NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL MAHAMIMPI ANAK NEGERI KARYA SUYATNA PAMUNGKAS
SKRIPSI
OLEH GENDI RATNI A1B110047
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI DESEMBER 2014
ABSTRAK
Ratni, Gendi. 2013. Nilai-nilai Moral dalam Novel Mahamimpi Anak Negeri Karya Suyatna Pamungkas. Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi, Pembimbing: (I) Prof. H. Yundi Fitrah, M.Mum., Ph.D. (II) Dr. Maizar Karim, M.Hum. Kata-kata kunci: novel, novel Mahamimpi Anak Negeri, nilai moral Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan nilai-nilai moral dalam novel Mahamimpi Anak Negeri karya Suyatna Pamungkas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data penelitian ini berupa kata-kata, kalimat, paragraf dan wacana yang berbentuk narasi atau dialog yang mengandung nilai-nilai moral. Sumber data penelitian ini adalah novel Mahamimpi Anak Negeri karya Suyatna Pamungkas. Hasil penelitian menunjukkan nilai-nilai moral yang terdapat dalam novel Mahamimpi Anak Negeri karya Suyatna Pamungkas adalah nilai-nilai moral dalam hubungan manusia dengan alam, nilai-nilai moral dalam hubungan manusia dengan masyarakat, dan nilai-nilai moral dalam hubungan manusia dengan manusia itu sendiri. Nilai-nilai moral dalam hubungan manusia dengan alam yaitu (1) memelihara dan melestarikan alam dan (2) memanfaatkan alam. Nilai-nilai moral dalam hubungan manusia dengan masyarakat yaitu (1) musyawarah, (2) saling menghormati, (3) saling memaafkan (4) ramah terhadap sesama, (5) gotong royong, (6) cinta dan kasih saying, dan (7) kepatuhan kepada adat.. Nilai-nilai moral dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri yaitu (1) berusaha keras, (2) tanggung jawab. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dalam novel Mahamimpi Anak Negeri karya Suyatna Pamungkas terdapat nilai-nilai moral dalam hubungan manusia dengan alam, nilai-nilai moral dalam hubungan manusia dengan masyarakat, dan nilai-nilai moral dalam hubungan manusia dengan manusia itu sendiri.
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Sastra berarti karangan yang baik untuk melukiskan sesuatu tentang kehidupan manusia
yang penuh dengan nilai-nilai. Sastra adalah pengungkapan masalah hidup, filsafat dan ilmu jiwa. Sastra yang baik disamping memiliki nilai estetis yang indah juga memiliki makna akan suatu pesan kepada pembaca untuk berbuat baik. Pengarang berusaha menyampaikan pesan kepada pembaca untuk berbuat baik, dan secara langsung menyinggung nilai-nilai baik buruk. Salah satu karya sastra yang banyak mengandung nilai moral adalah novel. Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling populer di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak beredar, karena daya komunikasinya yang luas pada masyarakat. Kalau novel dianggap sebagai model atau pola kehidupan manusia, seseorang bisa melihat model-model atau polapola kehidupan yang baik-buruk, santun-kasar, bermoral-amoral, menyegarkan-menyebalkan atau sejenisnya. Model-model atau pola-pola kehidupan dalam kategori baik bisa diadopsi dan dikembangkan dalam hidup bermasyarakat, sebaliknya, hal-hal yang tidak baik tentu harus kita tinggalkan. Sebagai model kehidupan, novel hampir selalu menawarkan model atau pola kehidupan tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Walaupun pada awalnya tokoh protagonis banyak menghadapi tantangan, masalah, dan sejenisnya dari tokoh antagonis, pada akhirnya tokoh yang baik menang, berjaya, dan berbahagia, sedangkan tokoh yang jahat kalah, tersingkir dan lalu menderita.Terhadap sikap dan perilaku yang tidak terpuji bukan berarti bahwa pengarang menyarankan kepada pembaca untuk bersikap dan berperilaku demikian. Sikap dan perilaku tak terpuji itu hanyalah sebuah model, yakni model yang harus dihindari atau ditolak oleh pembaca.
Novel Mahamimpi Anak Negeri karya Suyatna Pamungkas merupakan salah satu novel yang isinya banyak mengandung pesan-pesan moral. Novel ini berisi kisah tentang anak negeri yang peduli dengan lingkungan sosial, mereka membentuk kelompok pesahabatan memberinya nama Empat Pawana, menurut bahasa melayu klasik pawana artinya angin. Angin memberikan filosofi selalu bergerak, mereka bertekad seperti angin yang selalu bergerak melakukan perubahan yang lebih baik, khususnya untuk kehidupan masyarakat Bukit Bayur yang jauh dari peradaban dan kehidupan religiusitas. Empat Pawana hidup dilingkungan yang beragama Islam, namun tingkah laku masyarakatnya masih percaya animisme, dinamisme yang dengan jelas bertentangan dengan syariat Islam, tergeraklah hati mereka untuk mendobrak kebiasaan lama masyarakat Bukit Bayur yang menyimpang dari ajaran Islam. Novel Mahamimpi Anak Negeri ditulis atas dasar kepedulian yang besar terhadap aspek sosial dan agama serta bekal pengetahuan sang penulis yaitu Suyatna Pamungkas. Suyatna Pamungkas adalah penulis asal Banyumas yang saat ini aktif di dunia penulisan. Selain novel
Mahamimpi Anak Negeri, Suyatna Pamungkas juga menulis novel
berjudul Pemuda Republik dan buku kumpulan cerpen berjudul Kota Ibukota. Beberapa penulis terkenal seperti Ahmad Tohari dan Darwis Tere Liye berpendapat bahwa novel Mahamimpi Anak Negeri merupakan novel yang dapat menginspirasi semua orang, serta bagus dan wajib dibaca. Novel tersebut mengangkat tema anak-anak miskin yang memiliki semangat tinggi dalam meraih cita-cita demi masa depan yang lebih baik untuk diri sendiri, keluarga, dan kampung halamannya. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah nilai-nilai moral apa saja yang terdapat dalam novel Mahamimpi Anak Negeri karya Suyatna Pamungkas?
1.3
Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
nilai-nilai moral dalam novel Mahamimpi Anak Negeri karya Suyatna Pamungkas. 1.4
Manfaat Penelitian Penelitian tentang nilai-nilia moral dalam novel Mahamimpi Anak Negeri karya
Suyatna Pamungkas ini dapat memberi manfaat dari penelitian-penelitian sebelumnya. Manfaat penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1.4.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini mendukung dan menerapkan teori tentang nilai-nilai moral pada karya sastra khususnya pada novel Mahamimpi Anak Negeri karya Suyatna Pamungkas. 1.4.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitin ini adalah: a.
sebagai bahan panduan apresiasi karya sastra, khususnya novel bagi mahasiswa dan masyarakat umum.
b.
sebagai masukan bagi penulis lain untuk melakukan penelitian yang memfokuskan pada novel.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Setelah memaparkan hal-hal yang menjadi latar belakang penulisan skripsi ini pada Bab I, pada Bab II akan diulas mengenai kajian pustaka. Pada Bab ini penulis memaparkan teori yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu nilai-nilai moral dalam novel Mahamimpi Anak Negeri, dan digunakan penulis sebagai landasan peneliti dalam meneliti.
2.1
Pengertian Novel Kata novel berasal dari kata Latin novellus yang diturunkan pula dari kata novelis yang
berarti baru. Dikatakan baru karena kalau dibandingkan dengan jenis-jenis sastra lainnya seperti puisi, drama, dan lain-lain, maka jenis novel ini muncul kemudian. Menurut Tarigan (1984:164) “novel adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan kehidupan nyata yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut”. Novel merupakan suatu cerita dengan suatu alur, cukup panjang mengisi satu buku atau lebih, yang menggarap kehidupan pria dan wanita yang bersifat imajinatif. Menurut Alwi (2008:969) novel adalah “karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku”. Menurut Sudjiman (1990:) novel adalah “prosa rekaan yang panjang, yang menyuguhkan tokoh-tokoh daan menampilkan serangkaian peristiwa dan latar secara tersusun”.
2.2
Pengertian Nilai Nilai (value) berasal dari bahasa Latin valere yang artinya berguna, mampu akan,
berdaya, berlaku dan kuat (Bagus, 2002:713). Dewi (2012:74) menjelaskan “Nilai adalah sesuatu yang berguna bagi seseorang atau sekelompok orang dan karenanya orang atau kelompok itu selalu berusaha untuk mencapainya karena pencapaiannya sangat memberi
makna kepada diri serta seluruh hidupnya”. Menurut Chaplin (1989:527) nilai adalah “satu sasaran sosial atau tujuan sosial, yang dianggap pantas dan breharga untuk dicapai”. Soekanto, (1985:532) menjelaskan nilai adalah “konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk”. Alwi(2008:963) menjelaskan nilai adalah “sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya; seperti etika dan moral”.
2.3
Pengertian Moral Kata moral berasal dari bahasa Latin, yaitu mos. Kata mos adalah bentuk kata tunggal
dan jamaknya adalah mores. Hal ini berarti kebiasaan, asusila. Adat kebiasaan adalah tindakan manusia yang sesuai dengan ide-ide umum tentang yang baik dan yang tidak baik yang diterima oleh masyarakat. “Moral adalah perilaku yang sesuai dengan ukuran-ukuran tindakan sosial atau lingkungan tertentu yang diterima masyarakat” (Ali, 2006:29).
2.4
Nilai Moral Menurut Arifin (1991:80) “Nilai moral adalah nilai-nilai yang terdapat dalam sebuah
cerita sastra, merupakan sikap pengarang terhadap apa yang diungkapkannya dan terhadap cara pengungkapannya”. Menurut Sjarkawi (2006:29) “Nilai moral adalah segala nilai yang berhubungan dengan konsep baik dan buruk. Nilai moral akan menentukan seseorang bersalah atau tidak, dapat dilihat dari besar-tidaknya tanggung jawab dan akibat moralitas yang ditimbulkannya”. Manusia yang bermoral dapat dinilai dari perilaku yang merupakan manifestasi akhlak dan akalnya. Bertens (2013:114) menjelaskan pengertian nilai moral adalah: Nilai moral berkaitan dengan pribadi manusia. Tapi hal yang sama dapat dikatakan juga tentang nilainilai lain. Yang khusus menandai nilai moral ialah bahwa nilai ini berkaitan dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab. Nilai-nilai moral mengakibatkan bahwa seseorang bersalah atau tidak bersalah, karena ia bertanggung jawab.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai moral adalah ilmu tentang apa yang benar dan apa yang salah yang dianut oleh masyarakat umum mengenai sikap, perbuatan dan keyakinan. Jadi, nilai moral adalah nilai yang berhubungan dengan baikburuknya perbuatan, kelakuan masyarakat atau individu, yang timbul dari hati dan bukan paksaan luar serta menjadi pegangan dalam mengatur tingkah lakunya terhadap lingkungan sekelilingnya. Djamaris (1993:15) mengemukakan bahwa nilai-nilai moral mengandung tiga kategori hubungan manusia, yaitu:
2.4.1 Nilai-nilai Moral dalam Hubungan Manusia dengan Alam. Alam merupakan kesatuan hidup manusia dimana pun ia berada karena alam adalah sumber kehidupan dan sumber inspirasi. Manusia yang dikarunai akal dan pikiran harus bisa memanfaatkan alam sebaik mungkin. Alam sebagai lingkungan hidup dengan segala flora dan faunanya memberikan manfaat kepada manusia. Hal ini menunjukkan bahwa manusia nyaris tidak dapat lepas dari alam sekitar. Djamaris (1990:192) menyatakan “alam merupakan sumber kehidupan yang menyimpan kekayaan”. Antara alam dan manusia terjadi hubungan dengan kecenderungan manusia mencoba menyesuaikan diri dengan alam. Penyesuaian itu terjadi dalam rangka pemanfaatan alam atau pendayagunaan alam sebagai sumber kehidupan seperti berburu, termasuk mencari ikan di sungai merupakan mata pencaharian yang menggali kekayaan alam dan memanfaatkannya untuk kelangsungan hidup manusia, dan dalam rangka menjalani kelangsungan hidup itu akan terlihat bagaimana manusia mendayagunakan alam. Nilai yang paling menonjol dalam hubungan manusia dengan alam adalah sebagai berikut. 2.4.1.1 Memelihara dan Melestarikan Alam Melestarikan adalah menjadikan (membiarkan) tetap tidak berubah; membiarkan tetap seperti keadaan semula; mempertahankan kelangsungan (hidup dsb). Melestarikan alam
berarti menjaga alam tersebut agar tidak terjadi perubahan atau kerusakan. Apabila manusia bisa memelihara dan melestarikan alam dengan sebaik-baiknya, maka kebaikan itu dapat dinikmati oleh manusia secara awet dan lestari. Sebaliknya, jika manusia tidak dapat memelihara dan melestarikan alam, maka musibah dan bencana alam akan menimpa manusia.
2.4.1.2 Memanfaatkan Alam Alam sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia di muka bumi ini. Maka dari itu perlunya campur tangan semua lapisan manusia untuk menjaga kelestarian alam salah satunya dengan cara pemanfaatan alam sebaik mungkin dan tidak merusak ekosistemnya. Alam sekitar dapat bermanfaat jika manusia dapat mengatur dan mengolahnya sebaikbaiknya.
2.4.2 Nilai-nilai Moral dalam Hubungan Manusia dengan Masyarakat. Menurut Djamaris (1993:22) nilai-nilai moral dalam hubungan manusia dengan masyarakat adalah nilai-nilai yang berhubungan dengan kepentingan para anggota masyarakat, bukan individu yang dianggap penting dalam satu aggota masyarakat sebagai individu, sebagai pribadi. Manusia berusaha mematuhi nilai-nilai yang ada dalam masyarakat karena ia berusaha untuk mengelompokkan dengan anggota masyarakat yang ada, yang sangat mementingkan kepentingan bersama daripada kepentingan diri sendiri. Lebih lanjut lagi, Djamaris (1993:22) mengemukakan nilai-nilai moral yang ada dalam hubungan manusia dengan masyarakat adalah sebagai berikut. 2.4.2.1 Musyawarah Menurut Alwi (2008: 944) musyawarah adalah “pembahasan bersama dng maksud mencapai keputusan atas penyelesaian masalah”. Musyawarah merupakan suatu upaya
bersama dengan sikap rendah hati untuk menyelesaikan persoalan (mencari jalan keluar) guna mengambil keputusan bersama dalam penyelesaian. Keputusan yang dimaksud adalah keputusan secara mufakat. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat tanpa emosi dan dengan hati nurani untuk menemukan kata mufakat. Bermusyawarah tidak berarti menghilangkan hak seseorang atau kelompok masyarakat kecil, tetapi memberikan kesempatan kepada seseorang untuk menyampaikan gagasan atau pendapatnya. Perwujudan musyawarah dalam kehidupan dapat berupa sikap kebersamaan dalam menyelesaikan suatu masalah. Contohnya mengadakan rapat untuk mencapai suatu mufakat atas masalah yang terjadi atau mengambil keputusan. 2.4.2.2 Saling Menghormati Manusia hidup bermasyarakat dan terdiri dari berbagai suku, latar belakang pendidikan dan watak. Agar tidak terjadi pertikaian antar suku tersebut diperlukan sikap saling menghormati atau menghargai. Sikap saling menhormati adalah sikap yang perlu dan penting supaya terciptanya kerukunan bermasyarakat baik dalam perbuatan maupun dalam perkataan. Dalam kehidupan manusia hendaknya saling hormat menghormati baik itu kepada orang tua, keluarga, sahabat, maupun masyarakat. 2.4.2.3 Saling Memaafkan Manusia tidak luput dari kesalahan, sikap memaafkan berupa keikhlasan memaafkan kesalahan orang lain adalah suatu perbuatan terpuji. Butuh keikhlasan dan jiwa besar untuk bisa memaafkan kesalahan orang lain. Memaafkan adalah memberi ampun atas kesalahan orang lain. Sikap memaafkan adalah suatu sikap yang penting untuk dikembangkan dan dipelihara oleh setiap manusia guna tercapainya kerukunan. Perwujudan sikap memaafkan dalam kehidupan dapat berupa sikap ikhlas untuk memaafkan orang lain yang telah melakukan kesalahan. Sebaliknya butuh sikap berjiwa besar bagi orang untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf atas kesalahan yang diperbuatnya.
2.4.2.4 Ramah Terhadap Sesama Sikap ramah terhadap sesama adalah sikap yang mempunyai peran penting agar manusia hidup di masyarakat dapat diterima serta disegani ditempat mereka tinggal baik itu anak-anak, remaja, dewasa maupun orang yang lebih tua. Hal ini pemnting agar hubungan manusia itu berjalan baik. Sebagai makhluk yang selalu membutuhkan bantuan orang lain, sikap ramah dengan sesama hendaknya selalu dijaga. Seseorang yang tidak ramah di lingkungan tempat tinggal akan dijauhi oleh orang lain. Orang enggan membantu saat ia susah karena ia dianggap tidak ramah. Sebaliknya orang yang ramah dan sopan akan mudah bergaul dan bersosialisasi dengan orang lain.
2.4.2.5 Gotong Royong Gotong royong adalah kerja sama yang dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat. Pekerjaan yang berat akan menjadi ringan jika dilakukan secara gotong royong. Orang yang mempunyai jiwa gotong royong yang tinggi adalah orang yang mempunyai kepedulian terhadap masyarakat di sekitarnya. Orang tersebut adalah orang yang mempunyai rasa kebersamaan yang tinggi dan tidak hanya mementingkan pekerjaannya sendiri.
2.4.2.6 Cinta dan Kasih Sayang Cinta dan kasih sayang merupakan perasaan cinta, perasaan sayang atau suka kepada seseorang. Kasih sayang adalah perasaan suka kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan. Kasih sayang ini ditandai dengan adanya tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian dan perhatian diantara orang-orang yang saling menyayangi atau mencintai. Orang tua, anak, keluarga, sahabat, seharusnya tetap memelihara rasa kasih sayang di antara mereka, sebagai dasar dalam menciptakan kebahagiaan lahir dan batin.
2.4.2.7 Kepatuhan Kepada Adat Menurut Djamaris (1993:204) “Adat adalah peraturan tertulis maupun tidak tertulis dan harus diikuti dan dipercayai”. Kepatuhan pada adat artinya melakukan sesuatu dengan aturan, norma atau adat istiadat yang berlaku di tempat tertentu. Peraturan adat adalah peraturan atas dasar keputusan bersama oleh masyarakat. Oleh karena itu, manusia sebagai anggota masyarakat harus mematuhi peraturan adat dimanapun ia tinggal.
2.4.3 Nilai-nilai Moral dalam Hubungan Manusia dengan Dirinya Sendiri. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran orang lain dalam hidupnya. Selain itu, manusia juga merupakan makhluk individu yang mempunyai keinginan pribadi untuk meraih kebahagiaan, kepuasan, dan ketenangan dalam hidup, baik lahiriah maupun batiniah. Untuk mencapai keinginan-keinginan itu bukanlah hal yang mudah, manusia memerlukan pengorbanan dan perjuangan. Menurut Djamaris (1993:24) “Keinginan manusia hanya dapat diraih jika mausia memiliki hasrat dan cita-cita serta diikuti usaha untuk meraihnya”. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa perilaku manusia yang bermuatan nilai-nilai moral adalah sebagai berikut. 2.4.3.1 Berusaha Keras Manusia mempunyai keinginan yang keras untuk mendapatkan suatu hal dan manusia harus berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan keinginannya tersebut. Menurut Suhardi (2014:43) “Berusaha keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguhsungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar/bekerja) dengan sebaik-baiknya”. 2.4.3.2 Tanggug Jawab Menurut Alwi (2008:1398) tanggung jawab adalah “keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb)”.
Bertanggung jawab berarti dapat menjawab jika ditanya tentang perbuatan-perbuatan yang dilakukan. Orang yang bertanggung jawab dapat diminta penjelasan tentang tingkah lakunya dan bukan saja dapat menjawab tapi juga harus menanggung (Bertens, 2013:99). Tanggung jawab berarti bahwa seseorang tidak boleh mengelak bila diminta penjelasan tentang perbuatannya. Seseorang yang bertanggung jawab akan bersedia untuk melakukan apa yang harus dilakukan dengan sebaik mungkin. Seseorang yang dibebani tanggung jawab wajib menanggung segala sesuatunya. Oleh karena itu manusia yang bertanggung jawab adalah manusia yang dapat menyatakan diri sendiri bahwa tindakannya itu baik dalam arti menurut norma secara umum, sebab baik buruk menurut seseorang belum tentu baik menurut pendapat orang lain atau apa yang dikatakan baik menurut pendapat dirinya ternyata ditolak oleh orang lain.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Metode dan Pendekatan Penelitian Penelitian “Nilai-nilai Moral dalam Novel Mahamimpi Anak Negeri Karya Suyatna
Pamungkas” termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian Kualitatif menurut Arikunto (2010:21) yaitu “metode yang tidak menggunakan angka-angka, tetapi mengutamakan kedalam penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang sedang dikaji secara empiris”. Metode ini digunakan untuk menganalisis nilai moral yang terdapat dalam novel Mahamimpi Anak Negeri yang merupakan objek penelitian ini kemudian memaparkannya secara lengkap dan sistematis. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan analisis. Aminuddin (1987:44) menyatakan “pendekatan analisis adalah pendekatan yang berusaha memahami gagasan, cara pengarang menampilkan gagasan atau ide-ide dan mekanisme hubungan dari setiap elemen intrinsik sehingga mampu membangun adanya keselarasan dan kesatuan dalam membangun totalitas bentuk maupun makna”. 3.2
Data dan Sumber Data Data penelitian ini adalah nilai moral. Data penelitian ini berupa kata-kata, kalimat,
paragraf dan wacana yang berbentuk narasi atau dialog. Sumber data penelitian ini adalah novel Mahamimpi Anak Negeri karya Suyatna Pamungkas. Novel tersebut diterbitkan tahun 2013 dengan tebal 438 halaman.
3.3
Teknik Pengumpulan Data Kemampuan berpikir secara kritis serta perasaan yang peka diperlukan dalam
menghadapi karya sastra, begitu juga halnya dengan novel Mahamimpi Anak Negeri karya
Suyatna Pamungkas. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi dokumentasi atau penelitian pustaka. 3.4
Teknik Analisis Data Untuk mendapatkan kesimpulan, data harus dianalisis terlebih dahulu. Serangkaian
penelitian kepustakaan dilakukan untuk membantu proses penganalisisan. Selain itu, diadakan penganalisisan dengan menggunakan analisis data secara deskriptif. Analisis data dilakukan saat pengumpulan data dan setelah pengumpulan data. Data dianalisis dengan model Interaktif-dialektis. 3.5
Pemeriksaan Keabsahan Data Pemeriksaan keabsahan data digunakan dalam penelitian ini supaya hasil-hasil yang
diperoleh benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dari segala segi. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi teori. “Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data” (Moleong, 2006:330).
BAB V PENUTUP 5.1
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dalam Novel
Mahamimpi Anak Negeri karya Suyatna Pamungkas terdapat nilai-nilai moral dalam hubungan manusia dengan alam, nilai-nilai moral dalam hubungan manusia dengan masyarakat dan nilai-nilai moral dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Nilai-nilai moral dalam hubungan manusia dengan alam yaitu (1) memelihara dan melestarikan alam dan (2) memanfaatkan alam. Nilai-nilai moral dalam hubungan manusia dengan masyarakat yaitu (1) musyawarah, (2) saling menghormati, (3) saling memaafkan (4) ramah terhadap sesama, (5) gotong royong, (6) cinta dan kasih sayang, dan (7) kepatuhan kepada adat.. Nilainilai moral dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri yaitu (1) berusaha keras dan (2) tanggung jawab.
5.2
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan banyaknya nilai-nilai yang dapat
dipelajari, novel Mahamimpi Anak Negeri bisa digunakan sebagai salah satu bacaan di sekolah-sekolah. Novel ini juga dapat digunakan sebagai bahan ajar agar nantinya pembaca dapat menerapkan nilai-nilai moral yang terkandung dalam novel tersebut dikehidupan sehari-hari.