PENERAPAN METODE PERMAINAN DALAM PENINGKATAN KREATIFITAS BELAJAR PAI MATERI ASMA’UL HUSNA PADA SISWA KELAS II SEMESTER II TAHUN 2013/2014 DI SDN KRAMAT 03 PAGI JAKARTA PUSAT (Penelitian Tindakan Kelas)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
oleh : HANIFAH NIM : 801111000542
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI ) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK
HANIFAH, 801111000542; Penerapan Metode Permainan Dalam Peningkatan Kreatifitas Belajar PAI Materi Asma’ul Husna Pada Siswa Kelas II Semester II Tahun 2013/2014 di SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat. Skripsi. Jakarta: Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang nyata tentang penerapan metode permainan dalam peningkatan kreatifitas belajar PAI materi asma’ul husna pada siswa kelas II Semester II Tahun 2013/2014 di SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode tindakan kelas atau action research. Pengumpulan data dilakukan dengan metode pengamatan atau observasi, catatan lapangan, wawancara dan pelaksanaan tes pada materi Asma’ul Husna di setiap akhir pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan tiga siklus, yang terdiri dari tiga pertemuan. Satu siklus itu terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Penelitian dilakukan di SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat, pada siswa kelas II semester II Tahun pelajaran 2013/2014. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode permainan pada mata pelajaran PAI Kelas II yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu pra siklus (41,66%), siklus I (66,66%), siklus II (86,11%) dan siklus III (97,22%) dengan nilai rata-rata pada pra siklus adalah 6,19, sikus I adalah 6,69 pada siklus II adalah 7,31 sedangkan pada siklus III adalah 9,72. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penerapan metode permainan dapat meningkatkan kreativitas belajar PAI pada materi asmaul husna siswa kelas II semester II tahun pelajaran 2013/2014 di SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat. Dengan kata lain hipotesis penelitian ini diterima. Kata kunci: Metode Permainan. Kreativitas Belajar PAI.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadlirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-Nya kepada Penulis, sehingga Penulis dapat menyusun proposal penelitian yang berjudul “Penerapan Metode Permainan Dalam Peningkatan Kreatifitas Belajar PAI Materi Asma’ul Husna Pada Siswa Kelas II Semester II Tahun 2013/2014 di SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat”. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada Baginda yang tercinta Nabi Muhammad SAW. Tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang Penulis alami dalam menyusun Penelitian ini, namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak Penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dan karena itu pada kesempatan ini Penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya kepada seluruh pihak yang telah membantu Penulis dalam menyusun Penelitian ini baik bantuan dalam bentuk moril ataupun materil. Semoga bantuan dan kebaikan yang telah diberikan mendapatkan pahala dan keridloan Allah SWT. Khususnya kepada: 1.
Ibu Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Ibu Hj. Marhamah Shaleh, Lc. MA. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Bapak ………….., selaku Dosen Pembimbing, yang telah memberikan pengarahan kepada penulis dengan penuh kesabaran dan keikhlasan hingga terselesaikan PTK ini.
5.
Dosen-dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya dosen-dosen di Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
ii
6.
Ibu Hj. Rahima, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat, yang telah memberikan izin dan kesempatan penulis untuk melaksanakan penelitian.
7.
Guru dan karyawan SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat. Terima kasih atas doanya.
8.
Untuk ayahanda tercinta yang telah memberikan do’a dan restu tiada henti.
9.
Untuk ibunda tercinta yang sangat menginginkan penulis melanjutkan studi ketika masih hidupnya. Semoga Allah membalas amal ibadahnya. Amin.
10. Teristimewa untuk Suami dan Ananda tercinta. Semoga menjadi suami dan anak-anak yang sholih dan sholihah yang bisa mendo’akan kepada kedua orang tuanya. 11. Terima kasih juga dihaturkan kepada pihak yang tidak tersebutkan namun telah memberikan konstribusi yang berharga untuk penulis. Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian. Akhirnya Penulis berharap semoga PTK ini bermanfaat bagi semua pihak yang membantu, meskipun PTK ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun tetap penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Bogor,
November 2014 Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI............................................ LEMBAR PERSETUJUAN/PENGESAHAN ................................................. PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... PENGESAHAN PENGUJI .............................................................................. ABSTRAK ....................................................................................................... i KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................... A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian..................................... 4 C. Pembatasan dan Fokus Penelitian ............................................ 4 D. Perumusan Masalah Penelitian ................................................. 5 E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5 F. Kegunaan Penelitian ................................................................. 5
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL .... INTERVENSI TINDAKAN ......................................................... A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti............................... 7 1. Metode Permainan ............................................................... 7 a. Pengertian Metode Permainan ........................................ 7 b. Jenis Kegiatan Bermain................................................... 10 c. Fungsi, Manfaat dan Langkah Metode Permainan ......... 11 d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Permainan .............. 13
iv
2. Kreativitas Belajar PAI ........................................................ 13 a. Pengertian Kreatifitas ...................................................... 13 b. Ciri-ciri dan Indikator yang Menunjang Kreatifitas ....... 16 3. Materi Asma’ul Husna Pada SD/MI .................................... 19 a. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ................... 19 b. Materi Ajar Asma’ul Husna pada Siswa Kelas II ........... 20 B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................. 21 C. Kerangka Berpikir .................................................................... 22 D. Hipotesis Tindakan ................................................................... 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................... A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 24 1. Tempat Penelitian ................................................................ 24 2. Waktu Penelitian .................................................................. 24 B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ............... 24 1. Metode Penelitian ................................................................ 24 2. Rancangan Siklus Penelitian................................................ 26 C. Subjek Penelitian ...................................................................... 26 D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian .............................. 27 E. Tahapan Intervensi Tindakan ................................................... 27 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ............................ 28 G. Data dan Sumber Data ............................................................. 28 H. Instrumen Pengumpulan Data .................................................. 28 I.
Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 29
J.
Analisis Data dan Interpretasi Data.......................................... 29
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan .................................... 31 BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................. 34 A. Deskripsi Data Sekolah ............................................................ 34 1. Sejarah Berdiri ..................................................................... 34 2. Visi dan Misi........................................................................ 35
v
3. Struktur Organisasi .............................................................. 35 4. Kurikulum ............................................................................ 36 5. Keadaan Personalia .............................................................. 36 6. Keadaan Siswa ..................................................................... 37 7. Sarana Prasarana .................................................................. 37 B.
Analisis Data ............................................................................ 38
C.
Interpretasi Hasil Analisis ........................................................ 38 1. Prasiklus ............................................................................. 38 2. Siklus I ............................................................................... 42 3. Siklus II (Perbaikan) .......................................................... 45 4. Siklus III (Peningkatan) ..................................................... 50
D. Pembahasan .............................................................................. 55 1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ........................................... 55 2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran ............ 57 3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran.................. 57 BAB V
PENUTUP ...................................................................................... A. Kesimpulan .............................................................................. 59 B.
Saran-saran ............................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 77 DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. 78
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.4. Keadaan Personalia Sekolah .........................................................
36
Tabel 3.4 Keadaan Siswa Sekolah ................................................................
37
Tabel 4.4 Keadaan Sarana Prasarana Sekolah...............................................
37
Tabel 5.4 Hasil Tes Siswa Pada Prasiklus .....................................................
39
Tabel 6.4. Rekapitulasi Hasil Tes Prasiklus ...................................................
40
Tabel 7.4. Hasil Tes Siswa Pada Siklus I .......................................................
42
Tabel 8.4 Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I .....................................................
44
Tabel 9.4 Hasil Tes Siswa Pada Siklus II ......................................................
46
Tabel 10.4 Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II ....................................................
48
Tabel 11.4 Hasil Tes Siswa Pada Siklus III ....................................................
51
Tabel 12.4 Rekapitulasi Hasil Tes Siklus III ...................................................
53
Tabel 13.4 Hasil Belajar Siswa .......................................................................
56
Tabel 14.4 Hasil Wawancara Pada Siklus II ...................................................
61
vii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.4. Hasil Tes Siswa Pada Prasiklus.....................................................
41
Grafik 2.4 Hasil Tes Siswa Pada Siklus 1 ......................................................
45
Grafik 3.4 Hasil Tes Siswa Pada Siklus 2 (Perbaikan) ..................................
50
Grafik 4.4 Hasil Tes Siswa Pada Siklus 3 (Peningkatan) ..............................
55
Grafik 5.4 Peningkatan Hasil Tes Siswa Dari Prasiklus ke Siklus III ...........
56
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Instrumen Penelitian (Lembar Observasi, Catatan Lapangan, Wawancara, Tes Hasil Belajar) ................................................
Lampiran 2.` Hasil Validasi Instrumen (Observasi Siswa Siklus I dan Siklus II) .................................. Lampiran 3.
Hasil Validasi Instrumen (Catatan Lapangan Siklus I dan Siklus II) ................................
Lampiran 4.
Hasil Validasi Instrumen (Wawancara Siklus I dan Siklus II) ..........................................
Lampiran 5.
Hasil Validasi Instrumen (Hasil Belajar Pretest dan Posttest Siklus I dan Siklus II) .......
Lampiran 6.
RPP Siklus I dan Siklus II ........................................................
Lampiran 7.
Photo Kegiatan Belajar Siswa ..................................................
Lampiran 8.
Profil Sekolah ...........................................................................
Lampiran 9.
Surat Izin/Keterangan Telah Melakukan Penelitian .................
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Setiap anak dilahirkan bersamaan dengan potensi-potensi yang dimilikinya. Tidak ada satu pun yang luput dari Pengawasan dan Kepedulian-Nya. Merupakan tugas orang tua dan guru sebagai pendidik untuk dapat menemukan potensi tersebut. Pada ranah pendidikan seorang anak dari sejak lahir memerlukan penanganan yang tepat dalam memenuhi kebutuhan pendidikan disertai dengan pemahaman
mengenai
karakteristik
anak
sesuai
pertumbuhan
dan
perkembangannya akan sangat membantu dalam menyesuaikan proses belajar bagi anak dengan usia, kebutuhan, dan kondisi masing-masing, baik secara intelektual, emosional dan sosial. Dalam kenyataan sehari-hari sering di jumpai sejumlah guru menggunakan metode tertentu yang kurang atau tidak cocok dengan isi dan tujuan pembelajaran. Akibatnya, hasilnya pun tidak memadai, bahkan mungkin merugikan semua pihak terutama pihak siswa dan keluarganya, walaupun kebanyakan mereka tidak menyadari hal itu. Agar proses belajar mengajar berjalan dengan lancar dan dapat mencapai tujuan pembelajaran, sebaiknya guru menentukan pendekatan dan metode yang akan digunakan sebelum melakukan proses belajar mengajar. Pemilihan suatu pendekatan dan metode tentu harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan sifat materi yang akan menjadi objek pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan banyak metode akan menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang lebih bermakna. Sumiati dan Asra menjelaskan: “Metode pembelajaran dapat ditetapkan oleh guru dengan memperhatikan tujuan dan materi pembelajaran. Pertimbangan pokok dalam menentukan metode pembelajaran terletak pada keefektifan proses pembelajaran. Tentu saja orientasinya adalah kepada siswa belajar. Jadi, metode pembelajaran yang digunakan pada dasarnya hanya berfungsi sebagai bimbingan agar siswa belajar”.1 1
Sumiati dan Asra. Metode Pembelajaran. (Bandung: CV. Wacana Prima, 2009). hlm.12
1
2
Bimbingan yang diberikan pendidik pada masa keemasan anak (golden age) akan membekas, tertanam sangat kuat pada diri anak, kemudian berkembang dengan pesat dikemudian hari disertai siraman perhatian dan dedikasih orang tua dan pendidik di usia dan tahap pendidikan selanjutnya sampai dewasa nanti. Karena bagaimanapun, sikap dan prilaku anak tergantung apa yang dilihat, di dengar dan di cerna pada waktu kecil, sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an surat An-Nahl ayat 78: Artinya:“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. (QS. An-Nahl:78). Bagaimana caranya pendidik dapat memberi kesan yang tertanam dalam diri anak dari setiap yang diajarkan melalui kegiatan bermakna yang sesuai dengan jiwa anak dengan pendekatan psikologi perkembangan. Dalam dunia pendidikan, banyak dikenal berbagai macam ragam metode pembelajaran, salah satunya metode permainan. Memang untuk mencapai tujuan pendidikan dengan baik, guru di tuntut agar menguasai metode-metode pembelajaran, sehingga selain tercapainya tujuan, siswa dapat menerima, mencerna, paham dan mengerti pelajaran yang di ajarkan. Setiap metode pembelajaran mempunyai kesesuaian dengan bentuk-bentuk belajar tertentu. Pertimbangan untuk memilih metode pembelajaran disamping didasarkan atas kepentingan pencapaian tujuan, juga kesesuaian dengan bentuk belajar tersebut. Dalam praktek, seringkali penggunaan metode pembelajaran ini tidak berdiri sendiri, tetapi dipadukan dengan metode pembelajaran lain.2 Pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) telah menjadi kecenderungan dan kebutuhan pembelajaran saat ini dan terlebih lagi untuk waktu yang akan datang. Melalui PAKEM diharapkan kualitas proses dan hasil belajar siswa-siswi menjadi lebih berkualitas dan optimal. Metode 2
Ibid. hlm.97
3
permainan adalah salah satu teknik pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM). Dalam pelaksanaannya, PAKEM memerlukan kehadiran beragam variasi metode. Permainan merupakan salah satu metode pembelajaran yang bernuansa PAKEM. Sebagai salah satu metode yang dapat menciptakan PAKEM, metode permainan memiliki banyak ragam variasi. Banyaknya variasi teknik dalam metode permainan, memungkinkan guru lebih leluasa memilih teknik pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik kompetensi dan indikator yang ingin dicapai. Selanjutanya, untuk mewujudkan metode permainan dalam pembelajaran terdapat langkah-langkah penyusunan yang dipahami. Dasim Budimansyah, dkk. Menjelaskan bahwa “untuk melaksanakan teknik PAKEM dalam kelas, diperlukan guru yang kreatif dan inovatif. Guru yang bukan sekedar melaksanakan tugasnya sebagai rutinitas, yang melakukan tugas mengajar secara monoton dari waktu ke waktu (doing as usual), melakukan tugasnya seperti biasa. PAKEM memerlukan guru yang selalu mau mencoba melakukan pembaharuan dan perubahan, dan mau mencoba sesuatu yang baru”.3 Kondisi yang sedang dialami pada saat sekarang ini di SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat, masih banyak siswa yang bisa meningkatkan kreatifitas belajarnya terhadap mata pelajaran PAI, sedangkan mata pelajaran PAI merupakan pelajaran terpenting dalam meningkatkan kreatifitas siswa yang berakhlakul karimah, sehingga menimbulkan tanda tanya besar bagi peneliti. Selain itu, bahwa guruguru belum sepenuhnya mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional, seperti: penguasaan dalam materi pelajaran, pemilihan metode yang kurang tepat sasaran, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan didaktik metodik guru, sehingga berdampak kepada rendahnya hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dari paparan di atas memberikan sebuah gambaran bahwa upaya peningkatan kreativitas siswa pada mata pelajaran PAI harus lebih dititikberatkan kepada peningkatan mutu sumber daya manusia dalam hal ini adalah siswa. Karena 3
Dasim Budimansyah, dkk. PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. (Bandung: PT. Ganesindo, 2008). hlm. 9
4
seorang guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajarmengajar, kemampuan yang diharapkan harus dimiliki oleh peserta didik, dan hal itu akan ditentukan oleh ketepatan guru dalam memilih strategi pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis berupaya untuk menyusun penelitian ini dengan judul: “Penerapan Metode Permainan Dalam Peningkatan Kreatifitas Belajar PAI Materi Asma’ul Husna Pada Siswa Kelas II Semester II Tahun 2013/2014 di SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat”. B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian Penulis tertarik untuk meneliti dengan latar belakang masalah di atas, yang titik permasalahannya dapat penulis identifikasikan sebagai berikut : 1.
Penguasaan dalam materi ajar yang masih mengacu kepada satu buku rujukan (teks book thinking).
2.
Pemilihan dan penerapan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang kurang tepat sasaran.
3.
Masih adanya guru yang menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah.
4.
Kurangnya perhatian orang tua terhadap aktivitas belajar siswa, sehingga motivasi dan kreatifitas yang dimilikinya pun tidak terpacu.
C. Pembatasan Fokus Penelitian Bertitik tolak dari latar belakang dan identifikasi masalah sebagaimana terurai di atas, maka batasan permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1.
Penerapan metode permainan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelaksanaan teknik pembelajaran yang lebih menekankan kepada kreativitas siswa untuk memperoleh suatu keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan, khusunya di SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat.
2.
Kreatifitas siswa yang dimaksud adalah pemetaan pikiran atau peta pikiran, dengan cara mencatat materi pelajaran yang memudahkan siswa belajar kreatif.
5
3.
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang dimaksud ialah mata pelajaran yang diajarkan pada siswa Kelas II Semester II Tahun 2013/2014 di SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat dalam materi ajar Asmaul Husna.
D. Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan hasil identifikasi dan pembatasan masalah tersebut diatas, maka rumusan masalah dan penelitian ini adalah: Bagaimana penerapan metode permainan dalam peningkatan kreatifitas belajar PAI materi asma’ul husna pada siswa kelas II Semester II Tahun 2013/2014 di SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat?
E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah untuk memperoleh gambaran yang nyata tentang penerapan metode permainan dalam peningkatan kreatifitas belajar PAI materi asma’ul husna pada siswa kelas II Semester II Tahun 2013/2014 di SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat.
F.
Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian, maka peneliti mengharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut: 1.
2.
3.
Bagi Siswa a.
Memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
b.
Memupuk pribadi siswa aktif, kreatif dan terampil.
c.
Meningkatkan keaktifan siswa dalam mata pelajaran PAI.
Bagi Guru a.
Mengembangkan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar.
b.
Melatih guru menggunakan metode permainan.
c.
Memperkaya penggunaan metode pembelajaran agama.
Bagi Sekolah a.
Melahirkan siswa-siswa yang aktif, kreatif dan terampil dalam menghadapi permasalahan dilingkungannya.
6
b.
Memberikan sumbangsih yang sangat signifikan dalam mengelola pendidikan yang sistematis dan terarah sehingga Lembaga Pendidikan tidak hanya memiliki gedung phisik yang memadai akan tetapi lebih dari itu memiliki personalia yang professional dan siswa yang aktiv serta kreatif dalam belajar.
4.
Bagi Peneliti Menambah pengetahuan yang lebih matang dalam pengembangan keilmuan bidang metodologi pembelajaran PAI di SD/MI.
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN
A.
Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1.
Metode Permainan
a.
Pengertian Metode Permainan Pembelajaran merupakan suatu proses belajar dimana proses belajar dapat
diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa.1 Metode menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.2 Menurut Suherman dan Sukjaya metode adalah prosedur pembelajaran yang dipilih untuk membantu para siswa mencapai tujuan atau untuk menginternalisasikan isi atau pesan.3 Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapatmemahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsimetode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan siswa.4 Dalam proses belajar pasti ada metode pembelajaran, salah satunya adalah metode permainan. Permainan merupakan kegiatan yang disukai semua kalangan khususnya kalangan anak-anak usia sekolah dasar dan menengah. Karena didalamnya kita bebas berekspresi, bebas dari aturan “harus selalu berhasil”. Meski pada dasarnya dalam permainan pasti ada persaingan atau kompetisi, tetapi kesalahan yang ada dapatdijadikan motivasi untuk menang dalam permainan 1
Muhibbin Syah.Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010). hlm.111 2 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta : Balai Pustaka, 1989).hlm.580 3 Eman Suherman dan Yaya Sukjaya. Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. (Bandung : Wijayakusumah, 1990). hlm.200 4 Nana Sudjana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar . (Bandung: SinarBaru Algesindo, 2010). hlm.76
7
8
selanjutnya. Jika anak-anak dilarang bermain dan dipaksakan saja belajar, hatinya akan menjadi mati, kepintarannya akan tumpul dan mereka akan merasakan kepahitan hidupnya. 5 Kata bermain mungkin terdengar kurang serius, hanya untuk mengisi waktu luang saja, walaupun tidak dilakukan oleh anak. Padahal bagi anak-anak kegiatan bermain merupakan kegiatan yang sangat mutlak dibutuhkan, sebab dunia anak adalah dunia bermain, bagaimana mereka memahami dunianya adalah melalui bermain. Permainan diambil dari kata dasar main yang artinya “melakukan permainan yang menyenangkan hati dengan dan tanpa menggunakan alat, bertindak sebagai pelaku dalam sandiwara”. 6 Permainan adalah hal yang paling disukai anak-anak. Ketika bermain, anakanak merasa gembira, tidak ada beban apapun dalampikiran. Suasana hati senantiasa ceria. Dalam keceriaan inilah guru bisadengan mudah menyelipkan ajaran-ajarannya.7 Permainan menyediakan lingkungan belajar yang penuh dengan mainan dimana para siswa mengikuti aturan-aturan yang telah digariskan karena mereka tertarik untuk mendapatkan tantangan. Permainan merupakan teknik yang dapat memotivasi para siswa, khususnya untuk isi yang berulangulang dan membosankan.8 Permainan dapat memberi siswa kemampuan untuk melakukan eksplorasi atas lingkungan siswa, serta dapat memberi peluang bagi siswa untuk bereksperimen. bergerak melampaui apa yang dapat dilakukan dengan permainan.9 Permainan harus terkait langsung dengan tempat belajar sehingga dapat memberi nilai bagi perolehan pengetahuan, menguatkan sikap, dan mendorong tindakan yang penting bagi keberhasilan belajar. 5
Ahmad Rohani. Pengelolaan Pembalajaran. Edisi Revisi. (Jakarta: Rineka Cipta. 2010). hlm.31-32 6 Qonita Alya. Kamus Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Dasar.(Jakarta: PT. Indahjaya Adipratama, 2009). hlm.447 7 Suparman, S. Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa. (Yogyakarta: Pinus Book publisher, 2010).hlm.169 8 Eman Suherman dan Yaya Sukjaya. Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. (Bandung : Wijayakusumah, 1990). hlm.202 9 Anna. Merefresh. Imajinasi dan Kreativitas Anak-anak. (Jakarta: Cerdas Pustaka, 2004). hlm.154
9
Menurut Bettelheim seperti yang dikutip oleh Tedjasaputra bahwa permainan adalah kegiatan yang ditandai oleh aturan serta persyaratan-persyaratan yang disetujui bersama dan ditentukan dari luar untuk melakukan kegiatan dalam tindakan yang bertujuan. 10 Dari kutipan tersebut dapat dikatakan bahwa permainan adalah suatu kegiatan yang bersifat kompetitif yang dapat menambah daya kreativitas guru dan siswa untuk mengembangkan kemampuan dan daya intelegensi siswa. Pada mata pelajaran sejarah metode ini sangat bermanfaat untuk dapat menghidupkan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan sehingga siswa tidak jenuh dan bosan dalam menerima materi pelajaran. Beragam teori yang mendasari berkembangnya kegiatan bermain dan permaninan diantaranya adalah teori kognitif Jean Piaget. Menurut Piaget,sejalan dengan perkembangan kognisinya kegiatan bermain seorang anak mengalami perubahan dari tahap sensori motor, bermain khayal sampai bermain kepada sosial yang disertai aturan permainan. 11 Menurut Tedjasaputra, tahapan perkembangan bermain berdasarkan perkembangan kognitif anak menurut Piaget dibedakan menjadi: 1) Tahap Sensory Motor Play ( + 3/4 bulan – 1/2 tahun) Bermain dimulai pada periode perkembangan kognitif sensorimotor sejak usia 3-4 bulan kegiatan pengulangan yang dilakukan anak lebih terkoordinasi. Pada usia 7-11 bulan kegiatan pengulangan yang dilakukan anak sudah disertai variasi, dan pada usia 18 bulan mulai ada percobaan-percobaan aktif pada kegiatan bermain anak. 2) Tahap Symbolic atau Make Believe Play ( + 2-7 tahun) Tahap ini merupakan ciri periode pra operasional yang terjadi antara usia 2-7 tahun. Tahapan ini ditandai dengan bermain khayal dan bermain pura-pura, lebih banyak bertanya dan menjawab pertanyaan, serta mulai dapat menggunakan berbagai benda sebagai symbol atau representasi benda lain. 3) Tahap Social Play Games With Rules (+ 8-11 tahun) Kegiatan bermain anak lebih banyak dikendalikan oleh aturan permainan 4) Tahap Games With Rules atau Sports (+ 11 tahun ke atas)
10
Mayke S. Tedjasaputra,. Bermain, Mainan dan Permainan untuk Pendidikan Usia Dini. (Jakarta: PT Grasindo Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005). hlm. 60 11 Ibid. hlm.8
10
Pada tahap ini, meskipun aturan permainan yang diberlakukan lebih ketat dan kaku, anak tetap menikmati kegiatan bermain bahkanterpacu untuk mencapai hasil terbaik. 12 Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bermain merupakan macam-macam bentuk kegiatan yang memberi kepuasan pada diri anak, baik menggunakan alat maupun tidak menggunakan alat, dan bahan bermain terkandung dalam kegiatan dan yang secara imajinatif ditransformasi sepadan dengan orang dewasa. b.
Jenis Kegiatan Bermain Kegiatan bermain menurut jenisnya terdiri atas bermain aktif dan bermain
pasif. Hal ini sesuai dengan pendapat Harlock yang mengemukakan ada 2 penggolongan utama kegiatan bermain yaitu bermain aktif dan bermain pasif atau dikenal sebagaimana hiburan (amusement). 13 Kegiatan bermain aktif adalah kegiatan yang memberikan kesenangan dan kepuasan pada anak melalui aktifitas yang mereka lakukan sendiri.
14
Kegiatan
bermain jenis ini sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: 1)
Kesehatan.
2)
Penerimaan social dari kelompok teman bermain.
3)
Tingkat kecerdasan anak.
4)
Jenis kelamin.
5)
Alat permainan.
6)
Lingkungan tempat atau dibesarkan. 15 Disamping bermain aktif dimana anak secara langsung terlibat dalam
permainan tersebut, anak juga dapat bermain secara pasif. Dalam bermain pasif, aktivitas fisik anak tidak banyak dimanfaatkan, tetapi aspek lainnya seperti penglihatan dan pendengaran yang dikembangkan. Berikut jenis bermain pasif : 1) Mendengar. Anak pra-sekolah belum mampu untuk membaca, karena itu tidak dapat membaca cerita sendiri. Sebagai gantinya, akan lebih banyak 12
Ibid. hlm.24-27 Ibid. hlm.52 14 Ibid. hlm.53 15 Ibid. hlm.53-54 13
11
2) 3)
4)
5)
mendengar cerita dari orang lain, terutama dari orang tua, pengasuh atau guru. Agar kegiatan mendengar tidak sia-sia, maka perlu dipersiapkan bahan-bahan yang akan diperdengarkan kepada anak. Melalui kegiatan mendenga cerita ini, anak tidak hanya dirangsang indera pendengarannya saja, namun juga mengembangkan pikirannya untuk berpikir imajinatif, mengajukan pertanyaan, dan memperoleh ide-ide baru. Melihat komik. Yang dimaksud dengan komik adalah cerita kartun bergambar dimana unsur gambar lebih penting daropada ceritanya.. Menonton Film. Dengan adanya kemajuan teknologi, maka anak-anak dapat menikmati film tidak hanya di bioskop, tapi juga di rumah, baik melalui acara yang ditayangkan di televisi maupun dengan memutar video tape atau compact disk.. Mendengarkan Radio. Kegiatan ini cukup digemari pada masa lalu, tetapi setelah ditemukan televisi, acara mendengarkan radio menjadi tidak begitu populer lagi. Mendengarkan musik. Kegiatan ini dinikmati oleh bayi sebagai suatu hal yang dapat menghibur dan menyenangkan. 16
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang termasuk dengan jenis bermain pasif adalah mendengarkan cerita dari orang lain atau orang tua, melihat cerita bergambar atau komik meskipun tidak dapat memahaminya, menonton film melalui acara televisi, mendengarkan radio, dan mendengarkan music yang dapat menghibur dan menyenangkan hati. c.
Fungsi, Manfaat dan Langkah-langkah Metode Permainan Bagi seorang anak bermain adalah kegiatan yang mereka lakukan sepanjang
hari, karena bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah permaianan. Melaui kegiatan bermain memungkinkan anak belajar tentang diri mereka sendiri, orang lain, dan lingkungannya. Dalam kegiatan bermain, anak bebas untuk berimajinasi, bereksplorasi, dan mencipta sesuatu. Fungsi bermain pada anak memang begitu beragam. Anak akan menemukan perkembangan fisik serta mental yang ia miliki. Melalui permainan pula, seorang anak akan mampu mempelajari begitu banyak hal bahkan anak mendapatkan sistem pemecahan masalah yang jauh lebih baik daripada anak-anak yang tidak
16
Ibid. hlm.66-70
12
banyak bermain. Dunia anak adalah dunia bermain, jadi jangan paksakan anak untuk terus belajar dan melakukan latihan banyak soal setiap harinya. Dengan bermain anak dapat menilai dirinya sendiri. Kelebihan dan kekurangannya sehingga dapat membantu pembentukan konsep diri yang positif yaitu mempunyai rasa percaya diri dan harga diri. Anak akan belajar cara bersikap dan bertingkah laku agar dapat bekerja sama dengan orang lain, jujur, murah hati dan sebagainya Metode permainan, dapat bermanfaat untuk: 1)
membangkitkan minat siswa.
2)
memupuk dan mengembangkan rasa kerja sama siswa.
3)
mengembangkan kreativitas siswa.
4)
menumbuhkan kesadaran siswa. 17 Langkah-langkah Metode permainan
1)
Persiapan guru: a) menentukan topik. b) merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK). c) menyiapkan alat bahan bahan untuk permainan. d) menyusun petunjuk pelaksanaan metode permainan.
2)
Pelaksanaan a) guru menjelaskan maksud dan tujuan serta proses permainan. b) siswa dibagi atas beberapa kelompok. c) caranya: misal: (1) guru membagi atau memasang alat atau bahan permainan. (2) siswa melakkan kegiatan permainan. d) siswa melaporkan hasil permainan, yaitu beberapa pengertian atau konsep tertentu kepada guru.18
17
Muhammad Syaiful Arif. Arif_Nie Metode-Metode Pembelajaran mbahayib.blogspot.com/2013/01/metode-metode-pembelajaran.html. (Posting : Rabu, 16 Januari 2013). Pukul : 04.22 18 Ibid. (Posting : Rabu, 16 Januari 2013). Pukul : 04.22
13
d.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Permainan
1)
Kelebihan Metode Permainan a)
Melatih
anak
untuk
mendramatisasikan
sesuatu
serta
melatih
keberanian. b)
Metode ini akan menarik perhatian anak sehingga suasana kelas menjadi hidup.
c)
Anak dapat menghayati suatu peristiwa sehingga mudah mengambil kesimpulan berdasarkan penghayatan sendiri.
d) 2)
Anak dilatih untuk menyusun pikirannya dengan teratur.
Kelemahan Metode Permainan 1)
Tidak semua topik dapat disajikan melalui permainan.
2)
Memerlukanbanyak waktu
3)
Penentuan kalah menangdan bayar-membayar dapat berakibat negatif.
4)
Mungkin juga terjadi pertengkaran.
5)
Mengganggu ketenangan belajar di kelas-kelas lain.19
2.
Kreativitas Belajar PAI
a.
Pengertian Kreatifitas Menurut Qonita Alya dalam Kamus Bahasa Indonesia untuk Pendidikan
Dasar,”kreatifitas adalah kemampuan untuk mencipta atau daya cipta dan perihal berkreasi atau kekreatifan”.20 Sedangkan istilah kreatif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam D. Deni Koswara adalah “memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan serta mengandung makna daya cipta”, sedangkan kreatifitas berarti “kemampuan untuk mencipta, daya cipta atau perihal berkreasi”.21 D. Deni Koswara, juga menjelaskan bahwa: Kreatifitas adalah kemampuan untuk mencipta dan berkreasi. Tidak ada satupun pernyataan yang dapat diterima secara umum mengenai mengapa 19
Dwisetiawan 1987. Metode Tugas dan Metode Permainan. (Posted on : January, 11 2013) dwisetiawan1987.wordpress.com/2013/01/11/25. 20 Qonita Alya. Op. Cit. hlm.382 21 D. Deni Koswara. Bagaimana Menjadi Guru Kreatif. (Bandung: PT. Pribumi Mekar, 2008). hlm.40
14
suatu kreasi timbul. Kreatifitas sering dianggap terdiri atas dua unsur. Pertama: kepasihan yang ditunjukkan oleh kemampuan menghasilkan sejumlah besar gagasan pemecahan masalah secara lancer dan cepat. Kedua: keluwesan yang umumnya mengacu pada kemampuan menemukan gagasan yang berbeda-beda dan luar biasa untuk memecahkan suatu masalah. 22 “Secara umum kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk berfikir tentang sesuatu dengan suatu cara yang baru dan tidak biasa (unusual) dan menghasilkan penyelesaian yang unik terhadap berbagai persoalan” 23 Selain dari apa yang telah disebutkan di atas, maka untuk memahami pengertian kreativitas, maka Rhodes dalam Munandar mengemukakan bahwa “kreativitas adalah hasil dari interaksi antara individu dan lingkungannya seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada dengan demikian baik berubah di dalam individu maupun di dalam lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif”.24 Kreativitas siswa adalah kemampuan siswa/subyek untuk menginteraksikan antara sikap, proses, dan lingkungan sehingga menghasilkan suatu gagasan/ide yang dinilai baru dan berguna dalam konteks sosialnya/lingkungannya. Untuk menumbuhkan kreativitas siswa dalam pembelajaran merupakan permasalahan pembelajaran yang sering timbul dari guru di kelas. Padahal diketahui bahwa setiap orang yang dilahirkan di dunia pada dasarnya memiliki potensi kreatif dan dapat diidentifikasi dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat. 25 Menurut Conny Semiawan, “kreativitas adalah kemampuan
untuk
memberikan gagasan-gagasan baru dan menetapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativitas meliputi baik ciri-ciri kogniif (aptitude) seperti kelancaran, keluwesan, (fleksibelitas) dan keaslian (orisinalitas) dalam pemikiran maupun
22
Ibid. hlm.40 Conny Semiawan, R. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,1999). hlm.89 24 Utami Munandar. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia,1999). hlm.12 25 Ibid. hlm.12 23
15
ciri-ciri afekif (non-aptitude) seperti rasa ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan dan selalu ingin mencari pengalaman baru”.26 Sementara E. Paul Torrance dalam Semiawan mendefinisikannya sebagai berikut: “Creativity, as a process of becoming sensitive to problems, deficiencies, gaps in knowladge, nissing elements, disharmonies, and so on; identifying the dificulty; searching for solutions, making guesses, or formulating hypothesis about the dificiences; testing and retesting these hypothesis and posibly modifying and retesting; and finally communicating the result”. “Kreativitas, sebagai proses menjadi sensitif terhadap masalah, kekurangan, kesenjangan dalam knowladge, nissing elemen, ketidakharmonisan, dan sebagainya; mengidentifikasi dificulty tersebut; mencari solusi, membuat dugaan, atau merumuskan hipotesis tentang dificiences; pengujian dan pengujian ulang hipotesis ini dan posibly memodifikasi dan pengujian ulang; dan akhirnya mengkomunikasikan hasilnya”. 27 Akhirnya secara komprehensif kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan berfikir, bersikap, dan bertindak tentang sesuatu dengan cara yang baru dan tidak biasa (unusual) guna memecahkan berbagai persoalan, sehingga dapat menghasilkan penyelesaian yang orisinal dan bermanfaat Dengan demikian dalam belajar kreatif harus melibatkan komponenkomponen pengalaman belajar yang paling menyenangkan dan paling tidak menyenangkan lalu menemukan bahwa pengalaman dalam proses belajar kreatif sangat mungkin berada di antara pengalaman-penglaman belajar yang sangat menenangkan, pengalama-pengalaman yang sangat memberikan kepuasan kepada kita dan yang sangat bernilai bagi kita. Jadi, kreativitas belajar dapat diartikan sebagai kemampuan siswa menciptakan
hal-hal
baru
dalam
belajarnya
baik
berupa
kemampuan
mengembangkan kemampuan formasi yang diperoleh dari guru dalam proses belajar mengajar yang berupa pengetahuan sehingga dapat membuat kombinasi yang baru dalam belajarnya. Refinger dalam Conny Semawan memberikan empat alasan mengapa belajar kreatif itu penting. 26
Conny Semiawan, Dkk. Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa di Sekolah Menengah, (Jakarta: Graha Media, 1990) . hlm.7 27 Semiawan, Op. Cit. hlm.89
16
1) Belajar kreatif membantu anak menjadi berhasil guna jika kita tidak bersama mereka. Belajar kreatif adalah aspek penting dalam upaya kita membantu siswa agar mereka lebihmampu menangani dan mengarahkan belajar bagi mereka sendiri. 2) Belajar kreatif menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak mampu kita ramalkan yang timbul di masa depan. 3) Belajar kreatif dapat menimbulkan akibat yang besar dalam kehiduppan kita. Banyak pengalamankreatif yang lebih dari pada sekedar hobi atau hiburan bagi kita. Kita makin menyadari bahwa belajar kreatif dapat mempengaruhi, bahkan mengubah karir dan kehidupan pribadi kita. 4) Belajar kreatif dapat menimbulkan kepuasan dan kesenangan yang besar.28 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas belajar adalah suatu kondisi, sikap, kemampuan, dan proses perubahan tingkah laku seseorang untuk menghasilkan produk atau gagasan, mencari pemecahan masalah yang lebih efisien dan unik dalam proses belajar. Ada beberapa alasan mengapa manusia harus kreatif, diantaranya sebagai berikut: 1)
Kreatifitas adalah jembatan alternatif mempercepat tercapainya tujuan.
2)
Dengan kreatifitas, hidup menjadi lebih menantang untuk dilalui.
3)
Bersama kreatifitas kepuasan yang didapatkan akan semakin tinggi. 29
b.
Ciri-ciri dan Indikator yang Menunjang Kreatifitas Utami Munandar mengemukakan tentang cini-ciri dan indikator yang
menunjang kreativitas antara lain: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 28
Senang mencari pengalaman baru. Memiliki keasyikan dalam mengerjakan tugas-tugas yang sulit. Memiliki inisiatif. Memiliki ketekunan yang tinggi. Cenderung kritis terhadap orang lain. Berani menyatakan pendapat dan keyakinannya. Selalu ingin tahu. Peka atau perasa.
Conny Semiawan, R. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,1999). hlm.37-38 29 Koswara. Op. Cit. hlm.43
17
9) Enerjik dan ulet. 10) Menyukai tugas-tugas yang majemuk. 11) Percaya kepada diri sendiri. 12) Mempunyai rasa humor. 13) Memiliki rasa keindahan. 14) Berwawasan masa depan dan penuh imajinasi. 30 Kreativitas belajar merupakan salah satu indikator keberhasilan siswa dalam belajar memegang peranan penting dalam pencapaian keberhasilan pembelajaran. Menurut Usman “siswa yang memiliki kreativitas dalam pembelajaran akan diketahui dengan menunjukkan tingkat kreativitasnya dalam berbagai kegiatan. Mereka selalu ingin memecahkan persolan-persoalan, berani menanggung resiko yang sulit sekalipun, kadang-kadang destruktif di samping konstruktif, lebih senang bekerja sendiri dan percaya pada diri sendiri”.31 Adapun Clark dalam Asori, mengemukakan karakteristik kreativitas adalah sebagai berikut: 1) Memiliki disiplin diri yang tinggi. 2) Memiliki kemandirian yang tinggi. 3) Cenderung sering menentang otoritas. 4) Memiliki rasa humor. 5) Mampu menentang tekanan kelompok. 6) Lebih mampu menyesuaikan diri. 7) Senang berpetualang. 8) Toleran terhadap ambiguitas. 9) Kurang toleran terhadap hal-hal yang membosankan. 10) Menyukai hal-hal yang kompleks. 11) Memiliki kemampuan berpikir divergen yang tinggi. 12) Memiliki memori dan atensi yang baik. 13) Memiliki wawasan yang luas. 14) Mampu berpikir periodik. 15) Memerlukan situasi yang mendukung. 16) Sensitif terhadap lingkungan. 17) Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. 18) Memiliki nilai estetik yang tinggi. 19) Lebih bebas dalam mengembangkan integrasi peran seks.32
30
Munandar. Op. Cit. hlm.12 Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati. Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1998). hlm.11 32 Mohammad Asrori. Psikologi Pembelajaran, (Bandung : CV Wacana Prima, 2009). hlm.73 31
18
Orang yang kreatif dalam menciptakan ide-ide baru mempunyai sejumlah karakter yang dapat diketahui dengan cirri-ciri sebagai berikut: 1) Cenderung mengamati situasi dan problema yang tidak diperhatikan sebelumnya. 2) Menghubungkan ide-ide dengan pengalaman yang diperolehnya dari berbagai sumber yang berbeda-beda. 3) Cenderung menampilkan beberapa alternatif terhadap subjek tertentu. 4) Tidak menerima begitu saja hal-hal yang sebelumnya terjadi dan tidak terkait dengan kebiasaan. 5) Memanfaatkan potensi pribadinya, dengan menggali kekuatan emosional dan mentalnya serta alam bawah sadarnya yang terpendam. 6) Mengusahakan fleksibilitas tinggi dalam bidang pemikiran dan tindakantindakannya. 7) Pandai menghargai waktu dan memanfaatkan sebaik mungkin untuk mencipta, membuat gagasan atau merumuskan permasalahan yang menantangnya. 33 Mengacu pada beberapa pendapat di atas, indikator kreativitas belajar siswa dapat disimpulkan sebagai berikut: 1)
Memiliki dorongan (drive) yang tinggi.
2)
Memiliki keterlibatan yang tinggi.
3)
Memiliki rasa ingin tahu yang besar.
4)
Penuh percaya diri atau percaya kepada diri sendiri.
5)
Memiliki kemandirian yang tinggi.
6)
Senang mencari pengalaman baru.
7)
Memiliki keasyikan dalam mengerjakan tugas-tugas yang sulit.
8)
Memiliki inisiatif.
9)
Enerjik dan ulet dan memiliki ketekunan yang tinggi.
10) Cenderung kritis terhadap orang lain. 11) Berani menyatakan pendapat dan keyakinannya. 12) Selalu ingin tahu atau memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. 13) Menyukai tugas-tugas yang majemuk atau hal-hal yang kompleks. 14) Memiliki disiplin diri yang tinggi. 15) Memiliki kemandirian yang tinggi.
33
Koswara. Loc. Cit. hlm.50
19
16) Memiliki kemampuan berpikir divergen yang tinggi. 17) Memiliki memori dan atensi yang baik. 18) Memiliki wawasan yang luas. 3.
Materi Asma’ul Husna Pada SD/MI
a.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi mata pelajaran adalah deskripsi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai setelah siswa mempelajari mata pelajaran tertentu pada jenjang pendidikan tertentu pula. 34 Menurut Abdul Majid standar kompetensi “merupakan kerangka yang menjelaskan dasar pengembangan program pembelajaran yang terstruktur”.
35
Pada setiap mata pelajaran, standar kompetensi sudah ditentukan oleh para pengembang kurikulum, yang dapat kita lihat dari standar isi. Jika sekolah memandang
perlu
mengembangkan
mata
pelajaran
tertentu
misalnya
pengembangan kurikulum muatan local, maka perlu dirumuskan standar kompetensinya sesuai dengan nama mata pelajaran dalam muatan local tersebut. 36 Sedangkan kompetensi dasar adalah “pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dicapai oleh siswa untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan, oleh karena itulah maka kompetensi dasar merupakan penjabaran dari standar kompetensi”.37 Berikut ini adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar materi Pendidikan Agama Islam Kelas II semester 1 dan semester 2: Kelas II, Semester 1 Standar Kompetensi Al Qur’an 1. Menghafal Al Qur’an
34
Kompetensi Dasar 1.1 Mengenal huruf Hijaiyah 1.2 Mengenal tanda baca (harakat)
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008), hlm. 170 35 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 42 36 Wina Sanjaya, Op. Cit. hlm. 171 37 Wina Sanjaya, Ibid. hlm. 171
20
Standar Kompetensi Aqidah 2. Mengenal Asmaul Husna Akhlak 3. Mencontoh perilaku terpuji Fiqih 4. Mengenal tatacara wudhu 5. Menghafal bacaan shalat
Kompetensi Dasar 2.1 Menyebutkan lima dari Asmaul Husna 2.2 Mengartikan lima dari Asmaul Husna 3.1 Menampilkan perilaku rendah hati 3.2 Menampilkan perilaku hidup sederhana 3.3 Menampilkan adab buang air besar dan kecil 4.1 Membiasakan wudhu dengan tertib 4.2 Membaca do’a setelah berwudlu 5.1 Melafalkan bacaan shalat 5.2 Menghafal bacaan shalat
Kelas II, Semester 2 Standar Kompetensi Al Qur’an 6. Membaca Al Qur’an surat pendek pilihan Aqidah 7. Mengenal Asmaul Husna Akhlak 8. Membiasakan perilaku terpuji
Fiqih 9. Membiasakan shalat secara tertib b.
Kompetensi Dasar 6.1 Membaca huruf hijaiyah bersambung 6.2 Menulis huruf hijaiyah bersambung 7.1 Menyebutkan lima dari Asmaul Husna 7.2 Mengartikan lima dari Asmaul Husna 8.1 Mencontohkan perilaku hormat dan santun kepada guru 8.2 Menampilkan perilaku sopan dan santun kepada tetangga 9.1 Mencontoh gerakan shalat 9.2 Mempraktekkan shalat secara tertib
Materi Ajar Asma’ul Husna pada Siswa Kelas II Materi Asmaul Husna di sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah kelas dua,
meliputi tentang pengertian Asmaul Husna dan lima nama Allah Swt dalam Asmaul Husna serta arti dari lima Asmaul Husna. Asmaul Husna artinya nama-nama Allah Swt yang terbaik dan agung. Asmaul Husna berjumlah Sembilan puluh Sembilan. Nama yang sesuai sifat-sifat Allah Swt. Allah menciptakan alam semesta sesuai dengan sifatsifat-Nya yang tercantum dalam Asmaul Husna. Pengasih, Penyayang, Penguasa dan Tempat Bergantung adalah contoh-contoh Sifat Allah. Sifat pengasih contohnya Allah menciptakan alam semesta dengan sifat kasih-
21
Nya. Manusia dapat hidup karena kasih saying Allah dengan memberikan rizki setiap hari. Allah juga Maha Kuasa menentukan baik buruknya kejadian setiap hari, masih banyak sifat kuasa Allah yang tercantum dalam Asmaul Husna, maka bersyukurlah kepada Allah 38 Beribadah kepada Allah dengan nama-nama yang baik adalah titah dari yang Maha Agung Allah Swt. Sebagaimana dalam Firman-Nya: Artinya: “hanya milik Allah asmaa-ul husna, Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. nanti mereka akan mendapat Balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. Al-A’raf:180) 39 Dengan demikian dapat disimpulkan dari maksud ayat di atas bahwa namanama yang Agung adalah yang sesuai dengan sifat-sifat Allah dan janganlah dihiraukan orang-orang yang menyembah Allah dengan Nama-nama yang tidak sesuai dengan sifat-sifat dan keagungan Allah Swt. B.
Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian tentang penerapan metode permainan dalam peningkatan
kreatifitas belajar PAI, penulis merujuk kepada hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan. Diantaranya: Wulandari, Utari and Rohiat, Rohiat and Delrefi, Delrefi (2013) meningkatkan kreativitas anak melalui permainan kreatif di kelompok b6 tk negeri pembina kota manna. Undergraduated thesis, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu Alasan diadakan penelitian ini adalah anak kurang termotivasi mengikuti pembelajaran yang dajarkan guru, anak kurang kreatif dalam belajar, kreativitas anak kurang berkembang, anak cenderung merasa takut mengikuti pelajaran, guru 38
Asmuri, dkk. Pendidikan Agama Islam 2 untuk Siswa SD/MI Kelas II, (Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Agama Islam, 2011). hlm.17-18 39 Ibid, hlm. 18
22
jarang sekali melaksanakan permainan dalam pembelajaran sehingga kurang menumbuhkan minat belajar anak. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan krativitas berpikir anak, kreativitas keberanian anak dan kreativitas imajinasi anak melalui permainan kreatif di kelompok B6 TK Negeri Pembina Kota Manna. Metode penelitian adalah menggunakan metode penelitian tindakan kelas, yang dilakukan dalam 3 siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Kreatifitas berpikir anak meningkat melalui permainan kreatif, ini dibuktikan dengan kreativitas yang dicapai anak pada siklus I : 70,6%, pada siklus II : 76,5%, pada siklus III : 82,4%. Kreatifitas keberanian anak meningkat melalui permainan kreatif, ini dibuktikan dengan kreativitas yang dicapai anak pada siklus I : 64,7%, pada siklus II : 70,6%, pada siklus III : 88,2%. Kreatifitas imajinasi anak meningkat melalui permainan kreatif, ini dibuktikan dengan kreativitas yang dicapai anak pada siklus I :64,7%, pada siklus II : 70,6%, pada siklus III : 82,4%. Kesimpulan dari penelitian tindakan kelas ini adalah bahwa: Penerapan permainan kreatif dapat meningkatkan kreativitas anak di kelompok B6 TK Negeri Pembina Kota Manna. C.
Kerangka Berpikir Kerangka berpikir adalah merupakan titik tolak dari sebuah penelitin yang
kebenarannya diakui oleh peneliti itu sendiri dan merupakan jembatan untuk menyusun hipotesis sebagai argumentasi logis, rasional dan kritis mengenai hubungan atau keterkaitan antar variabel penelitian yang disusun oleh peneliti berdasarkan hasil komparasi, analisis dan sintesis teori. Kerangka berpikir pun tidak disusun berdasarkan pada common sense atau akal sehat si peneliti, namun berdasarkan pada hasil kajian yang handal.40 Secara sederhana peneliti merumuskan kerangka berpikir bahwa “Semakin baik penerapan metode permainan, maka semakin tinggi pula kreatifitas belajar PAI materi Asmaul Husna pada siswa kelas II semester II tahun 2013/2014 di SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat”.
40
Tim Penyusun Revisi Pedoman Penulisan Skripsi FITK, Pedoman Penulisan Skripsi. (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2011). hlm.48
23
D.
Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan adalah hasil kajian pustaka atau proses rasional dari
penelitian yang telah mempunyai kebenaran secara teoretik. Dengan demikian hipotesis dapat dianggap sebagai jawaban sementara terhadap masalah yang telah dirumuskan dalam suatu penelitian dan masih perlu diuji kebenarannya dengan menggunakan data empirik. 41 Secara sederhana peneliti merumuskan hipotesis bahwa: “Jika penerapan metode permainan diterapkan, maka akan semakin meningkat kreatifitas belajar PAI materi Asmaul Husna pada siswa kelas II semester II tahun 2013/2014 di SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat.
41
Ibid. h.48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian adalah di kelas II (dua) yang beralamat
Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat. Alasan peneliti mengambil tempat penelitian di SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat adalah : a.
Peneliti mengajar kelas II (dua), sehingga dalam kegiatan ini peneliti tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar di kelas atau sekolah lain.
b.
Tersedianya data yang diperlukan peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian.
c.
Membangkitkan minat siswa dalam mempelajari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) khususnya untuk siswa SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat.
2.
Waktu Penelitian Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan penelitian ini adalah
dua bulan, yaitu antara bulan Mei sampai dengan Juni, dengan kata lain penelitian ini dilaksanakan pada akhir semester II (genap) Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian 1.
Metode Penelitian Dalam melaksanakan suatu penelitian diperlukan cara kerja yang berencana
agar data yang dikumpulkan dapat mencapai maksud dan tujuan dari penelitian. Untuk itu peneliti harus menentukan metode penelitian yang akan digunakan terlebih dahulu, karena metode merupakan cara kerja untuk mencapai tujuan yang akan memandu peneliti mengenai urutan-urutan sebagaimana penelitian ini dilakukan. Sesuai dengan hal tersebut Winarno Surakhmad mengemukakan sebagai berikut: “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan 24
25
mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu, cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajaran, ditinjau dari penyelidikan dalam arti luas, yang biasanya perlu diperjelas lebih ekspilisit dalam setiap penyelidikan”.1 Sukmadinata,
mengungkapkan
bahwa
metode
penelitian
merupakan
rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsiasumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis, dan idiologis, pertanyaan dan isuisu yang dihadapi. Pemilihan dan penentuan metode tidak dapat dipisahkan dari tujuan dan perumusan masalah, kalau permasalahannya hanya difokuskan pada satu variabel atau aspek dan tujuannya ingin mendapatkan deskripsi dari variabel atau aspek tersebut, maka metodenya adalah metode deskriptif atau servei. Jika terdapat dua variabel dan ingin mengetahui hubungan diantara variabel tersebut, maka metodenya adalah metode korelasional atau komparatif. Jelasnya, bahwa pemilihan metode sangat tergantung kepada tujuan dan rumusan masalah yang sudah difokuskan pada bagian sebelumnya. 2 Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah melalui penerapan langsung di kelas atau tempat kerja. Sedangkan menurut Prof. Suhardjono mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan yang dapat dipandang sebagai tindak lanjut dari penelitian deskriftif maupun eksperimen. Pada penelitian tindakan kelas bukan lagi mengetes sebuah perlakuan tetapi sudah mempunyai keyakinan akan ampuhnya sesuatu perlakuan.3 Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah alat yang dapat dipergunakan untuk melaksanakan dan mencapai suatu penelitian yang disusun secara teratur dan logis yang dituangkan dalam suatu rencana kegiatan penelitian.
1
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode Teknik. (Bandung: Tarsito,1985) h. 131 2 Maifalinda Fatra. Bahan Ajar PLPG. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: FITK. UIN Syarif Hidayatullah.2010). Cet Ke-1.h.79 3 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: : PT Bumi Aksara.2006).h. 56
26
2.
Rancangan Siklus Penelitian Untuk mempermudah dalam memahami rencana tindakan secara keseluruhan
dan untuk memberikan panduan bagi penulis, maka penulis perlu menampilkan model penelitian tindakan yang akan dilaksanakan, diadaptasi dari model penelitian tindakan model John Elliot. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui 4 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi yang dilaksanakan dalam 2 siklus (tiap siklus dilakukan 2 kali tatap muka /pertemuan). Prosedur penelitian dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut: 4 Bagan 3.1 Bagan Prosedur Penelitian Model John Elliot Perencanaan SIKLUS I
Refleksi
Pelaksanaan
2 Pertemuan @70 Menit : Pertemuan I : Diskusi Pertemuan II
Pelaksanaan
2 Pertemuan @70 Menit : Pertemuan I : Diskusi Pertemuan II
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II Pengamatan
? C. Subjek Penelitian Mengingat dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti adalah guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), maka subjeknya adalah siswa kelas II (dua) SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat semester II tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 36 siswa terdiri 13 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan, peneliti dalam hal ini bertindak sebagai guru mata pelajaran.
4
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: : PT Bumi Aksara.2006).h. 6
27
D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pelaksana kegiatan. Peneliti membuat perencanaan kegiatan, melaksanakan kegiatan, melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian. Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh guru Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas II (dua) yang bertindak sebagai fasilitator dan kolaburator. E. Tahapan Intervensi Tindakan Tahap pelaksanaan tindakan terdiri dari beberapa siklus, yang tergantung pada tingkat penyelesaian masalah. Tiap siklus terdiri dari 4 (empat) kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, analisis dan refleksi. Pada tiap siklus dilakukan beberapa tindakan, yang digambarkan sebagai berikut: 1.
Pra Tindakan a. Peneliti melakukan observasi kegiatan belajar mengajar terlebih dahulu, kegiatan pembelajaran di kelas II (dua) SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat. b. Wawancara terhadap siswa dan guru mata pelajaran yang lain untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa secara umum, khususnya pada siswa kelas II (dua) SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat.
2.
Tindakan Riil di Kelas a. Tahap Perencanaan 1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa. 2) Membuat rencana pembelajaran. 3) Membuat instrument yang digunakan dalam siklus penelitian tindakan kelas, alat bantu dan media yang diperlukan. 4) Membuat alat evaluasi b. Tahap Pelaksanaan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang telah direncanakan.
28
c. Tahap Pengamatan (Observasi) Pada tahap ini dilakukan pengamatan (observasi) terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar pengamatan (observasi). d. Tahap Refleksi Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis, pada tahap ini pengajar dapat merefleksi diri berdasarkan hasil observasi dan diskusi untuk mengkaji apakah tindakan yang telah dilakukan dapat meningkatkan kreatifitas belajar PAI materi Asmaul Husna melalui metode permainan. F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Intervensi tindakan yang diharapkan dari data kuantitatif ditetapkan pada kriteria bahwa semakin baik strategi pembelajaran penerapan kooperatif tipe jigsaw, menunjukkan adanya kriteria peningkatan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini. Jadi seumpama pada siklus ke-2 kategori sangat paham lebih besar daripada siklus ke-1 berarti terjadi peningkatan yang positif. G. Data dan Sumber Data Data yang digunakan adalah data primer dari subyek yang diteliti yang bersumber dari hasil belajar siswa siswa SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat tahun pelajaran 2013/2014 selama proses penelitian. Sumber data dalam penelitian tindakan kelas ini berasal dari subyek penelitian atau dari siswa yang merupakan sumber data primer yaitu nilai ulangan harian siswa baik nilai ulangan harian sebelum tindakan kelas maupun setelah dilakukanya tindakan kelas oleh guru. H. Instrumen Pengumpulan Data Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.
Observasi Pada tahapan ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan
tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang memuat catatan-catatan tentang situasi yang terjadi di dalam kelas selama tindakan berlangsung.
29
2.
Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan sumber non manusia, sumber ini adalah
sumber yang cukup bermanfaat sebab telah tersedia sehingga akan relatif murah pengeluaran biaya untuk memperolehnya, merupakan sumber yang stabil dan akurat sebagai cermin situasi/kondisi yang sebenarnya serta dapat dianalisis secara berulang-ulang dengan tidak mengalami perubahan. 5 3.
Tes Hasil Belajar Yaitu mengadakan tes kepada beberapa siswa. Dengan cara ini peneliti dapat
mengetahui sejauhmana keberhasilan siswa dalam mengikuti materi pelajaran dengan menggunakan metode permainan. I.
Teknik Pengumpulan Data Dalam rangka menghimpun data untuk dijadikan suatu kesimpulan, maka
teknik penelitian dilakukan dengan melalui catatan observasi dan hasil evaluasi yang dilakukan sejak awal penelitian sampai dengan siklus terakhir. Catatan observasi dipergunakan untuk mengetahui peningkatan kreativitas siswa dan pemunculan keterampilan kooperatis siswa, sedangkan evaluasi dilakukan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa. Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah dan hambatan yang dijumpai, kemudian dilanjutkan dengan refleksi dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Salah satu aspek penting dari kegiatan refleksi adalah evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan. J.
Analisis Data dan Interpretasi Data Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran
perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon
5
Penulisan Skripsi FITK, Op. Cit.hlm.57
30
siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta kreativitas siswa selama proses pembelajaran. Data yang diperoleh dari pengamatan dan penilaian selama proses pembelajaran dan hasil pembelajaran diklasifikasikan berdasarkan kelompok siswa dalam kelas yang selanjutnya dianalisis dengan teknik analisa data kualitatif. Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa data utama yang dianalisis adalah data verbal dari peneliti sendiri, yang berupa gambaran terperinci dari proses dan hasil belajar siswa. Sedangkan data penunjang meliputi data dari hasil observasi. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu: 1.
Untuk menilai ulangan atau tes formatif. Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
Keterangan :
= Nilai rata-rata Σ X = Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa
2.
Untuk ketuntasan belajar. Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 85% atau nilai 75
P =
∑ siswa yang tuntas belajar ∑ siswa
x 100%
31
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan Pada pengembangan perencanaan tindakan, kegiatan penelitian akan dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan siklus sebagai berikut: 1.
Perencanaan Tindakan Siklus 1 a. Perencanaan 1)
Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan penerapan metode permainan untuk meningkatkan kreatifitas belajar PAI materi Asmaul Husna.
2)
Membuat
rencana
pembelajaran
metode
permainan
untuk
meningkatkan kreatifitas belajar PAI materi Asmaul Husna
dan
lembar observasi. 3)
Membuat instrument yang digunakan dalam siklus penelitian tindakan kelas, alat bantu dan media yang diperlukan.
4)
Membuat alat evaluasi sejenis tes untuk mengetahui siswa dalam menyelesaikan masalah yang dilaksanakan dalam disetiap akhir siklus.
b. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran metode permainan untuk meningkatkan kreatifitas belajar PAI materi Asmaul Husna yang telah direncanakan. Adapun langkah-langkah pada tindakan ini adalah sebagai berikut: 1)
2)
Persiapan Guru. a)
menentukan topik.
b)
merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK).
c)
menyiapkan alat bahan bahan untuk permainan.
d)
menyusun petunjuk pelaksanaan metode permainan.
Pelaksanaan a)
guru menjelaskan maksud dan tujuan serta proses permainan.
b)
siswa dibagi atas beberapa kelompok.
c)
caranya: misal:
32
(1) guru membagi atau memasang alat atau bahan permainan. (2) siswa melakkan kegiatan permainan. (3) siswa
melaporkan
hasil
permainan,
yaitu
beberapa
pengertian atau konsep tertentu kepada guru c. Observasi Pada tahapan ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang memuat catatancatatan tentang situasi yang terjadi didalam kelas selama tindakan berlangsung. d. Refleksi Dari hasil observasi dikumpul dan dianalisis pada tahap ini. Dari hasil yang didapatkan peneliti dapat merefleksi diri dengan melihat data hasil observasi apakah kegiatan yang dilakukan telah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil refleksi pada siklus I ini dijadikan barang pertimbangan untuk membuat perencanaan pada siklus II, sedangkan hal-hal yang sudah baik akan dipertahankan. Indikator untuk melanjutkan ke siklus berikutnya adalah peningkatan pemahaman yang dicapai siswa dengan capaian minimal sekurangkurangnya 65% siswa telah mencapai nilai tuntas (di atas minimal). 2.
Perencanaan Tindakan Siklus 2 a. Perencanaan 1) Malanjutkan aktivitas yang telah dilakukan pada siklus I, membenahi kelemahan pada siklus I. 2) Mempebaiki dan membenahi kelemahan siklus I. 3) Merencanakan kembali skenario pembelajaran merujuk hasil refleksi dari siklus I. 4) Melaksanakan tindakan perbaikan.
33
b. Pelaksanaan Tindakan Pada tahapan ini, tindakan yang dilakukan sesuai dengan perbaikan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Langkah yang dilakukan relatif sama dengan pelaksanaan pada siklus I dengan mengadakan perbaikan pada metode mengajar yang diterapkan. c. Observasi Pada prinsipnya observasi yang dilaksanakan pada siklus II hampir sama dengan pelaksanaan pada siklus I. d. Refleksi Dari hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpul dan dianalisis pada tahap ini. Dari hasil yang didapatkan peneliti dapat membuat kesimpulan atas metode permainan yang dilakukan selama 2 siklus. Indikator berakhirnya siklus adalah peningkatan pemahaman yang dicapai siswa dengan capaian minimal sekurang-kurangnya 85% siswa telah mencapai nilai tuntas (di atas minimal).
BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Sekolah 1.
Sejarah Berdiri SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat yang beralamat di Jl. Kali Baru no. 34
Kelurahan Kramat Kecamatan Senen dikepalai oleh Kepala Sekolah Ibu Hj. Rahima, S.Pd., didirikan sekitar pada tahun 1960, oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Pada tahun 1980 SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat mendapatkan bantuan ringan dari pemerintah setempat untuk bangunan fisik berupa ruang kegiatan belajar. Kemudian pada tahun 2000 kembali mendapatkan bantuan ringan dari pemerintah setempat juga untuk bangunan fisik berupa ruang kegiatan belajar siswa. Terakhir pada tahun 2010 gedung SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat direnovasi total oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta, hal ini bertujuan untuk lebih meningkatkan kualitas pendidikan yang berada di daerah tersebut. Secara geografis SDN Kramat Kramat 03 pagi terletak di daerah yang kurang kondusif dan sehat, karena di depan sekolah terdapat TPS (Tempat Pembuangan Sampah) dan daerah pinggir rel kereta yang tidak jauh dari stasiun kereta senen. Siswa-siswi SDN Kramat 03 Pagi banyak yang berasal dari anak-anak pinggir rel yang rumah mereka hanya terbuat dari terpal plastik dan kardus. Padahal sekolah ini juga tidak jauh dari Monumen Nasional (Monas) dan gedung-gedung pemerintahan bahkan pusat perbelanjaan (Mall). Dari pihak sekolah sudah pernah meminta agar TPS dipindahkan, namun sampai saat ini belum ada solusinya.Tapi kendati demikian, prestasi siswa-siswi di sekolah ini cukup bagus dan mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lain yang eksistensinya jauh lebih bersih, sehat dan kondusif, hal ini terbukti dengan pernah menjadi juara umum selama 2 tahun berturut-turut di acara Pentas PAI (LOKETA).
34
35
2.
Visi dan Misi Visi SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat adalah: “Menjadikan lembaga
pendidikan yang dinikmati masyarakat,unggul dalam prestasi berdasarkan iman dan takwa” Sedangkan misi SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat adalah sebagai berikut: a.
Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga peserta didik dapat berkembang secara optimal.
b.
Menciptakan sekolah yang kondusif,aman dan nyaman.
c.
Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran-ajaran agama yang dianut dan budaya bangsa,sehingga menjadi arif dalam bertindak.
d.
Menerapkan managemen partisipatif dengan seluruh warga sekolah dan komite sekolah.
3.
Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan susunan kepengurusan yang ada pada sebuah
lembaga, tersusun secara sistematis dan hirarkis berdasarkan urutan kepengurusan dari yang tertinggi sampai yang terbawah, dari ketua sampai anggota. Hal ini bertujuan untuk mempertanggungjawabkan sebuah lembaga supaya mampu menjalankan program sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART). Berikut struktur organisasi SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat Tahun Pelajaran 2013/2014 adalah sebagai berikut: Pembina Sekolah
:
Komite Sekolah
:
Kepala Sekolah
:
Bendahara Sekolah
:
Tata Usaha
:
Staf Tata Usaha
:
PKS. Kurikulum
:
PKS. Kesiswaan
:
-
OSIS
:
-
Kepramukaan
:
36
-
PMR
:
-
Olahraga/Kesenian
:
PKS. Sarana Prasarana
:
PKS. Humasy
:
Operator Sekolah
:
4.
Kurikulum Kurikulum pembelajaran yang digunakan oleh SDN Kramat 03 Pagi Jakarta
Pusat Tahun Pelajaran 2013/2014 adalah Kurikulum 2013. 5.
Keadaan Personalia Personalia SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat Tahun Pelajaran 2013/2014
adalah sebagai berikut: Tabel 2.4 Keadaan Personalia Sekolah No
Nama
1. Hj. Rahima, S.Pd 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Jabatan Kepala Sekolah
Pendidikan Terakhir
37
6.
Keadaan Siswa Keadaan siswa SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat Tahun Pelajaran
2013/2014 adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Keadaan Siswa Sekolah
L
Siswa P
Jml
1
16
13
29
II
1
11
9
20
III
1
10
17
27
IV
1
11
24
35
V
1
18
9
27
VI
1
13
20
33
6
79
92
171
Kelas
Rombel
I
Jumlah 7.
Sarana Prasarana Keadaan sarana prasarana SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat Tahun
Pelajaran 2013/2014 adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Keadaan Sarana Prasarana Sekolah
No
Jenis Prasarana
Jumlah
Kondisi Baik
1
Ruang Kelas
5
√
2
Ruang Kepala Sekolah
1
√
3
Ruang Guru
1
√
4
Ruang MCK
2
√
5
Alat Kesenian PAI
2 shet
√
6
Proyektor
1
√
7
Laptop
5
√
8
Infokus
2
√
Rusak
38
B. Analisis Data Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi berupa pengamatan pengelolaan metode permainan dan pengamatan kreativitas siswa serta guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus. Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data tersebut harus sesuai dengan tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian pembelajaran yang sudah direncanakan. Data lembar observasi diambil dari pengamatan pengelolaan pembelajaran yang digunakan untuk mengetahui penerapan metode permainan dalam peningkatan kreativitas belajar PAI. Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran PAI setelah diterapkan metode permainan.
C. Interpretasi Hasil Analisis 1.
Prasiklus Pada pra siklus ini guru bidang studi Pendidikan Agama Islam SDN Kramat
03 Pagi Jakarta Pusat melakukan pembelajaran seperti biasa tetapi tidak menggunakan metode permainan. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif dengan tujuan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran
pendidikan
agama Islam di SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat ini adalah 65. Jadi apabila siswa telah mencapai nilai 65 maka akan dinyatakan tuntas belajarnya, sedangkan bagi siswa yang belum mencapai nilai 65, maka dinyatakan belum tuntas atau tidak tuntas. Adapun data hasil penelitian pada pra siklus adalah sebagai berikut:
39
Tabel 5.4 Hasil Tes Siswa Pada Prasiklus
No
Nama Responden
No. Induk
Nilai
Ket. T
TT
1
Adinda Dwi Azhari
080901022
5
√
2
Ahmad Afifudin
080901028
5
√
3
Alfaini Azizah
080901038
6.5
4
Arya Sabar
091001001
6
√
5
Damar Nur Annisa
091001002
5
√
6
Della Maulidina
091001004
5.5
√
7
Fathan Hidayat
091001006
5.5
√
8
Firman Maulana
091001007
5
√
9
Gilang Achkbar
091001010
5
√
10
Hotimah
091001012
6
√
11
Icha
091001015
6.5
12
Ismi Nabila
091001020
5.5
13
M Fiqih
091001021
6.5
√
14
M Bayu Arif
091001023
7
√
15
M Rafli
091001025
7.5
√
16
M Fajar
091001026
8
√
17
M Ridho
091001031
6
√
18
Mutiah
091001032
5.5
√
19
Natasyah Elyansyah
091001034
5.5
√
20
Nayla Fitriyah
091001044
5.5
√
21
Nurhasanah
091001053
5.5
√
22
Pianti Yubaini
111203080
6
√
23
Putri Sriwanda
070801052
6.5
√
24
Randika Fardhana
080901002
7
√
25
Rasniwandi
080901025
7
√
26
Retno Nur Ariyanti
080901026
6
√
√ √
√
40
No
Nama Responden
No. Induk
Nilai
Ket. T
TT
27
Revalina Muntu
091001008
6
√
28
Shafira Nabila
091001009
6
√
29
Shania Maulidya Kinaya
091001011
7
√
30
Siti Hanifah
091001016
7
√
31
Siti Nurhabibah
091001018
7.5
√
32
Supsuliati
091001028
6.5
√
33
Surya Pratama
091001029
7.5
√
34
Suryani
091001030
7.5
√
35
Syarifa Putri
091001033
6
√
36
Zahra Amelia
091001036
6
√
Jumlah
223
Rata-rata
6.19
Keterangan: T
:
Tuntas
TT
:
Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas
:
15
Jumlah siswa yang belum tuntas :
21
Klasikal
Belum tuntas
:
Tabel 6. 4 Rekapitulasi Hasil Tes Prasiklus No
Uraian
Hasil Siklus I
1
Nilai rata-rata tes formatif
6.19
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
15 siswa
3
Persentase ketuntasan belajar
41,66 %
41
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebelum menerapkan metode permainan untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 6.19 dan ketuntasan belajar mencapai 41,66% atau ada 15 siswa dari 36 siswa yang sudah tuntas belajar. Hasil pada pra siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar dan kreativitas siswa dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam belum meningkat, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 41,66% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa belum mengerti apa yang dimaksudkan oleh guru dan pembelajaran belum menggunakan metode permainan.
Grafik 1.4 Hasil Tes Siswa Pada Prasiklus
25 20 15
Tuntas
10
Tidak Tuntas
5 0 PRASIKLUS
Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar pada kegiatan pra siklus baru mencapai 15 orang atau sekitar 41,66% dan yang belum tuntas belajar mencapai 21 orang atau sekitar 58,33%. Hal ini belum memenuhi indikator yang diharapkan. Sedangkan indikator yang ditetapkan oleh peneliti yaitu sebesar 85% dari siswa mencapai nilai di atas KKM sekolah.
42
2.
Siklus I
a.
Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri
dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1, dan alat-alat pengajaran yang mendukung. b.
Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada
tanggal 4 bulan maret tahun 2014 di SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat dengan jumlah siswa 36 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat motivasi keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut: Tabel 7.4 Hasil Tes Siswa Pada Siklus I
No
Nama Responden
No. Induk
Nilai
Ket. T
TT
1
Responden 1
080901022
5
√
2
Responden 2
080901028
5
√
3
Responden 3
080901038
7.5
4
Responden 4
091001001
6
√
5
Responden 5
091001002
5
√
6
Responden 6
091001004
6.5
√
7
Responden 7
091001006
6.5
√
8
Responden 8
091001007
5
√
9
Responden 9
091001010
5
√
10
Responden 10
091001012
7
√
√
43
No
Nama Responden
No. Induk
Nilai
Ket. T √
11
Responden 11
091001015
6.5
12
Responden 12
091001020
5.5
13
Responden 13
091001021
7.5
√
14
Responden 14
091001023
8
√
15
Responden 15
091001025
7.5
√
16
Responden 16
091001026
8.5
√
17
Responden 17
091001031
6
18
Responden 18
091001032
7.5
19
Responden 19
091001034
5.5
20
Responden 20
091001044
6.5
√
21
Responden 21
091001053
8.5
√
22
Responden 22
111203080
6
23
Responden 23
070801052
6.5
√
24
Responden 24
080901002
7
√
25
Responden 25
080901025
7
√
26
Responden 26
080901026
6
27
Responden 27
091001008
6.5
28
Responden 28
091001009
6
29
Responden 29
091001011
7
√
30
Responden 30
091001016
7.5
√
31
Responden 31
091001018
8.5
√
32
Responden 32
091001028
6.5
√
33
Responden 33
091001029
8.5
√
34
Responden 34
091001030
8.5
√
35
Responden 35
091001033
6.5
√
36
Responden 36
091001036
7
√
Jumlah
241
Rata-rata
6.69
TT √
√ √ √
√
√ √ √
44
Keterangan: T
:
Tuntas
TT
:
Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas
:
24
Jumlah siswa yang belum tuntas :
12
Klasikal
Belum tuntas
:
Tabel 8.4 Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I
No
Uraian
Hasil Siklus I
1
Nilai rata-rata tes formatif
6.69
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
24 siswa
3
Persentase ketuntasan belajar
66,66 %
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode permainan diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 6.69 dan ketuntasan belajar mencapai 66,66% atau ada 24 siswa dari 36 siswa yang sudah tuntas belajar. c.
Refleksi Hasil pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar dan
kreativitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam belum meningkat karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 66,66% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dengan strategi yang diterapkan dalam pembelajaran oleh guru melalui metode permainan.
45
Grafik 2.4 Hasil Tes Siswa Pada Siklus 1
25 20 15 Tuntas
10
Tidak Tuntas
5 0 SIKLUS I
Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar pada kegiatan siklus 1 sudah mulai mencapai 24 orang atau sekitar 66,66% dan yang belum tuntas belajar mencapai 12 orang atau sekitar 33,34%. Ini pun belum memenuhi indikator yang diharapkan. Sedangkan indikator yang ditetapkan oleh peneliti yaitu sebesar 85% dari siswa mencapai nilai di atas KKM sekolah. Maka tindakan pun dilanjut ke siklus II. 3.
Siklus II (Perbaikan)
a.
Tahap Perencanaan Tahap perencanaan dalam siklus II ini sama seperti yang diterapkan pada
siklus I pada tahap perencanaan yang terdiri dari RPP, LKS, soal tes dengan menggunakan metode permainan, yang berbeda dari perencanaan siklus II ini yaitu, soal diperdalam dengan tingkat kemampuan tidak hanya di C1 (Kognitif 1 atau
menyebutkan)
tetapi
juga
sampai
ke
C2,
C3
(memahami
dan
mengaplikasikan). Dalam metode permainan dilengkapi dengan ceramah atau penjelasan dari kesimpulan materi untuk meningkatkan kreativitas siswa.
46
b.
Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada
tanggal 25 bulan maret tahun 2014 di SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat dengan jumlah siswa 36 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses
belajar
mengajar
mengacu
pada
rencana
pembelajaran
dengan
memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan kreativitas siswa selama proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. KKM pada siklus kedua ini masih sama dengan siklus pertama, tetapi ada perubahan ketuntasan peserta didik pada siklus kedua ini. Perubahan ini adalah meningkatnya jumlah siswa yang tuntas dalam pelajaran Pendidikan agama Islam maupun dari jumlah nilai masing-masing siswa. Peningkatannya sebesar 85 % lebih, untuk lebih jelasnya dapat dilihat hasil belajar siswa pada table di bawah ini. Tabel 9.4 Hasil Tes Siswa Pada Siklus II No
Nama Siswa
No. Induk
Nilai
Ket. T
1
Responden 1
080901022
7
√
2
Responden 2
080901028
7
√
3
Responden 3
080901038
8
√
4
Responden 4
091001001
7
√
5
Responden 5
091001002
7
√
6
Responden 6
091001004
7.5
√
7
Responden 7
091001006
7
√
8
Responden 8
091001007
6.5
√
9
Responden 9
091001010
7
√
10
Responden 10
091001012
7.7
√
TT
47
No
Nama Siswa
No. Induk
Nilai
Ket. T √
11
Responden 11
091001015
7
12
Responden 12
091001020
6
13
Responden 13
091001021
8
√
14
Responden 14
091001023
8.5
√
15
Responden 15
091001025
8
√
16
Responden 16
091001026
9
√
17
Responden 17
091001031
7.5
√
18
Responden 18
091001032
8
√
19
Responden 19
091001034
5
20
Responden 20
091001044
6.5
√
21
Responden 21
091001053
8.5
√
22
Responden 22
111203080
6
23
Responden 23
070801052
6.5
√
24
Responden 24
080901002
7
√
25
Responden 25
080901025
7
√
26
Responden 26
080901026
6
27
Responden 27
091001008
6.5
28
Responden 28
091001009
6
29
Responden 29
091001011
7.5
√
30
Responden 30
091001016
7.5
√
31
Responden 31
091001018
9
√
32
Responden 32
091001028
7
√
33
Responden 33
091001029
9
√
34
Responden 34
091001030
9
√
35
Responden 35
091001033
8
√
36
Responden 36
091001036
7.5
√
Jumlah
263.2
Rata-rata
7.31
TT √
√
√
√ √ √
48
Keterangan: T
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas
: 31
Jumlah siswa yang belum tuntas : 5 Klasikal
: Tuntas
Tabel 10.4 Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II
No
Uraian
Hasil Siklus II
1
Nilai rata-rata tes formatif
7.31
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
31 siswa
3
Persentase ketuntasan belajar
86,11 %
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 7,31 dan ketuntasan belajar mencapai 86,11% atau ada 31 siswa dari 36 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini motivasi pembelajaran siswa dalam ketuntasan belajar secara klasikal telah megalami peningkatan dan menurut petunjuk penerapan ketuntasan belajar bahwa secara klasikal kreativitas siswa dalam ketuntasan belajar pada siklus II ini karena telah mencapai ≥ 85 %. Adanya peningkatan kreativitas siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan metode permainan dan siswa juga sudah mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan metode permainan.
49
c.
Refleksi Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun
yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan metode permainan. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut: 1)
Selama
proses
belajar
mengajar
guru
telah
melaksanakan
semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar. 2)
Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa termotivasi selama proses belajar berlangsung di lihat dari hasil belajar siswa.
3)
Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4)
Hasil belajar dan kreativitas siswa pada siklus II mencapai ketuntasan.
5)
Akan dilaksanakan kembali siklus III untuk mencapai angka ketuntasan tertinggi.
d.
Revisi Pelaksanaan Pada siklus II guru telah menerapkan metode permainan dengan baik dan
dilihat dari kreativitas siswa serta hasil belajar siswa dalam pelaksanaan proses belajar mengajar untuk meningkatkan kreativitas siswa sudah berjalan dengan baik tetapi belum seluruhnya siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode permainan dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat tercapai.
50
Grafik 3.4 Hasil Tes Siswa Pada Siklus 2 (Perbaikan)
35 30 25 20
Tuntas
15
Tidak Tuntas
10 5 0 SIKLUS II (PERBAIKAN)
Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar pada kegiatan siklus 2 (perbaikan) sudah mencapai 31 orang atau sekitar 86,11% dan yang belum tuntas belajar mencapai 5 orang atau sekitar 13,89%. Ini membuktikan bahwa pembelajaran sudah memenuhi indikator yang diharapkan yaitu sebesar 85% dari siswa mencapai nilai di atas KKM sekolah. Namun untuk lebih meningkatkan motivasi belajar siswa, maka tindakan pun tetap dilanjut ke siklus III sebagai upaya peningkatan keberhasilan siswa.
4.
Siklus III (Peningkatan)
a.
Tahap Perencanaan Tahap perencanaan dalam siklus III ini sama seperti yang diterapkan pada
siklus I pada tahap perencanaan yang terdiri dari RPP, LKS, soal tes dengan menggunakan metode jigsaw, yang berbeda dari perencanaan siklus III ini yaitu, soal diperdalam dengan tingkat kemampuan tidak hanya di C1 (Kognitif 1 atau menyebutkan) tetapi juga sampai ke C2, C3 (memahami dan mengaplikasikan). Dalam metode permainan dilengkapi dengan ceramah atau penjelasan dari kesimpulan materi dan motivasi.
51
b.
Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada
tanggal 15 bulan april tahun 2014 di SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat dengan jumlah siswa 36 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses
belajar
mengajar
mengacu
pada
rencana
pembelajaran
dengan
memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. KKM pada siklus ketiga ini masih sama dengan siklus pertama, tetapi ada perubahan ketuntasan peserta didik pada siklus kedua ini. Perubahan ini adalah meningkatnya jumlah siswa yang tuntas dalam pelajaran Pendidikan agama Islam maupun dari jumlah nilai masing-masing siswa. Peningkatannya sebesar 95 % lebih, untuk lebih jelasnya dapat dilihat hasil belajar siswa pada table di bawah ini.
Tabel 11.4 Hasil Tes Siswa Pada Siklus III No
Nama Siswa
No. Induk
Nilai
Ket. T
1
Responden 1
080901022
8
√
2
Responden 2
080901028
8
√
3
Responden 3
080901038
9
√
4
Responden 4
091001001
8
√
5
Responden 5
091001002
8
√
6
Responden 6
091001004
8.5
√
7
Responden 7
091001006
8
√
8
Responden 8
091001007
9
√
TT
52
No
Nama Siswa
No. Induk
Nilai
Ket. T
9
Responden 9
091001010
9
√
10
Responden 10
091001012
8.5
√
11
Responden 11
091001015
8
√
12
Responden 12
091001020
7
√
13
Responden 13
091001021
8.5
√
14
Responden 14
091001023
9
√
15
Responden 15
091001025
8
√
16
Responden 16
091001026
9.5
√
17
Responden 17
091001031
8.5
√
18
Responden 18
091001032
9
√
19
Responden 19
091001034
5.5
20
Responden 20
091001044
7.5
√
21
Responden 21
091001053
9.5
√
22
Responden 22
111203080
7
√
23
Responden 23
070801052
6.5
√
24
Responden 24
080901002
8
√
25
Responden 25
080901025
7.5
√
26
Responden 26
080901026
6.5
√
27
Responden 27
091001008
8
√
28
Responden 28
091001009
7
√
29
Responden 29
091001011
8
√
30
Responden 30
091001016
8
√
31
Responden 31
091001018
9
√
32
Responden 32
091001028
7.5
√
33
Responden 33
091001029
9.5
√
34
Responden 34
091001030
9
√
35
Responden 35
091001033
8
√
36
Responden 36
091001036
8
√
Jumlah
350
Rata-rata
9.72
TT
√
53
Keterangan: T
:
Tuntas
TT
:
Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas
:
35
Jumlah siswa yang belum tuntas :
1
Klasikal
Tuntas
:
Tabel 12.4 Rekapitulasi Hasil Tes Siklus III No
Uraian
Hasil Siklus III
1
Nilai rata-rata tes formatif
9.72
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
35 siswa
3
Persentase ketuntasan belajar
97,22 %
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 9,72 dan ketuntasan belajar mencapai 97,22% atau ada 35 siswa dari 36 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus III ini peningkatan motivasi anak dalam ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan dan hampir seluruhnya tuntas. Menurut petunjuk penerapan ketuntasan belajar bahwa secara klasikal siswa telah tuntas belajar dan adanya peningkatan motivasi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siklus III ini karena telah mencapai ≥ 85 %. Adanya peningkatan motivasi siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan metode permainan. Pada siklus III ini ketuntasan secara klasikal telah tercapai, sehingga penelitian ini hanya sampai pada siklus III.
54
c.
Refleksi Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun
yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan motivasi anak dengan penerapan metode permainan. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut: 1)
Selama
proses
belajar
mengajar
guru
telah
melaksanakan
semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang mendekati sempurna dan persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar. 2)
Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa peningkatan motivasi siswa dalam pembelajaran Pendidikan agama Islam meningkat dan siswa aktif selama proses belajar berlangsung.
3)
Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4)
Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan dan peningkatan.
d.
Revisi Pelaksanaan Pada siklus III guru telah menerapkan metode permainan dengan lebih baik
dan dilihat dari kreativitas siswa serta hasil belajar siswa sehingga motivasi siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam meningkat dan pelaksanaan proses belajar mengajar berjalan dengan baik. Hal yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode permainan dapat meningkatkan kreativitas siswa dan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
55
Grafik 4.4 Hasil Tes Siswa Pada Siklus 3 (Peningkatan)
35 30 25 20
Tuntas
15
Tidak Tuntas
10 5 0 SIKLUS II (PERBAIKAN)
Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar pada kegiatan siklus 3 (peningkatan) sudah mencapai 35 orang atau sekitar 97,22% dan yang belum tuntas belajar mencapai 1 orang atau sekitar 2,78%. Ini membuktikan bahwa pembelajaran sudah memenuhi indikator yang diharapkan yaitu sebesar 85%, bahkan melebihi target yang diharapkan dari siswa mencapai nilai di atas KKM sekolah. Oleh karena itu kegiatan tindakan diberhentikan, artinya tindakan yang sudah dilaksanakan oleh peneliti sudah berhasil dan dapat dipertanggungjawabkan.
D. Pembahasan 1.
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode permainan memiliki
dampak positif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II dan III) yaitu masing-masing 66,66%, 86,11% dan 97,22%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai sehingga motivasi siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam meningkat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
56
Tabel 13.4 Hasil Belajar Siswa Tuntas No.
Siklus
Ratarata
Tidak Tuntas
Siswa
Persen (%)
Siswa
Persen (%)
1.
Pra Siklus
6,19
15
41,66
21
58,34
2.
I
6.69
24
66,66
12
33,34
3.
II
7,31
31
86,11
5
13,89
4
III
9,72
35
97,22
1
2,78
Grafik 5.4 Peningkatan Hasil Tes Siswa Dari Prasiklus ke Siklus III
35 30 25 20
Tuntas
15
Tidak Tuntas
10 5 0 PS
Siklus I
Siklus II Siklus III
Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa metode permainan memiliki dampak positif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan yang signifikan dari siklus ke siklus berikutnya. Pada kegiatan
57
prasiklus jumlah siswa yang tuntas belajar pada baru mencapai 15 orang atau sekitar 41,66% dan yang belum tuntas belajar mencapai 21 orang atau sekitar 58,33%. Pada siklus I, jumlah siswa yang tuntas belajar pada kegiatan siklus 1 sudah mulai mencapai 24 orang atau sekitar 66,66% dan yang belum tuntas belajar mencapai 12 orang atau sekitar 33,34%. Pada siklus II, jumlah siswa yang tuntas belajar pada kegiatan siklus 2 (perbaikan) sudah mencapai 31 orang atau sekitar 86,11% dan yang belum tuntas belajar mencapai 5 orang atau sekitar 13,89%. Pada siklus III, jumlah siswa yang tuntas belajar pada kegiatan siklus 3 (peningkatan) sudah mencapai 35 orang atau sekitar 97,22% dan yang belum tuntas belajar mencapai 1 orang atau sekitar 2,78%. Oleh karena itu dapat diambil keputusan pula bahwa siklus dapat diberhentikan (tidak lanjut ke siklus berikutnya) karena hasil belajar siklus III sudah mencapai indikator keberhasilan hasil belajar siswa.
2.
Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas guru dalam proses metode
permainan dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Ini berdasarkan pada kemampuan guru dalam mengawali pembelajaran, mengelola pembelajaran dalam startegi kontekstual dengan cara memberi bimbingan pada setiap siswa. Pemberian penjelasan pada setiap materi, melakukan tanya jawab secara terbuka kepada seluruh siswa, serta dengan pemberian tugas atau evaluasi di akhir pembelajaran. Hal ini berdampak positif terhadap peningkatan motivasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. 3.
Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh kreativitas siswa dalam proses
pembelajaran agama islam pada pokok bahasan diskusi tentang asma’ul husna yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat atau media, mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa atau
58
antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa kreativitas siswa dapat dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langah-langkah metode permainan dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan LKS atau menemukan konsep, menjelaskan atau melatih menggunakan alat, memberi umpan balik, evaluasi, dan tanya jawab dimana presentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Pembelajaran dengan menerapkan metode permainan dapat meningkatkan kreativitas siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu pra siklus (41,66%), siklus I (66,66%), siklus II (86,11%) dan siklus III (97,22%) dengan nilai rata-rata pada pra siklus adalah 6,19, sikus I adalah 6,69 pada siklus II adalah 7,31 sedangkan pada siklus III adalah 9,72.
2.
Penerapan metode permainan mempunyai hasil yang positif, yaitu dapat meningkatkan kreativitas siswa yang ditunjukkan dengan hasil belajar siswa yang signifikan. Dari kesimpulan di atas dapat dikatakan bahwa penerapan metode permainan
dapat meningkatkan kreativitas belajar PAI pada materi asmaul husna siswa kelas II semester II tahun pelajaran 2013/2014 di SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat. Dengan kata lain hipotesis penelitian ini diterima.
B. Saran-saran Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar Agama Islam lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut: 1.
Untuk menerapkan metode permainan memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan metode permainan dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
59
60
2.
Dalam rangka meningkatkan kreativitas belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai strategi pembelajaran, walaupun dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
3.
Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat Tahun Pelajaran 2013/2014.
DAFTAR PUSTAKA
Alya, Qonita, (2009), Kamus Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Dasar. Jakarta: PT. Indahjaya Adipratama. Arikunto, Suharsimi, (2006), Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Asmuri, dkk, (2011). Pendidikan Agama Islam 2 untuk Siswa SD/MI Kelas II, Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Agama Islam. Asrori, Mohammad, (2009), Psikologi Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima. Budimansyah, Dasim, dkk. (2008), PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Bandung: PT. Ganesindo. Dwisetiawan 1987. Metode Tugas dan Metode Permainan. (Posted on : January, 11 2013) dwisetiawan1987.wordpress.com/2013/01/11/25. Fatra, Maifalinda, (2010), Bahan Ajar PLPG. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: FITK. UIN Syarif Hidayatullah. Koswara, D. Deni, (2008), Bagaimana Menjadi Guru Kreatif. Bandung: PT. Pribumi Mekar. Majid, Abdul, (2012), Perencanaan Pembelajaran, Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Merefresh, Anna, (2004), Imajinasi dan Kreativitas Anak-anak. Jakarta: Cerdas Pustaka, 2004 Munandar, Utami, (1999), Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Rohani, Ahmad, (2010), Pengelolaan Pembalajaran. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. S, Suparman,(2010), Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa. Yogyakarta: Pinus Book publisher. Sanjaya, Wina, (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Semiawan,Conny, R, (1999), Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Semiawan, Conny, R, Dkk, (1990), Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa di Sekolah Menengah, Jakarta: Graha Media.
61
62
Semiawan, Conny, R, (1999), Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sudjana, Nana, (2010), Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar . Bandung: SinarBaru Algesindo. Suherman, Eman dan Sukjaya, Yaya, (1990), Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung : Wijayakusumah. Sumiati dan Asra, (2009), Metode Pembelajaran, Bandung: CV. Wacana Prima Surakhmad, Winarno, (1985), Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode Teknik, Bandung: Tarsito. Syaiful
Arif, Muhammad. Arif_Nie Metode-Metode Pembelajaran mbahayib.blogspot.com/2013/01/metode-metode-pembelajaran.html. (Posting : Rabu, 16 Januari 2013). Pukul : 04.22
Syah, Muhibbin, (2010), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Tedjasaputra, Mayke S, (2005). Bermain, Mainan dan Permainan untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta: PT Grasindo Gramedia Widiasarana Indonesia. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Tim Penyusun Revisi Pedoman Penulisan Skripsi FITK, (2011), Pedoman Penulisan Skripsi, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah. Uzer Usman, Moh. dan Setiawati, Lilis, (1998), Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Lamoiran 1: Instrumen Penelitian (Lemlar Observasil
LEMBAR OBSERVASI AI(TIVITAS GURU TENTANG PENERAPAN METODE PERMAINAN DALAM PENINGKATAN KREATIFITAS BELAJAR PAI MATERI ASMA'UL HASNA
Pertemuan
Hari
:
Tansgal
:
Baik
Halyang diamati
No. I
:
Kernampuan mernbuka
a. Menarik
b.
p el aj
aran
:
perhatian siswa
Memberi acuan materi yang akan diajarkan
c. Memotivasi d. Melakukan
)
siswa apersepsi
Sikap guru pada proses pembelajaran:
a.
Posisi tempat dalam kelas
b.
Kejelasan suara dalam
berkomunikasi
c. Mimik dan penampilan d. Tidak melakukan gerakan
atau
ungkapan yang mengganggu perhatian siswa J.
Penguasaan materi pelaj aran
a. jelas dalam menempatkan materi ajar y ang disampaikan dengan
materi yang terkait lainnya
b. jelas dalam menyampaikan materi ajar
c. jelas dalam mernberikan contoh dan ilustrasi
Cukup
Kurang
[_ !;
Hal yang diamati
No.
d.
mencerminkan tentang penguasaan
materi yang disampaikan 4.
Penguasaan dalam langkah-langkah
pembelajaran
a.
Penyajian materi ajar sesuai dengan langkah-langkah RPP
b. Proses pembelajaran mencerminkan komunikasi antar guru dan siswa
c.
Cermat dalam menggunakan
waktu sesuai alokasi waktu yang telah dientukan
d.
Antusias dalam menanggapi respons siswa
5.
Penerapan metode pembelajaran
a.
Tepat dalam menggunakan metode
b. Terampil
dalam menggunakan
metode
c.
,,
Menggunakan jenis metode
Baik
Cukup
Kurang
r-
Lampiran 2: Hasil Validasi Instrumen (RPP Siklus
I dan Siktus III
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
SDN KRAMAT 03 PAGI JAKARTA PUSAT
Kelas/Semester
ul2
Alokasi Waktu
3 x 35 menit
Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam
A.
Standar Kompetensi
7. B.
Mengenal Asmaul Husna
Kompetensi Dasar 7.1. Menyebutkan lima dari Asmaul Husna
C. Indikator
l.
Menyebutkan lima dari Asmaul Husna dengan benar
D. Tujuan Pembelajaran
l.
Peserta didik dapat menyebutkan lima dari Asmaul Husna dengan benar
E. Nilai-nilai Karakter
1.
Religius
2.
Dapat dipercaya
4.
Peduli.
Bangsa
' 3. Rasa hormat dan tanggung jawab. F. Materi Pembelajaran 1. Materi Pokok Asmaul Husna
2.
Uraian Materi Terlampir
G. Metode Pembelajaran
l.
Ceramah
2.
Permainan
II.
Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan AwaI
(10 menit)
Dalam kegiatan awal, guru:
a. b.
Mengajak semua siswa berdoa.
Melakukan apersepsi dengan cara tanya jawab tentang materi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya.
c. Menjelaskan 2.
tujuan pembelajaran yang akan dibahas.
Kegiatan Inti (40 menit) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi:
a.
Guru menyampaikan materi Asmaul Husna yang dibacakan dengan lafal dan intonasi yang tepat.
b.
Peserta
didik diminta menyimak teks yang dibaca oleh salah seorang
peserta didik yang ditunjuk secara bergiliran mengenai materi yang diajarkan.
c.
Guru mengadakan forum tanya jawab tentang materi yang diajarkan.
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi
a.
:
Peserta didik secara klasikal menyebutkan lima dari Asmaul Husna
mengikuti bacaan guru.
b.
.
Peserta
didik
secara berkelompok menyebutkan
lima dari Asmaul
Husna.
c.
Peserta didik secara individu menyebutkan lima dari Asmaul Husna.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a.
Melalcukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui oleh peserta didik.
b.
Memberikan penguatan dan menlmpulkan materi kepada peserta didik untuk meluruskan jika terjadi kesalahpahaman.
3.
Kegiatan Akhir (20 menit) Dalam kegiatan akhir, guru:
.
a.
Memberikan evaluasi berupa postest untuk mengi.rkur sejauh mana keberhasilan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
b. c.
Mernberikan tugas pekerjaan rumah (PR).
Memberi instruksi kepada peserta didik untuk membereskan alat tulis sebagai bukti telah selesainya proses pembelajaran.
d.
I.
Memberikan instruksi kepada ketua kelas untuk memimpin doa.
Media dan Sumber Belajar
1. Media Tulisan lima Asmaul Husna di atas potongan karton atau papan tulis
2.
Sumber Belajar
a. b.
KTSP 2006 SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat
Asmuri, dkk,2011. Pendidikan Agama Islam 2 untuk SD Kelas IL
Hlm. 16-23. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.
J. Penilaian
l.
Prosedur Penilaian
2. Jenis Penilaian 3. Alat Penilaian 4. Bentuk Soal 5. Instrumen Soal
Tertulis Tes Tertulis Essay
Terlampir
Indikator
Teknik
Pencanaian Menyebutkan lima Asmaul
Penilaian Tes tulis
Bentuk Instrumen I
Pelafalan
Pilihan ganda
Husna 2
J
Esay Jawaban singkat
lnstrumen/ SoaI 1. Hadis Nabi yang artinya
:
Allah SWT mempunyai 99 nama, "Sesungguhnya
( membaca tiap hari ) masuk surga" barangsiapa hafal
(H.R.Tirmizi)
di
nama Allah SWT
antara 99 itu ada 5
yang harus kita tahu yaitu Sebutkan lima Asmaul Husna! 2. Allah SWT mempunyai nama al-gafur artinya .... a. Maha Pengampun b. Maha Pencipta c. Maha Penvelamat
Indikator
Teknik
Pencapaian
Penilaian
Bentuk Instrumen
Instrumenl Soal 3. Suka memberi pertolongan sebagai cermin nama Allah
swr.... a. As-Sami'
b, As-salam c. Al-basir 4. Bersikap mendengarkan sewaktu diberi pelajaran sebagai cermin nama
swr
Allah
....
a. As salam
b. al-khaliq c. as-sami'
5. Ana dan ani saling berjabatan tangan untuk saling minta maaf. Sebagai pengamalan nama
Allah SWT.... 6. Tukang kayu dapat membuat kursi, sebagai pengamalan nama
Allah SWT....
7. Nabi Ibrahim selamat dari kobaran api yang menyalanyala, berarti Allah SWT maha 8. Tukang batu membuat gedung. Hal ini sebagai cerminan nama
Allah SWT apa? 9. Kita tidak mau mencorat-coret tembok, walaupun tidak ada yang tahu. Hal ini sebagai cerminan nama Allah SWT apa?
10. Mengapa
benda yang kecilpun selalu dilihat oleh Allah SWT?
Jakarta, 05 Mei 2014
NIP:
Mengetahui, Kepala Sekolah
Mahasiswa
Hi. Rahima. S.Pd
Hanifah
1954 1224197
7
012002
NIM: 18100110000059
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
: Kelas/Semester : AlokasiWaktu ; Mata Pelajaran :
Nama
A.
Sekolah
SDN KRAMAT 03 PAGI JAKARTA PUSAT lU 2
2x35menit Pendidikan Agama Islam
Standar Kompetensi
7.
Mengenal Asmaul Husna
B. Kompetensi Dasar 7.2. Mengartikan lima dari Asmaul Husna
C. Indikator
1.
Mengartikan lima dari Asmaul Husna
2.
Menghhafal lima Asmaul Husna beserta artinya
D. Tujuan Pembelajaran
l.
Peserta didik dapat mengartikan lima dari Asmaul Husna
2.
Peserta didik dapat menghhafal lima Asmaul Husna beserta artinya
E. Nilai-nilai Karakter
.
1. 2. 3.
Bangsa
Religius Dapat dipercaya Rasa hormat dan tanggung jawab serta peduli.
F. Materi Pembelajaran 1. Materi Pokok Asrnaul Husna
2.
Uraian Materi Terlampir
G. Metode Pembelajaran
1. Ceramah 2. Permainan 3. Penugasan
H. Langkah-langkah Pembelajaran
l.
Kegiatan Awal (10 menit) Dalam kegiatan awal, guru:
a. b.
Mengajak semua siswa berdoa.
Melakgkan apersepsi dengan cara tanya jawab tentang materi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya dan mengenalkan bahan ajwankepada siswa mengenai arti dari lima Asmaul Husna
c. 2.
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dibahas.
Kegiatan Inti (40 menit) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi:
a.
Guru menyampaikan materi pantun anak yang dibacakan dengan lafal dan intonasi yang tePa.
b.
Peserta
didik diminta menyimak teks yang dibaca oleh salah seorang
peserta didik yang ditunjuk secara bergiliran mengenai materi yang diajarkan.
c. Guru mengadakan forum tanya jawab tentang materi yang diajarkan. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi
:
a. Peserta didik mengartikan lima dari Asmaul Husna secara klasikal, b. Peserta didik mengartikan lima dari Asmaul Husna secara
.
berkelompok.
c.
Peserta didik menghafal lima dari Asmaul Husna secara berkelompok.
d.
Peserta didik menghafal lima dari Asmaul Husna beserta artinya secara
individu.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a.
Melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui oleh peserta didik.
b.
Mernberikan penguatan dan menyimpulkan materi kepada peserta didik untuk meluruskan jika terjadi kesalahpahaman.
'
3.
Kegiatan Akhir (20 menit) Dalam kegiatan ak*rir, guru:
a.
Memberikan evaluasi berupa postest untuk mengukur sejauh mana keberhasilan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
b. c.
Memberikan tugas pekerjaan rumah (PR).
Memberi instruksi kepada peserta didik untuk membereskan alat tulis sebagai bukti telah selesainya proses pembelajaran.
d.
I.
Memberikan instruksi kepada ketua kelas untuk memimpin doa.
Media dan Sumber Belajar
1.
Media Tulisan lima Asmaul Husna di atas potongan karton dan bagian lain arti dari lima Asmaul Husna pada karton lainnya untuk dicocokkan
2.
Sumber Belajar
a. b.
KTSP 2006 SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat
Asmuri, dkk,2011. Pendidikan Agama Islam 2 untuk SD Kelas II.
Hlm. 16-23. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.
J. Penilaian
,
1. 2. 3.
Prosedur Penilaian
4. 5.
Jenis Penilaian
Tertulis
Alat Penilaian
Tes Tertulis
Bentuk Soal
Essay
Instrumen Soal
Terlampir
Indikator
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
)
Pencapaian Mengartikan lima Asmaul Husna
Tes tulis
Jawaban singkat
)
Hafal lima Asmaul
Tes tulis
Hafalan
Husna beserta
artinya Tes unjuk kerja
F Praktik
menulis huruf Hijaiah
Praktik Pilihan ganda
Instrumen/ Soal Apa arti Asmaul Husna As Sami'? Hafalkan lima Asmaul Husna beserta artinya! Salinlah kembali huruf Hijaiah bersambung di bawah ini denean
-
Indikator Pencapaian
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Instrumen/ Soal
bersambung 4.
benar! Suka membuat sesuatu yang baik sebagai cermin nama Allah SWT"
Esay a. al-khaliq b. al-basir
c. as-sami'
Jawaban
singkat
5.
Suka melihat
yang baik berarti pengamalan nama
Allah SWT
a. al-basi
b. al-khaliq c. as-sami' 6.
Manusia mendengar
melalui.... 7. Kita tidak mau
8.
9.
mencuri, karena dilihat oleh ... . Budi tidak mau menggunjing temannya. Mengapa? Siapakah yang menyelamatkan Nabi Isa as dari
kejaran rajayang dalim?
Jakarta, 12Mei2014
NIP:
Mengetahui, Kepala Sekolah
Mahasiswa
Hi. Rahima. S.Pd
Hanifalr
1954 1224197
7
012002
NIM: 18100110000059
IIASIL TES SISWA PADA PRASIKLUS' Nama Responden
No
No.Induk
Nilai
I
Adinda Dwi Azhari
080901022
5
2
Ahmad Afitudin
080901028
5
3
Alfaini Azizah
080901 038
6.5
4
Arya Sabar
091001001
6
5
Damar Nur Annisa
091001002
5
6
Della Maulidina
091001004
5.5
7
Fathan Hidayat
091001006
5.5
8
Firman Maulana Yusuf
091001007
5
9
Gilang Achkbar
0910010r0
5
10
Hotimah
091001012
6
11
Icha
091001015
6.5
t2
Ismi Nabila
091001020
5.5
13
M Fiqih
091001021
6.5
t4
M Bayu
091001023
7
15
M Rafli
091001025
7.5
t6
091 001 026
8
l7
M Fajar M Ridho
091 001 03
6
18
Mutiah
091 001 032
5.5
t9
Natasyah Elyansyah
091001034
5.5
20
Nayla Fitriyah
091001044
5.5
21
Nurhasanah
091 001 0s3
5.5
22
Pianti Yubaini
r
23
Putri Sriwanda
070801052
6.5
24
Randika Fardhana
080901 002
7
25
Rasniwandi
08090102s
7
26
Retno Nur Ariyanti
080901026
6
27
Revalina Muntu
091001008
6
28
Shafira Nabila
091001009
6
29
Shania Maulidya kinaya
09100101
1
7
30
Siti Hanifah
091001016
7
31
Siti Nur habibah
091001018
7\
32
Supsuliati arina
091001028
6.5
Arif
1
1
1203080
Ket.
T
TT
{ { { ,V
,{
{ { { { { ./
{ { { { { { { { { { {
6
{ { { { { { { { { {
T
Nama Responden
No
No.Induk
Nilai
Ket.
T
33
Surya Pratama
091001029
7.5
{
34
Suryani
091001030
7.5
./
35
Syarifa Putri
091001033
6
36
ZahraAmelia
091001036
6
Jumlah Rata;rata
TT
{ {
223 6.19
Keterangan:
T TT
Tuntas Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang belum tuntas
l5 2t
Klasikal
Belum tuntas
Jakarta, l2Mei2014 Mengetahui, Kepala Sekolatt
Mahasiswa
Hi. Rahima. S.Pd
Hanifah
NIM: 18100110000059
,|,
HASIL TES SISWA PADA SIKLUS I Nama Responden
No
No. Induk
Nilai
Ket.
T
TT
I
Adinda Dwi Azhari
080901022
5
i
2
Ahmad Afitudin
080901028
5
{
J
Alfaini Azizah
080901 038
7.5
4
Arya Sabar
091001001
6
5
Damar Nur Annisa
091001002
5
6
Della Maulidina
091001004
6.5
{
7
Fathan Hidayat
091001006
6.5
.l
8
Firman Maulana Yusuf
091001007
5
9
Gilang Achkbar
091001010
5
10
Hotimah
091001012
7
1t
Icha
09100101s
6.5
t2
Ismi Nabila
091001020
5.5
t3
M Fiqih
09100102r
7.5
t4
M Bayu
091001023
8
l5 t6
M Rafli
091001025
7.5
M Fajar
091 001 026
8.5
t7
M Ridho
09100103 I
6
18
Mutiah
091001032
7.5
t9
Natasyah Elyansyah
091001034
5.5
20
Nayla Fitriyah
091001044
6.5
Nurhasanah
091001053
8.5
))
Pianti Yubaini
1
23
Putri Sriwanda
0708010s2
6.5
24
Randika Fardhana
080901002
7
25
Rasniwandi
08090102s
7
26
Retno Nur Ariyanti
080901026
6
27
Revalina Muntu
091001008
6.5
28
Shafira Nabila
091001009
6
29
Shania Maulidya kinaya
09100101 I
7
30
Siti Hanifah
091001016
7.5
31
Siti Nur habibah
091 00101 8
8.5
'21
Arif
I 1203080
,v
{ {
{ { { { { { { { { { { { { { {
6 ,v
{ { { { { { { {
Nama Responden
No
No.Induk
Nilai
Ket.
T
32
Supsuliati arina
091001028
6.5
33
Surya Pratama
091001029
8.5
34
Suryani
091001030
8.5
{ { {
35
Syarifa Putri
091001033
6.5
v
36
ZahraAmelia
091001036
7
{
Jumlah Rata-rata
TT
241 6.69
Keterangan:
T TT Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang belum tuntas Klasikal
Tuntas Tidak Tuntas 24
t2 Belum tuntas
Jakarta, 12Mei2014 Mengetatrui, Kepala Sekolah
Hi. Rahima. S.Pd
Mahasiswa
Hanifah
NIM: 1800110000059
TIASIL TES SISWA PADA SIKLUS U
Nama Siswa
No
No.Induk
Nilai
I
Adinda Dwi Azhari
080901022
7
2
Ahmad Afifudin
08090r028
7
3
Alfaini Azizah
080901038
8
4
Arya Sabar
091001001
7
5
Damar Nur Annisa
091001002
7
6
Della Maulidina
091001004
7.5
7
Fathan Hidayat
091001006
7
8
Firman Maulana Yusuf
091001007
6.5
9
Gilang Achkbar
091001010
7
l0
Hotimah
091001012
7.7
ll
Icha
091 00101 5
7
t2
lsmi Nabila
091001020
6
13
M Fiqih
091001021
8
091001023
8.5
Rafli
091001025
8
Fajar
091001026
9
Ridho
091001 03
Arif
Ket.
T
{ { { { { { { { { { { { { { { { { {
t7
M M M M
18
Mutiah
091001032
8
L9
Natasyah Elyansyah
091001034
5
20
Nayla Fitriyah
091001044
6.s
{ ,v
t4 l5 16
'21
Bayu
1
7.5
TT
{
Nurhasanah
091001053
8.5
22
Pianti Yubaini
I I 1203080
6
23
Putri Sriwanda
070801052
6.5
{
24
Randika Fardhana
080901002
7
./
25
Rasniwandi
080901025
7
{
26
Retno Nur Ariyanti
080901026
6
27
Revalina Muntu
091001008
6.5
28
Shafira Nabila
09r001009
6
29
Shania Maulidya kinaya
09100101
1
7.5
./
30
Siti Hanifah
091001016
7.5
31
Siti Nur habibah
091 00101 8
9
{ {
{
\i
{ {
Nama Siswa
No
No.Induk
NiIai
32
Supsuliati arina
091001028
7
33
Surya Pratama
091001029
9
34
Suryani
091001030
9
35
Syarifa Putri
091001033
8
36
ZahraAmelia
091001036
7.5
Jumlah Rata-rata
263.2 7.31
Ket.
TT
T ,{
{ { { {
Keterangan:
T TT
Tuntas Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang belum tuntas
3l
Klasikal
Tuntas
5
Jakarta, Mengetahui, Kepala Sekolah
......2014
Mahasiswa
Hanifah
Hi. Rahima. S.Pd
NIM:
1800110000059
i
HASIL TES SISWA PADA SIKLUS Nama Siswa
No
III
No.Induk
Nilai
1
Adinda Dwi Azhari
080901022
8
2
Ahmad Afitudin
080901028
8
J
Alfaini Azizah
080901038
I
4
Arya Sabar
091001001
8
5
Damar Nur Annisa
091001002
8
6
Della Maulidina
091001004
8.5
7
Fathan Hidayat
091001006
8
8
Firman Maulana Yusuf
091 001007
9
9
Gilang Achkbar
091001010
9
l0
Hotimah
091001012
8.5
ll
lcha
091 00101 5
8
t2
Ismi Nabila
091001020
7
t3
M Fiqih
091001021
8.5
t4
M Bayu M Rafli
091001023
9
091001025
8
091001026
9.5
091 00103
8.5
18
M Fajar M Ridho Mutiah
091001032
9
T9
Natasyah Elyansyah
091001034
5.5
20
Nayla Fitriyah
091001044
7,5
2l
Nurhasanah
091 001 053
9.5
22
Pianti Yubaini
I I 1203080
7
23
Putri Sriwanda
070801052
6.5
24
Randika Fardhana
080901002
8
25
Rasniwandi
080901025
7.5
26
Retno Nur Ariyanti
080901026
6.5
27
Revalina Muntu
091001008
8
28
Shafira Nabila
091001009
7
29
Shania Maulidya kinaya
09100101
1
8
30
Siti Hanifah
091001016
8
3l
Siti Nur habibah
091 00101 8
9
15
l6 t7
Arif
1
Ket.
T
TT
{ { { { { { { { { { { { { { { { { { { ^/
{ { {
! { { { { { { {
Nama Siswa
No
No.Induk
Nilai
Ket.
TT
T
32
Supsuliati arina
091001028
7.5
33
Surya Pratama
091001029
9,5
{ {
34
Suryani
091001030
9
./
35
Syarifa Putri
09r001033
8
./
36
ZalvaAmelia
091001036
8
{
Jumlah Rata-rata
3s0 9.72
Keterangan:
T TT
Tuntas Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang belum tuntas
35
Klasikal
Tuntas
I
Jakarta, Mengetatrui, Kepala Sekolah
......2014
Mahasiswa
Hi. Rahima. S.Pd
NIM: 1800110000059
Lampiran 6: Photo Kegiatan Eelaiar Siswa
Kegiatan Belajar Mengajar (Pra Siklus)
Kegiatan tselajar Mengajar (Pra Siklus)
Lampiran
6:
Photo Kesiatan Belaiar Siswa
Kegiatan Belajar Mengajar (Siklus I)
Kegiatan Belajar Mengaj ar (Siklus tr)
Larupiran
6:
Photo Keeiatan Belaiur Siswq
Kegiatan Belajar Mengajar (Siklus II)
Kegiatara Eelajan Mengajar (Siklus trI)
DAFTAR UJI REFERENSI
Nama
HAI\IFAH
NIM
1800110000059 "Penerapan Metode Permainan Dalam Peningkatan KreatiJitas Belajar PAI Materi Asma'ul Husna Pada Siswa Kelas II Semester II Tahun 2013/2014 di SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat" DT. SURURIN, MA
Judul PTK
Pembimbing
Ilalaman
No
NamaRujukan/Sumber
1
Dasim Budimansyah, ilt*.PAKEM Pembelaj aran Aktif, Kreatif,, Efektf dan Menyenanglcan. (Bandung:PT.Ganesindo, 2008).
Refeiensi
Paraf Pembimbins
BAB I
BAB Muhibbin
2
3
4
5
6
7
8
9
l0
ll l2
9
II
,
+
Syah.Psr'l
Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung: Remaja Rosdakarva 2010) Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengernbangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia.(Jakarta: Balai Pustaka. 20071 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran,(Bandttrrg:,RemajaRosdakarya, 2013) Qonita Alyu, Kamus Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Dasar untuk Pendidikan Dasar. (Jakarta: PT Indahiava Adioratama.2009) Conny Soniawan, Belajar dan Pembelajaran Prasekolah danSekolah Dasar, (PT Indeks, 2008) Muhammad Syaiful Aif.Arif_Nie MetodeMetode Pembelajaran mbahayib. blogspot. com/ 2 0 I 3 /0 I /m etode-metodepembe laj aran. html. (Posting : Rabu I 6 Januari 2013).Pukul:04.22 D.Deni Koswara.B agaimana Menj adi Guru Kreatif. @andung : PT. Pribumi Mekar,2008) Wina Sanjaya,r(r rikulum d an Pembelaj aran (Jakarta: Kencana Prenada Media proup,2008).
Abdul Majidterencanoan Pembelaj aran (Banduns:Remai a Rosdakarya.20l2\ Thahroni T aher t s i l
111
+
739
a\
9
382,447 25
4' * I
+ 40 I
170 42
97
q^ I
17-18
i
No
Halaman
NamaRrrjukan/Sumler
Refeibhsi:,'
:, ,.l..:...P'fdf'
Peilb,imbihs
dan Perbukuan Kementrian Agama Islam,2Ol1) 13
t4 15
Utami Munandar, Mengembangknn Bakat dan Kre ativitas Anak Sela lah. (J akarta :PT Gramedia Widiasarana Indonesia, I 999) John W Santrockferkembangan Anak.( Jakarta : Erl ansea.2007
Tim Penyusun Revisi Pedoman Penulisan Skripsi FITK, Pedoman Penulisan Slcripsi. (Jakarta: FITK UIN Svarif Hidavatullah. 2011)
BAB
l6 t7 18
19
20
t2
L
342
+
48
III
Maifalinda Fatra. Bahan Ajar PLPG. Penelitian Tindakary Kelas. (Jakarta: FITK. UIN Syarif Hidavatullatr.20l 0). Cet Ke- I Suharsimi Arikunto, P enelitian Tindaknn Ke las. (Jakarta: : PT Bumi Aksara.2006) Tim Penyusun Revisi Pedoman Penulisan Skripsi FITK, Pedoman Penulisan Slcripsi. (Jakarta: FITK UIN Svarif Hidavatullah. 20l l) Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara.2007). Zainal Arifin Evaluas i Pembelaj aran. (Bandung: PT Rernaia Rosdakarya,20 I 3)
79
56,6 57
211,213,72
284
4 L )
+ )
L
Untuk memenuhi validasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul: "Penerapan Maode Permainan Dalam Peningkatan Kreatifttas Belajar PAI Materi Asma'ul Husna Pada Siswa Kelas If Semester II Tahan 2013/2014 di SDN Kramat 03 Pagi Jakarta Pusat",maka perlu pengujian daftar referensi untuk mengetahui sumber data yang diperoleh.
Jakarta, Desember 2014 Dosen Pembimbing
DT. SURURIN
NIP: 197103191998032001