MODEL LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SIMULASI BERTINGKAT UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN INTERPERSONAL SISWA SMK (Studi Pengembangan di SMK PGRI Batang) Ulul Azam BK FKIP UNISRI ABSTRAK Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini antara lain: (1) Menghasilkan model layanan bimbingan kelompok teknik simulasi bertingkat untuk meningkatkan kecakapan interpersonal siswa SMK; (2) Mengetahui efektivitas model layanan bimbingan kelompok teknik simulasi bertingkat untuk meningkatkan kecakapan interpersonal siswa SMK PGRI Batang. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R & D). Model layanan bimbingan kelompok teknik simulasi bertingkat untuk meningkatkan kecakapan interpersonal siswa SMK terdiri dari: (1) rasional; (2) tujuan; (3) asumsi dasar; (4) target intervensi dan sasaran layanan; (5) konselor; (6) anggota kelompok; (7) materi, perlakuan, dan teknik; (8) tahapan pelaksanaan; (9) sarana pendukung; (10) evaluasi dan indikator keberhasilan. Hasil uji coba lapangan menunjukan kecakapan interpersonal siswa mengalami peningkatan. Rata-rata skor evaluasi awal 126,3 dan skor evaluasi akhir 193,6. Ini berarti model layanan yang dikembangkan efektif dalam meningkatkan kecakapan interpersonal siswa SMK. Oleh karena itu, guru bimbingan dan konseling disarankan untuk melaksanakan model pengembangan ini secara kontinyu. Kata kunci: model layanan imbingan kelompok teknik simulasi bertingkat, kecakapan interpersonal, siswa SMK ABSTRACT The objectives of this study are: (1) to create a group guidance service model using multilevel simulation technique to improve interpersonal skills of vocational students; (2) to determine the effectiveness of group guidance service model using multilevel simulation technique to improve interpersonal skills of students at SMK PGRI Batang. This study is a research and development (R & D). The group guidance service model using multilevel simulation technique to improve interpersonal skills of vocational students consists of: (1) rational; (2) purposes; (3) basic assumptions; (4) targets of intervention and service; (5) counselor; (6) members of the group; (7) materials, treatments, and techniques; (8) stages of implementation; (9) facilities; (10) evaluations and indicators of success. The results of the field experiment show that the interpersonal skills of students have increased. The average scores of early and final evaluation are 126.3 and 193.6 in sequence. These scores mean that the group guidance service model developed in this study is effective to improve interpersonal skills of vocational students. Therefore, guidance and counseling teachers are encouraged to implement this model continuously. Keywords: group guidance service model using multilevel simulation technique, interpersonal skills, vocational students
EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015
144
mengembangkan
PENDAHULUAN Kecakapan
interpersonal
kecakapan
interpersonalnya
akan
mengalami
diartikan sebagai kemampuan dan
banyak hambatan dalam dunia sosial
keterampilan
sehingga mereka mudah tersisihkan
menciptakan
seseorang relasi,
dalam
membangun
dari lingkungan masyarakat.
relasi, dan mempertahankan relasi sosialnya
belah
dilakukan peneliti di SMK PGRI
pihak berada dalam situasi saling
Batang menunjukan bahwa tingkat
menguntungkan
Safaria,
kecakapan interpersonal siswa masih
(dalam
rendah, ditandai dengan: (1) siswa
2011:45)
menyatakan
bersikap acuh terhadap sebayanya
kecakapan
interpersonal
yang sedang mengalami kesulitan;
adalah kemampuan untuk memahami
(2) siswa bersikap kasar terhadap
dan berinteraksi dengan orang lain
sebayanya baik secara fisik maupun
secara
ataupun
verbal; (3) siswa bersikap reaktif saat
hubungan
diberi bimbingan oleh guru; (4)
yang positif dalam interaksi sosial.
siswa tidak memberikan perhatian
Karakteristik pribadi yang demikian
saat guru menerangkan di depan
sangat
untuk
kelas; (5) tanggung jawab siswa
menciptakan suasana yang harmonis,
terhadap tugas rendah; (6) siswa
sikap empati dan penuh perhatian.
kurang
2005:23). Rustam, bahwa
sehingga
kedua
Hasil studi pendahuluan yang
(T.
Buhrmester
efektif, memulai
mempertahankan
suatu
dibutuhkan
Kecakapan
interpersonal
perhitungan
mengambil
dalam
suatu
tindakan.
merupakan kompetensi yang penting
Berdasarkan hasil wawancara dengan
untuk dimiliki oleh semua individu,
guru bimbingan dan konseling, ada
tidak terkecuali siswa yang sedang
beberapa
menempuh pendidikan. Kecakapan
melakukan teror lewat pesan singkat,
interpersonal menjadi penting karena
tidak hanya kepada sesama siswa
pada dasarnya manusia tidak bisa
tetapi juga kepada dewan guru.
menyendiri. Banyak kegiatan dalam
Rendahnya
hidup individu yang terkait dengan
interpersonal siswa perlu mendapat
orang lain. Individu yang gagal
solusi
EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015
siswa
secara
yang
tingkat
cepat
sering
kecakapan
agar
tidak
145
menimbulkan dampak negatif yang
tersebut
menjadi
lebih luas (seperti perkelahian masal
pencapaiannya
diantara siswa/tawuran, siswa tidak
yang diberikan tidak sistematis dan
naik kelas, dan lain sebagainya).
tidak
merupakan
bagian
integral
dari
karena
siswa
(termasuk di dalamnya kecakapan interpersonal)
melainkan
pada
faktual
yang
masalah-masalah
jenis layanannya memiliki peran
dialami oleh siswa.
untuk
pada
kompetensi
sistem pendidikan dengan berbagai
sentral
jelas
intervensi
memfokuskan
peningkatan Bimbingan dan konseling yang
tidak
meningkatkan
Berkaitan dengan penjelasan di
kecakapan interpersonal pada diri
atas,
siswa. Layanan yang tepat diberikan
pengembangan
untuk
kecakapan
bimbingan kelompok, baik dari segi
interpersonal siswa adalah layanan
konten maupun cara pelaksanaannya.
bimbingan
Teknik
meningkatkan
kelompok.
bimbingan
kelompok
Layanan merupakan
maka
dibutuhkan dalam
yang
diimplementasikan
suatu layanan
tepat dalam
layanan bimbingan dan konseling
mengembangkan layanan bimbingan
yang memungkinkan setiap anggota
kelompok
kelompok secara bersama-sama dan
meningkatkan
melalui
interpersonal siswa adalah simulasi
dinamika
kelompok
terdorong untuk berpikir logis, aktif
kecakapan
Tatiek
Romlah
(2006:118)
yang
menyatakan jika teknik simulasi
rasional, dan lebih bijaksana dalam
dibuat untuk tujuan-tujuan tertentu,
bertindak dan bertutur kata. Suasana
terutama membantu individu untuk
saling berbagi dalam bimbingan
mempelajari
kelompok memberikan pengalaman
pengalaman yang berkaitan dengan
yang
aturan-aturan
bisa
menemukan
pendapat
upaya
bertingkat.
bertanya, memberikan tanggapan, mengemukakan
sebagai
membantu cara
baru
individu
pengalaman-
sosial.
Suasana
dalam
kelompok, yaitu antar hubungan dari
pemecahan
masalah.
Dalam
semua pihak yang terlibat dalam
implementasi
di
fungsi
kelompok dapat merupakan wahana
sekolah,
EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015
146
dimana
masing-masing
anggota
bertingkat
untuk
meningkatkan
kelompok itu (secara perorangan)
kecakapan interpersonal siswa SMK;
dapat
semua
(2) mengetahui efektivitas model
informasi, tanggapan, dan berbagai
layanan bimbingan kelompok teknik
reaksi
simulasi
memanfaatkan
dari
anggota
kelompok
bertingkat
lainnya untuk kepentingan dirinya
meningkatkan
yang
bersangkut
pengembangan Sagala
paut
dengan
interpersonal
dirinya.
Syaiful
Batang.
(2012:221)
untuk kecakapan
siswa
SMK
PGRI
menambahkan
melalui simulasi berupa pemberian
METODE
tugas dan eksperimen individu diberi
Tujuan akhir dari penelitian ini
kesempatan untuk mengalami sendiri
adalah tersusunnya rumusan model
atau melakukan sendiri, mengikuti
teknik simulasi bertingkat untuk
proses,
meningkatkan
mengamati
menganalisis,
suatu
objek,
membuktikan,
kecakapan
dan
interpersonal siswa SMK. Kerangka
menarik kesimpulan sendiri tentang
model disusun berdasarkan kajian
suatu objek, keadaan, atau proses.
teoritis, empiris, dan kondisi objektif
Dengan seperti ini maka sikap
pelaksanaan
layanan
berpikir ilmiah dan kerjasama yang
kelompok
dan
merupakan
komponen
dari
perkembangan siswa SMK (remaja).
kecakapan
interpersonal
akan
Oleh
karena
itu,
bimbingan karakteristik
penelitian
ini
berkembang secara optimal. Apabila
menggunakan metode dan desain
semua
dapat
penelitian pengembangan (research
terinternalisasi dengan baik, secara
and development) yang didasarkan
tidak langsung siswa sudah dibekali
pada prinsip-prinsip dan langkah-
dengan kemampuan untuk hidup
langkah dari Borg & Gall.
tujuan
tersebut
“harmonis” di dalam masyarakat.
Menurut Borg & Gall (dalam
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian
ini
menghasilkan
antara model
lain:
(1)
layanan
bimbingan kelompok teknik simulasi
Sugiyono,
2010:409),
langkah-
langkah yang seyogianya ditempuh dalam
penelitian
pengembangan
meliputi: (1) studi pendahuluan, (2)
EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015
147
perencanaan, model
(3)
hipotetik,
pengembangan penelaahan
Rusmana (2009:14) jumlah ideal
model hipotetik, (5) revisi, (6) uji
anggota kelompok dalam layanan
coba terbatas, (7) revisi hasil uji
bimbingan kelompok adalah tidak
coba, (8) uji coba lebih luas, (9)
lebih dari 10 orang. Peneliti memilih
revisi
10
model
(4)
berjumlah 10. Menurut Nandang
akhir,
dan
(10)
diseminasi dan sosialisasi.
sebagai
anggota
kelompok secara heterogen tingkat
Namun dalam penelitian ini kesepuluh
mahasiswa
tahapan
resiliensinya (tinggi, sedang, kurang,
tersebut
dan rendah). Prayitno (2012:159)
dimodifikasi menjadi 6 tahapan,
menegaskan jika anggota kelompok
disesuaikan
kebutuhan
yang heterogen akan menjadi sumber
penelitian. Keenam tahapan yang
yang lebih kaya untuk pencapaian
dimaksud adalah sebagai berikut: (1)
tujuan layanan.
dengan
persiapan pengembangan model; (2)
Instrumen dalam penelitian ini
merancang model hipotetik; (3) uji
digunakan untuk mengungkap data
kelayakan model berupa validasi ahli
kualitatif
dan praktisi; (4) perbaikan model
Berikut
hipotetik; (5) uji lapangan model
instrumen penelitian:
dan ini
data adalah
kuantitatif. tabel
dari
hipotetik; (6) hasil akhir produk. Subjek mahasiswa
penelitian semester
Instrumen Pedoman wawancara
Pedoman observasi
adalah VI
Jenis Data Kualitatif
Kualitatif
yang Subjek Guru BK di SMK PGRI Batang
Konselor dan anggota kelompok
Tujuan
Analisis
Mengetahui kondisi objektif pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di SMK PGRI Batang 1. Mengetahui kondisi objektif pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di SMK PGRI Batang 2. Mengetahui
Deskriptif kualitatif
EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015
Deskriptif kualitatif
148
Lembar validasi
Kualitatif
Skala kecakapan interpersonal
Pakar dan praktisi/guru bimbingan dan konseling. Kuantitatif 1. Siswa kelas XI jurusan PM. 2. Siswa yang menjadi anggota kelompok.
pelaksanaan model layanan bimbingan kelompok teknik simulasi bertingkat Uji kelayakan model hipotetik
1. Untuk memilih anggota kelompok secara heterogen
Deskriptif kualitatif
Deskriptif kuantitatif
2. Untuk mengetahui tingkat kecakapan interpersonal siswa, sebelum dan sesudah diberi layanan bimbingan kelompok teknik simulasi bertingkat
HASIL DAN PEMBAHASAN
Layanan
Tingkat Kecakapan Interpersonal
Teknik Simulasi Bertingkat
Siswa
sebelum
Bimbingan
Kelompok
Pelaksanaan
No.
Anggota Kelompok
Skor Pretest
Kriteria
1
Responden 1
108
Kurang
2
Responden 2
155
Sedang
3
Responden 3
96
Rendah
4
Responden 4
158
Sedang
5
Responden 5
140
Kurang
6
Responden 6
180
Sedang
7
Responden 7
88
Rendah
8
Responden 8
136
Kurang
9
Responden 9
77
Rendah
10
Responden 10
125
Kurang
126,3
Kurang
Rata-rata
EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015
149
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
tingkat
pada kategori rendah, 4 siswa berada
kecakapan
pada kategori kurang, dan 3 siswa
interpersonal siswa yang menjadi
berada pada kategori sedang. Artinya
subjek penelitian memiliki kriteria
bahwa
yang bervariasi, yaitu 3 siswa berada
heterogen.
kelompok
ini
bersifat
Proses Pelaksanaan Tindakan Kegiatan BKp 1
BKp 2
Indikator Sasaran Kesadaran diri dan
1. Permainan: Kayu jatuh.
pemahaman situasi sosial
2. Kegiatan inti: Presentasi mandiri.
Etika sosial dan
1. Permainan: Memindahkan gelas.
keterampilan pemecahan
2. Kegiatan inti: Praktik pelayanan
masalah BKp 3
Perlakuan
Sikap empati
prima 1. Permainan: Pengorbanan diri 2. Kegiatan inti: Life modeling
BKp 4
Sikap prososial
1. Permainan: Kapal pecah. 2. Kegiatan inti: bermain teamwork membuat menara.
BKp 5
Komunikasi efektif
1. Permainan: Out of the box. 2. Kegiatan inti: Praktis menawarkan produk
BKp 6
Mendengarkan efektif
1. Permainan: Out of the box. 2. Kegiatan
inti:
Praktik
menata
produk. Tingkat Kecakapan Interpersonal Siswa sebelum Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Simulasi Bertingkat No.
Nama Siswa
Skor Pretest
Kriteria
1
Responden 1
219
Tinggi
2
Responden 2
225
Tinggi
3
Responden 3
198
Tinggi
4
Responden 4
215
Tinggi
EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015
150
5
Responden 5
199
Tinggi
6
Responden 6
220
Tinggi
7
Responden 7
170
Sedang
8
Responden 8
218
Tinggi
9
Responden 9
189
Sedang
10
Responden 10
210
Tinggi
193,6
Tinggi
Rata-rata Data di atas menunjukan bahwa
interpersonal yang diperoleh adalah
semua siswa yang menjadi anggota
193,6 (masuk dalam kategori tinggi).
kelompok mengalami peningkatan
Dari ke-10 siswa yang menjadi
skor kecakapan interpersonal. Secara
anggota kelompok, 2 masuk kategori
rata-rata
sedang dan 8 tinggi.
skor
kecakapan
Hasil Uji Efektivitas Layanan: Peningkatan Kecakapan Interpersonal Siswa No
AK
Eval. Awal X1
Eval. Akhir X2
Selisih (X2-X1)
Jenjang
1
Res. 1
108
219
111
9
Tanda Jenjang + 9 0
2
Res. 2
155
225
70
4
4
0
3
Res. 3
96
198
102
8
8
0
4
Res. 4
158
215
43
2
2
0
5
Res. 5
140
199
59
3
3
0
6
Res. 6
180
220
40
1
1
0
7
Res. 7
88
170
82
5,5
5,5
0
8
Res. 8
136
218
82
5,5
5,5
0
9
Res. 9
77
189
112
10
10
0
10
Res. 10
125
210
85
7
7
0
55
0
Jumlah Berdasarkan
analisis
proses
bimbingan kelompok teknik simulasi
pelaksanaan layanan serta hasil yang
bertingkat
dicapai
meningkatkan
oleh
anggota
kelompok
membuktikan
bahwa
layanan
interpersonal
EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015
efektif
dalam kecakapan
siswa
SMK
PGRI 151
Batang. Indikasi keberhasilan proses
diri sendiri tapi juga pada anggota
pelaksanaan layanan dapat dilihat
kelompok dalam setiap tahapan
dari peran yang dilaksanakan oleh
layanan
konselor dan anggota kelompok pada
teknik simulasi beringkat.
setiap
tahapan,
baik
tahap
bimbingan
2. Materi
yang
kelompok
menjadi
topik
pembentukan, peralihan, kegiatan,
bahasan, yakni tentang nilai-nilai
dan pengakhiran dimana pada setiap
dari
tahapan
dan
sesuai dengan tingkat kebutuhan
telah
siswa pada umumnya dan anggota
tersebut
anggota
konselor
kelompok
kecakapan
mengoptimalkan
kecakapan
hidupnya.
efektivitas
3. Konselor
layanan dibuktikan dari hasil skala
kegiatan
mampu
kecakapan
interpersonal
perlakuan
yang
menunjukan
adanya
Sedangkan
yang
peningkatan
interpersonal
kelompok pada khususnya. sebagai
dengan
topik
perencana memberikan tepat
sesuai
bahasan
dan
hasil evaluasi awal dan evaluasi
karakteristik siswa yang menjadi
akhir pada skor total kecakapan
anggota kelompok, yakni usia
interpersonal.
remaja. Perlakuan yang diberikan
Peningkatan
kecakapan interpersonal siswa adalah
tersebut
sebesar 67,3 poin. Selain itu dari
anggota
hasil uji statistik Wilcoxon juga
mengoptimalkan
menunjukan jumlah jenjang terkecil
hidupnya sehingga mereka secara
= 0 < dari T tabel = 8, sehingga Ha
aktif
diterima dan Ho ditolak.
dalam
Faktor-faktor yang mendukung peningkatan kecakapan interpersonal siswa
setelah
menstimulus
kelompok
untuk kecakapan
menunjukan
peranannya
menciptakan
dinamika
kelompok. 4. Konselor mampu memanfaatkan
layanan
berbagai sarana dan prasarana
bimbingan kelompok teknik simulasi
yang ada di SMK PGRI Batang
bertingkat antara lain:
untuk
1. Konselor
diberi
dapat
sebagai
motivator
mampu mengoptimalkan
nilai-
mendukung
kelancaran
pelaksanaan (menggunakan
kegiatan alat
kerja
nilai positifnya, tidak hanya pada
EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015
152
pertokoan,
menggunakan
toko
pendukung; (10) evaluasi dan
sekolah sebagai tempat praktik). 5. Anggota
kelompok
dan
2. Tingkat kecakapan interpersonal
mampu bersikap terbuka serta
siswa setelah diberi layanan
aktif,
bimbingan
tidak
mau
indikator keberhasilan.
hanya
saat
kelompok
teknik
pelaksanaan layanan, akan tetapi
simulasi bertingkat adalah: 2
di luar kegiatan tersebut mereka
siswa masuk kategori sedang
juga menyempatkan waktu untuk
dan 8 siswa masuk kategori
belajar lebih dalam mengenai
tinggi dengan skor rata-rata
topik bahasan.
adalah 193,6 (masuk kategori
6. Pembentukan kelompok secara
tinggi).
heterogen mampu menumbuhkan dinamika kelompok dengan baik sehingga secara otomatis mampu
SARAN 1. Guru bimbingan dan konseling
menstimulus anggota kelompok
tidak
mengesampingkan
yang awalnya pasif untuk lebih
masalah
berperan aktif dalam kegiatan
interpersonal
kelompok.
sebaliknya
kecakapan siswa, harus
tetapi serius
menanganinya, karena tinggirendahnya
KESIMPULAN 1. Model
layanan
kelompok
bimbingan
teknik
tingkat
interpersonal
kecakapan
siswa
akan
simulasi
berdampak pada kualitas siswa
bertingkat untuk meningkatkan
saat melaksanakan PRAKERIN.
kecakapan interpersonal siswa
2. Sehubungan dengan pentingnya
SMK terdiri dari: (1) rasional;
masalah
(2) tujuan; (3) asumsi dasar; (4)
interpersonal,
target intervensi dan sasaran
dengan menggunakan layanan
layanan;
bimbingan
(5)
konselor;
(6)
kecakapan penanganannya
kelompok
teknik
bertingkat
dapat
anggota kelompok; (7) materi,
simulasi
perlakuan,
(8)
diprogramkan secara periodik
tahapan pelaksanaan; (9) sarana
terutama terhadap siswa yang
dan
teknik;
EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015
153
skala
kecakapan
interpersonalnya
masuk
pada
kategori kurang dan rendah. 3. Dalam
menerapkan
layanan
bimbingan
kelompok
teknik
simulasi
bertingkat,
guru
bimbingan dan konseling harus bisa memenuhi kompetensi yang dipersyaratkan pada substansi model yang dikembangkan. 4. Guru bimbingan dan konseling perlu menjalin kerjasama yang baik
dengan
pelajaran,
guru guru
Rustam. 2011. Program Bimbingan dan Konseling Multikultur untuk Meningkatkan Kecerdasan Sosial Siswa SMP Kuburaya Pontianak. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta. Syaiful Sagala. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
mata bidang
T.
kesiswaan, dan ketua program studi agar mendapat dukungan untuk
melaksanakan
bimbingan
kelompok
Safaria. 2005. Interpersonal Intelegence: Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak. Yogyakarta: Amara Books.
layanan teknik
simulasi bertingkat.
Tatiek Romlah. 2006. Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang.
DAFTAR PUSTAKA Nandang Rusmana. 2009. Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Metode, Teknik, dan Aplikasi). Bandung: Rizki Press. Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang: Program Pendidikan Profesi Konselor Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNP.
EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015
154