NETWORK ACCESS WITH MOBILE PHONE Lukas S. Tanutama1; Handika Imom2; Kevin3; Thomas Fernando4 1
Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara, Jln. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat 11480
[email protected]
ABSTRACT When the network scale becomes bigger and bigger, network connection becomes very important. Managing a network requires 24 hours monitoring to reach high levels of availability. Process monitoring requires a network administrator to regularly be in front of the monitor screen to see the process happening. SMS (Short Message Service) is able to provide warning and remote access. Besides SMS, with Instant Messaging facilities (IM) real-time direct access to the network could be performed. In this study, using literature studies and design of hardware and software. The system is designed to provide accurate information from mobile phones to the router. The location and provider used to access can affect the success rate of access but does not affect the access speed much. The system is also designed to provide access flexibility because it can be done from anywhere as long as the service provider area. Costs required for the Internet server can be reduced to 92% when compared with existing systems, such as Telnet, SSH and Web because this system does not need Public IP. Keywords: mobile phone, network access, SMS, Instant Messaging
ABSTRAK Saat skala jaringan telah membesar maka keberadaan koneksi jaringan menjadi sesuatu yang harus dipertahankan. Mengelola jaringan memerlukan monitoring 24 jam untuk mencapai tingkat ketersediaan tinggi secara konstan. Proses monitoring tersebut mengharuskan seorang network administrator untuk secara teratur berada di depan layar monitor melihat proses yang terjadi. SMS (Short Message Service) dapat memberikan peringatan dan menyediakan akses jarak jauh. Selain SMS, fasilitas Instant Messaging (IM) dapat melakukan akses langsung secara real time menuju jaringan. Pada penelitian ini menggunakan beberapa metode yaitu studi kepustakaan dan setelah itu melakukan perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Sistem yang dirancang dapat memberikan informasi yang akurat dari mobile phone ke router. Lokasi dan provider yang digunakan untuk melakukan akses dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan akses alam tetapi tidak terlalu berpengaruh pada kecepatan akses. Sistem yang dirancang juga memberikan fleksibilitas dalam melakukan akses karena dapat dilakukan dari mana saja selama masih dalam service area provider. Biaya yang dibutuhkan untuk internet server dapat dikurangi hingga 92% jika dibandingkan dengan sistem yang sudah ada, seperti Telnet, SSH dan Web karena sistem ini tidak membutuhkan IP Public.
Kata kunci: mobile phone, akses jaringan, SMS, Instant Messaging
Network Access with… (Lukas S. Tanutama; dkk)
75
PENDAHULUAN Latar Belakang Sebuah jaringan di-design untuk memenuhi kebutuhan internalnya sesuai dengan fungsi pengelolaan jaringan tersebut. Saat skala jaringan telah membesar dan mencakup suatu keperluan yang penting maka keberadaan koneksi jaringan menjadi sesuatu yang harus dipertahankan. Mengelola jaringan sudah menjadi suatu kewajiban network administrator, monitoring untuk pengelolaan akan menjadi bertambah rumit jika selain sistem jaringan komputer, tergabung sistem - sistem lainnya seperti keamanan, sumber tenaga listrik, dan lain-lain. Pengecekan harus dilakukan selama 24-jam karena sistem terlibat dalam manajemen lalu lintas data pada jaringan. Jika reliabilitas adalah suatu keharusan maka jaringan harus dapat dimonitor kapan pun oleh network administrator. Monitoring yang biasa dilakukan adalah dengan menggunakan desktop PC yang terhubung ke jaringan melalui LAN (Local Area Network) dan bertindak sebagai network manager. Proses monitoring tersebut mengharuskan seorang network administrator untuk secara teratur berada di depan layar monitor melihat proses yang terjadi. Realitas mengatakan bahwa manusia tidak akan pernah bisa berada terus-menerus bekerja dan memiliki batas stamina sehingga human error atau kesalahan yang biasa dilakukan manusia seperti lupa, lalai, terlewat akan terjadi terutama saat lelah. Dari fakta ini, disimpulkan bahwa network administrator yang dimaksud tidak hanya dapat mengakses kapan pun tetapi juga dari manapun. SMS (Short Message Service) adalah salah satu solusi masalah tersebut dalam memberikan peringatan (alert) dan sebagai media dalam melakukan akses sehingga pada saat terjadi masalah pada jaringan, network administrator dapat menerima informasi dengan cepat dan menganalisa masalah dari jarak jauh. Selain SMS, teknologi 3G juga dapat digunakan dalam hal akses menuju jaringan. Melalui fasilitas Instant Messaging (IM) network administrator dapat melakukan akses langsung secara real time menuju jaringan.
Network Monitoring Jaringan komputer merupakan suatu himpunan interkoneksi sejumlah komputer autonomous (Tanenbaum, 1997). Bentuk koneksi tidak harus melalui kawat tembaga saja, serat optik, gelombang mikro atau pun satelit komunikasi juga dapat digunakan. Network monitoring adalah koleksi informasi yang diperlukan di dalam network management (Wong, 1997). Aplikasi network monitoring dibuat untuk mengumpulkan data untuk aplikasi network management. Network monitoring dapat dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu : 1. Connection Monitoring, yaitu teknik monitoring jaringan yang dapat dilakukan dengan melakukan tes ping antara monitoring station dan device target, sehingga dapat diketahui bila koneksi terputus. 2. Traffic Monitoring, yaitu teknik monitoring jaringan dengan melihat paket aktual dari traffic pada jaringan dan menghasilkan laporan berdasarkan traffic jaringan.
Teknologi SMS (Short Message Service) SMS dibuat melalui telepon seluler atau alat lainnya (misalnya personal komputer). Perangkat tersebut dapat menerima dan mengirim SMS dengan menghubungkan perangkat melalui jaringan GSM. Layanan SMS sangat populer dan sering dipakai oleh pengguna handphone. SMS menyediakan pengiriman pesan text secara cepat, mudah dan murah. Kini SMS tidak terbatas untuk
76
Jurnal Teknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 75 - 90
komunikasi antar manusia pengguna saja, namun juga bisa dibuat otomatis dikirim/diterima oleh peralatan (komputer, mikrokontroler, dsb) untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Namun untuk melakukannya, kita harus memahami dulu cara kerja SMS itu sendiri. Short Message Service (SMS) adalah protokol layanan pertukaran pesan text singkat (sebanyak 160 karakter per pesan) antar telepon. SMS ini pada awalnya adalah bagian dari standar teknologi seluler GSM, yang kemudian juga tersedia di teknologi CDMA, telepon rumah PSTN, dan lainnya. Sebenarnya, di dalam kebanyakan handphone dan GSM/CDMA modem terdapat suatu komponen wireless modem/engine yang dapat diperintah antara lain untuk mengirim suatu pesan SMS dengan protokol tertentu. Standar perintah tersebut dikenal sebagai AT-Command, sedangkan protokolnya disebut sebagai PDU (Protokol Data Unit). Melalui AT-Command dan PDU inilah kita dapat membuat komputer/mikrokontroler mengirim/menerima SMS secara otomatis berdasarkan program yang kita buat.
SMS GATEWAY SMS Gateway adalah sebuah alat atau layanan yang berfungsi sebagai mediator antara jaringan mobile phone dan media lainnya Sehingga memungkinkan pengiriman dan penerimaan SMS dengan atau tanpa penggunaan mobile phone. (Tomasouw, 2008). SMS Gateway dapat mengatur pesan-pesan yang ingin dikirim. Dengan menggunakan program tambahan yang dapat dibuat sendiri, pengiriman pesan dapat lebih fleksibel dalam mengirim berita karena biasanya pesan yang ingin dikirim berbeda-beda untuk masing-masing penerimanya (kustomisasi pesan).
Instant Messaging Pengirim pesan instan (biasanya disebut dengan IM atau Instant Messaging) merupakan perangkat lunak yang memfasilitasi pengiriman pesan singkat (instant messaging) dan suatu bentuk komunikasi secara langsung antara dua orang atau lebih menggunakan teks yang diketik. Teks dikirim melalui komputer yang terhubung melalui sebuah jaringan, misalnya Internet. Setelah penggunaan e-mail yang mengubah cara orang berkomunikasi dari cara konvensional untuk mengirimkan surat, teknologi pengiriman pesan singkat (instant messaging) diciptakan untuk menutupi kelemahan e-mail yang terkadang kurang cepat dan tidak real-time.
METODE Pada penelitian ini menggunakan beberapa metode yaitu studi kepustakaan dan setelah itu melakukan perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Studi kepustakaan dilakukan dengan cara membaca buku-buku, dan artikel yang mendukung dan berhubungan dengan masalah-masalah yang dibahas dalam penelitian ini, diantaranya buku – buku metode perancangan piranti lunak dalam hal ini Visual Basic.NET. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk kemudian dijadikan landasan pemikiran teoritis dalam melaksanakan penelitian maupun penulisan laporan serta berguna untuk mempertanggung jawabkan analisis dalam pembahasan masalah.
Network Access with… (Lukas S. Tanutama; dkk)
77
Perancangan Perangkat Keras Sistem yang dirancang terdiri atas beberapa bagian modul yaitu seperti diagram dibawah ini:
Gambar 1 Perangkat Keras Sistem
Perancangan Perangkat Lunak Dalam melakukan perancangan sistem ini, dibagi dalam beberapa tahap. Terdiri dari: (1) Perancangan modul menggunakan VB.NET; (2) Pembuatan struktur menu; dan (3) Pembuatan tampilan layar. Sistem akan memonitoring jaringan selama 24 jam. Proses monitoring akan menggunakan program yang berbasiskan Visual Basic.Net. Jika pada saat proses monitoring berlangsung, terjadi perubahan event (dalam hal koneksi) pada jaringan maka sistem akan mereport ke SMS gateway dan mengirimkan SMS kepada network administrator. Program juga memungkinkan network administrator untuk melakukan akses terhadap jaringan, dimana akses dapat dilakukan melalui SMS ataupun melalui messenger. Perangkat lunak secara utuh ditampilkan pada Gambar 2.
Gambar 2 Blok Diagram Software
78
Jurnal Teknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 75 - 90
Kinerja dan pengujian Penelitian laboratorium dilakukan dengan melakukan percobaan berkali-kali dengan tujuan untuk menganalisa kinerja sistem, sehingga sistem tersebut dapat menghasilkan output yang diinginkan. Uji lapangan juga dilakukan dengan mengimplementasikan sistem ke dalam jaringan yang sebelumnya telah ada.
HASIL DAN PEMBAHASAN AKURASI Percobaan Akurasi 1 Percobaan ini dilakukan dengan cara mengakses sistem menggunakan 4 nomor berbeda, dimana 2 nomor telah terdaftar (nomor A dan B) sedangkan 2 nomor lainnya tidak terdaftar (nomor C dan D). Pengujian dilakukan 15 kali pada masing-masing nomor. Hal ini bertujuan untuk membuktikan apakah sistem hanya memberi akses pada nomor yang terdaftar saja dan tidak untuk nomor-nomor yang tidak dikenal. Percobaan dianggap berhasil jika sistem membalas SMS dari pengirim yang valid dan mengabaikan SMS dari pengirim yang tidak valid. Tabel 1 Percobaan Akurasi 1 No.
Nomor yang digunakan
Respon Sistem
1.
A
Dibalas
2.
B
Dibalas
3.
C
Diabaikan
4.
D
Diabaikan
Berdasarkan Tabel 1, sistem mengabaikan atau tidak merespon nomor – nomor yang tidak terdaftar dan merespon nomor - nomor yang telah terdaftar. Dengan percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa sistem dapat melakukan validasi dengan benar untuk nomor – nomor ponsel yang telah terdaftar maupun yang tidak terdaftar.
Percobaan Akurasi 2 Pada percobaan ini sistem diakses oleh nomor yang telah terdaftar dengan format-format yang benar. Akses dilakukan melalui SMS sebanyak 10 kali untuk masing-masing perintah/command. Tujuan Percobaan ini untuk menguji apakah suatu perintah atau command dengan format yang tepat dapat dikenal dan dijalankan sistem dengan baik. Percobaan dianggap berhasil jika dapat membalas pesan sesuai dengan command dari administrator. Tabel 2 Percobaan Akurasi 2 No.
Perintah
Respon Sistem
1.
Inp xxxx
Perintah dijalankan
CMD ymon
Perintah dijalankan
CMD ymoff
Perintah dijalankan
2. 3.
Network Access with… (Lukas S. Tanutama; dkk)
79
4.
CMD offadd
Perintah dijalankan
5.
CMD onadd
Perintah dijalankan
6.
CMD Terminate
Perintah dijalankan
Keterangan : xxxx adalah command input ke router
Gambar 3 Akses Menggunakan SMS (A) dan Akses Menggunakan IM (B)
Berdasarkan Tabel 2 dan Gambar 3 dapat dilihat bahwa sistem akan membalas pesan sesuai perintah/command yang diberikan dengan format yang benar. Dengan demikian, kesimpulan dari percobaan ini adalah sistem dapat membedakan masing-masing command dan membalas dengan pesan yang sesuai.
Percobaan Akurasi 3 Percobaan ini dilakukan hampir sama seperti percobaan akurasi 2, namun pada percobaan ini pesan yang dikirimkan ke sistem berupa format yang salah. Tujuan dari percobaan ini untuk menguji apakah sistem dapat mengenali format yang tidak sesuai dan membalas dengan pesan yang berisi keterangan-keterangan bantuan. Percobaan dianggap berhasil jika sistem membalas dengan pesan bantuan (help message). Tabel 3 Percobaan Akurasi 3 No.
80
Perintah
Respon Sistem
1.
Enable
Mengirim pesan bantuan
2.
Conf Terminal
3.
Interface Fa 0
Mengirim pesan bantuan Mengirim pesan bantuan
4.
Show run
Mengirim pesan bantuan
5.
Show IP route
Mengirim pesan bantuan
6.
IP interface brief
Mengirim pesan bantuan
7.
Exit
Mengirim pesan bantuan
Jurnal Teknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 75 - 90
8.
Offadd
Mengirim pesan bantuan
9.
Onadd
Mengirim pesan bantuan
10.
Terminate
Mengirim pesan bantuan
Gambar 4 Help Message
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa sistem tidak mengenali pesan yang dikirimkan dengan format yang salah dan membalas dengan pesan bantuan kepada pengirim SMS. Pesan bantuan atau help message yang dikirimkan oleh pesan dapat dilihat pada Gambar 4 diatas. Kesimpulan dari percobaan ini, sistem mengenali semua pesan dengan format yang salah dengan baik dan membalas dengan pesan bantuan.
Percobaan Akurasi 4 Pada percobaan ini akses akan dilakukan menggunakan 2 nomor yang telah terdaftar yaitu nomor A dan B. Dimana nomor A akan melakukan akses ke sistem terlebih dahulu (berarti A sebagai pengunci) baru setelahnya nomor B akan melakukan akses. Percobaan dilakukan 10 kali untuk setiap nomor (A dan B). Percobaan ini dilakukan untuk menguji fungsi dari Locking User yang membatasi akses router hanya pada satu network administrator saja. Percobaan dianggap berhasil jika sistem mengunci akses untuk A dan memblokir akses B. Tabel 4 Percobaan Akurasi 4 No. 1.
Perintah
A
B
Inp enable
Perintah dijalankan
Perintah tidak dijalankan
2.
Inp Conf terminal
Perintah dijalankan
Perintah tidak dijalankan
3.
Inp interface fa 0
Perintah dijalankan
Perintah tidak dijalankan
4.
Inp Show run
Perintah dijalankan
Perintah tidak dijalankan
5.
Inp Show IP route
Perintah dijalankan
Perintah tidak dijalankan
6.
Inp IP interface brief
Perintah dijalankan
Perintah tidak dijalankan
7.
Inp Exit
Perintah dijalankan
Perintah tidak dijalankan
8.
CMD offadd
Perintah dijalankan
Perintah tidak dijalankan
Network Access with… (Lukas S. Tanutama; dkk)
81
9.
CMD onadd
Perintah dijalankan
Perintah tidak dijalankan
10.
CMD Terminate
Perintah dijalankan
Perintah tidak dijalankan
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa sistem locking user dapat berjalan dengan baik. Jika A telah melakukan akses terlebih dahulu, maka user atau nomor B tidak dapat melakukan akses ke sistem dan akan mendapat pesan seperti Gambar 5 di atas sampai waktu locking habis (timeout) atau A melakukan unlock dengan perintah 'CMD Terminate'.
Gambar 5 Informasi Sistem Dalam Keadaan Terkunci
Percobaan Akurasi 5 Percobaan ini dilakukan dengan cara mencocokkan data antara hasil monitoring pada sistem, pesan yang dikirimkan (SMS Alert), dan perintah akses untuk melihat kondisi jaringan secara manual (penggunaan ‘onadd’ atau ‘offadd’). Pada percobaan ini salah satu dari 2 host yang dimonitor, akan diputus secara bergantian dan dilakukan berulang – ulang selama 10 kali untuk tiap host nya. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menguji kesesuaian data antara hasil monitoring pada sistem, pesan alert, dan akses dengan menggunakan onadd/offad. Percobaan dianggap berhasil jika diantara ketiganya menghasilkan data yang sama. Tabel 5 Percobaan Akurasi 5 No. 1. 2.
82
Percobaan yang dilakukan 192.168.3.2 diputus 192.168.3.3 terhubung 192.168.3.2 terhubung 192.168.3.3 diputus
Sistem SESUAI
SMS alert SESUAI
akses manual SESUAI
SESUAI
SESUAI
SESUAI
Jurnal Teknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 75 - 90
Gambar 4.36 SMS Alert (A) dan Offadd (B)
Berdasarkan Tabel 5 dan Gambar 6di atas maka dapat disimpulkan bahwa monitoring jaringan sudah berjalan dengan baik, karena antara percobaan yang dilakukan dengan hasil monitoring pada sistem, SMS alert dan akses manual didapatkan kesesuaian data.
Percobaan Akurasi 6 Percobaan ini dilakukan dengan cara melihat kecocokan antara kalimat atau kata yang dilakukan parsing dengan tampilan outputnya pada SMS diterima sebanyak 10 kali secara berulang - ulang. Hal ini bertujuan untuk menguji apakah parsing yang diterapkan telah berjalan dengan baik atau tidak. Percobaan dianggap berhasil jika hasil output pada SMS sesuai dengan tabel parsing. Tabel 6 Percobaan Akurasi 6 Sebelum Parsing Address Interface FastEthernet Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B – BGP D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2 E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E – EGP i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area * - candidate default, U - per-user static route, o – ODR P - periodic downloaded static route
Setelah parsing
Output SMS
Add Int Fa
SESUAI SESUAI SESUAI
DIHILANGKAN
SESUAI
DIHILANGKAN
SESUAI
DIHILANGKAN
SESUAI
DIHILANGKAN
SESUAI
DIHILANGKAN DIHILANGKAN DIHILANGKAN
SESUAI SESUAI SESUAI
Berdasarkan Tabel 6 dan Gambar 7 maka dapat disimpulkan bahwa parsing berjalan dengan baik. Dimana tiap kalimat atau kata yang diparsing sesuai dengan hasil output berupa SMS yang didapat telah sesuai dengan tabel parsingnya.
Network Access with… (Lukas S. Tanutama; dkk)
83
Gambar 7 Hasil Parsing
KEHANDALAN Percobaan Kehandalan 1 Pada percobaan ini dilakukan penghitungan seberapa besar kemungkinan SMS akses dari network administrator dapat dijalankan oleh sistem dan jawaban dari sistem berhasil diterima. Akses dengan SMS akan dilakukan dengan menggunakan 6 buah provider berbeda dan juga pada 3 lokasi yang berbeda di dalam sebuah gendung tanpa fasilitas penguat sinyal dengan denah yang digambarkan bawah ini (Lokasi gedung : Jalan U no 4, Kemanggisan). Pengiriman SMS dilakukan sebanyak 15 kali untuk setiap provider pada tiap lokasi yang ditentukan.
Gambar 8 Denah A = Ruangan Terbuka B = Ruangan Semi Terbuka C = Ruangan Tertutup
Percobaan dianggap berhasil jika SMS balasan dari sistem diterima secara langsung beberapa saat setelah pengiriman, sedangkan percobaan dianggap gagal jika mendapatkan pesan failed saat melakukan pengiriman SMS ke sistem atau tidak menerima SMS jawaban dalam durasi waktu yang ditentukan (dalam hal ini 5 kali lebih lama dari waktu rata-rata SMS jawaban berhasil diterima).
84
Jurnal Teknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 75 - 90
Tabel 7 Percobaan Kehandalan 1
No
Lokasi
1 2 3
A B C
Provider Pro XL
3
IM3
As
15/15 15/15 15/15
15/15 14/15 13/15
15/15 12/15 10/15
15/15 15/15 15/15
Flexi 12/15 12/15 9/15
Smart 12/15 10/15 0/15
Ket: (jumlah SMS berhasil) / (jumlah percobaan)
Pada tabel percobaan di atas dapat dilihat bahwa beberapa operator GSM seperti 3 dan IM3 tidak dapat mengakses sistem dengan sempurna pada tempat - tempat yang tertutup. Sedangkan untuk operator – operator CDMA sering terjadi kegagalan dalam melakukan akses dengan SMS walaupun pada ruangan terbuka sekalipun. Khusus untuk provider SMART pengiriman SMS sama sekali tidak bisa dilakukan pada ruangan tertutup. Hal – hal yang menyebabkan gagalnya SMS – SMS tersebut diterima dimungkinkan karena daerah lokasi dilakukannya percobaan tidak mendapatkan sinyal yang optimal atau terlalu rendah dari operator tersebut, sehingga tidak seluruh akses dapat berhasil. Berdasarkan Tabel 7 dapat disimpulkan bahwa baik lokasi maupun jenis provider yang digunakan untuk melakukan akses dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam melakukan akses menuju jaringan.
Percobaan Kehandalan 2 Percobaan ini dilakukan dengan melakukan akses ke sistem dengan menggunakan beberapa platform yang berbeda. Hal ini bertujuan untuk menguji apakah sistem ini dapat diakses dengan menggunakan berbagai macam platform atau tidak. Percobaan dianggap berhasil jika sistem merespon akses dari platform – platform yang diuji. Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa sistem dapat diakses dengan menggunakan berbagai macam platform, selama platform tersebut mendukung media Instant Messaging dengan Yahoo atau media SMS. Tabel 8 Percobaan Kehandalan 2 No. 1 2 3 4
Platform Java Windows Mobile Symbian Blackberry
Jenis Handphone W980 O2 XDA Atom E65 Blackberry Bold
Hasil SUKSES SUKSES SUKSES SUKSES
WAKTU Percobaan Waktu 1 Pada percobaan ini dilakukan penghitungan rata – rata waktu dibutuhkan untuk menerima respon dari sistem pada saat network administrator melakukan akses dengan SMS. Percobaan ini dilakukan hampir sama dengan percobaan kehandalan 1 yaitu dengan melakukan akses menggunakan 6 buah provider berbeda dan juga pada 3 lokasi yang berbeda sebanyak 15 kali untuk tiap provider dan lokasi. Hanya saja pada percobaan ini yang dihitung adalah waktu dari SMS yang berhasil diterima.
Network Access with… (Lukas S. Tanutama; dkk)
85
Tabel 9. Percobaan Waktu 1
No
Lokasi
1 2 3
A B C
Rata – Rata Waktu Penerimaan (detik) XL
3
IM3
As
14,07 14,36 14,01
11,85 11,74 11,80
11,24 13,83 10,88
11,96 11,16 11,24
Flexi 17,90 18,10 18,30
Smart 11,25 13,57 -
Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat bahwa selain provider IM3 dan SMART, lama waktu respon dari sistem tidak terlalu dipengaruhi oleh lokasi darimana akses tersebut dilakukan melainkan lebih kepada provider yang digunakan. Hal ini dapat terjadi karena tiap provider memiliki layanan yang berbeda – beda. Untuk provider SMART, data pada lokasi C tidak dapat diambil karena seperti yang sudah disebutkan pada percobaan kehandalan 1 bahwa provider tersebut sama sekali tidak dapat melakukan akses pada lokasi C.
Percobaan Waktu 2 Pada percobaan ini dilakukan penghitungan waktu yang dibutuhkan untuk menerima respon dari sistem jika akses dilakukan oleh 2 orang network administrator dalam waktu yang bersamaan. Akses melalui SMS akan dilakukan dengan menggunakan provider yang sama dalam hal ini XL (karena berdasarkan percobaan kehandalan 1, provider tersebut merupakan salah satu provider dengan tingkat keberhasilan yang tinggi dalam melakukan akses pada lokasi dimana percobaan dilakukan). Tabel 10. Percobaan Waktu 2
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu Penerimaan (detik) Network Admin A 17,70 15,90 25,89 11,90 11,60 23,72 24,56 26,35 25,50 14,50
Network Admin B
Tanpa Gangguan 27,20 25,50 15,28 23,45 25,56 11,78 14,89 14,12 11,89 26,22
14,4 15,8 15 14,8 15,3 11,3 11,2 14,4 15,6 14,8
Berdasarkan tabel percobaan di atas dapat dilihat bahwa respon waktu yang didapat tidak stabil, terkadang cepat dan terkadang lambat. Hal ini dikarenakan sistem akan memberi respon lebih cepat pada SMS yang terlebih dahulu sampai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa akses yang dilakukan secara bersamaan tidak mempengaruhi lama waktu yang dibutuhkan untuk menerima respon dari sistem jika dibandingkan dengan waktu normal saat akses dilakukan oleh seorang network administrator, yang mempengaruhi adalah SMS siapa yang terlebih dahulu sampai di sistem.
86
Jurnal Teknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 75 - 90
Percobaan Waktu 3 Percobaan ini dilakukan untuk menghitung rata- rata waktu yang dibutuhkan ketika melakukan akses dengan menggunakan messenger. Cara pengambilan data pada percobaan ini hampir sama seperti percobaan waktu 1 yaitu dengan melakukan akses sebanyak 15 kali pada beberapa lokasi (seperti pada denah percobaan kehandalan 1) dan provider yang berbeda. Namun pada percobaan ini, provider yang digunakan hanya 4 macam saja. Berdasarkan tabel percobaan di atas khusus provider 3 tidak dapat melakukan akses pada ruangan tertutup. Hal ini dikarenakan lokasi dimana percobaan ini dilakukan, provider tersebut tidak mendapatkan sinyal yang baik untuk terhubung ke internet. Jadi dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa selain provider 3, lokasi dilakukannya akses tidak memberikan pengaruh yang besar pada kecepatan. Sedangkan untuk jenis provider yang digunakan, terdapat provider tertentu (dalam percobaan ini adalah kartu As) yang memberikan kecepatan akses lebih baik dibandingkan dengan provider lain. Tabel 11. Percobaan Waktu 3 No
Lokasi
1 2 3
A B C
Rata – Rata Waktu Penerimaan (detik) XL
3
IM3
As
3.43 3.60 3.93
3.97 4.72 -
2.95 3.00 4.02
2.50 2.68 2,80
Percobaan Waktu 4 Percobaan ini dilakukan dengan cara menghitung waktu yang dibutuhkan untuk menerima SMS alert hasil monitoring jaringan, sesaat setelah sistem mendeteksi terdapat perubahan event (terdapat host yang terputus atau host yang telah terhubung kembali) pada jaringan. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menguji seberapa cepat seorang network administrator dapat menerima informasi ketika terjadi perubahan event pada jaringan. Percobaan berhasil jika SMS alert diterima. Tabel 12. Tabel Percobaan Waktu 4 Waktu Terima (dalam detik)
No.
Sample Data
1
8,5
2
SMS1 SMS2
3
SMS3
12,5
4
SMS4
8
5
SMS5
6,8
6
SMS6
6,8
7
SMS7
6,6
8
SMS8
8,3
9
SMS9
7,2
10
SMS10 rata – rata
Network Access with… (Lukas S. Tanutama; dkk)
8
6,1 7,8
87
Berdasarkan percobaan di atas dapat dilihat bahwa dari 10 kali percobaan maka didapat rata – rata waktu yang dibutuhkan untuk menerima SMS alert dari sistem setelah terdeteksi terjadi perubahan event adalah 7.8 detik.
BANDWIDTH Percobaan Bandwidth 1 Percobaan ini dilakukan untuk mengukur seberapa besar bandwidth yang digunakan oleh sistem jika adanya akses melalui instant messanging. Pengambilan data menggunakan 10 buah perintah (command) yang berbeda yang masing-masing dicoba sebanyak 10 kali lalu diambil hasil rata-rata dari besar upload dan download. Pengujian menggunakan bantuan software bandwidth monitoring yang memiliki presisi pengukuran bandwidth hingga bit. Untuk memastikan tidak ada pengaruh dari transmisi data lainnya selain aplikasi instant messaging, sistem dipastikan tidak melakukan transmisi apapun selain untuk instant messaging dan data yang diambil memiliki perbedaan sekitar 1-2 Bytes dengan rata-rata data lainnya. Tabel 13. Tabel Percobaan Bandwidth 1
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Perintah Enable Exit Int fa0/0 Configure terminal Show running-config Show cdp neighbor Show ip interface brief Show ip route ? Show interface Fa0
Rata-rata Bandwidth (Bytes)
Jumlah Karakter
Download
Upload
Total
22 39 44 93 319 329 351 604 916 1086
146 147 147 146 147 293 292 294 358 426
168 185 190 239 465 621 643 896 1274 1510
314 332 337 385 612 914 935 1.190 1.632 1.936
Dari tabel percobaan di atas dapat dilihat bahwa bandwidth yang digunakan oleh sistem ketika akses dilakukan dengan instant messaging berkisar antara 314 – 1.936 Bytes per perintah dimana besar bandwidth (terutama upload) dipengaruhi oleh banyaknya karakter yang dikirim. Sedangkan untuk download, bandwidth yang digunakan untuk perintah nomor 1 hingga 5 sebesar memiliki kesamaan yaitu 146 – 147 Bytes. Sedangkan untuk perintah nomor 6 hingga 8 memiliki besar download 292 – 294 Bytes yang merupakan kelipatan dari 146, begitu juga dengan seterusnya. Hal ini dikarenakan pengiriman perintah dalam instant messaging dipotong 320 karakter per pesannya sehingga dapat disimpulkan bahwa instant messaging memiliki standar untuk pengiriman Acknowledge sebesar 146 – 147 Bytes per pesannya. Setelah analisa data diatas, besar upload didapat dari jumlah karakter yang dikirim dijumlahkan dengan 146 (jumlah karakter + 146). Sehingga besar pengiriman data instant messaging adalah 1 Byte/karakter + 147 Bytes Upload + 146 Bytes Download. Dimungkinkan 146 Byte data tambahan merupakan standar paket dari protokol YMSG dari informasi warna, jenis dan besar font berikut enkapsulasi datanya.
PERBANDINGAN DENGAN TEKNOLOGI LAIN Kecepatan
88
Jurnal Teknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 75 - 90
Percobaan ini dilakukan dengan cara menghitung rata – rata waktu yang dibutuhkan ketika melakukan akses ke jaringan (dalam hal ini router) menggunakan Instant Messaging, telnet dan Web. Akses dilakukan dengan menggunakan mobile phone sebanyak 15 kali untuk masing – masing teknologi dan menggunakan provider yang sama yaitu XL. Percobaan ini bertujuan untuk membandingkan kecepatan akses menggunakan IM dengan teknologi yang sudah ada yaitu akses menggunakan Telnet dan Web. Pencatatan waktu dimulai sejak perintah terkirim sampai respon dari sistem diterima. Tabel 14. Tabel Perbandingan Waktu No. 1 2 3
Service Telnet Web IM
Waktu
Hop
Kecepatan Server
2,18 4,17 3,43
9 9 34
up to 20 Mbps up to 20 Mbps up to 256 Kbps
Berdasarkan tabel di atas, hop yang dibutuhkan ketika melakukan akses dengan IM jauh lebih banyak dari pada ketika menggunakan Telnet atau Web. Perbedaan tersebut dikarenakan ketika akses dilakukan melalui IM, maka paket data harus menuju ke Yahoo server terlebih dahulu sebelum mencapai sistem. Hal ini mengakibatkan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan akses dengan menggunakan IM lebih lambat jika dibandingkan dengan Telnet. Tetapi akses menggunakan IM ini masih lebih cepat jika dibandingkan dengan menggunakan Web, karena akses menggunakan Web diperlukan bandwidth yang lebih besar untuk menampilkan gambar.
Biaya Pada percobaan ini dilihat perbedaan biaya minimum yang dibutuhkan untuk mengaplikasikan teknologi Network Access With Mobile Phone ini dengan teknologi serupa yang sudah ada yaitu Telnet, SSH dan Web. Tabel 15 Perbandingan Teknologi Teknologi Telnet, SSH dan Web Dibutuhkan IP Public. Biaya berlangganan internet untuk mendapatkan IP Public yang termurah adalah Rp. 750.000 per bulan (Speedy Unlimited) Untuk melakukan akses dengan mobile phone, dibutuhkan aplikasi tambahan yaitu seperti putty. Dimana aplikasi tersebut hanya dapat berjalan pada mobile phone symbian.
Network Access With Mobile Phone Tidak perlu IP Public. Dapat menggunakan internet apa saja (biaya termurah Rp. 60.000 per bulan (paket chatting XL). Menggunakan GSM modem yang mendukung AT – Command ( Rp. 600.000).
Berdasarkan data – data di atas dapat disimpulkan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk dapat mengaplikasikan teknologi NETWORK ACCESS WITH MOBILE PHONE ini jauh lebih murah jika dibandingkan dengan teknologi Telnet, SSH, dan Web. Salah satu penyebabnya adalah untuk teknologi telnet diperlukan IP Public untuk melakukan akses ke sistem, sedangkan pada NETWORK ACCESS WITH MOBILE PHONE IP Public tidak diperlukan karena akses menuju sistem dilakukan melalui perantara Yahoo server atau dapat juga melalui jaringan SMS.
Network Access with… (Lukas S. Tanutama; dkk)
89
PENUTUP Simpulan Dari penelitian dapat dihasilkan beberapa kesimpulan, yaitu: (1) Sistem dapat memberikan informasi yang akurat dari mobile phone ke router hingga hasil output router yang di-parsing kembali ke mobile phone; (2) Sistem dapat membedakan antara informasi yang benar dan salah lalu memberikan keterangan bantuan serta memberikan akses hanya pada nomor atau ID yang terdaftar; (3) Locking sistem memastikan hanya ada satu Network Administrator yang dapat mengakses jaringan; (4) Dengan merata-ratakan nilai waktu dari tiap lokasi SMS dan IM yang 100% berhasil, akses dengan IM memberikan respon lebih cepat 3,87 kali dibandingkan dengan SMS untuk provider XL dan 4,3 kali untuk provider As; (5) Lokasi dan provider yang digunakan untuk melakukan akses dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan akses. Sedangkan dalam hal kecepatan akses baik menggunakan SMS ataupun IM, perbedaan lokasi tidak memberikan pengaruh yang terlalu besar, berkisar antara 0,2 – 1 detik. Berdasarkan percobaan – percobaan tersebut maka direkomendasikan untuk menggunakan provider XL dan kartu As karena selalu berhasil dalam mentransmisikan data; (6) Bandwidth yang digunakan saat sistem merespon akses dari network administrator hanya berkisar 0,8KB - 3KB untuk setiap perintahnya; (7) Sistem dapat memberikan fleksibilitas dalam melakukan akses karena dapat dilakukan dari mana saja selama masih dalam service area provider yang digunakan untuk akses. Selain itu network administrator dapat leluasa dalam menggunakan berbagai jenis mobile phone dengan platform yang berbeda-beda; dan (8) Biaya yang dibutuhkan untuk internet server dapat dikurangi hingga 92% jika dibandingkan dengan sistem yang sudah ada, seperti Telnet, SSH dan Web karena sistem ini tidak membutuhkan IP Public. Dengan rata – rata perbedaan waktu 1,25 detik lebih lama.
Saran Saran untuk penelitian berikutnya ialah: (1) menggunakan fitur SNMP untuk mendapatkan informasi dalam monitoring jaringan yang lebih lengkap dan akurat; (2) Jika kabel yang menghubung sistem ke jaringan dalam hal ini fastethernet terputus, sebaiknya proses monitoring bisa di alihkan melalui kabel console untuk sementara; (3) Untuk menghemat tempat dan konsumsi listrik, sistem dapat dikembangkan pada sebuah mini device seperti Ultra Mini Computer; dan (4) Mengembangkan sistem yang dapat memudahkan dalam melakukan analisa, sebagai contoh penerapan auto debugging. Karena hal tersebut dapat meminimalisasikan pertukaran data dan mempermudah network administrator dalam menangani jaringan secara mobile.
DAFTAR PUSTAKA Stallings, W.(2000). Data and Computer Communication, 6th edition. New Jersey: Prentice Hall. Tanenbaum, A. S. (1997). Jaringan komputer. Edisi Ke-3.Jakarta: Prenhallindo. Tomasouw, J. F. (2008). Mengelola Komunikasi Lewat SMS Gateway, Diunduh dari http://diannurdiana.blog.upi.edu/files/2009/10/James-F.-Tomasouw-Director-eGovernment-Institute.pdf Wong, E. (1997). Network monitoring fundamentals and standards. Ohio: Ohio State University. Diunduh dari http://www1.cse.wustl.edu/~jain/cis788-97/net_monitoring/index.htm
90
Jurnal Teknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 75 - 90