Masjid Baitul Huda, Kepulauan Simunul, Philiphina. (Sumber photo: www.ahmadiyyamosques.info)
Masjid Ahmadiyya, Nakuru, Kenya. (Sumber photo: www.ahmadiyyamosques.info
Susunan Redaksi SINAR ISLAM Penasehat H. Abdul Basit Pemimpin Umum Mahmud Mubarik Ahmad
Pemimpin Redaksi Fazal Muhammad
Redaktur Pelaksana Sukma Fadhal Ahmad
Khaeruddin Ahmad Jusmansyah Distributor Asep Nasir
Penerbit
Jln. Tawakal Ujung Raya No. 7 Jakarta Barat 11440
[email protected] ISSN 2355-1135
Daftar Isi: Dari Redaksi Caesar Augustus 4 Al Quran Tafsir Kabir 6 Kutipan Hadits 14 Sajian Utama Khaatamul Anbiyya Kekasih Sejati Imam Mahdi 15 Artikel 1. 7 (Tujuh) Keistimewaan Khilafah Rasyidah 36 2. Srinagar, Kashmir (Bag. Terakhir) 38 Terjemah Buku Masih Mau‟ud as. Haqiqatul Wahyi Bag. 10 44 Sabda-sabda Masih Mau‟ud as. Malfuzat 50 Kenangan dengan Mushlih Mau‟ud ra. Surat-surat Berisi Nasehat Mushlih Mau‟udra. 54
Bagi para pembaca SINAR ISLAM yang ingin mengirimkan naskah essai, opini, tinjauan buku, ataupun surat pembaca dapat dikirim melalui surat ke alamat redaksi di
Jln. Tawakal Ujung Raya No.7 Jakarta Barat 11440 atau ke alamat Email:
[email protected] Cover depan
: Sun and Moon (Sumber photo: asparkofmoonlight.files.wordpress.com/2013/08/ the-sun-and-moon.jpg) Cover halaman 2 : Baitul Huda, Kepulauan Simunul, Philiphina dan Masjid Ahmadiyya, Nakuru, Kenya (Sumber photo: www.ahmadiyyamosque.info.com)
DARI REDAKSI
Caesar Augustus
T
ingkah laku bocah anak dari Atia Balba Caesonia sangat menarik hati Julius Caesar. Dalam pandangan ahli militer dan politikus ulung Romawi ini, bocah itu sangat cocok jadi penerusnya kelak. Bukan hanya rupawan, anak itupun memiliki kecerdasan di atas rata-rata, yang menurut Sang Kaisar, modal mutlak jadi seorang penerusnya. Dus, diadopsilah Gaius Octavius, bocah cerdik itu, yang kemudian sangat disayangi Caesar, dan tentu saja didik untuk menjadi pemimpin yang berkelas di Romawi. Insting sang Kaisar yang tidak memiliki keturunan laki-laki itu, tepat. Gaius Octavius menjelma menjadi politikus cerdik, yang punya 1001 akal, namun masih memiliki sifat beringas. Kecerdikannya terbukti ketika ia berhasil menjabat kaisar pengganti Julius Caesar yang dibunuh oleh karibnya sendiri Marcus Junius Brutus. Jabatan itu ia raih dengan melalui pergulatan politik keras demi menumbangkan para saingannya. Di tangan kekuasaan Kaisar Octavius, Romawi mengalami perubahan drastis. Ia merubah sistem pemerintahan kerajaan menjadi republik. Reputasinya pun naik tajam apalagi ia bersedia mundur dari berbagai jabatan yang dipegangnya dan berubah menjadi pribadi yang bijak
4
dan lembut. Secara teori, Romawi telah berubah menjadi Republik dan Octavius menjadi warga biasa namun kenyataannya rakyat dan senat Romawi sangat percaya padanya dan memberikan jabatan apa saja yang diinginkan Octavius. Popularitas Octavius yang sanggup menaklukkan hati rakyatnya itu, membuat rakyat dengan sukarela, melalui senatnya di parlemen, menganugerahinya gelar „Imperator Gaius Julius Caesar Octavianus Divi Filius Augustus‟, atau disebut dengan Caesar Augustus, artinya Raja Caesar. Caesar Augustus sangat piawai dalam memimpin Romawi. Ia betul -betul sang negarawan sejati yang mampu menekan pemberontakan dan menutup celah-celah yang berpotensi menjadi perpecahan perang saudara. Wibawa dan kharismanya begitu tinggi. Di bawah kepemimpinannya juga Romawi berhasil memperluas wilayahnya hingga Spanyol, Swiss, dan Galatia, Asia Kecil. Selain tentang wilayah penaklukan, Caesar Augustus juga piawai mengurus pemerintahan dan urusan sipil. Ia merombak sistem keuangan dan perpajakan negara itu. Memperkuat angkatan bersenjata terutama Angkatan Laut. Ia juga menjadi yang pertama dalam menetapkan protokoler kerajaan serta menetapkan dasar-dasar dalam
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
DARI REDAKSI memilih pemimpin Romawi sesudahnya dan menjadi acuan dalam menunjuk pemimpin. Caesar Augustus, kemudian tercatat sebagai Raja Romawi pertama yang membawa Romawi ke puncak kejayaannya di segala bidang. Di bawah kepemimpinannya, keadaan Romawi teramat tenteram dan sumber alamnya berkelimpahan. Rakyatnya makmur, negara aman dan tenteram. Seni, budaya dan arsitektur berkembang pesat. Kesusastraan dan ilmu pengetahuan mengalami masa keemasan. Banyak penyair berbakat serta budayawan hebat yang hidup di masa ini. Seperti Virgil, Horacc dan Livy Ia dianggap sebagai oknum yang berjasa mengangkat derajat bangsa Eropa sejajar dengan bangsa-bangsa Asia dan Afrika yang terlebih dahulu telah mencapai kejayaannya. Tak pelak, ia pun kemudian diabadaikan menjadi nama bulan kedelapan dalam penanggalan Kalender Gregorian yang diresmikan oleh Paus Gregorius XIII pada tahun 1582. Yakin, Julius Caesar tidak pernah menyangka jika kelak anak angkatnya itu sangat populer, apalagi harus menjadi nama sebuah bulan dalam sebuah metode penanggalan yang kini diakui secara merata di seluruh dunia. Insting Julius Caesar tentang anak angkatnya dimiliki juga oleh salah seorang Kekasih Allah Ta‟ala, Mushlih Mau‟ud, Hadhrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad ra. yang telah memilih muridnya, Mln. Rahmat Ali ra. , untuk bertugas menyebarkan agama Islam Sejati, yang dikenalkan kembali oleh Imam Mahdi as., ke se-
buah pulau besar di Nusantara bernama Andalas alias Sumatera. Dan beliau yakin, Mln. Rahmat Ali pasti akan mendapat sukses besar di sana. Hadhrat Mushlih Mau‟ud as. melepas Mln. Rahmat Ali ra. pada tanggal 17 Agustus 1925. Secara kebetulan pula duapuluh tahun kemudian pada tanggal dan bulan yang sama, Negara Republik Indonesia lahir, yang tentu saja tidak lepas dari peran serta dan perjuangan para pengikut Imam Mahdi as.. Di sini, insting Hadhrat Mushlih Mau‟ud as. tepat, sama seperti Julius Caesar. Kini, Indonesia telah berusia 70 tahun. Selama itu, para murid Imam Mahdi as. ikut serta dalam membangun bangsa dan mengisi kemerdekaan dengan aneka prestasi yang gemilang. Tidak bisa dipungkiri, selama itu tantangan dan cobaan telah datang silih berganti mendatangi para murid Imam Mahdi as. ini, namun dengan sabar mereka mengabdi pada negeri dan tetap setia hidup dan mati. Julius Caesar tidak pernah tahu sama sekali, nama anak angkatnya itu nanti akan berkaitan erat dengan sejarah berdirinya sebuah bangsa yang besar yang berada sangat jauh dari tempat tinggalnya, dan tentu juga berkaitan dengan missi ruhani yang agung dari para murid Imam Mahdi as. . Yang Julius Caesar yakini bahwa anak angkatnya itu memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin besar bagi bangsa Romawi. Hanya itu! Red [][]
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
5
Al-Quran Tafsir Kabir
Al Quran Tafsir Kabir adalah salah satu karya fenomenal dari Hadhrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad ra. Khalifah Kedua Jemaat Ahmadiyah. Surah Al-Fatihah ّ ب َػهَ ْي ِٓ ْى َٔالَ ان ٍَضا نِّ ْي ِ ُْٕص َساطَ انَّر ْيٍَ أَ َْ َؼ ًْدَ َػهَ ْي ِٓ ْى َغي ِْس ان ًَ ْغض ِ “Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat atas mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai, dan bukan pula jalan mereka yang sesat.“ 8 8
Hal Lughat
َ اَ َْ َؼ ًْدberasal dari ا َْ َؼا َوartinya memberi karunia dan menambahkan atau melebihkan (Aqrab). Kata ini selalu digunakan ketika mun‟am alaih yakni yang kepadanya dianugerahi karunia nikmat, yaitu mahluk berakal (Mufradat). Berkenaan dengan ghair zawil „uqul (mahluk yang tidak berakal) seperti kuda, sapi, tidak pernah dikatakan bahwa seseorang telah memberi nikmat kepada kuda atau sapi itu. Kalau ini benar bahwa seseorang telah dikaruniai nikmat. ة اِ َزا َدج ُ اال َْرِقَاو َ ان َغyakni „ghadhab‟ adalah gejolak darah ِ ضةُ –ثَ َٕ َزاٌُ َد ِو انقَ ْه di dalam hati bertekad memberi hukuman. ُ ََِّّة فَا َ ض َ قَا َل َػهَ ْي ِّ ان َسالَو اِذَّقُْٕ اان َغ saw. ْ ْ َ َ َ ُ ُ ِّ اخ أْ دَا ِج ِّ َٔ ُح ًْ َس ِج َػ ْيَُ ْي ِ َج ًْ َسج ذقَ ُد فِٗ انقَهRasul Karim ِ ة ِ َاتٍ آ َد َو ان ْى ذَ َسٔانٗ اَرِف bersabda, “Hindarilah ghadhab karena ia adalah amarah yang membara di dalam hati anak Adam.” Kemudian bersabda, “apakah kamu tidak melihat ketika seseorang sedang marah, urat lehernya mengembang dan matanya memerah?” ِِ صفَ للاُ ذَ َؼانٗ تِ ِّ فَان ًُ َسادُاإل َْرِقَا ُو ُدْٔ ٌَ َغي ِْس ِ ُٔ َٔإ َذاbila kata ini digunakan untuk Allāh Ta‟ala maka artinya hanyalah memberi hukuman atas dosa-dosa yang diperbuat. Hal lain saat itu tidak ada yang perlu diperhatikan (Mufradat). Jadi, arti dari ب َػهَ ْي ِٓيْى ِ ُْٕ َغي ِْسان ًَ ْغضadalah semua perbuatan orang yang 6
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
Al-Quran Tafsir Kabir dianggap buruk oleh Allāh Ta‟ala bagi mereka ditetapkan hukuman. ض َّم َ –ٍْ َٔالَ انضَّانِّيArtinya tersesat yakni keluar dari jalan yang lurus dan benar. Kata ini kebalikan dari hidayah. Dan kata ضالَل َ diucapkan pada setiap perbuatan yang bertentangan dengan kebenaran. Baik itu berakal maupun tidak berakal, apakah perbuatan sepele atau suatu pelanggaran besar (Mufradat). ض َّم َ pun bermakna tenggelam dalam suatu perbuatan. Ada ayat )12ض َّم َس ْؼيُُٓى فٗ ان َحيَ َٕ ِج ان ُّد َْيَا (انكٓف ع َ ٍَ ان ِّر ْيsemua usahanya hanyut ke dalam kehidupan dunia, dan mereka benar-benar tenggelam ke dalam urusan dunia. Inilah makna ayat )ٗضاالا فََٓدٖ (انضح َ َٔ َٔ َج ْد َ ك yakni, Allāh berfirman, “Ketika Kami melihat engkau tenggelam dan larut dalam keasyikan dan cinta kepada Kami maka sebagai ganjarannya Kami antarkan engkau hingga berjumpa dengan Zat Kami.” Di dalam bahasa Urdu pun makna tenggelam dan larut yang dipakai. Dikatakan, bahwa ada seseorang yang akhir-akhir ini “kuch khoya-khoyasa rehta hai” yakni, ia tenggelam larut dalam memikirkan sesuatu. Di dalam bahasa Inggris pun ada pribahasa yang seperti itu. Dengan rujukan ini saya ingin memberitahukan bahwa ini adalah satu tabi‟i muhawarah (pribahasa alami). Dan dengan fitrat insani memiliki satu kecocokan yang sangat dekat. Karena itu banyak bahasa yang memakainya. Makna ضاالا َ َٔ َٔ َج َدpersis seperti pribahasa itu. Yakni, Muhammad َ ك Rasulullah saw. telah tenggelam ke dalam isyk Ilahi. Dan setiap saat larut dengan-Nya. Allah Ta‟ala sangat senang dengan keadaan beliau saw. itu. Dan isyk itu telah menjadi magnit isyk-Nya. Seorang āsyik yang telah tenggelam larut ke dalam isyk-Nya, maka Dia sendiri yang datang menjemputnya dan membawanya sampai ke depan pintu rumah-Nya. Akan tetapi di sini hendaknya diingat bahwa, pada umumnya kata ض َّم َ dipakai dalam arti yang buruk. Maka bila dipakai dalam makna yang baik untuknya diperlukan padanan, seperti pada ayat di atas padanannya adalah ٖفََٓد.
Tafsir Ketika mengajarkan doa „Membimbing ke jalan yang lurus‟ maka hal inipun disertakan di dalamnya yakni, „Jalan orang-orang yang kepada mereka telah Engkau beri nikmat‟ bukan jalan umum biasa bahkan jalan arwah yang mulia dan tinggi. Betapa agungnya bagi setiap Muslim maksud penempatan pada surah pertama ini oleh Islam. Dalam hal kebaikan, hendaknya jangan mengharap hanya kebaikan saja bahkan hendaknya berhasrat masuk ke dalam golongan atau JeSINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
7
Al-Quran Tafsir Kabir maat orang-orang yang telah mendapat nikmat. Orang-orang yang mencintai Allāh Ta‟ala tidak puas dengan tingkatan yang rendah. Kecintaan Allāh Ta‟ala di dalam hati manusia melahirkan hasrat sedemikian rupa sehingga tidak puas atas kemajuan sederhana. Ia tidak bisa bahagia karena setelah fana fīllāh benda apa lagi yang dapat membuatnya lebih bahagia. Orang yang telah mendapatkan Tuhan telah mendapatkan segalanya. Dan orang yang telah mengenal Tuhan tidak mengenal akhir kemajuan. Bagi seorang mukmin yang lebih membahagiakan adalah keinginan itu timbul tidak hanya dari hatinya sendiri bahkan Tuhannya pun mengajarkannya, “Jangan puas hanya dengan derajat rendah, mintalah kebaikan dari-Ku tetapi bukan kebaikan kecil bahkan kebaikan yang telah diraih oleh orang-orang yang dalam masa kebaikan itu telah pula memperoleh nikmat-nikmat. Dan bukan hanya nikmat dari seseorang yang telah menerima kebaikan akan tetapi semua nikmat orang-orang yang telah mendapat kebaikan itu mintalah dari-Ku. Menurut lughat di atas sudah saya jelaskan bahwa hadiah tidak mempunyai makna khusus bahkan setiap kebaikan yang diberikan kepada seseorang untuk menunjukan kesenangan dinamakan hadiah. Apakah itu urusan duniawi atau agamawi. Di dalam Qurān Karīm pun kata ini digunakan dalam arti ini. Di dalam surah Bani Israil Allah Ta‟ala berfirman: )9(تُٗ اسسائيم...ض َََٔؤ َ تِ َجاَِثِ ِّط َ َٔإِ َذا اَ َْ َؼ ًَُْا ػَهٗ اإل َْ َسا ٌِ اَ ْػ َس “Bila Kami memberi suatu hadiah kepada manusia ia berpaling dan pindah kepada yang lain.” Yakni, bukannya bersyukur atas hadiah itu malah ia abai terhadap Kami (Allah Ta‟ala). Dari ayat ini jelaslah bahwa makna hadiah di sini adalah benda dunia termasuk ilmu, kemahiran, kehormatan dan lainlain. Karena inilah benda-benda yang juga memiliki satu nilai ihsan. Dan sangat banyak orang yang setelah menerima kebaikan itu alih-alih mendekatkan diri kepada Allāh, justru malah melupakan-Nya. Terhindar dari musibah dan kesulitan pun di dalam Qurān Karīm dinamakan nikmat. Allah berfirman: َّ يؤ يَُّٓا ان ِر ْيٍَ ا َيُُْٕ ا ْاذ ُكسُْٔ ا َِ ْؼ ًَحَ للاِ َػهَي ُكى ْإذَْ َّى قَْٕ و اَ ٌْ يَّ ْث ُسطُْٕ ا اِنَ ْي ُك ْى اَ ْي ِديَُٓ ْى فَ َك ف اَ ْي ِديَُٓ ْى َػ ُْ ُك ْى -)2َٔاذَّقُْٕ ا للاَ َٔ َػهَٗ للاِ فَ ْهيَرَ َٕ َّك ِم ان ًُؤ ِيُُْٕ ٌَ (انًائدِ ع “Hai orang-orang yang beriman ingatlah nikmat Allāh atas kamu, ketika satu kaum (dengan niat buruk) bermaksud menjangkaukan tangannya kepada kamu, tetapi Dia telah menahan tangan mereka darimu. Bertaqwalah kamu kepada Allāh, dan kepada Allāhlah hendaknya orang-orang mukmin ber-
8
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
Al-Quran Tafsir Kabir tawakkal.” Di dalam ayat ini terhindar dari serangan musuh dinamakan nikmat. Setiap ihsan dikatakan nikmat tidak ada yang menolak. Sebagian ihsan khususnya yang haq dikatakan nikmat. Karena dari bermacammacam ihsan di antaranya ada yang kecil-kecil. Di dalam Qurān Karīm Allāh Ta‟ala berfirman: َٔإِ ْذقَا َل ُيْٕ سٗ نِقَْٕ ِي ِّ يقَْٕ ِو ْاذ ُكسُْٔ ا َِ ْؼ ًَحَ للاِ َػهَ ْي ُك ْى إِ ْذ َج َؼ َم فِ ْي ُك ْى اَ َْثِيَآ َء َٔ َج َؼهَ ُك ْى ُّيهُْٕ اكا َّٔاَذَ ُك ْى َّيانَ ْى )4خ اَ َحداا ِّيٍَ ان َؼهَ ًِ ْيٍَ (يائدِ ع ِ يُؤ “Yakni, ingatlah waktu itu ketika Musaas. berkata kepada kaumnya, „wahai kaumku ingatlah setiap waktu nikmat yang Allāh telah berikan kepada kamu. Nikmat itu adalah, Dia telah menjadikan nabi-nabi di antara kamu, dan menjadikan kamu raja-raja, dan Dia telah memberikan kepada kamu apa yang tidak diberikan kepada kaum lain dari antara keturunan bangsabangsa‟.” Di dalam ayat ini benda-benda yang bisa menjadi nikmat bagi manusia termasuk di dalamnya. Kepada orang-orang Yahudi diberitahukan bahwa dari antara semua jenis nikmat itu sebagian besarnya telah diberikan kepada mereka. Kesempurnaan manusia ada 3 macam: (1) Secara duniawi, (2) Secara dīni (agama), dan (3) Secara dīni duniawi. Yakni, selain jenis-jenis kesempurnaan secara duniawi dan dīni ada satu jenis kesempurnaan lain yaitu keunggulan yang dimiliki oleh seseorang atau suatu kaum di atas yang lainnya. Secara fitrat manusia sangat tertarik dengan keunggulan semacam itu. Yakni, ia tidak hanya mencari sekadar sempurna bahkan lebih sempurna ketimbang yang lain. Di dalam ayat tersebut di atas Hadhrat Musa as. menisbahkan 3 macam kesempurnaan kepada Bani Israil. 1. Kepada mereka telah diberikan nikmat-nikmat duniawi, sehingga kaum tersebut sampai satu masa yang lama diwarisi kerajaan. Untuk mencapai semua kesempurnaan duniawi diperlukan kerajaan. Dan suatu bangsa yang memiliki kerajaan semua sarana kemajuan tersedia, baik mereka memanfaatkannya ataupun tidak. Karena itu makna tegaknya kerajaan pada suatu kaum atau bangsa hingga satu masa yang panjang adalah terbukanya semua jalan kemajuan bagi kerajaan itu. 2. Sebagaimana kerajaan memiliki sarana kemajuan duniawi dan ada akhir puncaknya. Demikian pula sarana kesuksesan dan kemajuan agama ada puncaknya yaitu Nubuwwat (Kenabian). Peri-
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
9
Al-Quran Tafsir Kabir hal ini Hadhrat Musa as. bersabda kepada kaumnya, „Sarana dan puncak nikmat itupun telah diberikan kepada kalian. Bukan satu dua nabi bahkan satu silsilah anbiya yang panjang telah dianugerahi kepada kamu‟. 3. Nikmat ketiga yakni bukan hanya nikmat-nikmat duniawi atau agama bahkan dibandingkan dengan kaum-kaum yang lainpun jauh lebih banyak yang karenanya mendapat kehormatan dan kedudukan lebih. Hadhrat Musa as. sambil mengucapkan: َٔأذَ ُك ْى َّيانَ ْى ٍَخ اَ َحداا ِّيٍَ ان َؼانَ ًِ ْي ِ يُؤmemberi ingat kaumnya, „Allāh Ta‟ala telah memberi nikmat lebih kepada kalian dibanding kepada kaum-kaum yang lain. Bukan hanya kerajaan bahkan raja dirajapun telah diberikannya kepada kalian. Bukan hanya satu nubuwwatan bahkan banyak nabi-nabi telah dianugerahi yang bagi nabi-nabi lain menjadi pemberi hidayah yang di bawahnya ada lagi nabi-nabi lainnya. Ketiga macam nikmat itu telah kalian terima, baik secara duniawi maupun agama, melebihi kaum-kaum yang lain dalam hal ini‟. Itulah ucapan Musa as. , dalam kalimat ayat Qurān Karīm. Seorang Mubashar tidak bisa tenang melihat ringkasan ucapan dan maknanya secara luas. Kalimat ص َساطَ ان ِر ْيٍَ اَ َْ َؼ ًْدَ َػهَ ْي ِٓى ِ bersatu dengan ص َساطَ ان ًُ ْسرَقِ ْي َى ِ إِ ْْ ِدََا ان menghasilkan makna yang sangat luas. Kalimat ini tidak hanya menyatakan bahwa untuk mencapai maksud seorang Muslim mintalah petunjuk jalan yang lurus, bahkan mintalah maksud-maksud kepadaNya, dan mintalah jangan hanya memperlihatkan jalan petunjuk dan memasukan kami ke dalam golongan mun‟am alaih saja, bahkan tunjukilah kami jalan hidayah ta‟limat dan jalan irfan yang sebelumnya pernah dizahirkan atas golongan mun‟am alaih. Inilah harapan dan keinginan tertinggi yang diajarkan Qurān Karīm kepada ummat Muhammad saw.. Dalam keberadaan ta‟lim ini untuk membuktikan bahwa bagi ummat Muslim terbuka jalan untuk setiap kemajuan. Tidak diperlukan fakta lebih banyak, namun dikarenakan pada umumnya telah terjadi keputusasaan maka kita teliti dari Qurān Karīm. Apa yang disuguhkan oleh Qurān Karīm berkenaan dengan makna hidayah ini. Apakah ada atau tidak suatu janji tentang pengabulan doa ini. Di dalam surah Nisa Allāh Ta‟ala berfirman: َظ ْي اًا ِ َٔنَْٕ آَََُّ ْى فَ َؼهُْٕ ا َيايُْٕ ػَظُْٕ ٌَ تِ ِّ نَ َكاٌَ َخيْسا ا نَُّٓ ْى َٔاَ َش َّد ذ َْثثِ ْيراا َّٔإِ اذا َّالَذَيُُْٓ ْى ِّي ٍْ نَّ ُدََّآ اَجْ ساا ػ َّ ٍَِّك َي َغ انَّ ِر ْيٍَ اَ َْ َؼ َى للاُ َػهَ ْي ِٓ ْى ِيٍَ انُثِي َ َٔ َي ٍْ ي ُِّط ِغ للاَ َٔان َّسسُْٕ َل فَأُْ آلء- ص َساطاا ُّي ْسرَقِ ْي اًا ِ َّٔنََٓ َد ْيَُُٓ ْى ج َّ ص ِّد ْيقِ ْيٍَ َٔان ُّشَٓدَآ ِء َٔان )9ك َزفِ ْيقاا – (َساء ع ِّ َٔان َ صهِ ِح ْيٍَ َٔ َحسٍَُ أُآل ِء
10
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
Al-Quran Tafsir Kabir “Yakni (jika orang Muslim yang lemah, memperlihatkan contoh keitaatan yg hakiki ketimbang pembangkangan) apa yang diperintahkan kepada mereka diamalkannya, maka hasilnya sangat baik bagi mereka. Dan dengan itu iman mereka menjadi semakin kuat. Mereka menerima ganjaran besar dari sisi Allāh, dan Allāh memperlihatkan siratal mustaqīm kepada mereka. Hendaknya mereka ingat bahwa orang-orang yang mentaati Allāh dan Rasul-Nya, Allāh akan memasukan mereka ke dalam golongan mun‟am alaih. Yakni, para nabi, para shiddiq, para syahid, para shalih, dan itulah mereka sahabat-sahabat yang sangat baik.” Di dalam ayat ini nikmat-nikmat yang ditetapkan untuk orangorang Muslim adalah ayat surah Fatihah yakni menunjukan jalan yang lurus. Jalan golongan orang-orang yang telah mendapat nikmat. Yakni, nabi, shiddiq, syahid, shalih, yang darinya diketahui bahwa perintah yang telah disampaikan kepada ummat Muhammad saw. untuk mencari nikmat-nikmat tertinggi yang terkandung di dalam surah Fatihah secara agama yang dimaksud adalah kedudukan ruhani tertinggi. Allāh Ta‟ala berfirman bahwa semua itu akan diraih oleh orang-orang Muslim. Sebagian orang mengkritik, bahwa di dalam surah Nisa ada ayat َي َغ انَّ ِر ْيٍَ اَ َْ َؼ َى للاُ َػهَ ْي ِٓىyakni „Mereka bersama golongan orang-orang yang menerima nikmat, bukan di antara mereka‟. Kelemahan kritikan itu nampak dengan sendirinya. Jika kata َي َغdiartikan bersama nabi-nabi maka dapat dikatakan bahwa di dalam ummat Muhammad saw. tidak akan ada nabi akan tetapi akan ada orang-orang yang akan tinggal bersama nabi-nabi. Akan tetapi Qurān Karīm menyatukan kata َي َغdengan . اَ َْ َؼ َى للاُ َػهَ ْي ِٓى Lalu, kalau َي َغdiartikan yang di atas kata َي َغitu berada maka orangorang Muslim tidak akan mendapat kedudukan, bahkan hanya akan mendapat derajat kebersamaan saja. Maka ayat ini akan bermakna bahwa di antara orang-orang Muslim satupun tidak akan ada mun‟am alaih, yakni tidak akan ada orang yang menerima nikmat. Beberapa orang Muslim hanya akan bersama dengan orang-orang yang menerima nikmat. Makna seperti ini ditolak oleh Qurān, Hadits dan akal sehat. Kalau dikatakan bahwa kata َي َغpada hakikatnya berkaitan dengan tasyrih ayat اَ َْ َؼ َى للاُ َػهَ ْي ِٓىtetap saja kritikan itu terbukti salah. Karena di dalam tasyrih tersebut terdapat 4 golongan yakni nabi, shiddiq, syahid, dan shalih. Sekarang jika makna َي َغhanya „bersama‟ bukan termasuk ke dalam golongan, maka sesuai tasyrih tersebut ayat ini akan bermakna bahwa orang-orang Muslim tidak akan menjadi nabi hanya
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
11
Al-Quran Tafsir Kabir akan bersama nabi-nabi. Orang-orang Muslim tidak akan menjadi shiddiq hanya akan bersama orang shiddiq. Demikian pula orangorang Muslim tidak akan menjadi syahid atau shalih bahkan hanya akan bersama orang syahid dan orang shalih. Jika demikian tidak ada makna yang lebih salah dari pada itu. Tidak ada yang lebih menghinakan Rasul Karim saw. dan ummat beliau ketimbang makna tersebut. Di dalam ummat ini jangankan nabi, sekadar shiddiq, syahid, dan shalihpun tidak akan ada. Sebagian orang mengkritik, bahwa Nubuwwat adalah anugerah, lalu apa artinya berdoa untuknya. Jawabannya adalah: 1. Orang berdoa bukan untuk nubuwwat. Ummat Nabi Muhammad saw. berdoa supaya Allāh Ta‟ala menganugerahi nikmat se tinggi-tingginya. Inilah mafhum ayat itu. Selanjutnya hak prerogatif Allāh, kepada siapa Dia menghendaki dianugerahinya ُ للاُ اَ ْػهَ ُى َحي. Memang benar nikmat. )15 ْث يَجْ َؼ ُم ِز َسانَرَُّ (اَؼاو ع nubuwwat adalah anugerah, tetapi mengapa kepada Abu Jahal anugerah itu tidak turun, mengapa telah turun kepada Muhammad Rasulullah saw. untuk menarik anugerah pun diperlukan pengorbanan. 2. Siapa yang bilang bahwa orang mukmin diajarkan agar berdoa “Yā Allāh anugerahilah aku nubuwwat”. Doa-doa seperti itu terpisah dalam urusan ruhani. Untuk urusan duniawi pun kadang tidak diminati dan dianggap makruh. Seorang nenek tua berdoa “Yā Allāh jadikanlah aku prinsipal college (direktur perguruan tinggi)”. Atau seorang yang pincang cacat kakinya berdoa “Yā Allāh jadikanlah aku komandan pasukan tentara”. Doa-doa semacam itu lagau dan fuzul belaka. Qobuliyat doa berhubungan erat dengan keadaan dan manfaat ruhani. Maka tidaklah benar bagi seorang mukmin dengan menyebut-nyebut nama pribadi berdoa untuk jabatan ruhani. Perkara Nubuwwat lain urusannya. Jika ada yang berdoa “Yā Allāh jadikanlah aku shiddiq, jadikanlah aku shalih, jadikanlah aku syahid” maka doa inipun tidak disukai. Karena itulah Allāh Ta‟ala mengajarkan doa اِ ْْ ِدََاbukan اِ ْْ ِدَِيkarena di dalam kalimat jama‟ terkandung isyarah kemajuan kaum. Allāh Ta‟ala dapat memilih seorang hamba dari antara kaum itu untuk suatu jabatan ruhani. Kemudian perlu di ingat bahwa doa ini untuk meraih nikmat-nikmat ruhani. Maka jika nubuwwat pun adalah nikmat ruhani, jika doa ini dijadikan sarana untuk memperoleh nubuwwat bagi kaum, lalu apa yang menjadi kebera tannya. Ringkasnya adalah, di dalam doa ini diajarkan doa memohon 12
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
Al-Quran Tafsir Kabir segala macam nikmat. Diajarkan pula doa memohon petunjuk jalan yang lurus dalam semua pekerjaan. Qurān Karīm berfirman, “Orangorang Muslim akan mendapatkan semua nikmat itu. Termasuk di dalamnya nikmat nubuwwat. Maka tidak ada yang berhak memisahkan nikmat-nikmat itu.” Di sini pun bisa diajukan keberatan. Yakni, Rasulullah saw. adalah Khaataman nabiyyīn lalu bagaimana nabi bisa datang lagi. Jawabannya pun ada di dalam ayat surah Nisa ini. Karena di dalam ayat itu ada kalimat ٍ ي ُِّط ِغ للاَ ٔانّ َّسسُٕل َٔ َيyakni orang yang taat pada Allāh dan RasulNya akan mendapat nikmat-nikmat itu, dan itu jelas bahwa barang siapa taat pada pekerjaannya tidak bisa terpisah dari pekerjaan Muhammad saw., tidak pula dapat membawa suatu syari‟at baru. Maka yang menjadi pengikut Nabi Muhammad Rasulullah saw. ia tidak bertentangan dengan Khaataman-nabiyyīn bahkan ia akan menjadi penyempurna maknanya. Ada seorang mufasir zaman ini yang biasa menyodorkan Qurān hasil terjemahannya. Ia menulis di dalam tafsirnya, jika doa ini untuk meraih nubuwwat maka setidaknya diajarkan kepada Rasulullah saw. sebelum mengemban tugas nubuwwat. Tetapi di dalam Qurān Karīm dijelaskan bahwa doa ini diajarkan setelah beliau saw. menerima tugas nubuwwat. Jadi, diajarkannya doa ini setelah menerima nubuwwat menjelaskan bahwa doa ini bukanlah untuk mendapatkan nubuwwat. Kritikan ini sungguh lemah dan menggambarkan betapa kurangnya ia menelaah. Doa yang diajarkan di dalam ص َساطَ ان ًُ ْسرَقِ ْي َى ِّ اِ ْْ ِدََاانadalah satu tabi‟i doa (doa alami). Berdoa dalam kalimat itu hanya karena beberkat yakni kalimat Qurān yang diberkati dan jauh dari kesalahan. Sebab semua pencari kebenaran baik percaya pada suatu agama atau tidak bila di dalam hati mereka timbul hasrat ingin mendapatkan kebenaran maka dalam makna yang sama inilah mereka berdoa kepada Allāh. Yakni, “Ya Allāh tunjukanlah kami jalan yang lurus. Dan tunjukanlah jalan kekasihMu”. Apakah seseorang yang berakal dapat membenarkan bahwa di dalam hati Muhammad Rasulullah saw. sebelum menerima nubuwwat tidak timbul hasrat ini. Yakni, agar Allāh Ta‟ala menunjukkan jalan yang lurus kepada mereka. Dan menuntun mereka pada jalan kekasihNya. Berfikir semacam itupun sudah membuat orang menjadi kafir. (Bersambung) Fazal M [][]
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
13
Hadits Tentang Keutamaan saw. Mencintai Rasulullah اَليُ ْؤ ِه ُي أا اد ُذ ُك ْن ادحَّى: قال سعْل هللا صلى هللا عليَ ّعلن ط أا ْج او ِع ْي اي َّ أا ُك ْْ اى أا اد ِ ب إِلا ْي َِ ِهيْ اّالِ ِذ ٍِ اّ اّلا ِذ ٍِ اّالٌَّا )(صذيخ البخاسي
Bersabda Rasulullah saw.: “Belum sempurna iman salah satu dari kalian, hingga aku lebih dicintainya, daripada ayah-ibunya, anakanaknya, dan seluruh manusia.” (Shahih Bukhari)
14
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
Khaatamul Anbiyya
Kekasih Sejati Imam Mahdi Tulisan ini adalah ceramah dari karya Mln. Ataul Mujeeb Rasheed, Muballigh Incharge UK (Inggris) yang disampaikan di acara Jalsah Salahah UK 2010 yang kemudian dipublikasikan oleh website resmi milik Jemaat A hm adiy ah I nt e r nasi o nal www.alislam.org Tulisan ini diterjemahkan oleh Wawan Hadiyat, Ahmadi dari Makasar dengan editor Mln. Dildaar Ahmad.
Pendahuluan Aspek terpenting kehidupan Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as., Al-Masih al-Mau‟ud (Al-Masih Yang Dijanjikan), Imam Mahdi, Imam Zaman dan Pendiri Jemaat Ahmadiyah, berkaitan dengan kecintaan yang tidak tertandingi dan tak terbatas kepada Baginda Nabi Muhammad saw. . Aspek
kehidupan Hadhrat Masih Mau‟ud as. menjadi begitu sangat penting, karena di abad ini banyak orang Muslim menganggap b ahwa Hadhrat Mirza Ghulam Ahmadas, Na‟udzu billah, telah menghina Baginda Nabi saw.. Beberapa pihak menuduh bahwa Hadhrat Masih Mau‟ud as. telah merubah keyakinan umat Muslim (misal: “Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah”) dengan memasukkan namanya, „Ahmad‟ bukan „Muhammad‟. Padahal Hadhrat Masih Mau‟ud as. hanya mengakui keyakinan Muslim yang asli dan murni dan Islam yang benar yang diajarkan oleh Nabi Muhammad s aw. sendiri dan mengamalkannya melebihi orangorang Muslim lainnya. Beberapa pihak bahkan mengklaim, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. menyatakan diri bahwa beliau lebih hebat daripada Baginda Nabi saw. . Pandangan-pandangan para anti - Ahmadi di website memperlihatkan pernyataan palsu terhadap Hadhrat Masih Mau‟ud,
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
15
Sajian | utama Turban Nabi saw. , Sebagai bagian dari cinta kepada Nabi Muhammad saw. turban seperti ini pula yang digunakan oleh Hadhrat Ahmad as. dalam kesehariannya (Sumber photo: www.pinterest.com/ psund18/turban-ofrasulullah-saw/)
atas tuduhan penghinaan terhadap karakter Baginda Nabi Muhammad saw.. Sangat penting untuk membantah propaganda palsu yang disebarkan oleh mereka yang berusaha mendiskreditkan Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. dengan cara ini, karena tuduhan-tuduhan demikian sama sekali tidak benar dan sangat tidak sesuai dengan kenyataan. H a dh r a t M a s i h M a u ‟ u d as. kerasukan cinta yang sangat mendalam terhadap Junjungannya, Khaatamul Anbiyya, Kekasih Allah, Baginda Nabi Muhammad saw., sepanjang sejarah sejak wafatnya 16
Nabi Muhammad saw. tidak ada seo rangpun yang me miliki kecintaan yang begitu mendalam kepada Baginda Nabi Muhammad saw. , dan rasanya hampir tidak mungkin diungkapkan dengan kata -kata. Kecintaan Hadhrat Masih Mau‟ud kepada Rasulullah saw. adalah seperti makanan bagi jiwa beliau, setiap detik dalam kehidupan beliau larut dalam kecintaan dan ketaatan dan pengkhidmatan kepada Rasulullah saw. . Hanya karena pengkhidmatan dan ketaatan beliau kepada Hadhhrat Rasulullah saw. sajalah maka Allah Ta‟ala menganugerahi
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
Sajian | utama beliau pangkat Al-Masih dan AlMahdi, yang kedatangannya telah dinubu watkan o leh Nabi Muhammad saw. sendiri. Cara-cara beliau as. mengungkapkan kecintaannya kepada Rasululullah saw. sangat berlimpah sehingga mustahil untuk mencakup setiap aspeknya. Kehidupan Hadhrat Masih Mau‟ud as. penuh dengan contoh-contoh cinta sejati kepada Rasulullah saw., layaknya seperti langit dipenuhi dengan bintang-bintang. Sangat sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata untuk menggambarkan kecintaan ini.
Kehidupan Cinta dan Pengabdian Tanda seorang kekasih sejati adalah bahwa dia bersedia mati dan mengorbankan segalanya demi kekasih yang dicintainya. Hasrat kecintaan yang tulus ini ada pada Hadhrat Masih Mau‟ud as. dengan intensitas sedemikian rupa hingga contoh-contohnya tidak dapat ditemukan di manapun. Setelah kecintaan kepada Allah Yang Maha Agung, ciri khas dari kehidupannya yang paling bersinar adalah kecintaan dan kesetiaannya kepada Hadhrat Rasulullah saw.. Keinginan untuk mengorbankan dirinya demi sang kekasih dan t ara f k ec int aannya k ep ada Rasulullah saw. telah mencapai puncaknya dalam kehidupan pecinta sejati ini.
Kegairahan untuk mengorbankan dirinya demi agama yang dibawa oleh sang kekasih Muhammad saw. datang dari kedalaman hatinya dalam bentuk doa: “Kukorbankan hatiku demi agama Muhammad saw.. Inilah keinginan hatiku, Oh, seandainya bisa tercapai keinginanku.“ Rasa kesetiaan ini tidak terbatas hanya keinginan belaka. Seluruh kehidupan Hadhrat Masih Mau‟ud as. , setiap saat setiap waktu, seluruh kekuatan dan kemampuannya, dinisbahkan untuk pelayanan agama Islam, yang dibawa oleh Nabi saw.. Seluruh kehidupan Hadhrat M asih M au‟ud a s . dipergunakan dalam bentuk Jihad, atau berjuang di jalan Islam. Demikian beliau menyatakan dirinya: “Atas karunia (sebagai buah jasa) Junjunganku yang mulia, aku telah diberkati dengan jiwa yang penuh kecintaan, meskipun menanggung luka, aku akan terus menerus mengkhidmati agama ini. Dan pada kenyataannya, kehidupan yang menyenangkan dan diberkati adalah kehidupan yang dipergunakan untuk mengkhidmati dan menyebarluaskan agama Ilahi.” Ini adalah kehidupan yang sangat diberkati yang dianugerahi kepada Hadhrat Masih Mau‟ud as. Beliau selalu melakukan permohonan doa yang mendalam untuk pemb aharuan dan
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
17
Sajian | utama keunggulan Islam. Beliau berjuang dala m perang e mpat arah berhadapan dengan musuh-musuh Islam. Beliau menegakkan keadilan dengan Jihad Pena, bahwa setiap beliau digagalkan dengan seranganserangan dari musuh Islam, dan dengan bantuan Ruhulqudus, Islam diberi kekuasaan dan kemenangan di segala bidang. Betapa indahnya pernyataan Hadhrat M asih Mau‟ud as. berikut ini: “Kita hancurkan jajaran musuh dengan argumentasi kita. Kita gunakan fungsi pedang dengan pena kita.” Literatur yang telah disusun dalam buku Ruhani Khaza‟in atau „ K h az a n ah Ru h a n i, ‟ b e r i si kumpulan buku-buku yang ditulis oleh Hadhrat Masih Mau‟ud as. berjumlah lebih dari 80 buah buku. Ini adalah sebagai saksi hidup atas bakti jihad beliau. Oleh sebab itulah maka pada saat kewafatan beliau, para penentang Ahmadiyah mengingat beliau sebagai pembela Islam yang berjaya. Hidup dan kehidupan Hadhrat Masih Mau‟ud as. penuh dengan pengkhidmatan kepada Islam, hal ini disebabkan murni karena kecintaan sejati beliau kepada Hadhrat Rasulullah saw., serta besarnya perasaan beliau terhadap Islam. Hadhrat Masih Mau‟ud as. secara terbuka telah dikutuk dan difatwa kafir. Beliau telah mengalami penderitaan atas segala penganiayaan, tetapi hanya karena kecintaan beliau kepada Hadhrat Rasulullah saw., Pecinta Sejati ini 18
menanggung derita semua ini, dan kesetiaan beliau kepada Islam tidak berkurang sedikit pun. Beliau menyatakan: “Kami telah melebur da la m k e c int a a n m u . K a mi menggunakan setiap bagian tubuh kami dalam caramu, ya Rasul.” Bila kehidupan Hadhrat Masih Mau‟ud as. ini, yang penuh dengan pengabdian kepada Islam, bukan sebagai perwujudan yang jelas atas cintanya kepada Baginda Nabi saw., lalu apalagi namanya?
Setiap Hal yang Berkaitan dengan Baginda Nabi saw. Dicintai oleh Hadhrat Masih Mau’ud as. Tanda lain dari Pecinta Sejati adalah ia ”menjual” dirinya, seolah -o lah, de mi kek asih yang dicintainya dan mengorbankan segalanya yang ia miliki demi untuk kekasihnya. Beliau as. bahkan mulai mencintai hal-hal yang berkaitan dengan kekasihnya. Mengenai hal ini mari kita lihat sejenak kehidupan Hadhrat Masih Mau‟ud as.. Beliau nyatakan dalam untaian bait bahasa Parsi: “Hidupku dan hatiku, tiada yang lain kecuali pengorbanan untuk kemuliaan kekasihku Muhammad saw., aku seakan sebutir debu di lorong jalan Muhammad saw..” ؐ ک ادوذ ِ عشے داسم فذائے خا دلن ہش ّقث قشبا ِى هذوذ هيشا عش ادوذ ﷺ کی خاک پش فذا ہے
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
Sajian | utama اّس هيشا دل ہش ّقث آپ پش قشباى ۔ “Aku bersedia berkorban meletakkan kepalaku pada debu Ahmad saw., hatiku setiap saat berkorban untuk beliau saw..” Saat sang Rembulan kita (Nabi saw. ) melirik dengan penuh cinta kasih pada hati kita, Hati kita yang gelap segera berubah jadi perak nan murni berkilau. Karunia kekasihku nan luas terus mengundang di setiap saat; Meskipun orang-orang yang bukan dari kita terus menjauhkan kita dari jalan itu, Siang maupun malam, ku terbaring bagai debu di jalan kekasihku saw.; Tanda lain apakah yang ada bagi keberuntungan dan kehormatan kita? “Aku bersedia berkorban jiwa dan hatiku demi keindahan Muhammad saw. , tubuhku kukorbankan sebagai debu pada lorong jalan yang dilewati keluarga Muhammad saw..” Hadhrat Masih Mau‟ud as. memperlihatkan kecintaan yang besar sekali terhadap keturunan Baginda Nabi saw.. Hadhrat Dr Syed Abdus Sattar ra. baiat pada tahun 1901, dan masuk dalam Jemaat Muslim Ahmadiyah. Beliau mengisahkan: “Pada satu kesempatan, ketika Hadhrat Masih Mau‟ud as. sedang berbaring di atas charpai (kasur yang terbuat dari jerami) di dalam taman. Saya juga ikut duduk-duduk di sana bersama beberapa yang lain. Tiba-tiba, Hadhrat Masih Mau‟ud as. menatap saya dan berkata; „Dr Sahib! Mari
duduk bersama saya di atas charpai ku‟. Ajakan itu membuat saya malu, bila saya harus duduk di samping Hadhrat Sahib. Hadhrat Masih Mau‟ud as. mempersilahkan lagi agar saya duduk di samping beliau. Kemudian saya jawab; „Tidak apa-apa Hudhur, saya di sini saja‟. Tetapi Hadhrat Masih Mau‟ud as. mengulang lagi sampai ketiga kalinya dan berkata; „Mari duduk bersama saya di charpai ku ini, karena Tuan adalah Syed (Sayyid, keturunan Baginda Nabi saw. ), dan ini adalah kewajiban saya untuk menghormati Tuan‟.” Dalam hal kecintaan Hadhrat Masih Mau‟ud as. kepada keturunan Baginda Nabi saw. , Hadhrat Sayyeda Nawwab Mubarakah Begum Sahiba ra. mengisahkan: “Hadhrat Masih Mau‟ud as. sedang berbaring-baring di taman di atas charpai. Pada saat itu bulan Muharram. Hadhrat Masih Mau’ud as. teringat kejadian menyakitkan di Karbala. Kecintaan beliau kepada Baginda Nabi saw. dan keturunannya mulai mengalir sebagaimana adanya. Beliau memanggil dua anaknya yang masih kecil-kecil. Demi untuk mengingat Junjungan yang dicintainya dan mengajarkan anakanaknya tentang kecintaan kepada keturunan Nabi Muhammad saw., beliau berkata: „Mari anak-anak, aku akan ceritakan kepada kalian kisah tentang Muharram‟. Hadhrat Masih Mau‟ud as. kemudian dengan sedih mengisahkan kejadian yang
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
19
Sajian | utama berhubungan d e n g a n halamanmu yang diberkahi itu.‟ disyahidkannya Hadhrat Imam Hussain ra., sementara air mata Samudera Tiada Bertepi mengalir dari matanya. Keadaan aneh telah menguasai dirinya. Perasaan dan keibaan hati yang Hatinya larut dalam kesedihan diungkapkan Hadhrat Masih yang mendalam memikirkan Mau‟ud as. terhadap Junjungan dan penderitaan kesyahidan cucu kekasihnya, Muhammad saw. adalah Bagin da Nab i s a w . . Be liau bagai samudera tiada bertepi. mengungkapkan perasaan hatinya Dapat dinyatakan dengan penuh de n g a n c a r a y a n g sa n g a t keyakinan dan kepercayaan bahwa menyedihkan dengan kata-kata kecintaan yang diungkapkan oleh berikut ini: „Yazid, si kotor itu Hadhrat Masih Mau‟ud as. kepada telah melakukan kekejaman Junjungan tercintanya, dan cara di terhadap cucu Baginda Nabi kita mana beliau telah membinasakan tercinta saw.. Tetapi Allah juga dirinya dalam cinta, adalah mencengkeram para penganiaya itu sedemikian rupa sehingga rasanya de n g a n s a n g a t c e p a t d a n seperti tidak bisa ditemukan dalam menghukum mereka‟.” sepanjang sejarah Islam. Dapat Cerita tentang kehidupan dikatakan secara pasti bahwa rumah tangga beliau as. ini adalah kecintaan sang Pecinta Sejati ini, bukti bersinarnya kecintaan beliau yang telah diungkapkan kepada yang luar biasa terhadap Baginda Junjungannya adalah sedemikian Nabi saw.. rupa belum pernah terjadi Mari kita lihat untaian bait puisi s e b e l u m n y a d a n t i a d a beliau as. dalam bahasa Parsi: tandingannya dalam segala aspek. “Wahai cintaku! Jika di lorong Setiap kata dari tulisan-tulisan jalanmu kepala-kepala para pecintamu Hadhrat M asih M au‟ud a s . SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015 dipenggal, orang pertama yang memiliki keharuman kecintaan ini. menyatakan cintaku padamu adalah S e t i a p p r i l a k u b e l i a u a s . diriku.” mencerminkan keindahan Muhammad saw.. Ada beberapa as. Bukti kecintaan beliau yang contoh yang begitu indah dari amat sangat tertuang dalam kecintaan yang dapat dilihat dalam untaian bait, seolah-olah beliau kehidupan beliau as., yang juga tidak sanggup terpisah dari m e n g a g u m k a n , m e n j a d i kekasihnya walau sedetik saja. pertanyaan, apakah mungkin bagi Beliau berkata: seseorang untuk merasakan cinta „Hatiku kukorbankan untuk setiap sampai taraf seperti itu? Setiap jengkal tanah yang telah kau injak; pemikirannya berputar sekitar Oh! Andai aku terlahir di kampung kekasih tercintanya. Beliau as. 20
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
Sajian | utama terlepas dari keterbatasan fisik dan waktu, dan jiwa beliau bergerak menuju Junjungan tercintanya menyatakan: إليك ِمن شوق َعال َُ ُجسمي يَ ِطير ُِ ليت كانت ق ّـوةُ الطيَر ان َُ يا „Tubuhku mendambakan terbang kepadamu disebabkan oleh kerinduan yang sangat kepadamu; Ooh, andaikan aku memiliki kemampuan dan kekuatan untuk terbang.‟
Dalam Terang Cahaya Penjelasan Tulisan Hadhrat Masih Mau’ud as. Tulisan seseorang secara sempurna mencerminkan pemikiran-pemikirannya dan ketulusan perasaannya. Tulisantulisan beliau as. yang berkaitan dengan kecintaan terhadap Baginda Nabi saw. adalah seperti taman yang dipenuhi ratusan bunga-bunga. Sebutan apalagi yang harus saya tampilkan, dan bagian mana yang saya berani menghilangkannya? Saya sajikan hanya dua contoh dari karangan Hadhrat Masih Mau‟ud as. yang penuh wawasan ruhani dan sebagai gizi bagi jiwa: “Cahaya dalam taraf tertinggi yang dilimpahkan kepada manusia sempurna tidak terdapat pada malaikat-malaikat, tidak terdapat pada bintang-bintang, tidak terdapat pada bulan, tidak terdapat
pada matahari, tidak terdapat di dalam samudera ataupun di kedalaman sungai-sungai, tidak terdapat pada batu ruby, zamrud, safir ataupun mutiara; pendek kata, itu semua tidak terdapat pada benda-benda duniawi maupun surgawi. Cahaya itu hanya ada dalam diri manusia sempurna yang memiliki keteladanan paling tinggi, paling mulia dan paling sempurna, dialah Junjungan kita, Penghulu semua nabi, Penghulu semua makhluk hidup, Muhammad, Manusia Pilihan saw.. Pernahkah terpikir bahwa ada kejadian aneh di gurun pasir Saudi Arabia di mana ratusan ribu orang mati dihidupkan kembali dalam beberapa hari, dan orang-orang yang telah sesat dari generasi ke generasi menampilkan sifat-sifat Ilahi; mereka yang buta mulai melihat; mereka yang bebal mulai mengucapkan kata-kata kebijaksanaan Ilahi, dan dunia mengalami revolusi yang tidak ada satu mata pun pernah melihat dan satu telinga pun pernah mendengar. Apakah kalian tahu bagaimana semua ini muncul? [Itu adalah berkat] doa-doa di tengah malam gelap yang telah dipanjatkan oleh seseorang yang fana fillah (larut dalam kecintaan pada Allah), yang mana itu menyebabkan revolusi di dunia dan memperlihatkan keajaiban yang tidak pernah disangka-sangka dari seorang ummiy (yang buta huruf) dan yang tidak berdaya itu
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
21
Sajian | utama (Baginda Nabi saw.). ال ّٰلِّن صل ّعلن ّ باسک عليہ ّ ّٰالہ بعذ دُ ّوہ ّ غ ّوہ ّ دضًہ ّٰلِزٍ اَل ّهة ّ اًضل عليہ اًْاس سدوحک الی اَلبذ۔ „Wahai Allah! Kami memohon curahkanlah berkah dan keselamatanMu bagi beliau dan para keluarga dan sahabatnya, sesuai dengan jumlah kepedulian, rasa sakit dan penderitaan yang beliau rasakan demi umatnya, dan limpahkanlah kepada beliau cahaya k emu ra ha n d an ka sih E ngkau selamanya‟.”
Syair-syair Hadhrat Masih Mau’ud as. Bila seseorang membaca puisi beliau, dapat dilihat di setiap baitnya mencurahkan kecintaan kepada Baginda Nabi saw. . Syairsyair diungkapkan dari ke dalaman hati beliau dan penuh dengan kecintaan. Hadhrat Masih Mau‟ud as. menyatakan: ٍّ پيشْا ہواس ا جظ عے ہے ًْس عاسا ًام اط کا ہے هذوذ ؐ دلبش هيشا يہی ہے „woh pesywa hamara jis se he nuur saara; ‘naam uska he Muhammad, dilbar mera yehii he‟ „Dialah pemimpin kami, darinya-lah sumber segala cahaya; Namanya Muhammad saw, hanya dialah Kekasihku.‟ Kemudian, beliau sebut kekasih sejatinya dalam kata-kata berikut ini: „Wahai kekasihku, Aku bersumpah 22
demi ketunggalanmu, Kami telah kehilangan diri kami sendiri dalam cintamu. ٍجيشی اُلفث عے ہے هعوْس هيشا ہش رس اپٌے عيٌہ هيں يہ اک شہش بغايا ہن ًے Setiap bagian tubuhku dipenuhi dengan kecintaan padamu, Seolah-olah kami telah memakmurkan sebuah kota di dalam hati kami. Puisi berbahasa Parsi beliau as. juga penuh dengan kecintaan yang luar biasa. Orang bisa menyaksikan ungkapan baru dan tidak pernah ada sebelumnya. Hadhrat Masih Mau‟ud as. menyatakan: دگش اُعحاد سا ًاهے ًذاًن ؐ کہ خْاًذم دس دبغحاى هذوذ “Aku tidak tahu nama guru yang lain; untuk memperoleh ma‟rifat (wawasan ruhaniah), Aku hanya belajar di sekolah Muhammad saw. ًذاًن ہيچ ًفغے دس دّ عالن ؐ کہ داسد شْکث ّ شاى هذوذ هيں دًّْں جہاًْں هيں کْئی ايغا فشد ًہيں پاجا جْ هذوذ ﷺ جيغی شاى ّ شْکث سکِحا ہْ ۔ Aku tidak tmenemukan seorangpun di dua alam; yang memiliki kemegahan lebih hebat dan lebih agung daripada Muhammad saw.. Ada aliran samudera cinta kepada Baginda Nabi di dalam hatiku; Beliau sedemikian rupa sehingga tidak ada
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
Sajian | utama seorangpun seperti beliau dalam hal kesempurnaan dan kualitas. بعذ اص خذا بعشق هذوذ هخوشم گش کفش ايں بْد بخذا عخث کافشم هصطفے جعالی کے بعذ هيں هذوذ خذا ّٰ ّٰ ﷺ کے عشق هيں ديْاًہ ہْچکا ہْں اگش اط عشق کی ديْاًگی کا ًام کْئی کفش سکِحا ہے جْ خذا کی قغن هيں عخث کافش ہْں (کيًْکہ آپ ﷺ عے هيں شذيذ هذبث ) سکِحا ہْں Setelah Tuhan, aku mabuk dalam kecintaan kepada Muhammad saw; jika ini adalah sebuah kekafiran, maka demi Tuhan, orang yang paling kafir, akulah.‟ Syair di atas sungguh-sungguh syair yang unik dalam hal cara mengungkapkan cinta dan kesetiaan. Juga, bila kita melihat sepintas puisi-puisi berbahasa Arab beliau as., akan didapati suatu contoh cinta dan pengabdian yang berbeda. Beliau menulis syair pujian terdiri dari 70 bait yang merupakan karya tak tertandingi. Saya sajikan terjemahan beberapa syair Arab beliau yang membuktikan kecintaan Hadhrat Masih Mau‟ud as. yang besar sekali terhadap Baginda Nabi saw. . “Bila rasa air manis seperti madu; Demi Allah! Samudera Muhammad saw. jauh lebih hebat rasa manisnya.” Kemudian, beliau as. menyatakan: “Oleh karena rasa cinta dan pengabdianku yang sangat besar ini, aku akan masuk ke dalam kuburan
Baginda Nabi saw. secara ruhani, tetapi wahai musuh-musuh hidayah! Kalian tidak tahu rahasia ini.”
Kesaksian Cinta yang belum pernah terjadi sebelumnya Cinta adalah sesuatu yang tidak bisa disembunyikan. Setiap orang bisa melihat dan merasakannya. Kecintaan sejati yang dimiliki Hadhrat Masih Mau‟ud as. terhadap Junjungan tercintanya telah disaksikan oleh dunia. Para pengikut beliau telah membuktikannya begitu juga yang lainnya. Mengacu kepada penghuni surgawi (para Malaikat), Hadhrat Masih Mau‟ud as. menyatakan, “Suatu waktu saya menerima kasyaf, yang maksudnya, secara ruhani, seolah-olah penghuni s u r g a wi s e d a n g b e r se l i s i h , maksudnya, Allah ingin menghidupkan kembali agama dengan sepenuhnya, namun belum. Pilihan kepada orang yang akan menghidupkan kembali iman belum jelas dan oleh sebab itu mereka menolak. Seseorang datang berdiri di hadapanku dan menunjuk, sambil berkata, „Inilah orangnya yang mencintai Rasul Allah saw.‟ Dan pernyataan ini dimaksudkan bahwa kondisi terbaik untuk jabatan ruhani adalah kecintaan terhadap Baginda Nabi saw. dan saya memenuhi persyaratan itu.” Pernyataan dari Babu Muhammad Utsman Lukhnowi,
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
23
Sajian | utama ketika ia pergi ke Qadian pada tahun 1918 dan bertemu dengan seorang Hindu, Lala Badhu Mal, atau mungkin Lala Malawamal, yang sering disebut dalam bukubuku Hadhrat Masih Mau‟ud as.. Ia bertanya kepada seorang Hindu itu, apakah ia pernah bertemu dengan Hadhrat Masih Mau‟ud as. baru-baru ini, dan apa pendapatnya tentang orang itu. Seorang Hindu itu menjawab: “Sampai saat ini belum pernah saya menemukan seorang Muslim yang begitu mencintai Nabinya sedemikian besarnya.” Seorang penulis terkenal, „Allamah Niyaz Ahmad Khan Niyaz Fatah Puri mengakui sehubungan kecintaan Hadhrat Masih Mau‟ud as. terhadap Baginda Nabi saw.: “Ia adalah seorang pencinta Nabi dalam tulisantulisannya dan gairahnya.” Kesaksian penulis terkenal yang lain Mirza Farhatullah Baig, juga patut disebutkan. Ia mengatakan: “Paman saya Mirza Inayatullah Baig, dia berkata padaku; „Jika kapan saja engkau pergi mengunjungi Tuan Mirza Ghulam Ahmad, selalu perhatikanlah kedua matanya‟. Saya pergi ke Qadian dan terus mengamati kedua mata beliau, dan kelihatan seolah-olah semacam air hijau beredar di kedua matanya. Ketika saya kembali dan mengatakan hal ini kepada paman saya, paman mengatakan, „Dengarlah Farhat, jangan pernah mengatakan kata-kata yang buruk tentang orang itu. Dia pencinta 24
sejati Nabi Muhammad saw. ‟. Kemudian saya tanya pamanku; „Bagaimana paman bisa menyimpulkan hal ini?‟ Paman berkata; „Pencinta sejati Nabi Muhammad s aw. yang terus menerus mengingat beliau saw., matanya berubah berwarna hijau‟.” S e h ub u ng a n de ng a n h a l kecintaan Hadhrat Masih Mau‟ud as. terhadap Baginda Nabi saw., putra Hadhrat Masih Mau‟ud as . , Hadhrat Mirza Bashir Ahmad ra. mengatakan: “Saya pasti mati satu hari nanti. Saya bersumpah demi Junjungan Surgawi-ku bahwa saya tidak pernah melihat apabila disebut Baginda Nabi s a w. , meskipun hanya disebut namanya saja, mata Hadhrat Masih Mau‟ud as. tidak berlinang air mata. Setiap bagian dari Hadhrat Masih Mau‟ud as. , jiwa dan raganya seluruhnya berlimpah dengan kecintaan terhadap Junjungannya, Baginda Nabi Muhammad saw.” Hadhrat Dr Mir Muhammad Ismael ra. mengatakan, “Demi Tuhan saya bersumpah, saya tidak pernah melihat seseorang yang memiliki kecintaan berlimpah kepada Allah Ta‟ala, dan Rasul Allah saw., yang melebihi Hadhrat Masih Mau‟ud as..”
Mengingat Sang Kekasih, Siang dan Malam Satu tanda cinta sejati adalah si Pencinta Sejati selalu tetap terlibat dalam ingatan kepada orang yang
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
Sajian | utama dicintainya. Ini adalah benar bahwa Al-Masih Al-Mau‟ud as. terus-menerus dengan tiada hentinya mengingat kekasihnya separti makanan bagi jiwa Hadhrat Masih Mau‟ud as.. Selain itu, memohon berkah dan salam bagi Junjungannya dan membicarakan tentang beliau saw. adalah kesibukan Hadhrat Masih Mau‟ud as. siang dan malam. Begitu indahnya gambaran Hadhrat Masih Mau‟ud as. dalam syair puisi berikut ini: فے اس ّْح لِقا ْلبِ ْی ّٰ صطا ْ اّ ِر ْک ُش ا ْل ُو ْ ؐ صا اسلوِجحی ِهث ال الطَّ اعام اّ ا ًبی کشين ﷺ کی ياد هيں هيشے دل کا عکْى ہے اّس (آپ کا رکش) هيشی جاى کے ليے غزا کی هاًٌذ ہے (جظ کے بغيش هيں ))صًذٍ ًہيں سٍ عکحا „Mengenang Nabi Karim (Nabi nan Mulia, Hadhrat Muhammad Mustafa saw. ) adalah kedamaian hatiku, dan membicarakan tentang beliau saw. adalah bagaikan makanan bagi jiwaku, yang tanpanya aku tidak bisa hidup. Juga diungkapkan dalam bait syair bahasa Urdu oleh Hadhrat Masih Mau‟ud as.: „Jiwaku memiliki hubungan yang kekal abadi dengan Muhammad saw.; Aku telah membuat hatiku meminum piala cinta ini.‟ Sehubungan dengan Durud Sharif, atau mengirim Shalawat kepada Baginda Nabi Muhammad saw. , Hadhrat Masih Mau’ud as. melukiskan salah satu pengalaman
beliau dengan kata-kata berikut ini: “Saya terkenang pada satu malam, saya sedang khusyuk mengingat, mengirim Shalawat dan memohon berkah bagi Nabi Muhammad saw. sehingga hati dan jiwaku menjadi harum seketika. Pada malam yang sama aku melihat dalam mimpiku orangorang membawa ke dalam rumahku wadah air terbuat dari kulit penuh dengan cahaya Ilahi dalam bentuk air dan salah seorang dari mereka berkata; „Inilah berkatberkat yang telah kau kirimkan kepada Muhammad saw.‟.” Sebagai tambahan dari contohcontoh beliau sendiri, Hadhrat Masih M au‟ud as. selalu menganjurkan pengikutnya untuk mengirim Shalawat kepada Baginda Nabi Muhammad saw.. Setiap kali ada orang meminta nasihat kepada beliau, beliau as. selalu menyarankan: “Mintalah ampun kepada Allah (Istighfar) dan kirimkan salam kepada Baginda Nabi Muhammad saw. (Durud Sharif) sebanyak-banyaknya. Tidak ada latihan spiritual yang lebih hebat dari ini.” Seringkali beliau mengatakan bahwa shalat lima waktu dan Durud Sharif adalah latihan spiritual yang paling agung. Pada satu saat orang bertanya; „Berapa banyak Shalawat yang harus diamalkan‟, Hadhrat Masih Mau‟ud as. menjawab: „Bacalah Shalawat sampai lidahmu kenyang sepenuhnya‟. Pentingnya Durud
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
25
Sajian | utama Sharif (Shalawat) bisa dipahami bahwa di antara Syarat-syarat Baiat, syarat ketiga dari Sepuluh Syarat Baiat yang ditetapkan oleh Hadhrat Masih Mau‟ud as. adalah mengirim Shalawat yang berlimp ah kepada Hadhrat Muhammad s a w . dan tetap konsisten melakukannya. Salam dan Shalawat kepada Baginda Nabi saw. dan menyebutnyebut namanya banyak terdapat di karangan-karangan, puisi dan ucapan-ucapan Hadhrat Masih Mau‟ud as.. Tidak ada pencinta yang pernah menyebut-nyebut kekasihnya sampai sedemikian banyaknya, seperti yang Hadhrat Masih Mau‟ud as. lakukan terhadap Junjungan tercintanya, Baginda Nabi Muhammad saw..
Gemuruh Kecintaan atas saw. Baginda Nabi Muhammad Kemarahan dan cinta adalah dua hal yang saling berkaitan. Seorang pencinta sejati tidak akan sanggup mendengar hal-hal yang buruk tentang kekasih tercintanya. Hadhrat Sheikh Yaqub Ali Irfani ra. mengisahkan; “Ketika saya pergi ke Inggris pada tahun 1925, saya ingin bertemu Reverend Wight, karena pendeta ini pernah bertugas di Batala, dan pernah bertemu dengan Hadhrat Masih Mau‟ud as. beberapa kali. Ketika saya sedang berdiskusi dengan Reverend Wight, ia berkata; „Saya melihat satu hal pada Mirza Sahib, 26
yang mana saya tidak suka. Setiap kali tuduhan-tuduhan ditujukan kepada Nabi Muhammad saw., dia menjadi kecewa dan raut wajahnya berubah‟. Mendengar ini, saya berkata; „Wahai Reverend! Hal yang Anda tidak suka itu, jiwaku kupersembahkan untuk itu‟.” Ada kisah lain lagi dari Hadhrat Mirza Sultan Ahmad ra., salah satu putera Hadhrat Masih Mau‟ud as., beliau tidak menerima Ahmadiyah di jaman Hadhrat Masih Mau‟ud as. ; (beliau menerima Ahmadiyah di jaman Khalifah Kedua). Beliau menceritakan ringkasan pengalamannya sebagai berikut: “Satu hal yang secara khusus saya lihat pada ayah saya, yaitu, Hadhrat Masih Mau‟ud as., beliau tidak tahan mendengar hal buruk sekecil apapun tentang Rasulullah saw. Bila seseorang mulai bicara yang b e rte nt ang an de ng an keluhuran status Rasulullah saw., wajah ayahku memerah, matanya menunjukkan kemarahan, dan beliau akan segera meninggalkan tempat itu. Ayahku sungguhsungguh mencintai Baginda Nabi saw. . Tidak pernah saya melihat cinta seperti itu pada orang lain.” Hadhrat Masih Mau‟ud as. lembut dan baik hati, tetapi beliau paling tidak tahan mendengar katakata yang bertentangan tentang Junjungan Suci-nya. Berkaitan dengan kata-kata menyakitkan orang-orang Kristen terhadap Bag inda N ab i s a w . , b e liau mengatakan; “Kata-kata menyakitkan para
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
Sajian | utama penentang terhadap Makhluk Terbaik saw. ini, damai dan berkah Allah besertanya, telah melukai hatiku. Demi Allah aku bersumpah jika seluruh anak-anakku, dan anak -anak dari anak-anakku, dan seluruh sahabat-sahabatku, dan seluruh pembantu-pembantuku dibunuh di depan mataku, dan tangan dan kakiku dipotong, dan mataku dicungkil, jika aku kehilangan semua keinginankeinginanku, kehilangan semua kebahagiaan dan kenyamananku, dibandingkan dengan semua hal itu, duka cita kesedihan kenestapaan itu lebih hebat ketika serangan-serangan kotor ditujukan kepada Pribadi Suci Rasulullah saw.” Banyak kejadian yang dapat meningkatkan keimanan dari kehidupan Hadhrat Masih Mau‟ud as. . Pada satu ketika selama perjalanan Hadhrat Masih Mau‟ud as. sedang menunggu di stasiun Lahore. Tiba waktu shalat Ashar, dan Hadhrat Masih Mau‟ud as. mengambil wudhu di masjid terdekat. Pemimpin Arya yang terkenal Pandit Lekhram menemukan Hadhrat Masih Mau‟ud as. ada di sana dan bergegas ke arah beliau as.. Ia merapatkan tangannya sebagaimana orang Hindu memberi salam, dan ia memberi salam kepada Hadhrat Masih Mau‟ud as.. Hadhrat Masih Mau‟ud as. sepintas melihat ke arah dia dan tanpa memberi terlalu banyak perhatian beliau meneruskan berwudhu. Pandit Lekhram kemudian mendekati
Hadhrat Masih Mau‟ud as. dari arah lain dan memberi salam satu kali lagi, tetapi Hadhrat Masih Mau‟ud as. tetap terdiam. Ketika Pandit mulai kecewa dan pergi, seorang teman dengan sopan memberitahu Hadhrat Masih Mau‟ud as. bahwa Pandit Lekhram telah datang dan memberi salam kepada beliau. Hadhrat Masih Mau‟ud as menjawab, ہواسے آقا کْ جْ گالياں ديحا ہے اّس ہويں ” عالم کشجا ہے Ia telah mencaci maki Junjungan kita [Rasulullah saw.] dan memberi salam kepada kita?” Pada satu kesempatan, orangorang Arya mengadakan kongres di Lahore, dan berjanji tidak akan mencaci maki Rasulullah saw., dan mereka juga mengundang Hadhrat Masih Mau‟ud as. untuk memberi ceramah. Karenanya, Hadhrat Masih Mau‟ud as. menulis bahan ceramah dan mengirim Hadhrat Maulwi Nur-ud-Din ra. (yang kemudian menjadi Khalifah Pertama setelah wafatnya Hadhrat Masih Mau‟ud as.) dengan beberapa s a h a b a t , u n t u k menghadiri Jalsah (kongres) itu. T e t a p i me r e k a me lu p a k a n janjinya, kaum Arya secara lisan mengumpat dan mencaci-maki Nabi Muhammad saw. selama acara berlangsung. Ketika Hadhrat Maulawi Nur-Ud-Din ra. kembali bersama rombongannya melapor kepada Hadhrat Masih Mau‟ud as., meskipun beliau sahabat dekat
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
27
Sajian | utama Hadhrat Masih Mau‟ud as., beliau merasa sangat kecewa. Hadhrat M asih M au‟ud a s . bertanya kepadanya, bagaimana bisa dia tetap duduk di situ padahal Junjungan tercintanya difitnah? Beliau meneruskan; “Mengapa kalian tidak beranjak pergi? Bagaimana bisa kalian tetap diam dan mendengarkan semua perkataan mereka?” Jelas ini menunjukkan kedalaman cinta yang dimiliki Hadhrat Masih Mau‟ud as. terhadap Junjungan tercintanya. Perlakuan yang baik pada kerabat adalah hal mendasar dalam ajaran Islam. Hadhrat Masih Mau‟ud as. mengikuti ajaran ini dengan penuh perhatian. Tetapi bila ada perkatan tidak baik mengenai Rasulullah saw., beliau sangat geram. Pada suatu saat, paman dari istri Hadhrat Masih Mau‟ud as., Mirza Ghulam Haidar, mengucapkan kata-kata yang tidak pantas terhadap status keagungan Rasulullah saw.. Meskipun perasaan menghargai dan tali ikatan keluarga, Hadhrat Masih Mau‟ud as. merasa sangat bersedih atas hal ini sehingga beliau berhenti makan, berdiri lalu pergi. Setelah kejadian itu beliau tidak pernah makan di sana lagi. Pada tahun 1893, Orang-orang Kristen mengadakan debat dengan Hadhrat Masih Mau‟ud as. di Amritsar, acaranya bernama Jang-e -Muqaddas, atau Perang Suci. Dr Henry Martin Clark mengundang Hadhrat Masih Mau‟ud as. untuk 28
minum teh bersama dengan tamutamu lain. Beliau menolak undangan tersebut, atas dasar orang-orang ini tidak memiliki sikap hormat terhadap Junjungan Suci saw. nya, dan menganggap beliau saw. sebagai pembohong, na‟udzu billah, namun mereka mengundang beliau untuk minum teh? Karena beliau sakit hati beliau tidak bisa duduk bersama dengan mereka, kecuali jika tujuannya adalah untuk menyanggah ideologi -ideologi palsu mereka.
Ketaatan kepada Tuannya di Setiap Langkah Kecintaan Hadhrat Masih Mau‟ud a s . kepada Hadhrat Rasulullah saw. dapat dipastikan oleh kenyataan bahwa kecintaan yang tak terbatas dan ketaatan beliau bergemerlapan di setiap gerakan dan langkahnya. Suatu saat, Hadhrat Masih Mau‟ud as. pergi ke sidang pengadilan di Gurdaspur, pada saat itu sedang musim panas. Dengan kenyamanan dalam pikiran Hadhrat Masih Mau‟ud as., para murid beliau menyiapkan kasur di lantai atap supaya ada sirkulasi udara. Ketika Hadhrat Masih Mau‟ud as. naik ke atas dan melihat tidak ada dinding penyekat di atap itu, beliau berkata kepada para muridnya, apakah mereka tidak tahu bahwa Junjungan tercinta mereka telah mengajarkan agar jangan tidur di atap tanpa dinding?
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
Sajian | utama Lalu, Hadhrat Masih Mau‟ud as. tidak tidur di sana. Beliau memilih tidur di bawah dalam ruang tertutup, meskipun suhu panas luar biasa. Seorang sahabat Hadhrat Masih Mau‟ud as. bernama Mirza Din Muhammad r a. , mengisahkan bahwa satu kebiasaan Hadhrat M asih M au‟ud as. adalah mencelupkan jari-jari tangannya ke dalam air, kemudian dipercikkan ke wajahnya [wajah Mirza Din Muhammad agar bangun tidur]. Ketika ia bertanya kepada Hadhrat Masih Mau‟ud as. mengapa tidak memanggil (berteriak) saja untuk membangunkannya, Pencinta Sejati ini menjawab, karena ini adalah kebiasaan Junjungan beliau, Baginda Nabi saw.. Pada kesempatan lain, Hadhrat Masih Mau‟ud as. sedang dudukduduk di dalam kamar bersama beberapa tamu lain. Tiba-tiba ada orang mengetuk pintu dan salah satu tamu tersebut berdiri untuk membuka pintu, namun Hadhrat Masih Mau‟ud as. segera bangkit dari duduknya dan berkata kepada tamu tersebut, “Tunggu, Tunggu! Saya yang akan buka pintunya. Anda adalah tamu saya, dan Baginda Nabi saw. telah mengajarkan bahwa tamu harus dimuliakan.” Sepanjang hidupnya, Hadhrat Masih Mau‟ud as. sangat disiplin mengikuti Sunnah Baginda Nabi saw. , dan menganjurkan para sahabatnya untuk melakukan hal yang sama. Hal ini tertuang dalam
kisah Hadhrat Masih Mau‟ud as. dengan nasehatnya, “Para lakilaki harus membantu istrinya melakukan pekerjaan rumah tangga. Ini adalah perbuatan baik. Rasulullah saw. membantu istrinya melakukan pekerjaan rumah tangga.” Kisah indah ini menunjukkan betapa Hadhrat Masih Mau‟ud as. memiliki kecintaan yang dalam terhadap Rasulullah saw.. Memikirkan Tuan-nya selalu berada di dalam hati dan pikirannya, dan selalu mengutip contoh-contoh Rasulullah saw. , setiap saat melakukan perbuatan baik.
Ungkapan Kecintaan yang Sangat Besar Kecintaan yang tertanam di dalam hati Hadhrat Masih Mau‟ud as. terhadap Rasulullah saw. adalah kesaksian hidup atas cintanya dan kesetiannya yang sangat besar. Pada satu hari Hadhrat Masih Mau‟ud as. sakit dan terbaring di tempat tidur. Istri beliau, Hadhrat Amma Jaan ra. dan ayahnya, Mir Nasir Nawwab sedang dudukduduk di rumah saling berbincangbincang. Ketika sampai pada pembicaraan masalah naik Haji, Hadhrat Mir Nawwab mengatakan, “Sekarang perjalanan untuk Haji sudah sangat mudah, orang-orang harus pergi berhaji.” Hadhrat Masih Mau‟ud as . mendengar pembicaraan ini. Beliau
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
29
Sajian | utama mulai berpikir tentang Ka‟bah, dan makam Rasulullah s a w. (di Madinah). Oleh karena kecintaannya yang sangat besar air mata mulai mengalir dari kedua matanya. Muncul keinginan Hadhrat Masih Mau‟ud as. yang amat sangat untuk pergi haji sementara air mata terus mengalir dari kedua matanya, kemudian beliau mengusap air matanya dan berkata kepada Hadhrat Mir Nawwab: “Itu benar dan itu juga keinginan tulus kami, tapi aku berpikir pada diriku sendiri, apakah aku akan sanggup melihat kuburan Rasulullah saw.?” Contoh-contoh demikian yang terjadi secara pribadi adalah benarbenar merupakan kesaksian kebenaran cinta Hadhrat Masih Mau‟ud as. yang dalam dan murni. Beliau tidak pernah berpura-pura ataupun membual atas kecintaannya ini. Satu contoh yang sangat unik khususnya yang menunjukkan kecintaan kepada Rasulullah saw. dirasakan oleh Hadhrat Masih Mau‟ud as. ialah dalam kisah berikut. Hadhrat Maulawi Abdul Karim dari Sialkot mengisahkan bahwa suatu sore beliau memasuki masjid Mubarak, dan melihat Hadhrat Masih Mau‟ud as. berjalan bolak-balik sendirian. Beliau sedang mengucapkan kalimat puisi Hassan bin Thabit ra., yang ditulis pada saat wafatnya Rasulullahsaw: ِ َاد لِن اظ ِري َُ ت السـََّو َُ ك ْن ِ ـك الن َُّاظر َُ فَ َـع َمى َعلَ ْي 30
ُت َُ َمن َش ْ ـاء بَـ ْع َد َُك فَـلْيَم ِ ك كنْتُ أح ُـاذر َُ ْفَـ َعـلَي َ „Wahai kekasihku! Engkau adalah biji mataku. Hari ini, dengan kewafatan engkau, mataku menjadi buta. Sekarang, setelah kewafatan engkau siapapun yang mau mati, silahkan mati, aku tidak peduli, aku hanya takut kewafatan engkau.‟ Hadhrat M asih M au‟ud terlepas dari dunia dan semua yang ada di sekitarnya, dan larut dalam keharuan. Ketika beliau mendengar langkah-langkah kaki, beliau mengacungkan tangannya yang sedang memegang saputangan, seketika itu juga Hadhrat Abdul Karim melihat air mata mengalir dari kedua matanya. Dalam kisah lain disebutkan bahwa Hadhrat Masih Mau‟ud as. berkata, “Aku sedang membaca bait Hassan bin Thabit(ra) , dan gairah ini datang kepadaku, as.
کاػ يہ شعش هيشی صباى عے ًکلحا ۔ „Kaasy! Yeh sye‟er meri zaban se nikalta.‟ Wahai! Andai saja bait puisi ini keluar dari lidahku”. Merenungkan fakta bahwa seseorang merasa berduka atas kematian orang yang dicintainya, de ng an b e rj a lann y a wa k t u perasaan berduka itu akan sembuh. Tetapi mari kita lihat keadaan pencinta yang tulus ini. Tiga belas abad telah berlalu sejak kewafatan
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
Sajian | utama kekasihnya. Dalam kesendirian b e l i a u t e r i n g a t k e wa f a t a n k ek a sih n y a, dan sa mu de r a e mo si n y a mu l a i me n g a li r. Kumpulan puisi Hadhrat Masih Mau‟ud as. tak tertandingi. Tetapi pada saat membaca syair puisi penuh dengan kesedihan yang mendalam, ditulis oleh sahabat Rasulullah saw., Hadhrat Masih Mau‟ud as. merasa bahwa ini adalah suara lubuk hatinya. Lalu, secara naluriah beliau mengandaikan seandainya saja beliau sendiri yang membuat bait sajaknya.
mendalam dan berwawasan, mengatasnamakan sebagai hasil karya mereka sendiri atau orang lain. Daftar nama penjiplak itu sangat panjang. Bagaimanapun juga, contoh-contoh ini secara jelas membuktikan bahwa bahkan para musuhpun terpaksa menyerah pada karya-karya besar dan megah untuk memuji Rasulullah saw., yang ditulis oleh sang Pencinta Sejati, Hadhrat Masih Mau‟ud as..
Pengakuan Orang Lain
Ungkapan lain dari seorang Pencinta Sejati dalam hubungannya dengan sang kekasih adalah ia menganggap dirinya sama sekali tidak ada apa-apanya. Ia meyakini bahwa kekasihnya adalah sumber semua kualitas dan ia menempatkan dirinya lebih rendah dalam segala hal. Tuhan telah menganugerahi Hadhrat M asih M au‟ud a s kedekatan khusus dengan Nya. Dia telah memilih Hadhrat Masih Mau‟ud as. sebagai pembaharu agama. Dia menganugerahinya Maqam yang luhur sebagai Masih Mau‟ud dan Imam Mahdi. Allah menyatakan kecintaan-Nya yang luhur kepada beliau as. melalui wahyu-wahyu yang diturunkan kepadanya, tetapi para penentang beliau yang berwawasan dangkal tidak peduli dengan kenyataan ini. Apakah ada orang pernah melihat sebegitu besarnya rasa kasih
Dalam bahasa Arab dikatakan bahwa keunggulan sejati adalah apabila musuhpun mengakui. Seperti, keagungan cinta Hadhrat M asih M au‟ud a s . adalah sedemikian rupa bahkan musuh paling keji Ahmadiyah pun t e r p a k s a me n g a k u i b a h wa kecintaan Hadhrat Masih Mau‟ud as. kepada Junjungannya tidak ada seorangpun yang menandinginya. Kesak sian ini terwujudkan sedemikian rupa ketika para musuh-musuh itu menggunakan karya-karya Hadhrat Masih Mau‟ud as. dalam ceramah-ceramah dan karangan-karangannya, tetapi karena kurangnya moral keberanian mereka, mereka tidak mencantumkan nama Hadhrat Masih Mau‟ud as.. Beberapa orang sangat-sangat tidak jujur, mereka memalsukan karya-karya ruhaniah Hadhrat Masih Mau‟ud as. yang
“Semua Hal yang Kumiliki adalah Kepunyaan Tuanku”
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
31
Sajian | utama sayang sehingga orang itu membinasakan dirinya dan mengorbankan segala kehormatannya demi Junjungan yang dicintainya? Hadhrat Masih Mau‟ud as. menyatakan: “Aku bersumpah demi namaNya, bahwa Dia telah menganugerahiku kehormatan Ma‟iyyat [kebersamaan, Allah menyertai dan membimbing beliau]. Tetapi aku menerima karunia ini, semata-mata karena aku mengikuti Rasulullah saw.. Seandainya aku bukan dari Ummat ini, dan tidak mengikuti beliau saw. , seandainya amal kebaikanku sebesar gununggunung yang ada di dunia ini sekalipun, seandainya pun adalah demikian, maka aku tetap tidak dib e rk ah i de ng an nau ng an kebersamaan dari Ilahi.” Berkaitan dengan Junjungannya dan pemimpinnya, Hadhrat Masih Mau‟ud as. menyatakan: „Kukorbankan diriku untuk kehidupannya, aku melebur menjadi dirinya; Dia adalah segalanya, apalah diriku ini, inilah kenyataan yang mutlak.‟ Hadhrat M asih M au‟ud as. menyatakan: “Tidak mungkin aku mendapatkan keberkahan ini, jika aku bukan orang yang mengikuti cara-cara pemimpinku dan Junjunganku, Penghulu para Nab i, M akhluk Terb aik, Muhammad saw., Makhluk Pilihan, damai dan keberkahan Allah dilimpahkan kepadanya. Jika demikian, status apapun yang telah 32
aku capai, aku telah mencapainya dengan mengikuti beliau saw..” Bicara tentang keberkahankeberkahan Ilahi yang dilimpahkan kepada beliau, Hadhrat M asih Mau‟ud a s . menyatakan: جعالی کے فضل ہيں يہ عب ہن پش جْ هللا ّٰ سعْل اکشم ؐ کے فيض عے ہی ہيں ۔ آًذضشت ؐ عے الگ ہْ کش ہن عچ کہحے ہيں کہ کچِ بِی ًہيں اّس خاک بِی ًہيں۔ „Ham par jo Allah Ta‟ala ke fadhl hei‟ yeh sab Rasul Akram ke faidh se hii hei‟. Aahadhrat shallallahu „alaihi wa sallam se alag ho kar ham sac kehte hei‟ keh kuch bhi nehi aur khaak bhi nehi.‟ – “ Apapun keberkahan Allah yang dilimpahkan kepada kami, ini semua berkat karunia Rasulullah saw.. Jika kami terpisah dari (atau tidak ada ikatan dengan) Rasulullah saw. , sungguh kami katakan; „Kami tidak ada apa-apanya, dan sekedar debupun tidak. Ini adalah keluhuran status dari cinta sejati, kesetiaan dan ketaatan kepada Rasulullah saw. , yang dianugerahi kepada Hadhrat Masih Mau‟ud as. oleh Allah Ta‟ala. Hendaknya agar patut selalu diingat bahwa apapun yang didapat Rasulullah saw., adalah langsung dari Allah Ta‟ala. Apapun yang didapat Hadhrat Masih Mau‟ud as. dalam hal status dan keberkahan Ilahi adalah hanya karena kebenaran dan ketulusan, tiada tandingan dan ketaatan yang
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
Sajian | utama sempurna kepada Junjungannya, Rasulullah saw.. Itulah sebabnya yang satu bergelar Junjungan dan Guru yang Sempurna saw. dan yang lainnya karena ketaatannya kepada Junjungan, mendapat gelar Masih Mau‟ud. Betapa indahnya Hadhrat Masih Mau‟ud as. menyatakan: بش جش گواى ّ ّہن عے ادوذ ؐ کی شاى ہے جظ کا غالم ديکِْ هغيخ الضهاى ہے „Keagungan Ahmad saw. (Rasulullah saw. ) lebih hebat dari apa yang bisa dipahami; Hamba pelayan Rasulullah saw. , adalah Al-Masih Akhir Zaman ini.‟
Pembentukan Komunitas Pencinta Rasulullah saw. Kecintaan Hadhrat Masih Mau‟ud as. terhadap Rasulullah saw. tidak dibatasi pada kehidupan diri pribadi beliau sendiri. Sebaliknya, kecintaan ini berlanjut terus bahkan setelah kewafatan beliau as.. Tulisan-tulisan beliau tetap hidup, begitu pula contoh-contoh perilaku beliau. Setelah kewafatannya, beliau telah meninggalkan Jemaat yang berbakti di bawah pimpinan Khilafat yang penuh dengan kecintaan kepada Rasulullah saw.. Jemaat ini dinamakan Jemaat Muslim Ahmadiyah (Jemaat Islam Ahmadiyah). Sekarang, atas karunia Allah, samudera cinta yang tiada bertepi
ada dalam hati setiap orang Ahmadi. Semua ini berkat karunia Allah Ta‟ala dan keberkahankeberkahan-Nya. Lentera kecintaan kepada Muhammad saw. begitu luhurnya sehingga sekarang cahaya itu bersinar di setiap hati orang Ahmadi, dan dari lentera ini banyak lentera-lentera lainnya juga ikut menyala. Seorang Kristen di Afrika dalam penolakannya sering mengucapkan kata-kata kotor terhadap Rasulullah s a w . . Setelah ia bergabung dalam Jemaat, ia sampai tertidur saking asyiknya mengirim Shalawat kepada Nabi Muhammad saw. , dengan lidah (ketika ia mencaci maki) yang sama setiap malam. Sekarang, jumlah pengikut setia Muhammad saw. sudah tidak terhitung jumlahnya. Pembentukan jemaat pengikut seperti ini yang penuh dengan kecintaan kepada Muhammad Rasulullah saw. adalah kesaksian terang benderang dari besarnya kecintaan Hadhrat Masih Mau‟ud as. kepada Nabi Muhammad Rasulullah saw.. Inilah maksud sebenarnya dari karunia abadi Khatam-eNubuwwat (Cap Kenabian), yang dianugerahkan kepada Jemaat Muslim Ahmadiyah buah manis dari Hadhrat Masih Mau‟ud as.. Jadi, kita juga mendapat anugerah kecintaan Rasulullah saw. yang tidak akan pernah berkurang melalui Pencinta Sejatinya, Hadhrat Masih Mau‟ud as.. Inilah cahaya yang bersinar di setiap hati orang
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
33
Sajian | utama Ahmadi dan akan terus bersinar sampai hari kiamat. Kita tidak boleh membiarkan kecintaan kepada Hadhrat Rasulullah saw. berkurang.
Kesimpulan Dua bulan yang lalu penentang Ahmadiyah di Lahore secara membabi buta telah menyerang dua orang Ah madi, dan menumpahkan darah orang Ahmadi yang tidak berdosa dan setia kepada Islam. Di dalam rumah Allah, ketika sedang dilaksanakan Shalat Jum‟at, j amaah yang t idak punya pertahanan diserang. Musuh berpikir bahwa melalui kebiadaban dan teror, mereka dapat membuat pencinta Rasulullah saw. kehilangan kekuatan cintanya. Tetapi orang-orang itu tidak tahu bahwa Jemaat ini telah bersumpah teguh siap mengorbankan segalanya demi kemuliaan nama Muhammad Rasulullah saw.. Lihatlah bagaimana para Syahid ini telah meninggalkan kisah kesetiaan sejati dan cintanya yang ditulis oleh darah mereka. Inilah orangorang yang telah memenuhi sumpah kesetiaan dan menjadi bintang-bintang yang bersinar di Langit Ahmadiyah. Melalui orangorang seperti inilah seolah-olah t e r c ip t a g a l a k si k e c i n t a a n Muhammad Rasulullah s a w. , pengorbanan mereka akan selalu mengingatkan kita. Inilah orang34
orang yang walaupun di saat-saat sekarat, tidak melupakan Dua Kalimat Syahadat dan Shalawat Nabi. Mereka membaca Shalawat dan mengajak yang lain membaca Shalawat, mereka menghadapi kematian langsung di depan m a t a n y a , m e r e k a mempersembahkan hidupnya ke hadapan Allah Ta‟ala. Dengan mendapat gelar Syahid, mereka menjadi pewaris kehidupan yang abadi. Mereka telah mencapai tujuan hidup mereka, dan atas karunia Allah, setiap orang Ahmadi berdiri di atas tekad mereka yang tak tergoyahkan, karenanya kita tidak boleh beranjak selangkahpun dari jalan kebenaran dan ketulusan ini, karena hati kita dipenuhi dengan kecintaan kepada Muhammad Rasulullah saw.. Wahai orang-orang bengis! Kalian boleh lakukan apa yang kalian inginkan! Kalian boleh menyakiti kami dengan penganiayaan apapun yang kalian suka, tapi ingat, kalian tidak akan pernah bisa menjauhkan kami dari Khatamul Anbiyya saw. , dan kecintaan kami kepada beliau. Atas karunia Allah, Jemaat Muslim Ahmadiyah telah terbentuk dari benih kecintaan kepada Muhammad saw.. Inilah kehidupan kami. Kami hidup dengan kecintaan ini. Kematian kami juga atas kecintaan ini. Bahkan pada saat kematian kami, setiap lidah orang Ahmadi pasti menyebut slogan-slogan kecintaan
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
Sajian | utama ini. Sebagai kata-kata penutup dari Pencinta terhebat Muhammad saw., Hadhrat M asih M au‟ud a s . bersabda: „Tidak ada rasul atau juru syafaat untuk seluruh umat manusia, kecuali Muhammad Mustafa saw. oleh sebab itu, kembangkanlah kecintaan sejati kepada Nabi saw. yang meng ag u mk a n in i, da n j ang an mengutamakan yang lain selain beliau, sehingga kalian tertulis diantara mereka yang mencapai keselamatan di surga‟.[][] Penterjemah: Wawan Hadiyat, anggota Jemaat Ahmadiyah Makassar
Catatan Kaki:
1
Penyusun: Mln. Ataul Mujeeb Rasheed, Muballigh incharge UK (Inggris) dalam ceramah Jalsah Salahah UK 2010. Sumber: www.alislam.org; 2 Aina-e-Kamalat-e-Islam, Ruhani Khaza’in, vol. 5, pp.35-36 3 Isytihar ( ء۳۹۸۵ ؍ فروری۴۲ اشتہار )۳ صفحہ 4 Surmah Chashm Arya, Ruhani Khaza’in, Vol. 2, pp. 232-301, footnote 5 Majmu‘ah Ishtiharat, Vol. 1, p. 97 6 Aina-e-Kamalat-e-Islam, Ruhani Khaza’in, vol.5, p.658 7 A’ina-e-Kamalat-e-Islam, Ruhani Khaza’in, vol.5, pp.160 8 Blessings of Prayer, pp.10-11 9 Aina kamalat-e-Islam, h. 225 10 Isytihar 20, 20-02-1893 11 Izalah Auham, h. 179 2 Barahin-e-Ahmadiyyah, part 4, Ruhani Khaza’in, vol.1, p.598 3 Siratul Mahdi, part 3, p.19 4 Nigar, July 1960, quoted in Tarikh-eAhmadiyyat, vol.3, p.580
5
Tarikh-e-Ahmadiyya, vol.3, pp.579580 6 Hayyat-e-Tayyebah, p.27 17 Siratul Mahdi, vol.3, p.308 18 Nurul Haqq, bagian II, h. 72. 19 Barahin-e-Ahmadiyyah, Ruhani Khaza’in, vol.1, p.576 20 Siratul Mahdi, vol.4, p.156 21 Hayat-e-Ahmad, vol.1, part 3, p.22 22 Sirat-e-Tayyibah, p.34, by Hadhrat Mirza Bashir Ahmad(ra) 23 Translation from Arabic of Aina-eKamalat-e-Islam, Ruhani Khaza’in, vol.5, p.15 24 Seerat Masih-e-Mau’ud, vol.2, p.271 25 Seerat Tayyibah, p.109 26 Siratul Mahdi, vol.3, p.20 27 Sirat-e-Tayyibah, p.110 28 Siratul Mahdi, vol.5, p.318 29 Siratul Mahdi, vol.2, p. 22 30 Haqeeqatul Wahi, Ruhani Khaza’in, vol.22, p.62 31 Al-Hakam, 18 May 1908, p.4 32 Haqiqatul Wahyi, catatan kaki 274. ( )۴۷۲ حاشیہ صفحہ، حقیقۃ الوحی 33 Kishti-e-Nuh, Ruhani Khaza’in, vol.19, p.16
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
35
Artikel
7 (Tujuh) Keistimewaan
Khilafah Rasyidah Pada tahun 1952 Maulana Abu‟l „Athā‟ alJālandhariy memohon penjelasan dari Hadhrat Khalifatul Masih Tsānī ra. mengenai hal-hal yang membedakan Khilāfah Islamiyah Rāsyidah dari sistem-sistem kekuasaan Demokrasi, Kerajaan dan yang lainnya, maka beliau memberikan jawaban berikut ini: Untuk Khilāfah Islamiyah Rāsyidah terdapat 7 (tujuh) ciri berikut ini:
1. Pemilihan Allah Ta‟ala berfirman: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan „amanat‟ kepada yang berhak menerimanya….” (AnNisā‟,04:59). Walaupun kata yang terdapat di 36
sini
adalah
األمانةakan tetapi
maksud kata „amānah‟ itu adalah amanah kekuasaan, karena kata “amanah” itu datang dalam kaitan menyebutkan kekuasaan. Allah Ta‟ala meninggalkan batasan cara pemilihan bagi orang-orang Muslim. Dan sehubungan Khilafat (maksudnya Khilafah Rasyidah), pada waktu itu adalah politik dan agama dalam waktu bersamaan, karena itulah orang-orang pada saat itu menetapkan bahwa para Sahabah ra. mengadakan pemilihan Khalifah untuk menegakkan agama, karena Para Sahabat yang lebih banyak memahami agama dan lebih tahu penguasaan agama, dan jika tidak, bisa saja cara pemilihan itu dari satu masa ke masa lainnya akan berbeda. Dan sekiranya Khilafah Rasyidah berkesinambungan, orang-orang Muslim tentunya mempelajari cara pemilihan Khalifah sesudahnya Para Sahabat. Yang penting bahwa Khilafat itu sempurna melalui pemilihan, adapun cara pemilihan ini, maka Allah telah meletakkannya pada tangan orang-orang Muslim.
2. Syariat Khalifah berpegang kepada hu-
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
Artikel kum-hukum Syariat, oleh karena itu mungkin saja ia tidak akan mengambil apa-apa yang direkomendasikan oleh Majlis Syura, akan tetapi ia tidak akan mungkin bertentangan dengan hukumhukum Syariat; maka ia merupakan pemegang kekuasaan eksekutif, akan tetapi bukan pemegang kekuasaan mutlak.
3. Syūrā (Musyawarah) Kewajiban Khalifah, sejalan dengan berpatokan kepada Syariat ia akan memberikan petunjuk atau arahan dalam urusan-urusan yang penting dan konsensus dengan hasil musyawarah sejauh itu memungkinkan.
4. Pemelihara Internal Berbagai Macam Akhlak Sehubungan dengan mengikatkan diri dengan Syariat dan konsensus dengan musyawarah, maka seorang Khalifah itu merupakan supervisor atas dirinya juga; karena ia itu adalah Guru agama dan Imam Shalat, dan dari sisi ini, maka kepekaan nalar dan firasatnya serta mengadakan pengawasan langsung adalah bentuk perhatian dan bimbingannya kepada Sirāt almustaqīm. Dan ini adalah hal yang ditiadakan oleh pimpinan politik, sama saja apakah ia yang dipilih atau pun selain itu.
5. Persamaan Khalifah dalam Islam memiliki kesamaan dengan siapa pun seba-
gai warga negara dalam hak-hak kemanusiaan, maka boleh jadi ia menjalankan hak-haknya itu melalui jalan pengadilan, sebagaimana bisa saja hak-haknya diambil melalui jalan pengadilan juga. Dan ia pada posisi itu berbeda dengan para pemegang kekuasaan duniawi di dunia ini.
6. Memelihara (Mengayomi) yang Kecil Khalifah akan memberikan kemaslahatan dengan melindungi yang kecil, dan ini maksudnya adalah Khalifah itu adalah bagian terpenting dalam mekanisme keagamaan, dan Allah Ta‟ala telah berjanji kepadanya, Dia akan melindunginya dari posisi-posisi di dalam kekeliruan-kekeliruan yang memudaratkan, Dia akan menguatkan langkah dan jalannya di dalam kondisi-kondisi yang membahayakan dan memberikan pertolongan kepadanya atas musuhmusuhnya. Dan dengan istilah lain, seorang Khalifah itu merupakan orang yang mendapat pertolongan dan dukungan dari Allah Ta‟ala; dan ini tidak akan disamai oleh seorang pemimpin pun.
7. Tidak Ada Kaitan dengan Politik Oleh karena itu tidak ada ketergantungan dan keberpihakan kepada organisasi politik mana pun Dikarenakan Khalifah itu Bapak ruhani untuk semuanya, maka ia tidak perlu bergantung dan berpi-
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
37
Artikel hak kepada golongan yang lain, malahan ia harus memberikan keputusan di antara orang-orang dan golongan-golongan dengan keadilan yang integral, Firman Allah Ta‟ala mendukung: “Dan [menyuruh kamu] apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.“ Ia tidak mesti condong kepada pihak yang lain, sama saja
apakah itu individu maupun golongan. [][] Terjemah: Abdul Karim Mun‟im (Sumber: Surat Kabar Mingguan Internasional “al-Fadl” terbit dari London, Edisi 23 Mei - 5 Juni 2003 dan Terjemah Arab yang dimuat dalam Al-Taqwā Edisi Februari 2014)
Artikel
Srinagar, Kashmir Oleh: Aziz A. Chaudhary
Bagian 2 (Tamat)
SEORANG KETURUNAN NABI ISA as. (YESUS) DI SRINAGAR Saya telah pelajari dari buku FABER-KAISER “Jesus Died in Kashmir” bahwa ada seorang di Srinagar yang bernama Sahibzada Basharat Saleem yang mungkin merupakan seorang keturunan langsung dari Nabi Isa as.. Ia mendakwakan mempunyai tabel silsilah keturunan yang merinci leluhur beliau hingga ke Nabi Isaas.. Sahibzada Basharat Saleem memberi-tahukan kepada Faber-Kaiser bahwa bila saja ayahnya ditanya 38
Penterjemah: Muharim Awwaluddin* apakah beliau merupakan keturunan Nabi Isa as., jawaban ayahnya adalah, “Ya, sungguh benar, tapi kami menyebut beliau „YUS ASAF‟.” Saya menjumpai Sahibzada Basharat Saleem di Ahdoos Restaurant, di mana ia merupakan pemilik dan menejer. Ia juga merupakan seorang fotografer yang rajin, pecinta seni dan seorang penyair. Kami berbincang-bincang di restoran sejenak dan kemudian ia mengunjungi hotel saya. Selama percakapan kami, ia mengatakan, “Saya adalah Sajjada Nasheen (penerus keagamaan) dari
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
Artikel makam Yus Asaf. Saya bukan seorang Ahmadi. Saya tidak mengikuti suatu golongan. Saya adalah manusia pertama dan utama.” “Saya merupakan keturunan Yus Asaf di Srinagar. Kami mempunyai sejarah keluarga dalam bentuk tulisan – tabel silsilah keturunan – yang tertulis dalam banyak bahasa, pertama dalam bahasa Ibrani, kemudian Sanskrit dan kemudian bahasa-bahasa lain, kini dalam bahasa Inggris.” Saya menanyakan kepadanya apakah ayahnya secara pasti meng atakan Yus Asaf datang dari Yerusalem. Ia menjawab, “Kami mempunyai semuanya dalam sejarah tertulis dan menurunkannya kepada setiap generasi. Yus Asaf telah melakukan perjalanan ke Iran dan Afghanistan dan terakhir tiba di Kashmir.” Saya meminta kepadanya jika mungkin untuk memotret catatan sejarah keluarganya. Ia menjawab, “Saya adalah pengendali keruhanian. Itu bukan untuk pamer, menghindari penyiaran. Jika saya mendapat isyarat semacam itu dari Yus Asaf, saya akan pergi di depan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Saya bukan seorang pencari ketenaran. Saya bukan cendekiawan peneliti profesional atau seorang pendeta. Saya mempunyai misi dalam hidup sebagai seorang keturunan Yus Asaf.” Itu adalah nyata selama wawancara kami bahwa ia sepenuhnya yakin atas dasar catatan sejarah
Basharat Saleem, yang mengklaim diri sebagai keturunan Yus Asaf alias Nabi Isa as. (Sumber photo: sikhhispanos.files.wordpress.com/2008/08/inv3.jpg). [][]
keluarga bahwa Yus Asaf adalah Yesus (Nabi Isa as.). Ia menceritakan satu kejadian mengenai ayahnya. “Suatu ketika ayah saya sedang berbincang-bincang dengan seseorang mengatakan, tahukah anda mengapa mereka memanggil beliau Yus Asaf? Ketika Yesus dibaringkan dalam kubur sesudah penyaliban, kubur itu kemudian didapati kosong. Beliau telah bangkit atau pergi ke luar dan kemudian memakai nama Yus Asaf untuk menyamarkan diri sendiri.” Mengenai pernikahan Yesus di Kasymir, Sahibzada Saleem mengatakan, “Ketika Yesus tiba di sini beliau enggan untuk menikah. Tapi beliau menikahi seorang wanita mukhlis bernama MARJAN dan menurunkan anak-anak. Wanita itu berasal dari kawasan Pehlgam. Ini menurut sejarah keluarga.” Kemudian melalui surat-
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
39
Artikel menyurat saya menanyakan kepadanya apakah ia merupakan seorang keturunan Yus Asaf atau Yesus (Nabi Isa as.), seharusnya ada suku atau kelompok besar mendakwakan diri menjadi keturunan seperti itu. Beliau menulis dengan jawaban, “Ayah dari kakek saya bernama SAHIBZADA ABDUS SAMAD telah mencatat dalam sejarah keluarga kami bahwa kakek beliau sendiri Sahibzada Abu Bakar datang ke Kashmir dari Afghanistan di mana sebagian dari leluhur beliau sementara waktu telah pindah dari Kashmir selama waktu banjir yang menghancurkan, dan yang diakui, sah dan silsilah keturunan Nabi Yus Asaf.” Kemudian beliau menerangkan bahwa sebagian besar dari keturunan Abu Bakar leluhur beliau adalah laki-laki dan ada banyak putra-putra, mereka meninggal sebelum waktunya (dalam usia muda). Terakhir ia menulis, “Demikianlah di Kashmir keturunan-keturunan langsung adalah saya sendiri, saudara saya dan keluarga kami.” Tampak dari pernyataan ini bahwa mungkin ada keturunanketurunan Yus Asaf di Afghanistan. Sahibzada Basharat Saleem tampak jujur dan pengertian. Saya tak punya alasan untuk meragukan pendakwaannya sebagai seorang keturunan dari Yus Asaf alias Nabi Isa atau Yesus as.. Adalah menarik bahwa akan ada sebuah pendak40
waan semacam itu di Kashmir. Untuk bukti yang nyata kita akan harus menunggu hingga Sahibzada Saleem setuju untuk memberikan catatan-catatan silsilahnya diuji oleh para ahli. Saya dapat mengunjungi Masjid Ahmadiyah di Srinagar. Saya menjumpai Mln. Niaz, Imam masjid dan juga Abdus Salam Tak, Ketua Jemaat Ahmadiyah Srinagar. Mereka sangat tertarik pada masalah Yus Asaf. Saya dapat melakukan sedikit jalan-jalan di kota tua ini. Masjid Jami‟ yang dibangun pada awal abad ke 17 sangat mengesankan dan luas, langit-langitnya sangat tinggi dan megah ditopang dengan sejumlah tiang yang terbuat dari batang pohon cemara yang tingginya mengagumkan. Karya besar lain yang sangat menonjol adalah tempat ziarah Hadhrat Bal. Itu merupakan masjid yang diziarahi dan telah dibangun dengan pualam putih dan setara dengan Taj Mahal hingga tingkat tertentu. Ketika saya mencapai beberapa mil ke luar Srinagar dan menyusuri sepanjang Danau Dal, saya mulai melihat pemandangan alam Kashmir yang indah. Rumahrumah perahu yang merupakan rumah-rumah terapung ditambatkan di danau beberapa jauh dari tepian. Banyak wisatawan menyukai kemewahan tinggal di rumahrumah perahu itu. Lebih jauh ke timur sepanjang tepi Danau Dal ada taman-taman
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
Artikel
Gulmarg (Sumber photo: http://www.journeymart.com/de/CityImages/kongdoor-ingulmarg.jpg.jpg). [][]
Mughal yang berjumlah tiga dan beberapa yang serupa. Tamantaman itu dibuat oleh Kerajaan Mughal yang mempunyai minat besar pada keindahan taman dan arsitektur. Shah Jehan yang membangun Taj Mahal adalah seorang raja Mughal. Taman-taman ini mempunyai tingkat-tingkat, mataair yang berlimpah-limpah dan pavilyun-pavilyun pualam. Dengan berjalan-jalan ke taman-taman itu orang mempunyai kesan bahwa ini sungguh terjaga (terawat) dengan baik. Di depan Taman-Taman Mughal itu adalah Danau Dal dan di latar belakangnya adalah gunung -gunung. Kashmir termasyhur dengan pemandangan alamnya yang indah. Di dalamnya ada lembah-lembah, berlimpahnya mata air, jeramjeram, sungai-sungai, danau-danau berkilauan kebanyakan ada di dataran tinggi, dan dikelilingi pegunungan Himalaya. Ada es
mencair dan salju meliputi puncakpuncak gunung yang ada pada ketinggian 28.000 kaki jaraknya dari lembah Kashmir. Satu syair yang telah diucapkan dalam bahasa Persia mengenai Kashmir: “Jika ada surga di bumi, maka di sinilah, di sinilah, di sinilah.” Merupakan kebetulan yang aneh bahwa Tuhan memberikan perlindungan kepada Nabi Isa as. (Yesus) dalam surga-Nya di bumi, sedangkan jutaan orang mencari beliau ke surga yang lain. Karena tinggalnya saya di Srinagar hanya satu minggu, hanya sekali saya berkesempatan untuk mengunjungi satu tempat indah lain di negeri itu. Saya mengadakan perjalanan ke Gulmarg yang terletak 28 mil dari Srinagar dan pada ketinggian 8700 kaki dari permukaan laut. (Srinagar berada 5200 kaki) Untuk mencapai Gulmarg, bis mendaki bukit yang curam se-
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
41
Artikel jauh kira-kira empat mil. Begitu tiba di puncak, terlihat pemandangan menyegarkan. Ada banyak wisatawan tapi orang relatif dapat mencapai kawasan besar tempat ini. Kebanyakan tanah Gulmarg adalah datar atau rumput bergulung menutupi tanah dengan bangunan-bangunan yang jarang. Gunung-gunung di segala penjuru. Pada satu sisi ada salju menutupi gunung yang tinggi dengan awan-awan putih sedang bermain di puncaknya dan seluruh pemandangan benar-benar indah seperti dalam lukisan. Saya sedikit berjalan, menikmati udara segar dan pemandangan pegunungan, merenung sebentar dan balik ke Srinagar. Penduduk India di Kashmir adalah enam juta. Orang-orang Kashmir adalah rupawan dan merupakan keturunan-keturunan dari suku-suku Israil yang hilang. Mereka termasyhur dengan pengetahuan seni seperti mengukir kayu serta kerajinan wol dan sutra. Khususnya busana sulaman wol dan sutra mereka yang terkenal. Para pengunjung pada umumnya suka membeli syal wol dengan karya sulaman yang sangat indah. Sekitar 80% dari penduduk bekerja dalam pertanian. Saya menjumpai orang-orang yang bersahabat dan kooperatif. Di ibu kota, ada unsur bisnis seperti pariwisata yang merupakan industri besar. Departemen pariwisata diatur dengan baik dan dikelola oleh Pemerintah Negara Bagian. 42
Bagi para pengunjung ke Kashmir berikutnya yang mungkin ingin melihat makam Yus Asaf dan melakukan penelitian mereka sendiri, kami berikan nama-nama berikut yang akan sangat membantu: 1. Professor F. M. Hassnain Dastgir House Chanapora Colony Srinagar – 15 Kashmir India (Tel. 75096) 2. Sahibzada Basharat Saleem “Nashaiman” 7 Raj Bagh Srinagar-Kashmir, India 3. Abdul Salam Tak “Darus Salam” Sonwar Ext. P. O. Batwara Srinagar-Kashmir, India 4. Imam Ahmadiyya Mosque Municipality Road Near D. G. P. Office SrinagarKashmir India
MAKAM MARYAM (MARIA) DI PAKISTAN Pada pasal sebelumnya kami telah membahas bahwa Nabi Isa as. mengadakan perjalanan ke India dari Afghanistan pasti telah melewati Khayber Pass yang bersejarah dan menyeberangi Frontier Province, tiba di Punjab di mana beliau mungkin tinggal sementara di kota Taxilla, yang merupakan kawasan agama Buddha yang maju pada masa itu. Reruntuhan Taxilla (kini di Pakistan) berada dekat dengan Rawalpindi. Murree merupakan tempat berbukit (ketinggian 70008000) tiga puluh mil dari Rawalpindi dan kira-kira lima puluh mil
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
Artikel dari Taxilla. Islamabad, ibu kota Pakistan hanya beberapa mil dari Rawalpindi. Jalur RawalpindiMurree merupakan salah satu dari dua jalur bersejarah dari Punjab ke Kashmir. Nabi Isa as. mungkin mengambil jalur RawalpindiMurree ketika sedang mengadakan perjalanan ke Kashmir sebab ada sebuah makam di Murree yang mengenainya banyak peneliti dan lain-lain di India dan Pakistan menduga bahwa ini adalah makam Maryam (Maria), ibu Nabi Isa as. (Yesus). Ada banyak riwayat yang mengatakan bahwa Maryam menyertai Nabi Isa as. dalam hijrah beliau yang bersejarah itu. Dengan demikian menurut pandangan ini, Maryam wafat di Murree ketika keduanya sedang mengadakan perjalanan melalui jalan mereka ke Kashmir. Nama Murree tampaknya dinamakan menurut Maria. Tempat di mana makam ini berada di Murree dinamakan PINDI POINT. Makam yang disebut dalam bahasa setempat sebagai “MAI MARI DA ASTHAN” berarti “Tempat Peristirahatan Bunda Maria”. Orang-orang Afghanistan dan Kashmir juga menyebut Maryam sebagai Mari. Makam ini mengarah Timur-Barat sebagaimana kebiasaan kaum Yahudi. Mumtaz Ahmad Faruqi menulis bahwa pada masa itu ketika Maryam (Maria) wafat dan dimakamkan di Murree, negeri itu diperintah oleh para raja Hindu. Orang-orang Hindu yang men-
yembah banyak dewa bertakhayul terhadap alam dan ketika mereka melihat makam baru di puncak bukit itu, mulai menghormatinya dan berdoa di sana, agar makam itu menjadi tempat ziarah yang masyhur. Ketika kaum Muslimin menguasai negeri itu, mereka menyadari bahwa walaupun orangorang Hindu memuliakan makam itu, orang yang dimakamkan di sana pasti merupakan salah seorang “Ahli Kitab” (Yahudi atau Kristen) sebab orang-orang Hindu membakar jenazah mereka. Kaum Muslimin juga mulai memuliakan makam Maryam itu. Bahkan hari ini makam itu dihormati oleh orang-orang setempat dan menilai sebagai orang suci. Tahun 1898, Pemerintah Inggris telah membangun menara pertahanan dekat makam itu. Berkat upaya-upaya Khawaja Nazir Ahmad, makam itu dipugar tahun 1950. Menara pertahanan itu kini telah diruntuhkan dan di tempat itu berdiri menara stasiun televisi. Kemungkinan makam Maryam, ibu Nabi Isa as., di Murree adalah paling menarik. Kami tidak mengatakan bahwa sejauh ini ada bukti meyakinkan untuk itu – Tapi ada kemungkinan. (Tamat) [][] *Muharim Awwaluddin Mubaligh Ahmadiyah Bertugas Di Gresik, Jawa Timur Sumber: Buku “Jesus Among The Lost Sheep” penerbit Islam International Publication Ltd, 1992, hal. 121-131.
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
43
Karya: Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad Qadiani as. Penterjemah: Tim Penterjemah Dewan Naskah JAI “Maka ingatlah Allah, sebagaimana kamu mengingat bapak-bapakmu, atau (bahkan) mengingat-Nya lebih banyak lagi.” (QS. Al-Baqarah, 02:201) Di sini Allah Ta‟ala diserupakan dengan bapak, dan kiasannya pun hanya sebatas penyerupaan. Demikian juga Allah Ta‟ala mengutip perkataan kaum Yahudi di dalam Al-Quran sebagai sebuah hikayat tentang mereka dengan sebuah pernyataan yang berbunyi: “Kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya.” (QS. AlMaidah, 5 : 18) Di sini Allah Ta‟ala tidak menolak penggunaan kata „abna‟ dengan mengatakan “Ucapan kamu tidak senonoh,” sebaliknya Allah berfirman: “Jika memang 44
Bagian 10
kamu adalah kekasih Tuhan, lalu mengapa Dia mengazab kamu?” dan perkataan abna itu tidak diulang dua kali. Maka dari itu nyatalah bahwa di dalam Kitab-kitab agama Yahudi kekasih-kekasih Allah juga diseru dengan sebutan „anak‟. Dari seluruh uraian tersebut maksud kami adalah bahwa dalam hal ini kecintaan Allah Ta‟ala kepada seseorang dapat terwujud dengan syarat orang tersebut mentaati Hadhrat Rasulullah saw.,3 karena itu pengalaman pribadiku menunjukkan bahwa menaati Rasulullah saw. dengan hati yang tulus dan mencintai beliau, pada akhirnya akan menjadikan manusia sebagai Kekasih Allah. Dengan demikian di dalam hatinya timbul
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
Haqiqatul Wahyi suatu gelora kecintan Ilahi dengan sendirinya. Lalu setelah merasa kecewa terhadap segala sesuatu, orang seperti itu condong kepada Tuhan dan yang tersisa baginya hanyalah kecintaan dan harapan kepada Allah „Azza wa Jalla. Barulah sebuah kecemerlangan kecintaan Ilahi yang khas menerpanya, lalu mewarnainya dengan warna celupan cinta dan keasyikan yang sempurna dan menariknya kepada diriNya. Ketika itulah ia akan mengalahkan hawa nafsunya dan pekerjaan-pekerjaan Allah Ta‟ala akan zahir secara luar biasa untuk mendukung dan membantunya dari segala segi dan dalam bentuk Tanda-tanda. Ini adalah suatu contoh yang aku jelaskan mengenai „kasab‟ (upaya) dan „suluk‟ (pencarian), akan tetapi dalam hal ini sebagian orang sedemikian rupa kondisinya bahwa dalam perolehan derajat mereka, sama sekali tidak ada peranan kasab, suluk dan mujahadah (kesungguhan). Bahkan sesungguhnya sejak mereka di dalam kandungan ibunya, telah tercipta secara fitrati kecintaan mereka kepada Tuhan, tanpa perantaraan kasab, sa‟a (usaha) dan mujahadah, dan mereka pun memiliki ikatan
ruhani dengan Rasul-Nya yakni Hadhrat Muhammad Mushtafa saw. , yang tentang hal itu tidak mungkin ada yang melebihinya. Seiring berjalannya waktu, api kecintaan dan mahabbah mereka semakin meningkat dan bersamaan dengan itu meningkat pula api kecintaan kepada Rasulullah saw., dan Allah Ta‟ala akan menjadi penolong dan penjamin bagi mereka dalam seluruh urusannya. Ketika api mahabbah dan kecintaan sampai pada puncaknya, mereka pun sangat berharap dengan keperihan dan kegelisahan agar kiranya manifestasi Allah zahir di muka bumi dan dalam keadaan itulah terletak kenikmatan dan tujuan akhir mereka. Pada waktu itulah Tanda-tanda Allah akan nampak kepada mereka di muka bumi. Allah tidak akan menzahirkan Tanda-tanda agung-Nya kepada seorang pun dan tidak akan memberitahukan kabar-kabar agung mengenai masa yang akan datang kepada siapapun kecuali kepada mereka yang telah membuat dirinya tenggelam dalam mahabbah dan kecintaan-Nya. Mereka sedemikian rupa mendambakan penzahiran Keesaan dan Kebesaran -Nya sebagaimana Allah Ta‟ala sendiri menghendakinya, serta di-
3
Jika ada yang mengatakan bahwa hanya untuk melaksanakan amal-amal saleh, maka apa perlunya bagi orang yang ingin selamat dan maqbul, harus menaati Rasulullah saw.? Maka jawabannya: Terwujudnya amalan saleh itu tergantung pada taufik dari Allah Ta’ala. Manakala Allah Ta’ala dengan hikmah-Nya yang Agung menjadikan seseorang sebagai imam dan rasul dan memerintahkan manusia untuk mengikutinya, bagi siapa yang setelah menerima perintah itu, lalu tidak mengikutinya, maka taufik untuk mengerjakan amal-amal saleh tidak akan diberikan kepadanya. (Pen.). SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
45
Haqiqatul Wahyi khususkan bagi mereka zahirnya rahasia-rahasia Ilahi yang khas. Perkara-perkara gaib pun dengan sejelas-jelasnya disingkapkan bagi mereka dan kemuliaan yang khas ini tidak diberikan kepada yang lain. Mungkin orang yang berpikiran bodoh beranggapan bahwa sebagian orang awam pun terkadang dapat memperoleh mimpi-mimpi yang benar (lalu apa bedanya? Pent). Memang, sebagian orang baik laki-laki maupun perempuan terkadang mendapat mimpi bahwa seorang bayi laki laki atau perempuan telah dilahirkan di rumah seseorang, dan seperti itulah yang kemudian terjadi. Sebagian lagi bermimpi bahwa ia telah mati, kemudian itu pulalah yang terjadi. Terkadang sebagian orang bermimpi melihat kejadian-kejadian biasa saja, kenyataan yang terjadi pun seperti itu. Sebelum ini aku telah menjawab kewaswasan tersebut dengan menyatakan bahwa kejadian-kejadian itu tidaklah berarti apa-apa dan juga dalam hal itu tidak disyaratkan seseorang harus memiliki keshalehan. Tidak sedikit orang yang berakhlak buruk dan jahat yang dapat melihat mimpi-mimpi seperti itu mengenai perihal diri mereka sendiri ataupun mengenai orang lain. Adapun hal-hal gaib yang khas (yang telah aku sebutkan) itu diperuntukkan bagi hamba -hamba Allah yang khusus saja. Rukya dan ilham yang diterima oleh orang-orang seperti itu 46
memiliki keistimewaan dalam 4 (empat) segi. 1. Sebagian besar kasyafkasyaf yang mereka dapatkan sangat jelas, dan hanya sebagian kecil saja yang samar. Adapun kasyafkasyaf yang diterima oleh orang lain, selain mereka, sebagian besarnya keruh (mukaddar) dan samar, hanya sebagian kecil saja yang jelas. 2. Sedemikian banyak kasyafkasyaf yang mereka dapatkan menjadi sempurna, sehingga jika dibandingkan dengan mimpi-mimpi yang diterima oleh orang awam akan nampak sangat berbeda seperti halnya harta kekayaan seorang raja dibandingkan dengan yang dimiliki oleh seorang fakir. 3. Dari diri mereka muncul tanda-tanda agung yang tidak akan dapat ditampakkan bandingannya oleh orang lain. 4. Dalam tanda-tanda mereka terdapat isyarat dan indikasi kemakbulan. Juga, didalamnya tergambar tanda-tanda kecintaan Sang Kekasih Sejati serta tanda-tanda pertolongan-Nya dan tampak jelas bahwa dengan perantaraan tanda-tanda tersebut Dia ingin menzahirkan kepada dunia tentang kemuliaan dan kedekatan mereka dan ingin menumbuhkan
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
Haqiqatul Wahyi kharisma mereka di hati manusia. Tapi bagi orang yang tidak memiliki ikatan yang sempurna dengan Tuhan, bagi mereka hal-hal tersebut tidak akan tampak. Bahkan kebenaran sebagian mimpi atau ilham mereka bagi mereka merupakan musibah. Karena dari hal itu akan timbul ketakabburan di dalam hati mereka dan mereka mati dengan ketakabburan itu, serta mereka menciptakan penentangan terhadap akar (pokok) yang merupakan penyebab hijaunya rantingranting. Wahai sang ranting, kami meng
-akui bahwa engkau hijau dan kami mengakui juga bahwa engkau berbunga dan berbuah, akan tetapi janganlah engkau terpisah dari akar, karena itu akan mengakibatkan engkau kekeringan dan luput dari seluruh keberkatan, karena engkau hanya bagian dan bukanlah keseluruhan. Setiap apapun yang ada pada engkau bukanlah milik engkau, melainkan limpahan dari sang akar. 4 Sekarang, dengan bersandar pada ayat: “Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan.” Aku menjelaskan mengenai diriku, bahwasanya, Allah Ta‟ala telah mengelompokkan aku dalam tingkatan ketiga dan menganugerahkan nikmat kepadaku yang bukan merupakan hasil usahaku,
4
Dalam hal ini ada juga poin lain yang layak untuk diingat, yaitu bahwa ketika seorang nabi atau rasul datang atas perintah dari langit, secara umum akan turun seberkas nur dari langit sesuai dengan tingkatan kemampuan manusia serta akan zahir pancaran keruhaniaan, disebabkan oleh keberkatan nabi tersebut. Pada saat itulah setiap orang akan mengalami kemajuan dalam hal pencapaian rukyat-rukyat. Adapun mereka yang memiliki kapasitas untuk mendapatkan ilham, akan menerima ilham. Akal mereka akan terasah dalam perkaraperkara keruhanian, karena sebagaimana ketika turun hujan, setiap bidang tanah sedikit banyaknya akan mendapatkan siramannya, demikian pula ketika diutus rasul, akan muncul musim semi (keruhanian). Jadi, sebenarnya rasul itulah yang menjadi penyebab munculnya keberkatan-keberkatan itu. Dari sekian banyak rukyat atau ilham yang dapat diperoleh manusia, rasul itulah sesungguhnya yang menjadi pintu pembukanya, karena melalui kedatangannyalah terjadi satu perubahan di dunia, dan secara umum turun pula seberkas sinar dari langit yang darinya setiap orang akan memperoleh bagian sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Cahaya itulah yang menjadi penyebab turunnya rukyat dan ilham. Akan tetapi orang-orang bodoh mengira bahwa hal itu terjadi berkat keahliannya, padahal keberkatan dari nabi itulah yang menyebabkan terbukanya sumber mata air rukyat dan ilham di dunia ini. Masa keberadaan nabi itu merupakan satu masa lailatul qadar yang didalamnya akan turun para malaikat sebagaimana Allah Ta’ala beriman:
ح فِي َها بِإِ ْذ ِن َر ِّب ِهم ِّمن ُكل ِّ أَ ْمر ُ َت َن َّزل ُ ا ْل َم ََلئِ َك ُة َوال ُّرو
Sejak Tuhan menciptakan dunia ini, inilah Sunnatullah yang senantiasa terjadi. SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
47
Haqiqatul Wahyi melainkan aku dapatkan sejak aku berada dalam perut ibuku. Untuk mendukungku Dia menganugerahkan tanda-tanda itu – yang hingga hari ini, tanggal 16 Juli 1906 – sekiranya aku menghitungnya satu -persatu, aku dapat mengatakan dengan bersumpah bahwa jumlahnya lebih dari 300 ribu tanda. Jika ada orang yang tidak yakin dengan sumpahku, aku dapat membuktikan semua itu. Dari antara Tandatanda itu adalah bahwasanya Allah Ta‟ala memelihara aku dari kejahatan musuh-musuh di setiap tempat sesuai dengan janji-Nya. Diantaranya adalah bahwa Allah „Azza wa Jalla senantiasa memenuhi semua kebutuhan dan keperluanku sebagaimana yang Dia janjikan. Satu diantaranya adalah bahwa Allah Ta‟ala telah membinasakan dan menghinakan setiap orang yang akan menyerangku sebagaimana janji-Nya: َ ْ ََ ِإني ُم ِه ْي ٌن َم ْن أ َر َاد ِإ َهانت َك “Sesungguhnya Aku akan menghinakan siapa pun yang ingin menghinakan engkau.” Dan di antaranya juga adalah bahwa Dia mengkaruniakan kepadaku kemenangan sebagaimana nubuatan-nubuatan-Nya terhadap mereka yang mengajukan gugatan-gugatan palsu di pengadilan terhadapku. Di antara tanda-tanda yang muncul selama masa aku diutus, semenjak bumi tercipta, tidak ada seorang pendusta pun yang pernah
48
menjalani masa yang panjang itu. Sebagian tanda-tanda muncul dari mengamati kondisi jaman, yakni jaman kita ini mengakui perlunya kedatangan seorang imam. Sebagian tanda-tanda lagi berupa terkabulnya doa-doa bagi sahabatsahabatku; sebagian lagi berupa pengaruh doa-doaku yang zahir atas musuh-musuhku yang jahat. Lainnya berupa tanda-tanda dimana berkat doa-doaku orangorang yang berpenyakit berat mendapatkan kesembuhan, dan mengenainya telah dikabarkan kepadaku terlebih dahulu sebelum terjadinya kesembuhan itu. Sebagian tanda-tanda itu adalah Tuhan pada umumnya menzahirkan kejadian-kejadian di bumi dan di langit untukku, serta untuk membuktikan kebenaran pendakwaanku. Sebagian lagi berupa kesaksian terhadap kebenaranku oleh beberapa orang terkemuka dari kalangan para sufi yang masyhur, yang mana mereka melihat Nabi saw. di dalam mimpi-mimpi mereka. Dari antara orang-orang adalah seorang penerus silsilah tarekat yang bernama Sāhibul „Alam Sindh yang memiliki pengikut hampir seratus ribu orang, serta Khawajah Ghulam Farid dari Chacran. Sebagian tanda-tanda nampak dalam bentuk, dimana ribuan orang telah berbaiat kepadaku hanya karena disebabkan mereka telah diberitahu dalam mimpi bahwa aku adalah orang benar dan berasal dari Allah Ta‟ala. Sebagian
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
Haqiqatul Wahyi dari antara mereka juga berbaiat kepadaku karena mereka melihat Nabi saw. di dalam mimpi, dan beliau saw. bersabda kepada mereka: “Dunia hampir berakhir dan orang ini (Hadhrat Masih Mau‟ud as.) adalah Khalifatullah yang terakhir dan Masih Mau‟ud”. Juga dari antara Tanda-tanda itu adalah bahwasanya sebelum kelahiran atau sebelum masa balighku, sebagian ruhaniawan besar telah mengabarkan kedudukanku sebagai Masih Mau‟ud dengan menyebut namaku, di antaranya adalah: Ni‟matullah Waliy dan Mian Ghulam Shah dari Jamal Pur, Distrik Ludhiana. Di antara tanda-tanda itu adalah rentetan peristiwa-peristiwa mubahalah (tanding doa) yang setiap dampaknya melanda setiap bangsa, hingga mencapai setiap negeri dan masa, yang tentang itu contohcontohnya telah disaksikan oleh dunia.. Sekarang, setelah menyaksikan jumlah yang cukup banyak (dari hal-hal tersebut di atas), aku menghapuskan metoda mubahalah atas kehendakku sendiri. Akan tetapi bagi setiap orang yang menuduhku sebagai pendusta; menganggapku seorang pengkhianat dan orang yang mengada-ada; mendustakanku sehubungan pendakwaanku sebagai Masih Mau‟ud, serta beranggapan bahwa wahyu yang turun dari Allah Ta‟ala kepadaku hanyalah buah rekaanku – baik ia seorang Muslim, Hindu, Aria atau penganut agama lainnya – ia diberi kesempatan untuk meny-
iarkan mubahalahnya secara tertulis, di mana di dalamnya ia menerangkan penolakan dan perlawanannya terhadapku. Caranya adalah, siarkanlah pernyataannya di hadapan Allah dalam beberapa surat kabar dengan menyebutkan: “Dengan bersumpah atas nama Allah, aku berkata bahwa berdasarkan pengamatanku yang menyeluruh, aku mendapati bahwa orang yang bernama … [tulislah namaku dengan jelas di sini] ini, yang telah mendakwakan dirinya sebagai Masih Mau‟ud pada kenyataannya adalah seorang pembohong. Ilham-ilhamnya yang sebagian tertulis di dalam bukunya ini, bukanlah merupakan Kalamullah akan tetapi merupakan hasil rekayasanya sendiri. Karenanya, aku beranggapan bahwa ia adalah seorang yang mengada-ada, pendusta serta Dajjal berdasarkan pengamatan dan penelitianku yang seksama dan disertai dengan keyakinan yang sempurna. Oleh karena itu, wahai Tuhan Yang Maha Kuasa, jika sekiranya orang ini benar-benar dari sisi Engkau, serta bukan seorang pembohong, pengada-ada, kafir dan tidak beragama, maka turunkanlah kepadaku azab yang berat dikarenakan pendustaan dan penghinaanku ini, dan jika tidak, maka turunkanlah azab itu atasnya. Amin.” (Bersambung)
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
49
Malfuzat
TASHARRUFAT ILAHIAH “Ya, ini benar, tidak ada yang dapat mengingkarinya, bahwa Tasharrufat (penampakan baru) Allah Ta‟ala tidak terbatas dan tidak terhitung banyaknya. Tidak mungkin untuk menghitung jumlahnya. Manusia semakin banyak menjalani ketakwaan dan upaya gigih, dia semakin dekat dengan Allah Ta‟ala, dan sesuai dengan itu suatu corak Tasharrufat tersebut akan turun kepadanya dan pintu pengenalan terhadap Tasharrufat Allah Ta‟ala akan terbuka baginya. Tampaknya tepat saatnya untuk menerangkan tentang perkara ini, bahwa Tasharrufat itu ada dua macam. Pertama, dari segi makhluk dan kedua, dari segi qurb
(kedekatan). Satu bentuk Tasharrufat yang berlaku pada para nabi
Malfuzat adalah kompilasi dari sabda-sabda Imam Mahdi dan Al Masih Yang Dijanjikan, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. dari tahun 1891 sampai 1908. Sabda-sabda itu dikumpulkan oleh tiga orang Ahmadi, yaitu Maulana Abdul Karim, Mufti Muhammad Shadiq dan Syekh Yaqub Ali Irfani. Mereka mengumpulkan sabda-sabda itu, baik bersumber dari diri mereka sendiri atau pun dari para Ahmadi lainnya yang pernah bergaul dengan Hadhrat Imam Mahdi as. Pada tahun 1940 hingga 1947, Maulana Jalaluddin Syam melakukan penjilidan terhadap sabda-sabda tersebut. Hasilnya terkumpullah sebanyak 10 jilid buku. Di masa kekhalifahan Khalifah ke IV, Hadhrat Mirza Tahir Ahmad r.h. Malfuzat dijilid ulang dan dirampingkan menjadi 5 jilid. Kutipan-kutipan Malfuzat yang diterbitkan SINAR ISLAM adalah Malfuzat yang telah dijilid menjadi 5 jilid. 50
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
Malfuzat adalah dari segi makhluk yang tampil dalam corak „ya‟kukuththa‟āma wa yamsyi fil aswāq – ia memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar‟ dan sebagainya. Sehat, sakit, dan sebagainya berada di dalam ikhtiar-Nya. Sebuah Tasharrufat yang baru adalah derajat - de rajat qurb (kedekatan). Allah Taala sedemikian rupa dekat dengan mereka, sehingga mulailah timbul mukhātabat (percakapan) dan mukālamāt (pembicaraan) dengan mereka, dan doa-doa mereka pun memperoleh jawaban. Akan tetapi sebagian orang tidak mengerti, dan tidak hanya sebatas itu saja, bahkan lebih dari sekedar percakapan dan pembicaraan, yakni datang suatu masa dimana tirai Ketuhanan menerpa menyelimuti mereka, dan Allah Ta‟ala memperlihatkan kepada mereka berbagai macam fenomena-fenomena Wujud-Nya. Tamsil (perumpamaan) yang tepat mengenai qurb (kedekatan) dan hubungan itu adalah seperti besi yang diletakkan di dalam api, maka besi itu pun akan terpengaruh dan tampak memerah seperti penggalan api. Pada saat itu di dalam besi tersebut terdapat cahaya seperti api, dan potensi membakar yang terdapat dalam sifat api pun timbul di dalamnya. Akan tetapi jelas bahwa besi itu bukanlah api dan bukan pula bagian dari api.” (Malfuzat, jld. I, hlm. 118-119).
TATA CARA BERDOA “Ini memang benar, bahwa seseorang yang tidak melakukan amal-perbuatan (upaya) berarti dia itu tidak berdoa, melainkan dia menguji Allah Ta‟ala. Oleh karena itu sebelum berdoa, adalah penting untuk terlebih dulu mengerahkan seluruh tenaga kalian, dan itulah arti berdoa. Pertama-lama mutlak agar manusia memperhatikan keyakinan-keyakinan serta upayaupayanya, sebab merupakan Sunnatullāh (adat kebiasaan Allah Ta‟ala) bahwa ishlah (perbaikan) itu berlangsung sesuai saranasarana [yang dimanfaatkan]. Dia menciptakan sarana--sarana tertentu yang dapat menimbulkan ishlah (perubahan). Hal ini perlu direnungkan dalam-dalam oleh orangorang yang mengatakan bahwa apabila sudah melakukan doa maka tidak perlu lagi memanfaatkan sarana-sarana. Orang-orang bodoh itu hendaknya berpikir bahwa doa itu sendiri merupakan suatu sarana terselubung yang menciptakan sarana-sarana lainya. Dan hal ini dijelaskan secara khusus oleh kalimat doa: "Iyyaaka na'budu — [hanya kepada Engkau-lah kami beribadah” yang mendahului kalimat berikutnya: "Iyaaka nasta'iin — [hanya kepada Engkau-lah kami meminta pertolongan)” ( A l Fatihah, 5). Ringkasnya, yang kita saksikan di dalam Sunnatullah adalah Dia
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
51
Malfuzat itu pasti menciptakan saranasarana. Lihat, untuk menghilangkan dahaga, Dia telah menyediakan air, dan untuk menghilangkan lapar Dia menyediakan makanan, namun itu semua melalui sarana-sarana. Jadi, memang demikianlah rangkaian sarana yang berlaku, dan sarana-sarana pasti disediakan, sebab Allah Ta‟ala memiliki dua Nama ini – sebagaimana yang diuraikan oleh Maulvi Muhamad Ahsan – yakni: "Kānallāhu 'azīzan hakīman (An-Nisa, 159). ‟Azīz artinya Yang melakukan segala sesuatu, dan Hakīm artinya Yang melakukan segala sesuatu sesuai hikmah dan situasi serta kondisi yang tepat.” (Malfuzat, jld. I, hlm. 124).
SEGI-SEGI MORAL “Aku telah banyak menyaksikan manusia, dan aku telah mempelajari mereka dengan baik, dan aku sampai pada satu kesimpulan bahwa sebagian dari mereka adalah orang yang murah hati tetapi juga penaik darah; sebagian baik hati tetapi kikir; sebagian pemarah dan memukul orang semaunya, mereka sama sekali tidak rendah hati. Sebagian rendah hati dan lembut tetapi tidak memiliki keberanian sama sekali, sampai-sampai hanya karena mendengar merebaknya wabah kolera mereka kehilangan 52
kekuatan (lemas). Aku tidak mengatakan bahwa barangsiapa yang tidak memiliki keberanian berarti tidak memiliki keimanan. Bahkan di antara para sahabat Rasulullah saw. pun terdapat orang-orang yang tidak dapat menghadapi peperangan. Rasulullah saw. dalam hal ini memberi pengecualian. Ada banyak segi moral, aku telah menjelaskannya dalam pidatoku yang disampaikan dalam Konperensi Agama-agama (pidato ini kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku berjudul “Filsafat Ajaran Islam”). Tidak semua segi moral terdapat di setiap orang, juga tidak dapat dikatakan bahwa ada orang yang tidak memiliki satu pun segi moral. Contoh yang paling sempurna dari seluruh moral yang baik adalah kehidupan Rasulullah saw. , karena itulah Tuhan berfirman kepada beliau,”Innaka la‟ala khuluqin „azhim –sesungguhnya engkau benar-benar memiliki akhlak yang agung”. Satu saat beliau membuat orang-orang terpesona karena pidato beliau, dan di lain waktu beliau memperlihatkan keberanian beliau di medan perang. Kemurahan hati beliau bagaikan memberikan gunung-gunung emas kepada manusia. Kebaikan hati beliau memaafkan mereka yang sewajarnya dihukum mati. Pendeknya, Rasulullah saw. tidak ada tandingannya dan sebuah contoh yang sempurna dari moral-moral yang
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
Malfuzat baik. Beliau bagaikan sebuah pohon besar yang di bawahnya ribuan orang duduk menikmati keteduhannya dan sekaligus memenuhi bermacam-macam kebutuhan mereka. Mereka mengambil buahnya, bunga, kulit, dan lain-lain. Jutaan demi jutaan manusia mengambil manfaat dari Rasulullah saw., bergembira seperti anak-anak berlarian di bawah sayap induknya. Orang yang paling berani di medan perang adalah orang yang paling dekat dengan Rasulullah saw., sebab beliau biasa berada di titik paling berbahaya. Maha Besar Tuhan, betapa sempurnanya beliau. Selama Perang Uhud beliau berada di tengah kancah peperangan yang sengit, sampai-sampai para sahabat merasa di luar kemampuan mereka. Tetapi sosok pemberani ini, Rasulullah saw., menghadapi musuh. Tentu saja kesalahan bukan terletak pada para sahabat. Tuhan akhirnya memaafkan kekurangan mereka. Hal itu semata-mata dilakukan untuk memperlihatan betapa beraninya Rasulullah saw.. Suatu saat pedang digunakan dengan kekuatan penuh, Rasulullah saw. sambil menyatakan Kenabian beliau berseru sekuat-kuatnya, “Aku Muhammad, Rasulullah!” Diriwayatkan bahwa pada saat itu kening Rasulullah saw. mendapat tidak kurang dari 70 luka, tentu saja tidak parah. Begitulah beliau memperlihatkan moral yang agung.
Pada waktu yang lain beliau memiliki begitu banyak kambing dan domba sehingga melebihi jumlah yang dimiliki Kaisar dan Kisra. Rasulullah saw. memberikan semua kambing dan domba itu kepada seseorang yang meminta sesuatu. Jika beliau saw. bukan pemiliknya, bagaimana mungkin beliau dapat memberikannya? Jika beliau tidak memiliki kekuasaan bagaimana beliau saat Fatah Mekkah dapat memaafkan orang yang sewajarnya dihukum mati? Inilah orang-orang yang telah menyiksa Rasulullah saw. dan pengikut-pengikut beliau, lakilaki dan perempuan. Ketika beliau bertemu mereka saat Fatah Mekkah, beliau berkata kepada mereka: “Lā tatsriba „alaikumul yawma (hari ini tidak ada celaan atas kalian), yakni ”Aku memaafkan kalian.” Jika kesempatan itu tidak muncul, bagaimana mungkin Rasulullah saw. memperlihatkan tingkat moral yang sempurna. Silakan sebut satu saja sifat moral yang tidak dimiliki Rasulullah saw., dalam hal ini moral baik yang sebaik-baiknya.” (Malfuzāt, jld. I, hlm. 127).
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
53
Kenangan dengan Mushlih Mau’ud
ra.
Surat-surat Berisi Nasehat ra. Mushlih Mau’ud Tulisan karya: Hadhrat Mirza Mubarak Ahmad rh.* Penterjemah: Muharim Awwaluddin*
Sepatah Kata Nasihat Selama saya tinggal di Mesir, saya menulis sepucuk surat kepada ayahanda dan memohon izin untuk mengunjungi Eropa. Saya berikan di bawah ini bagian-bagian yang relevan dari jawaban beliau. Beliau bersabda: “Aku telah menerima surat engkau mengenai kunjungan engkau ke Eropa. Engkau hendaknya ingat bahwa banyak waktu engkau telah terbuang. Pertama, perjalananmu tertunda, dan kemudian engkau tinggal sementara di Aden dan di sana engkau jatuh sakit. Kedua, biaya-biaya telah melampaui batas perkiraanku. Tak diragukan dalam usia muda, orang mempunyai banyak cita-cita, tapi
Bagian 7 kita juga tidak dilahirkan tua. Aku juga, pergi ke Mesir ketika aku berusia muda. Aku tiba di Mesir dengan ribuan impian. Di perjalanan, aku berpikir bahwa, ilmu pengetahuan tidak diragukan adalah baik, tapi itu tidak seimbang dengan kunjungan ke tanah Kekasih-ku (yakni Makkah dan Madinah). Maka, aku putuskan untuk melaksanakan ibadah haji dan itu adalah pada tahun itu juga. Ketika aku tiba di Port Said, pada waktu malam, aku melihat dalam mimpi bahwa Hadhrat Masih Mau‟ud as. memberi-tahukan aku, „Besok kapal terakhir akan berlayar dari Mesir. Jika engkau ingin pergi beribadah haji, pergilah dengan kapal itu‟. Saudarasaudara secara berulang-ulang mendesakku bahwa tidak ada kebodohan yang
*Hadhrat Mirza Mubarak Ahmad rh. adalah salah satu putra Hadhrat Mushlih Mau’ud, Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad ra.. Pengalaman masa hidupnya bersama Hadhrat Mushlih Mau’ud ra. beliau tuangkan dalam tulisan bersambung yang pernah dimuat di majalah bulanan yang terbit di Kanada yang bernama Ahmadiyya Gazette Canada, pada tahun 1992 dan 1993 dengan judul “Yadong ke Drice”. Karena banyak informasi menarik seputar perjalan hidup Hadhrat Mushlih Mau’ud, terutama berkenaan dengan penggenapan wahyu, kasyaf dan ilham yang diterima oleh Hadhrat Masih Mau’ud as., dari tulisan itu, maka Redaksi SINAR ISLAM menerbitkan kembali karya tulis tersebut yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Mln. Muharim Awwaluddin dengan judul “Kenang-kenangan dengan Hadhrat Mushlih Mau’ud ra. “ secara berkala sampai selesai. Semoga tulisan ini dapat memberi manfaat bagi kemajuan ruhani kita semua. Amin. Selamat Membaca. Red [][]
54
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
Kenangan dengan Mushlih Mau’ud lebih besar, bahkan jika telah tiba di Mesir, aku tidak melihat Kairo dan Iskandariah. Masih ada banyak kapal untuk berangkat. Tapi aku tak mendengarkan seorang pun. Hari berikutnya, aku naik kapal dan mulai berangkat haji. Kemudian, aku mendengar bahwa Pemerintah Mesir mempunyai persoalan dengan perusahaan kapal itu dan tidak ada kapal yang berangkat sesudah itu. Engkau akan dapat pergi melihat Iskandariah dan Kairo, yang dianggap di antara kota-kota terbaik dunia. Tapi kami bahkan waktu itu tidak dapat melihat kota Port Said. Oleh sebab itu, kendalikanlah dirimu sendiri dan lakukan tugas yang untuk itu engkau telah pergi. Bekerja keraslah untuk [belajar] Bahasa Arab dan bangkitkan kembali agar agama boleh maju.” Ttd Mirza Mahmud Ahmad. Sesudah menerima surat ini, saya menulis sepucuk surat memohon maaf atas kesalahan saya. Berikut adalah jawaban yang saya terima dari beliau. “Yang Terkasih Mubarak, Assalamu „Alaikum, Karena keadaan perang, engkau mungkin terpaksa berangkat sebelum engkau menerima surat ini. Aku tidak khawatir atas engkau tapi aku menginginkan engkau lebih baik bahwa pengorbanan-pengorbanan dan kehidupan engkau hendaknya sesuai dengan tanggung jawab-tanggung jawab yang diletakkan oleh Hadhrat Masih
ra.
Mau‟ud as.. Semoga engkau kembali dengan selamat.” Mirza Mahmud Ahmad.
Memulai Kehidupan Praktis Saya Kehidupan nyata (praktis) saya bermula sesudah saya kembali dari Mesir. Saya ditunjuk oleh ayahanda sebagai pemula (trainee) untuk belajar pekerjaan-pekerjaan kantor di Nazarat Baitul Mal, Sadr Anjuman Ahmadiyah di bawah pimpinan Khan Sahib Farzand Ali yang merupakan Nazir dari Nazarat itu. Pada waktu itu, ayahanda berada di luar Qadian untuk beberapa hari. Saya belum memulai bekerja dengan Khan Sahib, ketika saya menerima sepucuk surat dari ayahnada yang berisi beberapa perintah, nasihat dan tanggung jawab yang saya pikul di masa mendatang. Saudara-saudara juga dapat menyimak banyak hal dari surat ini bagi tarbiyat anak-anak mereka yang saya berikan di bawah ini: “Kekasihku Mubarak, Assalamu „Alaikum. Aku telah menerima telegram engkau. Ketika datang, aku telah perintahkan Khan Sahib untuk mempersiapkan engkau dalam pekerjaan kantor. Engkau mengetahui bahwa orang tidak dapat belajar hingga dia bekerja sebagai seorang bawahan. Di Eropa, bahkan anak-anak para raja mengawali karir mereka sebagai seorang prajurit. Itulah bagaimana mereka belajar bekerja. Engkau tidak dapat mengawasi, jika engkau tidak belajar tugas kepegawaian. Khan Sahib telah berjanji bahwa
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
55
Kenangan dengan Mushlih Mau’ud beliau akan mengajari engkau dalam dua atau tiga bulan. Pergilah ke kantor beliau. Tapi ingatlah untuk pergi secara teratur dan berikan waktu sepenuhnya. Hendaknya tidak ada alasan bahwa engkau bukan seorang pegawai. Orang tidak dapat belajar tanpa keteraturan dan disiplin. Jika dasar ini tidak kuat, itu merupakan kesukaran hidup. Aku telah memerintahkan Khan Sahib, dan menulis kepada beliau lagi. Tolong sampaikan surat ini kepada beliau. Jika engkau harus pergi ke Lahore, mohon izin untuk berangkat dan kemudian pergilah. Jika engkau sakit, kirim pemberitahuan. Anggaplah engkau sebagai pegawai tanpa upah. Sesudah ini, aku ingin mengangkat engkau untuk pelatihan di kantorku sendiri agar apa pun tugas yang dipercayakan, engkau boleh melakukannya dengan efisien dan dengan pengertian.” Ttd Mirza Mahmud Ahmad Sesudah menerima surat ini, saya pergi ke kantor Khan Sahib. Di pintu masuk saya mengangkat CHIQ (gorden dari potonganpotongan bambu) dan memasuki ruangan. Khan Sahib memandang saya dengan kemarahan dan mengatakan, mengapa saya telah masuk tanpa izin dan saya haruslah keluar dan minta izin. Saya keluar, dan meminta izin. Ketika beliau mengizinkan, saya masuk dan berdiri di hadapan beliau. Saya tidak berani duduk. Ketika beliau menyuruh saya duduk, saya duduk dan beliau
56
ra.
memberi-tahukan saya bahwa beliau telah memerintahkan seorang pegawai di kantor itu mengenai saya dan saya hendaknya melaporkan kepada beliau dan mulai bekerja. Dengan bimbingan beliau, saya memahami apa perintah-perintah yang telah diberikan kepada beliau mengenai saya. Khan Sahib mempunyai watak yang amat tegas dan seorang yang sangat disiplin. Sesudah tiga bulan beliau memanggil saya dan memberi-tahukan saya bahwa kini, saya tidak perlu datang ke kantornya dan beliau akan mengabarkan kepada Hadhrat Sahib ra. tentang saya. Pada hari yang sama, ayahanda memanggil saya pada sore hari dan memberi-tahukan saya bahwa beliau amat gembira membaca laporan Khan Sahib mengenai saya. Beliau telah memuji pekerjaan saya dan melaporkan bahwa saya telah belajar bekerja dengan tanggung jawab. Saya tidak mengabaikan sehari pun dan penuh perhatian tanpa meninggalkan. Beliau tersenyum dan bersabda bahwa Khan Sahib adalah seorang petugas yang teguh. Karena kemampuan ini, beliau telah memercayakannya dalam pelatihan saya. Beliau tidak akan memuji seseorang dengan begitu saja. Sesudah pelatihan ini, ayahanda mengirim saya untuk mengawasi tanah kami di kawasan Sindh. Itu sungguh satu pengalaman yang baru. Saya tidak punya keahlian dalam pertanian dan tak ada minat
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
Kenangan dengan Mushlih Mau’ud untuk itu. Tapi arahan-arahan dan dukungan ayahanda pada setiap langkah memberikan saya harapan. Saya menulis surat-surat bahkan untuk memohon petunjuk atas halhal kecil. Saya menerima balasan pada waktunya. Suatu kali, saya tidak menerima balasan dari beberapa pucuk surat saya dan saya mengeluh kepada beliau mengenainya. Saya tidak mengetahui bahwa beliau kurang sehat pada hari-hari itu. Di sini adalah apa yang beliau tulis untuk saya. “Yang Terkasih Mubarak, Assalamu „Alaikum, Aku telah menerima surat-surat engkau dan balasan-balasan resmi juga dikirimkan kepadamu. Aku sakit keras selama beberapa hari yang lalu dan tidak dapat menulis secara pribadi. Bahkan hari ini, aku tidak dapat menulis secara rinci. Kesehatanku telah menurun secara serius. Sistem syarafku tampaknya rusak yang mungkin terbukti fatal. Aku sekarang ini tidak memperlihatkannya supaya tidak boleh ada kekhawatiran dalam Jemaat. Sebaliknya, selama beberapa hari yang lalu, kesehatanku telah menurun dengan sangat serius. Itu hanya dengan karunia Tuhan bahwa aku akan pulih kembali. Dalam keadaan ini, kekhawatiran-kekhawatiran lebih jauh mungkin memperberat sakitku. Segala harapan mengenai kesembuhanku telah pudar. Selainnya, aku akan menulis kemudian.” Ttd Mirza Mahmud Ahmad
ra.
Pegawai kepala tanah di Sindh itu disebut sebagai Agen. Seorang Pembantu Agen bekerja di bawahnya. Para menejer diangkat di pertanian-pertanian yang berbeda. Saya diangkat sebagai agen pembantu. Untuk biaya pribadi saya sejumlah uang ditetapkan. Ketika akuntan mempersiapkan rekening untuk gaji pada bulan pertama, dan menyuruh saya untuk menandatangani untuk jumlah yang diterima, saya melihat bahwa untuk uang yang dibayarkan kepada saya itu tertulis kata „gaji‟. Saya sangat merasakan hal itu dan menulis kepada ayahnda dan menyatakan keberatan saya mengenai perkataan itu. Saya berikan di bawah ini bagian yang relevan dari jawaban yang saya terima: “Engkau telah menulis bahwa engkau membenci perkataan „pegawai‟. Aku tidak mengerti bagaimana timbul persoalan pegawai. Tanah itu adalah milikku dan bukan orang lain. Setiap anak telah diasuh oleh orang tuanya dengan menanggung keperluan keperluannya sejak jaman Adam as. dan juga mewarisi harta kekayaan mereka. Kapan masalah kepegawaian timbul? Jika seseorang menuliskan perkataan „gaji‟, itu juga terjadi padaku suatu ketika. Di bawah kepala staf namaku juga tertulis. Ketika orang-orang keberatan perkataan ini untuk namaku, kemudian itu dihapuskan. Sebelum itu, aku bahkan tidak merasa perlu untuk mengajukan pertanyaan. Engkau seharusnya tidak memberikan perhatian yang berlebihan terhadap masalahmasalah sepele semacam itu.”
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
57
Kenangan dengan Mushlih Mau’ud Ttd Mirza Mahmud Ahmad Surat ini memberikan saya kepuasan besar. Hal itu membuat saya paham dan juga mendidik saya bahwa kita seharusnya tidak membuang-buang waktu untuk masalahmasalah sepele. Kita hendaknya berpikiran luas. Bersama itu, beliau peduli untuk mempertimbangkan perasaan dan harga diri saya. Berikutnya, ketika rekening datang untuk saya tandatangani, ada tertulis, „uang saku‟. Saya menduga hal itu adalah ayahanda yang mesti telah memerintahkan kepada akuntan mengenainya. Juga, bila saja beliau menaikkan jumlahnya, beliau menggunakan perkataan „uang saku‟. Sesudah beberapa waktu, saya menerima surat berikut dari beliau: “Tuhan tidak menyukai engkau menghabiskan seluruh waktu dalam tugas ini. Oleh sebab itu, aku berniat untuk memanggil engkau kembali dan mengamanatkan kepada engkau dengan tanggung jawab keagamaan. Tolong bereskan urusan-urusan dengan cara yang engkau boleh kembali segera.”
Satu Kejadian Menarik Hanya sesudah beberapa hari, saya menerima sepucuk surat lainnya dari ayahanda dan beliau menulis: “Kami akan datang ke Sindh dalam dua minggu ini. Waktu ini, aku berniat untuk memeriksa rekening secara rinci dan membuat rancangan-rancangan bagi perbaikan pertanian itu. Perin-
58
ra.
tahkan staf-staf untuk mengadakan persiapan untuk semua hal ini.” Sesudah dua hari kedatangan beliau di Nasirabad (pusat pertanian), beliau mengadakan pertemuan dengan orang-orang yang bersangkutan sesudah shalat Isya. Dalam pertemuan ini, beliau memerintahkan para Agen, Agen Pembantu, Menejer Pertanian Nasirabad dan saya sendiri untuk hadir. Di sini, saya ingin mengisahkan sebuah kejadian yang terjadi selama pertemuan itu. Pertemuan mulai dan ketika itu sedang berlangsung, (sekitar pukul 12.30 dini hari) Agen Pembantu mulai mendengkur di kursinya. Sesudah beberapa waktu, menejer dan Agen juga mulai mengantuk berat. ayahanda memberitahukan saya dan kemudian bersabda, “Mari kita pergi diam-diam ketika mereka tidur”. Itu sekitar pukul 1.30 dini hari. Hari berikutnya, ketiga orang ini semuanya menulis surat permohonan maaf. Itu bukan kejengkelan, tapi hanya satu peringatan ringan atas sikap mereka yang tidak bertanggung jawab. Ayahanda juga mengungkapkan kepuasan beliau bahwa beliau tidak marah kepada mereka. Beliau hanya ingin menghimbau perhatian mereka untuk waspada dan berhati-hati ketika bekerja. (Bersambung) [][] *Muharim Awwaluddin Mubaligh Ahmadiyah Bertugas Di Gresik, Jawa Timur Sumber: Ahmadiyya Gazette Canada, May 1994, hal. 18-20. Terjemah Inggris: Hasan Muhammad Khan.
SINAR ISLAM | Volume 2, Edisi 8, Zhuhur 1394 HS / Agustus 2015
A RG 000,A H 50. Rp1
Dapatkan Segera!!!
AL-QURAN TERJEMAH DAN TAFSIR SINGKAT EDISI V Tahun 2014 Al-Quran ini dapat dibeli di Jemaat-jemaat Lokal. Sistem Pembayaran dengan menyetorkan uang ke Maal PB JAI (via Kwitansi M1)
JEMAAT AHMADIYAH Jemaat Ahmadiyah adalah gerakan dalam Islam yang didirikan oleh Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. pada tahun 1889 (1306 H). Jemaat Ahmadiyah bukanlah agama baru. Jemaat Ahmadiyah adalah jamaah Muslim. Syahadat Ahmadiyah adalah: هللا ْ ش اِ ُذ أاى َلا إِلاَا إَِلَّ هللاُ اّأا ْ أا ُ ش اِ ُذ أاىَّ ُه اذ َّوذًا اس ِ عْ ُل Pendiri Jemaat Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. lahir pada tahun 1835 di Qadian, India dan wafat pada tahun 1908. Berdasarkan wahyu dan perintah dari Allah Ta‟ala, beliau as. adalah Al-Masih Yang Dijanjikan dan Imam Mahdi, yang telah dikabarkan oleh Nabi Besar Muhammad saw. akan datang di Akhir Zaman. Beliau as. berpangkat Nabi dan Rasul tetapi tidak membawa syariat baru. Tugas beliau as. adalah untuk menghidupkan agama dan menegakan Syariat Islam. Setelah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. wafat, kepemimpinan dalam Jemaat Ahmadiyah dilanjutkan dengan berdirinya khilafat, sesuai dengan Sunnah Islam. Khalifah pertama dalam Jemaat Muslim Ahmadiyah adalah Hadhrat Hafiz Al-Hajj Hakim Nuruddin ra. (1908-1914). Kedua Hadhrat Al-Hajj Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad (1914-1965). Mengenai Hadhrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad ra. ini Hadhrat Imam Mahdi as. sering menerima wahyu yang mengabarkan bahwa beliau akan memegang peranan penting dalam perkembangan Islam. Dan terbukti, Hadhrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad ra. memegang jabatan Khalifah Muslim Ahmadiyah selama 51 tahun. Dalam masa jabatan kekhalifahan beliau inilah Jemaat Muslim Ahmadiyah menyebar ke seluruh pelosok dunia. Khalifah ketiga adalah Hadhrat Hafiz Mirza Nasir Ahmad ra. (1965-1982). Khalifah keempat adalah Hadhrat Mirza Tahir Ahmad rh. (1982-2003) dan Khalifah kelima adalah Hadhrat Mirza Masroor Ahmad atba. (2003– sampai sekarang). Jemaat Ahmadiyah Indonesia adalah bagian dari Jemaat Muslim Ahmadiyah Internasional yang berpusat di Qadian, India, lalu pada tahun 1947 pindah ke Rabwah, Pakistan, dan sejak tahun 1984 hingga kini berpusat sementara di London, Inggris. Jemaat Ahmadiyah Indonesia didirikan pada tahun 1925 dan telah diakui sebagai badan hukum dengan ketetapan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 13 Maret 1953 No. J.A. 5/23/13. Kebenaran pendakwaan Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. sebagai Imam Mahdi dan Al-Masih Yang Dijanjikan dapat diuji dengan ajaran Al-Quran dan Hadits-hadits Nabi Besar Muhammad saw. Jika penyelidikan demikian tidak memberikan kepuasan batin, maka dapat diminta petunjuk langsung dari Allah Ta‟ala dengan jalan shalat Istikharah yang dilakukan dengan hati yang khusu dan Ikhlas. [][]