PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, INVENTORY TURN OVER, TOTAL ASSER TURN OVER TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh:
Arif Amborroh Putra1, Yuhelmi2, Rika Desiyanti2 Mahasiswa JurusanManajemen, FakultasEkonomi, Universitas Bung Hatta 2 Dosen JurusanManajemen, FakultasEkonomi, Universitas Bung Hatta E-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected] 1
ABSTRACT The purpose of this research was to determine the effect current ratio, debt to equity ratio, inventory turnover and total asset turnover of the profit growth in food and beverage companies listed in Indonesia Stock Exchange. In this research, the research object is a food and beverage company that is listed on the Stock Exchange in 2010-2013. The analysis method used in this study regression and classical assumption of normality test, multicolinearity, heterocedasticity test, autocorrelation test and test the hypothesis that F and T test were processed through the Eviews program. Based on the results of hypothesis testing found that the current ratio and inventory turn over no effect on profit growth in food and beverage companies, debt to equity ratio is a significant positive effect, while total asset turn over a significant negative impact on profit growth in food and beverage company. Keywords: current ratio, debt to equity ratio, inventory turnover, total asset turnover and profit growth.
makanan dan minuman.
1.1. Latar Belakang Masalah Banyak perusahaan mengalami kendalakendala
dalam
dan
perusahaan harus dapat mengetahui ataupun
efektivitas agar laba tetap dapat ditingkatkan.
memprediksi pertumbuhan laba perusahaan di
Efisiensi dan efektifitas perusahaan dapat
masa
dilakukan
operasional
memperluas operasi perusahaan dan untuk
perusahaan, sehingga operasional perusahaan
meningkatkan kembali kepercayaan investor
dapat dilakukan dengan optimal. Diantara
untuk berinvestai di sektor industri barang
berbagai sektor industri, salah satunya sektor
konsumsi.Sektor
industri barang konsumsi yang didalamnya
merupakan salah satu sektor yang terdapat di
terdapat subsektor makanan dan minuman yaitu
Bursa Efek Indonesia (BEI) yang didalamnya
perusahaan manufaktur yang bergerak di sektor
terdapat beberapa subsektor. Pertama subsektor
pada
mencapai
aktivitas
efisiensi
Berdasarkan uraian di atas para manajer
mendatang
sebagai
industri
acuan
barang
untuk
konsumsi
1
industri
makanan
dan
minuman,
kedua
minuman karena didalamnya memiliki jumlah
subsektor rokok, ketiga subsektor farmasi,
perusahaan terbanyak dan jumlah persentase
keempat subsektor kosmetik dan keperluan
penurunan
rumah tangga, dan kelima subsektor peralatan
subsektor lainnya.
rumah tangga.
dibandingkan
dengan
Berikut adalah ringkasan data mengenai
Dari berbagai jenis subsektor yang ada dalam industri barang konsumsi, yang menarik perhatian
terbesar
adalah
subsektor
makanan
jumlah perusahaan yang mengalami penurunan laba (ROA) di sektor industri barang konsumsi:
dan Tabel 1
Jumlah dan proporsi perusahaan yang mengalami penurunan ROA Sektor Industri Barang Konsumsi tahun 2010-2013 dalam persen (%)
Sub Sektor
Jumlah 2010 Makanan & minuman 13 7 Farmasi 8 2 Kosmetik dan keperluan rumah tangga 3 0 Peralatan rumah tangga 3 1 Rokok 3 0
Jumlah perusahaan yang mengalami penurunan ROA % 2011 % 2012 % 2013 54% 7 54% 6 46% 10 25% 2 25% 3 38% 7 0% 1 33% 1 33% 3 33% 1 33% 1 33% 2 0% 1 33% 3 100% 3
% 77% 88% 100% 67% 100%
Rata-rata % 58% 44% 42% 42% 58%
Sumber: Data diolah dari laporan keuangan (www.idx.co.id)
Berdasarkan data yang di peroleh pada tabel 1.1 menunjukkan Perusahaan yang
equity ratio,Inventory Turn Over,danTotal Assets Turn Over.
terdapat di industri makanan dan minuman memiliki
persentase
rata-rata
penurunan
Penelitian yang dilakukan Warthy (2005) dan
Mahaputra
(2012)
positif
Current
dalam
Ratio
tertinggi dibandingkan dengan sub sektor
berpengaruh
memprediksi
lainya, dengan jumlah perusahaan sebanyak
pertumbuhan laba, sedangkan penelitian yang
13 perusahaan yang terdaftar pada subsektor
dilakukan Elly (2010) menunjukan bahwa
makanan dan minuman. Hal itu terihat dari
Current Ratio berpengaruh negatife terhadap
proporsi nilai penurunan ROA pada tahun
pertumbuhan laba.
2010yaitusebesar 54%, pada tahun 2011
Penelitian yang menguji pengaruh Debt
sebesar 54%, pada tahun2012 sebesar 46%,
to Equity Ratio terhadap pertumbuhan laba
dan pada tahun 2013 sebesar 77%.
juga menunjukkan hasil yang tidak konsisten.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
Hartini (2012) dan Gunawan dan Sri Fitri
pertumbuhan laba yang digunakan dalam
Wahyuni (2013) menemukan bahwa debt to
penelitian ini adalah Current Ratio,debt to
equity ratio berpengaruh negatif terhadap 2
pertumbuhan laba, sedangkan penelitian yang
makanan dan minuman yang terdaftar di
dilakukan oleh Zanora (2009) menunjukan
Bursa Efek Indonesia.
bahwa Debt Equity Ratio berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba.
(2009)
dan
membuktikan
pengaruh Debt to Equity Ratio(DER)
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Zanora
b. Menganalisis
Inventory
Turnover
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba, sedangkan penelitian yang dilakukan
terhadap
pertumbuhan
laba
pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. c. Menganalisis
dan
Mahaputra (2012) Inventory Turn Over
membuktikanpengaruh Inventory Turn
berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan
Over (ITO) terhadap pertumbuhan laba
laba. Kemudian penelitian yang dilakukan P.
pada perusahaan makanan dan minuman
Hamidu (2013) menunjukan Total Assets
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Turn Over terhadap pertumbuhan laba adalah
d. Menganalisis
dan
membuktikan
bersifat positif dan signifikan, sedangkan
pengaruh Total Asser Turn Over (TATO)
penelitian yang dilakukan oleh Adisetiawan
terhadap
(2008) dan Mahaputra (2012) menunjukan
perusahaan makanan dan minuman yang
Total Assets Turn Ove berpengaruh negatif
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
pertumbuhan
laba
pada
terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan Fenomena dan hasil yang belum konsisten terhadap masing variabel
2.1 Landasan Teori 2.1.1Pertumbuhan Laba. Belkaoui (2007), mendefinisikan laba
pada penelitian terdahulu, maka penelitian ini kembali
menguji
dengan
judul
PengaruhCurrent Ratio (CR), Debt to Equity Ratio(DER), Inventory Turn Over (ITO), Total Asser Turn Over (TATO) terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 – 2013”
sebagai perbedaan antara realisasi laba uag tumbuh
dari
transaksi-transaksi
selama
periode berlangsung dan biaya-biaya historis yang berhubungan.Investor sebagai pemilik modal menginginkan laba yang meningkat dari satu periode ke periode berikutnya. Namun
faktanya,
laba
yang
diperoleh
perusahaan dari tahun ke tahun tidak dapat dipastikan, bisa naik untuk tahun ini dan bisa
1.2Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris bahwa : a. Menganalisis
dan
membuktikan
pengaruh Current Ratio (CR) terhadap pertumbuhan
laba
pada
turun untuk tahun berikutnya begitupun sebaliknya. Kenaikan dan penurunan laba pertahun
inilah
yang
disebut
dengan
pertumbuhan laba.
perusahaan 3
semakin baik karena dianggap bahwa
2.1.1.1 Pengertian dan Karakteristik Laba. Menurut Harahap (2013) laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan
kegiatan penjualan berjalan cepat. 4. Total Asset Turn Over.
karena berbagai alasan antara lain: laba
Rasio ini menunjukan perputaran total
merupakan dasar dalamperhitungan pajak,
aktiva diukur dari volume penjualan
pedoman
dengan
dalam
menentukan
kebijakan
kata
lain
seberapa
jauh
investasi dan pengambilan keputusan, dasar
kemampuan semua aktiva menciptakan
dalam peramalan laba maupun kejadian
penjualan.
ekonomi. perusahaan lainnya di masa yang akan
datang,
dasar
dalam
perhitungan
2.2 Telaah Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis.
danpenilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan,
serta
sebagai
dasar
dalam
2.2.1
Pengaruh
Current
Ratio
(CR)
terhadap Pertumbuhan Laba.
penilaian prestasi atau kinerja perusahaan.
Current ratio merupakan salah satu rasio 2.1.1.2Rasio Keuangan dan Manfatnya Berikut jenis-jenis rasio keuangan
likuiditas. Fred Weston dalam Kasmir 2013, menyebutkan
bahwa
merupakan
1. Rasio lancar (current ratio).
kemampuan perusahaan dalam memenuhi
untuk
menggambarkan
mengukur
kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya
membayar
apabila perusahaan ditagih maka akan mampu
kewajiban jangka pendek atau utang yang
untuk memenuhi utang (jatuh tempo) tersebut.
segera jatuh tempo pada saat di tagih
Penelitian yang dilakukan Warthy (2005)
kemampuan
rasio
yang
likuiditas
yang digunakan (Kasmir, 2013),yaitu :
Merupakan
rasio
rasio
perusahaan
secara keseluruhan.
dan
2. Debt to Asset ratio.
Mahaputra
berpengaruh
(2012)
positif
Current
dalam
Ratio
memprediksi
Merupakan rasio utang yang digunakan
pertumbuhan laba
untuk mengukur seberapa besar aktiva
semakin tinggi current ratio suatu perusahaan
perusahaan dibiayai oleh utang atau
maka
seberapa
menghasilkkan laba akan meningkat.
berpengaruh
besar
utang
terhadap
perusahaan pengelolahan
aktiva.
Berdasarkan
perusahaan
dalam
pemikiran-pemikiran
tersebut, dapat diturunkan hipotesis sebagai
3. Inventory Turn Over.
berikut:
Rasio ini menunjukan seberapa cepat perputaran
kemampuan
yang artinya dimana
persediaan
dalam
siklus
H1 :Current Ratio berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba.
produksi normal. Semakin besar rasio ini
4
2.2.2 PengaruhDebt to Equity Ratio (DER)
to
Equity
Ratio
(DER)
merupakan salah satu rasio solvabilitas. DER menunjukkan
perbandingan
antara
terhadap
pertumbuhan
laba.
Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut,
terhadap Pertumbuhan Laba. Debt
positif
dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut: H3
:Inventory
total
Turn
Overberpengaruh
positifterhadap pertumbuhan laba.
hutang dengan modal sendiri. Hal itu didukung dengan penelitian yang
2.2.4 Pengaruh Total Asset Turn Over (TATO)
dilakukan oleh Zanora (2009) menunjukan
Total Asset Turn Over merupakan salah
terhadap pertumbuhan laba. Kemudian penelitian beda hasil yang dilakukan Hartini (2012) menunjukan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba, Hasil yang sama penelitian
yang
dilakukan
oleh
Gunawan dan Sri fitri wahyuni (2013) menunjukan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan
satu rasio aktivitas. Rasio Total Asset Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan dari setiap aktiva yang tersedia(Kasmir,2013). Penelitian yang dilakukan P. Hamidu (2013) Total Assets Turn Over berpengaruh positif
laba. Berdasarkan teori trade-off dan penelitan terdahulu maka dapat diturunkan hipotesis
terhadap
pertumbuhan
laba.
Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut, dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut. H4 :Total Assets Turn Overberpengaruh
sebagai berikut: H2 :Debt
Pertumbuhan
Laba.
bahwa Debt Equity Ratio berpengaruh positif
dengan
terhadap
to
Equity
Ratio
positifterhadap pertumbuhan laba.
berpengaruhterhadappertumbuhan laba.
2.3 Kerangka Pemikiran Gambar 2.1 kerangka pemikiran
2.2.3 Pengaruh Inventory Turn Over (ITO) terhadap Pertumbuhan Laba. Inventory Turn Over(ITO) merupakan salah satu rasio aktivitas. Rasio Inventory Turn Over merupakan rasio yang digunakan
Likuiditas (X) CR (X1) Solvabilitas (X) DER (X2)
Pertumbuhan Laba (Y)
untuk menunjukan berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam satu tahun. Penelitian yang dilakukan oleh Zanora
Aktivitas (X) ITO(X3) TATO (X4)
(2009) Inventory Turn Over berpengaruh 5
Variabel Independen
3.1 Populasi dan sampel
3.3.2 Current ratio (CR)
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pada sub sektor makanan dan minuman yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2013 yang berjumlah 13 perusahaan. Teknik dalam pengampilan sampel yaitu sampling jenuh.
data
yang
digunakan
likuiditas yang merupakan ukuran yang umum
digunakan
atas
kemampuan
perusahaan membayar utang jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi kebutuhan ketika jatuh tempo (Fahmi, 2012).
3.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data Jenis
Current ratio adalah salah satu rasio
dalam
Likuiditas (current ratio/CR) dapat dirumuskan sebagai berikut:
penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan. Sumber data diperoleh dari ringkasan kinerja perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2010-2013 khususnya perusahaan pada sub sektor sektor
3.3.3 Debt to Equity Ratio (DER) Menurut Kasmir (2013) Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang
makanan dan minuman.
digunakan
untuk
menilai
utang dengan
3.3 Definisi Operasional
ekuitas. Rasio ini dapat dihitung dengan cara
Variabel Dependen
membandingkan
3.3.1 Pertumbuhan laba.
termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas.
antara
seluruh
utang,
Pertumbuhan laba dalam penelitian ini
Menurut Kasmir (2013) Debt to Equity
adalah variabel dependen. Variabel dependen
Ratio (DER) dapat dirumuskan sebagai
adalah
berikut :
variabel
yang
dipengaruhi
oleh
variabel independen. Variabel pertumbuhan laba diproksikan dengan rumus sebagai berikut (Harahap, 2013): 3.3.4 Inventory Turn Over(ITO) (Yt – Yt-1 Yt-1
Rasio ini menunjukan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi. Semakin besar rasio ini maka akan akan di
Keterangan: Yt
: Laba bersih tahun ini.
Yt1 : Laba bersih tahun lalu
anggap bahwa proses penjualan berjalan cepat (Harahap, 2013). Rasio ini dapat dirumuskan dengan sebagai berikut :
6
2. Asumsi Klasik: a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji
3.3.5Total Asset Turn Over (TATO) Total
Asset
Turn
Over
merupakan
kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue. Rasio
ini
menunjukan
proporsi
antara
penjualan bersih dengan seluruh kekayaan yang dimiliki.
apakah
dalam
pengganggu distribusi
model atau
regresi,
variabel
residual
normal.
Pada
memiliki
penelitian
ini
menggunakan uji Jargue Bera Test, apabila nilai probability masing masing variabel memiliki nilai diatas atau sama dengan 0,05 maka terdistribusi normal (Nachrowi, 2006). b. Uji Multikolonieritas
Menurut Harahap (2013) rasio Total Asset Turn Over dapat di rumuskan sebagai berikut:
Uji
multikolonieritas
menguji
apakah
dalam
bertujuan
untuk
model
regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Gejala multikolinearitas akan terdeteksi bila koefisien korelasi yang
Metode Analisis Data
dihasilkan berada diatas 0,80 (Nachrowi,
1. Analisis Regresi Berganda
2006).
Teknik pengujian analisis regresi berganda dalam
penelitian
ini
dibantu
dengan
Software Eviews Versi 3 yang ditunjukkan oleh persamaan berikut (Ghozali, 2006): Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 +ε
c. Uji Heteroskedastisitas Uji
heterokedastisitas
bertujuan
untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi gejala
Dimana: Yit = Kinerja (ROI)
heterokedastisitas maka digunakan model
α=
white. Gejala heterokedastisitas tidak akan
X1t = Debt to Assets Ratio
terjadi bila nilai observasi R-square berada
X2t = Debt to Equity Ratio
diatas alpha 0,05 (Nachrowi, 2006).
X3t = Long Term Debt to Equity Ratio X4t = Current ratio b1,b2,b3,b4, = Koefisien regresi ε = error (variabel pengganggu).
d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah
ada
pengganggu
korelasi pada
antara
periode
kesalahan t
dengan
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). 7
Dalam penelitian ini menggunakan uji
(median) berada pada angka 0.905 dengan
Durbin-Watson. Suatu data dapat dikatakan
standar deviasi sebesar 0.547.
bebas autokorelasi apabila nilai Durbin-
c. Untuk variabel TATO (X3), memilki rata-
Watson tesnya antara -2 sampai +2. DW
rata (mean) 1.245 dan nilai tengah
(Ghozali, 2006).
(median) berada pada angka 1.175 dengan standar deviasi sebesar 0.463.
3. Pengujian Hipotesis
d. Untuk variabel ITO (X4), memilki rata-rata
Uji Statistik t Untuk menguji pengaruh masing-masing terhadap
variabel
variabel
independen
dependennya
secara
parsial. Kemudian dalam penelitian ini juga terdapat uji Koefisien Determinasi (R2) dan uji Kelayakan Model (Uji F).
deviasi sebesar 2.147. e. Untuk variabel Pertumbuhan laba (Y), memilki rata-rata (mean) 0.181 dan nilai
dengan standar deviasi sebesar 0.374.
Tabel 2 analisis deskriptif
CR
berada pada angka 5.075 dengan standar
tengah (median) berada pada angka 0.155
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ket Pertumbuhan laba
(mean) 5.029 dan nilai tengah (median)
Hasil Uji Asumsi Klasik :
Mean
Median
St. Dev
0.181
0.155
0.374
1.728
1.705
0.534
Hasil Uji Normalitas.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam
model
regresi,
variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi DER
0.961
0.905
0.547
normal. Terlihat pada tabel 3 hasilnya
TATO
1.245
1.175
0.463
masing-masing variabel nilai probability yang
ITO
5.029
5.075
2.147
dalam penelitian ini terdistribusi normal.
Sumber : data diolah tahun 2015
Berikut deskriptif
dapat dari
dijelaskan pengolahan
dihasilkan berada diatas 0.05 sehingga data
hasil data
statistik yang
dilakukan terhadap variabel independen (CR, DER, TATO, ITO) dan variabel independen (pertumbuhan laba): a. Untuk variabel CR (X1), memilki rata-rata
Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Variabel Probability Alpha Ket CR 0.625393 0,05 Normal DER 0.059972 0,05 Normal TATO 0.088981 0,05 Normal ITO 0.735489 0,05 Normal Prt. LABA 0.776724 0,05 Normal Sumber : data diolah tahun 2015
(mean) 1.728 dan nilai tengah (median)
Hasil Uji Multikolinieritas
berada pada angka 1.705 dengan standar
Bedasarkan hasil pengujian yang dilakukan
deviasi sebesar 0.534.
pada
b. Untuk variabel DER (X2), memilki ratarata (mean) 0.961 dan nilai tengah
tabel
4
masing-masing
variabel
independen (CR, DER, TATO dan ITO) koefisien korelasi yang dihasilkan berada diatas
8
0,80 atau pengujian hipotesis dapat segera
Analisis Model Regresi dan Pengujian
dilaksanakan
Hipotesis
setelah
variabel
independen
terbebas dari gejala multikolinearitas.
Setelah seluruh variabel berdistribusi normal
Tabel 4 Hasil Uji Multikolinieritas Koefisien Variabel Alpha Ket korelasi
dan terbebas dari masing masing gejala
Tidak terjadi
regresi linier berganda dengan menggunakan
CR
-0.215107
0,80
DER
-0.251193
0,80
TATO
0.211712
0,80
ITO
0.408373
0,80
asumsi klasik maka pembentukan model
model pool least square dapat dilakukan.
TidaK terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dengan
menggunakan
pada Tabel 7 dibawah ini: Tabel 7 Hasil Uji Hipotesis Varaibel
Koefisien Korelasi
Prob
Kesimpulan
Constanta
0.231137
-
-
CR
0.014387
0.8955
Tidak Signifikan
DER TATO ITO
0.169525 -0.378571 0.034573
0.0744 0.0533 0.2331
Signifikan Signifikan Tidak Signifikan
Hasil Uji Heteroskedastisitas
hasil
pengujian
program
Evews maka dapat diperoleh hasil terlihat
Sumber : data diolah tahun 2015
Bedasarkan
bantuan
yang
telah
dilakukan didapatkan hasil nilai observasi Rsquare berada di atas alpha 0,05. Hal ini berarti data dalam penelitian ini terbebas dari gejala heteroskedastisitas, terlihat pada tabel 5 sebagai berikut: Tabel 5 Hasil Uji Heterokedastisitas Obs*R- Probability Alpha Ket square 11.15710 0.673653 0,05 Tidak terjadi Sumber : data diolah tahun 2015
F-Prob 0.070749 R-Square 0.164813 Sumber : data diolah tahun 2015
Pada table 7 terlihat bahwa masing masing variabel penelitian telah memiliki koefisien
Hasil Uji Autokorelasi
Suatu data dapat dikatakan bebas autokorelasi apabila nilai Durbin-Watson tesnya antara -2 sampai +2. Bedasarkan hasil pengujian bahwa
regresi
yang
dapat
dibentuk
kedalam sebuah model regresi berganda seperti terlihat dibawah ini: Y = 0.231+ 0.014 X1 +0.169 X2– 0.378 X3 +0.034 X4
data terbebas dari gejala autokorelasi, terlihat pada tabel 6 berikut ini: Tabel 6 Hasil Uji Autokorelasi DurbinDurbinKet Watson stat Watson test 1.799257 -2 sampai +2 Bebas Autokorelasi Sumber : data diolah tahun 2015
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R2) Uji Koefisien Determinasi dilakukan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel independen yang terdiri dari Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total 9
Asset
Turn
Overdalam
Overdan menjelaskan
Inventory variasi
Turn variabel
Current ratio tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba.
dependen yaitu Pertumbuhan Laba. Dari tabel
Dengan demikian dapat disimpulkan
4.7 diatas, terlihat bahwa nilai R-Square yang
bahwa kenaikan ataupun penurunan current
dihasilkan oleh variabel-variabel dependen
ratio tidak berpengaruh secara signifikan
sebesar 0.164 yang berarti sebesar 16,4%.
terhadap
Variabel
Pernyataan
dependen
Pertumbuhan
Laba
pertumbuhan ini
laba
konsisten
perusahaan.
dengan
hasil
dijelaskan oleh variabel dependen Current
penelitian yang dilakukan oleh Narpatilova
ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn
(2013) yang
Overdan Inventory Turn Over, dan sisanya
pengaruh
sebesar 83,6% dijelaskan oleh variabel lain di
terhadap pertumbuhan laba.
menunjukkan tidak adanya
current
ratio
yang signifikan
luar variabel lain yang digunakan 4.7.2 Uji Kelayakan Model (Uji Statistik F)
Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Pertumbuhan Laba
Uji F pada dasarnya digunakan untuk
Berdasarkan pada model regresi yang
mengetahui apakah model regresi dapat
telah terbentuk, dari hasil pengolahan nilai
digunakan
variabel
koefisien regresi untuk variabel Debt to
dependen atau tidak, dengan tingkat alpha
Equity Ratio sebesar 0.169 dengan nilai
sebesar 10%. Jika nilai probability< α (0,10)
probability sebesar 0.074. Pada variabel ini
berarti hipotesis terbukti atau Ha diterima dan
digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,10.
H0 ditolak. Berdasarkan tabel 7 di atas,
Keputusannya secara parsial Debt to Equity
diketahui nilai probability sebesar 0.070 lebih
Ratio berpengaruh signifikan positif terhadap
kecil dari nilai alpha sebesar 0.10. Ini artinya
Pertumbuhan Laba.
untuk
memprediksi
bahwa model regresi yang dibentuk dalam
Hal ini konsisten dengan penelitian yang
penelitian ini diterima atau secara bersama-
dilakukan oleh Zanora (2009) menunjukan
sama semua variabel independen berpengaruh
bahwa
signifikan terhadap variabel dependen.
signifikan positif terhadap pertumbuhan laba
Debt
Equity
Ratio
berpengaruh
yang artinya semakin tinggi Debt Equity 4.7.1
Pengaruh Current ratio terhadap Pertumbuhan Laba
Ratio akan semakin tinggi pula laba yang diperoleh perusahaan.
Berdasarkan pada model regresi yang telah terbentuk, dari hasil pengolahan nilai koefisien
4.7.3
Pengaruh
Total
Asset
Turn
regresi untuk variabel Current ratio sebesar
Overterhadap Pertumbuhan Laba
0.014 dengan nilai probability sebesar 0.895.
Berdasarkan pada model regresi yang
Pada variabel ini digunakan tingkat kesalahan
telah terbentuk, dari hasil pengolahan nilai
sebesar 0,10. Keputusannya secara parsial
10
koefisien regresi untuk variabel Total Asset Turn
Oversebesar
-0.378
dengan
Kesimpulan
nilai
Banyaknya sampel yang digunakan 13
probabilitysebesar 0.053. Pada variabel ini
perusahaan dan hasil penelitian dapat diambil
digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,10.
kesimpulan:
Keputusannya secara parsial Total Asset Turn Over berpengaruh signifikan negatif terhadap Pertumbuhan Laba.
1.Variabel Current ratio tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba 2.Variabel Debt to Equity Ratio (DER)
Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahaputra (2012) yang menunjukan
Total
berpengaruh
signifikan
pertumbuhan laba,
Assets
Turn
negatif
Over
terhadap
yang berarti apabila
semakin tinggi Total Assets Turn Over pada
berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap Pertumbuhan Laba 3.Variabel
Total
berpengaruh
Assets
Turn
negatif
Over
terhadap
Pertumbuhan Laba 4.Variabel
Inventory
Turn
Over
perusahaan akan berdampak menurunkan laba
tidakberpengaruh terhadap Pertumbuhan
yang didapat perusahaan.
Laba.
4.7.4
Pengaruh
Inventory
Turn
Over
terhadap Pertumbuhan Laba Berdasarkan pada model regresi yang telah terbentuk, dari hasil pengolahan nilai koefisien regresi untuk variabel Inventory Turn Over sebesar
0.034 dengan nilai
probability sebesar 0.233. Pada variabel ini digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,10. Keputusannya secara parsial Inventory Turn Over
tidak
berpengaruh
terhadap
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa kenaikan ataupun penurunan Inventory Turn Over tidak berpengaruh secara terhadap pertumbuhan laba perusahaan. Temuan ini sejalan dengan penelitian Mahaputra (2012) yang menunujukan bahwa Inventory Turn Over
tidak
pertumbuhan laba .
berpengaruh
terhadap
Penelitian
dan
Saran
Penelitian ini tidak luput dari berbagai keterbatasan, diantaranya sebagai berikut: 1. Pada penelitian ini periode pengamatan yang digunakan periode
relatif singkat
2010-2013
penelitian
(4
selanjutnya
yaitu
tahun).
Pada
untuk
dapat
menambah periode pengamatan. 2. Dilihat dari nilai koefisien determinasi, untuk
Pertumbuhan Laba. Dengan
Keterbatasan
persamaan
pertumbuhan
laba
diperoleh hanya sebesar 16,4%. Hal ini berarti masih banyak variabel lain selain variabel yang digunakan dalam penelitan ini yang bisa mempengaruhi pertumbuhan laba, seperti working capital to Total Assset, size dan variabel lainnya. Penelitian selanjutnya agar dapat menambah variabel yang akan diteliti.
11
DAFTAR PUSTAKA Adisetiawan.R . 2008. Analisis pengaruh kinerja keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba. Jurnal aplikasi manajemen. Vol 10, no. 3, September 2012.Universitas Batanghari. Asnawi. Kelana said dan Chandra wijaya. 2005. Riset Keuangan: pengujian-pengujian empiris. Gramedia Pustaka utama. Jakarta. Belkaoui, Ahmed Riahi. 2007. Accounting Theory,5thed, Jakarta: Salemba Empat. Chariri, Anis dan Imam Ghozali 2003.Teori akuntansi. Edisi Revisi cetakan II.Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Elly. 2014. Pengaruh Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER), Total AssetTurnover (TATO), Net Profit Margin (NPM), dan Return On Equity (ROE) TerhadapPertumbuhan Laba pada Perusahaan Property & Real Estate yang terdaftar di BEI. Jurnal Ekonomi.Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH).
Harahap, Sofyan Syafri. 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan.Jakarta : Raja Grafindo Perkasa. Hartini, windi 2012. Pengaruh financial ratio terhadap pertumbuhan laba dengan pengungkapan corporate social responsibility sebagai variabel pemoderasi.artikel ilmiah. Universitas Negeri Semarang. Kasmir, 2013.Analisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta. Mahaputra, I nyoman kusuma adnyana.2012. Pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Jurnal akuntansi dan bisnis.Vol.7, No. 2, Juli 2012.Universitas Mahasaraswati Denpasar. Nachrowi, D. 2006. Ekonometrika, untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Cetakan Pertama, Lembaga Penerbit FE UI : Jakarta.
Fahmi, Irham. 2011. Analisis Kinerja Keuangan. Alfabeta : Bandung.
Narpatilova.2013. Pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2008 – 2012. Jurnal akuntansi .Fakultas ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang.
P. hamidu, Novia. 2013. Pengaruh kinerja keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perbankan di bei. Jurnal EMBA. Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal.711-721.
Gunawan, ade dan sri fitri wahyuni. 2013. Pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan dagang di Indonesia. Jurnal manajemen dan bisnis Vol 13 NO. 01 april 2013 ISSN 1693-7619. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis.Erlangga : Jakarta. Sugiono. 2005. Metode Penelitian Kuanitatif.Alfabeta : Bandung. Warthy.Shanty. 2013.Kinerja keuangan perusahaan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar 12
di Bursa Efek Indonesia Periode 20052010. Artikel ilmiah.Juli 2013. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ” b ” b y Zanora, Verty. 2013. Pengaruh likuiditas, leverage dan aktivitas terhadap pertumbuhan laba. Artikel akuntansi, juli 2013. Universitas Negeri Padang : Padang
www.idx.co.id.
13