NILAI – NILAI ISLAM PADA BUDAYA ORGANISASI BANK SYARIAH MANDIRI PUSAT
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I)
Oleh
Andi Hastono NIM. 103053028737
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Stara Satu (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ciputat, 24 November 2009
Andi Hastono
NILAI – NILAI ISLAM PADA BUDAYA ORGANISASI BANK SYARIAH MANDIRI PUSAT
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I)
Oleh Andi Hastono NIM. 103053028737
Pembimbing
Drs. H. Tarmi. MM NIP. 19460824 196510 1 001
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430H/2009 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “NILAI-NILAI ISLAM PADA BUDAYA ORGANISASI BANK SYARIAH MANDIRI PUSAT” telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 28 Desember 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) pada program studi Manajemen Dakwah. Jakarta, 28 Desember 2009
Sidang Munaqasyah Ketua Sidang,
Sekretaris Sidang,
Drs. Wahidin Saputra, MA NIP. 19700903 199603 1 001
Mualimin Ibrahim, S. Pd. I NIP. 19630315 198503 1 006
Penguji I
Penguji II
Drs. Study Rizal, LK, MA NIP. 19640428 199303 1 002
Dra. Cecep Castrawijaya, MA NIP. 19670818 199803 1 002
Pembimbing,
Drs. H. Tarmi, MM NIP. 19460824 196510 1 001
ABSTRAK
Nilai- nilai Islam pada Budaya Organisasi Bank Syariah Mandiri Andi Hastono/ NIM. 103053028737 Secara umum, perusahaan atau organisasi terdiri dari sejumlah orang dengan latar belakang, kepribadian, emosi, dan ego yang beragam. Hasil penjumlahan dan interaksi berbagai orang tersebut membentuk budaya organisasi. Secara sederhana budaya organisasi merupakan kesatuan dari orang- orang yang memiliki tujuan, keyakinan (beliefs), dan nilai-nilai yang sama. Budaya organisasi terdiri dari berbagai aspek dan aspek yang paling penting dan dalam adalah nilai. Sesuatu yang dipercayai sebagai suatu kebenaran. Nilai merupakan apa yang sepatutnya ada dan diamalkan oleh semua individu dalam sebuah organisasi. Budaya organisasi sebagai suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota- anggota inilah yang membedakan organisasi yang satu dengan organisasi yang lain. Bank syariah Mandiri sebagai institusi perbankan yang berdasarkan syariah Islam, tentunya memiliki perbedaan dengan bank konvensional dan bank syariah lainnya dalam hal budaya organisasinya. Nilai- nilai Islam akan memainkan peran penting dalam budaya organisasi yang ada dan dianut dalam bank syariah. Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui bagaimana penerapan budaya organisasi yang ada, juga tentang bagaimana nilai- nilai Islam yang terkandung pada budaya organisasi Bank Syariah Mandiri. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif, yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Adapun metode berkaitan pengumpulan data, penulis menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi, interview, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan budaya organisasi merupakan jiwa perusahaan yang menjiwai keseharian dan segala aktivitas dalam Bank Syariah Mandiri. Dengan ini Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai Islam yang melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai Islam inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya. Begitu banyak kesulitan dan hambatan yang penulis temui dalam penyelesaian skripsi ini, namun begitu juga hal-hal yang tidak terduga dan harapan yang membuat penulis menemukan semangat baru. Tentunya harapan tersebut tidak akan datang tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah banyak membantu, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada orang- orang yang terlibat pada penulisan ini: 1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Bapak Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA, Selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku Sekretaris jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 4. Bapak Drs. H. Tarmi, MM, selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu kepada penulis untuk berkonsultasi dalam menyusun skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang selama ini telah memberikan ilmu pengetahuan, semoga ilmu yang telah diberikan bermanfaat bagi penulis 6. Seluruh staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, yang telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penyusunan skripsi ini. 7. Bapak Eka B. Danuwira selaku Kepala Divisi Human Capital PT. Bank Syariah Mandiri, yang telah meluangkan waktu kepada penulis untuk melakukan wawancara dan kepada seluruh Staf PT. Bank Syariah Mandiri Pusat, Bapak Syaifudin, Bapak Mul, dan Mba Neila. yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini. 8. Ayahanda dan Ibunda yang telah mengasuh, membimbing, membina dan mendidik serta membesarkan penulis, sehingga dapat menyelesaikan studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 9. Abi Bahrudin selaku Pimpinan Pondok Pesantren Daar El Hikam, yang telah mengasuh, membimbing, membina dan mendidik penulis dalam keseharian penulis tinggal di pondok. Beliaulah yang telah memberikan bimbingan dalam memaknai arti hidup di dunia dan akhirat. Semoga keberkahan dan kesehatan selalu mengiringi beliau. 10. Almarhum Kakek Soewar’um yang senantiasa memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis untuk terus melanjutkan pendidikan sampai tingkat perguruan tinggi. Semoga amal ibadah beliau diterima di sisi Allah SWT.
11. Adik- adiku (Dede, Joko, Heri) dan semua keluarga besar (Um Edi, Bude Mendri, Mba Yus, Almarhum Pak de Sugiono, Lik Lin, dll) yang telah memberikan semangat dan motivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 12. Semua teman- teman pada jurusan MD (Shofi, Azis, Fuyani, Ernanto dll), teman- teman Bio Team Ciputat (Upan, Enjum, Roy, Ujang, Rifki, Afrian, Abduh, Sofyan, Acung, Chio, dll), juga tidak ketinggalan semua temanteman Pesantren Daar El- Hikam, khususnya kamar senior ( Bang Sofyan Amrulloh, SEI, Anang, Matsani, Rahmat Kabir, Harid, Azis, Ifdol, Abu, Toni, dan Iwan dokter), yang selalu mewarnai hari- hari penulis baik suka maupun duka, juga selalu memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga segala urusan, bantuan, pengorbanan, doa dan harapan kita semua mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, dan penulis beharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis, dan pembaca pada umumnya, juga bagi segenap keluarga besar jurusan Manajemen Dakwah pada khususnya. Selanjutnya penulis sadar bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karenanya kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan penulis dimasa yang akan datang.
Ciputat, 25 November 2009 Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK KATA PENGANTAR.............................................................................................i DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...........................................................5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian....................................................................6 D. Metodologi Penelitian..................................................................................6 E. Tinjauan Pustaka..........................................................................................8 F. Sistematika Penulisan.................................................................................12
BAB II.
TINJAUAN TEORI
A. Nilai dan Nilai- nilai Islam......................................................................14 1. Nilai......................................................................................................14 2. Nilai- nilai Islam..................................................................................16 B. Budaya Organisasi...................................................................................22 1. Pengertian Budaya Organisasi.............................................................22 2. Unsur-unsur Budaya Organisasi..........................................................25 3. Fungsi Budaya Organisasi....................................................................26 4. Karakteristik Budaya Organisasi..........................................................27 5. Perubahan Budaya Organisasi..............................................................29
C. Bank Syariah............................................................................................30 1. Pengertian dan prinsip Bank Syariah...................................................30 2. Produk Bank Syariah............................................................................31 3. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional...............................33 BAB III.
GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI
A. Sejarah berdirinya Bank Syariah Mandiri..................................................36 B. Visi dan Misi..............................................................................................38 C. Prinsip Operasional....................................................................................39 D. Struktur Organisasi.....................................................................................40 E. Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri.....................................................41 BAB IV.
ANALISIS
NILAI-NILAI
ISLAM
PADA
BUDAYA
ORGANISASI BANK SYARIAH MANDIRI A. Budaya organisasi pada Bank Syariah Mandiri.........................................45 B. Aplikasi Nilai- nilai Islam pada budaya organisasi Bank Syariah Mandiri.......................................................................................................46 C. Perubahan budaya organisasi Bank Syariah Mandiri.................................61 D. Aplikasi nilai- nilai Islam pada perubahan budaya organisasi Bank Syariah Mandiri.......................................................................................................63 BAB V.
PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................79 B. Saran- saran................................................................................................81
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Agama Islam telah memberikan petunjuk melalui para Rasul- Nya. Petunjuk tersebut meliputi segala sesuatu yang dibutuhkan manusia, baik akidah, akhlak, maupun syariah. Islam adalah agama yang komprehensif dan universal. Komprehensif berarti syariah Islam merangkum seluruh aspek kehidupan, baik ritual (ibadah) maupun sosial (muamalah). Sedangkan universal bermakna ajaran Islam dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat sampai hari akhir nanti. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Islam merupakan agama yang tidak hanya berkaitan dengan masalah ritual saja, melainkan sebagai suatu sistem yang menyeluruh dan mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk masalah pembangunan ekonomi serta industri perbankan sebagai salah satu motor penggerak roda perekonomian. Dalam sektor ekonomi, Islam mempunyai pandangan yang jelas. Dimana prinsip dan aturan yang ada dalam ekonomi Islam berbeda dengan sistem ekonomi lainnya. Perbedaan yang sangat menonjol antara ekonomi Islam dan ekonomi hasil teori manusia, bahwa ekonomi Islam adalah ekonomi nilai dan akhlak. Bila kita berbicara tentang nilai dan akhlak dalam ekonomi dan muamalah Islam, maka tampak secara jelas dihadapan kita empat nilai utama, yaitu: Rabbaniyah (ketuhanan), Akhlak, Kemanusiaan, Pertengahan (keseimbangan).1 Nilai- nilai ini menggambarkan kekhasan (keunikan) yang utama bagi ekonomi Islam, bahkan 1
Yusuf Qardawi, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam (Jakarta: Rabbanii Press, 1997), h. 23
dalam kenyataannya merupakan kekhasan yang bersifat menyeluruh yang tampak jelas pada segala sesuatu yang berlandaskan Islam. Nilai- nilai tersebut merupakan bagian dari karakteristik syariat Islam dan keunikan peradaban Islam. Atas dasar itu kita menyatakan dengan penuh kepercayaan dan ketenangan, bahwa ekonomi Islam berbeda dengan yang lainnya. Ia adalah “Ekonomi Ilahiah”, Ekonomi berwawasan Kemanusiaan”, “Ekonomi Berakhlak”, dan “Ekonomi Pertengahan”. Makna dan nilai- nilai pokok yang empat ini memiliki cabang, buah dan dampak bagi seluruh segi ekonomi dan muamalah Islam. Semua itu dibentuk dengan nilai- nilai tersebut, sebagai cerminan darinya ataupun penegasan baginya. Jika tidak demikian, maka keIslam-an itu hanya sekedar simbol dan pengakuan. Sebagaimana telah disebutkan diawal, bahwa sebagai salah satu motor penggerak roda perekonomian adalah perbankan yang secara umum merupakan perusahaan yang menyediakan jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat. Dimana fungsinya sebagai lembaga intermediasi antara masyarakat yang membutuhkan dana dengan masyarakat yang kelebihan dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya. Dalam Islam, kita mengenal dan memiliki perbankan Islam atau perbankan syariah, yaitu suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) Islam.2 Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam agama Islam untuk memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta larangan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram (misal: usaha yang berkaitan dengan
2
E- Syariah ”Perbankan Islam” artikel diakses pada 5 maret 2007 dari http://www.esyariah.net/article.asp?nomor=27
produksi makanan/minuman haram, usaha media yang tidak islami dll), dimana hal ini tidak dapat dijamin oleh sistem perbankan konvensional. Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia. Berdiri tahun 1991, bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim. Bank ini sempat terimbas oleh krisis moneter pada akhir tahun 90-an sehingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana kepada bank ini dan pada periode 1999-2002 dapat bangkit dan menghasilkan laba. Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah di atur dalam undang-undang yaitu UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan. Dalam undang- undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis- jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh Bank Syariah. Undang- undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank- bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah.3 Tampaknya peluang tersebut disambut baik oleh
masyarakat perbankan. Sejumlah bank mulai memberikan pelatihan
mengenai perbankan syariah kepada para stafnya. Sebagian bank tersebut ingin menjajaki untuk membuka divisi atau cabang syariah dalam institusinya. Sebagian lainnya bahkan berencana mengkonversi sepenuhnya menjadi bank syariah. Upaya ini telah dilakukan oleh salah satu anak perusahaan Bank Mandiri, yang kemudian mengkonversikan menjadi Bank Syariah Mandiri.
3
Syafii Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h. 26
Sebagai sebuah organisasi atau perusahaan, di dalam Bank Syariah Mandiri terdiri dari sejumlah orang dengan latar belakang, kepribadian, emosi, dan ego yang beragam. Hasil penjumlahan dan interaksi berbagai orang tersebut membentuk budaya organisasi. Secara sederhana budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai kesatuan dari orang- orang yang memiliki tujuan, keyakinan (beliefs), dan nilai-nilai yang sama.4 Budaya organisasi terdiri dari berbagai aspek dan aspek yang paling penting adalah nilai. Sesuatu yang dipercayai sebagai suatu kebenaran. Nilai merupakan apa yang sepatutnya ada dan diamalkan oleh semua individu dalam sebuah organisasi. Nilai-nilai yang tampak akan memberi tahu kita apa yang penting dalam organisasi dan apakah yang perlu diberikan perhatian. Budaya organisasi sebagai suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota- anggota inilah yang membedakan organisasi yang satu dengan organisasi yang lain. Bank syariah sebagai institusi perbankan yang berdasarkan syariah Islam, tentunya memiliki perbedaan dengan bank konvensional dalam hal budaya organisasinya. Nilai- nilai Islam dalam hal ini ekonomi pada umumnya, dan khususnya pada sektor perbankan, tentunya akan memainkan peran penting dalam budaya organisasi yang ada dan dianut dalam bank syariah. Bertitik tolak dari hal diatas, penulis menganggap penting permasalahan tersebut dikaji dan ditelaah secara mendalam dalam sebuah skripsi dengan tema “Nilai- Nilai Islam pada Budaya Organisasi Bank Syariah Mandiri Pusat”. Bank Syariah Mandiri dipilih sebagai lembaga keuangan yang akan diteliti dengan pertimbangan Bank Syariah Mandiri, berasal dari salah satu anak perusahaan dilingkup Bank Mandiri yang kemudian dikonversikan bank syariah secara penuh. Disini tentunya terdapat 4
Manajemen PPM, “Budaya Organisasi, Memangnya Penting” artikel diakses pada 5 maret 2007 dari http:// www.|ppm.ac.id/article.php?=ms&id=734
perubahan dalam hal budaya organisasi, akibat perubahan statusya menjadi bank syariah. Sehingga penulis sangat tertarik menjadikan Bank Syariah Mandiri sebagai tempat penelitian, dikarenakan peran nilai- nilai Islam dalam budaya organisasi disini sangat signifikan.
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Banyak hal yang dapat dibicarakan tentang nilai-nilai Islam dan budaya organisasi seperti tentang bagaimana hubungan ataupun pengaruh antara keduanya. Namun agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan tidak melebar dari topik, serta keterbatasan yang ada, maka penulis merasa perlu untuk membuat batasan masalah yang akan dibahas. Pembahasan tersebut penulis batasi hanya mengenai nilai- nilai Islam yang terdapat dan diterapkan pada budaya organisasi dalam Bank Syariah Mandiri. 2. Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah diatas, maka untuk mempermudah dalam pembahasan skripsi ini, penulis merumuskan masalah sebagi berikut: a. Bagaimana nilai- nilai Islam yang terdapat dalam budaya organisasi Bank Syariah Mandiri. b. Apa nilai- nilai Islam yang terdapat pada perubahan budaya organisasi dan bagaimana aplikasi nilai-nilai Islam tersebut dalam Bank Syariah Mandiri.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Setelah memperhatikan judul dari pembahasan ini serta latar belakang masalah, maka penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan secara empiris beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Mengetahui nilai- nilai Islam yang terdapat dalam budaya organisasi Bank Syariah Mandiri. 2. Mengetahui nilai-nilai Islam yang terdapat dalam perubahan budaya organisasi Bank Syariah Mandiri Adapun manfaatnya: 1. Bagi penulis sendiri manfaat yang dirasakan dari penelitian ini adalah menambah wawasan ataupun pengetahuan mengenai sebuah nilai- nilai Islam dalam budaya organisasi pada sebuah manajemen Bank Syariah Mandiri. 2. Bagi pihak BSM, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat demi kemajuan dimasa mendatang. 3. Bagi pihak lain, terutama dunia ilmu pengetahuan, penulis berharap penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau gagasan untuk penelitian selanjutnya.
D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa saja yang saat ini berlaku, dalam hal ini mendeskripsikan nilai-nilai Islam yang terdapat dalam
budaya organisasi maupun dalam perubahan yang terjadi pada budaya organisasi Bank Syariah Mandiri. 2. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian yaitu kantor pusat Bank Syariah Mandiri di jalan M. H Thamrin No. 5 Jakarta 10340. Adapun waktu penelitian yaitu Juni 2007 dan Nopember hingga Mei 2009. 3. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian dalam menyusun skripsi ini adalah Bank Syariah Mandiri Pusat sebagai lembaga keuangan, dalam hal ini penulis mengambil Kepala Divisi Human Capital, sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah budaya organisasi pada Bank Syariah Mandiri tersebut. 4. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh ketepatan data dan keakuratan informasi yang mendukung dalam penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data melalui: a. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung pada objek, guna mendapatkan data-data yang dibutuhkan. b. Wawancara (Interview), yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan langsung kepada Bapak Eka B. Danuwira selaku Kepala Divisi Human Capital PT. Bank Syariah Mandiri Pusat. c. Dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data-data yang didapat dari Bank Syariah Mandir berupa profil perusahaan, struktur organisasi, dan beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian. d. Studi Kepustakaan (Library Research), yaitu dengan mempelajari beberapa literatur tertulis baik itu dari buku- buku pedoman, artikel, makalah, hasil
seminar maupun training dan sumber tertulis lainnya yang mengandung informasi berkaitan dengan masalah yang dibahas, yang dihimpun dari berbagai tempat mulai dari perpustakaan hingga situs internet. 5. Sumber Data Sumber data merupakan sesuatu yang sangat penting untuk digunakan dalam penelitian guna menjelaskan valid atau tidaknya suatu penelitian. Dalam hal ini penulis menggunakan: a. Data primer, merupakan data utama yang diperoleh langsung dari hasil wawancara serta dokumentasi dengan beberapa karyawan Bank Syariah Mandiri. b. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang terdapat dalam buku, literatur terkait, maupun situs internet. 6. Analisis Data Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif analitis, yakni dengan mengumpulkan data kemudian disusun,
disajikan dan dianalisis untuk
mengungkapkan arti data tersebut. Adapun teknik penulisan skripsi berdasarkan buku “ Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” yang diterbitkan oleh CeQDA Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
E. Tinjauan Pustaka Sebelum mengadakan penelitian lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah, langkah awal yang penulis tempuh dalam penyusunan
skripsi ini adalah mengkaji lebih jauh skripsi-skripsi terdahulu yang mempunyai judul skripsi hampir sama dengan skripsi yang akan penulis susun. Maksud pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti saat ini, tidak sama dengan penelitian dari skripsi-skripsi tersebut. Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti menduplikat hasil karya orang lain, maka penulis perlu mempertegas antara masing-masing judul dan hasil penelitian yang dihasilkan dari penelitian tersebut, yaitu sebagai berikut: 1. Skripsi Nurjanah, S1 Konsentrasi Perbankan Syariah Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1429 H/ 2008 M. Dengan Judul “Analisis Budaya Organisasi dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan (Studi kasus Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat)”. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan statistik inferensial non parametrik. Dan metode analisa data selain menggunakan statistik deskriptif dengan bantuan SPSS.15.0, juga menggunakan metode analisa korelasi rank spearman. Hasil penelitian ini adalah: a. Terdapat 9 indikator yang mempengaruhi pembentukan budaya organisasi Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat yaitu: inovasi, keberanian mengambil risiko, perhatian terhadap detail, orientasi hasil, orientasi manusia, agresivitas, stabilitas, sistem imbalan, dan jaminan sosial. Dan ada 2 indikator yang mempengaruhi kinerja karyawan Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta yaitu: kualitas kerja dan kedisiplinan.
b. Berdasarkan hasil statistik deskriptif prosentase terbanyak pernyataan jaminan sosial adalah setuju. Hal ini menunjukkan bahwa Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat sangat memperhatikan kesejahteraan karyawan dengan memberikan penghargaan dalam bentuk bonus, uang, liburan, dan lain-lain, memberikan jaminan jamsostek, jaminan kematian dan hari tua, memberikan uang pensiun dalam jumlah besar kepada karyawan dan memberikan kemudahan proses pemberian pembiayaan bagi karyawan. c. Berdasarkan perhitungan rank spearman didapat nilai r 0,668. Artinya ada hubungan positif dan signifikan antara budaya organisasi dengan kinerja karyawan, dan nilai koefisien determinasi sebesar 44,6 % menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara budaya organisasi dengan kinerja karyawan yaitu sebesar 44,6 % dalam meningkatkan kinerja karyawan Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat. Sedangkan 55,4 % dipengaruhi oleh variabel lain diluar budaya organisasi.
2. Skripsi Farhani, S1 Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1430 H/ 2009 M. Dengan Judul “Hubungan Budaya Organisasi dengan Produktifitas Kerja Karyawan PT. Fondaco Mitratama Jakarta”. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian korelasional. Dan metode analisa data menggunakan statistik parametrik dengan menggunakan rumus korelasi product moment pearson. Hasil penelitian ini adalah:
a. Dari perhitungan nilai rata-rata (mean) skala budaya organisasi gambaran yang cukup tinggi, artinya karyawan setuju atau menerima sistem budaya budaya organisasi yang diterapkan oleh perusahaan tempat karyawan bekerja. b. Dari perhitungan nilai rata-rata (mean) skala motivasi berprestasi diperoleh gambaran produktivitas kerja yang tergolong tinggi. c. Dari perhitungan korelasi pearson product moment diperoleh hasil yang signifikan, yang membuktikan bahwa hipotesis no 1 ditolak dan hipotesis alternatif 1 diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara budaya organisasi dan produktivitas kerja. Hal ini berarti semakin positif budaya organisasi, semakin tinggi pula produktivitas kerja. d. Dari perhitungan Uji F (F Test) diperoleh hipotesa nilai (Ho) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan produktivitas kerja yang signifikan berdasarkan divisi kerja responden ditolak. Hipotesis alternatif (Ho) yang menyatakan ada perbedaan produktivitas kerja yang signifikan berdasarkan divisi kerja diterima.
3. Skripsi Sanah, S1
Program
Studi Manajemen Pendidikan Jurusan
Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1427 H/ 2006 M. Dengan Judul “Hubungan Budaya Organisasi dengan Kualitas Kinerja Guru di MTs Al-Furqon Cileungsi”. Metode analisa penelitian ini menggunakan analisa data koding, uji instrumen, analisa korelasi dan menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesa. Hasil penelitian ini adalah antara budaya organisasi dengan kualitas kinerja guru di
MTs Al-Furqon Cileungsi terdapat hubungan positif yang cukup kuat atau tinggi.
Sementara itu, untuk penelitian skripsi di UIN Syarif Hidayatullah pada umumnya, dan Fakultas Dakwah dan Komunikasi khususnya, penulis mengkaji tentang “Nilai-nilai Islam pada Budaya Organisasi Bank Syariah Mandiri”. Dimana dalam penelitian ini penulis ingin menganalisis aplikasi nilai-nilai Islam yang diterapkan di Bank Syariah Mandiri. Dengan demikian terdapat perbedaan ruang lingkup dan pembahasan dengan penelitian sebelumnya.
F. Sistematika Penulisan Agar karya ilmiah tersusun secara sistematis, penulis menjabarkan dalam beberapa bab, yaitu: Bab I
Pendahuluan Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II
Tinjauan Teori Bab ini berisi tentang pengertian nilai dan nilai-nilai Islam, Pengertian, unsur-unsur, fungsi, karakteristik, dan perubahan Budaya Organisasi, dan Pengertian, prinsip, produk bank syariah juga perbedaan bank syariah dan bank konvensional.
Bab III
Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri Bab ini menceritakan segala hal yang berkaitan dengan Bank Syariah Mandiri, mulai dari sejarah pendiriannya, visi, misi, prinsip operasional dan struktur organisasi, serta produk dan jasa Bank Syariah Mandiri.
Bab IV
Analisis nilai-nilai Islam pada budaya organisasi Bank Syariah Mandiri Pada bab ini akan dibahas mengenai budaya organisasi yang diterapkan dan aplikasi nilai-nilai Islam yang diterapkan pada budaya organisasi Bank Syariah Mandiri. Juga mengenai perubahan organisasi yang terjadi, serta aplikasi nilai-nilai Islam yang diterapkan pada perubahan budaya organisasi Bank Syariah Mandiri.
Bab V
Penutup Bab ini berisikan kesimpulan penelitian yang merupakan jawaban dari perumusan masalah dalam penelitian. Selain itu juga berisi saran dari penulis.
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Nilai Dan Nilai-nilai Islam 1. Nilai Nilai (value) berasal dari bahasa latin “valere” yang berarti berguna, berdaya, berlaku. Dalam hal ini mengandung beberapa pengertian, bahwa nilai merupakan kualitas dari sesuatu yang membuat sesuatu itu disukai, diinginkan, dimanfaatkan, berguna, atau dapat menjadi objek kepentingan5. Nilai juga merupakan apa yang dihargai, dinilai tinggi, atau dihargai sebagai suatu kebaikan6. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nilai berarti sifat- sifat (hal- hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Misalnya dalam konteks keagamaan, nilai merupakan konsep mengenai penghargaan tinggi yang diberikan oleh warga masyarakat kepada beberapa masalah pokok di kehidupan keagamaan yang bersifat suci sehingga menjadi pedoman tingkah laku keagamaan warga masyarakat bersangkutan7. Andreas A. Danandjaja dalam buku Budaya Organisasi karangan Talizuduhu Ndraha berpendapat bahwa nilai adalah pengertian- pengertian (conseptions) yang dihayati seseorang mengenai apa yang lebih penting atau
5
Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Golo Riwu, 2000), h. 721 6 Lorens Bagus, Kamus Filasafat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996), h. 713 7 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 615
kurang penting, apa yang lebih baik atau kurang baik, dan apa yang lebih benar atau kurang benar8. Masih dalam buku yang sama, J. M Soebijanta menyatakan bahwa nilai hanya dapat dipahami jika dikaitkan dengan sikap dan tingkah laku dalam sebuah model metodologis:
Nilai
Sikap
Tingkah Laku
Sebuah nilai dapat dikategorikan sebagai9: a. Nilai Subjektif Sesuatu yang oleh seseorang dianggap dapat memenuhi kebutuhannya pada suatu waktu dan oleh karena itu (seseorang tadi) berkepentingan atasnya (sesuatu itu), disebut bernilai atau mengandung nilai bagi orang yang bersangkutan. Oleh karena itu ia dicari, diburu, dan dikejar dengan menggunakan berbagai cara dan alat. Dalam hal ini nilai dianggap subjektif dan ekstrinsik. Nilai ekstrinsik sesuatu atau suatu barang berbeda menurut seseorang dibanding dengan orang lain. b. Nilai Objektif Nilai yang didasarkan pada standar dan kriteria tertentu, yang objektif, yang disepakati bersama atau ditetapkan oleh lembaga berwenang. Dalam hal ini nilai dianggap intrinsik.
8 9
Taliziduhu Ndraha, Budaya Organisasi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), h. 18 Ibid., h. 19
Dari beberapa definisi nilai yang telah disebutkan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa nilai adalah kualitas dari sesuatu yang membuat sesuatu itu dihargai dan dinilai tinggi sebagai suatu kebaikan dan dapat dijadikan pedoman oleh seseorang dalam bersikap dan bertingkah laku.
2. Nilai- Nilai Islam Islam adalah agama yang diajarkan oleh nabi Muhammad SAW yang berpedoman pada kitab suci al- Qur’an yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SWT. Berdasarkan pengertian ini, maka apabila berbicara tentang Islam pasti akan merujuk pada kitab sucinya yaitu al- Qur’an. Pembahasan nilai-nilai Islam pasti akan terkait dengan al- Qur’an sebagai pedoman bagi ummatnya. Dengan demikian nilai-nilai Islam merupakan sifat-sifat atau hal-hal yang ada di dalam al- Qur’an sebagai kitab suci agama Islam sebagai dasar penentu tingkah laku seseorang yang berguna bagi kemanusiaan untuk bekal hidup di dunia dan akhirat10. Nilai- nilai Islam juga merupakan himpunan akhlak yang membentuk kepribadian muslim yang unggul, seterusnya berupaya memberikan sumbangan kepada masyarakat, bekerjasama dan berusaha ke arah pembentukan diri, keluarga dan akidah. Nilai- nilai Islam pada hakekatnya merupakan kumpulan dari prinsipprinsip hidup, ajaran- ajaran tentang bagaimana manusia seharusnya menjalankan kehidupannya di dunia ini11.
10 Syarah Padmawati, “Kajian Filologis dan Nilai-nilai Islam dalam Hikayat Raja Rahib”, (Skripsi S1 Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, 2007), h. 24 11 M. Musrin H.M, “Sistem Nilai dan Pandangan Hidup serta Relasinya dengan Ilmu Pengetahuan”, Wardah, no. 8 (Juni 2004): h. 64
Sebagaimana diungkapkan di atas, nilai- nilai Islam bersumber pada alQur’an dan al- Hadist. Sebagai sumber pertama adalah al- Qur’an, dan sebagai sumber kedua adalah al- Hadist. Nilai Islam yang berpedoman pada kitab suci alQur’an mencakup seluruh persoalan hidup dan kehidupan. Al- Quran adalah petunjuk-Nya yang dipelajari akan membantu menemukan nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman bagi penyelesaian berbagai problem hidup dan apabila dihayati serta diamalkan akan menjadikan pikiran, rasa dan karsa mengarah kepada realitas keimanan yang dibutuhkan bagi stabilitas dan ketentraman hidup pribadi dan masyarakat. Islam adalah agama yang menjadi sumber pendidikan kemanusiaan. Ia mendidik manusia berkarakter dan berakhlak yang sumbernya dari aqidah. Sebagaimana aqidah itulah yang membina manusia beribadah kepada Allah sebagai kewajiban hidupnya. Agama Islam membicarakan masalah mendasar untuk kehidupan manusia yaitu akhlak. Kemudian segi ini dihidupkannya dengan kekuatan aqidah dan ibadah kepada Allah sebagai kewajiban dan tujuan hidup. Jadi, ajaran Islam mencakup tiga aspek yang mendasar sebagai kewajiban dan tujuan hidup manusia di dunia. Ketiga aspek itu adalah aqidah, akhlak,dan ibadah. a. Aqidah Aqidah berasal dari kata aqada artinya ikatan dua utas tali dalam satu buhul hingga menjadi tersambung. Aqada berarti pula janji, karena janji merupakan ikatan kesepakatan antara dua orang yang mengadakan perjanjian. Aqidah
menurut
terminologi
adalah
sesuatu
yang
mengharuskan
hati
membenarkannya, yang membuat jiwa tenang dan menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan.
Aqidah Islam di dalam al- Quran disebut iman yakni bukan hanya berarti percaya melainkan keyakinan yang mendorong seseorang muslim untuk berbuat. Seseorang dinyatakan iman bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan kepercayaan itu mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai dengan keyakinannya. Karena itu iman bukan hanya dipercayai atau diucapkan, melainkan menyatu secara utuh dalam diri seseorang yang dibuktikan dalam perbuatan.12 Dengan demikian, aqidah adalah keyakinan dan kepercayaan mengenai sebuah kebenaran berdasarkan akal, wahyu dan fitrah yang telah tertanam dengan kokoh dan kuat di dalam hati yang dapat menentramkan jiwa tanpa ada keraguan sedikitpun. b. Akhlak Secara etimologi (arti bahasa), akhlak berasal dari kata khalaqa yang kata asalnya khuluqun, yang berarti perangai, tabiat, adat atau khalqun yang berarti kejadian, buatan, ciptaan. Jadi, secara etimologi akhlak itu berarti perangai, adat, tabiat, atau sistem perilaku yang dibuat. Akhlak atau sistem perilaku ini terjadi melalui satu konsep atau seperangkat pengertian tentang apa dan bagaimana sebaiknya akhlak itu harus terwujud. Konsep atau seperangkat pengertian tentang apa dan bagaimana sebaiknya disusun oleh manusia di dalam sistem idenya. Sistem ide ini adalah hasil proses (penjabaran) daripada kaidah-kaidah yang dihayati dan dirumuskan sebelumnya. Kaidah atau norma yang merupakan ketentuan ini timbul dari satu sistem nilai yang terdapat pada al- Quran atau Sunnah yang telah dirumuskan melalui wahyu Ilahi maupun yang disusun oleh 12
Toto Suryana, dkk., Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi, (Bandung: Tiga Mutiara, 1996), h. 67
manusia sebagai kesimpulan dari hukum-hukum yang terdapat dalam alam semesta yang diciptakan Allah SWT.13 Dari definisi-definisi di atas dapat dipahami bahwa akhlak pada dasarnya melekat dalam diri seseorang dalam bentuk perilaku atau perbuatan. Akhlak merupakan pola tingkah laku yang baik maupun buruk. Akhlak seseorang merupakan buah dan hasil didikan ibadah pokok sedangkan ibadah itu sendiri adalah pancaran keluar dari iman. Maka akhlak manusia yang baik itu adalah hasil daripada ibadah kepada Tuhan karena tidak mungkin ada akhlak yang bertakwa tanpa ibadah. c. Ibadah Secara umum ibadah berarti mencakup semua perilaku dalam semua aspek kehidupan yang sesuai dengan ketentuan Allah yang dilakukan dengan ikhlas untuk mendapatkan ridho Allah SWT. Dalam pengertian khusus, ibadah adalah perilaku manusia yang dilakukan atas perintah Allah SWT dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Perilaku itu secara psikologis merupakan persyaratan yang bersifat kejiwaan maupun lahir yang dapat dilandasi atau memberikan corak kepada semua perilaku lainnya. Bahkan perilaku itu akan menghindari dari perbuatan jahat dan mungkar baik terhadap diri sendiri, masyarakat maupun lingkungan. Sementara itu, menurut Suryana dalam bukunya, ibadah adalah perhambaan seorang manusia kepada Allah sebagai pelaksanaan tugas hidup selaku makhluk yang diciptakan Allah14. Ibadah ada dua macam, yaitu ibadah khusus atau ibadah mahdhah dan ibadah umum atau ibadah ghairu mahdhah. 13
Zakiah Darajat, dkk., Dasar-dasar Agama Islam, (Jakarta: CV. Kuning Mas, 1984), h.
14
Toto Suryana, dkk., Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi, h.82-83
262
Ibadah khusus adalah ibadah langsung kepada Allah yang telah ditentukan macamnya, tata cara dan syarat rukunnya oleh Allah dalam Al Quran atau melalui sunnah rasul dalam haditsnya. Pelanggaran terhadap tata cara dan syarat rukun dalam ibadah ini menjadikan ibadah tersebut tidak sah atau batal. Ibadah merupakan kegiatan manusia, baik yang bersifat ubudiyah maupun yang bersifat mu’amalah adalah dikerjakan dalam rangka penyembahan kepada Allah dan mencari keridhoan-Nya. Suatu pekerjaan bernilai ibadah atau tidak tergantung kepada niatnya dan Islam menuntut agar kehidupan manusia itu harmonis dan seimbang baik hubungannya dengan Tuhan maupun alam sekitarnya. Adapun ibadah umum atau ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang jenis dan macamnya tidak ditentukan, baik oleh Al Quran maupun sunnah rasul, akan tetapi ibadah ini menyangkut perbuatan apa saja yang dilakukan oleh seorang muslim. Perbuatan itu dapat dipandang sebagai ibadah, apabila perbuatan itu bukan termasuk yang dilarang Allah atau rasul-Nya, dan dilakukan dengan niat karena Allah. Dengan demikian nilai-nilai Islam terangkum dalam ketiga unsur pokok struktur agama Islam, yaitu aqidah, ibadah dan akhlak. Ketiga unsur ini pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam ajaran Islam. Ketiga unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan. Aqidah sebagai sistem kepercayaan yang bermuatan elemen-elemen dasar keyakinan, menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama. Sementara ibadah sebagai kewajiban dan tujuan hidup dari perputaran roda sejarah manusia di dunia. Sementara itu, akhlak sebagai sistem etika menggambarkan arah dan tujuan yang hendak dicapai agama. Oleh
karena itu ketiga unsur tersebut seyogyanya terintegrasi dalam diri seorang muslim. Nilai-nilai Islam yang meliputi aspek aqidah, akhlak, dan ibadah ini memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Segala bentuk perbuatan yang baik akan menjadi nilai ibadah jika didasari dengan niat yang tulus karena Allah. Ibadah tidak semata-mata hanya berbentuk ibadah yang wajib melainkan segala perbuatan manusia yang baik dapat dianggap amal ibadah dan mendapat pahala. Aqidah menjadi pondasi atau dasar manusia untuk berbuat dan melangkah. Dengan dasar yang kuat tercipta akhlak yang baik dan dengan akhlak yang baik akan selalu memenuhi kewajibannya sebagai seorang muslim, yakni ibadah. Pada dasarnya manusia hanya diberi kesempatan untuk menjalankan tugasnya di bumi, yakni menyembah-Nya. Jika manusia lalai akan tujuan utamanya maka merugilah ia selama-lamanya. Dengan nilai-nilai Islam manusia menyadari tugas utamanya untuk mencapai kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat. Ketiga aspek ini tidak dapat berdiri sendiri, satu dengan yang lain saling mempengaruhi. Jika pondasi keimanan manusia rusak tidak menutup kemungkinan akhlaknya tidak terkendalikan dan
ibadah
yang
harus dilaksanakan
dengan
seenaknya
ditinggalkan. Karena itu aqidah harus dikokohkan dalam diri seseorang agar jalan hidup dan kehidupannya serasi dan seimbang untuk mencapai tempat yang indah di sisi-Nya.
Dalam sumber lain menyebutkan bahwa nilai- nilai Islam secara keseluruhan, dibagi dalam dua jenis15: a. Nilai negatif atau nilai kosong Nilai ini adalah suatu nilai yang meninggalkan perkara- perkara yang dilarang oleh Allah Swt. Seperti: meminum arak, zina, bohong, mencuri, dan lainlain. b. Nilai Positif Ialah suatu nilai yang wajib ada pada setiap orang Islam. Seperti: benar, amanah, kasih sayang, menghubungkan silahturahim, mulia, dan lain- lain.
Dari beberapa pengertian di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa nilai-nilai Islam adalah suatu kumpulan prinsip, pedoman, dan ajaran yang bersumber pada al- Qur’an dan al- Hadist sebagai acuan dasar penentu tingkah laku seseorang sebagai bekal dalam menjalankan kehidupan di dunia dan bahkan di akhirat.
B. Budaya Organisasi 1. Pengertian Budaya Organisasi Sebelum mendefinisikan pengertian budaya organisasi. Perlu diketahui terlebih dahulu apa pengertian budaya dan apa pengertian organisasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya berarti pikiran, akal budi, dan adat istiadat. Budaya juga berarti sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah
15
Dr. Jabir Qaminah, “Nilai- nilai Islam Satu Pengenalan”, artikel diakses pada 27 Desember 2007 dari http://www.faziliaton.com/iqra'/buku3/index.php?section=2&page=1
sukar diubah16. Dalam sumber lain, budaya berarti apa yang dilakukan orang dan apa arti tindakan mereka bagi diri mereka. Budaya juga merupakan gagasan, kepentingan, nilai- nilai dan sikap yang disumbangkan oleh kelompok. Budaya menjadi latar belakang, ketrampilan, tradisi, komunikasi dan proses keputusan, mitos, ketakutan, harapan, aspirasi, dan harapan yang menjadi pengalaman17. Budaya merupakan sebuah nilai- nilai dan kebiasaan yang diterima sebagai acuan bersama yang diikuti dan dihormati. Adapun organisasi memiliki pengertian, sebagaimana menurut D. Money yang dikutip oleh Nurjanah, bahwa organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian-bagian yang saling ketergantungan atau berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi, dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan18. Pengertian lain juga diungkapkan Stephen P. Robbins, seperti yang dikutip oleh Wirawan. Organisasi merupakan social entity, unit-unit dari organisasi terdiri atas orang atau kelompok orang yang saling berinteraksi. Interaksi tersebut terkoordinasi secara sadar, artinya dikelola dalam upaya mencapai tujuannya19. Setiap individu memiliki latar belakang budaya yang berbeda- beda yang mempengaruhi mereka. Budaya menuntut individu untuk berperilaku dan memberi petunjuk pada mereka mengenai apa saja yang harus diikuti dan dipelajari. Kondisi tersebut juga berlaku dalam suatu organisasi. Bagaimana karyawan berperilaku dan apa yang seharusnya mereka lakukan banyak 16
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 169 17 Wibowo, Manajemen Perubahan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 341 18 Nurjanah, “Analisis Budaya Organisasi dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat)”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 21 19 Wirawan, Budaya dan Iklim Organisasi Teori Aplikasi dan Penelitian, (Jakarta: Salemba Empat, 2007), h. 2
dipengaruhi oleh budaya yang dianut oleh organisasi tersebut. Hal inilah yang diistilahkan dengan budaya organisasi atau budaya perusahaan, yang keduanya digunakan dengan maksud yang sama. Budaya organisasi mempunyai pengaruh yang berarti pada perilaku anggota organisasi sebagai individu, dalam kelompok, maupun satu kesatuan organisasi secara keseluruhan. Budaya organisasi akan menumbuhkan identitas dalam diri anggotanya dan keterikatan para anggotanya terhadap organisasi tersebut, karena kesamaan nilai yang tertanam akan memudahkan pemecahan masalah internal seperti imbalan, etos kerja atau pengembangan karier, juga akan membantu organisasi dalam menghadapi masalah- masalah yang terkait dengan penyesuaian terhadap lingkungan eksternalnya, sehingga organisasi dapat terus bertahan dalam segala kondisi. Budaya organisasi juga merupakan suatu sistem makna bersama yang membedakan organisasi yang satu dengan organisasi yang lain. Lebih jauh lagi beberapa definisi budaya organisasi telah dikemukakan oleh para ahli. Freemont dan James menyatakan budaya organisasi adalah sistem nilai dan kepercayaan yang dianut bersama yang berinteraksi dengan orang- orang suatu perusahaan, struktur organisasi, dan sistem pengawasan untuk menghasilkan norma- norma perilaku20. Moeljono Jokosantoso mendefinisikan budaya organisasi merupakan nilai- nilai dominan yang disebarluaskan di dalam organisasi dan diacu sebagai filosofi karyawan21. Susanto memberi definisi budaya organisasi sebagai nilai- nilai yang menjadi pedoman sumber daya
20 Fremont E. Kast dan James E. Rosenzweig, Organisasi dan Manajemen 2. Penerjemah A. Hasymi Ali (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 955 21 Moeljono Djokosusanto, Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2003), h. 17 dan 18
manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi ke dalam perusahaan sehingga masing- masing anggota organisasi harus memahami nilai- nilai yang ada dan bagaimana mereka harus bertindak atau berperilaku22. Dari beberapa definisi budaya organisasi yang telah disebutkan oleh para ahli diatas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa budaya organisasi adalah sistem nilai- nilai dan kepercayaan juga kebiasaan yang diterima sebagai pedoman bersama dalam berinteraksi dengan orang- orang pada suatu organisasi, struktur organisasi, proses pengambilan keputusan, dan sistem pengawasan untuk menghasilkan norma- norma perilaku. Nilai- nilai tersebut disebarluaskan dan diacu sebagai filosofi orang- orang atau karyawan di dalam organisasi.
2. Unsur- unsur Budaya Organisasi Pada dasarnya budaya organisasi memiliki empat unsur utama, yaitu: asumsi dasar, nilai, norma, dan artifak23. a. Asumsi Dasar Asumsi adalah suatu pandangan dan persepsi tentang sesuatu, orang dan organisasi secara keseluruhan yang dilihat sebagai suatu kebenaran, tetapi belum dibuktikan. Asumsi ini akan memberikan panduan kepada individu yang terlibat mengenai bagaimana sesuatu isu atau permasalahan itu wajar dilihat, difikir dan ditangani.
22
Susanto AB, Budaya Perusahaan: Seri Manajemen dan Persaingan Bisnis (Jakarta: Elex Media Komputindo, 1997), h. 3 23 Wikipedia Bahasa Melayu, “Budaya Korporat” artikel diakses pada 5 maret 2007 dari http: //ms.wikipedia.org/wiki/budaya_korporat
b. Nilai Nilai merupakan apa yang sepatutnya ada dan diamalkan oleh semua individu dalam sebuah organisasi. Nilai- nilai yang ada akan memberi tahu kita apa yang penting dalam organisasi dan apakah hal yang perlu diberikan perhatian. c. Norma Norma memberikan panduan kepada individu yang terlibat tentang bagaimana seseorang pekerja harus bertindak (bertingkah laku) terhadap sesuatu keadaan. Norma juga meliputi segala peraturan tingkah laku tak bertulis dalam sebuah organisasi. d. Artifak Artifak merupakan hasil manifestasi daripada unsur- unsur budaya lain. Artifak mengandung tingkah laku dan perlakuan individu, struktur, sistem, prosedur, peraturan dan aspek fisik yang ada dalam sebuah organisasi.
3. Fungsi Budaya Organisasi Budaya melakukan sejumlah fungsi di dalam sebuah organisasi yaitu 24: a. Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas, artinya budaya menciptakan perbedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi yang lain. b. Budaya memberikan identitas bagi anggota organisasi c. Budaya mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas dan pada kepentingan individu. d. Budaya itu meningkatkan kemantapan sistem sosial 24
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 432
e. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu serta membentuk sikap dan perilaku karyawan
4. Karakteristik Budaya Organisasi Budaya organisasi menunjukkan suatu karakteristik tertentu. Victor Tan mengemukakan bahwa karakteristik suatu budaya organisasi adalah sebagai berikut25: a. Individual Initiative,
yaitu tingkat tanggung jawab, kebebasan dan
kemerdekaan yang dimiliki individu. b. Risk Tolerance, yaitu suatu tingkatan dimana pekerja didorong mengambil risiko, menjadi agresif dan inovatif. c. Direction, yaitu kemampuan organisasi menciptakan tujuan yang jelas dan menerapkan harapan kinerja. d. Integration, yaitu tingkatan dimana unit dalam organisasi didorong untuk beroperasi dengan cara terkoordinasi. e. Management Support, yaitu tingkatan dimana manajer mengusahakan komunikasi yang jelas, bantuan dan dukungan pada bawahannya. f. Control, yaitu jumlah aturan dan pengawasan langsung yang dipergunakan untuk melihat dan mengawasi perilaku pekerja. g. Identity, yaitu tingkatan dimana anggota mengidentifikasi bersama organisasi secara keseluruhan daripada dengan kelompok kerja atau bidang keahlian profesional tertentu.
25
Wibowo, Manjemen Perubahan, h. 350
h. Reward system, yaitu suatu tingkatan dimana alokasi reward, kenaikan gaji atau promosi, didasarkan pada kriteria kinerja pekerja, dan bukan pada senioritas atau favoritisme. i. Conflict Tolerance,
yaitu suatu tingkatan dimana pekerja didorong
menyampaikan konflik dan kritik secara terbuka. j. Communication
Patterns,
yaitu
suatu
tingkatan dimana
komunikasi
organisasional dibatasi pada kewenangan hierarki kelompok.
Selain Victor Tan, Robbins juga memberikan karakteristik budaya organisasi sebagai berikut26: a. Inovasi dan pengambilan risiko (Inovation and risk taking) Adalah sejauh mana organisasi mendorong para karyawan bersikap inovatif dan berani mengambil risiko. Selain itu bagaimana organisasi menghargai tindakan pengambilan risiko oleh karyawan dan membangkitkan ide karyawan. b. Perhatian yang rinci (Attention to detail) Adalah sejauh mana organisasi mengharapkan karyawan memperlihatkan kecermatan, analisis dan perhatian kepada rincian. c. Berorientasi pada hasil (Outcome Orientation) Adalah sejauh mana manajemen memusatkan perhatian pada hasil dibandingkan perhatian pada teknik dan proses yang digunakan untuk meraih hasil tersebut.
26 Soedjono, “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan pada Terminal Penumpang Umum di Surabaya” artikel diakses pada 5 maret 2007 dari http:// puslit.petra.ac.id/~puslit/ journals/ articles.php?publishedID=MAN05070102
d. Berorientasi pada orang (People Orientation) Adalah sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek keberhasilan orang- orang di dalam organisasi. e. Berorientasi tim (Team Orientation) Adalah sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan kepada tim bukannya individu- individu. f. Keagresifan (Aggressiveness) Adalah sejauh mana orang- orang dalam organisasi itu agresif (kreatif) dan kompetitif untuk menjalankan budaya organisasi sebaik- baiknya. g. Stabilitas (Stability) Adalah sejauh mana kegiatan organisasi menekankan status quo sebagai kontras dari pertumbuhan.
5. Perubahan Budaya Organisasi Perubahan budaya organisasi bisa terjadi ketika organisasi dalam kerjanya telah menghalangi kesempatan untuk berubah dan melakukan persaingan. Dapat juga terjadi dalam hal perusahaan bergerak ke dalam industri yang berbeda secara total dan cara dalam menjalankan sesuatu menghambat ketahanan organisasi. Demikian pula jika terjadi keadaan dimana karyawan yang telah terbiasa dengan kenyamanan peningkatan ekonomi, tidak dapat menerima tantangan yang datang dari terjadinya penurunan ekonomi.27 Pada prinsipnya ketika orang-orang dalam organisasi menyadari dan mengetahui bahwa budaya organisasi perlu diubah untuk mendukung keberhasilan
27
Wibowo, Manajemen Perubahan, h. 354
dan kemajuan organisasi, perubahan bisa terjadi. Tapi perubahan tidak cukup dan perubahan tidak mudah dilakukan. Perubahan budaya memerlukan pemahaman, komitmen, dan alat.
C. Bank Syariah 1. Pengertian dan prinsip Bank syariah a. Pengertian Bank syariah atau bank Islam adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) Islam. Sistem ini dibentuk dan didasari oleh larangan dalam agama Islam untuk memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta larangan investasi untuk usahausaha yang dikategorikan haram (misal: usaha yang berkaitan dengan produksi makanan/minuman haram, usaha media yang tidak islami dll)28. Sistem syariah ini merupakan sistem yang berlandaskan al- Qur’an dan alHadist dimana kedua pedoman tersebut sebagai tolak ukur dalam meraih kesuksesan atau mencapai “falah” di dunia dan diakhirat, termasuk kesuksesan dari segi kuantitatif (harta) maupun kualitatif (akhlak). b. Prinsip Bank Syariah Bank syariah dalam melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpan dana dan/ atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah.
28
Wikipedia Indonesia, “Perbankan Syariah” artikel diakses pada 5 maret 2007 dari http:// id.wikipedia.org/wiki/perbankan_syariah
Beberapa prinsip prinsip atau hukum yang dianut oleh sistem bank syariah, antara lain29: 1).
Pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai pinjaman dengan nilai ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan.
2).
Pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai akibat hasil usaha institusi yang meminjam dana.
3).
Islam tidak memperbolehkan "menghasilkan uang dari uang". Uang hanya merupakan media pertukaran dan bukan komoditas karena tidak memiliki nilai intrinsik.
4).
Unsur Gharar (ketidakpastian, spekulasi) tidak diperkenankan. Kedua belah pihak harus mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka peroleh dari sebuah transaksi.
5).
Investasi hanya boleh diberikan pada usaha-usaha yang tidak diharamkan dalam Islam. Usaha minuman keras misalnya tidak boleh didanai oleh perbankan syariah.
2. Produk Bank Syariah Beberapa produk jasa yang disediakan oleh bank berbasis syariah antara lain:
a. Jasa untuk peminjam dana 1). Mudharabah, adalah perjanjian antara penyedia modal dengan pengusaha. Setiap keuntungan yang diraih akan dibagi menurut rasio tertentu yang disepakati. Resiko kerugian ditanggung penuh oleh pihak Bank kecuali kerugian
29
Ibid, h.2
yang diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan, kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah seperti penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan. 2). Musharakah (Joint Venture), konsep ini diterapkan pada model partnership atau joint venture. Keuntungan yang diraih akan dibagi dalam rasio yang disepakati sementara kerugian akan dibagi berdasarkan rasio ekuitas yang dimiliki masing-masing pihak. 3). Murabahah, yakni penyaluran dana dalam bentuk jual beli. Bank akan membelikan barang yang dibutuhkan pengguna jasa kemudian menjualnya kembali ke pengguna jasa dengan harga yang dinaikkan sesuai margin keuntungan yang ditetapkan bank, dan pengguna jasa dapat mengangsur barang tersebut. 4). Takaful (asuransi islam), yakni jaminan yang mengikuti ketentuanketentuan syariah dimana penjamin diantara para peserta asuransi dalam menghadapi risiko yang tidak diperkirakan sebelumnya didasarkan atas tabarru’ (kebaikan), ketakwaan dan takaful (saling menanggung diantara para anggotanya), berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam ayat-ayat al- Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW.
b. Jasa untuk penyimpan dana 1). Wadiah (jasa penitipan), adalah jasa penitipan dana dimana penitip dapat mengambil dana tersebut sewaktu-waktu. Dengan sistem wadiah Bank tidak berkewajiban, namun diperbolehkan, untuk memberikan bonus kepada nasabah. 2). Deposito Mudharabah, nasabah menyimpan dana di Bank dalam kurun waktu yang tertentu. Keuntungan dari investasi terhadap dana nasabah yang dilakukan bank akan dibagikan antara bank dan nasabah dengan nisbah bagi hasil tertentu.
3. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional Diantara perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional antara lain30: a. Bank Syariah
1).
Islam memandang harta yang dimiliki oleh manusia adalah titipan/amanah Allah SWT sehingga cara memperoleh, mengelola, dan memanfaatkannya harus sesuai ajaran Islam.
2).
Bank syariah mendorong nasabah untuk mengupayakan pengelolaan harta nasabah (simpanan) sesuai ajaran Islam
3).
Bank syariah menempatkan karakter/sikap baik nasabah maupun pengelola bank pada posisi yang sangat penting dan menempatkan sikap akhlakul karimah sebagai sikap dasar hubungan antara nasabah dan bank
4).
Adanya kesamaan ikatan emosional yang kuat didasarkan prinsip keadilan, prinsip kesederajatan dan prinsip ketentraman antara Pemegang Saham, Pengelola Bank dan Nasabah atas jalannya usaha bank syariah
5).
Prinsip bagi hasil: a).
Penentuan besarnya resiko bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung dan rugi
b).
Besarnya
nisbah bagi
hasil
berdasarkan
pada
jumlah
keuntungan yang diperoleh
30
Bank Syariah Mandiri, “Sistem Syariah” artikel diakses pada 5 maret 2007 dari http:// www. Syariah mandiri.co.id/syariah/sistemsyariah.php
c).
Jumlah pembagian bagi hasil meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan
d).
Tidak ada yang meragukan keuntungan bagi hasil
e).
Bagi hasil tergantung kepada keuntungan proyek yang dijalankan. Jika proyek itu tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak
b.
Bank Konvensional
1).
Pada bank konvensional, kepentingan pemilik dana (deposan) adalah memperoleh imbalan berupa bunga simpanan yang tinggi, sedang kepentingan pemegang saham adalah diantaranya memperoleh spread yang optimal antara suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman (mengoptimalkan interest difference). Dilain pihak kepentingan pemakai dana (debitor) adalah memperoleh tingkat bunga yang rendah (biaya murah). Dengan demikian terhadap ketiga kepentingan dari tiga pihak tersebut terjadi antagonisme yang sulit diharmoniskan. Dalam hal ini bank konvensional berfungsi sebagai lembaga perantara saja.
2).
Tidak adanya ikatan emosional yang kuat antara Pemegang Saham, Pengelola
Bank dan Nasabah karena masing-masing pihak
mempunyai keinginan yang bertolak belakang.
3).
Sistem bunga: a).
Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus selalu untung untuk pihak Bank
b).
Besarnya prosentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus selalu untung untuk pihak Bank
c).
Jumlah pembayaran bunga tidak mengikat meskipun jumlah keuntungan berlipat ganda saat keadaan ekonomi sedang baik
d).
Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama termasuk agama Islam
e).
Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama termasuk agama Islam
f).
Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi.
BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI
A. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri31 Berdirinya Bank Syariah Mandiri dilatarbelakangi dari adanya krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis politik nasional telah membawa dampak
besar
dalam
perekonomian
nasional.
Krisis tersebut
telah
mengakibatkan
perbankan Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
Lahirnya Undang- undang No. 10 tahun 1998, tentang Perbankan pada bulan November 1998 – yang merupakan penyempurnaan dari UU No 7 1992 tentang Perbankan telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bankbank syariah di Indonesia. Undang- undang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah. Dalam suasana seperti itulah, PT. Bank Susila Bakti (BSB) seperti menemukan momentum yang menyejukan. BSB yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mahkota Prestasi berupaya keluar dari krisis 1997 - 1999 dengan berbagai cara. Mulai dari langkah-langkah menuju merger sampai pada akhirnya memilih konversi menjadi bank syariah dengan suntikan modal dari pemilik.
Ketika tengah berproses menjadi bank syariah, terjadilah merger
empat
bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo) ke dalam PT. Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Dengan terjadinya merger tersebut, rencana
31
Bank Syariah Mandiri, “Sejarah” artikel diakses pada 5 maret 2007 dari http://www. syariahmandiri.co.id/ banksyariahmandiri/sejarah.php
perubahan PT. Bank Susila Bakti menjadi bank syariah (dengan nama Bank Syariah Sakinah) diambil alih oleh PT. Bank Mandiri (Persero). PT. Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti menjadi bank syariah, sejalan dengan keinginan PT. Bank Mandiri (Persero) untuk membentuk unit syariah. Langkah awal dengan mengubah Anggaran Dasar tentang nama PT. Bank Susila Bakti menjadi PT. Bank Syariah Sakinah berdasarkan Akta Notaris : Ny. Machrani M.S. SH, No. 29 pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8 September 1999 Notaris : Sutjipto, SH nama PT. Bank Syariah Sakinah Mandiri diubah menjadi PT. Bank Syariah Mandiri. Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP. BI/1999 telah memberikan ijin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah kepada PT. Bank Susila Bakti. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia telah menyetujui perubahaan nama PT. Bank Susila Bakti menjadi PT. Bank Syariah Mandiri. Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya
PT. Bank Syariah Mandiri. Kelahiran Bank Syariah Mandiri
merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT. Bank Susila Bakti dan Manajemen PT. Bank Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran bank syariah dilingkungan PT. Bank Mandiri (Persero). PT. Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT. Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia.
B.
Visi dan Misi
1.
Visi
32
Menjadi bank syariah terpercaya pilihan mitra usaha.
2.
Misi
a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan. 32
Bank Syariah Mandiri, “Visi dan Misi” artikel diakses pada 24 Juli 2008 dari http://www. syariahmandiri.co.id/ banksyariahmandiri/visidanmisi.php
b. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM. c. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat. d. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal. e. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat.
C. Prinsip Operasional Bank Syariah menganut prinsip- prinsip sebagai berikut33: 1. Prinsip Keadilan Prinsip ini tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi hasil dan pengambilan margin keuntungan yang disepakati bersama antara bank dan nasabah 2. Prinsip Kemitraan Bank Syariah menempatkan nasabah penyimpanan dana, nasabah pengguna dana, maupun bank pada kedudukan yang sama dan sederajat dengan mitra usaha. Hal ini tercermin dalam hak, kewajiban, resiko dan keuntungan yang berimbang di antara nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana maupun bank. Dalam hal ini bank berfungsi sebagai intermediary institution lewat skimskim pembiayaan yang dimilikinya. 33
Bank Syariah Mandiri, “Bank Syariah” artikel diakses pada 5 maret 2007 dari http://www. syariahmandiri.co.id/ syariah/banksyariah.php
3. Prinsip Keterbukaan Melalui laporan keuangan bank yang terbuka secara berkesinambungan, nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan dana dan kualitas manajemen bank. 4. Universalitas Bank dalam mendukung operasionalnya tidak membeda- bedakan suku, agama, ras dan golongan agama dalam masyarakat dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil’alamin.
D. Struktur Organisasi Struktur organisasi pada Bank Syariah Mandiri tergambar dalam tabel skema dibawah ini34:
34
Bank Syariah Mandiri, “Bank Syariah” artikel diakses pada 24 Juli 2008 dari http:// www.syariahmandiri.co.id/images/Struktur-Organisasi_01.jpg
E. Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri Produk dan jasa Bank Syariah mandiri terdiri dari35: 1. Pendanaan a. Tabungan 1). Tabungan Berencana BSM 2). Tabungan Simpatik BSM 3). Tabungan BSM 4). Tabungan BSM Dollar 5). Tabungan Mabrur BSM 6). Tabungan Kurban BSM 7). Tabungan BSM Investa Cendekia
35
Bank Syariah Mandiri, “Produk dan Jasa” diakses pada 15 Desember 2009 dari http://www.syariahmandiri.co.id/produkdanjasa/produkdanjasa.php
b. Deposito 1). Deposito BSM 2). Deposito BSM Valas c. Giro 1). Giro BSM EURO 2). Giro BSM 3). Giro BSM Valas 4). Giro BSM Singapore Dollar d. Obligasi 1). Obligasi BSM
2. Pembiayaan a. BSM Customer Network Financing b. Pembiayaan Resi Gudang c. PKPA d. Pembiayaan Edukasi BSM e. BSM Implan f. Pembiayaan Dana Berputar g. Pembiayaan Griya BSM h. Pembiayaan Griya BSM Optima i.
Pembiayaan Griya BSM Bersubsidi
j.
Pembiayaan Umroh
k. Pembiayaan Griya BSM DP 0%
l.
Gadai Emas Syariah Mandiri
m. Pembiayaan Mudharabah BSM n. Pembiayaan Musyarakah BSM o. Pembiayaan Murabahah BSM p. Pembiayaan Talangan Haji BSM q. Pembiayaan Dengan Agunan Investasi Terikat BSM r. Pembiayaan Kepada Pensiunan s. Pembiayaan Peralatan Kedokteran t. Pembiayaan Istishna BSM u. Qardh v. Ijarah Muntahiyah Bitamliik w. Hawalah x. Salam
3. Jasa
a. Jasa Produk 1). BSM Card 2). Sentra Bayar BSM 3). BSM SMS Banking 4). BSM Mobile Banking GPRS 5). BSM Net Banking 6). Pembayaran melalui menu Pemindahbukuan di ATM (PPBA) 7). Jual Beli Valas BSM 8). Bank Garansi BSM
9). BSM Electronic Payroll 10). SKBDN BSM (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri) 11). BSM Letter of Credit 12). BSM SUHC (Saudi Umrah & Haj Card)
b. Jasa Operasional 1). Transfer Lintas Negara BSM Western Union 2). Kliring BSM 3). Inkaso BSM 4). BSM Intercity Clearing 5). BSM RTGS (Real Time Gross Settlement) 6). Transfer Dalam Kota (LLG) 7). Transfer Valas BSM 8). Pajak Online BSM 9). Pajak Import BSM 10). Referensi Bank BSM 11). BSM Standing Order c. Jasa Investasi 1). Reksadana
BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI ISLAM PADA BUDAYA ORGANISASI BANK SYARIAH MANDIRI
A. Budaya Organisasi Pada Bank Syariah Mandiri Budaya organisasi bagi Bank Syariah Mandiri dimaknai sebagai kombinasi dari nilai-nilai dan keyakinan yang telah terimplementasi dalam perilaku kita sehari-hari di organisasi atau perusahaan. Dimana nilai-nilai tersebut merupakan prinsip-prinsip atau kualitas yang dinilai penting dan perlu menjadi pegangan bagi setiap individu dalam menjalankan organisasi di Bank Syariah Mandiri. Nilai-nilai tersebut menjadi penting karena merupakan sebuah perilaku dan kompetensi yang harus dimiliki semua insan Bank Syariah Mandiri untuk menjalankannya.36 Setiap masing-masing karyawan datang ke Bank Syariah Mandiri, berangkat dari latar belakang dan budaya yang berbeda-beda. Dengan adanya perbedaan tersebut, maka akan mengalami kesulitan dalam mencapai visi dan misi Bank Syariah Mandiri. Dengan demikian, perbedaan latar belakang dan budaya yang berbeda tersebut harus bisa diselaraskan melalui nilai-nilai yang menjadi pegangan karyawan Bank Syariah Mandiri. Dan ketika nilai-nilai tersebut sudah terimplementasi dalam perilaku sehari-hari, maka akan terciptalah budaya organisasi Bank Syariah Mandiri.
36
Wawancara Pribadi dengan Eka B. Danuwira selaku Kepala Divis Human Capital Bank Syariah Mandiri, Jakarta, 20 Nopember 2009
Sebagai bank yang beroperasi atas dasar prinsip syariah Islam, Bank Syariah Mandiri menetapkan budaya organisasi yang mengacu kepada sikap akhlakul karimah (budi pekerti muslim), yang terangkum dalam lima pilar yang disingkat SIFAT, yaitu37: 1. Siddiq ( Integritas ) 2. Istiqamah ( Konsistensi ) 3. Fathanah ( Profesionalisme ) 4. Amanah ( Tanggung Jawab ) 5. Tabligh ( Kepemimpinan )
B. Aplikasi Nilai-nilai Islam Pada Budaya Organisasi Bank Syariah Mandiri Budaya organisasi Bank Syariah Mandiri yang terangkum dalam lima pilar SIFAT (Siddiq, Istiqamah, Fathanah, Amanah, dan Tabligh) pada operasional praktek sehar-hari diaplikasikan dalam bentuk nilai-nilai yang menjadi pedoman perilaku dalam menjalankan organisasi, yaitu:
1. Siddiq (Integritas) Siddiq merupakan salah satu dari sifat-sifat wajib Rasul yang dipercayai oleh setiap muslim. Siddiq artinya ‘sangat jujur’, yang tidak berbicara apapun selain kebenaran, ‘yang tak pernah berdusta’. Dengan demikian dapat dikatakan siddiq berarti benar dan jujur. Artinya sesuainya sesuatu dengan kenyataan yang
37
Bank Syariah Mandiri, “Visi dan Misi” artikel diakses pada 24 Juli 2008 dari http://www. syariahmandiri.co.id/ banksyariahmandiri/budayaorganisasi.php
sesungguhnya, dan ini tidak saja berupa perkataan tetapi juga perbuatan38. Siddiq juga berarti memiliki kejujuran dan selalu melandasi ucapan, keyakinan, serta perbuatan berdasarkan ajaran Islam. Tidak ada kontradiksi dan pertentangan yang disengaja antara ucapan dan perbuatan.39 Orang yang berkata secara jujur akan mendorong seseorang untuk bertingkah laku secara jujur pula. Dalam aplikasi Bank Syariah Mandiri, Siddiq diwujudkan dalam menjaga martabat dengan Integritas. Dimana integritas merupakan sebuah kesungguhan, kejujuran dan komitmen semua insan dan karyawan pada Bank Syariah Mandiri. Dari hal inilah maka lahir aplikasi nilai-nilai yang menjadi pedoman insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri, antara lain: a. Awali dengan niat dan hati tulus Insan dan Karyawan Bank Syariah Mandiri dalam bekerja mendasarkan untuk mengawali setiap pekerjaan dengan niat dan hati tulus. Dalam Islam niat merupakan pondasi bagi seorang muslim. Orang muslim yang beriman bergantung kepada urgensi niat bagi seluruh amal perbuatan agama dan dunianya, sebab seluruh amal perbuatan terhormat dengannya, kuat lemahnya tergantung padanya dan baik buruknya terkait dengannya. Niat merupakan intisari amal perbuatan dan pilarnya. Seluruh amal perbuatan dibangun diatas niat yang shalih40. Baik tidaknya amal perbuatan tergantung pada niatnya. Amal perbuatan tanpa niat menjatuhkan pelakunya ke dalam ria dan tercela. Niat merupakan amalan yang tentunya didasarkan pada hati
38
Humaidi Tatapangarsa, Akhlak yang mulia, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1980), h. 149 Luqman, “Budaya Kerja di Perusahaan Syariah” Artikel diakses pada 19 maret 2009 dari http://asuransi.net/?p=51 40 Abu Bakr Jabr Al- Jazairi. Ensiklopedi Muslim, (Jakarta: Darul Falah, 2000), h. 105 39
yang tulus, dimana sebuah keinginan hati yang diarahkan kepada amal perbuatan untuk mencari keridhaan Allah Ta’ala atau melaksanakan perintahnya.
b. Berpikir Jernih Dalam
mengambil
tindakan,
karyawan
Bank
Syariah
Mandiri
mendasarkan untuk selalu berpikir jernih. Tindakan seseorang sangat bergantung oleh alam pikirannya. Berfikir jernih merupakan berpikir dengan hati dan pikiran yang jernih dan suci, yang terbebas dari pengaruh dogma yang membelenggu. Dalam Islam telah diajarkan untuk selalu dzikir dan tasbih, mengingat kesucian nama serta sifat Allah setiap hari akan terus membantu mengendalikan kejernihan hati. Ia akan mampu melihat semua permasalahan tanpa didasari latar belakang, prasangka, sudut pandang subyektif, tetapi melihat sesuatu secara apa adanya. c. Bicara benar Insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri dalam keseharian melakukan pekerjaan selalu berusaha untuk senantiasa berbicara benar dalam setiap perkataannya. Berbicara benar merupakan berbicara sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya. Seorang muslim haruslah jika berkata, ia tidak berkata kecuali dengan benar, jika ia memberi informasi, ia memberi informasi dengan benar karena berkata dengan tidak benar (bohong) adalah bukti kemunafikan dan tanda- tandanya. d. Sikap terpuji
Dalam keseharian melakukan pekerjaan, insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri diharapkan untuk selalu berakhlak dan memiliki sikap terpuji dalam melakukan operasional di Bank Syariah Mandiri. Sikap terpuji dalam hal ini merupakan semua perbuatan yang baik yang sesuai dengan perintah Allah dan Rasul- Nya. e. Perilaku teladan Setiap insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri harus berusaha berperilaku teladan bagi orang lain. Tidak mudah untuk mewujudkan hal tersebut, untuk itu dibutuhkan usaha dan kemauan pada setiap orang. Menjadi suri teladan tidak akan terwujud kecuali dengan konsistensi kita terhadap Islam, baik dalam bentuk ucapan, perbuatan, penampilan maupun pelaksanaan nilai- nilai dan prinsip- prinsipnya.
2. Istiqomah (Konsistensi) Istiqomah merupakan antonim dari thughyan (penyimpangan atau melampaui batas). Sedangkan istiqomah berarti berdiri tegak di suatu tempat tanpa pernah bergeser, karena akar kata istiqomah dari kata “qooma” yang berarti berdiri. Maka secara etimologi, istiqomah berarti tegak lurus. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istiqomah diartikan sebagai sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen41. Sikap istiqomah dalam hal pekerjaan berarti memiliki pendirian teguh dan konsisten serta fokus terhadap sebuah pekerjaan yang sedang dihadapi. Dalam budaya organisasi Bank Syariah Mandiri, Istiqomah adalah sebuah konsistensi yang merupakan kunci menuju sukses. Dimana dalam operasionalnya, 41
Thalhah Nuhin, “Istiqomah Dalam Kehidupan,” Artikel diakses pada 20 februari 2009 dari http://www.dakwatuna.com/2008/istiqamah-dalam-kehidupan/
Istiqomah diaplikasikan dalam bentuk nilai-nilai yang menjadi pedoman untuk berperilaku, antara lain: a. Pegang teguh komitmen Insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri harus memiliki komitmen terhadap organisasi. Dimana semua orang yang berada di dalamnya memiliki sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan dan mengekspresikan perhatiannya terhadap Bank Syariah Mandiri demi sebuah kemajuan dan kesuksesan organisasi. b. Sikap optimis Insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri dalam menjalankan pekerjaannya senantiasa memiliki sikap optimis. Dimana sikap ini ditampilkan dengan senantiasa bersemangat dalam setiap aktivitas dan dalam mencapai tujuan organisasi. Sebuah hal yang merupakan pokok menurut Islam, optimis adalah wujud keyakinan hamba kepada Robb-Nya. Sebagai hamba Allah, seseorang tidak boleh merasa rendah diri karena manusia memiliki Allah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu lagi Maha Pemberi. c. Pantang menyerah Insan dan Karyawan Bank Syariah Mandiri berusaha untuk memiliki sikap pantang menyerah dalam melakukan pekerjaannya. Sifat pantang menyerah ini merupakan sebuah wujud kepribadian seseorang yang tanpa rasa bosan bangkit dari satu kegagalan ke kegagalan lain dan akhirnya mencapai sukses dan keberhasilan. Pribadi pantang menyerah (tangguh) juga merupakan sebuah pribadi yang tidak merasa lemah terhadap sesuatu yang terjadi dan menimpanya. Pribadinya
menganggap sesuatu yang terjadi itu dari segi positifnya. Ia yakin bahwa skenario Allah itu tidak akan meleset sedikit pun. d. Kesabaran Kesabaran menjadi salah satu nilai yang menjadi pedoman bagi insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri dalam melaksanakan pekerjaannya. Kesabaran tersebut ditampilkan dalam setiap aktivitas sehari-hari dengan tulus dan senang hati. e. Percaya diri Insan dan Karyawan Bank Syariah Mandiri senantiasa percaya diri dalam melakukan pekerjaannya. Bila dipandang dalam kacamata Islam, sikap percaya diri ini sangat berhubungan dengan kadar iman seseorang. Bila imannya kepada Allah tinggi, maka rasa percaya diri menjadi besar. Namun bila kadar imannya rendah, maka percaya dirinya pun menjadi rendah pula.
3. Fathanah (Profesionalisme) Fathanah berarti mengerti, memahami, dan menghayati secara mendalam segala hal yang terjadi dalam tugas dan kewajiban. Sifat ini akan menumbuhkan kreativitas dan kemampuan untuk melakukan berbagai macam inovasi yang bermanfaat. Kreativitas dan inovatif hanya mungkin dimiliki ketika seseorang selalu berusaha menambah berbagai ilmu pengetahuan, peraturan dan informasi baik yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun perusahaan secara umum42. Dari pengertian fathanah ini, maka akan tumbuh sebuah profesionalisme dari orang-orang yang ada dalam sebuah organisasi ataupun perusahaan.
42
Luqman, “Budaya Kerja di Perusahaan Syariah”
Bagi Bank Syariah Mandiri, sikap profesional ini merupakan gaya kerja seluruh insan dan karyawan yang terlibat didalamnya. Dimana selalu menjunjung untuk bersikap dengan bekerja sungguh-sungguh, kerja keras, bekerja sepenuh waktu, disiplin, jujur, loyalitas tinggi dan penuh dedikasi demi keberhasilan pekerjaannya. Dalam operasional Bank Syariah Mandiri, Fathanah diaplikasikan dalam bentuk nilai-nilai yang menjadi pedoman bagi insan dan Karyawan yang terlibat di dalamnya, yaitu: a. Semangat belajar berkelanjutan Semangat belajar berkelanjutan ini menjadi acuan insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri dalam bekerja. Karena Sebuah organisasi maupun perusahaan yang ingin maju dan berkembang harus memiliki semangat belajar berkelanjutan. Selalu belajar berkelanjutan dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki program yang belum maupun perlu ditingkatkan untuk kemajuan organisasi. Dalam Islam, sebagaimana terdapat dalam sabda Nabi Muhammad Saw., bahwa ummat Islam diperintahkan untuk selalu belajar berkelanjutan sampai ajalnya. “ Tuntutlah ilmu dari sejak lahir hingga sampai ke liang lahat ”. Karena itu seorang muslim haruslah berusaha untuk selalu belajar sampai ajal akan menjemput. b. Cerdas Cerdas merupakan sebuah keharusan yang harus dimiliki oleh insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri dalam melaksanakan pekerjaan. Di dalam Islam, cerdas atau mampu merupakan suatu prinsip atau nilai yang menempati posisi
yang sangat penting sekaligus mendapat apresiasi yang sangat tinggi. Prinsip ini demikian penting dan tinggi karena urgensinya secara fundamental meliputi semua ranah kehidupan manusia. Manusia tidak akan sukses meraih apa yang ia inginkan manakala ia tidak cerdas dan mampu mengelolanya secara baik.
c. Inovatif Bank Syariah Mandiri selalu menjunjung prinsip inovatif dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Inovatif merupakan sesuatu yang mengarah dan bersifat pada pembaharuan (inovasi). Dalam
kamus kata inovasi
diterjemahkan sebagai sebuah pembaharuan dari yang lama, menyangkut pengembangan atau peningkatan produk, gagasan maupun metode baru atau yang telah diperbaharui.43 Intinya
inovasi merupakan sebuah kemajuan dan
penyempurnaan pada segala sesuatu yang mengarah pada kesempurnaan. Dimata Islam, inovasi layak dihargai dan diakui jika bermanfaat bagi maslahat dan kepentingan umat manusia. Artinya Islam hanya mengakui inovasi yang bertujuan untuk menjamin keadilan bagi orang banyak. d. Terampil Insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri dituntut untuk memiliki sikap trampil dalam bekerja. Terampil memiliki pengertian cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu, dan cekatan44. Sikap ini sangat diperlukan oleh karyawan dalam sebuah perusahaan. Karena kehidupan perusahaan tidak lepas dari peran karyawannya. Bahkan maju mundurnya sebuah perusahaan juga ditentukan oleh
43 Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Golo Riwu, 1997), h. 395 44 Departemen Pendidikan dan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 935
kinerja karyawannya. Semakin baik dan terampil kinerja karyawan maka semakin sehat dan kuat perusahaan tersebut. Sebaliknya kinerja karyawan yang tidak terampil akan mendatangkan berbagai permasalahan bagi perusahaan. Hal ini mengakibatkan kelancaran operasional perusahaan terganggu, dan jika dibiarkan terus bisa mengancam kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Karena itu tidak heran jika karyawan yang terampil merupakan sebuah aset penting dalam sebuah perusahaan. e. Adil Prinsip adil menjadi acuan dan pedoman insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri dalam bekerja. Adil mengandung pengertian meletakkan sesuatu pada tempatnya. Bisa juga diartikan memberikan hak setiap yang berhak secara lengkap, tanpa lebih dan tanpa kurang antara sesama yang berhak dalam keadaan yang sama, dan menghukum orang yang melanggar hukum sesuai dengan kesalahan dan pelanggarannya45. Adil juga sering diartikan sebagai sikap moderat atau seimbang, obyektif terhadap orang lain dalam segala hal.
4. Amanah ( Tanggung Jawab ) Secara etimologi amanah berarti kesetiaan, ketulusan hati, kepercayaan dan kejujuran. Dalam hal ini amanah merupakan suatu sifat dan sikap pribadi yang setia, tulus hati dan jujur dalam melaksanakan sesuatu yang dipercayakan kepadanya berupa harta benda, rahasia atau tugas kewajiban. Amanah juga berarti memiliki tangung jawab dalam melaksanakan setiap tugas dan kewajiban. Amanah ditampilkan dalam keterbukaan, kejujuran,
45
Kahar Masyhur, Membina Moral dan Akhlak, (Jakarta: Kalam Mulia, 1985), h. 71
pelayanan yang optimal, dan ihsan (berbuat yang terbaik) dalam segala hal.46 Sifat amanah harus dimiliki oleh setiap mukmin, apalagi yang memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan bagi masyarakat. Dalam Operasional Bank Syariah Mandiri, amanah diaplikasikan dalam bentuk nilai-nilai yang menjadi pedoman dalam bertindak dan bekerja sehari-hari. Wujud nilai-nilai aplikasi tersebut adalah sebagai berikut: a. Menjadi terpercaya Bank Syariah Mandiri sangat menjunjung tinggi dan berusaha unuk menjadi terpercaya bagi mitra usaha dan bahkan semua kalangan. Kepercayaan merupakan nilai yang paling dihargai dalam hubungan antar manusia. Kepercayaan merupakan rasa percaya yang dimiliki orang terhadap orang lain. Kepercayaan bukanlah pemberian dari orang lain. Kepercayaan adalah upaya yang merupakan hasil timbal balik bagi seseoarang yang telah menunjukkan integritas, komitmen dan loyalitas (kesetiaan). Memperoleh kepercayaan adalah suatu dorongan dan keinginan setiap orang. Tetapi memperoleh kepercayaan tanpa didasari oleh nilai- nilai kebenaran akan mengakibatkan pula kegagalan. Kepercayaan yang diperoleh dengan curang dan “cara pura- pura” seringkali tidak bertahan lama dan acapkali orang lain pun akan memberikan pula sebuah “kepercayaan pura- pura” kepadanya. b. Cepat tanggap Tanggap (responsif) merupakan sebuah sikap yang berusaha untuk mengetahui kebutuhan orang lain. Dalam Bank Syariah Mandiri, seorang pemimpin atau manajer akan selalu berusaha mengetahui kebutuhan bawahan,
46
Luqman, “Budaya Kerja di Perusahaan Syariah”
juga kebutuhan orang yang dilayani (pelanggan) dan berusaha sedapat mungkin agar dapat merealisasikannya. Adapun bagi seorang karyawan Bank Syariah Mandiri, sikap cepat tanggap ditampilkan dan diwujudkan dengan kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk membantu para pelanggan dan merespons permintaan mereka, serta menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat. Dalam Islam, perasaan tanggap ini muncul akibat seseorang selalu menganggap bahwa semua manusia sama dihadapan Allah. Tidak ada perbedaan antara satu dengan yang lain secara prinsip baik dari segi ras, etnik, kelamin, ataupun bahasa, kecuali takwanya kepada Allah. Bila orang yang tingkat taqarrub-nya kepada Allah sudah baik, maka ia akan memandang semua orang sama meskipun mereka berbeda dalam prinsip maupun idiologi. Apapun perbedaannya, ia selalu menyadari bahwa semua yang ada adalah ciptaan Allah termasuk manusia. Pandangan ini yang melahirkan hikmah ketidakberbedaan (undiversity wisdom) dan membuat seseorang bijaksana dalam setiap proses pengambilan keputusan. c. Obyektif Dalam melakukan tindakan, insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri menjunjung sikap obyektif, yaitu sebuah sikap yang memandang sesuatu dengan apa adanya tanpa adanya pengaruh dari faktor apapun. d. Disiplin Insan dan Karyawan Bank Syariah Mandiri selalu mewujudkan disiplin dalam melaksanakan sebuah tugas dan tanggung jawabnya. Disiplin dalam hal ini
merupakan sebuah sikap untuk melakukan hal- hal yang seharusnya dilakukan pada saat yang sesuai dan dalam waktu yang sesuai.47 Artinya ketika melakukan sebuah pekerjaan, pelaksanaan dan selesainya pekerjaan tersebut sesuai dengan deadline schedule yang telah ditentukan.
5. Tabligh (Kepemimpinan) Tabligh artinya mengajak sekaligus memberikan contoh kepada pihak lain untuk melaksanakan ketentuan- ketentuan ajaran Islam dalam kehidupan kita sehari- hari. Tabligh yang disampaikan dengan hikmah, sabar, argumentatif, dan persuasif akan menumbuhkan hubungan kemanusiaan yang semakin solid dan kuat. Selaras dengan tabligh, kepemimpinan memiliki pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku mempengaruhi orang- orang dalam rangka mencapai suatu tujuan. Jadi kepemimpinan lebih merupakan tindakan dan perilaku yang ditampilkan ketika berinteraksi dengan orang lain. Berkaitan dengan kepemimpinan, sebenarnya terdapat banyak pengertian berkenaan dengan hal tersebut menurut para ahli. Namun intinya, bahwa kepemimpinan semuanya mengarah kepada suatu tugas utama seorang pemimpin yaitu bagaimana agar ia dapat menguasai dan mempengaruhi orang lain secara efektif untuk mencapai suatu tujuan.48 Dengan demikian pelaku atau seseorang yang melakukan kegiatan kepemimpinan adalah pemimpin. Adapun dalam Islam, kepemimpinan adalah upaya sadar untuk membimbing manusia (orang- orang) untuk mewarisi nilai-nilai ketuhanan dalam kehidupan maupun dalam lingkungan organisasi. Dengan demikian seorang 47
Erwin Arianto, “Mencintai Islam – Disiplin Yuk” Artikel ini diakses pada 17 Juni 2009 dari http://www.mail-archive.com/
[email protected]/msg02992.html 48 Ismail Tuanany, “Implementasi Nilai-nilai Islam dalam Kepemimpinan Efektif”
pemimpin adalah seseorang yang diberi amanat oleh Allah Swt untuk memimpin, yang diakhirat kelak akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah Swt. Dalam budaya organisasi Bank Syariah Mandiri, Tabligh diaplikasikan dalam bentuk nilai-nilai yang menjadi acuan dan pedoman bagi pemimpin, dimana hal tersebut menjadi sebuah karakter yang dimiliki oleh pemimpin dalam organisasi. Diantara wujud aplikasi tabligh antara lain: a. Selalu transparan Selalu transparan menjadi acuan dalam kepemimpinan Bank Syariah Mandiri. Keterbukaan (transparan) merupakan suatu sikap yang sangat dianjurkan keberadaannya dalam suatu organisasi. Masyarakat akan percaya pada organisasi yang terbuka melaporkan seluruh kegiatannya secara berkala kepada masyarakat. Karena agar suatu organisasi eksis di masyarakat dan dapat berkompetisi secara sehat, maka seluruh pihak yang terlibat didalamnya khususnya pada level pemimpin harus dapat bersikap transparan dalam mengelola organisasi sehingga kredibilitas lembaga tetap terjaga. b. Membimbing Pemimpin pada Bank Syariah Mandiri harus mampu membimbing orang lain, mampu mengembangkan kemampuan serta keteguhan mental orang lain. Seorang pemimpin dapat memberikan pengaruh bagi orang lain. Untuk itu haruslah memberikan pengaruh yang baik bagi orang yang dibimbing dan jangan menyesatkan orang dengan pengaruh dan cara berfikir yang salah. Seorang pemimpin bertanggung jawab terhadap pengaruh yang ia ciptakan baik secara langsung atau tidak langsung, sadar atau tidak sadar. Seorang pemimpin akan membimbing orang lain, mengarahkan orang lain, akan memikul tanggung jawab
yang paling besar dimana ia harus menanggung resiko dari pemikiran dan tindakan orang lain akibat pengaruh yang ia tanamkan. c. Visioner Pemimpin Bank Syariah Mandiri harus memiliki jiwa visioner, yaitu pemimpin yang memiliki orientasi ke depan, memiliki visi atau arah jangka panjang. Tidak terpaku pada keberhasilan masa kini, melainkan harus bisa merancang strategi di masa depan. Pemimpin yang baik harus memiliki visi yang baik dan menunjukkan komitmennya (visioner), sebagaimana Islam menuntut agar umatnya harus beriman kepada Allah dengan iman yang benar. Karena dengan demikian ia akan sampai kepada apa yang dicita- citakan. d. Komunikatif Sikap komunikatif merupakan salah satu ciri seorang pemimpin Bank Syariah Mandiri yang profesional. Dengan sifat komunikatif, seorang pemimpin dapat menjalin kerjasama dengan orang lain lebih lancar. Ia dapat juga meyakinkan orang dalam organisasi yang dipimpinnya untuk melakukan kerja sama atau melaksanakan visi dan misi yang disampaikan. Bila dilihat dari definisinya, Komunikatif artinya mampu menyampaikan pesan dengan baik. Artinya, pesan yang diterima oleh penerima (receiver) sama dengan maksud pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan (sender). Yang dimaksud pesan (message) disini bukan hanya informasi, namun termasuk juga pemikiran, keinginan dan perasaan. e. Memberdayakan
Pemimpin Bank Syariah Mandiri harus memiliki kemampuan untuk memberdayakan orang yang dipimpinnya. Pemberdayaan dalam hal ini merupakan sebuah proses meningkatkan kapasitas individu atau kelompok dalam membuat keputusan dan mengubah pilihan- pilihan tersebut menjadi tindakan dan hasil yang diharapkan.49 Setiap orang secara umum tidak ingin terus menerus dihambat. Mereka ingin dibebaskan untuk melakukan hal- hal yang berarti yang mereka anggap penting dalam hidup mereka. Maka seandainya seorang pemimpin menekan orang untuk menahan potensi yang mereka miliki, maka yang akan terjadi adalah pemimpin tersebut akan dibenci. Sehingga dapat ditarik kesimpulan, bahwa pemimpin masih dianggap gagal, jika seorang pemimpin tidak memberdayakan orang lain ataupun membantu sebuah tim atau kelompok mencapai potensi mereka secara maksimal. Sebaliknya,
pemimpin
yang
sukses
adalah
pemimpin
yang
mampu
memberdayakan orang yang dipimpinnya. Dan yang perlu digaris bawahi adalah jika pemimpin memberdayakan orang lain, maka sesungguhnya pemimpin tersebut juga telah memberdayakan dirinya sendiri.
Dari gambaran diatas terlihat budaya organisasi yang terangkum dalam pilar SIFAT (Siddiq, Istiqamah, Fathanah, Amanah, Tabligh) telah diwujudkan dan diaplikasikan dalam bentuk nilai-nilai yang menjadi pedoman untuk berperilaku dalam operasional pada Bank Syariah Mandiri. Secara garis besar nilai-nilai tersebut dapat dimaknai dan dilaksanakan oleh insan Bank Syariah 49
Leaders Role in Empowerment, Artikel ini diakses pada 30 April 2009 dari http://bizresult.wordpress.com/2008/06/18/leaders-role-in-empowerment/
Mandiri, namun dalam aplikasinya insan Bank Syariah Mandiri mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan budaya SIFAT tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa SIFAT (Siddiq, Istiqamah, Fathanah, Amanah, Tabligh) merupakan sifat-sifat wajib yang dimiliki Rasul, sehingga dibutuhkan
banyaknya
nilai-nilai
turunan
untuk
mewujudkan
dan
mengaplikasikan dalam operasional Bank Syariah Mandiri. Banyaknya nilai-nilai turunan tersebut mengakibatkan tafsir yang berbeda bagi insan Bank Syariah Mandiri. Dengan demikian, perlu adanya nilai-nilai baru yang lebih dan dapat dipahami, juga mudah untuk diimplementasikan oleh semua insan Bank Syariah Mandiri.
C. Perubahan Budaya Organisasi Bank Syariah Mandiri 1. Landasan Perubahan Budaya Organisasi BSM Dalam
perjalanannya
sebagai organisasi,
Bank Syariah Mandiri
melakukan sebuah perubahan pada Budaya Organisasinya. Perubahan ini diperlukan dengan landasan: a. Budaya organisasi merupakan salah satu pilar tegaknya perusahaan, selain visi, misi, struktur organisasi dan kebijakan perusahaan b. Budaya organisasi merupakan salah satu faktor penting demi tercapainya SDM berkualitas yang merupakan kunci sukses sebuah organisasi c. BSM saat ini menggunakan 5 nilai utama yang disebut budaya SIFAT (Siddiq, Istiqamah, Fathanah, Amanah, Tabligh) yang mengacu pada sifat dakwah Rasul
d. Insan BSM mengalami kesulitan mengimplementasikan budaya SIFAT yang memiliki banyak nilai- nilai turunan yang mengakibatkan tafsir yang berbeda. e. BSM memerlukan budaya organisasi yang lebih workable yang digali dari internal BSM.
2. Proses Perubahan Budaya Organisasi BSM50 Perubahan budaya organisasi Bank Syariah Mandiri dilakukan dengan melalui beberapa tahapan penggalian internal, yaitu: a. Pembentukan Tim perumus Budaya Organisasi Dengan landasan tersebut pada point diatas, pada tanggal 24 Juni 2006 dibentuklah Tim Perumus Budaya Perusahaan (TPBP) yang berjumlah 17 orang. b. Studi Budaya Organisasi Pada tanggal 10 Maret 2006 tim melakukan studi budaya organisasi. Dimana studi terdiri dari: Studi literatur, bedah buku, dan kuesioner c. Survei ke seluruh unit kerja Tim melakukan survei ke seluruh unit kerja pada tanggal 26 April 2006. Dari survei tersebut tim memperoleh masukan 174 nilai. d. Menyusun Pedoman (definisi) nilai budaya kerja Tim menyusun pedoman nilai budaya kerja pada tanggal 9 Mei 2006. Pedoman dijadikan sebagai nilai dasar menurut kondisi dan harapan dimasingmasing unit kerja atau cabang e. Perumusan Nilai Budaya
50
Wawancara Pribadi dengan Eka B. Danuwira, Jakarta 5 Desember 2009
Pada tanggal 18 Mei 2006 tim menghasilkan 20 rumusan nilai yang akan diusulkan sebagai bahan final nilai budaya perusahaan
f. Workshop I “Finalisasi BSM Shared Values” Dilakukan pada tanggal 3 November 2007 dan menghasilkan 5 BSM Shared Values yang nantinya menjadi cikal bakal budaya BSM g. Workshop II “Finalisasi Core Behavior” Dilakukan pada tanggal 13 November 2007 dan menghasilkan core behavior51, contra behavior52, dan contra productive coditions53.
D. Aplikasi Nilai-Nilai Islam Pada Perubahan Budaya Organisasi Bank Syariah Mandiri Setelah melalui proses penggalian dari tim dan melibatkan seluruh jajaran pegawai, maka lahirlah nilai- nilai organisasi yang baru yang disepakati bersama untuk di- share oleh seluruh pegawai Bank Syariah Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared Values Bank Syariah Mandiri disingkat “ETHIC”, yaitu: Excellence, Teamwork, Humanity, Integrity dan Customer Focus.54 Shared values tersebut diwujudkan dalam nilai-nilai dan perilaku sebagai berikut:
1. Excellence (Imtiyaaz)
51
Core Behavior: Perilaku utama Contra Behavior: Perilaku yang bertentangan dengan perilaku utama 53 Contra Productive Conditions: Kondisi suasana yang membuat seseorang tidak dapat menjalankan perilaku utama 54 Bank Syariah Mandiri, “Budaya Perusahaan” Artikel ini diakses pada 28 Juli 2008 dari http://www.syariahmandiri.co.id/banksyariahmandiri/budayaperusahaan.php 52
Bank Syariah Mandiri berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan berkesinambungan. Nilai ini didasarkan pada Firman Allah SWT, yaitu: a. QS. Ali Imran 110
!"$%&'( 0123'( ) +☺-./ 2'+( ⌧7☺-8 45 => 0<8 2' ; 9:./ 3B 8 A';' ?@)7-8 012'☺-8 3D C 2GH)I@⌧J-8 +> 'EF 4KK?L “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik” (QS. Ali Imran 110) b. QS. Al-Qashas:77
0N(8 :☺M% </8 VW U RS ) T8 P8Q:8 O:8 U M\P]8 0< YYZ)[\ 0☯'( O:8 5_I^ :☺VF 5)I^ <Y'( VW U 0N-M'.H .H U 4bPTc8 `.a Z_I⌧J-8 a])I-J☺-8 de VW B:8 4ggL “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (QS. Al-Qashas:77)
Dalam operasional Bank Syariah Mandiri, Excellence diaplikasikan dalam wujud perilaku utama, sebagai berikut: a. Perfection: Berkomitmen pada kesempurnaan Didasarkan pada: QS. Ali Imran: 110
!"$%&'( 0123'( ) +☺-./ 2'+( ⌧7☺-8 45 => 0<8 2' ; 9:./ 3B 8 A';' ?@)7-8 012'☺-8 3D C 2GH)I@⌧J-8 +> 'EF 4KK?L “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik” (QS. Ali Imran 110) b. Ownership: Mengembangkan sikap rasa saling memiliki yang positif. Didasarkan pada: QS. Al-Israa: 7
iT_I^ iT_I^ .H +(%&k .H U /;)IGJ\jc 4gL .... C 3R'% “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri..... (QS. AlIsraa:7) c. Prudence:
Menjaga
amanah
secara
hati-hati
dengan
selalu
memperhitungkan risiko atas keputusan yang diambil dan tindakan yang dilakukan. Didasarkan pada: QS. Al-Mukminun: 8
.3T@S@jc +> aAB:8 4mL 2lP >]3 “Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya” (QS. Al-Mukminun:8)
d. Competence: Meningkatkan keahlian sesuai tugas yang diberikan dan tuntutan profesi bankir Didasarkan pada: 1). QS. Al-Israa:36
p^./ Y' no-Z' 8-H'( VW s☺II8 .H C qi%r Z8⌧'GJ-8 _4Y-8 ^ A⌧ Yuv@'& P= 4L W29I “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” (QS. Al-Israa:36) 2). QS. Al- Hujurat:6
w0] &v@x aAB:8 i:A5 .H U8y28 U8y2d7'% {|7}./ Yz)k'% ☺2'A U82YZ)[+( C`R( U82'.7['% Y&'8@33~F 4L a]@\ iT%+'% “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu” (QS. Al- Hujurat:6) Dalam aplikasinya insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri dapat mengimplementasikan nilai Excellence dan perilaku utama yang diwujudkan oleh nilai tersebut. Namun yang perlu diperhatikan oleh insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri adalah menghindari adanya contra behavior dan contra productive conditions, diantaranya: a. Contra Behavior 1). Sembrono, terburu-buru dan kerja asal-asalan 2). Kerja setengah-setengah dan tidak serius
3). Tidak belajar dari pengalaman 4). Kurang pro pada perbaikan 5). Kurang peduli pada standar kinerja 6). Suka lempar tanggung jawab
b. Contra Productive Conditions 1). Kurang kompetensi 2). Miskin pengalaman 3). Kurangnya pelatihan 4). Ketersediaan dokumen yang kurang memadai 5). Rendahnya akses ke informasi
2. Teamwork (‘Amal Jama’iy) Bank Syariah Mandiri mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi. Nilai ini didasarkan pada Firman Allah: a. QS. Al-Maidah: 2
`R( U82\ +'( …. VW U ;2-H8 . ?-8 ?i-in8 `R( U82\ +'( 4L …. C Ll ]+-8 “.....Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran....” (QS. Al-Maidah: 2) b. QS. AS-Shaff: 4
0AB:8 de p.8M.7k `.a
B:8 .H 012+@'Hx
⌦5@Z/
i3v\ U⌧ J_ 4L ?2
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh” (QS. AS-Shaff: 4) Dalam operasional Bank Syariah Mandiri, Teamwork diaplikasikan dalam wujud perilaku utama, sebagai berikut: a. Trust: Mengembangkan sikap saling percaya yang didasari pikiran dan perilaku positif Didasarkan pada: QS. Al-Hujurat: 12
aAB:8 w0] &v@x U82Y}8 U828 1.H 4>5BG8 5D 8 ⌧ VW U i-i.H 4>5BG8 +/ ;G+/ -x VW U82III3 iGF]R de C +/ -Z ^Z) '' V=GF%&x U82GH(8 C R2☺T> ';'% js^oP 8o2'( B:8 .H C B:8 4KL “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayan” (QS. Al-Hujurat: 12) b. Result: Memiliki orientasi pada hasil dan nilai tambah bagi stakeholders. Didasarkan pada: QS. Al- Baqarah: 245
B:8 b -Hx AB:8 8' 5 ^⌧J+@VZ'% _I^ K 'A C S VF %+K J': [7x !.7-Hx O:8 4.L 012+ +( ^-Z'.H
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan” (QS. Al- Baqarah: 245) c. Respect: Menghargai pendapat dan kontribusi orang lain. Didasarkan pada: QS. Al-Hujurat: 11
aAB:8 w0] &v@x 5D 2'A IS VW U828 U82\2;x 8_Q 2'A ⌦:_I. VW wD 8 5;x 8_Q :_I. 5D VW U 5wD 8 VW /;_IGJ\ U8J !☺%'( U ?@'H-Tc./ U8 !/'( 2IGJ-8 jW8 no-B./ B 5 C 45@☺xn8 ]+/ +> Yuv@'& &'% x 4KKL 2 @BG8 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim” (QS. Al-Hujurat: 11) d. Effective Communication: Mewujudkan iklim lalu lintas pesan yang lancar dan sehat, serta menghindari kegagalan dengan selalu meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Didasarkan pada: QS. Al- Ahzab: 70
aAB:8 w0] &v@x B:8 U82GH¡(8 U828 4g?L 8]x]k W2'A U822+A “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar” (QS. Al- Ahzab: 70)
Dalam aplikasinya insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri dapat mengimplementasikan nilai Teamwork dan perilaku utama yang diwujudkan oleh nilai tersebut. Namun yang perlu diperhatikan oleh insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri adalah menghindari adanya contra behavior dan contra productive conditions, diantaranya: a. Contra Behavior 1). Tidak peduli pada tujuan perusahaan 2). Buruk sangka 3). Iri dan dengki 4). Subjektif 5). Terlalu pamrih
b. Contra Productive Conditions 1). Kurangnya problem definition 2). Tidak ada koordinasi yang baik 3). Rendahnya kualitas leadership 4). Apresiasi tidak tepat sasaran
3. Humanity (Insaaniyah) Bank Syariah Mandiri selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius. Dalam operasionalnya, Humanity diaplikasikan dalam wujud perilaku utama, sebagai berikut: a. Sincerity: Meluruskan niat untuk mendapatkan ridha Allah
Didasarkan pada: QS. An-Nisa: 125
5☺D xZ 5_I^ 5 2+> ¢: ^3 Rk '&B8 sY(8 ⌦5)I-+ ; JM^ iZ>l /.H iZ>l /.H O:8 ⌧M'xO8 4K.L ⌧Z. “Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya” (QS. An-Nisa: 125)
b. Universality: Mengembangkan nilai-nilai kebaikan yang secara umum diterima oleh seluruh umat manusia. Didasarkan pada: QS. Al-Anbiya: 107
2P W.H 0N@S%kP : 4K?gL 0☺R@+%¤ “Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (QS. Al-Anbiya: 107) c. Respon Responsibility: Memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan sosial tanpa mengabaikan tujuan perusahaan. Didasarkan pada: QS. Al-Baqarah: 177
U82¥2+( o ?-8 no-ZB ?. ☺-8 V=7A ;>2 5);@' ? -☺-8 9:./ 58 5 o ?-8 ) T8 2M-8 ⌧7uv@R☺-8 5~M.¦8 ?@);-8 C`R( §☺-8 `§8 CeR¨ GH-8 ' p^.^7^ C`☺@Z-8 a-8 a);@_I☺-8 az.8¢:II8 L=M.7II8 'A )©'A 8 `.a
RSC2VF8 `§8 RSC2Rª[8 >]3+./ 012+%2☺-8 U U8 ]3@ 8'.H `.a a. ?@ª[8 :8o «8 :k%&Y-8 Yuv@'& ; %&Y-8 aR U U82+A]_ aAB:8 +> Yuv@'& 4KggL 2GH☺-8 “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa” (QS. Al-Baqarah: 177) Dalam aplikasinya insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri dapat mengimplementasikan nilai Humanity dan perilaku utama yang diwujudkan oleh nilai tersebut. Namun yang perlu diperhatikan oleh insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri adalah menghindari adanya contra behavior dan contra productive conditions, diantaranya: a. Contra Behavior 1). Materialistis 2). Egois 3). Fanatik 4). Tinggi hati 5). Tidak amanah 6). Tidak sportif
b. Contra Productive Conditions 1). Misi perusahaan yang tidak membumi 2). Penetapan target kinerja yang tidak proporsional 3). Kurangnya pemahaman bahwa setiap insan itu unik 4). Kurangnya misi jangka panjang 5). Sosialisasi program dan misi Bank Syariah Mandiri masih kurang universal
4. Integrity ( Shidiq) Bank Syariah Mandiri selalu menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku. Nilai ini didasarkan pada Firman Allah: QS. Al- Maidah: 8
0AB:8 w0] &v@x ¢: 0lo2'A U82\2 U828 4mL …. “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah....” (QS.Al-Maidah: 8) Dalam operasionalnya, Integrity diaplikasikan dalam wujud perilaku utama, sebagai berikut: a. Honesty: Menjunjung tinggi kejujuran dalam setiap perilaku Didasarkan pada: 1). QS. Al- Ahzab: 70
aAB:8 w0] &v@x B:8 U82GH¡(8 U828 4g?L 8]x]k W2'A U822+A “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar” (QS. Al- Ahzab: 70)
2). QS. As-Shaff: 2 – 3
aAB:8 w0] &v@x VW 0122GH'( U828 lT-H VF 4L 2++-J'( VW U822GH'( 9:8 ] 4L 012++-J'( “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (2) Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (3). “ (QS. As-Shaff: 2 – 3 ) b. Discipline: Melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai dengan ketentuan dan tuntutan perusahaan serta nilai-nilai syariah. Didasarkan pada: QS. An-Nisa: 59
aAB:8 w0] &v@x B:8 U82+M U8y28 §2ko 8 U82+M .|'% U i; "$Tc8 `& R Z '% ⌧9 `.a j®@'( .H ?§2ko 8 9:8 `R.H 9:./ 2'+( j® Yl' C ) T8 2M-8 4.L °⌧x %&'( 5_I^ “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (QS. An-Nisa: 59) c. Responsibility: Menerima tugas sebagai amanah dan menjalankannya dengan penuh tanggung jawab. Didasarkan pada: QS. Al-Muddatsir: 38
7_I⌧
☺./
Qo-J\ P= 4mL ±SM>P
“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya” (QS. Al-Muddatsir: 38)
Dalam aplikasinya insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri dapat mengimplementasikan nilai Integrity dan perilaku utama yang diwujudkan oleh nilai tersebut. Namun yang perlu diperhatikan oleh insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri adalah menghindari adanya contra behavior dan contra productive conditions, diantaranya: a. Contra Behavior 1). Pembohong 2). Khianat 3). Mudah berjanji 4). Banyak bicara kosong 5). Munafik b. Contra Productive Conditions 1). Konsistensi law enforcement aturan perusahaan 2). Reward dan punishment yang kurang konsisten 3). Unsur like and dislike
5. Customer Focus ( Tafdhiluhu Al-‘Umalaa ) Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan (eksternal dan internal) untuk menjadikan Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan menguntungkan. Dalam operasionalnya, Customer Focus ini diaplikasikan dalam wujud perilaku utama, sebagai berikut: a. Good Governance: Melaksanakan tata kelola organisasi yang sehat Didasarkan pada: HR. Imam Baihaqi dari Aisyah
“Sesungguhnya Allah sangat mencintai seseorang yang jika melakukan sesuatu dilakukan sebaik mungkin (tertib dan rapih)” (HR. Imam Baihaqi dari Aisyah) b. Innovation: Proaktif menggali dan mengimplementasikan ide-ide baru untuk memberikan layanan lebih baik dan lebih cepat dibandingkan kompetitor. Didasarkan pada: QS. Faathir: 32
_@);-8 -iP o+i 5 -Z⌧J'²8 aAB:8 i' i3☺'% U \ZY w p^)I-J¤ Yz./k w ])[T-H³ 9:8 L-.|./ l -./ =⌧J-8 2+> 0Nl' C 4L .Y⌧7-8 “Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang Menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang Amat besar” (QS. Faathir: 32)
c. Customer
Satisfaying:
Mengutamakan
pelayanan
dan
kepuasan
pelanggan. Didasarkan pada: HR. Imam Muslim
َ َ َِْ َُ ٍْ َِ ا ُ هِْى َْ ٍَِ َْ اَ ِ ِْ اَنَ رَُْلَ ا ل َِ" !َ َِ اَِ ِْ آَن# ََْ آَن$ ُُ%ِ&ْ'َُُ وَ)َی%ِ&ْ+َُ'ْ&ٍِ )َی%ُْ'ْ&ُِ اَُ ا%ْا ًَ َُْ آ-ِ ُْ.َُ ََجَ ا# ََ ُُْ'ْ&ٍِ آ$ َْ َج0َ# َْ$َِِ و1َ َ! "ِ#ُ ا َِ$ َ ُِْ ا ُیَْ مَ ا4ََ1َ ً%ِ&ْ'ُ$ ََ1َ َْ$ََِ و$َ ِِْْ آَُبِ یَْمِ ا$ (&'$ 4)روا Dari ‘Uqeil dari Az Zuhri dari Salim dari ayahnya: Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: Seorang muslim adalah saudara muslim yang lain, ia tidak akan menzholiminya dan tidak akan meninggalkannya (dalam kebinasaan), barangsiapa yang menolong saudaranya (dalam suatu kebutuhan) maka Allah
akan mempermudah kebutuhannya, barangsiapa yang melepaskan kesulitan seorang muslim maka Allah akan melepaskan kesulitannya di hari kiamat, barangsiapa yang mentupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat. (HR. Imam Muslim) Dalam aplikasinya insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri dapat mengimplementasikan nilai Customer Focus dan perilaku utama yang diwujudkan oleh nilai tersebut. Namun yang perlu diperhatikan oleh insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri adalah menghindari adanya contra behavior dan contra productive conditions, diantaranya: a. Contra Behavior 1). Conflict of interest 2). Tidak pro pada teamwork 3). Tidak responsif 4). Tidak ada atau lambat follow up
b. Contra Productive Conditions 1). Prosedur tidak down to earth 2). Kurangnya promosi produk 3). Tidak adanya edukasi pasar
Secara umum nilai-nilai pada budaya organisasi yang disebut Shared Values BSM pada aplikasi di Kantor Pusat Bank Syariah Mandiri sudah mulai terimplementasi. Beberapa nilai yang telah terimplementasi yang penulis temukan di kantor Pusat, diantaranya: a. Dalam setiap melakukan pekerjaan maupun mengadakan berbagai acara, insan Bank Syariah Mandiri sudah terbiasa menjunjung tinggi nilai
excellence. Dimana selalu berusaha untuk menuju kesempurnaan dalam melakukan hal apapun. b. Perilaku utama dalam hal ini competence, yaitu meningkatkan keahlian bagi insan dan karyawan kerap dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri. Misalnya: Basic Training BSM bagi karyawan baru, dan training-training lainnya yang kerap dilakukan BSM untuk meningkatkan keahlian insan dan karyawannya. c. Bank Syariah Mandiri telah menjunjung tinggi perilaku customer satisfying. Hal ini terlihat pada sikap ramah dari semua insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri dalam menerima penulis melakukan wawancara dan penelitian skripsi ini. d. Perilaku disiplin telah diimplementasikan oleh insan dan karyawan Bank Syariah Mandiri. Hal ini terlihat pada kedisiplinan dalam memenuhi tugas dan kewajiban.
Adapun untuk aplikasi shared values BSM ke semua cabang dan unit BSM belum semua terimplementasi, namun pada tahun 2010 shared values tersebut akan
dapat
terimplementasi
sepenuhnya.
Ketika
shared
values
sudah
terimplementasi, pada saat itulah hakikatnya yang disebut budaya organisasi Bank Syariah Mandiri. Hal ini terlihat pada Blue Print BSM Shared Values, dibawah ini: a. Tahun 2006-2007 (Tahap Konsolidasi) Perumusan BSM Shared values dan core behavior b. Tahun 2008 (Tahap Pondasi)
Internalisasi dan sosialisasi BSM Share values dan core values
c. Tahun 2009 (Tahap Momentum) BSM Shared values sebagai dasar BSM Corporate Culture d. Tahun 2010 (Tahap Leap atau Lompatan) Terciptanya Budaya Organisasi BSM
BAB V PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta keterangan dari Bank Syariah Mandiri, maka pada bab ini penulis menarik kesimpulan dari hasil penelitian mengenai Nilai- nilai Islam pada Budaya Organisasi Bank Syariah Mandiri Pusat yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Selain itu penulis juga memberikan saran- saran yang mungkin merupakan bahan bahan masukan bagi pihak- pihak yang berkepentingan.
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut: 1. Sebagai bank yang beroperasi atas dasar prinsip syariah Islam, Bank Syariah Mandiri menetapkan budaya organisasi yang mengacu kepada sikap akhlakul karimah (budi pekerti muslim), yang terangkum dalam lima pilar yang disingkat SIFAT, yaitu: Siddiq (Integritas), Istiqamah (Konsistensi), Fathanah (Profesionalisme), Amanah (Tanggung Jawab), dan Tabligh (Kepemimpinan). 2. Dalam aplikasinya, Insan Bank Syariah Mandiri mengalami kesulitan dalam mengimplementasi budaya SIFAT (Siddiq, Istiqomah, Fathanah, Amanah dan Tabligh), karena SIFAT tersebut merupakan sifat-sifat wajib yang dimiliki Rasul, sehingga dibutuhkan banyaknya nilai-nilai turunan untuk mewujudkan dan mengaplikasikan dalam operasional Bank Syariah
Mandiri. Banyaknya nilai-nilai turunan tersebut mengakibatkan tafsir yang berbeda bagi insan Bank Syariah Mandiri 3. Dengan landasan pada pont 2 diatas, maka terjadilah perubahan budaya organisasi pada Bank Syariah Mandiri. Dengan melalui proses penggalian dari tim dan melibatkan seluruh jajaran pegawai, maka lahirlah nilai- nilai organisasi yang baru yang disepakati bersama untuk di- share oleh seluruh pegawai Bank Syariah Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared Values Bank Syariah Mandiri disingkat “ETHIC”, yaitu: Excellence
(imtiyaaz),
Teamwork
(‘Amal
Jama’iy),
Humanity
(Insaaniyah), Integrity (Shidiq) dan Customer Focus (Tafdhiluhu Al‘Umalaa). 4. Nilai-nilai (shared values) pada budaya organisasi BSM yang baru diwujudkan dalam suatu perilaku utama yang menjadi pedoman insan Bank Syariah Mandiri dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan. Antara lain: a. Excellence, diwujudkan dalam: Perfection, Ownership, Prudence, Competence b. Teamwork, diwujudkan dalam: Trust, Result, Respect, Effective Communication c. Humanity, diwujudkan dalam: Sincerity, Universality, Social Responsibility d. Integrity, diwujudkan dalam: Honesty, Discipline, Responsibility e. Customer
Focus,
diwujudkan
Innovation, Customer Satisfying
dalam:
Good
Governance,
Dan yang terjadi di Bank Syariah Mandiri Pusat, nilai-nilai tersebut mulai diimplementasikan oleh semua insan yang terdapat didalam organisasi tersebut.
B. Saran 1. Dalam pelaksanaan budaya organisasi, satu hal yang harus menjadi perhatian adalah pemaknaan dari seluruh orang – orang yang ada dalam Bank Syariah Mandiri, baik karyawan, pihak manajemen maupun tingkat pimpinan terhadap nilai- nilai yang terkandung di dalam budaya organisasi tersebut. Dengan begitu nilai- nilai yang ada dapat dimaknai dan disepakati bersama sebagai sebuah prinsip yang menjiwai dalam melakukan pekerjaan di Bank Syariah Mandiri. 2. Dengan memaknai penerapan nilai- nilai yang terkandung pada budaya organisasi tersebut, maka haruslah orang- orang yang ada di dalam Bank Syariah Mandiri dapat bekerja dengan tulus dan bersemangat untuk menghasilkan yang terbaik bagi perusahaan. Dan itu semua hendaknya dilakukan dalam rangka wujud pengabdian kepada Sang Pencipta. 3. Hendaknya nilai- nilai yang ada pada budaya organisasi sebelum adanya perubahan dapat dan masih menjiwai seluruh orang- orang Bank Syariah Mandiri dalam pelaksanaan budaya organisasi yang baru. Karena pada hakikatnya budaya organisasi yang baru masih mengacu pada budaya organisasi yang sebelumnya. Yaitu tetap merujuk pada nilai- nilai yang terkandung dalam Islam.
4. Bagi pembaca hendaknya dapat memahami dan merenungkan nilai- nilai Islam yang diterapkan dalam sebuah budaya organisasi dan diharapkan dapat
mengaplikasikan
dalam
kehidupan
organisasi
dan bahkan
masyarakat juga negara. Karena nilai- nilai tersebut merupakan sebuah tuntunan yang harus dimiliki oleh seorang pribadi muslim.
DAFTAR PUSTAKA
AB, Susanto, Budaya Perusahaan: Seri Manajemen dan Persaingan Bisnis (Jakarta: Elex Media Komputindo, 1997) Antonio, Syafii, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek (Jakarta: Gema Insani Press, 2001) Arianto, Erwin, “Mencintai Islam – Disiplin Yuk” Artikel ini diakses pada 17 Juni 2009 dari http://www.mail-archive.com/
[email protected]/msg 02992.html Bagus, Lorens, Kamus Filasafat, (Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 1996) Bank Syariah Mandiri, “Sistem Syariah” artikel diakses pada 5 maret 2007 dari http:// www. Syariah mandiri.co.id/syariah/sistemsyariah.php __________________, “Sejarah” artikel diakses pada 5 maret 2007 dari http://www. syariahmandiri.co.id/ banksyariahmandiri/sejarah.php __________________, “Visi dan Misi” artikel diakses pada 24 Juli 2008 dari http://www. syariahmandiri.co.id/ banksyariahmandiri/visidanmisi.php __________________, “Bank Syariah” artikel diakses pada 5 maret 2007 dari http://www. syariahmandiri.co.id/ syariah/banksyariah.php __________________, “Bank Syariah” artikel diakses pada 24 Juli 2008 dari http:// www.syariahmandiri.co.id/images/Struktur-Organisasi_01.jpg __________________, “Produk dan Jasa” diakses pada 15 Desember 2009 dari http://www.syariahmandiri.co.id/produkdanjasa/produkdanjasa.php __________________, “Visi dan Misi” artikel diakses pada 24 Juli 2008 dari http://www.syariahmandiri.co.id/banksyariahmandiri/budayaorgnisasi.php __________________, “Budaya Perusahaan” Artikel ini diakses pada 28 Juli 2008 darihttp://www.syariahmandiri.co.id/banksyariahmndiri/budayaperusahaan . php Darajat, Zakiah, dkk., Dasar-dasar Agama Islam, (Jakarta: CV. Kuning Mas, 1984) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988)
Djokosusanto, Moeljono, Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2003) E. Kast, Fremont dan James E. Rosenzweig, Organisasi dan Manajemen 2. Penerjemah A. Hasymi Ali (Jakarta, Bumi Aksara, 1991) E- Syariah ”Perbankan Islam” artikel diakses pada 5 maret 2007 dari http://www.e-syariah.net/article.asp?nomor=27 Jabr Al- Jazairi, Abu Bakr. Ensiklopedi Muslim, (Jakarta, Darul Falah, 2000) Leaders Role in Empowerment, Artikel ini diakses pada 30 April 2009 dari http://bizresult.wordpress.com/2008/06/18/leaders-role-in-empowerment/ Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Golo Riwu, 2000) Luqman, “Budaya Kerja di Perusahaan Syariah” Artikel diakses pada 19 maret 2009 dari http://asuransi.net/?p=51 Manajemen PPM, “Budaya Organisasi, Memangnya Penting” artikel diakses pada 5 maret 2007 dari http:// www.|ppm.ac.id/article.php?=ms&id=734 Masyhur, Kahar, Membina Moral dan Akhlak, (Jakarta: Kalam Mulia, 1985) Musrin, M, “Sistem Nilai dan Pandangan Hidup serta Relasinya dengan Ilmu Pengetahuan”, Wardah, no. 8 (Juni 2004) Ndraha, Taliziduhu, Budaya Organisasi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997) Nuhin, Thalhah, “Istiqomah Dalam Kehidupan,” Artikel diakses pada 20 februari 2009 dari http://www.dakwatuna.com/2008/istiqamah-dalam-kehidupan/ Nurjanah, “Analisis Budaya Organisasi dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat)”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008) Padmawati, Syarakh. “Kajian Filologis dan Nilai-nilai Islam dalam Hikayat Raja Rahib”, (Skripsi S1 Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, 2007) Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002) Qaminah, Jabir, “Nilai- nilai Islam Satu Pengenalan”, artikel diakses pada 27 Desember 2007 dari http://www.faziliaton.com/iqra’/buku3/index. php?section =2&page=1
Qardawi, Yusuf Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam (Jakarta: Rabbani Press, 1997) Rivai, Veithzal, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006) Soedjono, “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan pada Terminal Penumpang Umum di Surabaya” artikel diakses pada 5 maret 2007 dari http:// puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/articles.php?publishedID=MAN0507010 2 Suryana, Toto, dkk., Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi, (Bandung: Tiga Mutiara, 1996) Tatapangarsa, Humaidi, Akhlak yang mulia, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1980) Tuanany, Ismail “Implementasi Nilai-nilai Islam dalam Kepemimpinan Efektif” Artikel diakses pada 17 Juni 2009 dari http://jurnaltahkim.wordpress.com/2009/05/11/ implementasi-nilai-nilaiislam-dalam-kepemimpinan-efektif/ UIN Syarif Hidayatullah, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jakarta: Ce2DA, 2007) Wawancara Pribadi dengan Bapak Eka B. Danuwira selaku Kepala Divisi Human Capital Bank Syariah Mandiri, Jakarta, 20 Nopember 2009 Wibowo, Manajemen Perubahan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006) Wirawan, Budaya dan Iklim Organisasi Teori Aplikasi dan Penelitian, (Jakarta: Salemba Empat, 2007) Wikipedia Bahasa Melayu, “Budaya Korporat” artikel diakses pada 5 maret 2007 dari http: //ms.wikipedia.org/wiki/budaya_korporat Wikipedia Indonesia, “Perbankan Syariah” artikel diakses pada 5 maret 2007 dari http:// id.wikipedia.org/wiki/perbankan_syariah
DAFTAR PERTANYAAN
1. P: Secara sederhana Budaya Organisasi adalah satuan norma yang terdiri dari keyakinan, sikap, core values, dan pola perilaku yang dilakukan orang dalam organisasi. Kemudian bagaimana Bank Syariah Mandiri (BSM) memandang dan memaknai sebuah Budaya Organisasi? J: Budaya organisasi bagi Bank Syariah Mandiri dimaknai sebagai kombinasi dari nilai-nilai dan keyakinan yang telah terimplementasi dalam perilaku kita sehari-hari di organisasi atau perusahaan. Dimana nilai-nilai tersebut merupakan prinsip-prinsip atau kualitas yang dinilai penting dan perlu menjadi pegangan bagi setiap individu dalam menjalankan organisasi di Bank Syariah Mandiri. Nilai-nilai tersebut menjadi penting karena merupakan sebuah perilaku dan kompetensi yang harus dimiliki semua insan Bank Syariah Mandiri untuk menjalankannya
2. P: Bagaimana orang-orang
yang ada dalam BSM memahami dan
memaknainilai-nilai Islam dalam bekerja? J: Nilai- nilai Islam merupakan acuan dan pedoman yang dapat melandasi sikap dan tingkah laku dalam melakukan aktivitas kerjs di Bank Syariah Mandiri.
3. P: Sejauh ini, bagaimana respon karyawan terhadap budaya organisasi yang ada dan bagaimanakah Budaya Organisasi dalam BSM dimaknai dan ditanggapi oleh para karyawan?
J: Sejauh ini respon yang diterima oleh karyawan sangat positif dan budaya organisasi dimaknai oleh para karyawan sebagai sebuah kesepakatan bersama dalam bertindak dan berperilaku. Dan lebih dari itu budaya organisasi bukanlah sekedar peraturan tertulis, dasar operasional, atau sistematika kerja yang menjadi buku suci perusahaan, melainkan budaya organisasi adalah spirit d’ corp – jiwa perusahaan.
4. P: Apa implikasi Budaya Organisasi bagi BSM dan Bagaimana Budaya Organisasi memainkan peranannya dalam BSM? J: Budaya organisasi dapat membantu Bank Syariah Mandiri mencapai sukses. Untuk dapat memanfaatkan budaya organisasi dengan maksimal, maka Bank Syariah Mandiri menanamkan nilai-nilai yang sama pada setiap karyawannya. Kebersamaan dalam menganut budaya atau nilai-nilai yang sama menciptakan rasa kesatuan dan percaya dari masing-masing karyawan. Bila hal ini telah terjadi, maka akan tercipta lingkungan kerja yang baik dan sehat. Lingkungan seperti ini dapat membangun kreativitas dan komitmen yang tinggi dari para karyawan sehingga pada akhirnya mereka mampu mengakomodasi perubahan dalam perusahaan ke arah yang positif. Hal inilah menunjukkan bahwa budaya organisasi memiliki peranan penting dalam membangun prestasi dan produktivitas kerja para karyawan sehingga mengarahkan Bank keberhasilan.
Syariah Mandiri kepada
5. P: Bagaimana bentuk aplikasi dan penerapan nilai-nilai Islam yang ada pada budaya organisasi dalam operasional Bank Syariah Mandiri? J: Nilai- nilai Islam dalam budaya organisasi diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri yaitu dengan mengacu kepada sikap akhlakul karimah (budi pekerti mulia), yang terangkum dalam lima pilar yang disingkat SIFAT, yaitu
Siddiq
(Profesionalisme),
(Integritas),
Istiqomah
(Konsistensi),
Amanah
(Tanggung
Jawab),
dan
Fathanah Tabligh
(Kepemimpinan).
6. P: Apakah semua orang/ karyawan BSM dapat menyesuaikan dan memahami sepenuhnya dengan Budaya SIFAT tersebut? J: Pada prinsipnya semua orang/ karyawan yang ada pada Bank Syariah Mandiri dapat memhami dan menyesuaikan, namun dalam aplikasinya Insan
Bank
Syariah
Mandiri
mengalami
kesulitan
dalam
mengimplementasi budaya SIFAT tersebut, karena SIFAT tersebut merupakan sifat-sifat wajib yang dimiliki Rasul, sehingga dibutuhkan banyaknya nilai-nilai turunan untuk mewujudkan dan mengaplikasikan dalam operasional Bank Syariah Mandiri. Banyaknya nilai-nilai turunan tersebut mengakibatkan tafsir yang berbeda bagi insan Bank Syariah Mandiri
7. P: Apa latar belakang yang mendasari terjadinya perubahan Budaya Organisasi pada Bank Syariah Mandiri? J: Terjadinya perubahan budaya organisasi Bank Syariah Mandiri dilandasi:
a. Budaya organisasi merupakan salah satu pilar tegaknya perusahaan, selain visi, misi, struktur organisasi dan kebijakan perusahaan b. Budaya organisasi merupakan salah satu faktor penting demi tercapainya SDM berkualitas yang merupakan kunci sukses sebuah organisasi c. BSM saat ini menggunakan 5 nilai utama yang disebut budaya SIFAT (Siddiq, Istiqamah, Fathanah, Amanah, Tabligh) yang mengacu pada sifat dakwah Rasul d. Insan BSM mengalami kesulitan mengimplementasikan budaya SIFAT yang memiliki banyak nilai- nilai turunan yang mengakibatkan tafsir yang berbeda. e. BSM memerlukan budaya organisasi yang lebih workable yang digali dari internal BSM.
8. P: Bagaimana bagaimana proses terjadinya perubahan budaya organisasi tersebut? J: Perubahan budaya organisasi Bank Syariah Mandiri dilakukan dengan melalui beberapa tahapan penggalian internal, yaitu: a. Pembentukan Tim perumus Budaya Organisasi Dengan landasan tersebut pada point diatas, pada tanggal 24 Juni 2006 dibentuklah Tim Perumus Budaya Perusahaan (TPBP) yang berjumlah 17 orang.
b. Studi Budaya Organisasi Pada tanggal 10 Maret 2006 tim melakukan studi budaya organisasi. Dimana studi terdiri dari: Studi literatur, bedah buku, dan kuesioner c. Survei ke seluruh unit kerja Tim melakukan survei ke seluruh unit kerja pada tanggal 26 April 2006. Dari survei tersebut tim memperoleh masukan 174 nilai. d. Menyusun Pedoman (definisi) nilai budaya kerja Tim menyusun pedoman nilai budaya kerja pada tanggal 9 Mei 2006. Pedoman dijadikan sebagai nilai dasar menurut kondisi dan harapan dimasing-masing unit kerja atau cabang e. Perumusan Nilai Budaya Pada tanggal 18 Mei 2006 tim menghasilkan 20 rumusan nilai yang akan diusulkan sebagai bahan final nilai budaya perusahaan f. Workshop I “Finalisasi BSM Shared Values” Dilakukan pada tanggal 3 November 2007 dan menghasilkan 5 BSM Shared Values yang nantinya menjadi cikal bakal budaya BSM g. Workshop II “Finalisasi Core Behavior” Dilakukan pada tanggal 13 November 2007 dan menghasilkan core behavior, contra behavior, dan contra productive coditions.
9. P: Apa saja shared values Bank Syariah Mandiri pada perubahan budaya organisasi tersebut? J: Shared Values Bank Syariah Mandiri disingkat “ETHIC”, yaitu: Excellence, Teamwork, Humanity, Integrity dan Customer Focus. Dari nilai tersebut diaplikasikan dalam wujud perilaku utama (core behavior) yang menjadi pedoman dan acuan insan Bank Syariah mandiri dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya.
10. P: Keunggulan apakah yang dapat diperoleh pada Budaya Organisasi yang dilandasi dan menjadikan nilai- nilai Islam sebagai acuan Bank Syariah Mandiri? J: Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai Islam inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT. Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia.