yang cukup kuat, seperti takdir, kesempatan, atau orang lain (external locus of control).3 Secara umum orang memperoleh harapan dari kegiatannya tergantung pada perilaku mereka sendiri atau diluar kendali mereka. Orang yang berorientasi internal cenderung percaya bahwa kekuatan (reinforcers)tunduk pada kontrolmereka sendiri danterjadi ketikamereka menampilkankemampuan mereka. Sebaliknya orang yang berorientasi eksternal melihat terjadinya reinforcers bukan karena diri mereka sendiri tetapi terjadinya karena nasib atau kekuatan dari luar (orang lain) yang kuat. Ewen4 mengatakanLocus of control adalah sifat yang didasarkan pada kognisi, beberapa orang percaya bahwa mendapatkan penghargaan dan menghindari hukuman terutama dalam kendali mereka dan tergantung pada perilaku mereka sendiri (internal locus of control). Dan ada orang yang beranggapan bahwa harapan pengalaman baik dan buruk mereka umumnya bisa disebabkan oleh kebetulan, nasib, dan tindakan orang lain (external locus of control). Dari batasanbatasan tersebut maka locus of control sebagai 1 Eric H. Kessler, Management Theory In Action (New York, Palgrave Macmillan, 2010), h. 25. 2 Duane P. Schultz and Sydney Ellen Schultz, Theories of Personality (United States of America, Wodsworth Cangage Learning, 2005), h. 436. 3 Jess Feist and Gregory J. Feist, Theories of Personality (Jakarta, Salamba Empat, 2011), h. 240-241. 4Robert B. Ewen, An introduction to theories of personality (New Jersey, Lawrence Erlbaum Associates, Inc., 2003), h. 378.
Vol 7 No.1 Januari 2013
33
Jurnal Ilmu dakwah Dan Pengembangan Komunitas
harapanumumindividumengenaikekuatan yang menentukanimbalan dan hukuman, harapan ini bisa bersumber dari akibat tindakan mereka sendiri (internal) juga bersumber kekuatan luar atau orang lain (eksternal), keduanya ini membentuk perilaku seseorang dalam membangun kekuatan (reinforcers) untuk mencapai harapan.
B. Internal dan Eksternal Locus of Control Rottermembangunteori kepribadian didaskan pada konsep dan prinsip pembelajaran. Asumsidasar adalahbahwasebagian besar perilakuyang kita dipelajaridiperolehmelalui pengalaman kita dengan orang lain(Rotter, Chance, & Phares, 1972).5 Pandangan social learningjuga menggunakanpendekatan historisuntuk mempelajari kepribadian, di manakejadian sebelumnyadalam kehidupan manusiadiselidiki untukmemahami perilakumereka saat ini. Selanjutnya Rotter mengatakan perlunya menekankan atau kepribadian saling ketergantungan, di mana pengalaman dan interaksi seseorang terus mempengaruhi satu sama lainnya. Pengalaman masa lalumempengaruhipengalamansaat ini,dan pengalamansaat inimengubah hal-halyang dipelajari dimasa lalu. Penguatan tidak secara otomatis melekat pada perilaku, seseorang memiliki potensi untuk melihat hubungan sebab akibat antara perilakunya sendiri dan kemunculan dari penguat, seseorang akan berikhtiar untuk meraih tujuannya karena memiliki ekspektasi yang digeneralisasikan bahwa ikhtiarnya akan menghasilkan kesuksesan.6 Penguatan ini didasarkan pada kognitif sosial, asumsinya faktor kognitif membantu membentuk bagaimana manusia akan bereaksi terhadap dorongan dari lingkungannya. Rotter (1966) mengatakan adadua jenislocus of control: (a) internal locus of control, yang merupakankeyakinan bahwaseseorang memilikikontrol ataskeberhasilan dan kegagalannya, karena itumampumemberikan pengaruh padapilihan danlingkungan mereka, dan (b) external locus of control, yang merupakankeyakinan bahwakeputusan 5Richard M. Ryckman, Theories of Personality (USA, Thomson Wadsworth, 2008), h. 554. 6 Jess Feist dan Gregory J. Feist, Op.Cit, h. 254.
Vol 7 No.1 Januari 2013
34
Jurnal Ilmu dakwah Dan Pengembangan Komunitas
hidupseseorangdan lingkungandikendalikan olehkekuatan-kekuatandi luarkendalinya, sepertikeberuntungan dannasib.7 Internal and external locus of control, dapat diperlakukansebagaidimensi terpisahdarikepribadian,terjadi sebagaikontinumyangekstremitastidak dapat dicapaioleh siapa saja. Sebagaibagian daristruktur kepribadian, kontrol internal atau eksternalmemiliki sifatdinamis, yang berarti bahwadalam beberapa situasipengaruhtipe pertama internal kontrolmungkin lebih kuatdan eksternal kontrol (orang lain)yang kedua. Individudenganinternallocus of control percaya bahwa semuakejadian dalam hidupmerekaakanmenjadi hasil karena tindakan mereka sendiri, yang mereka pertanggung jawabkan. Jikasesuatu yang baik, menyenangkan, ataubahagiaterjadi pada mereka, merekamenganggapitutindakan mereka sendiri, danjika mereka mengalamikerusakan, ketidakbahagiaanatau kegagalan, mereka jugamerasa bertanggung jawab. Merekayakin bahwa merekamembentuk kehidupanmereka sendiri. Sedangkan Individudenganeksternal locus of control, menjelaskankeberhasilanmereka dengankeberuntungan, dansetiap kegagalan, ketidakbahagiaan,nasib buruk, takdir, karena faktormanusia lain dansituasionaleksternal.8 Mereka yang memiliki penguat locus of control internal akan memandang dunia sebagai sesuatu yang dapat diramalkan, dan perilaku individu turut berperan didalamnya. Tetapi bagi mereka yang memiliki penguat locus of control eksternal akan memandang dunia secara pasrah sebagai sesuatu yang tidak dapat diramalkan, demikian juga dalam mencapai tujuan sehingga perilaku individu tidak akan mempunyai peran didalamnya.9 Internal dan eksternal locus of control megantarkan pada pemahaman individu tentang penyebab utama yang mendasari peristiwa dalam / hidupnya. Atau, lebih sederhana: Apakah Anda 7 Patricia Martinez, The Effects of Locus of Control on Time Perception and Goal Achievement (Thesis, University of Florida, UF ID 1435-0701), h. 3. 8 Józef k. Gierowski, dan Tomasz Rajtar, “Chosen Factors Influencing The Locus Of Control In Perpetrators Of Criminal Acts”, Journal Institute of Forensic Research, Problems of Forensic Sciences, vol. LIII, 2003, Cracow, Poland ,h. 131132. 9 B. Winner, Theory of Motivation: From Mechanism to Cognition (Chicago, Markham Publishing Company, 1972) h. 67.
Vol 7 No.1 Januari 2013
35
Jurnal Ilmu dakwah Dan Pengembangan Komunitas
percaya bahwa nasib Anda dikendalikan oleh Anda sendiri maupun kekuatan eksternal (seperti nasib, dewa, atau orang lain yang kuat). Perilaku yang sebagian besar dipandu oleh "bala bantuan" (penghargaan dan hukuman) dan melalui kontinjensi seperti imbalan dan hukuman, orang datang untuk memegang keyakinan tentang apa yang menyebabkan tindakan mereka. Orang dengan external locus of control, percaya bahwaperilaku mereka dan kemampuantak ada bedanyadalamreinforcers yang mereka terima, mungkin mereka melihat sedikit nilai dalammengerahkan upaya untukmemperbaiki situasi mereka. Mengapa mereka harus mencoba ketika mereka memiliki sedikitatau tidak adaharapanmengendalikan kejadiansekarang atau masa depan.Sebaliknya, orang dengan internal locus of controlpercaya bahwa mereka memilikikekuatan dalam situasi mereka dan berperilaku sesuai, merekatampil ditingkat yang lebih tinggidari pada orangexternal lokus-of-control, tidak mudah terpengaruh, mereka memiliki keterampilan lebih tinggi, lebih waspada terhadap lingkungannya, tingkat kecemasan lebih rendah, harga diri lebih tinggi,lebih bertanggung jawabatas tindakan mereka, dan lebih menikmati kesehatan mental dan fisik.10 Secara Umum menurut Gierowski dan Rajtar, dikatan bahwakontrol eksternaladalah tekanan kelompok(sosial) untuk tunduk kepadastandar yang mengikat, untuk memenuhi tuntutan peran sosialsesuai dengan harapan, tradisi dankebutuhan sosial, perankontrol eksternaladalah untuk mengarahkanindividuke arah perilakukonvensional. Sedangkan internal kontrol, disebutpengendalian diri,terbentukdalam prosessosialisasi, dan di atas semuaadalah hasil daripendidikan moraldan pengembanganindividu. Intern controldengan(self-control) dapat digambarkan dengan lima indicator, yaitu: 1)konsep diri memadai; 2)perilakuberorientasi tugasdengantujuan yang jelas; 3)aspirasi realististerkait dengankemungkinan; 4)kemampuan menanganifrustrasi; dan 5). penerimaan terhadap normahukum dan moral.11 Masih menurut Rotter, individu dengan internal locus of control dapat digambarkan sebagai: 1.Memperlakukan hidup sebagai tugas yang akan dilakukan; 2. Memiliki tingkat realisme yang tinggi; 3. Berorientasi menerima 10 11
Duane P. Schultz and Sydney Ellen Schultz, Op. Cit, h. 436. Józef k. Gierowski, dan Tomasz Rajtar, Op.Cit, h. 130.
Vol 7 No.1 Januari 2013
36
Jurnal Ilmu dakwah Dan Pengembangan Komunitas
informasi dari lingkungan mereka, dan juga mencari informasi baru tentang diri mereka sendiri dan dunia, untuk diterapkan dalam tindakan konkret; 4. Tidak melampirkan penting pendapat orang lain, tetapi dipandu oleh kontrol diri mereka sendiri; 5. Memanfaatkan pengalaman sebelumnya ketika menyadari tugas hidup saat ini; 6. Memiliki kepekaan untuk mengebangkan tanggung jawab; 7. Memiliki beberapa kesulitan dengan adaptasi terhadap lingkungan, tetapi mereka lebih memilih untuk mengubah lingkungan daripada diri mereka sendiri; 8. Tahan terhadap stres dan frustrasi.12
Eksternal dan Internal locus of control, sebagai kontrol yang membedakan individu yang satu dengan lainnya dalam merespon hasil interaksi antara perspektif individu dan lingkungannya, respon ini sebagai penguat (reinforces) terhadap keberhasilan individu. Eksternal kontrol sebagai satu sisi cenderung tidak optimis, dan sangat tergantung pada aspek ekternal atau orang lain yang akan menentukan keberhasilan, sedangkan internal kontrol sangat percaya diri kalau keberhasilan itu berasal dari usaha diri sendiri, dengan tetap peka terhadap lingkungannya. C. Skala Locus of Control Penguatan (reinforces) tidak secara otomatis melekat pada perilaku seseorang, akan tetapi seseorang memiliki potensi untuk memilih potensi hubungan sebab akibat perilakunya sendiri dan kemunculan penguat, seseorang akan berusaha untuk meraih 12Ibid.,
h. 132.
Vol 7 No.1 Januari 2013
37
Jurnal Ilmu dakwah Dan Pengembangan Komunitas
tujuannya karena memiliki ekspektasi yang digeneralisasasikan bahwa ikhtiar untuk mencapai tujuan akan menghasilkan kesuksesan. Internal–External Locus of Control scale (I–E scale), adalah skala yang sering digunakan dan dikutip dalam pembuatan kuesioner. Rotter mengembangkan Skala penilaian locus of control (Skala IE) yang terdiri dari 23 alternatif pilihan. Skala dibuat dengan item berpasangan (pilihan antara a dan b), responden penelitian memilih salah satu yang paling tepat menggambarkan keyakinan mereka, ini digunakan untuk menentukan mana dari setiap pasangan alternatif merupakan internal atau external locus of control.13 Kuesioner umumnya terdiri dari 23 item, dan itu memungkinkan untuk mengevaluasi harapan general control dari sudut pandang satu demensi. Setiap item memiliki dua pernyataan yang masing-masing menjelaskan suatu locus eksternal dan internal. Orang-orang diminta untuk memutuskan mana yang mewakili harapan kontrol mereka dalam situasi yang beragam. Enam item pertanyaan untuk menyamarkan tujuan pengukuran dan membatasi efek keinginan sosial. Hasil skala ini disajikan dengan skor tunggal yang mengindikasikan tingkat eksternalitas.1423 item skor yang diperoleh dengan menetapkan satu titik untuk setiap alternatif eksternal didukung oleh subjek dan menjumlahkan seluruh item. Dengan demikian, skor dapat berkisar dari 0 sampai 23, skor yang lebih tinggi menunjukkan eksternalitas yang lebih besar. Dalam penelitian dengan menggunakan ukuran, distribusi skor biasanya dibagi di median atau rata-rata, kemudian diklasifikasikan yang sejalan baik internal maupun eksternal, dan kemudian tanggapan tes ini berkorelasi dengan variabel kepribadian dan perilaku lainnya.15 Skala IE berusaha untuk mengukur sejauh mana seseorang mempersepsikan hubungan kausalitas antara usahanya sendiri dengan konsekuensi dari lingkungan. Mereka yang memiliki skor tinggi dalam kontek internal, pada umumnya yakin bahwa sumber kontrol ada dalam dirinya dan mereka kebanyakan melakukan kontrol personal yang cukup tinggi dalam kebanyakan situasi. Bagi mereka yang Duane P. Schultz and Sydney Ellen Schultz, Op. Cit, h. 436. Shane J. Lopez and C.R. Snyder, Positive Psychological Assessment, A. Handbook of Model and Measure (University of Kansas, 1998), h. 141. 15Richard M. Ryckman, Op.Cit, h. 564. 13 14
Vol 7 No.1 Januari 2013
38
Jurnal Ilmu dakwah Dan Pengembangan Komunitas
mempunyai skor tinggi dalam kontek eksternal, pada umumnya yakin bahwa hidup mereka banyak dikendalikan oleh dorongan-dorongan dari luar diri mereka, seperti keberuntungan, takdir, atau perlakuan dari orang lain. Perlu diingat bahwa terlalu banyak kontrol internal tidak selalu diterima secara sosial, dan yang memiliki kontrol eksternal terlalu tinggi dapat dihubungkan dengan sikap apatis atau kesedihan. Sehingga skor yang berada ditengah-tengah dari kedua titik ekstrim ini, dan berkecenderungan kearah kontrol internal memungkinkan untuk menjadi yang paling sehat atau yang paling diinginkan. Perilaku manusia merupakan hasil dari interaksi antara persepsinya sendiri dengan lingkungannya. Hasil interkasi manjadi penguatan (reinforces) dalam setiap usahanya untuk berhasil, penguatan diperoleh dari kontrol internal yang berkeyakinan bahwa penguatan tergantung pada perilaku mereka sendiri (kendali sendiri), sedangkan penguatan yang diperoleh dari kontrol eksternal beranggapan bahwa penguatan bersumber dari faktor eksternal atau orang lain. Untuk mengetahui seseorang berperilaku kontrol eksternal atau kontrol internal dapat diukur dengan skala eksternal internal (skala EI), dengan indikator: nasib, keberuntungan, orang lain, percaya diri, keputusan pribadi, dan usaha sendiri. Daftar Bacaan B. Winner, Theory of Motivation: From Mechanism to Cognition, Chicago, Markham Publishing Company, 1972. Duane P. Schultz and Sydney Ellen Schultz, Theories of Personality, United States of America, Wodsworth Cangage Learning, 2005. Eric H. Kessler, Management Theory In Action, New York, Palgrave Macmillan, 2010. Jess Feist and Gregory J. Feist, Theories of Personality, Jakarta, Salamba Empat, 2011. Józef k. Gierowski, dan Tomasz Rajtar, “Chosen Factors Influencing The Locus Of Control In Perpetrators Of Criminal Acts”, Journal Institute of Forensic Research, Problems of Forensic Sciences, vol. LIII, 2003, Cracow, Poland. Patricia Martinez, The Effects of Locus of Control on Time Perception and Goal Achievement. Thesis, University of Florida, UF ID 14350701. Vol 7 No.1 Januari 2013
39
Jurnal Ilmu dakwah Dan Pengembangan Komunitas
Richard M. Ryckman, Theories of Personality, USA, Thomson Wadsworth, 2008. Robert B. Ewen, An introduction to Theories of Personality, New Jersey, Lawrence Erlbaum Associates, Inc., 2003. Shane J. Lopez and C.R. Snyder, Positive Psychological Assessment, A. Handbook of Model and Measure, University of Kansas, 1998.
Vol 7 No.1 Januari 2013
40