minikino presents
OKTOBER 12 SAMPAI 17, 2015
OCTOBER 12 THRU17, 2015
minikinoevents www.minikino.org
[email protected]
DAFTAR ISI Pengantar dari Direktur MINIKINO FILM WEEK 2015 Venue dan Lokasi DAFTAR JADWAL DAN LOKASI SHORTS PROGRAM INDONESIA RAJA 2015 Pengantar dari Direktur Program Indonesia Raja 2015: MEDAN Indonesia Raja 2015: JAKARTA Indonesia Raja 2015: PURBALINGGA Indonesia Raja 2015: SEMARANG Indonesia Raja 2015: YOGYAKARTA Indonesia Raja 2015: SURABAYA Indonesia Raja 2015: DENPASAR/BALI S-EXPRESS 2015 S-EXPRESS 2015: INDONESIA S-EXPRESS 2015: SINGAPORE S-EXPRESS 2015: MALAYSIA S-EXPRESS 2015: THAILAND S-EXPRESS 2015: PHILLIPINE
2 3 4-5 6 7 8 9 11 13 15 17 18 21 22 23 24 26 27
TIM KERJA MINIKINO FILM WEEK 2015 & UCAPAN TERIMAKASIH LOGO PARA PENDUKUNG ACARA
G
SPECIAL PROGRAM Pemutaran Perdana “BULU MATA” dir. Tonny Trimarsanto REGIONAL PROGRAM DARI MALAYSIA “LELAKI HARAPAN DUNIA”, dir. Liew Seng Tat
SHORTS PROGRAM FEATURING TONNY TRIMARSANTO 31 - Renita, Renita - The Mangoes Shorts of PAUL AGUSTA “GET MY FEELINGS OUT” 32 - 34 CERITA TENTANG RAHASIA 35 - 36 - “SLEEP TIGHT MARIA” - “PERTANYAAN UNTUK BAPAK” - “EMAK DARI JAMBI” KOLEKTIF: 3 Film Pendek tentang SARA(S) 37 - 38 FEATURE LENGTH PROGRAM: KOLEKTIF: “THE SUN, THE MOON & THE HURRICANE” 39 dir. Andri Cung KOLEKTIF: “SITI”, dir. Eddie Cahyono 40 KOLEKTIF: “VAKANSI YANG JANGGAL & PENYAKIT ANEH LAINNYA” dir. Yosep Anggi Noen 41 CLOSING EVENT MINIKINO LELANG FILM PENDEK (Minikino Shorts Auction) 42 - 47
29 30
SEMUA UMUR
PG13 REMAJA
R
DEWASA
Minikino Film Week 2015 memberikan panduan rating, untuk kenyamanan bersama. Semua Umur : Nyaman untuk seluruh keluarga. Remaja : Konten yang tidak sesuai untuk anak-anak. Dewasa : Konten hanya untuk dewasa!
48 - 49 51
2
PENGANTAR DARI DIREKTUR MINIKINO FILM WEEK 2015 MEMBACA INDONESIA MELALUI FILM Sejak tahun 2002, MINIKINO didirikan di Denpasar dengan diawali kegiatan rutin pemutaran sederhana bulanan program film pendek kurasi MINIKINO maupun menghadirkan kurator tamu, baik film pendek Indonesia, Asia Tenggara maupun Internasional, untuk merangsang jejaring kerja yang konsisten, untuk menghubungkan para pembuat film, para kurator film, dengan penontonnya. Dalam perkembangannya, kemudian muncul lengan kerja MINIKINO EVENTS yang membuka pintu untuk pemutaran dan diskusi feature-length film sebagai acara khusus. “Membaca Indonesia Melalui Film” sebagai tema MINIKINO FILM WEEK 2015, menghadirkan program film pendek dari Indonesia, hasil pertukaran program INDONESIA RAJA 2015 yang diinisiasi tahun ini, program film pendek dari jaringan kerja se-Asia Tenggara “S-Express”, kurasi khusus karya-karya film pendek Paul Agusta, program CERITA TENTANG RAHASIA dari Kalyana Shira Production, inisiatif jaringan pemutaran film berdonasi penonton; KOLEKTIF, pemutaran film pendek dan dokumenter terbaru karya Tonny Trimarsanto “Bulu Mata”, film tamu dari negeri tetangga, Malaysia “Lelaki Harapan Dunia” karya Liew Seng Tat, dan program kreatif terbaru MINIKINO LELANG FILM. Total ada 88 judul film pendek dan 6 karya feature-length film yang diputar dalam acara ini. Selamat menikmati Minikino Film Week 2015, semoga memberi inspirasi untuk kita semua. READING INDONESIA THROUGH FILM Since Minikino first founded in Denpasar, 2002, it has consistantly build network of filmmakers, curators and audiences by holding monthly screenings and discussion of shorts program, curated by MINIKINO and guest curators featuring Indonesian, South-East Asia and International shorts. MINIKINO EVENTS started out later on the development giving space for feature length films screenings & discussions. “Reading Indonesia Through Films” is the theme of MINIKINO FILM WEEK 2015 presenting Indonesian shorts from shorts-program exchange INDONESIA RAJA 2015 that launched this year, South-East Asia shorts program exchange “S-Express”, special curation of Paul Agusta’s shorts, “Stories About Secret” from Kalyana Shira Production, films from KOLEKTIF-screening by donation initiative, Tonny Trimarsanto’s most recent documentary “Bulu Mata”, a guest-film from Malaysia “Lelaki Harapan Dunia” directed by Liew Seng Tat, and the latest creative program “Minikino Shorts Auction”. A total of 88 shorts and 6 feature length films will be screened in this event. Have a great time enjoying Minikino Film Week 2015, hopefully it will inspires everyone. Salam manis dari sesama penonton film. Nirartha Bas Diwangkara Direktur MINIKINO FILM WEEK 2015
3
ALAMAT VENUE LINK OF GOOGLE MAPS LOCATION
w w w. i r a m a i n d a h . c o m
LINK OF GOOGLE MAPS LOCATION
Minihall IRAMA INDAH Jl. Diponegoro 114, Denpasar Barat Phone: (0361) 226886
[email protected] www.iramaindah.com
BENTARA BUDAYA BALI Jl. Profesor Ida Bagus Mantra No.88A Sukawati, Gianyar Phone:(0361) 294029 https://bentarabudayabali.wordpress.com/
SIKUNO Jl. Gandapura III No.31 Denpasar Timur Kota Denpasar Mobile: +62(0)853 3737 0077
Divine Earth Restaurant Jl. Raya Basangkasa, Kuta Phone:(0361) 731964
Omah Apik, Pejeng Tampaksiring Gianyar Regency (0361) 2105209
RUMAH FILM SANG KARSA Jalan Raya Singaraja Seririt KM. 13.2 Tanjung Alam, Kaliasem Buleleng, Bali Mobile: +62(0)812 3760 4789
4 DATE / TANGGAL
TEMPAT / VENUE
JAM / HOUR PROGRAM
SENIN / MON 12 OKT 2015
IRAMA INDAH
18:00 - 19:15 19:30 - 20:30 18:00 - 19:30 20:00 - 21:00
S-EXPRESS 2015 : INDONESIA INDONESIA RAJA 2015 : DENPASAR INDONESIA RAJA 2015 : YOGYAKARTA S-EXPRESS 2015 : PHILLIPINES
18:00 - 19:00 19:30 - 21:00 18:00 - 19:15 19:45 - 21:00 21:15 - 22:45
INDONESIA RAJA 2015 : MEDAN CERITA TENTANG RAHASIA INDONESIA RAJA 2015 : DENPASAR S-EXPRESS 2015 : INDONESIA VAKANSI YANG JANGGAL & PENYAKIT LAINNYA
15:30 - 17:00 17:15 - 18:30 19:00 - 20:40 18:00 - 19:30 20:00 - 21:15 18:00 - 19:30 20:00 - 21:15
BULU MATA (EYE LASHES) INDONESIA RAJA 2015 : YOGYAKARTA KOLEKTIF : SITI INDONESIA RAJA : YOGYAKARTA S-EXPRESS 2015 : THAILAND INDONESIA RAJA : PURBALINGGA S-EXPRESS 2015 : MALAYSIA
17:00 - 18:30 19:15 - 21:15 19:00 - 20:00 20:15 - 21:30 21:45 - 22:45 18:00 - 19:15 19:45 - 21:00
INDONESIA RAJA : PURBALINGGA FEATURING TONNY TRIMARSANTO INDONESIA RAJA 2015 : DENPASAR INDONESIA RAJA 2015 : YOGYAKARTA S-EXPRESS 2015 : THAILAND INDONESIA RAJA 2015 : DENPASAR S-EXPRESS 2015 : INDONESIA
17:00 - 18:30 18:45 - 19:45
INDONESIA RAJA 2015 : YOGYAKARTA S-EXPRESS 2015 : INDONESIA
DENPASAR
OMAH APIK, PEJENG
SELASA / TUE 13 OKT 2015
IRAMA INDAH DENPASAR
OMAH APIK PEJENG
RABU / WED 14 OKT 2015
IRAMA INDAH DENPASAR
SIKUNO
DENPASAR
OMAH APIK PEJENG
KAMIS / THU 15 OKT 2015
IRAMA INDAH
DENPASAR
DIVINE EARTH SEMINYAK
SIKUNO
DENPASAR
BENTARA BUDAYA BALI SUKAWATI, GIANYAR
HAL / PAGE 22 18 15 27 8 35-36 18 22 41 29 15 40 15 26 11 24 11 31 18 15 26 18 22 15 22
5 DATE / TANGGAL
TEMPAT / VENUE
JAM / HOUR PROGRAM
(CONT’D) KAMIS / THU 15 OKT 2015
PEJENG
OMAH APIK
18:15 - 19:15 20:00 - 21:45 17:00 - 18:15 18:45 - 20:00
INDONESIA RAJA 2015 : JAKARTA THE SUN, THE MOON & THE HURRICANE INDONESIA RAJA 2015 : DENPASAR S-EXPRESS 2015 : MALAYSIA
17:00 - 18:15 19:15 - 20:30 16:00 - 17:30 19:00 - 20:15 20:30 - 21:30 18:00 - 19:30 20:00 - 21:15 17:00 - 18:30 18:45 - 19:45 17:00 - 18:30 19:00 - 20:00
INDONESIA RAJA 2015 : SEMARANG GET MY FEELINGS OUT: PAUL AGUSTA’S SHORTS INDONESIA RAJA 2015 : JAKARTA S-EXPRESS 2015 : SINGAPORE S-EXPRESS 2015 : INDONESIA S-EXPRESS 2015 : MALAYSIA S-EXPRESS 2015 : SINGAPORE INDONESIA RAJA 2015 : PURBALINGGA S-EXPRESS 2015 : THAILAND INDONESIA RAJA 2015 : YOGYAKARTA S-EXPRESS 2015 : THAILAND
13:00 - 14:00 14:10 - 15:10 15:25 - 17:00 17:15 - 18:50 19:30 - 21:30 18:00 - 19:15 19:45 - 20:45 17:00 - 18:15 19:00 - 20:15
INDONESIA RAJA 2015 : SURABAYA INDONESIA RAJA 2015 : JAKARTA KOLEKTIF : 3 FILM PENDEK TENTANG SARA(S) LELAKI HARAPAN DUNIA MINIKINO LELANG FILM (CLOSING EVENT) INDONESIA RAJA 2015 : JAKARTA S-EXPRESS 2015 : PHILLIPINE INDONESIA RAJA 2015 : JAKARTA S-EXPRESS 2015 : INDONESIA
RUMAH FILM SANG KARSA SINGARAJA
JUMAT / FRI 16 OKT 2015
IRAMA INDAH DENPASAR
DIVINE EARTH SEMINYAK
SIKUNO
DENPASAR
BENTARA BUDAYA BALI SUKAWATI, GIANYAR
RUMAH FILM SANG KARSA SINGARAJA
SABTU / SAT 17 OKT 2015
IRAMA INDAH DENPASAR
SIKUNO
DENPASAR
RUMAH FILM SANG KARSA SINGARAJA
HAL / PAGE 9 39 18 24 13 32-34 9 23 22 24 23 11 26 15 26 17 9 37-38 30 42-47 9 27 9 22
6
INDONESIA RAJA 2015 ADALAH SEBUAH KOLABORASI TAHUNAN ANTAR WILAYAH/KOTA DI INDONESIA DALAM BENTUK PERTUKARAN PROGRAM FILM PENDEK INDONESIA RAJA 2015 IS AN ANNUAL PARTNERSHIP BETWEEN CITIES IN INDONESIA IN THE FORM OF SHORTS PROGRAM EXCHANGE.
7
PENGANTAR DARI KETUA KOORDINATOR INDONESIA RAJA 2015 FOREWORD FROM CHIEF COORDINATOR OF INDONESIA RAJA 2015
Indonesia Raja 2015 adalah sebuah kerjasama tahunan dengan para jejaring kerja yang meliputi pemutaran program film dan diskusi dengan para pembuat film dan kurator dari wilayah/kota yang terlibat dalam koordinasi MINIKINO. Dengan menampilkan kurasi film pendek dari tiap wilayah ini, Indonesia Raja memberikan titik awal penggambaran sekilas pencapaian kegiatan perfilman di masing-masing wilayah/kota tersebut. Di tahun peluncuran pertama program ini, ada 7 kurator - dari Medan, Jakarta, Semarang, Purbalingga, Yogyakarta, Surabaya dan Denpasar- yang masing-masing menyiapkan program film pendek berdurasi maksimum 75 menit untuk Indonesia Raja 2015. Tajuk kegiatan “Indonesia Raja” sendiri diambil dari nama program film pendek Indonesia dalam bentuk kepingan VCD yang diproduksi MINIKINO pada tahun 2003 yang merupakan program film pendek Indonesia pertama dalam sejarah perkembangan film pendek Indonesia yang didistribusikan ke Internasional. Saya menghaturkan ucapan terimakasih sebesar-besarnya atas kerja keras dan dukungan para kurator wilayah-wilayah yang tergabung dalam Indonesia Raja 2015; Muhammad Abrar (RUFI, Medan), Siti Anisah (SINEMA KOPI HITAM, Jakarta), Bowo Leksono (CLC, Purbalingga), Hesti Nurnaningsih (RUANG FILM SEMARANG, Mohammad Reza Fahriyansyah (YUK NONTON !!!, Yogyakarta), Fauzan Abdillah (INFIS, Surabaya), I Made ‘Birus’ Suarbawa (MINIKINO, Denpasar).
Indonesia Raja 2015 is an annual partnership of exchange and networking, which includes screenings and discussions with filmmakers and programmers from the partnering cities coordinated by MINIKINO. By showcasing selected short films from each city, Indonesia Raja provides an entry point into film-related accomplishment across Indonesia. In this inaugural year, 7 programmers — from Medan, Jakarta, Semarang, Purbalingga, Yogyakarta, Surabaya and Denpasar — has each prepared a 75-minute short film program for Indonesia Raja 2015. The title “Indonesia Raja” is taken from an Indonesian short films program produced by MINIKINO in 2003. The program compiled selected Indonesian short films, released in VCD “Indonesia Raja”, which was then distributed internationally. The VCD was the second VCD production by Minikino, and the first short films program in Indonesia with international distribution. A very big thanks to the curators-partners of Indonesia Raja 2015 for their hard work and support: Muhammad Abrar (RUFI, Medan), Siti Anisah (SINEMA KOPI HITAM, Jakarta), Bowo Leksono (CLC, Purbalingga), Hesti Nurnaningsih (RUANG FILM SEMARANG, Mohammad Reza Fahriyansyah (YUK NONTON !!!, Yogyakarta), Fauzan Abdillah (INFIS, Surabaya), I Made ‘Birus’ Suarbawa (MINIKINO, Denpasar). Fransiska Prihadi MINIKINO
8
INDONESIA RAJA 2015 : PG13 REMAJA
MEDAN
Lokasi Pemutaran & Waktu: MINIHALL IRAMA INDAH, Denpasar
Selasa/Tue, 13 Oktober 2015, jam 18:00 - 19:00 WITA
“PRODUKSI FILM PENDEK DI MEDAN KAYA WARNA”, Durasi total: 42 min. 29 s Kurator: Muhammad Abrar | RuFI CATATAN KURATOR Sejak tahun 2012 hingga sekarang pertumbuhan komunitas film di Medan semakin dinamis dilihat dari bermunculan komunitas film dengan karya-karyanya semakin menjadikan perfilman di Medan penuh dengan berbagai macam tema. Since 2012 up until now, the development of film-related community in Medan has become more dynamic, as seen from many new film community producing films with various theme. 1. BORU LINTANG (Muhammad Abrar / Medan / 2015 / 10 min. 04 s) Drama, Indonesian language Iken pemuda kampung Pakantan yang menaruh hati kepada Halisa namun terhalang oleh ayahnya. Iken is a young man from Pakantan village who falls in love with Halisa despite her father’s disapproval. 2. HARGA WAKTU AYAH (Robby Syahputra / Medan / 2014 / 09 min. 49 s) Drama, Indonesian language Seorang anak yang ingin melewati detik-detik terakhir dalam hidupnya bersama ayah. A kid who wants to spend the last moment in his life with his father. 3. GARIS BATAS PILIHAN KAMI (Dedek Satria Angga / Medan / 2014 / 19 min. 58 s) Drama, Indonesian language Kisah 3 sahabat yang ingin mencoba peruntungan nasib di kota besar. Three bestfriends want to challenge their luck in the big city.
9 4. LEGA (Djenni / Medan / 2013 / 02 min. 38 s) Comedy, No Dialog
INDONESIA RAJA 2015 : PG13 REMAJA
JAKARTA
Lokasi Pemutaran & Waktu: OMAH APIK, Pejeng DIVINE EARTH, Seminyak MINIHALL IRAMA INDAH, Denpasar SIKUNO, Denpasar RUMAH FILM SANG KARSA, Singaraja
Kamis/Thu 15 Oktober 2015, jam 18:15 - 19:15 WITA Jumat/Fri 16 Oktober 2015, jam 16:00 - 17:30 WITA Sabtu/Sat 17 Oktober 2015, jam 14:10 - 15:10 WITA Sabtu/Sat 17 Oktober 2015, jam 18:00 - 19:15 WITA Sabtu/Sat 17 Oktober 2015, jam 17:00 - 18:15 WITA
“SEDERHANA YANG LUAR BIASA”, Durasi Total: 52 min. 20 s Kurator: Siti Anisah | Sinema Kopi Hitam CATATAN KURATOR: Pembuat film bisa disebut sebagai pencerita, ia menceritakan kembali apa yang dilihat, apa yang didengar, apa yang dirasakan bahkan apa yang dia khayalkan melalui media audio visual. Saat membuat film pendek tidak berarti dalam masa produksinya akan menjadi lebih mudah karena durasinya yang terbatas. Tahap pengembangan cerita sering kali diluar kepala sehingga tema cerita yang diceritakan pun serasa jauh dari penonton. Dari keempat film yang dipilih ini adalah film yang berangkat dari realita yang diceritakan kembali oleh filmmaker dengan cara yang sederhana namun sebenarnya luar biasa. Mengambil kisah keluarga sebagai latar belakang cerita, Lemantun diceritakan dengan alur dan dialognya yang terlihat natural. Begitu juga dengan Masa sih? Membicarakan hal-hal yang katanya seharusnya tidak dibicarakan namun dapat dibicarakan tanpa ada unsur vulgar dan dialog yang fun. Sedangkan Tiny Jakarta menceritakan hiruk pikuk keseharian Jakarta. Dan Iblis Jalanan yang menceritakan kembali lirik Iblis Jalanan dengan cara yang lebih popular dan asik. Film-maker is a story teller using audio visual medium to retell what is seen, heard, felt and imagined. Production stage of shorts-film making is not easy just because the duration is limited. Sometimes the story developed in mind and created a story-theme distance from the audience. The four shorts curated in this program are films based on realities that retold by the film-makers in an extraordinary simple ways. Taking family stories as the background story, Lemantun retells the story in a natural flow and dialogues. In similar way, Masa Sih? talks about forbidden things in society without sounds vulgar and fun conversations. Meanwhile, Tiny Jakarta tells the busy daily life of Jakarta. Iblis Jalanan retells the lyric of Iblis Jalanan in a popular and amusing way.
10 1. TINY JAKARTA (Albertus Wida| Liga Mahasiswa ITB / Jakarta / 2014 / 3 min. 16 s) Experimental, No Dialog Jakarta yang luas jadi sempit, Jakarta yang lambat jadi cepat, dan Jakarta yang besar jadi kecil. The vast Jakarta turns narrow. The slow Jakarta becomes smaller and the big Jakarta gets smaller. 2. IBLIS JALANAN (Salman Farizi | Gundala Pictures / Jakarta / 2014 / 10 min. 34 s) Documentary, Indonesian Language, English subtitle Sebuah documenter pendek bercerita tentang 2 pengendara tong setan dengan kehidupannya di pasar malam. A short documentary about two ‘Tong Setan’ bike-riders and their life at the night fair. 3. MASA SIH? (Chairun nissa | Cangkir kopi / Jakarta / 2014 / 18 min. 15 s) Drama, Comedy, Indonesian Language, English subtitle Suasana kelas SMA yang riuh karena terjebak stereotype remaja, sampai seorang guru datang dan satu kelas ini terlibat obrolah dari jatuh cinta sampai seputar seks yang menjadi tabu di murid-muridnya sendiri. A busy high-school class room trapped in teenager stereotypes until a teacher came and involved in a various topic of conversation about falling in love and sexuality that is a taboo subject even for the students. 4. LEMANTUN (Wregas Bhanuteja | FFTV IKJ / Jakarta / 2014 / 20 min. 15 s) Drama, Javanese Language, Indonesian & English subtitle Dalam pertemuan keluarga kali ini, seorang ibu ingin membagikan sebuah warisan kepada lima orang anaknya berupa lemari. Lemari yang seharusnya menjadi anugrah ini, justru menjadi sebuah beban bagi anak ketiganya. A mother wants to inherit cabinets for her five children. The supposedly boon cabinets turn out to be a burden for her third child.
11
INDONESIA RAJA 2015 : PG13 REMAJA
PURBALINGGA Lokasi Pemutaran & Waktu: OMAH APIK, Pejeng MINIHALL IRAMA INDAH, Denpasar BENTARA BUDAYA BALI, Sukawati
Rabu/Wed 14 Oktober 2015, jam 18:00 - 19:30 WITA Kamis/Thu 15 Oktober 2015, jam 17:00 - 18:30 WITA Jumat/Fri 16 Oktober 2015, jam 17:00 - 18:30 WITA
Durasi total: 79 min. 12 s Kurator: Bowo Leksono | CLC Purbalingga CATATAN KURATOR Dalam setahun, pelajar Purbalingga (setingkat SMP dan SMA) melahirkan sedikitnya dua karya film, fiksi dan dokumenter. Tujuan awal, untuk berkompetisi di Festival Film Purbalingga (FFP). Bagi mereka, FFP merupakan pintu untuk memasuki kompetisi yang lebih luas dan menawarkan film untuk diapresiasi sebanyak-banyaknya penonton. Within a year, the students of junior and senior high school in Purbalingga produced at least two films; fictional and documentary. The original purpose is to compete in Festival Film Purbalingga (FFP). FFP is a chance for these students to enter a wider film-competition with larger number audience. 1. SUGENG RAWUH PAK BUPATI (Eko Junianto & Trismo Santoso / Purbalingga / 2014 / 15 min.) Drama, Indonesian & English subtitle Kedatangan Bupati, Pak Lurah menyuruh orang untuk menyemprot rumput yang menyebabkan kambing Sakhirin mati. As the Regent is visiting very soon, the Village Head instructed a villager to spray grass that caused the death Sakhirin’s goat. 2. KELUARGA PENGRAJIN TAHU (Ahmad Rizal / Purbalingga / 2015 /15 min.) Documentary, Indonesian & English subtitle Sebuah keluarga yang hidup dari membuat tahu. Dibantu anak kedua, Imam Sutrisno yang bertugas membuat tahu dan istri, Eniyatun yang menggoreng tahu. Sementara Ahmad Nurhadi sendiri, pagi hingga siang, berjualan berkeliling kampong hingga malam. A family makes tofu for their living. Ahmad Nurhadi assisted by his second child, Imam Sutrisno makes the tofu, and his wife, Eniyatun fries the tofu. Meanwhile, Ahmad Nurhadi himself sells tofu from door to door, from morning until late.
12 3. BEGAL WATU (Dinda Gita Rosita / Purbalingga / 2015 / 15 min.) Drama, Indonesian & English subtitle Indra, pemuda desa pengangguran, sejak booming batu akik, mendadak sibuk sebagai pemburu batu yang rakus. Hingga ia tidak mempedulikan kelestarian alam. Indra, the young unemployed villager suddenly gets busy as a greedy stone hunter since gem-stone starts booming. He doesn’t care about natural environment. 4. PARA PENGGALI PASIR (Novian Cahyo Utomo / Purbalingga / 2015 / 15 min.) Documentary, Indonesian & English subtitle Miskun, salah satu kuli penambang pasir warga Desa Siaren, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, bekerja keras menghidupi keluarganya. Sementara istrinya, Mahini membuka warung di pinggir kawasan tambang. Miskun, one of many sand miners in Siaren Village, Karangreja subdistrict, Purbalingga, works hard to make a living for his family. Meanwhile, his wife, Mahini opens a small stall next to the mining area. 5. GUGAT PEGAT (Laurelita Gita Prischa Maharani / Purbalingga / 2015 / 10 min. 15 s) Drama, Indonesian & English subtitle Istri bekerja, sementara suami pengangguran, menjadi sebab utama retaknya sebuah rumah tangga, di samping sebabsebab lainnya yang semakin memperkeruh suasana. An unemployed husband and a working wife is the main reason of a broken marriage among other factors that worsen the situation. 6. COBLOSAN (Putra Sanjaya / Purbalingga / 2015 / 08 min. 57 s) Comedy, Indonesian & English subtitle Somad dan Kadir adalah pendukung setia calon kades muda yang akan membawa perubahan. Namun, kedua petani itu terus dibayang-bayangi Pono, tim sukses calon kades incumbent dengan uang sogokan. Somat and Kadit are loyal supporters of a young village-head candidate who will bring changes. However Pono, the succeeding team of the incumbent village head candidate, keeps tempting both farmers with bribe money.
13
INDONESIA RAJA 2015 : PG13 REMAJA
SEMARANG
Lokasi Pemutaran & Waktu: MINIHALL IRAMA INDAH, Denpasar
Jumat/Fri 16 Oktober 2015, jam 17:00 - 18:15 WITA
Durasi total: 69 min. 01 s Kurator: Hesti Nurnaningsih | Ruang Film Semarang CATATAN KURATOR : Pencapaian sebuah film dari suatu kota tidak bisa dilihat hanya dari satu genre atau satu tingkatan saja. Seperti halnya sepak bola dimana terdapat kompetisi dan pembinaan perjenjang, demikian halnya dengan film. Dalam film yang terkumpul ini, saya memilih untuk melihat pencapaian hasil karya filmmaker Semarang menurut jenjang mereka. Disini terdapat film animasi, dokumenter maupun fiksi dari berbagai level filmmaker yaitu karya pelajar SMA, mahasiswa hingga kelas profesional. Di harapkan dengan film yang terkumpul ini, kita bisa mendapatkan gambaran sudah sampai dimanakah kualitas filmmaker yang ada di setiap jenjang yang ada di Semarang. Hingga nantinya kita bisa membenahi dan menciptakan sinergifitas antar level filmmaker untuk mau saling berbagi dan bekerjasama. It is impossible to see one city’s films achievement from one genre or one level. Similar like football, there’s competition and various levels mentoring. I choose to curate the attainment of Semarang’s film-makers according to their level. There’s animation, documentary and fiction from various level of film-makers which are high-school and university students and professional. Hopefully after watching these films, we can get a glimpse of Semarang’s film-makers quality from each level. A synergy then would be generated from all these film-makers as a sharing and collaboration platform. 1. COFFEE GIRL (Bintang adi Pradana / Semarang - Perancis / 2014 / 03 min. 53 s) Romance, Indonesian & English subtitle Kisah unik tentang kepedihan sekaligus keindahan tentang kehidupan, cinta dan nafsu An impossible story yet possible, a painful story yet so beautiful about life, love, and lust 2. POTEHI (Jason Nathan / Semarang / 2014 / 13 min. 29 s ) Documentary, Indonesian Language, Indonesian & English subtitle Thio Thiong Gie masih setia menjadi satu-satunya dalang wayang potehi di Semarang. Thio Thiong Gie, is the only active Wayang Potehi puppeteer in Semarang.
14 3. MEDSOS (Joshua Reynaldo / Semarang / 2014 / 20 min. 18 s) Drama-Comedy, Indonesian Language, English subtitle Anak muda terlarut dalam perkembangan teknologi online hingga tak sadar sebenarnya menjadi korban. The latest online technology development victimize youth. 4. KAMAPERTOIRE (Weisha / Semarang / 2014 / 16 min. 22 s ) Romance, Indonesian Language, English subtitle Sepenggal cerita cinta tentang 2 insan manusia yang memiliki hak untuk mencari dan menemukan kebahagiaan dari cinta, Tuhan dan takdirnya. A story about two human’s right to find and found happiness from love, God, and their fate. 5. ADAGIO (Farizal Famuji / Semarang / 2014 / 14 min. 59 s ) Drama, No Dialog Anak perempuan buta pada masa penjajahan Belanda mengalami pergantian pendudukan penjajahan di negeri ini. Story about a blind girl during the end of Dutch colonial occupation in Indonesia.
15
INDONESIA RAJA 2015 : PG13 REMAJA
YOGYAKARTA
Lokasi Pemutaran & Waktu: OMAH APIK, Pejeng MINIHALL IRAMA INDAH, Denpasar SI KUNO, Denpasar BENTARA BUDAYA BALI, Sukawati DIVINE EARTH, Seminyak RUMAH FILM SANG KARSA, Singaraja
Senin/Mon 12 Oktober 2015, jam 18:00 - 19:30 WITA Rabu/Wed 14 Oktober 2015, jam 17:15 - 18:30 WITA Rabu/Wed 14 Oktober 2015, jam 18:00 - 19:30 WITA Kamis/Thu 15 Oktober 2015, jam 17:00 - 18:30 WITA Kamis/Thu 15 Oktober 2015, jam 20:15 - 21:30 WITA Jumat/Fri 16 Oktober 2015, jam 17:00 - 18:30 WITA
Durasi total:73m min. 27 s Kurator: Mohammad Reza Fahriyansyah | Yuk Nonton!!! CATATAN Kurator: Pertemanan dan persahabatan merupakan elemen yang tidak akan pernah lepas dari manusia sebagai makhluk sosial. Hasil yang timbul dari pertemanan dan persahabatan bisa saja rasa cinta, khawatir, cemburu, senang, sedih, takut dan rasa benci. Selain itu melalui rasa yang timbul dari hasil pertemanan dan persahabatan terkadang tidak sesuai dengan pengekspresian rasa yang dirasakan. Hal ini bisa terpengaruh atau tercipta karena dampak dari sosial dan lingkungan yang ada dan berubah-ubah karna percampuran budaya serta perkembangan zaman. Film-film ini merupakan sedikit banyak gambaran tentang Yogyakarta dan orang-orang di dalamnya yang bisa saja terpengaruh karena dampak dari sosial dan lingkungan yang ada dan berubah-ubah karna percampuran budaya serta perkembangan zaman. Kemudian filmmaker menciptakan film untuk mengekspresikan cerita-cerita yang mereka dapatkan di Yogyakarta khususnya dan tempat lain pada umumnya. Melalui kelima film dalam program ini semoga bisa memberikan pengalaman yang menarik terhadap penonton. Humans are social beings, who are unable to be detached from friendship. Friendship produces love, concern, jealousy, happiness, sadness, fear, hatred. Sometimes, the feelings rising from the friendship bond don’t come precisely in the way of expressing the feelings. This happens because of dynamic social condition influenced by cultural blend and current development. These films are only a little slice of Yogyakarta and the people living in the city. They may have been affected by dynamic social condition resulted from cultural blend and current development. Films are made as the medium to deliver the stories revolving around Yogyakarta in particular, and several other places in general. Hopefully, audience can obtaininteresting watching experience throughout these five films from Yogyakarta. 1. MANUK (Ghalif Putra Sadewa / Yogyakarta / 2014 / 17 min. 30 s) Javanese language, Indonesian & English subtitle Sumi dan Darto adalah pasangan suami istri yang belum memiliki anak. In their five years of marriage, Sumi and Darto have not had kids yet.
16 2. GULA-GULA USIA (Ninndi Raras / Yogyakarta / 2014 /18 min. 02 s) Drama, Javanese Language, Indonesian & English subtitle Perempuan tua yang hidup sendirian, seorang lelaki tua pemilik kios reparasi elektronik yang menghubungkan mereka. Obsolete things connecting two old man & woman, the old lady living alone and an old man that owns an electronic workshop. 3. FRIEND (Yandy Laurens / Yogyakarta / 2014 / 13 min. 17 s) Drama, Javanese Language, Indonesian & English subtitle Joko dan Widodo yang tinggal di desa memiliki hubungan persahabatan yang aneh. Joko and Widodo are best friends living in a village that has a peculiar friendship. 4. MAK CEPLUK (Wahyu Agung Prasetyo / Yogyakarta / 2014 / 12 min. 13 s) Drama, Comedy, Javanese Language, Indonesian & English subtitle Segerombolan anak yang bermain pletokan sehingga tersisa dua orang yang sama sama tak mau kalah. A bunch of kids are playing pletokan. Two remaining players are equally stubborn. 5. VAMPIRE (Fitro Dizianto / Yogyakarta / 2014 /12 min. 25 s) Horor, Javanese Language, Indonesian & English subtitle Malam jumat Kipli dan Kecap lapar. Sudah tengah malam hanya tersedia warung pecel lele Cak Iwan yang dekat kuburan. Kipli and Kecap are starving in the middle of the night. Yet, there’s only one food stall available next to a cemetery
17
INDONESIA RAJA 2015 : PG13 REMAJA
SURABAYA
Lokasi Pemutaran & Waktu: MINIHALL IRAMA INDAH, Denpasar
Sabtu, 17 Oktober 2015, jam 13:00 - 14:00 WITA
“BEKISAR BERKOKOK”, Durasi total: 52 min. Kurator: Fauzan Abdillah | Independen Film Surabaya (INFIS) CATATAN KURATOR Produksi film atau video yang menitik beratkan kepada sosial budaya yang ada di sekitar Jawa Timur dan Kudus yang di lahirkan melalu sebuah karya berupa dokumenter dan juga fiksi. These film/video productions emphasize on socio-cultural phenomenon happening in East Java and Kudus, which are told through documentary or fiction. 1. KREMI (Mahesa Desaga / Malang / 2014 / 16 min. 55 s) Comedy, Javanese Language, Indonesian & English subtitle Parjo mencoba bertahan dari godaan yang ada di jalanan terutama iming-iming masalah seksual. Saat Parjo pulang kerumah dan ingin memenuhi kebutuhan seksualnya bersama istrinya. Rafi yang lugu selalu mengganggu. Parjo finds many sexual temptations, including prostitutes; however, he tries to resist them. When Parjo finally gets home, he desires to make love to his wife, yet their innocent son Rafi always gets in their way. 2. DI SEKITAR TELEVISI (Theo Maulana / Surabaya / 2014 / 10 min.) Drama, Javanese Language, Indonesian & English subtitle Mia tertidur di depan televisi yang sedang menyala. Di kamar yang sama, Tamah, Ibu Mia yang tak bisa berjalan sulit menuju lelap lantaran berisiknya suara televisi. Mia falls asleep with the TV on. Her disabled mother, Tamah, finds herself unable to sleep due to the noisy sound of the TV.
18 3. JOGLO PENCU – BERTAHAN MELAWAN ZAMAN (Surya Parulian Halim / Kudus / 2014 / 16 min. 05 s) Documentary, Indonesian Language, English subtitle Sebuah Film dokumenter tentang Rumah Adat Kudus, Joglo Pencu A documentary on the traditional house of Kudus, JogloPencu 4. TAK KUNJUNG BERANGKAT (Wimar Herdanto / Surabaya / 2014 / 9 min.) Drama, 18++, Indonesian Language, English subtitle Dua orang manusia Bumi terlibat percakapan di sebuah pesawat luar angkasa selagi menunggu keberangkatan. Masingmasing saling menceritakan latar belakang dan alasan mereka hingga ingin meninggalkan Bumi Two Earth residents are having conversation in an outer space plane which will take them away from the Earth. They are sharing about their life and why they would like to leave the Earth.
INDONESIA RAJA 2015 :
G
SEMUA UMUR
DENPASAR / BALI
Lokasi Pemutaran & Waktu: MINIHALL IRAMA INDAH, Denpasar OMAH APIK, Pejeng DIVINE EARTH, Seminyak SIKUNO, Denpasar RUMAH FILM SANG KARSA, Singaraja
Senin/Mon 12 Oktober 2015, jam 19:30 - 20:30 WITA Selasa/Tue 13 Oktober 2015, jam 18:00 - 19:15 WITA Kamis/Thu 15 Oktober 2015, jam 19:00 - 20:00 WITA Kamis/Thu 15 Oktober 2015, jam 18:00 - 19:15 WITA Kamis/Thu 15 Oktober 2015, jam 17:00 - 18:15WITA
Durasi Total 54 min. 25 s Kurator: I Made Suarbawa | Minikino CATATAN KURATOR Produksi film pendek di Bali belakangan ini dapat dikatakan menggeliat, dikarenakan arus informasi dan teknologi yang semakin mudah dan murah. Dipicu pula oleh berbagai kegiatan perfilman yang dilakukan oleh kelompok penggiat film serta Pemerintah, berupa pelatihan, pemutaran, diskusi dan kompetisi. Kelompok-kelompok yang melakukan produksi film pendek di Bali datang dari berbagai kalangan, termasuk yang bersetatus pelajar, mahasiswa, pekerja, pegawai, dan seniman dengan rentang usia muda hingga tua yang tersebar di seluruh kabupaten di Bali. Tujuan mereka membuat film juga beragam, mulai hanya sebagai tugas sekolah atau kuliah, untuk mengikuti kompetisi tertentu, hingga yang membuat film sebagai media ekspresi dan pengungkapan kegelisahan terhadap sebuah isu atau situasi lingkungannya. Dalam Indonesia Raja 2015 dari Denpasar – Bali, bisa dilihat sebagai cerminan, bahwa eksplorasi yang dilakukan cukup luas, baik dari teknis, genre dan tema film. Bisa dilihat mulai film animasi
19 yang kontemplatif, film horror yang menghibur dengan teknik bertutur dramatik yang berhasil, serta kepedulian pada isu sampah dan lingkungan, pertanian, serta pendidikan dengan cara bertutur dan pencapaian teknis yang beragam. The growing production of short films in Bali is resulted from cheaper, easier access to technology and information, as well as various film events (workshops, screenings, discussions, and competitions) organized by groups of film lovers and also by the government. The groups of short film production consist of people with different backgrounds (such as students, office workers, artists), both youngsters and elderlies, who come from every regions in Bali. The motivations behind their filmmaking are varied, for instance, school assignment, film competition, and taking films as the media for expressing concern on issues surrounding their situations. The films included in Indonesia Raja 2015 are the reflection of extensive exploration in technique, genre, and theme. The exploration is shown with contemplative animation, entertaining horror with dramatic storytelling, in addition to the highlighting on environmental, agriculture, and education issues. 1. HOW THE WORLD TEACHES HAPPINESS TO PEOPLE ( Agung Yudha / Denpasar / 2014 / 01 min.) Animation, Indonesian Language, English subtitle Manusia hanya ingin hidup bahagia. Walau bagaimanapun masalah yang dating menghampiri, kebahagiaan dan kedamaian adalah mutlak bagi kehidupan manusia. All people ever want is happiness; problems exist, but happiness and peace are absolute in life. 2. KRESEK ( Putu Satriya / Buleleng / 2014 / 15 min. 07 s) Drama, Balinese Language with Indonesian & English subtitle Cerita tentang anak-anak dan sampah plastic A story about kids and plastic trash. 3. PAKELING ( Dwitra J. Ariana / Bangli / 2014 /18 min. 05 s) Drama, Balinese Language with Indonesian subtitle, English subtitle Seorang petani organik yang keberadaannya semakin tercekik diantara para petani-petani kimia. An organic farmer is survivingin the world of chemical farming.
20 4. TOK TOK TOK ( Agung Yudha / Denpasar / 2014 / 03 min. 25 s ) Horror, Indonesian Language, English subtitle Batas antara dunia manusia dan dunia di luar kehidupan manusia itu hanya setipis kertas. Tidak jarang jika kita membicarakan ‘mereka’, kita telah dikunjungi langsung olehnya. The boundary between physical and astral world is as thin as a paper. No wonder, at times, when we are discussing about “them”, “they” are coming to us directly. 5. BESOK SAYA TIDAK MASUK SEKOLAH (Oka Sudarsana / Denpasar / 2014 / 16 min. 38”) Drama, No Dialog Ginar, anak SD yang mengerjakan PR hingga larut malam dan menempuh perjalanan berat menuju sekolah, namun nasib berkata lain baginya. Ginar stays up late to do her homework, has to take unusually difficult journey to school, but then, destiny decides different path for her.
21
S-Express adalah sebuah kolaborasi regional tahunan dalam bentuk pertukaran program film pendek, termasuk didalamnya adalah screening dan diskusi oleh para filmmaker dan kurator dari negara-negara yang terlibat (Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura Filipina) menjadi penggambaran sekilas mengenai pencapaian kegiatan perfilman di Asia Tenggara. S-Express is an annual regional collaboration in short films program, includes screenings and talks by filmmakers and curators from the participating countries (Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapore, Philippines) and is an insight to developments of the filmmaking in South-East Asia.
22
S-EXPRESS 2015 :
R
DEWASA
INDONESIA
Lokasi Pemutaran & Waktu: MINIHALL IRAMA INDAH, Denpasar OMAH APIK, Pejeng BENTARA BUDAYA BALI, Sukawati SIKUNO, Denpasar DIVINE EARTH, Seminyak RUMAH FILM SANG KARSA, Singaraja
Senin/Mon 12 Oktober 2015, jam 18:00 - 19:15 WITA Selasa/Tue 13 Oktober 2015, jam 19:45 - 21:00 WITA Kamis/Thu 15 Oktober 2015, jam 18:45 - 19:45 WITA Kamis/Thu 15 Oktober 2015, jam 19:45 - 21:00 WITA Jumat/Fri 16 Oktober 2015, jam 20:30 - 21:30 WITA Sabtu/Sat 17 Oktober 2015, jam 19:00 - 20:15 WITA
Total duration: 56 minutes Kurator: Minikino S-Express 2015: INDONESIA program is a display of achievements in Indonesia’s shorts production within 2014-2015. The three shorts curated in this selection featuring simple story that can be enjoyed simply just experiencing moments within or to be processed further by interpreting signs in the symbol-laden story that are told. DEGHA-DEGHA Dir: Dwitra J.Ariana / 2015 / 14 min. / Dokumenter Flores adalah salah satu propinsi yang belum terlalu berkembang di Indonesia. Terkenal dengan tanah kering dan alam yang berbatu. Tapi dunia anak-anak tetap memiliki keunikan tersendiri untuk menikmati hidup. The island of Flores is one of the most under-developed province in Indonesia. It is famous for the dry and rocky landscape. Nevertheless the children there have their own way to find joy in daily life. MARYAM dir. Sidi Saleh / 2014 / 18 min. / Fiksi Maryam adalah pembantu rumah tangga yang harus mengurus tuannya yang memiliki kelainan mental. Pada hari natal, Maryam harus mengurus tuannya sendiri, pada saat seluruh anggota keluarganya harus pergi. Maryam is a maid who responsible to take cares of her master who has a mental disorder because of the certain situation. On Christmas Eve, his whole family left him only with his maid. Maryam takes him to disquiet, spiritual and life and death situation on Christmas mass.
23 THE FOX EXPLOITS THE TIGER’S MIGHT Dir : Lucky Kuswandi / 2015 / 24 min. / Fiksi Tentang dua remaja yang menemukan diri mereka, dalam seksualitas, kekuasaan dan situasi sosial yang rumit. David adalah anak seorang pejabat militer dan Aseng datang dari etnis minoritas keluarga pedagang. The Fox Exploits The Tiger’s Might is about two preteen boys discovering their sexuality and the relation between power and sex, in the awkward social setting of a sleepy small town with a military base. David is the big-shot boastful son of a high-ranking officer, while Aseng’s family is an ethnic minority tobacco merchant who sells bootleg liquor.
S-EXPRESS 2015 :
SINGAPORE
PG13 REMAJA
Lokasi Pemutaran & Waktu: DIVINE EARTH, Seminyak SIKUNO, Denpasar
Jumat/Fri 16 Oktober 2015, jam 19:00 - 20:15 WITA Jumat/Sat 16 Oktober 2015, jam 20:00 - 21:15 WITA
Kurator: Vincent Quek Total Durasi: 61 min. ANCHOVIES Dir : Zulkifli Salleh / 2014 / 23 min. Seorang anak yang menonton film monster laut menjadi takut pada laut. Masalahnya, anak ini berasal dari keluarga nelayan dan diharapkan meneruskan tradisi ini. Apakah ini merupakan akhir dari sebuah tradisi keluarga? A boy watches a scary sea monster movie and becomes afraid of the sea. Problem is, he comes from a family of fishermen, and is expected to become a fisherman too. Will this spell the end of his traditional livelihood? DAHDI Dir : Kirsten Tan / 2014 / 18 min. Seorang wanita tua berhadapan dengan tamu yang tak disangka, seorang pengungsi perempuan. Diangkat dari kisah nyata, ketika 40 pengungsi Rohingya di Birma tiba di pelabuhan Singapore. An elderly widow finds an unexpected visitor, a young asylum‐seeking girl, in her home during dinner. Inspired by a 2012 event, whereby 40 Burmese Rohingya asylum seekers arrived in the port of Singapore.
24 NOVEMBER Dir: Shane Lim / 2014 / 15 min. Masih mengenakan seragam sekolah, Kai membawa Ming ke klinik setelah ia terbukti mengidap herpes. Still dressed in their school uniforms, Kai brings Min to a clinic after he gets tested positive for herpes. With the looming shadow of Kai’s infidelity, Min is forced to face her fears, the incoming tempest of adulthood, and the question of whether her innocence is more important than the truth. PIFUSKIN Dir: Tan Wei Keong / 2014/ 5 min. Seorang laki-laki merobek kulit yang ia tinggali. A man scratches the skin he lives in.
S-EXPRESS 2015 :
MALAYSIA
PG13 REMAJA
Kurator: Tan Chui Mui Total Durasi: 60 min. 17 s
Lokasi Pemutaran & Waktu: OMAH APIK, Pejeng RUMAH FILM SANG KARSA, Singaraja SIKUNO, Denpasar
Rabu/Wed 14 Oktober 2015, jam 20:00 - 21:15 WITA Kamis/Thu 15 Oktober 2015, jam 18:45- 20:00 WITA Jumat/Fri 16 Oktober 2015, jam 18:00 - 19:30 WITA
THE GIFT dir. Mallory Lee / 2014 / 8 min. 1 s Hadiah di atas meja, nasib apakah yang bisa terjadi karena itu? ini kisah tentang seorang petugas pos, Ching Chong dengan bekas teman sekolahnya, sampai ia bertemu dengan Mei Lai, kembang sekolahnya... Komedi romantis dengan setting 80an, ketika 2,5 ringgit bisa untuk membeli mi goreng, bakso ikan dan minuman. Cinta pada masa itu sangat sederhana... benarkah? A gift on a table, what possible destiny will it face? This is a story about a postman, Ching Chong with his friends during school life - until he met Mei Lai, the sunshine in his school... A romantic comedy set in the mid 80s when RM2.50 can buy you a fried noodle, fish balls, soft drink and an ice stick. Love back then was simpler... was it?
25 MACK dir. Bradley Liew / 2012 / 15 Min. Komedi Action tentang 2 orang pembunuh kelas rendah yang ditugaskan membantu pembunuh legendaris Mack. An action comedy of two low level assassins assigned by their boss to aid the legendary killer Mack. Unfortunately for them, they start off their day late and everything goes downhill in a flurry of bodies and unlucky coincidences. SALVAJ dir. We Jun Cho / 2014 / 12 Min. Ishak, seorang polisi penyelam yang berpengalaman, berkontemplasi tentang pengalamannya Ishak, an experienced police diver, contemplates the emotional perils of his vocation following the most challenging dive of his career. STRENGTH dir. Michael Chen / 2013 / 13 min. 46 s Gaya Mockumentary tentang Michael yang serba bisa. STRENGTH is a mockumentary-styled short film. Michael is many things; an Actor, Producer, and even a Kickboxing Instructor. One day, he decides to join his first amateur MMA Fight Tournament much to the dismay of the people around him. This short pokes a little fun at this humbling experience he had. FIND LOVE, LET IT KILL dir. Aidyl Abadi / 2015 / 1 min. 24 s Carilah cintamu dan biarkan ia menghancurkanmu Find your love and let it kill you. ROZITA BINTI ROSLAN dir. Taufiq / 2015 / 10 min. 06 s Cerita tentang Ilham, bagaimana ini membaca pikirannya dan menikmati dunia di dalamnya. Di representasikan oleh seorang wanita bernama Rozita binti Roslan. A story of ilham, how he explores his mind and embraces the world inside it. Represented by a girl named Rozita binti Roslan where he plays out scenes of the first time they meet, to reaching heights of ultimate compatibility to dealing with an identity/existential crisis, these are hopes, love and dreams which represents life. Set using the premise of love and relationship, Rozita binti Roslan tells a story of human attachment.
26 32°C FALL IN LOVE dir. Tan Seng Kiat / 2013 / 13 min. 52 s Kisah cinta antara seorang SatPam dan Penjaga Toko. “32°C Fall in Love” revolves around the love of a security guard for a storekeeper. Built on the poremise of romance with a hint of comedy, the love-inspired short film demonstrates how love can be found in the most bizarre ciecumstances.
S-EXPRESS 2015 : PG13 REMAJA
THAILAND
Lokasi Pemutaran & Waktu: SIKUNO, Denpasar DIVINE EARTH, Seminyak BENTARA BUDAYA BALI, Sukawati RUMAH FILM SANG KARSA, Singaraja
Rabu/Wed 14 Oktober 2015, jam 20:00 - 21:15 WITA Kamis/Thu 15 Oktober 2015, jam 21:45 - 22:45 WITA Jumat/Fri 16 Oktober 2015, jam 18:45 - 19:45 WITA Jumat/Fri 16 Oktober 2015, jam 20:00 - 21:00 WITA
Kurator: Sanchai Chotirosseranee, THAI SHORT FILM AND VIDEO FESTIVAL Total Durasi: 60 min. MYTH OF MODERNITY dir. Chulayanon Siriphol / 2014/ 16 min. Dunia ideal dan kebaikan yang sempurna adalah pelarian spiritual bagi orang-orang masa kini. Tidak mengherankan, sekte dan agama baru bermunculan. The ideal world of perfect goodness is a spiritual refuge for people nowadays. Unsurprisingly, some sects, new religions and politic group are growing. BREATHE Twatpong Tangsajjapoj / 2012 / 10 min. Seseorang hidup sekedar untuk bertahan atau mencapai sebuah angan-angan. One can live just to survive or to accomplish one’s dream. DELETED Nitaz Sinwattanakul / 2013 / 17 min Nick memulai hidup barunya dengan keluarga yang baru. Ia berusaha menghapus masa lalunya. Nick is starting his new life with a new family. Her husband passed away many years ago. She tries to erase all memory of her late husband but it seems coming back to her.
27 NUNUI Chanya Hetayothin / 2013 / 4 min. Sedang mencari jalan keluar, Nunui medapatkan seorang teman Searching for his way out, Nunui meets a companion. ISAN MARS Pramote Sangsorn / 2013/ 12 min. Suatu eksperimen untuk orang-orang di daerah timur laut Thailand. It’s an experiment for Northeastern people in Thailand. They have to wear spacesuits and go to Mars for work.
S-EXPRESS 2015 : PG13 REMAJA
PHILLIPINE
Lokasi Pemutaran & Waktu: OMAH APIK, Pejeng SIKUNO, Denpasar
Senin/Mon 12 Oktober 2015, jam 20:00 - 21:00 WITA Sabtu/Sat 17 Oktober 2015, jam 19:45 - 20:45 WITA
Kurator: Oggs Cruz Durasi total: 44 min. Catatan Kurator: Empat film pendek yang dipilih tahun ini semua bercerita tentang ingatan. Dengan berbagai sisi pandang dan penggambarannya. ISANG LALAKING MAY MUMURAHING KAMERA (THE MAN WITH THE CHEAP CAMERA) dir. Epoy Deyto / 2010/ BW / 8 min. Paduan dari gambar resolusi rendah yang rekam seseorang dengan kamera digital murah buatan cina. Namun, keacakan inilah yang membuat film ini memikat. Epoy Deyto’s Isang Lalaking May Mumurahing Kamera (The Man with the Cheap Camera, 2010) is on its face just a medley of low resolution images of whatever the titular man happens to fancy capturing with his cheap China-made digital camera. However, it is its organized randomness that makes the film absurdly alluring. There is an awkward beauty in the pixelated visual representations of the memories the filmmaker attempts to entrust to his massproduced recording device. In a way, the visual faults of the images he captures only serve to remind him of either his station in life or his surrender to the whims of capitalism, alleviated partially by his freedom to create something out of near nothing.
28 DROGA! (DRUG!) dir. Miko Revereza / 2013/ 8 min. Di sisi lain, kasar tapi sekaligus menggoda aural dan tekstur visual untuk menciptakan ilusi yang terjebak dalam kebingungan psychedelic yang biasanya dialami seseorang saat di bawah pengaruh obat-obatan. Miko Revereza’s Droga! (Drug!, 2013), on the other hand, utilizes harsh but seductive aural and visual textures to create an illusion of being trapped in a psychedelic daze that one usually experiences when under the influence of hallucinogenic drugs. Interestingly, the shapes and figures that Revereza ingeniously captures are those that can be attributed to a country’s colonial past, from dance to fashion to fastfood. Revereza seems to liken his audience’s bewitched gaze to a country’s allegience to an addicting foreign culture, whose lingering remnants threaten to replace the nation’s sanity. CLASS PICTURE dir. Tito & Tito / Class Picture/ 2012 / 5 min. Dibuat dengan 35mm dan menampilkan apa yang pada dasarnya adalah satu frame dari pemandangan pantai di mana sekelompok pelajar berpose resmi untuk foto. Hal ini menipu ingatan secara langsung. Class Picture (2012), by the art collective Tito & Tito, is shot in 35mm and features what is essentially a single frame of a seaside view where a class of young students formally pose for a picture. It is deceptively straightforward, except that its entire concept deftly encapsulates the melancholy of fading into obscurity. The film, with its manner of being shot in a medium that is being pushed to obsolescence, its subject matter that consists of the creation of something that is but a reminder of a distant youth, and its distinct look that echoes neglect, laments the state of being an artifact, of being a memory on the midst of a sea of forgetting. Entropy Machine Dodo Dayao / 2010 / 23 min. Mengingat dunia sebelum peradaban. Manakah kejadian yang untuk dikenang? Yang manakah kejadian yang untuk dilupakan? Terserah pembuat film, dengan kamera mereka dengan berbagai bentuk dan ukuran menciptakan hal itu. Finally, Eduardo Dayao’s Entropy Machine (2010) remembers a world prior to civilization. It features a solitary male within a forest, beautiful but spare, where absolutely nothing happens. What memory is there to be created? What memory is there to be forgotten? It is up to the filmmakers, with their cameras of various shape and sizes, to create them.
29
MINIKINO FILM WEEK 2015 SPECIAL PROGRAM
FIRST TIME PUBLIC SCREENING :
R
DEWASA
BULU MATA / EYE LASHES
Lokasi Pemutaran & Waktu: MINIHALL IRAMA INDAH, Denpasar
Rabu/Wed 14 Oktober 2015, jam 15:30 - 17:00 WITA
BULU MATA EYE LASHES (Tonny Trimarsanto / 2015 / 60 min./ Dokumenter) Seperti apakah situasi yang dihadapi oleh transgender di Aceh? Apa yang mereka rindukan dan harapkan? How are the situations of the transgender community in Aceh? What are their wishes and long for? tentang Tonny Trimarsanto, silahkan lihat hal. 31 About Tonny Trimarsanto, please refer to page 31
BULU MATA adalah karya dokumenter terbaru sutradara Tonny Trimarsanto yang belum dipertunjukan ke penonton publik. Kali ini, untuk pertama kalinya dengan bangga dipersembahkan khusus untuk penonton MINIKINO FILM WEEK 2015 EYE LASHES is the latest documentary work of Tonny Trimarsanto that is not yet showed to public. This time, for the first time, proudly presents for MINIKINO FILM WEEK 2015 audiences
EK FILM WE ! HTS HIGH LIG
30
REGIONAL FEATURE :
LELAKI HARAPAN DUNIA (Men Who Save the World)
PG13 REMAJA
Lokasi Pemutaran & Waktu: MINIHALL IRAMA INDAH, Denpasar
Sabtu/Sat 17 Oktober 2015, jam 17:15 - 18:50 WITA
LELAKI HARAPAN DUNIA Men Who Save the World (dir. Liew Seng Tat / Malaysia / 2014 / 94min. / Fiksi) Seorang bekas penyanyi professional,Pak Awang ingin menghadiahkan sebuah rumah kepada anak perempuannya yang akan menikah. Akan tetapi, rumah tersebut terletak jauh di dalam hutan. Former professional singer, mr. Awang, presents a house to his soon to be married daughter. Yet, the house is located deep in the middle of the forest. Tentang film: Liew Seng Tat membangun proses pembuatan film ini di residensi sutradara di Cannes - Cinéfondation dan berpartisipasi pada the 2011 Sundance Screenwriters Lab. Diproduksi di Kuala Kangsar, Perak. Lelaki Harapan Dunia seharusnya dipersipakan sebagai film panjang pertamanya, namun akhirnya Seng Tat menyelesaikan Flower in the Pocket lebih dahulu. Untungnya, sukses film debutnya ini justru membuka jalan kepada sutradara muda ini untuk mendapatkan bantuan dari berbagai penjuru dunia untuk memproduksi Lelaki Harapan Dunia. Liew Seng Tat developed Lelaki Harapan Dunia at the Cannes Director’s Residence — Cinéfondation and participated at the 2011 Sundance Screenwriters Lab. The film, shot in Kuala Kangsar, Perak. Lelaki Harapan Dunia was supposed to be Liew’s debut feature film but he ended up shelving it and making Flower in the Pocket first. Luckily, the critical success of Liew’s debut paved the way to the young director receiving grants from all over the world for Lelaki Harapan Dunia. The film had its world premier at the 67th Locarno International Film Festival on 6 August 2014. Its North American premier was held at the 2014 Toronto International Film Festival on 4 September 2014. The film was released in Malaysia on 27 November 2014.
EK FILM WE ! HTS G I L H G I H
31
FEATURING TONY TRIMARSANTO
R
DEWASA
Lokasi Pemutaran & Waktu: MINIHALL IRAMA INDAH, Denpasar
Kamis/Thu 15 Oktober 2015, jam 19:15 - 21:15 WITA
Tonny Trimarsanto, sutradara & fasilitator workshop, memulai karirnya sebagai peneliti visual dan penata artistik. Tahun 2002, film dokumenter pertamanya, GERABAH PLASTIK meraih penghargaan karya terbaik di Indonesia Documentary Film Festival 2002, menyusul THE DREAM LAND Excellence Award at Earth Vision Tokyo International Film Festival 2003. Film panjang pertamanya “SERAMBI” masuk seleksi UN CERTAIN REGARD dalam kompetisi di 59th Cannes Film Festival 2006, sebagai tayangan utama di 24 th Miami International Film Festival 2007, San Francisco International Film Festival dan Tokyo International Film Festival. Tonny Trimarsanto is a film director & film workshop facilitator, began his carrier as visual researcher and an art Director. In 2002, his first documentary GERABAH PLASTIK won Best Film at Indonesia Documentary Film Festival 2002, following “The Dream Land” -Excellence Award at Earth Vision Tokyo International Film Festival 2003. His first feature film “SERAMBI” was selected as an UN CERTAIN REGARD in Competition Selection at 59th Cannes Film Festival 2006, featured at 24th Miami International Film Festival 2007, San Francisco International Film Festival and Tokyo International Film Festival. RENITA RENITA (2007 / 16 min. / Dokumenter) Terjebak dalam tubuh laki-laki, Renita bercita-cita menjadi dokter dan wanita sejak kecil, tapi orang tuanya memaksanya masuk pesantren, dimana ia mengalami pelecehan dan kekerasan. Trapped in a male body, Renita wanted to be a doctor and a woman since she was a child but her parents forced her to study at a Islamic school where she was bullied and ostracized. Won BEST FILM, at Culture unplugged Film Festival India, Slingshort Film Festival, KONFIDEN Film Festival, CON CAN SHORT Film Festival Tokyo Japan,Singapore International Film Festival, Q Film Festival, Amnestry International Film Festival Netherland, DOCNZ New Zaeland Documentary International Film Festival, Torino LGBT film Festival Italy, Inside Out Film Festival Toronto, Kashis Film Festival India MANGGA GOLEK MATANG DI POHON / THE MANGOES (2012 / 98 min. / Dokumenter) Kisah seorang laki-laki, Mohammed Zein Pundagau, memilih untuk jadi perempuan. Story of a man Mohammed Zein Pundagau who decided to be female. IDFA Amsterdam, Cambodia Int Film Festival, South East Asian Film Festival Singapore, DMZ International Film Festival South Korea, Human Rights International Film Festival Ukraine, International Documentary Film Festival IDFA Netherland, Cambodia Iternational Film Festival.
32
KELUARKAN ISI HATIKU / GET MY FEELINGS OUT : PAUL AGUSTA’S SHORTS
R
DEWASA
Lokasi Pemutaran & Waktu: MINIHALL IRAMA INDAH, Denpasar
Jumat/Fri 16 Oktober 2015, jam 19:15 - 20:30 WITA
Kurator: Fransiska Prihadi / MINIKINO Total Durasi: 58:45 Catatan Kurator Dalam sembilan film pendek yang dipilih dalam kurasi “Keluarkan Isi Hatiku” kita diajak mengalami isi hati Paul dalam film-film pendek yang disutradarainya. Perlakuan visual yang beragam dipilih sesuai emosi cerita yang ingin disampaikan. Dari mulai karya artistik yang dapat dinikmati bagaikan lukisan bergerak, naratif linear, kerancuan emosi dalam warna dan suara, visualisasi puisi, maupun dokumenter. Seluruhnya sekaligus memberi gambaran perjalanan gaya Paul Agusta sebagai sutradara film pendek di kurun waktu 1999-2013. In this nine shorts that were curated in “Get My Feelings Out”, we’re invited to experience Paul’s feeling through his directed shorts. He chose different visual treatment depends on the mood of his story. From visually artistic videos that can be enjoyed as seeing moving painting images, linear narrative, emotional chaos in color and sound, poem visualization, and documentary. All give us an overview of Paul Agusta’s directing style in the period of 1999-2003. Tentang Paul Agusta Lahir di Jakarta tahun 1980 dan belajar film di Amerika sebelum kembali ke Indonesia tahun 2003. Ia percaya bahwa tidak ada alasan untuk mematikan kreativitas untuk membuat film asalkan memiliki sebuah ide yang solid dan matang, sisanya adalah pelaksanaan. Film-film pendeknya telah diputar di berbagai festival film Indonesia dan Internasional. Sebelum 2007, Paul Agusta banyak dikenal sebagai kritikus film, manajer festival dan kurator film, namun sekarang ia memilih fokus sebagai pembuat film dan video. born in Jakarta in 1980 and studied film in America before returning to his homeland, Indonesia in 2003. He believes that there is no excuses for video-makers not to fulfill their creative urge as long as there’s a true resource of a solid and wellthought idea, the rest is simply implementation. His short videos (most of them realized with a limited budget) have been included in local and international film events and screenings. Prior to 2007, Agusta was mostly known as a film critic, festival manager and film curator, but nowadays he focuses on making films and videos. ANDREW COMES TRUE 2013 / 02:50 Video ke-4 dari seri “Controlled Chaos” (Kekacauan yang terkendali) The 4th video in Paul Agusta’s Controlled Chaos series - International Film Festival Rotterdam 2014. included in “Chaotic Memories: Selected Works 2003-2013” a retrospective compilation commissioned by IFFR
33 SANDMAN’S SMILE 2013 / 02:51 Video ke-3 dari seri “Controlled Chaos” (Kekacauan yang terkendali) The 3rd video in Paul Agusta’s Controlled Chaos series - International Film Festival Rotterdam 2014. included in “Chaotic Memories: Selected Works 2003-2013” a retrospective compilation commissioned by IFFR STOLEN KISS 2012 / 06:11 Sebuah pengalaman tentang cinta dalam hidup Peter yang berusia 10 tahun. A lesson in life about love when Peter had his first infatuation at the age of ten. - Segment from Parts of the Heart, a feature film in 8 chapters. World Premiere at International Film Festival Rotterdam 2012 NEON SHADE 2012 / 02:55 Permainan bayangan, warna, dan cahaya di taman bermain anak-anak pukul 2 dini hari. a play of shadow, color, and exposure at a children’s playground at 2AM FEVER 2005 / 05:45 Pemandangan khayal menjelajah tubuh manusia. An exploration of the human body as a fantasy landscape. - Q Film Festival Jakarta 2005 - Hamburg Gay and Lesbian Film Festival 2006 BERNADETTE 2013 / 17:00 Bernadette, seorang pekerja seksual yang menghadapi kekerasan dan cerita tentang kepedulian sesama manusia. A story of care, compassion, and violence against Bernadette, a sex worker. -Commissioned by Hivos as part of a series with Global Dialogues
34 THE WOLF & THE GIRL IN GREEN 2013 / 03:56 Nenek ditemukan tewas tercabik di kamar. Cucunya, perempuan berjubah hijau bersaksi ia melihat pelakunya Serigala. Benarkah itu yang terjadi? Lupakan dongeng yang pernah diceritakan, selalu ada dua sisi cerita. Granny was found torn to shreds in her cabin. Granny’s granddaughter, The Girl in Green, claims she saw The Wolf kill her. Is that what really happened? Forget The fairy tales you’ve been told, there are always two sides of a story. - Commissioned by Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) World Premiere at JAFF 2013. - Studiorama Arts and Music Festival 2014 Jakarta DARI PISAU MANA 2012 / 02:01 Sebuah adaptasi visual dari puisi karya Leon Agusta yang berjudul sama. A visual adaptation of the same titled poem by Leon Agusta. - International Film Festival Rotterdam 2014. included in “Chaotic Memories: Selected Works 2003-2013” a retrospective compilation commissioned by IFFR HEART OF FEAR 2010 / 15:15 Sebuah eksperimen pendek yang mencoba menggali bagaimana rasa takut manusia terhadap sesuatu hal itu terbentuk lewat bentuk dokumenter dimana beberapa orang diminta untuk bercerita tentang hal apa yang paling mereka takuti dan sejarah dibalik ketakutan tersebut. A short experiment exploring the construction of human fear in a documentary about personal fears and history behind their fears.
35
PROJECT CHANGE :
R
CERITA TENTANG RAHASIA
DEWASA
Lokasi Pemutaran & Waktu: MINIHALL IRAMA INDAH, Denpasar
Selasa/Tue 13 Oktober 2015, jam 19:30 - 21:00 WITA
Total durasi: 94 min. TIDAK SEMUA ORANG BERANI MENGUNGKAPKAN RAHASIA, PROJECT CHANGE MEMBERIKAN YANG BERBEDA: CERITA TENTANG RAHASIA. 3 FILM HASIL KARYA PROJECT CHANGE 2013 DARI PRODUSER NIA DINATA MEMPERKENALKAN KARYA MONICA VANESA TEDJA, YATNA PELANGI, MAYK WONGKAR, ANGGUN PRADESHA dan RIKKY M. FAJAR. CATATAN PRODUSER: Sutradara-sutradara baru ini benar benar berani mengungkapkan cerita yang paling personal. Sebelumnya, mereka terjebak dalam ketakutan untuk mengungkapkan. Ini adalah tantangan bagi pembuat film, apalagi yang masih baru, untuk menyusun cerita yang paling pribadi ini menjadi sebuah film. Tapi, menyimpan rahasia itu seperti memelihara beban dalam batin. Lama-lama bisa tidak sehat. Dalam proses development cerita, kami mesti sabar dan sensitif dan membantu proses menulis supaya tidak judgemental terhadap apa yang pernah terjadi dan berusaha diungkapkan dalam film. Untungnya, ada team mentor yang ikut membantu mereka, Lucky Kuswandi, Sammaria Simanjuntak dan Ucu Agustin. Sama-‐sama kita tanamkan kalau bikin film yang jujur itu bisa juga jadi semacam terapi bagi pembuatnya. Ternyata setelah filmnya selesai, para sutradara muda ini juga merasa plong dan liberated. Kami sebagai produser dan mentor juga lega dan bangga. NOT EVERYONE HAVE THE COURAGE TO DISCLOSE SECRET, PROJECT CHANGE PRESENTS DIFFERENT STORIES ABOUT SECRET, 3 FILM PRODUCED IN PROJECT CHANGE 2013 FROM THE PRODUCER NIA DINATA FEATURES THE WORKS OF MONICA VANESA TEDJA, YATNA PELANGI, MAYK WONGKAR, ANGGUN PRADESHA & RIKKY M.FAJAR PRODUCER’S NOTE: These young directors really have the courage to tell very personal stories. They used to be afraid to tell their stories. It’s a challenge for filmmakers, especially new ones, to arrange the most personal stories into film. Keeping secrets is carrying mental baggage. You get sick after a while. In story development stage, we have to be patient and sensitive in the writing process to avoid being judgmental. Luckily a mentor team was involved as a professional supporters, Lucky Kuswandi, Sammaria Simanjuntak and Ucu Agustin. Together we emphasize the importance of making honest film as some sort of therapy for the filmmakers. After the film production completed, all these young directors felt relieved and liberated. As producer and mentor of course we felt happy. NIA DINATA
36 SLEEP TIGHT MARIA (dir. Monica Vanesa Tedja / 2015 / 15min. / Fiksi) Seorang anak perempuan quirky dan insecure, MARIA V (17), memiliki rahasia sebelum tidur, supaya bisa terlelap. Maria V tumbuh di lingkungan yang religius. Sejak TK, ia sudah disekolahkan di dalam sekolah katolik. Hingga akhirnya kini ia duduk di bangku SMA St. Perawan Maria. a quirky and insecure girl, Maria V, has a secret, how to get a good sleep. She grew up in a religious family and has been in Catholic School since kindergarden. Now, she is in highschool, the St. Virgin Mary Catholic School.
PERTANYAAN UNTUK BAPAK A QUESTION FOR DAD (dir. Yatna Pelangi & Mayk Wongkar / 2015 / 41min. / Dokumenter) Hubungan Yatna dan bapaknya dipenuhi trauma. Setelah 20 tahun lebih ia berpisah, Yatna bertekad pulang ke tanah kelahirannya untuk melontarkan pertanyaan yang selama ini mengganggu batinnya. The relation between Yatna and his father is traumatic. After 20 years seperation, Yatna decide to return to the place he was born, to ask a very important question that bothers him all this time.
EMAK DARI JAMBI Mom From Jambi (Anggun Pradesha & Rikky M. Fajar / 2015 / 38 min. / Dokumenter) Sebuah tiket ke Jakarta menjadi jawaban rindu Emak (Ibu Kurtini) pada Anak Pertamanya (Anggun Pradesha) yang sudah terpendam bertahun-tahun. Sementara pergi dari Kota Jambi, meninggalkan Suami dan Anak-anak yang menjadi tanggungannya untuk kali pertama terbang ke Ibukota. Bandara Soekarno-Hatta adalah saksi keterkejutan Emak bertemu Anggun. A flight ticket to Jakarta becomes an answer of Mom’s (Ibu Kurtini) many years longing for her first son (Anggun Pradesha). She left to the capital for the first time, leaving Jambi, her husband and children. Soekarno-Hatta airport is the witness of Mom’s surprise meeting Anggun.
37
KOLEKTIF:
R
3 FILM PENDEK TENTANG SARA(S)
DEWASA
Lokasi Pemutaran & Waktu: MINIHALL IRAMA INDAH, Denpasar
Sabtu/Sat 17 Oktober 2015, jam 15:25 - 17:00 WITA
Total Durasi: 93min. CATATAN PRODUSER Undangan Mengalami Kemanusiaan (An Invitation to Experience Humanity) Kemanusiaan adalah pengalaman nyata, bukan sekedar ide atau konsep. Undangan Mengalami Kemanusiaan adalah undangan memperkaya pemahaman kita akan kemanusiaan dan mengingatkan kita mengenai apa artinya menjadi manusia, di masa dimana kita dikelilingi banyak hal yang menjauhkan kita dari kemanusiaan. Tema ini juga menjawab pertanyaan yang harusnya sudah kadaluwarsa sejak berakhirnya Orde Baru di Indonesia: apakah pembuat karya harus menghindari elemen SARA(S)*? Jawabannya terlihat melalui karya-karya yang kita lihat disini. SARA(S) tak mungkin dipisahkan dari kenyataan masyarakat beragam dan merupakan bagian dari identitas manusia yang tak wajar untuk ditutup-tutupi. Adalah wajar, alami dan manusiawi bagi kita semua untuk membicarakan etnisitas, agama, ras, hubungan antar kelompok dan seksualitas. Menghindari SARA(S) adalah menghindari pengalaman menjadi manusia dan mengingkari makna penting dan mendasar dari kemanusiaan. We believe that humanity is a real experience, not merely an idea or concept. Undangan Mengalami Kemanusiaan (An Invitation to Experience Humanity) is an invitation to enrich our understanding of humanity, and to remind us what it feels to be human, at a time when we are increasingly surrounded by things that can be dehumanizing, that distance us from the feeling of being human. These films also address that question that unfortunately still lingers long past New Order expiry date: should filmmakers step around SARA(S)* issues, avoiding them in the name of peace and order? The films state the answer loud and clear. SARA(S)* is inseparable from diversity and an inevitable part of human identity that cannot be swept under the rug. It is only natural, only human, for us to openly discuss ethnicities, religions, races, inter-group relations, and sexuality. To avoid SARA(S) issues is to deny the experience of being human and the very essence of humanity. Meiske Taurisia, Producer Babibuta Films
*) Suku, Agama, Ras, Antargolongan (+ Seksualitas) = Ethnicity, Religion, Race, Inter-group relations (+ Sexuality)
38 SENDIRI DIANA SENDIRI (Dir. Kamila Andini / 2015/ Color/ 39 min./ Fiksi) Suatu malam, suami Diana memberikan ilustrasi tentang bagaimana ia ingin membagi kehidupan keluarga mereka dengan wanita lain. One night, Diana’s husband presents her with a chart that reveals his shocking plan to share the little family with another woman.
KISAH CINTA YANG ASU (Dir. Yosep Anggi Noen / 2015/ Color / 30 min./ Fiksi) Ning dan Martha adalah sepasang pelacur dari dua kelas yang berbeda. Mereka terlibat cinta segitiga dengan Erik, seorang pemuda jalanan Ning and Martha are two prostitutes from different class backgrounds. Ning works the street, while Martha tends to her clienteles in luxury hotels. They are entangled in a love triangle with Erik, a young street racer.
THE FOX EXPLOITS THE TIGER’S MIGHT (Dir. Lucky Kuswandi / 2015/ Color/ 24 min./ Fiksi) Tentang dua remaja yang menemukan diri mereka, dalam seksualitas, kekuasaan dan situasi sosial yang rumit. David adalah anak seorang pejabat militer dan Aseng datang dari etnis minoritas keluarga pedagang. About two preteen boys discovering their sexuality and the relation between power and sex, in the awkward social setting of a sleepy small town with a military base. David is the son of a high-ranking officer, while Aseng’s family is an ethnic minority merchant.
39
KOLEKTIF:
R
THE SUN, THE MOON & THE HURRICANE
DEWASA
Lokasi Pemutaran & Waktu: OMAH APIK, Pejeng
Kamis/Thu 15 Oktober 2015, jam 20:00 - 21:45 WITA
THE SUN, THE MOON & THE HURRICANE (dir. Andri Chung / 2014 / 101min. / Fiksi) Cerita perjalanan kita, manusia yang selalu berubah. pencarian kebahagiaan, cinta, dan makna hidup yang tiada henti. Tentang orang-orang yang kita temui dan tempat yang dikunjungi yang ikut membentuk takdir kita. A story of us, the ever changing human. Our endless search of happiness, love and the meaning of life. About those people we met and places we went to that shaped our destiny. FESTIVALS: 1. World Premiere Vancouver International Film Festival 2014 2. Nominee Best New Director Vancouver International Film Festival 2014 3. Official Selection Jakarta International Film Festival (JiFFest) ?2014 4. Official Selection Jogja NetPac Asian Film Festival (JAFF) 2014 5. Nominee Best Orginal Screenplay Piala Maya 2014 6. Nominee Best Male Newcomer (William Tjokro) Piala Maya 2014 7. Official Selection Cinemasia Film Festival 2015, Amsterdam
40
KOLEKTIF:
R
SITI
DEWASA
Lokasi Pemutaran & Waktu: MINIHALL IRAMA INDAH, Denpasar
Rabu/Wed 14 Oktober 2015, jam 19:00 - 20:40 WITA
SITI (dir. Eddie Cahyono / 2015 / 95 min. / Fiksi) Ibu muda dari seorang anak, Siti harus mencari jalan untuk menghidupi anaknya dan suaminya, sekaligus ibu mertuanya. Sehari-hari ia menjual snack, dan malamnya bekerja sebagai pemandu karaoke. Terganggu dengan profesi malam Siti, suaminya tidak mau bicara lagi dengannya. A young mother to her son, Siti has to find ways and means to care for the boy, her husband and her motherin- law. By day, she sells snacks; by night, she works as a karaoke guide. Tainted by her nighttime employment, Siti finds her husband no longer wishes to speak to her. Director Biography and Filmmograhy Eddie Cahyono lahir di Jogjakarta, Indonesia 1977. Lulus dari Jurusan Institut Seni Indonesia, Yogyakarta tahun 2007. Dia mulai membuat film pendek tahun 1998 dan mendirikan Fourcolours Films pada tahun 2001. Ia menyutradarai sejumlah film pendek dan beberapa memenangkan berbagai penghargaan baik di nasional dan di luar negeri, serta mendapat penghargaan terbaik Indonesian Independent Film-Video Festival, Best Short Film di Bali International Film Festival and nominasi di Akira Kurosawa Short Film Competition 2007. Eddie Cahyono was born in Jogjakarta, Indonesia 1977. Graduated from the Television Department of Indonesian Institute of Art, Jogjakarta in 2007. He started to make a short film in 1998 and founded Fourcolours Films in 2001. He direct a number of short film and some of them won numerous awards both at home and abroad as well as widespread critical acclaim such as Best Short Film in Indonesian Independent Film-Video Festival, Best Short Film in Bali International Film Festival and get nomination in Akira Kurosawa Short Film Competition 2007. Filmography (all short) : Diantara Masa Lalu dan Masa Sekarang (Between Past and Presents/2001), Air Mata Surga (Tears of Heaven/2002), Bedjo Van Derlaak (2003), Untuk Perempuan (For Woman/2005), Nyanyian Dari Surga (Song From Heaven/2006), Jalan Sepanjang Kenangan (A Ride Down Nostalgia Lane/2007) (feature film) Cewek Saweran (2011), SITI (2015)
41
KOLEKTIF:
R
VAKANSI YANG JANGGAL DAN PENYAKIT LAINNYA
DEWASA
Lokasi Pemutaran & Waktu: OMAH APIK, Pejeng
Selasa/Tue 13 Oktober 2015, jam 21:15 - 22:45 WITA
VAKANSI YANG JANGGAL DAN PENYAKIT LAINNYA Peculiar Vacation and Other Illnesses (dir. Yosep Anggi Noen / 2012 / 90 min. / Fiksi) Film perjalanan tentang Ning dan Mur, mereka mengantar sebuah sofa pesanan pelanggan di sebuah desa terpencil lewat jalan pegunungan yang mengular. Di perjalanan Ning menemukan percakapan-percakapan dan perhatian sederhana yang dirindukannya selama ini. A road movie about Ning and Mur, they have to deliver a Sofa, customer’s order in a remote village through snaking mountain roads. On the way, Ning finds some conversations and simple thing that she missed all this time. Satu dari 15 film peserta kompetisi FESTIVAL FILM LOCARNO kategori Cineasti del Presente (Sineas masa kini). Didukung oleh Swiss Agency for Development and Cooperation dan Hubert Bals Fund. Tayang perdana dunia juga dalam festival itu tanggal 3,4,5 Agustus 2012. One of the 15 participants of the competition films LOCARNO FILM FESTIVAL Cineasti category del Presente (filmmakers present). Supported by the Swiss Agency for Development and Cooperation and the Hubert Bals Fund. Also world premieres in the festival 3,4,5 dated August 2012. Opening Short: A LADY CADDY WHO NEVER SAW A HOLE IN ONE (dir. Yosep Anggi Noen / 2012 / 15 min. / Fiksi) Pelajaran main golf, kisah cinta dan kemarahan A golf lesson, love story, and an anger
42
MINIKINO LELANG FILM PENDEK (MINIKINO SHORTS AUCTION) - CLOSING EVENT PG13 REMAJA
Lokasi Pemutaran & Waktu: MINIHALL IRAMA INDAH, Denpasar
Sabtu/Sat, 17 Oktober 2015, jam 19:30 - selesai WITA
MINIKINO LELANG FILM PENDEK adalah sebuah acara kreasi tim kerja Minikino, untuk menggalang dana bagi filmmaker dan kelangsungan acara Minikino Film Week 2015. Film-film pendek yang dikurasi adalah karya-karya yang kami anggap penting dalam kurun pasca reformasi, namun telah berusia produksi kisaran 10 tahun atau lebih. Walaupun karya-karya ini dianggap “telah kadaluwarsa usia festival”, namun diharapkan bisa menjadi daya tarik sendiri, baik bagi yang sudah pernah menyaksikannya atau bahkan yang mungkin belum pernah mendengar tentang karya-karya penuh prestasi luar biasa ini. Terlepas dari keasyikan kami membongkar kembali arsip-arsip lama, kami sadar bahwa kurasi ini masih jauh dari kata sempurna, tentu masih banyak judul-judul lainnya yang seharusnya juga cukup penting, namun belum berhasil kami sertakan kali ini. Untuk itu kami mohon maklum atas semua keterbatasan kami dan tetap bersedia menikmati adanya. Tentu saja dengan rendah hati, kami Minikino akan selalu mendengarkan dan mengkaji kembali masukan-masukan dari para filmmaker, kurator dan para penonton. ATURAN LELANG (hampir) sederhana; 1. Lelang sudah dibuka sejak hari pertama PEKAN FILM MINIKINO 2015, hanya dilaksanakan di counter venue minihall IRAMA INDAH 2. Setiap penonton dapat memilih film yang disukai, dipersilahkan lebih dari 1(satu) judul, dengan membayar donasi (minimal) Rp. 5000,(limar ibu rupiah) per-judul. 3. Acara pengumuman hasil lelang akan diumumkan pada hari Sabtu, 17 Oktober 2015, tepat pada jam 19:30. 4. Semua film yang terpilih akan ditampilkan di layar lebar, berdasarkan jumlah total pemilih. 5. Hanya penonton yang terlibat permainan LELANG FILM yang berhak berada dalam ruang putar. 6. Penonton yang belum memilih dan datang lewat dari jam 19:30, dibebankan donasi Rp. 25.000,- (duapuluhlimaribu rupiah) untuk dapat masuk ke ruang putar, dan sekaligus mendapat hak dasar untuk memilih 2(dua) judul film. 7. Apabila seluruh film terpilih telah ditayangkan, dan masih ada waktu tersisa dari slot acara 2 jam, proses lelang akan ditawarkan kembali kepada penonton yang hadir. 8. Film yang sudah ditayangkan, dapat ditayangkan ulang atas hasil lelang.
43 MINIKINO SHORTS FILM AUCTION is originally conceived by MINIKINO working team to be a fund-raising event for filmmakers and MINIKINO FILM WEEK 2015. We considered these selection of films as important post- reformation shorts which had been produced ten years ago or more. Regardless the age of the shorts, we felt the unique attraction for those who once watched them on big screen...or perhaps heard about high achievements of these shorts. While we enjoyed looking through old database, we realize that this curation is far from perfect as we know there are other important shorts but had not been included this time. We would like to have your understanding in our limitation and still hope you all enjoy the selection. We humbly would love to listen and review all the feedbacks from filmmaker, other curators, and of course the audience. MINIKINO SHORTS AUCTION is (almost) simple: 1. Auction started since day-1 of MINIKINO FILM WEEK 2015, only at the counter of minihall IRAMA INDAH venue. 2. Each audience could choose more than one short with a minimum donation of Rp 5,000 for each title. 3. The auction result will be announced on Saturday, October 17th 2015 - 19:30 WITA 4. All films that are choosen will be screened on the schedule with sequence based on total donation collected. 5. Only audience that involved (donated) in SHORTS FILM AUCTION have the right to attend the screening. 6. Audience that had not chose a short and arrived at the screening venue after 19:30 would have to donate a minimum amount of Rp 25,000 to enter the screening room and get the basic rights to choose 2 (two) shorts title 7. Only if the total chosen shorts had been screened and the first session did not exceed 2 hours total screening time then the auction can be continued, repeated. 8. Films that has been screened, could be re-screened again, based on the auction result A VERY SLOW BREAKFAST (dir. Edwin / Fiksi / 2002 / 6min.) Kehidupan sebuah keluarga di Jakarta, dengan bahasa gambar yang cerdas. A life of a family in Jakarta, presented in an interesting visual language. Catatan Kuratorial: Edwin adalah sutradara generasi baru Indonesia, seorang sutradara yang diperhitungkan sejajar dengan nama-nama besar seperti Zhang Yimou, Billy Bob Thornton atau Miguel Gomes di seksi kompetisi Berlinale 2012. A Very Slow Breakfast adalah karya pertamanya. Belum pernah nonton? Curatorial Note: Edwin is a new generation of Indonesian director, that considered equal with big names with big names like Zhang Yimou, Billy Bob Thornton or Miguel Gomes in the Berlinale competition section 2012. A Very Slow Breakfast is his first work. Have you watched it?
44 DAJANG SOEMBI, PEREMPOEAN JANG DIKAWINI ANDJING (dir. Edwin / Fiksi / 2004 / 7min.) Catatan Kuratorial: Karya Edwin lainnya, sebuah Film pendek Indonesia yang mengadaptasi cerita rakyat Jawa Barat yaitu Dayang Sumbi. Karya ini dibuat sebagai film bisu karena di Indonesia saat itu tidak ada laboratorium pemroses suara analog. Prestasi film ini, banyak! sama seperti karya Edwin lainnya. Curatorial Note: Another Edwin’s short film, an adaptation of Indonesia West Java’s folklore , Dayang Sumbi. This work was made as a silent film because there was no laboratory analog sound processing at the time in Indonesia. Achievement of this film, a lot! as others Edwin’s works. DURIAN (dir. Farishad (Echa) Latjuba / Fiksi / 2003 / 15min.) Kisah sebuah perselingkuhan dan buah durian Story about an affair and a durian Catatan Kuratorial: “Durian” adalah film pertama karya Echa, dan langsung berhasil masuk ke jajaran festival film pendek bergengsi di dunia. Dari Dresden, Jerman hingga ke Mar Del Plata, Argentina. Di tahun yang sama, dia menulis film layar lebar panjang pertama bersama dua orang lain lagi berjudul “Pelangi di Atas Prahara”. Curatorial Note: “Durian” is the first work of Echa, and immediately made it into ranks of many prestigious world’s short film festival. From Dresden, Germany to Mar Del Plata, Argentina. In the same year, he wrote the first long feature films titled “Pelangi di Atas Prahara”. KLAYABAN: A TALE OF AN OUTCAST (dir. Farishad (Echa) Latjuba / Fiksi / 2005 / 15min. ) Pemilik restoran Indonesia di Praha, Cekoslowakia, suatu malam kedatangan pembeli yang tidak diharapkan. One evening, an Indonesian restaurant owner in Prague, Czech Republic get an unexpected guests. Catatan Kuratorial: Kisah ini diadaptasi dari kisah pendek karangan (alm) Sobron Aidit. Farishad (Echa) Latjuba adalah salah satu filmmaker Indonesia yang mengawali dunia filmnya melalui karya-karya film pendek, dan adalah kolaborator lama Minikino sejak tahun 2002. Klayaban adalah salah satu karya yang menyentuh dari Echa. Curatorial Note: The story was adapted from a short story by the late Sobron Aidit. Farishad (Echa) Latjuba is one of the Indonesian filmmakers that started his career with shorts and an old collaborator of MINIKINO since 2002. “Klayaban” is one of the most touching work by Echa. TAHI SAPI ATAU BUKAN (dir. Wahyu Aditya / Fiksi / 2003 / 6min. ) 3 sahabat yang bingung, apakah yang mereka lihat itu tahi sapi atau bukan? 3 friends who got confused, is it really cow dung or not? Catatan Kuratorial: Nama Wahyu Aditya (atau panggilannya ‘Wadit’) tidak mungkin dipisahkan dari perkembangan dunia animasi di Indonesia. Ini adalah salah satu karya awal Wadit, juga salah satu favorit Minikino. Curatorial Note: Wahyu Aditya or more well known as ‘Waidt’ is a prominent name in the world of animation in Indonesia. This short is one of Wadit’s early works and one of MINIKINO’s favorite
45 MASS GRAVE (dir. Lexy Junior Rambadeta / Dokumenter / 2002 / 26min.) Ketika tulang belulang dari korban pembantaian Maret 1966 ditemukan di Wonosobo tahun 2002. When the bones of the military massacre victims of March 1966 were found in Wonosobo in 2002. Catatan Kuratorial: Lexy Rambadeta adalah seorang pembuat film dokumenter yang sangat berpengaruh di Indonesia. Mass Grave adalah salah satu karya awalnya, menurut Minikino; harusnya disaksikan oleh setiap orang, terutama yang perduli dengan sejarah peristiwa 1965 Curatorial Note: Lexy Rambadeta is one of Indonesia’s remarkable documentary filmmaker. Mass Grave is one of his early works, which in MINIKINO’s opinion a must see by everyone especially those that care about 1965 history. KETOK (dir. Tintin Wulia / Fiksi / 2002 /6min.) Suatu malam terdengar pintu diketuk secara misterius One night, there’s a misterious knocking on the door. Catatan Kuratorial: Ketok adalah salah satu karya film pendek Indonesia yang berkeliling ke banyak festival dunia. Tintin Wulia adalah seorang seniman Indonesia, tinggal di Brisbane, Australia, namun bekerja secara internasional. Selain sebagai salah satu pendiri Minikino, juga dengan banyak perhatian dan penghargaan dunia, informasi tentang Tintin Wulia dengan mudah dicari di google. Curatorial Note: Ketok is a short films that has been travelling to many International Film Festivals. Tintin Wulia is an Indonesian artist lives in Brisbane, Australia, and works internationally. Besides as the founder of Minikino, and with so many highlights and International awards, you can easily find information about her in Google. EVERYTHING’S OK (dir. Tintin Wulia / Fiksi / 2003/5min.) Semuanya beres. Kita kehilangan jejak skala manusia, tapi tidak apa-apa, semuanya baik-baik saja. Yes, Sir, everything’s just fine. We’ve lost track of the human scale, but rest assured; everything’s definitely OK. Catatan Kuratorial: Satu lagi karya dari Tintin Wulia yang banyak dibicarakan dunia internasional. Membicarakan film pendek Indonesia harus menyebutkan film ini. Curatorial Note: One more short by Tintin Wulia that much talked in International forum. Mentioning this title is a must when we talked about Indonesian short KITA HARUS BIKIN FILM (dir. Fredy Aryanto & Sugeng Wahyudi / Fiksi / 2002 / 9min.) Pembicaraan dua orang pemuda yang ingin membuat film. Sebuah tindakan tidak semudah itu dilaksanakan. Two men talks about making film. An action is not as simple as it sound. Catatan Kuratorial: Salah satu film ringan yang dipilih kurasi VCD Indonesia Raja yang diterbitkan pada tahun 2003. Curatorial Note: one of light short film that was curated in VCD Indonesia Raja produced in 2003.
46 EL MELER (dir. Dennis Adishwara / Fiksi / 2002/ 28min.) El Meler berkuasa penuh di jalan Haji Subuh. Suatu hari datang seseorang yang menantangnya. El Meler ruled Haji Subuh street. One day came a person who challenged him into a figh. Catatan Kuratorial: El Meler adalah karya penting dari sebuah generasi filmmaker Indonesia gelombang baru, pada awal 2000-an. Dennis Adishwara, walaupun mengomel karena setiap kali membuat film, nggak pernah bisa balik modal, adalah seorang dengan kreatifitas dan semangat berkarya yang sangat mengagumkan. Minikino kagum! Curatorial Note: El Meler is an important work in the new wave of Indonesian filmmaker in early 2000. Although Dennis keeps grumbling about unreturned investment when making movies, he is always the one with strong creativity and spirit, and never ceased to amaze us! THE ANNIVERSARIES (dir. Ariani Darmawan / Fiksi / 2006 / 12min. ) Sebuah gambar hubungan suami istri yang monoton, ditampilkan melalui adegan-adegan dalam lift. A portrait of a monotonous relationship of a husband and wife, highlighted through scattered moments of their yearly wedding anniversaries, set in an elevator. Catatan Kuratorial: Ariani Darmawan adalah seniman video dan pembuat film yang menetap dan bekerja di Bandung. Ariani telah berpartisipasi di dalam sejumlah festival seni maupun film di Eropa, Amerika Serikat, Asia, dan Australia. Termasuk di dalam beragam karyanya adalah film-film pendek, dokumenter, juga video instalasi dan karya teatrikal. Curatorial Note: Ariani Darmawan is a video artist and filmmaker who live and work in Bandung. Ariani has participated in a number of art and film festivals in Europe, USA, Asia, and Australia. Included in the variety of her works are short films, documentaries, as well as video installations and theatrical works. Minikino proudly displaying an old Ariani’s short here THE LAST BELIEVER (dir. Tumpal C. Tampubolon/ Fiksi / 2006 / 9min.) Bella percaya bahwa dengan menjadi vampir, dia bisa menyembuhkan Karla, adiknya, yang sakit keras. Bella believed that becoming vampire will give her the power to heal Karla, her ill sister. Catatan Kuratorial: Tumpal Tampubolon tinggal dan bekerja di Jakarta. Ia adalah sarjana di bidang Matematika. Ia telah menulis dan menyutradarai beberapa film pendek yang diputar di berbagai film festival domestik maupun internasional. Di tahun 2009 ia dipilih untuk menghadiri Berlinale Talent Campus di Berlin dan di tahun 2010 juga terpilih untuk menghadiri Asian Film Academy di Pusan, Korea Selatan. Curatorial Note: Tumpal Tampubolon lives and works in Jakarta. He is a graduate in Mathematics. He has written and directed several short films that are screened at various domestic and international movie festival. In 2009 he was selected to attend the Berlinale Talent Campus in Berlin, and in 2010 was also selected to attend the Asian Film Academy in Pusan, South Korea.
47 HARAP TENANG, ADA UJIAN (Be Quiet, Exam Is in Progress!) (dir. Ifa Isfansyah / Fiksi / 2006 / 15min.) Tanggal 27 Mei 2006, jam 5.55 pagi, Yogya dikejutkan dengan sebuah gempa 5.9 sr mengorbankan 6000 orang. Hari itu adalah 10 hari menjelang ujian akhir siswa sekolah dasar. On May 27th 2006 at 05.55 a.m., Jogjakarta city was shock by earthquake at 5.9 SR that killed over 6,000 people. That day was ten days before elementary school students did final examination. Catatan Kuratorial: Ifa Isfansyah adalah seorang filmmaker Indonesia yang namanya sudah banyak dibicarakan melalui film-filmnya yang sudah tayang secara komersil di jaringan bioskop XXI. Namun mungkin masih banyak yang belum kenal dengan karya-karya film pendeknya. Mari mulai kenalan dari yang satu ini Curatorial Note: Ifa Isfansyah is an Indonesian filmmaker whose name has been much talked through his films screened commercially in XXI cinema network. But perhaps saome are not familiar with the works of his short films. Let’s get to know them starting with this one BENJAMIN’S WHISTLE (dir. Aryo Danusiri/ Fiksi / 2000/ 13 min) Benjamin suka suara peluit dan ingin menjadi mandor pasar. Antara kagum dan benci ia bergulat dengan emosinya sambil menulis surat buat Tuhan. Benjamin loves the whistle sound and wannt be the market patron. Between admiration and hatred he deals with his own feeling by writing a letter to God. Catatan Kuratorial: Aryo Danusiri, dianggap sebagai pelopor filmmaker dokumenter Indonesia pasca reformasi, merupakan kombinasi unik profesi filmmaker dan antropolog yang sedang menyelesaikan Ph.D di program Media Antropologi di Univ.Harvard. Dalam karya-karya Aryo, pendekatan posisi pembuat film adalah sebagai teman bicara, bukan penyaji fakta yang otoriter. Curatorial Note: Aryo Danusiri, considered as a pioneer of Indonesian documentary filmmaker post-reform, is a unique combination of Video Artist & Anthropologist that is doing his Ph.D.studies in Visual Anthropology at Harvard University. In most of Aryo’s work, a humble approach taken as filmmaker of being interlocutor instead of authoritarian fact presenter. PENYAIR NEGERI LINGE (The Poet of Linge Homeland) (dir. Aryo Danusiri / Dokumenter / 2000/ 24 min.) Ibrahim Kabir, seorang penyair Didong dalam konteks tanah kelahirannya Takengon di dataran tinggi Gayo. Seni didong terancam kepunahan dari berbagai faktor termasuk kompetisi dengan reproduksi media digital-elektronik. the Acehnese Didong poet, Ibrahim Kadir in the context of his homeland Takengon in the Gayo Highlands. Didong performance skill is in danger of extinction from various factor including so much competition from technologically and electronically reproduced media. Catatan Kuratorial: Karya dokumenter Aryo Danusiri lainnya yang banyak dibicarakan dalam forum Internasional. Curatorial Note: Another Aryo Danusiri’s documentary work that much talked in International forum.
48
TIM KERJA MINIKINO FILM WEEK 2015 Direktur Wakil Direktur Direktur Program
I.B. Nirartha Bas Diwangkara Edo Wulia Fransiska Prihadi
Direktur Publikasi
Tria Nin
Koordinator Sukarelawan
Olwin Aldila Perry
Merchandise
Retno Mumpuni
Dokumentasi
I Made ‘Birus’ Suarbawa
Badan Penasehat
Konsep Disain Logo Ucapan Terimakasih kepada
Penyumbang Dana Pribadi
Tintin Wulia Andrew Linggar Zakiah Varadila Nurdin Rangga AB Aryo Danusiri, Yosep Anggi Noen, Daniel Rudi Haryanto, Agung Sentausa, Bunga Siagian, Sofia Setyorini, Etha Widiyanto, Maria “Ana” Rosiana, Sanchai Chotirosseranee, Agung Yudha, Edwin, Meiske Taurisia, Tonny Trimarsanto, Paul Agusta, Lucky Kuswandi, Dwitra (Dadap) J. Ariana, Sidi Saleh, Ariani Darmawan, Kadek Olivia Novi Putriana, Teresa Tania, Adi Anggreni, Masoud Soleihi, Jolinde Ombak Bali, Vithatya Moniqa, Shalahuddin Siregar, ...dan semua pendukung persiapan dan acara yang bekerja baik fisik dan sumbangan pikiran, yang terlalu banyak untuk kami sebut satu-persatu di sini. Sako
Nirartha Bas Diwangkara (lahir 1985) menyelesaikan studi di Fakultas Sastra Univ.Udayana-Bali. Pada tahun 2014-2015 mendapat beasiswa program inisiatif community college jurusan media di Pierce College. Aktif menjadi penyelenggara pemutaran film dan moderator di MINIKINO sejak 2010. (b. 1985) graduated from faculty of English Literature, Udayana University in Bali. In 2014 - 2015, he received Community College Iniative Program’s scholarship majoring media in Pierce College, Washington State, USA. He has been partcipating in Minikino since 2010 as screening officer and moderator. Edo Wulia (lahir 1970) besar di Denpasar, Bali. Edo lulus dengan kehormatan / Honors dari Percussion Institute of Technology, Musicians Institute, Hollywood (1996) selain juga bersertifikat Graphic Pre-Press dari Cambridge International College, Victoria - Australia (2006). Dengan latar belakang seni yang beragam, termasuk seni cetak, drummer, perkusionis dan juga berkarir sebagai guru musik sejak tahun 1997 sampai sekarang. Sejak tahun 2004, Edo menangani Minikino Events, berbagai kegiatan dan pemutaran film. (b.1970) grew up in Denpasar, Bali. He graduated with Honors from Percussion Institute of Technology, of the Musicians Institute, Hollywood (1996) and also a certified Graphic Pre-Press of Cambridge International College, Victoria-Australia (2006). His diverse artistic background including Printing Art, Drummer, and Percussionist and also a Music Teacher since 1997 until present. Since 2004 he takes care of Minikino Events, projects and screenings. Fransiska Prihadi Cika (lahir 1979) mengorganisir berbagai kegiatan seni & budaya sejak masih mahasisiwi Arsitektur di Universitas Tarumanagara-Jakarta.Kini tinggal di Denpasar, ia seorang arsitek, instruktur KUMON MatematikaInggris, menyukai film dari mulai menonton, memutar maupun terlibat dalam produksi & distribusinya. Aktif di MINIKINO sejak tahun 2009, sekarang manajer program MINIKINO & senang membina para sukarelawan baru. Cika (b.1979) organized various art and cultural project since she was an Architecture student in the Univ. of Tarumanagara-Jakarta. Now residing in Denpasar, she’s an Architect,KUMON Mathematic-English Instructor, like films from watching, screening, involved in production & distribution. An active volunteer of MINIKINO since 2009 she’s currently MINIKINO’s program manager and enjoy nurturing new volunteers.
49 I Made ‘Birus’ Suarbawa (lahir 1980) belajar Video dan Film dari beberapa pelatihan dan berprofesi sebagai pembuat video. Birus terlibat dalam pengembangan kecintaan terhadap film pendek di Bali melalui pelatihan serta pemutaran film dan diskusi bersama MINIKINO sejak 2003. (b. 1980) learned about video and film from various workshops and become professional video-maker. Birus involved in many workshops, screening and discussion as his effort to develop his passion through cinema with Minikino since 2003. Retno Mumpuni (Lahir 1978) lulus dari Fakultas Hukum, Universitas Mataram, Lombok. Ia berpartisipasi di berbagai kegiatan Minikino sejak tahun 2013 bagian logistik acara dan promosi. (b.1978) graduated from faculty of Law, University of Mataram, Lombok. She volunteered for Minikino since 2013 as events logistic and events promotion-officer. Varadila Nurdin (lahir 1984), lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Indonesia, dengan jurusan Komunikasi Massa. Bergabung dengan MINIKINO pada tahun 2004 dan menjadi kurator sampai sekarang dengan beragam pengalaman di festival film termasuk Jakarta International Film Festival (website officer-2006, program manager 2009-2010). (b.1984), Varadila graduated from Faculty of Social and Political Studies in University of Indonesia, majoring in Mass Communication. First joined MINIKINO in 2004 and currently a programmer with various experience in film festivals including Jakarta International Film Festival (website officer-2006, program manager 2009-2010) Olwin Aldila Perry (lahir 1993) lulusan Sastra Inggris Univ.Udayana yang memiliki gairah terhadap film sejak menonton serial Indiana Jones pada pertama kalinya saat masih kecil. Dia seorang penulis dan senang menonton film. Bergabung dengan Minikino sejak tahun 2014. (b.1993) graduated from English Literature faculty Univ. Udayana. Her passion for films emerged when she watched Indiana Jones series for the first time when she was a little girl. She is a writer and likes to watch film. She volunteered for Minikino since 2014.
Tria Nin (lahir 1984) bekerja sebagai penulis lepas dan publisis. Tulisannya dapat dibaca di buku “We Indonesians Rule” (2014) dan Festival Fiksi Kompasiana (2011). Tria tertarik proyek kreatif kombinasi berbagai latar belakang akademis dan seni. Ia mengumpulkan romantisme di alam yang terlupakan serta puisi, seni, musik, film, dan hal-hal kecil di hidup sehari-hari. (b. 1984) works as an independent writer and publicist. Her writing can be found in the book “We Indonesians Rule” (2014) and Festival Fiksi Kompasiana (2011). Tria is especially interested in creative projects, combining different academics backgrounds, and artworks. She is collecting romanticism in abandoned nature as well as in poetry, art,music,movie and in the small things in her daily life.
50
SEE
YOU
IN
MINIKINO
FILM
WEEK
2016
SPONSOR
w w w. i r a m a i n d a h . c o m
M E D I A PA R T N E R
media warga berbagi cerita
PA R T N E R
WWW.MAGICINKMAGZ.COM
WWW.MAGICINKMAGZ.COM
S U P P O R T I N G PA R T N E R
M I N I K I N O F I L M W E E K 2 0 1 5 TAT O O D I S C O U N T PA R T N E R
your
healthy
dose
of
short
film