ANALISIS BIAYA DAN PRODUKTIVITAS PENGANGKUTAN KAYU DENGAN LOKOTRAKSI DI HUTAN RAWA GAMBUT (Studi Kasus di Areal HPH PT Kurnia Musi Plywood Industrial Co. Ltd, Prop. Sumatera Selatan) MUHDI, S. Hut., M.Si Fakultas Pertanian Program Ilmu Kehutanan Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Latar Belakang Untuk mengeluarkan kayu dari areal penebangan ke tempat tujuan, memerlukan pengngkutan (baik minor transportation maupun major transportation). Pengangkutan ini mempunyai konstribusi biaya terbesar bila dibandingkan dengan kegiatan-kegiatan lainnya. Besarnya biaya kegiatan ini dapat mencapai lebih dari 50 % dari total biya yang dikeluarkan. Dengan demikian, maka merupakan hal yang bijak apabila dilakukan usaha penekanan biaya seminimal mungkin dengan jalan menganalisis biaya-biaya yang mungkin dapat ditekan. Penekanan besarnya biaya berkaitan erat dengan produktivitas kerja, karena produktivitas yang tinggi merupakan perwujudan kerja yang efisien. Untuk dapat merumuskan suatu produktivitas yang tinggi dan efisiensi kerja yang optimal, perlu diadakan pengamatan dan analisis terhadap komponenkomponen kegiatan bersangkutan serta komponen biayanya. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui komponen kegitan dan biaya pengangkutan kayu dengan lokotraksi di hutan rawa gambut. 2. Mengetahui produktivitas pengangkutan kayu di hutan rawa gambut. TINJAUAN PUSTAKA Tinambunan (1990) menyatakan bahwa topografi di hutan rawa yang datar memberikan kemudahan dalam perencanaan tata letak jaringan jalan rel yang akan dibangun. Oleh karena itu perencana tidak perlu memperhitungkan faktor pembatas kelerengan seperti halnya pada perencanaan jalan di hutan kering. Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan jalan di hutan rawa (Tinambunan, 1990) adalah : 1. Titik awal rencana jalan rel yang nantinya menjadi tempat pengumpulan atau penimbunan kayu (logyard/logpond). 2. Lokasi petak-petak hutan yang akan dipanen pada tahun bersangkutan dan masa mendatang. 3. Mempertimbangkan akan kesediaan bahan-bahan baku untuk konstruksi jalan rel. 4. Sungai yang lebar, rawa yang dalam, tanah yang terlalu lembek dan rintangan alam lainnya sedapat mungkin dihindari untuk memperkecil resiko keselamatan kerja dan biaya konstruksi jalan rel yang tinggi.
2002 designed by USU digital library
1
Produktivitas Pengangkutan Untuk menghitung produktivitas pengeluaran kayu dirumuskan sebagai berikut :
P=
V T
Diamana : P = produktivitas (m3/jam) V = volume angkut per rit (m3) T = Total waktu angkutan per rit (jam) Untuk menghitung kecepatan dalam biaya pengangkutan kayu digunakan rumus yng digunakan FAO (1974) sebagai berikut :
V =
2 ( SLxSE ) SL + SE
Dimana : V = kecepatan rata-rata (km/jam) SL = kecepatan alat bermuatan (km/jam) SE = kecepatan alat kosong (km/jam) Biaya Pengangkutan Biaya pengangkutan log diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pengangkutan kayu per satuan meter kubik yang dijabarkan dari biaya tetap dan biaya tidak tetap (Suparto, 1979). Biya pengangkutan log merupakan unit biaya terbesar dalam pengusahaan hutan. Perkiraan biaya pengangkutan mencapai 50 % dari total biaya operasional, sehingga penekanan biaya pada kegiatan ini dapat diterima dan rasional (Conway, 1976). Adapun faktor-faktor utama yang menentukan biaya angkutan kayu menurut Elias (1988) adalah: jarak angkutan, standar dan kualitas jalan, alat muat bongkar, ukuran kayu dan kapasitas muatan alat-alat angkut. Besarnya biaya pengangkutan kayu merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel pengangkutan. Wiradinata (1985) merumuskan biaya pengangkutan sebagai berikut : TC = FC + VC Dimana : TC = biaya pengangkutan total (total cost) FC = biaya tetap pengangkutan (fix cost) VC = biaya variabel pengangkutan (variabel cost) Biaya pengangkutan tetap ini berasal dari waktu tetap (muat, bongkar, dan mengisi bahan bakar) dikali dengan biaya tetap, bila mesin dimatikan waktu kegiatan tersebut. Sedangkan biaya variabel berasal dari waktu variabel dikali dengan biaya usaha. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di areal HPH PT Kurnia Musi Plywood Industries Co. Ltd., Propinsi Sumatera Selatan. Semua alat angkutan yang diamati beserta kayu yang diangkut adalah milik perusahaan, dan pengoperasiannya sesuai dengan rencana perusahaan. Adapun alat yang digunakan adalah stopwatch, pita ukur, kalkulator, tally sheet dan alat tulis-menulis.
2002 designed by USU digital library
2
Data yang dikumpulkan ada dua macam, yaitu data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan, meliputi : Organisasai kerja pengangkutan kayu, waktu kerja pengangkutan, jarak angkut, dimeter dan panjang log serta jumlah tenaga kerja Data sekunder diperoleh melalui wawancara atau menyalin dari arsip-arsip di kantor. yang meliputi : Investasi alat, nilai rongsokan alat, masa pakai (life time) loko dan lori, suku bunga per tahun, biaya variabel alat per tahun, perbaikan, pemeliharaan, bahan bakar, dan pelumas loko, biaya perbaikan dan pemeliharaan lori, upah untuk penyarad, masinis dan pelori, biaya pembuatan jalan dan penyusutannya, serta keadaan umum lokasi penelitian. Perhitungan biaya angkutan lori Untuk mendapatkan biaya pengangkutan kayu dengan loko dihitung dengan cara berikut : a. Biaya tetap, terdiri dari : - Depresiasi
M − R N D = t
( Rp / jam )
- Bunga modal
( M − R )( N + 1) + R x 0,0 i 2N B = t Dimana :
( Rp / jam )
D = Depresiasi (Rp/jam) B = Bunga modal (Rp/jam) M = Harga alat (Rp) R = Nilai rongsokan alat (Rp) N = Masa pakai (life time) alat (tahun) 0,0i = Bunga bank t = Jumlah jan kerja setahun b. Biaya variabel - Biaya perbaikan dan pemeliharaan jalan (Rp/jam) - Biaya bahan bakar (Rp/jam) - Oli dan pelumas (Rp/jam) c. Upah operator (Rp/jam) Untuk mendapatkan upah operator dalam satuan Rp/jam, maka dilakukan perhitungan/konversi dari satuan Rp/m3 dengan cara mengalikannya dengan produktivitas pengangkutan (m3/jam). d. Premi/bantuan (Rp/jam) e. Biaya usaha pengangkutan adalah penjumlahan antara biaya tetap, biaya variabel, upah dan premi pengangkutan. f. Biaya total pengangkutan per m3 adalah waktu total pengangkutan dikali dengan biaya usaha pengangkutan dibagi dengan volume angkutan. 5. Biaya Jalan Biaya jalan meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan jalan, perbaikan dan pemeliharaan jalan termasuk di dalamnya bunga modal dan depresiasi jalan. Depresiasi (Rp/km/tahun) dan bunga modal (Rp/km/tahun) digolongkan ke dalam biaya tetap, sedangkan biaya pemeliharan jalan (Rp/km/tahun) dan perbaikan jalan (Rp/km/tahun) digolongkan ke dalam biaya variabel. Biaya memiliki dan
2002 designed by USU digital library
3
mengusahakan jalan rel merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel dari jalan. Biaya jalan (Rp/m3) dapat diperoleh dengan perkalian biaya pengusahan jalan (Rp/km/tahun) dengan panjang jalan yang ada (km) dibagi dengan jumlah kayu yang dikeluarkan (m3/tahun). 6. Total biaya angkutan loko Biaya pengangkutan kayu dengan lori yang ditarik oleh loko merupakan penjumlahan dari biaya-biaya dari unsur-unsur penjumlahan dari biaya loko (Rp/m3) + Biaya jalan (Rp/m3). HASIL DAN PEMBAHASAN Pengangkutan Kayu Pengangkutan kayu (major transportation) di hutan rawa dimulai dari memuat kayu di betou (Tpn) sampai ke log pond (TPK). Kegiatan pengangkutan di areal HPH PT kurnia Musi Plywood Industrial Co. Ltd. meliputi pembuatan jalan rel dan pengangkutan kayu dari betou ke logpond. a. Pembuatan jalan rel Hutan rawa dengan kondisi areal yang tanahnya bergambut dan basah, serta memilki topografi yang datar (0-8 %0 sehingga jenis jalan yang paling sesuai adalah jaringan jalan rel. Jalan rel ini terdiri dari susunan kayu dan rel besi sebagi tempat meluncurnya loko dan lori. Pembuatan jalan rel ini dilakukan secara terus-menerus sepanjang tahun dengan cara memindahkan rel besi dari satu areal tebangan ke areal tebang yang lain. Pekerjaan pembuatan jalan rel dimulai dengan pembuatan rencana jaringan jalan di atas peta, kemudian rintisan sesuai dengan rnecana di peta, pembuatan galkang dan pemasangan rel. Pembuatan jalan rel ini dilakukan dengan sistem borongan. Panjang jalan rel yang telah direalisasikan sejak beroperasi sampai tahun 1997 sepanjang 373,60 km. Adapun realisasi pembutan jalan rel tahun 1996/1997 adalah 20 km. Jarak rata-rata pengangkutan kayu dengan loko dari betou (Tpn) ke logpond pada saat penelitian ini adalah 16,375 km. Pemeliharaan dan perbaikan jalan rel dilakukan oleh regu pekerja harian. Pemeliharaan jalan angkutan ini dilakukan oleh regu pekerja setiap hari yang terdiri dari 2 regu dengan anggota empat orang. Tugas dari pekerja ini adalah memperbaiki jalan rel yang rusak yakni galangan yang rusak (lapuk), paku rel yang lepas, plat sambungan rel yang lepas, membersihkan jalan rel dari semak dan membersihkan jika pohon yang tumbang di atas rel. b. Pengangkutan dengan loko dan lori Pengangkutan kayu dari betou sampai ke logpond di areal HPH PT Kurnia Musi Plywood Industrial Co. Ltd di tepi Sungai Merang dilakukan melalui jalan darat dengan menggunakan rangkaian lori dengan tenaga loko bermesin diesel merk Ynamar TS 230 R buatan Jepang yang dibeli tahun 1995. Mesin tipe ini mempunyai tenaga dengan daya kerja minimum 18 DK/2200 rpm dan maksimum 23 DK/2200 rpm denganisi langkah 1132 cc. Pengangkutan dilakukan untuk mengangkut kayu yang berada di betou ke log pond. Jarak angkut rata-rata yang ditempuh dari log pond ke betou pada sat penelitian adalah 16,375 km. Satu buah loko mempunyai 15 set lori yang dikerjakan oleh satu regu pekerja yang berjumlah 4-6 orang dan satu orang menjadi operator dengan menggunakan sistem upah borongan.
2002 designed by USU digital library
4
Tahapan kegiatan pengangkutan kayu dengan menggunakan loko dan lori meliputi : 1. Berjalan kosong, merupakan tahap awal dari kegiatan pengangkutan dimana loko menarik dan mendorong lori ( 8 set lori ditarik dan 7 set lori didorong) menuju betou. Tahapan kegiatan ini meliputi : Persiapan sebelum menuju betou, yakni memansakan mesin dan menunggu loko depan. Loko berjalan kosong, yakni loko bergerak meninggalkan log pond sampai loko berhenti di betou dan siap dimuati. 2. Memuat, merupakan kegiatan menaikkan kayu ke ats lori dengan menggunakan locak. Tahapan kegiatan memuat ini meliputi : Mengatur posisi lori di betou. Membongkar peralatan muat bongkar (locak, tongkat pengungkit, tongkattongkat untuk memantapkan kayu yang dimuat) yang berada di atas lori di betou. Memasang landasan sebagai tempat menggulingkan kayu dari betou ke atas lori. Memasang tali pengikat antara lori dengan jari-jari jalan rel agar lori stabil pada saat pemuatan dilakukan. Menggulingkan kayu dari atas betou ke atas lori dengan menggunakan locak dan pengungkit. Mengatur posisi kayu di atas lori, mengikat kayu di atas lori dan memasang pengganjal agar kayu tidak jatuh dan stabil pada saat lori berjalan. 3. Mengangkut, kegiatan mengangkut kayu merupakan tahap dimana lori yang telah dimuati kayu mulai berangkat dari betou menuju log pond. Tahapan kegiatan ini meliputi : - Persiapan pengangkutan, kegiatannya yakni mengambil air yang digunakan untuk pendingainan mesin dan air yang digunakan untuk membasahi roda lori selama perjalan. - Berjalan bermuatan, yakni loko berjalan meninggalkan betou dengaan menarik dan mendorong lori yang telah bermuatan. Pada saat perjalanan bermuatan ini dilakukan penaburan pasir putih yang berfungsi untuk meningkatkan daya traksi roda lori dengan rel dan pemasngan kulitkulit kayu pada sambungan rel yang berfungsi untuk mengurangi kemungkinan roda loko dan lori yang keluar dari rel akibat sambungan rel tidak rata. 4. Membongkar, merupakan kegiatan menurunkan kayu dari atas lori ke logpond. Kegiatan ini dimulai dengan melepas tali pengikat.
2. Waktu kerja pengangkutan Waktu kerja pengangkutan kayu dengan menggunakan lori yang ditarik/didorong loko adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut kayu dari betou ke logpond. Pengukuran waktu kerja pengangkutan, yakni loko dan lori berjalan kosong menuju betou, memuat, berjalan bermuatan menuju logpond dan membongkar muatan.
2002 designed by USU digital library
5
Tabel 1. Waktu kerja rata-rata kegiatan pengangkutan No. Elemen Kerja Waktu total Standar Rata-rata Deviasi (menit) 1. Berjalan kosong 2.345 1.362 2. Memuat 5.163 2.614 2.091 3. Menyarad 3.067 4. Membongkar 1.515 0.862 Waktu Total 14.550
Persen Waktu Total (%) 19.39 42.69 25.36 12.52 100
Dari Tabel 1. dapat dilihat waktu kerja kegiatan pengangkutan dengan menggunakan lokotraksi di areal HPH PT Kurnia Musi Plywood Industrial Co. Ltd adalah 608,990 menit dengan volume angkut rata-rata 42,626 m3 dan jarak angkut rata-rata 16,375 km. Waktu kerja rata-rata efektif selama kegiatan pengangkutan ini adalah 528,255 menit. Waktu hilang yang begitu besar mencapai 81,845 menit mengakibatkan waktu yang dibutuhkan selama pengangkutan menjadi lebih lama. Waktu hilang yang dapat dihindarkan pada kegiatan pengangkutan pada kegiatan pengangkutan ini adalah roda loko dan lori keluar dari jalan rel sebesar 50,365 menit (8,27 %), disebabkan kondisi jalan angkutan (jalan rel) yang rusak. Besarnya waktu hilang ini disebabkan roda lori atau loko keluar rel sehingga pekerja membutuhkan waktu untuk mengembalikan roda loko atau lori diakibatkan oleh kondisi jalan rel yang dilalui. Kondisi jalan rel yang rusak, menyebabkan seringnya roda loko dan lori keluar jalur rel. Waktu hilang ini akan semakin besar bila kayu di atas lori jatuh. Disamping besarnya waktu yang digunakan untuk memuat kembali ke atas lori, juga sangat berbahaya bagi keselamatan regu angkut (pelori), sehingga kayu yang jatuh ini kadang-kadang tidak dimuat kembali. 2. Produktivitas Pengangkutan HPH PT Kurnia Musi Plywood Industrial Co. Ltd satu regu pelori berjumlah 5-6 orang dengan hari kerja 24 hari per bula dan jam kerja 10 jam per hari. Produktivitas pengangkutan sebesar 4,210 m3/jam dengan jarak angkut rata-rata 16,375 km dan volume kayu yang diangkut per trip 42,626 m3. Produktivitas pengangkutan ini ditentukan oleh kecepatan dan kelancaran selama pengangkutan. Kecepatan dan kelancaran selama perjalanan sangat dipengaruhi oleh kondisi jalan rel. Kondisi jalan rel di Sei Merang terdapat jalan rel yang rusak sehingga waktu yang diperlukan selama perjalan lebih lama. Kecepatan perjalan rata-rata lokotraksi di HPH PT Kurnia Musi Plywood Industrial Co. Ltd adlah 4,773 km/jam, yakni kecepatan rata-rata kosong 6,208 km/jam dan kecepatan rata-rata bermuatan sebesar 3,832 km/jam dengan jarak tempuh rata-rata 16,375 km dan volume angkutn rata-rata 42,371 m3. Dengan kecepatan yang rendah ini mengakibatkan waktu perjalanan lebih lama dan mengakibatkan produktivitas menurun. Selama perjalanan loko sering terjadinya loko/lori keluar dari rel, sehingga membutuhkan banyak waktu untuk mengembalikan roda loko/lori ke jalan rel semula. Hal ini akan menambah waktu perjalan loko dan membutuhkan banyak tenaga regu pelori. Apabila dibandingkan dengan hasil penelitian Misarwan (1996) di Riau di areal HPH PT Rokan Permai Timber Unit Sebanga Hulu, Propinsi Riau diperoleh produktivitas pengangkutan kayu dengan lokodari Tpn ke TPK di hutan rawa, Propinsi Riau sebesar 4,098 m3/jam pada jarak angkutan rata-rata 12,35 km dengan volume angkutan rata-rata per trip lebih rendah, yakni 32,027 m3.
2002 designed by USU digital library
6
D. Biaya Pengangkutan 1. Biaya Pengangkutan kayu dari Tpn ke logpond Total biaya pengngkutan loko dan lori dari Tpn ke logpond sebesar Rp 8.798/m3, terdiri dari biaya jalan rel sebesar Rp 3.334,6/m3 dan biaya pengangkutan Rp 5.463,9/m3. a. Biaya pembuatan jalan rel Dalam perhitungan biaya angkutan dengan loko tidak terlepas dari biaya pembuatan jalan relnya. Untuk itu dalam perhitungan biaya tersebut perlu dipertimbangkan biaya pembuatan jalan dan pemeliharaan jalannya. Panjang jalan angkutan yang dilewati oleh loko sepanjang 16,375 km. Pembuatan jalan angkutan dilakukan setiap tahun dengan loksasi yang berbeda sesuai dengan RKT yang akan berjalan. Apabila pengangkutan selesai maka dilakukan pembongkaran rel untuk pembuatan jalan rel beriutnya. Masa pakai besi rel adalah 20 tahun. Untuk lebih jelasnya uraian mengenai jalan rel ini disajikan pada lampiran 5 dan lampiran 6. Biaya jalan rel ini terdiri dari biaya bahan jalan rel sebesar Rp 98.510.362,/tahun, biaya pembuatan jalan rel Rp 42.247.500,-/tahun dan perbaikan dan pemeliharaan jalan rel Rp 21.600.000,-/tahun. Biaya total pembuatan jalan rel sebesar Rp 156.548.012,-/tahun atau biaya jalan rel sebesar Rp 3.334,-/m3, dimana produksi rata-rata per tahun di blok tebangan Sei Merang sebesar 48.687 m3/tahun. b. Biaya pengangkutan Pengangkutan di atas jalan rel ini menggunakan loko bermesin diesel merk Yanmar TS 230 R yang menarik/mendorong 15 set lori, dimana 8 set lori didorong dan 7 set lori ditarik. Biaya pengangkutan ini memperhitungkan juga alat yang digunakan pelori untuk memuat dan membongkar kayu. Harga satu buah loko bermesin diesel merk Yanmar TS 230 R adalah Rp 17.750.000,- dengan masa pakai 5 tahun dan ori dibuat dan dirakit sendiri oleh perusahaan dengan biya sebesar Rp 783.600,-. Hasil perhitungan biaya usaha pengangkutan dapat dilihat pda tabel 6. Untuk lebih jelasnya uraian mengenai biaya loko dan lori ini disajikan pada lampiran 4. Selama kegiatan pengangkutan keadaan mesin loko selalu hidup sehingga biaya tetap dan biaya variabel didapat dari waktu tetap dan waktu variabel dikali biaya usaha pengangkutan.
2002 designed by USU digital library
7
Tabel 2. Biaya usaha pengangkutan loko bermesin diesel merek Yanmar TS 230 R di areal HPH PT Kurnia Musi Plywood Industrial Co. Ltd. Komponen Biaya Rp/jam A. Biaya tetap 1. Loko 1.972,22 2. Lori 15 set 3.400,88 3. Locak 3 buah 4,50 Total biaya tetap 5.377,55 B. Biaya variabel 1. Biaya pemeliharaan dan perbaikan alat 3.750,00 2. BBM 332,29 Total biaya variabel 4.082,29 C. Upah 12.630,00 D. Premi/Bantuan 1. Premi sopir loko 421,00 2. Premi setiap trip 150,00 3. Tunjangan uang makan sopir loko 312,50 Total biaya usaha pengangkutan 22.973,34 Total biaya usaha pengangkutan per m3 5.464,00 Besar kecilnya biaya tetap dipengaruhi oleh besar kecilnya waktu yang diperlukan oleh pekerja dalam muat bongkar, kapasitas muatan, besar kecilnya biaya usaha angkutan dan waktu hilang. Besarnta biaya variabel dipengaruhi oleh kecepatan rata-rata selama kegiatan pengangkutan. Biaya variabel akansemakin besar apabila kecepatan loko rendah, hal ini disebabkan waktu tempuh yang dibutuhkan lebih besar.
2002 designed by USU digital library
8
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Produktivitas pengangkutan dengan menggunakan lokotraksi bermesin diesel merek Yanmar TS 230 R di di HPH PT Kurnia Musi Plywood Industrial Co. Ltd sebesar 4,260 m3/jam dengan jarak angkut rta-rata 16,375 km dan volume angkutan rata-rata 42,626 m3. Produktivitas pengangkutan ini dipengaruhi oleh waktu kerja alat dan waktu hilang selama alat bekerja. 2. Biaya pengangkutan kayu dengan lokotraksi di HPH PT Kurnia Musi Plywood Industrial Co. Ltd adalah Rp 8.798/m3, yang terdiri dari biaya jalan rel dan biaya pengangkutan masing-masing sebesar Rp 3.3335/m3 dan Rp 5.463/m3.
DAFTAR PUSTAKA
2002 designed by USU digital library
9
Anonimous. 1994. Rencana Karya Pengusahaan Hutan. PT Kurnia Musi Plywood Industrial Co. Ltd. Palembang. Conway, S. 1978. Logging Practices Principles of Timber Harvesting System. Miller Preeman Publication, Inc. Washington. Dulsalam dan A. Sianturi. 1986. Biaya Konstruksi dan Volume Kayu pada Jalan Rel Kayu dan Besi. Jurnal Lembaga Penelitian Hasil Hutan Vol. 5 No. 4. LPHH. Bogor. FAO.
1974. Logging and Log Transport in Tropical High Forest. Development, Paper No. 18. Rome.
FAO Forestry
Muhdi. 1998. Analisis Biaya dan Produktivitas Penyaradan Kayu dengan Sistem Kuda-kuda dan Pengangkutan Kayu dengan Lokotraksi di Hutan Rawa Gambut (Studi Kasus di Areal HPH PT Kurnia Musi Plywood Industries, Sumsel). Skripsi Fakultas Kehutanan IPB Bogor. Bogor.
2002 designed by USU digital library
10