41
MUSIK SIKAMBANG DALAM PERNIKAHAN ADAT SUMANDO
Mitri Ady Manalu
ABSTRAK Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Peranan Musik Sikambang Dalam Upacara Perkawinan Adat Sumando di Masyarakat Pesisir Tapanuli Tengah Sibolga. Dalam tulisan menceritakan bahwa penampilan musik Sikambang dalam suatu upacara jelas tidak hanya sebagai pelengkap atau unsur tambahan dari upacara adat perkawinan tapi lebih dari itu kehadiran musik Sikambang adalah bagian dari rangkaian upacara, isi dalam upacara itu. Istilah musik Sikambang yang dimaksudkan disini ialah ansambel gendang Sikambang, Biola, Singkadu, Akordion. Tanpa musik Sikambang, upacara perkawinan adat Sumando tidak dapat dikatakan sempurna dan lengkap dan juga sebaliknya, penampilan musik Sikambang tanpa Adat Sumando juga tidak dapat dikatakan sempurna. Melihat dari sudut nilai kesejahteraannya, pelaksanaan musik Sikambang dalam Upacara adat Sumando ini mempunyai sejumlah aturan-aturan, maka dari pengamatan terasa adanya kendala terdapat pelestarian dan pengembangan musik Sikambang ini. Untuk itu sangat diperlukan sekali suatu pembinaan khususnya terhadap generasi muda. Kendala lain yang sempat dilihat dalam upacara pelestarian dari musik Sikambang ini ialah karena dapat dikatakan pelaksanaan upacara perkawinan adat Sumando termasuk langka atau jarang dilakukan sehingga akibat kelangkaan ini membuat penampilan musik Sikambang langka pula. Maka dari itu penelitian ini dilaksanakan dengan maksud mengembangkan kembali tradisi yang hampir punah guna pelestarian kebudayaan. Kata Kunci : Sikambang, Pernikahan, Adat, Sumando A. Pendahuluan Seni budaya tersebut masih tersimpan dimasing-masing daerah yang harus dilestarikan dan dikembangkan sebagai salah satu kebudayaan Indonesia. Sebagai contoh pelaksanaan upacara perkawinan yang walaupun telah dilakukan menurut hukum agama namun masih selalu dilaksanakan dengan hukum adat. Anggapan bahwa adat itu tidak sesuai dengan perkembangan zaman adalah tidak tepat. Adat selalu menyesuaikan diri dengan perkembangan tuntutan zaman. Adat yang merupakan nilai-nilai luhur dari bangsa Indonesia itu tidak mungkin dapat dipisahkan dari jiwa bangsa Indonesia itu sendiri. Upacara merupakan bagian perilaku manusia yang hanya diadakan sehubungan dengan peristiwa penting saja. Dalam hal ini dibuat suatu kegiatan upacara dengan aturanaturan tertentu dan susunan acara yang teratur dalam satu komunitas tertentu sesuai dengan adat dan agama. Upacara adalah suatu tindakan atau sering kali dilakukan menurut adat kebiasaan dan keagamaan yang menandai kesucian atau kenikmatan suatu peristiwa. Dalam perkawinan senantiasa dilakukan dengan upacara, karena upacara merupakan rangkaian tindakan khusus yang mempunyai aturan serta sarana yang khusus dalam
Dokumen ini Diunduh dari Jurnal Online Grenek (Seni Musik) Unimed
42
menjalankannya. Perkawinan selalu ada dalam kehidupan setiap manusia dan akan mengikat dua orang yang berlainan jenis antara seorang pria dan wanita, dimana mereka mengikat diri untuk bersatu dalam kehidupan bersama. Demikian halnya dengan masyarakat Pesisir dikota Sibolga dalam hal melaksanakan pesta perkawinan harus sesuai dengan upacara adat yang dianut oleh masyarakat Pesisir di kota Sibolga yaitu adat Sumando. Kata Sumando dalam bahasa Batak yang artinya cantik, cocok dan sesuai. Namun memiliki artian yang sangat mendalam bagi masyarakat pesisir yaitu besan berbesanan.Adat Sumando merupakan upacara terpenting bagi masyarakat Pesisir, karena dianggap merupakan upacara yang sakral dan sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Adat Sumando mencakup tata cara adat pernikahan didaerah Pesisir kota Sibolga yang dimulai dari tahap marisik, maminang, batunangan, menghantar mahar, menentukan hari sampai kepada acara saling kunjungan kepada keluarga kedua belah pihak (Tapanggi atau Tata cara balik ari). Perkawinan pada masyarakat Pesisir bertujuan untuk melanjutkan keturunan sebagaimana halnya dengan etnis yang lain yang memiliki tata cara adat yang berbeda. Perkawinan juga memiliki fungsi untuk memberikan perlindungan kepada anak-anak hasil dari perkawinan, memenuhi kebutuhan hidup, memenuhi kebutuhan akan harta dan gengsi, tetapi juga untuk memelihara hubungan baik dengan kelompok-kelompok kerabat tertentu. Adat merupakan tuntutan tingkah laku dalam rangka apa yang patut dan yang tidak patut dilaksanakan oleh anggota masyarakat yang telah menerima adat tersebut, yang apabila dilanggar akan menimbulkan malapetaka. Adanya musik sikambang dalam pernikahan adat sumando ini tidak hanya sekedar mengiringi tetapi disertakan dengan nyanyian dan pantun yang berisi nasehat-nasehat penting dimana isi kata-kata tersebut tergantung pada pekerjaan kedua pengantin yang berwujud petuah, sindiran dan jelmaan perasaan bagi kedua mempelai, yaitu marapulei (pengantin pria) dengan Anakdaro (pengantin wanita). Keberadaan suatu komunitas pada suatu daerah merupakan suatu proses terbentuknya sebuah interaksi antara satu dengan yang lain. Komunitas tersebut akan mulai membentuk sebuah kesatuan untuk menutupi keberagaman yang ada dalam sebuah komunitas tersebut. Keberadaan komunitas tersebut akan melahirkan sebuah adat dan budaya yang berfungsi sebagai alat komunikasi yang tidak tertulis untuk mengatur segala hal yang menyangkut tata cara kehidupan masyarakat itu sendiri. Adat istiadat dapat juga berfungsi sebagai alat untuk menyatukan masyarakat sehingga masyarakat dapat teratur dan dapat saling berinteraksi dengan masyarakat yang lain dengan baik. Masyarakat Pesisir di Kota Sibolga terbentuk mulai pada abad ke 7 Masehi yaitu muncullnya para pendatang dari Minangkabau, Batak, Jawa, Bugis,Iidia dan Gujarat. Masyarakat Pesisir pada awalnya terbentuk dari dua etnis yang pertama mendatangi Kota Sibolga yaitu etnis Minang dan Batak. Kedua etnis tersebut kemudian membentuk sebuah komunitas masyarakat, kemudian didatangi oleh para pendatang baru seperti jawa, aceh, nias, dan cina. Dalam sistem dan organisasi kemasyarakatan terkait dengan peran manusia sebagai makluk sosial atau makluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan dengan manusia lain maka masyarakat Pesisir di Kota Sibolga membentuk sebuah komunitas. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi diantara individu-individu kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial masyarakat yang dilandasi oleh kesamaan-kesamaan kepentingan bersama. Keberagaman yang telah jadi satu inilah yang membuat masyarakat Pesisir di Kota Sibolga membentuk sebuah Adat yang mengatur pola dan tingkah laku serta peraturan dalam
Dokumen ini Diunduh dari Jurnal Online Grenek (Seni Musik) Unimed
43
adat pernikahan yang menyatukan masyarakat Pesisir yaitu Adat Sumando yang memiliki artian adat Besan berbesan dan telah disahkan oleh Resuden Conprus (Belanda) pada tanggal 1 Maret 1851 (Bunga Rampai Tapian Nauli). Dan hingga saat ini Adat Sumando masih dipergunakan oleh masyarakat Pesisir di Kota Sibolga khususnya di Desa Pasar Sorkam Kecamatan Sorkam Barat Sibolga. B. Peranan Musik Sikambang dalam Upacara Perkawinan Adat Sumando di Masyarakat Pesisir Tapanuli Tengah Sibolga Peranan musik Sikambang dalam adat Sumando adalah sebagai pengiring pada saat pelaksanaan upacara adat dan merupakan bagian yang membantu menyempurnakan berjalannya adat pada masyarakat Pesisir Sibolga. Musik Sikambang terbagi atas dua yaitu musik Vocal dan musik Instrumenal. Musik vocal yaitu musik yang dimainkan atau yang dilakukan dengan suara manusia seperti syair dan pantun yang dinyanyikan. Musik instrumenal yaitu musik yang dilakukan berdasarkan alat musik seperti dalam musik Sikambang yaitu gendang Sikambang sebagai pembawa tempo dan Biola, Singkadu dan Akordion sebagai pembawa melodi. Pertunjukan musik Sikambang memiliki beberapa bentuk misalnya bentuk musiknya, tari, talibun dan pantun-pantun. Talibun dan pantun bisa dikategorikan kedalam musik Sikambang karena talibun dan pantun berbentuk vocal. Secara umum musik Sikambang bukanlah seperti bentuk musik gondang batak yang umumnya kita kenal hanya berbentuk instrumen, tetapi musik Sikambang adalah musik yang berbentuk nyanyian atau lagu. Lagu Sikambang dalamnyanyian berbentuk pantun dan syair biasanya dibawakan oleh satu orang atau dua orang anak alek (pemain musik Sikambang). Bentuk syair dalam pantun bersifat tetap dan terus diulang-ulang disuarakan oleh anak alek (pemain musik Sikambang),dan biasanya setiap lagu telah dipasangkan dengan satu tari. Menurut Bapak Jhon Pasaribu (7 Januari 2012 ), berikut adalah salah satu motif dari musik Sikambang.
Musik Sikambang dan Adat Pernikahan Sumando C. Pernikahan Adat Sumando Adat Sumando merupakan upacara terpenting bagi masyarakat Pesisir dan mempunyai satu kesatuan ruang lingkup kebudayaan suku di masyarakat Pesisir, karena adat Sumando dianggap merupakan upacara yang sakral dan sangat penting dalam kehidupan masyarakat.Sumando Pesisir sebagai kesatuan adalah suatu pertambahan dan percampuran satu keluarga dengan keluarga lain yang seiman dengan ikatan tali pernikahan menurut hukum Islam dan disahkan memakai upacara adat Pesisir. Untuk etnis pesisir, pemakaian Adat Sumando yang nota bene adalah budaya yang berasal dari daerah Minangkabau tidak bisa dipungkiri.
Dokumen ini Diunduh dari Jurnal Online Grenek (Seni Musik) Unimed
44
Pengertian adat Sumando mencakup tata cara adat perkawinan di Pesisir Tapanuli Tengah antara lain ; Marisik, Maminang, Batunangan, Mangentakkan Kepeng, Menyusun Rencana Pernikahan, Pernikahan, Malam Bainai, Peresmian Perkawinan, Jalang Menjalang / Mengunjungi Keluarga. Dalam prosesi pernikahan, ada beberapa musik yang mengiringi tarian. D. Lagu Kapri dipasangkan dan Tari Saputangan Lagu Kapri dan Tari Saputangan ini merupakan lagu pembuka pada acara Malam Bainai di adat Sumando. Lagu dan tarian ini menggambarkan suatu kisah pergaulan diantara muda-mudi didaerah Sibolga sekitarnya dalam mengikat tali persaudaraan antara satu dengan yang lainnya sehingga terjadilah kesatuan dikalangan masyarakat Pesisir dan terbuka satu sama lainnya. Berikut pantun lagu Kapri : Elok-elok tagak mana
Bagus-bagus tegak menari
Daga badagia dilantai papan
Maka berbunyilah lantai papan
Dek apo-apo siamang mati
Kenapa siamang itu mati
Makkan buah simanggi hutan
Karena makan buah simanggi hutan
Kalo ada kaca dipintu
Kalo ada kaca dipintu
Pandan disawah ambo rabakan
Pandan disawah aku rebahkan
Kalo ada karo baitu
Kalau ada kata begitu
Badan jo nyawo ambo sarakan
Badan dan nyawa aku serahkan
Pisang ame bau balawi
Pisang emas dibawa berlayar
Masak sabua didalam peti
Masak sebiji didalam peti
Utang ame dapek dibai
Utang emas dapat dibayar
Utang budi dibawo mati
Utang budi dibawa mati
Berikut Ritem lagu Kapri dengan Tari Saputangan: Ritem lagu Kapri dan tari saputangan
Ritem lagu Kapri dan tari saputangan Variasi 1
Ritem lagu Kapri dan tari saputangan Variasi 2
Dokumen ini Diunduh dari Jurnal Online Grenek (Seni Musik) Unimed
45 Ritem lagu Kapri dan tari saputangan Variasi 3
Ritem dalam lagu Kapri dan Tari Saputangan ini diulang-ulang yang berubah yaitu kata-kata dari pantun Sikambang tersebut. Dari uraian lagu diatas dapat disimpulkan bahwa lagu ini tentang pergaulan, pujian dan pengorbanan. Keterangan :
Penari Sapu Tangan di iringi Lagu Kapri E. Lagu kapulo Pinang dan Tari Payung. Lagu Kapulo Pinang dan tari Payung ini merupakan inti dalam suatu upacara. Lagu ini menggambarkan suatu kisah sepasang suami istri yang baru saja melangsungkan perkawinan. Dan ketika suatu hari sang suami akan meninggalkan istrinya pergi berlayar mengarungi lautan untuk mencari nafkah dinegeri orang dalam memenuhi tanggung jawab sebagai suami dengan mempergunakan sebuah kapal untuk membawa dagangannya dari pulau Poncan Ketek ke Pulau Pinang Malaysia. Sebelum suami berlayar meninggalkan istri, maka suami berpisah melalui pantun yaitu : Kok balai ka pulo Pinang
Kalau berlayar ke pulau pinang
Ambik aluan si timu lawik
Ambil haluan timur laut
Kok balai ati ndak sanang
Kalau berlayar hati tak senang
Ai mato sapanjang lawik
Air mata sepanjang laut
Balai babelok-belok
Berlayat berbelok-belok
Belabu tantang di nan tanang
Berlabuh bukan ditempat tenang
Hati nan pai ndak elok
Hati yang pergi tidak baik
Hati nan tingga ndak sanang
Hati yang tinggal pun tidak senang
Tanang-tanang lawik Siboga
Tenang-tenang laut Sibolga
Kapal marapek ka muaronyo
Kapal merapat ke muaranya
Pasang ati nan tingga
Relakanlah hati yang di tinggal
Dagang urang jongon untungnyo
Dagang orang sama untungnya
Dokumen ini Diunduh dari Jurnal Online Grenek (Seni Musik) Unimed
46
Berikut Ritem lagu Kapulo Pinang dengan tari Payung:
Ritem dalam lagu Kapulo Pinang dan tari Payung ini terus diulang-ulang yang berubah yaitu kata-kata dari pantun Sikambang tersebut. F. Lagu Duo dipasangkan dengan tari Selendang Lagu ini dinyanyikan sebelum lagu penutup yaitu lagu Sikambang. Pada lagu ini berisi tentang minta maaf pemusik anak alek Sikambang kepada pihak yang mengundang mereka. Dicabik kain dibali
Diambil kain yang dibeli
Dieto tanga tiga eto
Dihitung hanya tiga siku
Mintak tabik kami bernyanyi
Minta maaf kami bernyanyi
Jangan dibilang sikurang baso
Jangan dibilang kami kurang sopan
Urang kabun memandikan anak
Urang kebun memandikan anak
Mandi batimba kulit lokkan
Mandi bertimba kulit lohan
Minta tabik dininik mamak
Minta maaf dikekurangan kami
Saya mambacco si kitab setan
Saya membaca sikitab setan
Berikut Ritem lagu Duo dengan tari Selendang: Ritem lagu Duo dengan tari Selendang
Ritem lagu Duo dengan tari Selendang Variasi 1
Ritem lagu Duo dengan tari Selendang variasi 2
Ritem dalam Lagu Duo dan tari Selendang initerus diulang-ulang yang berubah yaitu kata-kata dari pantun Sikambang tersebut.
Dokumen ini Diunduh dari Jurnal Online Grenek (Seni Musik) Unimed
47
G. Lagu Sikambang dipasangkan dengan Tari Anak Lagu Sikambang dan tari Anak ini merupakan lagu penutup pada upacara adat. Teks yang dinyanyikan oleh (anak alek) berupa pantun dan isi pantun biasanya diambil dari kenyataan hidup masyarakat Pesisir Sibolga. Penyampaian maksud atau sampiran kepada pantun adalah ungkapan-ungkapan tentang alam, tempat tinggal dan sebagainya. Sedangkan isi pantun disesuaikan dengan pesan yang ingin disampaikan oleh anak alek misalnya ungkapan sedih, nasehat, ungkapan kasih sayang (percintaan) dan lain-lain. Berikut pantun dalam lagu Sikambang. Sirih luisik pinangnyo kotei
Sirih layu pinangnya kering
Manikalek kulit bintungan
Manis kelat kulit bintungan
Manomo kasui nang kasampe
Manalah sampe yang kita mau
Ikko jininyo paruntungan
Inilah nasib paruntungan
Tinggi bukitnya pagadungan
Tinggi bukitnya pergadungan
Nampak nan dari pulo palak
Nampaknya dari pulau porlak
Alang sakitnyo paruntungan
Alangnyakah sakitnya paruntungan
Ai mato dibawa galak
Air mata dibawa senyum
Berikut Ritem lagu Sikambang dengan Tari Anak:
Ritem dalam Lagu Sikambang dan tari Anak initerus diulang-ulang yang berubah yaitu kata-kata dari pantun Sikambang tersebut. Keempat lagu inilah yang selalu dimainkan oleh anak alek(pemain musik Sikambang) dalam Upacara Perkawinan adat Sumandotepatnya pada acara Malam Bainai. Musik Sikambang diperankan juga dalam acara Pernikahan. Anak Alek (pemain musik Sikambang) memainkan musik yang vocalnya berbunyi Yoooooo…...laaaaaa sambil mengiringi rombongan mempelai laki-laki (marapulei) ke rumah mempelai perempuan (anak daro). Setelah acara pernikahan maka berlanjut ke acara peresmian perkawinan. Dalam acara peresmian Perkawinan, musik Sikambangditampilkan untuk menghibur para keluarga kedua belah pihak pengantin. Dalam acara peresmian perkawinannya, vocal atau pantun Sikambang tidak dinyanyikan lagi, yang dimainkan hanya alat musiknya saja. Musik Sikambangdalam Upacara perkawinan Adat Sumandosangat diperankan tepatnya pada Malam Bainai, Pernikahan dan di Peresmian Perkawinan.Apabila ditinjau dari arti kata dalam nyanyian dalam bentuk pantun dan syairnya, maka fungsi dari bagian nyanyian musik Sikambang ini berisikan suatu pengarahan dan pesan kepada pengantin. Lagu Sikambang dalamnyanyian berbentuk pantun dan syair biasanya dibawakan oleh satu orang atau dua orang anak alek.
Dokumen ini Diunduh dari Jurnal Online Grenek (Seni Musik) Unimed
48
H. InstrumenYang Dipakai Pada Musik Sikambang Dari hasil wawancara pada tanggal 8 Januari 2012 dengan salah satu tokoh adat dan budaya Pesisir yaitu Bapak Jhon Pasaribu, pada zaman dulu instrumen untuk musik Sikambang hanya mempergunakan suara secara vocal solo kemudian para nelayan menyatukannya dengan suara pinggiran perahu yang mereka pukul-pukul yang mana pinggir perahu mereka itu terbuat dari kayu. Kemudian para nelayan menciptakan gendang yang bernama gendang Sikambang (membraphone), singkadu (aerophone).Gendang Skambang terbagi atas dua bagian, yaitu gendang Sikambang kecil dan besar.Gendang Sikambang kecil merupakan alat musik yang diciptakan oleh masyarakat Pesisir sedangkan gendang Sikambang besar merupakan gendang yang kadang-kadang dibuat masyarakat Pesisir tetapi hanya meniru gendang yang sudah ada yaitu gendang Melayu.Keseluruhan instrumen musik Sikambang diatas masing-masing berfungsi sebagai pembawa tempo, ritem, dan melodi sehingga terciptalah ensambel musik Sikambang. Seiring masuknya bangsa Portugis ke Pesisir pantai barat sumatera, ensambel musik Sikambang mendapat pengaruh dari musik Portugis yaitu Kapri. Menurut bapak Sahil Tanjung Kapri adalah suatu gaya pertunjukan musik dengan memakai satu instrumen biola dan dua atau lebih pemain gendang. Akibat pengaruh tersebut, ensambel musik Sikambang mendapat penambahan dan pergantian instrumen.Singkadu yang tadinya pembawa melodi ditambah dengan instrumen biola dan akordion sedangkan gendang batapik diganti dengan gendang Sikambang yang ukurannya lebih besar atau yang lebih kita kenal dengan gendang Melayu.Berikut ini deskripsi alat musik Sikambang. 1. Biola yang digunakan dalam ensambel musik Sikambang adalah biola yang digunakan dalam musik barat atau yang disebut dengan violin. Peranan yang dimainkan oleh biola dalam ensambel musik Sikambang adalah sebagai alat musik pembawa melodi. 2. Akordion yang digunakan dalam ensambel musik Sikambang adalah akordion yang digunakan dalam musik barat atau juga yang dipakai dalam musik Melayu. Peranan yang dimainkan oleh akordion dalam ensambel musik Sikambang adalah sebagai alat musik pembawa melodi. 3. Singkadu adalah alat musik aerophone yang terbuat dari bamboo. Singkadu mempunyai 7 (tujuh) lubang nada. Dari tinjauan penulis, dalam pembuatan singkadu tidak ada ukuran-ukuran yang baku karena ukuran yang digunakan tergantung besar kecilnya bambu yang digunakan. Peranan alat musik singkadu dalam ensambel musik Sikambang adalah sebagai pembawa melodi.
Gambar Singkadu
Dokumen ini Diunduh dari Jurnal Online Grenek (Seni Musik) Unimed
49
4. Gendang Sikambang (gandang) Pada pembahasan ini, gendang yang dimaksud dalah gendang yang dibuat oleh masyarakat Pesisir yaitu gendang Sikambang kecil.Gendang adalah alat musik membranophone yang berbentuk gendang berbingkai (frame drum).Alat musik ini terbuat dari pohon kelapa, kulit kambing dan rotan. Pada bagian depan gendang ini berdiameter 31 cm sedangkan pada bagian belakang gendang berdiameter 28 cm. cara memainkan gendang yaitu dengan cara memukul permukaan kulitnya dengan telapak tangan. Peranan alat musik gendang dalam ensambel musik Sikambang adalah untuk memainkan pola ritem konstan dan ritem variabel yang biasanya dimainkan oleh gendang Sikambang besar.
Foto Gendang Sikambang
Dokumen ini Diunduh dari Jurnal Online Grenek (Seni Musik) Unimed
50
DAFTAR PUSTAKA
Angrioso, Michael.V, 2007. Doing cultural Anthropology. Waveland Press University Of South. Florida Arikunto. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan Praktik, Jakarta: Bina aksara Elliades. 2008. Eksistensi dan Makna Simbolik Tari Dampeng dalam Upacara Adat Sumando Pada Etnis Pesisir Tapanuli Tengah Sibolga. Medan: skripsi untuk mendapatkan gelar Sarjana SI UNIMED Harsojo. 1985. Pengantar Antropologi. Jakarta : Bina Cipta Hutabarat, Lampos. 2010. Keberadaan dan Bentuk Musik Sikambang di kota Sibolga. Medan: skripsi untuk mendapatkan gelar Sarjana SI UNIMED Hutagalung, H.R Jafar. 2004. Tatacara Pelaksanaan Perkawinan dalam Adat Istiadat Pesisir Sibolga dan Sekitarnya. Medan : Depdikbud Sibolga Koenjaraningrat. 2003. Kamus Istilah Antropologi. Jakarta : Progres Lois Birkenshaw and Fleming. 1993. Music For All. Gordon V. Thompson Music, Toronto. Canada Macmilan. 1977. Relation Ships in Marriage and The Family. United States of America Marcus. Clifford. 1986. Writing Culture. University of California Press. London Margono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : Pustaka Umum Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara Ndururu, Mudilia. 2010. Peranan Musik dalam Tari Maena pada Upacara Adat Perkawinan Masyarakat Nias di Desa Tundrumbaho Kecamatan Lolomatua. Medan: skripsi untuk mendapatkan gelar Sarjana SI UNIMED Panggabean, H.A.Hamid. 1995. Bunga Rampai Tapian Nauli. Jakarta. Nadhilah Indonesia
Ceria
Robson. GRIJNS. 1983. Cultural Contact and Textual Interpretation.Foris Pubications Holland. Canada Sibolga Dalam Angka.2009. Badan Pusat Statistik Kota Sibolga Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Dokumen ini Diunduh dari Jurnal Online Grenek (Seni Musik) Unimed