Topik 3 Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT PROFESI PENDIDIK 2007
Materi TOT pada kegiatan pelatihan PTK dan Penulisan Laporan Penelitian sebagai Karya Tulis Ilmiah dalam kegiatan pengembangan profesi guru, Jakarta, awal Agustus 2007
Tujuan: pada akhir pelatihan, peserta akan
1. mempunyai pemahaman soma tentang strategi dalam pembimbingan bagi para guru dalam pelaksanaan Peneilitian Tindakan Kelas 2. mampu melakukan pembimbingan qdalam pelaksanan peneilitian tindakan kelas kepada para guru
Bab 1 Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas 3.1 Dalam Pelaksanaan FM Apa yang Perlu Diperhatikan? Sebagaimana dijelaskan sebelumnya terdapat tiga hal penting dalam pelaksanaan PTK yaitu: a) PTK merupakan penelitian yang mengikutsertaan secara aktif pecan guru dan siswa dalam berbagai tindakan' b) Kegiatan refleksi (perenungan, pemikiran dan evaluasi) d i l a k u k a n b e r d a s a r k a n p e r t i m b a n g a n r a s i o n a l (menggunakan konsep teori) yang mantap dan valid guna melakukan perbaikkan tindakan dalam upaya memecahkan masalah yang terjadi. c) Tindakan perbaikan terhadap sit uas i dan kondisi pembelajaran dilakukan dengan segera dan dilakukan s e c a r a p r a k t i s ( d a p a t d i l a k u k a n d a l a m p r a k t i k pembelajaran) Dalam melaksanakan PTK hendaknya selalu memperhatikan hal-hal berikut ini: a) PTK tidak boleh mengganggu tugas proses pembelajaran dan tugas mengajar guru. b) PTK tidak boleh terlalu banyak menghabiskan waktu, karena itu PTK sudah harus dirancang dan dipersiapkan dengan rinci dan matang. c) Pelaksanaan tindakan hendaknya konsisten dengan rancangan yang telah dibuat. d) Masalah yang dikaji harus merupakan masalah yang
benar-benar ada dan dihadapi oleh guru. e) Pelaksanaan PTK harus selalu dengan mengikuti etika kerja yang berlaku (memperoleh ijin dari kepala sekolah, membuat laporan, dll). f) Harus selalu menjadi fokus bahwa PTK bertujuan untuk menjadikan adanya perubahan atau peningkatan mutu proses dan hasil belajar, melalui serangkaian bentuk tindakan-tindakan pembelajaran. Karena itu adanya kemauan dan kemampuan untuk berubah menjadi sangat penting. g) PTK juga dimaksudkan untuk membelajaran guru agar meningkat dalam kemauan dan kemampuan berpikir kritis dan sistematis. h) PTK juga bertujuan untuk lebih membiasakan atau membelajaran guru untuk menulis, membuat catatan, dan berbagai kegiatan akademik-ilmiah yang lain. i) PTK hendaknya dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas dan tajam. PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus yang berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan yaitu: (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi,
3.2 Apakah yang Dimaksud Siklus pada Kegiatan PTK? Sebagaimana dijelaskan sebelumnya PTK terdiri rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus adalah (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut: Permasalahan
Siklus I
Permasalahan baru hasil refleksi
Siklus II
Bila Permasalahan blm terselesaikan
Perencanaan tindakan 1
Refleksi 1
Perencanaan tindakan 2
Refleksi 2
Dilanjutkan ke siklus-siklus berikutnya
Pelaksanaan tindakan 1
Pengamatan/ Pengumpulan data 1
Pelaksanaan tindakan 2
Pengamatan/ Pengumpulan data 2
Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus yang pertama yang terdiri dari empat kegiatan. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, guru (bersama peneliti, bila PTKnya tidak dilakukan sendiri oleh guru) menentukan rancangan untuk siklus kedua. Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan, kegiatan sebelumnya bila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan atau untuk meyakinkan atau menguatkan hasil. Tapi umumnya kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan terdahulu yang tentu saja ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus pertama. Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, maka guru dapat melanjutkan dengan tahap kegiatankegiatan seperti yang tejadi dalam siklus pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan guru belum merasa puas, dapat melanjutkan dengan siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama dengan siklus terdahulu. Tidak ada ketentuan tentang berapa kali siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti sendiri, namun ada saran, sebaiknya tidak kurang dari dua siklus. 3.3 Bagaimana Rincian Kegiatan Pelak-sanaan PTK? Rincian kegiatan pada setiap tahapan adalah sebagai berikut: 1) Merencanakan Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di
mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Pada PTK di mana peneliti dan guru adalah orang yang berbeda, dalam tahap menyusun rancangan harus ada kesepakatan antara keduanya. Rancangan harus dilakukan bersama antara guru yang akan melakukan tindakan dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya tindakan. Hal tersebut untuk mengurangi unsur subyektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan. Pada tahap perencanaan peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Secara rinci, pada tahapan perencanaan, terdiri dari kegiatan sebagai berikut: (1) Mengidentifi kasi dan menganalisis masalah, yaitu seta jelas dapat dimengerti masalah apa yang akan ditelib. Masalah tersebut harus benar-benar faktual, terjadi d1i lapangan, masalah bersifaL umum di kelasnya. Masalahnya juga harus penting dan bermanfaat pada peningkatkan mutu hasil pembelajaran. Serta masalah itu harus dalam jangkauan kemampuan si peneliti. (2) Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang akan melatarbelakangi PTK ini. (3) Merumuskan masalah secara jelas, jelas baik dengan kalimat tanya maupun kalimat pernyataan. (4) Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, yang berupa rumusan hipotesis tindakan. Umumnya dimulai dengan menetapkan berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah, yang kemudian dipilih tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan guru.
(5) Menentukan cara untuk dapat menguji hipotesis tindakan, dengan menjabarkan indikator-indikator keberhasilannya, serta berbagai instrumen pengumpul data yang akan dapat dipakai untuk menganalisis indikator keberhasilan itu. (6) Membuat secara rinci rancangan tindakan. Berikut disajikan contoh ringkasan permasalahan PTK yang mempunyai rumusan masalah : Apakah metode pembebjaran konstruktivistik mampu meningkatkan hasil belajar siswa, pada mata pelajaran X? PTK ini dilakukan antara seorang peneliti dengan kolaborasi dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan melakukan diskusi berdasar kepada keadaan senyatanya yang ada di kelas, si peneliti dan guru merancang PTK dengan kegiatan utama sebagai berikut: (1) merancang bagian isi mata pelajaran dan bahan b e l a j a r n y a y a n g d i s e s u a i k a n d e n g a n k o n s e p kontruktivistik, dalam hal ini isi mata pelajaran disusun dengan berbasis kontektual yang mengacu pada (a) belajar berbasis masalah, (b) pengajaran autentik, (c) belajar berbasis inkuiri, (d) belajar berbasis kerja, (e) belajar berbasis proyek atau penugasan, dan (f) belajar kooperatif. (2) merancang strategi dan skenario penerapan pembelajarannya, yang menggunakan prinsip pembelajaran konstruktivistik, seperti mengaktifkan proses bertanya, penemuan, pemodelan, dan lainlain, yang dibuat dengan rinci. (3) Menetapkan indikator ketercapaian dan menyusun instrunen pengumpul data. 2) Melaksanakan Tindakan: Pada tahapan ini rancangan strategi dan skenario pene-
rapan pembelajaran akan diterapkan. Tentu saja rancangan tindakan tersebut telah "dilatihkan" kepada si pelaksana tindakan (guru) untuk dapat diterapkan di dalam kelas sesuai dengan skenarionya. Skenario dari tindakan harus dilaksanakan benar-benar, namun harus tampak dan berlaku wajar. Pada PTK yang dilakukan oleh guru, pelaksanaan tindakan ini umumnya dilakukandalam waktu antara 2 sampai 3 bulan. Waktu tersebut dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan sajian beberapa pokok bahasan dari mata pelajaran tertentu. Berikut disajikan contoh ringkasan rencana (skenario) tindakan yang akan dilakukan pada satu PTK: (1) Dirancang penerapan metode tugas dan diskusi dalam pembelajaran X untuk pokok bahasan: A, B, C, dan D (2) Format tugas : pembagian kelompok kecil sesuai jumlah pokok bahasan, pilih ketua, sekretaris, dll oleh dan dari anggota kelompok, bagi topik bahasan untuk kelompok dengan cara random, dengan cara yang menyenangkan. (3) Kegiatan kelompok: mengumpulkan bacaan, melalui diskusi anggota kelompok bekerja/belajar memahami materi, menuliskan hasil diskusi dalam I OHT untuk persiapan presentasi (4) Presentasi dan diskusi pleno: masing-masing kelompok menyajikan hasil kerjanya dalam pleno kelas, guru sebagai moderator, lakukan diskusi, ambil kesimpulan sebagai hasil pembelajaran (5) Jenis data yang dikumpulkan: Makalah kelompok, OHT hasil kerja kelompok, siswa yang aktif dalam diskusi, dll
3) Melakukan Penganiatan atau Observasi: Tahapan ini, sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahapan ini, si peneliti (atau guru apabila ia bertindak sebagai peneliti) melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pekasanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun. Termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan, dari waktu ke waktu dan dampaknya terhadap proses dan basil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes,`hasil kuis, presensi, nilai tugas, dan lain-lain) tetapi juga data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias mereka, mutu diskusi yang dilakukan, dan lain-lain. Instrumen yang umum dipakai adalah (a) soal tes, kuis, (b) rubrik, (c) lembar observasi, dan (d) cacatan lapangan yang dipakai untuk memperoleh data secara obyektif yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi, seperti misalnya aktivitas siswa selama pemberian tindakan berlangsung, reaksi mereka, atau petunjukpetunjuk lain yang dapat dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi. Sebagai contoh pada satu usulan PTK akan dikumpulkan data sebagai berikut: (a) skor tes esai tanpa rubrik, (b) skor tes esai dengan rubrik, (c) skor kualitas (kualitatif) dalam pelaksanaan diskusi dan jumlah pertanyaan dan jawaban yang terjadi selama proses pembelajaran dan (d) hasil observasi dan catatan lapangan
yang berkaitan dengan kegiatan siswa. Untuk itu akan dipakai Instrumen (a) soal tes yang berbentuk esai, yang akan diskor tanpa rubrik maupun dengan rubrik, (b) rubrik yaitu pedoman dan kriteria penilaian/skoring baik dari tes esai maupun untuk pertanyaan dan jawaban lisan selama diskusi, (c) lembar observasi guna memperoleh data aktivitas diskusi yang diskor dengan rubrik, dan (d) catatan lapangan. Data yang dikumpulkan hendaknya dicek untuk mengetahui keabsyahannya. Berbagai teknik dapat dilakukan untuk tujuan ini, seperti misalnya teknik triangulasi, membandingkan data yang diperoleh dengan data lain, atau kriteria tertentu yang telah baku, dan lain sebagainya. Data yang telah terkumpul memerlukan analisis untuk dapat mempermudah penggunaan maupun dalam penarikan kesimpulan. Untuk itu berbagai teknik analisis statistika dapat digunakan. Bagaimana hubungan indikator Keberhasilan dengan Kegiatan pengarnatan? Kegiatan pengamatan pada hakikatnya dilakukan untuk dapat mengetahui apakah tujuan PTK tercapai atau belum. Untuk itu sangat penting untuk menjabarkan terlebih dahulu apa indikator utama dari kegiatan PTK yang dirancangkan. Berikut disajikan contoh indikator utama dan rinciannya, dari suatu kegiatan PTK yang dilakukan di perguruan tinggi, sebagai berikut. Indikator Keberhasilan 1. Semakin efektifnya waktu belajar oleh mahasiswa
Rincian (sub-indikator) Keberhasilan Mahasiswa mampu: Menggunakan waktu konsultasi dengan dosen secara teratur Menyelesaikan tugas dengan
tepat waktu Menggunakan waktu secara efektif efisien untuk mengerjakan tugas Menunjukkan kemajuan dari waktu ke waktu 2. Semakin efektifnya kegiatan belajar mahasiswa dengan pihak lain
Belajar/berdiskusi dengan teman dalam membahas tugas yang diberikan Belajar/berdiskusi dengan orang lain yang memiliki kecakapan/pengalaman sesuai dengan tugas yang diberikan Belajar melalui media pembelajaran lain (internet, perpustakaan, dll) dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
3. Semakin efektifnya kegiatan PBM yang dilakukan mahasiswa
Belajar dalam kelompok Mengembangkan data dan bahan secara mandiri Mengembangkan sifat kolaboratif satu dengan yang lain Mengkontruksi, berkontribusi dan melakukan sintesis informasi Belajar yang diarahkan oleh dan untuk diri sendiri Bekerja secara mandiri
4. Meningkatnya kemampuan melakukan penilaian terhadap diri sendiri
Berupaya melakukan penilaian mandiri terhadap target waktu penyelesaian tugas yang telah ditetapkan Melakukan penilaian mandiri terhadap kuantitas dan kualitas tugas yang telah dikerjakan
Dari rincian sub indikator di atas, dirancang formatformat yang akan dipakai dalam pengumpulan data. Apabila dicermati sebagian terbesar dari data yang akan dikumpulan dari contoh di atas, adalah data kuantitatif. Menggunakan data terkumpul tersebut dilakukan analisis dan refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan. 4) Melakukan Refleksi: Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasar data yang telah t e r k um p u l , d a n k e m u d i a n m e l a k u k a n e v a l u a s i g u n a menyempurnakan tindakan yang berikutnya. Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi, maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi (Hopkins, 1993).
Tugas Mendiskusikan untuk memperoleh kesamaan pemahaman dan kesepakatan tentang strategi dalam kegiatan pendampingan dalam pelaksanaan PTK bagi guru.
Kepustakaan Keputusan Menteri Negera Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka kreditnya Keputusan bersama Menteri Pendidikan dan kebudayaan dan Kepala BAKN Nomor 0433/P/1993, nomor 25 tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 025/0/1995. Suhardjono, Azis Hoesein, dkk. (1996). Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Widyaiswara. Jakarta : Depdikbud, Dikdasmen. Suhardjono (2003) Penelitian Tindakan Kelas. Makalah pada Diklat Pengembangan Profesi bagi Jabatan Fungsional Guru, Direktorat Tenaga Kependidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Suhardjono, (2005), Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian Tindakan Kelas sebagai KTI, makalah pada pelatihan peningkatan mutu guru di Makasaar, Jakarta tahun 2005. Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi, (2006) Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bina Aksara Supardi, (2003), Memahami Penelitian Tindakan Kelas, Makalah Diklat Pengembangan Profesi Widyaiswara, Direktorat Pendidik dan tenaga kependidikan, Ditjen Dikdasmen, Departemen pendidikan Nasional.