Panduan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD)
Januari 2015
DAFTAR ISI HALAMAN BAGIAN I I. I. PENDAHULUAN I. I. A. Latar Belakang I. I. B. Tujuan I. I. C. Dasar Hukum I. I. D. Prinsip Uji Kompetensi I. I. E. Pengertian I. I. F. Fungsi I. I. G. Kode Etik I. I. H. Pelaksanaan
1 2 2 3 3 4 6 7 8
I.II. ALUR PROSES UJI KOMPETENSI I. II. A. Proses Pengembangan Soal Ujian CBT I. II. B. Proses Pengembangan Soal Ujian OSCE I. II. C. Kendali Mutu 1 (lihat I.VI. PENJAMINAN MUTU) I. II. D. Proses Manajemen Pelaksanaan Ujian CBT I. II. E. Proses Manajemen Pelaksanaan Ujian OSCE I. II. F. Proses Penetapan Nilai Batas Lulus CBT I. II. G. Proses Penetapan Nilai Batas Lulus OSCE I. II. H. Kendali Mutu 2 (lihat I.VI. PENJAMINAN MUTU) I. II. I. Pengumuman Hasil Ujian I. II.J. Tindak Lanjut Perbaikan
9 11 13 14 14 15 16 17 18 18 19
I.III. STRUKTUR ORGANISASI
20
I.IV. DAFTAR PANDUAN I.IV.A. Panduan Pengembangan Soal Uji Kompetensi CBT I.IV.B Panduan Pengembangan Soal Uji Kompetensi OSCE I.IV.C. Panduan Manajemen Pelaksanaan Ujian CBT I.IV.D. Panduan Manajemen Pelaksanaan Ujian OSCE I.IV.E. Panduanr Penetapan Nilai Batas Lulus CBT I.IV.F. Panduan Penetapan Nilai Batas Lulus OSCE I.IV.G. Panduan Pengumuman Hasil Ujian I.IV.H. Panduan Penjaminan Mutu I.IV.I. Panduan Tindak Lanjut Perbaikan
21 21 21 21 21 21 22 22 22 22
I.V. PEMBIAYAAN
23
I.VI. PENJAMINAN MUTU
28
I.VII. MASA TRANSISI
35
i
BAGIAN II
Panduan Pengembangan Soal Uji Kompetensi CBT A.1 Panduan Penyusunan cetak biru di tingkat nasional A.2 Panduan Call for item A.3 Panduan Bank Soal 1 A.4 Panduan Pengkajian soal tahap 1 A.5 Panduan Bank Soal 2 A.6 Panduan P engkajian Soal Tahap 2 A.7 Panduan Try Out A.8 Panduan Item Analysis A.9 Panduan Bank Soal 3 A.10 Panduan Pengkajian Panel Ahli
37 38 45 47 48 49 50 51 52 54 57
BAGIAN III
Panduan Pengembangan Soal Uji Kompetensi OSCE B.1 Penyusunan cetak biru soal OSCE tingkat nasional B.2 Penulisan soal uji kompetensi OSCE B.3 Telaah soal uji kompetensi OSCE B.4 Penulisan kode soal uji kompetensi OSCE B.5 Pengelolaan bank soal uji kompetensi OSCE B.6 Pemilihan soal uji kompetensi OSCE
58 59 61 65 67 68 69
BAGIAN IV
Panduan Kendali Mutu Tahap 1 C.1 Kendali mutu uji kompetensi CBT C.2 Kendali mutu uji kompetensi OSCE
70 71 72
BAGIAN V
Panduan Manajemen Pelaksanaan Uji Kompetensi CBT D.1 Panduan Pembukaan Pendaftaran D.2 Panduan Verifikasi Data Peserta D.3 Panduan Penetapan Center Ujian D.3.1 Panduan Pengalokasian peserta ke center ujian oleh PNUKMPPD D 3.2.1 Panduan Penentuan Penyelia Pusat oleh PNUKMPPD D 3.2.2 Panduan Pengalokasian Penyelia Pusat ke center ujian D 3.3 Panduan Penugasan Koordinator CBT, IT lokal, Pengawas Lokal, Petugas Karantina, Admin D.4 Panduan Pelaksanaan Ujian
73 74 76 77
Panduan Manajemen Pelaksanaan Uji Kompetensi OSCE E.1 Panduan Verifikasi Data Peserta oleh Institusi Pendidikan Terkait E.2 Panduan Laporan Hasil Verifikasi Kepada PNUKMPPD E.3 PanduanPenentuan Center Ujian Berdasarkan Asal Institusi E 3.1 Panduan Penetapan Jadwal Ujian di Center Ujian sesuai Jumlah Peserta E 3.2.1 Panduan Briefing KOC E 3.2.2 Panduan Penyiapan Sarana Prasarana OSCE oleh KOC E 3.3.1 Panduan Penetapan Penyelia Pusat E 3.3.2 Panduan Penyiapan Personalia OSCE oleh KOC
110 111 112 113
BAGIAN VI
83 86 87 91
114 115 119 120
ii
E 4.Panduan Pelaksanaan ujian
134
BAGIAN VII Panduan Penetapan Nilai Batas Lulus CBT F 1.Panduan Penetapan Panel Juri F 2.Panduan Penerapan Metode Angoff F 3.Panduan Penyusunan Berita Acara Penetapan NBL CBT
141 142 144 147
BAGIAN VIII Panduan Penetapan Nilai Batas Lulus OSCE G 1.Panduan Penilaian oleh Juri sekaligus Penguji dalam OSCE G 2.Panduan Penetapan NBL berdasarkan Metode Borderline Regression G 3. Panduan Penyusunan Berita Acara Penetapan NBL OSCE
148 149 150 151
BAGIAN IX
Panduan Kendali Mutu Tahap II H 1. Kendali Mutu Tahap II Uji Kompetensi CBT H 2. Kendali Mutu Tahap II Uji Kompetensi OSCE
152 153 154
BAGIAN X
Panduan Pengumuman Hasil Ujian I 1.Panduan Rekapitulasi hasil CBT dan OSCE oleh PNUKMPPD I 2.Panduan Penyerahan Hasil CBT dan OSCE dari PNUKMPPD Kepada Panitia Pengarah I 3.Panduan Pembahasan dan Penetapan Hasil CBT dan OSCE I 4. Panduan Pengumuman Hasil kepada Publik
155 156
BAGIAN XI
158 159 160
Panduan Tindak Lanjut Perbaikan J.1. Pemetaan Kebutuhan Tindak Lanjut berdasarkan Hasil Monitoring dan Evaluasi J.2. Pelaksanaan Tindak Lanjut Perbaikan oleh pihak terkait J.3. Laporan Pelaksanaan Tindak Lanjut Perbaikan oleh Pihak Terkait
BAGIAN XII PENUTUP
161
BAGIAN XIII LAMPIRAN 162 Lampiran 1. Rincian komposisi soal ujian berdasarkan kasus (SKDI 2012) Lampiran 2. Sertifikasi baru sertifikat kompetensi Lampiran 3. Template penulisan soal uji kompetensi CBT Lampiran 4. Template review soal uji kompetensi CBT Lampiran 5. Contoh hasil uji kompetensi CBT/Umpan balik ke peserta Lampiran 6. Contoh hasil uji kompetensi CBT/Umpan balik ke institusi Lampiran 7. Panduan dan template soal uji kompetensi OSCE Lampiran 8. Contoh model tata letak ruangan station soal uji kompetensi OSCE Lampiran 9. Daftar manikin yang harus dimiliki pusat penyelenggara uji kompetensi OSCE Lampiran 10. Contoh daftar set alat dan bahan habis pakai uji kompetensi OSCE Lampiran 11. Contoh umpan balik uji kompetensi OSCE ke institusi Lampiran 12. Contoh umpan balik uji kompetensi OSCE ke peserta
iii
BAGIAN I PENDAHULUAN
1
I. I. PENDAHULUAN I.1.A LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia. Dalam memenuhi kebutuhan dasar tersebut Pemerintah memiliki tugas dan kewajiban menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau. Dokter sebagai pelaku pelayanan kesehatan utama harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang handal serta memiliki integritas etika/ moral untuk mendukung terwujudnya pelayanan kedokteran bermutu. Dalam rangka memenuhi kebutuhan dokter yang profesional maka proses pendidikan menjadi faktor yang sangat menentukan. Untuk menjamin mutu lulusan program pendidikan dokter di Indonesia harus sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) sebagaimana amanat UU RI Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran dan UU RI Nomor 20 tentang Pendidikan Kedokteran. Institusi pendidikan kedokteran patut menerapkan standar sesuai dengan standar pendidikan profesi dokter Indonesia dalam menyelenggarakan pendidikan kedokteran secara komprehensif melalui berbagai proses. Proses tersebut antara lain proses seleksi mahasiswa, penyusunan kurikulum berbasis kompetensi, penentuan materi pembelajaran, disain proses dan metode pembelajaran, desain evaluasi pembelajaran, penyediaan dan pengelolaan sumber daya serta penjaminan mutu. Di akhir proses program pendidikan kedokteran dilakukan uji kompetensi mahasiswa yang bersifat nasional untuk memperoleh sertifikat profesi dari institusi pendidikan sesuai UU Pendidikan Kedokteran sekaligus direkognisi sebagai Uji Kompetensi Dokter Indonesia untuk memperoleh sertifikat kompetensi dari organisasi profesi dalam hal ini Kolegium sesuai UU Praktik Kedokteran dan Perkonsil No.1 Tahun 2010. Uji Kompetensi Dokter Indonesia telah dimulai sejak tahun 2007, diselenggarakan atas kerjasama dari Kolegium Dokter Indonesia dan Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia. Berbagai praktek baik telah dihasilkan. Sebagai upaya perbaikan berkelanjutan, pelaksanaan uji kompetensi mengalami beberapa kali perubahan diantaranya dari metode yang digunakan, penentuan batas kelulusan dan pengorganisasian pelaksanaan. Berdasarkan hal tersebut maka disusunlah Panduan Pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter di Indonesia. I.1.B TUJUAN Uji kompetensi merupakan penilaian kemampuan mahasiswa program pendidikan profesi dokter meliputi ranah kognitif, psikomotor dan afektif yang bersifat nasional bagi mahasiswa program profesi dokter dengan tujuan untuk: 1. Menjamin lulusan program profesi dokter yang kompeten dan terstandar secara nasional. 2. Menilai sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta etika profesi dan disiplin keilmuan sebagai dasar untuk melakukan praktik kedokteran. 3. Memetakan mutu pendidikan di setiap institusi pendidikan kedokteran.
2
4. Memberikan umpan balik proses pendidikan pada fakultas kedokteran. 5. Mempersiapkan lulusan program profesi dokter dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. I.1.C DASAR HUKUM 1. Undang-undang Dasar 1945 Pasal 28C 2. Undang-undang Dasar 1945 Pasal 28H ayat 1 3. Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301) 4. Undang-undang No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran ((Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431) 5. Undang-undang No.12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi ((Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336) 6. Undang-undang No.20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5434) 7. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 10 tahun 2012 tentang Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia. 8. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 11 tahun 2012 tentang Standar Kompetensi Dokter Indonesia. 9. Permendikbud No.30 tahun 2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter atau Dokter Gigi. 10. Nota kesepahaman antara Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud dengan Pengurus Besar IDI tentang Pelaksanaan Uji Kompetensi Bagi Mahasiswa Program Profesi Dokter. 11. Perjanjian Kerjasama antara Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud dengan Pengurus Besar IDI tentang Pelaksanaan Uji Kompetensi Bagi Mahasiswa Program Profesi Dokter. 12. Surat Keputusan Dirjen Dikti No. 27/DIKTI/Kep/2014 tentang Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter Tahun 2014 -2015
I.1.D PRINSIP UJI KOMPETENSI Uji kompetensi harus dilakukan dengan memenuhi beberapa prinsip agar kredibilitas uji kompetensi tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Berikut ini adalah prinsip yang harus dipenuhi: 1. Validitas Validitas adalah derajat kesesuaian pengukuran yang dapat dicapai oleh suatu instrumen penilaian terhadap hal yang harus diukur.Validitas uji kompetensi meliputi sejauh mana soal uji kompetensi mencakup materi dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2012.Validitas uji kompetensi terdiri dari validitas konstruk, validitas konten, dan validitas muka.
3
2. Reliabilitas Uji kompetensi dikatakan reliabel jika uji tersebut dapat dipercaya, konsisten, dan stabil. Reliabilitas terdiri dari konsistensi internal suatu ujian, konsistensi hasil ujian bila diujikan pada kelompok peserta yang berbeda, dan konsistensi penilaian oleh beberapa penguji yang berbeda. 3. Transparansi Kriteria dan standar yang dipakai dalam uji kompetensi harus jelas dan dapat dimengerti oleh semua pemangku kepentingan. 4. Komparabilitas Ujian seharusnya dilakukan dengan cara yang sama dan konsisten untuk seluruh peserta; kondisi ujian diusahakan sama untuk semua peserta. 5. Fairness Sistem penilaian dilakukan dengan kriteria yang jelas dan berlaku sama untuk semua peserta tanpa membeda-bedakan latar belakang peserta. 6. Akseptabilitas Para pemangku kepentingan menyetujui desain dan implementasi ujian. 7. Mampu Laksana Uji kompetensi harus mampu laksana baik dari segi waktu, pendanaan maupun ketersediaan fasilitas pendukung.disertai prinsip akuntabilitas. 8.Dampak terhadap Pendidikan a. Efek/pengaruh pada pembelajaran dan pendidikan secara umum. Asesmen yang baik dapat memberikan efek positif terhadap proses belajar mengajar dan Institusi. b. Menstimulus evaluasi diri dan refleksi dari peserta didik.
I.1.E PENGERTIAN 1. Kompetensi dokter adalah kemampuan dokter dalam melakukan praktik profesi kedokteran yang meliputi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif (Perkonsil No.1 tahun 2010 tentang Registrasi Dokter Program Internship). 2. Uji Kompetensi adalah pengujian dan penilaian bersifat nasional bagi mahasiswa program profesi dokter, mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang mengacu pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI)sebagai dasar untuk melakukan praktik kedokteran. (Permendikbud No.30 tahun 2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter atau Dokter Gigi; Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 11 tahun 2012 tentang Standar Kompetensi Dokter Indonesia). 3. Sertifikat Profesi adalah surat tanda pengakuan yang dikeluarkan oleh Institusi penyelenggara pendidikan Kedokteran, setelah menjalani pendidikan Dokter dan lulus uji kompetensi. 4. Sertifikat kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kemampuan seorang dokter atau dokter gigi untuk menjalankan praktik kedokteran di seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi, dikeluarkan oleh kolegium Organisasi Profesi yang bersangkutan (Undang-undang RI No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran).
4
5. Fakultas Kedokteran adalah himpunan sumber daya pendukung perguruan tinggi yang menyelenggarakan dan mengelola pendidikan dokter. (Undang-undang No.20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran). 6. Organisasi profesi adalah Ikatan Dokter Indonesia. (Undang-undang Praktik Kedokteran). 7. Kolegium kedokteran adalah badan yang dibentuk oleh organisasi profesi untuk masing-masing cabang disiplin ilmu yang bertugas mengampu cabang disiplin ilmu tersebut. 8. Kolegium Dokter Indonesia adalah kolegium yang mengampu dokter pelayanan primer yang dibentuk oleh organisasi profesi berdasarkan undang-undang. 9. Asosiasi institusi pendidikan kedokteran adalah Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) (Permendikbud No.30/2014). 10. MCQs dengan CBT singkatan dari Multiple Choice Questions dengan Computer-based testing; adalah metode ujian dengan soal jenis pilihan ganda tipe A (one best answer) yang dilakukan dengan berbasis komputer. 11. OSCE singkatan dari Objective Structure Clinical Examination; adalah metode ujian untuk menilai kemampuan klinik secara obyektif dan terstruktur, terdiri dari serangkaian station untuk menguji berbagai kemampuan klinik peserta sesuai standar kompetensi. 12. Peserta Uji adalah mahasiswa yang sudah menyelesaikan tahap akademik dan tahap profesi serta terdaftar dalam pangkalan data perguruan tinggi. 13. Pembiayaan adalah komponen pembiayaan yang terintegrasi pada biaya pendidikan dokter, yang dianggarkan pada tahun anggaran pendidikan tahun berjalan, sesuai dengan peraturan yang berlaku. 14. Sistem Penjaminan Mutu meliputi kendali mutu terhadap format ujian/cetak biru soal, penyusunan koding soal, review naskah materi ujian berdasarkan SKDI 2012, penetapan Nilai Batas Lulus, pengumuman hasil kelulusan serta pembiayaan,. 15. Monitoring/evaluasi adalah kegiatan yang ditujukan pada suatu program uji kompetensi program mahasiswa profesi dokter tahap akademik dan tahap profesiyang sedang atau sudah berlangsung untukmemantau implementasi programdan menilai ketercapaian tujuan serta faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program.
5
I.1.F FUNGSI Kelulusan uji kompetensi merupakan salah satu dasar untuk penerbitan sertifikat profesi oleh perguruan tinggi dan sertifikat kompetensi oleh Organisasi Profesi. Bagan 1.Integrasi Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Kedokteran Fakultas Kedokteran
Organisasi Profesi
Akademik Profesi Pendidikan Dokter UU Dikdok 20/2013
Baku Mutu Profesional P2KB UU Pradok 29/2004
Mahasiswa Exit Exam Sertifikat Profesi
Dokter UKDI Sertifikat Kompetensi
PEMBIAYAAN 1 2 3
Sifatnya PNBP Masuk Rekening Dikti Tidak boleh Double Funding
I N T E G R A S I
4
Transparan
PENYELENGGARAAN UJI KOMPETENSI
5 6
Akuntabel Terbuka Post Audit
Pelaksanaan Uji Kompetensi (DIKTI)
Kendali Mutu (IDI) Sebelum Pelaksanaan (kendali mutu 1)
SOAL MATERI UJI KOMPETENSI Proporsional
Setelah Pelaksanaan (kendali mutu 2)
PENGUMUMAN KELULUSAN SERTIFIKAT PROFESI DAN SERTIFIKAT KOMPETENSI
SKDI Setiap Soal ada kode kompetensi Bukan dari Bimbingan Belajar 2012 pre-‐ audit kendali mutu KKI post-‐audit kendali mutu
Bagan 2. Alur memperoleh Sertifikat Kompetensi yang diterbitkan Kolegium YUDISIUM
DOKTER
IJAZAH WISUDA FAKULTAS KEDOKTERAN
SELESAI PROSES PENDIDIKAN (AKADEMIK DAN PROFESI)
PNUK
SERPROF
Ujian
REKTOR
Surat Tanda Lulus
DEKAN
STATUS MAHASISWA KEDOKTERAN
SUMPAH SERKOM
KDI/KDPI
STATUS DOKTER
1. Penerbitan Ijazah/Sertifikat Profesi • Penerbitan ijazah/sertifikat profesi sepenuhnya menjadi wewenang dan tanggung jawab institusi pendidikan. • Penerbitan Ijazah/sertifikat profesi dilakukan setelah lulus uji kompetensi. 2. Penerbitan Sertifikat Kompetensi a. Penerbitan sertifikat kompetensi dilakukan setelah Kolegium menerima secara kolektif Surat Keterangan Lulus,ijazah/sertifikat profesi (Nomor Ijazah/Nomor Sertifikat Profesi), dan Tanda Bukti Lafal Sumpah Dokter yang disampaikan oleh Fakultas Kedokteran.
6
b. Uraian data mahasiswa yang lulus terdiri dari nama, tempat lahir, tanggal lahir, nama perguruan tinggi, no. ijazah/sertifikat profesi atau salinan ijazah/sertifikat profesi yang dilegalisir (ijazah/sertifikat profesi). c. Pembiayaan penerbitan sertifikat kompetensi dibebankan kepada masing-masing peserta, dan langsung ditransfer ke rekening Kolegium. d. Pendaftaran penerbitan sertifikat kompetensi dilakukan oleh peserta dengan menunjukkan/mengirim dengan pos tercatat : - SalinanSertifikat Profesi/Ijazah Dokteryang dilegalisir - SalinanTanda Bukti Lafal Sumpah Dokteryang dilegalisir - Salinan identitas diri - Bukti pembayaran asli biaya penerbitan Sertifikat Kompetensi e. Penerbitan Sertifikat Kompetensi paling lambat 21 (dua puluh satu) hari kerja sejak data diterima lengkap oleh Kolegium. f. Sertifikat Kompetensi asli dikirim ke alamat setiap pesertaatau dapat diambil langsung, tanpa diwakili. g. Sertifikat Kompetensi dari Kolegium diterbitkan sebagai salah satu syarat pengurusan STR dan dipergunakan untuk pertama kalinya oleh dokter yang bersangkutan untuk mengikuti program internship. I.1.G KODE ETIK Seluruh panitia dan komponen yang terlibat dalam pelaksanaan uji kompetensi, wajib menjunjung tinggi nilai-nilai sebagai berikut: 1. Kejujuran 2. Integritas 3. Kebenaran 4. Keadilan 5. Kehormatan 6. Loyalitas 7. Kerjasama 8. Kebajikan 9. Saling menghormati 10. Independen; tidak terlibat kegiatan “Bim Bel” atau kegiatan sejenis
7
I.1.H PELAKSANAAN a. Uji kompetensi CBT dilaksanakan secara nasional oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. b. Uji kompetensi OSCE • OSCE Nasional dilaksanakan pada FK yang terakreditasi A/B secara internal, sedangkan pada FK yang terakreditasi C bertempat di FK terakreditasi A/B bila fasilitas OSCE-nya belum lengkap. Bagi institusi pendidikan dokter terakreditasi C dengan fasilitas OSCE yang telah memenuhi standar, dapat menjadi tempat pelaksanaan ujian OSCE. • Kaidah pelaksanaan OSCE Nasional: o Untuk FK terakreditasi A/B, penguji berasal dari FK yang bersangkutan (Penguji Internal) yang telah memenuhi syarat sebagai Penguji OSCE Nasional o Soal-soal berasal dari PNUKMPPD o Penyelia pusat yang terdiri dari PNUKMPPD, KKI dan Organisasi Profesi
8
I.II. ALUR PROSES UJI KOMPETENSI MULAI
A Pengembangan Soal CBT
B Pengembangan Soal OSCE
C Kendali Mutu Tahap I
D Manajemen Pelaksanaan CBT
E Manajemen Pelaksanaan OSCE
F Penetapan Nilai Batas Lulus CBT
G Penetapan Nilai Batas Lulus OSCE
H Kendali Mutu Tahap II Monitoring dan Evaluasi
I Pengumuman Hasil Ujian
J Tindak Lanjut Perbaikan
SELESAI
9
Keterangan: 1. Kendali mutu tahap I dilakukan 2 minggu sebelum pelaksanaan ujian. 2. Pada saat kendali mutu tahap I dilakukan pemeriksaan proporsi soal berdasarkan proporsi pokok bahasan pada SKDI. 3. Naskah soal yang akan diujikan berdasarkan proporsi SKDI harus dibuatkan KODING. 4. Daftar KODING soal beserta naskah soal tertutup tersegel yang akan diujikan dimasukkan dalam satu amplop yang sama kemudian disegel bersama oleh Divisi Pelaksana (Dikti), Tim Penjamin Mutu dan KKI. 5. Kendali mutu tahap II dilakukan 1 minggu setelah pelaksanaan ujian. 6. Pada kendali mutu tahap II dilakukan verifikasi dan validasi soal yang diujikan berdasarkan proporsi soal dan KODING yang ditentukan pada kendali mutu tahap I. 7. Jika KODING tidak sesuai dengan soal yang diujikan, secara otomatis jawaban peserta dianggap benar. 8. Hasil uji kompetensi diserahkan PNUKMPPD kepada Panitia Pengarah. 9. Panitia Pengarah mengumumkan hasil ujian secara resmi kepada publik. 10. Pengumuman hasil ujian dilakukan 2 minggu setelah kendali mutu tahap II. 11. Proses Kendali mutu untuk ujian OSCE tahap I dijelaskan pada Bab IV dan tahap II pada bab IX. 12. Tempat pelaksanaan proses kendali mutu tahap I dan II dilakukan di Kantor KKI.
10
I. II. A. Proses Pengembangan Soal Uji Kompetensi CBT
Mulai
A1.Penyusunan cetak biru di tingkat nasional
A2. Call for item
A2.1 Dengan pengembangan wilayah
A2.2 Tanpa pengembangan wilayah
A3. Bank Soal 1
A4. Pengkajian soal tahap 1
Soal DITOLAK
Soal DITERIMA
A5. Bank Soal 2
A6. Pengkajian soal tahap 2
Soal DITOLAK
11
Soal DITERIMA
A7. Try Out
A8. Item Analysis
Soal DITOLAK
Soal DITERIMA
A9. Bank Soal 3
SELESAI
A10. Pengkajian panel ahli
12
I. II. B. Proses Pengembangan Soal Uji Kompetensi OSCE MULAI
B.1Penyusunan cetak biru soal OSCE tingkat nasional
B.2. Penulisan soal uji kompetensi OSCE
B.3. Telaah soal uji kompetensi OSCE
B.4. Penulisan kode soal uji kompetensi OSCE
B.5. Pengelolaan bank soal uji kompetensi OSCE
B.6. Pemilihan soal uji kompetensi OSCE
SELESAI
13
I.II.C Kendali Mutu I (Lihat I.VI. Penjaminan Mutu)
I.II.D. Proses Manajemen Pelaksanaan Ujian CBT MULAI
D 1. Pembukaan pendaftaran D 2. Verifikasi data peserta
D 3.Penentuan center ujian
D 3.1 Pengalokasian peserta ke center ujian oleh PNUKMPPD
D 3.2.1 Penentuan Penyelia Pusat oleh PNUKMPPD D 3.2.2 Pengalokasian Penyelia Pusat ke center ujian
D 3.3 Penugasan Koordinator CBT, IT lokal, Pengawas Lokal, Petugas Karantina, Admin
C.4 Pelaksanaan ujian
SELESAI
14
I. II. E. Proses Manajemen Pelaksanaan Ujian OSCE
MULAI
E 1. Verifikasi data peserta oleh institusi pendidikan terkait
E 2. Laporan hasil verifikasi kepada PNUKMPPD
E 3. Penentuan center ujian berdasarkan asal institusi
E 3.1 Penetapan jadwal ujian di center ujian sesuai jumlah peserta
E 3.2.1 Briefing KOC
E 3.3.1 Penetapan Penyelia Pusat
E 3.3.2 Penyiapan personalia OSCE oleh KOC
E 3.2.2 Penyiapan sarana prasarana OSCE oleh KOC
E 4. Pelaksanaan ujian
SELESAI
15
I. II. F. Proses Penetapan Nilai Batas Lulus CBT
MULAI
F 1. Penetapan panel juri
F 2. Penerapan Metode Angoff
F 3. Penyusunan berita acara penetapan NBL CBT
SELESAI
16
I.II.G Proses Penetapan Nilai Batas Lulus OSCE
MULAI
E 1. Penilaian oleh penguji dalam OSCE
E 2. Penetapan NBL berdasarkan Metode Borderline Regression
E 3. Penyusunan berita acara penetapan NBL OSCE
SELESAI
17
I.II. H Kendali Mutu Tahap II (Lihat Bab I.VI)
I.II. I Pengumuman Hasil Ujian
MULAI
I 1. Rekapitulasi hasil CBT dan OSCE oleh PNUKMPPD
I 2. Penyerahan hasil CBT dan OSCE dari PNUKMPPD
I 3. Pembahasan dan penetapan hasil CBT dan OSCE
I 4. PNUK melaporkan hasil ke Panitia Pengarah
I 5. Panitia Pengarah mengumumkan hasil ujian kepada publik
SELESAI
18
I.II.J Tindak Lanjut Perbaikan
MULAI
J 1. Pemetaan kebutuhan tindak lanjut berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi
J 2. Pelaksanaan tindak lanjut perbaikan oleh pihak terkait
J 3. Laporan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan oleh pihak terkait
SELESAI
19
I. III. STRUKTUR ORGANISASI
Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Tinggi dan Ristek
Panitia Pengarah (unsur KKI, DIKTI dan IDI)
Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter (PNUKMPPD
Divisi Pengembangan Soal
Divisi Manajemen Pelaksanaan
Divisi Penjaminan Mutu
20
I.IV. DAFTAR PANDUAN I.IV.A. Panduan Pengembangan Soal Uji Kompetensi CBT A.1 Panduan Penyusunan cetak biru di tingkat nasional A.2 Panduan Call for item A.3 Panduan Bank Soal 1 A.4 Panduan Pengkajian soal tahap 1 A.5 Panduan Bank Soal 2 A.6 Panduan Pengkajian Soal Tahap 2 A.7 Panduan Try Out A.8 Panduan Item Analysis A.9 Panduan Bank Soal 3 A.10 Panduan Pengkajian Panel Ahli I.IV.B Panduan Pengembangan Soal Uji Kompetensi OSCE B.1 Penyusunan cetak biru soal OSCE tingkat nasional B.2 Penulisan soal uji kompetensi OSCE B.3 Telaah soal uji kompetensi OSCE B.4 Penulisan kode soal uji kompetensi OSCE B.5 Pengelolaan bank soal uji kompetensi OSCE B.6 Pemilihan soal uji kompetensi OSCE I.IV.C. Panduan Kendali Mutu Tahap 1 (Lihat Bagian I.VI) I.IV. D Panduan Manajemen Pelaksanaan Uji Kompetensi CBT D.1 Panduan Pembukaan Pendaftaran D.2 Panduan Verifikasi Data Peserta D.3 Panduan Penetapan Center Ujian D.3.1 Panduan Pengalokasian peserta ke center ujian oleh PNUKMPPD D 3.2.1 Panduan Penentuan Penyelia Pusat oleh PNUKMPPD D 3.2.2 Panduan Pengalokasian Penyelia Pusat ke center ujian D 3.3 Panduan Penugasan Koordinator CBT, IT lokal, Pengawas Lokal, Petugas Karantina, Admin D.4 Panduan Pelaksanaan Ujian I.IV.E. Panduan Manajemen Pelaksanaan Uji Kompetensi OSCE E.1 Panduan Verifikasi Data Peserta oleh Institusi Pendidikan Terkait E.2 Panduan Laporan Hasil Verifikasi Kepada PNUKMPPD E.3 Panduan Penentuan Center Ujian Berdasarkan Asal Institusi E 3.1 Panduan Penetapan Jadwal Ujian di Center Ujian sesuai \ Jumlah Peserta E 3.2.1 Panduan Briefing KOC E 3.2.2 Panduan Penyiapan Sarana Prasarana OSCE oleh KOC
21
E 3.3.1 Panduan Penetapan Penyelia Pusat E 3.3.2 Panduan Penyiapan Personalia OSCE oleh KOC E 4. Panduan Pelaksanaan ujian I.IV.F. Panduan Penetapan Nilai Batas Lulus CBT F 1. Panduan Penetapan Panel Juri F 2. Panduan Penerapan Metode Angoff F 3. Panduan Penyusunan Berita Acara Penetapan NBL CBT I.IV.G. Panduan Penetapan Nilai Batas Lulus OSCE G 1. Panduan Penilaian oleh Juri sekaligus Penguji dalam OSCE G 2. Panduan Penetapan NBL berdasarkan Metode Borderline Regression G 3. Panduan Penyusunan Berita Acara Penetapan NBL OSCE I.IV.H. Panduan Kendali Mutu Tahap 2 (Lihat Bagian I.VI) I.IV.I. Panduan Pengumuman Hasil Ujian I 1. Panduan Rekapitulasi hasil CBT dan OSCE oleh PNUKMPPD I 2. Panduan Penyerahan Hasil CBT dan OSCE dari PNUKMPPD Kepada Panitia Pengarah I 3. Panduan Pembahasan dan Penetapan Hasil CBT dan OSCE I 4. Panduan Pengumuman Hasil kepada Publik I.IV.J. Tindak Lanjut Perbaikan J.1. Pemetaan Kebutuhan Tindak Lanjut Berdasarkan Hasil Monitoring dan Evaluasi J.II. Pelaksanaan Tindak Lanjut Perbaikan oleh Pihak Terkait J.III. Laporan Pelaksanaan Tindak Lanjut Perbaikan oleh Pihak Terkait
I.V. PEMBIAYAAN
22
Sesuai dengan Permendikbud No.30/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter, biaya penyelenggaraan uji kompetensi terintegrasi pada biaya pendidikan program profesi dokter atau dokter. Biaya pendaftaran dari mahasiswa peserta uji kompetensi melalui Perguruan Tinggi Negeri yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Pemerintah cq. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sebagai bendahara pelaksanaan uji kompetensi merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), yang penggunaannya dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan dana PNBP. I. V.1 Satuan Biaya UKMPPD Biaya penyelenggaraan uji kompetensi dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung, dengan peruntukan masing-masing untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : Satuan biaya penyelenggaraan UKMPPD terdiri atas: a. Biaya langsung • Biaya pelaksanaan uji kompetensi dan try out CBT dibebankan pada Institusi Pendidikan sesuai dengan Undang-Undang Pendidikan Kedokteran Nomor 20 tahun 2013 pasal 9 • Biaya pelaksanaan Uji Kompetensi terintegrasi dalam biaya pendidikan program profesi dokter sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. • Biaya pelaksanaan Uji Kompetensi dibayarkan secara kolektif oleh perguruan tinggi kepada PNUKMPPD melalui Perguruan Tinggi Negeri yang ditunjuk sebagai bendahara panitia uji kompetensi. • Dana pelaksanaan Uji Kompetensi yang dikelola di Perguruan Tinggi Negeri yang ditunjuk sebagai bandahara panitia uji kompetensi merupakan dana PNBP yang dikelola dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. • Satuan biaya pelaksanaan Uji Kompetensi dirumuskan oleh PNUKMPPD untuk selanjutnya diusulkan untuk ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. • Penerimaan dan penggunaan dana pelaksanaan uji kompetensi yang dikelola Perguruan Tinggi Negeri yang ditunjuk sebagai bendahara uji kompetensi harus dilaporkan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi; b. Biaya operasional kepanitiaan uji kompetensi yang dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi pada Tahun Anggaran berjalan dan dikelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
I.V.2 Pengelolaan Dana PNBP Pengelolaan dana UKMPPD yang merupakan dana PNBP yang dihimpun di Perguruan Tinggi Negeri yang ditunjuk sebagai bendahara uji kompetensi mengacu kepada peraturan dan kebijakan pemerintah yang berlaku, baik dalam teknis pelaksanaan anggaran, tata cara pengajuan pembayaran, tata cara pelaporan, tata cara perhitungan pajak, tata cara pengadaan barang dan jasa serta tata cara pertanggungjawaban keuangan. A. Pengalokasian dana uji kompetensi dipergunakan untuk operasional pelaksanaan Uji kompetensi
23
1) 2) 3) 4)
meliputi : Pengadaan Barang dan Jasa Sewa Perjalanan Dinas Honorarium
I.V.3 Prosedur Kerja Pengelolaan Keuangan A. Pembayaran Biaya UKMPPD Biaya Uji Kompetensi dikelola oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dengan mekanisme PNBP sesuai peraturan yang berlaku. Institusi peserta uji kompetensi melakukan pembayaran untuk peserta secara kolektif dengan cara menyetorkan biaya uji kompetensi ke rekening bendahara PNBP. Penerimaan dana uji kompetensi dikelola diperuntukkan untuk biaya penyelenggaraankegiatan uji kompetensi. B. Pengelolaan Belanja Kegiatan Uji Kompetensi Nasional 1) Pengadaan barang/jasa dilaksanakan sesuai dengan Perpres No. 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah serta perubahannya. 2) Sewa Pembayaran belanja sewa sesuai Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya Masukan yang berlaku sesuai tahun berjalan. 3) Perjalanan Dinas Pembayaran belanja perjalanan dinas sesuai ketentuan Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya Masukandan Perjalanan Dinas dalam Negeriyang berlaku sesuai tahun berjalan. 4) Honorarium Pembayaran belanja honorarium sesuai ketentuan Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya Masukan yang berlaku sesuai tahun berjalan. I.V.4 Prosedur Pencairan Anggaran PNBP Kegiatan UKMPPD Prosedur pencairan anggaran PNBP kegiatan uji kompetensi dilaksanakan dengan mekanisme Tambahan Uang Persediaan (TUP) dan Pembayaran Langsung (LS). A. Prosedur pencairan dana menggunakan mekanisme TUP. TUP diberikan dengan mekanisme Uang Muka Kerja (UMK) sesuai dengan kebutuhan. 1) Prosedur Pengajuan UMK a. Panitia UKMPPD menugaskan wakil bendahara untuk mengajukan dan menerima uang muka kerja sesuai dengan kebutuhan dalam rencana anggaran. b. Pengajuan uang muka oleh Wakil bendahara PNUKMPPD harus diketahui oleh Ketua Panitia . c. Bendahara Pengeluaran melakukan verifikasi atas pengajuan UMK sesuai dengan rencana anggaran kegiatan UKMPPD.
24
d. UMK diterimakan kepada Wakil bendahara PNUKMPPD. e. Wakil bendahara UKMPPD membayar semua kebutuhan pelaksanaan uji kompetensi. f. Wakil bendahara UKMPPD harus mempertanggungjawabkan uang muka yang diterima selambatlambatnya 7 hari kerja setelah pelaksanaan kegiatan. g. Dokumen pertanggungjawaban keuangan harus lengkap sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2) Dokumen Pertanggungjawaban UMK a. UMK digunakan untuk pembayaran belanja kepada pihak ketiga dengan nilai sampai dengan Rp 50.000.000,- (limapuluh juta rupiah). a) Belanja barang/jasa dengan nilai Rp 250.000,- sampai dengan Rp 1.000.000,- menggunakan kwitansi dengan materai Rp 3.000 dan dilampiri SSP (Jika ada),-; dan b) Belanja di atas Rp 1.000.000,- menggunakan kwitansi dengan materai Rp 6.000,- dan dilampiri faktur pajak dan SSP. b. UMK digunakan untuk pembayaran belanja perjalanan dinas dengan dokumen pertanggungjawaban : a) Surat Tugas dari Ketua PNUKMPPD; b) Tiket dan Bording pass pergi pulang; c) Airport tax; d) Penginapan bila ada; e) Surat Perjalanan Dinas (SPD) yang telah ditandatangani pejabat yang berwenang dengan PPK Satker yang bertugas; dan f) Laporan perjalanan dinas. c. UMK digunakan untuk pembayaran belanja sewa : a) Kwitansi pembayaran sewa bermaterai sesuai ketentuan yang berlaku; dan b) Pembayaran pajak sewa sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku. B. Prosedur Pembayaran Langsung (LS) Pembayaran Langsung digunakan untuk pembayaran belanja pengadaan barang dan jasa di atas Rp. 50.000.000,- dan pembayaran belanja honorarium. 1) Prosedur pencairan LS digunakan untuk belanja pengadaan barang/jasa yang nilainya di atas Rp 50.000.000,- (limapuluh juta) dengan mekanisme sebagai berikut : a. PNUKMPPD mengajukan kebutuhan bahan habis pakai yang meliputi nama bahan, merk, tipe, spesifikasi, volume beserta Harga Perkiraan Sendiri (HPS), waktu pelaksanaan serta menunjuk penerima barang beserta tempat penyerahan barang; b. PPK Satker yang bertugasmelakukan verifikasi terhadap HPS; c. PPK Satker yang bertugasberkoordinasi dengan Unit Layanan Pengadaan (ULP) UNPAD untuk pelaksanaan pengadaan; d. Belanja dengan nilai di atas Rp 200.000.000,- melalui mekanisme pelelangan atau swakelola jika memungkinkan; e. Belanja dengan nilai di atas Rp 50.000.000,- s.d Rp 200.000.000,- dengan mekanisme pengadaan langsung atau swakelola jika memungkinkan; f. Panitia Penerima Hasil pekerjaan (PPHP) memeriksa dan menerima barang hasil pengadaan dan
25
membuat berita acara serah terima barang; g. Pembayaran untuk pengadaan barang/jasa dilaksanakan setelah berita acara serah terima pekerjaan di tanda-tangani oleh PPK dan penyedia barang yang dituangkan dalam berita acara pembayaran; dan h. Kelengkapan SPJ pengadaan barang dan jasa di atas Rp 50.000.000,- selain swakelola sebagai berikut: • Surat Perintah Kerja (SPK); • Surat penunjukan penyedia barang / jasa; • Berita acara penyelesaian pekerjaan, berita acara serah terima pekerjaan, berita acara pemeriksaan penyelesaian hasil pekerjaan dan berita acara persetujuan pembayaran; • Kwitansi yang telah ditanda tangani penyedia barang, ketua panitia uji kompetensi, bendahara dan PPK. • Faktur pajak beserta Surat Setoran Pajak (SSP); • Jaminan pelaksanaan dari bank/asuransi yang terdaftar di Kementerian Keuangan untuk pengadaan di atas Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) • Surat Referensi Bank penyedia barang; • Semua berita acara rapat yang dilakukan selama proses pengadaan; • Berkas perusahaan yang ikut dalam proses pengadaan; dan • Daftar hadir untuk pertanggung jawaban konsumsi.
2) Prosedur pencairan LS digunakan untuk belanja honorarium a. Wakil Bendahara UKMPPD/pelaksana keuangan Satker yang bertugas membuat daftar/kwitansi honorarium; b. Nama penerima honorarium dalam daftar/kwitansi sesuai Surat Keputusan Ketua PNUKMPPD dan Satker yang bertugas; c. Wakil Bendahara UKMPPD/ Pelaksana keuangan Satker yang bertugasmengajukan belanja honorarium kepada Bendahara Pengeluaran Satker yang bertugasyang diketahui oleh Ketua PNUKMPPD; d. Bendahara Pengeluaran Satker yang bertugasmelakukan verifikasi terhadap pengajuan belanja honorarium; e. Honorarium diterimakan langsung dengan memperhitungkan PPh pasal 21, untuk PNS golongan III, pegawai kontrak, honorer, dan pegawai swasta dikenakan pajak 5 % (Jika memiliki NPWP) atau 6 % (Jika tidak memiliki NPWP) , dan golongan IV dikenakan pajak 15%, sedangkan PNS golongan I dan II dikenakan pajak dengan tarif 0 %; f. Wakil Bendahara/pelaksana keuangan Satker yang bertugasberkewajiban mempertanggungjawabkan pembayaran honorarium; dan g. Pertanggungjawaban belanja honorarium maksimal 7 hari kerja setelah pelaksanaan kegiatan.
I.V.5 Pertanggungjawaban Keuangan UKMPPD
26
a. Wakil Bendahara UKMPPD dan pelaksana keuangan harus membuat pertanggungjawaban terhadap semua penerimaan dan pengeluaran dana UKMPPD. Laporan disampaikan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi secara berkala (setiap periode uji). Laporan keuangan PNBP UKMPPD diaudit oleh auditor eksternal, sesuai dengan mekanisme audit untuk pengelolaan keuangan PNBP. b. Hasil audit dan laporan keuangan pada point a disampaikan dalam rapat khusus yang dibuat untuk itu. c. Waktu pelaksanaan pemaparan hasil audit paling lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah pengumuman hasil Uji Kompetensi.
27
I.VI. PENJAMINAN MUTU I.VI.1. Latar Belakang Undang-undang Dasar 1945, Pasal 28 H, ayat 1, mengamanahkan Pelayanan kesehatan yang bermutu yang merupakan kewajiban pemerintah kepada masyarakat. Dalam menghadirkan pelayanan kesehatan yang bermutu, peran dokter menjadi salah satu faktor utama. Dokter yang profesional yang mengedepankan standar profesi serta keluhuran menjalankan profesi merupakan jaminan pelayanan kedokteran terbaik yang dapat dihadirkan untukrakyat Indonesia. Lulusan fakultas kedokteran adalah tenaga professional yang akan mengabdi di masyarakat dalam berbagai bentuk pengabdian dan pelayanan. Menghadirkan kualitas tenaga dokter yang professional tersebut menjadi tanggung jawab bersama baik institusi pendidikan maupun organisasi profesi. Oleh karena itu, sinergisitas serta kualitas sistem yang dibangun oleh dua lembaga tersebut sangatlah dibutuhkan.Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI selaku regulator yang diberi amanah untuk menjamin perbaikan kualitas pendidkan di Indonesia harus memfasilitasi seluruh pemangku kebijakan/stake holder yang terlibat dalam mewujudkan lulusan-lulusan program pendidikan yang bermutu. Diharapkan dengan panduan ini dapat mewujudkan pelaksanaan uji kompetensi dokter yang kredibel, akuntabel, dan transparan. Sehingga dokter-dokter yang kelak turun ke masyarakat dapat menghadirkan kualitas kesehatan yang juga lebih baik di masa depan. Pelaksanaan Uji Kompetensi sebagai bagian dari upaya standarisasi dan penjaminan mutu, merupakan komponen kecil dari proses penjaminan mutu secara komprehensif. Peningkatan dan penjaminan mutu merupakan proses yang komprehensif dan bagian yang utuh tidak terpisahkan, yang dimulai dari proses input pada institusi pendidikan terkait, proses yang terjadi pada kegiatan akademik meliputi standarisasi kualitas Dosen, standarisasi sarana dan prasarana penunjang pendidikan sesuai dengan standar pendidikan dokter Indonesia (SPDI) KKI 2012, standarisasi kurikulum pendidikan berdasarkan Sisdiknas. Oleh karena itu, pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter juga harus mengimplementasikan pokok-pokok standarisasi yang tersebut diatas, sehingga pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter, harus dibarengi dengan pembenahan-pembenahan standarisasi yang tersebut diatas. Dalam pelaksanaan Uji Kompetensi Dokter tidak lepas dari proses penjaminan mutu, monitoring dan evaluasi. Lahirnya Undang-undang No.20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran menyatakan bahwa Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter dilaksanakan secara nasional sebelum mengangkat sumpah sebagai dokter. Mahasiswa yang lulus uji kompetensi yang dimaksud memperoleh ijazah/sertifikat profesi yang dikeluarkan oleh Perguruan Tinggi. Sementara itu, menurut UU No.29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran dalam pasal 29 ayat (3) menjelaskan bahwa untuk memperoleh surat tanda registrasi dokter harus memenuhi berbagai persyaratan diantaranya memiliki sertifikat kompetensi, yang dalam penjelasan disebutkan dikeluarkan oleh kolegium yang bersangkutan, dimana untuk profesi dokter dikeluarkan oleh Kolegium Dokter Indonesia (KDI)/Kolegium Dokter Primer Indonesia (KDPI). Untuk mengeluarkan sertifikat kompetensi, KDI/KDPI berhak mengadakan Uji Kompetensi Dokter. Kedua jenis uji kompetensitersebut berada pada dua wilayah yang berbeda. Sangat jelas sekali bahwa Uji Kompetensi yang dimaksud UU No.20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran dilaksanakan
28
sebelum mahasiswa meraih gelar dokter, sementara Uji Kompetensi yang dimaksud UU No.29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran dilaksanakan setelah mahasiswa meraih gelar dokter. Pelaksana Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter adalah kewenangan dan Institusi Pendidikan Kedokteran, dimana peran Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebagai Organisasi Profesi Dokter berada pada garis koordinasi. Sementara itu, Uji Kompetensi Dokter murni merupakan kewenangan IDI melalui kolegiumnya ,yaitu KDI/KDPI. Dilatarbelakangi tujuan mengintegrasikan kedua uji kompetensi tersebut, IDI melalui Kolegiumnya menggariskan beberapa kebijakan, yakni: 1. Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter murni merupakan kewenangan Kementerian terkait dan Intitusi Pendidikan Kedokteran; 2. Berdasarkan poin 1, sangat jelaslah bahwa pelaksana Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter dilakukan oleh dan Intitusi Pendidikan Kedokteran yang berkoordinasi dengan IDI; 3. Kolegium Dokter Indonesia (KDI)/Kolegium Dokter Primer Indonesia (KDPI) tidak melakukan Uji Kompetensi Dokter yang sama bentuknya dengan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter; 4. KDI/KDPI bertugas sebagai Penjamin Mutu terhadap penyelenggaraan uji sebagai wujud fungsi koordinasi sebagaimana dimaksud UU No.20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran. 5. KDI/KDPI berkontribusi 10% soal penunjang praktek sebagai bagian utuh dari soal yang akan diujikan. 6. KDI/KDPI akan menerbitkan sertifikat kompetensi dokter setelah mahasiswa kedokteran meraih gelar dokter dengan bukti berupa Surat Tanda Lulus (STL) Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter, Sertifikat Profesi/Ijazah Dokter. 7. Dasar penjaminan mutu yang dilakukan oleh KDI/KDPI adalah UU Praktik Kedokteran No.29 tahun 2004 dan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia No.11 tahun 2012 tentang Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI). 8. Jika pelaksanaan uji tidak melewati tahap kendali mutu, maka KDI/KDPI mempunyai hak tidak menerbitkan sertifikat kompetensi dokter. 9. Jika pada pelaksanaan kendali mutu didapati hal yang tidak sesuai dengan panduan, maka dibahas dan diputuskan bersama panel juri.
I.VI.2 Prinsip Penerapan SKDI 2012 Lahirnya SKDI 2012 berdasarkan pertimbangan bahwa pendidikan kedokteran pada dasarnya bertujuan untuk menghasilkan dokter yang profesional melalui proses yang terstandarisasi sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat yang tetap disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran. SKDI merupakan bagian dari Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia yang disahkan oleh KKI (Pasal 1 ayat 1). Selanjutnya disebutkan bahwa: “Setiap perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan profesi dokter, dalam mengembangkan kurikulum harus menerapkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia” (Pasal 2). Sangat jelas bahwa proses pendidikan profesi dokter harus berdasarkan SKDI dan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter juga harus berdasarkan SKDI.
29
SKDI merupakan standar minimal kompetensi lulusan dan bukan merupakan standar kewenangan dokter pelayanan di tingkat primer. SKDI pertama kali disahkan oleh KKI pada tahun 2006 dan telah digunakan sebagai acuan untuk pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK). SKDI juga menjadi acuan dalam pengembangan uji kompetensi dokter yang bersifat nasional (BAB I Pendahuluan). Kompetensi dibangun dengan fondasi yang terdiri atas (BAB III. Standar Kompetensi Dokter Indonesia): 1. Profesionalitas yang Luhur 2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri 3. Komunikasi Efektif 4. Pengelolaan Informasi 5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran 6. Keterampilan Klinis 7. Pengelolaan Masalah Kesehatan Selanjutnya dalam pokok bahasan daftar penyakit disebutkan bahwa level kompetensi tertinggi adalah 4A (Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas, dimana level 4A merupakan kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter, dan 4B merupakan profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internship dan/atau Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB). Dalam hal ini sangat jelas bahwa Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter tidak melebihi tingkat kemampuan 4A. Berkaitan dengan hal tersebut proses internship harus diawasi oleh KDI/KDPI, sehingga tingkat kemampuan 4B dapat dipantau melalui logbook yang diisi oleh dokter internship. I.VI.3 Hakekat dan Prinsip-prinsip Monitoring dan Evaluasi Hakekat Monitoring dan Evaluasi (Monev) Monitoring dan evaluasi adalah kegiatan monitoring dan evaluasi yang ditujukan pada suatu program yang sedang atau sudah berlangsung. Monitoring sendiri merupakan aktivitas yang dilakukan untuk melihat, memantau jalannya program selama kegiatan berlangsung, dan menilai ketercapaian tujuan, melihat faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program. Dalam monitoring (pemantauan) dikumpulkan data dan dianalisis, hasil analisis diinterpretasikan dan dimaknakan sebagai masukan untuk mengadakan perbaikan. Evaluasi adalah proses untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data dan menganalisis data, menyimpulkan hasil yang telah dicapai, menginterpretasikan hasil menjadi rumusan kebijakan, dan menyajikan informasi (rekomendasi) untuk pembuatan keputusan berdasarkan pada aspek kebenaran hasil evaluasi. Terkait dengan evaluasi, Scriven (1967) menyatakan “Evaluation as the assessment of worth and merit”. Sementara itu, Stuflebeam (1971) mengatakan "Evaluation is the process of delineating, obtaining, and providing usefull information for decision making". Sedangkan Cronbach mengatakan bahwa "Evaluation as methods for quality improvement in education". Program adalah sekumpulan kegiatan yang terencana dan tersistem. Program terdiri dari komponenkomponen meliputi: tujuan, sasaran, kriteria keberhasilan, jenis kegiatan, prosedur untuk melaksanakan kegiatan, waktu untuk melakukan kegiatan, komponen pendukung seperti fasilitas, alat dan bahan, serta pengorganisasian.
30
Dari beberapa definisi di atas, evaluasi program merupakan satu metode untuk mengetahui dan menilai efektivitas suatu program dengan membandingkan kriteria yang telah ditentukan atau tujuan yang ingin dicapai dengan hasil yang dicapai. Hasil yang dicapai dalam bentuk informasi digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pembuatan keputusan dan penentuan kebijakan. Jenis evaluasi yang akan digunakan sangat tergantung dari tujuan yang ingin dicapai lembaga, tahapan program yang akan dievaluasi dan jenis keputusan yang akan diambil. Dengan demikian Evaluasi Program adalah proses untuk mengidentifikasi, mengumpulkan fakta, menganalisis data dan menginterpretasikan, serta menyajikan informasi untuk pembuatan keputusan bagi pimpinan. Evaluasi program dilaksanakan secara sistematik seiring dengan tahapan (waktu pelaksanaan) program untuk mengetahui ketercapaian tujuan, dan memberikan umpan balik untuk memperbaiki program. Dalam konteks pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter, yang disebut pihak internal adalah Institusi Pendidikan, sementara pihak eksternal adalah IDI melalui Kolegium terkait (KDI/KDPI). Prinsip-prinsip Monitoring Evaluasi Pada pelaksanaannya, monev haruslah dilakukan dengan prinsip-prinsip seperti berikut ini: 1. Berorientasi pada tujuan. Monev hendaknya dilaksanakan mengacu pada tujuan yang ingin dicapai. Hasil monev dipergunakan sebagai bahan untuk perbaikan atau peningkatan program pada evaluasi formatif dan membuat jastifikasi dan akuntabilitas pada evaluasi sumatif. 2. Mengacu pada kriteria keberhasilan Monev seharusnya dilaksanakan mengacu pada kriteria keberhasilan program yang telah ditetapkan lembaga terkait. 3. Mengacu pada asas manfaat Monev sudah seharusnya dilaksanakan dengan manfaat yang jelas. Manfaat tersebut adalah berupa saran, masukan atau rekomendasi untuk perbaikan program yang dimonev atau program sejenis di masa mendatang. 4. Dilakukan secara objektif Monev harus dilaksanakan secara objektif. Petugas monev dari pihak eksternal seharusnya bersifat independen, yaitu bebas dari pengaruh pihak pelaksana program. Petugas monev internal harus bertindak objektif, yaitu melaporkan temuannya apa adanya.
31
I.VI.4 Ruang Lingkup Pelaksanaan Monitoring Evaluasi sebagai suatu proses dilakukan untuk menghasilkan dan menyajikan informasi guna mendukung pengambilan keputusan, evaluasi program dilakukan sejalan dengan tahapan program yang akan dievaluasi. Model Monev yang diterapkan oleh Organisasi Profesi adalah Countenance Evaluation Model (Model Evaluasi), yang terdiri dari: a. Antecedent phase/kendali mutu 1 dilakukan paling lambat 2 minggu sebelum uji dilaksanakan bertempat di kantor KKI. b. Transaction phase, pada saat uji kompetensi diimplementasikan. Evaluasi difokuskan untuk melihat apakah program berjalan sesuai dengan rencana atau tidak dan bagaimana partisipasi Institusi Pendidikan dan Mahasiswa sebagai peserta ujian. Peran KDI/KDPI hanya sebagai pengamat eksternal yang terbuka menerima informasi tentang pelaksanaan uji kompetensi baik dari penyelenggara maupun peserta dan atau masyarakat pemerhati. c. Outcomes phase, pada akhir program untuk melihat perubahan yang terjadi sebagai akibat program yang telah dilakukan. Berikut ini daftar pertanyaan yang digunakan: 1. Apakah pelaksanaan uji kompetensi sesuai dengan waktu yang telah ditentukan? 2. Apakah soal yang diujikan telah sesuai SKDI 2012? (cross check pada daftar koding soal sebelum uji kompetensi dilaksanakan) 3. Apakah naskah soal yang diujikan tidak bermakna ganda? Untuk itu, naskah soal yang tersegel dibuka bersama dan dilakukan review/item analisis. Hanya soal yang baik dan benar yang diperiksa jawabannya. Bagi soal yang “keliru”, maka apapun jawaban mahasiswa dibenarkan. 4. Apakah lebih dari 70% first taker peserta uji kompetensi lulus pada NBL yang telah ditetapkan sebelumnya? Tahapan ini dilakukan di Kantor KKI minimal 2 minggu sebelum hasil uji kompetensi diumumkan. Pada tahapan ini KDI/KDPI menggariskan keberhasilan uji kompetensi dibuktikan dengan lebih dari 70% peserta uji kompetensi yang first taker lulus. a. Jika ada peserta 3 kali mengalami kegagalan ujian, akan diberikan peringatan khusus pada mahasiswa dan institusi yang bersangkutan. b. Bagi kandidat yang tidak lulus uji kompetensi sampai dengan batas masa studi profesi berakhir akan dirapatkan di Panitia Pengarah. c. Remediasi perlu diberikan kepada Peserta/Kandidat yang belum/tidak lulus ujian, dan dilaksanakan oleh Institusi Pendidikan dengan baik dan benar, tanpa pungutan biaya tambahan.
32
I.V.5 Pelaksanaan kendali mutu Pelaksanaan kendali mutu dilaksanakan melalui prosedur sebagai berikut: a. Sebelum pelaksanaan uji kompetensi (kendali mutu 1; alur proses C) • Verifikasi koding komposisi materi soal ujian. • Verifikasi rincian komposisi dan proporsi materi soal ujian. • Organisasi profesi menyerahkan 10% soal penunjang praktek dari profesi sebagai bagian utuh dari soal yang akan diujikan (mulai dikumpulkan saat tahap call for item – Panduan A2). • Membuat berita acara penetapan dan penyegelan materi soal uji kompetensi yang akan diujikan. b. Sesudah pelaksanaan uji kompetensi (kendali mutu 2; alur proses H) • Menyaksikan pembukaan segel materi uji kompetensi yang telah disegel. • Melakukan Item analisis materi soal uji kompetensi yang sudah di ujikan, sebagaimana yang diterangkan pada point a diatas. • Bersama-sama dengan tim pelaksana Uji Kompetensi, menilai batas lulus. c. Tempat pelaksanaan kendali mutu bertempat di KKI. d. Waktu pelaksanaan • Kendali mutu 1, dilaksanakan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum hari pelaksanaan Ujian. • Kendali mutu 2, dilaksanakan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah hari pelaksanaan ujian. • Pengumuman hasil uji kompetensi dilaksanakan paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah kendali mutu 2. e. Panel ahli • Pelaksanaan kendali mutu dilaksanakan oleh Tim Panel Ahli yang ditugaskan oleh Organisasi Profesi bersama dengan Tim Penjaminan Mutu. • Jumlah tim panel ahli minimal adalah 5 orang. f. Pembiayaan Seluruh pembiayaan masuk dalam anggaran kegiatan kepanitiaan pelaksanaan ujian. g. Mekanisme • Panitia pelaksanaan uji kompetensi melakukan korespondensi ke organisasi profesi menjelang dilakukannya proses kendali mutu. • Organisasi profesi menentukan waktu pelaksanaan kendali mutu. • Organisasi profesi menugaskan Tim Panel Ahli untuk melakukan kegiatan kendali mutu uji kompetensi. • Hasil penilaian kendali mutu : Hasil penilaian kendali mutu dapat berbentuk : - Sudah bejalan sesuai dengan yang diharapkan - Masih memerlukan perbaikan. • Hasil penilaian kendali mutu yang memerlukan perbaikan dilakukan maksimal dalam 7 (tujuh) hari.
33
I.V.6 Format Ujian Dasar Pertimbangan • Perlu adanya uji kompetensi yang valid dan reliabel untuk memenuhi tujuan dan maksud Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD). • Perlu adanya uji kompetensi yang bersifat nasional untuk menjamin terstandarnya output pendidikan profesi dokter di Indonesia. • Adanya disparitas mutu pendidikan dari sisi input dan proses yang dinilai menggunakan instrumen akreditasi program studi secara umum dan belum dijaminkan mutunya sesuai dengan Standar Pendidikan Profesi Dokter pada proses akreditasi.
34
I.VII. MASA TRANSISI
Dalam pelaksanaan uji kompetensi ini memerlukan kebijakan masa transisi di awal pelaksanaanya. Hal ini dikarenakan perubahan nomenklatur dari Kementerian Riset, Tekhnologi dan Pendidikan Tinggi yang bermakna pada perubahan regulasi tentang Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter, yang diakhiri dengan pertanggung-jawaban kegiatan pelaksanaan Uji Kompetensi sebelumnya dan audit keuangan pelaksanaan uji kompetensi tersebut oleh oleh auditor eksternal sesuai aturan pengelola keuangan PNBP yang ditunjuk oleh Ditjen Dikti. Kemudian diawali dengan : 1. Disepakatinya panduan pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. 2. Terbentuknya Panitia Nasional berdasarkan regulasi baru tersebut diatas. 3. Regulasi baru tentang Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter.
Masa transisi berlaku untuk pelaksanaan Uji Kompetensi periode Bulan Februari 2015, dengan ketentuan sebagai berikut : 1. 2. 3.
4. 5. 6.
Kepanitiaan, dilaksanakan oleh panitia yang telah ditugaskan berdasarkan SK sebelumnya. Mekanisme pembiayaan uji kompetensi yang dibayarkan kepada PNUKMPPD diatur oleh masingmasing institusi pendidikan sesuai panduan. Pembentukan Panel Juri oleh KKI paling lambat 2 minggu sebelum kendali mutu 1. Panel juri terdiri dari 10 orang perwakilan dari DIKTI, 10 orang perwakilan organisasi profesi dan 3 orang perwakilan KKI. Setiap pertemuan panel juri menghadirkan minimal 10 orang anggota yang merupakan perwakilan dari DIKTI dan organisasi profesi dengan jumlah seimbang. Tim penjamin mutu selama masa transisi adalah Divisi Monitoring Evaluasi PNUKMPPD. Buku panduan yang telah disusun menjadi acuan Pelaksanaan Uji Kompetensi. Tata kala dalam masa transisi adalah sebagai berikut: 1
17 Januari 2015
2
Pertemuan konsolidasi 1 kesiapan pelaksanaan panduan Februari Pertemuan konsolidasi 2 kesiapan pelaksanaan panduan Februari (bila diperlukan)
3
Penyerahan soal IDI ke PNUKMPPD
26 Januari 2015
4
Penyesuaian koding cetak biru oleh PNUKMPPD
31 Januari 2015
5
Kendali Mutu 1
7 Februari 2015
6
Pelaksanaan uji kompetensi CBT UKMPPD
21 Februari 2015
7
Pelaksanaan uji kompetensi OSCE UKMPPD
28 Februari 2015
8
Kendali Mutu 2
28 Februari 2015
9
Penyampaian hasil ujian ke panitia pengarah
10
Pengumuman
7 Maret 2015 (CBT) 14 hari sesudah hari terakhir ujian OSCE
24 Januari 2015
35
7.
Cetak biru soal uji kompetensi CBT. a. Cakupan topik soal untuk level kompetensi 1 dan 2 • Dalam masa transisi, proporsi soal dengan topik bahasan yang termasuk dalam level kompetensi 1 dan 2 sesuai SKDI 2012 adalah 5 – 25% dari 180 soal. • Selanjutnya mulai pelaksanaan uji kompetensi CBT Mei 2015 dan selanjutnya cakupan soal dengan level kompetensi 1 dan 2 adalah 25% dari 180 soal. b. Soal penunjang praktik • Organisasi profesi akan menyampaikan soal tentang penunjang praktik sebanyak 50 soal kepada PNUKMPPD untuk periode Uji Kompetensi bulan Februari 2015. Untuk bulan Mei 2015 dan seterusnya pembuatan soal penunjang praktik mengikuti panduan yang ada (A.2. Panduan Call for Item, A.3. Panduan Bank Soal I, A.4. Panduan Pengkajian Soal Tahap I, A.5.Panduan Bank Soal 2, A.6. Panduan Pengkajian Soal Tahap 2, A.7. Panduan Uji Coba (Try Out), A.8. Panduan Item Analysis, A.9 Panduan Bank Soal 3, A.10. Panduan Pengkajian Panel Ahli) • Panitia Nasional Uji Kompetensi Program Profesi Dokter akan memilih 20 soal yang memenuhi kriteria soal MCQ yang baik. • Bila diperlukan, PNUKMPPD dapat melakukan perbaikan penulisan soal, tanpa mengubah substansi. Mengingat dalam masa transisi, soal penunjang praktik dari organisasi profesi belum dapat melalui alur Call for Item sehingga indeks kesulitan dan indeks diskriminasi soal tersebut belum dapat dianalisis. • Proses pengkajian terhadap redaksional soal oleh PNUKMPPD diharapkan dapat mengurangi kemungkinan peserta menjawab soal berdasarkan kemampuan menebak jawaban (test wiseness) dan kesulitan yang tidak perlu akibat dari penulisan soal (unnecessary difficulties). • Soal penunjang praktik dapat diberikan koding atau penciri soal sehingga melengkapi koding soal uji kompetensi CBT secara keseluruhan. • Penyerahan soal dari organisasi profesi ke Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter dilaksanakan tanggal 26 Januari 2015 di kantor PB IDI. Organisasi profesi (IDI) akan mengundang PNUKMPPD. • Panitia Nasional Uji Kompetensi Program Profesi Dokter akan melakukan persiapan perubahan cetak biru soal untuk uji kompetensi CBT Februari 2015 pada tanggal 31 Januari 2015. 8. Kendali Mutu Tahap 1 • Pada masa transisi, Tim Penjamin Mutu yang akan melakukan Kendali Mutu Tahap I adalah Divisi Monitoring Evaluasi dari PNUKMPPD. Untuk Uji Kompetensi periode bulan Mei dan seterusnya, IDI akan membentuk Tim Penjamin Mutu dengan kriteria tertentu.
36
BAGIAN II Panduan Pengembangan Soal Uji Kompetensi CBT
37
A 1. PANDUAN PENYUSUNAN CETAK BIRU UJI KOMPETENSI CBT TINGKAT NASIONAL 1. TUJUAN Menyusun cetak biru CBT Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter 2. RUANG LINGKUP a. MCQs (Multiple Choice Questions) adalah metode uji yang paling banyak digunakan dalam menguji pemahaman tentang suatu konsep ilmu (knows atau knows how (Miller, 1990)). MCQs yang dikembangkan disusun dengan menggunakan konsep key features, yaitu memfokuskan pertanyaan pada pemahaman konsep-konsep yang vital bagi keberhasilan penanganan suatu masalah kesehatan. b. MCQs ini terdiri dari vignette atau skenario/kasus klinik yang diikuti dengan pertanyaan yang memiliki 5 pilihan jawaban dan hanya 1 pilihan jawaban yang paling tepat/benar. Jawaban salah (disebut pengecoh/distractor) bisa salah atau kurang tepat jika dibandingkan dengan kunci jawaban. c. Untuk menguji level knows dan knows how (Miller, 1990), MCQs memiliki validitas yang baik serta dengan jumlah sampling yang cukup banyak juga memiliki reliabilitas yang baik. Metode MCQs dengan komputer yang kemudian disebut computer-based testing (CBT) memberikan gambaran atau pencitraan pasien yang lebih baik. CBT juga memberikan kemudahan dalam hal scoring, analisa maupun pelaporan hasil. Hasil ujian dapat diproses lebih cepat dan efisien. d. MCQs dengan CBT terdiri dari 200 butir soal berdasarkan blueprint yang telah ditetapkan dalam panduan ini dengan lama waktu pelaksanaan 200 menit.Soal terdiri atas stem yang berbentuk skenario (vignette), pertanyaan, dengan lima pilihan jawaban dan satu jawaban benar. e. Cetak biru uji kompetensiCBT merupakan komposisi materi dan susunan kasus yang menggambarkan kemampuan yang diuji secara proporsional. Cetak biru uji kompetensi CBT memerhatikan kompetensi dokter Indonesia, domain kompetensi, keterwakilan berdasarkan patogenesis dan patofisiologi penyakit, keterwakilan berdasarkan sistem tubuh, serta aspek tugas dan peran seorang dokter sehingga peserta diuji secara komprehensif. f. Materi uji kompetensi didasarkan kepada Standar Kompetensi Dokter Indonesia, KKI 2012 dan kewenangan dan peran dokter di tingkat pelayanan primer. g. Penetapan cetak biru uji kompetensi ini dilakukan bersama oleh pemangku kepentingan yang terkait baik institusi pendidikan maupun organisasi profesi sehingga kompetensi yang diujikan menggambarkan kemampuan dokter untuk siap bekerja pada tingkat pelayanan kesehatan primer di Indonesia. h. Cetak biru soal uji kompetensi CBT menjadi bagian dari kendali mutu tahap 1 oleh organisasi profesi. Sistem koding soal dalam cetak biru mencerminkan tinjauan kompetensi dan cakupan kasus berdasarkan sistem organ beserta tingkat kompetensi yang diharapkan dalam SKDI 2012. Proporsi cakupan kasus lebih detil merupakan uraian terhadap Tinjauan 5 tentang sistem organ. i. Komposisi penyusunan soal dengan komposisi : 1. 90% dari SKDI KKI 2012, yang dibuat oleh Institusi pendidikan. 2. 10% dari soal dibuat oleh organisasi profesi, mencakup materi: biomedikolegal-etik, komunikasi efektif, formularium nasional, JKN, kebijakan di bidang kesehatan. j. Penentuan cetak biru soal dilaksanakan pada awal pelaksanaan uji kompetensi CBT.
38
3. PELAKSANA Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter Divisi Penjaminan Mutu (IDI) untuk Kendali Mutu tahap 1 4. PERALATAN/MATERIAL a. Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) tahun 2012 b. 1 set komputer dan program software pendukung
39
5. TAHAPAN & TARGET Kegiatan a. Menetapkan materi ujian yang didasarkan pada Sta Standar Kompetensi Dokter Indonesia b. Menetapkan komposisi untuk masing-masing tinjauan berdasarkan kewenangan dan peran seorang dokter
Target 3 bulan sebelum Uji Kompetensi CBT
6. LAMPIRAN TERKAIT Garis besar komposisi cetak biru materi CBT berdasarkan aspek tinjauan kompetensi Aspek yang dinilai
Persentase
Deskripsi
Tinjauan 1
Merupakan ranah yang mengukur kemampuan peserta berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Ketrampilan dasar klinis
10 – 20%
Mengetahui cara dan indikasi melakukan prosedur klinis sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya
Aplikasi biomedik, perilaku, klinik, & epidemiologi pada kedokteran keluarga
40 – 60%
Mengidentifikasi, menerapkan dan menetapkan penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah menurut prinsip-prinsip ilmu kedokteran kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum 1. Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer 2. Merangkum dari interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan prosedur yang sesuai 3. Menentukan efektivitas suatu tindakan
Komunikasi efektif
10 – 20%
Mampu menerapkan prinsip dasar komunikasi untuk menggali dan bertukar informasi secara verbal dan nonverbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain dalam kaitan promosi, preventif, diagnosis, managemen dan rehabilitasi.
Manajemen masalah kesehatan primer
10 – 20%
Mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat secara komprehensif, holistik, berkesinambungan, koordinatif, dan kolaboratif dalam
40
Aspek yang dinilai
Persentase
Deskripsi konteks pelayanan kesehatan tingkat primer 1. Mengelola penyakit, keadaan sakit dan masalah pasien sebagai individu yang utuh, bagian dari keluarga dan masyarakat 2. Melakukan Pencegahan Penyakit dan Keadaan Sakit 3. Melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan dan pencegahan penyakit 4. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan 5. Mengelola sumber daya manusia dan sarana – prasarana secara efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga
Penelusuran, kritisi, dan manajemen informasi
2 – 5%
Mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemamputerapan informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatandi tingkat primer. 1. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu penegakan diagnosis, pemberian terapi, tindakan pencegahan dan promosi kesehatan, serta penjagaan, dan pemantauan status kesehatan pasien 2. Memahami manfaat dan keterbatasan teknologi informasi 3. Memanfaatkan informasi kesehatan
Profesionalisme, moral, dan etika praktik kedokteran
5 – 10%
Mampu mengidentifikasikan perilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan kesehatan, moral dan etika serta memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal dalam praktik kedokteran serta menerapkannya pada program keselamatan pasien
Kesadaran, pemeliharaan, dan pengembangan personal
0%
Tidak diujikan dalam bentuk CBT
Tinjauan 2
Merupakan ranah yang mengukur tingkat pengetahuan peserta dari aspek kognitif (knowledge), keterampilan (psychomotor/procedural knowledge) dan afektif/konatif (attitude).
Kognitif
20 – 40%
meliputi pengetahuan dan pengembangan kemampuan intelektual. Dalam uji kompetensi ini akan diujikan tingkat kognitif yang bervariasi dari pemahaman, aplikasi dan berfikir kritis
41
Aspek yang dinilai
Persentase
Deskripsi
Procedural knowledge
20 – 40%
menggambarkan kemampuan dalam melakukan tindakan
Konatif
20 – 40%
menggambarkan bagaimana cara seseorang bersikap yang melibatkan emosi dan kemampuan empati untuk mengapilkasikan nilai-nilai profesional dalam praktik keperawatan.
Tinjauan 3
Merupakan ranah yang mengukur kemampuan berfikir kritis dan ilmiah serta aplikasi pengetahuan pada praktik kedokteran
Recall
5 – 10%
Soal dalam bentuk tingkat kognitif tahu dan komprehensif
Reasoning
90 – 95%
Soal dalam bentuk tingkat kognitif aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi
Tinjauan 4
Merupakan ranah yang mengukur kemampuan peserta dalam menerapkan berbagai proses normal dan patologi berupa patogenesis dan patofisiologi penyakit
Pertumbuhan, perkembangan, dan degenerasi
15 – 25%
Soal tentang penyakit yang memiliki dasar permasalahan akibat proses pertumbuhan, perkembangan dan degenerasi
Kelainan genetik dan kongenital
15 – 25%
Soal tentang penyakit yang memiliki dasar permasalahan akibat proses genetik dan kongenital
Penyakit Infeksi dan Imunologi
15 – 25%
Soal tentang penyakit yang memiliki dasar permasalahan akibat proses infeksi dan imunologi
Penyakit neoplasma
15 – 25%
Soal tentang penyakit yang memiliki dasar permasalahan akibat proses keganasan
Penyakit akibat trauma atau kecelakaan
15 – 25%
Soal tentang penyakit yang memiliki dasar permasalahan akibat proses trauma atau kecelakaan
Tinjauan 5
Merupakan ranah yang mengukur kemampuan peserta berdasarkan berbagai organ sistem
Saraf dan perilaku
5 – 15%
Kepala dan leher
5 – 15%
Endokrin dan Metabolisme
5 – 15%
Saluran cerna, hepatobilier, dan pankreas
5 – 15%
Saluran pernapasan
5 – 15%
Ginjal dan saluran kemih
5 – 15%
Jantung, pembuluh darah dan
5 – 15%
42
Aspek yang dinilai
Persentase
Deskripsi
sistem limfatik Darah dan sistem kekebalan tubuh
5 – 15%
Kulit, otot, tulang dan jaringan lunak
5 – 15%
Reproduksi
5 – 15%
Tinjauan 6
Merupakan ranah yang mengukur kemampuan peserta berdasarkan berbagai peran seorang dokter pada upaya kesehatan
Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
20-30%
Upaya untuk meningkatkan status kesehatan pasien yang dapat berupa kegiatan pemberian informasi, mengidentifikasi faktor risiko dan mengkaji status kesehatan, perubahan gaya hidup dan perilaku dan program pengendalian lingkungan atau upaya yang berorientasi pada pasien yang belum berisiko secara spesifik, termasuk upaya yang hasil akhirnya berorientasi pada pencegahan timbulnya masalah kesehatan dan atau keperawatan. Misalnya: imunisasi, deteksi dini, penyuluhan terhadap risiko penyakit tertentu
Penapisan/Diagnosis
20-30%
Upaya untuk mengidentifikasikan permasalahan pasien, dapat berupa upaya pemeriksaan fisik, laboratorium atau penunjang lainnya
Manajemen/Terapi
20-30%
Upaya untuk menerapkan prinsip managemen permasalahan pasien, dapat berupa upaya memberikan terapi farmako dan non farmakologi, rujukan, serta nasihat penanganan lebih lanjut.
Rehabilitasi
10-20%
Upaya untuk melakukan rehabilitasi mengembalikan fungsi fisiologis dan psikososial dan pencegahan kesakitan yang lebih parah agar dapat berfungsi secara optimal baik dalam menjalankan peran individu, keluarga dan masyarakat.
Aspek Hukum dan Etika
10-20%
Upaya pelayanan kesehatan dokter yang terkait medikolegal dan etika profesi.
Tinjauan 7
Merupakan ranah yang mengukur kemampuan peserta berdasarkan berbagai tempat atau peran dokter pada pelayanan individu, keluarga dan masyarakat
Individu
20 – 40%
Segala yang terkait pasien sebagai individu
Keluarga
20 – 40%
Segala yang terkait pasien sebagai satu kesatuan keluarga
Masyarakat
20 – 40%
Segala yang terkait pasien sebagai masyarakat
43
Catatan: Cakupan soal berdasarkan kasus secara lebih detil terdapat pada Bab Lampiran.
A 2. PANDUAN CALL FOR ITEM 1. TUJUAN Melakukan pengumpulan soal ujian untukuji kompetensi CBT mahasiswa program profesi dokter. 2. RUANG LINGKUP a. Call for itemmelalui pengembangan wilayah. Jalur ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan soal serta pengembangan sumber daya manusia di institusi pendidikan. Langkah dalam jalur ini sebagai berikut: 1. Pengumuman Pemasukan Soal (Call for item) a) Panitia wilayah akan meminta soal dari institusi pendidikan kedokteran yang ada di wilayah AIPKI dan perwakilan KDI yang ada di wilayah. b) Panitia wilayah menyelenggarakan item review wilayah dengan mengundang ahli di institusi pendidikan kedokteran di wilayahnya sesuai pembagian distribusi soal yang ditetapkan oleh IBA (item bank administrator) Wilayah. 2. Soal yang diserahkan dari insitusi disimpan dalam bentuk SIPENA. 3. Seluruh soal yang diterima akan dimasukkan ke dalam Bank Soal 1 yang ada di wilayah tersebut.
b. Call for item tanpa melalui pengembangan wilayah. Jalur ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan soal pada Bank Soal 3. Langkah dalam jalur ini sebagai berikut: 1. Pengumuman Pemasukan Soal (Call for item) a) Panitia Uji kompetensi mahasiswa program profesi dokter akan melayangkan surat kepada calon pembuat soal yang memenuhi kriteria, termasuk dalam hal ini organisasi profesi. b) Pemberitahuan dilakukan melalui surat, surat elektronik dan pengumuman melalui situs Panitia. c) Pemberitahuan mencakup syarat pembuatan soal, tipe, contoh soal dan keterangan lainnya. d) Seluruh pembuat soal dapat mengirimkan soalnya melalui surat elektronik, surat atau mengirimkan soal melalui situs atau diundang pada lokakarya nasional pengembangan soal nasional yang dikoordinasikan oleh panitia . 2. Seluruh soal yang diterima akan dimasukkan ke dalam Bank Soal . c. Kriteria pembuat soal 1. Pembuat soal dari Institusi Pendidikan a) Ahli di bidang kedokteran sesuai dengan garis besar materi ujian dengan pendidikan minimal pascasarjana di bidang kedokteran dan atau spesialis. b) Berasal dari institusi pendidikan dokter yang terakreditasi c) Membawa surat rekomendasi dari pimpinan institusi. d) Memahami Standar Kompetensi Dokter Indonesia. e) Menyertakan ”Curriculum Vitae” (CV) dan sertifikat pelatihan bidang ”student assessment”. 2. Pembuat soal dari organisasi profesi a) Ahli di bidang kedokteran sesuai dengan garis besar materi ujian dengan pendidikan minimal pascasarjana di bidang kedokteran dan atau spesialis. b) Anggota IDI. c) Direkomendasikan oleh organisasi profesi.
d) Memahami Penunjang Praktek yang terdiri dari Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI), Prinsip Komunikasi efektif, Formularium nasional, Kebijakan di bidang kesehatan, Sistem Jaminan Kesehatan Nasional. e) Menyertakan ”Curriculum Vitae” (CV). 3. PELAKSANA IBA wilayah Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter 4. PERALATAN/MATERIAL a. Standar Kompetensi Dokter Indonesia tahun 2012 b. Program software SIPENA
A 3. PANDUAN BANK SOAL 1 1. TUJUAN Mengumpulkan dan mengelola soal ujian yang sudah dibuat oleh penulis soal 2. RUANG LINGKUP a. Seluruh soal yang diterima dari pembuat soal, akan dimasukkan ke dalam Bank Soal 1 b. Syarat soal diterima masuk Bank Soal I 1. Soal tertulis dalam formulir soal UK CBT secara lengkap (dalam bentuk SIPENA). 2. Soal dalam bentuk softcopy. 3. Soal dalam bahasa Indonesia. 4. Sesuai ketentuan soal UK CBT. 5. Menyertakan CV penulis soal. c. Tugas Umum Item Bank Administration (IBA) Wilayah 1. Mengelola Item Bank yang menjadi tanggung jawabnya. 2. Melakukan pembaruan software secara berkala. 3. Melakukan pemeliharaan bank terhadap virus/threat/spam secara berkala. 4. Bekerja sama dengan Koordinator Ujian menyelenggarakan pengkajian soal. 5. Tidak melakukan telaah terkait materi/substansi soal. 6. Mengelola soal yang telah memenuhi format dan struktur yang ditetapkan. 7. Melakukan proses seleksi soal sesuai cetak biru yang telah ditetapkan. 8. Membuat analisis soal dan memberikan umpan balik kepada pembuat soal. 9. Melakukan sosialisasi item bank soft ware kepada pengguna. 10 Membuat buku soal berdasarkan cetak biru. 3. PELAKSANA IBA wilayah Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter 4. PERALATAN/MATERIAL (JIKA ADA) Program software SIPENA
A 4. PANDUAN PENGKAJIAN SOAL TAHAP 1 1. TUJUAN Melakukan pengkajian soal yang ada di Bank soal 1. 2. RUANG LINGKUP a. Soal-soal yang telah terkumpul pada Bank Soal 1 akan didistribusikan kepada para reviewer untuk dilakukan pengkajian secara peer dan kemudian akan kembali dikumpulkan oleh IBA wilayah (bila dikerjakan di wilayah) atau oleh Panitia Uji kompetensi mahasiswa program profesi dokter . b. Proses pengkajian akan dilaksanakan secara elektronik menggunakan Teknologi Informasi yang menjamin proses pengkajian berjalan rahasia, adil, cepat dan efisien. c. Soal yang telah dikaji oleh reviewer akan ditentukan apakah soal diterima atau ditolak. d. Soal yang ditolak akan dikembalikan kepada pembuat soal. e. Soal yang diterima kemudian akan dimasukkan ke Bank Soal 2. f. Kriteria reviewer wilayah 1. Berasal dari institusi pendidikan a) Memenuhi kriteria sebagai pembuat soal. b) Reviewer dari institusi kedokteran di wilayah tersebut. c) Ditunjuk oleh institusinya untuk menjadi reviewer di wilayah . 2. Berasal dari organisasi profesi a) Memenuhi kriteria sebagai pembuat soal dari organisasi profesi b) Reviewer dari organisasi profesidi wilayah tersebut. c) Ditunjuk oleh organisasi profesi untuk menjadi reviewer di wilayah tersebut. 3. PELAKSANA IBA wilayah dan Koordinator wilayah Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter 4. PERALATAN/MATERIAL (JIKA ADA) Program software SIPENA
A 5. PANDUAN BANK SOAL 2 1. TUJUAN Mengumpulkan dan mengelola soal ujian yang diterima setelah pengkajian soal tahap 1. 2. RUANG LINGKUP a. Soal yang ada di Bank soal 2 adalah soal yang telah diterima setelah pengkajian soal tahap 1. b. Kriteria soal yang ada di Bank soal 2 1. Soal bentuk soft copy, dalam software SIPENA. 2. Sesuai ketentuan soal uji kompetensi CBT. 3. Tercantum nama dan asal institusi penulis soal. 3. PELAKSANA IBA wilayah Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter 4. PERALATAN/MATERIAL (JIKA ADA) Program software SIPENA
A 6. PANDUAN PENGKAJIAN SOAL TAHAP 2 1. TUJUAN Melakukan pengkajian soal dari Bank soal 2 2. RUANG LINGKUP a. Soal-soal yang telah terkumpul pada Bank Soal 2 akan didistribusikan kepada para panel ahliuntuk dilakukan pengkajian secara peer dan kemudian akan kembali dikumpulkan oleh IBA wilayah (bila dikerjakan di wilayah) atau oleh Panitia Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter . b. Proses pengkajian akan dilaksanakan secara elektronik menggunakan Teknologi Informasi yang menjamin proses pengkajian berjalan rahasia, adil, cepat dan efisien. c. Soal yang diterima,akan dipergunakan untuk uji coba ujian (try out). d. Kegiatan yang dilakukan selama pengkajian oleh Panel Ahli adalah mengkaji dan memperbaiki soal berdasarkan hasil pengkajian. Hasil akhir soal pasca pengkajian dapat berupa: 1. Soal diterima tanpa perbaikan 2. Soal diterima dengan perbaikan tanpa perlu konfirmasi dengan pembuat soal 3. Soal diterima dengan perbaikan perlu konfirmasi dengan pembuat soal 4. Soal ditolak, berpotensi diterima dengan perbaikan 5. Soal ditolak, tidak berpotensi diterima karena memerlukan perbaikan keseluruhan 3. PELAKSANA IBA wilayah dan Koordinator wilayah Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter 4. PERALATAN/MATERIAL (JIKA ADA) Program software SIPENA
A 7. PANDUANUJI COBA (TRY OUT) 1. TUJUAN Melakukan uji coba (try out) soal ujian yang telah diterima setelah pengkajian tahap 2. 2. RUANG LINGKUP a. Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter bekerjasama dengan IBA wilayah dan Koordinator wilayah menyelenggarakan uji coba. b. IBA wilayah bertanggung jawab dalam hal penyiapan soal ujian dalam bentuk hard disk. c. Koordinator wilayah bertanggung jawab dalam hal administratif uji coba ujian meliputi pendaftaran peserta, penentuan lokasi ujian, penentuan pengawas lokal maupun Penyelia Regional (PR), briefing PR sampai pengembalian hard disk ujian. d. Pemilihan soal untuk uji coba yaitu soal yang diterima setelah pengkajian tahap 2. 1. Soal dipilih berdasarkan cetak biru yang telah ditetapkan. 2. Jumlah paket soal ditentukan terlebih dahulu. 3. Pemilihan soal dilakukan secara semi manual dengan menggunakan tabel pada excel untuk memastikan soal yang dipilih memiliki variasi yang beragam sesuai cetak biru. 4. Jika jumlah soal cukup banyak, pemilihan soal dapat dilakukan dengan mencentang cetak biru yang sesuai. Soal yang terpilih akan masuk dalam kotak soal terpilih sehingga tidak terjadi duplikasi penggunaan soal yang sama. Jumlah soal yang terpilih beserta tinjauannya dapat dilihat pada menu Report SIPENA berdasarkan paket soal. 5. Jika jumlah soal terbatas, pemilihan soal dilakukan dengan memprioritaskan tinjauan yang jumlah soalnya paling sedikit, misalnya pada tinjauan 7 (masyarakat/keluarga) atau pada tinjauan 1 (profesionalisme/komunikasi). Setelah proporsi soal sesuai tinjauan maksimal, maka pemilihan soal difokuskan pada Tinjauan 5 (sistem organ). 6. SIPENA akan memproses pemilihan soal sesuai cetak biru berdasarkan tinjauan yang diinginkan. Soal yang terpilih selanjutnya diproses dan masuk ke paket soal. SIPENA akan mencantumkan jumlah soal yang telah terpilih serta jumlah soal sisa yang masih bisa dipilih. 7. Soal yang terpilih dan telah diproses tidak akan tercantum lagi dalam kotak soal yang akan dipilih sehingga tidak ada duplikasi soal. 8. Soal yang terpilih selanjutnya bisa dituliskan pada tabel Excel yang tersedia. 9. Kegiatan ini dilakukan seterusnya sampai dicapai target jumlah soal. 10. Jika pemilihan soal telah selesai maka paket soal dapat diproses menjadi bentuk doc/word maupun dilanjutkan pada proses pembuatan paket soal. e. Penyiapan materi ujian dalam bentuk hard disk 1. Penyuntingan paket soal a) Dari SIPENA Pemilihan, soal terpilih diekspor dalam bentuk file kt8. File kt8 soal terpilih akan digunakan untuk membuat Paket Soal. Jika terdapat lebih dari 1 paket soal, maka file kt8 dibuat terpisah sejumlah paket soal. (Paket 1.kt8, Paket 2.kt8, ….dst) b) Pembuatan Paket Soal SIPENA: impor masing-masing file kt8 soal terpilih ke dalam tiap-tiap SIPENA yang kosong sehingga didapatkan SIPENA sejumlah paket soal. c) Proses cleaning dilakukan dengan menghapus atau mengganti script yang tidak mempunyai fungsi dari database Paket Soal SIPENA. d) Pembuatan paket soal final untuk CBT; Ekspor Soal dalam bentuk file kt8. 2. Pembuatan master hard disk soal a) Impor data soal dalam bentuk file kt8 ke dalam CBT Setter b) Impor data peserta ke CBT Setter dan digabungkan dengan data soal. Data peserta yang akan diintegrasikan adalah data peserta final, yang telah disesuaikan dengan kapasitas CBT Center yang tersedia di masing-masing wilayah dan jumlah paket buku soal.
d) Transfer data ujian dari CSM ke master harddisk soal. 3. Verifikasi Soal pada Aplikasi CBT/Master Hard disk Soal a) Pada tahap ini, data soal dan peserta telah diintegrasikan pada aplikasi CBT, dan merupakan tahap penjaminan mutu buku soal yang akan diterima oleh masing-masing peserta ujian. b) Tujuan dari verifikasi ini adalah memastikan tidak ada kesalahan tulisan, peletakan gambar pada soal (vignette, lead in dan option). c) Jika terjadi kesalahan maka dilakukan koreksi di Paket Soal SIPENA. Proses kemudian diulang lagi dari langkah d.6. 4. Perbanyakan hard disk soal a) Disiapkan hard disk soal sejumlah lokasi ujian dan cadangannya yang sudah terpasang aplikasi CBT serta sudah diberi label sesuai nama lokasi ujian dan cadangannya. b) Perbanyakan hard disk soal dilakukan dengan cara mentransfer data dari CSM ke masingmasing hard disk soal untuk lokasi ujian dan cadangannya. c) Melakukan verifikasi hard disk soal tiap lokasi ujian dan cadangannya. Verifikasi di tahap ini bertujuan : • memastikan user login salah satu peserta dan admin berfungsi. •
memastikan fungsi fitur admin berjalan dengan baik.
• memastikan sesi login, trial dan ujian berjalan dengan baik. d) Pembersihan data bekas verifikasidari hard disk soal tiap lokasi dan cadangannya. Setelah bersih maka hard disk soal sebagai materi uji telah siap untuk pengepakan dan pendistribusian. 5. Penyegelan materi uji a) Masing-masing hard disk soal dan cadangannya di masukkan ke dalam kotak akrilik transparan bersama dengan kabel data dan 2 buah kabel tie untuk penguncian hard disk pasca ujian. Hard disk dimasukkan dengan posisi label di sebelah atas sehingga nama lokasi ujian dapat terbaca dari luar kotak akrilik. b) Kotak akrilik kemudian dikunci menggunakan kabel tie. c) Kotak akrilik kemudian diberi segel 2 buah di 2 sisi pembuka kotak akrilik. d) Masing-masing kotak akrilik kemudian dimasukkan ke dalam softcase hard disk yang sudah dilabeli sesuai label hard disk. e) Softcasehard disk kemudian dikunci menggunakan kabel tie. f) Softcase hard disk kemudian dimasukkan ke dalam tas bersama berkas-berkas BAP dan elemen logistik lainnya untuk keperluan pengepakan hard disk pasca ujian. g) Tas kemudian dikunci menggunakan kabel tie. f. Pelaksanaan uji coba 1. Untuk setiap uji coba disiapkan 2 paket soal yang terdiri dari paket soal utama dan cadangan jika terjadi kegagalan ujian. Paket soal cadangan dicetak dalam bentuk PBT dan akan diperbanyak jika diperlukan. 2. Setelah bahan ujian siap, selanjutnya dibawa untuk briefing Penyelia Regional (PR) yang dilaksanakan 2-3 hari sebelum ujian dilaksanakan. Hal yang dibahas dalam briefing yang dilakukan oleh Koordinator wilayah dalah sebagai berikut: a) Penyamaan persepsi tugas sebagai PR. b) Update fungsi SIPENA CBT dan skenario kegagalan. c) Update informasi tentang pelaksanaan ujian pada periode tersebut. d) Hal lain yang dianggap penting terkait permasalahan ujian. e) Rencana keberangkatan dan kepulangan PR. 3. PR berangkat ke lokasi ujian masing-masing.
4. Pada H-1 dilakukan briefingoleh PR kepada peserta di lokasi ujian masing-masing. Hal yang dibahas adalah sebagai berikut: a) Penjelasan tentang ujian tersebut (jumlah peserta, lokasi, tata tertib). b) Penjelasan tentang aplikasi yang digunakan. c) Penjelasan tentang skenario kegagalan ujian. d) Pengumuman jadwal ujian ( jam dimulainya sesi 1 dan sesi 2) . e) Hal lain yang dianggap penting terkait permasalahan ujian. g. Selesai pelaksanaan Uji coba Setelah ujian selesai, PR bertanggung jawab membawa dan menyerahkan kembali seluruh berkas ujian berupa hard disk dan berita acara kepada Koordinator wilayah dan IBA wilayah. Selanjutnya IBA wilayah bertanggung jawab untuk melakukan item analysis ujian. 3. PELAKSANA Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter 4. PERALATAN/MATERIAL Program software SIPENA Hard disk ujian
5. TAHAPAN DAN TARGET a. b. c. d. e.
Kegiatan Pembukaan pendaftaran peserta Penyiapan materi dalam bentuk hard disk Briefing Pengawas Regional Briefing peserta ujian Pelaksanaan try out
Target 1 bulan sebelum pelaksanaan try out 1 minggu sebelum pelaksanaantry out 2 hari sebelum pelaksanaantry out 1 hari sebelum pelaksanaantry out Try out dilakukan 6 minggu sebelum uji kompetensi di periode tersebut
A 8. PANDUAN ITEM ANALYSIS 1. TUJUAN Melakukan item analysis terhadap soal yang telah dilakukan uji coba. 2. RUANG LINGKUP a. Proses hard disk soal 1. Download data hasil ujian dari hard disk soal. Masing-masing hard disk soal ujian dikoneksikan dengan CBT Setter Mobile (CSM), kemudian data hasil ujiannya diunduh dan disimpan dalam CSM tersebut. Data hasil ujian yang dimaksud terdiri dari data peserta, data jawaban peserta dan isian kuesioner. Pada saat yang sama dilakukan rekapitulasi Berita Acara untuk keperluan verifikasi data hasil ujian. 2. Transfer data hasil ujian dari CSM ke CBT Setter. CBT Setter yang dimaksud adalah CBT Setter yang digunakan pada pembuatan hard disk soal, dimana di dalamnya masih terdapat data soal beserta acakannya. 3. Pengkondisian data hasil ujian di CBT Setter. a) Penggabungan data hasil ujian CBT (kecuali kuesioner) dengan data ujian yang terdapat di CBT Setter. b) Penggabungan data hasil ujian paper based testing /PBT (bila ada). c) Verifikasi data hasil ujian (data peserta) dengan Berita Acara. d) Proses data hasil ujian sehingga didapatkan output berupa “raw data”/data siap analisis. b. Analisis soal. Output : item analysis dan rekap IA. c. Verifikasi soal sulit 1. Dari item analysis dan rekap IA diidentifikasi soal yang masuk kategori sulit. Soal sulit tersebut kemudian ditinjau kembali substansi dan kunci jawabannya. 2. Jika terdapat kesalahan kunci jawaban maka dilakukan koreksi kunci jawaban di CBT Setter. Setelah kunci jawaban dikoreksi maka dilakukan proses ulang, dimulai dari langkah a.3. hingga didapatkan item analysis dan rekap IA yang baru. d. Pengeluaran nilai per peserta. e. Standard Setting. Output : nilai batas lulus. f. Pengumuman hasil ujian. g. Pencetakan hasil ujian peserta dan institusi. 1. Umpan balik untuk penulis dalam bentuk item analysis. Soal pasca diujikan dikirimkan kepada penulis soal dalam bentuk tersegel dan ditujukan ke pribadi pembuat soal yang terdiri dari: a) soal awal b) soal yang telah direvisi c) analisis soal pasca diujikan 2. Update bank soal a) Update bank soal didasarkan hasil analisis indeks kesulitan soal-soal TO. Soal yang akan dimasukan ke bank soal 3 adalah soal dengan indeks kesulitan 0,3-0,7. b) Dari SIPENA buku soal Try Out, soal-soal dengan indeks kesulitan 0,3-0,7 dan indeks pembeda > 0,2 diekspor dalam bentuk kt8 kemudian dimasukan ke dalam bank soal 3. 3. PELAKSANA IBA wilayah Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter 4. PERALATAN/MATERIAL (JIKA ADA) Program software SIPENA
5. TAHAPAN DAN TARGET
a. b. c. d. e.
Kegiatan Proses hard disk dan analisis soal Standard setting Pengumuman hasil ujian Update bank soal Umpan balik bagi penulis soal
Target 2 hari setelah pelaksanaan 7 hari setelah pelaksanaan 14 hari setelah pelaksanaan 14 hari setelah pelaksanaan 30 hari setelah pelaksanaan
A 9. PANDUAN BANK SOAL 3 1. TUJUAN Mengumpulkan dan mengelola soal ujian yang telah dilakukan uji coba dan dilakukan item analysis. 2. RUANG LINGKUP a. Soal yang ada di Bank soal 3 adalah soal yang telah diterima setelah pengkajian soal tahap 1. b. Kriteria soal yang ada di Bank soal 3 1. Soal bentuk soft copy, dalam software SIPENA. 2. Telah melalui uji coba ujian (try out). 3. Telah dilakukan item analysis. 4. Indeks kesulitan 0,3-0,7 dan indeks pembeda >0,2. 3. PELAKSANA IBA wilayah Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter 4. PERALATAN/MATERIAL (JIKA ADA) Program software SIPENA
A 10. PANDUAN PENGKAJIAN PANEL AHLI 1. TUJUAN Melakukan pengkajian soal dari bank soal 3 oleh panel ahli. 2. RUANG LINGKUP a. Panel ahli adalah sekumpulan orang yang dipilih oleh Panitia Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter untuk melakukan pengkajian soal, sesuai dengan bidang keahliannya. b. Soal yang akan dikaji adalah soal yang berasal dari Bank soal 3. c. Setelah selesai pengkajian, soal akan kembali dikumpulkan oleh Panitia Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. d. Proses pengkajian akan dilaksanakan secara elektronik menggunakan Teknologi Informasi yang menjamin proses pengkajian berjalan rahasia, adil, cepat dan efisien. e. Soal yang diterima,akan dipergunakan untuk uji kompetensi CBT. f. Kegiatan yang dilakukan selama pengkajian oleh Panel Ahli adalah mengkaji dan memperbaiki soal berdasarkan hasil pengkajian. Hasil akhir soal pasca pengkajian dapat berupa: 1. Soal diterima tanpa perbaikan 2. Soal diterima dengan perbaikan 3. Soal ditolak, berpotensi diterima dengan perbaikan 4. Soal ditolak, tidak berpotensi diterima karena memerlukan perbaikan keseluruhan. 3. PELAKSANA Panitia Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter 4. PERALATAN/MATERIAL Program software SIPENA
BAGIAN III Panduan Pengembangan Soal Uji Kompetensi OSCE
B 1. PANDUAN PENYUSUNAN CETAK BIRU SOAL OSCE TINGKAT NASIONAL 1. TUJUAN Menyusun cetak biru uji kompetensi OSCE mahasiswa Program Profesi Dokter 2. RUANG LINGKUP a. OSCE adalah suatu metode untuk menguji kompetensi klinik secara objektif dan terstruktur dalam bentuk putaran station dengan waktu tertentu. Objektif karena semua mahasiswa diuji dengan ujian yang sama. Terstruktur karena yang diuji keterampilan klinik tertentu dengan menggunakan lembar penilaian tertentu. b. Selama ujian peserta berkeliling melalui beberapa station yang berurutan. Pada masing-masing stasiun ada suatu tugas atau soal yang harus dilakukan/ didemonstrasikan atau pertanyaan yang harus dijawab. Peserta akan diobservasi oleh penguji. Pada beberapa station peserta juga dapat diuji mengenai kemampuan menginterpretasi data atau materi klinik serta menjawab pertanyaan lisan. Setiap stasiun dibuat seperti kondisi klinik yang mendekati kondisi klinik sebenarnya. Dalam OSCE penilaian berdasar pada keputusan yang sifatnya menyeluruh dari berbagai komponen kompetensi. Setiap station mempunyai materi uji yang spesifik. Semua peserta diuji terhadap materi klinik yang sama. Lamanya waktu untuk masing-masing station terbatas. c. Cetak biru OSCE merupakan susunan kasus yang diujikan dan menggambarkan kemampuan yang diuji secara proporsional. Cetak biru menentukan materi ujian yang diuji dengan memperhatikan keterwakilan sistem, lokasi, fokus kompetensi, serta kasus sehingga peserta diuji secara komprehensif.Penulisan blueprint soal di laksanakan di awal pelaksanaan UK OSCE. d. Langkah penulisan cetak biru OSCE dalah sebagai berikut: 1. Menetapkan Materi Ujian yang didasarkan kepada Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) yaitu terdiri dari 12 kategori yang masing-masing akan diujikan pada satu station soal: a. Cardiovascular (CVS) b. Respiratory system c. Neuro-behaviour d. Gastrointestinal system e. Reproductive System f. Musculosceletal system g. Endocrine & Metabolism h. Hematology/Oncology i. Genitourinary System j. Head & Neck k. Special Sensory l. Psychiatry 2. Menetapkan waktu setiap station (12 station soal dan 2 station istirahat). Untuk saat ini disepakati 15 menit. 3. Menetapkan tugas (kompetensi) yang akan dinilai selama uji kompetensi OSCE dan sebarannya dalam setiap station soal. Untuk saat ini disepakati 8 keterampilan yang dinilai: a. Anamnesis (minimal di 4 station soal) b. Pemeriksaan fisik (minimal di 4 station soal) c. Melakukan tes/prosedur klinik atau interpretasi data untuk menunjang diagnosis banding/diagnosis (minimal di 3 station soal) d. Menentukan diagnosis atau diagnosis banding (minimal di 3 station soal) e. Tatalaksana farmakoterapi (minimal di 3 station soal) f. Tatalaksanan non farmakoterapi (minimal di 3 station soal)
4. 5.
h. Perilaku professional (di 12 station soal) Menetapkan format station yaitu jumlah station yang berupa interaksi peserta dengan pasien standar dan yang berupa interakasi peserta dengan mankin. Membuat tabel cetak biru uji kompetensi OSCE yang mencakup gambaran hal-hal tersebut di atas.
3. PELAKSANA Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter 4. PERALATAN/MATERIAL (jika ada) a. Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) tahun 2012 b.
5. TAHAPAN & TARGET Kegiatan a. Menetapkan materi ujian yang didasarkan pada Sta Standar Kompetensi Dokter Indonesia b. Menetapkan komposisi untuk masing-masing tinjauan berdasarkan kewenangan dan peran seorang dokter
1 set komputer
Target 3 bulan sebelum Uji Kompetensi OSCE
B 2. PANDUAN PENULISAN SOAL UJI KOMPETENSI OSCE 1. TUJUAN Melakukan penulisan soal untuk uji kompetensiOSCE mahasiswa program profesi dokter.
2. RUANG LINGKUP a. Penulisan soal uji kompetensi OSCE ditujukan untuk memenuhi cetak biru uji kompetensi OSCE pada setiap periode pelaksanaan uji kompetensi OSCE. b. Untuk memenuhi kebutuhan soal, setiap tahun dilaksanakan 4 periode proses penulisan soal yang dilaksanakan di setiap institusi pendidikan kedokteran yang telah menyelenggarakan uji kompetensi OSCE berdasarkan surat permohonan yang dibuat oleh PNUKMPPD. c. Jenis penyakit atau prosedural dari soal yang akan ditulis di setiap institusi pendidikan kedokteran ditetapkan oleh divisi pelaksana PNUKMPPD yang didasarkan pada kebutuhan bank soal uji kompetensi OSCE. d. Pelaksanaan penulisan soal di masing-masing institusi pendidikan kedokteran dikoordinasi oleh Item Bank Administrator (IBA) OSCE yang telah ditetapkan sebelumnya. e. Penulis soal adalah dosen di setiap institusi pendidikan kedokteran yang telah memenuhi persyaratan dan diundang untuk menulis soal. f. Penulis soal untuk setiap pelaksanaan penulisan adalah orang yang berbeda. g. Syarat penulis soal adalah: • Dokter dengan pendidikan terakhir minimal S2 Kedokteran/kesehatan dan/atau dokter spesialis. • Berpengalaman menjadi instruktur keterampilan klinik di jenjang S1 atau di jenjang profesi minimal 1 tahun. • Pernah menjadi penguji uji kompetensi OSCE di institusinya. • Telah mengikuti pelatihan yang terstandar secara nasional sebagai penulis soal OSCE. h. Keperluan penulis soal selama proses penulisan soal ditanggung oleh institusi. i. Untuk keperluan penulisan soal, penulis soal wajib membawa referensi sesuai dengan permintaan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokteryang akan tertulis dalam undangan penulisan soal. j. Proses penulisan soal difasilitasi oleh seorang atau lebih fasilitator dan dikoordinasi oleh IBA OSCE di institusi tersebut. k. Sebelum menulis soal, para penulis akan mendapatkan penjelasan tentang bagaimana menulis soal uji kompetensi OSCE. l. Proses penulisan soal mengikuti panduan dan template penulisan soal uji kompetensi OSCE yaitu menuliskan: • Materi penilaian, yaitu: -‐ Nama penyakit atau prosedur -‐ Tujuan penilaian -‐ Kompetensi yang akan dinilai -‐ Salah satu ketegori dari 12 kategori yang dinilai • Instruksi untuk peserta ujian yang mencantumkan skenario klinik station serta tugas yang harus dilakukan peserta secara jelas. Skenario klinik menggambarkan kasus yang dihadapi dengan mencantumkan umur pasien, lokasi kejadian, permasalahan yang dihadapi serta tugas yang harus dilakukan secara jelas. • Instruksi untuk penguji yang mencantumkan kembali skenario klinik serta tugas yang harus dilakukan peserta. Selanjutnya tugas untuk penguji dituliskan dengan jelas, termasuk hal-hal yang harus maupun tidak boleh dilakukan penguji. Selain itu terdapat pedoman penilaian untuk station tersebut sehingga membantu penguji memahami tujuan station serta memiliki penilaian yang sama. Jika ada pertanyaan yang perlu diujikan maka dicantumkan beserta jawaban dan
modalitas nilainya. Informasi tambahan terkait hasil pemeriksaan fisik pasien dicantumkan beserta kapan informasi tersebut diberikan kepada peserta. • Instruksi untuk Pasien Standar (PS) yang mencantumkan instruksi untuk pasien standar termasuk bagaimana dia berperan sesuai skenario klinik yang diharapkan pembuat soal. Hal-hal yang perlu dicantumkan diantaranya: i. Identitas pasien sesuai kasus (jika tidak spesifik, lebih baik dibuat sesuai dengan identitas pasien) ii. Riwayat penyakit sekarang (keluhan utama, perjalanan penyakit, hal yang menambah atau mengurangi keluhan, riwayat pengobatan) iii. Riwayat penyakit dahulu iv. Riwayat penyakit keluarga (jika berhubungan dengan kasus) v. Riwayat kebiasaan sosial (jika berhubungan dengan kasus) vi. Harapan terhadap penyakit (jika berhubungan dengan kasus) vii. Peran yang harus dilakukan, termasuk bagaimana posisi saat masuk/duduk, raut muka/ekspresi serta peran yang harus dilakukan dengan cukup lengkap sehingga tidak membingungkan peserta. • Tata letak di dalam station, yang dapat memilih salah satu dari 3 model tata letak yaitu; model 1 sebagai ruang klinik umum; model 2 sebagai ruang unit gawat darurat sederhana, dan model 3 sebagai ruang tindakan dengan kebutuhan troli steril/tindakan bedah. Contoh ketiga model dapat dilihat pada lampiran 2. • Jumlah laboran yang diperlukan jika ada • Nama dan jenis manikin yang diperlukan jika ada. Jenis dan nama manikin dapat dilihat di lampiran 3. • Peralatan yang dibutuhkan dengan mencantumkan semua peralatan yang dibutuhkan dengan mencantumkan nama dan jumlah peralatan serta bahan habis pakai yang dibutuhkan untuk semua peserta ujian. Contoh set peralatan dan bahan habis pakai dapat dilihat pada lampiran 4. • Nama penulis soal. • Referensi yang digunakan. • Instrumen penilaian yang mencantumkan penilaian menurut komponen (rubrik) dan global rating. Penilaian menurut komponen (rubrik) merupakan penilaian terhadap masing-masing kompetensi sesuai yang direncanakan dengan menggunakan skala penilaian 0 – 3. Penulis soal harus menulis deskripsi untuk masing-masing nilai, sebagai dasar seorang peserta akan mendapatkan nilai 0, 1, 2 atau 3. Kompetensi tersebut adalah: 1) Kemampuan anamnesis: Kemampuan kandidat melakukan anamnesis yang lengkap dan terarah sesuai kasus (menanyakan keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat pengobatan sebelumnya, riwayat penyakit dahulu, riwayat keluarga, faktor-faktor sosial, ekonomi dan budaya yang berhubungan). 2) Kemampuan pemeriksaan fisik: Kemampuan kandidat melakukan pemeriksaan fisik sesuai sesuai masalah klinik pasien dengan menerapkan prinsip yang tepat dan menggunakan teknik pemeriksaan yang benar dan sistematik/runut. 3) Melakukan tes/prosedur klinik atau interpretasi data untuk menunjang diagnosis banding atau diagnosis: Kemampuan kandidat untuk melakukan suatu tes/prosedur klinik yang lengkap dan menyampaikan prosedur atau hasilnya atau menginterpretasi hasil pemeriksaan penunjang dengan lengkap dan menjelaskan kepada pasien dengan tepat. 4) Penegakan diagnosis/diagnosis banding: Kemampuan kandidat mengambil menetapkan diagnosis dan diagnosis banding yang lengkap, sesuai dengan masalah klinik pasien 5) Tatalaksana farmakoterapi: Kemampuan kandidat memilih obat yang rasional 6) Tatalaksana non-farmakoterapi (tindakan): Kemampuan kandidat melakukan tindakan yang sesuai dengan masalah klinik pasien dan lengkap dan menyampaikan alasan dan prosedur pelaksanaan tindakan.
7)
8)
Komunikasi dan atau edukasi pasien: Kemampuan kandidat menunjukkan kemampuan berkomunikasi dengan baik (mengucap salam, menanyakan identitas pasien dan di bawah ini secara lengkap menggunakan bahasa yang bisa dimengerti, menanggapi setiap pertanyaan/pernyataan pasien baik verbal maupun non verbal, memberikan kesempatan bertanya kepada pasien, dan membina hubungan baik dengan pasien)dan atau memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah pasien dan dengan cara yang tepat. Perilaku Profesional: Kemampuan kandidat menunjukkan semua aspek profesionalisme dengan baik diantaranya (meminta informed consent, melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan pasien, memperhatikan kenyamanan pasien, melakukan tindakan sesuai prioritas dan menunjukan rasa hormat kepada pasien) Penilaian global rating merupakan impresi penguji setelah melihat kemampuan kandidat secara keseluruhan apakah kandidat mampu menjadi dokter dengan kemampuan yang ada. Terdiri dari tidak lulus, borderline, lulus serta superior. Nilai borderline akan menjadi dasar dalam penentuan nilai batas lulus station.
m. IBA mengirimkan soal yang telah ditulis dan dikumpul melalui surat elektronik ke Divisi Pelaksana (Koordinator UK OSCE) PNUK MPPD. n. Soal yang terkumpul akan menjadi milik Panitia Nasional untuk ditelaah lebih lanjut.
3. PELAKSANA Item Bank Administrator (IBA) OSCE di seluruh institusi pendidikan kedokteran yang telah menyelenggarakan uji kompetensi OSCE Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter 4. TAHAPAN DAN TARGET
a.
b.
Kegiatan Penulisan soal uji kompetensi OSCE di seluruh institusi pendidikan dokter yang telah menyelenggarakan UK OSCE sesuai template soal yang telah ditetapkan Pengumpulan soal di Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter
5. PERALATAN/MATERIAL (jika ada)
a. Standar Kompetensi Dokter Indonesia tahun 2012 b. Referensi terkait di masing-masing station. 5. LAMPIRAN Template OSCE station (Bab Lampiran)
Target 4 periode dalam setahun
B 3. PANDUAN TELAAH SOAL UJI KOMPETENSI OSCE
1. TUJUAN Mengkaji soal uji kompetensi OSCE yang sudah dibuat oleh penulis soal. 2. RUANG LINGKUP a. Telaah soal meliputi telaah teknis dan telaah materi. b. Telaah teknis akan dilakukan pertama kali oleh sub divisi persiapan uji kompetensi OSCE pada soal baru yang dibuat di tingkat wilayah AIPKI sebelum dilakukan telaah materi. Telaah teknis dilakukan terkait kejelasan, kelengkapan dan kegayutan: • Template dan Rubrik • Instruksi Peserta • Skenario PS • Manekin, Alat dan bahan c. Berikut adalah daftar tilik hal-hal yang harus ditelaah dari template soal UK OSCE sebelum dicetak: a. Penomoran halaman sudah urut b. Nomor station sesuai blueprint c. Judul station sesuai blueprint dan diagnosis/jenis keterampilan d. Tingkat kemampuan sesuai SKDI: • Penyakit (3A/3B/4A) atau Keterampilan (3/4A) • Penjelasan sudah sesuai dengan tingkat tersebut e. Cetak tebal kompetensi sudah sesuai dengan: f. Tugas pada instruksi peserta g. Tugas pada instruksi penguji h. Komponen penilaian pada rubrik i. Instruksi Peserta • Perintah telah sesuai terminologi yang disepakati • Hasil pemeriksaan apakah diminta/diberikan langsung • Tugas terkait farmakoterapi harus menulis resep dan diserahkan j. Kesamaan informasi instruksi peserta dan instruksi Pasien Standar • Usia • Jenis kelamin • Keluhan utama (termasuk sisi/regio yang sakit) • Lokasi/tempat periksa k. Instruksi Penguji • Seluruh tugas penguji telah dijabarkan sesuai tugas peserta • Foto/hasil pemeriksaan tersedia • Bila ada foto radiologi, iluminator harus tersedia • Dosis obat sesuai sediaan l. Instruksi Pasien Standar • Keluhan utama dan riwayat penyakit sesuai • Konsistensi sisi/regio yang dikeluhkan • Kesesuaian foto molase dengan regio/keluhan • Kesesuaian jenis kelamin/usia pengantar m. Rubrik Penilaian • Penomoran kompetensi yang dinilai
• • •
Seluruh kolom telah terisi (tidak ada yang kosong) Kolom bobot telah terisi seluruhnya Bobot harus sesuai dengan soal di hari berbeda
d.
Telaah materi dilakukan oleh reviewer yang terdiri dari dokter spesialis dan dokter praktek umum (layanan primer) yang ditetapkan oleh Panitia Nasional dengan kriteria: a. Dokter dengan pendidikan terakhir minimal S2 kedokteran/kesehatan dan/atau dokter spesialis. b. Berpengalaman menjadi instruktur keterampilan klinik di jenjang S1 atau di jenjang profesi minimal 1 tahun. c. Pernah menjadi penguji OSCE di institusinya minimal pada 3 kali pelaksanaan. d. Telah mengikuti pelatihan yang terstandar nasional sebagai sebagai penguji OSCE
e.
Telaah materi dilakukan terkait kesesuaian dengan SKDI dan perkembangan ilmu kedokteran terkini atau Evidence Based Medicine (EBM). Nama dokter spesialis dan dokter umum yang melakukan telaah materi akan ditulis sebagai pentelaah (reviewer) di kolom penulis soal di setiap soal yang telah selesai ditelaah.
3. PELAKSANA Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter
4. TAHAPAN DAN TARGET a.
b. c.
Kegiatan Telaah teknis dan materi oleh divisi ujian Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. Pemberian kode soal Penyimpanan di bank soal (soal baru)
Target
B4. PANDUAN PENULISAN KODE SOAL UJI KOMPETENSI OSCE 1. TUJUAN Melakukan penulisan kode soal uji kompetensi OSCE. 2. RUANG LINGKUP a. Soal yang telah dibuat dan ditelaah baik teknis maupun materi, akan diberi kode soal. Misalnya = 01 – 45 – 2457 – 2131, yang menunjukkan: • Kode nama kategori dari 12 kategori yang akan diujikan pada 12 station soal. Misalnya: 01= Cardiovascular. • Kode nama kasus baik berupa penyakit atau prosedur. Misalnya: 45 = resusitasi jantung paru. • Kode kompetensi yang menunjukkan jenis kompetensi yang dinilai. Misalnya: 2457 = 2=pemeriksaan fisik, 4=menentukan diagnosis, 5=penatalaksanaan non farmakoterapi, dan 7=Perilaku profesional. • Kode bobot yang menunjukkan bobot pada masing-masing kompetensi yang dinilai. Misalnya 2131 = bobot pada keempat keterampilan yang dinilai masing-masing adalah 2, 1, 3 dan 1. b. Soal yang telah digunakan dalam uji kompetensi OSCE akan mendapatkan no Kode Penggunaan, yang berisi kode tahun, periode uji kompetensi OSCE dalam tahun tersebut dan frekuensi penggunaan. Misalnya, contoh soal diatas telah digunakan pada Tahun 2013, periode uji kompetensi OSCE ke 2, digunakan pertama kali, maka no Kode Soal menjadi sebagai berikukt : 01 – 45 – 2457 – 2131 – 1302001 c. Penjelasan tentang kode soal ditulis dalam daftar kode soal UK OSCE. 3. PELAKSANA Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter 4. PERALATAN/MATERIAL Software untuk koding soal. 5. TAHAPAN DAN TARGET
a.
b. c. 6.
Kegiatan Telaah teknis dan materi oleh divisi ujian Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. Pemberian kode soal Penyimpanan di bank soal (soal baru)
Target
LAMPIRAN TERKAIT
Penjelasan tentang kode soal uji kompetensi OSCE (Bab Lampiran)
B 5. PANDUAN PENGELOLAAN BANK SOAL UJI KOMPETENSI OSCE 1. TUJUAN Mengumpulkan dan mengelola soal ujian yang diterima setelah pengkajian soal tahap 1. 2. RUANG LINGKUP a. Soal baru yang telah memiliki kode soal akan disimpan sebagai bank soal uji kompetensi OSCE dalam folder Soal Baru. Soal akan dikelompokan berdasarkan kategori. Untuk setiap kategori, soal akan disusun berdasarkan kode kompetensi dan kode bobot. b. Untuk setiap soal yang telah digunakan, baik dengan koreksi atau tidak, akan disimpan dalam folder Soal Terpakai dan akan dikelompokkan berdasarkan periode pelaksanaan uji kompetensi OSCE. 3. PELAKSANA Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter 4. PERALATAN/MATERIAL (JIKA ADA) Program software terkait 5. TAHAPAN DAN TARGET Kegiatan Target a. Penyimpanan soal baru yang telah memiliki kode soal ke folder Soal Baru berdasarkan kategori. Untuk setiap kategori soal disusun berdasarkan kode kompetensi dan kode bobot. b. Penyimpanan soal yang telah digunakan (baik dengan koreksi atau tidak) dalam folder Soal Terpakai dan dikelompokkan berdasarkan periode pelaksanaan uji kompetensi OSCE.
B 6. PANDUAN PEMILIHAN SOAL UJI KOMPETENSI OSCE 1. TUJUAN Melakukan pemilihan soal uji kompetensi OSCE untuk satu periode ujian tertentu. 2. RUANG LINGKUP a. Pemetaan soal ujian dilaksanakan sesuai cetak biru ujian di setiap awal tahun untuk 4x periode ujian. b. Berdasarkan pemetaan tersebut dilakukan pemilihan soal uji kompetensi OSCE sesuai ketersediaan di bank soal. c. Berdasarkan seluruh soal station yang akan digunakan, dibuat panduan setting kebutuhan station untuk diberikan ke KOC pada saat briefing KOC. 3. PELAKSANA Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter 4. PERALATAN/MATERIAL Program softwareterkait 5. TAHAPAN DAN TARGET Kegiatan a. Pemetaan soal untuk 4x periode ujian berdasarkan cetak biru. b.
c.
Pemilihan soal uji kompetensi OSCE berdasarkan cetak biru dan pemetaan pada poin a. Penyusunan panduan setting station uji kompetensi OSCE.
Target Awal tahun
Mulai H – 3 minggu dan paling lambat sampai H-15 hari. Paling lambat sampai H-15 hari.
BAGIAN IV PANDUAN KENDALI MUTU TAHAP 1
C1. KENDALI MUTU 1 UJI KOMPETENSI CBT 1. TUJUAN Melakukan kendali mutu tahap 1 untuk soal dan persiapan pelaksanaan uji kompetensi CBT pada satu periode ujian tertentu. 2. RUANG LINGKUP a. Landasan kendali mutu telah diuraikan dalam Bab I.VI tentang Penjaminan Mutu. b. Pelaksana kendali mutu adalah Panel Ahli dan Tim Penjamin Mutu dari organisasi profesi. c. Kendali mutu tahap 1 dilaksanakan di Konsil Kedokteran Indonesia. d. Pertemuan untuk keperluan kendali mutu tahap 1 diatur oleh Dikti dan KKI. e. Ketua PNUKMPPD mempresentasikan singkat tentang persiapan uji kompetensi berkaitan dengan waktu pelaksanaan, biaya peserta ujian, jumlah peserta, jumlah FK, komposisi soal yang sesuai dengan SKDI 2012 (dibuat koding, ditandatangani KDI/KDPI kemudian disegel). f. Kendali mutu tentang komposisi soal memerhatikan proporsi soal dengan level kompetensi 1-2 (25%) dan soal dengan level kompetensi 3 – 4 (75%) sesuai SKDI 2012. g. KDI/KDPI membuat daftar tilik kesiapan pelaksanaan ujian, memberi masukan/rekomendasi sebagai wujud koordinasi. h. KDI/KDPI membuat notulensi hasil kendali mutu untuk bahan monev. 3. PELAKSANA Organisasi profesi (KDI/KDPI) Divisi Penjaminan Mutu Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter 4. PERALATAN/MATERIAL Program software terkait Daftar tilik kesiapan pelaksanaan ujian (lampiran) 5. TAHAPAN DAN TARGET Kendali mutu tahap 1 dilaksanakan 2 minggu sebelum pelaksanaan ujian, dengan tahapan sebagai berikut: 1. Item Bank Administrator (IBA) CBT akan melakukan ‘retrieve’ terhadap Bank Soal III sesuai dengan cetak biru soal sejumlah paket soal yang dibutuhkan. Ada 2 orang yang diberi tugas sebagai Item Bank Administrator dari PNUKMPPD. Syarat untuk menjadi Item Bank Administrator sesuai dengan Panduan. 2. Item Bank Administrator CBT akan melakukan pengecekan terhadap komposisi soal berdasarkan cetak biru soal menggunakan Instrumen Kendali Mutu I. Kemudian paket soal akan DISEGEL dan diserahkan ke Ketua Divisi Pelaksana. 3. Ketua Divisi Pelaksana membuat Berita Acara Penetapan dan menyerahkan Paket Soal yang disegel, Berita Acara Penetapan dan Instrumen Kendali Mutu I yang telah diisi kepada Tim Panel Ahli dan Tim Penjamin Mutu untuk disimpan di Brankas Besi yang ditempatkan di Kantor KKI. Semua yang terlibat di dalam Kendali Mutu I dan II harus menandatangani Pakta Integritas. 4. Ketua PNUKMPPD mempresentasikan persiapan UKMPPD berkaitan dengan waktu pelaksanaan, biaya peserta ujian, jumlah peserta, jumlah FK, NBL, serta komposisi soal yang sesuai dengan SKDI 2012 di depan Tim Panel Ahli dan Tim Penjamin Mutu. 5. KDI/KDPI membuat daftar tilik dan mengisi daftar tilik berdasarkan bahan presentasi Ketua PNUKMPPD. KDI/KDPI menyusun notulen hasil kendali mutu dan diserahkan kepada Panitia Pengarah.
C2. KENDALI MUTU 1 UJI KOMPETENSI OSCE
1. TUJUAN Melakukan kendali mutu tahap 1 untuk soal dan persiapan pelaksanaan uji kompetensi OSCE pada satu periode ujian tertentu. 2. RUANG LINGKUP a. Landasan kendali mutu telah diuraikan dalam Bab I.VI tentang Penjaminan Mutu. b. Pelaksana kendali mutu adalah panel ahli dan Tim Penjamin Mutu dari organisasi profesi. c. Kendali mutu tahap 1 dilaksanakan di Konsil Kedokteran Indonesia. d. Pertemuan untuk keperluan kendali mutu tahap 1 diatur oleh Dikti dan KKI. e. Ketua PNUKMPPD mempresentasikan singkat tentang persiapan uji kompetensi OSCE berkaitan dengan waktu pelaksanaan, biaya peserta ujian, jumlah peserta, jumlah FK yang mengirimkan peserta, OSCE center yang terlibat (FK akreditasi A, B, dan C). • Kesiapan pelaksanaan OSCE di FK dengan akreditasi A dan B: 1)Kesiapan penyelenggaraan oleh institusi pelaksana (OSCE center terkait), 2) Kesiapan soal dari PNUKMPPD, 3)Penugasan penyelia pusat, 4) Ada tidaknya permintaan penguji eksternal dari FK terkait. • Kesiapan pelaksanaan OSCE di FK dengan akreditasi C: 1)Kesiapan penyelenggaraan oleh institusi pelaksana (OSCE center terkait), 2) Kesiapan soal dari PNUKMPPD, 3) Penugasan penyelia pusat dan penguji eksternal f. KDI/KDPI membuat daftar tilik kesiapan pelaksanaan ujian, memberi masukan/rekomendasi sebagai wujud koordinasi. g. KDI/KDPI membuat notulensi hasil kendali mutu untuk bahan monev. 3. PELAKSANA Organisasi profesi (KDI/KDPI) Divisi Penjaminan Mutu Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter 4. PERALATAN/MATERIAL Program software terkait Daftar tilik kesiapan pelaksanaan ujian (lampiran)
BAGIAN V PANDUAN MANAJEMEN PELAKSANAAN UJIAN CBT
D 1. PANDUAN PEMBUKAAN PENDAFTARAN 1. TUJUAN Membuka pendaftaran bagi calon peserta uji kompetensi yang memenuhi persyaratan melalui pendaftaran online. 2. RUANG LINGKUP
a. Calon peserta ujian adalah : i. WNI yang menjadi mahasiswa program profesi dokter dan telah menyelesaikan kepaniteraan klinik di institusi pendidikan dokter di Indonesia dan terdaftar pada Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PD-Dikti). ii. WNA yang menjadi mahasiswa kedokteran dan telah menjalani yudisium di institusi pendidikan dokter di Indonesia dan terdaftar pada Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDDikti). WNA wajib mengikuti uji kompetensi dan akan mendapatkan sertifikat profesi. 1 Proses selanjutnya mengikuti aturan Konsil Kedokteran Indonesia. b. Pendaftaran peserta uji kompetensi dilakukan secara kolektif ke Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter oleh institusi pendidikan dokter terkait. c. Dekan/Ketua Program Studi menerbitkan surat keterangan bahwa calon peserta terkait adalah mahasiswa institusi pendidikan dokter dan telah menyelesaikan pendidikan profesi. d. Registrasi peserta dilaksanakan secara online melalui laman website resmi Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter oleh operator registrasi dari institusi yang mendapatkan Surat Tugas dari Dekan/Ketua Program Studi yang bersangkutan. e. Operator registrasi mengirimkan file excel ke alamat email Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter berisi keterangan tentang nomor induk mahasiswa, nama, jenis kelamin, tempat lahir, tanggal lahir, tahun masuk, nomor handphone, alamat email, ujian yang akan diikuti (CBT dan/atau OSCE), status first taker/retaker, fotokopi KTP/SIM/Paspor dan asal institusi. f. Dokumen pendukung registrasi calon peserta ujian dikirimkan melalui pos ke alamat sekretariat Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. Dokumen pendukung tersebut terdiri dari: • Fotokopi ijazah SKed • Surat Keterangan Dekan/Ketua Program Studi bahwa mahasiswa yang didaftarkan untuk mengikuti uji kompetensi telah menyelesaikan kepaniteraan klinik program profesi dokter. • Pas foto berukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 lembar yang telah diberi identitas di bagian belakang foto. • Hasil cetakan file email tentang data peserta yang telah dikirimkan sebelumnya. g. Institusi pendidikan peserta akan melakukan transfer biaya ujian sejumlah mahasiswa institusi tersebut yang akan melaksanakan uji kompetensi CBT. 3. PELAKSANA a. Institusi Pendidikan Dokter terkait b. Divisi Manajemen Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter c. DIKTI 4.
PERALATAN/MATERIAL a. Surat Keterangan dari Dekan/Ketua Program Studi tentang calon peserta uji kompetensi. b. Daftar Pangkalan Data Perguruan Tinggi dari Dikti. c. Sistem Informasi Pendaftaran.
5.
TAHAPAN DAN TARGET Kegiatan a. Jadwal pendaftaran calon peserta uji kompetensi dibuka selama 10 – 15 hari. b.
c.
4.
Target H - 40 sebelum jadwal pelaksanaan uji kompetensi.
Institusi pendidikan dokter mendaftarkan calon peserta uji kompetensi yang memenuhi persyaratan dengan mengunggah daftar nama yang telah disahkan Dekan ke alamat email PNUKMPPD dan mengirimkan dokumen pendukung ke alamat sekretariat PNUKMPPD. Institusi pendidikan dokter menyelesaikan pembayaran via bank dan mendapatkan nomor pin yang dapat digunakan untuk mencetak formulir pendaftaran.
10 – 15 hari sejak dibuka pendaftaran
Satu hari setelah pembayaran, secara otomatis formulir pendaftaran calon peserta dapat dicetak.
LAMPIRAN Tabel Daftar Peserta Uji Kompetensi
DAFTAR PESERTA UJI KOMPETENSI MAHASISWA PROGRAM PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN…… No
NIM
Nama
Jenis Kelamin
Tempat Lahir
Tanggal Lahir
HP
Email
Ujian yang akan diikuti
CBT
Status retaker
Fotokopi KTP/SIM/Paspor
OSCE
Dekan/Kaprodi Ttd NIP
Asal institusi
D 2. PANDUAN VERIFIKASI DATA PESERTA 1. TUJUAN Melakukan verifikasi data peserta uji kompetensi CBT. 2. RUANG LINGKUP
a. Sistem registrasi online uji kompetensi akan melakukan verifikasi calon peserta UKMPPD dengan data di pangkalan data pendidikan tinggi (PDDIKTI) dan kesesuaian data lain sesuai ketentuan registrasi dan pembayaran biaya ujian. b. Berdasarkan hasil proses verifikasi, dilakukan penyusunan daftar peserta uji kompetensi CBT. 4. PELAKSANA a. Divisi Manajemen Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. 5.
PERALATAN/MATERIAL a. Daftar nama calon peserta uji kompetensiyang ditandatangani dan disahkan oleh Dekan Fakultas Kedokteran yang bersangkutan. b. Dokumen kelengkapan pendaftaran. c. Penyelesaian biaya pendaftaran yang ditunjukkan dengan bukti transfer ke rekening yang ditetapkan(tidak menjadi prasyarat finalisasi daftar nama peserta, tetapi wajib diselesaikan oleh institusi pendidikan dokter dalam kurun waktu yang ditentukan). d. Daftar Pangkalan Data Perguruan Tinggi dari Dikti. e. Sistem Informasi Pendaftaran.
6.
TAHAPAN DAN TARGET Kegiatan a. Verifikasi data calon peserta ujian
b.
Finalisasi daftar peserta ujian.
Target Selambatnya sampai H-30 sebelum ujian Selambatnya sampai H-30 sebelum ujian
D 3. PANDUAN PENETAPAN CENTER UJIAN D 3.1 PROSEDUR PENGALOKASIAN PESERTA KE CENTER UJIAN OLEH PNUKMPPD 1. TUJUAN a. Menetapkan center pelaksanaan uji kompetensi dengan CBT sesuai kriteria yang telah ditetapkan. b. Mengalokasikan peserta ujian ke center ujian yang memenuhi kriteria. 2. RUANG LINGKUP a. Uji kompetensi dengan CBT dilaksanakan di sentra-sentra ujian. Sentra pelaksanaan dapat diganti sesuai kesepakatan asosiasi pendidikan wilayah dan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. b. CBT Center adalah sentra ujian dalam bentuk laboratorium komputer yang merupakan inventarisasi/kepemilikan dari institusi pendidikan dokter yang memiliki izin penyelenggaraan profesi dokter dan terdaftar dalam keanggotaan AIPKI serta memenuhi persyaratan sebagai lokasi ujian. c. Syarat center ujian adalah sebagai berikut: • Memiliki fasilitas komputer (workstation) minimal 50 unit dan cadangannya yang terhubung dengan jaringan LAN/WAN. • Dapat dicapai dengan mudah oleh peserta ujian dengan mempertimbangkan jarak dan waktu tempuh peserta mencapai lokasi ujian serta ketersediaan sarana dan prasarana untuk mencapainya. • Memiliki sarana listrik yang memadai dan dapat memfasilitasi workstation untuk bekerja secara optimal untuk penyelenggaraan computer based testing. • Memiliki dan berkomitmen menyiapkan fasilitas pembangkit listrik alternatif, berupa UPS dan Genset beserta bahan bakar dan penunjang lainnya, yang dapat memfasilitasi worskstation dalam keadaan tidak tersedianya fasilitas listrik reguler. • Institusi yang ditunjuk bersedia menjadi lokasi ujian dengan dibuktikan surat kesediaan dari pimpinan institusi tersebut, berkomitmen penuh untuk melaksanakan ujian secara optimal sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. • CBT Center sudah diujicobakan untuk pelaksanaan tryout sebelum digunakan pada hari ujian. d. Center ujian menyediakan ruang ujian dan ruang karantina yang memenuhi syarat. e. Syarat ruang ujian adalah sebagai berikut: • Ruang ujian harus cukup luas sesuai jumlah peserta ujian, dan pengawas dapat mengawasi jalannya ujian tanpa ada halangan penglihatan. • Kapasitas ruang ujian sekurang-kurangnya mampu menampung 50 peserta ujian. • Ruang ujian dapat dicapai dengan mudah oleh peserta ujian dengan mempertimbangkan jarak dan waktu tempuh peserta mencapai ruang ujian serta ketersediaan prasarana yang ada seperti koridor, jalan setapak, tangga, lift dan lain-lain. • Ruang yang akan digunakan untuk ujian harus bisa dipersiapkan paling lambat 10 (sepuluh) hari sebelum hari ujian. • Tidak ada pekerjaan konstruksi yang dilakukan di sekitar ruang ujian pada hari ujian. • Tidak ada kegiatan yang dilakukan di sekitar ruang ujian pada hari ujian yang dapat menimbulkan keributan serta mengganggu konstrasi peserta ujian. • Jika dibutuhkan disediakan satu ruangan khusus untuk peserta dengan hendaya. • Ruang ujian memiliki pencahayaan yang cukup terang dan tenang. • Ruang ujian dilengkapi dengan sarana pendingin ruangan dan ventilasi yang dapat diatur pada saat ujian.
Ruang ujian dilengkapi/difasilitasi oleh pembangkit listrik alternatif selain persediaan listrik reguler, khususnya UPS pada komputer server. • Tempat duduk harus cukup nyaman dan memiliki meja yang cukup lebar untuk peserta menjawab soal ujian. Terdapat pembatas antara workstation peserta ujian dengan peserta ujian lainnya. • Tempat duduk peserta ujian disusun dalam jarak minimal 1 meter baik ke depan, ke belakang dan ke samping dari tempat duduk peserta lainnya, dengan demikian tidak memungkinkan peserta untuk saling berkomunikasi. • Ruang ujian dilengkapi dengan sarana audio untuk membacakan pengumuman kepada peserta ujian. • Terdapat penunjuk waktu yang bisa dilihat oleh semua peserta. • Terdapat penunjuk arah menuju ruang ujian yang informatif dan dapat dipahami oleh peserta ujian. • Terdapat kamar kecil atau toilet di dekat ruang ujian yang terpisah antara laki-laki dan perempuan. • Terdapat ruangan yang cukup aman atau lemari untuk penyimpanan barang pribadi peserta. • Lingkungan lokasi ujian dan ruang ujian adalah area bebas rokok. Syarat ruang karantina adalah sebagai berikut: • Ruang karantina harus cukup luas, sesuai dengan jumlah peserta ujian dan pengawas dapat mengamatiseluruh peseta ujian yang dikarantina tanpa ada halangan penglihatan. • Ruang karantina dapat dicapai dengan mudah dan baik oleh peserta ujian dengan mempertimbangkan jarak dan waktu tempuh peserta mencapai ruang ujian serta ketersediaan prasarana yang ada seperti koridor, jalan setapak, tangga, lift dan lain-lain. • Ruang yang akan digunakan untuk ujian harus bisa dipersiapkan paling lambat satu hari sebelum hari ujian. • Tidak ada pekerjaan konstruksi yang dilakukan di sekitar ruang karantina pada hari ujian. • Tidak ada kegiatan yang dilakukan di sekitar ruang karantina pada hari ujian yang dapat menimbulkan keributan serta mengganggu konstrasi peserta ujian. • Tidak ada alat tulis dan media menulis yang memungkinkan peserta mencatat soal. • Ruang karantina memiliki pencahayaan yang cukup terang dan tenang. • Ruang karantina dilengkapi dengan sarana pendingin ruangan dan ventilasi yang dapat diatur. • Ruang karantina dilengkapi dengan sarana beribadah yang baik, dan memungkinkan peserta ujian beribadah dengan khidmat dan tertib. • Ruang karantina dilengkapi dengan tempat sampah yang baik. • Ruang karantina dilengkapi tempat duduk yang baik dan nyaman. • Ruang karantina dilengkapi dengan sarana audio untuk membacakan pengumuman kepada peserta ujian. • Ruang karantina dilengkapi penunjuk waktu yang bisa dilihat oleh semua peserta. • Terdapat penunjuk arah menuju ruang karantina yang informatif dan dapat dipahami oleh peserta ujian. • Terdapat kamar kecil atau toilet di dekat ruang karantina. Toilet tersebut tidak dipergunakan oleh peserta ujian • Terdapat ruangan yang cukup aman atau lemari untuk penyimpanan barang pribadi peserta. • Memungkin agar peserta dapat membawa dan mengkonsumsi makanan dan minuman dalam kemasan tertutup dengan baik dan tertib. • Lingkungan lokasi ujian dan ruang karantina adalah area bebas rokok. •
f.
g. Persyaratan Workstation di center ujian • Workstation adalah perangkat komputer dalam bentuk Personal Computer (PC) yang merupakan inventarisasi institusi pendidikan, terdiri dari Central Processing Unit (CPU), layar monitor,
•
•
•
•
• •
•
menunjang pelaksanaan CBT Center dan telah ditetapkan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. Spesifikasi minimal CPU adalah sebagai berikut: i. Prosesor: Setingkat PentiumTM 4 ii. Harddisk: 30 Giga Byte 5400 RPM iii. Memori (RAM): 512 MB (shared) iv. VGA Display: Mendukung resolusi 1024 x 800 pixel dan monitor true colors (32 bit) v. Ethernet: 10/100Mbps vi. Sistem Operasi dan Aplikasi/Program yang terinstal pada workstation adalah: 1. Sistem Operasi yang mendukung Aplikasi Browser Mozilla FirefoxTM(Microsoft Windows XPTM, Service Pack Terbaru). 2. Mozilla FirefoxTM versi 3.6.8 keatas. Spesifikasi minimal CPU dengan ThinClient adalah sebagai berikut: i. Memori (RAM): 512MB Main Memory of CPU ii. Storage On Board: 1 GB Flash iii. VGA Display: Mendukung resolusi 1024 x 800 pixel dan monitor true colors (32 bit) iv. Ethernet: 10/100Mbps Spesifikasi minimal Server Thin Clientuntuk 15 unit Thin Client adalah sebagai berikut: i. Prosesor: Minimal setingkat Intel Core 2 Duo ii. Memori (RAM): Minimal 8 GB iii. Hard disk: Minimal 120 GB iv. Ethernet: 10/100/1000Mbps Cadangan workstation disediakan dan disiapkan oleh Koordinator CBT dengan jumlah minimal 10% dari total workstation yang digunakan dalam CBT. Spesifikasi cadangan workstation dapat berbentuk notebook, dengan mengikuti spesifikasi minimal yang telah ditetapkan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. Cadangan Server Thin Client disediakan dan disiapkan oleh Koordinator CBT dengan jumlah minimal 50% dari total server yang digunakan dalam CBT. Workstation yang akan digunakan dalam CBT harus terhubung dengan jaringan intranet dengan spesifikasi minimal topologi jaringan adalah sebagai berikut: i. Kabel jaringan: UTP Kategori 5 (Cat5) 10/100 Mpbs ii. Jaringan nirkabel: 54 Mbps dengan kemampuan menangani concurrent connections hingga 100 koneksi iii. Router: Mikrotik level 5 (DHCP dan DNS server diaktifkan) Apabila workstation yang digunakan adalah Laptop/Notebook, beberapa hal yang dipersyaratkan adalah sebagai berikut: i. Apabila di lokasi ujian sudah tidak tersedia lagi PC, namun dipertimbangkan perlu untuk membuka lokasi ujian atas ketetapan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. ii. Apabila di lokasi ujian sudah tidak tersedia lagi PC cadangan, namun dipertimbangkan perlu untuk membuka lokasi ujian atas ketetapan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. iii. Merupakan inventarisasi institusi pendidikan (bukan milik pribadi). iv. Spesifikasi harus memenuhi standar minimal workstation yang telah ditetapkan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. v. Bersedia untuk dilakukan format/instalasi ulang dari Sistem Operasi dan data yang ada di dalam laptop/notebook. vi. Selambat-lambatnya H-2 (2 hari sebelum) ujian laptop/notebook sudah terpasang di ruang ujian.
h. Persyaratan Komputer Server • Komputer Server adalah perangkat komputer khusus yang terhubung secara intranet, melalui LAN atau WAN, dengan workstation di ruang ujian, yang di dalamnya terpasang perangkat penyimpanan yang berisi materi ujian serta memenuhi persyaratan minimal dalam menunjang pelaksanaan CBT dan telah ditetapkan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. • Spesifikasi minimal adalah sebagai berikut: i. Sistem Operasi: Microsoft Windows 7 Profesional, Versi 32 bit, ii. RAM: Minimal 2 GB, iii. Prosesor: Minimal setingkat Intel CoreTM 2 Duo. iv. Terpasang UPS yang optimal • Komputer server dalam memfasilitasi hubungan jaringan workstation dalam LAN, dengan menggunakan Kabel UTP, sebanyak-banyaknya adalah melayani 500 unit workstation per 1 unit komputer server. • Komputer server dalam memfasilitasi hubungan jaringan workstation dalam LAN, dengan menggunakan WiFi (nirkabel), sebanyak-banyaknya adalah melayani 100 unit workstation per 1 unit komputer server. • Jumlah komputer server dalam memfasilitasi jaringan intranet workstation, dapat berjumlah lebih dari satu. Keadaan ini menyesuaikan dengan kapasitas dan topologi jaringan yang dinilai baik serta optimal, oleh Koordinator CBT atas persetujuan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. Apabila keadaan ini berlaku pada lokasi ujian, maka Koordinator CBT memberikan informasi yang dimaksud kepada Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter, selambatnya 10 (sepuluh) hari sebelum ujian dilaksanakan. i.
Persyaratan Pembangkit Listrik Alternatif (UPS/Genset) • Perangkat pembangkit listrik alternatif adalah perangkat keras yang berfungsi dalam memenuhi persediaan listrik, dalam bentuk UPS dan Genset sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. • UPS/Genset mampu memenuhi penyediaan listrik pada sistem penerangan, pendingin dan ventilasi, workstation, server di ruang ujian, serta topologi jaringan selama penyediaan listrik utama terganggu pada proses ujian. • Genset memiliki fasilitas untuk mampu memenuhi kebutuhan listrik secara otomatis (tanpa waktu jeda) begitu pasokan listrik reguler padam. Apabila tidak terdapat fasilitas otomatisasi ini, koordinator CBT menugaskan staf untuk mengaktifkan Genset ketika pasokan listrik reguler padam. • Pasokan listrik utama dan alternatifnya dijamin kesiapannya pada 10 (sepuluh) hari sebelum ujian. • Selambat-lambatnya satu hari (H-1) sebelum ujian berlangsung oleh, penjaminan kesiapan pasokan listrik dilakukan oleh Koordinator CBT, Penyelia Pusat serta Operator TI.
j. Peserta ujian yang telah diverifikasi dialokasikan ke center ujian yang memenuhi syarat. k. Pengalokasikan center ujian mempertimbangkan jumlah peserta dan prinsip efisiensi. Efisiensi dilakukan dengan cara: • menjadwalkan center ujian yang bertugas secara bergilir. • mengupayakan ujian dapat dilaksanakan dalam 1 hari (Sabtu), dan maksimal 2 sesi/hari. • Bila ujian harus dilaksanakan dalam 2 hari (Sabtu dan Minggu), ujian dapat dilaksanakan di satu center.
3. PELAKSANA Divisi Manajemen Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. Koordinator CBT 4.
PERALATAN/MATERIAL
a. b. c. d.
Daftar tilik kelengkapan center ujian sesuai syarat Daftar tilik kelengkapan ruang ujian dan ruang karantina di center ujian, sesuai syarat ruang Daftar lokasi ujian dan kode yang telah disepakati. Daftar peserta ujian yang telah diverifikasi.
5. TAHAPAN DAN TARGET Kegiatan a. Koordinator CBT Menyampaikan informasi (laporan) kesiapan penyelenggaraan ujian, meliputi kesiapan ruang ujian, ruang karantina, jumlah komputer workstation (beserta cadangan), server dan topologi jaringan serta sumber daya manusia, kepada Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter b.
Koordinator CBT menyampaikan laporan hasil konfirmasi kesiapan ujian terhadap distribusi peserta ujian di lokasi ujian yang dimaksud kepada Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sebelum pelaksanaan ujian (H-10 Ujian).
Target Selambatnya 7 hari sebelum hari pendaftaran ujian (H-7 pendaftaran)
Selambatnya 10 hari sebelum hari pelaksanaan ujian (H-10 ujian)
6. LAMPIRAN
Nomor 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15
Tabel. Daftar Kode Lokasi Ujian Kota Universitas Universitas Syiah Kuala Aceh Universitas Abulyatama Universitas Sumatera Utara Universitas Islam Sumatera Utara Medan Universitas Methodis Indonesia Universitas Prima Indonesia Universitas Andalas Padang Universitas Baiturrahmah Pekanbaru Universitas Riau Palembang Universitas Sriwijaya Universitas Malahayati Bandar Lampung Universitas Lampung Universitas Trisakti Universitas Kristen Krida Wacana Universitas Pelita Harapan
Nomor 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Kota Jakarta
Bandung Yogyakarta Solo Semarang Banjarmasin Samarinda Surabaya Malang Jember Denpasar Mataram Makasar Manado Jayapura
Universitas Universitas Tarumanegara Universitas Indonesia Univesitas Yarsi Universitas Kristen Indonesia Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Universitas Padjadjaran Universitas Kristen Maranatha Universitas Jenderal Ahmad Yani Universitas Gadjah Mada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Universitas Negeri Sebelas Maret Universitas Diponegoro Universitas Islam Sultan Agung Universitas Lambung Mangkurat Universitas Mulawarman Universitas Airlangga Universitas Hang Tuah Universitas Wijaya Kusuma Universitas Brawijaya Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Jember Universitas Udayana Universitas Mataram Universitas Hasanuddin Universitas Muslim Indonesia Universitas Sam Ratulangi Universitas Cendrawasih
D. 3.2.1 PANDUANPENENTUAN PENYELIA PUSAT DAN OPERATOR TI PUSAT OLEH PNUKMPPD 1. TUJUAN Menentukan penyelia pusat dan operator TI pusat yang bertugas dalam uji kompetensi dengan CBT. 2. RUANG LINGKUP a. Penyelia Pusat (PP) adalah staf pendidik yang termasuk ke dalam kepengurusan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter, AIPKI atau organisasi profesi yang mendapat surat tugas dari Ketua Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. Penyelia Pusat harus memiliki pengetahuan dan pemahaman dalam bidang assessment (Evaluasi Hasil Belajar) dan keterampilan dalam komputer dan jaringan intra-internet, serta pernah menjadi Penyelia Pusat atau telah mengikuti standarisasi/pelatihan yang dilaksanakan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. b. Operator TI Pusat adalah staf kependidikan yang membantu Penyelia Pusat ketika bertugas di lokasi ujian dan memahami aspek instalasi/pemasangan software (aplikasi) CBT, persyaratan minimal workstation dan jaringan intra-internet serta trouble shooting-nya dalam menunjang pelaksanaan CBT, yang mendapat surat tugas dari Ketua Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. Operator TI Pusat hanya bertugas pada lokasi CBT center yang baru atau ditugaskan khusus oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. c. Deskripsi Kerja Penyelia Pusat • Bertindak sebagai perpanjangan tangan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter selama ujian. • Meyakinkan bahwa workstation di ruang ujian dapat berfungsi dengan baik dalam menunjang penyelenggaraan ujian. • Meyakinkan bahwa workstation di ruang ujian dan komputer server TIDAK TERHUBUNG KE INTERNET. • Menyerahkan Materi Ujian kepada Koordinator CBT serta bertanggung jawab untuk menjaga keamanan Materi tersebut sampai kembali lagi ke Divisi Pelaksanaan Ujian Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. • Bertanggung jawab penuh terhadap keamanan materi soal, ketika melakukan upload data soal ujian pada 1 jam sebelum ujian dan memastikan tidak ada soal yang tertinggal di workstation dan server setelah ujian selesai. • Membawa kartu peserta ujian dan mengawasi penandatanganan kartu tersebut oleh peserta, dengan dibantu oleh pengawas lokal. • Membawa amplop tertutup dan tersegel yang berisi: i. Informasi Login Peserta (jumlah amplop sesuai jumlah peserta di lokasi ujian): 1) Berisi Nama Peserta, Username berupa Nomor Ujian (sesuai yang tercantum pada kartu ujian) dan Password/Kata Sandi 2) Berfungsi Untuk Peserta Memulai Mengerjakan Ujian ii. Informasi Login Penyelia Pusat (1 amplop untuk 1 Penyelia Pusat ): 1) Berisi Username dan Password 2) Berfungsi untuk Penyelia Pusat dalam memulai ujian, melakukan pembatalan sistem (override system) seperti Perubahan/Pembatalan Sesi Ujian, Pembatalan Distribusi Peserta per Lokasi Ujian, dan melakukan login ke dalam sistem pengelolaan ujian apabila User Login Peserta tidak berfungsi • Mendistribusikan amplop Informasi Login Peserta kepada/melalui pengawas lokal sesuai dengan
• Bertanggung jawab penuh terhadap keamanan amplop Informasi Login Penyelia Pusat • Melakukan pemeriksaan kesiapan lokasi ujian pada 1 (satu) hari sebelum ujian dilaksanakan, bersama-sama dengan Koordinator CBT, Operator TI. • Memeriksa dan menetapkan kesiapan ruang ujian, worsktation, komputer server, topologi jaringan, suplai listrik alternatif, ruang karantina, dan mekanisme alur mobilisasi peserta ke ruang karantina. • Memberikan arahan dan memeriksa kesiapan pengawas lokal, operator TI lokal dan koordinator CBT dalam pelaksanaan ujian 1 (satu) hari sebelum hari ujian. • Memberikan arahan kepada peserta ujian dalam melaksanakan CBT 1 (satu) hari sebelum ujian. • Memberikan penjelasan tentang penggunaan aplikasi CBT kepada peserta ujian pada H-1 dengan menggunakan Materi Soal (Hard Disk Soal) DEMO. Proses instalasi materi soal ini dibantu dan dilaksanakan oleh Operator TI Lokal. • Menentukan penomoran workstation yang akan ditempati oleh peserta ujian. • Menetapkan workstation bagi Operator TI Lokal dalam bekerja selama ujian berlangsung. i. Dalam hal ini operator TI lokal TIDAK DIPERKENANKAN berpindah workstation tanpa seizin Penyelia Pusat dan Koordinator CBT. ii. Workstation tempat bekerja Operator TI Lokal dapat menggunakan workstation peserta (selain PC yang ditetapkan sebagai workstation ujian dan cadangannya) atau komputer server. • Membuka materi ujian dengan disaksikan oleh koordinator CBT dan perwakilan dari 2 orang peserta. • Menyerahkan materi ujian untuk dipasang/di-install pada server di lokasi ujian. • Mengisi Berita Acara instalasi dan uninstall materi ujian dengan disaksikan koordinator CBT. • Bekerjasama dengan koordinator CBT, pengawas dan operator TI Lokal dalam pengawasan pelaksanaan ujian. • Dengan dibantu oleh koordinator CBT dan pengawas lokal, mempersilakan peserta ujian untuk memasuki ruang ujian sesuai dengan daftar hadir dan gelombang ujian yang telah ditetapkan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. • Memberikan penjelasan kepada peserta mengenai tata tertib dan peraturan pelaksanaan UK, jumlah soal dan lamanya waktu ujian. Terutama penjelasan untuk menghindari kecurangan dan konskuensinya. • Memberikan arahan kepada peserta ujian untuk memulai aplikasi (login) dengan menginputkan Nomor Peserta dan Kata Sandi yang telah ditetapkan bagi tiap peserta ujian dan memimpin peserta untuk memulai ujian secara bersama. • Mempersilakan peserta untuk memeriksa kecocokan nama lengkap, nomor ujian dan pas foto yang tecantum pada kartu peserta ujian dengan yang ditampilkan pada layar monitor workstation peserta ujian. • Mempersilakan peserta untuk berlatih menggunakan fitur pada aplikasi CBT selama 3 menit sebelum dipersilahkan memulai ujian (sesi latihan/trial). • Mempersilakan peserta untuk memulai ujian sesuai waktu yang ditentukan serta mengingatkan peserta terhadap waktu yang telah berjalan. Penyelia Pusat memulai konfigurasi ujian untuk memulai ujian. • Memutuskan penggantian workstation yang mengalami gagal kerja dengan workstation cadangan yang telah disiapkan. • Melakukan reset login peserta yang mengalami kegagalan berdasarkan laporan dari Pengawas Lokal ataupun Operator TI Lokal. Jika mendapatkan kesulitan maka Penyelia Pusat harus berkoordinasi dengan IT Pusat Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. • Mengumumkan kepada peserta bahwa waktu ujian telah habis dan meminta peserta untuk tidak melakukan pekerjaan apa pun pada mouse dan keyboard.
Dengan dibantu oleh koordinator CBT dan pengawas lokal, memastikan peserta ujian gelombang ke-1 untuk memasuki ruang karantina setelah ujian selesai serta mengijinkan pulang jika peserta ujian gelombang ke-2 telah hadir seluruhnya (jika ada 2 gelombang ujian). • Memastikan tidak ada dokumen/file softcopy yang tertinggal dalam workstation peserta yang berisi catatan soal CBT. • Melakukan back-up isi harddisk baik demo maupun soal ke dalam flashdisk (USB) yang telah disediakan. • Mencatat hal-hal yang perlu dilaporkan dalam Berita Acara Pelaksanaan Ujian termasuk workstation yang gagal kerja, perilaku yang melanggar peraturan, maupun kejadian lain yang perlu dilaporkan. Untuk perilaku peserta yang melanggar peraturan harus dilampirkan surat pernyataan dari peserta yang bersangkutan, pengawas lokal yang menemukan serta Koordinator CBT. • Memberikan evaluasi terhadap pengawas lokal, operator TI lokal, Koordinator CBT serta CBT Center. • Memutuskan penggantian metode ujian CBT menjadi Paper Based Test (konvensional) setelah melakukan upaya penyelesaian. Tindakan ini harus berkoordinasi dan mendapat persetujuan dari Ketua Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter atau anggota Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter yang ditunjuk. • Penyelia Pusat menerima surat tugas, honorarium, lumpsum, transportasi dan penggantian pengeluaran Penyelia Pusat yang terkait dengan pelaksanaan ujian dari Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. • Penyelia Pusat bertanggung jawab untuk menjamin keamanan materi ujian yang dibawa sampai kembali lagi ke Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. d. Deskripsi Kerja Operator TI Pusat • Bertindak sebagai asisten Penyelia Pusat dalam hal sistem teknologi informasi dalam pelaksanaan CBT di lokasi ujian. • Melakukan pengawasan, koordinasi dan bekerja sama dengan operator TI lokal, sehingga penyelenggaraan (persiapan, pelaksanaan dan pasca) ujian berjalan sesuai standar instalasi, dalam hal: i. Persiapan workstation dan komputer server beserta cadangannya, sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. ii. Instalasi dan uninstall aplikasi CBT pada workstation di lokasi ujian. iii. Pengamanan jaringan yang menghubungkan antara workstation yang dipakai pada CBT dengan server dari hubungan internet, spam dan virus komputer. iv. Pengamanan port pada workstation yang memungkinnya melakukan hubungan dengan peserta ujian dan jaringan intranet seperti Port USB, modem dan lain-lain. v. Pemeriksaan pasca CBT pada tiap folder di masing-masing workstation terhadap adanya kemungkinan peserta ujian melakukan pencatatan soal secara elektronik. • Mengawasi dan menilai proses pemasangan aplikasi CBT pada komputer server oleh operator TI lokal di lokasi ujian. • Bekerjasama dengan pengawas dan operator TI lokal dalam pengawasan pelaksanaan ujian • Bekerjasama dengan operator TI lokal dalam melakukan troubleshooting pada pelaksanaan CBT. •
e. Seluruh komponen pelaksana ujian HARUS melakukan pertemuan persiapan ujian minimal 1 hari sebelum pelaksanaan ujian sehingga ujian dapat berlangsung dengan baik.
3. PELAKSANA Divisi Manajemen Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Profesi Dokter
4. PERALATAN DAN MATERIAL a. Daftar Penyelia Pusat yang dapat ditugaskan. b. Daftar Operator TI pusat yang dapat ditugaskan. 5. TAHAPAN DAN TARGET a. Seluruh komponen pelaksana ujian HARUS melakukan pertemuan persiapan ujian minimal 1 hari sebelum pelaksanaan ujian sehingga ujian dapat berlangsung dengan baik. D. 3.2.2 PANDUAN PENGALOKASIAN PENYELIA PUSAT DAN OPERATOR TI PUSAT KE CENTER UJIAN 1. TUJUAN Mengalokasikan Penyelia Pusat (PP) dan Operator TI Pusat ke center ujian. 2. RUANG LINGKUP a. Penyelia Pusat (PP) adalah staf pendidik yang termasuk ke dalam kepengurusan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter, AIPKI atau organisasi profesi yang mendapat surat tugas dari Ketua Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. Penyelia Pusat harus memiliki pengetahuan dan pemahaman dalam bidang assessment (Evaluasi Hasil Belajar) dan keterampilan dalam komputer dan jaringan intra-internet, serta pernah menjadi Penyelia Pusat atau telah mengikuti standarisasi/pelatihan yang dilaksanakan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. b. Operator TI Pusat adalah staf kependidikan yang membantu Penyelia Pusat ketika bertugas di lokasi ujian dan memahami aspek instalasi/pemasangan software (aplikasi) CBT, persyaratan minimal workstation dan jaringan intra-internet serta trouble shooting-nya dalam menunjang pelaksanaan CBT, yang mendapat surat tugas dari Ketua Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. c. Penyelia Pusat dan Operator TI Pusat ditugaskan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter ke center ujian terkait. d. Setiap ruangan diawasi oleh satu Penyelia Pusat , atau rasio peserta : Penyelia Pusat adalah 150 : 1 (setiap 100-150 peserta harus terdapat sekurang-kurangnya 1 orang Penyelia Pusat ).
3. PELAKSANA Divisi Manajemen Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Profesi Dokter 4. PERALATAN DAN MATERIAL a. Daftar Penyelia Pusat yang dapat ditugaskan. b. Daftar Operator TI pusat yang dapat ditugaskan. c. Daftar center ujian yang akan dipergunakan. 5. TAHAPAN DAN TARGET Seluruh komponen pelaksana ujian HARUS melakukan pertemuan persiapan ujian minimal 1 hari sebelum pelaksanaan ujian sehingga ujian dapat berlangsung dengan baik.
D.3.3 PANDUAN PENUGASAN KOORDINATOR CBT, OPERATOR TI LOKAL, PENGAWAS LOKAL, PETUGAS KARANTINA 1. TUJUAN
Menugaskan koordinator CBT, Pengawas Lokal, Operator IT Lokal, untuk pelaksanaan uji kompetensi dengan CBT. 2.
RUANG LINGKUP
a. Penanggung jawab lokasi/Koordinator CBT adalah staf pendidik yang bertanggung jawab dan mengkoordinir komponen pelaksana dalam penyelenggaraan (persiapan, pelaksanaan dan pasca) ujian di lokasi ujian kepada Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter, dan ditugaskan oleh pimpinan institusi tempat CBT dilaksanakan. Dalam pelaksanaannya Koordinator CBT dapat dibantu oleh beberapa orang staf kependidikan. b. Pengawas lokal adalah staf pendidik yang ditugaskan oleh institusi di daerah CBT berlangsung dan mengikuti standarisasi yang dilaksanakan oleh Penyelia Pusat pada 1 hari sebelum pelaksanaan ujian. Jumlah dan komposisi pengawas dari setiap institusi ditetapkan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter berdasarkan kuota secara proporsional terhadap jumlah peserta dari institusi tersebut dan asal institusi pengawas lokal. Penugasan pengawas lokal ke CBT Center diusahakan berbeda dengan institusi asal pengawas dan peserta ujian yang menjadi tanggung jawabnya. Syarat Pengawas Lokal • Staf pendidik atau dosen yang mendapat tugas dari institusi asal. • Bertanggung jawab, matang, dapat bekerjasama dalam tim, serta dapat dipercaya untuk pelaksanaan ujian. • Tidak memiliki hubungan keluarga dengan calon peserta ujian di tempat dia bertugas. • WAJIB menghadiri briefing penjelasan dan arahan dari Penyelia Pusat pada satu hari sebelum ujian, sekalipun sudah berulang kali menjadi pengawas. • Memahami dasar-dasar penggunaan komputer, khususnya berselancar ke intra-internet. c. Operator TI Lokal adalah staf kependidikan yang mengetahui dan memahami inventarisasi, spesifikasi dan trouble shooting dari workstation serta topologi jaringan intra-internet lokasi ujian, khususnya laboratorium komputer yang ditetapkan sebagai tempat ujian, dan ditugaskan oleh institusi di daerah CBT berlangsung. Jumlah operator IT lokal dari setiap institusi ditetapkan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter berdasarkan kuota secara proporsional terhadap jumlah workstation dalam laboratorium komputer yang ditetapkan sebagai tempat ujian. Syarat Operator TI Lokal • Staf kependidikan yang mendapat tugas dari institusi lokasi ujian. • Bertanggung jawab, matang, dapat bekerjasama dalam tim, serta dapat dipercaya untuk pelaksanaan ujian. • Memahami dan menguasai daftar inventarisasi dan spesifikasi workstation, komputer server, dan topologi jaringan intra-internet yang akan digunakan pada pelaksanaan CBT. • Memahami dan menguasai sistem operasi yang digunakan dan aplikasi komputer, khususnya dalam aspek topologi jaringan. • Tidak memiliki hubungan keluarga atau kemungkinan konflik dengan peserta ujian di tempat dia bertugas. • WAJIB menghadiri penjelasan dan arahan dari Penyelia Pusat pada satu hari sebelum ujian, sekalipun sudah berulang kali menjadi pengawas.
d. Deskripsi Kerja Koordinator CBT • Mengkoordinir penyelenggaraan (persiapan, pelaksanaan dan pasca) ujian di lokasi ujian pada aspek penunjang (prasarana dan sarana) dan komponen pelaksana ujian sesuai dengan ketetapan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. • Menyampaikan informasi (laporan) kesiapan penyelenggaraan ujian, meliputi kesiapan ruang ujian, ruang karantina, jumlah komputer workstation (beserta cadangan), server dan topologi jaringan serta sumber daya manusia, kepada Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter selambatnya pada 7 (tujuh) hari sebelum pendaftaran ujian (H -7 Pendaftaran Ujian). • Menyampaikan laporan hasil konfirmasi kesiapan ujian terhadap distribusi peserta ujian di lokasi ujian yang dimaksud kepada Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sebelum pelaksanaan ujian (H-10 Ujian). • Bekerjasama dengan Penyelia Pusat dalam persiapan dan pelaksanaan ujian. • Bertanggung jawab terhadap penyediaan dan kesiapan ruang ujian, ruang karantina, komputer workstation, server dan topologi jaringan serta sumber daya manusia sesuai dengan kriteria/spesifikasi minimal pelaksanaan CBT yang ditetapkan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. • Bertanggung jawab terhadap penyediaan dan kesiapan ruang ujian, ruang karantina dan sumber daya manusia kriteria/spesifikasi minimal pelaksanaan CBT yang ditetapkan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter, dalam memfasilitasi pelaksanaan ujian pengganti sesuai jadwal yang ditetapkan oleh Penyelia Pusat • Bertanggung jawab dalam persiapan ruang karantina termasuk sarana penunjang di dalamnya untuk kemudahan pengawasan peserta ujian. • Bertanggung jawab dalam persiapan ruang ujian termasuk penempelan kartu peserta ujian di tiap meja ujian untuk kemudahan pembagian soal serta mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan ruang ujian. • Bertanggung jawab terhadap keamanan dan ketertiban peserta ujian selama di ruang karantina serta akses komunikasi dan barang pribadi peserta ujian gelombang ke-1 dengan ke-2, pada waktu antara gelombang yang bersangkutan. • Bertanggung jawab terhadap keamanan akses ruang ujian yang menjadi tempat pelaksanaan CBT pada waktu antara setelah persiapan sampai dengan selesainya ujian. • Bertanggung jawab terhadap penyediaan dan koordinasi pengawas lokal dalam menunjang pelaksanaan ujian. • Bertanggung jawab dalam menyiapkan sistem serta mekanisme penyimpanan barang-barang pribadi peserta ujian yang tidak boleh/dilarang dipergunakan selama di ruang karantina dan ruang ujian. • Bertanggung jawab terhadap kesiapan dan berfungsinya prasarana listrik, termasuk pembangkit listrik alternatif (UPS/Genset), sesuai dengan kriteria/syarat minimal yang ditetapkan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. • Menerima Materi soal dan kelengkapan ujian dari Penyelia Pusat untuk dipasangkan pada komputer server. • Menyerahkan kembali Materi soal dan kelengkapan ujian kepada Penyelia Pusat dalam keadaan tersegel. • Menjamin kelancaran pelaksanaan teknis ujian. • Menandatangani Berita Acara Ujian bersama-sama Penyelia Pusat. e. Deskripsi Kerja Pengawas Lokal • Petugas ruangan karantina (pengawas lokal) harus ada di tempat pada saat persiapan, pada saat peserta ujian memasuki ruangan, dan pada saat ujian selesai dan peserta sedang keluar dari ruang ujian.
• • • • • • • •
• • •
• • •
• • • •
• •
Bekerjasama dengan Penyelia Pusat dan Koordinator CBT dalam persiapan dan pelaksanaan ujian. Berkoordinasi dengan Koordinator CBT dan operator TI lokal, serta tenaga kependidikan untuk melakukan persiapan ujian minimal 1 hari sebelum pelaksanaan ujian Memeriksa bungkusan materi ujian yang diterima dari Penyelia Pusat . Membantu pembukaan bungkusan materi ujian. Menentukan urutan workstation untuk masing-masing peserta berdasarkan ketentuan dari Penyelia Pusat . Mendistribusikan amplop informasi Login kepada peserta Mengawasi peserta ujian dalam mengisi daftar hadir untuk memasuki ruang karantina Setelah ujian dimulai: i. Mengedarkan daftar hadir (presensi) peserta ujian sambil memeriksa kecocokan kartu identitas peserta (KTP, SIM, Pasport, Tanda Pengenal lain yang mengandung foto) dengan Kartu Peserta Ujian dan identitas yang ditampilkan pada layar workstation peserta. ii. Meminta peserta untuk menandatangani daftar hadir dan kartu ujian yang tertempel pada workstation. iii. Mengambil kembali Informasi Login untuk disimpan selama proses ujian berlangsung Mencatat perjalanan waktu yang diperlukan sejak terjadi kegagalan kerja workstation sampai dengan proses re-setting login peserta selesai. Mengawasi peserta ujian yang menjadi tanggung jawabnya, di ruang karantina dan ruang ujian. Pada pergantian gelombang, dengan berkoordinasi dengan Penyelia Pusat dan Koordinator CBT, mengamankan dan menertibkan perpindahan peserta ujian dari ruang karantina ke ruang ujian, sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Pengawas lokal yang bertugas pada gelombang ke-1 WAJIB tiba di lokasi ujian paling lambat pada pukul 7.00 WIB. Pengawas lokal yang bertugas pada gelombang ke-2 WAJIB tiba di lokasi ujian paling lambat pukul 12.00 WIB. Pengawas lokal yang bertugas di ruang karantina WAJIB tiba di lokasi ujian paling lambat pukul 10.00 WIB. Pengawas ini bertugas memastikan semua keperluan peserta di ruang karantina sudah tersedia. Melaporkan kepada Penyelia Pusat bila ditemukan perilaku peserta yang melanggar peraturan. Jika terbukti melanggar peraturan, Pengawas Lokal menandatangani Berita Acara Ujian. Mendampingi peserta ujian yang ingin keluar dari ruang ujian dengan alasan yang dapat diterima selama ujian berlangsung. Mendampingi peserta ujian yang ingin keluar dari ruang karantina dengan alasan yang dapat diterima. Setelah ujian selesai: i. Memeriksa tampilan Status ujian selesai pada setiap workstation peserta, untuk mengetahui jumlah soal yang telah dikerjakan (sebanyak 200 soal). Apabila ditemukan pada workstation peserta soal yang dikerjakan adalah kurang dari 200, maka dicatat dalam Berita Acara Pelaksanaan Ujian. ii. Meminta peserta untuk meng-klik ikon SELESAI, setelah pengawas memastikan status ujian selesai tampil iii. Meminta peserta untuk mengisi kuesioner ujian iv. Memeriksa tiap folder pada masing-masing workstation terhadap adanya upaya pencatatan soal secara elektronik. Setelah selesai ujian, meyakinkan proses shut down dari tiap-tiap workstation. Setelah selesai ujian, membantu Penyelia Pusat dan Koordinator CBT untuk menyegel materi ujian
f.
Deskripsi Kerja Operator TI Lokal • Bekerjasama dengan Penyelia Pusat , Koordinator CBT dan operator TI pusat dalam mempersiapkan workstation, komputer server, aplikasi dan topologi jaringan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. • Mempersiapkan daftar inventarisasi dan spesifikasi worsktation, topologi jaringan, dan komputer server yang akan digunakan dalam pelaksanaan CBT • Mempersiapkan workstation beserta cadangannya, sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan, dengan bekerja sama dengan Koordinator CBT. • Melakukan instalasi dan uninstall aplikasi CBT pada server workstation di lokasi ujian. • Mengganti workstation yang mengalami gagal kerja (hanged) dengan workstation cadangan yang telah disiapkan. • Mempersiapkan dan mengamankan topologi jaringan yang menghubungkan antar workstation yang dipakai pada CBT dari hubungan internet, spam dan virus komputer. • Mengamankan port pada workstation yang memungkinnya melakukan hubungan dengan peserta ujian dan jaringan intra-internet seperti Port USB, Port LAN dan lain-lain termasuk meyakinkan bahwa slot USB pada workstation telah disegel dan dinonaktifkan. • Mengamankan ruang ujian, dengan mengunci akses masuk ke dalam laboratorium komputer, pada waktu antara persiapan sampai dengan dimulainya proses ujian. • Melakukan instalasi pemasangan aplikasi pada komputer server • Bekerja dengan menempatkan posisi pada workstation yang telah ditetapkan dalam mengelola identitas peserta. • Melakukan pemeriksaan pasca pelaksanaan CBT pada tiap folder di masing-masing workstation terhadap adanya kemungkinan peserta ujian melakukan pencatatan soal secara elektronik.
f.
Rasio pengawas atau operator dengan peserta ujian • Rasio peserta : pengawas lokal adalah 25 : 1 (setiap 25 peserta harus terdapat sekurangkurangnya 1 orang pengawas). Setiap pengawas lokal mengawasi 20 – 25 orang peserta yang telah ditentukan selama pelaksanaan ujian. • Setiap ruangan diawasi oleh satu operator TI lokal, atau rasio workstation : operator TI lokal adalah 50 : 1 (Setiap 50 workstation harus terdapat sekurang-kurangnya 1 orang operator TI lokal). • Seorang staf penunjang dari institusi lokasi ujian ditunjuk untuk membantu pelaksanaan ujian bila lebih dari satu ruangan yang digunakan. Satu staf penunjang ditugaskan untuk setiap 2 ruang ujian. • Rasio peserta : pengawas ruang karantina adalah 50 : 1 (setiap 50 peserta harus terdapat sekurang-kurangnya 1 orang pengawas ruang karantina).
3. PELAKSANA
Divisi Manajemen Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter Pimpinan institusi tempat CBT diselenggarakan Koordinator CBT 4. TAHAPAN DAN TARGET
Seluruh komponen pelaksana ujian HARUS melakukan pertemuan persiapan ujian minimal 1 hari sebelum pelaksanaan ujian sehingga ujian dapat berlangsung dengan baik. 5. PERALATAN DAN MATERIAL
a. Daftar center ujian b. Daftar Koordinator CBT, Operator TI lokal, Pengawas Lokal di masing-masing center ujian
D 4. PANDUAN PELAKSANAAN UJIAN 1. TUJUAN Melaksanakan uji kompetensi CBT sesuai prosedur dan praktik baik asesmen. 2. RUANG LINGKUP a. Prosedur pelaksanaan ujian meliputi prosedur yang harus dilaksanakan mendekati hari ujian, pelaksanaan ujian, dan pasca ujian. b.
PERSIAPAN UJIAN MENDEKATI HARI H PELAKSANAAN Paling lambat 1 hari sebelum ujian dilaksanakan, komponen pelaksana ujian melakukan pertemuan persiapan ujian di lokasi ujian. Beberapa aspek yang perlu dipersiapkan adalah persiapan lokasi ujian (lihat prosedur penetapan center ujian), penyegelan materi ujian, persiapan perangkat keras dan lunak penunjang CBT, persiapan peserta ujian dan persiapan pengiriman materi ujian ke center ujian. i.
Persiapan lokasi ujian • Pengaturan tempat duduk/workstation dan jadwal ujian peserta
•
• •
Workstation disusun dalam jarak minimal 0,5 meter baik ke depan, ke belakang dan ke samping dari tempat duduk peserta lainnya. Terdapat pembatas yang cukup tinggi sehingga menghalangi peserta melihat pekerjaan peserta lain baik di depan, belakang maupun di sampingnya. Jarak dan keadaan ini diharapkan mencegah peserta bisa bekerja sama, berkomunikasi ataupun melihat hasil pekerjaan peserta lain. Jika tidak memenuhi point 1.5.1, workstation peserta ujian disusun berdasarkan situasi dan kondisi ruangan dan disetujui oleh Penyelia Pusat . Posisi tempat duduk peserta diatur seperti bagan berikut:
4
5
12
13
20
21
3
6
11
14
19
22
2
7
10
15
18
23
1
8
9
16
17
24
Meja Pengawas
• •
• 2) •
Gambar. Posisi tempat duduk peserta Peserta ujian WAJIB mengikuti ujian sesuai dengan jadwal dan gelombang ujian yang telah ditentukan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. Peserta ujian WAJIB menyetujui dan mematuhi jadwal ujian pengganti yang ditetapkan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter melalui Penyelia Pusat , apabila terjadi kegagalan ujian pada jadwal ujian secara reguler (hari Sabtu atau Minggu). Peserta ujian tidak diperkenankan mengubah jadwal dan gelombang ujian yang telah ditetapkan. Perlengkapan di Ruang Ujian Peserta harus membawa :
•
a. Kartu Peserta Ujian b. Kartu Identitas yang mengandung foto peserta Penanggung jawab lokasi diharapkan dapat menyiapkan peralatan berikut ini: a. Gunting b. Kartu nomor untuk setiap workstation c. Tempat sampah d. Kartu penitipan tas/peralatan pribadi e. Penunjuk jalan menuju Ruang Karantina dan Ujian f. Meja/tempat peserta meletakkan minuman di ruang Ujian
ii. Penyegelan materi ujian
1) Materi Ujian • Materi ujian, berupa Hard Disk Portable, dimasukkan ke dalam tas dan kotak pengaman (safety box) harddiskyang telah disediakan. • Tas dan kotak pengaman tersebut disegel dengan menempelkan stiker khusus yang sudah disediakan. • Stiker segel ini ditandatangani oleh Penyelia Pusat . • Materi ujian yang telah dibungkus berisi Berita Acara Pembukaan Paket Soal, Berita Acara Instalasi dan Uninstall Aplikasi, Berita Acara Pelaksanaan Ujian, Daftar Hadir Komponen Ujian, Informasi User Login (untuk peserta dan Penyelia Pusat ), Formulir Evaluasi untuk Pengawas, Sarana dan Prasarana, Operator TI, dan Koordinator CBT maupun segel (stiker dan cable tie) serta alat tulis yang semuanya dimasukkan ke dalam tas pembawa yang telah disediakan. 2) Koper pembawa materi ujian • Tas/koper pembawa diberi penanda lokasi ujian dan identitas Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. • Tas/koper kemudian ditutup dan disegel dengan mengkaitkan segel tas/koper. 3) Perlengkapan lain • Penyelia Pusat membawa perlengkapan lain seperti: a. Daftar hadir peserta H-1 dan Daftar hadir ujian b. Kartu peserta ujian yang harus ditandatangani oleh peserta di depan Penyelia Pusat /lokal. c. Daftar Tilik H-1PersiapanUji Kompetensi. d. Aplikasi CBT (tidak mengandung soal ujian) yang digunakan untuk menguji dan menilai kesiapan perangkat keras penunjang pelaksanaan CBT (workstation, server, dan topologi jaringan) e. Honorarium komponen ujian serta biaya pemakaian ruang ujian dan administrasi. • Perlengkapan ini dimasukkan ke dalam tas administrasi. iii. Persiapan perangkat keras dan lunak penunjang CBT 1) Perangkat keras • Koordinator CBT bersama operator TI lokal menunjukkan ruang ujian/laboratorium komputer dan perangkat penunjang lainnya kepada Penyelia Pusat. • Penyelia Pusat bekerjasama dengan koordinator CBT dan operator TI lokal memeriksa dan mempersiapkan keadaan workstation, komputer server dan topologi jaringan sesuai dengan syarat yang telah ditentukan dalam pelaksanaan CBT. • Operator TI lokal mengamankan port pada workstation, dengan menempel lubang port dengan selotip kertas, sehingga tidak dapat digunakan selama ujian. • Koordinator CBT memastikan penempelan kartu ujian di ujung kanan atas meja workstation. • Bersama-sama Koordinator CBT, operator TI dan pengawas lokal memeriksa kesiapan workstation berupa:
Bebas virus (antivirus terpasang dengan update terbaru) à Cek status software antivirus, jadwal update dan pembersihan virus. o Tidak terhubung dengan internet à Cek pada Mozilla FirefoxTM dengan mengetikkan alamat situs tertentu. o Aplikasi DeepfreezeTM atau Shadow DefenderTM terpasang dan aktif à Cek pada Task Bar (pojok kanan bawah monitor) terdapat ikon ”beruang” o Slot USB secara fisik ditutup dengan menggunakan stiker isolasi dan secara sistem dinonaktifkan. o Monitor (brightness, contrass), keyboard dan mouse (klik dan scroll) dapat berfungsi secara baik. o Meja dan kursi berfungsi secara baik. Pembangkit Listrik Alternatif (Genset) o Koordinator CBT bersama-sama dengan operator TI lokal menunjukkan lokasi dan kesiapan serta memastikan Genset dapat berfungsi kepada Penyelia Pusat . o Koordinator CBT menjamin penyediaan bahan bakar dan fungsional Genset selama proses ujian berlangsung. o Penyelia Pusat menetapkan dan meyakinkan bahwa Genset dan UPS berfungsi optimal serta siap menunjang pelaksanaan ujian. Standarisasi Perangkat Penunjang Ujian o Untuk CBT Center Baru, sepuluh hari sebelum hari ujian, dilakukan pertemuan persiapan lokasi ujian oleh Penyelia Pusat dan operator TI pusat kepada Koordinator CBT dan operator TI lokal. Materi yang disampaikan dan disiapkan adalah: • Penjelasan mengenai peraturan dan tata tertib ujian kepada calon peserta. • Pemberian informed consent kepada calon peserta ujian perihal pelaksanaan uji coba aplikasi CBT. • Inventarisasi kesiapan perangkat penunjang ujian (ruang ujian, workstation, komputer server, fasilitas pembangkit listrik lokasi ujian, topologi jaringan, dan aplikasi CBT). • Penyelia Pusat dengan dibantu oleh Operator TI Pusat dan disaksikan oleh Penanggung Jawab Lokasi serta Operator TI Lokal mendemontrasikan penggunaan aplikasi CBT kepada calon peserta ujian. o Satu hari sebelum hari ujian dilakukan pertemuan pengarahan oleh Penyelia Pusat kepada pengawas lokal dan penanggung jawab lokasi. Materi yang disampaikan adalah: • Penjelasan mengenai peraturan dan tata tertib ujian. • Pembagian tugas Penyelia Pusat , lokal. Operator TI pusat serta lokal, dan penanggung jawab lokasi. • Pembagian tugas area pengawasan. • Rencana pengaturan tempat duduk peserta ujian dan rencana pengurutan workstation. o
•
•
2) Perangkat lunak • Operator TI lokal dengan diawasi Penyelia Pusat danoperator TI pusat (jika ada) memasang/menginstall materi ujian (aplikasi CBT center tanpa soal ujian) ke komputer server. • Penyelia Pusat , pengawas lokal, operator TI lokal serta disaksikan oleh Koordinator CBT memeriksa dan memastikan demo aplikasi CBT center dapat berjalan di semua workstation. • Setelah pemeriksaan selesai, Koordinator CBT mengamankan akses masuk ke dalam ruang ujian dan memastikan pada hari ujian, tepatnya 1 jam sebelum ujian dimulai, akses ke dalam ruang ujian dapat dibuka kembali.
iv. Persiapan peserta ujian • Peserta ujian WAJIB melakukan registrasi ulang/verifikasi pendaftaran pada H-1 dengan dilanjutkan pengambilan nomor, tanda tangan bukti/berita acara pengambilan nomor peserta dengan menunjukkan tanda pengenal diri yang mencantumkan foto dan tanda tangan peserta. Pengambilan nomor ujian tidak dapat diwakilkan. • Peserta ujian WAJIB melakukan peninjauan ruang ujian dan ruang karantina dengan tidak masuk ke ruangan pada H-1. • Peserta ujian WAJIB mengikuti pengarahan tentang persiapan, tata tertib pelaksanaan ujian dan demonstrasi program pada H-1. • Peserta ujian WAJIB mematuhi pembagian gelombang ujian sesuai dengan yang ditetapkan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. • Peserta ujian tidak dapat mengubah giliran gelombang ujian yang telah ditetapkan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter • Peserta ujian gelombang ke-1 WAJIB tiba di lokasi ujian selambat-lambatnya pukul 7.00 WIB dengan merujuk kepada penunjuk waktu yang terdapat di lokasi ujian. • Peserta ujian gelombang ke-2 WAJIB tiba di lokasi ujian selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB dengan merujuk kepada penunjuk waktu yang terdapat di lokasi ujian. • Peserta WAJIB menyetujui dan mematuhi tata tertib pelaksanaan ujian
• •
Apabila terjadi kegagalan ujian, Peserta ujian WAJIB menyetujui dan mematuhi jadwal pelaksanaan ujian pengganti sesuai dengan alur pelaksanaan ujian pengganti. Peserta mengerjakan ujian pengganti sebanyak 200 soal selama 200 menit.
v. Persiapan pengiriman materi ujian ke center ujian • Materi ujian dibawa oleh Penyelia Pusat yang telah ditentukan satu hari sebelum Ujian dalam keadaan tersegel. • Keberangkatan Penyelia Pusat diatur oleh sekretariat Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. b. i.
ii.
PELAKSANAAN UJIAN Peraturan peserta • Peserta harus membawa kartu ujian dan kartu identitas (KTP,SIM atau Paspor) • Peserta harus memperhatikan aturan berpakaian yang rapi dan DILARANG memakai celana berbahan DENIM, kaos T-shirt dan sandal. Apabila peserta melanggar ketentuan ini, peserta harus mengganti hal-hal yang dilarang dalam berpakaian saat ujian. • Peserta dilarang membawa peralatan berikut ini ke dalam ruang ujian atau karantina: o Personal Digital Assistants (PDA) / laptop / tablet o Kalkulator o Jam tangan o Telepon selular o Alat perekam / kamera o Alat tulis o Radio o Buku referensi, catatan atau kertas o Tas/koper, jaket, atau topi o Rokok dan korek/pematik api o Makanan dan minuman, kecuali airputih dalam botol transparan. • Peserta yang membawa peralatan yang tercantum dalam poin di atas, maka semua peralatan tersebut harus disimpan dalam tas yang dititipkan di ruang penitipan, dalam keadaan mati (off) untuk alat elektronik dan diawasi langsung oleh petugas. Segala risiko yang ditimbulkan karena kehilangan ataupun kerusakan barang pribadi adalah tanggung jawab setiap peserta. • Peserta ujian diperbolehkan membawa obat-obatan pribadi, seperti inhaler di ruang ujian, tetapi harus dititipkan kepada pengawas lokal. • Peserta ujian diperbolehkan membawa minuman dalam botol transparan yang diletakkan di bagian depan, samping atau belakang ruang ujian. Botol minuman tidak diperbolehkan dibawa ke workstation. • Peserta yang kedapatan membawa peralatan pada poin 1.3. di ruang karantina atau ruang ujian, maka peralatan tersebut diambil oleh pengawas lokal, dan dicatat dalam berita acara oleh Penyelia Pusat . • Peserta yang TERLAMBAT adalah pesertayang datang PADA SAAT LOG IN UJIAN SUDAH BERLANGSUNG. Peserta tersebut tidak diperkenankan masuk ruangan dan mengikuti ujian. Penyerahan Materi Ujian dari Penyelia Pusat kepada Koordinator CBT (10 menit) • Materi Ujian diserahkan oleh Penyelia Pusat kepada koordinator CBT pada pukul 07.00 WIB/08.00 WITA/10.00 WIT sebelum ujian dimulai disaksikan oleh pengawas lokal, dan operator TI lokal serta dua orang perwakilan peserta. • Segel Materi Ujian dibuka oleh Penyelia Pusat dengan disaksikan oleh koordinator CBT, pengawas lokal, operator TI lokal serta dua orang perwakilan peserta. • Selanjutnya dilakukan pemeriksaan materi ujian sesuai daftar tilik.
• •
Hasil pemeriksaan dicatat pada Berita Acara Pembukaan Materi Ujian dan ditandatangani oleh Penyelia Pusat , koordinator CBT, pengawas lokal, dan dua orang saksi perwakilan dari peserta. Koordinator CBT menerima materi ujian yang kemudian disampaikan kepada operator TI lokal untuk di-install pada komputer server .
iii.
Pemasangan materi ujian/aplikasi CBT (20 menit) • Operator TI lokal dibantu dan atas pengawasan operator TI pusat (jika ada) melakukan instalasi aplikasi CBT pada komputer server yang memfasilitasi workstation peserta dan sudah disiapkan paling lambat 1 hari sebelum ujian dimulai. • Materi ujian diinstall pada pukul 07.10 WIB/08.10 WITA/09.10 WIT • Pengawas lokal dan koordinator CBT memastikan tampilan pada layar monitor worskstation menunjukkan tampilan permulaan aplikasi CBT • Penyelia Pusat mengisi Berita Acara Instalasi Aplikasi CBT, yang ditandatangani oleh Penyelia Pusat , koordinator CBT, dan operator TI lokal.
iv.
Peserta Masuk Ruangan Ujian (10 menit) • Peserta dipersilakan memasuki ruangan ujian oleh Penyelia Pusat pada pukul 7.30WIB/08.30WITA/09.30WIT dengan menunjukkan kartu ujian. • Peserta memasuki ruangan ujian dengan tertib dan menempati kursi/workstation yang telah ditentukan. • Masuknya peserta ke dalam ruangan diatur tidak sekaligus, akan tetapi secara berkelompok 20 25 orang dan ditunggu sampai kelompok tersebut tiba di tempat yang telah ditentukan.Selanjutnya prosedur yang sama diterapkan untuk kelompok berikutnya. • Pengawas lokal sesuai beban peserta yang menjadi tanggung jawabnya, memeriksa kembali pakaian dan peralatan yang dilarang dibawa masuk oleh peserta ujian ke dalam ruangan ujian serta membantu peserta menempati workstation. • Peserta duduk tenang di kursi workstation dan tidak diperbolehkan mengoperasikan komputer, terutama menekan tombol pada keyboard atau mouse, sebelum diberi aba-aba oleh pengawas.
v. Penjelasan oleh Penyelia Pusat dan Sesi Trial/Latihan (15 menit) • Setelah semua peserta ujian duduk dengan tertib, Penyelia Pusat memberikan penjelasan mengenai tata tertib ujian, cara login, cara menjawab soal, jumlah soal, dan lamanya waktu ujian pada sesi latihan ujian. • Pengawas lokal mendistribusikan amplop tertutup/tersegel yang berisi username dan password peserta. • Peserta melakukan login secara bersama-sama dengan panduan Penyelia Pusat • Cara Login: o Peserta mendapat Informasi Login yang berisi kata sandi untuk memulai CBT o Peserta ujian akan melakukan login sebanyak 2 sesi. Sesi 1 untuk memasuki program latihan aplikasi dengan tampilan latar belakang tulisan "LATIHAN". Sesi 2 adalah ujian sebenarnya dengan tampilan tanpa latar belakang. o Login dengan menggunakan nomor peserta ujian sesuai dengan yang tercantum pada kartu ujian. Pada kolom Kata sandi diisikan/diinputkan sesuai yang tercantum dalam amplop tertutup Informasi Login. • Peserta ujian menyimpan dengan baik dokumen informasi login yang berisi kata sandi. • Pengawas memberi aba-aba kepada peserta untuk mencocokkan nama dan nomor ujian yang tercantum pada layar monitor ”SURAT PENYATAAN” dengan yang terdapat pada kartu ujian. • Apabila terdapat kesalahan login, peserta melapor kepada pengawas lokal yang ada di dekat peserta (menjadi tanggung jawab pengawas lokal). Selanjutnya pengawas lokal memandu pengisian informasi login.
• •
•
Apabila terdapat kesalahan pencetakan nama, dilaporkan pada dokumen atau lembaran yang telah disediakan. Penyelia Pusat memberi aba-aba kepada peserta untuk membaca Peraturan dan Tata Tertib Pelaksanaan Uji Kompetensi.Selanjutnya Penyelia Pusat mempersilakan peserta untuk memberikan persetujuan dengan mengklik ikon tombol. Jika tidak menyetujui maka peserta tidak dapat mengerjakan soal dan dianggap tidak lulus. Latihan menggunakan aplikasi CBT 1) Pencocokan data peserta ujian: a. Penyelia Pusat memberi aba-aba agar peserta mencocokkan nama dan nomor ujian, yang tercantum pada sisi kiri atas layar monitor dengan yang tercantum pada kartu ujian. b. Peserta mencocokkan nama lengkap yang tercantum pada sudut kiri atas layar monitor sesuai dengan kartu peserta ujian. Bila tidak sesuai peserta melapor kepada pengawas lokal. Jika terdapat kesalahan penulisan nama, peserta dapat menuliskan nama yang benar pada formulir yang dibawa oleh Penyelia Pusat . c. Peserta mencocokkan Nomor Ujian (11 digit) yang tercatat pada sudut kiri atas layar monitor dengan Kartu Ujian/Daftar Hadir Peserta Ujian dimulai dari margin kiri. 2) Cara menjawab soal : (sesuai program yang dibuat) • Setelah login, yang berfungsi hanya mouse klik kiri. • Memilih jawaban soal dengan meng-klik pada lingkaran yang disediakan pada awal pilihan jawaban. • Program dapat menampilkan soal-soal yang belum dikerjakan untuk memudahkan dalam menjawab soal, dengan meng-klik “Lompat ke soal nomor”. • Klik ikon “Ragu-ragu” pada jawaban soal, jika peserta ujian masih ragu pada jawaban yang dipilih. Secara otomatis program akan menampilkan tanda “?” pada menu “Lompat ke soal nomor”. • Penetapan soal menjadi “Ragu-ragu” tidak memengaruhi jawaban soal. Aplikasi akan mencatat/men-submit jawaban yang telah dipilih, walaupun ditetapkan sebagai “Raguragu” • Pada soal yang belum dikerjakan atau dijawab, secara otomatis program akan menampilkan tanda “*” pada menu “Lompat ke soal nomor”. • Setelah sesi latihan soal selesai, Penyelia Pusat menjelaskan perihal jumlah soal ujian sebanyak 200 soal dikerjakan dalam waktu 200 menit tanpa jeda/istirahat di antaranya. • Penyelia Pusat mempersilakan peserta ujian untuk login kembali dan mengerjakan prosedur seperti pada sesi latihan menggunakan aplikasi. • Penyelia Pusat mengingatkan peserta untuk mengisi kuesioner setelah menyelesaikan ujian.
iii.
Pengerjaan Soal Ujian (200 menit) • Penyelia Pusat mempersilakan peserta untuk mengerjakan soal dan peserta menjawab soalsoal dalam waktu yang ditetapkan.
iv.
Waktu Pelaksanaan Ujian • Ujian gelombang ke-1 dilaksanakan tepat pukul 08.00 WIB/ 09.00 WITA/09.00WIT. Ujian dilaksanakan dalam waktu 200 menit (1 soal dikerjakan selama 1 menit) tanpa ada jeda/istirahat diantaranya. • Jeda waktu ujian antar gelombang dialokasikan 1 jam dan maksimal 1 hari terdapat 2 (dua) gelombang ujian. • Ujian gelombang ke-2 dilaksanakan pada pukul 13.00 WIB/14.00WITA/15.00WIT. Ujian dilaksanakan dalam waktu 200 menit (1 soal dikerjakan selama 1 menit) tanpa ada jeda/istirahat diantaranya.
v.
Pengaturan Peserta Ujian Gelombang ke-1 di Ruang Karantina • Peserta ujian dari masing-masing gelombang dilarang saling bertemu selama di lokasi ujian. • Peserta ujian gelombang ke-1, setelah selesai mengerjakan ujian, DIWAJIBKAN memasuki ruang karantina. • Peserta ujian gelombang ke-1 dapat meninggalkan lokasi ujian/ruang karantina setelah semua peserta ujian gelombang ke-2 memasuki ruang ujian. • Tidak dibenarkan berkomunikasi dengan peserta gelombang ke-2 saat di dalam ruang karantina. • Tidak dibenarkan mencatat/menyalin soal saat di dalam ruang karantina. • Peserta ujian WAJIB menjaga ketertiban dan ketenangan selama di ruang karantina • Peserta ujian dapat keluar dari ruang karantina untuk ke kamar kecil (toilet) setelah diizinkan dan didampingi oleh Pengawas Lokal. • Hanya 1 orang peserta ujian yang diizinkan untuk keluar ruang karantina dan dilakukan secara bergantian. • Kamar kecil yang dipergunakan oleh peserta ujian gelombang ke-2 WAJIB berbeda dengan gelombang ke-1. • Setelah mendapat koordinasi dan komando dari Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter, Penyelia Pusat, mempersilakan peserta ujian gelombang 1 meninggalkan lokasi ujian.
vi.
Pengaturan Peserta Ujian Gelombang ke-2 di Ruang Ujian • Peserta ujian gelombang ke-2 HARUS telah sampai di lokasi ujian paling lambat pukul 12.00 WIB/13.00WITA/14.00WIT dan masuk ke ruang tunggu. • Peserta memasuki ruang ujian pada pukul 13.00 WIB/14.00WITA/15.00WIT, dengan merujuk pada penunjuk waktu yang terdapat di ruang ujian. Sebelumnya peserta menyimpan barang-barang yang tidak diperkenankan masuk ke ruang ujian di tempat penyimpanan • Peserta dilarang membawa barang-barang pribadinya ke ruang ujian, sesuai dengan yang tercantum dalam ketentuan saat pelaksanaan ujian pada poin 1 • Seluruh peserta ujian gelombang ke-2 dipersilakan untuk menuju dan memasuki ruang ujian setelah diizinkan oleh Penyelia Pusat dan semua peserta ujian gelombang ke-1 telah meninggalkan ruang ujian dan memasuki ruang karantina.
vii.
Pengawasan Ujian • Setiap pengawas lokal bertanggung jawab untuk mengawasi kelompok peserta ujian yang terdiri dari 20 – 25 orang. • Penyelia Pusat dan Koordinator CBT mengawasi jalannya ujian. • Operator TI lokal bersiap diri di tempat yang disediakan dan bertanggung jawab untukmengatasi gangguan teknis perangkat ujian • Selama ujian pengawas lokal bertugas untuk mengawasi peserta sehingga tidak melakukan tindakan berikut ini: o Mencatat soal, o Berkomunikasi dengan orang atau peserta lain, o Bekerja sama dengan peserta lain dalam mengerjakan soal ujian o Melihat atau memperlihatkan hasil pekerjaannya kepada peserta lain • Semua pengawas harus berada di dalam ruang selama ujian berlangsung. • Semua operator TI mengawasi kinerja topologi jaringan dan komputer server. • Pengawas ujian diharapkan tidak mengenakan sepatu dengan sol yang dapat mengeluarkan suara.
• • •
• •
Penyelia Pusat dan operator TI harus memposisikan telepon selular dalam mode getar/silent. Jika perlu menerima telepon, pengawas diharapkan meninggalkan ruangan ujian. Pengawas lokal tidak diperkenankan membawa telepon seluler. Setiap pengawas TIDAK DIPERBOLEHKAN MEMBACA SOAL PADA MONITOR WORKSTATIONkecuali jika peserta melaporkan adanya cacat soal. LAPORAN KECACATAN SOAL DICANTUMKAN PADA BERITA ACARA PELAKSANAAN UJIAN. Pengawas lokal mengedarkan daftar hadir (absensi) peserta ujian sambil memeriksa kecocokan kartu identitas peserta dan Kartu Peserta Ujian. Pengawas lokal mengumpulkan informasi login peserta
viii. Peserta meninggalkan Ruang Ujian • Peserta ujian diperbolehkan untuk meninggalkan ruang ujian setelah mendapat persetujuan dari pengawas lokal dan atau koordinator CBT serta Penyelia Pusat . • Peserta ujian mendapat kesempatan untuk ke kamar kecil/toilet selama ujian berlangsung dan harus didampingi oleh pengawas. Peserta ini tidak mendapatkan waktu tambahan untuk pengerjaan soal. • Peserta yang tidak dapat menyelesaikan ujian dipersilakan untuk meninggalkan ruangan ujian setelah workstation diperiksa dan aplikasi CBT ditutup oleh pengawas lokal dan diwajibkan masuk ke ruangan karantina. • Peserta yang menyelesaikan ujian lebih cepat dari waktu yang ditetapkan boleh meninggalkan ruangan ujian, dengan melapor terlebih dahulu kepada pengawas lokal, selanjutnya pengawas lokal akan memeriksa workstation dan aplikasi CBT. Peserta boleh meninggalkan ruangan setelah mendapat persetujuan dari pengawas. Peserta ini harus diingatkan untuk tidak menimbulkan keributan di luar ruangan yang bisa mengganggu peserta lain. Peserta tersebut diwajibkan masuk ke ruangan karantina. • Jika waktu ujian tersisa 10 menit maka tidak ada peserta yang boleh meninggalkan ruangan ujian hingga sesi ujian berakhir. • Peserta ujian gelombang ke-1 yang telah menyelesaikan ujian segera meninggalkan ruang ujian dan memasuki ruang karantina. • Peserta ujian gelombang ke-1 tidak dilarang bertemu/berpapasan dengan peserta ujian gelombang ke-2. ix. Pengawasan Peserta Ujian Gelombang ke-1 di Ruang Karantina • Pengawas lokal yang ditugaskan oleh koordinatorCBT mengawasi peserta ujian di ruang karantina dan memastikan kehadirannya di ruang karantina. • Peserta ujian gelombang ke-1 dapat meninggalkan ruang karantina 1, setelah semua peserta ujian gelombang ke-1 dipastikan kehadirannya dan peserta ujian gelombang ke-2 memasuki ruang ujian melalui konfirmasi koordinator CBT. • Peserta ujian gelombang ke-1 mendapatkan kembali barang-barang pribadinya. x. Penanganan Terhadap Kejadian yang Tidak Diharapkan • Penyelia Pusat memiliki kewenangan untuk menindak peserta yang melakukan tindakan melanggar peraturan. • Penyelia Pusat memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan yang dipandang perlu dan belum diatur pada peraturan dan tata tertib pelaksanaan CBT terkait pelaksanaan ujian, setelah mengkomunikasikan dan mendapat persetujuan dari Ketua Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. • Penyelia Pusat berkewajiban untuk melaporkan kejadian tersebut pada Berita Acara Pelaksanaan Ujian.
•
Pengawas WAJIB menegur peserta ujian yang mengganggu peserta lain. Jika setelah mendapatkan peringatan tetap mengganggu maka peserta tersebut dikeluarkan dari ruang ujian dengan tanpa menimbulkan keributan.
•
Tindakan yang Melanggar Peraturan dan Tindakan Penyelia Pusat o Peserta dilarang bekerjasama dengan peserta lain. Jika terbukti melakukan maka tindakan pengawas adalah sebagai berikut: a. Peserta tersebut tetap mengerjakan ujian. b. Pengawas lokal mengkonfirmasikan kejadian tersebut kepada Penyelia Pusat . c. Penyelia Pusat melaporkan kepada Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter dengan mencantumkan nama dan nomor peserta, waktu dan kronologis kejadian pada berita acara pelaksanaan ujian. Kronologis ditandatangani oleh pengawas lokal yang melaporkan, Penyelia Pusat dan peserta yang bersangkutan. o Peserta dilarang untuk membuat catatan soal, menyalin sebagian ataupun seluruh soal CBT baik itu berupa tertulis dan atau memakai alat penyimpan data di lokasi ujian. Jika peserta terbukti melakukan hal tersebut maka tindakan pengawas adalah melaporkan kejadian dengan mencantumkan nama dan nomor peserta serta melampirkan bukti catatan atau alat penyimpan datanya. o Semua laporan dan bukti akan dipelajari diambil tindakan yang sesuai setelah dilakukan rapat Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter.
•
Gangguan selama Pelaksanaan Ujian dan Tindakan Penyelia Pusat dalam penanganannya o Gangguan dapat berupa keributan pekerjaan konstruksi, alarm kebakaran, kegiatan di ruangan lain yang berdekatan, keributan di koridor, suhu dan pencahayaan ruangan, ataupun peserta sendiri. o Jika terjadi gangguan maka harus diambil tindakan secepat mungkin dengan tidak menimbulkan gangguan lebih besar terhadap peserta ujian. Jika gangguan tersebut menimbulkan kecemasan pada sebagian besar peserta ujian maka waktu ujian bisa ditambah. Tindakan yang dapat diambil adalah: a. Memindahkan lokasi ujian jika diperlukan b. Meminta kegiatan di ruangan yang berdekatan untuk dipindahkan c. Menghubungi petugas ruangan jika alarm kebakaran bukan merupakan keadaan darurat yang sebenarnya. o Pemadaman listrik di lokasi ujian. Jika hal ini terjadi, maka tindakan yang harus diambil adalah “Reset All Login”: a. Prosedur ini dilakukan apabila lebih dari 50% jumlah workstation mengalami gagal kerja dan berlaku pada peserta yang belum melakukan pengumpulan soal ujian b. Menenangkan peserta ujian bahwa terdapat pasokan listrik alternatif yang akan menunjang pelaksanaan ujian. c. Memastikan pasokan listrik alternatif, dalam bentuk UPS dan Genset, bekerja dengan baik. d. Memastikan komputer server dan mikrotik router yang difasilitasi UPS tetap bekerja dengan baik. e. Memastikan workstation yang difasilitasi UPS tetap bekerja dengan baik. f. Apabila point a. sampai dengan e berjalan dengan baik, maka ujian tetap berlangsung dengan melakukan pengawasan yang ketat pada pasokan listrik alternatif genset.
o
o
o
g. Apabila terdapat satu atau beberapa atau semua workstation yang mati/gagal kerja karena tidak ada pasokan listrik UPS, pengawas lokal mencatat durasi (mulai dari workstation yang dimaksud tidak berfungsi, hingga laporan tersebut sampai kepada operatorTI lokal dan workstation berfungsi kembali serta Penyelia Pusat me-reset login peserta). h. Matikan workstation yang masih berfungsi yang masih bekerja dengan bantuan UPS. i. Nonaktifkan ”Apache/http Server” pada komputer server, dengan cara: • Pada sistem operasi Windows: masuk ke aplikasi XAMPP, dan klik ikon ”stop” • Pada sistem operasi Linux: klik tombol merah j. Pengawas lokal mendistribusikan kembali informasi login peserta k. Apabila pasokan listrik utama telah berfungsi, aktifkan kembali fungsi aplikasi pada komputer server, dengan prosedur yang sama seperti instalasi aplikasi ke komputer server. l. Penyelia Pusat melakukan ”reset all” pada login peserta ujian. m. Penyelia Pusat memberikan aba-aba menyalakan workstation dan membuka aplikasi Mozilla Firefox n. Pengawas memberikan aba-aba kepada peserta untuk melakukan login ke dalam aplikasi ujian dan mengerjakan sisa soal. Workstation peserta yang mengalami gagal kerja Jika hal ini terjadi, maka tindakan yang harus diambil adalah: a. Menenangkan peserta ujian bahwa jawaban ujian yang telah dikerjakan tetap aman atau tidak hilang. b. Pengawas lokal meminta operator TI lokal untuk memeriksa workstation. c. Setelah memeriksa, operator TI lokal memutuskan apakah workstation perlu atau tidak untuk diganti dengan cadangannya. d. Pengawas lokal mencatat durasi (mulai dari peserta yang workstation-nya mengalami gagal kerja melapor pada pengawas hingga laporan tersebut sampai kepada personil TI lokal yang bertugas me-reset login peserta). e. Penyelia Pusat akan melakukan reset login peserta. Peserta dapat melanjutkan pekerjaannya. Workstation operator TI lokal yang mengalami gagal kerja Jika hal ini terjadi, maka tindakan yang harus diambil adalah: a. Mengkonfirmasi penyebab workstation mengalami gagal kerja b. Memutuskan penggatian workstation Server atau infrastruktur lokasi ujian yang mengalami gagal kerja Jika hal ini terjadi, maka tindakan yang harus diambil adalah: a. Panitia menyediakan server cadangan dan waktu ujian diundur sampai dengan penambahan maksimal 1 jam. b. Bila troubleshooting terhadap masalah infrastruktur tidak dapat diatasi dan server cadangan juga tidak berfungsi maka langkah-langkah yang diambil Penyelia Pusat adalah: 1. Melaporkan kepada Ketua Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter atau anggota yang ditunjuk bahwa ujian pada sesi yang bersangkutan tidak dapat dilaksanakan. 2. Menjadwalkan ujian PBT pada hari II. 3. Mengkonfirmasi Sekretariat Pusat Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter untuk mendapatkan jadwal kedatangan buku soal pengganti, dalam bentuk paper based, pada keesokan harinya. 4. Mendapatkan konfirmasi dari Divisi Pelaksanaan Uji Kompetensi Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter bahwa jumlah
buku soal pengganti yang akan diberikan sejumlah total peserta di lokasi ujian yang bersangkutan ditambah cadangan. 5. Menyampaikan kepada peserta ujian bahwa ujian ditunda dan ujian pengganti akan dilaksanakan pada hari II dengan menggunakan PBT. 6. Mempersilakan peserta ujian untuk meninggalkan lokasi ujian menuju ruang karantina (khusus peserta sesi ke-1). 7. Bersama-sama dengan Koordinator CBT dan Operator TI Lokal menganalisis dan mengusahakan penanganan masalah yang terjadi (khususnya pada sesi yang bersangkutan). 8. Selama proses penanganan masalah sampai terselesaikan, Penyelia Pusat selalu melaporkan dan berkoordinasi dengan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter dan Operator IT Lokal berkoordinasi dengan Operator IT Pusat 9. Menerima dokumen buku soal PAPER BASED dari staf pembawa soal yang telah ditetapkan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter untuk ujian pada hari II. 10. Pada lokasi dengan sesi 3 dan 4 akan dilaksanakan dengan PBT.
o
Hard disk soal yang mengalami gagal kerja Jika hal ini terjadi, maka tindakan yang harus diambil oleh Penyelia Pusat adalah: a. Melakukan analisis masalah bersama-sama dengan Koordinator CBT dan Operator TI Lokal untuk memastikan masalah yang terjadi benar berasal dari hard disksoal yang gagal kerja, waktu penyelesaian ini paling lama 1 jam termasuk dengan menggunakan hard disk cadangan. b. Jika dengan hard disk cadangan masalah dapat diselesaikan maka ujian berjalan biasa dengan maksimal waktu pelaksanaan pada sesi 1 adalah sampai dengan pukul 13.00 dan sesi 2 adalah 18.00 WIB. c. Jika dengan hard disk cadangan tidak bisa berfungsi maka Penyelia Pusat melaporkan kepada Ketua Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter atau anggota yang ditunjuk bahwa ujian pada sesi yang bersangkutan tidak dapat dilaksanakan dan mempersiapkan ujian PBT pada hari II. d. Mengkonfirmasi informasi login dan langkah-langkah instalasi pengunaan buku soal pengganti dari Divisi Pelaksanaan Uji Kompetensi Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter
o
Secara ringkas, prosedur troubleshooting dan solusi apabila terjadi kegagalan ujian akibat kerusakan pada infrastruktur lokasi ujian maupun hard disk soal, disajikan pada bagan yang tercantum berikut ini.
Gambar. Prosedur dan Alur Penyelesaian Permasalahan Ujian
o
o
o
o
o o
Login yang tidak berhasil Jika hal ini terjadi, maka tindakan yang harus diambil oleh Penyelia Pusat adalah: a. Memeriksa dan memastikan kebenaran nama, nomor ujian, gelombang ujian, dan kata sandi dari peserta ujian, dengan merujuk kepada daftar hadir yang telah ditetapkan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. b. Apabila diketahui peserta tersebut tidak terdaftar dalam daftar hadir sesuai gelombang ujian yang ada, yang bersangkutan diminta untuk meninggalkan/keluar dari ruang ujian. c. Meminta Operator TI lokal untuk memeriksa catatan (log) aktifitas workstation yang ditempati peserta. Amplop informasi login peserta tidak ada dalam Paket Materi Berkas Ujian Jika hal ini terjadi, maka tindakan yang harus diambil adalah: a. Memeriksa kembali dan memastikan amplop user login dalam paket/tas pembawa materi ujian dan pengawas lokal yang bertugas. b. Periksa nama lengkap dan nomor ujian peserta yang bersangkutan dalam Daftar Hadir Peserta dengan mencocokkan dengan Kartu Ujian dan Hasil Cetak Registrasi Online. c. Jika telah dipastikan tidak tercecer, dan terdaftar pada daftar hadir ujian, Penyelia Pusat menghubungi Divisi TI untuk mendapatkan user pengganti. d. Periksa identitas peserta dalam sistem yang dimaksud e. Catat username dan password untuk diinformasikan pada peserta yang bersangkutan. Substansi soal (vignette, lead in dan option) tidak jelas terbaca atau kesalahan soal. Jika hal ini terjadi, maka tindakan yang harus diambil adalah: a. Memeriksa workstation peserta yang mengalami/melaporkan adanya kesalahan soal. b. Mencatat Nama dan Nomor Peserta Ujian yang melaporkan serta nomor soal dan kesalahan yang terjadi pada Berita Acara Pelaksanaan Ujian. c. Memberitahu peserta tidak ada perbaikan soal dan melanjutkan pengerjaan soal sesuai kemampuannya Evakuasi dalam Keadaan Darurat Koordinator CBT WAJIB membuat perencanaan evakuasi ataupun pemindahan ruang ujian jika terjadi keadaan darurat seperti kebakaran, gempa, ataupun alarm kebakaran palsu yang berkepanjangan. Rencana tersebut termasuk rencana evakuasi peserta dan pengawas keluar. Penyelia Pusat dan koordinator CBT adalah orang terakhir yang keluar dari ruangan jika terjadi keadaan darurat. Pengawas lokal WAJIB memperhatikan peserta tidak ada yang membawa materi ujian keluar. Penyelia Pusat WAJIB melaporkan secara kronologis semua gangguan yang terjadi dengan ditandatangani oleh koodinator CBT. Force Majeur a. Listrik mati Panitia menyediakan dan mengaktifkan sumber energi listrik lainnya (UPS, ATS, Genset) dan waktu ujian diundur maksimal 1 jam, bila tidak dapat diatasi maka ujian ditunda sampai 1 x 24 jam dan maksimal 1 minggu kemudian. b. Bencana alam dan/atau kebakaran Bila terjadi bencana alam dan/atau kebakaran, baik sebelum maupun pada saat pelaksanaan ujian, maka waktu ujian ditunda sampai waktu yang dimungkinkan atau direlokasi. c. Kerusuhan
Bila terjadi kerusuhan, baik sebelum maupun pada saat pelaksanaan ujian, maka waktu ujian diundur maksimal 1 jam, bila kerusuhan tidak teratasi maka ujian ditunda 1 x 24 jam atau maksimal sampai 1 minggu kemudian atau direlokasi. d. Pada keadaan force majeur, koordinator CBT wajib melaporkan kepada pimpinan fakultas dan Penyelia Pusat wajib melaporkan ke Ketua Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter, untuk bersama-sama mengatasi force majeur tersebut. xi. Akhir Pelaksanaan Ujian CBT • Pengawas lokal WAJIB memeriksa workstation terhadap adanya kemungkinan peserta menyalin dan mencatat soal. Peserta tidak boleh meninggalkan tempat duduk serta tetap tenang dan tertib. • Peserta tidak diperkenankan keluar dari ruangan sebelum dipersilakan oleh pengawas. • Setelah dipastikan semua pengawas memeriksa workstation dan tidak ditemukan penyalinan soal, peserta ujian diizinkan untuk meninggalkan ruang ujian. • Penyelia Pusat mencatat hal-hal lain yang perlu dilaporkan dalam Berita Acara Pelaksanaan Ujian. • Operator TI meng-unsintall aplikasi CBT-UK dari komputer server dan melaporkannya pada Berita Acara Uninstall. • Penyelia Pusat memastikan tidak ada file/soal yang tertinggal di dalam server dan memasukkan materi ujian ke dalam saftey boxyang disediakan kemudian disegel kembali sesuai aturan penyegelan materi ujian. • Penyelia Pusat membungkus dan menyegel kembali materi soal, yaitu Hard Disk Soal Ujian dan DEMO, sesuai dengan ketetapan yang berlaku di Panitia Nasional Uji Kompetensi Dokter Indonesia dalam tas/koper materi ujian. • Semua berkas administrasi dimasukkan ke dalam tas adminsitrasi. • Setelah selesai pelaksanaan ujian CBT, koordinator CBT wajib memberikan laporan kepada Pimpinan Fakultas CBT Center.
c. PASCA UJIAN i.
Pengangkutan materi ujian kembali ke divisi ujian • Penyelia Pusat harus membuat rencana kepulangan pada hari yang sama setelah ujian berlangsung. • Untuk menjamin keamanan maka semua materi ujian, berupa Hard Disk Soal Ujian maupun DEMO, dikembalikan dalam keadaan tersegel dan diserahkan kepada Divisi Pelaksanaan Uji Kompetensi Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter.
ii. Penyegelan Hard Disk Soal Ujian Maupun Demo a.
Komponen penyegelan No Komponen 1 Safety Box Hard Disk 2 Tas Safety Box Hard Disk 3 Hard Disk Soal 4 Kabel Data Hard Disk 5 USB Flashdisk 5 Cable tie 6 Kertas segel
Kuantitas 1 1 1 1 1 2 2
Kegunaan Menyimpan hard disk & kabel data Menyimpan safety box hard disk Berisi materi/hasil ujian Penghubung materi soal dengan komputer Back up data Menyegel safety box & tas hard disk Menyegel safety box hard disk
b. Proses penyegelan • Hard disk dan kabel data dimasukkan dalam safety box hard disk
• • • •
Posisi label jenis dan lokasi hard disk menghadap ke luar Setelah dimasukkan, lakukan penyegelan dengan cable tie dengan cara melililitkan sebanyak 2 kali pada panel penguncian dan selanjutnya ditarik hingga kencang Tempelkan kertas segel yang telah ditandatangani pada bagian kiri & kanan safety box Masukkan safety box yang telah tersegel ke dalam tas, lalu tutup dan segel menggunakan cable tie dengan cara melililitkan sebanyak 2 kali pada panel penguncian dan selanjutnya ditarik hingga kencang
Tas Hard disk Kabel Data Hard Disk Cable Tie USB Flashdisk Safety Box Hard disk Hard Disk Label Hard Disk Label Jenis Hard Disk & Lokasi Ujian
Gambar. Kelengkapan Proses Penyegelan
Penyegelan Menggunakan Cable-tie Pada Panel Pengunci
Kertas Label Segel ke-1
Kertas Label Segel ke-2
Gambar. Penyegelan Safety Box dan Hard Disk
Penyegelan Menggunakan Cable-tie
Safety Box Hard Disk
Tas Safety Box Hard Disk
3.
Label Jenis Hard Disk dan Lokasi Ujian
Pelaksana
Divisi Manajemen Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter Penyelia Pusat Operator TI pusat Koordinator CBT Operator TI lokal Pengawas lokal Peserta ujian
4.
TAHAPAN DAN TARGET Kegiatan
Koordinasi untuk melihat persiapan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan ujian meliputi fasilitas ruangan, komputer (hardware dan software), jaringan dan server lokal dan SDM. (Koordinasi dan kerjasama antara Pengawas Lokal, Koordinator CBT, Operator TI lokal dan Tenaga Kependidikan).
Target
4 hari sebelum ujian
Briefing komponen pelaksana ujian di lokasi ujian oleh Penyelia Pusat. Briefing dan pembagian kartu peserta di lokasi ujian. Menguji sistem back up CBT dengan flash disk. (Koordinasi dan kerjasama antara Penyelia Pusat, Pengawas Lokal dan Koordinator CBT).
1 hari sebelum ujian
Pengawas Lokal memberi instruksi kepada peserta untuk memasuki ruang ujian dengan mengisi daftar hadir. Penyelia Pusat membuka segel password untuk membuka soal ujian kepada Koordinator CBT. Koordinator CBT menginstruksikan kepada Operator TI lokal untuk membuka soal. Penyelia Pusat memberikan penjelasan teknis mengenai pelaksanaan ujian kepada peserta ujian. (Koordinasi dan kerjasama antara Penyelia Pusat, Pengawas Lokal, Koordinator CBT dan Operator TI Lokal).
1 jam sebelum ujian
Kegiatan
Target
Peserta ujian diinstruksikan log in ke server dan mengerjakan dummy soal. Peserta mulai mengerjakan soal sesuai waktu yang ditentukan. Peserta ujian diminta meninggalkan tempat ujian setelah habis waktu ujian. (Koordinasi dan kerjasama antara Penyelia Pusat, Pengawas Lokal, Koordinator CBT dan Tenaga Kependidikan).
Saat ujian.
Melakukan back up isi hard disk soal setelah sesi 1 dan sesi 2 ujian selesai. Penyelia Pusat dan Pengawas Lokal memastikan soal tidak ada yang tertinggal di server. Pengawas Lokal mengisi berita acara pelaksanaan ujian yang ditandatangani oleh Penyelia Pusat dan Pengawas Lokal. Penyelia Pusat melakukan evaluasi pelaksanaan ujian. (Koordinasi dan kerjasama antara Penyelia Pusat, Pengawas Lokal, dan Koordinator CBT).
Setelah ujian
BAGIAN VI Panduan Manajemen Pelaksanaan Uji Kompetensi OSCE
E 1. PANDUAN VERIFIKASI DATA PESERTA OLEH INSTITUSI PENDIDIKAN TERKAIT 1. TUJUAN Melakukan verifikasi data peserta uji kompetensi OSCE 2. RUANG LINGKUP
a. Sistem registrasi online uji kompetensi akan melakukan verifikasi calon peserta UKMPPD dengan data di pangkalan data pendidikan tinggi (PDDIKTI) dan kesesuaian data lain sesuai ketentuan registrasi dan pembayaran biaya ujian. b. Berdasarkan hasil proses verifikasi, dilakukan penyusunan daftar peserta uji kompetensi OSCE. 5. PELAKSANA Divisi Manajemen Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. 4. PERALATAN/MATERIAL a. Daftar nama calon peserta uji kompetensi OSCE yang ditandatangani dan disahkan oleh Dekan Fakultas Kedokteran yang bersangkutan. b. Dokumen kelengkapan pendaftaran. c. Penyelesaian biaya pendaftaran yang ditunjukkan dengan bukti transfer ke rekening yang ditetapkan(tidak menjadi prasyarat finalisasi daftar nama peserta, tetapi wajib diselesaikan oleh institusi pendidikan dokter dalam kurun waktu yang ditentukan). d. Daftar Pangkalan Data Perguruan Tinggi dari Dikti. e. Sistem Informasi Pendaftaran. 5.
TAHAPAN DAN TARGET Kegiatan
Target
a.
Verifikasi data calon peserta ujian
Selambatnya sampai H-30 sebelum ujian
b.
Finalisasi daftar peserta ujian.
Selambatnya sampai H-30 sebelum ujian
E.2 PANDUAN LAPORAN HASIL VERIFIKASI KEPADA PNUKMPPD 1. TUJUAN Melaporkan hasil verifikasi kepada PNUIKMPPD 2. RUANG LINGKUP Jumlah peserta yang akan mengikuti UK OSCE 3. PELAKSANA Pimpinan institusi penyelenggara OSCE Koordinator institusi penyelenggara UK OSCE (KOC)
4. PERALATAN/MATERIAL Komputer Daftar nama dan daftar nomor peserta 5. TAHAPAN DAN TARGET No 1
2
Kegiatan Koordinator institusi penyelenggara UK OSCE melakukan konfirmasi akhir jumlah, nomor dan nama peserta UK OSCE dengan PNUKMPPD Koordinator institusi penyelenggara UK OSCE melakukan pengecekan pada website PNUKMPPD
Target 12 hari sebelum hari H
10 hari sebelum hari H
E 3. PANDUAN PENETAPAN CENTER UJIAN BERDASARKAN HASIL INSTITUSI 1. TUJUAN Menentukan Center Ujian berdasarkan asal institusi 2. RUANG LINGKUP Semua OSCE Center 3. PELAKSANA Divisi Manajemen PNUKMPPD 4. PERALATAN/MATERIAL Jumlah peserta dan daftar OSCE Centre yang siap 5. TAHAPAN DAN TARGET No 1
2 3
4
Kegiatan Divisi Manajemen PNUMKPPD melakukan rekapitulasi jumlah dan asal peserta UK OSCE Divisi Manajemen PNUMKPPD melakukan konfirmasi kesiapan setiap OSCE Centre Divisi Manajemen PNUKMMPD melakukan pengalokasian setiap peserta ke OSCE Centre berdasarkan kedekatan dengan asal institusi dan atau domisili peserta Divisi Manajemen PNUKMMPD melakukan rekapitulasi jumlah peserta dan nomor peserta UK OSCE pada setiap OSCE Centre dan mengupload ke website PNUKMMPD
Target 14 hari sebelum hari H
12 hari sebelum hari H 11 hari sebelum hari H
10 hari sebelum hari H
E 3.2.1 PANDUAN BRIEFING KOORDINATOR INSTITUSI UJI KOMPETENSI OSCE (KOC) 1. TUJUAN Menjelaskan prosedur briefing Koordinator Institusi Uji Kompetensi OSCE (KOC) oleh Penyelia Pusat 2. RUANG LINGKUP KOC adalah penanggungjawab pelaksanaan penyelenggaraan UK OSCE di institusi penyelenggara. Pimpinan institusi penyelenggara menetapkan seorang KOC berdasarkan dengan Surat Keputusan dekan Fakultas Kedokteran/ Program studi pendidikan dokter dan disahkan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. Masa tugas KOC adalah 1 tahun dan dapat diperpanjang atas usulan institusi. 3. PELAKSANA Penyelia Pusat Koordinator Institusi Uji Kompetensi OSCE (KOC)
E 3.2.2 PANDUAN PENYIAPAN SARANA PRASARANA UJI KOMPETENSI OSCE OLEH KOC 1. TUJUAN Menjelaskan penyiapan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan OSCE oleh Koordinator Institusi Penyelenggara Uji Kompetensi OSCE (KOC) di institusi penyelenggara. 2. RUANG LINGKUP Prosedur ini menjelaskan penyiapan gedung, ruangan, fasilitas pendukung dan perlengkapan 3. PELAKSANA a. b. c.
Koordinator Institusi Penyelenggara Uji Kompetensi OSCE (KOC) Koordinator Lokasi Penyelia Pusat
4. PERALATAN/MATERIAL a. Gedung 1. Memiliki minimal 12 ruangan kedap suara untuk digunakan sebagai station soal ketentuan dan 2 sebagai station istirahat, yang berada pada satu lantai yang sama. 2. Memiliki: i. Ruangan untuk briefing penguji ii. Ruangan untuk briefing peserta iii. Ruangan untuk briefing PS iv. Ruang Kendali pelaksanaan UK OSCE 3. Memiliki fasilitas pendukung seperti toilet/ WC untuk memenuhi kebutuhan seluruh perangkat dan peserta ujian 4. Memiliki fasilitas listrik utama dan cadangan yang memadai untuk menunjang penyelenggaraan UK OSCE b. Ruangan 1. Station soal OSCE i. Jumlah per lokasi UK OSCE: 12 ruangan station soal dan kelipatan 12 untuk setiap lokasi berikutnya ii. Ukuran ruangan station soal: minimum 2x3 meter iii. Fasilitas yang harus tersedia untuk setiap ruangan station soal: a. Jam dinding (ada satuan detik) b. Meja dan kursi penguji c. Kursi untuk tempat duduk peserta di depan station d. Kotak/ kantong penggantung (tertutup) skenario dan instruksi peserta di pintu station e. Lampu penerangan ruangan f. Akses internet (Local Area Network=LAN/ wi-fi) 2. Ruang briefing penguji: i. Jumlah 1 buah untuk setiap lokasi dan setiap sesi dalam satu hari pelaksanaan UK OSCE ii. Ukuran disesuaikan dengan jumlah penguji iii. Berada di luar station OSCE iv. Memiliki fasilitas meja dan kursi untuk penguji v. Memiliki pengeras suara (bila diperlukan) vi. LCD untuk pemaparan Penyelia Pusat 3. Ruang briefing peserta: i. Jumlah 1 buah untuk setiap lokasi dan setiap sesi dalam satu hari pelaksanaan UK OSCE ii. Ukuran disesuaikan dengan jumlah penguji iii. Berada diluar station OSCE iv. Memiliki fasilitas meja dan kursi untuk peserta
v. Tersedia meja untuk Penyelia Pusat vi. Memiliki pengeras suara (bila diperlukan) vii. Memiliki LCD untuk pemaparan Koordinator Pusat Penyelenggaraan UK OSCE (KOC) 4. Ruang briefing Pasien Standar: i. Jumlah 1 buah untuk setiap lokasi dan setiap sesi dalam satu hari pelaksanaan UK OSCE ii. Ukuran disesuaikan dengan jumlah Pasien Standar iii. Berada diluar station OSCE iv. Tersedia fasilitas untuk latihan Pasien Standar seperti cermin (bila diperlukan). 5. Ruang karantina: i. Ruang briefing peserta menjadi ruang karantina peserta, jika ujian dilaksanakan lebih dari 1 sesi dalam satu hari pelaksanaan UK OSCE. ii. Ruang briefing penguji menjadi ruang karantina penguji, jika ujian dilaksanakan lebih dari 1 sesi dalam satu hari pelaksanaan UK OSCE. 6. Ruang/ Area Kendali Pelaksanaan UK OSCE: i. Jumlah: 1 ruangan/ area yang digunakan untuk: 1. Meja komputer timer beserta perlengkapannya dan dituliskan “Meja Timer” 2. 1 meja Penyelia Pusat dan Koordinator Lokasi untuk mengontrol pelaksanaan UK OSCE 3. 1 meja Koordinator Pusat Penyelenggara UK OSCE 4. 3 kursi untuk pelatih PS ii. Ruang kendali terletak di zona ujian iii. Berada di lokasi yang aman dari perlintasan orang, sehingga kabel dan perangkat keras di area tersebut terlindungi dari kemungkinan terganggu oleh lalu lalang penyelenggara ujian. c. Fasilitas Pendukung i. Sumber daya listrik: 1. Memiliki sumber daya listrik utama (PLN atau pembangkit listrik sendiri) 2. Memiliki sumber daya listrik cadangan/ genset ii. Jaringan komputer dan internet iii. Perangkat komputer dan UPS sejumlah: 1. 1 buah server 2. 12 komputer untuk penguji per lokasi OSCE 3. 1 komputer timer +1 komputer cadangan timer 4. 1 komputer untuk koordinator pusat penyelenggara UK OSCE/ koordinator lokasi 5. 3 komputer untuk cadangan iv. Monitor Timer v. Lampu darurat penanda bila terjadi masalah/ gangguan dalam station. vi. Sound system dan pengeras suara (speaker) di setiap ruangan yang dapat mendengar setiap instruksi dalam keadaan pintu tertutup vii. Toilet/ WC minimum 2 untuk laki-laki dan perempuan viii. Ruangan penyimpanan/ lemari/ loker untuk setiap lokasi ujian yang digunakan untuk menyimpan: 1. Perlengkapan pribadi peserta: a. Jumlah sesuai peserta b. Terkunci dan aman c. Terpisah dari loker/ruangan penguji dan panitia lokal 2. Perlengkapan pribadi penguji: a. Jumlah sesuai dengan jumlah penguji b. Terkunci dan aman c. Terpisah dari loker/ ruangan peserta dan panitia lokal 3. Perlengkapan pribadi panitia lokal a. Jumlah sesuai dengan jumlah panitia b. Terkunci dan aman
4. Perlengkapan pribadi PS: a. Jumlah sesuai dengan jumlah panitia b. Terkunci dan aman c. Terpisah dari loker/ ruangan peserta, penguji, dan panitia lokal ix. Penanda dan petunjuk lokasi: 1. Penanda batas zona ujian bertuliskan “area UK OSCE” 2. Penanda ujian bertuliskan “harap tenang, ada ujian” 3. Denah ruangan untuk informasi peserta yang diletakkan di luar area UK OSCE untuk orientasi peserta d. Perlengkapan UK OSCE: i. Daftar manikin yang harus dimiliki oleh Pusat Penyelenggara UK OSCE dapat dilihat dalam dokumen daftar dan spesifikasi manikin yang terlampir (lampiran xx). ii. Tata letak dan peralatan dalam station soal OSCE dapat dilihat dalam dokumen lampiran pedoman Koordinator Pusat Penyelenggaraan UK OSCE
5. TAHAPAN DAN TARGET No 1 2. 3. 4. 5.
6.
Kegiatan Penyiapan gedung oleh Koordinator UK OSCE Penyiapan ruangan oleh Koordinator Lokasi Penyiapan fasilitas pendukung oleh KOC Penyiapan perlengkapan UK OSCE oleh KOC Mengisolasi area yang akan digunakan untuk UK OSCE dari kegiatan lain, baik akademik maupun nonakademik, untuk semua lokasi ujian di OSCE center. Area yang dimaksud adalah termasuk seluruh ruang station, ruang briefing peserta, ruang briefing penguji, ruang briefing pasien standar, ruang rehat, dan area yang digunakan untuk timer, Koordinator Pusat Penyelenggara, dan Penyelia Pusat . Hanya personil yang ditugaskan oleh Koordinator Pusat Penyelenggara yang boleh memasuki area UK OSCE. Mempersiapkan tata letak station OSCE untuk setiap lokasi pada setiap sesi sebagai berikut: Station 1 2
3
Deskripsi Station dengan setting ruang tindakan Station dengan setting ruang periksa dokter umum Station dengan
Alat dan Bahan
Target 1 minggu sebelum hari H 1 hari sebelum hari H 1 hari sebelum hari H 1 hari sebelum hari H 1 hari sebelum hari H
1 hari sebelum hari H
4
5 6
7 8
9
10 11
12
13
14
7
periksa dokter umum Station dengan setting ruang periksa dokter umum Station dengan setting ruang tindakan Station dengan setting ruang periksa dokter umum Station ISTIRAHAT Station dengan setting ruang periksa dokter umum Station dengan setting ruang periksa dokter umum Station dengan setting ruang tindakan Station dengan setting ruang periksa dokter umum Station dengan setting ruang periksa dokter umum Station dengan setting ruang periksa dokter umum Station ISTIRAHAT
Pimpinan institusi penyelenggara mengisolasi area yang akan digunakan untuk UK OSCE dari kegiatan lain – baik akademik dan non akademik. Area yang dimaksud adalah termasuk seluruh ruang station, ruang briefing peserta, ruang briefing penguji, ruang briefing pasien standar, ruang rehat, dan area yang digunakan untuk timer, Koordinator Pusat Penyelenggara, dan Penyelia Pusat . Hanya personil yang ditugaskan oleh Koordinator Pusat Penyelenggara yang boleh memasuki area UK OSCE.
1 hari sebelum hari H
E 3.3.1 PANDUAN PENETAPAN PENYELIA PUSAT
1.
TUJUAN Panduan ini untuk menetapkan penyelia pusat
2.
RUANG LINGKUP Persyaratan, rekrutmen, hak dan kewajiban, kode etik Penyelia Pusat. Penyelia Pusat akan bertugas di seluruh OSCE Center baik di FK dengan akreditasi A, B dan C yang melaksanakan uji kompetensi OSCE.
3.
PELAKSANA Divisi Manajemen PNUKMPPD
4.
TAHAP Divisi Manajemen PNUKMPPD akan menyeleksi Penyelia Pusat berdasarkan usulan dari FK dan Organisasi Profesi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
E 3.3.2 PANDUAN PENYIAPAN PERSONALIA UJI KOMPETENSI OSCE
1. TUJUAN Menjelaskan penyiapan personalia yang terlibat pada Uji Kompetensi (UK) OSCE 2. RUANG LINGKUP Prosedur ini menjelaskan penyiapan personalia pada Institusi Penyelenggara UK OSCE yang terdiri dari Koordinator Institusi Penyelenggara UK OSCE, Koordinator Lokasi, Penguji UK OSCE, Pelatih Pasien Standar UK OSCE, Pasien Standar, Petugas Laboran, Petugas Teknologi Informasi Lokal, Petugas Administrasi seperti struktur berikut ini: 3. PELAKSANA Pimpinan Institusi Penyelenggara UK OSCE, Koordinator UK OSCE, Pasien Standar, Petugas Laboran, Petugas Teknologi Informasi Lokal, Petugas Administrasi 4.TAHAPAN DAN TARGET No 1.
Kegiatan Pimpinan Institusi mengangkat Koordinator Institusi Penyelenggara UK OSCE, Koodinator Lokasi dengan Syarat : a. Staf pendidik yang ditunjuk oleh institusinya yang dibuktikan dengan surat tugas/surat keputusan dari pimpinan institusi (Dekan atau Ketua Program Studi) dan ditetapkan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. b. Pernah menjadi penguji OSCE sesuai standar UK OSCE. c. Memahami standar penyelenggaraan UK OSCE. d. Memiliki komitmen untuk mendukung penyelenggaraan UK OSCE. e. Mampu melakukan koordinasi dengan Koordinator Institusi Penyelenggara, Penyelia Pusat , dan perangkat pelaksana UK OSCE di institusi. f. Menjaga kerahasiaan perangkat soal UK OSCE Tanggung jawab: a. Menyediakan perangkat UK OSCE di lokasi tempat ditugaskan. b. Menyiapkan penguji dan pelatih PS UK OSCE sesuai syarat dan ketentuan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokterberkoordinasi dengan
Target Awal tahun berjalan
Koordinator Institusi Penyelenggara UK OSCE. c. Memastikan seluruh perangkat ujian tersedia dan berfungsi sesuai standar Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. d. Menjaga keberlangsungan pelaksanaan UK OSCE di institusi. e. Menjaga kerahasiaan perangkat soal. Tugas: a. Mengoordinasi dan bertanggungung jawab terhadap pelaksanaan satu lokasi UK OSCE di institusi. b. Menyusun rencana penyelenggaraan UK OSCE di lokasi dengan koordinasi dengan Koordinator institusi penyelenggara UK OSCE. c. Memberikan pengarahan peserta ujian pada H-1 dan sebelum pelaksanaan ujian peserta. d. Memasang instruksi peserta ujian di pintu station dan meja peserta jika didelegasikan oleh Koordinator Institusi Penyelenggara UK OSCE. e. Memimpin pertemuan dengan peserta pasca pelaksaan UK OSCE untuk pengisian umpan balik peserta. f. Mengawasi pelaksanaan UK OSCE di lokasi tempat bertugas. g. Melaporkan kepada Koordinator Institusi UK OSCE. h. Bekerja sama dengan Koordinator Institusi Penyelengara UK OSCE dan Penyelia Pusat untuk mengatasi permasalahan yang timbul pada saat persiapan (H-1) dan pelaksanaan OSCE. i. Mengisi Berita Acara Pelaksanaan UK OSCE dan mengisi borang umpan balik ke Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter j. Mengevaluasi pelaksanaan UK OSCE di lokasi untuk perbaikan pelaksanaan selanjutnya. Hak Koordinator Lokasi a. Mendapatkan honorarium sesuai ketentuan yang berlaku. b. Mendapatkan informasi umpan balik pelaksanaan UK OSCE di institusinya. c. Mendapatkan sertifikat Koordinator Lokasi UK OSCE dari Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter
2.
3.
Pimpinan institusi penyelenggara mengirim penguji OSCE di institusi untuk mengikuti pelatihan Penguji UK OSCE bersertifikasi secara nasional Pimpinan institusi mengangkat Penguji UK OSCE dengan Syarat a. Dokter dengan pendidikan terakhir minimal S2 dan/atau dokter spesialis. b. Berpengalaman menjadi instruktur keterampilan klinik di jenjang S1 atau di jenjang profesi minimal 1 tahun. c. Pernah menjadi penguji OSCE di institusinya minimal pada 3 kali pelaksanaan. d. Telah mengikuti pelatihan yang terstandar sebagai penguji OSCE yang dilakukan secara nasional, yang dibuktikan dengan sertifikat. e. Memiliki kemampuan menggunakan sistem penilaian berbasis komputer. f. Memiliki daya tahan dan bersedia untuk menguji selama minimal satu sesi ujian OSCE. g. Tidak memiliki hendaya yang dapat mengganggu tugas sebagai penguji (Misalnya penyandang ketulian akan sulit menilai kemampuan peserta). Syarat untuk klausul b dan c dibuktikan dengan surat keterangan dari pimpinan institusi masing-masing. Penguji luar harus memenuhi kriteria di atas ditambah dengan kriteria berikut, yaitu diusulkan oleh institusi ke Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokteruntuk menjadi penguji luar, dengan mempertimbangkan kemampuan, komitmen, dan integritas. Rekruitmen a. Institusi memilih penguji yang memenuhi kriteria selambatlambatnya 2 minggu sebelum pelaksanaan UK OSCE. b. Institusi memberikan surat penugasan sebagai penguji UK OSCE selambat-lambatnya 2 minggu sebelum pelaksanaan UK OSCE. c. Surat penugasan mencantumkan informasi mengenai waktu dan tempat pelaksanaan rangkaian kegiatan UK OSCE. Jumlah dan komposisi penguji a. Untuk satu lokasi pada satu sesi UK
Sesuai jadwal dari PNUKMPPD
2 minggu sebelum hari H
dan 3 penguji siaga. b. Tiga dari dua belas penguji utama adalah penguji luar yang ditentukan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. c. Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter menentukan penugasan penguji luar berdasarkan usulan institusi dan pertimbangan geografis. Hak penguji a. Penguji mendapatkan honorarium sesuai ketentuan yang berlaku. b. Penguji luar kota mendapatkan lumpsum, transportasi dan akomodasi sesuai ketentuan yang berlaku. c. Mendapatkan sertifikat penguji UK OSCE yang dikeluarkan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. Kewajiban penguji a. Mematuhi tata tertib dan melaksanakan kode etik penguji UK OSCE. b. Mengisi lembar kesediaan penguji UK OSCE. c. Mengisi lembar persetujuan untuk menjaga kerahasiaan. d. Melaporkan kepada institusi, apabila sebelum pelaksanaan UK OSCE diketahui memiliki konflik kepentingan dengan peserta ujian. e. Melaporkan kepada Penyelia Pusat , apabila saat pelaksanaan UK OSCE diketahui memiliki konflik kepentingan dengan peserta ujian. f. Penguji harus digantikan oleh penguji siaga saat peserta ujian yang memiliki konflik kepentingan diuji. Konflik kepentingan dapat berupa: i. Berhubungan darah dan/ atau terkait pernikahan ii. Sedang atau pernah secara nyata terkait dalam hubungan sosial/ pekerjaan atau adalah rekan/ kolega kerja iii. Memiliki riwayat konflik kepentingan yang diketahui sebelumnya, misal riwayat masalah hukum g. Menjaga kerahasiaan soal dan kelengkapannya. h. Mengikuti seluruh rangkaian
Kode etik a. Komitmen terhadap tugas penguji b. Disiplin c. Tidak membocorkan soal dan kelengkapannya d. Tidak membantu atau merugikan peserta ujian e. Bersifat obyektif dan bertanggung jawab f. Menjunjung tinggi nilai-nilai sebagai berikut: – Kejujuran – Loyalitas – Kebajikan – Kehormatan – Kebenaran – Respek – Keramahan – Integritas – Keadilan – Kerjasama 4.
Pimpinan Institusi Penyelenggara mengangkat Pelatih Pasien Standar UK OSCE dengan Syarat: a. Staf pendidik yang ditunjuk oleh institusinya yang dibuktikan dengan surat tugas/surat keputusan dari pimpinan institusi (Dekan atau Ketua Program Studi). b. Pernah mengikuti pelatihan Pelatih PS sesuai standar nasional dan mendapatkan sertifikat . c. Memahami standar penyelenggaraan UK OSCE. d. Memiliki komitmen untuk melatih PS sesuai standar. e. Mampu melakukan koordinasi dengan Penyelia Pusat , Koordinator institusi Penyelenggara UK OSCE/ Koordinator lokasi, perangkat penyelenggara lain UK OSCE di institusi tersebut. f. Menjaga kerahasiaan perangkat soal UK OSCE. Tanggung Jawab: 1. Menyediakan PS dalam jumlah dan jenis yang sesuai dengan permintaan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. 2. Memastikan PS hadir tepat waktu, termasuk PS cadangan. 3. Memastikan PS menguasai scenario yang diberikan dan dilatihkan. 4. Memastikan PS tidak mengalami
Awal Tahun berjalan
gangguan kesehatan pada pelaksanaan UK OSCE. 5. Memastikan PS tidak membocorkan informasi tentang hal-hal yang diketahuinya kepada pihak lain yang tidak berwenang. 6. Menyediakan pengganti/ mengganti PS yang mengalami gangguan pada pelaksanaan UK OSCE. 7. Memastikan scenario PS tidak dicatat/ disalin oleh PS maupun pihak lain. Tugas: a. Mengundang PS hadir pada hari yang telah ditentukan untuk mengikuti pelatihan. b. Melatih PS sesuai dengan skenario station selama 4-5 jam pada H-1 rangkaian pelaksanaan UK OSCE. c. Mengawasi PS melakukan latihan mandiri. d. Menyediakan atau memfasilitasi penyediaan alat rias atau bahan yang diperlukan untuk tampilan PS. e. Mengembalikan berkas skenario PS kepada Penyelia Pusat setelah latihan PS selesai. f. Merias (molase) PS sesuai skenario. g. Mengawasi kinerja PS selama pelaksanaan UK OSCE. h. Mengevaluasi penampilan dan kinerja PS. i. Mengisi lembar berita acara yang memuat nama-nama PS dan lokasi (station) PS bertugas. Hak: a. Mendapatkan honorarium sesuai ketentuan yang berlaku. b. Mendapatkan sertifikat Pelatih Pasien Standar UK OSCE dari Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter
5.
6.
Pimpinan Institusi Penyelenggara mengirim Pelatih Pasien Standar UK OSCE untuk mengikuti pelatihan nasional Pelatih PS bersertifikasi oleh PNUKMPPD Pimpinan Institusi Penyelenggara merekrut Pasien Standar sesuai kebutuhan dengan Syarat a. Sudah mengikuti pelatihan pasien standar dan mendapatkan sertifikat sebagai pasien standar. b. Berusia minimum 18 tahun.
Sesuai jadwal dari PNUKMPPD
Sesudah Pelatih Pasien Standar OSCE memperoleh sertifikat dari PNUKMPPD
d. Dapat membaca dan menulis. e. Dapat mendengar dan melihat. f. Mengerti dan dapat berbahasa Indonesia aktif dan pasif. g. Mempunyai kemampuan berakting. h. Dapat bekerja sama dengan Pelatih PS dan Penguji. i. Bersedia menandatangi kontrak dengan Institusi Penyelenggara UK OSCE dengan jangka waktu 1 tahun j. Menjaga kerahasiaan instruksi PS sebagai bagian dari berkas soal UK OSCE. k. Menandatangani informed consent. Hak PS a. Mendapatkan pelatihan dari Pelatih PS. b. Mendapatkan Honorarium PS sesuai ketetapan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter c. Mendapatkan kompensasi biaya perawatan dan pengobatan terhadap penyakit yang timbul akibat penugasan sebagai PS. Pengelolaan PS a. Penyediaan PS menjadi tanggung jawab institusi penyelenggara ujian OSCE. b. Kontrak dibuat antara Pusat Penyelenggara UK OSCE dengan PS dalam jangka waktu 1 tahun. c. Kontrak dapat dibatalkan jika: - Melanggar tata-tertib - Tidak memenuhi kewajiban dalam kontrak - Kinerja yang buruk dari PS berdasarkan hasil evaluasi - Kesepakatan kedua belah pihak d. Setiap Pusat Penyelenggara OSCE harus menyediakan PS sesuai ketentuan. e. Jika dalam satu hari terdapat 2 putaran OSCE, maka seorang PS dapat bertugas pada kedua putaran tersebut dengan peran yang sama atau berbeda, atas rekomendasi Pelatih PS. f. Pada kasus anak digunakan manekin yang sesuai usianya. g. Jika pada kasus anak, skenario kasus memerlukan aloanamnesis, edukasi, atau informed consent, maka dapat digunakan PS. 7.
Pelatihan Pasien Standar oleh Pelatih Pasien
Awal tahun berjalan
Standar UK OSCE yang telah bersertifikat yang antara lain mencakup materi sebagai berikut: Tanggungjawab a. Menjalankan peran yang ditugaskan. b. Menjaga kerahasiaan perangkat soal UK OSCE, khususnya skenario PS. c. Hadir tepat waktu. d. Memastikan tidak sedang dalam keadaan konflik kepentingan. Tugas PS a. Mengikuti Pelatihan Khusus untuk kasus yang akan digunakan dalam UK OSCE. b. Mengikuti pengarahan satu hari sebelum hari pelaksaaan OSCE. c. Menjaga kerahasiaan instruksi PS sebagai bagian dari berkas soal UK OSCE. d. Mengikuti tata tertib PS. Tata Tertib PS a. Datang tepat waktu. b. Tidak meninggalkan tempat saat ujian. c. Tidak menggunakan alat komunikasi dan atau elektronik apapun saat ujian. d. Menjalankan tugas sesuai instruksi. e. Memberikan umpan balik pada lembar yang telah dipersiapkan oleh panitia nasional. Kode Etik PS a. Bertanggung jawab b. Menjaga norma-norma kesusilaan & kemanusiaan c. Membantu kelancaran proses pendidikan d. Tidak membocorkan soal e. Tidak membantu atau merugikan peserta ujian f. Disiplin g. Melatih diri sesuai dengan peran yang sudah ditentukan h. Komitmen untuk menjadi PS i. Bersedia memberi dan menerima umpan balik h. Pemeriksaan yang tidak diboleh dilakukan kepada PS perempuan: -‐ Pemeriksaan dada -‐ Pemeriksaan area pelvis (anogetinal, inguinal) -‐ Jika pemeriksaan tersebut diperlukan maka dapat dilakukan pada manekin atau keterangan dalam rekam medis atau sebagai
i.
j.
rencana pemeriksaan lain yang diperlukan. Pemeriksaan yang tidak diboleh dilakukan kepada PS pria: - Pemeriksaan area pelvis (anogetinal, inguinal) - Jika pemeriksaan tersebut diperlukan maka dapat dilakukan pada manekin atau keterangan dalam rekam medis atau sebagai rencana pemeriksaan lain yang diperlukan Pemeriksaan kepada PS harus sesuai dengan norma yang berlaku, selayaknya pemeriksaan pada pasien sebenarnya.
8.
Pimpinan institusi penyelenggara merekrut Petugas Laboran dengan syarat a. Staf kependidikan (bukan dosen) yang ditunjuk oleh institusinya sebagai tenaga laboran di institusinya yang dibuktikan dengan surat tugas /surat keputusan dari pimpinan institusi (Dekan atau Ketua Program Studi). b. Mengenal spesifikasi alat-alat kelengkapan keterampilan klinik/UK OSCE. c. Memahami penggunaan alat-alat kelengkapan keterampilan klinik/UK OSCE. d. Memahami standar penyelenggaraan UK OSCE. e. Memiliki komitmen untuk menyelenggarakan UK OSCE. f. Mampu melakukan koordinasi dengan Koordinator Pusat Penyelenggara, panitia lokal lain, dan Penyelia Pusat UK OSCE. g. Menandatangani kontrak dengan pimpinan institusi penyelenggara UK OSCE h. Menjaga kerahasiaan berkas UK OSCE. Hak a. Mendapatkan honorarium sesuai ketentuan yang berlaku. b. Mendapatkan sertifikat Petugas Laboran UK OSCE.
Awal tahun berjalan
9.
Pimpinan Institusi Penyelenggara merekrut Petugas Teknologi Informasi Lokal dengan syarat: a. Staf kependidikan (bukan dosen)
Awal tahun berjalan
sebagai petugas teknologi informasi lokal di institusinya yang dibuktikan dengan surat tugas /surat keputusan dari pimpinan institusi (Dekan atau Ketua Program Studi). b. Memahami perangkat keras, perangkat lunak, koneksi dan jaringan komputer (local area network dan internet) di institusinya. c. Mampu mengelola teknologi informasi yang digunakan selama UK OSCE. d. Memahami standar penyelenggaraan UK OSCE. e. Memiliki komitmen untuk menyelenggarakan UK OSCE. f. Mampu melakukan koordinasi dengan Koordinator Pusat Penyelenggara, panitia lokal lain, dan Penyelia Pusat UK OSCE. g. Menandatangai kontrak dengan pimpinan institusi penyelenggara untuk 1 tahun h. Menjaga kerahasiaan berkas UK OSCE. Hak a. Mendapatkan honorarium sesuai ketentuan yang berlaku. b. Mendapatkan sertifikat Petugas Teknologi Informasi Lokal UK OSCE. 9.
Pimpinan Institusi Penyelenggara merekrut Petugas Administrasi dengan syarat Syarat a. Staf kependidikan yang ditunjuk oleh institusinya sebagai petugas administrasi di institusinya yang dibuktikan dengan surat tugas /surat keputusan dari pimpinan institusi (Dekan atau Ketua Program Studi). b. Memahami sistem administrasi UK OSCE. c. Memahami pengelolaan ruang ujian dan sarana pendukung lainnya. d. Memahami standar penyelenggaraan UK OSCE. e. Memiliki komitmen untuk menyelenggarakan UK OSCE. f. Mampu melakukan koordinasi dengan Koordinator Pusat Penyelenggara, panitia lokal lain, dan Penyelia Pusat UK OSCE. g. Menandatangai kontrak dengan pimpinan institusi penyelenggara untuk 1 tahun h. Menjaga kerahasiaan berkas UK OSCE.
Awal tahun berjalan
Hak Petugas Administrasi a. Mendapatkan honorarium sesuai ketentuan yang berlaku. b. Mendapatkan sertifikat Petugas Administrasi UK OSCE dari Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter 10.
Deployment Pasien Standar UK OSCE oleh Pelatih Pasien Standar UK OSCE dan memberikan daftar Pasien standar kepada PNUKMPPD
10 hari sebelum hari H
11.
Briefing Pasien Standar UK OSCE oleh Pelatih Pasien Standar UK OSCE: • Melatih PS sesuai skenario station • Mengamati PS melakukan latihan mandiri Deployment Penguji UK OSCE dan melakukan registrasi sebagai berikut
1 hari sebelum hari H
12.
1 hari sebelum hari H
a. Daftar nama penguji harus tersedia pada H-1 pelaksanaan rangkaian kegiatan UK OSCE dan dilaporkan kepada Penyelia Pusat . Daftar ini berisi nama penguji dan pembagian penugasan station untuk penguji. b. Pada hari H, sebelum briefing oleh Penyelia Pusat , penguji mendaftarkan diri untuk mendapatkan kartu tanda penguji dan kunci lemari penyimpanan. Penguji harus menunjukkan kartu tanda pengenal saat pendaftaran. c. Setelah ujian UK OSCE selesai, penguji wajib mengembalikan kartu tanda penguji dan kunci lemari penyimpanan. 13
Penetapan kesiapan institusi penyelenggara 1 hari sebelum hari H oleh pimpinan institusi penyelenggara dengan Koordinator institusi penyelenggara UK OSCE terkait personalia: a. Penguji, dengan jumlah dan komposisi sesuai ketentuan dalam pedoman untuk penguji. b. Pelatih pasien standar, dengan jumlah sesuai ketentuan dalam pedoman pusat penyelenggara UK OSCE c. Pasien standar, dengan jumlah dan komposisi sesuai ketentuan yang akan diinformasikan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter d. Petugas teknologi informasi lokal,
pedoman pusat penyelenggara UK OSCE e. Petugas administrasi, dengan jumlah dan ketentuan dalam pedoman pusat penyelenggara UK OSCE f. Laboran, dengan jumlah dan ketentuan dalam pedoman pusat penyelenggara UK OSCE 13.
Briefing Penguji UK OSCE Tugas penguji di dalam station OSCE a. Mengikuti instruksi penguji sesuai yang tertulis di instruksi penguji. b. Mengamati kinerja dan menilai peserta ujian sesuai lembar penilaian. c. Penguji tidak diperbolehkan mengubah sebagian atau seluruh perangkat soal. Jika ada umpan balik terkait soal, maka penguji menuliskannya di lembar umpan balik. d. Penguji tidak diperbolehkan untuk memberi intervensi kepada peserta ujian selain beberapa situasi di bawah ini: i. Jika diminta untuk memberikan informasi kepada peserta ujian terkait hasil pemeriksaan fisik atau pemeriksaan penunjang (yang tertera dalam soal) ii. Jika pasien standar tidak melaksanakan tugas sesuai instruksi, maka penguji harus menyampaikan ralat kepada peserta sesuai informasi yang tertulis pada instruksi pasien standar. Tetapi penguji tidak diperbolehkan meminta pasien standar mengubah perannya di luar instruksi pasien standar. iii. Jika peserta ujian melakukan tindakan yang membahayakan pasien standar, maka penguji mengingatkan peserta ujian. iv. Jika peserta atau pasien standar sakit, maka penguji harus melaporkan kondisi ini kepada Koordinator OSCE Center. Intervensi selain hal di atas tidak diperbolehkan. Penguji tidak diperbolehkan memberi petunjuk tambahan kepada peserta ujian, memberikan umpan balik atau menanyakan pertanyaan tambahan karena akan menimbulkan ketidakadilan bagi peserta ujian. e. Dalam situasi peralatan atau fasilitas rusak, maka penguji langsung
Pada hari H
meminta peserta ujian menggunakan alat cadangan f. Mengisi penilaian dengan sistem penilaian berbasis komputer dan lembar penilaian manual. g. Meneliti kembali penilaian untuk satu peserta ujian sebelum menilai peserta ujian berikutnya. h. Menandatangani lembar penilaian manual. i. Mengisi formulir umpan balik OSCE yang disediakan. j. Jika terjadi permasalahan di dalam station, maka penguji diminta menekan tombol darurat yang telah disediakan. Petugas akan datang ke station tersebut untuk memberikan bantuan. Penguji tidak perlu keluar dari station. k. Penguji diperbolehkan istirahat selama waktu rehat, yang ditandai oleh aba waktu. Selama rehat, penguji hanya diperbolehkan ke toilet dan ruang rehat. Penguji tidak diperbolehkan masuk ke station selain tempat penguji bertugas. Penguji harus mengikuti aba waktu penanda penguji dan pasien standar untuk kembali ke station masingmasing yang akan dibunyikan dua menit sebelum waktu rehat selesai. l. Mengembalikan dengan lengkap soal beserta berkas ujian ke dalam amplop soal masing-masing station. Amplop tersebut harus ditinggalkan di meja penguji setelah ujian selesai. m. Mengikuti debriefing yang dilakukan oleh Penyelia Pusat setelah UK OSCE selesai. Tata tertib a. Datang tepat waktu b. Harus hadir pada briefing penguji yang dilakukan satu hari sebelum putaran pertama ujian dilaksanakan c. Harus hadir 1 jam sebelum ujian dimulai untuk standarisasi penguji d. Tidak meninggalkan tempat saat ujian berlangsung e. Tidak membawa alat elektronik dan komunikasi apapun ke area ujian. Semua barang bawaan penguji disimpan di dalam lemari penyimpanan terkunci. Kunci akan dibagikan saat penguji mendaftarkan diri pada hari H. f. Menjalankan tugas sebagaimana instruksi untuk penguji g. Mengikuti persiapan bersama
h. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan ujian di station tempat penguji bertugas i. Memberikan umpan balik pada lembar yang telah dipersiapkan oleh panitia j. Penguji tidak diperbolehkan mendokumentasikan soal beserta kelengkapannya dalam bentuk apapun. 14
Merias pasien standar UK OSCE sesuai skenario oleh Pelatih Pasien Standar
Hari H
E 4. PANDUAN MANAJEMEN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OSCE 1.
TUJUAN Melaksanakan uji kompetensi OSCE sesuai prosedur dan praktik baikasesmen.
2.
RUANG LINGKUP Prosedur pelaksanaan ujian meliputi prosedur yang harus dilaksanakan mulai persiapan ujian, pelaksanaan ujian, dan pasca ujian. a. Persiapan ujian 1) Penetapan Penguji Eksternal Divisi Manajemen menetapkan Penguji Eksternal (PE) yang ditempatkan pada OSCE Center berdasarkan pertimbangan penjaminan mutu, geografis, keadilan dan efisiensi. 2) Penyiapan berkas soal i. Pencetakan berkas soal terdiri dari: (1) Mencetak lembar soal UK OSCE untuk penguji (termasuk fotojika ada) (2) Mencetak lembar penilaian kertas untuk penguji (internal dan eksternal) (3) Mencetak instruksi peserta (untuk di pintu dan di meja) (4) Mencetak instruksi pasien standar (PS) (5) Mencetak lembar berita acara ujian Pencetakan disesuaikan jumlah peserta ujian yang dikelompokan menjadi per sesi per institusi penyelenggara UK OSCE ii.
3)
Pengepakan berkas soal UK OSCE Pengepakan berkas soal UK OSCE terdiri dari: (1) Memasukan soal dan lembar penilaian kertas(serta foto jika ada) untuk penguji ke dalam AMPLOP SOAL per Station Soal (12 station soal) (2) Memasukan instruksi peserta ke dalam AMPLOP INSTRUKSI PESERTA (3) Memasukan instruksi PS ke dalam AMPLOP PS (4) Memasukan lembar berita acara ke dalam AMPLOP BERITA ACARA (5) Memasukan AMPLOP SOAL, AMPLOP INSTRUKSI PESERTA, AMPLOP PS dan AMPLOP BERITA ACARA ke dalam AMPLOP SESI (Sesi 1-6) (6) Jumlah AMPLOP SESI disesuaikan dengan jumlah peserta di suatu institusi penyelenggara UK OSCE, yang dibagi ke dalam beberapa sesi dan atau lokasi (7) Menyiapkan TAS INSTITUSI (setiap tas memiliki 3 kompartemen, setiap kompartemen menunjukan HARI UJIAN yang dapat diisi masing-masing 2 AMPLOP SESI). (8) Memasukan AMPLOP SESI ke dalam TAS INSTITUSI (9) Mensegel TAS INSTITUSI (10) Dalam kondisi jumlah peserta di suatu institusi sangat banyak yang berdampak pada jumlah lokasi ujian, jumlah TAS INSTITUSI di suatu institusi penyelenggara UK OSCE dapat lebih dari satu dan setiap tas digunakan untuk per lokasi. (11) Untuk membawa TAS INSTITUSI ke acara Briefing PP, TAS INSTITUSI dimasukan ke dalam Koper dan disegel (12) Koper dibawa ke Briefing PP dengan pesawat dan atau mobil. (13) Pada saat Briefing PP Koper UK OSCE dibuka, dan TAS INSTITUSI penyelenggara UK OSCE dibagikan kepada PP sesuai institusi tempat tugas PP Pencetakan dan Pengepakan berkas Penyelia Pusat a) Pencetakan dan pengepakan berkas Penyelia Pusat terdiri dari: (1) Mencetak daftar tilik kegiatan PP dari H-1 sampai hari H (1,2,3) untuk kemudian
(2) Menyiapkan segel kertas, segel tali plastic, bolpoint dan spidol untuk kemudian memasukannya ke dalam AMPLOP PLASTIK PP b) Jumlah AMPLOP PLASTIK PP disesuaikan dengan jumlah PP atau TAS INSTITUSI c) AMPLOP PASTIK PP dimasukan ke dalam bagian depan TAS INSTITUSI 4)
Penetapan Petugas Kendali Informasi Teknis UK OSCE Petugas Kendali Informasi Teknis UK OSCE ditetapkan dengan syarat anggota sub divisi UK OSCE. Dalam situasi anggota subdivisi OSCE tidak dapat melakukan tugas ini maka ditunjuk salah satu dari anggota divisi ujian.
Bagan Persiapan UKMPPD OSCE
5)
Persiapan H-1 a) Pemeriksaan Kesiapan Institusi Penyelenggara UK OSCE 1. Pemeriksaan umum lokasi UK OSCE: (a) Lokasi tidak digunakan untuk kegiatan lain dan tertutup dari jangkauan umum. (b) Seluruh (18 jenis) manekin siap dipakai tersimpan di satu lokasi yang terjangkau di hari ujian (c) Seluruh peralatan dan bahan habis pakai (berikut cadangannya) telah disiapkan di dalam tiap-tiap station (d) Sistem CBS dan perangkat laptop/komputer ber-UPS dalam station telah dipersiapkan oleh petugas IT Lokal (e) Sistem kelistrikan didukung dengan pembangkit listrik cadangan (generator set) yang siap dipakai. 2.
Pemeriksaan Aba Waktu (Timer) a. Timer elektronik (di flash disk PP) disimpan di laptop/komputer ber-UPS tersambung pelantam suara. b. Suara timer elektronik dapat terdengar dengan jelas dari tiap-tiap station c. Tersedia alat isyarat/pelantam suara manual bila sistem pelantam suara tidak berfungsi saat ujian
3.
Pemeriksaan Ruangan: a. 12 ruang station soal (1-6 & 8-13) dan 2 station istirahat (7 & 14) berlabel nomor station jelas terbaca b. Tata letak station 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8 & 9 telah tertata sesuai Model 1 c. Tata letak station 10 & 11 telah tertata sesuai Model 2 d. Tata letak station 12 & 13 telah tertata sesuai Model 3 e. Alur rotasi dapat dimengerti dengan mudah dan tersedia label penunjuk arah
f. g. h. i.
Ruang pengarahan Penguji (bila menyelenggarakan sesi pagi & siang, harus ada 2 ruang terpisah) Ruang pengarahan Peserta (bila menyelenggarakan sesi pagi & siang, harus ada 2 ruang terpisah) Ruang pengarahan dan pelatihan Pasien Standar Ruang Penyelia Pusat (ruang dan/atau terdapat lemari dengan kunci yang dapat dibawa PP)
4.
Pengarahan peserta UK OSCE: a. PowerPoint pengarahan terdapat dalam flash disk Penyelia Pusat b. Pengarahan Peserta dilakukan oleh Koordinator OSCE Center dan Korlok serta WAJIB diikuti seluruh Peserta c. Sebaiknya diselenggarakan pada Jumat pagi (antara pukul 08.00-11.00) d. KOC dan Korlok memastikan jumlah peserta sesuai dengan daftar dan jadwal sesi lokasi masing-masing e. KOC dan Korlok memastikan bahwa peserta telah sesuai dengan identitas dan kartu ujian f. Penyelia Pusat dapat mendampingi KOC bilamana jadwal PP memungkinkan
5.
Pengarahan penguji: a. PowerPoint pengarahan terdapat dalam flash disk Penyelia Pusat b. Pengarahan Penguji dilakukan oleh Penyelia Pusat dan WAJIB diikuti seluruh Penguji Internal & Eksternal c. Sebaiknya diselenggarakan pada Jumat siang (pukul 14.00-16.00) berkoordinasi dengan IT Lokal d. Penyelia Pusat dan IT Lokal mendampingi Penguji saat uji coba CBS di ruang pengarahan (bukan di station) e. Penguji tidak diperkenankan memasuki ruang station ujian dengan alasan apapun f. Penyelia Pusat memastikan bahwa jumlah dan kriteria penguji yang hadir telah memenuhi syarat g. 1 Sesi: 12 penguji utama + 3 penguji siaga (setiap penguji hanya bertugas 1 sesi dalam 1 hari) h. Khusus sesi ganjil (1, 3 dan 5) lokasi A, 3 penguji eksternal bertugas sebagai penguji utama (station ditentukan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter)
6.
Pengarahan Pasien Standar: a. Pengarahan Pasien Standar dilakukan oleh Pelatih Pasien Standard an WAJIB diikuti seluruh PS. b. Pelatih PS menjelaskan persiapan umum dan peraturan ujian (bukan spesifik tentang soal ujian). c. Sebaiknya diselenggarakan pada Jumat siang (pukul 14.00-16.00). d. Penyelia Pusat bersama PPS memastikan bahwa jumlah dan kriteria PS telah sesuai syarat e. 1 Sesi: 10 PS utama + 3 PS siaga sesuai permintaan PUK (setiap PS hanya bertugas 1 sesi dalam 1 hari)
7.
Pengarahan panitia lain: Pengarahan Panitia lain (Laboran, Administrasi, dan IT Lokal) dapat dilakukan sesuai pertimbangan PP.
b. Pelaksanaan UK OSCE (1) Pelaksanaan UK OSCE dilaksanakan selama antara 1 hari sampai 3 hari yang dapat dibagi menjadi sesi pagi dan sesi siang setiap harinya. Secara keseluruhan, UK OSCE dapat terdiri dari Sesi 1 (hari 1, sesi pagi), Sesi 2 (hari 1, sesi sore), Sesi 3 (hari 2 sesi pagi), Sesi 4 (hari 2, sesi sore), Sesi 5 (hari 3, sesi pagi) dan Sesi 6 (hari 3, sesi sore). (2) Untuk pelaksanaan UK OSCE sesi pagi, kegiatan pelaksanaan dimulai dari jam 6.30 sampai dengan 12.00 waktu setempat sesuai wilayah institusi penyelenggara UK OSCE. Uraian kegiatan pada sesi pagi per satuan waktu adalah sebagai berikut: (a) 06.30: Pembukaan kompartemen tas sesuai hari ujian oleh PP & KOC/Korlok (isi berita acara pembukaan). (b) 06.35: Penyelia Pusat bersama KOC/Korlok mengisi berita acara pembukaan tas (dalam map batik) (c) 06.35 Penyerahan Amplop PS dari PP ke Pelatih PS (d) 06.35-07.45: Pelatihan, persiapan dan molase Pasien Standar oleh PS (e) 06.35-07.00: Penentuan & penempatan manekin yang dipakai ke station oleh PP, KOC & Korlok (f) 07.00-07.10: Penyerahan Amplop B (Instruksi Peserta) ke Korlok (g) 07.10-07.30: Pengarahan Peserta oleh KOC (Penjelasan & pengisian identitas tiap-tiap Blanko Kuning) (h) 07.10-07.45: Penyerahan isi Amplop A (Amplop S.01-S.13 dari PP ke Penguji untuk dipelajari (i) 07.30-07.45: Pemasangan Instruksi Peserta di pintu dan meja station oleh Korlok (j) 07.45-07.50: Penguji dan PS menempati station; pencocokan instruksi penguji dengan instruksi PS (k) 07.45-07.50 Penyerahan Amplop PS dari Pelatih PS ke Penyelia Pusat (l) 07.50-07.55 Peserta ujian duduk tenang di depan station yang telah ditentukan (m) 07.50-08.00 Penyelia Pusat memastikan seluruh station siap dan bebas kendala sebelum memulai ujian (n) 08.00 UJIAN SESI PAGI DIMULAI (Penyelia Pusat memulai aba-aba waktu) (o) 08.00-09.33 Ujian ROTASI 1 – ROTASI 6 (Penyelia Pusat memastikan kelengkapan berita acara) (p) 09.33-09.41 (8 menit): Rehat Penguji & Pasien Standar (Peserta duduk tenang di kursi di depan station berikutnya) Penyelia Pusat , KOC & Korlok bertugas memastikan tidak ada komunikasi antar peserta. (q) 09.41-11.40: Ujian ROTASI 7 – ROTASI 14 (Penyelia Pusat memastikan kelengkapan berita acara) (r) 11.30-11.40: Penyelia Pusat meminta Korlok melepas Instruksi Peserta yang terpasang di pintu station (s) 11.40: UJIAN SESI PAGI BERAKHIR (t) 11.40-12.00: Peserta segera ke ruang pengarahan untuk debriefing, mengisi kuesioner online dan karantina (u) 11.40-12.00: Penguji mengisi kuesioner online di komputer station, Amplop Soal ditinggal di dalam station (v) 11.40-12.00: PS kembali ke ruang pengarahan PS, debriefing dan karantina oleh PPS (w) 11.40-12.00: Penyelia Pusat bersama Korlok mengumpulkan seluruh Amplop Soal & Instruksi Peserta (x) 12.00: Amplop Soal (A) + Amplop Instruksi Peserta (B) + Amplop PS masuk Amplop C lalu disegel. Seluruh Amplok dimasukan Amplop Sesi.
(y) 12.00: Bila hanya ada sesi pagi, PP menutup segel kompartemen tas disaksikan KOC/Korlok (3) Jika ada sesi siang, dari pukul 11.30 sampai dengan 12.40 (70 menit), peserta sesi siang dikarantina di ruang pengarahan peserta sesi siang. Para peserta sesi siang tidak diperkenankan keluar ruangan selama karantina. (4) Untuk pelaksanaan UK OSCE sesi siang, kegiatan pelaksanaan dimulai dari jam 6.30 sampai dengan 12.00 waktu setempat sesuai wilayah institusi penyelenggara UK OSCE. Uraian kegiatan pada sesi pagi per satuan waktu adalah sebagai berikut: (a) 12.05: Penyerahan Amplop PS dari PP ke Pelatih PS (b) 12.05-13.15: Pelatihan, persiapan dan molase Pasien Standar oleh PS (c) 12.05-12.30: Penentuan & penempatan manekin yang dipakai ke station oleh PP, KOC & Korlok (d) 12.30-12.40: Penyerahan Amplop B (Instruksi Peserta) ke Korlok (e) 12.40-13.00: Pengarahan Peserta oleh KOC (Penjelasan & pengisian identitas tiap-tiap Blanko Kuning) (f) 12.40-13.15: Penyerahan isi Amplop A (Amplop S.01-S.13 dari PP ke Penguji untuk dipelajari (g) 13.00-13.15: Pemasangan Instruksi Peserta di pintu dan meja station oleh Korlok (h) 13.15-13.20: Penguji dan PS menempati station; pencocokan instruksi penguji dengan instruksi PS (i) 13.15-13.20 Penyerahan Amplop PS dari Pelatih PS ke Penyelia Pusat (j) 13.20-13.25 Peserta ujian duduk tenang di depan station yang telah ditentukan (k) 13.20-13.30 Penyelia Pusat memastikan seluruh station siap dan bebas kendala sebelum memulai ujian (l) 13.30 UJIAN SESI SIANG DIMULAI (Penyelia Pusat memulai aba-aba waktu) (m) 13.30-15.03 Ujian ROTASI 1 – ROTASI 6 (Penyelia Pusat memastikan kelengkapan berita acara) (n) 15.03-15.11 (8 menit): Rehat Penguji & Pasien Standar (Peserta duduk tenang di kursi di depan station berikutnya) Penyelia Pusat , KOC & Korlok bertugas memastikan tidak ada komunikasi antar peserta. (o) 15.11-17.10: Ujian ROTASI 7 – ROTASI 14 (Penyelia Pusat memastikan kelengkapan berita acara) (p) 17.00-17.10: Penyelia Pusat meminta Korlok melepas Instruksi Peserta yang terpasang di pintu station (q) 17.10: UJIAN SESI SIANG BERAKHIR (r) 17.10-17.30: Peserta segera ke ruang pengarahan untuk debriefing, mengisi kuesioner online dan karantina (s) 17.10-17.30: Penguji mengisi kuesioner online di komputer station, Amplop Soal ditinggal di dalam station (t) 17.10-17.30: PS kembali ke ruang pengarahan PS, debriefing dan karantina oleh PPS (u) 17.10-17.30: Penyelia Pusat bersama Korlok mengumpulkan seluruh Amplop Soal & Instruksi Peserta (v) 17.30: Amplop Soal (A) + Amplop Instruksi Peserta (B) + Amplop PS masuk Amplop C lalu disegel. Seluruh Amplok dimasukan Amplop Sesi. (w) 17.30 PP menutup segel kompartemen tas yang dibuka tadi pagi, disaksikan KOC/Korlok (x) 17.35: Penyelia Pusat bersama KOC/Korlok mengisi berita acara penutupan tas (dalam map batik)
(5) Jika pelaksanaan UK OSCE di suatu institusi penyelenggara lebih dari 2 sesi, maka pada hari ke 2 dan ke 3, pelaksanaan UK OSCE sesi pagi dan sesi siang mengikuti prosedur yang sama seperti telah dijelaskan sebelumnya. (6) Penyelia Pusat yang telah menyelesaikan tugas, setelah sesi terakhir, memberikan pengarahan terakhir secara singkat kepada KOC dan atau KORLOK serta panitia lainnya berdasarkan hasil pengawasan selama pelaksanaan UK OSCE.
c.Pasca Ujian Pengembalian TAS INSTITUSI UK OSCE (1) Setelah menunaikan tugasnya, PP wajib mengembalikan TAS INSTITUSI yang telah tersegel kepada Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter melalui petugas yang ditunjuk. (2) Tempat pertemuan PP dan petugas Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter ditetapkan pada saat briefing PP. (3) Petugas Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter dapat memasukan TAS INSTITUSI kedalam KOPER UK OSCE atau langsung dibawa kembali ke sekretariat UK OSCE
Bagan Pelaksanaan UK OSCE 3.
PELAKSANA a. Divisi Manajemen Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter b. Penyelia Pusat c. Koordinator OSCE Center (KOC) d. Koordinator Lokasi (bagi OSCE Center yang memiliki lebih dari 1 lokasi) e. Operator TI lokal f. Penguji internal g. Penguji eksternal h. Pelatih Pasien Standar (PPS) i. Pasien Standar
j. Laboran k. Peserta ujian l. Panitia lokal (petugas admin, petugas listrik, petugas kebersihan, dll) 4.
PERALATAN/MATERIAL a. Ruangan sejumlah komponen dan sesi ujian (ruang penguji, standar pasien, dan peserta) b. Ruangan kendali (penyelia pusat, KOC, dan TI lokal serta panitia) c. Loker penguji dan peserta sesuai sesi ujian d. Meja dan kursi penguji e. Kotak atau kantong penggantung (tertutup) skenario dan instruksi peserta di depan pintu station. f. Komputer server (1 buah) g. Komputer Penyelia Pusat h. Komputer CBS beserta UPS (sejumlah station) i. Komputer Timer (2 buah) dan panic button (terpasang di masing-masing station) j. Komputer untuk mengisi kuesioner peserta, PPS dan KOC. k. Memiliki Local Area Network (LAN/Wifi) l. Sound system m. Manekin (18 jenis manekin sesuai “buku merah” pada pengarahan KOC) n. Peralatan dasar dalam ruangan praktek dokter umum: stetoskop, tensimeter, senter (pen light), tissue, palu refleks, sarung tangan, dan alkohol gliserin. o. Alat-alat pemeriksaan kedokteran sesuai dengan denah setting ruangan berdasarkan kompetensi yang diujikan pada masing-masing station. p. Bahan-bahan habis pakai untuk pengujian kompetensi pada masing-masing station. q. Masing-masing station dilengkapi: tempat sampah medis dan non medis, jam dinding, meja dokter, kursi dokter, kursi pasien, tempat tidur pemeriksaan, timbangan, dan wastafel serta meja alat.
BAGIAN VII Panduan Penetapan Nilai Batas Lulus CBT
F 1. PANDUAN PENETAPAN PANEL JURI 1. TUJUAN Menyeleksi dan menetapkan anggota panel juri yang akan menentukan nilai batas lulus uji kompetensi CBT menggunakan Metode Angoff. Anggota panel juri ditetapkan untuk bertugas dalam kurun waktu tertentu, bila diperlukan. 2. RUANG LINGKUP a. Panel juri akan bekerja bila diperlukan, yaitu bila Nilai Batas Lulus 66 dicapai oleh kurang dari 70% peserta uji kompetensi pertama (first taker). 2 b. Jumlah anggota panel juri adalah minimal 11 anggota per kali uji kompetensi CBT.3 c. Total anggota panel juri yang akan diseleksi adalah 23 anggota panel juri untuk penugasan selama 2 tahun. Anggota berasal dari Organisasi Profesi (10 orang), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (10 orang) dan KKI (3 orang). d. Pada saat pelaksanaan tugas, panel juri yang bekerja berjumlah minimal 11 orang, dengan komposisi 5 orang mewakili institusi pendidikan, 5 orang mewakili organisasi profesi, dan 1 orang mewakili KKI. e. Jumlah panel juri pada huruf (d) bisa bertambah disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan arahan dari panitia pengarah. f. Anggota panel juri bersifat independen, meskipun tetap terdiri dari unsur institusi pendidikan dan organisasi profesi. g. Anggota panel juri dari institusi pendidikan perlu mempertimbangkan keterwakilan institusi pendidikan dari seluruh wilayah AIPKI, dan keterwakilan institusi pendidikan negeri dan swasta. h. Panitia Pengarah akan melaksanakan rekrutmen dan seleksi anggota panel juri setiap 2 tahun sekali di lingkup masing-masing (IDI dan DIKTI) dan ditetapkan melalui SK Konsil Kedokteran Indonesia. i. Anggota panel juri, meskipun berasal dari unsur institusi pendidikan, organisasi profesi dan KKI, diharapkan dapat melaksanakan tugas secara independen. j. Seleksi anggota panel juri sesuai syarat sebagai berikut: 1. Diseleksi dari unsur institusi pendidikan dan organisasi profesi. 2. Kualifikasi pendidikan adalah Dokter. 3. Peserta dari institusi pendidikan minimal bergelar S2/ Sp1 dalam bidang ilmu kedokteran dan harus aktif dalam proses pembelajaran di institusinya minimal 5 tahun. 4. Peserta dari organisasi profesi harus mempunyai pengalaman praktik sebagai dokter minimal 10 tahun. 5. Peserta memahami Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI). 6. Peserta memiliki sertifikat pelatihan student assessment. 7. Peserta bersedia menjadi juri untuk menetapkan NBL & menandatangani Kode Etik Juri. 8. Mengisi CV sesuai format yang ditentukan. 3. PELAKSANA Pelaksana seleksi adalah Panitia Pengarah 4. PERALATAN/MATERIAL a. Daftar Pangkalan Data Perguruan Tinggi dari DIKTI 2
Berdasarkan data pelaksanaan uji kompetensi dalam bentuk ujian tulis (paper based atau CBT) sejak tahun 2007, NBL ditetapkan dengan Metode Angoff, dengan kebijakan NBL meningkat setiap tahun. NBL terakhir ditetapkan pada nilai 66. Berdasarkan NBL ini, rata-rata kelulusan di tingkat nasional adalah sekitar 70%. NBL uji kompetensi CBT selanjutnya ditetapkan pada angka 66 tersebut. 3 Personal communication dengan Cees Van der Vleuten, ahli asesmen dalam pendidikan profesi kesehatan, School of Health
b. Data dokter yang dapat diseleksi sebagai anggota panel juri c. Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) d. Sistem informasi seleksi anggota panel juri
5. TAHAPAN & TARGET Kegiatan a. Pembukaan pendaftaran untuk anggota panel juri b.
Pengumpulan formulir pendaftaran, surat pernyataan dan formulir CV.
c. d. e. f.
Evaluasi dokumen calon anggota panel juri Penetapan anggota panel juri Penjadwalan anggota panel juri Penerbitan SK anggota panel juri oleh KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
Target 2 minggu dalam bulan Okt (2 bulan sebelum uji CBT Feb) 4 minggu dalam bulan Nov
1 minggu dalam bulan Des 3 hari dalam bulan Des 2 hari dalam bulan Des 2 minggu dalam bulan Jan tahun berikutnya
6. FORMULIR TERKAIT a. Formulir pendaftaran b. Surat pernyataan bersedia menjadi anggota panel juri c. Formulir CV
F 2. PANDUAN PENERAPAN METODE ANGOFF 1.
TUJUAN Menetapkan NBL uji kompetensi CBT dengan Metode Angoff.
2.
RUANG LINGKUP a. Penetapan NBL uji kompetensi CBT dengan Metode Angoff dilakukan oleh panel juri. Penetapan nilai ini dilakukan bila Nilai Batas Lulus 66 dicapai oleh kurang dari 70% peserta uji kompetensi (first taker). b. Uji kompetensi dokter merupakan high stake examination sehingga penentuan kelulusan harus dilakukan secara empiris. Salah satu metode empiris yang dipergunakan secara luas adalah Metode Angoff, 456yaitu penentuan nilai batas lulus (NBL) suatu ujian tulis secara absolut (criterion reference). c. Penentuan NBL dengan metode ini berdasarkan data empiris yang diperoleh setelah ujian dilaksanakan dan dilakukan oleh panel juri yang akan menilai: • Karakteristik kelompok mahasiswa yang menguasai kompetensi secara minimal (borderline). • Kesulitan dan kepentingan setiap butir soal. • Proporsi kelompok borderline yang mampu menjawab setiap butir soal dengan tepat. d. Dalam Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia 2012 (SPPDI)7 telah diatur bahwa uji kompetensi dilakukan secara nasional dan penetapan kelulusan harus menggunakan Penilaian Acuan Patokan (Criterion-referenced) serta memenuhi asas validitas, reliabilitas, kelayakan dan mendorong proses belajar. e. Nilai batas lulus menjadi penilaian acuan patokan bagi peserta uji kompetensi. Proporsi peserta yang mampu mencapai nilai batas lulus ini harus menjadi umpan balik bagi institusi pendidikan yang bersangkutan. f. Penetapan NBL uji kompetensi CBT oleh panel juri perlu mempertimbangkan upaya peningkatan kualitas lulusan dalam uji kompetensi mahasiswa program profesi dokter. Penetapan NBL sejauh mungkin diupayakan untuk memenuhi target jangka panjang NBL uji kompetensi yang makin meningkat.
3.
PELAKSANA a. Panitia Uji Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter (PNUKMPPD) – Divisi Pengembangan sebagai fasilitator. b. Anggota panel juri.
4.
PERALATAN / MATERIAL a. Data hasil ujian. b. Hasil item analysis dari paket soal yang telah diujikan. c. Diskusi rasional penetapan NBL dan penetapan NBL akhir oleh tiap juri. d. Komputer dengan spesifikasi sesuai.
4
Norcini JJ (2003). Setting standards on educational tests. Medical Education 37: 464-469 Bandaranayake RC (2008). Setting and maintaining standards in multiple choice examinations: AMEEGuide No. 37. Medical Teacher 30: 836–845. 6 Ricker KL (2006). Setting Cut-Scores: A Critical Review of the Angoff and Modified Angoff Method. The Alberta Journal of Educational Research 52(1) p 53-64. 5
e. Sistem pendokumentasian NBL oleh masing-masing juri dan perhitungan NBL akhir.
5.
TAHAPAN & TARGET
a.
Kegiatan Pengumpulan anggota panel juri yang bertugas
Target Hari H penetapan NBL, H + 2 minggu. 30 menit
b.
Diskusi awal anggota panel juri yang bertugas. Pada tahap ini PNUKMPPD – Divisi Pengembangan memberikan orientasi kepada anggota panel juri tentang: 1. Jumlah paket soal yang perlu ditetapkan NBLnya. 2. Proses dalam metode Angoff.
c.
Penetapan dan evaluasi karakteristik mahasiswa borderline. Sebagai acuan, karakteristik yang disepakati oleh juri sebagai dasar penentuan batas lulus pada bulan Februari 2015 adalah sebagai berikut: 1. Masa studi tidak tepat waktu (plus 1-2 semester dikarenakan faktor kemampuan peserta, bukan karena sistem); dan 2. IPK SKed = syarat minimal IPK untuk lulus; dan 3. IPK Profesi = syarat minimal IPK untuk lulus. Bila diperlukan, karakteristik borderline bisa ditinjau ulang dan direvisi dalam setiap pelaksanaan standard setting.
d.
120 menit Penilaian NBL awal oleh setiap anggota panel juri secara individu. “Berapa persen dari kelompok borderline yang dapat menjawab soal tersebut dengan benar?” Jawaban dapat berupa persentase, misalnya 60%, 70% dst (ditulis di dalam formulir yang telah disediakan)
e.
Diskusi rasional penilaian NBL awal dan pemaparan 60 menit hasil item analysis paket soal. Setiap juri menyampaikan alasan penilaian awal. Setelah seluruh juri menyampaikan alasan untuk satu soal, setiap juri menentukan nilai akhir soal tersebut secara individu. Nilai dapat turun, tetap, atau naik dibanding penilain awal. Langkah ini diulangi untuk seluruh soal.
f.
Penentuan NBL 1. Rata-rata nilai akhir dari seluruh juri dihitung untuk masing-masing butir soal. 2. Jumlah dari rata-rata tersebut merupakan nilai batas lulus (NBL/cut score)
30 menit
60 menit
6. FORMULIR TERKAIT a. Borang penilaian NBL tiap butir soal oleh masing-masing juri (penilaian awal) No Soal
1 2 3 4 5 dst
b.
Berapa persen kelompok borderline yang dapat menjawab soal tersebut dengan benar Penilaian awal Penilaian akhir 70 80 60 75 65
Borang penilaian NBL tiap butir soal oleh masing-masing juri (penilaian NBL awal dan akhir) No Soal
1 2 3 4 5 dst
Berapa persen kelompok borderline yang dapat menjawab soal tersebut dengan benar Penilaian awal Penilaian akhir 70 75 80 75 60 60 75 75 65 65
F 3. PANDUAN PENYUSUNAN BERITA ACARA PENETAPAN NBL CBT 1. TUJUAN Menyusun berita acara penetapan NBL CBT. 2. RUANG LINGKUP a. Proses penetapan NBL perlu didokumentasikan dengan baik sehingga dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh pemangku kepentingan. b. Dokumentasi berupa berita acara yang setidaknya memuat hal-hal sebagai berikut: • Anggota panel juri yang hadir dan kualifikasinya • Tahap penetapan NBL dengan Metode Angoff yang dilaksanakan dan waktu yang diperlukan. • Hasil diskusi antar anggota panel juri yang terjadi selama penetapan NBL dan pertimbangan anggota panel juri terhadap butir soal. • NBL final uji kompetensi CBT yang ditetapkan. 3. PELAKSANA Panitia Uji Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter (PNUKMPPD) 4. PERALATAN/MATERIAL
a. Format berita acara penetapan NBL b. Komputer dengan spesifikasi sesuai 5. TAHAPAN & TARGET
Kegiatan Perumusan berita acara penetapan NBL
Target Segera setelah pertemuan panel juri untuk penetapan NBL
Diseminasi berita acara penetapan NBL ke pemangku kepentingan
Sampai 1 minggu setelah pertemuan penetapan NBL
BAGIAN VIII Panduan Penetapan Nilai Batas Lulus OSCE
G 1. PANDUAN PENILAIAN OLEH JURI SEKALIGUS PENGUJI DALAM OSCE 1. TUJUAN Merumuskan penilaian berdasarkan daftar tilik (checklist) dan global rating di masing-masing station OSCE oleh penguji yang memenuhi kriteria. 2. RUANG LINGKUP a. Penguji dalam ujian OSCE berperan dalam memberikan penilaian terhadap performa peserta uji kompetensi dengan OSCE melalui observasi langsung. Penguji memberikan penilaian atas dilaksanakannya suatu prosedur dengan baik dan tepat menggunakan checklist. Penguji juga memberikan penilaian atas performa peserta secara keseluruhan dengan global rating. b. Hasil penilaian berdasarkan checklist dan global rating menjadi dasar penetapan Nilai Batas Lulus suatu station OSCE dan Nilai Batas Lulus ujian OSCE secara keseluruhan menggunakan metode Borderline Regression. Metode ini merupakan baku emas metode penetapan NBL untuk OSCE.8 c. Proses penilaian dapat dilakukan secara manual atau menggunakan sistem informasi yang khusus disusun untuk mempermudah pengolahan Nilai Batas Lulus dengan regresi data numerik. 3. PELAKSANA Penguji dalam station OSCE yang telah mendapatkan pelatihan. 4. PERALATAN/MATERIAL a. Checklist masing-masing stationOSCE. b. Global rating masing-masing peserta untuk tiap station (Contoh: gagal-borderline-lulus-istimewa). c. Computer based scoring system. 5. TAHAPAN & TARGET a. b.
c. d.
Kegiatan Peserta ujian melakukan prosedur sesuai soal dalam station OSCE. Penguji mengisi daftar tilik secara lengkap berdasarkan hasil observasi. Angka dalam daftar tilik dijumlahkan. Penguji menetapkan global rating untuk peserta ujian OSCE yang sedang diamati. Penguji melaksanakan kembali proses penilaian, pengisian daftar tilik dan global rating untuk seluruh peserta OSCE yang diobservasi.
Target Sesuai waktu yang diberikan per station Selama observasi masingmasing peserta di tiap station Selama observasi masingmasing peserta di tiap station Selama OSCE berlangsung.
8
Smee SM, Blackmore DE (2001). Setting standards for an objective structured clinical examination: the borderline group method gains ground on Angoff. Medical Education35:1009-1010
G 2. PANDUAN PENETAPAN NBL OSCE BERDASARKAN METODE BORDERLINE REGRESSION 1. TUJUAN Merumuskan penilaian berdasarkan daftar tilik (checklist) dan global rating di masing-masing station OSCE oleh penguji yang memenuhi kriteria. 2. RUANG LINGKUP a. Berdasarkan hasil telaah berita acara dan lembar penilaian kertas, data CBS dari seluruh center uji kompetensi OSCE dianalisis untuk menetapkan Nilai Batas Lulus (NBL) uji kompetensi OSCE. b. Penetapan NBL menggunakan metode Borderline Regression Method (BRM) dan dilakukan pada setiap station soal. c. Langkah-langkah pada Borderline Regression Method adalah sebagai berikut: a. Pada setiap station, peserta memiliki 2 hasil penilaian: i. Penilaian berdasarkan check list ii. Penilaian Kemampuan secara Umum atau global rating (Contoh: gagal, borderline, lulus, istimewa) b. Nilai global rating setiap peserta diregresi dengan nilai check list c. Pada regresi: i. Nilai check list sebagai dependent variable ii. Nilai global ratingsebagai independent variable d. Nilai batas lulus adalah perpotongan antara borderline dan nilai ujian. d. Nilai Batas Lulus uji kompetensi OSCE adalah nilai rata-rata NBL seluruh station soal ditambah 1 standar error measurement (SEM) dari nilai rata-rata NBL seluruh station soal tersebut. e. Data hasil penilaian UK OSCE setiap peserta (nilai rata-rata peserta di seluruh station soal) dibandingkan dengan NBL uji kompetensi OSCE untuk ditetapkan kelulusannya. Jika nilai rata-rata peserta di seluruh station soal di atas NBL uji kompetensi OSCE maka dinyatakan Lulus dari UK OSCE. Sebaliknya, jika di bawah NBL uji kompetensi OSCE maka diyatakan Tidak Lulus dan harus mengulang uji kompetensi pada pelaksanaan uji kompetensi OSCE selanjutnya.
3. PELAKSANA Penguji dalam station OSCE yang telah mendapatkan pelatihan. KOC Divisi Pengembangan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter 4. PERALATAN/MATERIAL a. Daftar tilik (checklist) masing-masing stationOSCE. b. Global rating masing-masing peserta untuk tiap station (Contoh: gagal-borderline-lulus-istimewa). c. Computer based scoring 5. TAHAPAN & TARGET Kegiatan
Target
a. b.
c.
Telaah berita acara, telaah lembar penilaian kertas, dan pemusnahan berkas tidak digunakan. Analisis hasil uji kompetensi OSCE (checklist dan global rating) menggunakan metode Borderline regression Penetapan NBL station OSCE
Setelah seluruh OSCE di semua center selesai dilaksanakan. Selambatnya sampai 2 minggu setelah ujian OSCE Selambatnya sampai 2 minggu setelah ujian OSCE
G 3. PANDUAN PENYUSUNAN BERITA ACARA PENETAPAN NBL OSCE 1.
TUJUAN Menyusun berita acara penetapan NBL OSCE.
2.
RUANG LINGKUP a. Proses penetapan NBL perlu didokumentasikan dengan baik sehingga dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh pemangku kepentingan. b. Dokumentasi berupa berita acara penetapan NBL uji kompetensi OSCE di seluruh center yang setidaknya memuat hal-hal sebagai berikut: • Matriks regresi nilai checklist dan global rating station OSCE untuk peserta dari setiap center OSCE dan peserta secara keseluruhan. • Catatan penting untuk masing-masing stationOSCE. • NBL final yang ditetapkan untuk uji kompetensi OSCE.
3.
PELAKSANA Panitia Uji Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter (PNUKMPPD)
4.
PERALATAN/MATERIAL a. Format berita acara penetapan NBL b. Komputer dengan spesifikasi sesuai
5.
TAHAPAN & TARGET Kegiatan Perumusan berita acara penetapan NBL
Target Segera setelah pertemuan panel juri untuk penetapan NBL
Diseminasi berita acara penetapan NBL ke pemangku kepentingan
Sampai 1 minggu setelah pertemuan penetapan NBL
BAGIAN IX Panduan Kendali Mutu Tahap II
H 1. KENDALI MUTU 2 UJI KOMPETENSI CBT 1. TUJUAN Melakukan kendali mutu tahap 2 untuk hasil dan pelaksanaan uji kompetensi CBT pada satu periode ujian tertentu. 2. RUANG LINGKUP a. Landasan kendali mutu telah diuraikan dalam Bab I.VI tentang Penjaminan Mutu. b. Pelaksana kendali mutu adalah panel ahli dan Tim Penjamin Mutu dari organisasi profesi. c. Kendali mutu tahap 2, sebagaimana kendali mutu tahap 1, dilaksanakan di Konsil Kedokteran Indonesia. d. Pertemuan untuk keperluan kendali mutu tahap 2 diatur oleh Dikti dan KKI. a. Ketua PNUKMPPD mempresentasikan secara singkat tentang hasil uji kompetensi berkaitan dengan waktu pelaksanaan, jumlah peserta yang lulus, dan jumlah FK yang mengirimkan peserta b. Tim penjaminan mutu bersama-sama dengan panel ahli dan PNUKMPPD membuka bahan soal yang telah tersegel. c. Tim penjaminan mutu bersama-sama dengan panel ahli memverifikasi komposisi soal yang sesuai dengan SKDI 2012, dan mengkaji kesesuaian naskah soal dengan koding. d. Verifikasi dilakukan oleh 1 orang yang ditugaskan oleh PNUKMPPD, 1 orang dari tim penjaminan mutu dan 1 orang dari paneh ahli. Seluruh anggota tim yang ditugaskan untuk melakukan verifikasi komposisi soal harus mampu menjaga kerahasiaan soal dan tidak melakukan dokumentasi soal dengan cara apa pun. e. KDI/KDPI membuat berita acara kendali mutu untuk diserahkan kepada panitia pengarah yang meliputi: • Jumlah peserta lulus; • Jumlah peserta tidak lulus; • Hasil verifikasi komposisi soal sesuai SKDI 2012; • Hasil review kesesuaian soal dengan koding; • Rekomendasi Hasil Monev yang dilakukan KDI/KDPI menjadi dasar diterbitkan atau tidak diterbitkannya Sertifikat Kompetensi Dokter. 3. PELAKSANA Organisasi profesi (KDI/KDPI) Divisi Penjaminan Mutu Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter 4. PERALATAN/MATERIAL Daftar tilik hasil pelaksanaan ujian (lampiran) 5. TAHAPAN DAN TARGET Kendali mutu tahap 2 dilaksanakan 2 minggu sebelum pengumuman hasil ujian.
H2. KENDALI MUTU TAHAP 2 UJI KOMPETENSI OSCE 1. TUJUAN Melakukan kendali mutu tahap 2 untuk pelaksanaan uji kompetensi OSCE pada satu periode ujian tertentu. 2. RUANG LINGKUP a. Landasan kendali mutu telah diuraikan dalam Bab I.VI tentang Penjaminan Mutu. b. Pelaksana kendali mutu adalah panel ahli dari organisasi profesi. c. Kendali mutu tahap 2, sebagaimana kendali mutu tahap 1, dilaksanakan di Konsil Kedokteran Indonesia. d. Pertemuan untuk keperluan kendali mutu tahap 2 diatur oleh Dikti dan KKI. e. Ketua PNUKMPPD mempresentasikan singkat tentang pelaksanaan uji kompetensi OSCE di seluruh OSCE center yang terlibat (FK akreditasi A, B, dan C). • Evaluasi pelaksanaan OSCE di FK dengan akreditasi A dan B o Kesiapan penyelenggaraan oleh institusi pelaksana (OSCE center terkait) o Soal tetap menggunakan soal UKMPPD o Penugasan penyelia pusat o Ada tidaknya permintaan penguji eksternal dari FK terkait. • Evaluasi pelaksanaan OSCE di FK dengan akreditasi C o Kesiapan penyelenggaraan oleh institusi pelaksana (OSCE center terkait) o Soal menggunakan soal UKMPPD o Penugasan penyelia pusat dan penguji eksterna h. KDI/KDPI membuat daftar tilik kesiapan pelaksanaan ujian, memberi masukan/rekomendasi sebagai wujud koordinasi. i. KDI/KDPI membuat notulensi hasil kendali mutu untuk bahan monev. 3. PELAKSANA Organisasi profesi (KDI/KDPI) Divisi Penjaminan Mutu Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter 4. PERALATAN/MATERIAL Program software terkait Daftar tilik kesiapan pelaksanaan ujian (lampiran) 5. TAHAPAN DAN TARGET Kendali mutu tahap 2 dilaksanakan 2 minggu sebelum pengumuman hasil ujian.
BAGIAN X PANDUAN PENGUMUMAN HASIL UJIAN
I 1. PANDUAN REKAPITULASI HASIL UJI KOMPETENSI CBT DAN OSCE OLEH PNUKMPPD 1. TUJUAN Melakukan rekapitulasi berita acara dan hasil uji kompetensi CBT dan OSCE 2. RUANG LINGKUP a. Penyusunan berita acara 1. Berita acara uji kompetensi CBT terdiri dari: a. Berita acara pembukaan berkas ujian, b. Berita acara pemasangan/instalasi hard disk ke server, c. Berita acara pelaksanaan ujian sesi 1 dan sesi 2, dan d. Berita acara penglepasan hard disk dari server. Berita acara UK CBT tersebut dibuat oleh Penyelia Pusat sesuai dengan format yang telah ditentukan. 2. Hasil telaah berita acara uji kompetensi OSCE terkait kejadian–kejadian selama ujian yang dapat mempengaruhi hasil atau kelulusan peserta uji kompetensi OSCE dilaporkan dalam rapat pimpinan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter yang dihadiri ketua dan wakil ketua divisi. 3. Seluruh berita acara diserahkan kepada Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (PNUKMPPD). b. Pengkajian berita acara 1. Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter memeriksa kelengkapan berita acara. 2. Berita acara uji kompetensi CBT dan OSCE terkait kejadian selama ujian yang dapat mempengaruhi hasil atau kelulusan peserta uji kompetensi ditelaah dan dilaporkan dalam rapat pimpinan PNUKMPPD yang dihadiri ketua dan wakil ketua divisi. 3. Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter menyusun laporan sementara berdasarkan hasil telaah. 4. Laporan sementara ditujukan untuk menghadapi berbagai keluhan atau pertanyaan atau berbagai kemungkinan lain yang muncul terkait pelaksanaan UK serta mempersiapkan langkah-langkah tindak lanjut yang harus segera diambil sebelum laporan resmi dan pengumuman hasil UK dilaksanakan c. Pencetakan hasil uji kompetensi CBT dan OSCE 1. Hasil uji kompetensi CBT dan OSCE dicetak untuk setiap individu peserta dan institusi pendidikan kedokteran asal. 2. Hasil uji kompetensi CBT dan OSCE per individu dicetak dalam bentuk pdf oleh Tim TI uji kompetensi CBT dan OSCE dan dicetak dalam lembar kertas oleh tim uji kompetensi CBT dan OSCE.
3. Format hasil uji kompetensi CBT untuk setiap individu dan institusi terlampir. 4. Hasil uji kompetensi OSCE untuk individu berisi: 1) Skor keseluruhan dari semua station soal untuk setiap komponen kompetensi yang dinilai di UK OSCE: • Anamnesis • Pemeriksaan fisik • Melakukan tes/prosedur klinik atau interpretasi data untuk menunjang diagnosis banding/diagnosis, • Menentukan diagnosis atau diagnosis banding • Tatalaksana farmakoterapi • Tatalaksanan non farmakoterapi • Komunikasi dan edukasi pasien • Perilaku profesional i. Skor maksimal yang dapat dicapai dari seluruh station soal pada setiap kompetensi yang dinilai di UK OSCE ii. Nilai rata-rata total dari 12 station soal iii. Nilai Batas Lulus (NBL) iv. Kesimpulan lulus atau tidak lulus individu terkait v. Paraf pada tanda tangan oleh yang ditetapkan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter 5. Hasil UK OSCE untuk institusi asal peserta berisi: 1) Nomor seluruh peserta dari institusi terkait 2) Nama seluruh peserta dari institusi terkait 3) Skor setiap peserta pada setiap komponen kompetensi yang dinilai di uji kompetensi OSCE: • Anamnesis • Pemeriksaan fisik • Melakukan tes/prosedur klinik atau interpretasi data untuk menunjang diagnosis banding/diagnosis, • Menentukan diagnosis atau diagnosis banding • Tatalaksana farmakoterapi • Tatalaksanan non farmakoterapi • Komunikasi dan edukasi pasien • Perilaku profesional 4) Skor maksimal nasional setiap station soal pada setiap kompetensi yang dinilai di uji kompetensi OSCE 5) Rata-rata nilai total dari 12 station soal setiap peserta dari institusi terkait 6) Rata-rata nilai maksimal nasional dari 12 station soal 7) Nilai Batas Lulus (NBL) 8) Kesimpulan lulus atau tidak lulus setiap peserta dari institusi terkait 9) Paraf pada tanda tangan oleh yang ditetapkan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter 6. Hasil uji kompetensi CBT dan OSCE (individu dan institusi) dicetak dengan menggunakan kertas berkop surat resmi yang ditetapkan. 7. Hasil uji kompetensi CBT dan OSCE (individu dan institusi) yang telah dicetak harus diperiksa kembali dan dimasukan ke dalam amplop yang ditujukan untuk setiap institusi asal peserta. d. Penyusunan laporan hasil uji kompetensi CBT dan OSCE 1. Hasil uji kompetensi CBT disusun dalam satu laporan bersama dengan hasil Uji kompentensi OSCE. 2. Kelulusan uji kompetensi didasarkan pada kelulusan uji kompetensi OSCE dan CBT.
3.
PELAKSANA
Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter
I 2. PANDUAN PENYERAHAN HASIL UJI KOMPETENSI CBT DAN OSCE DARI PNUKMPPD KE PANITIA PENGARAH 1. Tujuan Menyampaikan seluruh hasil dan berita acara uji kompetensi CBT dan OSCE ke Panitia Pengarah. 2. Ruang lingkup a. Seluruh hasill uji kompetensi dan berita acara uji kompetensi CBT dan OSCE disampaikan ke Panitia Pengarah untuk didiskuskan lebih lanjut sebelum pengumuman hasil uji disampaikan ke seluruh pemangku kepentingan. 3. Pelaksana Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter 4. Tahapan
a. Ketua PNUKMPPD menyerahkan hasil UKMPPD yang terdiri dari hasil Uji CBT dan OSCE paling lambat 20 hari sesudah ujian yang pertama kepada Ketua Panitia Pengarah. b. Ketua Panitia Pengarah menandatangani semua hasil ujian. c. Ketua Panitia Pengarah mengumumkan kepada publik dan dikirim ke semua dekan.
I 3. PANDUAN PEMBAHASAN DAN PENETAPAN HASIL UJI KOMPETENSI CBT DAN OSCE 1. Tujuan Membahas dan menetapkan hasil uji kompetensi CBT dan OSCE 2. Ruang lingkup a. Panitia Pengarah membahas dan mendiskusikan hasil uji kompetensi CBT dan OSCE yang disampaikan oleh Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter. b. Dalam hal NBL uji kompetensi CBT sesuai dengan nilai yang ditetapkan (66) dan rata-rata kelulusan nasional adalah 70% first taker, maka pengumuman hasil uji kompetensi CBT dapat ditindaklanjuti. Bila hal tersebut di atas tidak tercapai, maka akan dilaksanakan proses penetapan NBL dengan metode standard setting Angoff untuk CBT dan Metode Borderline Regression untuk OSCE. c. Pembahasan hasil uji kompetensi CBT dan OSCE kepada Panitia Pengarah sekaligus merupakan waktu untuk kendali mutu tahap 2, sesuai panduan.
3. Pelaksana Panitia Pengarah Divisi Manajemen Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter Divisi Monitoring dan Evaluasi Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter 4. Tahapan dan target Diskusi yang dipimpin Panitia Pengarah diadakan selambatnya 3 minggu setelah pelaksanaan uji kompetensi CBT dan OSCE.
I 4. PANDUAN PENGUMUMAN HASIL KEPADA PUBLIK
1. Tujuan Menyampaikan pengumuman hasil uji kompetensi CBT dan OSCE kepada seluruh pemangku kepentingan. 2. Ruang lingkup a. Hasil kendali mutu kedua antara Panel Ahli, Divisi Monev dan Divisi Pelaksana menjadi dasar pengumuman kelulusan Uji Kompetensi. b. Pengumuman hasil uji kompetensi dilakukan oleh Panitia Pengarah • Kelulusan peserta diumumkan paling lambat 17 (tujuh belas) hari setelah pelaksanaan ujian. • Pengumuman kelulusan setiap peserta dilakukan melalui website dan media cetak. Hardcopy hasil uji kompetensi setiap peserta disampaikan secara rahasia dan dikirim melalui pos tercatat ke alamat institusi dan organisasi profesi paling lambat 1 (satu) minggu setelah pengumuman website dan media cetak. Institusi akan langsung menyerahkan ke setiap peserta paling lambat 1 (satu) minggu. • Evaluasi hasil ujian per institusi diserahkan ke Dekan atau yang mewakili pada saat Forum Dekan yang diselenggarakan bersama antara PNUKMPPD dan Panitia Pengarah. c. Tindak lanjut hasil uji kompetensi • Dekan berkewajiban menelaah hasil uji kompetensi CBT dan OSCE untuk institusi masingmasing. • Berdasarkan hasil telaah tersebut, Dekan melakukan pemetaan pencapaian kompetensi lulusan terhadap setiap tinjauan. • Dekan membuat perencanaan perbaikan yang relevan untuk institusinya. 3. Pelaksana Panitia Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter Panitia Pengarah Dekan institusi pendidikan kedokteran terkait 4. Tahapan dan target Pengumuman hasil per institusi diserahkan ke Dekan atau yang mewakili pada saat Forum Dekan yang dilakukan satu bulan setelah pelaksanaan uji kompetensi OSCE.
BAGIAN XII PENUTUP
Lulusan fakultas kedokteran diharapkan dapat menjadi dokter yang berkualitas dan profesional untuk mengabdi di masyarakat, utamanya untuk memberikan pelayanan yang paripurna kepada masyarakat. Untuk menghasilkan dokter tersebut, menjadi tanggung jawab bersama baik institusi pendidikan, organisasi profesi maupun pemerintah. Oleh karena itu, sinergisitas serta kualitas sistem yang dibangun oleh seluruh elemen tersebut sangatlah dibutuhkan. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi selaku regulator yang diberi amanah untuk menjamin perbaikan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia telah memfasilitasi seluruh pemangku kebijakan dalam menjamin mutu lulusan pendidikan kedokteran yang berkualitas. Salah satu upaya penjaminan mutu yang dilakukan adalah implementasi Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) sesuai dengan amanah UU No.20/2013 tentang Pendidikan Kedokteran dan Permendikbud No.30/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan UKMPPD. Implementasi uji kompetensi membutuhkan kolaborasi dan sinergisme dari seluruh pemangku kebijakan agar misi mulia uji kompetensi dapat tercapai dan kebermanfaatannya dapat dirasakan oleh semua pihak, terutama masyarakat. Sistem uji kompetensi merupakan salah satu tahap dalam pendidikan kedokteran yang akan selalu mengalami perkembangan dan peningkatan kualitas secara berkesinambungan. Untuk itu, panduan pelaksanaan UKMPPD pun harus senantiasa diperbaharui sesuai dengan hasil evaluasi bersama, demi peningkatan kualitas pelaksanaan UKMPPD yang berkelanjutan. Dengan demikian, diharapkan dokter-dokter yang kelak mengabdi pada masyarakat adalah dokter-dokter berkualitas yang dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.
BAGIAN XII LAMPIRAN
TOPIK BAHASAN
Level Kompetensi
MATERI SISTEM-SISTEM
KODE
SISTEM SARAF (STANDAR KOMPETENSI 1 = SK01) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64
1 Spina bifida 2 2 Fenilketonuria 1 3 Duchene muscular dystrophy 1 4 Kejang demam 4A 5 Infeksi sitomegalovirus 2 6 Meningitis 3B 7 Ensefalitis 3B 8 Malaria serebral 3B 9 Tetanus 4A 10 Tetanus neonatorum 3B 11 Toksoplasmosis serebral 2 12 Abses otak 2 13 HIV AIDS tanpa komplikasi 4A 14 AIDS dengan komplikasi 3A 15 Hidrosefalus 2 16 Poliomielitis 3B 17 Rabies 3B 18 Spondilitis TB 3A 19 Tumor primer 2 20 Tumor sekunder 2 21 Ensefalopati 3B 22 Koma 3B 23 Mati batang otak 2 24 Tension headache 4A 25 Migren 4A 26 Arteritis kranial 1 27 Neuralgia trigeminal 3A 28 Cluster headache 3A 29 TIA 3B 30 Infark serebral 3B 31 Hematom intraserebral 3B 32 Perdarahan subarakhnoid 3B 33 Ensefalopati hipertensi 3B 34 Bells’ palsy 4A 35 Lesi batang otak 2 36 Meniere's disease 3A 37 Vertigo (Benign paroxysmal positional vertigo) 4A 38 Cerebral palsy 2 39 Demensia 3A 40 Penyakit Alzheimer 2 41 Parkinson 3A 42 Gangguan pergerakan lainnya 1 43 Kejang 3B 44 Epilepsi 3A 45 Status epileptikus 3B 46 Sklerosis multipel 1 47 Amyotrophic lateral sclerosis (ALS) 1 48 Complete spinal transaction 3B 49 Sindrom kauda equine 2 50 Neurogenic bladder 3A 51 Siringomielia 2 52 Mielopati 2 53 Dorsal root syndrome 2 54 Acute medulla compression 3B 55 Radicular syndrome 3A 56 Hernia nucleus pulposus (HNP) 3A 57 Hematom epidural 2 58 Hematom subdural 2 59 Trauma Medula Spinalis 2 60 Reffered pain 3A 61 Nyeri neuropatik 3A 62 Sindrom Horner 2 63 Carpal tunnel syndrome 3A 64 Tarsal tunnel syndrome 3A
2 1 1 4A 2 3B 3B 3B 4A 3B 2 2 4A 3A 2 3B 3B 3A 2 2 3B 3B 2 4A 4A 1 3A 3A 3B 3B 3B 3B 3B 4A 2 3A 4A 2 3A 2 3A 1 3B 3A 3B 1 1 3B 2 3A 2 2 2 3B 3A 3A 2 2 2 3A 3A 2 3A 3A
hal 1 dari 18
2SK01001 1SK01002 1SK01003 4SK01004 2SK01005 3SK01006 3SK01007 3SK01008 4SK01009 3SK01010 2SK01011 2SK01012 4SK01013 3SK01014 2SK01015 3SK01016 3SK01017 3SK01018 2SK01019 2SK01020 3SK01021 3SK01022 2SK01023 4SK01024 4SK01025 1SK01026 3SK01027 3SK01028 3SK01029 3SK01030 3SK01031 3SK01032 3SK01033 4SK01034 2SK01035 3SK01036 4SK01037 2SK01038 3SK01039 2SK01040 3SK01041 1SK01042 3SK01043 3SK01044 3SK01045 1SK01046 1SK01047 3SK01048 2SK01049 3SK01050 2SK01051 2SK01052 2SK01053 3SK01054 3SK01055 3SK01056 2SK01057 2SK01058 2SK01059 3SK01060 3SK01061 2SK01062 3SK01063 3SK01064
MAKSIMAL SOAL DIUJI L1-2(25%) L3-4(75%) 4 29 1 1 1
14 44
2 1 2 2 2 2 2 1 1
1
2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2
TOPIK BAHASAN 65 66 67 68 69 70 71 72 73
Level Kompetensi 3A 3A 3B 3B 1 2 3A 2 2
MATERI SISTEM-SISTEM 65 Neuropati 3A 66 Peroneal palsy 3A 67 Guillain Barre syndrome 3B 68 Miastenia gravis 3B 69 Polimiositis 1 70 Neurofibromatosis (Von Recklaing Hausen disease) 2 71 Amnesia pascatrauma 3A 72 Afasia 2 73 Mild Cognitive Impairment (MCI) 2
hal 2 dari 18
KODE 3SK01065 3SK01066 3SK01067 3SK01068 1SK01069 3SK01070 3SK01071 2SK01072 2SK01073
MAKSIMAL SOAL DIUJI L1-2(25%) L3-4(75%) 2 2 2 2 1 1 2 1 1
TOPIK BAHASAN
MATERI SISTEM-SISTEM
Level Kompetensi
KODE
3A 3B 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 2 2 2 2 3A 2 2 2 3A 3A 3A 2 2 3A 2 4A 3A 2 2 2 2 3A 2 2 2 2 2 2 2 3A 2 2 2 2 3A 3A 3A 4A 3A 2 2 2
3SK02001 3SK02002 3SK02003 3SK02004 3SK02005 3SK02006 3SK02007 3SK02008 3SK02009 3SK02010 2SK02011 2SK02012 2SK02013 2SK02014 3SK02015 2SK02016 2SK02017 2SK02018 3SK02019 3SK02020 3SK02021 2SK02022 2SK02023 3SK02024 2SK02025 4SK02026 3SK02027 2SK02028 2SK02029 2SK02030 2SK02031 3SK02032 2SK02033 2SK02034 2SK02035 2SK02036 2SK02037 2SK02038 2SK02039 3SK02040 2SK02041 2SK02042 2SK02043 2SK02044 3SK02045 3SK02046 3SK02047 4SK02048 3SK02049 2SK02050 2SK02051 2SK02052
PSIKIATRI (STANDAR KOMPETENSI 2 = SK02) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
1 Delirium yang tidak diinduksi oleh alkohol atau zat psikoaktif lainnya 3A 2 Intoksikasi akut zat psikoaktif 3B 3 Adiksi/ketergantungan Narkoba 3A 4 Delirium yang diinduksi oleh alkohol atau zat psikoaktif lainnya 3A 5 Skizofrenia 3A 6 Gangguan waham 3A 7 Gangguan psikotik 3A 8 Gangguan skizoafektif 3A 9 Gangguan bipolar, episode manik 3A 10 Gangguan bipolar, episode depresif 3A 11 Gangguan siklotimia 2 12 Depresi endogen, episode tunggal dan rekuran 2 13 Gangguan distimia (depresi neurosis) 2 14 Gangguan depresif yang tidak terklasifikasikan 2 15 Baby blues (post-partum depression) 3A 16 Agorafobia dengan/tanpa panik 2 17 Fobia sosial 2 18 Fobia spesifik 2 19 Gangguan panik 3A 20 Gangguan cemas menyeluruh 3A 21 Gangguan campuran cemas depresi 3A 22 Gangguan obsesif-kompulsif 2 23 Reaksi terhadap stres yg berat, & gangguan penyesuaian 2 24 Post traumatic stress disorder 3A 25 Gangguan disosiasi (konversi) 2 26 Gangguan somatoform 4A 27 Trikotilomania 3A 28 Gangguan kepribadian 2 29 Gangguan identitas gender 2 30 Gangguan preferensi seksual 2 31 Gangguan perkembangan pervasif 2 32 Retardasi mental 3A 33 Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif (termasuk autisme) 2 34 Gangguan tingkah laku (conduct disorder) 2 35 Anoreksia nervosa 2 36 Bulimia 2 37 Pica 2 38 Gilles de la tourette syndrome 2 39 Chronic motor of vocal tics disorder 2 40 Transient tics disorder 3A 41 Functional encoperasis 2 42 Functional enuresis 2 43 Uncoordinated speech 2 44 Parafilia 2 45 Gangguan keinginan dan gairah seksual 3A 46 Gangguan orgasmus, termasuk gangguan ejakulasi (ejakulasi dini) 3A 47 Sexual pain disorder (termasuk vaginismus, diparenia) 3A 48 Insomnia 4A 49 Hipersomnia 3A 50 Sleep-wake cycle disturbance 2 51 Nightmare 2 52 Sleep walking 2
hal 3 dari 18
MAKSIMAL SOAL DIUJI L1-2(25%) L3-4(75%) 3 10 28 24 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1
TOPIK BAHASAN
MATERI SISTEM-SISTEM
Level Kompetensi
KODE
4A 4A 3A 4A 4A 4A 4A 3A 3B 2 4A 2 2 2 2 2 3A 3A 2 2 3A 4A 2 2 2 3A 2 2 2 3A 2 2 3A 3A 1 3A 2 2 2 2 4A 4A 4A 4A 3A 2 2 2 4A 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3B 3A
4SK03001 4SK03002 3SK03003 4SK03004 4SK03005 4SK03006 4SK03007 3SK03008 3SK03009 2SK03010 4SK03011 2SK03012 2SK03013 2SK03014 2SK03015 2SK03016 3SK03017 3SK03018 2SK03019 2SK03020 3SK03021 4SK03022 2SK03023 2SK03024 2SK03025 3SK03026 2SK03027 2SK03028 2SK03029 3SK03030 2SK03031 2SK03032 3SK03033 3SK03034 1SK03035 3SK03036 2SK03037 2SK03038 2SK03039 2SK03040 4SK03041 4SK03042 4SK03043 4SK03044 3SK03045 2SK03046 2SK03047 2SK03048 4SK03049 2SK03050 2SK03051 2SK03052 2SK03053 2SK03054 2SK03055 2SK03056 1SK03057 2SK03058 2SK03059 2SK03060 2SK03061 2SK03062 3SK03063 3SK03064
SISTEM INDRA (STANDAR KOMPETENSI 3 = SK03) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64
1 Benda asing di konjungtiva 4A 2 Konjungtivitis 4A 3 Pterigium 3A 4 Perdarahan subkonjungtiva 4A 5 Mata kering 4A 6 Blefaritis 4A 7 Hordeolum 4A 8 Chalazion 3A 9 Laserasi kelopak mata 3B 10 Entropion 2 11 Trikiasis 4A 12 Lagoftalmus 2 13 Epikantus 2 14 Ptosis 2 15 Retraksi kelopak mata 2 16 Xanthelasma 2 17 Dakrioadenitis 3A 18 Dakriosistitis 3A 19 Dakriostenosis 2 20 Laserasi duktus lakrimal 2 21 Skleritis 3A 22 Episkleritis 4A 23 Erosi 2 24 Benda asing di kornea 2 25 Luka bakar kornea 2 26 Keratitis 3A 27 Kerato-konjungtivitis sicca 2 28 Edema kornea 2 29 Keratokonus 2 30 Xerophtalmia 3A 31 Endoftalmitis 2 32 Mikroftalmos 2 33 Hifema 3A 34 Hipopion 3A 35 Perdarahan Vitreous 1 36 Iridosisklitis, iritis 3A 37 Tumor iris 2 38 Katarak 2 39 Afakia kongenital 2 40 Dislokasi lensa 2 41 Hipermetropia ringan 4A 42 Miopia ringan 4A 43 Astigmatism ringan 4A 44 Presbiopia 4A 45 Anisometropia pada dewasa 3A 46 Anisometropia pada anak 2 47 Ambliopia 2 48 Diplopia binokuler 2 49 Buta senja 4A 50 Skotoma 2 51 Hemianopia, bitemporal, and homonymous 2 52 Gangguan lapang pandang 2 53 Ablasio retina 2 54 Perdarahan retina, oklusi pembuluh darah retina 2 55 Degenerasi makula karena usia 2 56 Retinopati (diabetik, hipertensi, prematur) 2 57 Korioretinitis 1 58 Optic disc cupping 2 59 Edema papil 2 60 Atrofi optik 2 61 Neuropati optik 2 62 Neuritis optik 2 63 Glaukoma akut 3B 64 Glaukoma lainnya 3A
hal 4 dari 18
MAKSIMAL SOAL DIUJI L1-2(25%) L3-4(75%) 5 20 48 56 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2
TOPIK BAHASAN 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104
Level Kompetensi 2 3A 3A 3A 2 4A 4A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 3A 2 1 3A 4A 4A 3A 3B 2 4A 4A 4A 4A 3A 3A 3A 2 2 3A 4A 4A 1 2 2 2 3A 3A
MATERI SISTEM-SISTEM 65 Tuli (kongenital, perseptif, konduktif) 2 66 Inflamasi pada aurikular 3A 67 Herpes zoster pada telinga 3A 68 Fistula pre-aurikular 3A 69 Labirintitis 2 70 Otitis eksterna 4A 71 Otitis media akut 4A 72 Otitis media serosa 3A 73 Otitis media kronik 3A 74 Mastoiditis 3A 75 Miringitis bullosa 3A 76 Benda asing 3A 77 Perforasi membran timpani 3A 78 Otosklerosis 3A 79 Timpanosklerosis 2 80 Kolesteatoma 1 81 Presbiakusis 3A 82 Serumen prop 4A 83 Mabuk perjalanan 4A 84 Trauma akustik akut 3A 85 Trauma aurikular 3B 86 Deviasi septum hidung 2 87 Furunkel pada hidung 4A 88 Rhinitis akut 4A 89 Rhinitis vasomotor 4A 90 Rhinitis alergika 4A 91 Rhinitis kronik 3A 92 Rhinitis medikamentosa 3A 93 Sinusitis 3A 94 Sinusitis frontal akut 2 95 Sinusitis maksilaris akut 2 96 Sinusitis kronik 3A 97 Benda asing 4A 98 Epistaksis 4A 99 Etmoiditis akut 1 100 Polip 2 101 Fistula dan kista brankial lateral dan medial 2 102 Higroma kistik 2 103 Tortikolis 3A 104 Abses Bezold 3A
hal 5 dari 18
KODE 2SK03065 3SK03066 3SK03067 3SK03068 2SK03069 4SK03070 4SK03071 3SK03072 3SK03073 3SK03074 3SK03075 3SK03076 3SK03077 3SK03078 2SK03079 1SK03080 3SK03081 4SK03082 4SK03083 3SK03084 3SK03085 2SK03086 4SK03087 4SK03088 4SK03089 4SK03090 3SK03091 3SK03092 3SK03093 2SK03094 2SK03095 3SK03096 4SK03097 4SK03098 1SK03099 2SK03100 2SK03101 2SK03102 3SK03103 3SK03104
MAKSIMAL SOAL DIUJI L1-2(25%) L3-4(75%) 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2
TOPIK BAHASAN
MATERI SISTEM-SISTEM
Level Kompetensi
KODE
4A 4A 3B 3B 3B 4A 4A 4A 2 3A 3A 3B 2 2 2 3B 2 4A 3B 4A 3B 3A 1 2 4A 3B 4A 3A 2 3A 3A 2 3B 3A 2 3B 3B 1 3A 1 1 3B 2 2 1 1
4SK04001 4SK04002 3SK04003 3SK04004 3SK04005 4SK04006 4SK04007 4SK04008 2SK04009 3SK04010 3SK04011 3SK04012 2SK04013 2SK04014 2SK04015 3SK04016 2SK04017 4SK04018 3SK04019 4SK04020 3SK04021 3SK04022 1SK04023 2SK04024 4SK04025 3SK04026 4SK04027 3SK04028 2SK04029 3SK04030 3SK04031 2SK04032 3SK04033 3SK04034 2SK04035 3SK04036 3SK04037 1SK04038 3SK04039 1SK04040 1SK04041 3SK04042 2SK04043 2SK04044 1SK04045 1SK04046
SISTEM RESPIRASI (STANDAR KOMPETENSI 4 = SK04) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
1 Influenza 4A 2 Pertusis 4A 3 Acute Respiratory distress syndrome (ARDS) 3B 4 SARS 3B 5 Flu burung 3B 6 Faringitis 4A 7 Tonsilitis 4A 8 Laringitis 4A 9 Hipertrofi adenoid 2 10 Abses peritonsilar 3A 11 Pseudo-croop acute epiglotitis 3A 12 Difteria (THT) 3B 13 Karsinoma laring 2 14 Karsinoma nasofaring 2 15 Trakeitis 2 16 Aspirasi 3B 17 Benda asing 2 18 Asma bronkial 4A 19 Status asmatikus (asma akut berat) 3B 20 Bronkitis akut 4A 21 Bronkiolitis akut 3B 22 Bronkiektasis 3A 23 Displasia bronkopulmonar 1 24 Karsinoma paru 2 25 Pneumonia, bronkopneumonia 4A 26 Pneumonia aspirasi 3B 27 Tuberkulosis paru tanpa komplikasi 4A 28 Tuberkulosis dengan HIV 3A 29 Multi Drug Resistance (MDR) TB 2 30 Pneumothorax ventil 3A 31 Pneumothorax 3A 32 Efusi pleura 2 33 Efusi pleura masif 3B 34 Emfisema paru 3A 35 Atelektasis 2 36 Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) eksaserbasi akut 3B 37 Edema paru 3B 38 Infark paru 1 39 Abses paru 3A 40 Emboli paru 1 41 Kistik fibrosis 1 42 Haematothorax 3B 43 Tumor mediastinum 2 44 Pnemokoniasis 2 45 Penyakit paru intersisial 1 46 Obstructive Sleep Apnea (OSA) 1
hal 6 dari 18
MAKSIMAL SOAL DIUJI L1-2(25%) L3-4(75%) 3 8 17 29 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1
TOPIK BAHASAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
MAKSIMAL SOAL DIUJI L1-2(25%) L3-4(75%) SISTEM KARDIOVASKULER (STANDAR KOMPETENSI 5 = SK05) 2 8 22 19 1 Kelainan jantung congenital (Ventricular Septal Defect, Atrial Septal Defect, Patent Ductus Arteriosus,Tetralogy 2 2SK05001 of Fallot) 21 2 Radang pada dinding jantung (Endokarditis, Miokarditis, Perikarditis) 2 2 2SK05002 1 3 Syok (septik, hipovolemik, kardiogenik, neurogenik) 3B 3B 3SK05003 2 4 Angina pektoris 3B 3B 3SK05004 2 5 Infark miokard 3B 3B 3SK05005 2 6 Gagal jantung akut 3B 3B 3SK05006 2 7 Gagal jantung kronik 3A 3A 3SK05007 2 8 Cardiorespiratory arrest 3b 3B 3SK05008 2 9 Kelainan katup jantung: Mitral stenosis, Mitral regurgitation, Aortic stenosis, Aortic regurgitation,dan 2 Penyakit 2SK05009 katup jantung 1 lainnya 2 10 Takikardi: supraventrikular, ventrikular 3B 3B 3SK05010 2 11 Fibrilasi atrial 3A 3A 3SK05011 2 12 Fibrilasi ventrikular 3B 3B 3SK05012 2 13 Atrial flutter 3B 3B 3SK05013 2 14 Ekstrasistol supraventrikular, ventrikular 3A 3A 3SK05014 2 15 Bundle Branch Block 2 2 2SK05015 1 16 Aritmia lainnya 2 2 2SK05016 1 17 Kardiomiopati 2 2 2SK05017 1 18 Kor pulmonale akut 3B 3B 3SK05018 2 19 Kor pulmonale kronik 3A 3A 3SK05019 2 20 Hipertensi esensial 4A 4A 4SK05020 2 21 Hipertensi sekunder 3A 3A 3SK05021 2 22 Hipertensi pulmoner 1 1 1SK05022 1 23 Penyakit Raynaud 2 2 2SK05023 1 24 Trombosis arteri 2 2 2SK05024 1 25 Koarktasio aorta 1 1 1SK05025 1 26 Penyakit Buerger's (Thromboangiitis Obliterans) 2 2 2SK05026 1 27 Emboli arteri 1 1 1SK05027 1 28 Aterosklerosis 1 1 1SK05028 1 29 Subclavian steal syndrome 1 1 1SK05029 1 30 Aneurisma Aorta 1 1 1SK05030 1 31 Aneurisma diseksi 1 1 1SK05031 1 32 Klaudikasio 2 2 2SK05032 1 33 Penyakit jantung reumatik 2 2 2SK05033 1 34 Tromboflebitis 3A 3A 3SK05034 2 35 Limfangitis 3A 3A 3SK05035 2 36 Varises (primer, sekunder) 2 2 2SK05036 1 37 Obstructed venous return 2 2 2SK05037 1 38 Trombosis vena dalam 2 2 2SK05038 1 39 Emboli vena 2 2 2SK05039 1 40 Limfedema (primer, sekunder) 3A 3A 3SK05040 2 41 Insufisiensi vena kronik 3A 3A 3SK05041 2 Level Kompetensi
MATERI SISTEM-SISTEM
hal 7 dari 18
KODE
TOPIK BAHASAN
MATERI SISTEM-SISTEM
Level Kompetensi
KODE
2 2 4A 4A 3A 2 3A 4A 3A 2 2 3A 3B 2 1 2 3B 2 3A 3B 2 2 4A 1 4A 4A 4A 3A 2 2 2 2 3B 3B 4A 3B 2 3A 4A 4A 4A 3B 4A 4A 4A 4A 4A 1 4A 3A 2 3A 3A 2 2 2 3B 2 2 2 2 2 3A 3A
2SK06001 2SK06002 4SK06003 4SK06004 3SK06005 2SK06006 3SK06007 4SK06008 3SK06009 2SK06010 2SK06011 3SK06012 3SK06013 2SK06014 1SK06015 2SK06016 3SK06017 2SK06018 3SK06019 3SK06020 2SK06021 2SK06022 4SK06023 1SK06024 4SK06025 4SK06026 4SK06027 3SK06028 2SK06029 2SK06030 2SK06031 2SK06032 3SK06033 3SK06034 4SK06035 3SK06036 2SK06037 3SK06038 4SK06039 4SK06040 4SK06041 3SK06042 4SK06043 4SK06044 4SK06045 4SK06046 4SK06047 1SK06048 4SK06049 3SK06050 2SK06051 3SK06052 3SK06053 2SK06054 2SK06055 2SK06056 3SK06057 2SK06058 2SK06059 2SK06060 2SK06061 2SK06062 3SK06063 3SK06064
SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER DAN PANKREAS (STANDAR KOMPETENSI 6 = SK06) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64
1 Sumbing pada bibir dan palatum 2 2 Micrognatia and macrognatia 2 3 Kandidiasis mulut 4A 4 Ulkus mulut (aptosa, herpes) 4A 5 Glositis 3A 6 Leukoplakia 2 7 Angina Ludwig 3A 8 Parotitis 4A 9 Karies gigi 3A 10 Atresia esofagus 2 11 Akalasia 2 12 Esofagitis refluks 3A 13 Lesi korosif pada esofagus 3B 14 Varises esofagus 2 15 Ruptur esofagus 1 16 Hernia (inguinalis, femoralis, skrotalis) reponibilis, irreponibilis 2 17 Hernia (inguinalis, femoralis, skrotalis) strangulata, inkarserata 3B 18 Hernia (diaframatika, hiatus) 2 19 Hernia umbilikalis 3A 20 Peritonitis 3B 21 Perforasi usus 2 22 Malrotasi traktus gastro-intestinal 2 23 Infeksi pada umbilikus 4A 24 Sindrom Reye 1 25 Gastritis 4A 26 Gastroenteritis (termasuk kolera, giardiasis) 4A 27 Refluks gastroesofagus 4A 28 Ulkus (gaster, duodenum) 3A 29 Stenosis pilorik 2 30 Atresia intestinal 2 31 Divertikulum Meckel 2 32 Fistula umbilikal, omphalocoele-gastroschisis 2 33 Apendisitis akut 3B 34 Abses apendiks 3B 35 Demam tifoid 4A 36 Perdarahan gastrointestinal 3B 37 Ileus 2 38 Malabsorbsi 3A 39 Intoleransi makanan 4A 40 Alergi makanan 4A 41 Keracunan makanan 4A 42 Botulisme 3B 43 Penyakit cacing tambang 4A 44 Strongiloidiasis 4A 45 Askariasis 4A 46 Skistosomiasis 4A 47 Taeniasis 4A 48 Pes 1 49 Hepatitis A 4A 50 Hepatitis B 3A 51 Hepatitis C 2 52 Abses hepar amoeba 3A 53 Perlemakan hepar 3A 54 Sirosis hepatis 2 55 Gagal hepar 2 56 Neoplasma hepar 2 57 Kolesistitis 3B 58 Kole(doko)litiasis 2 59 Empiema dan hidrops kandung empedu 2 60 Atresia biliaris 2 61 Pankreatitis 2 62 Karsinoma pankreas 2 63 Divertikulosis/divertikulitis 3A 64 Kolitis 3A
hal 8 dari 18
MAKSIMAL SOAL DIUJI L1-2(25%) L3-4(75%) 5 15 38 45 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2
TOPIK BAHASAN 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83
Level Kompetensi 4A 1 1 3A 2 2 2 1 3B 2 3A 3A 4A 3A 2 2 3A 2 2
MATERI SISTEM-SISTEM 65 Disentri basiler, disentri amuba 4A 66 Penyakit Crohn 1 67 Kolitis ulseratif 1 68 Irritable Bowel Syndrome 3A 69 Polip/adenoma 2 70 Karsinoma kolon 2 71 Penyakit Hirschsprung 2 72 Enterokolitis nekrotik 1 73 Intususepsi atau invaginasi 3B 74 Atresia anus 2 75 Proktitis 3A 76 Abses (peri)anal 3A 77 Hemoroid grade 1-2 4A 78 Hemoroid grade 3-4 3A 79 Fistula 2 80 Fisura anus 2 81 Prolaps rektum, anus 3A 82 Limfoma 2 83 Gastrointestinal Stromal Tumor (GIST) 2
hal 9 dari 18
KODE 4SK06065 1SK06066 1SK06067 3SK06068 2SK06069 2SK06070 2SK06071 1SK06072 3SK06073 2SK06074 3SK06075 3SK06076 4SK06077 3SK06078 2SK06079 2SK06080 3SK06081 2SK06082 2SK06083
MAKSIMAL SOAL DIUJI L1-2(25%) L3-4(75%) 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1
TOPIK BAHASAN
MATERI SISTEM-SISTEM
Level Kompetensi
KODE
4A 3A 3A 4A 2 2 2 2 2 3A 3A 2 1 4A 2 2 2 2 2 2 2 4A 4A 2 2 3A 3B 3B 3B 3B 2 1 1 2 2 2 3B 3A
4SK07001 3SK07002 3SK07003 4SK07004 2SK07005 2SK07006 2SK07007 2SK07008 2SK07009 3SK07010 3SK07011 2SK07012 1SK07013 4SK07014 2SK07015 2SK07016 2SK07017 2SK07018 2SK07019 2SK07020 2SK07021 4SK07022 4SK07023 2SK07024 2SK07025 3SK07026 3SK07027 3SK07028 3SK07029 3SK07030 2SK07031 1SK07032 1SK07033 2SK07034 2SK07035 2SK07036 3SK07037 3SK07038
SISTEM GINJAL DAN SALURAN KEMIH (STANDAR KOMPETENSI 7 = SK07) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
1 Infeksi saluran kemih 4A 2 Glomerulonefritis akut 3A 3 Glomerulonefritis kronik 3A 4 Gonore 4A 5 Karsinoma sel renal 2 6 Tumor Wilms 2 7 Acute kidney injury 2 8 Penyakit ginjal kronik 2 9 Sindrom nefrotik 2 10 Kolik renal 3A 11 Batu saluran kemih (vesika urinaria, ureter, uretra ) tanpa kolik 3A 12 Ginjal polikistik simtomatik 2 13 Ginjal tapal kuda 1 14 Pielonefritis tanpa komplikasi 4A 15 Nekrosis tubular akut 2 16 Hipospadia 2 17 Epispadia 2 18 Testis tidak turun/ kriptorkidismus 2 19 Rectratile testis 2 20 Varikokel 2 21 Hidrokel 2 22 Fimosis 4A 23 Parafimosis 4A 24 Spermatokel 2 25 Epididimitis 2 26 Prostatitis 3A 27 Torsio testis 3B 28 Ruptur uretra 3B 29 Ruptur kandung kencing 3B 30 Ruptur ginjal 3B 31 Karsinoma uroterial 2 32 Seminoma testis 1 33 Teratoma testis 1 34 Hiperplasia prostat jinak 2 35 Karsinoma prostat 2 36 Striktura uretra 2 37 Priapismus 3B 38 Chancroid 3A
hal 10 dari 18
MAKSIMAL SOAL DIUJI L1-2(25%) L3-4(75%) 2 7 22 16 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2
TOPIK BAHASAN
MATERI SISTEM-SISTEM
Level Kompetensi
KODE
3A 2 4A 2 4A 4A 3A 4A 4A 3A 4A 3B 3A 4A 3A 3B 3B 3B 4A 3B 2 2 2 3B 3B 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3A 2 2 4A 2 3A 2 3A 3A 3B 2 3B 3B 3B 3B 4A 3B 3B 3B 3B 2 3B 2 2 2 2 3B 3A 4A
3SK08001 2SK08002 4SK08003 2SK08004 4SK08005 4SK08006 3SK08007 4SK08008 4SK08009 3SK08010 4SK08011 3SK08012 3SK08013 4SK08014 3SK08015 3SK08016 3SK08017 3SK08018 4SK08019 3SK08020 2SK08021 2SK08022 2SK08023 3SK08024 3SK08025 2SK08026 2SK08027 2SK08028 2SK08029 2SK08030 2SK08031 2SK08032 2SK08033 2SK08034 2SK08035 3SK08036 2SK08037 2SK08038 4SK08039 2SK08040 3SK08041 2SK08042 3SK08043 3SK08044 3SK08045 2SK08046 3SK08047 3SK08048 3SK08049 3SK08050 4SK08051 3SK08052 3SK08053 3SK08054 3SK08055 2SK08056 3SK08057 2SK08058 2SK08059 2SK08060 2SK08061 3SK08062 3SK08063 4SK08064
SISTEM REPRODUKSI (STANDAR KOMPETENSI 8 = SK08) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64
1 Sifilis 3A 2 Toksoplasmosis 2 3 Sindrom duh (discharge) genital (gonore dan nongonore) 4A 4 Infeksi virus Herpes tipe 2 2 5 Infeksi saluran kemih bagian bawah 4A 6 Vulvitis 4A 7 Kondiloma akuminatum 3A 8 Vaginitis 4A 9 Vaginosis bakterialis 4A 10 Servisitis 3A 11 Salpingitis 4A 12 Abses tubo-ovarium 3B 13 Penyakit radang panggul 3A 14 Kehamilan normal 4A 15 Infeksi intra-uterin: korioamnionitis 3A 16 Infeksi pada kehamilan: TORCH, hepatitis B, malaria 3B 17 Aborsi mengancam 3B 18 Aborsi spontan inkomplit 3B 19 Aborsi spontan komplit 4A 20 Hiperemesis gravidarum 3B 21 Inkompatibilitas darah 2 22 Mola hidatidosa 2 23 Hipertensi pada kehamilan 2 24 Preeklampsia 3B 25 Eklampsia 3B 26 Diabetes gestasional 2 27 Kehamilan posterm 2 28 Insufisiensi plasenta 2 29 Plasenta previa 2 30 Vasa previa 2 31 Abrupsio plasenta 2 32 Inkompeten serviks 2 33 Polihidramnion 2 34 Kelainan letak janin setelah 36 minggu 2 35 Kehamilan ganda 2 36 Janin tumbuh lambat 3A 37 Kelainan janin 2 38 Diproporsi kepala panggul 2 39 Anemia defisiensi besi pada kehamilan 4A 40 Intra-Uterine Fetal Death (IUFD) 2 41 Persalinan preterm 3A 42 Ruptur uteri 2 43 Bayi post matur 3A 44 Ketuban pecah dini (KPD) 3A 45 Distosia 3B 46 Malpresentasi 2 47 Partus lama 3B 48 Prolaps tali pusat 3B 49 Hipoksia janin 3B 50 Ruptur serviks 3B 51 Ruptur perineum tingkat 1-2 4A 52 Ruptur perineum tingkat 3-4 3B 53 Retensi plasenta 3B 54 Inversio uterus 3B 55 Perdarahan post partum 3B 56 Tromboemboli 2 57 Endometritis 3B 58 Inkontinensia urine 2 59 Inkontinensia feses 2 60 Trombosis vena dalam 2 61 Tromboflebitis 2 62 Subinvolusio uterus 3B 63 Kista dan abses kelenjar bartolini 3A 64 Abses folikel rambut atau kelenjar sebasea 4A
hal 11 dari 18
MAKSIMAL SOAL DIUJI L1-2(25%) L3-4(75%) 6 19 52 49 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2
TOPIK BAHASAN 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101
Level Kompetensi 1 1 1 3A 3A 2 3A 3A 1 3A 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 3B 1 2 2 4A 4A 4A 2 2 1 2 1 2 3A 2 2
MATERI SISTEM-SISTEM 65 Malformasi kongenital 1 66 Kistokel 1 67 Rektokel 1 68 Corpus alienum vaginae 3A 69 Kista Gartner 3A 70 Fistula (vesiko-vaginal, uretero-vagina, rektovagina) 2 71 Kista Nabotian 3A 72 Polip serviks 3A 73 Malformasi kongenital uterus 1 74 Prolaps uterus, sistokel, rektokel 3A 75 Hematokolpos 2 76 Endometriosis 2 77 Hiperplasia endometrium 1 78 Menopause, perimenopausal syndome 2 79 Polikistik ovarium 1 80 Kehamilan ektopik 2 81 Karsinoma serviks 2 82 Karsinoma endometrium 1 83 Karsinoma ovarium 1 84 Teratoma ovarium (kista dermoid) 2 85 Kista ovarium 2 86 Torsi dan ruptur kista 3B 87 Koriokarsinoma Adenomiosis, mioma 1 88 Malpresentasi 2 89 Inflamasi, abses 2 90 Mastitis 4A 91 Cracked nipple 4A 92 Inverted nipple 4A 93 Fibrokista 2 94 Fibroadenoma mammae (FAM) 2 95 Tumor Filoides 1 96 Karsinoma payudara 2 97 Penyakit Paget 1 98 Ginekomastia 2 89 Infertilitas 3A 90 Gangguan ereksi 2 91 Gangguan ejakulasi 2
hal 12 dari 18
KODE 1SK08065 1SK08066 1SK08067 3SK08068 3SK08069 2SK08070 3SK08071 3SK08072 1SK08073 3SK08074 2SK08075 2SK08076 1SK08077 2SK08078 1SK08079 2SK08080 2SK08081 1SK08082 1SK08083 2SK08084 2SK08085 3SK08086 1SK08087 2SK08088 2SK08089 4SK08090 4SK08091 4SK08092 2SK08093 2SK08094 1SK08095 2SK08096 1SK08097 2SK08098 3SK08099 2SK08100 2SK08101
MAKSIMAL SOAL DIUJI L1-2(25%) L3-4(75%) 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1
TOPIK BAHASAN
MATERI SISTEM-SISTEM
Level Kompetensi
KODE
4A 4A 3A 3B 3B 4A 3B 1 1 1 1 3A 3A 3B 2 3A 2 3B 3B 1 2 2 1 2 2 4A 4A 4A 4A 1 4A 4A 3B
4SK09001 4SK09002 3SK09003 3SK09004 3SK09005 4SK09006 3SK09007 1SK09008 1SK09009 1SK09010 1SK09011 3SK09012 3SK09013 3SK09014 2SK09015 3SK09016 2SK09017 3SK09018 3SK09019 1SK09020 2SK09021 2SK09022 1SK09023 2SK09024 2SK09025 4SK09026 4SK09027 4SK09028 4SK09029 1SK09030 4SK09031 4SK09032 3SK09033
SISTEM ENDOKRIN METABOLIK DAN NUTRISI (STANDAR KOMPETENSI 9 = SK09) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
1 Diabetes melitus tipe 1 4A 2 Diabetes melitus tipe 2 4A 3 Diabetes melitus tipe lain (intoleransi glukosa akibat penyakit lain atau obat-obatan) 3A 4 Ketoasidosis diabetikum nonketotik 3B 5 Hiperglikemi hiperosmolar 3B 6 Hipoglikemia ringan 4A 7 Hipoglikemia berat 3B 8 Diabetes insipidus 1 9 Akromegali, gigantisme 1 10 Defisiensi hormon pertumbuhan 1 11 Hiperparatiroid 1 12 Hipoparatiroid 3A 13 Hipertiroid 3A 14 Tirotoksikosis 3B 15 Hipotiroid 2 16 Goiter 3A 17 Tiroiditis 2 18 Cushing's disease 3B 19 Krisis adrenal 3B 20 Addison's disease 1 21 Pubertas prekoks 2 22 Hipogonadisme 2 23 Prolaktinemia 1 24 Adenoma tiroid 2 25 Karsinoma tiroid 2 26 Malnutrisi energi-protein 4A 27 Defisiensi vitamin 4A 28 Defisiensi mineral 4A 29 Dislipidemia 4A 30 Porfiria 1 31 Hiperurisemia 4A 32 Obesitas 4A 33 Sindrom metabolik 3B
hal 13 dari 18
MAKSIMAL SOAL DIUJI L1-2(25%) L3-4(75%) 2 6 13 20 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2
TOPIK BAHASAN
MATERI SISTEM-SISTEM
Level Kompetensi
KODE
2 4A 3A 3A 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 3A 4A 3B 4A 3B 4A 2 3A 4A 3B 3A 1 3A 4A 3A 3A 2 2 2 2
2SK10001 4SK10002 3SK10003 3SK10004 2SK10005 2SK10006 2SK10007 2SK10008 2SK10009 2SK10010 2SK10011 1SK10012 1SK10013 2SK10014 1SK10015 3SK10016 4SK10017 3SK10018 4SK10019 3SK10020 4SK10021 2SK10022 3SK10023 4SK10024 3SK10025 3SK10026 1SK10027 3SK10028 4SK10029 3SK10030 3SK10031 2SK10032 2SK10033 2SK10034 2SK10035
SISTEM HEMATOLOGI DAN IMUNOLOGI (STANDAR KOMPETENSI 10 = SK10) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 Anemia aplastik 2 2 Anemia defisiensi besi 4A 3 Anemia hemolitik 3A 4 Anemia makrositik 3A 5 Anemia megaloblastik 2 6 Hemoglobinopati 2 7 Polisitemia 2 8 Gangguan pembekuan darah (trombositopenia, hemofilia, Von Willebrand's disease) 2 9 DIC 2 10 Agranulositosis 2 11 Inkompatibilitas golongan darah 2 12 Timoma 1 13 Limfoma non-Hodgkin's, Hodgkin's 1 14 Leukemia akut, kronik 2 15 Mieloma multipel 1 16 Limfadenopati 3A 17 Limfadenitis 4A 18 Bakteremia 3B 19 Demam dengue, DHF 4A 20 Dengue shock syndrome 3B 21 Malaria 4A 22 Leishmaniasis dan tripanosomiasis 2 23 Toksoplasmosis 3A 24 Leptospirosis (tanpa komplikasi) 4A 25 Sepsis 3B 26 Lupus eritematosus sistemik 3A 27 Poliarteritis nodosa 1 28 Polimialgia reumatik 3A 29 Reaksi anafilaktik 4A 30 Demam reumatik 3A 31 Artritis reumatoid 3A 32 Juvenile chronic arthritis 2 33 Henoch-schoenlein purpura 2 34 Eritema multiformis 2 35 Imunodefisiensi 2
hal 14 dari 18
MAKSIMAL SOAL DIUJI L1-2(25%) L3-4(75%) 2 7 18 17 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1
TOPIK BAHASAN
MATERI SISTEM-SISTEM
Level Kompetensi
KODE
3A 3B 3A 2 2 2 1 1 3A 1 1 3A 2 1 1 2 3A 2 2 2 1 1 1 2 1 1 3A 3A 2 2 2 2 4A 3B 1 1 4A 1
3SK11001 3SK11002 3SK11003 2SK11004 2SK11005 2SK11006 1SK11007 1SK11008 3SK11009 1SK11010 1SK11011 3SK11012 2SK11013 1SK11014 1SK11015 2SK11016 3SK11017 2SK11018 2SK11019 2SK11020 1SK11021 1SK11022 1SK11023 2SK11024 1SK11025 1SK11026 3SK11027 3SK11028 2SK11029 2SK11030 2SK11031 2SK11032 4SK11033 3SK11034 1SK11035 1SK11036 4SK11037 1SK11038
SISTEM MUSKULO SKELETAL (STANDAR KOMPETENSI 11 = SK11) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
1 Artritis, osteoarthritis 3A 2 Fraktur terbuka, tertutup 3B 3 Fraktur klavikula 3A 4 Fraktur patologis, 2 5 Fraktur dan dislokasi tulang belakang 2 6 Dislokasi pada sendi ekstremitas 2 7 Osteogenesis imperfekta 1 8 Ricketsia, osteomalasia 1 9 Osteoporosis 3A 10 Akondroplasia 1 11 Displasia fibrosa 1 12 Tenosinovitis supuratif 3A 13 Tumor tulang primer, sekunder 2 14 Osteosarkoma 1 15 Sarcoma Ewing 1 16 Kista ganglion 2 17 Trauma sendi 3A 18 Kelainan bentuk tulang belakang (skoliosis, kifosis, lordosis) 2 19 Spondilitis, spondilodisitis 2 20 Teratoma sakrokoksigeal 2 21 Spondilolistesis 1 22 Spondilolisis 1 23 Lesi pada ligamentosa panggul 1 24 Displasia panggul 2 25 Nekrosis kaput femoris 1 26 Tendinitis Achilles 1 27 Ruptur tendon Achilles 3A 28 Lesi meniskus, medial, dan lateral 3A 29 Instabilitas sendi tumit 2 30 Malformasi kongenital (genovarum, genovalgum, club foot, pes planus) 2 31 Claw foot, drop foot 2 32 Claw hand, drop hand 2 33 Ulkus pada tungkai 4A 34 Osteomielitis 3B 35 Rhabdomiosarkoma 1 36 Leiomioma, leiomiosarkoma, liposarkoma 1 37 Lipoma 4A 38 Fibromatosis, fibroma, fibrosarkoma 1
hal 15 dari 18
MAKSIMAL SOAL DIUJI L1-2(25%) L3-4(75%) 2 7 27 11 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1
TOPIK BAHASAN
MATERI SISTEM-SISTEM
Level Kompetensi
KODE
4A 3A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 3A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 4A 3A 4A 4A 3A 4A 3A 4A 4A 4A 3A 4A 4A 4A 3B 3B 4A 3A 3B 2 3A 4A 3A 3A 2 3A 3A 2 3A 2 2
4SK12001 3SK12002 4SK12003 4SK12004 4SK12005 4SK12006 4SK12007 4SK12008 4SK12009 4SK12010 4SK12011 4SK12012 4SK12013 4SK12014 4SK12015 3SK12016 4SK12017 4SK12018 4SK12019 4SK12020 4SK12021 4SK12022 4SK12023 4SK12024 4SK12025 4SK12026 4SK12027 4SK12028 4SK12029 4SK12030 4SK12031 4SK12032 4SK12033 4SK12034 3SK12035 4SK12036 4SK12037 3SK12038 4SK12039 3SK12040 4SK12041 4SK12042 4SK12043 3SK12044 4SK12045 4SK12046 4SK12047 3SK12048 3SK12049 4SK12050 3SK12051 3SK12052 2SK12053 3SK12054 4SK12055 3SK12056 3SK12057 2SK12058 3SK12059 3SK12060 2SK12061 3SK12062 2SK12063 2SK12064
SISTEM INTEGUMEN (STANDAR KOMPETENSI 12 = SK12) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64
1 Veruka vulgaris 4A 2 Kondiloma akuminatum 3A 3 Moluskum kontagiosum 4A 4 Herpes zoster tanpa komplikasi 4A 5 Morbili tanpa komplikasi 4A 6 Varisela tanpa komplikasi 4A 7 Herpes simpleks tanpa komplikasi 4A 8 Impetigo 4A 9 Impetigo ulseratif (ektima) 4A 10 Folikulitis superfisialis 4A 11 Furunkel, karbunkel 4A 12 Eritrasma 4A 13 Erisipelas 4A 14 Skrofuloderma 4A 15 Lepra 4A 16 Reaksi lepra 3A 17 Sifilis stadium 1 dan 2 4A 18 Tinea kapitis 4A 19 Tinea barbe 4A 20 Tinea fasialis 4A 21 Tinea korporis 4A 22 Tinea manus 4A 23 Tinea unguium 4A 24 Tinea kruris 4A 25 Tinea pedis 4A 26 Pitiriasis vesikolor 4A 27 Kandidosis mukokutan ringan 4A 28 Cutaneus larva migran 4A 29 Filariasis 4A 30 Pedikulosis kapitis 4A 31 Pedikulosis pubis 4A 32 Skabies 4A 33 Reaksi gigitan serangga 4A 34 Dermatitis kontak iritan 4A 35 Dermatitis kontak alergika 3A 36 Dermatitis atopik (kecuali recalcitrant) 4A 37 Dermatitis numularis 4A 38 Liken simpleks kronik/neurodermatitis 3A 39 Napkin eczema 4A 40 Psoriasis vulgaris 3A 41 Dermatitis seboroik 4A 42 Pitiriasis rosea 4A 43 Akne vulgaris ringan 4A 44 Akne vulgaris sedang-berat 3A 45 Hidradenitis supuratif 4A 46 Dermatitis perioral 4A 47 Miliaria 4A 48 Toxic epidermal necrolysis 3B 49 Sindrom Stevens-Johnson 3B 50 Urtikaria akut 4A 51 Urtikaria kronis 3A 52 Angioedema 3B 53 Lupus eritematosis kulit 2 54 Ichthyosis vulgaris 3A 55 Exanthematous drug eruption, fixed drug eruption 4A 56 Vitiligo 3A 57 Melasma 3A 58 Albino 2 59 Hiperpigmentasi pascainflamasi 3A 60 Hipopigmentasi pascainflamasi 3A 61 Keratosis seboroik 2 62 Kista epitel 3A 63 Squamous cell carcinoma (Karsinoma sel skuamosa) 2 64 Basal cell carcinoma (Karsinoma sel basal) 2
hal 16 dari 18
MAKSIMAL SOAL DIUJI L1-2(25%) L3-4(75%) 5 14 14 65 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1
TOPIK BAHASAN 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79
Level Kompetensi 2 2 2 2 1 2 2 2 2 4A 3B 4A 3B 3B 3B
MATERI SISTEM-SISTEM 65 Xanthoma 2 66 Hemangioma 2 67 Lentigo 2 68 Nevus pigmentosus 2 69 Melanoma maligna 1 70 Alopesia areata 2 71 Alopesia androgenik 2 72 Telogen eflluvium 2 73 Psoriasis vulgaris 2 74 Vulnus laseratum, punctum 4A 75 Vulnus perforatum, penetratum 3B 76 Luka bakar derajat 1 dan 2 4A 77 Luka bakar derajat 3 dan 4 3B 78 Luka akibat bahan kimia 3B 79 Luka akibat sengatan listrik 3B
hal 17 dari 18
KODE 2SK12065 2SK12066 2SK12067 2SK12068 1SK12069 2SK12070 2SK12071 2SK12072 2SK12073 4SK12074 3SK12075 4SK12076 3SK12077 3SK12078 3SK12079
MAKSIMAL SOAL DIUJI L1-2(25%) L3-4(75%) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2
TOPIK BAHASAN
MATERI SISTEM-SISTEM
Level Kompetensi
KODE
4A 4A 3A 3A 2 2 2 3A 3A 3A 3A 3B 3A
4SK13001 4SK13002 3SK13003 3SK13004 2SK13005 2SK13006 2SK13007 3SK13008 3SK13009 3SK13010 3SK13011 3SK13012 3SK13013
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL (STANDAR KOMPETENSI 13 = SK13) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Kekerasan tumpul 4A 2 Kekerasan tajam 4A 3 Trauma kimia 3A 4 Luka tembak 3A 5 Luka listrik dan petir 2 6 Barotrauma 2 7 Trauma suhu 2 8 Asfiksia 3A 9 Tenggelam 3A 10 Pembunuhan anak sendiri 3A 11 Pengguguran kandungan 3A 12 Kematian mendadak 3B 13 Toksikologi forensik 3A
hal 18 dari 18
MAKSIMAL SOAL DIUJI L1-2(25%) L3-4(75%) 1 2 3 10 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2
LAMPIRAN 2. SERTIFIKASI BARU SERTIFIKAT KOMPETENSI Nama No. STL No. Ijazah TTL
Form Kelengkapan Berkas Sertifikasi Baru Sertifikat Kompetensi : : : :
No
Berkas
Ada
1.
Surat Permohonan Pribadi Pengajuan Sertifikat Kompetensi yang diketahui Dekan FK
2.
Biodata singkat pengaju Sertifikat Kompetensi
3.
Ijazah Dokter (legalisir)
4.
Sertifikat Profesi
5.
Pas Foto 3x4 (1 lembar); 4x6 (1 lembar)
6.
Bukti Transfer
Kelengkapan: Lengkap
Tidak Ada
Menyetujui, Tidak Lengkap
(Sekretaris KDI)
Keterangan
LAMPIRAN 3. TEMPLATE PENULISAN SOAL UK CBT
Contoh Template Penulisan Soal UK CBT ID Tinjauan 1
(Tidak perlu diisi penulis soal) Komunikasi efektif Ketrampilan dasar klinis Aplikasi biomedis, perilaku, klinis, & epidemiologi pada kedokteran keluarga Manajemen masalah kesehatan primer Penelusuran, kritisi, dan manajemen informasi Profesionalisme, etik, dan pengembangan pribadi
Tinjauan 2
Kognitif / Procedural knowledge / konatif
Tinjauan 3
Recall / Reasoning
Tinjauan 4
Kepala & Leher / Saraf & Perilaku / Saluran Pernapasan / Jantung, Pembuluh Darah & Pembuluh Limfe, / Kulit, Tulang, Otot dan Jaringan lunak / Ginjal dan Saluran Kemih / Darah & Imunologi / Saluran Cerna, hepatobilier, dan pankreas / Reproduksi/ Endokrin and Metabolism / Lainnya:………………………..(sebutkan)
Tinjauan 5
Pertumbuhan, perkembangan, dan degenerasi / Kelainan genetik dan kongenital / Penyakit infeksi dan imunologi / Penyakit neoplasma / Penyakit akibat trauma atau kecelakaan / Lainnya:………(sebutkan)
Tinjauan 6
Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit / Penapisan (Diagnosis) / Manajemen (Terapi) / Rehabilitasi / Aspek etik & hukum
Tinjauan 7 :
Individu / Keluarga / Masyarakat /
Stem soal Vignette
Pertanyaan
Pilihan jawaban a. b. c. d. e.
Kunci jawaban Penulis soal Bagian/Departemen Asal Institusi Referensi literatur ID Tinjauan 1
(Tidak perlu diisi penulis soal) Komunikasi efektif Ketrampilan dasar klinis Aplikasi biomedis, perilaku, klinis, & epidemiologi pada kedokteran keluarga Manajemen masalah kesehatan primer Penelusuran, kritisi, dan manajemen informasi Profesionalisme, etik, dan pengembangan pribadi
Tinjauan 2
Kognitif / Procedural knowledge / konatif
Tinjauan 3
Recall / Reasoning
Tinjauan 4
Saraf & Perilaku
Tinjauan 5
Pertumbuhan, perkembangan, dan degenerasi / Kelainan genetik dan kongenital / Penyakit infeksi dan imunologi / Penyakit neoplasma / Penyakit akibat trauma atau kecelakaan / Lainnya:………(sebutkan)
Tinjauan 6
Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit / Penapisan (Diagnosis) / Manajemen (Terapi) / Rehabilitasi /
Tinjauan 7 :
Individu / Keluarga / Masyarakat /
Stem soal Vignette
Sebuah penelitian berkenaan hubungan antara toksisitas aluminium dan timbulnya demensia, tipe Alzheimer, 400 pasien yang menderita penyakit tersebut dan 400 orang kontrol yang bebas dari penyakit tersebut dilakukan wawancara untuk menanyakan penggunaan panci aluminium selama 10 tahun ke-4 dalam masa hidupnya. Hasilnya menunjukkan bahwa risiko relatif dari penyakit tersebut atas penggunaan panci aluminium adalah sebesar 2.6 (interval kepercayaan 95% berkisar 1.9 – 3.2). Peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan panci aluminium menyebabkan demensia tipe Alzheimer
Pertanyaan
Manakah Aspek dibawah ini yang berpotensi mengakibatkan kesalahan pengambilan kesimpulan tersebut?
Pilihan jawaban a. b. c. d. e.
Bias diagnosis Ecologic fallacy Kurangnya statistical power Tidak bermakna secara statistic Bias recall
Kunci jawaban
E
Penulis soal
Dwi Agustian, dr
Bagian/Departemen
Epidemiologi & Biostatistika
Asal Institusi
Universitas Padjadjaran
LAMPIRAN 4. TEMPLATE REVIEW SOAL UK CBT
Checklist Administrasi Item Soal (Untuk Item Administrator) ( ) Biodata & CV ( ) Sertifikat Formulir Soal ( ) Lengkap ( ) Tidak Lengkap
Hasil Preliminary Review ( ) Soal layak untuk direview ( ) Soal tidak layak untuk direview
Alasan Item soal tidak layak review:
Tertanda
Item Administrator
Daftar Tilik Soal/Item (Untuk Reviewer)
Catatan: satu set daftar tilik berlaku untuk tiap satu soal/item Diisi dengan tanda silang (X)
ID Soal :
Isi soal Relevansi dan kesesuaian terhadap kompetensi dokter umum ( ) Sangat Relevan ( ) Relevan ( ) Ragu – ragu ( ) Kurang relevan ( ) Tidak relevan
Bahasa yang digunakan
Tingkat kesulitan soal
( ) Sulit dimengerti
( ) Sangat sulit
( ) Kurang dimengerti
( ) Sulit
( ) Mudah dimengerti
( ) Sedang ( ) Mudah ( ) Sangat Mudah
Struktur Soal -
-
-
Vignette 1. Terdapat
( )Ya
( )Tidak
2.
Berfungsi
( )Ya
( )Tidak
3.
Badan soal terlalu panjang, sulit, dan kompleks
( )Ya
( )Tidak
Lead in 4. Memenuhi Close the option rules
( )Ya
( )Tidak
5.
( )Ya
( )Tidak
Option 6. Kesalahan tata bahasa
( )Ya
( )Tidak
7.
Penggunaan istilah yang absolut
( )Ya
( )Tidak
8.
Jawaban benar yang panjang
( )Ya
( )Tidak
9.
Pengulangan kata dari badan soal ke jawaban
( )Ya
( )Tidak
10. Konvergensi option
( )Ya
( )Tidak
11. Pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau duplikasi
( )Ya
( )Tidak
Pertanyaan/pernyataan negatif
12. Pilihan yang mengandung unsur frekuensi suatu kejadian
( )Ya
( )Tidak
bersifat multi interpretasi 13. Pilihan jawaban tidak paralel dan urutan tidak logis
( )Ya
14. Penggunaan BSSD (bukan salah satu diatas) pada pilihan jawaban ( )Ya
( )Tidak
( )Tidak
Komentar Umum Reviewer
Kesimpulan Hasil Review ( ) Diterima tanpa perbaikan ( ) Diterima dengan perbaikan ( ) Tidak perlu konfirmasi dengan pembuat soal ( ) Perlu konfirmasi pembuat soal ( ) Dikembalikan kepada pembuat soal ( ) Berpotensi diterima dengan perbaikan ( ) Memerlukan perbaikan keseluruhan
Saran Perbaikan
Tanda Tangan Reviewer Tanggal: (DD) / (MM) / (YY)
Nama Jelas :
Dengan ini menyatakan bahwa proses review soal di atas telah benar – benar telah dilakukan oleh nama yang bertanda tangan di atas, tidak dilakukan oleh orang lain atau juga tidak dilakukan oleh orang lain yang mengatasnamakan nama di atas.
LAMPIRAN 5. CONTOH HASIL UK CBT/UMPAN BALIK KE PESERTA HASIL UJI KOMPETENSI MAHASISWA PROGRAM PROFESI DOKTER
LAMPIRAN 6. CONTOH HASIL UK CBT/UMPAN BALIK KE INSTITUSI
LAMPIRAN 7. PANDUAN DAN TEMPLATE PENULISAN SOAL UK OSCE
Panduan Penulisan Template Soal UK OSCE Panduan penulisan template soal adalah sebagai berikut: 1.
Nomor Station Tidak perlu diisi
2.
Judul Station Diisi: [Kategori Sistem Tubuh] – [Nama Penyakit] Contoh: Sistem Gastrointestinal, Hepatobilier dan Pankreas – Ulkus Duodenum
3.
Alokasi Waktu Diisi: 15 menit Durasi waktu untuk satu station soal adalah 15 menit, terdiri dari 1 menit untuk membaca soal pintu dan 14 menit waktu efektif untuk mengerjakan tugas.
4.
Tingkat Kemampuan Kasus yang Diujikan Diisi: Tingkat Kemampuan SKDI: [3A/3B/4A] dan definisi dari tingkat kemampuan tersebut. Untuk 3A: Mampu mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, merujuk kasus bukan gawat darurat. Untuk 3B: Mampu mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, merujuk kasus gawat darurat. Untuk 4A: Mampu mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas. Contoh: Tingkat Kompetensi SKDI: 3A Mampu mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, merujuk kasus bukan gawat darurat.
5.
Kompetensi Diujikan Tebalkan aspek kompetensi yang dinilai untuk kasus yang diujikan tersebut (terdapat 8 aspek kompetensi): 1) Anamnesis 2) Pemeriksaan fisik/psikiatri 3) Interpretasi data/kemampuan prosedural pemeriksaan penunjang 4) Penegakan diagnosis dan diagnosis banding 5) Tatalaksana nonfarmakoterapi 6) Tatalaksana farmakoterapi 7) Komunikasi dan edukasi pasien 8) Perilaku professional Mohon penulis soal memperhatikan: a. Waktu efektif yang tersedia (14 menit) b. Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2012 (Daftar Keterampilan dan Daftar Penyakit). c. Aspek nomor 8 yaitu perilaku profesional WAJIB diujikan. 6.
Kategori Sistem tubuh Tebalkan kategori sistem tubuh yang sesuai dengan kasus. 1) Sistem Saraf 2) Psikiatri 3) Sistem Indra
4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 7.
Sistem Respirasi Sistem Kardiovaskular Sistem Gastrointestinal, Hepatobilier, dan Pankreas Sistem Ginjal dan Saluran Kemih Sistem Reproduksi Sistem Endokrin, Metabolisme, dan Nutrisi Sistem Hematologi dan Imunologi Sistem Muskuloskeletal Sistem Integumen
Instruksi Peserta Ujian Instruksi peserta ujian seyogyanya dibuat secara ringkas dan padat, namun tidak mengerucut pada diagnosis/diagnosis banding yang pasti. Instruksi peserta ujian terdiri dari: a. Skenario klinik Tuliskan skenario kasus yang diujikan, minimal terdiri dari: • Jenis kelamin, dengan istilah: - Laki-laki - Perempuan - Anak/bayi ditambahkan keterangan di depan jenis kelamin (contoh: seorang bayi laki-laki) • Usia • Tempat tugas, dapat berupa: - Unit gawat darurat RS - Klinik umum RS - Unit gawat darurat puskesmas - Klinik umum puskesmas - Praktik dokter umum - Rumah pasien - Luar ruang (contoh: lapangan/jalan raya/pantai) • Keluhan utama (tidak menggambarkan spesifik kasus tertentu) Contoh: Seorang perempuan usia 52 tahun, datang ke praktik umum mengeluhkan nyeri perut. Untuk kasus/station dengan titik berat pada keterampilan prosedural, dapat mencantumkan hasil anamnesis/pemeriksaan yang relevan pada kasus tersebut (khususnya pada station yang tidak menilai kemampuan peserta ujian dalam anamnesis atau pemeriksaan fisik). b.
Tugas peserta Tuliskan tugas peserta dengan kalimat perintah yang singkat dan jelas. Bila dianggap perlu, tugas yang tidak perlu dilakukan oleh peserta dapat dicantumkan pula. Jika peserta diminta untuk menyampaikan sesuatu (misal: usulan pemeriksaan, diagnosis, dan edukasi) harus ditulis dengan jelas kepada siapa hal tersebut disampaikan. Berikut adalah panduan umum pertanyaan sesuai aspek kompetensi yang diuji: • Lakukan anamnesis pada pasien! • Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien/manekin! • Usulkan jenis pemeriksaan penunjang dan lakukan interpretasi atas data yang didapatkan! • Tegakkan diagnosis dan dua (2) diagnosis banding! • Berikan tatalaksana farmakoterapi, tuliskan resep, serahkan pada penguji/jelaskan pada pasien! • Lakukan tatalaksana non farmakoterapi yang relevan! • Komunikasikan dan berikan edukasi pada pasien terkait penyakit/tatalaksana/prognosisnya!
8.
Instruksi Penguji Instruksi penguji terdiri dari INSTRUKSI UMUM serta INSTRUKSI KHUSUS mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan penguji selama bertugas di dalam station soal. Selanjutnya tugas untuk penguji dituliskan dengan jelas, termasuk hal-hal yang wajib maupun tidak boleh dilakukan penguji. Selain itu terdapat pedoman penilaian untuk station tersebut sehingga membantu penguji memahami tujuan station serta memiliki penilaian yang sama. Jika ada pertanyaan yang perlu diujikan maka dicantumkan beserta jawaban dan modalitas nilainya.
Instruksi Umum: tidak perlu diubah (sesuai template). Instruksi Khusus: Berikan informasi sesuai dengan kompetensi yang dinilai: a. Hasil pemeriksaan fisik • Hasil pemeriksaan fisik harus dituliskan dengan detail dan lengkap, sesuai dengan pemeriksaan fisik yang diminta. • Tanda-tanda vital: Tekanan darah (TD mmHg), Laju Nadi (N/menit), Laju Pernapasan (R/menit), dan suhu (t oC) HARUS dicantumkan apapun kasus yang diujikan. • Hasil normal tetap perlu dituliskan dengan rinci hasilnya (misal: Tekanan Darah 120/80 mmHg, dst.). Hal ini akan membantu penguji saat melaksanakan tugasnya. • Jika perlu, foto prosedur atau hasil pemeriksaan fisik dapat disertakan. Prosedur pemeriksaan fisik yang spesifik (misal: posisi duduk, teknik memegang alat, dsb.) b. Hasil pemeriksaan penunjang • Hasil pemeriksaan penunjang dan interpretasinya harus dituliskan dengan lengkap. • Foto hasil pemeriksaan penunjang harus disertakan jika memang diperlukan c. Diagnosis dan atau diagnosis banding Penulis harus menuliskan dengan jelas diagnosis dan minimal 2 (dua) diagnosis banding yang sesuai. Diagnosis dan diagnosis bandung yang tertulis harus sesuai dengan rubrik yang akan dibuat. d. Tatalaksana Nonfarmakoterapi Tatalaksana nonfarmakoterapi mencakup tindakan yang dilakukan dalam manajemen kasus. Jika tindakan berupa prosedur, mohon dapat menuliskan detail langkah-langkah prosedur. Tambahkan gambar/ foto jika diperlukan. Hal ini akan membantu penguji, mengingat tidak semua penguji memiliki referensi/ pengalaman yang sama. e. Tatalaksana Farmakoterapi Tatalaksana farmakoterapi mencantumkan dengan jelas nama obat (generik), sediaan, dosis, dan cara pemberian. Jika terdapat pilihan obat lini kedua atau ketiga mohon untuk menuliskan juga, karena terdapat kemungkinan peserta akan memilih obat tersebut. f. Komunikasi dan Edukasi Pasien Tatalaksana pasien dalam bentuk edukasi yang spesifik dapat dituliskan pada bagian ini. 9.
Instruksi Pasien Standar Informasi yang terdapat dalam instruksi pasien standar terdiri dari: a. Identitas Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan dituliskan untuk setiap pasien standar. Jika memerlukan lebih dari satu pasien standar, maka identitasnya juga harus dituliskan. Dalam menentukan identitas pasien standar, sesuaikan dengan kasus. Jika tidak spesifik, cukup ditulis sesuai dengan pasien standar, agar tidak menyulitkan saat berlatih. b. Keluhan utama Tuliskan keluhan utama dengan menggunakan bahasa awam, sesuai dengan skenario klinik. c. Riwayat penyakit sekarang Tuliskan riwayat penyakit sekarang dengan urutan waktu. RPS memuat detail seperti lokasi, durasi, frekuensi, keluhan penyerta, hal yang meringankan atau memperberat keluhan, dan sebagainya.
e. f. g. h.
Tuliskan riwayat penyakit dahulu dan pengobatannya. Riwayat penyakit keluarga Tuliskan riwayat penyakit keluarga yang relevan Riwayat lingkungan dan sosial Tuliskan hal yang berkaitan dengan lingkungan dan sosial yang relevan dengan kasus. Riwayat tumbuh kembang Khusus untuk kasus anak, penulis harus menuliskan riwayat tumbuh kembang, riwayat kehamilan dan persalinan ibu, serta riwayat imunisasi. Peran yang harus dilakukan Penulis harus mencantumkan apa yang harus diperankan PS selama berinteraksi dengan peserta ujian. Hal ini mencakup • Penampilan: apakah ada penampilan/ pakaian khusus yang harus dikenakan oleh pasien • Bahasa tubuh: ekspresi wajah, cara duduk/ berjalan, ekspresi khusus terkait keluhan (misal: menahan sakit, cemas, sesak napas, batuk, dan lain-lain). Hal ini termasuk kapan harus ditampilkan, apakah selama berinteraksi atau hanya saat tertentu saja. • Pemeriksaan yang akan dilakukan oleh peserta: bagaimana pemeriksaan akan dilakukan (tidak perlu menyebut nama pemeriksaan, cukup proses saja) dan bagaimana merespon pemeriksaan tersebut. • Pertanyaan yang mungkin akan ditanyakan peserta ujian dan jawabannya.Tuliskan juga bagaimana PS harus merespon pertanyaan yang informasinya tidak ada dalam skenario PS.
10. Tata Letak Station Terdiri dari: Model 1 (ruang klinik umum) Model 2 (ruang unit gawat darurat sederhana) Model 3 (ruang tindakan dengan kebutuhan troli steril/tindakan bedah) 11. Kebutuhan Laboran Apabila untuk kasus ini diperlukan laboran, mohon dituliskan Ada/Tidak ada. Bila ADA, mohon jelaskan dengan singkat tugas/fungsi laboran dalam station tersebut yang diperlukan/diperbolehkan. Contoh: Ada, laboran bertugas merapikan set alat steril dan mengambilkan bahan habis pakai. Tidak untuk menjadi asisten tindakan. 12. Kebutuhan Manekin Pilihlah manekin yang diperlukan dari daftar manekin yang ada (ada 18 jenis manekin yang dapat dipilih). 13. Kebutuhan Set Alat Pilihlah set alat/set BHP yang diperlukan dari daftar peralatan yang ada. Bila tidak ada dalam daftar/tidak lengkap, tuliskan dengan detail jenis alat yang dibutuhkan dan jumlahnya. 14. Penulis Tulislah dengan lengkap a. Nama dan gelar penulis soal b. Bagian/departemen dan institusi asal penulis. 15. Referensi Tuliskan referensi yang digunakan saat membuat soal. Rubrik Penilaian Setelah template soal, penulis soal membuat rubrik penilaian. Berikut adalah penjelasan dan panduan penulisan rubrik penilaian.
1.
2.
3.
Kemampuan Anamnesis Aspek ini menilai kemampuan peserta ujian memfasilitasi pasien untuk menceritakan kesakitannya. Menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai untuk mendapatkan informasi yang akurat dan adekuat. Memberikan respon yang sesuai terhadap isyarat pasien baik yang verbal maupun non verbal. Tuliskan dengan jelas hal-hal yang utama dan relevan ditanyakan selama anamnesis. Perhatikan deskripsi performa untuk masing-masing skor. Kemampuan Pemeriksaan Fisik Kemampuan peserta ujian melakukan pemeriksaan fisik sesuai masalah klinik pasien dengan menggunakan teknik pemeriksaan yang logis, sistematik/ runut dan efisien. Peserta juga harus tanggap terhadap kenyamanan pasien dan memberikan penjelasan ke pasien. Peserta harus mencuci tangan sebelum dan setelah pemeriksaan fisik. Tuliskan dengan jelas pemeriksaan fisik utama dan relevan yang harus dilakukan peserta ujian. Perhatikan deskripsi performa untuk masing-masing skor. Melakukan tes/ prosedur klinik atau interpretasi data untuk menunjang diagnosis banding atau diagnosis Kemampuan peserta ujian untuk melakukan suatu tes/ prosedur klinik dengan benar dan menyampaikan prosedur atau hasilnya ATAU menginterpretasi hasil pemeriksaan penunjang dengan benar dan menjelaskan kepada pasien dengan tepat. Tuliskan dengan jelas pemeriksaan penunjang yang harus diusulkan dan atau diinterpretasikan oleh peserta ujian. Perhatikan deskripsi performa untuk masing-masing skor.
4.
Penegakan diagnosis/ diagnosis banding Kemampuan peserta ujian menetapkan diagnosis/ diagnosis banding yang tepat, sesuai dengan masalah klinik pasien. Tuliskan dengan jelas diagnosis banding dan atau diagnosis yang harus ditentukan oleh peserta ujian. Perhatikan deskripsi performa untuk masing-masing skor.
5.
Tatalaksana nonfarmakoterapi (tindakan) Kemampuan peserta ujian melakukan tindakan yang sesuai masalah klinik pasien dan menyampaikan alasan dan prosedur pelaksanaan tindakan. Tuliskan dengan jelas tindakan yang harus dilakukan oleh peserta ujian, dengan singkat dan jelas. Tidak perlu mencantumkan semua langkah dengan detail, karena informasi detail prosedur ada dalam instruksi penguji. Perhatikan deskripsi performa untuk masing-masing skor.
6.
Tatalaksana farmakoterapi Kemampuan peserta ujian memilih obat yang rasional. Tuliskan dengan jelas tatalaksana farmakoterapi harus diusulkan dan atau resep yang harus ditulis oleh peserta ujian. Perhatikan deskripsi performa untuk masing-masing skor.
7.
Komunikasi dan atau edukasi pasien Kemampuan peserta ujian menunjukkan kemampuan berkomunikasi dengan baik, meliputi menggali perspektif pasien dengan bahasa yang bisa dimengerti, memberikan kesempatan bertanya kepada pasien, menanggapi pertanyaan/pernyataan pasien baik verbal maupun non verbal, melakukan diskusi, negosiasi dan membina hubungan baik dengan pasien dan atau memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah pasien dengan cara yang tepat. Tuliskan edukasi yang harus disampaikan oleh peserta ujian. Perhatikan deskripsi performa untuk masing-masing skor.
8.
Perilaku Profesional Kemampuan peserta ujian menunjukkan aspek profesionalisme dengan baik diantaranya meminta informed consent, melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan pasien, memperhatikan kenyamanan pasien, melakukan tindakan sesuai prioritas dan menunjukan rasa hormat kepada pasien, serta menyadari keterbatasan.
9.
Penilaian akhir peserta ujian secara keseluruhan (Global performance) Aspek ini merupakan impresi penguji setelah melihat kemampuan peserta ujian secara keseluruhan apakah peserta ujian mampu menjadi dokter dengan kemampuan yang ada. Terdiri dari tidak lulus, borderline, lulus serta superior. Nilai borderline akan menjadi dasar dalam penentuan nilai batas lulus station.
Template soal dan lembar penilaian Template soal dan lembar penilaian ini merupakan contoh yang bersifat umum. TEMPLATE OSCE STATION 1. 2. 3. 4. 5.
Nomor Station Judul Station Alokasi Waktu Tingkat Kemampuan Kasus yang Diujikan Kompetensi Diujikan
6.
Kategori Sistem Tubuh
7.
Instruksi PesertaUjian
Contoh: Sistem Endokrin, Metabolisme, dan Nutrisi – Gangguan Psikotik (SKDI: Penyakit-02.07) 15 menit Contoh:Tingkat Kemampuan SKDI: 3A Mampu mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, merujuk kasus bukan gawat darurat. 1. Anamnesis 2. Pemeriksaan fisik/psikiatri 3. Interpretasi data/kemampuan prosedural pemeriksaan penunjang 4. Penegakan diagnosis dan diagnosis banding 5. Tatalaksana nonfarmakoterapi 6. Tatalaksana farmakoterapi 7. Komunikasi dan edukasi pasien 8. Perilaku profesional 1. Sistem Saraf 2. Psikiatri 3. Sistem Indra 4. Sistem Respirasi 5. Sistem Kardiovaskular 6. Sistem Gastrointestinal, Hepatobilier, dan Pankreas 7. Sistem Ginjal dan Saluran Kemih 8. Sistem Reproduksi 9. Sistem Endokrin, Metabolisme, dan Nutrisi 10. Sistem Hematologi dan Imunologi 11. Sistem Muskuloskeletal 12. Sistem Integumen SKENARIO KLINIK: Seorang…………….. TUGAS : 1. Lakukan…….. 2. ………
8.
Instruksi Penguji
INSTRUKSI UMUM 1. Pastikan identitas peserta ujian pada kartu ujian sesuai dengan identitas pada komputer! 2. Tulislah 5 digit terakhir dari nomor peserta ujian pada lembar nilai tulis! 3. Amatilah dan berilah skor (0/1/2/3) atas tugas yang dikerjakan peserta ujian serta skor Global Rating sesuai rubrik penilaian pada lembar nilai tulis dan komputer! 4. Hindarilah interupsi dan/atau tindakan selain daripada yang diminta dalam instruksi penguji! 5. Berikan informasi/hasil yang dibutuhkan secara lisan/tulisan hanya apabila peserta ujian telah melakukan dan/atau mengusulkan jenis pemeriksaan yang dimaksud (perhatikan instruksi khusus)! 6. Taatilah peraturan serta etika penguji selama menjalankan tugas sebagai penguji UK OSCE! INSTRUKSI KHUSUS (Tuliskan/lampirkan hasil/prosedur/foto/ilustrasi pada aspek penilaian yang bersesuaian)
2.
3.
Instruksi Pasien Standar
Penguji menilai pemeriksaan fisik/psikiatriyang dilakukan oleh peserta ujian Bila peserta ujian melakukan pemeriksaan di bawah ini, penguji menyampaikan hasil pada peserta. Hasil Pemeriksaan Fisik/Psikiatri KU: Tanda Vital: TD: / mmHg; N: /menit; R: /menit; t: OC Kepala/leher: Toraks: Abdomen: Ekstremitas: Status Lokalis: Jenis pemeriksaan lain…. Lampiran foto/ilustrasi Penguji menilai interpretasi data/kemampuan prosedural pemeriksaan penunjang.
4.
Penguji menilai diagnosis dan dua (2) diagnosis banding yang ditegakkan oleh peserta ujian. Diagnosis: Diagnosis Banding 1: Diagnosis Banding 2: Diagnosis Banding 3: Diagnosis Banding 4:
5.
Penguji menilai tatalaksana non farmakoterapi yang diusulkan/dikerjakan oleh peserta ujian.
6.
Penguji menilai tatalaksana farmakoterapi berupa resep yang dituliskan oleh peserta ujian. Nama obat, sediaan, dosis, cara pemberian.
7.
Penguji menilai komunikasi dan edukasi yang disampaikan peserta ujian kepada pasien.
8.
Penguji menilai perilaku profesional yang ditunjukkan oleh peserta ujian.
Nama
Usia Jenis kelamin Pekerjaan Status pernikahan Pendidikan terakhir Riwayat Penyakit Sekarang • Keluhan Utama • Sejak kapan/onset • Lokasi • Durasi/frekuensi • Karakteristik • Progresi • Skala nyeri (bila perlu) • Yang memperparah • Yang mengurangi • Usaha yang dilakukan • Obat dipakai saat ini Riwayat penyakit dahulu • penyakit relevan • tindakan bedah/terapi lain Riwayat penyakit keluarga Riwayat pribadi (relevan) • Alkohol • Rokok
• Narkoba • Seksual • Alergi obat Pertanyaan wajib oleh PS Peran yang wajib ditunjukkan Foto untuk mol 9. 10. 11. 12. 13.
Tata Letak Station Kebutuhan Laboran Kebutuhan Manekin Kebutuhan Set Alat Penulis
14.
Referensi
Model 1/2/3 Tidak ada/Ada, tugas: Tidak ada/Ada, tugas Jenis set yang dipakai Nama Institusi
RUBRIK PENILAIAN OSCE STATION ... I. Rubrik 1.
KOMPETENSI Anamnesis
0 Peserta ujian tidak memfasilitasi pasien untuk menceritakn kesakitannya.
1 Peserta ujian: • Memfasilitasi pasien untuk menceritakan kesakitannya namun sebagian besar pertanyaan tidak mengarah pada informasi yang relevan, akurat dan adekuat.
2 Peserta ujian: • Memfasilitasi pasien untuk menceritakan kesakitannya, namun sebagian kecil pertanyaantidak mengarah pada informasi yang relevan, akurat dan adekuat.
3 Peserta ujian: • Memfasilitasi pasien untuk menceritakan kesakitannya dengan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai untuk mendapatkan informasi yang relevan, akurat dan adekuat.
2.
Pemeriksaan Fisik
Peserta ujian tidak melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah klinik pasien
Peserta ujian melakukan pemeriksaan fisik sesuai masalah klinik pasien
Peserta ujian melakukan cuci tangan sebelum dan setelah pemeriksaan, melakukan pemeriksaan fisik sesuai masalah klinik pasien dengan menggunakan teknik pemeriksaan yang benar
3.
Melakukan tes/prosedur klinik atau interpretasi data untuk menunjang diagnosis banding/diagn osis Menentukan diagnosis dan diagnosis banding Tatalaksana
Peserta ujian melakukan tes/prosedur yang tidak sesuai masalah klinik pasien, atau salah menginterpretasikan data hasil pemeriksaan penunjang
Peserta ujian melakukan tes/prosedur sesuai masalah klinik pasien, namun tidak lengkap atau menginterpretasi data hasil pemeriksaan penunjang tidak lengkap
Peserta ujian tidak dapat menentukan diagnosis dan diagnosis banding
Peserta ujian dapat menetapkan satu diagnosis banding
Peserta ujian melakukan tes/prosedur sesuai masalah klinik pasien secara lengkap, tanpa menyampaikan prosedur atau hasilnya Atau menginterpretasi data hasil pemeriksaan penunjang secara lengkap namun menjelaskan kepada pasien dengan tidak tepat Peserta ujian dapat menetapkan beberapa diagnosis banding secara tidak lengkap
Peserta ujian melakukan cuci tangan sebelum dan setelah pemeriksaan, melakukan pemeriksaan fisik sesuai masalah klinik pasien dengan menerapkan prinsip sebagai berikut: • Menggunakan teknik pemeriksaan yang benar • Sistematik/runut Peserta ujian melakukan tes/prosedur yang lengkap dan menyampaikan prosedur atau hasilnya Atau menginterpretasi hasil pemeriksaan penunjang dengan lengkap dan menjelaskan kepada pasien dengan tepat Peserta ujian menetapkan diagnosis dan diagnosis banding yang lengkap, sesuai dengan masalah klinik pasien
Peserta ujian tidak
Peserta ujian melakukan
Peserta ujian melakukan tindakan
Peserta ujian melakukan tindakan
4.
5.
180
BOBOT
SKOR
nonfarmakote rapi
6.
7.
Tatalaksana farmakoterapi
Komunikasi dan atau edukasi pasien
melakukan tindakan Atau melakukan tetapi tidak sesuai perintah Atau melakukan tetapi tidak sesuai masalah klinik pasien Peserta ujian memilih obat yang tidak tepat
tindakan yang sesuai perintah atau masalah klinik pasien tetapi tidak lengkap
yang sesuai masalah klinik pasien dan lengkap tetapi tidak menyampaikan alasan maupun prosedur pelaksanaan tindakan
yang sesuai masalah klinik pasien dan lengkap dan menyampaikan alasan dan prosedur pelaksanaan tindakan
Peserta ujian memilih obat dengan menerapkan beberapa prinsip berikut: 1. Tepat indikasi 2. Tepat dosis 3. Tepat sediaan 4. Tepat cara pemberian
Peserta ujian memilih obat dengan tepat sesuai seluruh prinsip berikut: 1. Tepat indikasi 2. Tepat dosis 3. Tepat sediaan 4. Tepat cara pemberian 5. Tepat harga TETAPI tidak menuliskan resep dengan lengkap
Peserta ujian sama sekali tidak melakukan 4 prinsip komunikasi
Peserta ujian menunjukkan kemampuan berkomunikasi dengan menerapkan salah satu prinsip berikut: 1. mampu membina hubungan baik dengan pasien secara verbal non verbal (ramah, terbuka, kontak mata, salam, empati dan hubungan komunikasi dua arah, respon) 2. mampu memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan mengarahkan cerita 3. mampu untuk melibatkan pasien dalam membuat
Peserta ujian menunjukkan kemampuan berkomunikasi dengan menerapkan 2-3 dari 4 prinsip berikut: 1. mampu membina hubungan baik dengan pasien secara verbal non verbal (ramah, terbuka, kontak mata, salam, empati dan hubungan komunikasi dua arah, respon) 2. mampu memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan mengarahkan cerita 3. mampu untuk melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik, pemeriksaan klinik. 4. mampu memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah pasien
Peserta ujian memilih obat dengan tepat sesuai seluruh prinsip berikut: 1. Tepat indikasi 2. Tepat dosis 3. Tepat sediaan 4. Tepat cara pemberian 5. Tepat harga DAN • menuliskan resep dengan lengkap dan benar. Peserta ujian menunjukkan kemampuan berkomunikasi dengan menerapkan seluruh prinsip berikut: 1. mampu membina hubungan baik dengan pasien secara verbal non verbal (ramah, terbuka, kontak mata, salam, empati dan hubungan komunikasi dua arah, respon) 2. mampu memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan mengarahkan cerita 3. mampu untuk melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik, pemeriksaan klinik. 4. mampu memberikan
181
8.
Perilaku profesional
Peserta ujian tidak meminta izin secara lisan dan sama sekali tidak melakukan poin berikut: 1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan pasien dan diri sendiri 2. memperhatikan kenyamanan pasien 3. melakukan tindakan sesuai prioritas 4. menunjukan rasa hormat kepada pasien 5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan
keputusan klinik, pemeriksaan klinik. 4. mampu memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah pasien Meminta izin secara lisan dan 1-2 poin berikut : 1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan pasien dan diri sendiri 2. memperhatikan kenyamanan pasien 3. melakukan tindakan sesuai prioritas 4. menunjukan rasa hormat kepada pasien 5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan
182
penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah pasien
Meminta izin secara lisan dan 3 poin berikut: 1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan pasien dan diri sendiri 2. memperhatikan kenyamanan pasien 3. melakukan tindakan sesuai prioritas 4. menunjukan rasa hormat kepada pasien 5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan
Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah ini secara lengkap: 1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan pasien dan diri sendiri 2. memperhatikan kenyamanan pasien 3. melakukan tindakan sesuai prioritas 4. menunjukan rasa hormat kepada pasien 5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan
II. Global performance Beri tanda (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan penilaian Anda secara umum terhadap kemampuan peserta ujian! TIDAK LULUS
BORDERLINE
LULUS
SUPERIOR
183
LAMPIRAN 8. CONTOH MODEL TATA LETAK RUANGAN STATION SOAL UK OSCE TATA LETAK MODEL 1
PST MD PS DP MA PGJ
: : : : : :
Kursi Peserta Ujian Meja Dokter Pasien Kursi Pasien Standar Dipan Periksa Meja Alat Periksa Kursi Penguji
184
M NM W JD TB
: : : : :
Tempat Sampah Medis Tempat Sampah Non Medis Wastafel/Simulator Wastafel Jam Dinding Timbangan Badan dan Stadiometer
TATA LETAK MODEL 2
PST MD PS DP MA PGJ LAB TB
: : : : : : : :
Kursi Peserta Ujian Meja Dokter Pasien Kursi Pasien Standar Dipan Periksa Meja Alat Periksa Kursi Penguji Kursi Laboran Timbangan Badan dan Stadiometer
185
M NM W JD BHP IL TO T INF
: : : : : : : :
Tempat Sampah Medis Tempat Sampah Non Medis Wastafel/Simulator Wastafel Jam Dinding Troli Bahan Habis Pakai Iluminator Foto Radiograf Tabung Oksigen (beserta regulator) Tiang Infus
TATA LETAK MODEL 3 PST MD DP TNS TS PGJ BHP
: : : : : : :
Kursi Peserta Ujian Meja Dokter Pasien Dipan Periksa Troli Non Steril Troli (Alat/Instrumen) Steril Kursi Penguji Troli Bahan Habis Pakai
186
M NM W JD LP LAB
: : : : : :
Tempat Sampah Medis Tempat Sampah Non Medis Wastafel/Simulator Wastafel Jam Dinding Lampu Periksa (Portabel) Kursi Laboran
LAMPIRAN 9. DAFTAR MANIKIN YANG HARUS DIMILIKI PUSAT PENYELENGGARA UK OSCE PEDOMAN MANEKIN UNTUK UK OSCE 1. Manekin adalah model yang digunakan sebagai pengganti tubuh dan/atau bagian tubuh pasien standar dalam UK OSCE. 2. Institusi Penyelenggara UK OSCE wajib menyediakan seluruh manekin ini dalam setiap periode ujian UK OSCE, namun manekin mana yang akan digunakan akan bergantung kepada keputusan Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter melalui Penyelia Pusat . 3. Daftar manekin yang tercantum dalam pedoman ini ditambah satu set manekin cadangan adalah kebutuhan minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan UK OSCE pada masing-masing lokasi ujian di satu Institusi Penyelenggara UK OSCE. 4. Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter dapat menambah dan/atau mengurangi kebutuhan manekin UK OSCE dari pedoman ini dengan sebelumnya memberikan pemberitahuan kepada Institusi Penyelenggara UK OSCE.
Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter tidak pernah merujuk dan/atau menetapkan dan/atau mewajibkan penggunaan manekin dengan merek dan/atau produk dari produsen dan/atau distributor tertentu untuk digunakan dalam UK OSCE
187
No 1
No 2
Kode 101
Kode 102
Jenis Kegunaan Manekin Manekin Pemeriksaan Rektum dan Prostat
Jenis Kegunaan Manekin Manekin Pemeriksaan Kehamilan
Spesifikasi Minimal UK OSCE -
-
103
Manekin Pemeriksaan Ginekologis & Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
-
-
-
Dapat diposisikan: supinasi, pronasi, lateral dekubitus.
Spesifikasi Minimal UK OSCE -
3
Terdiri dari model gluteus, anus, rektum, dan prostat ukuran dewasa.
Model minimal terdiri dari thorax, abdomen, pubis, dan sebagian paha. Besarnya model uterus dapat disesuaikan dengan usia kehamilan yang diinginkan (simulasi cairan amnion) untuk pemeriksaan Tinggi Fundus Uteri. Terdapat struktur fetus untuk perasat Leopold yang dapat diatur letak, posisi, sikap, dan presentasinya. Dilengkapi komponen penghasil suara Denyut Jantung Janin yang dapat diatur lokasi dan frekuensinya. Terdiri dari model panggul yang dilengkapi struktur anatomis anus, dan organ reproduksi feminina: labia mayora, labia minora, klitoris, vagina, cervix, fornices, uterus, tuba Falopii, dan ovarium serta anus. Dapat digunakan untuk pemeriksaan bimanual, palpasi abdomen, inspekulo dengan spekulum Graves, serta pemasangan/pelepasan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim. Manekin ini wajib dilengkapi dengan uterus tambahan yang terpisah untuk keperluan pemasangan/pelepasan AKDR, dengan bagian atas transparan, serta ada corpus uteri yang bisa diakses dari ostium uteri
188
No
eksterna.
4
104
Manekin Pemeriksaan Payudara
-
Terdiri dari model torso tegak, dengan mammae bilateral terpasang yang dapat dipalpasi. Dapat digunakan untuk pemeriksaan palpasi payudara, papila mammae, areolae, dan penyuluhan laktasi. Struktur anatomis fascia muskulus pektoralis dapat dibedakan dengan jaringan glandula mammae.
5
105
Manekin Neonatus Unisex
-
Terdiri dari model tubuh utuh neonatus (panjang badan 40-60 cm), dilengkapi dengan fontanela anterior dan posterior, dan rongga mulut yang dapat digunakan untuk intubasi.
6
106
Manekin Lengan Pungsi Intravena
-
Terdiri dari struktur brachium, antebrachium, dan manus, struktur v. mediana cubiti, v. cephalica, v. basilica dan vena-vena di bagian dorsal metacarpal, serta penampung cairan yang disimulasikan sebagai darah. Dapat digunakan untuk pungsi vena, phlebotomi, dan pemasangan jalur intravena (infus/transfusi). Struktur kulit dan selang vena mudah dibersihkan, tidak bocor, mudah diganti suku cadangnya.
-
189
No
Kode
Jenis Kegunaan Manekin
Spesifikasi Minimal UK OSCE
7
107
Manekin Injeksi Intramuskular Gluteus
- Terdiri dari model gluteus, pinggang, dan sebagian paha, serta ada struktur SIAS, SIAI, krista iliaka, dan trochanter mayor untuk identifikasi lokasi injeksi.
8
108
Manekin BLS/RJP Dewasa Unisex
9
109
Manekin Persalinan Normal
- Manekin seluruh tubuh ukuran dewasa. - Dapat digunakan untuk perasat head tilt chin lift - Dapat digunakan untuk nafas buatan mulut ke mulut dan/atau dengan sungkup (resuscitation mask/face mask) - Bila nafas buatan berhasil, dapat ditunjukkan dengan naik-turunnya dinding dada sesuai napas buatan yang diberikan - Dapat digunakan untuk kompresi dada - Terdapat pompa manual/elektrik untuk pulsasi karotis - Struktur jalan nafas manekin harus ada suku cadang untuk keperluan desinfeksi atau antisipasi kebocoran. - Komponen indikator mekanik dan elektronik yang menunjukkan pencapaian prosedur bila ada, tidak diaktifkan saat ujian. - Terdiri dari model panggul, janin, dan plasenta. - Bagian abdomen manekin berupa ruang kosong untuk dapat diposisikan janin dan plasenta sesuai kebutuhan - Bagian introitus vagina dapat disesuakan lebarnya pada saat janin dilahirkan. - Terdapat bagian yang dapat disimulasikan sebagai perineum untuk penilaian keperluan episiotomi (tetapi bukan sebagai model untuk dilakukan episiotomi)
190
No
Kode
Jenis Kegunaan Manekin
Spesifikasi Minimal UK OSCE
10
110
Manekin Kateterisasi Uretra Maskulina
- Terdiri dari model panggul, penis, ostium uretra eksterna, uretra, dan vesika urinaria di bagian dalam panggul, serta penampung cairan yang disimulasikan sebagai urin. - Terdapat katup yang mencegah urin keluar dari uretra bila tidak ada kateter yang mencapai vesika urinaria - Mudah dibersihkan dan tidak bocor.
11
111
Manekin Kateterisasi Uretra Feminina
- Terdiri dari model panggul, ostium uretra eksterna, introitus vagina, dan vesika urinaria di bagian dalam panggul, serta penampung cairan yang disimulasikan sebagai urin. - Terdapat katup yang mencegah urin keluar dari uretra bila tidak ada kateter yang mencapai vesika urinaria
12
112
Manekin Penjahitan Kulit (Suturing Pad)
13
113
Manekin Bedah Minor (Minor Surgery Pad)
- Ukuran minimal 10 cm x 15 cm x 2 cm, dan ada lapisan keras pelindung di bagian bawah. - Dapat digunakan untuk penjahitan luka pada kulit. - Dapat dibedakan antara struktur kutis dan subkutis. - Ketika dilakukan penjahitan, kedua sisi luka dapat menutup dengan tegangan yang wajar, serta jarum dapat menusuk tanpa dorongan yang berlebihan. - Dapat digunakan secara terpisah, maupun dipasang di bagian tubuh pasien standar dengan tali perekat. - Ukuran minimal 10 cm x 15 cm x 2 cm, dengan lapisan keras pelindung di bagian bawah, dan memiliki struktur yang akan dilakukan pembedahan (lipoma, veruka, kista ganglion) pada lapisan kulit yang
191
sesuai.
-
-
14
114
Manekin Anak Usia 5-8 Tahun Unisex
-
15
115
Manekin Nasogastric Tube
-
Dapat digunakan untuk penjahitan kutis dan subkutis. Dapat dibedakan antara struktur kutis dan subkutis. Ketika dilakukan penjahitan, kedua sisi luka dapat menutup dengan tegangan yang wajar, serta jarum dapat menusuk tanpa dorongan yang berlebihan. Dapat digunakan secara terpisah, maupun dipasang di bagian tubuh pasien standar dengan tali perekat. Manekin seluruh tubuh dengan leher, sendi bahu, sendi siku, pergelangan tangan, sendi panggul, sendi lutut, dan sendi pergelangan kaki dapat digerakkan. Ukuran sesuai anak usia 5-8 tahun (tinggi 90-120 cm) Jenis kelamin netral, dengan perlengkapan pakaian untuk anak lakilaki dan anak perempuan Terdiri dari kepala, leher, dan torso dengan cavum nasi, cavum oris, nasofarings, orofarings, laringofarings, esofagus, dan gaster ukuran dewasa Dapat digunakan untuk pemasangan dan pelepasan NGT Dapat dibersihkan dengan mudah.
192
16
116
Manekin Genitalia Maskulina + Sirkumsisi
-
-
17
117
Manekin Pemasangan Orotracheal Tube
-
-
18
118
Manekin Alat Kontrasepsi Bawah Kulit
-
Terdiri dari model panggul, penis, skrotum, kedua testis, dan kulit preputium lepas-pasang sekali pakai. Model penis, skrotum, dan testis harus dari bahan yang kenyal, mudah digerakkan, dan dapat dipalpasi. Untuk keperluan sirkumsisi, model penis dapat dengan mudah dimanipulasi posisinya untuk memudahkan prosedur sirkumsisi (tidak kaku). Dapat digunakan untuk pemeriksaan penis, skrotum, testis, discar uretra, dan sirkumsisi. Untuk sirkumsisi, tersedia model kulit preputium sekali pakai yang bisa dipasang pada model penis yang ada minimal 18 untuk 14 peserta. Kulit preputium sekali pakai: menutupi minimal glans penis, corpus penis, dilengkapi 2 lapis preputium pada glans penis, dan frenulum. Preputium tersebut dapat dipotong dan dijahit dengan mudah. Terdiri dari model kepala, leher, dan organ sistem respirasi berupa cavum nasi, nasofarings, orofarings, larings, plica vocalis, trakea, dan kedua paru, dan juga sistem digestivus berupa bibir, gigi-geligi, cavum oris, esofagus dan gaster dengan struktur anatomis yang merepresentasikan struktur nyata yang cermat Terdapat indikator yang menunjukkan patahnya struktur gigi apabila metode laringoskopi tidak tepat Dapat mendeteksi masuknya udara ke paru maupun gaster sesuai dengan posisi ETT yang terpasang, baik berupa visual dan/atau dengan auskultasi lapang paru. Terdiri dari model yang merepresentasikan struktur kutis, subkutis yang bisa dilakukan pemasangan rod/batang Alat Kontrasepsi Bawah Kulit/Susuk KB/Implant.
193
-
Minimal berupa sebagian dari struktur brachium sisi volar Dapat dilakukan insisi pada struktur kutisnya. Dapat digunakan secara terpisah, atau dipasang pada lengan pasien standar dengan tali perekat.
194
LAMPIRAN 10. CONTOH DAFTAR SET ALAT DAN BAHAN HABIS PAKAI UK OSCE A. Contoh Set Alat Pemeriksaan
1
2
3
SET PEMERIKSAAN UMUM DEWASA Stetoskop dewasa Sphygmomanometer raksa manset dewasa Termometer aksila Senter kecil/pen light Palu refleks (tipe Buck atau Taylor) Tisu wajah Alkohol gliserin Pita ukur
1 1 1 1 1 1 1 1
buah set buah buah buah kotak botol pompa buah
SET PEMERIKSAAN UMUM ANAK Stetoskop pediatrik Sphygmomanometer raksa manset pediatrik Termometer aksila Senter kecil/pen light Palu refleks (tipe Buck atau Taylor) Kurva Pertumbuhan WHO, dapat diunduh di laman IDAI (http://goo.gl/sTNIVb) Pengukur tinggi badan bayi/anak Timbangan bayi Pita ukur Alkohol gliserin
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
buah set buah buah buah set set set buah botol pompa
SET PEMERIKSAAN KULIT DAN KELAMIN Mikroskop cahaya Skalpel Botol berlabel KOH 10% Botol minyak imersi Kaca obyek (Object glass) Kaca penutup (Cover glass) Tabung reaksi berlabel 20°C Tabung reaksi berlabel 40°C Jarum pentul Loupe/kaca pembesar/suryakanta
1 1 1 1 15 15 1 1 1 1
set buah botol botol buah buah buah buah buah buah
195
Lampu tindakan Sarung tangan pemeriksaan (non steril) 4
5
6
7
1 1
buah kotak
1 1 15 15 15 1
buah set buah buah buah buah
15 1 1 1 1
buah tabung tabung tabung tabung
SET PEMERIKSAAN THT Garpu tala 256 Hz Garpu tala 512 Hz Garpu tala 1024 Hz Kaca larings Lampu kepala Otoskop Spekulum hidung Spekulum telinga Spatula lidah sekali pakai (kayu/plastik) Lampu spiritus
1 1 1 1 1 1 1 1 15 1
buah buah buah buah set set set set buah buah
SET PEMERIKSAAN MATA Buku Ishihara Kartu Snellen (skala 6/6) di dinding, lantai ditandai jarak 6 meter Oftalmoskop (baterai) Pin hole Kartu baca
1 1 1 1 1
buku buah set set buah
SET PEMERIKSAAN SARAF SET SARAF DASAR Oftalmoskop Garpu tala Spatula lidah sekali pakai (kayu/plastik) Bola kapas Tusuk gigi Goniometer UNTUK SET SARAF LENGKAP, DITAMBAH: Kertas lakmus Larutan gula (manis) Larutan garam (asin) Larutan cuka (asam) Larutan kina (pahit)
SET PEMERIKSAAN FISIK OBSTETRI 196
Stetoskop monoaural Sarung tangan pemeriksaan (non steril) Lubrikan
8
1 buah 1 buah 1 tube
SET dan BHP TINDAKAN BEDAH Diletakkan pada meja/ trolley peralatan nonsteril: -‐ Korentang -‐ Wadah korentang -‐ Sarung tangan steril uk. 7½, 8, dan 8½ (terbungkus) -‐ Kateter uretra Foley uk. 14, dan 16 (terbungkus) -‐ Kantong urine ukuran 2000 ml (terbungkus) -‐ Kassa steril terbungkus -‐ Povidon iodine -‐ Plester/ Hypafix® -‐ Gunting kassa -‐ Cawan kecil -‐ Alkohol gliserin pompa -‐ Cawan ginjal -‐ Cairan aquabidestilat -‐ Lubrikan dengan label lubrikan anestesi -‐ Lidocaine inj 2% (40 mg/ 2 ml) -‐ NaCl 0,9% 500 ml -‐ Surgical brush Diletakkan pada meja/ trolley steril: -‐ Syringe/ semprit 3 ml -‐ Syringe/ semprit 10 ml -‐ Linen steril berlubang -‐ Linen steril -‐ Pinset anatomis -‐ Pinset chirurgis -‐ Needle holder -‐ Klem hemostat -‐ Cawan NaCl 0,9% (label) -‐ Cawan Povidon iodida 10% (label) -‐ Cawan berisi jarum taper 1/2 197
2 buah 1 buah masing-masing 8 buah masing-masing 15 8buah buah 30 lembar 1 botol 1 gulung 1 buah 1 buah 1 botol 1 buah 1 botol 1 tube 2 ampul 1 plabot 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 4 buah 1 buah 1 buah 1 buah
-‐ -‐ -‐ -‐
1 buah 1 buah 1 buah 1 gulung (rol panjang)
Cawan berisi jarum cutting 3/8 Gunting jaringan Gunting benang Benang jahit catgut plain
B. Contoh Set Bahan Habis Pakai
Bahan Habis Pakai Kegawatdaruratan Plester Sarung tangan pemeriksaan (non steril)
Lebar 1,25 cm Ukuran Small Ukuran Medium Ukuran Large Alat suntik (semprit/spuit) 3 ml, jarum 23G 5 ml, jarum 22G 10 ml, jarum 20G 30-50 ml, tanpa jarum Kasa hidrofil steril Satuan, 16 x 16 cm Set infus makro 15 atau 20 tetes/ml Set infus mikro 60 tetes/ml Set transfusi 15 atau 20 tetes/ml Nampan tindakan Buah Alcohol swab/pad Dalam sachet Torniket Buah Tisu wajah Kotak Gel lubrikan Tube Kanula nasal Set Sungkup non-rebreathing dewasa Set Sungkup non-rebreathing anak Set Selang oksigen Set Kateter intravena Ukuran 20 G Ukuran 22 G Obat/Cairan Kegawatdaruratan (dapat berupa ampul/ plabot yang diberi label) Adrenalin inj. s.k./i.m. 0,1% (1 mg/1 ml) Ampul
198
2 gulung 1 kotak 1 kotak 1 kotak 15 buah 5 buah 5 buah 3 buah 2 kotak 15 buah 15 buah 15 buah 1 buah 1 kotak 1 buah 1 kotak 1 tube 15 set 1 set 1 set 2 set 15 buah 15 buah 2 buah
Alkohol/etanol 70% Aspirin 500 mg Diazepam 5 mg/ml Isosorbid dinitrat 5 mg Infus – label Glukosa 5% (D5W) 500 ml Infus – label NaCl 0,9% 500 ml Infus – label Ringer Laktat 500 ml Lidokain label inj. 2% (40 mg/2 ml) Morfin sulfat 10 mg/ ml Ampul berisi cairan 2 ml tanpa label (dilepas)
Botol pompa Tablet Ampul Tablet Plabot tutup karet Plabot tutup karet Plabot tutup karet Ampul Ampul Ampul
199
1 buah 1 strip 1 buah 1 strip 6 buah 6 buah 6 buah 2 buah 2 buah 15 buah
LAMPIRAN 11. CONTOH UMPAN BALIK UK OSCE KE INSTITUSI
Hasil Uji Kompetensi Objective Structured Clinical Examination (OSCE) VI 24 - 26 Mei 2014 Nilai Per Kompetensi Kompetensi ke-1 = Anamnesis Kompetensi ke-2 = Pemeriksaan fisik Kompetensi ke-3 = Melakukan tes/prosedur klinik atau interpretasi data untuk menunjang diagnosis banding/diagnosis Kompetensi ke-4 = Menentukan diagnosis dan diagnosis banding Kompetensi ke-5 = Tatalaksana nonfarmakoterapi Kompetensi ke-6 = Tatalaksana farmakoterapi Kompetensi ke-7 = Komunikasi dan atau edukasi pasien Kompetensi ke-8 = Perilaku profesional No.
Nomor Peserta
Nama
Kompetensi ke-
Rata-rata Nilai Total 12 Station (Hasil Akhir)
Rata-rata Nilai Max
29
27.17
34.25
LULUS
28
23.33
34.25
LULUS
57
26
24.25
34.25
LULUS
42
55
27
25.5
34.25
LULUS
16
26
48
27
23.5
34.25
LULUS
40
16
40
43
28
24.08
34.25
LULUS
16
40
19
36
49
30
26.25
34.25
LULUS
45
9
30
11
30
42
23
20.17
34.25
TIDAK LULUS
55
37
13
36
19
38
45
26
22.42
34.25
LULUS
10
58
54
16
39
19
37
45
28
24.67
34.25
LULUS
11
55
58
16
42
16
33
46
26
24.33
34.25
LULUS
12
51
61
16
35
19
29
50
28
24.08
34.25
LULUS
1 (Nilai Max=72)
2 (Nilai Max=75)
3 (Nilai Max=21)
4 (Nilai Max=63)
5 (Nilai Max=24)
6 (Nilai Max=57)
7 (Nilai Max=63)
8 (Nilai Max=36)
1
70
56
16
42
16
38
59
2
55
52
9
35
16
32
53
3
61
47
13
41
16
30
4
58
49
14
45
16
5
63
60
13
29
6
57
51
14
7
63
62
8
52
9
200
Kesimpulan NBL=22.19 (64.79 %)
13
70
65
14
39
19
40
58
32
28.08
34.25
LULUS
14
63
47
11
37
16
40
52
26
24.33
34.25
LULUS
15
66
54
15
43
9
43
55
31
26.33
34.25
LULUS
16
72
63
15
56
19
50
61
35
30.92
34.25
LULUS
17
58
42
15
45
14
44
53
28
24.92
34.25
LULUS
18
66
62
16
51
19
39
60
32
28.75
34.25
LULUS
19
64
59
15
54
14
46
60
33
28.75
34.25
LULUS
20
69
64
16
53
19
36
62
33
29.33
34.25
LULUS
21
66
51
15
36
14
46
57
31
26.33
34.25
LULUS
22
69
53
15
37
24
38
57
29
26.83
34.25
LULUS
23
69
65
18
49
19
36
57
31
28.67
34.25
LULUS
24
72
53
18
45
19
42
54
32
27.92
34.25
LULUS
25
58
50
15
50
19
36
55
30
26.08
34.25
LULUS
26
57
54
13
38
16
33
51
28
24.17
34.25
LULUS
27
51
56
19
38
24
41
58
32
26.58
34.25
LULUS
28
51
61
16
46
11
34
53
27
24.92
34.25
LULUS
29
45
54
14
42
9
31
51
29
22.92
34.25
LULUS
30
54
56
19
50
24
36
58
30
27.25
34.25
LULUS
31
60
57
17
45
24
33
49
27
26
34.25
LULUS
32
59
57
16
42
19
37
56
32
26.5
34.25
LULUS
33
54
55
13
43
11
40
46
29
24.25
34.25
LULUS
34
54
57
16
48
8
37
55
29
25.33
34.25
LULUS
35
57
64
13
50
11
32
53
29
25.75
34.25
LULUS
36
54
53
14
43
19
36
51
30
25
34.25
LULUS
Rekapitulasi Hasil Akhir Jumlah Peserta Tidak Lulus = 1 Jumlah Peserta Lulus = 35
Jakarta, 10 Juni 2014 Ketua Divisi Ujian,
Ketua,
Nama Lengkap
Nama Lengkap
201
LAMPIRAN 12. CONTOH UMPAN BALIK Hasil Uji Kompetensi Objective Structured Clinical Examination (OSCE) VI 24 - 26 Mei 2014 OSCE Center Nomor Peserta Nama Peserta Institusi Asal
Hasil Ujian Kompetensi
Nilai
Nilai Maksimal
Anamnesis
70
72
Pemeriksaan fisik
56
75
Melakukan tes/prosedur klinik atau interpretasi data untuk menunjang diagnosis banding/diagnosis
16
21
Menentukan diagnosis dan diagnosis banding
42
63
Tatalaksana nonfarmakoterapi
16
24
Tatalaksana farmakoterapi
38
57
Komunikasi dan atau edukasi pasien
59
63
Perilaku profesional
29
36
Rata-rata nilai total 12 Station (Hasil Akhir) : 27.17 (79.33 %) Nilai Batas Lulus : 22.19 (64.79 %) Kesimpulan : LULUS Jakarta, 09 Juni 2014
Ketua,
Ketua Divisi Ujian,
Nama Lengkap
Nama Lengkap
202