Materi Ramadhan 1435 H / 2014 M Forum remajA masjid desa kemiri
Agar Kita Turut Merasakan Indahnya Ramadhan Tamu agung itu sebentar lagi akan tiba, sudah siapkah kita untuk menyambutnya? Bisa jadi inilah Ramadhan terakhir kita sebelum menghadap kepada Yang Maha Kuasa. Betapa banyak orang-orang orang yang pada tahun lalu masih berpuasa bersama kita, bertarawih dan beridul fitri di samping kita, namun ternyata sudah mendahului kita dan sekarang berbaring di peristirahatan umum ditemani hewan-hewan hewan tanah. Kapank Kapankah datang giliran kita? Dalam dua buah hadits berikut, Nabi shallallahu’alaihiwasallam menggambarkan dua golongan yang saling bertolak belakang kondisi mereka dalam berpuasa dan melewati bulan Ramadhan: Golongan pertama digambarkan oleh Nabi shallallahu’alaihiwasallam dalam sabdanya, “سابًا ُغفِ َر َلهُ َما َت َق ﱠد َم ِمنْ َذ ْن ِب ِه ْ ضانَ إِي َمانًا َو َ اح ِت َ صا َم َر َم َ ْ” َمن “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, maka akan dosanya yang telah lalu akan diampuni”. HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu. radhiyallahu’anhu Golongan kedua digambarkan beliau shallallahu’alaihiwasallam dalam sabdanya, ص َيا ِم ِه ِمنْ َح ﱡ َ “وا ْل َع “ب صا ِئ ٍم ُر ﱠ ُ ط َ ُ ظه ِ ش ا ْل ُجو ُع َ “Betapa banyak orang berpuasa yang hanya memetik lapar dan dahaga”. HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah. Al-Hakim Hakim menilainya sahih. Syaikh al al-Albani berkata: hasan sahih. Akan termasuk golongan manakah kita? Hal itu tergantung taufiq dari Allah ta’ala dan usaha kita. Bulan Ramadhan merupakan momentum agung dari ladang ladang-ladang dang yang sarat dengan keistimewaan, satu masa yang menjadi media kompetisi bagi para pelaku kebaikan dan orang-orang mulia. Oleh sebab itu, para ulama telah menggariskan beberapa kiat dalam menyongsong musim musimmusim limpahan kebaikan semacam ini, supaya kit kitaa turut merasakan nikmatnya bulan suci ini. Di antara kiat-kiat tersebut[1] [1]: @ Kiat Pertama: Bertawakal kepada Allah ta’ala. Syaikhul Islam menjelaskan, “Dalam menyambut kedatangan musim-musim musim ibadah, seorang hamba sangat membutuhkan bimbingan, bantuan dan taufiq dari Allah ta’ala.. Cara meraih itu semua adalah dengan bertawakal kepada kepada-Nya”. Oleh karena itu, salah satu teladan dari ulama salaf -sebagaimana yang dikisahkan kisahkan Mu’alla bin al-Fadhl- bahwa mereka berdoa kepada Allah ta’ala dan memohon pada-Nya Nya sejak enam bulan sebelum Ramadhan tiba, agar dapat menjumpai bulan mulia ini dan memudahkan mereka untuk beribadah di dalamnya. Sikap ini merupakan salah satu perwu perwujudan judan tawakal kepada Allah. Syaikhul Islam menambahkan, bahwa seseorang yang ingin melakukan suatu amalan, dia berkepentingan dengan beberapa hal yang bersangkutan dengan kondisi sebelum beramal, ketika beramal dan setelah beramal: 1. Adapun perkara yang dibutuhkan sebelum beramal adalah menunjukkan sikap tawakal kepada Allah ta’ala dan semata-mata mata berharap kepada kepada-Nya Nya agar menolong dan meluruskan amalannya. Forum Remaja Masjid Desa Kemiri
Page 1
Materi Ramadhan 1435 H / 2014 M Forum remajA masjid desa kemiri
Ibnul Qayyim memaparkan bahwa para ulama telah bersepakat bahwasanya salah satu indikasi taufiq Allah ta’ala kepada insan adalah pertolongan-Nya pertolongan Nya untuknya. Sebaliknya, salah satu ciri kenistaan seorang hamba adalah kebergantungannya kepada kemampuan diri sendiri. Menghadirkan rasa tawakkal kepada Allah ta’ala adalah merupakan suatu hal yang paling penting untuk menyongsong musim-musim musim musim ibadah semacam ini; guna menumbuhkan rasa papa, tak berdaya dan tidak akan mampu menunaikan ibadah dengan sempurna, melainkan semata dengan taufiq dari Allah ta’ala ta’ala. Selanjutnya, seyogyanya kita juga memohon kepada Allah ta’ala agar dipertemukan dengan bulan Ramadhan dan supaya Allah ta’ala membantu kita dalam beramal di dalamnya. Ini semua merupakan amalan yang paling agung yang dapat mendatangkan taufiq Allah dalam menjalani bulan Ramadhan. Kita amat perlu untuk senantiasa m memohon pertolongan Allah ta’ala ketika akan beramal karena kita adalah manusia yang disifati oleh Allah ta’ala sebagai makhluk yang lemah: “ق َ سانُ َو ُخ ِل َ اإلن َ ِ ً ”ض ِعيفا Artinya: “Dan manusia dijadikan bersifat lemah”. QS. An-Nisa: 28. Jika kita bertawakal awakal kepada Allah dan memohon kepada-Nya, kepada Nya, niscaya Dia akan memberi taufiq-Nya pada kita. 1. Di saat mengerjakan amalan ibadah, poin yang perlu diperhatikan seorang hamba adalah: ikhlas dan mengikuti petunjuk Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam. Dua hal inilah yang merupakan syarat diterimanya suatu amalan di sisi Allah. Banyak ayat dan hadits yang menegaskan hal ini. Antara lain: Firman Allah ta’ala, “ﷲ ِل َي ْعبُدُوا إِ ﱠال أُ ِم ُروا َو َما ِ ”الدﱢينَ َلهُ ُم ْخ ِل َ صينَ ﱠ Artinya: “Padahal mereka tidaklah tid diperintahkan melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya”. QS. Al-Bayyinah: 5. Dan sabda Nabi shallallahu’alaihiwasallam, “ ْْس َع َم ًال َع ِم َل َمن َ “ر ﱞد َف ُھ َو أَ ْم ُر َنا َعلَ ْي ِه َلي َ “Barang siapa yang mengamalkan amalkan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami maka amalan itu akan tertolak”.. HR. Muslim dari Aisyah radhiyallahu’anha. 1. Usai beramal,, seorang hamba membutuhkan untuk memperbanyak istighfar atas kekurangsempurnaannya dalam beramal, dan juga butu butuh h untuk memperbanyak hamdalah (pujian) kepada Allah ta’ala Yang telah memberinya taufiq sehingga bisa beramal. Apabila seorang hamba bisa mengkombinasikan antara hamdalah dan istighfar, maka dengan izin Allah ta’ala,, amalan tersebut akan diterima oleh oleh-Nya. Hal ini perlu diperhatikan betul-betul, betul, karena setan senantiasa mengintai manusia sampai detik akhir setelah selesai amal sekalipun!. Makhluk ini mulai menghias menghias-hiasi hiasi amalannya sambil membisikkan, “Hai fulan, kau telah berbuat begini dan begitu… Kau telah berpuasa Ramadhan… Kau telah shalat malam di bulan suci… Kau telah menunaikan amalan ini dan itu dengan sempurna…” Dan terus menghias-hiasinya menghias hiasinya terhadap seluruh amalan yang telah dilakukan sehingga tumbuhlah rasa ‘ujub (sombong dan takjub kepada diri sendi sendiri) yang menghantarkannya ke dalam lembah kehinaan. Juga akan berakibat terkikisnya rasa rendah diri dan rasa tunduk kepada Allah ta’ala. Forum Remaja Masjid Desa Kemiri
Page 2
Materi Ramadhan 1435 H / 2014 M Forum remajA masjid desa kemiri
1. 2. 3. 4.
Seharusnya kita tidak terjebak dalam perangkap ‘ujub.. Pasalnya, orang yang merasa silau dengan dirinya sendiri karena bisa begini dan begitu, serta silau dengan amalannya; berarti dia telah menunjukkan kenistaan, kehinaan dan kekurangan diri serta amalannya. Hati-hati hati dengan tipu daya setan yang telah bersumpah, َ ص َرا “طكَ َل ُھ ْم ألَ ْق ُعدَنﱠ أَ ْغ َو ْي َت ِني َف ِب َما َ ”. ْ َت ِقي َما ْل ُم. ش َمآ ِئ ِل ِھ ْم َوعَن أَ ْي َما ِن ِھ ْم َوعَنْ َخ ْل ِف ِھ ْم َو ِمنْ أَ ْي ِدي ِھ ْم َب ْي ِن ﱢمن آلتِيَنﱠ ُھم ثُ ﱠم ِ س Artinya: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar benar akan (menghalang-halangi) mereka (para manusia) dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka”. QS. Al-A’raf: 16-17. @ Kiat kedua: Bertaubat sebelum Ramadhan tiba. Banyak sekali dalil yang memerintahkan seorang hamba untuk bertaubat. Di antaranya: firman Allah ta’ala, “ﷲ إِ َلى تُوبُوا آ َمنُوا الﱠ ِذينَ أَ ﱡي َھا َيا ُ َ سى ن َ سيﱢئَا ِت ُك ْم َع ْن ُك ْم يُ َك ﱢف َر أَنْ َربﱡ ُك ْم َع َ ت َويُد ِْخ َل ُك ْم ِ صوحا ً ت َْو َبةً ﱠ ٍ َتحْ ِت َھا ِمنْ َتجْ ِري َجنﱠا ْ ”األَ ْن َھا ُر Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan mudahan Rabb kamu akan menghapuskan kesalahankesalahan kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungaisungai.” QS. At Tahrim: 8. Kita diperintahkan untuk senantiasa nantiasa bertaubat, karena tidak ada seorangpun di antara kita yang terbebas dari dosa-dosa. dosa. Rasul shallallahu’alaihiwasallam mengingatkan, “”التﱠ ﱠوابُونَ ا ْل َخطﱠا ِئينَ َو َخ ْي ُر َخطﱠا ٌء آ َد َم ا ْب ِن ُك ﱡل “Setiap keturunan Adam itu banyak melakukan dosa dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat“. “. HR. Tirmidzi dari Anas radhiyallahu’anhu dan isnadnya nya dinilai sahih oleh al-Hakim. Dosa hanya akan mengasingkan seorang hamba dari taufiq Allah ta’ala,, sehingga dia tidak kuasa untuk beramal shalih. h. Ini semua hanya merupakan sebagian kecil dari segudang dampak buruk dosa dan maksiyat maksiyat[2].. Apabila ternyata hamba mau bertaubat kepada Allahta’ala, maka prahara ituu akan sirna dan Allah ta’ala akan menganugerahi taufiq kepadanya kembali. Hakikat taubat nasuha atau taubat yang sebenar sebenar-benarnya benarnya adalah: bertaubat kepada Allah dari seluruh jenis dosa. Imam Nawawi menjabarkan: taubat yang sempurna adalah taubat yang memenuhi empat syarat: Meninggalkan maksiat. Menyesali kemaksiatan yang telah ia perbuat. Bertekad bulat untuk tidak mengulangi maksiat itu selama selama-lamanya. Seandainya maksiat itu berkaitan dengan hak orang lain, maka dia harus mengembalikan hak itu kepadanya, atau memohon maaf darinya[3]. darinya Ada suatu kesalahan yang harus diwaspadai: sebagian orang terkadang betul betul-betul betul ingin bertaubat dan bertekad bulat untuk tidak berbuat maksiat, namun hanya di bulan Ramadhan saja, setelah bulan suci ini berlalu dia kembali berbuat maksiat. Sebagaimana taubatnya para artis yang ramai-ramai ramai berkerudung di bulan Ramadhan, namun setelah itu kembali ‘pamer aurat’ sehabis idul fitri. Forum Remaja Masjid Desa Kemiri
Page 3
Materi Ramadhan 1435 H / 2014 M Forum remajA masjid desa kemiri
Ini merupakan kan suatu bentuk kejahilan. Seharusnya, tekad bulat untuk tidak mengulangi perbuatan dosa dan berlepas diri dari maksiat, harus tetap menyala baik di dalam Ramadhan maupun di bulan-bulan bulan sesudahnya. @ Kiat Ketiga: Membentengi Puasa Kita dari Faktor-Faktor yang Mengurangi Keutuhan Pahalanya. Sisi lain yang harus mendapatkan porsi perhatian spesial, bagaimana kita berusaha membentengi puasa kita dari faktor faktor-faktor faktor yang mengurangi keutuhan pahalanya. Seperti menggunjing dan berdusta. Dua penyakit ini berkatago berkatagori ri bahaya tinggi, dan sedikit sekali orang yang selamat dari ancamannya. Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam mengingatkan, َ ُ”وش ََرا َبه. ْس بِ ِه َوا ْل َع َم َل ﱡ “ ْالزو ِر َق ْو َل َي َد ْع َل ْم َمن َ ط َعا َمهُ َي َد َ ِ َف َليbاجةٌ ِ ﱠ َ ع أَنْ ِفي َح َ “Barang siapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan perbuatannya, maka niscaya Allah tidak akan membutuhkan penahanan dirinya dari makanan dan minuman (tidak membutuhkan puasanya)”. HR. Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu. Jabir bin Abdullah radhiyallahu’a radhiyallahu’anhuma menyampaikan petuahnya, َ ْ “ص ْمتَ إِ َذا م ص ي ل ف ع م ُ ْ ُ َ َس ْ ُك َ َص ُرك َ َسانُ َك َوب َ ب ع َِن َو ِل َ ص ْو ِم َك َي ْو َم َو, َ ِ ا ْل َجا ِر أَ َذى َو َد ْع َوا ْل َم َحا ِر ِم ا ْل َك ِذ, ْس ِك ْي َنةٌ َو َقا ٌر َع َل ْي َك َو ْل َي ُكن ْ س َواء ِف َص ْو ِمكَ َي ْو َم ت َْج َع ْل َوال َ ط ِركَ َو َي ْو َم َ ”. “Seandainya kamu berpuasa maka hendaknya pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu juga turut berpuasa dari dusta serta hal-hal haram dan janganlah kamu menyakiti tetangga. Bersikap tenang dan berwibawalah di hari puasamu. Janganlah kamu jadikan hari puasamu dan hari tidak berpuasamu sama”[4]. sama” Orang yang menahan lisannya dari ghibah dan matanya dari memandang hal hal-hal hal yang haram ketika berpuasa Ramadhan tanpa mengiringi mengiringinya dengan amalan-amalan amalan sunnah, lebih baik daripada orang yang berpuasa plus menghidupkan amalan amalan-amalan amalan sunnah, namun dia tidak berhenti dari dua budaya buruk tadi! Inilah realita mayoritas masyarakat; ketaatan yang bercampur dengan kemaksiatan. Umar bin Abdul Aziz pernah ditanya tentang arti taqwa, “Taqwa adalah menjalankan kewajiban dan meninggalkan perbuatan haram”, jawab beliau. Para ulama menegaskan, “Inilah ketakwaan yang sejati. Adapun mencampuradukkan antara ketaatan dan kemaksiatan, maka ini tidak masuk dalam bingkai taqwa, meski dibarengi dengan amalan-amalan amalan amalan sunnah”. Oleh sebab itu para ulama merasa heran terhadap sosok yang menahan diri (berpuasa) dari hal-hal hal yang mubah, tapi masih tetap gemar terhadap dosa. Ibnu Rajab al al-Hambali Hambali bertutur, “Kewajiban ajiban orang yang berpuasa adalah menahan diri dari hal hal-hal hal mubah dan hal-hal hal yang terlarang. Mengekang diri dari makanan, minuman dan jima’, ini sebenarnya hanya sekedar menahan diri dari hal-hal hal mubah yang diperbolehkan. Sementara itu ada hal-hal hal hal terlara terlarang yang tidak boleh kita langgar baik di bulan Ramadhan maupun di bulan lainnya. Di bulan suci ini tentunya larangan tersebut menjadi lebih tegas. Maka sungguh sangat mengherankan kondisi orang yang berpuasa (menahan diri) dari hal hal-hal yang pada dasarnya dibolehkan ibolehkan seperti makan dan minum, kemudian dia tidak berpuasa (menahan diri) dan tidak berpaling dari perbuatan-perbuatan perbuatan yang diharamkan di sepanjang zaman; seperti ghibah, mengadu domba, mencaci, mencela, mengumpat dan lain lain-lain. Semua ini merontokkan ganjaran anjaran puasa”. Forum Remaja Masjid Desa Kemiri
Page 4
Materi Ramadhan 1435 H / 2014 M Forum remajA masjid desa kemiri
@ Kiat Keempat: Memprioritaskan amalan yang wajib. Hendaknya orang yang berpuasa itu memprioritaskan amalan yang wajib. Karena amalan yang paling dicintai oleh Allah ta’ala adalah amalan-amalan yang wajib. Rasulullahshallallahu’alaihiwasall shallallahu’alaihiwasallam menjelaskan dalam suatu hadits qudsi bahwa Allah ta’alaberfirman, ْ “ َع َل ْي ِه. “ب َو َما ْ اف َت َر ضتُ ِم ﱠما إِ َل ﱠي أَ َح ﱠ َ ب ِبش َْي ٍء َع ْب ِدي إِ َل ﱠي َت َق ﱠر “Tidaklah seseorang mendekatkan diri kepada-Ku dengan suatu amalan yang lebih Aku cintai daripada amalan-amalan yang Ku-wajibkan”. HR. Bukhari dari Abu Hurairahradhiyallahu’anhu. Di antara aktifitas yang paling wajib dilaksanakan pada bulan Ramadhan adalah: mendirikan shalat berjama’ah lima waktu di masjid (bagi kaum pria), sambil berusaha sekuat tenaga untuk tidak ketinggalan takbiratul ihram. Telah diuraikan dalam sebuah hadits, “ ْصلﱠى َمن َ ِbيرةَ يُ ْد ِر ُك َج َما َع ٍة ِفي َي ْو ًما أَرْ َب ِعينَ ِ ﱠ َ َِان؛ َلهُ ُك ِتبَتْ ْاألُو َلى التﱠ ْكب ِ اق ِمنْ َوبَ َرا َءةٌ النﱠا ِر ِمنْ بَ َرا َءةٌ بَ َرا َءت ِ ”ال ﱢن َف. “Barang siapa yang shalat karena Allah selama empat puluh hari dengan berjama’ah dan selalu mendapatkan takbiratul ihram imam; akan dituliskan baginya dua ‘jaminan surat kebebasan.’ Bebas dari api neraka dan dari nifaq”. HR. Tirmidzi dan dinilai hasan oleh Syaikh al-Albani. Seandainya kita termasuk orang--orang orang yang amalan sunnahnya tidak banyak pada bulan puasa, maka setidaknya kita berusaha untuk memelihara shalat lima waktu dengan baik, dikerjakan secara berjama’ah di masjid, serta berusaha sesegera mungki mungkinn berangkat ke masjid sebelum tiba waktunya. Sesungguhnya menjaga amalan-amalan amalan amalan yang wajib di bulan Ramadhan adalah suatu bentuk ibadah dan taqarrub yang paling agung kepada Allah. Sungguh sangat memprihatinkan, tatkala kita dapati orang yang melaksanakan shalat tarawih dengan penuh semangat, bahkan hampir-hampir hampir hampir tidak pernah absen, namun yang disayangkan, ternyata dia tidak menjaga shalat lima waktu dengan berjamaah. Terkadang bahkan tidur, melewatkan shalat wajib dengan dalih sebagai persiapan diri untuk shalat tarawih!!?. Ini jelas-jelas jelas merupakan suatu kejahilan dan bentuk peremehan terhadap kewajiban!. Sungguh, hanya mendirikan shalat lima waktu berjamaah tanpa diiringi dengan shalat tarawih satu malam, lebih baik daripada mengerjakan shalat tarawih ata atauu shalat malam, namun berdampak menyia-nyiakan nyiakan shalat lima waktu. Bukan berarti kita memandang sebelah mata terhadap shalat tarawih, akan tetapi seharusnya seorang muslim menggabungkan keduakedua duanya; memberikan perhatian khusus terhadap amalan yang wajib se seperti perti shalat lima waktu, lalu baru melangkah menuju amalan yang sunnah seperti shalat tarawih. @ Kiat Kelima: Berusaha Untuk Mendapatkan Lailatul Qadar. Setiap muslim di bulan berkah ini berusaha untuk bisa meraih lailatul qadar. Dialah malam diturunkannya al-Qur’an[5],, dialah malam turunnya para malaikat dengan membawa rahmat[6],, dialah malam yang berbarakah berbarakah[7], dialah malam yang yang lebih utama daripada ibadah seribu bulan (83 tahun plus 4 bulan)![8]. bulan)! . Barang siapa yang beribadah pada malam ini dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah ta’ala maka dosa--dosanya yang telah lalu akan diampuni oleh-Nya[9]. oleh Forum Remaja Masjid Desa Kemiri
Page 5
Materi Ramadhan 1435 H / 2014 M Forum remajA masjid desa kemiri
Mendengar segunung keutamaan yang dimiliki malam mulia ini, seyogyanya seorang muslim memanfaatkan kesempatan emas ini untuk meraihnya. Di malam ke berapakah lailatul qadar akan jatuh? Malam lailatul ul qadar akan jatuh pada malam-malam malam malam sepuluh akhir bulan Ramadhan. Nabishallallahu’alaihiwasallam menjelaskan, “ش ِر ِفي ا ْل َق ْد ِر لَ ْي َلةَ ت ََح ﱠر ْوا ْ اخ ِر ا ْل َع َ ”ر َم. َ ِ ضانَ ِمنْ ْاألَ َو “Carilah lailatul qadar pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan”. HR. Bukhari dan Muslim dari Aisyah. Tepatnya pada malam-malam malam yang ganjil di antara malam malam-malam malam yang sepuluh tersebut, sebagaimana sabda Nabi shallallahu’alaihiwasallam, shallallahu’alaihiwasallam “ش ِر ِمنْ ا ْل ِو ْت ِر ِفي ا ْل َق ْد ِر لَ ْي َلةَ ت ََح ﱠر ْوا ْ اخ ِر ا ْل َع َ “ر َم. َ ِ ضانَ ِمنْ ْاألَ َو “Carilah lailatul qadar pada malam-malam malam ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan”. HR. Bukhari dari Aisyah. Tapi di malam manakah di antara malam-malam malam malam yang ganjil? Apakah di malam 21, malam 23, malam 25, malam 27 atau malam 29?. Pernahh di suatu tahun pada zaman Nabi shallallahu’alaihiwasallam lailatul qadar jatuh pada malam 21, sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Sa’id al al-Khudri Khudri bahwa di pagi hari tanggal 21 Ramadhan tahun itu Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda, ““ا ْل َق ْد ِر لَ ْي َلةَ أُ ِريتُ إِ ﱢني. “Sesungguhnya aku diperlihatkan lailatul qadar (malam tadi)”. HR.Bukhari dan Muslim[10]. Pernah pula di suatu tahun lailatul qadar ja jatuh pada malam 27. Ubai bin Ka’abradhiyallahu’anhu berkata, صلﱠى ﱠ سلﱠ َم َع َل ْي ِه ﱠ “ﷲ ْ ”و ِع. ُ ﷲِ َر َ ُﷲ َ سب ٍْع َل ْي َلةُ ِھ َي ِب ِق َيا ِم َھا َو َ َش ِرين ِ سو ُل أَ َم َر َنا الﱠ ِتي اللﱠ ْي َلةُ ِھ َي ِع ْل ِمي َوأَ ْك َث ُر َ َأل ْع َل ُم َھا إِ ﱢني َو ﱠ َ “Demi Allah aku mengetahuinya (lailatul qadar), perkiraan saya yang paling kuat dia jatuh pada malam yang Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam memerintahkan kami untuk bangun malam di dalamnya, yaitu malam dua puluh tujuh”. R. Muslim[11]. Pada tahun yang lain, Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam memerintahkan para sahabatnya untuk mencari lailatul qadar pada tujuh malam terakhir dari bulan Ramadhan, ْ “ ْس ْبعِ ِفي َف ْليَت ََح ﱠرھَا ا ُمت ََح ﱢر َي َھ َكانَ َف َمن اخ ِر ال ﱠ ِ ”األَ َو. “Barang siapa yang ingin mencarinya (lailatul qadar) hendaklah ia mencarinya pada tujuh malam terakhir (dari bulan Ramadhan)”. HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umarradhiyallahu ’anhuma. Cara memadukan antara hadits-hadits hadits tersebut di atas: dengan mengatakan bahwa lailatul qadar dari tahun ketahun berpindah berpindah-pindah pindah dari satu malam yang ganjil ke malam ganjil lainnya, akan tetapi tidak keluar dari sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan[12]. Ramadhan Di antara hikmah dirahasiakannya waktu lailatul qadar adalah: 1. Agar amal ibadah kita lebih banyak. Sebab dengan dirahasiakannya kapan waktu lailatul qadar, kita akan terus memperbanyak memperbany shalat, dzikir, doa dan membaca al-Qur’an Qur’an di sepanjang malam-malam malam sepuluh terakhir ramadhan terutama malam yang ganjil.
Forum Remaja Masjid Desa Kemiri
Page 6
Materi Ramadhan 1435 H / 2014 M Forum remajA masjid desa kemiri
2. Sebagai ujian dari Allah ta’ala,, untuk mengetahui siapa di antara para hamba-Nya hamba Nya yang bersungguh-sungguh sungguh dalam mencari lailatul qadar qada dan siapa yang bermalas-malasan malasan serta meremehkannya[13]. Maka seharusnya kita berusaha maksimal (all out) pada sepuluh hari itu; menyibukkan diri dengan beramal dan an beribadah di seluruh malam malam-malam malam itu agar kita bisa menggapai pahala yang agung itu. Mungkin saja ada orang yang tidak berusaha mencari lailatul qadar melainkan pada satu malam tertentu saja dalam setiap Ramadhan dengan asumsi bahwa lailatul qadar jatuh pada tanggal ini atau itu, walaupun dia berpuasa Ramadhan selama 40 tahun, barangkali dia tidak akan pernah sama sekali mendapatkan momen emas itu. Selanjutnya penyesalan saja yang ada… Nabi shallallahu’alaihiwasallam telah memberikan tauladan, sebagaimanaa direkam istri beliau; Aisyah radhiyallahu’anha radhiyallahu’anha, َ “أَ ْھ َلهُ َوأَ ْي َق. سلﱠ َم َع َل ْي ِه ﱠ “ َصلﱠى النﱠ ِب ﱡي َكان ْ ش ﱠد ا ْل َع َ ُظ َل ْي َلهُ َوأَحْ َيا ِمئْزَ َره َ ُﷲ َ ش ُر د ََخ َل إِ َذا َو “Nabi shallallahu’alaihiwasallam jika memasuki sepuluh (terakhir Ramadhan) beliau mengencangkan ‘ikat pinggangnya’ (meninggalkan hubungan suami istri), menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya”. HR. Bukhari dan Muslim. @ Kiat Keenam: Jadikan Ramadhan sebagai madrasah untuk melatih diri beramal shalih, yang terus dibudayakan setelah berlalunya bulan suci ini. Bulan Ramadhan ibarat madrasah keimanan, di dalamnya kita belajar mendidik diri untuk rajin beribadah, dengan harapan setelah kita tamat dari madrasah itu, kebiasaan rajin beribadah akan terus membekas ddalam alam diri kita hingga kita menghadap kepada Yang Maha Kuasa. Allah ta’ala memerintahkan, “”ا ْل َي ِقينُ َيأْتِ َي َك َحتﱠى َربﱠكَ َوا ْعبُ ْد. Artinya: “Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu ajal”. QS. Al-Hijr: Hijr: 99. Tatkala al-Hasan al-Bashri Bashri membaca ayat ini beliau menjelaskan, “ ت د ُْونَ أَ َجالً ا ْل ُمؤْ ِم ِن ِل َع َم ِل يَجْ َع ْل َل ْم ﷲَ إِنﱠ ِ ”ا ْل َم ْو. “Sesungguhnya Allah ta’ala tidak menjadikan batas akhir bagi amal seorang Mukmin melainkan ajalnya”. Maka jangan sampai amal ibadah kita turut berakhir dengan dengan berakhirnya bulan Ramadhan. Kebiasaan kita untuk berpuasa, shalat lima waktu berjama’ah di masjid, shalat malam, memperbanyak membaca al-Qur’an, Qur’an, doa dan dzikir, rajin menghadiri majlis taklim dan gemar bershadaqah di bulan Ramadhan, mari terus kita buda budayakan yakan di luar Ramadhan. ﱠ ﱠ ﱠ ﱠ َ َ “ َسو ُل كان ُ صلى ﷲِ َر َ ُسل َم َعل ْي ِه ﷲ َ س أَ ْج َو َد َو َ “ر َم. َ ِ ضانَ ِفي َي ُكونُ َما أَ ْج َو ُد َو َكانَ النﱠا “Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam merupakan orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan sekali di bulan Ramadhan”.. HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbasradhiyallahu’anhuma. Ulama salaf pernah ditanya tentang sebagian orang yang rajin beribadah di bulan Ramadhan, namun jika bulan suci itu berlalu mereka pun meninggalkan ibadah ibadah-ibadah ibadah tersebut? Dia pun menjawab, “ْس َ ضانَ فِي إِالﱠ ﷲَ َي ْع ِرفُ ْونَ الَ !ا ْل َق ْوم بِئ َ ”ر َم. َ
Forum Remaja Masjid Desa Kemiri
Page 7
Materi Ramadhan 1435 H / 2014 M Forum remajA masjid desa kemiri
“Alangkah buruknya tingkah mereka; mereka tidak mengenal Allah melainkan hanya di bulan Ramadhan!”. Merupakan ciri utama diterimanya puasa kita di bulan Ramadhan dan tanda terbesar akan keberhasilan kita meraih lailatul qadar adalah: berubahnya diri kita menjadi lebih baik daripada kondisi kita sebelum Ramadhan. Wallahu ta’ala a’lam wa shallallahu ‘ala nabiyyina muhammadin wa ‘ala alihi wa shabihi ajma’in.
Forum Remaja Masjid Desa Kemiri
Page 8
Materi Ramadhan 1435 H / 2014 M Forum remajA masjid desa kemiri
Empat Kunci Masuk Surga Rasululullah shallallahu’alaihiwasallam bercerita, “ل ِ ج ﱠن ِ ل ُأ ْد ِ ج ﱠن ْ َة أ ْ َة أ َ َسأ َ وسى َ َربﱠ ُه ُم: ل أَ ْدنَى َما َ ل َم ْن ِزلَ ًة؟ ا ْل َ قَا: ھ َو َ خ َ ج ﱠن َة ا ْل َ ا ْل ُ ل ٌ ج ُ ِىء َر ُ ل َما َب ْع َد َيج ُ ھ ِ ھ َ َ َ َال َ ل َو َق ْد َك ْي َ م؟ َوأ َ َال أ َ ا ْل. ول َ اس نَ َز ْ بِ أ ْ ازلَ ُھ ْ خذَات ِِھ ُ ج ﱠنةَ ا ْد ّ ف َر ُ لَ ُه َف ُيق: ل ُ َف َي ُق: ى ُ م ال ﱠن ُ لَ ُه َف ُيق: ِ خ ِ خ ُذوا َم َن َ َ َ َ ضى ِ ك ُم ْل ٍ ِن َم ِل َ ك َيكُونَ أنْ أتَ ْر َ لل َ كل َ َِو ِم ْثل ُُه َذل ْ ول ال ﱡد ْن َيا؟ ُملُوكِ م ُ بِ َرض ّ َر. ول ُ ك ِم ْث ُ َف َي ُق: ِيت ُ َف َي ُق: ك َ َ َ ْ َ َو ِم ْثل ُُه َو ِم ْثل ُُه َو ِم ْثل ُُه. لف ِ ِس ِ ِك أ ْمثَال َ اال: ِيت َ ك ْ اش َت َھ َ ة فِى قَا َ خام َ ش َر ُة ل َ ه َو َع َ َت َما َول ْ ُ بِ َرض ّ َر. ول ُ ف َي ُق: ھذَا َ َ ك َ ول ْ ك َولذ َ س َ ع ْي ُن. ُ بِ َرض ّ ”… َر. ُ ﱠت نَ ْف ُ ف َي ُق: ِيت “(Suatu saat) Nabi Musa bertanya kepada Allah, ”Bagaimanakah keadaan penghuni surga yang paling rendah derajatnya?”. Allah menjawab, “Seorang yang datang (ke surga) setelah seluruh penghuni surga dimasukkan ke dalamnya, lantas dikatakan padanya, “Masuklah ke surga!”. “Bagaimana mungkin aku masuk ke dalamnya wahai Rabbi, padahal seluruh penghunii surga telah menempati tempatnya masing masing-masing masing dan mendapatkan bagian mereka” jawabnya. Allah berfirman, “Relakah engkau jika diberi kekayaan seperti raja raja-raja di dunia?”. “Saya rela wahai Rabbi” jawabnya. Allah kembali berfirman, “Engkau akan Kukaruniai kekayaan seperti itu, ditambah seperti itu lagi, ditambah seperti itu, ditambah seperti itu, ditambah seperti itu dan ditambah seperti itu lagi”. Kelima kalinya orang itu menyahut, “Aku rela dengan itu wahai Rabbi”. Allah kembali berfirman, “Itulah bagianm bagianmu ditambah sepuluh kali lipat darinya, plus semua yang engkau mauim serta apa yang indah di pandangan matamu”. Orang tadi berkata, “Aku rela wahai Rabbi”…”. HR. Muslim (I/176 no 312) dari al-Mughîrah Mughîrah bin Syu’bah radhiyallahu’anhu. Seorang muslim yang mendengar ngar hadits di atas atau yang semisal, ia akan semakin merindukan untuk meraih kemenangan masuk ke surga Allah kelak. Bagaimana tidak? Sedangkan orang yang paling rendah derajatnya di surga saja sedemikian mewah kenikmatan yang akan didapatkan di surga, lantas lantas bagaimana dengan derajat yang di atasnya? Bagaimana pula dengan orang yang menempati derajat tertinggi di surga? Pendek kata mereka akan mendapatkan kenikmatan yang disebutkan oleh Allah dalam al-Qur’an, al “م َف َال ْ ن ق ﱠُر ِة ِ ّمن لَ ُھم ُأ َ خف َ ما َ ِملُونَ َكا ُنوا ب َ ” َي ْع. ٌ ِي ﱠما نَ ْف ُ َس تَ ْعل ٍ ج َزاء أَ ْع ُي Artinya: “Seseorang tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka; yaitu (bermacam-macam macam kenikmatan) yang menyedapkan pandangan mata, sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”. QS. As-Sajdah: 17. Namun anehnya ternyata masih banyak di antara kaum muslimin yang tidak ingin masuk surga, sebagaimana telah disinggung oleh Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam dalam haditsnya,
Forum Remaja Masjid Desa Kemiri
Page 9
Materi Ramadhan 1435 H / 2014 M Forum remajA masjid desa kemiri
“ل خلُونَ ُأ ﱠمتِي ُك ﱡ ِ ن الل ﱠ َ َل أَط َ َد َ ن إِ ﱠال ا ْل َ سو َ َقا: “ن َ خ ْ ال ”أأَ َبى َم ْ ل ” َي ْأ َبى؟ َو َم ْ اعنِي َم ُ ج ﱠن َة َي ْد ُ وا َق: “ل يَا ُ ه َر َ ْ َ ،ج ﱠن َة َ ن ال ْ صانِي َو َم َ ”أ َبى فق َْد َع.
“Seluruh umatku akan masuk surga kecuali yang enggan”. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah yang enggan (untuk masuk surga)?”. Beliau menjawab, “Barang siapa yang taat padaku maka ia akan masuk surga, dan barang siapa yang tidak mentaatiku berarti ia telah enggan (untuk masuk surga)”. HR. Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu. Jadi tidak setiap yang mendambakan surga, surga, kelak akan mendapatkannya; karena surga memiliki kunci untuk memasukinya; barang siapa yang berhasil meraihnya di dunia; niscaya ia akan merasakan manisnya kenikmatan surga kelak di akhirat, sebaliknya barang siapa yang gagal merengkuhnya; maka ia akan tenggelam dalam kesengsaraan siksaan neraka. Kunci tersebut ada empat, yang secara ringkas adalah: 1.Ilmu. 2.Amal. 3.Dakwah. 4.Sabar. Empat kunci ini telah Allah subhanahu wa ta’ala isyaratkan dalam surat al-’Ashr: ’Ashr: “ص ِر ِ حاتِ َو َع َ اإل َ ملُوا آ َم ُنوا الﱠذ َ ِ صا ل َ ق َوتَ َوا َ ص ْوا بِا ْل َ ص ْب ِر َوتَ َوا ْ َوا ْل َع. نسانَ إِنﱠ ْ . ِين إِ ﱠال ص ْوا ال ﱠ ”بِال ﱠ. ُ س ٍر ِّ ح ِ ْ خ لَفِي Artinya: “Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar benar benar dalam kerugian. Kecuali orang orangorang yang (1) beriman[1], (2) beramal shalih, (3) saling nasehat menasehati dalam kebaikan dan (4) saling nasehat menasehati dalam kesabaran”. QS. Al-’Ashr: 1-3. Sedemikian agungnya surat ini, sampai sampai-sampai Imam Syafi’i rahimahullah berkata, “Seandainya Allah tidak menurunkan hujjah atas para hamba-Nya Nya melainkan hanya surat ini; niscaya itu telah cukup”[2]. Berikut penjabaran ringkas, masing-masing masing dari empat kunci tersebut di atas: 1. Kunci Pertama: Ilmu: Yang dimaksud dengan ilmu di sini adalah ilmu agama, yaitu ilmu yang berlandaskan alal Qur’an dan Hadits dengan pemahaman para sahabat Nabi shallallahu’alaihiwasallam. shallallahu’alaihiwasallam
Forum Remaja Masjid Desa Kemiri
Page 10
Materi Ramadhan 1435 H / 2014 M Forum remajA masjid desa kemiri
Ilmu yang dibutuhkan oleh seorang insan untuk un menjalankan kewajiban-kewajiban kewajiban agama, wajib hukumnya untuk dicari oleh setiap muslim dan muslimah, sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam dalam sabdanya, “ب َ ُل َعلَى َف ِري ِ ض ٌة ا ْل ِع ْل ٍ سل ْ ”مم ّ ِ ِم ك ُ َم طَل ُ . “Mencari ilmu hukumnya wajib atas setiap muslim”. HR. Ibnu Majah dari Anas bin Mâlik ط, dan dinyatakan sahih oleh Syaikh al al-Albâni dalam tahqiqnya atas Misykâh al-Mashâbîh. Mashâbîh. Di antara beragam disiplin mata ilmu agama, yang seharusnya mendapatkan prioritas pertama dan utama ma untuk dipelajari dan didalami terlebih dahulu oleh setiap muslim adalah: ilmu tauhid. Karena itulah pondasi Islam dan inti dakwah seluruh rasul dan nabi. Allah ta’ala berfirman, “ُل فِي َب َع ْث َنا َولَق َْد ٍ سوال ً ُأ ﱠم ُ ”الط ﱠ. َ اغ ْ اج الل ّ َه ْ وت َتن ُِبو ْا َو ِّ ة ك ُ اع ُب ُدو ْا أَنِ ﱠر Artinya: “Dan telah Kami utus seorang rasul di setiap umat (untuk menyerukan) sembahlah Allah semata dan jauhilah thaghut”. QS. An-Nahl: 36. 2. Kunci Kedua: Amal: ‘Perjalanan suci’ seorang hamba setelah memiliki ilmu belum usai, namun namun masih ada ‘fase sakral’ yang menantinya; yaitu mengamalkan ilmu yang telah ia miliki tersebut. Ilmu hanyalah sarana yang mengantarkan kepada tujuan utama yaitu amal. Demikianlah urutan yang ideal antara dua hal ini; ilmu dan amal. Sebelum seorang beramal ia harus memiliki ilmu tentang amalan yang akan ia kerjakan, begitupula jika kita telah memiliki ilmu, kita harus mengamalkan ilmu tersebut. Seorang yang memiliki ilmu namun tidak mengamalkannya akan dicap menyerupai orangorang orang Yahudi, dan mereka merupakan golongan yang dimurkai oleh Allah ta’ala, sebaliknya orang-orang orang yang beramal namun tidak berlandaskan ilmu, mereka akan dicap menyerupai orang-orang orang Nasrani, dan merupakan golongan yang tersesat. Dua golongan ini Allah singgung dalam ayat terakhir ir surat al-Fatihah: al “صّ َراطَ اھ ِدنَا ال ِ م ال ِ ِين َ م أَن َع ُ مغ َ المس َتقِي َ مت الﱠذ َ م ال َ ِ”الضﱠال. ْ يھ ْ يھ ُ . َص َراط ِ َير َعل ِ َضوبِ غ ِ َّين َوال َ َعل Artinya: “Tunjukkanlah pada kami jalan yang lurus. Yaitu jalan golongan yang engkau karuniai kenikmatan atas mereka, bukan (jalannya) golongan yang dimurkai ataupun golongan yang tersesat“. QS. Al Al-Fatihah: 6-7.
Forum Remaja Masjid Desa Kemiri
Page 11
Materi Ramadhan 1435 H / 2014 M Forum remajA masjid desa kemiri
3. Kunci Ketiga: Dakwah: Setelah seorang hamba membekali membekali dirinya dengan ilmu dan amal, dia memiliki kewajiban untuk ‘melihat’ kanan dan kirinya, peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Kepedulian itu ia apresiasikan dengan bentuk ‘menularkan’ dan mendakwahkan ilmu yang telah ia raih dan ia amalkan kepada orang lain. Inilah fase ketiga yang seharusnya dititi oleh seorang muslim, setelah ia melewati dua fase di atas. Dia berusaha untuk mengajarkan ilmu yang ia miliki kepada orang lain, terutama keluarganya terlebih dahulu, dalam rangka meneladani metode dakwah Ra Rasulullah sulullah shallallahu’alaihiwasallam yang Allah ceritakan dalam firman-Nya, firman ْ “ك َوأَنذ ِْر َ َين َعشِي َرت َ ِ”األ َ ْق َرب. Artinya: “Dan berilah peringatan (terlebih dahulu) kepada keluarga terdekatmu”. QS. AsySyu’arâ’: 214. Tidak sepantasnya seorang da’i menyibu menyibukkan kkan dirinya untuk mendakwahi orang lain di mana manamana lalu ‘menterlantarkan’ keluarganya sendiri; sebab sebelum ia ‘mengurusi’ orang lain, ia memiliki kewajiban untuk ‘mengurusi’ keluarganya terlebih dahulu, sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah ta’ala dalam lam firman firman-Nya, “ِين أَيﱡ َھا َيا ْ َ”نَاراً َوأ. َ ُم قُوا آ َم ُنوا الﱠذ َ ُم أَن ُف ْ سك ْ ھلِيك Artinya: “Wahai orang-orang orang yang beriman jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka”. QS. At-Tahrîm: 6. Dalam berdakwah terhadap keluarga maupun kepada ora orang ng lain, kita dituntut untuk senantiasa mengedepankan sikap hikmah, dalam rangka mengamalkan firman Allah ta’ala, “يل إِلِى ا ْد ُع ِ م ِ ة بِا ْل ِ َعظ ِ م ْو ِ س َن َ ك َ ّ ِة َرب َ ح ْك َ ة َوا ْل َ ح َ جا ِدل ُْھم ا ْل َ ِي بِالﱠتِي َو َ نھ َ ح ْ َ”أ. ُ س ِ س ِب Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, serta berdebatlah dengan mereka dengan jalan yang baik”. QS. An-Nahl: Nahl: 125. Inilah kunci ketiga yang akan mengantarkan seorang hamba ke surga. Namun seseorang tidak dibenarkan untuk tuk langsung meloncat ke fase ketiga ini (yakni dakwah) tanpa melalui dua fase sebelumnya (yakni ilmu dan amal); karena jika demikian halnya ia akan menjadi seorang yang sesat dan menyesatkan ataupun menjadi seorang yang amat dibenci oleh Allah ta’ala. Mereka eka yang berdakwah tanpa ilmu, Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam sifati dalam sabdanya sebagai orang yang sesat dan menyesatkan,
Forum Remaja Masjid Desa Kemiri
Page 12
Materi Ramadhan 1435 H / 2014 M Forum remajA masjid desa kemiri
“ ض َال اللﱠ َه إِنﱠ َ ِن َي ْن َتزِ ُع ُه ا ْن ِت َزاعً ا ا ْل ِع ْل َ ا ْل ُع بِق َْبضِ ا ْل ِع ْل،ِماء َ َح ﱠتى ل َ م إِذَا ْ م،ِِن ا ْل ِع َباد ْ ض َولَك ْ َل ُ م َي ْق ِب ُ م َي ْق ِب ً ج ﱠھ َ ضلﱡوا َف ِ ضلﱡوا ً ِخ َذ َعال ً ُر ُء،اال َ اس اتﱠ َ َ” َوأ ٍ عل ُ وسا ال ﱠن ُ َس ِئلُوا ُ ْم بِ َغ ْي ِر فَأَ ْف َت ْوا ف ِما؛ ُي ْبق . “Sesungguhnya Allah tidak melenyapkan ilmu (dari muka bumi) dengan cara mencabut ilmu tersebut dari para hamba-Nya, Nya, namun Allah akan melenyapkan ilmu (dari muka bumi) dengan meninggalnya para ulama; hingga jika tidak tersisa seorang ulamapun, para manusia menjadikan orang-orang orang yang bodoh sebagai panutan, mereka menjadi rujukan lalu berfatwa tanpa ilmu, sehingga sesat dan menyesatkan menyesatkan“.. HR. Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu’anhuma, radhiyallahu’anhuma dengan redaksi Bukhari. Sedangkan mereka yang berdakwah kemudian tidak mengamalkan apa yang didakwahkannya, Allah ta’ala cela dalam firman-Nya, firman “ِينال ﱠ أَيﱡ َھا َيا ِ ”تَ ْف َعلُونَ َال َما تَ ُقولُوا أَن الل ﱠ. َ م آَ َم ُنوا ذ َ ِ تَ ْف َعلُونَ َال َما تَ ُقولُونَ ل. ه عِن َد َمقْتاً َك ُب َر Artinya: “Wahai orang-orang orang yang beriman, mengapa kalian mengatakan sesuatu yang tidak kalian kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi A Allah llah jika laian mengatakan apa apa-apa yang tidak kalian kerjakan”. QS. Ash Ash-Shaff: 2-3. 4. Kunci Keempat: Sabar: Kesabaran dibutuhkan oleh setiap muslim ketika ia mencari ilmu, mengamalkannya dan mendakwahkannya; karena tiga fase ini susah dan berat. Proses pencarian ilmu membutuhkan semangat ‘empat lima’ dan kesungguhan, sebagaima disitir oleh Yahya bin Abi Katsir :, “Ilmu tidak akan didapat dengan santaisantai santai”. Pengamalan ilmu juga membutuhkan kesabaran, karena hal itu merupakan salah satu jalan yang utamaa yang mengantarkan seorang hamba ke surga, dan jalan menuju ke surga diliputi dengan hal-hal hal yang tidak disukai oleh nafsu. Dalam hadits shahih disebutkan, َ م “ت ْ ح ﱠف ْ ح ﱠف َ ار ِه ا ْل َ ت بِا ْل ”بِ ﱠ. ُ ج ﱠن ُة ُ ار َو ِ ك ُ الش َھ َواتِ ال ﱠن “(Jalan menuju ke) surga diliputi dengan hal hal-hal hal yang dibenci (nafsu), sedangkan (jalan menuju ke) neraka diliputi dengan hal hal-hal yang disukai hawa nafsu”. HR. Muslim dari Anas bin Mâlik radhiyallahu’anhu. Tidak ketinggalan, dakwah juga membutuhkan kesabaran, karena itu merupakan jalan yang dititi para rasul dan nabi.
Forum Remaja Masjid Desa Kemiri
Page 13
Materi Ramadhan 1435 H / 2014 M Forum remajA masjid desa kemiri
Sa’ad radhiyallahu’anhu bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat cobaannya? Beliau shallallahu’alaihiwasallam menjawab, “Para nabi lalu mereka yang memiliki keutamaan yang tinggi, lalu yang di baw bawah mereka…”. HR. Tirmidzi dan beliau berkata, “Hasan shahih”, demikian pula komentar Syaikh al al-Albani. Inilah empat kunci masuk surga, semoga Allah ta’ala melimpahkan taufiq-Nya Nya kepada kita semua untuk bisa meraihnya, amin. Wallahu ta’ala a’lam. Wa shallal shallallahu lahu ‘ala nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in.
Hikmah Ramadhan Bagi Para Aparat Negara Alhamdulillahi wahdah, wash shalatu was salamu ‘ala rasulillah. Amat beragam pandangan kaum muslimin dalam memetik hikmah datangnya bulan Ramadhan. Keberagaman beragaman itu bersumber dari perbedaan sudut pandang mereka, berwarnaberwarna warninya pendidikan mereka dan yang paling penting adalah berjenjangnya tingkat keimanan mereka. Para penjual kelapa muda dadakan misalnya, memandang bahwa hikmahnya Ramadhan adalah: menambah ambah penghasilan yang cukup lumayan untuk beli baju lebaran untuk anak dan istri. Para pegawai, sebagian mereka memandang bahwa hikmahnya Ramadhan adalah: dikuranginya jam kantor, sehingga masuknya lebih siang dan pulangnya lebih gasik. Anak-anak sekolah tidak jauh berbeda pandangannya dengan bapak bapak-bapak bapak dan ibu ibu-ibu pegawai di atas. Para penjahat, mungkin sebagian mereka memindahkan ‘jam kerjanya’ ke malam hari; karena di siang harinya tubuh mereka lemas akibat berpuasa, jika mereka berpuasa. ‘Hikmah-hikmah’ h’ tersebut di atas hanyalah ‘hikmah’ duniawi. Namun orang yang beriman, tentunya tidak berpandangan dengan sudut pandang sempit dan naif seperti itu, sebab dia memiliki target utama yang jauh lebih mulia dari itu semua; ketentraman batin di dunia dan kehidupan dupan abadi di surga. Orang beriman menjadikan wahyu qur’ani dan hadits nabi shallallahu’alaihiwasallam sebagai landasan dia dalam memetik hikmah bulan Ramadhan. Yang itu secara gamblang disebutkan Allah ta’ala dalam suatu ayat yang telah dihapal redaksiny redaksinyaa oleh kebanyakan kita, namun masih perlu untuk terus kita gali kandungannya. Yaitu firman Allah ta’ala, Forum Remaja Masjid Desa Kemiri
Page 14
Materi Ramadhan 1435 H / 2014 M Forum remajA masjid desa kemiri
ْ ُ” َيا أَ ﱡي َھا الﱠ ِذينَ آ َمن .“ َب َع َلى الﱠ ِذينَ ِمن َق ْب ِل ُك ْم َل َعلﱠ ُك ْم َتتﱠقُون َ ب َع َل ْي ُك ُم الصﱢ َيا ُم َك َما ُك ِت َ وا ُك ِت orang yang beriman, telah diwajibkan atas kalian berpuasa Artinya: “Wahai orang-orang sebagaimana diwajibkan atas orang-orang orang orang sebelum kalian; agar kalian bertakwa”. QS. Al AlBaqarah: 183. Takwa didefinisikan oleh para ulama dengan: menjalankan perintah agama dan menjauhi larangannya. poin berikut, kami berusaha menarik benang merah antara takwa dengan Dalam poin-poin hikmah Ramadhan bagi aparat negara dan pegawai pemerintah secara umum. Semoga tepat dan bermanfaat. Poin pertama: Puasa dan Kaitannya dengan Keikhlasan dalam Menjalankan Tugas. T Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda, Allah ta’ala berfirman, .“” ُكلﱡﱡل َع َم ِل اب ِْن آ َد َم َلهُ إِ ﱠال الصﱢ َيا َم فَإ ِنﱠهُ ِلي َوأَنَا أَجْ ِزي ِب ِه “Setiap amalan anak Adam adalah miliknya, kecuali puasa, ia adalah milik-Ku, milik dan Akulah yang langsung akan mengganjarnya”. HR. Bukhari dan Muslim. Apa yang membedakan ibadah puasa dengan ibadah lainnya, sehingga mendapatkan keistimewaan, dikatakan bahwa ibadah tersebut adalah milik Allah? Selain karena kemuliaannya dan kecintaan Allah padanya, ju juga ga dikarenakan keikhlasan seorang hamba yang begitu kentara dalam melaksanakannya. Sebab puasa merupakan rahasia antara seorang hamba dengan Rabbnya. Dalam kesendirian dia tetap berpuasa, walau tidak dilihat manusia. Jika seorang insan telah ikhlas dalam ppuasanya, uasanya, maka buahnya dia akan terlatih untuk selalu ikhlas dalam setiap amal ibadahnya termasuk ketika ia menjalankan tugas. Inilah bedanya orang yang beriman dengan orang yang tidak beriman, dalam menjalankan tugas. Orang yang tidak beriman ketika menjal menjalankan ankan tugas, hanya kepentingan duniawi yang ia harapkan dari pekerjaannya, sehingga buah rasa lelah dia dalam menjalani tugasnya hanyalah gaji yang diperoleh setiap bulannya. Namun orang yang beriman, selain dia mengharapkan gaji, ia juga merindukan ganjaran ganjaran berupa pahala surga Allah. Karena setiap langkah yang ia ayunkan dalam menjalankan tugas ia niatkan karena Allah. Poin Kedua: Puasa dan hubungannya dengan tepat waktu dalam menjalankan tugas. Sebagaimana ibadah lain dalam Islam, semisal shalat, zakat da dan n haji, puasa juga memiliki batas waktu pelaksanaan yang telah ditentukan dalam agama, tidak boleh mundur dan Forum Remaja Masjid Desa Kemiri
Page 15
Materi Ramadhan 1435 H / 2014 M Forum remajA masjid desa kemiri
maju. Waktu puasa dimulai dengan terbitnya fajar dan ditutup dengan terbenamnya matahari. Andaikan ada orang yang ingin merubah batasan tadi, wala walaupun upun dengan niat supaya amalannya lebih banyak; jelas tidak dibenarkan. Jika dicermati, hal itu mendidik kita untuk senantiasa tepat waktu dalam setiap perkara, termasuk perkara duniawi. Di antaranya dalam menjalankan tugas. Sehingga baik ada komandan maupun un tidak, dilihat pimpinan ataupun tidak, jika telah saatnya masuk kerja, ia akan tetap waktu. Bukan seperti tindakan sebagian orang yang ketika masuk kerja penginnya masuk siang, giliran pulang penginnya duluan; selalu minta kortingan dalam jam kerja. Tapii giliran menerima gaji tidak mau dikorting! Halalkah kelebihan gaji yang ia terima? Tentunya tidak! Allah ta’ala telah mencela orang orang-orang orang yang curang dalam timbangan; mereka minta haknya dipenuhi, namun giliran memberi hak orang lain, mereka berbuat curang!# cura ْ الﱠ ِذينَ إِ َذا ا ْكتَا ُل. َطفﱢ ِفين َ ” َو ْي ٌل ﱢل ْل ُم أَ َال َيظُنﱡ أُو َل ِئكَ أَنﱠھُم. َ َوإِ َذا كَالُوھُ ْم أَو ﱠوزَ نُوھُ ْم ي ُْخ ِس ُرون. َاس َي ْس َتوْ فُون ِ وا َع َلى النﱠ .“ َ يَوْ َم َيقُو ُم النﱠاسُ ِل َربﱢ ْال َعا َل ِمين. َظ ٍيم ِ ِل َيوْ ٍم ع. َﱠم ْبعُوثُون Artinya: “Kecelakaan besarlah bagi orang orang-orang orang yang curang, (yaitu) orang orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain mereka mengurangi. Tidakkah orang orang-orang itu yakin, kin, bahea sesungguhnya mereka akan dibangkitkan pada suatu hari yang besar. (Yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam?”. QS. Al Al-Muthaffifin: Muthaffifin: 1-6. 1 Poin Ketiga: Puasa dan Kaitannya dengan Usaha untuk Menghindarkan Diri dari Tindak Penyelewengan Tugas. Jabir bin Abdullah menyampaikan petuahnya, “ َك َو ِل َسانُك ُُص ْمتَ َف ْل َيص ُ ”إِ َذا َ صرُُر ََص ْم َس ْم ُعُك َ َك َوب “Seandainya kamu berpuasa maka hendaknya pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu juga turut berpuasa”#. Yang dimaksud dengan puasa lisa lisan, n, mata dan pendengaran adalah tidak menggunakan organ tubuh tersebut untuk tindak maksiat. Para ulama merasa heran terhadap sosok yang menahan diri (berpuasa) dari hal hal-hal yang mubah, tapi masih tetap gemar terhadap dosa. Ibnu Rajab al al-Hambali Hambali bertutur, “Kewajiban Kewajiban orang yang berpuasa adalah menahan diri dari hal-hal hal hal mubah dan hal hal-hal yang terlarang. Mengekang diri dari makanan, minuman dan jima’, ini sebenarnya hanya sekedar menahan diri dari hal-hal hal hal mubah yang diperbolehkan. Sementara itu ada hal hal-hal terlarang arang yang tidak boleh kita langgar baik di bulan Ramadhan maupun di bulan lainnya. Forum Remaja Masjid Desa Kemiri
Page 16
Materi Ramadhan 1435 H / 2014 M Forum remajA masjid desa kemiri
Di bulan suci ini tentunya larangan tersebut menjadi lebih tegas. Maka sungguh sangat mengherankan kondisi orang yang berpuasa (menahan diri) dari hal hal-hal hal yang pada dasarnyaa dibolehkan seperti makan dan minum, kemudian dia tidak berpuasa (menahan diri) dan tidak berpaling dari perbuatan perbuatan-perbuatan perbuatan yang diharamkan di sepanjang zaman; seperti ghibah, mengadu domba, mencaci, mencela, mengumpat dan lain-lain. lain lain. Semua ini merontokkann ganjaran puasa”. Seorang yang beriman juga senantiasa menjaga lisannya dari transaksi suap menyuap, bukan karena takut obrolan via hpnya dengan ‘konsumen’ disadap oleh KPK, namun karena dia terlatih untuk senantiasa merasa diawasi Allah yang ‘menyadap’ sseluruh omongan para hamba-Nya Nya dan akan menuntut pertanggungjawaban kelak di hari akhir. Allah ta’ala mengingatkan, .“” َما َي ْلفِظُ ِمن قَوْ ٍل إِ ﱠال َل َد ْي ِه َر ِقيبٌ َع ِتي ٌد Artinya: “Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)”. QS. Qaf: 18. Ketika faktor pendorong seorang hamba untuk tidak menerima suap adalah rasa takut kepada Allah, diapun tidak akan berusaha mencari tempat-tempat tempat tempat sepi yang menurut prediksi dia tidak tersorot kamera CTTV, seperti kuburan misalnya. Sebab dia menyadari bahwa di manapun ia berada pasti Allah tetap melihatnya. Sebagian ulama menafsirkan firman Allah, ُ ” َيوْ َم ِئ ٍذ ُت َحد .“ارھَا َ ﱢث أَ ْخ َب Artinya: “Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya”. QS. Az-Zalzalah Az 4. Maksudnya adalah: kelak bumi akan bercerita kepada Allah apa saja yang dilakukan bani Adam di atas permukaannya. Poin Keempat: Puasa dan Korelasinya dengan Meningkatkan Wawasan Ilmu Agama. Nabi kita shallallahu’alaihiwasallam memanfaatkan momentum Ramadhan sebagai masa untuk mengajarkan agama kepada para sahabatnya dan umatnya. Banyak sekali contohnya dalam lembaran sejarah kehidupan beliau.# Maka kita pun tertuntut untuk meneladani beliau untuk mendalami ilmu agama, terutama di bulan suci ini. Begitu pula para aparat keamanan juga tertuntut untuk mendalami ilmu agama, apalagi jika itu bersinggungan langsung dengan tugasnya dalam menciptakan keamanan dan Forum Remaja Masjid Desa Kemiri
Page 17
Materi Ramadhan 1435 H / 2014 M Forum remajA masjid desa kemiri
ketertiban masyarakat. Contoh mudahnya: fenomena yang sedang marak belakangan ini: fenomena terorisme. Para ra pelaku pengeboman yang belakangan ini cukup marak di berbagai penjuru dunia termasuk di tanah air kita tercinta, dan banyak kaum muslimin yang menjadi korban tindak pengeboman tersebut. Apakah ketika mereka menjalankan tindak kriminal itu, mereka menganggapnya ggapnya sebagai perbuatan suatu dosa, atau justru sebuah ibadah mulia yang diyakini akan mengantarkan pelakunya ke derajat paling tinggi di surga bersama para syuhada? Mengapa mereka meyakini tindak kejahatan itu sebagai amal shalih? Apakah seluruhnya itu dilakukan tanpa adanya latar belakang ideologi tertentu? Di antara ideologi rusak yang mendalangi tindak kejahatan di atas tidak lain adalah: “ideologi asal vonis kafir”! Dalang utama di balik kejahatan yang marak belakangan ini. Tidak diragukan lagi bahwa takfîr (penjatuhan vonis kafir) merupakan istilah syar’i, namun amat disayangkan, tidak sedikit oknum yang memanfaatkannya untuk mewujudkan niat-niat niat buruk mereka. Maka kewajiban para ulama dan para da’i adalah menjelaskan istilah tersebut dengan gamblang gamblang, beserta kaidah-kaidahnya. kaidahnya. Juga meluruskan ideologi yang keliru tentangnya. Satu dari buah “ideologi asal vonis kafir”: merebaknya pemikiran yang mengatakan pemerintah Indonesia kafir, presidennya kafir, orang yang bekerja di instansi pemerintahan kafir dan penjatuhan vonis-vonis vonis vonis keji lainnya. Waspadalah, itu semua merupakan benih dari bom-bom bom yang meledak di mana-mana mana mana belakangan ini!# Kita bukan sedang mengatakan bahwa orang-orang orang orang yang berada di pemerintahan adalah sosok yang maksum dan suci dari dosa, ttidak! idak! Namun apakah setiap orang yang terjerumus ke dalam perbuatan dosa berhak dijatuhi vonis kafir? Rasulullah shallallallahu’alaihiwasallam menjelaskan bahaya menuduh kafir secara serampangan, dalam sabdanya, ْ ال َوإِ ﱠال َر َج َع .“ت َع َل ْي ِه ال ِألَ ِخي ِه َيا كَا ِف ُر َفقَ ْد َبا َء ِب َھا أَ َح ُدھُ َما إِ ْن َكانَ َك َما َقا َل ئ َقا َل ٍ ”أَ ﱡي َما ا ْم ِر “Siapapun yang berkata kepada saudaranya, “Hai kafir”; niscaya vonis kafir itu akan menimpa salah satu dari keduanya andaikan vonis tersebut benar. Namun jika tidak maka vonis nis kafir tadi akan berbalik mengenai orang yang melontarkannya”. HR. Muslim. Setali tiga uang dengan istilah takfîr, juga istilah jihad dan amar makruf nahi mungkar. Mereka yang melakukan tindak teror di mana-mana mana mana juga menamakan perbuatannya sebagai ‘jihad’. Forum Remaja Masjid Desa Kemiri
Page 18
Materi Ramadhan 1435 H / 2014 M Forum remajA masjid desa kemiri
Benarkah jihad seperti apa yang mereka gambarkan; menumpahkan darah orang tidak berdosa dari kalangan kaum muslimin, atau menjadikan orang non Islam sebagai target operasi tanpa pandang bulu; yang penting kafir maka harus dibunuh! “Ah, mereka kan tidak sengaja membunuh sebagian kaum muslimin yang kebetulan saat itu berada di lokasi yang kami bom. Maaflah..” demikian dalih sebagian orang yang berusaha membela tindak kriminal tersebut. Jawabnya, subhanallah seringan itu kah membunuh seorang muslim, dengan alasan ketidaksengajaan? Bukankah Nabi kita shallallahu’alaihiwasallam pernah mengingatkan, ” َلزَ َوا ُل ال ﱡد ْن َيا أَ ْھ َونُ َع َلى ﱠ .“ﷲِ ِم ْن قَ ْت ِل َرجُُج ٍل ُم ْس ِل ٍم “Hancurnya dunia lebih ringan di mata Allah daripada terbunuhnya seorang muslim”. HR. Tirmidzi rmidzi dan dinilai sahih oleh Syaikh al-Albani. al Adapun berkenaan dengan orang kafir, maka hukum mereka tidak satu. Karena orang kafir bermacam-macam; macam; di antaranya ada kafir harbi adapula kafir dzimmi. Kafir harbi: adalah orang kafir yang menyerukan peperangan peperangan terhadap kaum muslimin. Kafir dzimmi: adalah ‘orang kafir’ yang memiliki perjanjian dengan pemerintah kaum muslimin untuk tinggal di negeri kaum muslimin dengan aman.# Berkenaan dengan kafir jenis kedua ini, Nabi kita shallallahu’alaihiwasallam menjelaskan ‘kehormatan’ yang mereka miliki dalam sabdanya, ً ” َم ْن َق َت َل َرج .“ير ِة َس ْب ِْععينَ عَا ًما جُال َ ُوج ُد ِم ْن َم ِس َ يح َھا َلي َ َوإِنﱠ ِر،يح ْال َجنﱠ ِة َ ُال ِم ْن أَ ْھ ِل ال ﱢذ ﱠم ِة َل ْم يَ ِج ْد ِر “Barang siapa membunuh seorang kafir dzimmi niscaya dia tidak akan mendapatkan harumnya surga. Padahal harumnya surga bisa tercium dari jarak perjalanan tujuh puluh tahun”. HR. Nasa’i dan dinilai sahih oleh Syaikh al-Albani. al Jadi salah satu solusi memadamkan kobaran api terorisme adalah: menghadapi ideologi dengan ideologi. deologi. Dan ini menuntut kita untuk memperdalam ilmu agama. Sebagaimana telah disinggung di depan, mereka yang melakukan tindak teror tadi menganggap perbuatannya benar, dikarenakan ideologi yang mereka yakini mengajarkan hal tersebut. Bisakah ideologi di dipenjarakan? penjarakan? Menurut pandangan kami, yang bisa dipenjarakan adalah jasad seseorang bukan ideologinya. Atau dengan kata lain, bisa jadi seseorang secara lahiriah ketika di penjara menunjukkan keinsafannya dari pemikiran menyimpang tadi, namun pada hakikatnya hakikatnya,, hati dia masih meyakini keabsahan ideologi tersebut. Sehingga ketika dia telah dibebaskan dari penjara, kembali bergabung dengan Forum Remaja Masjid Desa Kemiri
Page 19
Materi Ramadhan 1435 H / 2014 M Forum remajA masjid desa kemiri
jaringan terorisme, bahkan mungkin menjadi lebih kuat dan piawai dalam melaksanakan tugas-tugas tugas yang dibebankan padanya#. Ada baiknya kita sedikit belajar dari negara lain dalam menangani fenomena terorisme ini, karena kenyataannya isu tersebut telah mendunia. Ambillah sebagai contoh, Arab Saudi misalnya. Negara yang menjadikan syariat Islam sebagai undang undang-undang undang resmi negara in ini, juga tidak luput dari sasaran tembak para teroris. Bahkan tidak sedikit putra-putra putra kaum muslimin di berbagai belahan dunia –termasuk Indonesia– yang terinspirasi untuk menjalani tindak teror tadi, dari statemen atau langkah yang ditempuh sebagian tokoh di negeri petro minyak tadi, terutama yang telah dideportasi dari negeri tersebut, semisal Usamah bin Laden. Selain, langkah represif yang diambil pemerintah Saudi dalam mengatasi terorisme, mereka juga membenahi ‘software’ para pelaku tindak teror tadi. Caranya dengan membentuk “tim khusus rehabilitasi pemikiran” yang dianggotai para ulama, tugasnya: mendatangi oknum-oknum oknum yang terkontaminasi dengan pemikiran tersebut di sel sel-sel penjara, lalu mengajak mereka berdiskusi mengenai ideologi yang mereka anut. Syubhat (kerancuan berpikir dan berdalil) yang ada di otak mereka diluruskan. Galibnya anak anakanak muda tadi berdalilkan dengan nas nas-nas dari al-Qur’an Qur’an dan Hadits juga statemen sebagian ulama untuk menjustifikasi perbuatannya, namun “setelah dimanipulasi dan diselewengkan maknanya, atau mereka letakkan tidak pada tempatnya”#. Hasilnya? Tidak sedikit di antara mereka mengunduh kepuasan batin akan kesesatan ideologi yang pernah ia anut. Sehingga ketika ia keluar penjara, ia keluar membawa otak yang bersih dari virus-virus virus pemikiran tersebut. Sebagaimana dituturkan salah seorang anggota tim khusus tadi kepada kami, yang kebetulan dia adalah dosen kami di kampus Islamic University Madinah. Jika pemerintah kita berniat untuk mengikuti jejak tersebut, tentunya dituntut ditunt untuk memilih orang-orang orang yang berakidah lurus, berkompeten dalam ilmu syar’i, juga yang tidak kalah pentingnya harus pintar beradu argumentasi serta menguasai seluk beluk syubhat-syubhat syubhat ideologi itu. Namun meskipun demikian, seyogyanya aparat keamanan tidak hanya bergantung dengan para ulama. Hendaknya mereka juga berusaha meluangkan waktu untuk menambah wawasan keagamaan yang bersinggungan langsung dengan terorisme. Seperti yang berkenaan dengan istilah takfir, jihad dan sekte sekte-sekte sempalan dalam Islam. am. Sehingga mereka terhindar dari tindak memvonis, menuduh atau mencurigai hanya berdasarkan penampilan lahiriah saja.
Forum Remaja Masjid Desa Kemiri
Page 20
Materi Ramadhan 1435 H / 2014 M Forum remajA masjid desa kemiri
Layar kaca dan media massa belakangan ini betul-betul betul betul berlomba menjadikan isu terorisme sebagai menu utama pembahasan mereka. Sehingga ttidak idak heran jika foto para pelaku tindak teror dan keluarga mereka kerap menghiasi media media-media media tadi, bak ‘selebritis’. Dengan sering menampilkan sosok lahiriah para pelaku peledakan atau yang diyakini terlibat, yang rata-rata rata memiliki ciri khas penampilan yyang ang cenderung seragam – berjenggot, celana di atas mata kaki dan istri bercadar– bercadar secara perlahan terbentuklah opini di benak masyarakat awam, bahwa setiap setiap yang berpenampilan serupa adalah teroris atau minimal terlibat dalam jaringan terorisme. Barang Barangkali kali kita bisa sedikit memaklumi fenomena itu, karena rendahnya tingkat pendidikan di sebagian komunitas. Padahal, jika tuduhan-tuduhan tuduhan yang terlontar itu hanya dilandaskan dengan penampilan lahiriah, niscaya para preman atau beberapa personil grup penyanyi penyanyi rock tentunya juga berpeluang untuk dituduh teroris, karena tidak sedikit di antara mereka yang memelihara jenggot. Atau para ABG juga berpeluang untuk dituduh teroris; karena banyak di antara mereka yang celananya cingkrang; celana tiga perempat atau celana ce gaul. Maka, pihak-pihak pihak yang berpendidikan, terutama para aparat yang berwenang, hendaknya tidak terbawa arus opini tersebut. Karena amanat tugas yang ada di pundak mereka, menuntut untuk bersikap lebih arif, bijak dan tidak sembrono dalam bersikap, bberkata maupun mengambil tindakan. Jika tidak, maka segudang ekses negatiflah yang menanti. Mereka tertuntut untuk berklarifikasi tatkala menerima berita, meneliti lebih dalam laporan yang sampai ke meja, menyelidiki dengan seksama benarkah orang orang-orang yang kebetulan berpenampilan sama dengan para teroris tersebut, memang menganut ideologi menyimpang tadi, atau justru sebaliknya; mereka berada di barisan terdepan dalam memerangi pemikiran sesat tersebut? Sehingga kita tidak terjerumus ke dalam tindak melontarkan rkan fitnah kepada sesama muslim yang tidak berdosa. Allah ta’ala berfirman, .“” َو ْال ِف ْت َنةُ أَ َش ﱡد ِمنَ ْال َق ْت ِل Artinya: “Dan fitnah lebih kejam daripada pembunuhan”. QS. Al Al-Baqarah: Baqarah: 191. Di antara referensi yang cukup bagus untuk menambah wawasan dal dalam hal itu: “Penjatuhan Vonis Kafir dan Aturannya”, karya Prof. Dr. Ibrahim bin Amir ar ar-Ruhaily, ”Antara Jihad dan Terorisme” karya Ust. Dzulqarnain Sunusi dan “Mereka Adalah Teroris”, karya Ust. Luqman bin Muhammad Ba’abduh. Semoga kita senantiasa berhasi berhasill memetik hikmah mulia dari bulan Ramadhan ini sebanyak-banyaknya. Wallahu ta’ala a’la wa a’lam.
Forum Remaja Masjid Desa Kemiri
Page 21
Materi Ramadhan 1435 H / 2014 M Forum remajA masjid desa kemiri
Membuka Pintu Rizki Dengan Istighfar Segala puji bagi Allah, Shalawat dan salam semoga tercurah pada Rasulullah. · “AJIMAT ROJO BRONO: Suatu ritual khusus yang apabila Anda menjalankan dengan benar, insyaAllah dalam waktu 3 hari Anda akan segera mendapat rizqi, untuk menambah modal atau melunasi hutang tanpa tumbal. Mahar kesepakatan”. “GOMBAL GENDERUWO: Usaha seret, atau sering tertipu, banyak saingan, untuk apa bingung. Dengan ajimat Gombal Gendruwo bisnis akan kembali lancar, disegani dan dapat menetralkan kekuatan jahat yang ingin merusak. Mahar kesepakatan”. Demikian tawaran pelancar rizki dalam sebuah iklan yang dipasang salah satu ‘Gus’ yang memimpin in sebuah “Padepokan Ilmu Hikmah dan Seni Pernafasan Tenaga Dalam” di kota Malang.[1] · “Sarana spiritual kerezekian yang ada di majelis kami biasa dinamakan Bukhur Qomar. Untuk mendapatkan dayanya: tanamlah Bukhur Qomar di tempat usaha, lalu baca Sholawat Nariyah 11 x bakda subuh, untuk lafal Kamilatan dibaca 41 x. InsyaAllah dalam waktu tidak lama anda akan berhasil”. Demikan jawaban seorang ‘Gus’ pemimpin sebuah ““Majlis Majlis Taklim wa Dzikr” di Semarang, tatkala ditanya dalam sebuah rubrik “Konsultasi Gaib” tentang piranti pembuka rizki.[2] rizki. Dua contoh di atas merupakan segelintir dari puluhan bahkan mungkin ratusan tawaran pembuka pintu rizki yang ada di media massa. Belum jika kita mau mencermati tawarantawaran tawaran pelancar lainnya yang ada di media elektronik dan dunia maya. Yang jadi pertanyaan: bisakah para pelaku penawaran di atas at mendatangkan dalil dari al-Qur’an Qur’an dan hadits -yang merupakan pedoman hidup umat Islam Islam- sebagai landasan dari amaliah atau ajian yang mereka obral? Ataukah Islam tidak menyentuh permasalahan rizki serta melewatkan hal penting tersebut dari sorotannya? Seorang orang muslim yang cerdas, tentunya akan memilah dan memilih apa yang ia baca, lihat dan dengar, serta memfilter hal-hal hal yang tidak memiliki landasan syar’i dari yang mempunyainya. Dia sadar betul bahwa hidupnya di dunia hanyalah sekali, sehingga tidak akan sembarangan tatkala menempuh suatu langkah atau mengambil suatu keputusan. Apalagi jika hal itu berkaitan dengan nasibnya di akherat kelak.
Forum Remaja Masjid Desa Kemiri
Page 22
Materi Ramadhan 1435 H / 2014 M Forum remajA masjid desa kemiri
Dorongan mencari rizki kerap menyebabkan banyak orang terpental dari jalan yang lurus. lurus Padahal Islam, sebagai agama sempurna yang mengatur seluruh dimensi kehidupan seorang hamba, telah memberikan solusi yang begitu jelas dalam usaha memperlancar rizki. Di antara tuntunan yang ditawarkan untuk menggapai tujuan tersebut: memperbanyak istighfar. Dalil tuntunan tersebut firman irman Allah ta’ala, “ت ّم ِْد َراراً َعلَ ْيكُم. ُم ِ م ٍ ِين بِأَ ْم َوا َ الس َ ج َعل َو َبن ْ ُم ْ غَ ﱠفارا ً َكانَ إِن ﱠ ُه َر ﱠبك. ِل ﱠ ْ د ْدك ْ ل َو ُي ْ َو َي ُ اس َت ْغف ُِروا َف ُق ْل ِ ماء ُي ْرس َ ً ُم نــوح: ن10-12) َ ج َعل ْ ج ﱠناتٍ لﱠك ْ ُم َو َي ْ ـوح( ”أ ْن َھارا لﱠك Artinya: “Aku (Nabi Nuh) berkata (pada mereka), “Beristighfarlah kepada Rabb kalian, sungguh Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan kepada kalian hujan yang lebat dari langit. Dan Dia akan memperbanyak harta serta anak anak-anakmu, anakmu, juga mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai sungai untukmu”. QS. Nuh: 10-12. Ayat di atas menjelaskan dengan gamblang bahwa di antara buah istighfar: turunnya hujan, lancarnya rizki, banyaknya keturunan, suburnya kebun serta mengalirnya sungai. Karenanya, dikisahkan dalam Tafsir al al-Qurthubi,, bahwa suatu hari ada orang yang mengadu kepada al-Hasan al-Bashri Bashri tentang lamanya paceklik, maka beliaupun berkata, “Beristighfarlah kepada Allah”. Kemudian datang lagi orang yang mengadu tentang kemiskinan, beliaupun memberi solusi, “Beristighfarlah ke kepada pada Allah”. Terakhir ada yang meminta agar didoakan punya anak, al al-Hasan Hasan menimpali, “Beristighfarlah kepada Allah”. Ar-Rabi’ Rabi’ bin Shabih yang kebetulan hadir di situ bertanya, “Kenapa engkau menyuruh mereka semua untuk beristighfar?”. Maka al-Hasan al-Bashri ri pun menjawab, “Aku tidak mengatakan hal itu dari diriku sendiri. Namun sungguh Allah telah berfirman dalam surat Nuh: “Aku (Nabi Nuh) berkata (pada mereka), “Beristighfarlah kepada Rabb kalian, sungguh Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan kepada ada kalian hujan yang lebat dari langit. Dan Dia akan memperbanyak harta serta anak-anakmu, anakmu, juga mengadakan kebun-kebun kebun dan sungai-sungai sungai untukmu”. Adapun dalil dari Sunnah Rasul shallallahu’alaihiwasallam yang menunjukkan bahwa memperbanyak istighfar merupakan pakan salah satu kunci rizki, suatu hadits yang berbunyi: “ن ً ِن َف َر ً خ َر ُ ح ْي َ ،جا ْ ِن َو َر َز َق ُه َم َ ج َع َ ِن لَ ُه الل ﱠ ُه َ َال ْ ِن أَ ْك َث َر َم ْ ار؛ م ْ ل ِاال ْ لم ْ ل َوم ْ ثم ّ ِ م ُك ٍّ ھ ّ ِ ِيق ُك ِ س ِت ْغ َف ٍ ض،جا ِب ْ ” َي ُ ح َتس “Barang siapa memperbanyak istighfar; niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rizki dari arah yang tidak Forum Remaja Masjid Desa Kemiri
Page 23
Materi Ramadhan 1435 H / 2014 M Forum remajA masjid desa kemiri
disangka-sangka” HR. Ahmad dari Ibnu Abbas dan sanadnya nya dinilai sahih oleh al al-Hakim serta Ahmad Syakir. Maka silahkan perbanyaklah istighfar, serta tunggulah buahnya… Jika buahnya belum terlihat juga, perbanyaklah terus istighfar dan jangan pernah berputus asa! Di dalam setiap kesempatan, kapan dan di manapun memungkinkan; di waktu waktu-waktu kosong osong saat berada di kantor, ketika menunggu dagangan di toko, saat menunggu burung di sawah dan lain sebagainya.. Catatan penting: 1. Pilihlah redaksi istighfar yang ada tuntunannya dalam al-Qur’an Qur’an ataupun hadits Nabi shallallahu’alaihiwasallam dan hindarilah redaksi-redaksi redaksi redaksi yang tidak ada tuntunannya. Di antara redaksi istighfar yang ada haditsnya: غ ِف ُر ْ س َت َ الل ﱠ ْ َه أ Astaghfirullâh. HR. Muslim. [3] َس َت ْغفِرأ َ ھ َو إِ ﱠال إِلَ َه َال الﱠذِي ا ْل َعظِي َ م ا ْل َ وب ا ْل َقيﱡو ْ م الل ﱠ َه ح ﱠ ُ ي ُ إِلَ ْيه َوأَ ُت ُ Astaghfirullôhal ‘azhîm alladzî lâ ilâha illâ huwal hayyul qoyyûm wa atûbu ilaih. HR. Tirmidzi dan dinilai sahih oleh al-Albani.[4] al م َ ت إِ ﱠال إِلَ َه َال َربِ ّي أَ ْن َ خلَ ْق َتنِي أَ ْن َ ك َوأَنَا َ ك َعلَى َوأَنَا َع ْب ُد َ ك َع ْھ ِد َ ت َما َو َو ْع ِد َ ِِن ب ت الل ﱠ ُھ ﱠ ْ ك أَ ُعو ُذ ْ م ُ اس َتطَ ْع ش ِّر َ ت َما َ ك أَ ُبو ُء َ َك ل َ م ِت َ ي بِ ِن ْع َ َوب َي ْغف ُِر َال َف ِإن ﱠ ُه لِي َفاغْ ِف ْر بِ َذ ْن ِبي ل َ أَ ْنت إِ ﱠال ال ﱡذ ُن ك َوأَ ُبو ُء َعلَ ﱠ ُ ص َن ْع “Allôhumma anta robbî lâ ilâha illa anta kholaqtanî wa anâ ‘abduka wa anâ ‘alâ ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu. A’ûdzubika min syarri mâ shona’tu, abû abû’u ’u laka bini’matika ‘alayya, wa abû’u bi dzanbî, faghfirlî fa innahu lâ yaghfirudz dzunûba illa anta”. HR. Bukhari.[5] Bukhari. Redaksi terakhir ini kata Nabi shallallahu’alaihiwasallam merupakan sayyidul istighfar atau redaksi istighfar yang paling istimewa. Menurut beliau, fadhilahnya: barangsiapa mengucapkannya di siang hari dengan penuh keyakinan, lalu meninggal di sore harinya maka ia akan dimasukkan ke surga. ga. Begitu pula jika diucapkan di malam hari dengan meyakini maknanya, lalu ia meninggal di pagi harinya maka ia akan dimasukkan ke surga. 2. Tidak ada hadits yang menentukan jumlah khusus tatkala mengucapkan istighfar, semisal sekian ratus, ribu atau pulu puluh ribu. Yang ada: perbanyaklah istighfar di mana dan kapanpun kita berada, jika memungkinkan, tanpa dibatasi dengan jumlah sekian dan sekian, kecuali jika memang ada tuntunan jumlahnya dari sosok sang maksum shallallahu’alaihiwasallam. Forum Remaja Masjid Desa Kemiri
Page 24
Materi Ramadhan 1435 H / 2014 M Forum remajA masjid desa kemiri
3. Hendaklah tatkala beristighfar kita menghayati maknanya sambil berusaha memenuhi konsekwensinya berupa menghindarkan diri dari berbagai macam bentuk perbuatan maksiat. Hal itu pernah diisyaratkan oleh al al-Hasan al-Bashri Bashri tatkala berkata, sebagaimana dinukil al-Qurthubi Qurthubi dala dalam Tafsirnya, “”اســـــتغفار إلى يحتــــاج اســــــتغفارنا اس “Istighfar kami membutuhkan untuk diistighfari kembali”. Semoga Allah senantiasa melancarkan rizki kita dan menjadikannya berbarokah serta bermanfaat dunia akherat, amien. Wallahu ta’ala a’lam. Wa shallallahu ‘ala ‘ala nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in.
Forum Remaja Masjid Desa Kemiri
Page 25
Materi Ramadhan 1435 H / 2014 M Forum remajA masjid desa kemiri
Rumah Tempat Tinggal, Suatu Nikmat yang Terlupakan • RUMAH ADALAH NIKMAT YANG BESAR Rumah adalah suatu nikmat dari Allah yang terkadang, bahkan sering ‘dilupakan’ oleh manusia. Padahal dengan adanya rumah, manusia bisa mendapatkan banyak sekali kemudahan dan kesenangan dalam hidup. Allah mengingatkan kita akan kenikmatan ini dalam surat an an-Nahl: l: 80 yang artinya, “Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu rumahmu sebagai tempat tinggal …”. Imam Ibnu Katsir menjelaskan ayat di atas, “Allah mengingatkan akan kesempurnaan nikmat yang Dia curahkan atas para hamba-Nya, hamba Nya, berupa rumah tempat tinggal yang berfungsi untuk memberikan ketenangan bagi mereka. Mereka bisa berteduh (dari panas dan hujan) dan berlindung (dari segala macam bahaya) di dalamnya. Juga bisa mendapatkan sekian banyak manfaat lainnya”. • TIDAK ADANYA RUMAH ADALAH KESEDIHAN DAN KESUSAHAN Nikmat baru ru terasa tatkala lenyap. Begitulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan hal ini. Ya, dengan hilang dan rusaknya rumah, kita baru merasakan betapa besar nikmat tersebut. Terkadang, Allah ta’ala menghukum dan menyiksa suatu kaum dengan cara menghancurkan rumah-rumah rumah mereka. Lihatlah bagaimana Allah menghukum Bani Nadhir dengan menghancurkan rumah-rumah rumah mereka! (Baca: Q.S. Al-Hasyr: Hasyr: 2). Lihat pula, bagaimana Allah menyiksa kaum Tsamud dengan meruntuhkan rumah tempat tinggal mereka, padahal sebelumnya merek mereka berbangga-bangga bangga dengan rumah tersebut! (Cermati: Q.S. An-Naml: Naml: 51,52, Q.S. Al Al-A’raf: 74 dan Q.S. Al-Fajr: 9). • KEWAJIBAN KITA ADALAH MENSYUKURI NIKMAT Allah berfirman yang artinya, “(Ingatlah), tatkala Rabb Rabb-mu mu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kalian bersyukur, syukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian. Dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), Ku), maka sesungguhnya azab azab-Ku sangat pedih.” (Q.S. Ibrahim: 7). Di antara bentuk syukur atas nikmat rumah adalah: 1. Mengakui dan meyakini dalam hati dengan sebenar sebenar-benarnya benarnya bahwa rumah adalah pemberian Allah, bukan semata karena usaha kita atau pemberian orang tua.
Forum Remaja Masjid Desa Kemiri
Page 26
Materi Ramadhan 1435 H / 2014 M Forum remajA masjid desa kemiri
2. Mengungkapkan rasa syukur dengan lisan dan menceritakan menceritakan kenikmatan tersebut, dalam rangka mengingat--ingat ingat kenikmatan, bukan dalam rangka berbangga atau sombong. 3. Menggunakan rumah tersebut untuk menjalankan ketaatan kepada Allah semata dan menjauhkan segala bentuk kemaksiatan kepada-Nya. kepada Nya. Di antara ketaatan terbesar t yang harus dilakukan di dalam rumah kita adalah mentauhidkan (meng-esakan) (meng esakan) Allah serta mengikuti petunjuk Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dalam setiap amalan kita. Dan di antara kemaksiatan terbesar yang harus dihindarkan dari rumah kita adalah kesyirikan.
Forum Remaja Masjid Desa Kemiri
Page 27
Materi Ramadhan 1435 H / 2014 M Forum remajA masjid desa kemiri
Simbiosis Mutualisme Kebaikan Di antara pelajaran SD yang masih sering kita ingat adalah istilah dalam pelajaran biologi; simbiosis mutualisme. Suatu istilah yang menggambarkan adanya hubungan saling menguntungkan antara dua makhluk. Misalnya ‘persahabatan’ antara lebah dengan bunga. Di mana si lebah mendapatkan madu dari bunga. Ketika menghisap madu tersebut, serbuk bunga melekat pada lebah. Jika lebah tersebut berpindah bunga, serbuk bunga yang telah melekat pada lebah akan melekat pada bunga yang lain. Terjadilah penyerbukan oleh lebah. Itu simbiosis mutualisme dalam urusan duniawi. Dalam Islam pun, banyak ibadah yang memiliki konsep saling menguntungkan antara subjek dengan objeknya. Berikut beberapa contohnya: 1. Antara orang tua dengan anaknya. Saat orang tua dibebani agama dengan kewajiban mendidik anak, sebenarnya hal itu bukanlah untuk kepentingan si anak belaka. Namun orang tua juga akan mendulang keuntungan ganda, di dunia dan di akhirat. Di dunia ini ia akan menikmat menikmatii bakti anakanak anaknya. Sedangkan di akhirat kelak ia akan mendapatkan aliran pahala yang tak putus. Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam menerangkan, َ سانُ ا ْن َق “ ،ص َد َق ٍة َجا ِر َي ٍة أ َ ْط َع َع ْنهُ َع َملُهُ إِالﱠ ِمنْ ثَالَ َث ٍة؛ إِال ﱠ ِمن َ اإل ْن َ أَ ْو َو َل ٍد،”أَ ْو ِع ْل ٍم يُ ْن َت َف ُع ِب ِه. ِ َح َي ْدعُو َلهُإِ َذا َمات ٍ صا ِل “Jika manusia mati, terputuslah amalannya kecuali tiga. (1) Sedekah jariyah, (2) Ilmu yang bermanfaat dan (3) Anak salih yang mendoakannya”. HR. Muslim (no. 4199) dari Abu Hurairah. 2. Antara si kaya dan si miskin. Sebagian kalangan mengira bahwa manakala Islam mewajibkan orang kaya untuk menunaikan zakatnya guna diberikan kepada fakir miskin, hal itu semata-mata semata mata untuk kepentingan pihak yang menerima. Rasul shallallahu’alaihiwasallam menepis anggapan an keliru tersebut dalam sabdanya, “ض َع َفا ِئ ُك ْم ا َصرُون ”ا ْب ُغو ِني ﱡ. ُ ِرُونَ ب َ الض َع َفا َء؛ َفإِنﱠ َما تُرْ زََزقُونَ َوتُ ْن “Bantulah aku untuk mencari dan menolong orang-orang lemah; sesungguhnya kalian dikaruniai rizki dan meraih kemenangan lantaran adanya orang-orang lemah di antara kalian“. HR. Abu Dawud (no. 2594) dari Abu Darda’, dan sanadnya dinilai jayyid (baik) oleh an-Nawawy[1]. 3. Antara ustadz dengan jamaah pengajiannya. Hubungan antara da’i dengan objek dakwahnya pun juga merupakan hubungan saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Masyarakat diuntungkan dengan mendapatkan ilmu yang akan membimbing mereka menuju ke jalan yang benar. Sedangkan sang mubaligh mendapat keuntungan euntungan aliran pahala yang tak ada hentinya. Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda, “اع ِل ِه ِ َ” َمنْ َد ﱠل َع َلى َخ ْي ٍر َف َلهُ ِم ْث ُل أَ ْج ِر ف. “Barang siapa menunjukkan kepada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang melakukannya”. HR. Muslim (no. 4876) dari Abu Mas’ud al-Anshary. al Anshary. Keterangan di atas membantu kita untuk memberikan gambaran betapa sempurnanya agama kita, dan betapa berimbangnya ajaran yang ada di dalamnya. Semua akan diuntungkan! Forum Remaja Masjid Desa Kemiri
Page 28
Materi Ramadhan 1435 H / 2014 M Forum remajA masjid desa kemiri
DAFTAR PUSTAKA 1. Al-Qur’an dan Terjemahannya. 2. .Asy-Syarh al-Mumti’. 3. Fath al-Bari. 4. Latha’if al-Ma’arif. 5. Majalis Syahr Ramadhan. 6. Riyadh ash-Shalihin. 7. Shahih Bukhari. 8. Shahih Muslim. 9. Sunan Tirmidzi. 10. Al-Qur’an Qur’an dan Terjemahannya. Terjemahannya 11. Kitab al-’Ilm, oleh al-’Utsaimîn. ’Utsaimîn. 12. Misykâh al-Mashâbîh, karya at at-Tibrîzî.. 13. 4. Shahih Bukhari. 14. 5. Shahih Muslim. 15. 6. Sunan Ibn Mâjah. 16. 7. Sunan Tirmîdzi. 17. Tafsir al-Imam asy-Syafi’i, Syafi’i, dihimpun oleh Dr. Ahmad bin Mushthafa al-Farrân. Farrân.
Forum Remaja Masjid Desa Kemiri
Page 29