Manual Mutu Akademik
MM – 01 – PJM
Revisi Tanggal Dikaji Oleh Disetujui Oleh
Pusat Jaminan Mutu Revisi ke
Tanggal
03
01 Juni 2011
Disetujui Oleh:
KATA PENGANTAR Manual Mutu Akademik ini berisi tentang kebijakan, sistem, konsep, penerapa, dan organisasi, penjaminan mutu. Manual Mutu Akademik ini, disusun sebagai acuan bagi pengembangan Manual Mutu, dan akan menjadi pedoman bagi penyusun Spesifikasi Program Studi, Manual Prosedur dan Instruksi Kerja.
Manual Mutu Akademik ini hendaknya dijadikan panduan bagi pengelola program, dosen, staf administrasi dan mahasiswa dalam upaya peningkatan mutu berkelanjutan pengelolahan pendidikan yang lebih baik.
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI -----------------------------------------------------------------------------------------------ii BAB I
KEBIJAKAN MUTU AKADEMIK------------------------------------------------------1 1.1. Kebijakan Umum-------------------------------------------------------------------------1 1.2. Penjaminan Internal Mutu Akademik -------------------------------------------------2
BAB II
SISTEM PENJAMINAN MUTU AKADEMIK ---------------------------------------4 2.1. Konsep -------------------------------------------------------------------------------------4 2.2. Penerapan----------------------------------------------------------------------------------4
BAB III STRUKTUR ORGANISASI PENJAMINAN MUTU AKADEMIK--------------5 3.1. Tingkat Perguruan Tinggi---------------------------------------------------------------5 3.2. Tingkat Program Studi ------------------------------------------------------------------6
ii
BAB I KEBIJAKAN MUTU AKADEMIK 1.1. Kebijakan Umum a. Program bidang akademik di Perguruan Tinggi diarahkan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang tangguh dan mampu bersaing melewati batas nasional. Selain itu juga diharapkan menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. b. Institusi mensyaratkan pengelolaan bidang akademik dengan senantiasa melakukan peningkatan mutu secara berkelanjutan. Peningkatan mutu dilakukan dengan menjaga siklus pengelolaan pendidikan yang utuh dan sesuai dengan harapan pengguna. c. Pengembangan bidang akademik mengacu pada Rencana Strategis perguruan tinggi dan selalu disertai dengan inovasi pendidikan yang didukung dengan peningkatan infrastruktur, perangkat lunak dan perangkat keras yang diperlukan. Pengembangan dalam jangka menengah dan panjang diarahkan untuk menjadi institusi sehat tingkat nasional dan memberikan kontribusi sesuai standar akademik. d. Pelaksanaan pendidikan di perguruan tinggi dirancang dengan mempertimbangkan pergeseran paradigma pendidikan yang semula lebih fokus pada pengajaran oleh dosen, ke fokus pada pembelajaran oleh mahasiswa (student centered learning). Porsi pembelajaran yang berbasis pada permasalahan di lapangan (problem-based learning) dan hasil-hasil penelitian hendaknya ditingkatkan secara berkelanjutan. e. Evaluasi terhadap program akademik harus dilakukan secara sistematik, periodik dan berkelanjutan. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan metode dan alat ukur yang dapat diterima oleh masyarakat. Hasil evaluasi dimanfaatkan dalam rangka percepatan menjadi perguruan tinggi bertaraf internasional. f. Peningkatan mutu akademik di perguruan tinggi didasarkan pada kebijakan pengembangan proses pembelajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang meliputi: 1) Materi pembelajaran berbasis masalah di masyarakat, melatih kemampuan inquiry akar masalah dan strategi penyelesaiannya. 2) Metode pembelajaran dikembangkan untuk peningkatan mutu sumber daya manusia yang memiliki kesadaran dan tanggungjawab sosial, bekerjasama secara profesional, mandiri, kreatif, mampu berkomunikasi global serta menjunjung nilai-nilai moral. 3) Pendekatan
multi-disiplin
ilmu
yang
mendukung
peningkatan
1
penyelesaian masalah nyata di masyarakat. 4) Pengembangan ilmu dan pengetahuan yang berbasis keberagaman, keunikan dan kearifan tradisional. 5) Perspektif internasional yang mendukung peningkatan daya saing dan keunggulan nasional. 6) Pemanfaatan sumberdaya secara efisien, produktif, akuntabel dan transparan. 7) Pemanfaatan secara optimal teknologi informasi dan komunikasi untuk mendorong kreatifitas. 8) Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat diarahkan kepada teknologi tepat guna berbasis pada kebutuhan masyarakat di Indonesia atau umat manusia. 9) Peningkatan integritas akademik dengan cara membangun relevansi antara kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. g.
h.
Dalam rangka efektivitas dan efisiensi, suatu program studi dapat ditutup dan dibuka kembali. Keputusan pembukaan dan penutupan tersebut harus diambil melalui langkah evaluasi secara obyektif. Program studi yang potensial, dikembangkan ke taraf mutu internasional, dengan diawali pembukaan kelas berbahasa Inggris.
1.2. Penjaminan Internal Mutu Akademik a.
Penjaminan internal mutu akademik dilakukan untuk menjamin: 1) Kepatuhan terhadap kebijakan akademik, standar akademik, peraturan akademik serta manual mutu akademik. 2) Kepastian bahwa setiap mahasiswa memiliki pengalaman belajar sesuai dengan spesifikasi program studi. 3) Kepastian bahwa lulusan memiliki kompetensi sesuai dengan yang ditetapkan di setiap program studi. 4) Fleksibilitas kurikulum untuk mengakomodasi minat setiap mahasiswa untuk memprogram mata kuliah pilihan lintas program studi. 5) Relevansi program pendidikan dan penelitian dengan tuntutan masyarakat, dunia kerja dan profesional.
b.
Pelaksanaan tridarma perguruan tinggi diarahkan menjadi agen perubahan Penjaminan Internal Mutu Akademik merupakan bagian dari tangggungjawab pimpinan Institut, fakultas, program studi, pengelola 2
program studi dan dosen. c.
Sasaran penerapan sistem penjaminan mutu akademik harus ditetapkan dan dituangkan dalam Rencana Strategis, Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan setiap unit kerja.
3
BAB II SISTEM PENJAMINAN MUTU AKADEMIK 2.1. Konsep a. Pengertian mutu secara umum adalah kesesuaian antara capaian dengan standar yang telah ditetapkan, kesesuaian dengan kebutuhan pengguna, atau pemenuhan janji sesuai dengan visi dan misi perguruan tinggi. Mutu akademik dipahami sebagai pencapaian tujuan pendidikan dan kompetensi lulusan serta hasil-hasil penelitian dan layanan masyarakat yang telah ditetapkan sesuai rencana strategis dan standar akademik. Pencapaian tujuan ini menyangkut aspek masukan, proses dan keluaran serta nilai dan derajat kebaikan, keutamaan, kebenaran dan kesempurnaan (degree of exellence). b. Mutu akademik bersifat dinamis dalam arti bahwa perguruan tinggi mampu secara terus menerus menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta realitas sosial budaya yang terus berkembang. Mutu akademik juga mencakup pelayanan administrasi yang didukung oleh kebaruan database , sarana/prasarana, organisasi dan manajemen yang dapat memenuhi harapan sivitas akademika dan masyarakat (baik orangtua mahasiswa, pengguna lulusan maupun masyarakat luas). c. Sistem penjaminan mutu akademik dirancang dan dilaksanakan untuk menjamin mutu akademik yang diberikan. Hal ini berarti sistem penjaminan mutu harus dapat memastikan lulusan memiliki kompetensi yang ditetapkan dalam spesifikasi program studi serta hasil-hasil penelitian yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat.
2.2. Penerapan a. Penerapkan penjaminan mutu akademik yang berjenjang. Pada tingkat Perguruan Tinggi dirumuskan kebijakan akademik, peraturan akademik dan standar akademik, serta melakukan audit mutu akademik program studi. Di tingkat program studi dirumuskan spesifikasi program studi, manual prosedur akademik dan instruksi kerja akademik serta dilakukan evaluasi diri berdasarkan pendekatan Outcome Based Education. b. Dalam pengembangan dan penerapan sistem penjaminan mutu, Perguruan Tinggi memilih pendekatan pada Pedoman Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional 2003. Untuk pengembangan dan evaluasi sistem penjaminan mutu di semua unit pelaksana kegiatan akademik, pimpinan perguruan tinggi menugaskan Pusat Jaminan Mutu. 4
c. Pelaksanaan jaminan mutu akademik di perguruan tinggi dijelaskan secara lebih rinci dalam Manual Prosedur Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Akademik (SPMA).
5
BAB III STRUKTUR ORGANISASI PENJAMINAN MUTU AKADEMIK Untuk melaksanakan jaminan mutu akademik, maka dibentuk struktur fungsional organisasi penjaminan mutu. Struktur tersebut mencakup tingkat institut, fakultas dan program studi.
Pusat Jaminan Mutu (PJM)
REKTOR
SENAT AKADEMIK
LEMBAGA / BIRO
KETUA PROGRAM STUDI
3.1. Tingkat Perguruan Tinggi a.
Unsur-unsur organisasi penjaminan mutu akademik di tingkat perguruan tinggi terdiri atas Pimpinan Institut dibantu oleh Pusat Jaminan Mutu atas dasar ketentuan norma-norma, standar mutu dan kebijakan akademik yang ditetapkan oleh Senat Perguruan Tinggi.
b.
Rektor menetapkan peraturan, kaidah dan tolok ukur penyelenggaraan kegiatan akademik secara umum.
c.
Pengembangan, penerapan, dan evaluasi peningkatan mutu akademik di semua unit kerja, Pimpinan dibantu oleh Pusat Jaminan Mutu.
d.
Pusat Jaminan Mutu beranggotakan: Ketua dan sekretaris.
e.
Pusat Jaminan Mutu dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan dengan tugas untuk: 1) Mengembangkan Sistem Penjaminan Mutu Akademik (SPMA) secara keseluruhan di perguruan tinggi, termasuk penyusunan perangkat yang diperlukan dalam rangka pelaksanaannya.
6
2) Membantu Pimpinan dalam monitoring, evaluasi pelaksanaan SPMA di lingkungan di perguruan tinggi.
serta
audit
3.2. Tingkat Program Studi a.
Unsur organisasi jaminan mutu akademik di tingkat program studi terdiri atas kepala program studi
b.
Kepala program studi bertanggung jawab atas terjaminnya mutu akademik di program studi.
c.
Untuk mempersiapkan SPMA di tingkat program studi, tetap dibantu oleh Pusat Jaminan Mutu maka tugas PJM pada tingkat program studi adalah membantu kepala program studi dalam peningkatan mutu melalui: 1) penyusunan dokumen (Spesifikasi Program Studi (SP), Manual Prosedur (MP), Instruksi Kerja (IK) yang sesuai dengan Standar Akademik, Manual Mutu Akademik dan Manual Prosedur di tingkat fakultas). 2) penyusunan Laporan Evaluasi Diri Program studi dan EPSBED (Laporan Elektronik Evaluasi Diri Program Studi Berbasis Evaluasi Diri) PS tiap semester. 3) penyiapan Audit Internal Mutu Akademik (AIMA), d) peningkatan mutu program studi berkelanjutan berdasarkan rumusan koreksi.
d.
Ketua Program studi bertanggungjawab atas terlaksananya: 1) Proses pembelajaran yang bermutu sesuai SP, MP, IK. 2) Evaluasi pelaksanaan proses pembelajaran. 3) Evaluasi hasil proses pembelajaran. 4) Tindakan perbaikan proses pembelajaran. 5) Penyempurnaan SP, MP, IK secara berkelanjut-an. 6) Penelitian yang sesuai dengan kompetensi program studi dan Manual Mutu Penelitian.
7