Contributor : Doni Prihatna Tanggal : Oktober 2009 Posting : Title : Kajian Ekosistem Pulau Kalimantan Peta-peta thematic pembentuk ekosistem Pulau Kalimantan : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Peta Ekosistem Region (Ecoregion) Peta tipe vegetasi (Ekosistem unit berbasis tipe vegetasi) HCVF (High Conservation Value Forest) atau kawasan bernilai konservasi tinggi Important Bird Area (IBA) Sebaran Flagship Spesies (Kalimantan Big Mammals, Orangutan, Elephant) Peatland Map
Ecoregion Map Data Source
Process
HCVF map
Result
IBA Map Overlay Flaghship Species Scoring Vegetation type map Classification Peatland Map
Ecosystem Biodiversity Map
Gambar. Diagram alir Penelitian
1. Peta Ekosistem Region Kalimantan Borneo, pulau terbesar ketiga di dunia, dulunya dipenuhi oleh hutan hujan yang lebat. Dengan daerah pesisir rawa-rawa yang dibatasi oleh hutan bakau dan daerah bergununggunung, kebanyakan dari wilayah tersebut tampak tak mungkin dilewati dan dieksplorasi. Ini bisa dilihat pada peta ekoregion pulau kalimantan berikut :
Peta tersebut dihasilkan dari proses overlay antara jenis tanah, lereng dan iklim sehingga menghasilkan suatu tipe ekoregion Pulau (ada 8 klasifikasi region pulau)
2. Peta Tipe vegetasi Dari tipe peta ekoregion diatas (ada 8 tipe) kemudian di overlay dengan peta tipe hutan sehingga menghasilkan peta klasifikasi tipe hutan kalimantan (ada 10 klas tipe hutan). Berikut adalah tipe peta hutan (historic) yang ada di Kalimantan.
Dari peta tipe vegetasi hutan diatas kemudian di overlay dengan tutupan hutan terakhir (hasil klasifikasi citra landsat antara tahun 2006 – 2007) yang menghasilkan peta tipe hutan sisa (forest remaining Type) yang ada di Pulau Kalimantan.
Peta ini yang akan menjadi salah satu parameter dalam kajian ekosistem pulau Kalimantan.
3. Peta HCVF (High Conservation Value Forest) HCVF (High Conservation Value Forest) yaitu kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi. Konsep HCVF yang didisain dengan tujuan untuk membantu para pengelola hutan dalam usaha-usaha peningkatan keberlanjutan sosial dan lingkungan hidup dalam kegiatan produksi kayu dengan menggunakan pendekatan dua tahap, yaitu: 1) mengidentifikasikan areal-areal di dalam atau di dekat suatu Unit Pengelolaan (UP) kayu yang mengandung nilai-nilai sosial, budaya dan/atau ekologis yang luar biasa penting, dan 2) menjalankan suatu sistem pengelolaan dan pemantauan untuk menjamin pemeliharaan dan/atau peningkatan nilai-nilai tersebut. Salah satu prinsip dasar dari konsep HCV adalah bahwa wilayahwilayah dimana dijumpai atribut yang mempunyai nilai konservasi tinggi tidak selalu harus menjadi daerah di mana pembangunan tidak boleh dilakukan. Sebaliknya, konsep HCV mensyaratkan agar pembangunan dilaksanakan dengan cara yang menjamin pemeliharaan dan/atau peningkatan HCV tersebut. Dalam hal ini, pendekatan HCV berupaya membantu masyarakat mencapai keseimbangan rasional antara keberlanjutan lingkungan hidup dengan pembangunan ekonomi jangka panjang. Daerah yang dianggap mempunyai nilai konservasi tinggi adalah daerah yang memiliki satu atau lebih keterwakilan nilai NKT. Untuk NKT 1,2,3 adalah untuk daerah yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi, NKT 4 adalah daerah yang berpotensi memiliki jasa lingkungan dan NKT 5,6 adalah daerah yang memiliki Sosial budaya yang khas. Berikut adalah Peta HCVF yang mencakup wilayah Kalbar, Kalteng dan Kaltim.
4. Peta Important Bird Area (IBA) Peta Important Bird Area (Daerah Penting bagi burung) merupakan peta sebaran ekosistem yang merupakan habitat dari burung endemic khas Pulau Kalimantan. Peta sebaran tersebut di buat diatas peta HCVF yang bermaksud untukmenunjukan bahwa daerah penting bagi burung tersebut masuk juga kedalam kawasan hutan yang bernilai konservasi tinggi. Peta Ini bersumber dari Bird Life.
5. Peta Sebaran Spesies (Gajah dan Orangutan)
6. Peatland Map Peta gambut yang bersumber dari Wetland Intenasional yang menggambarkan kedalaman gambut yang tersebar di kalimantan dan wilyah gambut terbanyak terdapat di kalimantan tengah.
Peta selanjutnya yang merupakan turunan dari peta tipe vegetasi adalah peta analisis jaringan/koridor ekosistem, yang merupakan peta analisis jaringan ekosistem penting Pulau Kalimantan yang menggambarkan keterkaitan antara ekosistem satu dengan ekosistem lainya.
Peta-peta tersebut diatas merupakan parameter2 ekosistem pulau kalimantan yang apabila kita overlay dari ke enam peta tersebut (peta ekoregion, peta HCVF, peta flaghship spesies, peta tipe vegetasi, Peta IBA, dan peta sebaran gambut /peat) akan menghasilkan peta ekoregion – biodiversitas Pulau kalimantan yang selanjutnya kita sebut dengan peta Visi pulau kalimantan. Penetapan kriteria kawasan-kawasan tersebut diatas diperoleh dari hasil overlay parameter-parameter ekosistem yang dilakukan skoring dan pembobotan.
Peta visi Pulau Kalimantan memiliki 3 legenda yang berwarna hijau, kuning dan abu2. berikut penjelasanya : 1. Kawasan Ekosistem Penting ; merupakan kawasan yang harus di konservasi, seandainya ada pengelolaan terhadap kawasan tersebut, harus memperhatikan prinsipprinsip pembangunan yang berkelanjutan, khusus pada area taman nasional, cagar alam. Untuk status kawasan paling tidak cuma sampai Hutan Produksi terbatas. Kawasan ekosistem penting (kalimantan) diperoleh dari overlay peta HCVF, koridor ekosistem, remaining forest, dan flaghship spesies Khas Pulau Kalimantan (dilakukan skoring dan pembobotan). 2. Kawasan Jaringan Ekosistem ; Merupakan kawasan koridor yang menghubungkan antara ekosistem yang satu dengan ekosistem yang lain, kawasan ini merupakan juga kawasan yang bernilai ekosistem tinggi. Pembangunan pada kawasan ini juga di lakukan dengan memperhatikan prinsip2 pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). 3. Kawasan Pembangunan ; merupakan kawasan yang diperuntukan untuk pengembangan kota atau lainya yang tetap di dalam rencana detil nya (tataruang provinsi) harus memiliki minimal 30% tutupan hutan (Ruang terbuka Hijau), ini sesuai dengan PP No. 26 tahun 2008.
Analisis Visi Pulau Kalimantan dengan RTRWN Dari hasil anslisis kajian ekosistem pulau Kalimantan kemudian dilakukan analisis kajian terhadap pola RTRWN. Dari analisis ini akan di ketahui wilayah-wilayah ekosistem penting Pulau Kalimantan yang kondisinya sudah aman (tidak perlu restorasi) dan Kawasan ekosistem penting yang tidak aman (perlu restorasi) Prosesnya adalah sebagai berikut : 1. Peta Pola Ruang Kalimantan Peta ini merupakan peta pola ruang tataruang dari Departen Pekerjaan Umum. Didalam legendanya terbagi menjadi 3 kawasan yaitu : Kawasan Konservasi, Kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan konservasi merupakan kawasan yang sudah ditetapkan oleh departemen kehutanan sebagai kawasan yang harus di lindungi dengan pemanfaatan terbatas, yang terbagi dalam zona-zona pemanfaatan kawasan lindung. Kawasan Lindung RTRWN merupakan kawasan hutan yang juga harus dilindungi. Sedangkan kawasan budidaya adalah zona kawasan pemanfaatan artinya segala pembangunan diarahkan kepada kawasan ini.
Hasil Analisis Overlay antara Peta Pola Ruang Dengan Peta Visi Kalimantan
Tabel.... Overlay Visi Pulau Kalimantan dan pola ruang PU Pola ruang Kawasan PU
Visi Pulau Kalimantan
Kawasan Budidaya
Jaringan Ekosistem Kawasan ekosistem penting Kawasan Pembangunan
Kawasan Budidaya Total Kawasan Konservasi
Jaringan Ekosistem Kawasan ekosistem penting Kawasan Pembangunan
Kawasan Konservasi Total Kawasan Lindung
Total Wilayah Perairan Total
9,976,465.43 10,863,696.78 12,385,817.58 33,225,979.80 1,098,415.30 3,736,130.67 329,016.49 5,163,562.46
Jaringan Ekosistem Kawasan ekosistem penting Kawasan Pembangunan
Kawasan Lindung Total Wilayah Perairan
Luas (Ha)
Jaringan Ekosistem Kawasan ekosistem penting Kawasan Pembangunan
5,604,801.48 8,018,785.87 1,850,799.58 15,474,386.93 43,143.45 127,923.14 102,092.85 273,159.44 54,137,088.63
2. Peta TGHK dan Penunjukan Kawasan
Tabel Penunjukan Kawasan Hutan Departemen Kehutanan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Kawasan Areal Penggunaan Lain Cagar Alam Darat Cagar Alam Laut Hutan Lindung Hutan Produksi Hutan Produksi Konversi Hutan Produksi Terbatas Hutan Suaka Alam dan Margasatw Suaka Margasatwa Darat Taman Hutan Raya Taman Nasional Darat Taman Wisata Alam (blank) Total
Luas (Ha) 12,863,598.73 391,174.09 190,867.43 6,433,634.01 13,778,577.40 5,036,566.95 11,149,183.52 635,591.61 148,936.15 39,457.30 2,662,855.42 104,051.37 48,083.17 53,482,577.14
Peta TGHK (Tata Guna Kesepakatan Hutan) merupakan peta kawasan yang bersumber dari departemen kehutanan yang di sah kan dengan Keputusan Menhut No. 759/kpts/Um/10/1982 tanggal 12 Oktober 1982 (Khusus Untuk wilayah Kalimantan Tengah) dengan total luas kawasan 729.419 Ha. Sedangkan untuk wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur menggunakan peta penunjukan kawasan hutan Dephut tahun 1999 – 2001. Berikut adalah hasil overlay dan analisis antara peta Visi Pulau Kalimantan dengan peta TGHK dan Penunjukan Kawasan Hutan Pulau Kalimantan.
Tabel .... Overlay Visi denganPenunjukan Kawasan Visi Pulau Kalimantan Jaringan Ekosistem
Penunjukan Kawasan Areal Penggunaan Lain Cagar Alam Darat Cagar Alam Laut Hutan Lindung Hutan Produksi Hutan Produksi Konversi Hutan Produksi Terbatas Hutan Suaka Alam dan Margasatw Suaka Margasatwa Darat Taman Hutan Raya Taman Nasional Darat Taman Wisata Alam (blank)
Jaringan Ekosistem Total Kawasan ekosistem penting
Areal Penggunaan Lain Cagar Alam Darat Cagar Alam Laut Hutan Lindung Hutan Produksi Hutan Produksi Konversi Hutan Produksi Terbatas Hutan Suaka Alam dan Margasatw Suaka Margasatwa Darat Taman Hutan Raya Taman Nasional Darat Taman Wisata Alam (blank)
Kawasan ekosistem penting Total Kawasan Pembangunan
Kawasan Pembangunan Total Total
Luas (Ha) 2,210,166.68 107,290.74 807.55 2,111,159.71 5,094,524.44 2,282,051.40 4,063,262.12 213,100.02 130,144.24 21,849.64 303,895.33 11,692.61 173,310.99 16,723,255.46
3,379,132.23 265,151.91 32.12 4,051,522.75 4,587,137.97 1,534,289.46 5,754,978.15 429,769.06 18,653.63 17,607.66 2,352,958.71 90,241.30 266,418.28 22,747,893.24
Areal Penggunaan Lain Cagar Alam Darat Hutan Lindung Hutan Produksi Hutan Produksi Konversi Hutan Produksi Terbatas Hutan Suaka Alam dan Margasatw Suaka Margasatwa Darat Taman Nasional Darat Taman Wisata Alam (blank)
7,259,032.78 13,322.94 357,955.28 4,252,474.23 1,250,409.30 1,368,631.54 1.32 20.76 915.72 1,059.26 164,109.87 14,667,932.99 54,139,081.68
3. Analisis overlay Peta Konsesi dengan Peta Visi Pulau Kalimantan
Peta Visi Pulau Kalimantan dan kawasan HPH (tahun 2003)
Peta Visi Pulau Kalimantan dan kawasan HTI
Peta Visi Pulau Kalimantan dan Perkebunan Kelapa Sawit
Kontrak Karya Pertambangan adalah kawasan pertambangan yang levelnya besar, izin dari pusat dan modalnya dari asing. Sedangkan Kuasa pertambangan adalah kawasan pertambangan yang levelnya kecil, perizinan dari pemerintah kabupaten dan mnodalnya lokal.