4. bagi peneliti selanjutnya, dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian yang sejenis.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1.
Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan informasi yang diharapkan mampu
memberi bantuan kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat rasional. Tujuan laporan keuangan dikemukakan secara jelas dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per September 2007 (PSAK, Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 12,13,14) oleh Ikatan Akuntan Indonesia sebagai berikut; Tujuan
laporan keuangan
adalah
menyediakan
informasi
yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan
yang
bermanfaat
bagi
sejumlah
besar
pemakai
dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
Universitas Sumatera Utara
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan padanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau dipertanggungjawabkan manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi, keputusan ini mungkin mencakup misalnya; keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. Laporan Keuangan terdiri dari lima laporan utama yaitu laporan posisi keuangan (balance sheet), laporan hasil usaha atau laba rugi (income statement), laporan perubahan ekuitas pemilik (the statement of owner’s equity), laporan arus kas (cash flow statement), serta catatan atas laporan keuangan (notes of financial statement).
2.
Laporan Arus Kas Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas, dan
perubahan bersih kas dari kegiatan operasi, investasi serta pembiayaan perusahaan selama suatu periode, dalam bentuk yang dapat merekonsiliasi saldo kas awal dan akhir (Kieso,et.all 2001:372). Berdasarkan karakteristik transaksi dan peristiwa lainnya dari setiap jenis kegiatan, arus kas dikembangkan menjadi 3 bagian, yaitu: a.
Arus kas operasi Arus kas yang melaporkan ikhtisar penerimaan dan pembayaran kas
yang menyangkut operasi perusahaan. Menurut SAK per September
Universitas Sumatera Utara
2007, arus kas operasi meliputi aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan (PSAK no.2, paragraf 5). Kegiatan operasi disini melibatkan pengaruh kas dari transaksi yang dilibatkan dalam penentuan laba bersih, seperti penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa, serta pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan untuk memperoleh persediaan serta membayar beban. b.
Arus kas investasi Menurut SAK per September 2007, arus kas investasi meliputi
meliputi perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas (PSAK no.2, paragraf 5). Misalnya, arus kas yang melaporkan transaksi kas untuk pembelian dan penjualan aktiva tetap atau permanen. c.
Arus kas pendanaan Menurut SAK per September 2007, arus kas pendanaan meliputi
aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan (PSAK no.2, paragraf 5). Arus kas pendanaan melaporkan transaksi kas yang berhubungan dengan kewajiban dan ekuitas pemegang saham, serta mencakup perolehan kas dari kreditor dan pembayaran kembali pinjaman, serta perolehan modal dari pemilik dan pemberian tingkat pengembalian atas ataupun dari investasinya.
Universitas Sumatera Utara
3.
Pasar Modal dan Perdagangan Saham Pasar modal merupakan salah satu alternatif sumber pendanaan bagi
pihak-pihak yang membutuhkan modal (borrowers) untuk melaksanakan usaha diluar sektor perbankan. Di sisi lain adanya pasar modal merupakan sarana investasi bagi pihak - pihak yang kelebihan dana (lenders). Salah satu bentuk sarana investasi yang terdapat di pasar modal adalah saham. Saham adalah kepemilikan atas suatu perseroan yang diwakili dengan saham, yang merupakan tagihan atas penghasilan dan aktiva perusahaan (Syahrul et.all 2000:1261). Saham sendiri dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: a.
Saham Biasa (common stock) Jika perusahaan mengeluarkan satu jenis saham saja, saham ini
biasanya dalam bentuk saham biasa. Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan seseorang yang duduk dalam manajemen operasi perusahaan. Dalam pembagian dividen, pemegang saham biasa mempunyai kedudukan dibawah pemilik saham preferen dan berkewajiban menanggung resiko kerugian yang diderita perusahaan. b.
Saham Preferen (preferred stock) Pemegang saham preferen mendapat dividen yang tetap setiap
periode. Pemegang saham ini memiliki hak khusus, antara lain jaminan untuk menerima deviden sebelum deviden saham biasa, dan memiliki hak lebih diatas saham biasa apabila terjadi likuidasi terhadap
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. Tetapi pemegang saham preferen tidak memiliki hak suara dalam manajemen. c.
Saham Treasuri (treasury stock) Pada saat saham suatu perusahaan diperoleh kembali dan dipegang
atas nama perusahaan penerbit, maka saham tersebut disebut saham yang diperoleh kembali atau saham treasuri (treasury stock) (Fees 2004:887). Informasi yang lengkap merupakan kunci pokok dan sangat mempengaruhi dalam memutuskan tindakan seluruh aktivitas dibidang jual-beli saham di bursa efek. Informasi (misalnya profil perusahaan, informasi keuangan perusahaan dan sebagainya) sangat mempengaruhi jumlah transaksi saham dan sensitif terhadap terjadinya fluktuasi membuat para investor mampu mengantisipasi keadaan. Kegiatan perdagangan saham tidak berbeda dengan perdagangan pada umumnya yang melibatkan penjual dan pembeli. Dari adanya perdagangan saham yang terjadi maka akan menghasilkan volume perdagangan saham. Hal ini menyebabkan jumlah transaksi saham atau volume saham yang diperjualbelikan dapat berubah-ubah setiap hari. Tinggi rendahnya volume perdagangan saham adalah penilaian yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Seperti kinerja perusahaan, kebijakan direksi dalam investasi lain, kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah, tingkat pendapatan, laju inflasi, penawaran dan permintaan dan kemampuan analisa efek harga saham itu sendiri juga merupakan sebagian hal-hal yang berpengaruh terhadap volume perdagangan saham dan masih banyak lagi faktor yang mempengaruhinya.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini hanya menekankan pada analisis pengaruh volume perdagangan saham secara mikro yang dilihat adalah kinerja/prestasi perusahaan. Jadi bukan pada faktor-faktor makro dalam arti pengaruh internal perusahaan seperti penggantian direktur, perubahan kebijakan manjemen dan pengaruh eksternal seperti fluktuasi, ekonomi negara, politik atau kebijakan pemerintah.
4.
Hubungan Arus kas dan Volume Perdagangan Saham Menurut Syahrul,et.all (2000:1404), “volume adalah jumlah total lembar
saham komoditas yang diperdagangkan pada masa tertentu”. Tinggi rendahnya volume perdagangan saham sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Seperti faktor-faktor secara makro dalam artian pengaruh internal perusahaan seperti penggantian direktur, perubahan kebijakan manajemen dan pengaruh eksternal seperti fluktuasi, laju inflasi, kebijakan pemerintah dan kondisi ekonomi negara bersangkutan. Volume perdagangan saham juga dapat dipengaruhi secara mikro oleh kinerja/prestasi perusahaan, yang dalam penelitian adalah informasi dari laporan arus kas. Teori Price – Volume Models mencoba menjelaskan fenomena bahwa volume perdagangan dan volatilitas harga secara sistematis lebih tinggi pada saat pasar baru dibuka dan pada saat pasar mau ditutup. Model ini juga menyatakan bahwa kemunculan informasi publik memunculkan pola sistematik pada intraday dan seasonal (Arifin, 2005:161). B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Universitas Sumatera Utara
Penelitian mengenai volume perdagangan saham telah pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Fitra (2007), yang meneliti pengaruh Informasi Arus Kas terhadap Volume Perdagangan Saham pada perusahaan makanan dan minuman di BEJ. Hasil penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa Arus Kas Operasi dan Arus Kas Pendanaan berpengaruh terhadap Volume Perdagangan Saham, sedangkan Arus Kas Investasi tidak berpengaruh terhadap Volume Perdagangan Saham. Arus Operasi, Arus Kas Investasi, dan Arus Pendanaan, secara simultan, mempengaruhi Volume Perdagangan Saham. Sinaga (2009), yang meneliti pengaruh Devidend Payout Ratio dan Informasi arus kas terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan Perbankan di BEI”. Hasil penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa DPR, Arus Kas Investasi dan Arus Kas Pendanaan tidak mempunyai pengaruh terhadap Volume Perdagangan Saham, sedangkan Arus Kas Operasi mempunyai pengaruh terhadap Volume Perdagangan Saham. DPR dan Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi dan Arus Kas Pendanaan mempengaruhi Volume Perdagangan Saham secara simultan. Sitorus (2010) yang meneliti Pengaruh Informasi Arus Kas Operasi, Investasi, dan Pendanaan terhadap Volume Perdagangan Saham pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI pada tahun 2006-2008. Hasil penelitian menyatakan bahwa arus kas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan. Sedangkan arus kas operasi dan arus kas investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham. Secara
Universitas Sumatera Utara
simultan,variabel independen berpengaruh terhadap volume perdagangan saham.
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No 1.
Nama Peneliti, Tahun dan Judul Penelitian Irwin Lah Nidi Fitra (2007), “Pengaruh informasi arus kas terhadap volume perdagangan saham pada perusahaan makanan dan minuman di BEJ”.
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
Variabel Independen: arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan. Variabel dependen: volume perdagangan saham
Arus kas operasi dan arus kas pendanaan berpengaruh terhadap volume perdagangan saham, sedangkan arus kas investasi tidak berpengaruh terhadap volume perdagangan saham. Arus operasi, arus kas investasi, dan arus pendanaan, secara simultan, mempengaruhi volume perdagangan saham. . DPR, Arus Kas Investasi dan Arus Kas Pendanaan tidak mempunyai pengaruh terhadap Volume Perdagangan Saham, sedangkan Arus Kas Operasi mempunyai pengaruh terhadap Volume Perdagangan Saham. DPR dan Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi dan Arus Kas Pendanaan mempengaruhi Volume Perdagangan Saham secara simultan. Arus Kas Operasi dan Arus Kas Investasi tidak mempunyai pengaruh terhadap Volume Perdagangan Saham, sedangkan Arus Kas Pendanaan mempunyai pengaruh terhadap Volume Perdagangan Saham. Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi dan Arus Kas Pendanaan mempengaruhi Volume Perdagangan Saham secara
2.
Citra Julyana Sinaga (2009), “Pengaruh Devidend Payout Ratio dan Informasi arus kas terhadap volume perdagangan saham perusahaan perbankan di BEI”
Variabel independen: Devidend Payout Ratio, arus kas operasi, arus kas pendanaan, arus kas investasi. Variabel dependen : Volume perdagangan saham perusahaan perbankan BEI
3.
Franky Sitorus (2010), “Pengaruh Informasi arus kas operasi, investasi, dan pendanaan terhadap volume perdagangan saham perusahaan manufaktur di BEI”
Variabel independen: Arus kas operasi, investasi dan pendanaan Variabel dependen : Volume perdagangan saham perusahaan manufaktur BEI
Universitas Sumatera Utara
simultan.
Sumber : hasil olahan peneliti
C. Kerangka Konseptual Laporan Arus kas melaporkan penerimaan kas dan pengeluaran kas baik dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Informasi tersebut akan membantu menunjukkan bagaimana sebuah perusahaan yang melaporkan kas yang diterima dari penjualan barang dan jasa serta kas yang dikeluarkan untuk membayar beban dan biaya. Semakin tinggi saldo kas bersih dari aktivitas operasi suatu perusahaan, semakin tinggi pula keinginan investor untuk menanamkan investasinya. Informasi arus kas investasi menunjukkan bagaimana keadaan aktiva jangka panjang perusahaan, sedangkan informasi arus kas pendanaan menunjukkan pembayaran dividen dan kas yang berkaitan dengan kewajiban jangka panjang(obligasi). Pelaporan kenaikan dan penurunan kas bersih menjadi berguna bagi investor, kreditor dan pihak lainnya ingin mengetahui apa yang sedang terjadi dengan sumber dana perusahaan yang paling likuid yaitu kas. Investor akan lebih mudah untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasinya. Keputusan investor dapat mempengaruhi jumlah saham yang dibeli. Jumlah saham yang beredar dapat tercermin dari pergerakan volume perdagangan saham di pasar modal.
Universitas Sumatera Utara
Kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Arus Kas Dari Aktivitas Operasi (X1)
Arus Kas Dari Aktivitas Investasi (X2)
H1
H2
Volume perdagangan saham (Y)
Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan (X3)
H3 H4
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
D. Hipotesis Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Hipótesis menurut Erlina (2007:41), menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat diuji secara empiris. Variabel dari penelitian yang akan dilakukan berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: H1 : arus kas operasi berpengaruh terhadap volume perdagangan saham H2 : arus kas investasi berpengaruh terhadap volume perdagangan saham H3: arus kas pendanaan berpengaruh terhadap volume perdagangan saham H4 : arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan secara simultan berpengaruh variabel terhadap volume perdagangan saham.
Universitas Sumatera Utara