Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
11/22/2011
Neraca Perdagangan : Pendekatan Analisa Parsial
Meet -10 Hariyatno
11/22/2011
Creat BY HRY 26 Okt 2011
Pendekatan Analisa Parsial (partial equilibrium analysis ) “metode yg hanya memperhatikan sebagian kecil ,yg hanya memperhatikan satu komoditi saja dan tidak sama sekali memperhatikan pantulan yg mungkin timbul dari sektor lainnya “
harga Pulau A supplay
1
Tabel Posisi konsumsi & produksi VS harga Sebelum adanya interaksi Harga Konsumen Produsen Produk demand Supplay Pulau A X 150 150 150 pulau B X 100 100 100
harga
supplay
Pulau B
150 100
100 Demand
Demand 50 100 150 200 50
Harga X deman supplay 11/22/2011
Pulau A 150 50 200
Pulau B 100 200 50
100
200
Tabel Posisi konsumsi & produksi VS harga Setelah adanya interaksi Ket Harga A > B permintaan A < B krn konsumen A memiliH beli dipulau B penawaran B > A krn produsen ingin laba besar dg harga produk X di A>B Creat BY HRY 26 Okt 2011
2
1
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
11/22/2011
Tabel Posisi Supplay & Demand Setelah adanya interaksi Harga Konsumen Produsen Produk demand Supplay X 150 50 200 X 100 200 50
Pulau A pulau B
Selish -150 150
Dengan adanya kondisi tersebut maka baik produsen dipulau B malakukan ekspansi penjualan kepulau A (mengurangi jml prodksi) ,dan sebaliknya konseumen di pulau A melakukan ekspansi belanja kepulau B (mengurangi jumlah konsumsi )
Perdagangan antar negara “terjadi karena adanya perbedaan jumla penduduk ,perbedaan pendapatan ,perbedaan kesukaan dan perbedaan keanekaragaman barang dan jasa dengan adanya hal ini lah maka antar negara manjalin perdagangan utk memenuhi kebututuhan nya”,ada dua hal yg dijumpai dalam perdagangan internasional yg tdk dijumpai dalam perdagangan antar daerah ,yaitu : 1) Mata uang yang berlaku antar negara berbeda ,sehingga timbul masalah kurs devisa,resiko perubahan urs devisa,cadangan valas 2) Kebijakan pemerintah berupa bea / tarif,kuota subsidi ,banyak dikenakan utk perdagangan internasional tapi tidak utk perdagangan antar daerah
11/22/2011
Creat BY HRY 26 Okt 2011
Permintaan impor dan penawaran ekspor “model analisis perdagangan antar negara dengan mengunakan konsepsi kurva permintaan dan penawaran pasar dari segi elastisitasnya “
Tingkat harga
SA
D f
C
F
g
PA
h E
K
p m
S
n
H DA
0
Jumlah produk “X”
Kurva permintaan impor dan kurva penawaran Negara A
11/22/2011
a)
b)
3
Kurva permintaan impor neg A akan produk X dari negara lain dengan berbagai kemungkinan harga barang X ( titik PA HDA ) Kurva penawaran ekspor barang X negara A dan sanggup mengekspor ke negara lain dg berbagai kemungkinan harga (titik PA FSA )
Dasar pemikiran “ bahwa produk yang dikonsumsi oleh Negara A indentik dg produk g dihasilkan negara lain Jika harga produk X yg dihasilkan negara lain harga nya setinggi 0PA maka tidak ada gunanya mengimpor maupun mengekspor produk X,akan lebih baik utk menkonsumsi produk X dalam negeri ,demikian juga produsen dinegara A tidak ada gunanya menjual produknya keluar negeri krn harga jual dalam negeri = harga luar negeri ( titik PAE , SA = DA ) ,dimana titik PA adalah titik kurva penawaran & permintaan jika harga negara lain (negara B) 0K < 0PA ,maka produsen negara A akan ikut menurunkan harga sebesar 0K dg jml konsumsi sebesar KP ,sedangkan produsen negara A hanya bersedia manjual sebesar Km,dan negara A akan mengimpor sebesar Kp minus Km Jika harga diluar negri lebih tinggi dari 0PA ,sebesar 0C produsen sanggup menghasilkan sebesar Ch sedangkan konseumen Dalam negeri sebesar Cf sehingga over produksi sebesar fh utk diekapor,namun jika harga menjadi sebesar 0D ,konsumen tdk sanggup utk mengkonsumsi .sehingga hasilnya total hanya utk ekspor
Creat BY HRY 26 Okt 2011
4
2
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
11/22/2011
Bea dan subsidi Bea “pungutan terhadap impor maupun ekspor barang / jasa dimana secara langsung imortir maupun eksportir yg dikenai pungutan tersebut tidak menerima balas jasa apapun.” Jenis bea : 1) Bea impor “ bea yg dibebankan kepada barang yg diimpor “ 2) Bea ekaspor “bea yg dibebankan kepada barang ekspor “ 3) Bea transito / transit duty “bea yg dibebankan kepada barang – barang yg melewati daerah pabean suatu negara” Subsidi “pembayaran / pemberian uang oleh pemerintah kepada seseorang yg memenuhi syarat – syarat yg telah ditetapkan dimana tdk ada balas jasa langsung ,dalam nilai / prosentase tertentu berdasarkan jenis barang yg diekspor / impot /tarif ad valorem / subsidi bea spesifik “ (insentif )
Bea dan subsidi Bea “pungutan terhadap impor maupun ekspor barang / jasa dimana secara langsung imortir maupun eksportir yg dikenai pungutan tersebut tidak menerima balas jasa apapun.” Jenis bea : 1) Bea impor “ bea yg dibebankan kepada barang yg diimpor “ 2) Bea ekaspor “bea yg dibebankan kepada barang ekspor “ 3) Bea transito / transit duty “bea yg dibebankan kepada barang – barang yg melewati daerah pabean suatu negara”
11/22/2011
Creat BY HRY 26 Okt 2011
5
Pengaruh terhadap perdagangan ekspor dan impor /trade effect
Pengaruh terhadap terhadap harga / price efect Pengaruh terhadap konsumsi / consumption effect Pengaruh terhadap produksi / prduction effect yg sebenarnya lebih lazim disebut dg protective effect Pengaruh ekonomi dari bea dan subsidi
Pengaruh terhadap neraca pembayaran luar negeri /balance of payment effect Pengaruh terhadap pembagian pendapatan nasional /restribution effect
Pengaruh terhadap kesempatan kerja /employee effect Pengaruh terhadap nilai tukar /term of trade effect Pengaruh terhadap pendapatan negara / revenue effect
11/22/2011
Creat BY HRY 26 Okt 2011
6
3
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
11/22/2011
Devaluasi dan reevaluasi “Menurunkan / manaikan nilai uang suatu negara terhadap nilai valas “ Sebagai akibat adanya perubahan daya beli mata uang dalam negeri ataupun daya beli mata uang asing,pemerintah mengadakan enyesuaian kurs devisa ,dimana ada 2 kemungkinan penyesuaian ,yaitu : 1) Apabila dirasakan mata uang dalam negeri dinilai terlalu tinggi (overvalued ) pada posisi ini kurs valas terlalu rendah ,maka pemerintah menetapkan kebijakan menaikan nilai kurs valas (kebijakan devaluasi ) 2) Apabila dirasakan mata uang dalam negeri dinilai terlalu rendah pada posisi ini kurs valas terlalu tinggi,maka pemerintah menetapkan kebijakan menaikan nilai mata uang dalam negeri terhadap kurs valas (kebijakan revaluasi ) Devaluasi dan reevaluasi terhadap transaksi perdagangan : a) Bahwa devaluasi memungkinkan meningkat volume ekspor (produsen cendrung menjual barang keluar negeri )/ impor (konsumen luar negeri cenderung lebih baik beli dari luar negranya krn harga lebih murah ),namun semua itu bergantung dari sisa elastisitas sempurna permintaan dunia. b) Bahwa reevalusi Menurunnya volume impor (konsemen luar negeri engan utk beli produk dari luar negaranya krn lebih mahal) dan menurunnya ekspor (produesn cenderung menjual produk didalam negeri)
11/22/2011
Creat BY HRY 26 Okt 2011
7
Pendapatan nasional ekuilibrium Kesamaan – kesamaan pendapatan nasional : Dimana , X = nilai impor M= nilai impor S = saving tingkat pendapatan I = investasi
Y = C + S + X – M (9.2.1) Y = C + S ( 9.2.1A ) Dengan demikian berarti C+S=C+I+X–M S + M = I + X.............( 9.2.2 )
Persamaan bahwa syarat ekuilibrium perekonomian ialah kesamaan (S + M ) dengan (I + X ) ,saving tdk hrs = investasi demikian pula ekspor (X ) tdk harus = impor (M),perekonomian yg tengah memiliki neraca perdagangan dimana X > M,akan mencapai keadaan ekuilibrium justru dimana I < S (9.2.2)
S = S0 + sY.....................( 9.2.3 ) M = M0 + mY...................(9.2.4 ) Dimana : - S0 = besarnya saving pada tingkat pendapatan nasional sebesar nol - s= ΔS / ΔY = marginal propensity to save - M0 = besarnya impor pada tingkat pendapatan nasional sebesar nol - m = ΔM / ΔY = marginal propensity to impor
11/22/2011
Memasukan (9.2.3) dan (9.2.4) kedalam persamaan ekuilibrium (9.2.2) S0 + sY + M0 + mY = I + X sY + mY = I + X - S0 - M0 (s + m) Y = I + X - S0 - M0 Y = (I + X - S0 - M0 ) / (s + m) ( 9.2.5)
Creat BY HRY 26 Okt 2011
8
4
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
11/22/2011
Contoh kasus 9.2.5 Sebuah perekonomian mempunyai data sebagai berikut : Fungsi saving : S = -40 + 0.3Y Fungsi impor : M = 20 + 0.2Y Pengeluaran investasi : I = 280 Ekspor : X = 100 a) Pendapatan ekluibrium Y = ( I + X - S0 - M0 ) / (s + m) = [(280 +100+ (40 – 20 )] / (0.3 + 0.2 ) = 800 b) Saving ekulibrium S = -40 + 0.3Y = -40 + 0.3 (800) = -40 + 240 = 200 c) Impor ekulibrium M = 20 + 0.2Y = 20 + ( 0.2 x 800 ) = 20 + 160 = 180 d) Konsumsi ekuilibrium Y= C + I + X – M.......(9.2.1) , 800 = C + 280 + 100 – 180 = ,C= 800 – 200 = 600 Dengan cara lain C = Y – S = 800 -200 = 600 e) Neraca perdagangan ekulibrium X = 100 ,dan M = 180,ini berarti bahwa neraca perdagangan berada dalam keadaan pasif dg impor netto sebesar M – X = 180 -100 = 80.(impor > ekspor )
11/22/2011
Creat BY HRY 26 Okt 2011
9
Pengaruh perubahan ekspor terhadap neraca perdagangan 1) “bahwa perubahan pendapatan nasional yg timbul oleh bertambahnya investasi sebesar satu rupiah akan = perubahan pendapatan nasional yg ditimbulkan oleh bertambahnya eskpor sebesar satu rupiah “ 2) “bahwa perubahan impor yg timbul leh bertambahnya investasi sebesar satu rupiah juga akan = perubahan impor yg ditimbulkan oleh bertambahnya ekspor sebesar satu rupiah” a) Pengaruh ekspor sebesar Rp1: Δ X = Rp 1 Δ Y = Rp 1 / (s + m ) Δ M = ( m x Rp 1 ) / (s + m ) b) Pengaruh perubahan investasi sebesar Rp 1 Δ I = Rp 1 Δ Y = Rp 1 / (s + m ) Δ M = ( m x Rp 1 ) / (s + m ) Kesimpulan : Peningkatan nilai ekspor akan bertendensi mengakibatkan meningkatnya nilai impor dengan jumlah yg lebih kecil dari pada jumlah penambahan ekspor,ini berarti meningkatnya nilai ekspor berimbas kan naiknya surplus dan menurunkan defisit atau sebaliknya impor naik ekspor turun berarti defisit naik
11/22/2011
Creat BY HRY 26 Okt 2011
10
5