PROPOSAL TESIS PENYESUAIAN DIRI PASANGAN USIA MUDA TERHADAP KEHAMILAN DAN MOTIVASI PEMBERIAN AIR SUSU IBU PADA ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIANGET SUMENEP
Oleh : NOVA ELOK MARDLIYANA
1
2
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang .
Pernikahan dini merupakan fenomena sosial yang sering terjadi khususnya di Indonesia. Peraturan perundang-undangan pasal 28B ayat (2) UUD 1945 yang berlaku di Indonesia dengan jelas menentang keberadaan pernikahan anak dibawah umur karena itu merupakan suatu pelanggaran hak asasi anak. Pernikahan dini yang ada dimasyarakat yaitu suatu pernikahan yang dilakukan pada saat umur salah satu atau kedua mempelai masih dibawah umur. Pandangan seseorang tentang pernikahan dini pastinya berbeda, ada yang mengatakan dibawah umur 21 tahun namun ada pula yang mengatakan dibawah 17 tahun. Untuk menyamakan persepsi pernyataan pernikahan dini diartikan sebagai mana UU No.1 tahun 1974 tentang pernikahan adalah pernikahan yang dilakukan oleh seseorang laki-laki ketika orang tersebut telah mencapai umur 19 tahun dan perempuan yang telah mencapai umur 16 tahun (UU RI No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan). Masalah pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi patut menjadi perhatian serius pemerintah dan masyarakat, mengingat bahwa ASI sangat penting bagi bayi. Bayi usia 0-6 bulan mutlak memerlukan ASI, yang mampu memenuhi 100 persen kebutuhan bayi usia 0-6 bulan terhadap zat gizi. ASI Eksklusif (ASIE), yaitu ASI yang diberikan sebagai sumber asupan satu-satunya bagi bayi usia 0-6 bulan.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) melaporkan bahwa pencapaian target tujuan sasaran pembangunan millenium atau Millennium Development Goals (MDGs) Indonesia tahun 2008 masih terdapat sebanyak 34,5% dari 2.049.000 pernikahan yang terjadi setiap tahun merupakan pernikahan dini dalam arti telah terjadi 696.660 kasus pernikahan dini pada tiap tahunnya bahkan di Jawa Timur angkanya lebih tinggi dari angka rata-rata nasional sampai 39 % kasus pernikahan dini, di daerah Madura sendiri berdasarkan survey data awal didesa kalianget didapatkan bahwa 69% masyarakatnya masih memilih menikah dini mengikuti tradisi yang ada dengan presentase 46,5% perempuan menikah sebelum mencapai umur 18 tahun dan 21,5% sebelum mencapai umur 16 tahun. Hal ini tidak hanya terjadi pada masyarakat pedesaan tetapi juga pada
3
masyarakat wilayah perkotaan di madura yang tingkat pendidikannya rata-rata lebih tinggi dan semua ini terjadi
karena mereka tidak bisa memilih untuk
bersekolah atau mengembangkan keterampilan. Keadaan ekonomi yang sulit menjadikan pernikahan sebagai satu-satunya pilihan yang diharapkan dapat memperbaiki keadaan (Supeno,2009). Dan riset terbaru King (UNICEF) menunjukkan hanya 10-15% bayi Indonesia yang mendapatkan ASI Eksklusif (Harian Republika, 9 Maret 2006). Komisioner Bidang Penelaahan KPAI Susilawati menjelaskan bahwa angka pernikahan dini yang tinggi memberikan kontribusi terhadap peningkatan kematian ibu, aborsi, perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, penyesuaian diri sebagai isteri atau suami dengan penyesuaian terhadap kehamilan serta hal sensitif yang berhubungan langsung dengan kesehatan reproduksi wanita yaitu adanya potensi terjadi keganasan mulut rahim. Dalam penelitian nihayatul tahun 2007 yang meneliti tentang gambaran tingkat pengetahuan ibu primigravida tetang adaptasi dalam peran sebagai calon ibu dijelaskan 80% dari 30 orang responden berpengetahuan kurang tentang adaptasi dalam menjalani peran sebagai calon ibu dan 20% berpengetahuan cukup dalam adaptasi menjalani peran sebagai calon ibu. Individu yang telah menikah akan berkecimpung dengan masyarakat luas yang disebut masa dewasa dini yaitu masa awal seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap pola kehidupan dan harapan sosial baru, seseorang dituntut memerankan peran ganda sebagai suami atau isteri dan peran dalam dunia kerja, serta pemberian nutrisi terbaik untuk anaknya yaitu dengan ASI ekslusif. Masa ini merupakan masa sulit bagi individu karena seseorang dituntut untuk melepaskan ketergantungan terhadap orang tua dan berusaha dapat hidup mandiri, selain itu individu akan mengalami perubahan fisik dan psikologis tertentu bersamaan dengan masalah penyesuaian diri dan terhadap perubahan tersebut (Pieter dan Lubis, 2010). Banyaknya
masalah
pernikahan
dini
membuat
pemerintah
berkomitmen serius dalam menegakkan hukum yang berlaku terkait pernikahan anak di bawah umur. Selain itu pemerintah semakin giat mensosialisasikan undang–undang terkait pernikahan anak di bawah umur beserta sanksi apabila melakukan pelanggaran dan menjelaskan resiko
4
terburuk akibat pernikahan anak di bawah umur kepada masyarakat. Dengan peran aktif masyarakat dalam upaya pencegahan pernikahan anak di bawah umur di harapkan tidak ada lagi anak yang menjadi korban sehingga anak Indonesia bisa lebih optimis dalam menatap masa depan (Sirait, 2010).
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka dirumuskan masalah sebagai berikut: “ Bagaimana Penyesuaian Diri Pasangan Usia Muda Terhadap Kehamilan Dan Pemberian ASI Ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kalianget Sumenep? ”
1.3
Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui Penyesuaian Diri Pasangan Usia Muda Terhadap Kehamilan dan Pemberian ASI Ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kalianget Sumenep 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi kejadian pernikahan dini yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Kalianget Sumenep 2. Menganalisis penyesuaian diri pasangan usia muda terhadap kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Kalianget Sumenep 3. Menganalisis penyesuaian diri pasangan usia muda terhadap pemberian ASI ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kalianget Sumenep
1.4
Manfaat
1.4.1 Bagi Ibu Hamil Memberikan informasi bagi ibu hamil tentang kesehatan reproduksi disaat hamil terutama yang menikah dini (muda) sehingga mereka dapat menyesuaikan diri serta mengetahui bahaya nikah dini dan diharapkan gangguan/komplikasi dalam masa kehamilan dapat dideteksi secara dini, serta pentingnya pemberian ASI ekslusif. 1.4.2 Bagi bidan
5
Memberikan pengetahuan bagi bidan sebagai tenaga kesehatan yang berada di masyarakat untuk melakukan tindakan promotif seperti penyuluhan dan memberikan pendidikan kesehatan atau
KIE
(Komunikasi Informasi Edukasi). 1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi proses penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan dengan masalah dalam kehamilan pada ibu hamil yang menikah dini dan kesehatan reproduksinya.
METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif. Penelitian ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab persoalan yang sedang dihadapi pada masa sekarang (Notoadmodjo, 2003). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif sederhana, yaitu jika keadaan yang ingin dijelaskan tersebut berasal dari satu populasi tanpa menghubungkannya dengan keadaan lain yang juga ditemukan pada populasi tersebut (Azwar, 2003). Desain ini digunakan karena pada penelitian ini hanya menggunakan satu populasi yaitu Pasangan Usia Muda di Wilayah Kerja Puskesmas Kalianget Kabupaten Sumenep dan hanya untuk menggambarkan atau menjelaskan penyesuaian diri pasangan usia muda terhadap kehamilan dan pemberian air susu ibu pada anak-anak
6