Manfaat ICT (Information and Communications Technologies) Pada Saat Kegiatan Pembelajaran Di SMA Negeri 13 Medan, Meningkatkan Kemampuan Peserta Didik Dalam Daya Saing Teknologi
Dave Barry pernah berujar “Internet adalah satu-satunya perkembangan terpenting dalam sejarah komunikasi manusia sejak penemuan “nada sela”. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi telah membawa Indonesia menjadi salah satu Negara pengkomsumsi terbesar di dunia. Orientasi dunia pendidikan Indonesia juga berubah dengan adanya perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Guru-guru dalam mengajar diharapkan untuk mengerti dan melakukan inovasi pembelajaran dengan menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi. Guru yang dulunya mengajar dengan menggunakan Kapur dan Papan Tulis, sekarang sudah mengubah gaya mengajarnya dengan menggunakan media Laptop, Notebook, Netbook, iPad dan Layar Infokus. Ide-ide kreatif diaplikasikan oleh sekolah dengan memasang Infokus di kelas-kelas, mengganti papan tulis dengan Whiteboard, kapur diganti dengan spidol dan ruangan kelas dipasang horden agar pembelajaran yang dipantulkan oleh Layar Infokus terang, tidak silau. Manfaat pembelajaran berbasis ICT sangat menguntungkan bagi guru dan peserta didik, dimana guru dalam mengajar semakin kreatif dan inovatif, seperti : Guru dapat menyimpan dan membuat bahan ajar dengan aplikasi-aplikasi yang tersedia dalam Laptop, Netbook, Notebook maupun iPad yang dimiliki oleh guru tersebut, sehingga guru tidak harus menulis dipapan tulis atau whiteboard setiap masuk kelas yang berbeda, tetapi cukup menampilkan bahan ajar yang telah guru buat. Sangat banyak aplikasi yang disediakan untuk membuat bahan ajar, misalnya: Ms. Power Point, Ms. Word, Macromedia Flash, Adobe Reader, dll. Mampu mengembangkan interaksi yang lebih aktif antara pendidik dengan peserta didik, dimana interaksi yang dimaksud adalah, peserta didik lebih memiliki waktu lebih untuk memaknai suatu Standard Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK dan KD) yang diajarkan oleh pendidik dengan
menggunakan perangkat ICT tentunya, misalkan mata pelajaran Komputer (TIK) karena pada saat ini penulis adalah pendidik mata pelajaran TIK di SMA Negeri 13 Medan. Penulis tentunya telah mempersiapkan bahan ajar yang telah dikemas dalam sebuah aplikasi yang dinamakan Microsoft Power Point. Sekilas aplikasi Microsoft Power Point adalah ‘aplikasi yang diciptakan oleh Microsoft Corporation yang fungsinya digunakan untuk membuat Presentasi dalam bentuk slide (halaman-halaman) yang dapat di tampilkan dengan menggunakan media lain yang dinamakan Infokus.’ Sehingga cara kerja dari Ms. Power Point ini adalah kita membuat bahan ajar yang dapat dilengkapi dengan gambar, video, animasi dan bahkan suara yang membuat situasi dan kondisi saat belajar semakin interaktif. Mampu Mengaktifkan Pembelajaran, hal ini memang benar adanya, kenapa? Karena dengan adanya ICT ini maka pembelajaran, interaksi, hubungan antara pendidik dengan peserta didik tidak kaku lagi. Dengan bantuan ICT, Pendidik mampu menerapkan strategi belajar mengajar yang lebih baik, pendidik mampu mengeluarkan ide-ide briliannya untuk mencairkan suasana belajar di dalam ruangan kelas. Penulis sendiri lebih suka menggunakan strategi pembelajaran Kontekstual CTL (contextual Teaching and Learning) tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan juga materi atau paket pengajaran yang dikaitkan dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari. Strategi belajar mengajar Kontekstual CTL digunakan untuk membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pengajaran dari setiap mata pelajaran yang diajarkan oleh pendidik, dengan kata lain merupakan pemilihan jenis latihan tertentu yang cocok digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Dick and Carey, strategi belajar yang baik harus diawali dengan pendahuluan (Apersepsi), penulis biasanya membuka pembelajaran dengan menampilkan materi yang akan diajarkan dan menayangkan videovideo animasi yang berhubungan dengan materi, SK atau KD yang akan diajarkan atau dipraktekkan kepada peserta didik. Misalnya, untuk kelas XII mata pelajaran TIK adalah Desain Grafis, suatu cabang ilmu komputer khususnya untuk mengkombinasikan dengan kompleks kata-kata, gambar, angka-angka, foto-foto dan grafik serta ilustrasi yang membutuhkan
pemikiran khusus dari individu-individu yang bisa menggabungkan elemenelemen diatas sehingga dapat menghasilkan suatu karya seni yang sangat berguna, mengejutkan atau subversive dan gampang diingat oleh orang lain. Nah, untuk menunjang materi tersebut, penulis mempersiapkan sejarah Desain Grafis tersebut dengan menggunakan Ms. Power Point, tentunya dilengkapi dengan animasi-animasi slide yang bagus. Pertemuan selanjutnya, penulis menjelaskan aplikasi-aplikasi apa saja yang mendukung desain grafis, karena desain grafis meliputi: (a) Printing (pencetakan), dimana peserta didik diajarkan bagaimana mendesain sebuah buku, majalah, poster, booklet, leaflet, flyer dan pamphlet. (b) Web Desain, dimana peserta didik sudah mulai diperkenalkan aplikasiaplikasi yang digunakan dalam membuat Web, sehingga peserta didik diharapkan tidak Gagap Teknologi alias Gaptek. (c) Mengolah Film termasuk CD, DVD, CD multimedia untuk promosi atau multimedia untuk bidang edukasi (pendidikan). (d) Identifikasi (logo) dengan menggunakan Corel Draw, Macromedia / Adobe Freehand, EGD (Environmental Graphic Design) atau AUTOCad; merupakan desain professional yang mencakup desain grafis, desain arsitektur, desain industry dan arsitek taman yang mana nantinya hasil olahan ini dimasukkan ke kategori gambar berbasis Vektor. (e) Desain produk, pemaketan, dan sejenisnya. Pertemuan selanjutnya, penulis menyediakan dan menayangkan animasianimasi flash dengan tujuan untuk menggugah ide peserta didik bagaimana cara membuat animasi flash dan apa kegunaan animasi flash. Kenapa pendidikan TIK di luar negeri lebih maju dan dapat menciptakan film atau video animasi-animasi pendidikan yang keren, bagusm enak di tonton dan memiliki nilai jual yang tinggi. Misalnya, film/video Transformer, animasi Upin dan Ipin, dll. Dari sejak dini dunia pendidikan kita, khususnya pendidikan berbasis TIK harus diperkenalkan, sehingga pemikiran peserta didik terbuka untuk belajar, belajar dan belajar bagaimana membuat karyakarya desain grafis dan animasi, sehingga mereka tidak kepikiran lagi untuk tawuran, kumpul-kumpul dan bahkan ikut-ikutan genk motor. Semoga
pendidik mata pelajaran lain juga memiliki ide untuk menayangkan video atau film atau animasi yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan, sehingga dapat menggugah minat belajar peserta didik. Hal ini berlaku juga untuk mata pelajaran lain, misalnya Fisika, Kimia, Matematika, PKn, dengan adanya gambar bergerak, maka pendidik tidak susah lagi untuk mengajarkan materi yang berhubungan dengan gerak. Mampu Meningkatkan Kompetensi secara praktis, yang artinya pembelajaran berbasis ICT mampu meningkatkan kemampuan pendidik juga peserta didik. Pendidik terus untuk belajar dan mencari informasi dengan menggunakan Internet akan SK atau KD yang akan diajarkan. Pendidik menggunakan fasilitas Search Engine di Internet untuk terus mengupdate bahan ajarnya, pendidik sekarang dituntut untuk lebih aktif dan lebih kreatif saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Di SMA Negeri 13 Medan telah terdapat beberapa guru bidang studi yang berani dan mampu menjawab tantangan pembelajaran menggunakan ICT. Usia bukanlah halangan untuk terus belajar dan belajar dan membawa perangkat ICT dari rumah untuk digunakan saat proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) di sekolah. Pantauan penulis, terdapat pendidik yang usianya diatas umur 56 tahun (± 4 tahun atau 3 tahun) lagi pensiun, namun masih tetap semangat membawa Laptop yang ukurannya agak besar dan berat atau notebook (netbook) yang ukurannya lebih kecil dan mungil dari rumah ke sekolah, tidak mengeluh untuk membuat bahan ajar, jika bahan ajarnya sudah disediakan oleh penerbit, tidak henti-hentinya dan selalu ada keinginan untuk memperbaiki bahan ajar tersebut, mencari buku penerbit lain dan membuatnya di Ms. Power Point sebagai pelengkap bahan ajarnya. Sungguh mulia memang pekerjaan pendidik ini, ditengah permasalahanpermasalahan pendidikan, mulai dari proses sertifikasi yang belum mendapatkan formula yang pas, dana sertifikasi yang selalu macet, masalah tawuran yang selalu mewanti-wanti dan bagaikan bom waktu yang mengancam, masalah UN yang katanya selalu bocor soal dan kunci jawabannya, pendidik selalu setia melaksanakan tugasnya untuk mendidik dan mengajar dengan baik. “Guru adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”, harus tetap dipatrikan di dalam hati kita.
Dapat Menciptakan Keselarasan dengan Gaya Belajar Seseorang yang Unik. Ini yang perlu di pahami oleh semua stakeholder pendidikan. ICT telah mampu menciptakan gaya belajar yang unik, karena pendidik dan peserta didik belajar tidak hanya terpaku dalam satu materi, namun dapat mengembangkan materi pelajaran ke hal-hal yang lebih tinggi sifatnya dan lebih detail. Adanya perangkat ICT yang lengkap di ruangan kelas, Infokus yang telah tersedia di ruangan belajar, aplikasi-aplikasi atau program komputer pendukung pembelajaran ICT, sehingga SK dan KD yang diajarkan semakin dapat dipahami peserta didik dan waktu pendidik tidak banyak tersita lagi untuk menulis di papan tulis, namun cukup ditayangkan dengan bantuan Infokus, pendidik tinggal menjelaskan secara detail dan setelah dijelaskan, baru pendidik diberi tugas untuk menyelesaikan soal-soal yang telah disediakan oleh pendidik atau yang ada di buku pelajaran. Seperti yang dilakukan oleh Ibu Pardede (Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris yang telah berusia 57 tahun ini), instruksi Kepala Sekolah SMA Negeri 13 Medan agar Guru menggunakan Laptop saat Mengajar tidak membuat Ibu Pardede ini patah semangat, padahal 2 tahun lagi dia pensiun, dan menurut pengakuan Ibu Pardede, dia dimudakan dalam hal masa kerjanya saat menjadi Pegawai Negeri Sipil. Ibu Pardede ini tetap semangat belajar bagaimana membuat bahan ajar dari Ms. Power Point, laptopnya yang besar yang dibeli dengan cara kredit awal terima dana Sertifikasi (Laptop keluaran tahun 2008, yang nota bene adalah agak besar dan berat, Acer tipe 4732 Z 15 inchi) ini selalu dibawa Ibu Pardede ke sekolah, tidak henti-hentinya Ibu Pardede bertanya kepada
penulis
seputar
penggunaan
ICT.
Bagaimana
Ibu
Pardede
menyambungkan kabel Infokus ke Laptop, bagaimana menampilkan Ms. Power Point ke layar Infokus, belajar Ms. Power Point dan membuat bahan ajar sendiri. Pembelajaran berbasis ITC diharapkan menggugah motivasi peserta didik agar lebih aktif dalam belajar. Diharapkan dengan adanya pembelajaran berbasis ITC ini, peserta didik dapat lebih meningkatkan kompetensi mereka dalam hal mengamati, membaca, meniru, mencoba, mengikuti arahan dan melakukan suatu perubahan yang positif dalam diri mereka. Belajar adalah suatu perubahan di
dalam unjuk kerja sebagai hasil praktik, sehingga tujuan pembelajaran dengan ICT mampu menumbuh kembangkan minat dan kemampuan peserta didik akan mata pelajaran yang dipelajari, sehingga mereka mampu menerapkan ilmpu pengetahuan dan teknologi yang telah mereka pelajari dalam kehidupan mereka sehari-hari. Semoga Pembelajaran ICT mampu meningkatkan kemampuan peserta didik. Semoga…!!!
Contoh hasil praktek pembelajaran dengan menggunakan ICT pada mata pelajaran TIK kelas XII IPA/IPS dengan materi Desain Grafis. Teks dengan Efek Api menggunakan Aplikasi Adobe Photoshop CS3.