http://aceh.kemenag.go.id 4/5/2015 MEMBANGUN PROFESIONALISME GURU MENENTUKAN METODE DALAM PEMBELAJARAN SAINTIFIK OLEH: SALMIAH,S.Ag,M.Pd
ABSTRAKSI Artikel ini berjudul “Membangun Profesionalisme Guru dalam Menentukan Metode Pembelajaran dalam Pembelajaran Saintifik”. Judul artikel ini membahas tentang perlunya seorang guru memahami dan mengaplikasikan pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach). Salah satu hal yang menyangkut tentang pendekatan saitifik adalah: kemampuan guru memilih dan menentukan metode pembelajaran yang tepat dalam pendekatan scientifik, Sekaligus membangun kemampuan untuk mengaplikasikannya. Metode apa yang dipergunakan pada setiap langkah kegiatan scientifikc. Baik dalam langkah mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. kemudian dilanjutkan dengan memotivasi siswa agar mau dan mampu membuat pertanyaan berdasarka pengamatan yang dilakukan, lalu siswa dapat dan mau mencoba merealisasikan secara individu atau berkelompok apa yang dipertanyakannya sebelum guru memberikan jawaban, dan dari hasil percobaan tadi siswa baik secara personal ataupun berkelompok mengembangkan jawaban atas pertanyaannya melalui berbagai literature yang disediakan oleh gurunya. Lalu setelah mereka mendapatkan jawaban baik yang ditemukannya sendiri maupun yang didapatkannya dalam diskusi dengan teman-temannya mempresentasikan hasil temuannya. Akhirnya guru memberI penguatan dan reward kalau laporannya sudah benar sesuai tuntutan materi indicator dan KD, dan memberi bimbingan bila belum mencapai target yang ditetapkan dalam Indikator dan KD. Kata Kunci: Profesionalisme Guru, Metode, Pembelajaran Saintifik Abstract This article called profess build teachers in determining a method of learning on the scientific approach. The title of this article talks about the nscassery of a teacher to understanding and apply learning with scientfic approach. One of the things that which conserns about a scientific rendering is the ability to aply this method. What method shuld be used any step in scientific activities. Either in observing, questioning, experimenting, explor and comunicating. Then continued to motivate students to willing and able to make quesions based on the obervation the students can to take reaze individuallior clusteredhat questioningable befr teaches provide the sweran and from the results of experiments both personality and clusters of the students can develop an anwer
1
for the question throuht share of the literature provide by teacher. Then when they got an answer either his own invention and obtainment dicussions with their friends presented the findings. Finally teacher’s give sthrengthened and rewards if the report was right in accordance demands matter KD and indicators, giving guidence and if has not yet reached the target set in KD and indicators. Key ward : Teacher’s Professionalism, Method, Learning Saintific I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan Kurikulum 2013 hampir memasuki kurun waktu empat semester. Melihat waktu yang baru menjelang dua tahun ini tentunya pelaksanaannya belum mencapai sepenuhnya di semua tingkat pendidikan. Pemerintah dengan berbagai upaya dilakukan untuk membekali pengetahuan guru tentang pelaksanaan pembelajaran namun kondisi di lapangan masih banyak guru yang belum memahami bagaimana memilih metode yang cocok dalam pembelajaran scientifik. Salah satu upaya pemerintah adalah Guru dipersiapkan kompetensinya melalui pelatihan-pelatihan dan bimtek untuk memenuhi tuntutan kurikulum tersebut. Banyak tutor yang diterjunkan untuk menularkan ilmunya tentang pembelajaran yang dikenal dengan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, namun kiranya usaha tersebut masih kurang karena sebagian guru muda yang baru diangkat menjadi guru atau guru honorer yang selama ini belum mengenal kurikulum 2013, yakni Pelaksanaan pembelajaran yang menuntut siswa belajar melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan. Masalah di atas dilatar belakangi oleh adanya kebijakan pemerintah tentang perubahan kurikulum dalam pendidikan nasional, yakni dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang standar nasional (SNP), sebagai pengganti Peraturan Pemerintahj Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Peraturan pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 menyebabkan lahirnya permmendibud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses. Dalam Permendikbud ini adanya pendekataan pembelajaran Scientifik, yang menuntut pegetahuan, keahlian, dan keterampilan baru, untuk diterapkan di semua jenjang pendidikan, sementara para guru di lingkungan madrasah pada umunya
belum
medapat
kompetensi
2
scientifiic
ini,
sehinggga
menjadi
kesenjangan bagi guru Madrasah. Kesenjangan yang dikemukakan merupakan hal yang baru dan mendesak
supaya dengan segera diatasi. Salah satu
pemecahan masalah dapat dilakukan melalui penulisan makalah. Hal inilah ditempuh penulis dengan fokus pembahasan tentang memilih metode dan pemgimplementasiannya
dalam
pembelajaran
scientific
dengan
judul:
“Membangun Profesionalisme Guru Madrasah Ibtidaiyah dalam Memilih Metode dalam Pembelajaran Saintifik”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi beberapa masalahsebagai berikut : 1. Masih banyak guru belum mengerti pendekatan saintifik 2. Masih banyak guru yang belum dapat menentukan metode pembelajaran saintifik 3. Masih
banyak
diantara
guru
yang
belum
dapat
membuat
sknario
pembelajaran saintifik dengan mettode terpilih C. Rumusan Masalah Dalam tulisan ini, rumusan masalah yang akan dibahas adalah dengan mencari jawaban dari pertanyaan: Apakah dengan penyusunan makalah ini guru madrasah dapat memahami dan mengimplementasikan pembelajaran saitifik. D. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mempercepat tersebarnya
pengetahuan,
keterampilan
para
guru
madrasah
dalam
mengimplementasikan pembelajaran saintifik yang meliputi: 1. Mendeskripsikan metode pembelajaran saintifik 2. Mendesain langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran saitifik . Secara teoritis, tulisan ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang langkah-langkah pembelajaran saintifik dan
teknik penyajian
pembelajarannya. Secara praktis manfaat tulisan ini dapat membantu guru dalam menentukan dan menemukan metode penyajian yang sesuai dengan materi dan karakteristik siswa pada setiap langkah pembelajaran secara tepat dan efektif
3
dalam rangka menggali potensi yang dimiliki siiswa serta meningkatkan daya nalar siswa sesuai dengan tingkat kemampuannya masing-masing, yang pada akhirnya menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, dengan demikian hasil pembelajaran dapat dicapai semaksimal mungkin.
E. Metode Penulisan Penulisan makalah
ini menggunakan metode library reasearch yaitu
menggunakan referensi baik dalam bentuk peraturan perundang-undangan, bahan dari penataran kurikulum 2013 dan mengkombinsaikan dengan tulisantulisan yang ada di media internet serta dikembangkan dengan pengalaman penulis dalam mengajar pada beberapa diklat guru tentang implementasi kurikulum 2013, baik yang dilaksanakan di kampus maupun diluar kampus, seperti kegiatan DDTK/DDWK.
II. PEMBAHASAN A. Guru Profesional Menurut undang-undang guru dan dosen no.14 tahun 2005 pada pasal 1 ayat (1) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan guru adalah pendidik profesional dengan tugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Selanjutnya pada pasal yang sama ayat (4) menguraikan bahwa frofesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Berdasarkan pengertian di atas maka Istilah profesional sering dikaitkan dengan orang yang menerima upah atau gaji dari apa yang sudah dia
kerjakan, baik dikerjakan dengan sempurna atau
tidak. Dalam hal ini yang dimaksud dengan profesional untuk guru adalah suatu pekerjaan yang ditunjang oleh ilmu tertentu yang mendalam yang diperoleh dari lembaga pendidikan yang sesuai sehingga pekerjaannya berdasarkan keilmuan yang dimiliki yang bisa dipertanggungjawabkan. Untuk itu seorang guru perlu 4
mempunyai kemampuan khusus, suatu kemampuan yang tidak mungkin dipunyai oleh yang bukan seorang guru. Definisi guru profesional merupakan kemampuan seorang guru untuk melaksanakan tugas pokoknya sebagai seorang pendidik dan pengajar yang meliputi kemampuan dalam merencanakan, menjalankan, dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Berdasarkan undang-undang di atas maka seorang guru harus memiliki niat yang tulus yang diimbangi dengan keterampilan mengelola pembelajaran sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna bagi siswa dalam rangka menciptakan anak bangsa yang bermartabat sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
B. Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) Pendekatan saintifik berasal dari bahasa Inggris yaitu kata scientific dan approach; scientific artinya ilmiah dan approach artinya pendekatan. Pendekatan saintifik (scientific approach) merupakan suatu pendekatan yang digunakan guru dalam rangka menginformasikan suatu pembelajaran dengan memperhatikan beberapa hal berikut: a.
Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika mampu berpikir hipotetik dalam melihat atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan,legenda, atau dongeng.
b.
Penjelasan guru, respon siswa dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta merta, pemiiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
c.
Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
d.
Berbasis
pada
konsep,
teori,
dipertanggungjawabkan. 5
dan
fakta
empiris
yang
dapat
e.
Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya berpikir logis.
f.
Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
g.
Mendorong dan menginspirasi siswa. Seorang guru bukan hanya manjadi guru untuk ditiru akan tetapi lebih
jauh dari itu. Di samping masih banyak yang menjadi tanggungannya khususnya dalam rangka mencerdaskan kehidupan anak bangsa guru dituntut dapat membuat pembelajaran yang menarik minat siswa untuk belajar. Beberapa hal yang menjadi tugas guru terpenting adalah mulai dari membuat perencanaan terkait dengan waktu yang tersedia, materi ajar yang terkait dengan indicator yang dipilih, metode yang digunakan, penilaian yang sesuai dengan ranahnya apakah kognitif, afektif dan psikomotorik. Untuk
menyusun
sekenario
pembelajaran
saintifik
memerlukan
keterampilan dalam memilih metode dan pendekatan yang sesuai dengan konten atau isi materi pembelajaran dan juga karakteristik siswanya. Berkaitan dengan proses pembelajaran yang menyentuh tiga ranah yaitu : ranah sikap tujuannya agar peserta didik “tahu mengapa” ranah pengetahuan agar peserta didik “tahu apa”, serta ranah psikomotorik agar peserta didik “tahu bagaimana”, Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk secara layak (hard skills) Pembelajaran
saintifik
dalam
kurikulum
2013
menekankan
pada
pendekatan ilmiah; yang meliputi 5 langkah kegiatan utama pembelajaran, yaitu : mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. Selanjutnya akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Mengamati (observing). Siswa mengamati objek yang akan dipelajari. Kegiatan dimaksud meliputi membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Pesan yang tersirat di sini adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dalam mencari informasi. Guru mengajak siswa
6
bereksplorasi mengenai objek yang ditunjukkan oleh guru melalui media gambar, video, power point atau obyek asli. 2. Menanya (questioning). Siswa mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan jawaban tambahan tentang apa yang diamati. 3. Associating (menalar); menalar/mengolah informasi. Kegiatan belajarnya adalah pertama mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik yang dilakukan secara pribadi ketika mengamati, ataupun dilakukan dengan cara berdiskusi dari teman-temannya dalam kelompok diskusi. Selanjutnya informasi yang sudah ada diperluas secara lebih dalam lagi dengan mencari informasi dari berbagai sumber yang disediakan oleh guru sehingga memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Pesan yang terkandung dalam hal ini adalah mengembangkan sikap siswa dalam menerima informasi yaitu jujur, tanggung jawab, teliti, disiplin, taat aturan, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berfikir induktif dan deduktif dalam menyimpulkan. 4. Experimenting (mencoba). Kegiatan belajarnya adalah mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Kompetensi yang dikembangkan adalah sikap teliti, jujur, sopan mengargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan
informasi
melalui
berbagai
cara
yang
dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. 5. Networking (membentuk jejaring) yaitu kegiatan siswa untuk membentuk jejaring
pada
kelas.
Kegiatan
belajar
adalah
menyampaikan
hasil
pengamatan, hasil penalaran, hasil diskusi baik secara lisan dan tulisan atau media lainnya. Pesan yang dititip di sini adalah menyiapkan anak/ siswa untuk memiliki sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Pada saat inilah siswa mempresentasikan hasil analisisnya sementara siswa lain menanggapi. Tanggapan siswa lain bisa berupa pertanyaan, sanggahan, atau dukungan tentang presentasi. Kegiatan guru di sini memberikan penguatan terhadap 7
hasil presentasi yang sudah memadai dan memberi bimbingan bila belum memadai. Selain itu juga membuat pengembangan dari hasil pembelajaran pada saat itu, artinya guru di sini bersikap sebagai guru yang lebih mengetahui, jangan hanya mengancungkan jempol saja atas keberhasilan siswa dalam menalar informasi yang sedang dipelajari tapi ada sesuatu yang dimiliki guru yang siswa belum mengetahuinya tentunya yang relevan dengan materi itu, sehingga siswa menaruh rasa hormat, ta’zhim kepada guru karena guru adalah guru untuk diru banyak ilmu dan pengalaman utuk dicontoh dan diteladani sebagai idola dalam kehidupannya. C. Penentuan Metode Pembelajaran Metode yang dimaksud di sini adalah cara yang digunakan guru dalam menyajikan pembelajaran
sehingga pembelajaran dapat diterima oleh
siswa dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hamid Darmadi (2010: 42) berpendapat bahwa “metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan”. Sedangkan menurut Sri Anitah dan Yetti Supriyati (2008: 4.3) “metode adalah suatu cara yang teratur atau yang telah dipikirkan secara mendalam untuk digunakan dalam mencapai sesuatu”. Dari ketiga pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan metode adalah suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Metode juga dapat dipergunakan oleh seorang pengajar sebagai jalan menuju keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Pemilihan metode yang tepat juga akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan permendikbud no.65 tahun 2013 tentang standar proses metode yang dianjurkan dan dapat dilaksanakan dalam proses pembelajaran saintifik secara umum ada 3 yaitu metode inquiry learning, discovery learning( menemukan masalah, menyingkapi masalah dan problem based learning (pemecahan masalah). Dalam rangka menyampaikan pembelajaran yang beraneka bentuk materi (fakta, konsep, prinsip dan prosedur) masih memerlukan metode-metode pendukung lain seperti ceramah, diskusi, dll. Disesuaikan dengan kompetensi yang dituntut dalam suatu kompetensi dasar (KD). Bila tuntutan kompetensi berkaitan dengan sikap maka metode yang digunakan berupa observing (pengamatan), jika tuntutan kompetensi
8
berkenaan dengan pengetahuan maka metode yang digunakan seperti ceramah, tanya jawab, dll. Seterusnya bila tuntutan kompetensi berkaitan dengan keterampilan maka metode yang cocok adalah: demonstrasi, simulasi, drill dan praktek. Penempatan metode terpilih pada setiap langkah pebelajaran scientific menjadi perimbangan yang jitu,, sebab setiap langkah scientifik memiliki karakter yang berbeda antara satu langkah dengan langkah yang lainnya. Jadi penggunan metode tidaklah mesti sama antara satu langkah dengan langkah yang lainnya, akan tetapi setiap berbeda
kompetensi yang
diharapkan dan berbeda pula prilaku yang harrus ditampilkan oleh guru dan siswa dalam proses belajar mengajar, tentu mengacu kepada metode yang bercorak sebagai pengembangan dari metode utama /batang. Berkenaan dengan hal tersebut agar lebih konkrit dan memudahkan pelaksanaannya membuat rancangan pembelajaran saintifik, berikut ini penulis menyajikan contoh penyusunan sekenario pembelajaran tersebut dalam bentuk tabel sebagai berikut: Menyusun Sekenario Pembelajaran Scientifik Tingkat Satuan Pendidikan Kelas/ Semester Mata pelajaran Indikator Keberhasil
: MI : IV/ I : TEMATIK :
3.2.1. Menyebutkan tata tertib dan aturan yg berlaku dalam kehidupan sehari-hari dirumah dan disekolah 4.2.1. Mensosialisasikan tata tertib yang berlaku dirumah dan disekolah 3.2.1. Menuliskan bangun datar dan bangun ruang menggunakan bendabenda yang ada disekitar rumah sekolah atau tempat bermain 4.2.1. Mengumpulkan benda-benda yang berbentuk bangun datar dan bangun ruang 3.2.1. Membaca arahan/ petunjuk tentang perawatan tubuh serta kesehatan dan kebugaran tubuh secara mandiri 4.2.1. Menyebutkan langkah-langkah cara merawat tubuh serta kesehatan dan kebugaran tubuh 3.2.1. Mengidentifikasikan cara dan hasil karya seni ekspresi
9
4.2.1. Menyebutkan hasil karya seni mengekspresikan diri dalam mengolah karya seni URAIAN LANGKAHLANGKAH KEGIATAN PEMBELAJAR AN Observing/ mengamati
Quistioning/ menanya
Exsplor/ exseperimentin g/ Mencoba
Associatng/ Menalar
Communicatin g/ Mengkomunika sikan
MEDIA / METODE/ SUMBER BELAJAR
SEKENARIO PEMBELAJARAN
Laptop, infocus Diskusi Tayangan
Siswa mengamati gambar tayangan di infocus tentang tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari dirumah dan sekolah Siswa membaca tata tertib disekolah dengan bantuan guru
Tanya jawab Arahan dan motivasi guru
Siswa secara aktif menanya tentang apa yang diamatinya dari tayangan /gambar tentang tata tertib aturan dirumah dan disekolah Siswa yang lain diberi kesempatan untuk menanggapinya; Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok Setiap kelompok secara aktif membuat contoh tentang aturan di dalam kelas
Inquiry,Discovery Buku Paket
Diskusi antar kelompok, Tanya jawab, Debat Segala buku/Kitab yang berkaitan dengan materi
Presentasi, Tanya jawab, Ceramah Nara sumber (Guru)
10
Setiap kelompok mempersetasikan hasil dari kerja kelompoknya, sementara kelompok yang lain menanggapinya, apakah sebagai penanya utama atau flor; Siswa berupaya secara maksimal memperdalam, memperluas materi serta mengaitkannya dengan pengetahuan lainnya sepanjang mempunyai hubungan dengan materi pembahasan; Siswa secara kelasikal membuat simpulan untuk dilaporkan kepada guru; Siswa melaporkan hasil pembelajaran melalui presentasi Guru memberi penguatan dan penghargaan bila benar dan memberikan bimbingan bila belum benar
Guru menalarkan materi yang lebih luas dan tajam dari apa yang dilaporkan oleh siswa Guru bersama Siswa membuat simpulan akhir yang dijadikan pegangan siswa.
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam proses atau pun di akhir pembelajaran diiringi dengan penilaian yang dikenal dengan penilaian autentik. Penilaian proses dimulai dari masuk kelas sampai pembelajaran dimulai dari kegiatan pengamatan, menanya,menalar,mencoba, dan mengkomunikasikan. Bagi siswa yang aktif dan berani mengemukakan idenya secara ilmiah tentu mendapat nila lebih baik dan siswa yang belum menunjukkan keberaniannya hari ini akan terlatih sehingga menjadi pribadi yag mandiri, bisa meningkatkan rasa percaya dirinya.
I.
PENUTUP 1. Simpulan Berdasarkan pembahasan pada bab II di atas penulis mempunyai keyakinan yang kuat bahwa guru-guru dapat meningkatkan pemahamannya dalam mengimplementasikan pembelajaran saintifik mana kala para guru benar-benar membaca dan menelaah isi kandungan pembahasan bab II. Hal ini menjadi keyakinan yang kuat bagi penulis karena dalam pembahasan disajikan secara sistematis, spesifik dan disertai contohnya. 2. Rekomendasi Diharapkan kepada guru artikel ini dapat dipergunakan dengan sebaikbaiknya sebagai upaya meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran saintifik di tingkat dasar dan menengah.
11
DAFTAR PUSTAKA 1.https://www.google.co.id/webhp?sourceid=chromeinstant&ion=1&espv=2&ie=UTF- 8#q=permendikbud+nomor+65+tahun+2013, diunduh pada tgl 10 April 2015 2.Pendekatan Saintifik,bahan pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, Pusdiklat Teknis Keagamaan, Angkatan II dan III, Thun 2014. 3.http://www.slideshare.net/iwansukma/uu-no-14-tahun-2005-tentang-guru-dandosen?related=1 4.http://www.eurekapendidikan.com/2014/10/definisi-metode-menurut-paraahli.html/didonwnload pada tgl 15 April 2015 5. http://www.informasi-pendidikan.com/2013/07/definisi-guru-profesional.html. diunduh pada tanggal 12-3-2015
12