NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SERIAL ANAK-ANAK MAMAK KARYA TERE LIYE
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh KHUSNUL ARIEFAH BUDIARTI NIM 111 10 088
JURUSAN TARBIYAH PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2014
NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SERIAL ANAK-ANAK MAMAK KARYA TERE LIYE
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh KHUSNUL ARIEFAH BUDIARTI NIM 111 10 088
JURUSAN TARBIYAH PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2014
KEMENTRIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. TentaraPelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax323433Salatiga 50721 Website :www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama
: Khusnul Ariefah Budiarti
NIM
: 111 10 088
Jurusan
: TARBIYAH
Program Studi : S1- Pendidikan Agama Islam Judul
: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM NOVEL SERIAL ANAK-ANAK MAMAK KARYA TERE LIYE
telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 14 Agustus 2014 Pembimbing
Drs Bahroni, M.Pd. NIP. 19640818 199403 1 004
SKRIPSI NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SERIAL ANAK-ANAK MAMAK KARYA TERE LIYE
DISUSUN OLEH KHUSNUL ARIEFAH BUDIARTI NIM: 111 10 088 Telah dipertahankan di depan panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 22 September 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam. Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji Sekretaris Penguji Penguji I Penguji II Penguji III
: Ilya Muhsin, M.Si. : Haryo Aji Nugroho, M.Hum : Dra. Djamiatul Islamiyah, M.Ag : Drs. Abdul Syukur, M.Si. : Imam Mas Arum, S.Pd.,M.Pd.
. Salatiga, 26 September 2014 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Rahmat Haryadi, M. Pd NIP. 19670112 199203 1 005
KEMENTRIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. TentaraPelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax323433Salatiga 50721 Website :www.stainsalatiga.ac.idE-mail :
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama
: Khusnul Ariefah Budiarti
NIM
: 111 10 088
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : S1-Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan dari orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 14 Agustus 2014 Yang menyatakan,
Khusnul Ariefah Budiarti 111 10 088
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO “Dengan kesederhanaan hidup bukan berati tidak ada kebahagian, kebahagian ada pada seberapa besar keberartian hidup kita untuk hidup orang lain dan sekitar, seberapa besar kita menginspirasi mereka. Kebahagian ada pada hati yang bersih, lapang dan bersyukur dalam setiap penerimaan...” (Tere Liye)
PERSEMBAHAN: Untuk orang tuaku (Bapak Sutarman dan Ibu Marwiyah) dan adikku, seluruh saudaraku tercinta di LDK Darul Amal STAIN Salatiga, Alfirdaus family (Fatimah, yani, nurhayati, ika, siti qomariyah), teman-teman PAI angkatan 2010 khususnya kelas PAI C,
KATA PENGANTAR
بسم هللا الرحمن الرحيم Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Rahman dan Rahim yang dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya skripsi dengan judul Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Novel Serial Anak-anak Mamak Karya Tere Liye bisa diselesaikan. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Sang teladan utama, Nabi Muhammad SAW, juga kepada para sahabat, keluarga dan orang yang istikomah mengikuti petunjukNya Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak terkait. Sungguh menjadi kebahagiaan yang tiada tara penulis rasakan setelah skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih setulusnya kepada: 1. Dr. Rahmat Haryadi, M. Pd. selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Rasimin, M. Pd., selaku Ketua Prodi PAI. 3. Drs. Bahroni, M.Pd., selaku pembimbing yang telah mengarahkan, membimbing, memberikan petunjuk dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini. 4. Suwardi,M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik yang membantu penulis selama menuntut ilmu di STAIN Salatiga. 5. Bapak dan Ibu dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.
6. Bapak dan Ibu Penulis (Bapak Sutarman dan Ibu Marwiyah), Fitri Astuti (adik penulis) yang senantiasa memberikan dukungan berupa moril, materil, dan spiritual kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 7. Alfirdaus family (Fatimah, Yani, Nurhayati, Ika, Siti Qomariyah). Kalian adalah sahabat dan saudara terbaik yang pernah kumiliki. Jazakumullah ahsanul jaza‟ atas dukungan, motivasi, serta inspirasinya. 8. Keluarga Besar Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga. Teruslah berkarya dan berjuang di jalan cinta para pejuang. 9. Teman-teman senasib seperjuangan 2010, khususnya kelas PAI C. Terima kasih atas dukungan dan bantuannya. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas bantuan dan dorongannya. Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdoa, semoga Allah mencatatnya sebagai amal salih yang akan mendapatkan balasan terbaik. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dalam isi maupun metodologi. Untuk itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan dari berbagai pihak guna kebaikan penulisan di masa yang akan datang. Semoga skripsi bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Aamiin. Salatiga, 14 Agustus 2014 Penulis
Khusnul Ariefah Budiarti
ABSTRAK Budiarti, Khusnul Ariefah. 2014. Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Novel Serial Anak-Anak Mamak Karya Tere Liye. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs Bahroni, M.Pd. Kata Kunci: Nilai-nilai Pendidikan Islam, Novel Serial Anak-anak Mamak. Pendidikan Islam adalah salah satu komponen inti dalam dunia pendidikan. Karena manusia membutuhkan tidak hanya pengetahuan saja namun juga kekuatan spiritual keagamaan agar terbentuk manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam. Namun, di era kemajuan teknologi seperti sekarang ini pendidikan tidak hanya bisa didapat di sekolah atau lembaga pendidikan formal saja. Pendidikan bisa didapat dari mana saja. Salah satunya adalah melalui karya sastra yang bermutu dan berkualitas. Salah satunya adalah novel Serial Anak-Anak Mamak karya Tere Liye yang terdiri dari empat serial yaitu Eliana, Pukat, Burlian, dan Amelia yang di dalamnya banyak mengandung nilai-nilai pendidikan islam. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui adakah nilai-nilai pendidikan Islam dalam novel serial anak-anak mamak karya Tere Liye. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan islam yang terkandung pada novel Serial Anak-Anak Mamak karya Tere Liye 2. Bagaimanakah karakteristik tokoh utama pendidik yang patut diteladani pada novel Serial Anak-Anak Mamak karya Tere Liye 3. Bagaimanakah implikasi nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung pada novel Serial Anak-Anak Mamak Karya Tere Liye pada kehidupan sehari-hari Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research), sedangkan dalam pengumpulan datanya menggunakan metode dokumenter (bibliographis), analisis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis isi (content analysis).. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa : (1) Nilai-nilai Pendidikan Islam yang terkandung dalam novel Serial Anak-Anak Mamak diantaranya: nilai pendidikan aqidah/keimanan (iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada hari akhir/hari kiamat, iman kepada qadla dan qadar), nilai pendidikan syari‟ah/ibadah (shalat, wudhu, adzan, zakat, khitan, berdoa, menuntut ilmu), Nilai pendidikan akhlak {akhlak terhadap Allah (tawakal, ikhlas, khauf dan raja‟, bertaubat, bersyukur), akhlak terhadap diri sendiri (shidiq/jujur, amanah, sabar, khusnuzon, optimis, disiplin, kana‟ah, tanggung jawab, menutup aurat, syaja‟ah, tawadhu), akhlak terhadap orang tua (birrul walidain, sopan santun), akhlak terhadap sesama (menjaga silaturahmi, berbuat adil, menjaga aib, gotong royong, saling memaafkan, peduli), akhlak terhadap lingkungan (menjaga dan tidak merusak, memanfaatkan dengan baik)}, (2) Karakter utama pendidik diantaranya: Pak Bin (memiliki kompetensi pedagogik (menguasai kelas, kreatif dan inovatif), kompetensi profesional (berwawasan luas), kompetensi kepribadian (penuh kasih sayang, bijaksana dan
adil, optimis dan berorientasi pada masa depan, ikhlas , teladan yang baik, disiplin, memiliki dedikasi yang tinggi), kompetensi sosial (peduli dan responsif)}, Nek Kiba (Sabar, Jujur, Zuhud) (3) Implikasi nilai pendidikan Islam dalam kehidupan sehari-hari yaitu tentang pentingnya penanaman pendidikan agama yang harus dilakukan sejak dini untuk membentuk karakter kepribadian yang kuat. Karena seorang anak adalah generasi penerus bangsa selanjutnya. Dan bangsa yang kuat adalah ketika memiliki generasi penerus yang kuat, yang tidak hanya berpengetahuan dan pandai namun juga memiliki karakter kepribadian yang kuat melalui pendidikan agama.
.
DAFTAR ISI SAMPUL......................................................................................................
i
LEMBAR BERLOGO .................................................................................
ii
JUDUL .........................................................................................................
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................
iv
PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...............................................................
vii
KATA PENGANTAR .................................................................................
viii
ABSTRAK ...................................................................................................
x
DAFTAR ISI ................................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Rumusan Masalah...................................................................
6
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
6
D. Manfaat Penelitian ..................................................................
7
E. Metode Penelitian ...................................................................
8
F. Penegasan Istilah ....................................................................
12
G. Sistematika Penulisan .............................................................
14
BAB II BIOGRAFI NOVEL A. Biografi Tere Liye ..................................................................
17
B. Karakteristik Novel Tere Liye ................................................
18
C. Karya-Karya Tere Liye ...........................................................
19
D. Unsur Intrinsik Novel .............................................................
22
E. Sinopsis Novel ........................................................................
30
BAB III HASIL TEMUAN A. Nilai-Nilai Pendidikan Islam..................................................
40
B. Karakter Tokoh Utama Pendidik ...........................................
51
BAB IV ANALISIS DATA A. Nilai-Nilai Pendidikan Islam ..................................................
59
1. Pendidikan Aqidah/Keimanan ............................................
59
2. Pendidikan Syari‟ah/Ibadah ................................................
64
3. Pendidikan Akhlak .............................................................
73
B. Karakter Tokoh Utama Pendidik ............................................
104
C. Implikasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Kehidupan ....
112
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................
115
B. Saran .......................................................................................
117
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
119
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1
Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran
2
Daftar Nilai SKK
Lampiran
3
Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran
4
Riwayat Hidup Penulis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses di mana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk tingkah lakunya dalam masyarakat dia hidup. Dengan pendidikan manusia akan mendapatkan berbagai macam pengetahuan untuk bekal kehidupannya karena pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat (Ihsan, 2005:2). Pendidikan Islam adalah salah satu komponen inti dalam dunia pendidikan. Karena manusia membutuhkan tidak hanya pengetahuan saja namun juga kekuatan spiritual keagamaan agar terbentuk manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam. Begitu pentingnya pendidikan Islam bagi kehidupan manusia. Karena dengan pendidikan dapat membentuk pola pikir dan kepribadian yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan. Sehingga tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual saja namun juga memiliki kecerdasan emosional dan spiritual. Bahkan dalam Al-Quran dan hadis pun disebutkan betapa pentingnya dan keutamaan pendidikan atau menuntut ilmu. Seperti yang tercantum dalam QS Mujadillah ayat:11, Allah SWT berfirman:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majelis”,maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan juga dalam suatu hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda :
Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah memudahkan bagi orang itu jalan menuju ke surga (HR.Muslim). Dijelaskan bahwa Allah akan meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu. Tidak hanya berilmu saja namun juga diimbangi dengan kekuatan spiritual yaitu iman. Sehingga Allah akan memudahkan jalan menuju surga. Namun, di era kemajuan teknologi seperti sekarang ini pendidikan tidak hanya bisa didapat di sekolah atau lembaga pendidikan formal saja. Pendidikan bisa didapat dari mana saja. Salah satunya adalah melalui karya sastra yang bermutu dan berkualitas. Ada istilah “bermain sambil belajar”, istilah tersebut sangatlah tepat digunakan dalam menikmati karya sastra. Karena disamping sebagai
sarana hiburan, karya sastra juga bisa sebagai sarana belajar atau pendidikan. Terlebih
sekarang sudah ada beberapa karya sastra yang
bermutu dan berkulitas yang didalamnya tidak hanya mengandung unsur hiburan semata namun juga banyak sekali mengandung nilai-nilai moral dan pendidikan. Memasukkan nilai-nilai pendidikan melalui cerita pun sudah ada sejak dahulu melalui kisah-kisah para nabi yang dikemas dalam sebuah cerita sehingga anak-anak didik lebih mudah dalam meneladani tokohtokoh para nabi dan mengimplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada era modern cerita-cerita keteladanan tokoh dikemas menjadi lebih menarik lagi yang bisa menjadi sarana hiburan sekaligus pendidikan. Namun tidak banyak karya sastra yang memiliki fungsi keduanya. Kebanyakan karya sastra hanya menyuguhkan hiburan saja yang dijadikan nilai jual. Namun, masih ada beberapa penulis yang tetap memasukkan nilainilai pendidikan dalam setiap karya sastranya. Salah satu karya sastra yang sarat dengan nilai-nilai pendidikan adalah novel-novel karya Tere Liye. Tere Liye adalah salah satu penulis Indonesia yang selalu memasukkan nilai-nilai moral dan pendidikan dalam setiap karyanya. Salah satu karyanya yang sangat fenomenal dan best seller adalah Novel Serial AnakAnak Mamak yang diterbitkan oleh Republika. Novel tersebut terdiri dari empat serial yaitu Eliana, Pukat, Burlian, dan Amelia. Yang dalam setiap serialnya menceritakan tentang
kehidupan
anak-anak
mamak
yang
meski
dibesarkan
dalam
kesederhanaan, keterbatasan dan berbaur dengan kepolosan dan kenakalan, Mamak selalu menanamkan arti kerja keras, kejujuran, harga diri serta perilaku terpuji. yang diceritakan dengan kalimat-kalimat yang menarik, lucu, ceria, mengharukan, penuh keteladanan, menginspirasi dan sarat dengan nilai pendidikan khususnya pendidikan Islam. Seperti salah satu petikan dialog dalam novel Pukat salah satu Serial Anak-Anak Mamak berikut ini: “Memang tidak ada yang yang melihat kalian, tetapi Allah... Allah sungguh melihat kalian”(Pukat, 2011:144). Pelajaran yang akan disampaikan kepada pembaca adalah tentang nilai kejujuran. Dialog tersebut adalah dialog Nek Kiba seorang guru ngaji yang sedang mengajarkan arti pentingnya kejujuran kepada anak-anak. Atau salah satu petikan dialog dalam serial “Burlian”, berikut ini : “Begitu pula sekolah, Burlian, Pukat. Sama seperti menanam pohon. Pohon masa depan kalian. Semakin banyak ditanam, semakin baik dipelihara, maka pohonnya akan semakin tinggi menjulang. Dia akan menentukan hasil apa yang akan kalian petik di masa depan, menentukan seberapa baik kalian akan akan menghadapi kehidupan. Kalian tidak mau seperti Bapak, bukan? Tidak sekolah, tidak berpendidikan, tidak punya pohon raksasa yang dari pucuknya kalian bisa melihat betapa luas dunia. Menjadi seorang yang bermanfaat untuk orang banyak. Kau akan memiliki kesempatan itu, Burlian, karena kau berbeda. Sejak lahir kau memang sudah spesial. Juga kau Pukat, karena kau anak yang pintar.” (Burlian, 2009:30)
Itulah sedikit petikan dialog Bapak yang menasehati Pukat dan Burlian tentang pentingnya pendidikan. Dan masih banyak lagi nilai-nilai pendidikan yang bisa diambil dari setiap serial novelnya.
Novel ini tidak hanya menghibur namun juga menyajikan kisahkisah keteladanan dari para tokohnya yang bisa diambil nilai-nilainya bagi kehidupan khususnya pendidikan. Juga contoh keteladanan yang bisa diambil dari tokoh para pendidiknya seperti Pak Bin tokoh guru yang sudah mengabdi selama kurang lebih 25 tahun namun masih berstatus sebagai guru honorer dengan gaji yang sangat sedikit dan merupakan guru satu-satunya di sekolah, yang mengajar enam kelas secara bergantian akan tetapi
sangat
berdedikasi
tinggi
dalam mendidik
sehingga bisa
menghasilkan anak-anak didik yang luar biasa. Juga sosok Nek Kiba, seorang guru ngaji yang tidak digaji sepersen pun namun sangat ikhlas sekali dalam mendidik anak-anak dan selalu bisa membuat kisah-kisah yang menarik ketika memberikan nasehat sehigga mudah dipahami oleh anak didik. Dan tokoh-tokoh lain yang tidak kalah menginspirasi. Kisah-kisah tersebut diceritakan dengan bahasa yang menarik sehingga tidak membosankan ketika dibaca dan yang lebih penting secara tidak langsung kisah-kisah tersebut menginspirasi dan memotivasi karena sarat dengan nilai-nilai pendidikan khususnya pendidikan Islam. Dengan melihat isi dari novel Serial Anak-Anak Mamak yang penuh dengan pelajaran dan makna. Maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL SERIAL ANAK-ANAK MAMAK KARYA TERE LIYE sebagai sebuah karya sastra yang sarat dengan nilai-nilai pendidikan khususnya pendidikan Islam.
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah berisi penegasan mengenai pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya melalui penelitian. Didalamnya tercakup keseluruhan ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah (Maslikhah,2013:302). Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam novel Serial Anak-Anak Mamak karya Tere Liye? 2. Bagaimanakah karakter tokoh utama pendidik yang patut diteladani dalam novel Serial Anak-Anak Mamak karya Tere Liye? 3. Bagaimanakah implikasi nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam novel Serial Anak-Anak Mamak Karya Tere Liye pada kehidupan sehari-hari? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan pernyataan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada rumusan masalah. Perbedaannya terletak pada bentuk keilmuannya dalam rumusan masalah, kalimatnya berbentuk pertanyaan, maka dalam tujuan penelitian berbentuk kalimat pernyataan (STAIN Salatiga, 2008:16). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam novel Serial Anak-Anak Mamak karya Tere Liye.
2. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah karakter tokoh utama pendidik yang patut diteladani dalam novel Serial Anak-Anak Mamak karya Tere Liye. 3. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah implikasi nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam novel Serial Anak-Anak Mamak karya Tere Liye pada kehidupan sehari-hari. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritik Secara teoritik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi dunia pendidikan pada umumnya dan khususnya bagi pengembangan nilai-nilai pendidikan baik umum maupun pendidikan Islam melalui pemanfaatan seni sastra. Serta untuk menambah wawasan tentang keberadaan seni sastra (novel) yang memuat tentang pendidikan. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, efektifitas penyampaian pesan melalui karya sastra ada 3 yatitu: a. Bagi dunia sastra, diharapkan penelitian ini dapat memberi masukan dan menjadi bahan pertimbangan dalam membuat sebuah karya, yaitu tidak hanya memuat tentang keindahan dan hiburan semata sebagai daya jual namun juga memperhatikan isi dan memasukkan pesan-pesan yang dapat diambil dari karya sastra tersebut.
b. Bagi
dunia
pendidikan,
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan masukan terhadap penggunaan media pembelajaran yang efektif dan efisien dalam rangka melaksanakan pendidikan melalui media cerita yang inspiratif dalam mendidik siswa. c. Bagi civitas akademica, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk penelitian-penelitian yang relevan di masa yang akan datang. E. Metode Penelitian Pengertian metode, berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah cara atau suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu obyek atau subjek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang
dapat
dipertanggungjawabkan
secara
ilmiah
dan
termasuk
keabsahannya (Ruslan, 2010:24) Metodologi di sini diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran (Mardalis, 2002:24). Adapun komponen dalam metode penelitian ini adalah: 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research), dengan menggunakan pendekatan deskriptif analisis
(descriptive of analyze research). Deskripsi analisis ini mengenai bibliografis yaitu pencarian berupa fakta, hasil dan ide pemikiran seseorang melalui cara mencari, menganalisis, membuat interpretasi serta melakukan generalisasi terhadap hasil penelitian yang dilakukan (Moleong, 2005:29). Penelitian ini menggunakan literatur dan teks sebagai objek utama analisis yaitu dalam penelitian ini adalah novel yang kemudian dideskripsikan dengan cara menggambarkan dan menjelaskan teks-teks dalam novel yang mengandung nilai-nilai pendidikan Islam dengan menguraikan dan menganalisis serta memberikan pemahaman atas teks-teks yang dideskripsikan. Penulis juga menggunakan pendekatan sastra dalam mengkaji subyek penelitian yaitu pendekatan pragmatik. Menurut teori Abram pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang mendasarkan pada nilai guna dan manfaat karya sastra memperhatikan pada peranan pembaca dalam memaknai karya sastra. Pandangan terhadap karya sastra (seni) secara pragmatis ini menggeser doktrin “seni (hanya) untuk seni”. (Fatchul Mu‟in:2008). Pendekatan ini digunakan karena mempertimbangkan aspek kegunaan dan manfaat karya sastra (novel) yang dapat diperoleh pembaca.
2. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan penulis untuk mengumpulkan berbagai sumber data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2006:231). Metode dokumentasi ini, data mengenai penelitian diperoleh dengan cara menghimpun data dari berbagai literatur, baik artikel, jurnal,
majalah,
maupun
buku-buku
yang
berkaitan
dengan
pembahasan penelitian ini guna menjadi referensi dalam penyusunan skripsi ini. 3. Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2006:129). Dalam penulisan skripsi ini, sumber data yang digunakan adalah beberapa sumber yang relevan dengan pembahasan skripsi. Adapun sumber data terdiri dari dua macam yaitu: a. Sumber Data Primer, merupakan sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu novel Serial Anak-Anak Mamak yang terdiri dari empat seri novel yaitu: Eliana, Pukat, Burlian dan Amelia karya Tere Liye yang diterbitkan oleh Republika.
b. Sumber Data Sekunder,
yaitu
berbagai
literatur
yang
berhubungan dan relevan dengan objek penelitian, baik itu berupa transkrip, wawancara, buku, artikel di surat kabar, majalah, tabloid, website, multiplay, dan blog di internet yang berupa jurnal. 4. Metode Analisis Data Metode yang digunakan adalah analisis isi, dengan menguraikan dan menganalisis serta memberikan pemahaman atas teks-teks yang dideskripsikan. Isi dalam metode analisis isi terdiri atas dua macam, yaitu isi laten dan isi komunikasi. Isi laten adalah isi yang terkandung dalam dokumen dan naskah, sedangkan isi komunikasi adalah pesan yang terkandung sebagai akibat komunikasi yang terjadi (Ratna, 2007:48). Sebagaimana metode kualitatif, dasar pelaksaanaan metode analisis isi adalah penafsiran. Apabila proses penafsiran dalam metode kualitatif memberikan perhatian pada situasi ilmiah, maka dasar penafsiran dalam metode analisis isi memberikan perhatian pada isi pesan. Oleh karena itulah, metode analisis isi dilakukan dalam dokumen-dokumen yang padat isi. Peneliti menekankan bagaimana memaknakan isi komunikasi, memaknakan isi interaksi simbolik yang terjadi dalam peristiwa komunikasi (Ratna, 2007:49) Dalam penelitian ini, penulis akan mengkaji isi novel Serial AnakAnak Mamak yang mengandung nilai-nilai pendidikan Islam.
Langkah-langkah yang penulis gunakan dalam pengolahan data adalah: a. Langkah deskriptif, yaitu menguraikan teks-teks dalam novel Serial Anak-Anak Mamak yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan Islam. b. Langkah interpretasi, yaitu menjelaskan teks-teks dalam novel Serial Anak-Anak Mamak yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan Islam. c. Langkah Analisis, yaitu menganalisis penjelasan dari novel Serial Anak-Anak
Mamak
yang
berhubungan
dengan
nilai-nilai
pendidikan Islam. d. Langkah mengambil kesimpulan, yaitu mengambil kesimpulan dari novel Serial Anak-Anak Mamak yang berhubungan dengan nilainilai pendidikan Islam. F. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran terhadap judul penelitian di atas, maka penulis berusaha menjelaskan dari berbagai istilah pokok yang terkandung dalam judul tersebut, yaitu: 1. Nilai Nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan (Poerwadarminto, 1999:667). Nilai (value/qimah) dalam pandangan Brubacher tidak terbatas ruang lingkupnya. Nilai tersebut sangat erat dengan pengertian-pengertian dan aktivitas manusia yang
kompleks
sehingga sulit
ditentukan batasannya
(Muhaimin,
1993:109). Maksudnya kualitas yang membangkitkan respon penghargaan. Nilai itu praktis dan efektif dalam jiwa dan tindakan manusia dan melembaga secara obyektif di dalam masyarakat (Muhaimin, 1993:110). Jadi manusia hidup di dunia tidak akan terlepas dari adanya ikatan nilai. Karena nilai itu merekat pada manusia dan mampu memberi arti bagi manusia. 2. Pendidikan Islam Pendidikan islam ialah segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya insani yang ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam (Materi UKL PAI, hal 25). Pendidikan Islam adalah pembentukan kepribadian muslim. Cirinya ialah perubahan sikap dan tingkah laku sesuai dengan petunjuk dan ajaran Islam. Untuk itu perlu adanya usaha, kegiatan, cara, alat dan lingkungan hidup yang menunjang keberhasilannya (Darajat, 2011:27). Di segi lainnya, pendidikan Islam tidak hanya bersifat teoritis saja, tetapi juga praktis. Ajaran Islam tidak memisahkan antara iman dan amal saleh. Oleh karena itu pendidikan Islam adalah sekaligus pendidikan iman dan amal. Dan Karena ajaran Islam berisi ajaran tentang sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat, menuju
kesejahteraan hidup perorangan dan bersama, maka pendidikan Islam adalah pendidikan individu dan pendidikan masyarakat (Daradjat, 2011:28). 3. Novel Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif. Biasanya dalam bentuk cerita (Maslikhah, 2013:126). Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra prosa fiksi, mengandung beberapa unsur pokok, yaitu: pengarang atau narator, isi penciptaan, media penyampaian isi berupa bahasa, dan elemen-elemen fiksional atau unsur-unsur intrinsik yang membangun karya fiksi itu sendiri sehingga menjadi suatu wacana. Pada sisi lain, dalam rangka memaparkan isi, pengarang akan memaparkannya melalui penjelasan atau komentar, dialog maupun monolog, dan melalui perbuatan atau action (Aminuddin, 1991:66). Dalam penelitian kali ini peneliti akan meneliti isi dari Novel Serial Anak-Anak Mamak yang terdiri dari empat serial yaitu: Eliana, Pukat, Burlian, dan Amelia karya Tere Liye yang diterbitkan oleh Republika sebagai bahan penelitian yang mengandung nilai-nilai pendidikan Islam dengan meneliti isi dan juga memperhatikan unsurunsur intrinsik pembangun novelnya. G. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika penulisan skripsi yang disusun terbagi dalam tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri
dari sampul, lembar berlogo, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman pernyataan orisinalitas, halaman motto dan persembahan, halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi, halaman daftar lampiran. Bagian Inti atau Isi dalam penelitian ini, penulis menyusun ke dalam lima bab yang rinciannya adalah sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan penelitian.
BAB II
BIOGRAFI NOVEL Dalam bab ini akan diuraikan mengenai: Biografi Tere Liye, karakteristik novel Tere Liye, karya-karya Tere Liye, unsur-unsur intrinsik novel, Sinopsis Novel Serial Anakanak Mamak.
BAB III
HASIL TEMUAN Dalam bab ini akan diuraikan hasil temuan penulis mengenai: Nilai-nilai pendidikan Islam dalam Novel Serial Anak-Anak Mamak dan karakter tokoh utama pendidik dalam Novel Serial Anak-Anak Mamak.
BAB IV
ANALISIS DATA Dalam bab ini akan disajikan analisis mengenai: Nilai-nilai pendidikan Islam dalam Novel Serial Anak-Anak Mamak, karakter tokoh utama pendidik dalam Novel Serial AnakAnak Mamak, dan implikasi nilai-nilai pendidikan Islam dalam Novel Serial Anak-Anak Mamak di kehidupan sehari-hari.
BAB V
PENUTUP Bab penutup berisi kesimpulan dan saran.
BAB II BIOGRAFI NOVEL A. Biografi Tere Liye
Nama “Tere Liye” merupakan nama pena seorang penulis berbakat di Indonesia. Nama sebenarnya Tere Liye adalah Darwis. Meskipun Tere Liye adalah salah satu penulis yang telah banyak menghasilkan karyakarya best seller. Akan tetapi sangat sulit sekali mencari biodata atau biografi Tere Liye. Karena Tere Liye tidak pernah sekalipun memasukkan foto atau biografi di setiap karyanya. Berbeda dengan penulis lain yang selalu mencantumkan foto dan biografinya di setiap akhir karyanya. Tere Liye memang sepertinya tidak ingin di publikasikan kepada umum terkait kehidupan pribadinya. Itulah cara yang Tere Liye pilih, hanya berusaha memberikan karya terbaik dengan tulus dan sederhana. Berikut ini sedikit informasi yang penulis dapatkan mengenai biografi Tere Liye dari berbagai sumber di internet baik di blog atau di fanpage Tere Liye. Tere-liye adalah seorang penulis novel berbahasa Indonesia. Lahir pada tanggal 21 Mei 1979. Tere Liye lahir dan tumbuh dewasa di pedalaman Sumatera. Anak ke enam dari tujuh bersaudara ini berasal dari keluarga sederhana yang orang tuanya berprofesi sebagai petani biasa. Meskipun begitu tidak menghalangi Tere liye untuk tumbuh menjadi pribadi luar biasa yang hingga saat ini telah menghasilkan karyakarya yang sebagian besar menjadi bestseller. Bahkan beberapa diantaranya telah diangkat ke layar lebar. Salah satunya adalah novel Serial Anak-Anak Mamak ini yang terdiri dari empat serial yaitu Eliana, Pukat, Burlian, dan Amelia yang menjadi bahan dalam penelitian ini.
Tere Liye meyelesaikan masa pendidikan dasar sampai menengah pertama di SD Negeri 2 dan SMP Negeri 2 Kikim Timur, Sumatera Selatan. Kemudian melanjutkan ke SMU Negeri 9 Bandar Lampung. Setelah selesai di Bandar Lampung, kemudian meneruskan ke Universitas Indonesia dengan mengambil fakultas Ekonomi. Saat ini telah menikah dengan Riski Amelia dan dikarunia seorang putra bernama Abdullah Pasai. Aktivitasnya hingga saat ini masih berusaha untuk menghasilkan karya-karya luar biasa yang dapat memotivasi dan menginspirasi setiap pembacanya. B. Karakteristik Novel Tere Liye Ciri khas penulis bernama asli Darwis ini adalah selalu mengangkat hal-hal sederhana yang mampu menggugah hati pembacanya. Bahkan, tak jarang menguras air mata. Sederhana namun sarat pesan dan makna. Maka Tidak mengherankan jika rata-rata karyanya mampu mencapai penjualan puluhan ribu eksemplar. Cukup untuk membuat beberapa Production House ternama meliriknya. Dari karya-karyanya, Tere Liye ingin membagi pemahaman bahwa sebetulnya hidup ini tidaklah rumit seperti yang sering terpikir oleh kebanyakan orang. Hidup adalah anugerah Yang Maha Kuasa dan karena anugerah berarti harus disyukuri. “bekerja keras dan selalu merasa cukup, mencintai, berbuat baik dan selalu berbagi, senantiasa bersyukur serta berterima kasih, maka Ia percaya bahwa kebahagiaan itu sudah berada di genggaman
kita”.
Sederhana
dan
sangat
menginspirasi.
Karena
kesederhanaanlah yang mampu membuka hati, ketika hati sudah terbuka maka akan sangat mudah setiap pesan-pesan positif itu sampai. Begitulah karakteristik novel karya Tere Liye. Sederhana dan menginspirasi sehingga mudah dipahami oleh pembaca dan pesan yang ingin disampaikan dalam novel dapat tersampaikan dengan baik kepada pembaca. Sehingga dapat memberikan manfaat yang besar setelah membaca karya-karyanya. Salah satunya adalah novel Serial Anak-Anak Mamak yang menjadi bahan penelitian ini. Novel yang terdiri dari empat serial yaitu Eliana, Pukat, Burlain, dan Amelia ini diceritakan secara sederhana dengan kalimat-kalimat yang menarik, lucu, ceria, mengharukan, penuh keteladanan, menginspirasi dan sarat dengan nilai pendidikan khususnya pendidikan Islam C. Karya-Karya Tere Liye Tere liye adalah salah satu penulis di Indonesia yang sangat produktif dalam menghasilkan karya sastra yang sebagian besar diantaranya adalah best seller dan berulang kali dicetak termasuk novel yang menjadi bahan penelitian ini. Berikut ini penulis sedikit menuliskan karya-karya Tere liye yang telah diterbitkan dan sudah tersebar di seluruh Indonesia yang mengandung nilai-nilai pendidikan dan moral: 1. Hafalan Shalat Delisa (Penerbit Republika, 2005.
Novel ini adalah karya Tere Liye yang sudah diangkat ke layar lebar (difilmkan). Mengisahkan tentang perjuangan seorang anak dan ketegarannya
menghimpun kehidupannya kembali
setelah kehilangan segalanya dalam tragedi tsunami Aceh. 2. Moga Bunda Disayang Allah (Penerbit Republika, 2005). Novel ini juga karya Tere Liye yang sudah diangkat ke layar lebar (difilmkan). Mengisahkan tentang seorang anak yang memiliki keterbatasan fisik yaitu buta, tuli, sekaligus bisu yang berjuang untuk mendapatkan pendidikan. Perjuangan seorang ibu yang luar biasa mendukung anak yang memiliki keterbatasan itu dengan sabar, tulus, dan ikhlas. Kerja keras seorang guru untuk memberikan pendidikan dengan cara dan metode terbaik yang bisa dilakukan agar mudah diterima oleh siswanya yang sangat „spesial‟. 3. Rembulan Tenggelam di Wajahmu (Grafindo 2006 & Republika 2009). Novel inspiratif seorang anak panti asuhan dalam membangun kehidupannya sehingga menjadi seorang pengusaha sukses. Selalu merasakan ketenangan dan perasaan bersyukur ketika melihat rembulan sebagai salah satu ciptaan Sang Pencipta ketika dia sedang memiliki masalah. Menceritakan tentang adanya hubungan sebab akibat dalam setiap kehidupan manusia di dunia ini.
4. Bidadari Bidadari Surga (Penerbit Republika, 2008). Novel yang mengisahkan ketulusan dan pengorbanan seorang kakak perempuan yang menghidupi keluarga dan adikadiknya. Yang mengorbankan segenap hidupnya demi ibu dan adik-adiknya. Walaupun dirinya tetap hidup dalam kesederhanaan. Namun dapat menghasilkan adik-adik yang menjadi orang-orang sukses dan luar biasa. 5. Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin (Gramedia Pustaka Umum, 2010). Novel ini ingin menyampaikan pesan bahwa bagaimanapun kehidupan ini kita tidak boleh menyalahkan kehidupan. Karena itu semua telah diatur sedemikian baik oleh Allah SWT. Seperti daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Begitulah kita harus mensyukuri kehidupan. 6. Serial Anak-Anak Mamak yang terdiri dari empat serial yaitu Burlian (Penerbit Republika, 2009), Pukat (Penerbit Republika, 2010), Eliana (Penerbit Republika, 2011), dan Amelia (Penerbit Republika, 2013). Keempat novel tersebut adalah bagian dari Novel Serial Anak-Anak Mamak. Novel inspiratif yang banyak mengandung nilai-nilai pendidikan khususnya pendidikan Islam. Yang menjadi bahan penelitian dalam penulisan skripsi ini. Novel yang Mengisahkan tentang anak-anak mamak. Kisah kehidupan mereka
di pedalaman sumatera. Tentang kehidupan dan perjuangan mendapatkan pendidikan di tengah keterbatasan. Dan berbagai macam petualangan masa kanak-kanak yang terus melekat hingga mereka tumbuh dewasa. Kisah anak-anak mamak yang meski dibesarkan dalam kesederhanaan, keterbatasan dan berbaur dengan kepolosan dan kenakalan, Mamak selalu menanamkan arti kerja keras, kejujuran, harga diri serta perilaku terpuji. Dan di sini kasih sayang keluarga adalah segalanya. D. Unsur Intrinsik Novel Unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Adapun unsur-unsur intrinsik dalam novel Serial AnakAnak Mamak adalah sebagai berikut: 1. Tema Tema novel ini adalah dunia anak-anak dan pendidikan yang penuh petualangan hebat. Di mana rasa ingin tahu, proses belajar, menyatu dengan kepolosan, kenakalan, hingga isengnya dunia anak-anak. 2. Penokohan Berikut ini adalah tokoh-tokoh utama dalam Novel Serial Anak-Anak Mamak yang terdiri dari empat serial yaitu Eliana, Pukat, Burlian, dan Amelia: a. Nurmas (Mamak)
Nurmas dalam novel Serial Anak-Anak Mamak ini adalah ibu dari Eliana, Pukat, Burlian, dan Amelia yang biasa dipanggil Mamak. Mamak adalah sosok ibu teladan yang mendidik anak-anaknya dengan kedisiplinan dan selalu menanamkan arti kerja keras, kejujuran, dan harga diri walau mereka hidup dalam kesederhanaan dan keterbatasan. b. Syahdan (Bapak) Syahdan adalah tokoh Bapak dalam novel Serial Anak-Anak Mamak. Dalam mendidik anak-anaknya Bapak dan Mamak saling melengkapi satu sama lain. Ketika mamak mendidik dengan kedisiplinan dan tegas maka bapak sebaliknya.
Bapak adalah sosok periang, tidak
banyak bicara, selalu memberikan keteladanan dengan perbuatan langsung, dan selalu bijak dalam menyikapi masalah. Bapak selalu menekankan kepada anak-anaknya agar selalu berbakti kepada kedua orang tua khususnya Mamak. Seperti kutipan dialog Bapak ketika menasehati anak-anaknya. “Jangan pernah membenci Mamak kau, jangan sekali-kali...karena jika kau tahu sedikit saja apa yang telah ia lakukan demi kalian, maka yang kau tahu itu sejatinya bahkan belum sepersepuluh dari pengorbanan, rasa cinta, dan rasa sayangnya pada kalian”. (Pukat, 2010:206). c. Eliana
Anak Pemberani itulah sebutan untuk anak sulung Bapak dan Mamak yang bernama Eliana. Walaupun seorang perempuan namun Eliana tumbuh dan besar sebagai anak pemberani, memiliki prinsip yang kuat, teguh pendirian, dan selalu ingin menjadi yang terdepan membela ketidakadilan. Sehingga dia pun bercita-cita menjadi pengacara
yang
membela
orang-orang
lemah
yang
diperlakukan tidak adil. Seperti percakapannya ketika ditanya oleh Wak Yati tentang cita-citanya berikut ini: “Eli mau jadi pengacara yang hebat, Wak. Yang membela siapa saja yang dikalahkan, siapa saja yang dihinakan. Eli akan berdiri di depan siapa saja yang membutuhkan bantuan, siapa saja yang teraniaya,” (Eliana, 2011:474). d. Pukat Bapak dan Mamak selalu menyebutnya “si Anak Pintar". Pukat adalah anak laki-laki Mamak dan Bapak yang paling pintar, senang mencoba hal-hal baru, pandai memecahkan
masalah,
dan
sok
tahu.
Salah
satu
kejeniusannya adalah ketika dia mengungkap kawanan perampok
kereta.
Dengan
kejeniusannya
kawanan
perampok kereta yang sudah profesional pun dapat tertangkap dan dia mendapat pujian atas kejeniusannya itu. Begitu juga guru sekolahnya yang mengakui bahwa Pukat
adalah anak pintar seperti dalam dialog Pak Bin guru Pukat berikut ini: “Pukat anak jenius, calon profesor, penemu hebat, kelak semua orang akan tahu betapa pintarnya anak keluarga Syahdan nomor dua itu”. (Amelia, 2013:3). e. Burlian Anak ketiga Mamak dan Bapak ini sering disebut sebagai “si Anak Spesial”. Meskipun Burlian anak Mamak yang paling jahil, paling nakal dan, paling sok tahu tetapi dia adalah anak yang memiliki keteguhan hati, rasa keingintahuannya tinggi, dan memiliki mimpi besar untuk bisa keliling dunia. Seperti kata Bapak: “Kakak kau itu memang jahil, Amel. Tapi dia akan melihat dunia, dia akan belajar banyak. Kakak kau itu spesial, Amel, memiliki keteguhan hati. Nah, semoga kalau besar nanti, jahilnya berkurang.” (Amelia, 2013:3). f. Amelia Amelia adalah anak bungsu Bapak dan Mamak. Anak terakhir dari empat bersaudara itu adalah anak yang paling kuat, paling halus hatinya, paling sensitif sekaligus paling manja dan mudah menangis. Namun peka dan peduli terhadap kesusahan orang lain. Maka Bapak selalu mengatakan: “Kau adalah anak paling kuat di keluarga kita, Amel. Kau tahu kenapa? Karena hati kau dibuat dari kristal paling bening. Hanya seorang putri
terbaik yang memperolehnya. (Amelia, 2013:172).
Putri
Amelia.”
g. Pak Bin Pak Bin adalah guru yang sudah mengabdi selama kurang lebih 25 tahun namun masih berstatus sebagai guru honorer dengan gaji yang sangat sedikit dan merupakan guru satu-satunya di sekolah, yang mengajar enam kelas secara bergantian akan tetapi sangat berdedikasi tinggi dalam mendidik sehingga bisa menghasilkan anak-anak didik yang luar biasa. Pak Bin selalu menekankan bahwa pendidikan itu sangat penting. h. Nek Kiba Seorang guru ngaji yang tidak digaji sepersen pun namun sangat ikhlas sekali dalam mendidik anak-anak dan selalu bisa membuat kisah-kisah yang menarik ketika memberikan nasehat sehigga mudah dipahami oleh anak didik. Hampir semua penduduk desa pernah menjadi murid Nek Kiba. Walaupun usia Nek Kiba sudah hampir delapan puluh tahun, namun semangatnya mengajarkan huruf hijaiyah agar anak-anak desa bisa mengaji tidak pernah luntur dimakan usia. i. Wak Yati Wak Yati adalah kakak tertua Bapak. Usianya sudah tujuh puluh tahun. Wak Yati beruntung dahulu pernah
sekolah di sekolak rakyat yang gurunya menguasai bahasa Belanda sehingga dia lancar juga berbahasa Belanda. Wak Yati juga beruntung karena pernah bekerja menjadi juru tulis salah satu saudagar kaya yang sering berdagang hingga ke luar negeri. Sehingga dia pernah berlayar hingga ke Malaka dan Singapura. j. Paman Unus Paman Unus adalah adik laki-laki Mamak. Paman Unus adalah salah satu penduduk kampung yang beruntung dapat mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi. Meski sempat tinggal di kota besar, Paman Unus tetap mencintai kampung, lembah, hutan, dan sungai. 3. Alur Alur cerita dalam novel ini adalah alur maju (progresif) yaitu apabila peristiwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita dan alur mundur (flash back progresive) yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung. Jadi alur dalam novel ini adalah alur maju dan mundur. Kutipan novel: “Hari itu aku berangkat. Seluruh murid kelas enam SD kami lulus. Dan kejadian pada malam itu (flashback kejadian pada saat Burlian dan teman-temannya menangkap penjahat buronan polisi) , pekuburan kampung ramai oleh penduduk. Mengabaikan pertandingan piala Thomas yang sedang seru-serunya, seluruh kampung mengepung
pekuburan. Petugas koramil dari kota kecamatan datang beberapa jam kemudian. Sosok tinggi itu adalah buronan „bajing loncat‟ dari penjara kota.” (Burlian, 2009:333). 4. Sudut pandang Dalam novel ini penulis (Tere Liye) menggunakan sudut pandang orang pertama. Hal ini dikarenakan tokoh utama selalu menyebut dirinya dengan kata “aku”. Kutipan novel: “Inilah duniaku sekarang. Dan menjadi guru adalah citacita terbaik yang pernah kumiliki saat menatap wajah tulus Pak Bin dan senyum lapang Nek Kiba. Aku memiliki teladan guru-guru terbaik dalam hidupku.” (Amelia, 2013:391). 5. Gaya bahasa Gaya bahasa yang digunakan penulis dalam novel ini sangat sederhana, inspiratif, dan sarat dengan makna. Sehingga dari setiap kata-katanya pembaca dapat merasakan kekuatan pandangan hidup yang dapat memotivasi dan membangkitkan semangat. Kutipan novel: “Begitu pula sekolah, Burlian, Pukat. Sama seperti menanam pohon. Pohon masa depan kalian. Semakin banyak ditanam, semakin baik dipelihara, maka pohonnya akan semakin tinggi menjulang. Dia akan menentukan hasil apa yang akan kalian petik di masa depan, menentukan seberapa baik kalian akan akan menghadapi kehidupan. Kalian tidak mau seperti Bapak, bukan? Tidak sekolah, tidak berpendidikan, tidak punya pohon raksasa yang dari pucuknya kalian bisa melihat betapa luas dunia. Menjadi seorang yang bermanfaat untuk orang banyak. Kau akan memiliki kesempatan itu, Burlian, karena kau berbeda. Sejak lahir kau memang sudah spesial. Juga kau Pukat, karena kau anak yang pintar.” (Burlian, 2009:30).
6. Latar atau setting Adapun latar dari novel ini adalah lembah bukit Provinsi Sumatera Selatan, sebuah desa yang dikelilingi oleh hutan dan sungai. Kutipan novel: “Kampung kami terletak di kaki bukit barisan. Sejauh mata memandang hanya hamparan hijau yang terlihat. Di sanalah sumber kehidupan penduduk kampung. Kebunkebun kopi tumbuh subur, karet, lada, tanaman padi tadah hujan, berselang-seling dengan hutan. Disanalah mata pencaharian kami, sungai dengan ikan-ikan besar di dalamnya, hutan dengan rusa-rusa liar, dan berbagai obatobatan alam.(Burlian, 2009:13). 7. Amanat Amanat yang ingin disampaikan dalam Novel Serial AnakAnak Mamak ini adalah betapa pentingnya pendidikan walaupun untuk mencapainya butuh pengorbanan dan kerja keras di samping segala keterbatasan yang ada. Karena dengan pendidikan, masa depan akan lebih baik. Kutipan Novel: “Pak Bin bilang sekolah bukan hanya tempat belajar menulis dan membaca. Sekolah juga tempat belajar banyak hal...” Aku mengulang kalimat Pak Bin dengan sempurna, “Dengan sekolah akan banyak kesempatan yang datang... masa depan yang lebih baik... kesenangan, keriangan... Jangan pernah berhenti percaya tentang itu.” (Burlian, 2009:152).
E. Sinopsis Novel Serial Anak-Anak Mamak
Novel Serial Anak-Anak Mamak karya Tere Liye ada empat serial yaitu Eliana, Pukat, Burlian, dan Amelia. Berikut sinopsis dari keempat serial tersebut: 1. Sinopsis Novel Eliana Novel ini berkisah tentang seorang anak bernama Eliana, anak sulung Mamak. Novel ini merupakan bagian dari 4 rangkai novel dari “Serial Anak-anak Mamak” yang menceritakan tentang anak-anaknya yaitu Eliana, Pukat, Burlian, dan Amelia. Dalam novel ini settingnya digambarkan di lembah bukit Provinsi Sumatra Selatan, sebuah desa yang dikelilingi oleh hutan dan sungai. Kisahnya tentang keluarga sederhana, Pak Syahdan dan Mak Nur yang membesarkan anak-anaknya dengan disiplin yang tinggi,
tegas,
berakhlak
dan
memberikan
teladan
dari
perbuatannya. Kisah dalam novel ini dimulai ketika suatu hari Eliana diajak Bapak ke Kota Provinsi untuk sekedar melihat bagaimana perawakan kota besar. Namun, sesungguhnya Syahdan, nama Bapak, serta beberapa tokoh desa akan melaksanakan negosiasi dengan Johan, pemilik perusahaan tambang pasir yang ingin mengambil alih lahan kampung yang menjadi sasaran lokasi penambangan. Eliana
yang
sesungguhnya
tidak
diundang
dalam
pertemuan, dan seharusnya menunggu di toko Koh Acung sahabat
bapaknya, bersikeras menyusul Bapak ke gedung warna biru di seberang toko Koh Acung tempat pertemuan diadakan. Eliana secara tidak sengaja kemudian mendengar percakapan dalam ruangan negosiasi, Eliana yang tidak menerima Bapaknya direndahkan oleh Johan menyerbu masuk ruangan dan memaki pemilik perusahaan tersebut. Keras kepala dan berani, dua sifat yang terlihat begitu mendominasi alur cerita anak kelas 4 SD ini. Keberaniannya sudah muncul sejak awal-awal kisah, dimana Eliana berani membentak „para petinggi‟ di sebuah forum resmi, “JANGAN HINA BAPAKKU!!”. Kemudian, dimulailah kisah dalam novel ini. Eliana bersama tiga orang temannya Marhotap, Hima, dan Damdas yang membentuk geng “Empat Buntal”, mengadakan perlawanan menolak tambang pasir dikampungnya. Misi mereka adalah menghalangi para pengeruk pasir. Dengan gaya pengintai mereka menyusun rencana-rencana dari mulai mengempesi ban, hingga tindakan Marhotap melempar kantong-kantong bensin ke truk pengeruk pasir. Tetapi, di tengah-tengah perlawanan yang mereka lakukan, ia harus kehilangan salah satu anggota geng. Dengan meninggalnya Marhotap, maka hilanglah satu anggota „Empat Buntal‟. Mereka sedih, tidak bersemangat lagi untuk menghalau para „maling‟ kampung itu, apalagi lebih bahaya mengintai mereka dengan kejadian hilangnya Marhotap. Walaupun
begitu, bukan Eliana namanya kalau tidak beraksi lagi dan kembali bersemangat melindungi kampungnya. Menggantikan Marhotap, hadirlah seorang teman sebangkunya. Mereka lalu kembali beraksi untuk mengusir mereka. Meski usianya masih terbilang sangat muda, Eliana mengetahui bahwa proyek pengerukan pasir yang masuk secara paksa ke kampungnya berdampak fatal, tidak hanya bagi penduduk, tetapi juga siklus alam. Kesadaran terhadap lingkungan tersebut tidak lepas dari pendidikan yang diperolehnya dari Pak Bin, guru aktif yang harus mengajar 6 kelas karena kekurangan tenaga kerja, belum lagi kondisi sekolahnya yang sudah tidak layak. Dengan segala masalah pendidikan, lingkungan, dan pemerintahan yang diceritakan dalam buku Eliana ini, tidak membuat plot cerita menjadi berat. Penulis berhasil menyampaikan kritikannya tanpa melupakan fokus dan tokoh utama dari cerita yaitu tentang anak bernama Eliana. Konflik keluarga pun menjadi salah
satu
dilema
dalam
diri
Eliana,
ketika
dia
mulai
mempertanyakan kasih sayang Mamak dan statusnya sebagai anak sulung. Sehingga cerita pun tidak hanya berkesan seru, menegangkan, dan sinis, tetapi juga ceria, lucu, sekaligus mengharukan.
Selain menceritakan tentang keberanian Eliana, kisah ini juga menceritakan tentang Eliana yang membenci statusnya menjadi anak Sulung. Ia membenci mamak yang mengharuskan Eliana menjaga dan bertanggung jawab terhadap adik-adiknya. Sampai akhirnya ia kabur dari rumah. Pada bab terakhir menyatakan bahwa Eliana sudah dewasa dan menjadi seorang pengacara. Yang kemudian terus berjuang untuk menegakkan keadilan dan melindungi kampungnya dari orang-orang seperti Johan yang ingin mengeruk keuntungan dengan merusak alam. 2. Sinopsis Novel Pukat Seluruh keluarga Mamak menjuluki Pukat sebagai si anak pandai dan panjang akal karena rajin mencari tahu jawaban atas segala pertanyaan. Sifat tersebut berbeda dari Burlian yang dianggap si tukang tanya, meski dia dijuluki anak spesial. Karena pandai dan hampir tahu segala rupa. Secara alamiah Pukat tumbuh menjadi anak yang bijak dan jujur. Meski begitu ada kalanya dia juga kurang sabar, tidak mau mengalah, bahkan bila perlu ngotot demi memegang prinsip yang dianggapnya benar. Fokus dalam novel ini ialah ketika Pukat kelas 5 hingga lulus SD. Dalam dua tahun itu dia mengalami sejumlah peristiwa dramatik yang amat berbekas sekaligus membentuk mentalnya menuju masa pertumbuhan hingga dewasa. Kala itu, misalnya, dia
bersama Burlian untuk pertama kali diajak ayah naik kereta api mengunjungi kawannya di kota kabupaten. Malang, persis ketika masuk terowongan panjang, kereta mereka dibajak dan para penumpangnya dirampok secara terencana. Setelah saling olok dan bantah-bantahan, Pukat akhirnya bermusuhan sangat sengit dengan kawan dekat sekaligus pahlawan permainan bola air mereka, Raju. Bersama Can dan Burlian, dia juga nyaris mati terbakar hidup-hidup ketika ayahnya bersama para tetangga membuka hutan untuk dijadikan ladang. Kampung mereka juga sempat dilanda banjir dan menyengsarakan semua penduduknya. Di masa kanak-kanak itu Pukat belajar arti kejujuran, kerja keras, rasa tabah, kasih sayang orang tua, persahabatan, berani bertindak,
menghargai
rezeki,
sekalian
belajar
perbedaan
pertumbuhan anak laki-laki dan perempuan, serta betapa panjang dan mengesankan perjalanan segenggam beras sampai akhirnya menjadi nasi yang siap disantap. Pada bagian akhirnya dalam perjalanan pulang dua belas jam dari Amsterdam ke Jakarta, dia akhirnya menemukan jawaban atas teka-teki dari uwaknya yang seumur hidup jadi pertanyaan besar dalam dirinya dari surat yang dikirim Burlian dari Tokyo. Pertanyaan itu ialah "Apa harta karun paling berharga di kampung ini?" Penemuan itulah yang memberi dia energi untuk mudik
menziarahi pusara uwaknya dan menyatakan dirinya telah menemukan rahasia atas limpahan kasih sayang yang selama ini memberkatinya. 3. Sinopsis Novel Burlian Tuntulah ilmu dari buaian (ibu) sampai ke liang lahat. Begitulah kalimat bijak yang sangat familiar didengar di telinga. Bahwa menuntut ilmu bagaimanapun keadaannya. Kapan pun lamanya. Dan dimanapun berada. Menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban baik bagi seorang muslim (laki-laki) maupun muslimah (perempuan). Serta tak memandang bulu maupun usia. Wajib menuntut ilmu untuk siapa pun. Apalagi jika itu sebuah impian mulia. Tentu akan bersungguh-sungguh dilakukan agar tercapai. Inilah yang diceritakan dalam novel Burlian karya TereLiye. Novel menceritakan tentang seorang anak SD bernama Burlian. Anak yang memiliki mimpi besar untuk keliling dunia walaupun hidupnya di daerah terpencil. Tinggal di daerah pedalaman Sumatera di sekitar pesisir hutan bukit barisan. Burlian adalah anak kedua dari 3 bersaudara. Di kampung tempatnya tinggal penduduknya mayoritas bekerja sebagai tukang kebun atau petani. Ayahnya sendiri selain bekerja di kebun juga seorang yang sangat dihormati di kampungnya sebagai penjaga hutan.
Dalam novel ini pada bab-bab awal diisi dengan ceritacerita kesederhanan dan kesahajaan orang-orang dusun (kampung). Bagaimana mereka membela kehormataan, memegang tradisi dan nilai luhur. Dan itu juga ada pada diri Burlian, seorang anak yang istimewa, berbeda dari anak-anak SD seusianya. Saat kelas 2 SD Burlian sudah bisa mengerti tentang kesedihan Ahmad temannya yang diperolok-olok oleh kakak-kakak kelasnya. Mengerti keadaan Ahmad tentang kebangkrutan pabrik karet tempat ayahnya bekerja yang kemudian ayahnya meninggalkan kampung dan keluarganya. Bukan itu saja novel ini juga memiliki cerita yang begitu mengharukan. Ketika Burlian masuk di kelas 5 atau 6 SD. Pada hari Senin ketika baru saja selesai menunaikan upacara bendera secara tiba-tiba bangunan sekolahnya runtuh. Burlian mengalami ”insiden” tertimpa atap sekolah yang runtuh hingga kepalanya bocor. Dan lebih mengharukan ketika dua teman sekelasnya yang kembar satu-satunya di kampung Juni dan Juli itu meninggal. Hingga akhirnya kabar sekolah runtuh itu pun mengemparkan sampai-sampai di liput oleh TVRI channel televisi yang ada satusatunya saat itu. Hal itulah membuat banyak pejabat mengunjungi kampung itu. Dan yang paling menginspirasi saat kejadian itu adalah Pak Bin. Sang guru SD yang bersahaja mengabdikan hidupnya di sekolah kecil di sebuah dusun terpencil. Walau impiannya hanya
mimpi menjadi seorang PNS meski sepuluh kali gagal ujian PNS. Ia sangat menyesal atas kejadian itu. Ia sangat merasa bersalah terhadap kecelakaan yang menimpa murid-muridnya sekaligus ingin marah terhadap pemerintah yang selama ini tidak memberikan bantuan apapun untuk sekolah itu. Namun kesedihan Burlian berangsur-angsur hilang ketika ia berkenalan dengan seorang insinyur asal Jepang bernama Nakamura yang sedang membangun jalan lintas Sumatera. Dalam perkenalan itu Burlian mendengarkan Nakamura bercerita tentang anak perempuannya seorang gadis kecil yang cantik bernama Keiko yang seumuran dengan Burlian. Hal itulah yang membuka cakrawala Burlian terhadap dunia luar termasuk membangun mimpinya lebih besar lagi untuk keliling dunia. Pada akhirnya Burlian mendapat beasiswa untuk kuliah di Jepang, lebih tepatnya pertukaran pelajar ke Jepang. Dan Burlian bertemu kembali dengan Nakamura setelah 10 tahun tidak bertemu, di sana dia bertemu dengan gadis impiannya yang selama ini selalu bertukar cerita melalui surat gadis itu adalah Keiko. Anak perempuan Nakamura yang pernah diceritakan kepada Burlian saat masa kecilnya.
4. Sinopsis Novel Amelia
Amelia adalah anak bungsu dari empat bersaudara anak Bapak dan Mamak. Sebagai anak bungsu dia sering sekali menjadi bahan olok-olokan kakak laki-lakinya Pukat dan Burlian. Dia sangat benci sekali menjadi menjadi anak bungsu karena sering dibilang kalau anak bungsu kelak tidak akan bisa ke mana-mana karena sudah ditakdirkan untuk „menunggu rumah‟. Selain itu sebagai anak bungsu dia sering sekali disuruh-suruh oleh kakakkakaknya. Sebagai anak bungsu Amelia adalah anak yang paling kuat. Si Anak Kuat begitulah Bapak dan Mamak menyebutnya. Karena Amelia adalah anak yang paling teguh dan kokoh dalam memahami hal-hal yang baik. Selain itu juga anak yang paling peka dan peduli terhadap kesusahan orang lain. Seperti ketika teman sekelasnya Chuck Norris yang disebut „biang masalah‟ karena sering sekali membuat masalah dijauhi dan dibenci oleh teman-temannya, sebaliknya Amelia justru malah mendekatinya. Amelia selalu yakin kalau Chuck Norris itu bukan biang masalah. Karena sesungguhnya Chuck Norris berbuat seperti itu sebab dia kurang perhatian dari orang tuanya dan berbagai masalah keluarga yang harus dihadapinya. Pada akhirnya karena kesabaran Pak Bin dan Amelia dalam melakukan pendekatan maka Chuck Norris berubah menjadi anak yang lebih baik dan kembali bersemangat untuk bersekolah.
Kejadian menarik juga terjadi ketika Amelia berpetualang bersama Paman Unus ke dalam hutan. Mereka menemukan bibit unggul pohon kopi yang belum pernah ditemukan dan ditanam oleh penduduk kampungnya. Kemudian Amelia memiliki rencana untuk mengambil buah kopi dari bibit unggul tersebut kemudian menyemainya di pekarangan belakang sekolah mereka. Semua itu dia lakukan untuk dapat membantu menghasilkan bibit-bibit kopi terbaik untuk membantu perekonomian penduduk kampung. Namun, ada banyak hal di dunia ini yang di luar kendali manusia. Ketika semua seperti telah berjalan sesuai dengan rencana, tiba-tiba musibah itu datang. Pada waktu musim penghujan. Hujan lebat tidak perah berhenti sehingga menyebabkan banjir di kampung itu. Dan banjir tersebut juga merusak tempat pembibitan kopi. Amelia sangat kecewa sekali karena usahanya untuk lebih memajukan perekonomian kampungnya gagal. Namun Amelia adalah anak Bapak dan Mamak yang paling kuat, anak yang paling teguh dan kokoh dalam memahami hal-hal yang baik. Dia tidak pernah menyerah untuk dapat memajukan kampungnya.
BAB III HASIL TEMUAN
A. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Manusia hidup di dunia tidak akan terlepas dari adanya ikatan nilai. Karena nilai itu merekat pada manusia dan mampu memberi arti bagi manusia.
Begitu
juga
pendidikan
yang
memberi
makna
bagi
pengembangan potensi diri yang dimiliki manusia. Pendidikan Islam adalah salah satu komponen inti dalam dunia pendidikan. Karena manusia membutuhkan tidak hanya pengetahuan saja namun juga kekuatan spiritual keagamaan agar terbentuk manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam. Adapun sistem nilai (formal) dalam perspektif pendidikan Islam menurut Feisal (1995: 230), adalah sebagai supra sistem yang mempunyai tiga bentuk norma yaitu sebagai berikut: 1. Norma aqidah atau norma keimanan Seperti kepada Allah SWT, malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari kiamat, dan takdir. 2. Norma syari‟ah yang mencakup norma ibadah dalam arti khusus maupun luas (yang menyangkut aspek sosial) seperti: perumusan sistem norma-norma kemasyarakatan, sistem organisasi ekonomi, sistem organisasi kekuasaan. 3. Norma akhlaq, baik yang bersifat vertikal yaitu hubungan antara manusia dengan Allah SWT, maupun yang bersifat horizontal yaitu tata krama sosial.
Merujuk dari pendapat Feisal tersebut, maka penulis akan menjabarkan nilai-nilai pendidikan Islam dalam Novel Serial Anak-Anak Mamak
karya Tere Liye ini dalam tiga cakupan besar nilai-nilai
pendidikan Islam yaitu Pendidikan Aqidah/Keimanan, Pendidikan Syari‟ah/Ibadah, dan Pendidikan Akhlak. Berikut di bawah ini tabel nilai-nilai pendidikan Islam dalam Novel Serial Anak-Anak Mamak karya Tere Liye yang terdiri dari empat serial yaitu Eliana, Pukat, Burlian dan Eliana. 1. Pendidikan Aqidah/Keimanan Nilai-Nilai
Kutipan Dialog dalam
Pendidikan
Novel
Serial/Halaman
Islam Iman Kepada Allah
Iman Kepada Malaikat
“Memang tidak ada yang Pukat/144 melihat kalian, tetapi Allah... Allah sungguh melihat kalian.” “Maka sungguh, setiap satu Amelia/217 orang diantara kita juga selalu diikuti oleh dua malaikat.” Nek Kiba berkata lantang.” Namanya Raqib dan Atid. Yang selalu ikut kemana kalian pergi. Mandi, makan, ke sekolah, ke ladang, ke mana pun. Satu malaikat bertugas mencatat seluruh kebaikan kita. Satu lagi bertugas seluruh keburukan.
Iman Kepada “Kau seperti tidak pernah Pukat/217 belajar mengaji padaku. Hari Akhir Kiamat tidak akan datang sebelum matahari terbit dari
(Hari Kiamat)
barat, dajjal sudah keluar. Tidak ada manusia, buku, benda, atau binatang sekalipun yang bisa menebaknya.”
Iman Kepada
“Nasib buruk, nasib baik, Eliana/143 mati, kecelakaan, hadiah, rezeki, hanya Allah yang mengatur. Tidak ada satupun makhluk yang berhak ikut campur.
Qada dan Qadar
2. Pendidikan Syari’ah/Ibadah Nilai-Nilai
Kutipan Dialog dalam
Pendidikan
Novel
Serial/Halaman
Islam Shalat
“...bergegas Amel, kau shalat Amelia/7 shubuh dulu. Jamaah dengan Burlian dan Pukat...”
Wudhu
“Kalian berhenti bertanya Pukat/218 yang bukan-bukan... Nur, suruh semua anak-anak berwudhu.”
Adzan
Oi, itulah hakikat sejati Eliana/307 adzan, membuat terhenti seluruh kegiatan. Yang sedang memasak, berhenti menggoreng. Yang sedang bekerja membangun rumah, berhenti memasang batu bata. Yang sedang menanam bibit kopi, berhenti mencangkul
Zakat
“Dengan harga kopi yang Amelia/199 sedang baik-baiknya, setelah melunasi zakatnya, sepertinya
Bapak akan cukup uang untuk beberapa rencana.” Khitan
“Kalian tahu, Burlian, Pukat. Amelia/224 Sunat adalah perintah Rasul Allah. Semua laki-laki muslim harus disunat. Itu bukti apakah kita mencintai Rasul Allah. Kita harus patuh, taat, tidak protes.”
“Dengarkan aku, Burlian, Amelia/223 Pukat. Apakah doa bisa mengubah sesuatu? Apakah doa bisa terwujud menjadi sebuah bala bantuan tidak terbilang yang langsung dikirim dari langit? Maka jawabannya adalah iya, Nak. Doa adalah banteng pertahanan terbaik. Doa juga sekaligus sejata terbaik bagi setiap muslim. Kewajiban “Seseorang yang Amelia/322 mengerjakan amal, tapi dia Menuntut tidak tahu tujuannya, tidak paham ilmunya, maka itu Ilmu ibarat anak kecil yang disuruh mendirikan rumah. Tak tegak tiangnya. Tak kokoh dindingnya. Jangan Tanya daun pintu, jendela, dan atapnya, sis-sia belaka. Semua orang dituntut belajar, mempelajari apa pun yang diperintahkan agama ini. Termasuk mempelajari suatu ilmu yang tidak segera diamalkan 3. Pendidikan Akhlak Berdoa
a. Akhlah Terhadap Allah Nilai-Nilai
Kutipan Dialog dalam
Serial/Halaman
Pendidikan
Novel
Islam Tawakal
“Boleh jadi, Pukat, Burlian... Pukat/314 Boleh jadi semuanya gagal.” Bapak mengangguk,”Tetapi apapun yang terjadi, kita sudah melaksanakan prosesnya dengan baik. Sekarang tinggal menunggu dan berharap. Itulah kebijaksanaan tertua yang dimiliki leluhur kita. Menunggu dan berharap. Selalulah meminta pertolongan dengan dua hal itu. Menunggu itu berarti sabar. Berharap itu berarti doa.”
Ikhlas
“... rasa senang yang muncul Pukat/237 dari proses kebaikan, itu tidak bisa dibeli dengan uang segunung.” Bapak mengangkat tunjuknya ke atas.
Khauf Raja‟
dan “Nah, maka takut dan Eliana/143 berharaplah pada zat yang paling berhak menerima rasa takut dan pengharapan. Kalian paham? Takut dan berharaplah pada tempat yang paling tepat.
Bertaubat
Sepertinya nasihat Nek Kiba, Amelia/51 guru mengaji kami, benar, orang-orang yang melakukan kesalahan pasti hidupnya tidak tenang hingga ia mau bertobat
Bersyukur
Syukuran begini selalu efektif Burlian/221 mendekatkan tali silaturahmi sambil sekalian berbagi
rezeki sebagai tanda syukur atas nikmat yang melimpah. Seluruh penduduk kampung Amelia/8 datang saat musim menebar benih, seperti pesta. Karungkarung bibit dipikul pemuda dan lelaki dewasa. Panci berisi makanan dibawa gadisgadis kampung dan ibu-ibu. Beramai-ramai. Lantas tetua kampung, biasanya Wak Yati, akan menyenandungkan gurindam tentang rasa syukur kepada Tuhan dan kebaikan alam.
b. Akhlak Terhadap Diri Sendiri Nilai-Nilai
Kutipan Dialog dalam
Pendidikan
Novel
Serial/Halaman
Islam Shidiq/Jujur
“Camkan kalimat ini Amel, Pukat/164 orang-orang yang bersungguh-sungguh jujur, menjaga kehormatannya, dan selalu berbuat baik kepada orang lain, maka meski hidupnya tetap sederhana, tetap terlihat biasa-biasa saja, maka dia sejatinya telah menggenggam seluruh kebahagiaan dunia...”
Amanah
Tidak hanya sekali terlintas Pukat/159 di pikiranku agar mencuri saja. Mudah kulakukan tidak ada yang tahu. Tetapi pesan ibuku selalu terngiang di kepala. Membuatku tanganku gemetar setiap kali hendak
melakukannya. Sabar
“Hidup ini dipergilirkan satu Amelia/202 sama lain. Kadang kita di atas, kadang kita di bawah. Kadang kita tertawa, lantas kemudian kita terdiam, bahkan menangis. Itulah kehidupan. Barangsiapa yang sabar, maka semua bisa dilewati dengan hati lapang.”
Khusnudhon/
Tidak ada salahnya percaya Amelia/125 kalau Norris memang lupa. Sama dengan kalau aku percaya ia menghilangkannya. Bukunya juga tetap tidak kembali. Jadi, lebih baik berprasangka baik, itu membuat hatiku lebih nyaman.
Berprasangka Baik
Optimis
“Kau akan sekolah, Nak... Burlian/158 tidak akan ada tembok yang bisa menghalangi... menghentikan... Kau akan merobohkan semua penghalang. Kau akan tetap sekolah Munjib... sepanjang kau meyakininya. Sepanjang kau tidak pernah berhenti percaya.”
Disiplin
Di tengah keterbatasan Eliana/150 sekolah, Pak Bin selalu menekankan tentang disiplin, disiplin, dan disiplin. Itulah jawaban semua keterbatasan.
Qana‟ah
Apakah anak kau pernah Burlian/160 mengeluh, meminta yang macam-macam? Tidak pernah. Oi seharusnya kau pandai bersyukur
Keluarga kami sederhana. Amelia/25 Bapak mendidik kami sejak kecil dengan semua keterbatasan. Tidak seharusnya aku malah mengungkit hal tersebut, semarah apapun aku dengan Kak Eli, itu tidak ada hubungannya. Toh sebenarnya aku baik-baik saja dengan baju lungsuran Tanggung Jawab
“Hati-hati, Nak. Kau Amelia/245 sendirian di sana. Selalu bertanggung jawab atas apa yang akan kau lakukan.”
Menutup Aurat Mamak menyeringai, tidak Burlian/4 jadi meniup kerlip lampu, memperbaiki kain tudung kepala, lantas melangkah ke dapur Syaja‟ah/ berani
“Tidak ada yang gampang Eliana/473 dalam sebuah perjuanga, Eli. Butuh pengorbanan dan kerja keras. Pemuda bernama Soekrno harus terbuang karena perjuangannya. Pemuda itu, pemuda ini, harus terasing, diusir dari masyarakatnya sendiri. Dan tidak terhitung pemuda yang kehilangan keluarga, membayar mahal, bahkan dengan jiwa raganya sendiri.
Tawadhu‟
“Kita tidak perlu mengerti Amelia/355 untuk setuju. Sepanjang itu datang dari orang yang lebih berilmu. Besok lusa sepanjang mau terus belajar, aku juga akan mengerti dengan sendirinya. Bahkan bisa lebih mengerti lagi.”
c. Akhlak Terhadap Orang Tua Nilai-Nilai
Kutipan Dialog dalam
Pendidikan
Novel
Serial/Halaman
Islam Birrul Walidain
...Dan aku tetap bisa tinggal Amelia/362 di kampung melukis semua karya itu, menemani Bapak. Atau besok lusa jika ibu sudah ingat semua hal, menjaga Ibu di rumah. Menunjukkan banyak hal yang selama ini tidak bisa Ibu lihat dan ingat lagi. “Jangan pernah membenci Pukat/206 Mamak kau, jangan sekalikali...karena jika kau tahu sedikit saja apa yang telah ia lakukan demi kalian, maka yang kau tahu itu sejatinya bahkan belum sepersepuluh dari pengorbanan, rasa cinta, serta rasa sayangnya pada kalian.”
Sopan Santun
Norris mengangguk sopan. Amelia/352 Melirik kami bertiga, memberikan kode untuk segera izin pamit.
d. Akhlak Terhadap Sesama Nilai-Nilai
Kutipan Dialog dalam
Pendidikan
Novel
Serial/Halaman
Islam Menjaga Silaturahmi
“Seharusnya dia Burlian/236 bersilaturahmi baik-baik dengan warga. Rendah hati meminta ijin hendak mencalonkan diri menjadi kepala kampung. Menghargai yang lain dengan tulus, niat baik serta perkataan terjaga. Ah, dengan itu semua, bahkan dia tidak perlu melakukan apapun untuk memenangkan pemilihan minggu depan.”
Berbuat Adil
Berbuat adil adalah Amelia/385 segalanya.....“Bahkan, agama ini memerintahkan agar kita tetap berbuat adil kepada musuh sekalipun. Sungguh janganlah kebencian kita kepada seseorang atau kepada sebuah kaum, membuat kita tidak adil.
Menjaga Aib
“Itu tidak pernah menjadi Amelia/99 urusan kita, Amel.” Jawaban Mamak tegas sekali. Suaranya lantang.” Membicarakan aib orang lain itu adalah pekerjaan bergunjing. Dosanya besar. Allah membenci orang bergunjing.”
Gotong
Juga karena rasa sedih, ikut Pukat/127 belasungkawa atas meninggalnya si Ahmad, Maradona kampung kami, tetangga bergotong-royong mendirikan warung kecil pemanen di tempatnya selama ini berjualan, sebagai penghiburan
Royong
Saling Memaafkan
Peduli
“Teladan agama kita Pukat/98 melarang tidak bertegur sapa dengan saudara sendiri lebih dari tiga hari. Semakin lama kau memendam, tidak mau saling memaafkan, maka hatimu semakin hitam, tidak mau mendengar nasihat, tidak terbuka lagi. Tiga hari batas maksimal agar hatimu tidak tertutup. “Karena Norris adalah teman Amelia/160 kita, tetangga kita. Berada di sekitar kita, dan ada dalam kehidupan kita. Sebelum kita peduli pada jutaan anak-anak itu, mulailah peduli dengan yang paling dekat. Kau telah melakukannya dengan baik Amel. Angan berkecil hati.” Pak Bin menatapku penuh penghargaan.” Asal kau tidak menyerah, semoga besok lusa kita berhasil.” Aku tidak ada urusannya Burlian/311 dengan piala-piala atau uang itu. Bagiku urusan ini sematamata agar kedua teman baikku memenangkan keinginan masing-masing. Maka setiap kali Can terjatuh, aku menariknya agar lekas berdiri. Setiap kali baju Munjib tersangkut, aku bergegas melepaskan dahan kayunya. Tertawa menyemangati.
e. Akhlak Terhadap Lingkungan Nilai-Nilai
Kutipan Dialog dalam
Serial/Halaman
Pendidikan
Novel
Islam Menjaga
dan Kita menebang sebutuhnya. Burlian/261 Kita punya batasan...Kita Tidak Merusak selalu berusaha menjaga keseimbangan. Jangan pernah melewati batas, atau hutan tidak lagi bersahabat. Memanfaatkan dengan Baik
Orang-orang menemukan Amelia/287 banyak tumbuhan di alam bebas yang ternyata bisa dimanfaatkan, mulai melakukan budidaya.
B. Karakter Tokoh Utama Pendidik Pendidik adalah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik (Tafsir, 2008: 74). Pendidik dalam arti luas adalah semua orang atau siapa saja yang berusaha dan memberikan pengaruh terhadap pembinaan orang lain (peserta didik) agar tumbuh dan berkembang potensinya menuju kesempurnaan (Yasin, 2008: 68). Menurut Al-Abrasyi dalam buku Tafsir (2008: 82) menyebutkan bahwa pendidik dalam Islam sebaiknya memiliki sifat-sifat atau karakter sebagai berikut: 1. Zuhud (tidak mengutamakan materi, mengajar dilakukan karena mencari keridaan Allah 2. Bersih tubuhnya, jadi penampilan lahiriahnya menyenangkan 3. Bersih jiwanya (tidak mempunyai dosa besar)
4. Tidak ria (ria akan menghilangkan keikhlasan) 5. Tidak memendam rasa dengki dan iri hati 6. Tidak menyenangi permusuhan 7. Ikhlas dalam melaksanakan tugas 8. Sesuai perbuatan dengan perkataan 9. Tidak malu mengakui ketidaktahuan 10. Bijaksana 11. Tegas dalam perkataan dan perbuatan, tetapi tidak kasar 12. Rendah hati (tidak sombong) 13. Lemah lembut 14. Pemaaf 15. Sabar, tidak marah karena hal-hal kecil 16. Berkepribadian 17. Tidak merasa rendah diri 18. Mencintai murid seperti mencintai anak sendiri 19. Mengetahui karakter murid, mencakup pembawaan, kebiasaan, perasaan dan pemikiran Sedangkan menurut UU Sisdiknas Tahun 2013 dan PP Nomor 19 Tahun 2005 seorang pendidik dianggap mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional manakala memiliki kompetensi sebagai seorang pendidik, yang antara lain: 1. Kompetensi Pedagogik, adalah kemampuan seorang pendidik dalam mengelola pembelajaran peserta didik
2. Kompetensi Profesional, adalah kemampuan pendidik terhadap penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik sehingga dapat memenuhi standar. 3. Kompetensi Kepribadian, adalah kemampuan yang melekat pada diri pendidik secara mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. 4. Kompetensi Sosial, adalah adalah kemampuan pendidik sebagai bagian
dari
masyarakat
untuk
berkomunikasi,
bergaul
dan
bekerjasama secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, sesama tenaga kependidikan, dengan orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Berikut di bawah ini adalah tabel karakter tokoh utama pendidik dalam novel Serial Anak-Anak Mamak karya Tere Liye: 1. Pak Bin (Guru Sekolah) Karakter Kreatif dan Inovatif (Kompetensi Pedagogik)
Kutipan Dialog dalam Novel
Serial/Halaman
“Kita akan belajar membuat Amelia/307 kalimat efektif.” Pak Bin memulai pelajaran sambil tersenyum.” Tidak, tidak usah ditulis. Kalian bisa memasukkan kembali pulpen dan buku tulis. Kita akan praktik langsung lewat permainan menarik.” Pak Bin, tetangga satu kampung, Eliana/120 lulusan SPG. Seperempat mengajar, tetapi tidak diangkatangkat jadi PNS juga. Namun, beliau selalu tulus. Ia selau
bersemangat. Setiap hari dipenuhi ide-ide baru, kreatif mencari akal agar kami tidak berisik saat ditinggal, dan selalu berjuang membantu kekurangan kami. Kalau soal mengajar sambil Pukat/75 bercerita, aku yakin tidak ada yang mengalahkan kehebatan Pak Bin, apalagi dengan semua keterbatasan yang dimiliki sekolah kami. Optimis dan berorientasi pada masa depan (Kompetensi Kepribadian)
Pak Bin itu guru yang baik, Burlian/143 Burlian.”Begitu kata Mamak suatu hari,” Dua puluh lima tahun dia mengajar... Itu periode yang panjang bagi guru manapun. Semua anak-anak di kampung kita pasti pernah diajar Pak Bin. Dan dia tidak pernah berhenti bermimpi kalian menjadi seseorang suatu hari nanti. Tidak hanya menjadi petani, tukang sadap karet,mencari ikan di sungai atau hanya mencari rotan di hutan.” Pak Bin berada di garis Eliana/151 terdepan pendidikan anak-anak kampung kami. Ia bisa siang malam mendatangi rumah kawan yang tiba-tiba berhenti sekolah. Membujuk kawan kami itu. Mengajak bicara orang tuanya. Pak Bin percaya, pendidikan yang baik akan memberikan masa depan yang lebih baik bagi kami, bukan sekedar menjadi petani miskin tinggal di kampung.
Peduli dan “Asal kau tahu saja, Pak Bin Burlian/144 responsive selalu rajin bertanya ke Mamak
(Kompetensi Sosial)
dan juga Ibu-Ibu lain soal apakah kalian belajar lagi di rumah atau tidak, apakah kalian mengerjakan PR atau tidak, apakah kalian hanya bermainmain saja. Dan sebaliknya Pak Bin tidak pernah lalai memberitahu kemajuan kalian di kelas. Sudah seharusnya kalian berterimakasih banyak kepadanya. Minimal dengan tidak nakal dan membantah.”
Ikhlas Dua puluh lima tahun Pak Bin Burlian/162 (Kompetensi memikirkan sekolah kampung, Kepribadian) tidak alfa sekalipun masuk selain karena sakit, kadang tidak pernah menerima honor mengajar, kadang harus mengeluarkan uang sendiri untuk menalangi keperluan murid-muridnya. Dua puluh lima tahun dia memikirkan sekolah, tapi dua puluh lima tahun itu pula tidak ada satupun yang memikirkan nasib Pak Bin. Pak Bin memang istimewa, Pukat/61 meski dia terkadang harus mengurus tiga kelas secara bersamaan karena kurangnya guru di sekolah kami, meski terkadang harus mengeluarkan uang sendiri atau peralatan belajar kami, dia tidak pernah terlihat mengeluh. Sidiq/ Jujur Walaupun Bapak yakin, Burlian/164 (Kompetensi andaikata dia punya uang Kepribadian) banyak, tidak sepeser pun dia mau mengeluarkannya untuk menyogok. Pak bin terlalu jujur. Orang seperti dia selalu saja kalah oleh kemunafikan dan muka serakah banyak orang
Teladan yang baik (Kompetensi Kepribadian)
Bukan semata-mata karena aku Burlian/193 terikat kontrak pekerjaan, tapi lebih karena semua yang kukerjakan ini akan menjadi contoh baginya kalau berbuat baik bagi orang lain, bermanfaat bagi orang banyak, jauh lebih berharga dibanding apapun.
Disiplin Di tengah keterbatasan sekolah, Eliana/150 (Kompetensi Pak Bin selalu menekankan Kepribadian) tentang disiplin, disiplin, dan disiplin. Itulah jawaban semua keterbatasan. Memiliki dedikasi yang tinggi (Kompetensi Kepribadian)
Dua puluh lima tahun Pak Bin Burlian/145 terus mengajar, dua puluh lima tahun dia bertahan. Yang mengagumkan, Pak Bin sama sekali bukan guru PNS. Pak Bin hanya guru honorer. Aku selalu takjub mendengar Eliana/153 Pak Bin mengajar. Gerakan tangannya yang menggenggan kapur, menulis daftar sungai. Tatapan matanya yang selalu antusias. Peci kusamnya yang miring. Suaranya yang dipenuhi kesenangan. Juga kecintaannya mendidik menjadikan pelajaran berlangsung jauh dari membosankan. Seluruh kelas takzim menyimak termasuk Marhotap yang pemalas. Itulah Pak Bin, guru satu- Amelia/213 satunya di sekolah kami. Dengan semua keterbatasan yang ada, hanya dialah pelita, jangkar, harapan, semuanya yang kami miliki. Pak Bin-lah yang secara nyata memberikan jalan bagi cemerlangnya masa depan anakanak kampung terpencil. Dengan metode mengajarnya, dengan
semua ketulusannya, dengan semua keriangannya. Sungguh. Aku menatap wajah tua Pak Bin lamat-lamat, wajah yang sedetik lalu masih marah, sekarang berubah 180 derajat menjadi riang saat menghadapi muridmuridnya. Bijaksana dan Adil (Kompetensi Kepribadian)
Pak Bin tertawa,”Bapak adalah Pukat/154 guru, Pukat. Bertugas mendidik kalian, bukan menghukum. Ada yang lebih penting dibandingkan sebuah hukuman. Apalagi hukuman tidak selalu menjamin perangai seseorang berubah.
Penuh Kasih Sayang (Kompetensi Kepribadian)
“Tidak pernah ada kata Amelia/179 terlambat dalam belajar, Nak. Tidak kemarin, tidak hari ini, juga tidak akan pernah esok lusa. Ayo bergabung masuk.” Pak Bin merentangkan tangannya menyambut. Ia tersenyum amat tulus, sungguh itulah senyum sejati seorang pendidik yang akan kukenang sepanjang hidupku. Tiada tara oleh kasih sayang dan kepedulian.
Menguasai Kelas (Kompetensi Pedagogik)
Melihat keributan seisi kelas, Burlian/166 aku baru menyadari, meski Pak Bin repot mengurus enam kelas berbagi dengan Pak Mail, kami tetap bisa belajar. Pak Bin sudah terbiasa mencari trik agar anak-anak tetap sibuk dengan buku pelajaran sementara dia mengurus kelas lain.
Berwawasan Luas (Kompetensi Profesional)
Kalau soal mengajar sambil Pukat/75 bercerita, aku yakin tidak ada yang mengalahkan kehebatan Pak Bin, apalagi dengan semua keterbatasan yang dimiliki
sekolah kami.
2. Nek Kiba (Guru Mengaji) Karakter Sabar
Jujur
Zuhud
Kutipan Dialog dalam Novel
Serial/Halaman
Tentu saja itu bohong. Nek Kiba Pukat/156 tidak pernah menggunakan rotan itu kecuali memukul lantai papan rumahnya agar anakanak berhenti ribut dan memperhatikan ke depan... Dengan puluhan murid, dengan segala sifat kanak-kanak yang suka bermain, Nek Kiba terhitung sabar dan berbaik hati “Disini, di hati Nenek. Sungguh Pukat/162 masih tersisa celengan itu Amel. Kau tahu, itulah kejujuran, harga diri, martabat....” “Camkan kalimat ini Amel, Pukat/164 orang-orang yang yang bersungguh-sungguh jujur, menjaga kehormatannya, dan selalu berbuat baik kepada orang lain, maka meski hidupnya tetap sederhana, tetap terlihat biasa-biasa saja, maka dia sejatinya telah menggenggam seluruh kebahagiaan dunia...”
BAB IV ANALISIS DATA A. Nilai-Nilai Pendidikan Islam 1. Pendidikan Aqidah/Keimanan
a. Iman kepada Allah Menurut sebagian ulama, iman kepada Allah mencakup tiga hal yaitu: membenarkan dengan yakin akan adanya Allah, membenarkan dengan yakin akan keesaan Allah (baik dalam perbuatan menjadikan makhluk seluruhnya maupun dalam menerima ibadat dari segenap makhluk), yakin akan adanya bahwa Allah bersifat dengan segala sifat kesempurnaan suci dari sifat kekurangan dan suci pula dari menyerupai segala yang baru (alam) (Tatapangarsa, 1979: 43). “Memang tidak ada yang melihat kalian, tetapi Allah... Allah sungguh melihat kalian.” (Pukat, 2011:144) Petikan dialog dalam salah satu Serial Anak-Anak Mamak diatas mengajarkan tentang adanya Allah. Bahwa apa pun yang kita kerjakan dan lakukan di dunia ini selalu ada yang mengawasi yaitu Allah. Sehingga senantiasa berhati-hati dalam bertindak dan berperilaku dalam kehidupan. Adanya langit dan bumi juga merupakan bukti adanya Allah SWT. Benda-benda di sekitar kita tidaklah ada dengan sendirinya. Benda itu ada karena adanya Dzat yang mengadakan. Dialah Allah SWT, Dzat tempat bergantung semua makhluk. Sebagai orang yang beriman kita wajib meyakini hal itu. b. Iman Kepada Malaikat Iman kepada malaikat adalah mempercayai bahwa Allah itu mempunyai suatu jenis makhluk yang bernama malaikat yang
selalu taat kepada-Nya dan mengerjakan dengan sebaik-baiknya tugas-tugas yang diberikan Allah kepada mereka (Tatapangarsa, 1979: 81). Keberadaan malaikat tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. Namun, sebagai orang yang beriman wajib mempercayai keberadaan malaikat, sifat-sifatnya, dan tugas-tugas yang diamanahkan Allah kepadanya. Mengingkari adanya malaikat termasuk orang yang sesat dan kufur. Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam Alquran surat An nisa ayat 136:
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada Kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta Kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu Telah sesat sejauh-jauhnya.” Selaras dengan ayat di atas dalam novel Serial Anak-Anak Mamak pun mengajarkan keyakinan tentang adanya malaikat walaupun tidak terlihat secara kasat mata. “Maka sungguh, setiap satu orang diantara kita juga selalu diikuti oleh dua malaikat.” Nek Kiba berkata lantang.” Namanya Raqib dan Atid. Yang selalu ikut kemana kalian
pergi. Mandi, makan, ke sekolah, ke ladang, ke mana pun. Satu malaikat bertugas mencatat seluruh kebaikan kita. Satu lagi bertugas mencatat seluruh keburukan.” (Amelia,2013: 217). Rasa percaya terhadap adanya malaikat Allah harus ditanamkan sejak dini terhadap anak. Sehingga anak memiliki kesadaran bahwa segala sikap dan perbuatannya senantiasa diawasi dan dicatat oleh malaikat Allah. Sehingga dapat selalu berhati-hati dalam menjalani kehidupan. c. Iman Kepada Hari Akhir/Kiamat Arti dari iman kepada hari kiamat adalah mempercayai bahwa seluruh alam dan segala isinya ini pada suatu saat nanti, akan mengalami kehancuran setelah ditiupnya terompet Malaikat Israfil yang pertama. Termasuk juga manusia, pada ketika itu mati semuanya tanpa kecuali. Tetapi sesudah matinya ini manusia akan dihidupkan kembali, untuk diperhitungkan amalnya ketika di dunia oleh Tuhan (Tatapangarsa, 1978: 196). “Kau seperti tidak pernah belajar mengaji padaku. Kiamat tidak akan datang sebelum matahari terbit dari barat, dajjal sudah keluar. Tidak ada manusia, buku, benda, atau binatang sekalipun yang bisa menebaknya.” (Pukat, 2011:217). Dalam petikan dialog tersebut ingin mengajarkan bahwa sebagai orang yang beriman, kita wajib percaya akan datangnya hari akhir. Salah satu diantara enam rukun iman adalah beriman kepada hari akhir. Kapan terjadinya hari akhir itu? Tidak ada seorangpun yang mengetahui dengan pasti tibanya hari akhir.
Hanya Allah SWT sajalah yang mengetahui secara pasti saatnya hari akhir itu. Namun kita wajib mempercayai akan datangnya hari akhir itu. hal ini dijelaskan dalam Alquran surat al Hajj ayat 7:
“Dan Sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya, dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.” Datangnya hari kiamat adalah suatu kepastian sehingga dapat menjadi peringatan kepada manusia untuk senantiasa berbuat kebaikan di dunia. Dan ketika manusia teringat akan datangnya hari kiamat maka akan memberikan kesadaran bahwa dunia ini hanya sementara. Sehingga akan selalu memotivasi untuk menjadi manusia yang lebih baik dan belomba-lomba dalam kebaikan.
d. Iman Kepada Qadla dan Qadar Dari segi bahasa, Qadla berarti keputusan atau ketetapan. Sedang Qadar berarti ketentuan atau ukuran. Sesuai firman Allah dalam Alquran surat Furqon: 2
“Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan dia Telah menciptakan segala sesuatu, dan dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” Jadi segala sesuatu yang dijadikan Tuhan diberi-Nya perlengkapan-perlengkapan
dan
persiapan-persiapan,
sesuai
dengan naluri, sifat-sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Iman kepada Qadla dan Qadar Allah secara ringkasnya menyatakan bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam ini, termasuk juga yang terjadi pada diri manusia, baik dan buruk, suka dan duka, dan segala gerak-gerik hidup ini semuanya tidaklah terlepas dari takdir atau ketentuan Ilahi. Semuanya, yaitu alam, benda-benda, dan manusia dikuasai oleh suatu hukum pasti dan tetap, yang tidak tunduk kepada manusia (Tatapangarsa, 1979: 215). “Nasib buruk, nasib baik, mati, kecelakaan, hadiah, rezeki, hanya Allah yang mengatur. Tidak ada satupun makhluk yang berhak ikut campur (Eliana, 2011:143) Kutipan dialog tersebut ingin menjelaskan bahwa Iman kepada Qada dan Qadar artinya percaya apapun yang telah,
sedang, dan akan terjadi terhadap diri kita semata-mata adalah merupakan ketentuan Allah yang telah ditetapkan sebelumnya. Qada dan qadar adalah rahasia Allah dimana manusia harus memahaminya, walaupun kadang tidak sesuai dengan harapan kita. Meskipun segala sesuatu telah ditentukan Allah, namun manusia tidak boleh malas, menyerah pada nasib, apalagi putus asa. karena manusia itu tidaklah mutlak sepenuhnya dipaksakan oleh kekuatan Allah atau diberi kebebasan untuk menentukan pilihannya sendiri. 2. Pendidikan Syari’ah/Ibadah a. Shalat Secara terminologis, shalat adalah ucapan dan perbuatan dengan syarat-syarat tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Shalat adalah salah satu rukun islam dan merupakan ibadah yang menjadi sarana bagi manusia untuk “berkomunikasi” dan mendekatkan diri dengan Allah. Shalat juga merupakan ibadah yang paling fundamental di dalam islam. Rasulullah SAW bersabda: “Shalat adalah tiang agama. Barangsiapa yang meninggalkannya, maka iapun meninggalkan agama”. Maka dari itulah shalat adalah amalan yang akan pertama kali diperiksa dan dihisab. Apabila dinyatakan sempurna, maka akan diterima beserta amalannya yang lain. Namun apabila
kurang maka akan dikembalikan beserta amalannya yang lain. Shalat
juga
akan
memberikan
pengaruh
kepada
yang
mengerjakannya yaitu akan dihiasi dengan akhlakul karimah dan menjauhi sifat-sifat tercela dengan tidak melakukan kejahatan dan kemungkaran. Sebagaimana digambarkan tentang fungsi shalat dalam firman Allah dalam Alquran surat Al-Ankabut:45
“Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Dalam setiap serial di novel Serial Anak-Anak Mamak ini anak-anak selalu diajarkan untuk shalat tepat waktu dan berjamaah. Membiasakan untuk melaksanakan shalat harus dilakukan sejak dini agar ketika dewasa anak sudah mulai terbiasa. b. Wudhu Wudhu berasal dari kata wudu`un yang artinya bersih atau indah.
Sedangkan
menurut
istilah
syariat
islam
yaitu,
membersihkan anggota wudhu dengan air suci dan menyucikan berdasarkan syarat dan rukun tertentu untuk menghilangkan hadas kecil.
Wudhu adalah suatu ibadah wajib yang ditetapkan oleh Allah SWT di dalam Al-Qur‟an yaitu surat Al Maidah ayat 6:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.” Wudhu adalah salah satu ibadah yang dilakukan sebelum melaksanakan shalat dan ibadah-ibadah lain. Wudhu dilakukan untuk membersihkan hadas kecil. Karena ketika beribadah harus suci dari hadas dan najis. Wudhu adalah salah satu cara untuk bersuci
yang tahapan-tahapannya sudah dijelaskan dalam
Alquran.
c. Adzan Asal
makna
azan
adalah
“memberitahukan”.
Yang
dimaksud disini ialah adzan dimaksudkan untuk memberitahukan bahwa waktu shalat telah tiba dengan lafaz yang ditentukan oleh syara‟. Selain itu juga sebagai syiar agama islam di muka umum. “Oi, itulah hakikat sejati adzan, membuat terhenti seluruh kegiatan. Yang sedang memasak, berhenti menggoreng.
Yang sedang bekerja membangun rumah, berhenti memasang batu bata. Yang sedang menanam bibit kopi, berhenti mencangkul (Eliana,2011:307). Dialog tersebut adalah dialog Nek Kiba seorang guru ngaji kampung yang sedang menerangkan kepada warga akan arti dan hakikat adzan yang sebenarnya. Dalam lafaz adzan sendiri itu terdapat pengertian yang mengandung beberapa maksud penting, yaitu sebagai akidah, seperti adanya Allah Yang Maha Besar yang bersifat Esa, dan tidak ada sekutu bagi-Nya serta menerangkan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Sesudah kita bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, kita diajak untuk menaati perintah-Nya yaitu mengerjakan shalat dan diajak memperoleh kemenangan dunia akhirat. Kemudian diakhiri dengan kalimat tauhid. d. Zakat Berasal dari akar kata zaka-yazku—zakatan yang menurut etimologi bermakna berkembang dan bertambah yang berasal dari Allah. Jadi, kalau seseorang mengeluarkan zakat atas hartanya, Allah akan menambah dan memberkati hartanya. Zakat juga berarti sesuatu yang dikeluarkan oleh manusia dari hak Allah kepada kaum fakir miskin. Dalam pelaksanaannya, zakat diharapkan membawa berkat atau membersihkan hati (Shaleh, TT: 81).
Sebagaimana firman Allah dalam Alquran Surah AtTaubah/9: 103:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu mensucikan dan membersihkan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui“. Jadi maksud dari ayat tersebut adalah zakat itu dapat membersihkan dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta benda serta menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati dan mengembangkan harta benda. Dalam novel Serial Anak Anak Mamak ini tokoh Bapak dan Mamak selalu mengajarkan kepada anak-anak untuk selalu mengeluarkan zakat baik itu zakat harta ataupun zakat fitrah. Walaupun mereka dalam keadaan kekurangan, mereka selalu menyisihkan sebagian rezeki mereka untuk zakat. e. Khitan Khitan menurut bahasa berarti memotong atau mengkhitan, sedangkan menurut istilah khitan adalah memotong kulup (ujung kulit kelamin laki-laki) yang menutupi zakar. Bertujuan agar mudah ketika membersihkan kotoran dari sisa air seni yang menempel pada kulit dalam tersebut.
Menurut ilmu kesehatan, ujung kelamin dapat menghimpun berbagai penyakit. Untuk menghindarkannya alat kelamin perlu dikhitan. Melalui khitan selain dapat mensucikan diri dari najis juga menghindarkan diri dari penyakit. Khitan merupakan keutamaan dalan ajaran agama Islam untuk menjaga kesucian. Semua ulama fiqih sepakat bahwa khitan bagi laki-laki hukumnya wajib yang dilakukan sebelum balig sedangkan bagi perempuan hukumnya sunah atau hanya sebagai penghormatan. “Kalian tahu, Burlian, Pukat. Sunat adalah perintah Rasul Allah. Semua laki-laki muslim harus disunat. Itu bukti apakah kita mencintai Rasul Allah. Kita harus patuh, taat, tidak protes.”( Amelia,2013:224). Dalam kutipan dialog di atas ingin mengajarkan bahwa khitan adalah salah satu ibadah sebagai perwujudan cinta manusia terhadap Allah dan RasulNya. Khitan adalah salah satu ajaran dari Nabi Ibrahim as yang diikuti oleh umat sebelum Nabi Muhammad hingga sekarang. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran surat an nisa ayat 125:
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.”
Maksud dari ayat di atas adalah khitan termasuk ajaran yang diperintahkan oleh Allah kepada salah satu utusan-Nya yaitu Nabi Ibrahim. Hingga umat Nabi Muhammad sekarang ajaran tersebut masih diikuti termasuk ibadah haji yang merupakan salah satu rukun Islam. Ibadah-ibadah tersebut merupakan ibadah yang Allah perintahkan kepada Nabi Ibrahim. f. Berdoa Ibnu Manzur, membagi makna doa ke dalam tiga kategori yaitu: Mengesakan dan memuji Allah; memohon ampun rahmat dan dekat kepada Allah; memohon kebahagiaan, kesejahteraan, dan keuntungan di dunia (Shaleh, TT:92). Jadi doa adalah permohonan sesuatu kepada Allah, sebagaimana firman Allah dalam Alquran surat Ali Imran: 38
Di sanalah Zakariya berdoa (memohon) kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa (permohonan)". Itulah doa Nabi Zakariya kepada Allah ketika belum juga dikarunia keturunan. Yang pada akhirnya karena doa yang terus menerus dan ikhtiar kepada Allah maka Allah pun berkenan memberikan keturunan kepada Nabi Zakariya.
“Dengarkan aku, Burlian, Pukat. Apakah doa bisa mengubah sesuatu? Apakah doa bisa terwujud menjadi sebuah bala bantuan tidak terbilang yang langsung dikirim dari langit? Maka jawabannya adalah iya, Nak. Doa adalah banteng pertahanan terbaik. Doa juga sekaligus senjata terbaik bagi setiap muslim (Amelia,2013:223). Dialog dalam novel tersebut ingin mengatakan bahwa doa memiliki kekuatan yang luar biasa yang bisa menjadi jalan diubahnya takdir oleh Allah ke takdir lain dan Allah sangat menyukai orang yang banyak berdoa. g. Kewajiban Menuntut Ilmu Ilmu merupakan modal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang ingin sukses di dunia menggunakan ilmu. Orang yang ingin sukses di akhirat juga menggunakan ilmu. Bahkan, orang yang ingin sukses di dunia dan akhirat pun juga menggunakan ilmu. “Seseorang yang mengerjakan amal, tapi dia tidak tahu tujuannya, tidak paham ilmunya, maka itu ibarat anak kecil yang disuruh mendirikan rumah. Tak tegak tiangnya. Tak kokoh dindingnya. Jangan Tanya daun pintu, jendela, dan atapnya, sis-sia belaka. Semua orang dituntut belajar, mempelajari apa pun yang diperintahkan agama ini. Termasuk mempelajari suatu ilmu yang tidak segera diamalkan (Amelia,2013:322). Isi dialog tersebut ingin mengatakan bahwa apabila kita ingin mengerjakan segala sesuatu maka kita butuh ilmu. Dan kita dapat mengerti dan memahami segala sesuatu dengan belajar atau menuntut ilmu. Mengingat pentingnya ilmu dalam kehidupan, Rasulullah SAW menegaskan bahwa mencari ilmu itu wajib bagi
setiap orang islam. Dan Allah pun akan mengangkat derajat orang yang berilmu seperti firman-Nya dalam Alquran surat Al Mujadilah ayat 11:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majelis”,maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Dijelaskan bahwa Allah akan meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu. Tidak hanya berilmu saja namun juga diimbangi dengan kekuatan spiritual yaitu iman. Sehingga manusia yang beriman dan berilmu akan menjadi manusia yang sukses di dunia dan akhirat.
3. Pendidikan Akhlak a. Akhlak Terhadap Allah 1) Tawakal Tawakal merupakan salah satu ibadah hati yang paling utama dan salah satu dari berbagai akhlak iman yang agung. Sebagaimana dikatakan Imam Ghazali, tawakal merupakan
salah satu manzilah agama dan kedudukan orang-orang yang beriman. Bahkan tawakal termasuk derajat muqarrabin yang paling tinggi. Bahkan menurut Ibnu Qayyim tawakal adalah separuh agama dan separuh lainnya adalah inabah, kembali kepada Allah (Qardhawy, 1996: 17). Tawakkal bersandar
merupakan
kepada
Allah
kesungguhan SWT
untuk
hati
dalam
mendapatkan
kemaslahatan serta mencegah bahaya, baik menyangkut urusan dunia maupun akhirat. Tawakkal juga bearti membebaskan hati dari segala ketergantungan kepada selain Allah dan menyerahkan keputusan segala sesuatu kepadaNya. Sesuai firman Allah SWT dalam Alquran surat AtTalaq: 3
“...dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” Ayat tersebut selaras dengan salah satu dialog dalam novel Serial Anak-Anak Mamak ini “Boleh jadi, Pukat, Burlian... Boleh jadi semuanya gagal.” Bapak mengangguk,”Tetapi apapun yang terjadi, kita sudah melaksanakan prosesnya dengan baik. Sekarang tinggal menunggu dan berharap. Itulah
kebijaksanaan tertua yang dimiliki leluhur kita. Menunggu dan berharap. Selalulah meminta pertolongan dengan dua hal itu. Menunggu itu berarti sabar. Berharap itu berarti doa.”( Pukat,2011:314). Ketika kita sedang mengalami cobaan dan ujian maka solusinya adalah bertakwa dengan cara menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah serta menambah berbuat kebaikan kemudian bertawakal dengan cara berusaha, bersabar, berdoa dan berserah diri kepada Allah. Bertawakkal kepada Allah merupakan bentuk ibadah yang sempurna asalkan disertai dengan berserah diri hanya kepada Allah semata dan benar di jalan-Nya. 2) Ikhlas Secara etimologis ikhlash (Bahasa Arab) berakar dari kata khalasha dengan arti bersih, jernih, murni, tidak bercampur. Ikhlas yakni dimaksud dengan beramal sematamata mengharapkan rida Allah SWT. Dalam bahasa populernya ikhlas adalah berbuat tanpa pamrih, hanya semata-mata mengharapkan rida Allah SWT. “... rasa senang yang muncul dari proses kebaikan, itu tidak bisa dibeli dengan uang segunung.” Bapak mengangkat tunjuknya ke atas.( Pukat,2011:237). Isi dialog dalam novel Serial Anak-Anak Mamak ini ingin mengajarkan kepada pembaca bahwa ketika kita membantu atau melakukan kebaikan dengan rasa ikhlas maka akan muncul rasa senang yang luar biasa akibat dari apa yang
kita lalukan. Itulah hasil dari rasa ikhlas yang semata-mata hanya mengharap ridho Allah. 3) Khauf dan Raja’ Khauf adalah kegalauan hati membayangkan sesuatu yang
tidak
disukai
yang
akan
menimpanya,
atau
membayangkan hilangnya sesuatu yang disukainya. Dalam Islam rasa takut harus bersumber kepada Allah. Karena hanya Allah SWT yang berhak ditakuti. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 40:
Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang Telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan Hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk). Seperti yang telah dijelaskan pada dalil Al quran di atas bahwa hanya kepada Allah lah kita harus takut. Jangan takut kepada selain Allah. Orang yang sering galau dan takut kehilangan apa yang dimiliki akan menjadikan hati tidak tentram. Ia akan merasa takut jika apa yang sudah ia miliki hilang. Bahkan sifat ini dapat menjadikan seseorang menjadi kufur nikmat. Namun sebaliknya apabila kita hanya takut kepada Allah maka hati merasa tenang, tentram dan gembira dengan
nikmat Allah serta berharap akan pahalanya dan akan membawa
seseorang
bisa
menghindar
dari
maksiat,
mengerjakan yang wajib dan dan meninggalkan yang haram. Raja‟
berasal
dari
bahasa
Arab
yang
berarti
pengharapan. Raja‟ secara bahasa berarti pengharapan kepada sesuatu yang disukai pada masa yang akan datang. Raja‟ dalam pembahasan ini adalah pengharapan terhadap ridha dan rahmat Allah SWT. Seorang mukmin haruslah memiliki sikap raja`. Bila beribadah dan beramal, dia penuh harap kalau ibadah dan semua amalannya akan diterima dan dibalas oleh Allah. Bila dia bermaksiat maka dia akan memohon ampun dengan penuh harap Allah akan mengampuninya. Sebagaimana firman Allah dalam Alquran surat Az Zumar ayat 53:
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Jadi jangan pernah berputus asa terhadap rahmat Allah. Terus berdoa dan berusaha serta tetap berprasangka baik dan berharap kepada Allah. Seperti kutipan dialog dalam novel Serial Anak-Anak Mamak berikut ini
“Nah, maka takut dan berharaplah pada zat yang paling berhak menerima rasa takut dan pengharapan. Kalian paham? Takut dan berharaplah pada tempat yang paling tepat (Eliana,2011:143). Rasa takut dan harap adalah dua hal yang saling bersisian. Takut hanya kepada Allah agar terhindar dari maksiat dan selalu berharap kepada Allah agar terhindar dari berputus asa. 4) Bertaubat Menurut Al-Ashafani tobat secara etimologis, yaitu meninggalkan dosa dengan cara yang paling baik. Menurut syara‟ tobat berarti meninggalkan dosa yang tercela dan menyesalinya serta bertekad bulat untuk meninggalkannya serta
mengulangi
kembali
kewajiban-kewajiban
yang
tertinggal (Shaleh, TT:100). Sebagaimana firman Allah dalam Alquran Surah AlMaidah/5: 39
“Maka barangsiapa bertobat (diantara pencuripencuri itu) sesudah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Manusia tidak akan bisa lepas dari salah dan dosa, akan tetapi kita harus selalu berusaha menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan dosa dan selalu bertaubat memohon ampun kepada Allah atas dosa yang telah diperbuat. Sepertinya nasihat Nek Kiba, guru mengaji kami, benar, orang-orang yang melakukan kesalahan pasti hidupnya tidak tenang hingga ia mau bertobat (Amelia,2013:51). Orang yang berbuat dosa hatinya tidak akan tenang. Karena sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang mau bertaubat. Rasulullah bersabda: “Setiap manusia (dapat berbuat)salah, dan sebaik-baik orang bersalah adalah orang yang bertaubat” (HR Tirmidzi).
Dan hanya orang-orang
sombong yang merasa tidak pernah berdosa dan bersalah. 5) Bersyukur Menurut bahasa, kata syukur berasal dari bahasa Arab yang artinya terima kasih. Jadi syukur adalah berterima kasih kepada Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya melalui ucapan, sikap dan perbuatan. Menurut Ghazali (2004: 223) syukur erat kaitannya dengan dzikrulloh atau mengingat Allah. Karena rasa syukur tersebut
dinyatakan
dengan
mengetahui
bahwa
tiada
pemberian kenikmatan selain Allah SWT. Sesuai firman Allah dalam Alquran surat Al-Baqarah: 152
"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” Syukur adalah salah satu sifat yang merupakan hasil refleksi dari sikap tawakal. Bersyukur dan bersabar adalah perbuatan yang paling disukai Allah. Jangan menunggu nikmat baru bersyukur, akan tetapi bersyukurlah maka nikmat akan datang. Syukuran begini selalu efektif mendekatkan tali silaturahmi sambil sekalian berbagi rezeki sebagai tanda syukur atas nikmat yang melimpah (Burlian,2009:221). Dalam novel Serial Anak-Anak Mamak ini juga ingin mengajarkan
bahwa
bersyukur
juga
berarti
berbagi
kebahagiaan dan rezeki kepada sesama. Dengan berbagi juga akan mendekatkan silaturahim dan menumbuhkan rasa kekeluargaan. b. Akhlak Terhadap Diri Sendiri 1) Shidiq Shidq atau shidiq, berasal dari kata shadaqa yang artinya benar. Benar disini bukan lawan kata salah, tetapi lawan kata dusta, sehingga lebih tepat dimaknai jujur atau kejujuran. Selain makna jujur, sidiq juga terkadang dimaknai
kesetiaan, seperti setia dengan janji dan setia dengan komitmen (Ahmadi, 2004:41). Shidiq juga berarti antara hati dan perkataan harus sama, tidak boleh berbeda, apalagi antara perkataan dengan perbuatan. Allah selalu memerintahkan kepada hambahambaNya untuk senantiasa berbuat jujur. Sesuai firman Allah dalam Alquran surat At Taubah ayat 119:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur.” Ayat di atas menerangkan bahwa Allah memerintahkan agar kita berkumpul dengan orang-orang jujur. Maksudnya adalah lingkungan merupakan salah satu sarana yang dapat mempengaruhi seseorang. Jadi ketika kita berkumpul dengan orang-orang baik dan jujur, maka kita pun akan menjadi orang seperti itu dan sebaliknya. Maka benarlah ada pepatah yang mengatakan “jika kau ingin mengenal seseorang maka kenalilah
orang
terdekatnya.”
Oleh karena
itu kita
diperintahkan untuk mencari lingkungan yang baik dalam pergaulan. “Camkan kalimat ini Amel, orang-orang yang bersungguh-sungguh jujur, menjaga kehormatannya, dan selalu berbuat baik kepada orang lain, maka meski hidupnya tetap sederhana, tetap terlihat biasa-biasa saja,
maka dia sejatinya telah menggenggam seluruh kebahagiaan dunia...”( Pukat,2011:164). Jujur juga merupakan harta yang paling berharga. Karena orang yang bersikap jujur adalah orang yang dapat dipercaya, yang menghargai dirinya sendiri dan juga menghargai orang lain. Dengan kejujuran maka seseorang akan dihargai oleh orang lain. Sikap jujur juga akan menimbulkan ketenangan dan kebahagiaan dalam hati. Karena berbohong akan menyebabkan dosa. Dan orang yang berdosa maka hatinya tidak akan tenang. 2) Amanah Tidak hanya sekali terlintas di saja. Mudah kulakukan tidak pesan ibuku selalu terngiang tanganku gemetar setiap kali (Pukat,2011:159).
pikiranku agar mencuri ada yang tahu. Tetapi di kepala. Membuatku hendak melakukannya
Seperti kutipan di atas Amanah berarti artinya dapat dipercaya, seakar dengan kata iman. Semakin menipis keimanan seseorang semakin pudar pula sifat amanah pada dirinya. Antara keduanya terdapat kaitan yang sangat erat sekali.
Rasullulah
bersabda:
“Tidak
sempurna
iman
seseorang yang tidak amanah, dan tidak (sempurna) agama orang yang tidak menunaikan janji.”(HR.Ahmad). Amanah tidak hanya identik dengan materi atau hal-hal yang bersifat fisik atau kebendaan saja. Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam Alquran surat An nisa ayat 58:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaikbaiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.” Ayat tersebut menjelaskan bahwa amanah juga termasuk memperlakukan sesama manusia secara baik dan juga menunaikan hak-hak Allah yaitu menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. 3) Sabar “Hidup ini dipergilirkan satu sama lain. Kadang kita di atas, kadang kita di bawah. Kadang kita tertawa, lantas kemudian kita terdiam, bahkan menangis. Itulah kehidupan. Barangsiapa yang sabar, maka semua bisa dilewati dengan hati lapang.” (Amelia,2013:202). Menurut Ghazali dalam kitab Ihya‟ Ulumuddin (2004, 221), iman tersebut terdiri dari dua bagian. Setengahnya ialah kesabaran dan yang setengahnya lagi ialah rasa syukur. Ketika kita mau bersyukur maka Allah akan menambah nikmatNya. Dan ketika kita selalu menerima dan mensyukuri hidup ini maka hati menjadi tenang, sehingga segala cobaan
dapat dilewati dengan hati yang lapang. Itulah buah dari kesabaran. 4) Khusnudzon Khusnudzon artinya berprasangka baik atau berpikiran positif. Orang yang memiliki sifat Khusnudzon, tidak mudah menuduh orang lain, apalagi melempar kesalahan kepada orang lain dengan maksud menutupi kelemahan dan kekurangan dirinya sendiri. Sebaliknya jika ada sesuatu yang menimpa dirinya, dia segera melakukan koreksi terhadap dirinya sendiri dan rela mengakui kesalahan yang telah dilakukannya. Seprti kutipan dialog dalam novel berikut ini: Tidak ada salahnya percaya kalau Norris memang lupa. Sama dengan kalau aku percaya ia menghilangkannya. Bukunya juga tetap tidak kembali. Jadi, lebih baik berprasangka baik, itu membuat hatiku lebih nyaman (Amelia,2013:125). Orang yang memiliki sifat khusnudzon juga selalu berprasangka baik dan berpikir positif atas segala peristiwa dan kejadian yang menimpa dirinya dan selalu dapat mengambil hikmah dari segala kejadian tersebut. Karena tidak ada sesuatu yang sia-sia asalkan manusia dapat mengambil pelajaran. Sehingga hatinya menjadi nyaman karena tidak ada rasa terlalu curiga dan berprasangka buruk terhadap orang lain. 5) Optimis
Optimis adalah orang yang selalu berpengharapan baik dalam menghadapi segala hal atau persoalan. Optimis adalah salah satu contoh perilaku Khusnudzon. “Kau akan sekolah, Nak... tidak akan ada tembok yang bisa menghalangi... menghentikan... Kau akan merobohkan semua penghalang. Kau akan tetap sekolah Munjib... sepanjang kau meyakininya. Sepanjang kau tidak pernah berhenti percaya.”( Burlian,2009:158). Kutipan dialog tersebut ingin menyampaikan pesan bahwa kita harus selalu optimis dan yakin. Karena islam pun mengajarkan sikap optimis, karena karakter optimis adalah salah satu modal dasar keberhasilan hidup. Konsep “fastabiqul khairat” atau berlomba-lomba dalam kebaikan menunjukkan bahwa sukses itu harus dimulai dengan niat yang lurus, semangat tinggi, kebersamaan serta sikap optimis karena yakin Allah akan meridhoi segala usaha kita sepanjang itu dilandasi dengan tekad yang kuat untuk sematamata mengabdi kepadaNya. Orang yang optimis selalu melihat setiap masalah dengan pikiran positif dan keyakinan akan adanya jalam keluar serta selalu berprasangka baik kepada Allah dan yakin bahwa Allah akan memberikan jalan keluar terbaik asalkan kita
tetap
mau
menyelesaikan
berusaha masalah
dan dan
bekerja
keras
mengubah
untuk
keadaan.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran surat Ar Rad ayat 11:
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan mereka sendiri.” 6) Disiplin Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya. Perilaku disiplin hendaknya ditanamkan sejak dini kepada seorang anak. Karena disiplin adalah salah satu kunci kesuksesan. Di tengah keterbatasan sekolah, Pak Bin selalu menekankan tentang disiplin, disiplin, dan disiplin. Itulah jawaban semua keterbatasan (Eliana,2011:150). Tokoh pendidik dalam novel ini selalu memotivasi anak-anak untuk selalu disiplin di tengah keterbatasan mereka dalam menuntut ilmu. Karena orang-orang yang sukses adalah orang yang mempunyai disiplin diri dan disiplin waktu yang tinggi. Selalu menghargai waktu dan tidak suka menunda pekerjaan. Melaksanakan segala tanggung jawab dan melaksanakan dengan sebaik-baiknya. Dalam islam pun mengajarkan untuk senantiasa disiplin. Terutama disiplin dalam beribadah dan menjalankan segala perintah Allh SWT.
7) Qana’ah Qana‟ah artinya rela menerima dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki, serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa kurang yang berlebihan. Qana‟ah bukan berarti hidup bermalas-malasan, tidak mau
berusaha
sebaik-baiknya
untuk
meningkatkan
kesejahteraan hidup. Justru orang yang qana‟ah itu selalu giat bekerja dan berusaha, namun apabila hasilnya tidak sesuai yang diharapkan, dia tetap rela menerima hasil tersebut dengan rasa syukur kepada Allah. sikap demikian itu akan mendatangkan rasa tenteram dalam hidup dan menjauhkan diri dari sifat serakah dan tamak. Orang yang mrmpunyai sifat qana‟ah memiliki pendirian bahwa apa yang diperoleh atau apa yang ada pada dirinya adalah ketentuan Allah dan harus diterima dengan penuh keikhlasan. Sesuai firman Allah SWT dalam Alquran surat Hud ayat 6:
“...Dan tidak ada satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya...” Allah telah menjamin rezeki semua makhluk ciptaanNya. Namun Allah juga memerintahkan agar hamba-
hambaNya mau berusaha untuk menjemput rezeki tersebut dan tidak hanya menunggu datangnya rezeki. 8) Tanggung Jawab Tanggung Indonesia
jawab menurut
adalah
keadaan
kamus
wajib
umum
menanggung
Bahasa segala
sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Setiap manusia memiliki tanggung jawabnya masing-masing. Dan kelak akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah SWT. “Hati-hati, Nak. Kau sendirian di sana. Selalu bertanggung jawab atas apa yang akan kau lakukan.”( Amelia,2013:245). Mamak dan Bapak, tokoh dalam novel ini selalu menanamkan kepada anak-anak pentingnya tanggung jawab. Sehingga anak-anak terbiasa melakukan apapun yang menjadi tanggung jawabnya termasuk mengetahui resiko apa yang harus mereka terima ketika tidak melaksanakan tanggung jawab tersebut.
9) Menutup Aurat Menutup aurat adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim. Terlebih bagi seorang muslimah. Hal ini telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam Alquran surat Al Ahzab ayat 59:
“Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anakanak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” .
Allah SWT telah memuliakan wanita dengan perintah menutup aurat. Dengan menutup aurat wanita terhindar dari segala fitnah dan godaan dari kaum lelaki. Allah telah mengatur dengan sedemikian rupa kebaikan untuk hambahamba Nya. Banyak kebaikan dan manfaat yang dihasilkan dari menutup aurat. Selain terhindar dari pandangan yang bukan mahram, juga member efek positif terhadap kesehatan kulit dan tentunya lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. 10) Syaja’ah
Syaja‟ah artinya berani, bukan berani dalam arti siap menantang siapa saja tanpa mempedulikan apakah dia berada di pihak yang benar atau yang salah, akan tetapi berani yang berlandaskan kebenaran yang dilakukan dengan penuh pertimbangan. Syaja‟ah berbeda dengan bersikap nekat, “ngawur” atau tanpa perhitungan dan pertimbangan. Asy-syaja‟ah adalah keberanian yang didasari pertimbangan matang dan penuh perhitungan karena ingin meraih rida Allah. Untuk meraih
rida
Allah,
tentu
saja
diperlukan
ketekunan
kecermatan dan kerapian kerja. Bukan keberanian yang tanpa perhitungan, namun juga bukan terlalu perhitungan dan pertimbangan yang melahirkan ketakutan. Dalam novel ini tokoh anak Mamak dan Bapak yang bernama Eliana adalah anak yang pemberani di keluarganya. Hal itu terbukti meski usia Eliana masih terhitung muda, namun dia berani menyuarakan keadilan untuk warga kampungnya yang hak-haknya diambil oleh para penambang pasir dari kota. 11) Tawadhu Tawadhu‟ artinya rendah hati, lawan dari sombong atau takabur. “Kita tidak perlu mengerti untuk setuju. Sepanjang itu datang dari orang yang lebih berilmu. Besok lusa
sepanjang mau terus belajar, aku juga akan mengerti dengan sendirinya. Bahkan bisa lebih mengerti lagi.”( Amelia,2013:355) Kutipan dialog di atas ingin menyampaikan pesan bahwa orang yang rendah hati atau tawadhu‟ tidak memandang dirinya lebih dari orang lain, sementara orang yang sombong menghargai dirinya secara berlebihan. Rendah hati tidak sama dengan rendah diri, karena rendah diri berarti kehilangan kepercayaan diri. Sikap tawadhu terhadap sesama manusia adalah sifat mulia yang lahir dari kesadaran akan Kemahakuasaan Allah SWT atas segala hamba-Nya. Orang yang tawadhu menyadari bahwa apa saja yang dia miliki, baik bentuk rupa yang cantik atau tampan, ilmu pengetahuan, harta kekayaan, maupun pangkat dan kedudukan dan lain-lain sebagainya, semuanya itu adalah karunia dari Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam Alquran surat An nahl ayat 16:
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, Maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, Maka Hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.” Maka dengan kesadaran seperti itu sama sekali tidak pantas bagi manusia untuk menyombongkan diri kepada
sesama manusia, apalagi menyombongkan diri terhadap Allah SWT. c. Akhlak Terhadap Orang Tua 1) Birrul walidain Allah SWT melahirkan kita ke dunia ini melalui orang tua kita yaitu ibu dan bapak. Dengan segala pengorbanannya, susah dan payah dialami ibu bapak untuk menyelamatkan anaknya, baik ketika masih dalam kandungan, maupun setelah lahir ke alam dunia. Al-Quran melukiskan betapa beratnya beban yang ditanggung oleh ibu di saat hamil dalam surat Al-Ahqaaf :15.
“Dan telah kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orangtuanya. Ibunya mengandungnya dengan susah payah dan melahirkan dengan susah payah pula sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, Begitu besar pengorbanan orang tua khususnya seorang ibu. Dalam novel Serial Anak-Anak Mamak ini Bapak selalu mengatakan suatu pesan pada anak-anaknya berikut ini: “Jangan pernah membenci Mamak kau, jangan sekalikali...karena jika kau tahu sedikit saja apa yang telah ia lakukan demi kalian, maka yang kau tahu itu sejatinya bahkan belum sepersepuluh dari pengorbanan, rasa cinta, serta rasa sayangnya pada kalian.”( Pukat,2011:206).
Seorang anak tidak akan bisa membalas pengorbanan orang tua. Karena orangtua telah melahirkan selanjutnya mendidik,
mengajarkan
anak-anaknya
duduk,
berdiri,
bermain-main, memberi makanan, membelikan pakaian, dan menjaga agar kesehatan tetap baik dan pertumbuhan fisik dan rohaninya
normal.
Kemudian
setelah
beranjak
besar
dimasukkan ke lembaga pendidikan agar berakhlak baik, berpengetahuan, dan memiliki masa depan yang cerah. Oleh karena itulah, sebagai anak harus berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua, serta jangan sampai menyakiti hati mereka. 2) Sopan Santun Sopan
santun
merupakan
unsur
penting
dalam
kehidupan bersosialisasi sehari - hari setiap orang, karena dengan menunjukan sikap santunlah, seseorang dapat diharagai dan disenangi dengan keberadaanya sebagai makhluk sosial dimanapun tempat dia berada. Dalam kehidupan bersosialisasi antara sesama manusia, sudah tentu kita memiliki norma-norma / etika-etika dalam melakukan hubungan dengan orang lain. Dalam hal ini sopan santun dapat memberikan banyak manfaat atau pengaruh yang baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.
Begitu pentingnya menjaga sopan santun dalam pergaulan sosial. Terlebih lagi terhadap orang yang lebih tua atau orang tua. Bahkan Rasulullah sendiri mencontohkan bagaiman harus bersikap sopan santun kepada orang tua dengan cara menghormati orang tua, bertingkah laku yang baik, berbicara dengan lemah lembut, berkata jujur, tidak melakukan perbuatan yang dapat menyakiti perasaannya seperti suka berbohong dan tidak pernah mendengar nasehatnya. Sopan santun terhadap orang tua dengan cara berbuat baik terhadap mereka adalah termasuk salah satu wujud birrul walidain atau berbakti kepada orang tua. Seperti perintah Allah dalam Alquran surat An Nisa‟ ayat 36:
“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua....” Sungguh, hak kedua orang tua sangatlah besar yang harus tertunaikan oleh anak-anaknya, dan keutamaan berbakti terhadap keduanya tidaklah terhitung dan tidak terbatas adanya. Kecintaan terhadap keduanya dari anak-anaknya adalah sebenar-benarnya cinta, dan nasihat keduanya adalah semanfaat-manfaatnya sebuah nasihat. d. Akhlak Terhadap Sesama
1) Menjaga Silaturahmi Silaturahmi
artinya
tali
persahabatan
atau
tali
persaudaraan, sedangkan bersilaturahmi yaitu mengikat tali persahabatan.
Kita
pun
sebagai
umat
Islam
telah
diperintahkan oleh Allah SWT untuk menjaga hubungan silaturahmi seperti dalam Alquran surat An Nisa ayat 1:
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan lakilaki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu.” Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan untuk menjaga silaturahmi. Sebagai umat Islam, perintah Allah SWT itu harus dipatuhi. Orang yang mematuhi perintah Allah SWT itu adalah orang yang bertakwa. Takwa artinya terpeliharanya sifat diri untuk tetap taat dan patuh melaksanakan perintah Allah SWT serta menjauhi segala apa yang dilarang-Nya. 2) Berbuat Adil
Kata adil berasal dari kata bahas Arab. Artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya, tidak berat sebelah, jujur, tidak berpihak, atau proporsional. Dari pengertian sederhana ini, maka sikap adil seseorang dapat dikatakan sebagai sikap yang tepat atau semestinya (Ahmadi, 2004: 68). Sebagai orang yang beriman seharusnya harus berbuat adil artinya kukuh, teguh, dan tidak memihak kepada siapa pun. Berlaku adil itu diperintahkan Allah SWT. Sebagaimana dijelaskan dalam Alquran surat An Nahl ayat 90:
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” Setiap orang hendaknya mampu bersikap adil dalam kehidupan sehari-hari, baik adil terhadap diri sendiri, orang lain, dan sesama makhluk Allah, maupun adil kepada Allah SWT. Bahkan harus bersifat adil walaupun terhadap musuh. Seperti salah satu pesan Nek Kiba dalam novel Serial AnakAnak Mamak berikut ini: Berbuat adil adalah segalanya.....“Bahkan, agama ini memerintahkan agar kita tetap berbuat adil kepada musuh sekalipun. Sungguh janganlah kebencian kita kepada seseorang atau kepada sebuah kaum, membuat kita tidak adil (Amelia,2013:385).
Bersikap
adil
terhadap
diri
sendiri
misalnya,
memberikan hak tidur untuk mata, hak untuk istirahat seluruh anggota badan, hak makan dan minum untuk tenaga, dan sebaliknya Islam melarang umatnya melakukan perbuatan yang dapat menganiaya diri sendiri. Setiap muslim atau muslimah juga harus mampu bersikap adil terhadap sesama makhluk Allah, baik terhadap manusia maupun alam lingkungan ataupun terhadap musuh karena itu merupakan perintah Allah. Misalnya dengan cara tidak mengambil hak-hak mereka dan tidak mendzaliminya. Tidak kalah pentingnya manusia juga harus bersikap adil terhadap Allah SWT dengan jalan memenuhi segala perintah-Nya
dan
meninggalkan
segala
larangan-Nya.
Bersikap adil terhadap Allah SWT sesungguhnya sangat menguntungkan manusia itu sendiri. Sebab semakin adil seseorang terhadap Allah, maka Allah akan makin sayang terhadapnya dan selalu akan menambahkan nikmat-Nya terhadap orang tersebut 3) Menjaga Aib Aib adalah suatu cela atau kondisi yang tidak baik tentang seseorang jika diketahui oleh orang lain akan membuat rasa malu, rasa malu ini membawa kepada efek psikologi yang negatif jika tersebar.
“Itu tidak pernah menjadi urusan kita, Amel.” Jawaban Mamak tegas sekali. Suaranya lantang.” Membicarakan aib orang lain itu adalah pekerjaan bergunjing. Dosanya besar. Allah membenci orang bergunjing.”( Amelia, 2013:99) Tokoh Mamak dalam novel ini selalu tegas kepada keluarganya jika ada yang membicarakan aib orang lain. Sehingga itu menjadi teladan bagi anak-anaknya. Namun banyak kita dapati di tengah keseharian kita, pembicaraan dan obrolan itu sepertinya tidak asyik kalau tidak membicarakan aib, cacat dan kekurangan yang ada pada orang lain, padahal obrolan itu bukanlah perkara ringan dalam pandangan Islam. Ajaran Islam melarang keras aib seseorang diceritakan, dan tidak boleh sekali-kali menyebarkan tentang apa ataubagaimana kondisi yang tidak baik tentang seseorang, bahkan islam mengajarkan untuk menutupinya. Allah berfirman dalam Alquran surat Al Hujarat ayat 12:
Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan aib orang lain; dan janganlah kamu mengumpat sebagian yang lain. Apakah seseorang dari
kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Oleh itu, jauhilah larangan-larangan yang tersebut) dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” Allah
sangat
melarang
perbuatan
ghibah
atau
menggunjingkan aib orang lain hingga menyamakannya seperti
memakan
menjijikkan
sekali
daging ketika
saudaranya kita
sendiri.
harus
Sangat
membayangkan
memakan daging saudara sendiri. Oleh karena itu hindari menggunjungkan aib orang lain. Karena tidak ada manusia yang sempurna. Setiap orang pasti memiliki kekurangan, cela dan dosa tertentu pada dirinya. Maka suatu aib yang ada pada seseorang hendaknya dapat dijadikan pelajaran bagi orang lain untuk dapat belajar dan memperbaiki diri agar tidak melakukan hal serupa yang akan menimpa dirinya dan orang lain akibat perbuatannya tersebut. 4) Gotong Royong Gotong royong adalah salah satu kebiasaan yang positif di Indonesia. Peribahasa “berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”
adalah
peribahasa
yang
cocok
untuk
menggambarkan gotong royong. Gotong royong artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama. Budaya gotong royong adalah salah satu sarana yang efektif
untuk
bersosialisasi
dengan
sesama
manusia.
Kebiasaan ini sudah sedikit luntur di kota-kota besar. Namun di desa-desa budaya tersebut masih banyak ditemui. Baik dalam bentuk kerja bakti memperbaiki sarana pribadi ataupun umum tetapi juga gotong royong dalam rangka memikirkan untuk kemajuan bersama. Alangkah baiknya jika budaya ini tidak akan pernah luntur meskipun di era globalisasi sekarang ini. Budaya gotong royong ini pun bisa juga digunakan oleh para pemimpin dan wakil-wakil rakyat di negeri ini untuk bersama-sama memikirkan untuk kemajuan bangsa dan Negara ini. Sehingga masalah berat pun bisa terpecahkan jika dipikirkan bersama untuk kebaikan negeri ini.
5) Saling Memaafkan Kata al-„afw dalam bahasa sehari-hari biasanya diartikan dengan pemaaf, dan mengampuni. Dalam konteks ini Allah berfirman dalam Alquran Surat Al-Imran/3: 134:
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”.
Di dalam sepenggal ayat ini Allah menginformasikan, bahwa salah satu karakteristik manusia yang bertakwa adalah selalu memaafkan kesalahan orang lain, padahal mereka mampu membalas. “Teladan agama kita melarang tidak bertegur sapa dengan saudara sendiri lebih dari tiga hari. Semakin lama kau memendam, tidak mau saling memaafkan, maka hatimu semakin hitam, tidak mau mendengar nasihat, tidak terbuka lagi. Tiga hari batas maksimal agar hatimu tidak tertutup (Pukat,2011:98). Karena itu menurut Abdullah memaafkan adalah satu derajat di atas derajat mengendalikan diri, karena orang yang mengendalikan diri itu kadang-kadang disertai dengan sentimen dan dendam, tetapi kalau memaafkan, bersih dari dendam dan sentimen (Shaleh, TT:106). Dan memendam dendam membuat rasa tidak nyaman di dalam hati. Namun sebaliknya dengan memaafkan hati menjadi tenang. 6) Peduli “Karena Norris adalah teman kita, tetangga kita. Berada di sekitar kita, dan ada dalam kehidupan kita. Sebelum kita peduli pada jutaan anak-anak itu, mulailah peduli dengan yang paling dekat. Kau telah melakukannya dengan baik Amel. Angan berkecil hati.” Pak Bin menatapku penuh penghargaan.” Asal kau tidak menyerah, semoga besok lusa kita berhasil.”( Amelia,2013:160) Kutipan dialog diatas ingin menyampaikan bahwa Peduli berarti memiliki perhatian, baik itu perhatian terhadap sesama manusia maupun terhadap makhluk ciptaan Allah
yang lain. Dan mulailah peduli dengan lingkungan terdekat kita. Sikap peduli harus ditanamkan sejak dini. Karena di era modern ini sikap peduli sudah semakin luntur. Sudah banyak sekali orang yang tidak peduli terhadap penderitaan sesamanya dan tidak peduli dengan lingkungan di sekitarnya. Semua orang hanya memikirkan keuntungan untuk diri sendiri. Padahal Allah selalu memerintahkan kepada manusia untuk selalu peduli terhadap sekitarnya. Rasulullah serta para sahabat pun sudah memberikan teladan yang baik terkait dengan
kepedulian
kepedulian
yang
terhadap diberikan
sesama. kepada
Karena
orang
lain
sedikit akan
memberikan kebahagiaan di hati dan memberikan manfaat kepada orang lain. e. Akhlak Terhadap Lingkungan 1) Menjaga dan Tidak Merusak Allah SWT memberikan kepercayaan kepada manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi. Manusia diberi kepercayaan untuk mempergunakan semua yang ada di bumi untuk mencukupi kebutuhannya. Akan tetapi pada praktiknya manusia justru menimbulkan banyak kerusakan, yang pada akhirnya berakibat buruk pada manusia sendiri. Misalnya banyak bencana alam terjadi di mana-mana. Seperti salah
satu kutipan dalam novel Serial Anak Anak Mamak berikut ini “Akan ada suatu masa diantara masa-masa. Ada suatu musim diantara musim-musim. Saat ketika alam memberikan perlawanan sendiri. Saat ketika sungai, lembah, membalas sendiri para perusaknya.” (Eliana, 2011:511) Allah pun telah berfirman dalam Alquran surat Ar-Rum ayat 41:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” Hampir setiap hari kita mendengar berita menyedihkan tentang kerusakan alam yang timbul pada sumber air, gunung, laut dan udara. Bencana lumpur lapindo yang tak kunjung usai, banjir jakarta, demam berdarah, flu burung, kekeringan, dan sebagainya, selalu menghiasi berita di televisi maupun di koran-koran. Sungguh ironis karena semua itu terjadi disebabkan oleh keserakahan dan ketamakan manusia terhadap alam. Padahal alam telah memberikan banyak terhadap kehidupan manusia dan makhluk hidup yang lain. Sebagai timbal balik seharusnya manusia menjaga dan tidak merusak alam sebagai
wujud terima kasih terhadap alam ciptaan Allah. Sehingga alam pun akan senantiasa memberikan manfaatnya kepada manusia dan makhluk hidup lainnya. 2) Memanfaatkan dengan Baik Allah SWT telah memberikan kepercayaan kepada manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi. Hal ini dijelaskan dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 30:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Manusia telah diberi kepercayaan yang begitu besar oleh SWT untuk mengelola dan memanfaatkan seluruh ciptaan Allah di dunia dengan sebaik-baiknya. Karena alam telah memberikan banyak hal kepada manusia, maka manusia harus menjaganya dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin seperti salah satu kutipan dalam salah satu novel Serial Anak Anak Mamak berikut ini:
Kita menebang sebutuhnya. Kita punya batasan...Kita selalu berusaha menjaga keseimbangan. Jangan pernah melewati batas, atau hutan tidak lagi bersahabat. (Burlian, 2009:261) Ketika manusia dapat
memanfaatkan alam
dan
lingkungan dengan sebaik-baiknya maka alam pun akan memberikan yang sebaik-baiknya kepada manusia. Itulah hukum timbal balik. B. Karakter Tokoh Utama Pendidik 1. Pak Bin a. Kompetensi Pedagogik Kompetensi
Pedagogik,
adalah
kemampuan
seorang
pendidik dalam mengelola pembelajaran peserta didik
1) Menguasai Kelas Seorang guru atau pendidik harus dapat menguasai kelas dan mengkondisikan peserta didik dengan baik agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Karena ketika suasana kelas tidak dapat terkondisikan dengan baik, maka hal
tersebut
akan
mengganggu
proses
terjadinya
pembelajaran. Penguasaan dan pengkondisian kelas memang tidak mudah. Hal tersebut membutuhkan skill dan ketrampilan pendidik. Pendidik dapat menggunakan berbagai media maupun metode pembelajaran yang menarik agar dapat
menarik perhatian peserta didik sehingga memudahkan untuk mengkondisikan mereka. Apabila seorang pendidik dapat mengkondisikan peserta didik sehingga dapat menguasai kelas maka pelajaran apapun yang disampaikan pendidik akan tersampaikan dengan baik kepada peserta didik karena peserta didik dalam keadaan perhatian penuh kepada pendidik. 2) Kreatif dan Inovatif Pembelajaran yang menarik dan mengasyikkan sehingga peserta didik merasa senang ketika proses pembelajaran membutuhkan pendidik yang kreatif dan inovatif untuk mewujudkan hal tersebut. Seorang pendidik harus kreatif memilih dan menggunakan media ataupun metode pembelajaran yang sesuai dengan peserta didiknya. Dengan begitu peserta didik tidak merasa bosan dalam proses belajar mengajar. Sehingga dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif dan efisien. b. Kompetensi Profesional Kompetensi Profesional, adalah kemampuan pendidik terhadap penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik sehingga dapat memenuhi standard.
1) Berwawasan Luas Kalau soal mengajar sambil bercerita, aku yakin tidak ada yang mengalahkan kehebatan Pak Bin, apalagi dengan semua keterbatasan yang dimiliki sekolah kami.( Pukat,2011:75). Tokoh dalam novel ini memiliki wawasan yang luas sehingga selalu banyak cerita dan pengetahuan baru yang disampaikan kepada murid-muridnya. c. Kompetensi Kepribadian Kompetensi Kepribadian, adalah kemampuan yang melekat pada diri pendidik secara mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. 1. Penuh Kasih Sayang Kasih sayang adalah salah satu kunci agar peserta didik dekat dan merasa nyaman dengan pendidik atau gurunya. Seorang pendidik yang penuh dengan kasih sayang biasanya dekat dengan peserta didiknya. Karena dengan kasih sayang peserta didik merasa seorang pendidik adalah pengganti orang tuanya. Sehingga peserta didik bisa terbuka dengan pendidik dan hal ini akan memudahkan pendidik dalam memonitoring peserta didiknya. 2. Bijaksana dan Adil Bijaksana adalah berbuat sesuatu dengan cara yang baik, banyak pertimbangan dengan akal yang sehat, arif dan
santun dalam setiap keputusan. Adil adalah tidak memihak kepada siapapun. Seorang pendidik hendaknya memiliki dua karakter tersebut. Karena seorang pendidik tidak boleh membedabedakan peserta didiknya. Seperti apapun peserta didik, seorang pendidik harus berlaku bijaksana dan adil dalam segala hal. Terlebih dalam menghadapi karakter peserta didik yang berbeda-beda. Pendidik harus dapat berlaku bijaksana dan adil dalam menghadapi segala perbedaan karakter tersebut dan harus memahami bagaimana cara memperlakukan mereka sesuai dengan karakter mereka masing-masing. 3. Optimis dan berorientasi pada masa depan Sikap optimis adalah salah satu sifat yang dapat memberikan efek positif terhadap lingkungan sekitar. Orang yang optimis akan memberikan efek terhadap orang yang berada di sekitarnya berupa semangat untuk tidak mudah berputus asa. Karakter tersebut amat penting dimiliki oleh seorang pendidik agar dapat memberikan efek yang positif pula terhadap peserta didik. Pendidik yang memiliki sikap optimis otomatis selalu berorientasi pada masa depan. Pendidik yang memiliki sikap tersebut selalu bisa
memberikan motivasi kepada peserta didiknya untuk senantiasa bersemangat dalam menuntut ilmu dan selalu percaya terhadap janji masa depan yang lebih baik untuk orang-orang yang berilmu. 4. Ikhlas Seorang pendidik harus memiliki karakter dan sifat Ikhlas. Karena dengan begitu seorang pendidik dalam beramal semata-mata mengharapkan ridha Allah SWT. Jadi dalam
mengajar
dan
berupaya
mendidik
serta
mencerdaskan peserta didik dilandasi dengan niat ikhlas yaitu
berbuat
tanpa
pamrih,
hanya
semata-mata
mengharapkan ridha dari Allah SWT. 5. Teladan yang baik Istilah guru sering disebut dengan “digugu dan ditiru”. Istilah tersebut bukan hanya sekedar sebutan saja. Karena guru adalah sosok yang selalu dilihat murid sebagai sosok yang menjadi panutan segala sikap dan perilakunya. Oleh karena itu seorang guru atau pendidik harus menjaga sikap dan perilakunya dimanapun berada. Tidak hanya di lingkungan pendidikan saja tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Pendidik yang baik, akan selalu bisa menjaga sikap dan perilakunya sehingga segala hal yang ada dalam dirinya
dapat menjadi teladan yang baik bagi siswanya. Siswa teladan dihasilkan oleh guru yang memberikan teladan yang baik. Pada intinya seorang guru yang baik akan menghasilkan siswa yang baik pula. 6. Disiplin Disiplin adalah salah satu kunci kesuksesan. Orang yang sukses adalah orang yang memiliki kedisiplinan yang tinggi. Seorang pendidik yang memiliki kedisiplinan yang tinggi akan dapat menjalankan pembelajaran yang efektif dan efisien. Karakter pendidik dalam novel Serial Anak Anak Mamak ini memiliki karakter disiplin yang tinggi sehingga dapat mengatasi segala keterbatasan yang ada di sekolah tersebut dengan selalu menekankan disiplin kepada siswanya. 7. Memiliki Dedikasi yang Tinggi Pada era modern sekarang ini sudah sedikit ditemukan seorang pendidik yang memiliki dedikasi yang tinggi. Seorang pendidik yang mengorbankan segalanya hanya untuk mencerdaskan dan mendidik siswanya. Di era yang penuh dengan materialisme sekarang ini, banyak pendidik yang hanya mengejar materi saja. Ketika
mendapat materi yang banyak maka akan bersemangat dalam mengajar, namun terjadi juga yang sebaliknya. Namun tetap masih ada pendidik yang berdedikasi tinggi seperti tokoh utama pendidik dalam novel Serial Anak Anak Mamak ini. Pendidik yang dapat menghasilkan peserta didik yang luar biasa di tengah segala keterbatasan yang dimiliki. Dengan dedikasi dan keikhlasannya dapat menghasilkan peserta didik yang tidak hanya cerdas namun juga berkarakter. d. Kompetensi Sosial Kompetensi Sosial, adalah adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi, bergaul dan bekerjasama secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, sesama tenaga kependidikan, dengan orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. 1) Peduli dan Responsive Dalam novel Serial Anak Anak Mamak ini tokoh utama pendidiknya memiliki sifat dan karakter kepedulian yang tinggi terhadap perkembangan peserta didiknya. Sehingga peserta didik merasa mendapatkan perhatian yang besar dari pendidiknya. Hal tersebut memberikan dampak positif terhadap psikologis perkembangan anak. 2. Nek Kiba
a. Sabar Seorang pendidik harus memiliki sifat penyabar. Sabar dalam mendidik, menghadapi anak didik, dan memahami setiap katakter dari anak didiknya. Dalam novel Serial Anak Anak Mamak ini sosok Nek Kiba sebagai seorag guru ngaji adalah sosok yang sangat sabar dalam mendidik murid-muridnya walaupun sangat nakal dan sulit dikendalikan. Nek kiba selalu sabar dalam memberikan pengertian yang baik terhadap muridnya dengan mencoba berbagai cara yang dapat dipahami oleh muridnya. b. Jujur Jujur adalah salah satu karakter tokoh pendidik dalam novel ini yang sangat menonjol. Sikap jujur selalu ditanamkan kepada anak didik. Bahkan dikatakan bahwa suatu yang amat mahal di dunia ini adalah kejujuran. Kejujuran adalah harga diri. Jika seseorang sekali saja berbohong maka akan mengikuti di belakangnya kebohongan-kebohongan selanjutnya. c. Zuhud Sikap zuhud bukan berarti membenci dan meninggalkan dunia tetapi zuhud adalah tidak terikat oleh dunia. Zuhud adalah pengendalian diri terhadap dunia. Seorang pendidik harus memiliki sikap zuhud agar tidak selalu mengukur segala sesuatunya berdasar materi saja. dan agar dapat menumbuhkan sifat ikhlas dalam diri. C. Implikasi Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Kehidupan Sehari-hari
Pada dasarnya pendidikan agama Islam sangatlah penting dalam kehidupan. Pendidikan islam adalah salah satu komponen inti dalam dunia pendidikan. Karena manusia membutuhkan tidak hanya pengetahuan saja namun juga kekuatan spiritual keagamaan agar terbentuk manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma islam. Begitu pentingnya pendidikan Islam bagi kehidupan manusia. Karena dengan pendidikan dapat membentuk pola pikir dan kepribadian yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan. Sehingga tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual saja namun juga memiliki kecerdasan emosional dan spiritual. Banyak sekali orang yang cerdas secara intelektual, namun tidak memiliki pengetahuan yang memadai. Akibatnya banyak orang-orang cerdas yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Contoh nyata di kehidupan sekitar kita adalah banyaknya pemimpin di negeri ini yang menyalahgunakan wewenang dan jabatannya untuk memperkaya diri sendiri. Banyak terjadi kasus suap dan korupsi. Bahkan kejahatan tersebut dilakukan secara berjamaah dan terencana dengan baik. Sungguh para pemimpin itu adalah orang-orang yang sudah tidak diragukan lagi kecerdasan intelektualnya. Namun, ternyata memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi tidak menjamin para pemimpin tersebut untuk tidak melakukan kejahatan. Bahkan sepertinya sudah tidak memiliki malu lagi ketika banyak orang mengetahui kejahatannya.
Melihat realita yang ada, sungguh akan lebih menyadarkan kita akan pentingnya pendidikan agama dalam kehidupan di samping pengetahuan umum. Terlebih di era globalisasi yang memberikan banyak kemudahan namun tidak jarang juga memberikan dampak negatif kepada manusia. Sehingga pendidikan agama adalah sebagai pondasi paling penting untuk membentengi manusia agar dapat memilih yang positif dan membuang yang negatif. Karena pendidikan agama mengatur semua segi kehidupan manusia. Pendidikan agama tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan saja, namun juga mengatur segi-segi kehidupan yang lain seperti hubungan antar sesama manusia, lingkungan dan muamalah. Oleh karena itu pendidikan agama penting sebagai pondasi awal penanaman nilai kepada penerus bangsa. Bahkan pendidikan karakter yang sudah dicanangkan menunjukkan bahwa pendidikan agama penting bagi dunia pendidikan sebagai langkah dalam menanggulangi adanya degradasi moral. Melalui penekanan pendidikan karakter di berbagai lembaga pendidikan, baik formal maupun non formal diharapkan bangsa Indonesia mampu menjawab berbagai tantangan dan permasalahan yang rumit dan komplek. Istilah karakter berkaitan erat dengan personality (kepribadian) seseorang, sehingga ia bisa disebut orang yang berkarakter dan memiliki karakter kepribadian yang kuat. Sehingga menjadi pribadi yang tangguh dalam menghadapi arus kehidupan di era globalisasi.
Melalui novel Serial Anak Anak Mamak yang terdiri dari empat serial yaitu Eliana, Pukat, Burian, dan Amelia karya Tere Liye ini adalah salah satu cara penyampaian penanamam nilai-nilai pendidikan Islam sejak dini kepada anak-anak. Tidak hanya menyampaikan bagaimana cara mendidik anak dan menanamkan agama kepada anak namun juga menghadirkan beberapa karakter kepribadian yang patut diteladani. Karena seorang anak adalah generasi penerus bangsa selanjutnya. Dan bangsa yang kuat adalah ketika memiliki generasi penerus yang kuat, yang tidak hanya berpengetahuan dan pandai namun juga memiliki karakter kepribadian yang kuat melalui pendidikan agama. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan pembahasan dan menganalisis pada bab sebelumnya maka dapat penulis simpulkan; 1. Nilai-nilai Pendidikan Islam yang dapat diambil dari novel Serial Anak Anak Mamak yang terdiri dari empat serial yaitu Eliana, Pukat, Burian, dan Amelia karya Tere Liye diantaranya adalah: a. Nilai pendidikan aqidah/keimanan (iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada hari akhir/hari kiamat, iman kepada qadla dan qadar) b. Nilai pendidikan syari‟ah/ibadah (shalat, wudhu, adzan, zakat, khitan, berdoa, menuntut ilmu)
c. Nilai pendidikan akhlak {akhlak terhadap Allah (tawakal, ikhlas, khauf dan raja‟, bertaubat, bersyukur), akhlak terhadap diri sendiri (shidiq/jujur, amanah, sabar, khusnuzon, optimis, disiplin, qana‟ah, tanggung jawab, menutup aurat, syaja‟ah, tawadhu), akhlak terhadap orang tua (birrul walidain, sopan santun), akhlak terhadap sesama (menjaga silaturahmi, berbuat adil, menjaga aib, gotong royong, saling memaafkan, peduli), akhlak terhadap lingkungan (menjaga dan tidak merusak, memanfaatkan dengan baik)} 2. Karakter tokoh utama pendidik dalam novel Serial Anak Anak Mamak yang terdiri dari empat serial yaitu Eliana, Pukat, Burian, dan Amelia karya Tere Liye diantaranya adalah: a. Pak Bin (Guru sekolah) Sebagai guru yang mengajar di sekolah, Pak Bin memiliki karakter pendidik yang sesuai UU Sisdiknas Tahun 2013 dan PP Nomor 19 Tahun 2005 sebagai seorang pendidik yang dianggap mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional diantaranya yaitu: memiliki kompetensi pedagogik (menguasai kelas, kreatif dan inovatif), kompetensi profesional (berwawasan luas), kompetensi kepribadian (penuh kasih sayang, bijaksana dan adil, optimis dan berorientasi pada masa depan, ikhlas , teladan yang baik, disiplin, memiliki dedikasi yang tinggi), kompetensi sosial (peduli dan responsive). b. Nek Kiba (Guru Mengaji) : Sabar, Jujur, Zuhud
3. Implikasi nilai-nilai pendidikan Islam dalam kehidupan Sehari-hari Ada implikasi atau hubungan saling keterkaitan antara nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam novel Serial Anak Anak Mamak yang terdiri dari empat serial yaitu Eliana, Pukat, Burian, dan Amelia karya Tere Liye dengan kehidupan sehari-hari yaitu tentang pentingnya penanaman pendidikan agama yang harus dilakukan sejak dini untuk membentuk karakter kepribadian yang kuat. Terlebih di era globalisasi yang memberikan banyak kemudahan namun tidak jarang juga memberikan dampak negatif kepada manusia. Sehingga pendidikan agama adalah sebagai pondasi paling penting untuk membentengi manusia agar dapat memilih yang positif dan membuang yang negatif. Karena pendidikan agama mengatur semua segi kehidupan manusia. Melalui novel Serial Anak Anak Mamak yang terdiri dari empat serial yaitu Eliana, Pukat, Burian, dan Amelia karya Tere Liye ini adalah salah satu cara penyampaian penanamam nilai-nilai pendidikan Islam sejak dini kepada anak-anak. Tidak hanya menyampaikan bagaimana cara mendidik anak dan menanamkan agama kepada anak namun juga menghadirkan beberapa karakter kepribadian yang patut diteladani. Karena seorang anak adalah generasi penerus bangsa selanjutnya. Dan bangsa yang kuat adalah ketika memiliki generasi penerus yang kuat, yang tidak hanya berpengetahuan dan pandai
namun juga memiliki karakter kepribadian yang kuat melalui pendidikan agama. B. Saran 1. Bagi Orang Tua Pendidikan agama adalah hal yang paling mendasar yang harus orang tua ajarkan kepada anak-anak jika ingin memiliki anak-anak yang soleh dan shalihah. Karena pendidikan agama adalah fondasi yang nantinya akan membentuk karakter anak. Banyak orang yang berpengetahuan dan pandai namun banyak juga yang terjermus dalam keburukan. Maka dari itu peran pedidikan agama sangat penting untuk membentengi dan meluruskan jalan menuju kehidupan yang lebih baik. Peran paling sentral dalam menanamkan pendidikan agama kepada anak di samping seorang guru adalah orang tua. Semakin dini anak dikenalkan dengan pendidikan agama maka akan semakin kuat karakter kepribadiannya. 2. Bagi Dunia Sastra Dalam membuat sebuah karya, sebaiknya tidak hanya memuat tentang keindahan dan hiburan semata sebagai daya jual namun juga memperhatikan isi dan memasukkan pesan-pesan yang dapat diambil dari karya sastra tersebut. Sehingga karya sastra tersebut menjadi lebih bermakna. 3. Bagi Dunia Pendidikan
Metode
pembelajaran
dalam
pendidikan
harus
semakin
dikembangkan terlebih di era globalisasi sekarang ini. Banyak cara yang bisa dilakukan. Salah satunya dengan penggunaan media pembelajaran yang efektif dan efisien dalam rangka melaksanakan pendidikan melalui media cerita yang inspiratif dalam mendidik siswa. 4. Bagi Dunia Penelitian Banyak hal yang masih perlu dikaji tidak hanya melalui lingkungan sekitar akan tetapi kita juga dapat mengkaji karya-karya yang hebat dan menginspirasi yang justru belum banyak diketahui oleh banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Wahid. 2004. Risalah Akhlak Panduan Perilaku Muslim Modern. Solo: Era Intermedia Aminuddin. 1991. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: CV Sinar Baru Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta Daradjat, Zakiah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara Departemen Agama Republik Indonesia. 1989. Al Qur‟an dan Terjemahnya. Semarang : CV Toha Putra Feisal, Jusuf Amir. 1995. Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Gema Insani Press Ihsan, Fuad. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Liye, Tere. 2005. Hafalan Shalat Delisa. Jakarta: Republika Liye, Tere. 2005. Moga Bunda Disayang Allah. Jakarta: Republika Liye, Tere. 2008. Bidadari Bidadari Surga. Jakarta: Republika Liye, Tere. 2009. Burlian, Serial Anak-Anak Mamak. Jakarta: Republika Liye, Tere. 2009. Rembulan Tenggelam di Wajahmu. Jakarta: Republika Liye, Tere. 2010. Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum Liye, Tere. 2011. Eliana, Serial Anak-Anak Mamak. Jakarta: Republika Liye, Tere. 2011. Pukat, Serial Anak-Anak Mamak. Jakarta: Republika Liye, Tere. 2013. Amelia, Serial Anak-Anak Mamak. Jakarta: Republika Mardalis. 2004. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposional. Jakarta: Bumi Aksara Maslikhah. 2013. Melejitkan Kemahiran Menulis Karya Ilmiah Bagi Mahasiswa. Yogyakarta: Trustmedia Materi Ujian Komprehensif Lisan (UKL) Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAIN Salatiga Tahun 2014 Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Muhaimin, dan Abdul Mujib. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya. Bandung: Trigenda Karya Mz, Ust Labib (Ed). 2004. Imam Ghazali Ringkasan Ihya‟ Ulumuddin. Surabaya: Bintang Usaha Jaya Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir STAIN SALATIGA. 2008 Poerwodarminto, WJS. 1999. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Qardhawy, Yusuf. 1996. Tawakal. Jakarta: Pustaka Al Kautsar Rasjid, Sulaiman. 2012. Fiqh Islam (Hikum Fiqh Lengkap). Bandung: Penerbit Sinar Baru Algesindo Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ruslan, Rosady. 2010. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada Setiawati, Nopi. 2013. “Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Novel Pukat, Serial Anak-Anak Mamak Karya Tere Liye.” Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Shaleh, Ashaf. TT. Takwa Makna dan Hikmahnya dalam Al-Qur‟an. Jakarta: Penerbit Erlangga Suhaemi, Ust Masrap dan Ust Al Hafidh. 1986. Tarjamah Riadhus Shalihin. Surabaya: Mahkota Sultoni, Ahmad. 2012. Sang Maha Segalanya Mencintai Sang Mahasiswa. Salatiga: JP Books Tafsir, Ahmad. 2008. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Tatapangarsa, Humaidi. 1979. Kuliah Aqidah Lengkap. Surabaya: PT Bina Ilmu Yasin, A. Fatah. 2008. Dimensi-dimensi Pendidikan Islam. Malang: UIN-Malang Press Zainuddin, dkk. 1991. Seluk Beluk Pendidikan Dari Al-Ghazali. Jakarta: Bumi Aksara http://pbingfkipunlam.wordpress.com/2008/10/8/karya-sastra-menurut-teoriabrams/. Fatchul Mu‟min,” Karya Sastra Menurut Teori Abrams”.2008. (Diakses pada Selasa, 29 april 2014, pukul 08.50) http://halamanganjil.blogspot.com/2010/11/menjala-keemasan-masa-kanakkanak-anwar.html, (Diakses pada Minggu, 16 maret 2014, pukul 09.13) http://junjunwijaya.blogspot.com/2012/12/resensi-novel-eliana-karya-tereliye.html (Diakses pada Minggu, 16 maret 2014, pukul 09.10) http://tanya-biografi.blogspot.com/2013/01/biografi-tere-liye.htm, (Diakses pada Minggu, 16 maret 2014, pukul 09.05) http://blog.republikapenerbit.com/2013/09/02/tere-liye-dan-karya-karyanya/, (Diakses pada Senin, 15 april 2014, pukul 11.06)