MOTTO Procastinate Procastinating -NNDon’t wait for perfect moment, but take the moment and make it perfect -NNThink deeply, speak gently, do perfectly -NNTo be inspired is great, but to inspire is increadible -NN-
1
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini saya persembahkan untuk: Bapak dan Ibu tercinta Ketut Sukariasa dan I.G.A Nyoman Mayani Budi Adik perempuan yang saya cintai Ni Made Ayriani Sukma Pramiari Sahabat-sahabat saya Dharma, Mangtry, Surya, Teguh
Serta Almamater yang saya banggakan Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
ii
Pernyataan Keaslian Karya
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya Putu Yoga Sukma Pratama, dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh derajat kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dimanapun. Sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis/diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan isi pernyataan ini, maka saya bersedia derajat kesarjanaan ini dicabut.
Denpasar, 31 Desember 2016 Yang menyatakan,
Putu Yoga Sukma Pratama NIM. 1302205024
iii
PENGARUH KUANTITAS, KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL, DAN PERILAKU ALTRUISME ANGGOTA KELOMPOK TERHADAP SOCIAL LOAFING DALAM PROSES DISKUSI KELOMPOK DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA Putu Yoga Sukma Pratama Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ABSTRAK Social loafing merupakan kecenderungan individu untuk memberikan usaha minimal terhadap pencapaian kelompok. Adanya social loafing dapat merugikan anggota kelompok lain, karena tidak seimbangnya kontribusi yang diberikan individu dan hasil yang diperoleh individu tersebut. Diperlukan pertimbangan tepat agar social loafing dalam kelompok dapat ditekan kemunculannya. Faktor yang perlu dipertimbangkan tersebut diantaranya ukuran kelompok, komunikasi interpersonal, dan perilaku altruisme. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif untuk mengetahui pengaruh kuantitas, kemampuan komunikasi interpersonal, dan perilaku altruisme anggota kelompok terhadap social loafing pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan menggunakan simple random sampling. Sebanyak 139 mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Dokter dan Ilmu Keperawatan yang menjadi responden dalam penelitian ini. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Social Loafing dengan reliabilitas 0.918, Skala Komunikasi Interpersonal dengan reliabilitas 0.914, dan Skala Altruisme dengan reliabilitas 0.850. Hasil uji regresi berganda menunjukkan R=0.440 dan adjusted R square sebesar 0.176. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kuantitas, kemampuan komunikasi interpersonal, dan perilaku altruisme anggota kelompok memiliki hubungan yang positif terhadap social loafing dan memberikan pengaruh sebesar 17.6% terhadap social loafing. Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa sangat disarankan untuk mempertahankan hubungan dengan sesama anggota kelompok melalui komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme terutama saat melakukan diskusi kelompok, serta mempertahankan keaktifan dalam proses diskusi kelompok, karena diskusi kelompok merupakan salah satu media yang dapat mengasah kemampuan interpersonal dan mempertajam clinical/soft skill mahasiswa. Kata kunci: Kuantitas, komunikasi interpersonal, altruisme, social loafing
iv
THE INFLUENCE OF QUANTITY, INTERPERSONAL COMMUNICATION ABILITY, AND ALTRUISM BEHAVIOR OF GROUP MEMBERS ON SOCIAL LOAFING IN GROUP DISCUSSION AT MEDICAL FACULTY OF UDAYANA UNIVERSITY
Putu Yoga Sukma Pratama Psychology Study Program Faculty of Medicine Udayana University ABSTRACT Social loafing is individual’s tendency to perform little effort toward group’s achievement. Social loafing can harm other group members, since it creates imbalanced contribution and result achieved among individuals. Therefore, appropriate consideration to prevent the arising of social loafing in a group is highly necessary. Some factors to consider are group size, interpersonal communication, and altruism behavior. This research is a quantitative research to investigate the influence of quantity, interpersonal communication ability, and altruism behavior of group members towards social loafing on student in Faculty of Medicine, Udayana University by employing simple random sampling. The respondent of this research is 139 students of Medical Education and Nursing Study Program. Meanwhile, the measurement tool of this research is Social Loafing Scale with the realibility 0.918, Interpersonal Communication Scale with the realibility 0.914, and Alruism Scale with the realibility 0.850. The result of multiple regression analysis indicates R=0.440 and the adjusted R square is 0.176. It indicates that the variable of quantity, interpersonal communication ability, and altruism behavior of group members have positive correlation to social loafing and give influence 17.6% on social loafing. Based on this, students are strongly advised to maintain relations with his fellow group members through interpersonal communication and behavior of altruism, especially during group discussions, as well as maintain the liveliness in the process of group discussion, as the discussion group is one medium that can hone interpersonal skills and sharpen clinical/soft skills of students. Key words: Quantity, interpersonal communication, altruism behavior, social loafing
v
KATA PENGANTAR Om Swastyastu, Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat, dan anugerah-Nya karya tulis ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Skripsi yang penulis ajukan ini berjudul “Pengaruh Kuantitas, Kemampuan Komunikasi Interpersonal, dan Perilaku Altruisme terhadap Social Loafing dalam Proses Diskusi Kelompok di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana”. Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik karena adanya dukungan-dukungan dari rekan-rekan penulis. Melalui kesempatan ini, peneliti ingi menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr.dr. Putu Astawa, SpOT(K), M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 2. Ibu Dra. Adijanti Marheni, M.Si., Psikolog selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 3. Ibu Putu Nugrahaeni Widiasavitri, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku dosen pembimbing akademik dari awal perkuliahan yang selalu memberikan motivasi, serta banyak memberikan saran dan pengarahan selama perkuliahan. 4. Dr. Ni Made Swasti Wulanyani, S.Psi., M.Erg., Psikolog selaku dosen pembimbing proposal, studi kasus, dan skripsi yang merupakan sosok yang selalu menuntun saya dan selalu memberikan bimbingan dan ide-ide dalam proses penyusunan skripsi ini. Terima kasih saya ucapkan atas waktu, tenaga, dan motivasi yang diberikan kepada saya, sehingga saya dapat mencapai tahap akhir dengan baik. vi
5. Ibu I.G.A.P Wulan Budisetyani, S.Psi., M.Psi.,Psikolog; Bapak David Hizkia Tobing, S.Psi., MA; dan Ibu Dra. Adijanti Marheni, M.Si., Psikolog; selaku penguji skripsi yang telah memberikan sumbangan pemikiran serta saran yang membangun, sehingga skripsi ini menjadi lebih baik. 6. Seluruh dosen di Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang telah bersedia berbagi ilmu pengetahuan, wawasan, serta pengalaman selama menempuh pendidikan 3,5 tahun terakhir ini kepada peneliti. 7. Seluruh staff di Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang telah membantu segala keperluan administrasi dan birokrasi dalam proses perkuliahan. 8. Korti PSPD dan PSIK angkatan 2014 dan 2015 yang sudah membantu saya dalam proses pengambilan data. 9. Bapak, Ibu, serta adik yang selalu menjadi orang pertama yang selalu memberikan doa, dukungan dan motivasi. 10. Keluarga besar yang selalu memberikan dukungan kepada saya. 11. Sahabat saya yang selalu saya banggakan dan saya cintai, Dharma, Mangtry, Surya, dan Teguh. 12. Teman-teman Hipnosys 2013 yang saya banggakan. 13. Sahabat Anonim yang saya banggakan. 14. Tim Jurnal Psikologi Udayana yang senantiasa mendukung dan memberikan motivasi. 15. Rekan-rekan KKN Sembiran 2016 16. Pihak-pihak lain yang mendukung serta membantu peneliti yang tidak dapat sebutkan satu per satu. vii
Akhir kata peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga karya sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat umum dan almamater. Denpasar, Januari 2017
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................... ii MOTTO…………. ............................................................................................................... iii PERSEMBAHAN ............................................................................................................... iiv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................................ v ABSTRAK………. ............................................................................................................. ivi ABSTRACT……… ............................................................................................................ vii KATA PENGANTAR ........................................................................................................ viii DAFTAR ISI……… ............................................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... xii DAFTAR TABEL… .......................................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... xv BAB. I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1 A. Latar Belakang.............................................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 7 C. Tujuan Penelitian .......................................................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian ........................................................................................................ 7 E. Keaslian Penelitian ....................................................................................................... 8 BAB II. LANDASAN TEORI............................................................................................. 13 A. Kelompok ................................................................................................................. 13 1.
Pengertian Kelompok ........................................................................................... 13
2.
Tipe-Tipe Kelompok ............................................................................................ 15
3.
Tahap-Tahap Pembentukan Kelompok ................................................................ 16
4.
Small Group Discussion ....................................................................................... 18
B. Performa Anggota dalam Kelompok .......................................................................... 20 1.
Social Facilitation ................................................................................................ 20
2.
Ringelmann Effect ................................................................................................ 23
3.
Social loafing ........................................................................................................ 23
C. Ukuran Kelompok ...................................................................................................... 27 1.
Group Size atau Ukuran Kelompok ...................................................................... 28 ix
D. Kemampuan Komunikasi Interpersonal ..................................................................... 31 1.
Definisi Komunikasi Interpersonal ....................................................................... 31
2.
Teori Komunikasi Interpersonal ........................................................................... 31
3.
Aspek-Aspek Komunikasi Interpersonal .............................................................. 33
E. Altruisme ................................................................................................................. 34 1.
Definisi Altruisme ................................................................................................ 34
2.
Norma dalam Altruisme ....................................................................................... 35
3.
Karakteristik Individu dengan Kecenderungan Altruisme .. Error! Bookmark not
defined. 4.
Faktor-Faktor Penyebab Altruisme ...................................................................... 37
5.
Aspek-Aspek Altruisme ....................................................................................... 39
E. Peran Kuantitas, Kemampuan Komunikasi Interpersonal, dan Perilaku Altruisme Anggota Kelompok terhadap Social Loafing ............................................................. 40 F. Hipotesis Penelitian .................................................................................................... 42 BAB III. METODE PENELITIAN ..................................................................................... 43 A. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................................................. 43 1.
Variabel Bebas ...................................................................................................... 43
2.
Variabel Tergantung ............................................................................................. 43
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................................................... 43 1.
Kuantitas Anggota Kelompok .............................................................................. 44
2.
Komunikasi Interpersonal .................................................................................... 44
3.
Perilaku Altruisme ................................................................................................ 44
4.
Social Loafing ....................................................................................................... 44
C. Subjek Penelitian ........................................................................................................ 45 1.
Populasi ................................................................................................................ 45
2.
Sampel .................................................................................................................. 45
3.
Teknik Pengambilan Sampel ................................................................................ 45
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................................................ 47 1.
Skala Social Loafing ............................................................................................. 47
2.
Skala Komunikasi Interpersonal ........................................................................... 48
3.
Skala Altruisme .................................................................................................... 49
E. Validitas dan Reliabilitas ............................................................................................ 50 x
1.
Uji Validitas.......................................................................................................... 50
2.
Uji Reliabilitas ...................................................................................................... 51
F. Metode Analisis Data ................................................................................................. 52 1.
Uji Asumsi Penelitian ........................................................................................... 53
2.
Uji Hipotesis ......................................................................................................... 55
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................... 56 A. Persiapan Penelitian .................................................................................................... 56 1.
Persiapan Uji Coba Alat Ukur Penelitian ............................................................. 56
2.
Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur............................................................... 57
B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................................... 60 C. Analisis Data dan Hasil Penelitian ............................................................................. 61 1.
Karakteristik Responden....................................................................................... 61
2.
Deskripsi dan Kategorisasi Data Penelitian.......................................................... 62
3.
Uji Asumsi Penelitian ........................................................................................... 65
4.
Uji Hipotesis ......................................................................................................... 69
5.
Analisis Tambahan ............................................................................................... 72
D. Pembahasan ................................................................................................................ 77 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 84 A. Kesimpulan ................................................................................................................. 84 B. Saran……… ............................................................................................................... 85 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 86 LAMPIRAN…… ................................................................................................................ 91
xi
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Peran Kuantitas, Kemampuan Komunikasi Interpersonal, dan Perilaku Altruisme Anggota Kelompok terhadap social loafing .............................. 42
xii
DAFTAR TABEL Tabel 1. Distribusi Aitem Skala Social Loafing ............................................................... 48 Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Komunikasi Interpersonal ............................................. 49 Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Altruisme ...................................................................... 50 Tabel 4. Sebaran Aitem Skala Social Loafing .................................................................. 57 Tabel 5. Sebaran Aitem Skala Social Loafing (Setelah Uji Validitas) ............................. 58 Tabel 6. Sebaran Aitem Skala Komunikasi Interpersonal ................................................ 58 Tabel 7. Sebaran Aitem Skala Komunikasi Interpersonal (Setelah Uji Validitas) ........... 59 Tabel 8. Sebaran Aitem Skala Altruisme ......................................................................... 60 Tabel 9. Sebaran Aitem Skala Altruisme (Setelah Uji Validitas) .................................... 60 Tabel 10. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ........................................................... 61 Tabel 11. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................... 62 Tabel 12. Deskripsi Data Penelitian ................................................................................. 62 Tabel 13. Kategorisasi Komunikasi Interpersonal ........................................................... 63 Tabel 14. Kategorisasi Altruisme ..................................................................................... 64 Tabel 15. Kategorisasi Social Loafing.............................................................................. 65 Tabel 16. Uji Normalitas .................................................................................................. 66 Tabel 17. Uji Linieritas ..................................................................................................... 66 Tabel 18. Uji Multikolinieritas ......................................................................................... 67 Tabel 19. Uji Heterskedastisitas ....................................................................................... 68 Tabel 20. Hasil Signifikansi Uji Regresi Berganda .......................................................... 69 Tabel 21. Besaran Sumbangan Variabel Bebas terhadap Variabel Tergantung ............... 70 Tabel 22. Uji Hipotesis Minor dan Garis Regresi Linier Berganda ................................. 70 Tabel 23. Hasil Uji Hipotesis Penelitian .......................................................................... 72 Tabel 24. Hasil Uji Homogenitas ..................................................................................... 73 Tabel 25. Hasil Uji Anova Ukuran Kelompok dan Social Loafing .................................. 73 Tabel 26. Hasil Homogeneous Subset .............................................................................. 74 Tabel 27. Hasil Uji Homogenitas ..................................................................................... 74 Tabel 28. Hasil Uji Anova Usia dan Social Loafing ........................................................ 75 Tabel 29. Hasil Homogeneous Subset .............................................................................. 75 Tabel 30. Hasil Uji Homogenitas ..................................................................................... 76 xiii
Tabel 31. Hasil Uji T-Test Independent............................................................................ 76
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skala Penelitian ..................................................................................................... 91 Lampiran 2. Data Uji Coba Skala Social Loafing ........................................................... 101 Lampiran 3. Uji Validitas Dan Reliabilitas Skala Social Loafing ...................................... 104 Lampiran 4. Data Uji Coba Skala Komunikasi Interpersonal ............................................. 105 Lampiran 5. Uji Validitas Dan Reliabilitas Skala Komunikasi Interpersonal................... 112 Lampiran 6. Data Uji Coba Skala Altruisme ......................................................................... 113 Lampiran 7. Uji Validitas Dan Reliabilitas Skala Altruisme .............................................. 121 Lampiran 8. Data Penelitian .................................................................................................... 122 Lampiran 9. Uji Normalitas Data Penelitian ......................................................................... 128 Lampiran 10. Uji Linieritas Data Penelitian ............................................................................ 129 Lampiran 11. Uji Multikolinearitas Data Penelitian .................................................................... 131 Lampiran 12. Uji Heteroskedastisitas Data Penelitian ........................................................... 132 Lampiran 13. Uji Autokorelasi Data Penelitian ...................................................................... 122 Lampiran 14. Deskripsi Data Penelitian ................................................................................... 133 Lampiran 15. Hasil Uji Regresi Berganda ............................................................................... 135 Lampiran 16. Hasil Uji Tambahan Uji Beda Social Loafing dan Jenis Kelamin ............... 136 Lampiran 17. Hasil Uji Tambahan Uji Anova Social Loafing dan Ukuran Kelompok ..... 137 Lampiran 18. Kuesioner Preliminary Study ............................................................................ 139
xv
xvi
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi akan terus berkembang dengan pesatnya. Hal tersebut memberikan dampak terhadap proses pendidikan karena, dengan adanya perkembangan dalam teknologi informasi mampu memberikan banyak cara bagi pelajar untuk mendapatkan informasi sumber belajar. Artinya, pelajar tidak hanya mendapatkan pengetahuan dari proses belajar secara formal, tetapi juga mendapat pengetahuan dari sumber-sumber pengetahuan lainnya. Hal tersebut dapat mengoptimalkan kemandirian pelajar dalam proses belajar (Kurdi, 2009). Adanya pengoptimalan kemandirian dalam diri pelajar merupakan implementasi dari metode pembelajaran SCL atau Student Centered Learning (Melyana, 2013). Student Centered Learning (SCL) merupakan metode belajar atau mengajar yang menjadikan pelajar sebagai pusat pembelajarannya (Machemer, 2007). Melalui SCL para pelajar memiliki keleluasaan untuk mengembangkan segenap potensi, membangun pengetahuan, dan mencapai kompetensi melalui proses pembelajaran aktif, interaktif, kolaboratif, kooperatif, kontekstual, dan mandiri (Harsono, 2008). Selain itu, dalam SCL memerlukan upaya intelektual, analisis, sintesis, evaluasi, serta meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal asimilasi dan aplikasi pengetahuan. Berdasarkan hal tersebut, sasaran dari diterapkannya SCL adalah tidak hanya sekedar pemindahan informasi, tetapi juga pengembangan keterampilan berpikir (Harsono, 2008). Di Indonesia, terdapat beberapa instansi pendidikan yang sudah menerapkan metode pembelajaran SCL. Menurut Nadjamuddin & Norken (dalam Kurdi, 2009) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Udayana sudah menerapkan metode pembelajaran 1
2
SCL. Selain itu, Fakultas Kedokteran dari Universitas Airlangga, Universitas Gadjah Mada, Universitas Syiah Kuala, dan Universitas Unika Atmajaya juga sudah menerapkan sistem SCL (Liansyah, 2015). Penerapan SCL dalam sekolah kedokteran sangat penting, karena untuk menciptakan tenaga medis yang handal, sekolah kedokteran tidak hanya terpaku pada pengajaran ilmu biomedis saja, tetapi juga mengembangkan clinical skill yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat saat ini (Amin & Eng, 2003). Berdasarkan hal tersebut, sangat diperlukan sistem pembelajaran yang lebih berpusat pada mahasiswa, terintegrasi, dan interaktif untuk menciptakan tenaga medis yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Penerapan metode SCL, khususnya pada sekolah kedokteran sudah menjadi urgensi yang disampaikan oleh organisasi kesehatan dunia, seperti World Health Organization (WHO) dan The Network: Towards Unity for Health untuk menghasilkan pekerja kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dibidang kesehatan (Amin & Eng, 2003). Diperlukan pilar penunjang untuk menjamin terlaksananya metode pembelajaran SCL dalam sekolah kedokteran atau perguruan tinggi lainnya, pilar penunjang tersebut diantaranya adalah kerja kelompok (Melyana, 2013). Kerja kelompok tersebut sudah tercermin dalam jenis-jenis pembelajaran SCL, seperti small group discussion, cooperative learning, collaborative learning, role-play and simulation, dan project based learning (Dikti, 2004). Jenis-jenis pembelajaran SCL tersebut sudah diimplementasikan oleh instansi pendidikan yang menerapkan sistem SCL, diantaranya Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana hingga saat ini masih menggunakan metode pembelajaran SCL, khususnya dengan sistem SGD atau small group discussion. SGD merupakan metode belajar dimana mahasiswa dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil, yang biasanya terdiri dari empat sampai dengan sepuluh mahasiswa di
3
dalamnya yang secara bersama-sama mendiskusikan materi yang akan dipelajari (Amin & Eng, 2003). Berdasarkan hal tersebut, pengerjaan tugas secara berkelompok merupakan komponen penting untuk diterapkan pada pendidikan tingkat universitas karena dengan adanya pengerjaan tugas secara berkelompok akan mendapatkan hasil yang lebih baik apabila dibandingkan ketika bekerja sendiri (Hall dan Buzwell, 2012). Hal ini didukung oleh pendapat Bolton (1999) yang menyatakan bahwa sebanyak 72% pengajar di universitas memberikan tugas secara berkelompok dalam proses perkuliahan. Adanya pemberian tugas secara berkelompok tersebut dapat meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam proses belajar dan kerjasama (Sujarwo, 2013). Hasil dari diterapkannya kelompok dalam proses pembelajaran adalah meningkatnya kemampuan mahasiswa dalam komunikasi interpersonal (McCorkle dalam Hall & Buzwell, 2012) dan perilaku tolong menolong dalam situasi sosial (Sujarwo, 2013). Adanya proses kerjasama dari sejumlah orang untuk mencapai tujuan merupakan arti dari sebuah kelompok menurut Woodcock (dalam Stott & Walker, 1995). Bekerja dalam lingkup kelompok di satu sisi dapat memudahkan penyelesaian masalah, namun pada sisi lainnya dapat memicu terjadinya penurunan motivasi individu karena kehadiran orang lain dalam kelompok. Penurunan motivasi individu ketika bekerja dalam kelompok disebut dengan social loafing. Munculnya social loafing dalam suatu kelompok dapat menghilangkan fungsi kelompok sebagai tempat yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran (Anggraeni dan Alfian, 2015). Menurut hasil survei pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, social loafing memang terjadi dalam proses pembelajaran, khususnya dalam proses SGD, seperti mengabaikan tugas yang menjadi tanggung jawab mahasiswa tersebut (Pratama,
4
2015). Selain itu, hasil survei pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya juga menyatakan bahwa social loafing sering terjadi saat melakukan SGD dan perlu dicegah kemunculannya agar tidak terbiasa menjadi mahasiswa yang tidak bertanggung jawab dan tidak memiliki rasa empati terhadap rekan sejawat (Pratama, 2017). Sangatlah penting untuk mencegah munculnya social loafing pada mahasiswa agar dapat mengurangi lulusan yang tidak berkualitas karena terbiasa untuk melepas tanggung jawab terhadap tugas dan tidak memiliki rasa empati terhadap orang lain. Berdasarkan data survei tersebut, diperlukan pertimbangan tepat terkait komposisi kelompok agar munculnya social loafing dapat dikurangi dan seluruh anggota kelompok berkontribusi dalam proses mencapai tujuan. Komposisi tersebut salah satunya dapat dilihat pada aspek jumlah anggota kelompok. Terdapat beberapa pendapat mengenai jumlah anggota yang efektif dalam sebuah kelompok, salah satunya adalah berjumlah lima sampai sembilan anggota (Robins & Judge, 2013). Menurut Peterson (dalam Stott & Walker, 1995) jumlah anggota kelompok yang efektif adalah berkisar antara enam sampai dengan 12 orang. Jika kelompok memiliki anggota kelompok kurang dari enam, maka kelompok tidak memperoleh rentang pendapat yang luas, sedangkan jika kelompok memiliki anggota kelompok lebih dari 12 orang, maka kelompok akan kesulitan dalam mencapai kesepakatan (Stott & Walker, 1995). Menurut hasil survei terhadap 15 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang dilakukan pada hari Minggu, 6 Desember 2015, terdapat beberapa hal yang diungkapkan terkait dengan banyaknya jumlah anggota. Hasil survei menunjukkan bahwa jumlah anggota kelompok yang tepat adalah empat sampai dengan enam orang, sebab jika jumlah anggota berlebihan maka masalah yang muncul adalah kesulitan dalam mengatur
5
anggota, ketidakseimbangan dalam pembagian tugas, dan ketidakefektifan karena banyak yang tidak bekerja dan berkontribusi kepada kelompok (Pratama, 2015). Berbeda dengan hasil survei dan teori, dalam praktiknya, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana menerapkan kelompok dengan jumlah anggota sebanyak sembilan sampai dengan 15 orang. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, muncul sebuah permasalahan yakni semakin banyak anggota dalam kelompok akan mempersulit dalam proses pembagian tugas secara merata dan pada akhirnya dapat menghambat proses penyelesaian tugas karena partisipasi anggota kelompok yang tidak merata (Pratama, 2015). Ketidakmerataan partisipasi anggota kelompok tersebut dapat menurunkan partisipasi anggota kelompok, dan pada akhirnya social loafing pun tidak dapat dihindari (Indik dalam Shaw, 1981). Timbulnya social loafing dapat menyebabkan rendahnya ketertarikan individu untuk tinggal dalam kelompok atau yang disebut dengan kohesivitas (Anggraeni & Alfian, 2015). Terdapat faktor lain yang perlu dipertimbangkan agar kelompok menjadi lebih efektif dan kohesif. Faktor tersebut adalah komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal merupakan penyampaian informasi dari satu orang kepada orang lain (Bochner, dalam DeVito, 2011). Menurut Wulansari, Hardjajani, & Nugroho (2013) kohesivitas dan kinerja kelompok akan semakin baik jika komunikasi dalam kelompok dilakukan dengan baik, yang ditandai dengan mudah dipahaminya pesan oleh sesama anggota kelompok dan berkomunikasi dalam intonasi dan tempo yang tepat. Komunikasi interpersonal yang terjadi dalam proses SGD dapat berupa penyampaian pemikiran atau perasaan terhadap kelompok dan sikap saling mendukung atau menyanggah pemikiran anggota kelompok lainnya. Jika proses penyampaian pesan berupa pemikiran atau perasaan kepada kelompok dilakukan dengan baik, maka anggota kelompok lain dapat memahami,
6
menyetujui, dan bahkan mengikuti apa yang disampaikan yang pada akhirnya dapat mengurangi timbulnya kesalahpahaman (Wulansari, dkk., 2013). Terbentuknya suatu kelompok dapat meningkatkan perilaku altruisme dalam diri anggota kelompok (Sujarwo, 2013). Perilaku altruisme tersebut tercermin dalam perilaku saling membantu saat teman sekelompok belum memahami materi diskusi (Hapsari & Yonata, 2014). Berdasarkan hal tersebut, dalam proses diskusi kelompok, mahasiswa tidak hanya melatih kemampuan komunikasi interpersonalnya, tetapi juga perilaku menolong atau altruisme. Perilaku menolong atau altruisme merupakan hasrat untuk menolong orang lain diatas kepentingan pribadi dan tidak mengharapkan imbalan (Myers, 2003). Faturochman (2009) menyatakan bahwa pada kelompok dengan kohesivitas tinggi, anggota kelompok merasa bahwa memberikan pertolongan kepada anggota kelompok merupakan sebuah tanggung jawab, sehingga perilaku menolong diperlukan dalam sebuah kelompok. Hal ini berkaitan dengan adanya diffusion of responsibility atau persebaran tanggung jawab dari diri individu saat berada dalam situasi sosial (Sarwono & Meinarno, 2009). Jika diffusion of responsibility dikaitkan dengan kelompok, maka tanggung jawab individu untuk menolong akan menurun karena terbagi dengan anggota kelompok yang berada disekitar diri individu tersebut. Adanya diffusion of responsibility inilah yang menyebabkan munculnya social loafing, namun pada kelompok yang kohesif tidak terjadi diffusion of responsibility, karena saling menolong adalah tanggung jawab sesama anggota kelompok (Rutkowski, Cruder, & Romer, 1983). Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa kuantitas anggota dalam suatu kelompok, komunikasi interpersonal, dan perilaku altruisme dapat berkontribusi terhadap kohesivitas kelompok. Jika kohesivitas sudah muncul dalam sebuah
7
kelompok, maka kemungkinan terjadinya social loafing dapat ditekan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah penelitian yang mampu memberikan informasi mengenai pengaruh jumlah anggota kelompok, kemampuan komunikasi interpersonal, dan perilaku altruisme terhadap timbulnya social loafing. Harapannya, hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dalam pembentukan kelompok SGD yang efektif.
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang dipaparkan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Apakah ada pengaruh kuantitas, kemampuan komunikasi interpersonal, dan perilaku altruisme anggota kelompok terhadap social loafing? 2. Seberapa besar pengaruh kuantitas, kemampuan komunikasi interpersonal, dan perilaku altruisme anggota kelompok terhadap social loafing?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh kuantitas, kemampuan komunikasi interpersonal, dan perilaku altruisme anggota kelompok terhadap social loafing. 2. Untuk mengetahui besar pengaruh kuantitas, kemampuan komunikasi interpersonal, dan perilaku altruisme anggota kelompok terhadap social loafing.
D. Manfaat Penelitian Dari penelitian yang akan dilakukan, terdapat beberapa manfaat, yaitu:
8
1. Manfaat Teoretis a. Dapat memberikan wawasan tambahan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang Psikologi Pendidikan terkait dengan penggunaan SCL dalam proses belajar. b. Dapat memperkaya kajian teori Psikologi Sosial mengenai social loafing dan dinamika kelompok. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan evaluasi dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan kerja tim atau kelompok agar selalu mempertimbangkan besar atau jumlah anggota kelompok, komunikasi interpersonal dan perilaku altruisme agar kelompok menjadi efektif dan efisien dalam mencapai tujuan kelompok. b. Dalam lingkup organisasi maupun pendidikan, penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan informasi dan wawasan tambahan mengenai penetapan jumlah serta karakteristik individu yang tepat dalam sebuah kelompok.
E. Keaslian Penelitian Untuk menunjang penelitian ini, terdapat beberapa kajian dari penelitian sebelumnya yang masih berkaitan dengan judul penelitian ini, yakni Pengaruh Kuantitas, Kemampuan Komunikasi Interpersonal, dan Perilaku Altruisme Anggota Kelompok terhadap Social loafing. a. Penelitian pertama berjudul “Social Loafing: A Field Investigation" yang dilakukan pada sampel yang berasal dari dua organisasi yang berbeda (Liden, Wayne, Jaworski, & Bennet, 2004). Jumlah responden dalam penelitian tersebut adalah 168 karyawan,
9
yang kemudian dikelompokkan ke dalam 23 kelompok kerja. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah tujuh jenis kuesioner berbeda untuk mengukur masing-masing variabel. Pada tingkat individual, menggunakan empat jenis kuesioner, sedangkan pada tingkat kelompok, menggunakan dua jenis kuesioner. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa social loafing pada tingkat individual akan semakin tinggi tingkat kemunculannya apabila ada peningkatan task interdependence dan penurunan task visibility dan distributive justice. Pada tingkat kelompok, social loafing akan semakin besar tingkat kemunculannya apabila ukuran kelompok semakin besar dan kohesivitas semakin menurun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Liden, dkk. (2004), terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian ini, seperti perbedaan dalam responden, variabel bebas, uji hipotesis, setting, dan alat ukur yang digunakan. b. Penelitian selanjutnya berjudul “Peran Jender dan Social loafing Tendency terhadap Prestasi Akademik dalam Konteks Pembelajaran Kooperatif”, dengan partisipan berjumlah 252 mahasiswa, dimana 181 orang berasal dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara dan Universitas Medan Area berjumlah 71 orang (Zahra, Eliana, Budiman, & Novliadi, 2015). Komposisi mahasiswa secara keseluruhan di kedua universitas, jumlah partisipan laki laki berjumlah 43 orang dan perempuan berjumlah 209 orang. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur social loafing tendency adalah dengan menggunakan SLTQ yang dibuat Ying, dkk. (2014). SLTQ tersebut kemudian dialihbahasakan menjadi Bahasa Indonesia. Dari analisis mediasional Baron & Kenny (1986) diperoleh hasil bahwa social loafing tendency tinggi berasosiasi dengan prestasi akademik yang rendah dan social loafing tendency juga tidak menjadi mediator antara hubungan efek jender terhadap prestasi akademik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Zahra, dkk. (2015), terdapat beberapa
10
perbedaan dengan penelitian ini, seperti perbedaan dalam responden, variabel bebas, uji hipotesis, dan alat ukur yang digunakan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Zahra, dkk. (2015) adalah sama-sama mengambil data dalam setting pendidikan. c. Penelitian selanjutnya berjudul “Extrinsic and Intrinsic Origins of Perceived Social Loafing in Organizations” (George, 1992). Responden dalam penelitian ini berjumlah 221 pekerja di bagian penjualan. Penelitian ini menggunakan tiga skala, yakni skala task visibility yang terdiri dari 6 aitem, skala intrinsic involvement yang terdiri dari 3 aitem dan skala social loafing yang terdiri dari 10 aitem. Dari hasil analisis Korelasi menyatakan bahwa dorongan instrinsik dan ekstrinsik berkorelasi terhadap munculnya social loafing dalam kelompok kerja dalam konteks organisasi. Social loafing akan semakin tinggi jika task visibility rendah, sedangkan pada variabel instrinsic involvement memberikan korelasi negatif terhadap social loafing. Selain itu, variabel instrinsic involvement dapat memoderasi hubungan antara task visibility dan social loafing. Artinya, semakin tinggi instrinsic involvement, maka hubungan task visibility dan social loafing semakin rendah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Georger (1992), terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian ini, seperti perbedaan dalam responden, variabel bebas, uji hipotesis, setting, dan alat ukur yang digunakan. d. Penelitian yang berjudul “Hubungan Kohesivitas dan Social loafing dalam Pengerjaan Tugas Berkelompok pada Mahasiswa Psikologi Universitas Airlangga”, menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan antara kohesivitas dan social loafing dalam pengerjaan tugas berkelompok pada mahasiswa (Anggraeni & Alfian, 2015). Penelitian tersebut dilakukan pada responden berjumlah 290 orang yang berasal dari Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya. Variabel kohesivitas dan social
11
loafing masing-masing diukur melalui skala The Group Environment Questionnaire (GEQ) yang digagas oleh Carron (1985) dan Skala social loafing. Berdasarkan uji korelasi Pearson Product Moment didapatkan sebesar -0.724 dengan taraf signifikansi sebesar 0.000 dan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan antara kohesivitas dan social loafing, yang berarti semakin tingginya kohesivitas maka social loafing akan rendah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni & Alfian (2015), terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian ini, seperti perbedaan dalam responden yang digunakan, variabel bebas yang digunakan, uji hipotesis yang digunakan, dan alat ukur yang digunakan dalam pengambilan data. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni & Alfian (2015) adalah sama-sama menggunakan setting pendidikan. e. Penelitian yang dilakukan oleh Hardy dan Latane (1988) dengan judul “Social loafing in Cheerleaders: Effects of Team Membership and Competition” yang bertujuan untuk melihat social loafing dalam suasana yang kompetitif dan dengan tugas tim yang dapat memotivasi secara intrinsik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa social loafing tidak terbatas pada tugas-tugas yang dianggap tidak penting atau bermakna, yang tidak memiliki kepentingan intrinsik, yang tidak melibatkan kompetisi, atau yang dilakukan dengan orang asing. Penelitian tersebut dilakukan pada 48 siswi SMA yang menghadiri cheerleader, dimana cheerleader berusia antara 15 sampai 17 tahun dan memiliki 2 sampai 5 tahun pengalaman menjadi cheerleader. Data dianalisis dengan uji T-Test One Sample dengan desain ANOVA 2 (Tim) x 3 (Kompetisi) x 2 (Tugas) x 2 (Blok Percobaan). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hardy dan Latane (1988), terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian ini, seperti perbedaan dalam responden, variabel bebas, uji hipotesis, setting, dan alat ukur yang digunakan.
12
Adapun penjelasan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sejenis yaitu: 1. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitas, kemampuan komunikasi interpersonal, dan perilaku altruisme anggota kelompok. 2. Setting yang digunakan dalam penelitian ini adalah setting pendidikan, khususnya pada Fakultas Kedokteran yang menjadikan SGD sebagai metode pembelajaran utama dan memiliki memiliki sistem pembelajaran yang berbeda dengan beberapa fakultas kedokteran lainnya di Indonesia (Unud, 2014). 3. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang masih aktif mengikuti SGD. 4. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi berganda. 5. Penelitian ini merupakan menggunakan metode survei analitis, karena penelitian ini ingin melihat perlakuan dalam situasi alamiah tanpa adanya manipulasi (Morissan, 2014).