LAPORAN PENELITIAN INDIVIDUAL
MANAJEMEN PEMBELAJARAN BCCT PADA ANAK USIA DINI DI TK BINA CITRA CENDEKIA UNGARAN KAB. SEMARANG
OLEH : Dra. Nur Hasanah, M.Pd
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA TAHUN 2016
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Jl. Tentara Pelajar 02 Salatiga 50721Telp.: (0298) 323706 Fax.: (0298) 323433 Website: http://www.iainsalatiga.ac.id email:
[email protected]
PENGESAHAN 1. Penelitian a. Judul
: Manajemen Pembelajarana BCCT Pada Anak Usia
Dini di TK BCC Ungaran Kab. Semarang b. Kategori c. Dana Penelitian 2. Peneliti a. Nama b. NIP c. Gol/Pangkat
: Penelitian Individual : Rp. 11.000.000,-
: Dra. Nur Hasanah, M.Pd. : 196901101994032002 : IV A / Lektor Kepala
Salatiga, 29 November 2016 Menyetujui, Konsultan,
Peneliti
Prof.Dr. H. Mansur, M.Ag. NIP. 19680613 1994031004
Dra. Nur Hasanah, M.Pd. 196901101994032002
Ketua LP2M
Dr. Adang Kuswaya NIP. 19720531 199803 1 002
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Dra. Nur Hasanah, M.Pd
NIP
: 196901101994032002
Menyatakan bahwa penelitian dengan judul : “Manajemen Pembelajaran BCCT Pada Anak Usia Dini Di TK BCC Ungaran Kab. Semarang”. Telah saya laksanakan sesuai dengan kaidah-kaidah etika penelitian.
Salatiga, 29 November 2016 Yang menyatakan
Dra. Nur Hasanah, M.Pd
ABSTRAK
Penelitian ditujukan untuk (1) mengetahui manajemen pembelajaran BCCT pada anak usia dini di TK BCC Ungaran (2) mengetahui faktor pendukung dan penghambat manajemen pembelajaran BCCT pada anak usia dini di TK BCC Ungaran. Penelitian ini fokus pada manajemen pembelajaran BCCT pada anak usia dini di TK BCC Ungaran. Subyek penelitiannya adalah Kepala sekolah dan guru TK BCC Ungaran.Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dan teknik analisis datanya adalah teknik analisis induktif. Hasil temuan penelitiannya menunjukkan bahwa manajemen pembelajaran BCCT di Tk BCC Ungaran sudah baik karena sesuai dengan tahapan fungsi manajemen pendidikan yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Faktor pendukung manajemen pembelajaran BCCT adalah Adanya tempat, sarana dan prasarana seperti , gedung sekolah, ruang kelas, ruang guru, jenis-jenis sentra yang mendukung terselenggaranya proses pembelajara BCCT, dan adanya pemberian reward bagi guru yang berprestasi dari lembaga yang berupa pelatihan/workshop untuk magang tentang pembelajara BCCT selama 1 minggu di Istiqlal Jakarta yang semua akomodasi dan biaya ditanggung oleh lembaga. Sedangkan faktor penghambat manajemen pembelajarn BCCT adalah sebagai berikut: jumlah Guru yang masih terbatas sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan sesuai dengan perbandingan jumlah siswa, media pembelajara yang jumlah masih terbatas sehingga pembelajaran kurang maksimal, dan keterbatasan permaianan pada setiap pijakan sehingga anak didik tidak mempunyai pilihan yang banyak dalam memilih permainan yang sesuai dengan keinginannya.
Kata Kunci : Manajemen, Pembelajaran BCCT, Taman Kamnak-Kanak
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah yang maha pengasih atas selesainya penulisan laporan penelitian dengan judul “Manajemen Pembelajaran BCCT Pada Anak Usia Dini Di TK BCC Ungaran Kab, Semarang. Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih yang setingginya kepada Rektor IAIN Salatiga, Prof.Dr.H.Mansur, M.Ag selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya ditengah kesibukannya sebagai guru besar,
Kepala lembaga Penelitian dan
Pengabdian pada Masyarakat ( LP2M ) yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan penelitian ini. Kami mohon maaf jika penelitian ini banyak kesalahan dan kekurangannya. Dan kami berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat dalam pengembangan pendidikan Islam.
Salatiga, 29 November Oktober 2016 Peneliti
Dra. Nur Hasanah, M.Pd
DAFTAR ISI
Halaman Judul
.....................................................................................
i
Pengesahan
.....................................................................................
ii
Pernyataan
.....................................................................................
iii
Abstrak
.....................................................................................
iv
Kata Pengantar
.....................................................................................
v
Daftar isi
.....................................................................................
vi
Daftar Tabel
.....................................................................................
ix
BAB I
PENDAHULUAN ....................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ........................................
1
B. Rumusan Masalah .................................................
4
C. Tujuan Penelitian ..................................................
4
D. Signifikansi ...........................................................
5
KAJIAN TEORI ......................................................
6
A. Manajemen Pembelajaran ....................................
6
1. Pengertian Manajemen Pembelajaran ............
6
2. Fungsi Manajemen Pembelajaran.........
7
BAB II
B. Pembelajaran BCCT........................................... 1. Pengertian Pembelajaran PAI ..........................
9 9
2. Tujuan Pembelajaran BCCT ........................
12
3. Prinsip-prinsipPembelajaran BCCT.........
17
4. Langkah-langkah Pembelajaran BCCT .....
21
5. Peran Guru dalam Pembelajaran BCCT .....
21
C. Manajemen PembelajaranBCCT ..................
24
D. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran BCCT E. Kajian Pustaka BAB III
BAB IV
BAB V
METODOLOGI PENELITIAN .................................
36
A. Pendekatan Penelitian ...........................................
36
B. Kegiatan penelitian ................................................
35
C. Subyek Penelitian ..................................................
37
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................
45
E. Keabsahan Data .....................................................
44
F. Teknik Analisis Data .............................................
46
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .........
51
A. Hasil Penelitian .....................................................
51
1. Manajemen Pembelajaran BCCT ....................
51
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Manajemen Pembelajar BCCT ......................
54
B. Pembahasan ...........................................................
59
1. Manajemen Pembelajaran BCCT ..................
59
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Manajemen Pembela-jaran BCCT...................
61
KESIMPULAN ..........................................................
71
A. Kesimpulan ...........................................................
72
B. Saran ..................................................................... Daftar Pustaka Lampiran
72
DAFTAR TABEL
Tabel I
Rencana Kerja Penelitian
Tabel II
Keadaan Guru TK BCC Ungaran
Tabel III
Keadaan Siswa TK BCC Ungaran
Tabel IV
Prestasi Akademik TK BCC Ungaran
Tabel V
Keadaan Sarana dan Prasarana TK BCC Ungaran
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Usia dini atau masa prasekolah merupakan usia yang tepat untuk mengembangkan potensi dan kecerdasan anak. Dalam rentang usia dini ini ada berada dalam masa proses pertumbuhan dan perkembangan yang unik. Anak memiliki perkembangan, daya pikir,cipta, bahasa dan komunikasi sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada masa usia dini ini pertumbuhan anak sangat hebat dan paling sibuk. Tidak semua orang tua bisa memahami cara yang tepat dalam mendidik anak di usia dini. Maka anak membutuhkan suatu lingkungan yang cocok untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya. Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa landasan pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan dan pengembangan segenap potensi secara optimal yang ditujukan pada anak usia 0 -6 tahun yang dilakukan pada pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rokhani agar anak dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pemberian rangsangan tersebut meliputi aspek spiritual, emosional, sosial, bahasa, kognitif dan psikomotorik. Itulah
dasar pentingnya pendidikan dasar anak usia dini harus dibekali berbagai ilmu dalam bentuk stimulant dan rangsangan. Untuk mempermudah anak menerima rangsangan dari berbagai aspek pendidikan dalam pembelajran tersebut maka dibutuhkan pendekatan pembelajaran yang cocok untuk anak usia dini. Satu diantara pendekatan tersebut adalah BCCT ( Beyond Center Circle Time) atau dikenal dengan pendekatan sentra dan saat lingkaran. Pendekatan ini diyakini mampu merangsang seluruh kecerdasan (multiple intelligence) anak melalui bermain yang terarah. Setting pembelajarannya mampu merangsang anak untuk saling aktif, kreatif, dan terus berfikir dengan menggali pengalamannya sendiri. Dalam proses pembelajarannya berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru. Siswa mengerti apa makna belajar, apa manfaat belajar dan bagaimana cara mencapainya. Guru berperan sebagai fasilitator, motivator dan dinamisator. Hal ini berbeda dengan pendekatan konvensional yang menekankan pembelajaran berpusat pada guru. Dimana peran guru lebih aktif sehingga siswa dijadikan sebagai obyek pembelajaran dan guru sebagai sumber belajar. TK Bina Citra Cendekia (BCC) Ungaran kab. Semarang adalah salah satu lembaga yang menggunakan pendekatan pembelajaran . TK tersebut telah melaksanakan pembelajaran sejak tahun 2011 dan memiliki lahan yang cukup luas untuk area bermain dan belajar yang memadai terdiri dari tujuh
sentra dengan ruang kelas yang menggunakan AC dan lingkungan yang bersih dan nyaman serta SDM (guru) yang secara kuantitas dan kualitas sudah baik . Namun keadaan ini (adanya sarana yang memadai dan SDM yang cukup ) masih membutuhkan manajemen atau pengelolaan untuk mendukung pelaksanaan pendekatan pembelajaran BCCT. Manajemen yang dimaksud peneliti dalam penelitian ini adalah perencanaan (persiapan) pembelajaran, pelaksanaan (proses) pembelajaran dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran. Dengan adanya manajemen pembelajaran dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi maka tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Berdasarkan pemikiran tersbut maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana manajemen pendekatan pembelajaran BCCT pada anak usia dini di Taman Kanak-kanak (TK) Bina citra Cendekia (BCC) Ungaran. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latarbelakang masalah tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana manajemen pembelajaran BCCT pada anak usia dini di TK Bina Citra Cendekia Ungaran ? 2. Apa faktor pendukung dan penghambat manajemen pembelajaran BCCT pada anak usia dini di TK Bina Citra Cendekia Ungaran?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui manajemen pembelajaran BCCT pada anak usia dini di TK Bina Citra Cendekia Ungaran 2. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat manjemen pembelajaran BCCT pada anak usia dini di TK Bina Citra Cendekia Ungaran D. Signifikansi 1. Secara teoritis a. Sebagai masukan guru dalam menambah pengetahuan tentang pembelajaran BCCT
pada anak usia dini
di TK Bina Citra
Cendekia b. Memberikan acuan guru dalam mengembangkan manajemen pembelajaran BCCT pada anak usia dini di Taman Kanak-Kanak (TK)
2. Secara praktis a. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru TK dalam meningkatkan kualitas pembelajaran anak usia dini
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
(FTIK)
dalam
pembenahan
dan
pengembangan
kurikulum Taman Kanak-Kanak BAB II KAJIAN TEORI A. Manajemen Pembelajaran I. Pengertian Manajemen Pembelajaran Secara harfiah manajemen berasal dari kata to manage yang sinonim dengan kata to hand, to control, to guide yang artinya mengurus , memeriksa, memimpin. Adapun secara istilah manajemen adalah suatu proses yang continue yang memiliki kemampuan dan ketrampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu kegiatan
baik secara individu maupun kelompok dalam
mengkoordinasi dan menggunakan segala sumber dalam mencapai tujuan organisasi yang produktif, efektif dan efisien (Engkosworo dan Aan Komariah, 2010: 87). Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dan anak didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU Sisdiknas no. 20 Tahun 2003 :5).
Dengan demikian dapat dipahami bahwa manajemen pembelajaran adalah usaha pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan,
evaluasi,
serta
pengawasan
dalam
menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran secara produktif, efisien, dan efisien. 2. Fungsi Manajemen Pembelajaran Dalam pelaksanaannya manajemen pembelajaran memiliki fungsi manajemen. Menurut George R. Terry fungsi-fungsi manajemen ada empat, yaitu : planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan), dan controlling (pengawasan) (Daryanto, 2013: 47). 1) Perencanaan pembelajaran Perencanaan pembelajaran merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil berpikir secara rasional, tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, perubahan tingkah laku peserta didik setelah melalui pembelajaran serta upaya yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan tersebut. Konkretnya, dalam perencanaan pembelajaran ini pendidik membuat perangkat pembelajaran.
2) Pengorganisaian pembelajaran
Pengorganisasian pembelajaran adalah pendidik mengumpulkan dan menyatukan berbagai macam sumber daya dalam proses pembelajaran, baik pendidik, peserta didik, ilmu pengetahuan serta media belajar. Dan dalam waktu yang sama, mensinergikan antara berbagai sumberdaya yang ada dengan tujuan yang akan dicapai. 3) Pelaksanaan pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses berlangsungnya pembelajaran di kelas dan merupakan inti dari kegiatan pembelajaran. Kegiatan guru adalah sebagai pemimpin dan manajer dalam pembelajaran. Dimana di dalam kelas terjadi interaksi antara guru dan siswa. 4) Evaluasi pembelajaran Evaluasi pembelajaran adalah kegiatan menilai yang dilakukan ketika kegiatan sedang berlangsung. Dalam kegiatan menilai itulah pendidik dapat menemukan bagaimana proses berlangsungnya pembelajaran serta sejauh mana tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sehingga
dapat menemukan berbagai upaya untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran berikutnya. Melalui kegiatan mengevaluasi pembelajaran ini kemudian dapat dilakukan upaya perbaikan pembelajaran. Manajemen pembelajaran merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran dan pendidikan. Sehingga dalam manajemen pembelajaran pun memiliki beberapa
kegiatan dan hal-hal penting untuk diperhatikan. Beberapa bagian terpenting dalam manajemen pembelajaran tersebut antara lain: penciptaan lingkungan belajar, mengajar dan melatih peserta didik, meningkatkan aktivitas belajar, dan meningkatkan kedisiplinan peserta didik. 5) Pengawasan pembelajaran Pengawasan merupakan kegiatan organisasi
melaksanakan
apa
untuk memastikan anggota yang
dikehendaki
dengan
mengumpulkan , menganalisis dan mengevaluasi informasi serta manfaatnya untuk mengendalikan organisasi. B. Pembelajaran BCCT 1. Pengertian BCCT (Beyond Center and Circel Time ) adalah pendekatan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini (PAUD) yang berpusat pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 216). Beyond Centers and Circles Time () dapat dikatakan
sebagai
konsep
belajar
dimana
pendidik
(guru)
menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong anak didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. dikembangkan oleh Creative Center for Childhood Research and Training (CCCRT)
Florida, USA dan dilaksanakan di Creative Pre school Florida, USA selama lebih dari 25 tahun, baik untuk anak normal maupun untuk anak dengan kebutuhan khusus Dalam pelaksanaan pendekatan kelas dirancang dalam bentuk sentra-sentra. Sentra bermain merupakan zona atau area main anak yang dilengkapi seperangkat alat main yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis permainan. Yakni main sensorimotor (fungsional), main peran, dan main pembangunan. Sedangkan saat lingkaran merupakan saat guru duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan (arahan) kepada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah main. Beyond
Centers
and
Circles
Time
adalah
metode
penyelenggaraan PAUD yang berpusat pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran dengan menggunakan empat pijakan. empat pijakan. Di Indonesia metode ini lebih dikenal dengan Sentra dan lingkaran (Seling). metode pengajaran yang menempatkan siswa pada posisi yang proposional. Pendekatan sentra dan lingkaran berfokus pada anak. Setiap sentra memunyai definisi dan tujuan yang bebeda, namun masing-masing sentra erkaitan dalam mendukung
perkembangan
anak. Menurut Dr. Pamela dalam bukunya Mukhtar latif dkk. (2013 :124 - 137) ada tujuh macam sentra yang dikembangkan di sekolah binaannya yang bernama Sekolah Al-Falah Ciracas Jakarta Timur yang hingga saat ini menjadi binaan langsung dari Creative Center for Chilhood Research and training
(CCCRT). Tujuh macam sentra
tersebut adalah sebagai berikut : a. Sentra persiapan. Sentra persiaan merupakan sentra tempat bekerja dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kognisi, motorik halus dan keaksaraanya yang diorganisasikan oleh guru dan focus pada kegiatan-kegiatan matematika, membaca, dan menulis. Sentra ini
focus
pada
kesempatan
anak
untuk
mengurutkan,
mengklasifikasikan, membuat pola-pola dan mengorganisasikan alat-alat dan bahan kerja. Tujuan sentra persiapan ini focus pada kesempatan anak untuk mengurutkan,
mengklasifikasikan,
membuat
pola-pola
dan
mengorganisasikan alat-alat dan bahan kerja, termasuk persiapan membaca, menulis, dan berhitung. Contohnya anak mengurutkan angka dari yang besar sampe yang kecil, atau sebaliknya , menyusun benda yang paling kecil sampai yang paling besar atau sebaliknya. Sentra persiapan mempunyai aturan yang berbeda dengan sentra yang lain.Aturan di sentra persiapan terdiri dua
aturan yang berbeda yaitu lima prosedur kerja dan aturan main. Lima Prosedur kerjanya antara lian adalah : memilih satu pekerjaan, bekerja tuntas, menujukkan hasil kerja, beres-beres, memilih pekerjan lain. Sedangkan aturan mainnya adalah sayang teman, medengar, focus, control, menggunakan alat sesuai fungsinya, beragi bergatian, berada dalam kelompok berjalan, start-finish, meyelesaikan masalah dengan bicara. Perlengkapan main di sentra persiapan antara lain ; alat-alat yang mendukung proses klasifikasi, urutan, ukuran hubungan seperti mozaik, halma, art school, papan geometri, timbangan, puzzle-puzzle, alat-alat yang mendukung keakaraan ; buku, kartu huruf, kartu kata, alat menulis ; alat-alat yang mendukung ketrampilan motorik halus seperti jepitan dengan berbagai ukuran, gunting, kertas dan stepler, manic dan tali, alat-alat dn bahan untuk menggambar. Adapun kegiatan di sentra persiapan adalah membaca, menulis, dan matematika. b.
Sentra Balok Sentra balok merupakan sentra yan memberikan kesempatan kepada anak untuk engembankan kemampuan sistematika berpikir dengan menggunakan media pembengunan terstruktur. Sentra ini bertujuan
membantu anak dalam meningkatkan kemampuan
konstruksi mereka dari membuat susunan garis lurus keatas ke representasi nyata dan dari bermain sendiri ke kemampuan bekerja dalam kelompok kecil, merencanakan, dan membangun. Adapun aturan dalam main balok adalah balok untuk membangun, membangun balok diatas alas, mengambil balok secukupnya, start-finish lancer, bermain tepat waktu, beres-beres. Main balok ini bermanfaat dalam mengembangkan ketrampilan hubungannya dengan teman sebaya, ketrampilan kounikasi, kekuatan dan koordinasi motorik halus dan kasar, konsep matematika dan geometri, pemikiran simbolik, pengetahuan pemetaan, ketrampilan membedakan penglihatan. Perlengkapan main sntra balok adalah macam-macam bentuk dan ukuran balok unit dengan jumlah 100 – 200 balok natural, alat pendukung seperti boneka orang, rambu-rambu lalu lintas, dan kendaraan, alas untuk bermain balok dengan bentuk dan diwarnai dengan warna primer, literacy; kertas HVS, krayon, spidol 24 warna, pensil, penghapus, enggaris ukuran 30 cm, 60 cm, meteran, dan gunting, balok warna ukuran kecil untuk dekorasi. Kegiatan disentra balok antara lan ; membangun dengan menggunakan maam-macam bentuk dan ukuran balok unit, menggambar bangunan yang telah dibuat, menulis nama-nama
bangunan,
bermain
peran
dengan
menggunakan
alat-alat
pendukung yang dilakukan dalam bangunan yang dibuatnya.
c. Sentra Main Peran Besar Sentra main peran besar adalah sentra yang memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan pengertian mereka tentang dunia disekitarnya, kemampuan berbahasa, ketrampilan mengambil sudut pandang dan empati melalui mainperan yang mengalirkan knowledge pada anak. Tujuan sentra main peran besar adalah mengembangkan kemampuan interaksi social dan berbahasa, dan membangun rasa empati , mengambil sudut pandang spasial afeksi. Aturan di sentra main besar antara lain adalah focus main sesuai peran, control diri dalam berinteraksi dengan pemeran lain dan dalam menggunakan alat, beres-beres selesai bermain kembaikan alat ketempatnya. Sentra main
besar bermanfat untuk mendukung anak dalam
memiliki kemampuan untuk memisahkan pikiran dari kegiatan dan benda, memiliki kemampuan menahan dorongan hati dan menyusun tindakan yang diarahkan sendiri dengan sengaja dan fleksibel, memiliki kemampuan membedakan imajinasi dan realitas.
Perlengkapan dalam main di sentra main besar adalah alat dengan ukuran yang sesungguhnya, artinya alat tersebut bias dipakai anak saat bermain. Perlengkapan main di sentra peran besar dibagi atas ; alat dan bahan main kerumahtangaan, alat dan bahan man keprofesian, alat dan bahan main yang mendukung keaksaraan. Kegiatan di sentra main peran besar adalah memainkan peran-peran yang ada dimuka bumi yang dekat dengan anak, seperti peran ibu, ayah, dokter, binatang-binatang. d. Sentra Main Peran Kecil Sentra main peran kecil adalah mengalirkan materi pada anak melalui alat main berukuran kecil. Anak sebagai dalang yang menggerakkan boneka yang menjadi pameran. Tujuan sentra peran kecil adalah membangun kemampuan abstrak berpikir dan berpikir secara obyektif, dan mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi social dan berbahasa. Aturan disentra mai peran kecil antara lain ; focus main sesuai peran yang diilih melalui bonekanya, control diri dalam berinteraksi dengan pemain yang lain dan dalam menggunakan alat main, beres-beres mengaembalikan alat-alat yang telah dimainkan kembali ke tempatnya sesuai dengan labelnya. Sentra main peran kecil bermanfaat untuk mendukung anak dalam memiliki kemampuan untuk memisahkan pikiran dari kegiatan benda, memiliki
kemampuan menahan dorongan hati dan menyusun tindakan yang diarahkan sendiri dengan sengaja dan fleksibel, dan memiliki kemampuan berpikir obyektif. Sedangkan perlengkapan main di sentra pern kecil adalah menggunakan alat bermain atau benda berukuran mini atau kecil seperti boneka orang atau binatang, rumah boneka, mobil-mobilan, pohon, perahu, pesawat. Alat dan bahan sntra main peran kecil dapat diklasifikasikan seperti maket bangunan berikut perlengkapan furniture dengan ukuran yang proposional dengan bangunannya seperti rumah, boneka, meja , kursi yang sesuai dengan ukuran rumah boneka, boneka orang dan binatang, asesoris pendukung seperti pohon, pagar, kendaraan, perlengkapan makan, perlengkapan memasak, perlengkapan yang berhubungan dengan peran profesi masing-masing, dan alat dan bahan main yang mendukung keaksaraan anak. Kegiatan di sentra main peran kecil adalah memainkan peranperan dimuka bumi yang ada disekitar anak melalui alat-alat yang berukran kecil seperti boneka yang berperan sebagai ibu, ayah, kaka,adik, atau binatang. e. Sentra Bahan Alam. Sentra bahan alam adalah sentra yang memberikan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi langsung dengan berbagai macam bahan untuk mendukung sensorimotor, self control, dan sains.
Sentra ini bertujuan member kesempatan untuk membangun kemampuan dengan berbagai macam bahan atau dengan bahanbahan yang berbeda, member kesempatan anak mendapatkan pengalamann sensorimotor yang kaya, dan membangun control anak. Sedangkan aturan di sentra bahan alam adalah penggunaan alat sesuai fungsinya, control diri, beres-beres, bekerja tuntas. Manfaat main
sentra
bahan
alam
antara
lain
mendukung
tahap
perkembangan sensomotorik, mendukung tahap perkembangan knstruksi cair 9tahap melukis, tahap playdough), mendukung anak belajar konsep-konsep sains, mendukung anak untuk lebih control, memperkuat fine motor skill. Perlengkapan main sentra ahan alami aalah plsydough, finger painting, cat lukis, beras, biji-bijian, pasir dan air, krayon, spidol, kertas untuk melukis, menggambar, finger painting, kuas, alat-alat untuk menakar. Dan kegiatan di sentra bahan alam adalah kegatan pembangunansifat cair yang banyak menggunakan baha-bahan bersifat fluid, seperti ; air,pasir, bijibijian, tepung terigu; kegiatan meakar, menuang, mengisi; pengamatan terhadap kejadian-kejadian sains. f. Sentra Seni Sentra seni adalah sentra yang memberikan kesempatanpada anak untuk
mengembangkan
kemampuan
menggunakan
dan
berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan seni sperti ; lem, gunting, krayon, cat, clay, playdough. Tujuan sentra seni adalah memberikan penalaman proses kerja yang bermutu, bukan menghaslkan karya seni, anak mendapatkan kesenangan dari eksplorasi warna, ketrampilan motorik, halus dan proses kreaivitas, membangun kemampuan dasar-dasar seni. Aturan di sentra seni adalah memilh kegiatan yang disediakan, memulai dan mengakhiri kegiatan yang sudah diilh, bekerja sesuai dengan kreasinya, melaporkan pekerjaan yang telah diselesaikan, berganti
kegiatan
seni
yang
lainnya,
bila
waktu
masih
memungkinkan, beres-beres. Manfaa senra seni antara lain ; mengembangkan
ketrampilan
motorik
halus,
kemampuan
menggunakan berbagai alat dan bahan, kemampuan estetik anak terhadap karya sei, kemampuan menghargai karya seni diri dan orang lain, kemampuan bekerja secaa sistematis. Perlengkapan main sentra seni antara lai berbagai jenis dan ukuran krayon dan spidol, cat air, kuas besa dan kecil, macammacam keras, kanji warna , bahan-bahan bekas, kain perca, macam-macam benang. Dan kegiatan di senra seni adalah menggambar dengan krayon, melukis dengan kuas besar/kecil, menggunting dan menempel pola / gambar, kolase, mozaik, finger painting, prakarya dengan berbagai bahan jadi maupun bekas.
g. Sentra Imtaq Sentra imtaq adalah sentra yang memberikan kesempatan kepada anak pembelajaran nilai-nilai, aturan-aturan agama sehingga anak dapat
mengembangkan
keimanan
dan
ketakwaan
melalui
pembiasaan sehari-hari pada kegiatan main anak. Fokus sentra in mendukung anak untuk engenal dan membangun konsep-konsep Al-Qur’an dan Hadis. Tujuan sentra imtaq ini adalahmemberikan kesempatan pada anak untuk memainkan berbagai macam alat main dan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar mereka memilih dengan arahan diri dan menggunakan alat dengan ukuran sesungguhnya. Serta membangn konsep diri sebagai seorang muslim. Aturan di sentra imtaqadalah focus dan khusyuk, memilih alat main, bekerja tuntas, beres-beres, dan tertib. Selanjutnya manfaat sentra imtaq adalah anak menyukai , senang, dan mencintai agamanya, sehingga mau melakukan yang diperintahkan oleh Allah secara ikhlas, anak dapat bersikap /berakhlakul karimal seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhamad SAW, anak dapat paktiklangsung cara-cara beribadah yang benar, anak mendapatkan konsep Al-Qur’an sesuai dengan tahap perkembangan anak, anak
dapat belajar awal membaca dan menulis huruf hijaiyah. Perlengkapan main di sentra imtaq adalah alat-alat sholat, AlQur’an dan buku Iqra’, kartu-kartu huruf hijaiyah, puzzle masjid, puzzle ka’bah, puzzle urutan sholat dan wudhu, dan haji, plydough, alat-alat menggambar dan menulis, mencap dengan stempel huruf hijaiyah, gunting, kertas berbagai ukuran, stepler, bahan flannel sesuai tema. Dan kegiatan di senra imtaq adalah membahas tentang ayat AlQur’an yang berhubungan dengan tema, mengucapka surat-surat pendek dan do’a-do’a harian, membaca dan menulis huruf hijaiyah sesuai
perkembangan
anak,
praktik
wudlu
dan
sholat,
mengenalkan konsep rukun Islam dan rukun iman. 2. Tujuan Pembelajaran BCCT Tujuan dari pendekatan BCCT yang dimaknai sebagai sentra dan saat lingkaran adalah sebagai berikut : a. Pendekatan ini ditujukan untuk merangsang seluruh aspek kecerdasan anak (kecerdasan jamak) melalui bermain yang terarah b.
Anak Menciptakan setting pembelajaran yang merangsang anak aktif, kreatif dengan menggali pengalamannya sendiri ( bukan hanya sekedar mengikuti perintah, meniru, atau menghafal)
c. Dilengkapi dengan standar operasional yang baku, yang berpusat disentra-sentra kegiatan dan saat anak berada dalam lingkaran
bersama pendidik,sehingga mudah diikuti (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 217). 3. Prinsip-prinsip Pembelajaran BCCT a. Pembelajaran berpusat pada anak b. Menempatkan setting lingkungan main sebagai pijakan awal yang penting c. Memberikan dukungan penuh kepada setiap anak untuk aktif, kreatif, dan berani mengambil keputusan sendiri d. Peran pendidik sebagai fasilitator, motivator, dan evaluator e. Kegiatan anak berpusat pada sentra-sentra yang berfungsi sebagai pusat minas f. Memiliki standar prosedur operasional (SPO) yang baku baik di sentra maupun pada saat lingkaran g. Pemberian pijakan sebelum dan setelah anak bermain dilakukan dalam posisi duduk melingkar (Muchtar latif dkk, 2013: 219). 4. Langkah-langkah Pembelajaran BCCT a. Persiapan -
Penyiapan pendidikan dan pengelola melalui pelatihan dan pemagangan
-
Penyiapan tempat dan alat bermain sesuai jenis sentra dan alat yang akan dibuka sesuai dengan tingkat usia anak
-
Penyiapan
administrasi
kelompok
dan
pencatatan
perkembangan anak -
Pengenalan metode pembelajaran kepada orang tua
b. Pelaksanaan 1) Bukalah sentra secara bertahap sesuai dengan kesiapan pendidik dan sarana pendukung lain 2) Gilirlah setiap kelompok anak untuk bermain di sentra sesuai dengan jadwal.Setiap kelompok dalam satu hari hanya bermain satu sentra saja 3) Berikan variasai dan kesempatan yang cukup kepada setiap anak agar tidak bosan dan tidak berebut 4) Seiring dengan kesiapan pendidikan dan sarana yang mendukung, tambahilah sentra baru apabila belum lengkap 5) Lengkapilah dalam sentra dengan berbagai jenis APE (Alat Peraga Edukatif) baik yang buatan pabrik maupun yang dikembangkan
sendiri
dengan
bahan
limbah
dan
lingkungan alam sekitar. c. Penyambutan anak Pendidik menyambut kedatangan anak di depn pintu gerbang dengan dengan ramah dan semangat dengan mengucapkan salam, dan menanyakan bagaimana kabar anak dan pendidik menyebut nama panggilan anak dengan hormat
d. Masa transisi Pada masa transisi ini pendidik mempersilahkan anak bermain dalam bimbingan orang tuanya, dan atau sambil konsultasi dengan pendidik, konselor ata psikolog yang ada. Pada masa ini anak diberi
kesempatan
untuk
berkonsultasi
dengan
pendidik,
konselor,atau psikolog tentang apa saja yang mereka ketahui dan bercerita tentang pengalaman yang mereka alami e. Main pembukaan Pada main pembukaan pendidik mengawali kegiatan dengan berdo’a bersama. Kemudian
anak diajak bernyanyi, menari,
melompat dan tertawa, serta sambil bertepuk tangan dan melambaikan tangan. Main pembukaan ini bertujuan untuk menyemangatkan anak, anak lebih semangat dalam melakukan kegiatan. f.
Kegiatan awal bermain Pada kegiatan ini pendidik mengajak anak menuju sentra atau pusat kegiatan bermain dengan cara bernyanyi bersama. Disini pendidik menjelaskan permainan yang akan dilakukan oleh anak dan membuat aturan permainan atas kesepakatan anak sebelum permainan dimulai.
g. Kegiatan inti bermain di masing-masing kelompok Kegiatan inti bermain ada tiga pijakan :
1) Pijakan pengalaman sebelum bermain 2) Pijakan pengalaman main setiap anak 3) Pijakan pengalaman setelah main 4) Makan bekal bersama Makan bekal makanan yang dibawa sendiri-sendiri oleh anak dilalukan bersama-sama selama 15 menit sebelum akhir kegiatan. 5) Kegiatan akhir bermain Pada
saat
akhir
kegiatan
bermain
pendidik
mengucapkan selamat kepada semua anak atas yang telah mereka alami hari ini. Anak-anak berdo’a bersama ddan dihantarkan pulang bersama orang tuanya
yang
telah
menunggu.
(http//repository.Unib.ac.id /tentang Konsep, Teori BCCT/ diakses pada tanggal 10 April 2016) 5. Peran Guru dalam pembelajaran BCCT 1) Guru sebagai fasilitator 2) Guru sebagai motivator 3) Guru sebagai evaluator C. Manajemen Pembelajaran BCCT Pembelajaran BCCT merupakan pembelajaran anak usia dini yang berpusat pada anak, dimana anak bebas mengembangkan potensinya
dengan belajar sambil bermain. Pada model ini anak dilayani secara individual, anak memiliki kebbebasan memilih sentra sesuai dengan minatnya , sehingga anak memilki kesempatan mengeksplorasi dunianya. Dengan demikian anak dapat belajar menemukan sendiri pengetahuan dan pengalaman secara mandiri. Guru hanya sebagai fasilitator bagi anak. Pembelajaran ini dapat tercapai manakala manajemen pembelajaran BCCT yang diditerapkan adalah perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran sebagaimana yang tercantum dalam Permendiknas No. 58 tahun 2009 tentang standar PAUD yang menyebutkan bahwa salah satu standar pelaksanaan pembelajaran adalah standar proses dan penilaian. Standar proses dan penilaian meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian program yang dilaksanakan secara terpadu sesuai bakat, minat, dan kebutuhan anak. D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran BCCT Menurut
Noni
Dwi
Cahyowati
(2012:
10)
faktor-faktor
yang
mempengaruhi manajemen pembelajaran BCCT antara lain adalah : a. Sarana prasarana yang terbatas b. Kurangnya wawasan / pengetahuan guru tentang guru BCCT c. Dana yang kurang d. Fasilitas pembelajaran yang terbatas
e. Kurangnya
perhatian
orang
tua
dalam
membantu
pembelajaran siswa f. Dukungan dari lembaga pendidikan yang bersangkutan.
E. Prior Research Review Penelitian yang berhubungan dengan pembelajaran pada anak usia dini sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti, antara lain Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan BCCT pada kelompok B di PAUD Assalam Kota Bengkulu (Selvi Citra Sari, 2014: 1). Penelitian yang dilakukan oleh ( Nova Indriati 2013: 1) tentang Pengaruh
pendekatan BCCT untuk
meningkatkan kemampuan sosialisasi kelompok A PAUD terpadu Nurul Dzikri yang hasilnya menunujukkan ada pengaruh pendekatan
terhadap
kemampuan social anak. Kedudukan penelitian terhadap penelitian terdahulu adalah untuk menambah dan
melengkapi khasanah penelitian tentang manajemen
pembelajaran BCCT. Karena penelitian ini akan mengkaji lebih jauh tentang bagaimana manjemen pembelajaran BCCT pada anak usia dini di TK BCC Ungaran. Diharapkan dari hasil penelitian ini
manajemen pembelajaran
BCCT dapat dilaksanakan sebagaimana fungsi manajemen pembelajaran yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
BAB III METODE PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitian Penelitian
ini
merupakan
penelitian
kualitatif
dengan
pendekatan deskriptif. Karena data yang dikumpulkan berbentuk kata atau gambaran dari naskah wawancara, cacatan lapangan, dokumen pribadi ( Moleong, 2002 : 11). Bentuk penelitian ini akan mampu menangkap berbagai informasi kualitatif dengan deskriptif yang penuh nuansa, yang lebih berharga dari pada sekedar pernyataan jumlah atau frekwensi dalam bentuk angka (Sutopo, 1990 : 12). Startegi penelitiannya adalah kasus
tunggal. Hal ini dipilih karena penelitian telah ditentukan variabel pokok yang akan dijadikan pusat kajian. 2. Kegiatan Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di TK Bina Citra Cendekia Ungaran selama 6 bulan. Dengan tahap-tahap peneitian antara lain : melakukan observasi,
menentuntukan
key
person,
informan
dengan
teknik
snowbolling. Secara singkat penelitian tersebut dapat dilhat dalam tabel rencana kerja sebagai berikut :
Tabel I Rencana Kerja Penelitian Waktu bulan ke
1
2
V
V
3
4
5
6
V
V
V
V
V
V
V
Perencanaan Penelitian Observasi Perijinan :birokrasi Wawancara /pencatatan/pengamatan
V V
V
(penelitian) Penyusunan Laporan
3. Subyek Penelitian Agenda sentral penelitian ini adalah hendak mengungkap berbagai
permasalahan
yang
berhubungan
dengan
manajemen
pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran , maka yang menjadi subyek penelitian adalah Kepala sekolah, guru dan siswa TK BCC Ungaran. Mereka dipilih sebagai key informan karena mereka yang lebih paham tentang manajemen pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran kondisi siswa TK BCC
dan
Ungaran. Sedangkan informan sekunder dalam
penelitian ini adalah tokoh masyarakat yang lebih memahami persepsi TK BCC Ungaran. Adapun visi misi sekolah , keadaan guru dan siswa, data inventaris dan prestasi akademik TK BCC Ungaran adalah
sebagai
berikut :
a. Visi dan Misi
Visi Sebagai
Lembaga
Pendidikan
Islam
meningkatkan Generasi berakhlaq mulia,
mempersiapkan
dan
Kreatif, Mandiri,
amanah dan mengharap ridha Allah SWT dengan segala aspek kehidupan bermasyarakat. berbangsa dan bernegara
Misi
o
Mengembangkan konsep operasional kader umat yang siap tumbuh menjadi generasi berakhlaq mulia, dan proses pendidikannya.
o
Membantu orang tua dalam mewujudkan anak sholih sholihah yang
ditampilkan
dengan
akhlaq
mulia
dan
disertai
kemampuan intelektual tinggi, menguasai sains teknologi disertai emosional stabil. o
Menyelenggarakan sarana dan prasarana pendidikan sejalan dengan kebutuhan pendidikan yang bermutu tinggi
o
Membangun kualitas guru / pendidik professional yang berakhlaq mulia
o
Menjadikan kemajuan dan keberhasilan peserta didik dalam proses pendidikan sebagai pusat orientasi dan tujuan yang paling diutamakan dalam semua kegiatan.
TUJUAN 1. Menanamkan nilai-nilai Islam sejak dini sehingga anak terbiasa berperilaku mulia dan berbudi luhur. 2. Melatih anak untuk berkreativitas dan bersosialisasi. 3. Agar anak dapat tumbuh dan berkembang normal baik jasmani maupun rohani. b. Keadaan Pendidik TK BCC Ungaran
TABEL II KEADAAN PENDIDIK TK BCC UNGARAN NO
NAMA
1
Rachmi Amalya Chomsiaty,
JABATAN Kepala KB TK
S.Pd 2
Supiyati, S.Pd.AUD
Guru TK B2
3
Choiriyah Ulfah, S.Pd,M.Pd
Guru TK B1
4
Siti Hartati, S.Pd.AUD
Guru TK B3
S
Yuni Hartati
Guru TK B1
6
Ngatinah, A.Md
Guru TK A3
7
Sulistiyani, S.Pd
Guru TK A1(Koordinator kurikulum)
8
Lasiyati, S.Pd
Guru TK A3
9
Siti Chanifah
Guru/Staff Adm & Keuangan
10
Ratna Yuniar
Guru/Staff Perpustakaan
TABEL III KEADAAN SISWA TK BCC UNGARAN KELAS NO
JUMLAH
1 2 3 4 5 6
Kelas TK AI Kelas TK A2 Kelas TK A3 Kelas TK B1 Kelas TK B2 Kelas TK B3 Jumlah
21 22 20 18 19 18 117
TABEL IV PRESTASI SISWA TK BCC UNGARAN
NO
TAHUN
PERINGKAT
KETERANGAN
Lomba Memindah Bola Dalam Rangka Gelar Seni & Kreatifitas Anak 1
2004
JUARA I
KB-TK-SD Islam Hidayatullah Semarang ( 21 – 22 Februari 2004 ) Lomba Balita Bergaya Dalam Rangka Gelar Seni & Kreatifitas Anak
2
2004
JUARA I
KB-TK-SD Islam Hidayatullah Semarang ( 21 – 22 Februari 2004 ) Lomba Balita Bergaya Dalam Rangka Gelar Seni & Kreatifitas Anak
3
2004
JUARA II
KB-TK-SD Islam Hidayatullah Semarang ( 21 – 22 Februari 2004 ) Lomba Hafalan Surat Pendek Dalam Rangka Gelar Seni & Kreatifitas Anak
4
2004
JUARA III
KB-TK-SD Islam Hidayatullah Semarang ( 21 – 22 Februari 2004 )
5
6
7
2006
2006
2007
JUARA III
Lomba Balita Bergaya Dalam Rangka Open House & Gelar Seni Kreativitas Anak. KB-TK Hidayatullah Semarang ( 4 – 5 Maret 2006 )
JUARA II
Lomba Menyanyi Lagu Anak Tingkat Play Group Dalam Rangka Open House Dan Gelar Kreativitas Anak PG Aisyiyah 01 TK ABA 39 & 44 ( 14 – 15 April 2006
JUARA II
Lomba Menata Huruf Hijaiyah (Kategori Tk) "Nutrisi A+ Untuk Anak A+. Lembaga Pendidikan Islam Hidayatullah ( 17 Maret 2007 )
8
2007
JUARA III
Lomba Balita Bergaya Busana Casual Kategori Balita) "Nutrisi A+ Untuk Anak A+. Lembaga Pendidikan Islam Hidayatullah ( 18 Maret 2007 )
9
2008
JUARA II
Lomba Melukis Hardiknas IGTKI PGRI Kecamatan Ungaran Barat (28 Mei 2008)
10
2009
JUARA I
Festival Gerak dan Lagu (Tingkat Play Group) Hari Anak Nasional tingkat Kabupaten Semarang
11
2009
JUARA II
Lomba Mewarnai (Tingkat TK) YLPI Hj. Isriati Moenadi (3-5 Mei 2009)
12
2010
JUARA III
Lomba Mewarnai Tingkat TK Gebyar Nurul Izzah (14 Februari 2010)
13
2010
JUARA III
Lomba Mewarnai Tingkat TK HUT Jarimatika (14 Maret 2010)
14
2011
JUARA II
Lomba Menyusun Ring Donat (Tingkat Play Group) KB-TK Islam Al Azhar 14 (22-23 Januari 2011)
TABEL V DAFTAR SAARANA PRASARANA
NO
NAMA
JUMLAH
1
Ruang Kelas
6 ruang
2
Ruang Kantor
1 ruang
3
Ruang Ttat Usaha
1 ruang
4
UKS
1 ruang
5
Perpustakaan
1 ruang
6
Gudang
1 ruang
7
Dapur
1 ruang
8
Kamar Mandi Guru
1 ruang
9
Kamar Mandi Anak
3 ruang
10
Kamar Mandi Tamu
1 ruang
11
Pos Satpam
1 ruang
1. SARANA BERMAIN OUT DOOR: a. Ayunan b. Papan luncur c. Jungkitan d. Tangga Majemuk e. Mangkokan
f.
Papan Panjat
g. Kolam Renang h. Bajing Loncat 2. SARANA PENUNJANG PEMBELAJARAAN : a. Televisi b. DVD c. Tape recorder d. LCD e. Komputer
4. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan metode interaktif dan metode non interaktif (Goetz dan le Comte , 1984 : 14). Metode interaktif meliputi observasi berperan dan wawancara , sedangkan metode non interaktif meliputi observasi dan analisis dalam dokumen. Sesuai dengan bentuk pendekatan penelitian kualitatif dan sumber data yang akan digunakan , maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1 .Wawancara
Metode wawancara ini bertujuan memperoleh data atau informasi dari responden ( key informan) tentang manajemen pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran , maka yang menjadi key informan adalah Kepala TK, guru , dan siswa TK BCC Ungaran. Sedangkan tokoh masyarakat setempat menjadi informan sekunder yang terlibat dengan persoalan yang terkait dengan manajemen pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran.. Riset ini juga akan menggunakan teknik Focus Group Discussion (FGD) untuk kebutuhan melengkapi data tentang manajemen pembelajaran. Secara umum teknik ini akan mengambil sampel dari Kepala TK BCC dan guru. Karena mereka yang terlibat langsung dengan siswa. Kedua kategori ini dikelompokkan secara terpisah. Penggalian data melalui diskusi kelompok ini dimaksudkan agar peneliti dapat menghimpun data dari hasil sharing pengalaman informan. 2. Observasi Metode ini dilakukan dengan pengamatan langsung dan pengamatan tidak langsung terhadap obyek yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 1993 : 1). Pengamatan langsung ini dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data yang berhubungan dengan gambaran riil dan detil
tentang manajemen pembelajaran , begitu juga tentang keadaan guru dalam pembelajaran dikelas. Sedangkan pengamatan tidak langsung dilakukan untuk memperoleh data tentang persepsi masyarakat terhadap TK BCC Ungaran . 3. Dokumentasi Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, tulisan, arsip atau dokumen (Moh. Nazir, 1999 : 56). Catatan dan tulisan tersebut berupa
UU Sisdiknas, peraturan
pemerintah, jurnal, dan catatan penilaian kepala sekolah, penilaian guru, prestasi siswa serta profil TK BCC Ungaran. Dokumen tersebut dapat dijadikan data pendukung dalam penelitian ini. E. Keabsahan Data Agar data yang diperoleh berujung pada kesimpulan atau verifikasi dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah , maka mutlak dilakukan pemeriksaan keabsahan data. Dalam pemeriksahan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan derajat kepercayaan (reliability) data yang diperoleh dari informan, keteralihan (transferability) data dari sumber data satu dengan sumber data yang lain, ketergantungan (dependability) data dan kepastian (confirmability) data yang diperoleh (Moleong , 2002 : 173).
Dalam menguji keabsahan data peneliti menggunakan tri angulasi. Tri angulasi yaitu teknik pemeriksahan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data ituuntuk keperluan pengecekan atau sebagai pembenading terhadap data. Pemeriksaan itu dilakukan terhadap sumber lainnya, sebagaimana dikatakan moleong (2002 : 178) yaitu berupa pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber data. Tri angulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi melalui alat yang berbeda dengan jalan : 1. Membandingkan data hasil pengamatan dari berbagai pihak yang terlibat dalam manajemen pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran dengan hasil wawancara. 2. Membandingkan dengan apa yang dikatakan oleh orang di depan umum secara pribadi dari subyek penelitian, baik key informan maupun informan pendukung. 3. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen pelaksanaan kompetensi profesional guru. F. Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini deskriptif-eksploratifanalisis, yaitu mendiskripsikan pendapat kepalaTK BCC, komite sekolah, guru, dan siswa serta tokoh masyarakt kemudian dianalisa tentang manajemen pembelajaran. Adapun alur yang digunakan interprestasi data dalam penelitian ini adalah teori yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1992 : 16), yaitu reduksi data, sajian data, dan verifikasi. a. Reduksi Data Reduksi data adalah proses pemilihan, perumusan, perhatian pada penyederhanaan atau menyangkut data dalam bentuk uraian (laporan) yang terperinci dan sistematis, menonjolkan pada pokok-pokok yang penting agar lebih mudah dikendalikan. Reduksi data merupakan satu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,membuang yang tidak perlu , yang akan memberikan gambaran yang lebih terarah tentang hasil pengamatan, dan juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data itu apabila diperlukan. Display data merupakan upaya penyajian data untuk melihat gambaran keseluruhan data atau bagian-bagian tertentu dari penelitian. Data yang dikumpulkan tidak semuanya valid dan reliable, karenanya perlu dilakukan reduksi agar data yang akan dianalisis benar-benar memiliki validitasdan reliabilitas yang tinggi.
b. Sajian Data Sajian
data
memungkinkan
adalah
rangkaian
kesimpulan
riset
organisasi dapat
informasi
dilakukan
yang
(Bambang
Sumardjoko : 2003 : 30). Sajian data diperlukan peneliti untuk lebih mudah memahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahamannya. Sajian data dapat berupa berbagai jenis matriks, gambar,skema, jaringan kerja yang berkaitan dengan kegiatan dan juga tabel.
c. Penarikan Kesimpulan Sejak awal kegiatan pengumpulan data seorang peneliti sudah harus memahami arti berbagai hal yang ditemui dengan mulai melakukan pencatatan peraturan-peraturan , pola-pola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin , arahan sebab akibat dan berbagai proposisi. Kesimpulan atau verifikasi adalah upaya untuk mencari makna terhadap data yang dikumpulkan dengan mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal lain yang sering timbul dan sebagainya.
Pengambilan kesimpulan atau verifikasi dilakukan secara bertahap. Pertama-tama dirumuskan kesimpulan sementara, akan tetapi dengan bertambahnya data perlu dilakukan dengan cara mempelajari kembali data-data yang terkumpul, baik yang telah direduksi maupun yang telah disajikan. Demikian juga verifikasi ini dilakukan dengan cara meminta pertimbangan dari pihak-pihak yang kompeten, misalnya kepala TK ,komite sekolah, dan tokoh masyarakat. Teknik pengambilan kesimpulan dan penelitian ini adalah teknik analisis induktif kemudian
berdasarkan
bagian-bagian
yang
telah
dikumpulkan,
dikelompok-kelompokkan
yang
saling
berhubungan
(Moleong, 2002 : 6). Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi sebagai sesuatu yang jalin menjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Tiga jenis kegiatan analisis (reduksi data, sajian dat, verifikasi atau penarikan kesimpulan) dan kegiatan pengumpulan data merupakan siklus dan interaktif. Peneliti bergerak ulang alik diantara kegiatan reduksi data , sajian data, dan verifikasi selama kurun waktu penelitian. Pengkodean data , misalanya reduksi data menjurus kearah gagasan-gagasan baru guna dimasukkan kedalam suatu matriks
(penyajian data). Pencatatan data mempersyaratkan reduksi data selanjutnya. Setelah matrik teirisi, kesimpulan awal dapat ditarik, dan menggiring pada pengambilan keputusan, misalnya untuk menambah kolom lagi pada matriks itu untuk dapat menguji kesimpulan tersebut. Untuk lebih jelasnya tiga komponen dalam kegiatan penelitian ini dapat dilihat dalam gambar di bawah ini :
Masa pengumpulan data
reduksi data
sebelum
sesudah
penyajian data
sebelum
sesudah
kesimpulan (verifikasi) (Miles and Huberman, 1984: 19). Gambar 1. Tahap-tahap analisis data menurut Miles and Huberman.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN I. Manajemen Pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran Berdasarkan hasil wawancara dengan guru TK BCC Ungaran yang pada hari Senin tanggal 5 September 2016 diperoleh data sebagai berikut : a. Guru TK BCC yang berinisial SHT Manajemen pembelajaran BCCT TK BCC Ungaran sudah sesuai dengan komponen manajemen pendidikan yang meliputi perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Dengan deskripsi sebagai berikut : 1) Perencanaan pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran Bardasarkan hasil wawancara diperoleh data sebagai berikut : “ Sebelum guru terlibat dalam pembelajaran guru harus ikut pelatihan khusus tentang Pembelajaran agar guru tersebut mengerti, memahami dan dapat mengaplikasikan manajemen pembelajaran BCCT. Pelatihan itu dilaksanakan di luar instasi lain yaitu di Istiqlal Jakarta selama 1 minggu secara bergantian secara rurin karena dananya terbatas.Dan selain itu pada tahun 2015 guru dikikutkan dalam workshop BCCT selama 3 hari di Bandungan kab. Semarang dalam 3 gelombang.
Dan
pengetahuan
,
semua
guru
pemahaman
yang
dan
sudah
pengalaman
memililiki tentang
pembelajaran BCCT terlibat dalam pembelajaran BCCT dengan membuat rencana pembelajaran yang disebut dengan rencana kegiatan 1 Tahun, Rencana kegiatan semester , rencana kegiatan bulanan , RKM
(Rencana Kegiatan
Mingguan ) dan RKH (Rencana Kegiatan Harian. Rencana kegiatan ini dibuat oleh guru mengacu pada kalender akademi sesuai dengan sentra masing-masing. Pembuatan rencana
pembelajaran dilakukan secara terstruktur sesuai dengan jangka waktunya. Rencana kegiatan tahunan dijabarkan menjadi rencana kegiatan semester yang kemudian dijabarkan lagi menjadi rencana kegiatan bulanan, dari rencana kegiatan bulanan ini dijabarkan lagi menjadi rencana kegiatan mingguan . Dan dari rencana kegiatan mingguan ini yang kemudian dikonsultasikan kepada kepala sekolah. Semua guru dituntut untuk membuat rencana
kegiatan harian sebelum
melaksanakan pembelajaran . Dalam rencana kegiatan harian inilah guru rencana tujuan pembelajaran, rencana langkahlamgkah pembelajaran, metode, media, dan menyusun instrumen pembelajaran yang akan digunakan. Guru yang terlibat dalam menyusun rencana kegiatan ini berjumlah 10 orang yang terdiri dari 6 orang sudah lulus S.1 PAUD dan 4 orang lulus SMA. 2) Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan hasil wawancar diperoleh data sebagai berikut : “TK BCC Ungaran merupakan lembaga pendidikan PAUD yang melaksanakan kegiatan pembelajaran lima hari sekolah. Guru dalam mengajar menggunakan Rencana mbelajaran yaitu RKH (Rencana Kegiatan Harian) yang sudah dibuat.
Dalam proses pembelajaran anak
belajar sambil bermain
yang dikondisiskan dengan permainan dan mengalami sendiri sesuai dengan jenis sentranya. Pembelajaran dilakukan di dalam 6 sentra yaitu Sentra ibadah, makro, balok, bahan alam, Sentra seni, dan Sentra persiapan. Pelaksanaan pembelajaran di TK BCC Ungaran dimulai pukul 07.00 – 11.00 WIB untuk hari senin sampai hari Kamis. Untuk hari Jum’at dimulai pukul 07.30 – 10.00 WIB. Sedang hari Sabtu tidak ada pembelajaran tapi guru tetap masuk. Adapun proses pembelajaran di TK BCC melalui 7 tahapan sebagai berikut : a) Jurnal pagi Jurnal pagi merupakan kegiatan di dalam kelas yakni anak mengerjakan sesuatu untuk mengisi waktu sebelum bel berbunyi. Di dalam kelas TK A jurnal pagi diisi bermain Alat Peraga Edukatif (APE), membaca, menulis, menggambar, mewarnai pada pukul 07.00 – 07.30 WIB. Sedang TK B jurnal pagi diisi dengan bermain dihalaman sekolah mulai jam 07.00 – 08.00 WIB. b) Pembukaan
Pembukaan merupakan suatu kegiatan sebelum materi pagi. Kegiatan pembukaan meliputi motorik kasar, membaca syahadat, ikrar, istighfar, sholawat, asmaul husna, surat pendek, salam, tepuk, menyanyi. Kegiatan ini dimulai dari jam 07.30 – 08.00 WIB. c) Materi pagi Materi pagi meliputi membaca Alfatihah, Do’a kepada orang tua, absen, penyampean webbing (tema), dan keaksaraan angka. Materi pagi dilakukan ja 08.00 – 08.30 WIB. d) Kegiatan inti/sentra Kegiatan sentra merupakan kegiatan dimana anak mulai bermain. Kegiatan bermain sesuai dengan sentra masing-masing. Permainan yang disediakan harus dapat nengembangkan aspek-aspek perkembangan anak. Kegiatan sentra dilakukan mulai pukul 08.30 – 09.45 WIB. Pembelajaran dalam sentra dilaksanakan melalui empat pijakan, yaitu pijakan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan saat main, pijakan sesudah
main. Pijakan lingkungan main meliputi tempat main, jumlah ragam main, kelas serta jumlah anak dalam satu kelas. Pijakan sebelum main meliputi salam, do’a, membaca basmalah, mengupas tema, membaca aturan dan
harapan
pegangannya
main nanti,
yang pilih
meliputi teman,
perhatikan
pilih
mainan,
perhatikan mainan, rapikan, sayang gur dan teman. Pijakan saat main meliputi mengamati, memotivasi, dan menilai. Anak-anak berperan aktif, mereka seolaholah menjadi orang yang ada dalam permainan itu. Pijakan setelah main yaitu recallingyakni evaluasi dan review, membaca dan menutup majelis dan do’a sebelum makan. Metode yang digunakan dalam pembelajara sentra adalah ceramah dan cerita serta demonstrasi untuk memberiakan contoh gerakan atau permainan , misalnya gerakan sholat. Kemudian metode tanya jawab, dialog atau bercakap-cakap, metode
bermain
pemberian
tugas,
peran, metode
karya
wisata,
metode
praktek.Anak
disuruh
menyelesaikan tugas dengan permainan yang ada pada masing-masing sentra.
Media pembelajaran yang digunakan disesuaikan dengan sentra masing-masing. Media tersebut meliputi Audio( media yang dapat didengar seperti radio, tape recorder. Kemudian media visual yakni media yang dapat dilihat seperti TV, vidio animasi. Selain itu media APE (alat peraga edukatif) baik indoor maupun outdoor
seperti
balok,
boneka,
kotak
kotak,
alphabet,kartu bilangan, kartu pasangan, papan titian, jangkit-jangki, bola dunia, perosotan, ayunan, bola tendang, bola basket. Sarana lain yang menunjang pembelajaran adalah vidio player, LCD, Komputerdan majalah dinding. e) Istirahat Istirahat dilakukan mulai jam 09.45 – 10.30 WIB. Kegiatan dalam istirahat meliputi cuci tangan, makan bersama, gosok gigi. f) Penutup Kegiatan penutup dilakukan mulai 10.30 -11.30. Di kelas TK kegiatan penutup disisi dengan mengaji, mengerjakan LKS, kemudian do’a dan pulang.Di kelas
KB tidak ada mengaji dan LKS, setelah istirahat langsung berdo’a dan pulang. 3) Evaluasi Pembelajaran Berdasarkan
wawancara
diperoleh
data
sebagai
berikut : “Evaluasi pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran akan oleh guru pada setiap bulan , setiap minggu, dan setiap hari baik penilaian dalam aspek kognitif, afektif maupun
psikomotorik. Adapun model penilaiannya
adalah observasi atau pengamatan dari awal sampai akhir
pembelajaran.Dalam
melakukan
evaluasi
pendidik membuat cacatan atau anekdot penilaian tersendiri. Hasil penilaian berbentuk narasi dan huruf. Dalam bentuk pengembangan psikologi penilaian berbentuk narasi. Sedangkan penilaian berbentuk baik, sedang, dan buruk. Untuk nilai perkembangan anak setiap semesternya berbentuk huruf yaitu PB (perlu bimbingan, MB : Mulai bimbingan, BST : Berkembang sesuai target, BSB : berkembang sangat baik.Untuk
penilaian hafalan dengan bentuk L : Lancar, KL : Kurang lancar, TL: Tidak lancar. Dalam
evaluasi
pembelajaran
TK
BCC
Ungaran bekerjasama dengan orang tua wali murid. Setiap satu bulan sekali wali murid dikumpulkan untuk menyampaikan
hasil
penilaian
perkembangan
kemajuan siswa. Hal ini dilakukan sebagai bentuk dukungan
orang
tua
terhadap
keberhasilan
siswa.Keterlibatan orang tua sangat mecapaian tujuan pembelajaran yng sudah ditentukan”.
b) Guru TK BCC Ungaran berinisial WPA Berdasarkan hasil wawancara diperoleh data sebagai berikut: Pembelajaran BCCT TK BCC Ungaran sudah sesuai dengan komponen manajemen pendidikan yang meliputi perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan
pembelajaran,
dan
evaluasi
pembelajaran. Dengan deskripsi sebagai berikut : 1) Perencanaan pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran Bardasarkan hasil wawancara diperoleh data sebagai berikut :
“Semua guru yang terlibat dalam pembelajaran BCCT ikut menyususn perencanaan pembelajaran baik perencanaan pembelajaran tahunan/semester, bulanan, mingguan maupun harian.
Sebelum
guru
terlibat
dalam
perencanaan
pembelajaran BCCT meskipun sudah lulus S.1 Jurusan Psikologi
maupun
Bimbingan
Konseling
namun
guru
diharuskan ikut pelatihan atau workshop tentang BCCT diselenggarakan oleh dinas pendidikan secara lokal atau nasional.Secara nasional guru diikutkan worksho BCCT di Istiqlal
Jakarta
selama
1
minggu
secara
bergantian.Kemuadian secara lokal juga diikutkan workshop di Bandungan kab. Semarang.Hal ini dimaksudkan agar para guru memiliki pengetahuan, dan ketrampilan tentang BCCT, sehingga dalam aplikasinya dilapangan tidak menemui kesulitan. Semua guru diharuskan membuat rencana kegiatan harian sebagai penjabara dari rencana kegiatan migguan yang kemuadian dikonsultasikan langsung dengan kepala sekolah. Rencana kegiatan tersebut dibuat secara terstruktur dengan mengacu pada kalender pendidikan. 2) Pelaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancar diperoleh data sebagai berikut : “Kegiatan pembelajaran TK BCC Ungaran dilakukan lima hari sekolah. Guru dalam mengajar menggunakan Rencana pembelajaran yaitu RKH (Rencana Kegiatan Harian) yang sudah dibuat setiap mau mengajar. Dalam proses pembelajaran anak
belajar sambil bermain
sesuai dengan jenis sentranya. Pembelajaran dilakukan di dalam 6 sentra yaitu sentra ibadah, makro, balok, bahan alam, sentra seni, dan sentra persiapan. Pelaksanaan pembelajaran di TK
BCC Ungaran dimulai
pukul 07.00 – 11.00 WIB untuk hari senin sampai hari Kamis. Untuk hari Jum’at dimulai pukul 07.30 – 10.00 WIB. Adapun proses pembelajaran di TK BCC melalui 7 tahapan sebagai berikut : a) Jurnal pagi Jurnal pagi merupakan kegiatan di dalam kelas yakni anak mengerjakan sesuatu untuk mengisi waktu sebelum bel berbunyi. Di dalam kelas TK A jurnal pagi diisi bermain Alat Peraga Edukatif (APE), membaca, menulis, menggambar, mewarnai pada pukul 07.00 – 07.30 WIB. Sedang TK B jurnal pagi diisi dengan
bermain dihalaman sekolah mulai jam 07.00 – 08.00 WIB.karena kelas ruangannya kurang luas. b) Pembukaan Pembukaan merupakan suatu kegiatan sebelum materi pagi. Kegiatan pembukaan meliputi motorik kasar, membaca syahadat, ikrar, istighfar, sholawat, asmaul husna, surat pendek, salam, tepuk, menyanyi. Kegiatan ini dimulai dari jam 07.30 – 08.00 WIB. c) Materi pagi Materi pagi meliputi membaca Alfatihah, Do’a kepada orang tua, absen, penyampean webbing (tema), dan keaksaraan angka. Materi pagi dilakukan ja 08.00 – 08.30 WIB. d) Kegiatan inti/sentra Kegiatan sentra merupakan kegiatan dimana anak mulai bermain. Kegiatan bermain sesuai dengan sentra masing-masing. Permainan yang disediakan harus dapat nengembangkan aspek-aspek perkembangan anak. Kegiatan sentra dilakukan mulai pukul 08.30 – 09.45 WIB.
Pembelajaran dalam sentra dilaksanakan melalui empat pijakan, yaitu pijakan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan saat main, pijakan sesudah main. Pijakan lingkungan main meliputi tempat main, jumlah ragam main, kelas serta jumlah anak dalam satu kelas. Pijakan sebelum main meliputi salam, do’a, membaca basmalah, mengupas tema, membaca aturan dan
harapan
pegangannya
main nanti,
yang pilih
meliputi teman,
perhatikan
pilih
mainan,
perhatikan mainan, rapikan, sayang guru dan teman. Pijakan saat main meliputi mengamati, memotivasi, dan menilai. Anak-anak berperan aktif, mereka seolaholah menjadi orang yang ada dalam permainan itu. Pijakan setelah main yaitu recalling yakni evaluasi dan review, membaca dan menutup majelis dan do’a sebelum makan. Metode yang digunakan dalam pembelajaran sentra adalah ceramah dan cerita serta demonstrasi untuk memberikan contoh gerakan atau permainan , misalnya gerakan sholat. Kemudian metode tanya jawab, dialog atau bercakap-cakap, metode
bermain
pemberian
tugas,
peran, metode
karya
wisata,
metode
praktek.Anak
disuruh
menyelesaikan tugas dengan permainan yang ada pada masing-masing
sentra.
Seperti
menyelesaikan
perhitungan koin sampai bilangan 25, menulis angka, menusun puzzle, memasukkan air kedalam plastik, membuat
mobil-mobilan
seterusnya.
Dalam
dengan
pembelajara
kardus sentra
dan guru
memberikan stimulus antara lain memberikan jenis ragam main. Misalnya dalam jenis ragam main sentra persiapan
membaca
cerita, menulis
pengalaman
pribadi, menyusun puzzle huruf, menghitung koin sampai bilangan 25yang kemudian dihitung bersama gurunya untuk mengecek kebenarannya. Setiap tema dalam sentra ada puncak tema. Puncak tema ini dilaksanakan diakhir pekan/minggu, misalnya sentra alam puncak temanya adalah menanam sayuran. Media
pembelajaran
yang
digunakan
disesuaikan dengan sentra masing-masing. Media tersebut meliputi Audio( media yang dapat didengar seperti radio, tape recorder. Kemudian media visual yakni media yang dapat dilihat seperti TV, vidio animasi.Selain itu media APE (alat peraga edukatif) baik indoor maupun outdoor seperti balok, boneka,
kotak kotak, alphabet,kartu bilangan, kartu pasangan, papan titian, jangkit-jangki, bola dunia, perosotan, ayunan, bola tendang, bola basket. Sarana lain yang menunjang pembelajaran adalah vidio player, LCD, Komputerdan majalah dinding. e) Istirahat Istirahat dilakukan mulai jam 09.45 – 10.30 WIB. Kegiatan dalam istirahat meliputi cuci tangan, makan bersama, gosok gigi.
f) Penutup Kegiatan penutup dilakukan mulai 10.30 -11.30. Di kelas TK A kegiatan penutup disisi dengan mengaji, mengerjakan LKS, kemudian do’a dan pulang.Di kelas TK B tidak ada mengaji dan LKS, setelah istirahat langsung berdo’a dan pulang. c) Evaluasi Pembelajaran Berdasarkan wawancara diperoleh data sebagai berikut :
“Evaluasi pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran dilaksanakan pada tiga tahap yaitu setiap bulan, setiap minggu dan setiap hari. Aspek yang dievaluasi meliputi perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik. Model pelaksanaan evaluasi adalah observasi atau pengaatan selama proses pembelajaran. Dan Laporan dari hasil evaluasi berupa cacatan anekdot yang dibuat oleh guru sendiri, sedangkan bentuk laporan untuk akhir semester berupa kata-kata atau narasi. Bentuk hasil penilaianya berupa huruf atau angka. Misalnya untuk menilai hafalan menggunakan simbul huruf yaitu : L : Lancar, K L : Kurang Lancat, dan TL : Tidak Lancar. Dan untuk menilai perkembangan anak menggunakan huruf yaitu PB : perlu bimbingan, MB : Mulai bimbingan, BST : Berkembang sesuai target, BSB : berkembang sangat baik. Untuk membuktikan data tentang manajemen pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran tersebut peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah TK BCC Ungaran pada hari senin tanggal 12 September 2016 diperoleh data bahwa manajemen pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran sudah sesuai dengan komponen dalam manajemen pendidikan yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran , dan evaluasi pembelajaran. Adapun deskripsi datanya sebagai berikut : 1) Perencanaan Pembelajaran “Dalam membuat perencanaan pembelajaran BCCT kepala TK dan semua guru terlibat baik Perencanaan tahunan, bulanan, mingguan bahkan harian. Dan kualifikasi guru-guru TK BCC 10 % S.2 Manajemen Pendidikan, 50 % S.1 PAUD, 30 % Diploma, dan 10 % S.1 non PAUD. Guru-guru sebelum mengajar membuat RKH yang dikonsultasikan langsung kepada kepala TK minta persetujuan sudah benar/belum, meskipun ada koordinator kurikulum. Guru-guru yang belum punya pengetahuan dan pengalaman BCCT saya ikutkan training atau pelatihan di Istiqlal Jakarta. Dan di Bandungan agar mereka memiliki pemahaman dan ketrampilan dalam mengajar
dengan
model
BCCT
dengan
biaya
dari
lemabaga/yayasan”. 2) Pelaksanaan Pembelajaran “Dalam pelaksanaan pembelajaran setiap guru saya haruskan membuat RKH (Rencana Kegiatan Harian) terlebih dahulu sebelum mengajar. Hal ini dimaksudkan agar guru dalam
mengajar punya panduan yang jelas tentang kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan. Kami juga memantau secara
tidak
langsung
tentang
kegiatan
guru
dalam
pembelajaran BCCT.Dan kami memberi reward bagi guru yang telah melaksanakan pembelajaran BCCT dengan baik. Reward tersebut berupa pelatihan magang BCCT di Istiqlal Jakarta selama 1 minggu dengan seluruh akomodasi dan biaya magang
ditanggung
oleh
sekolah/yayasan.
Hal
ini
dimaksudkan untuk memberikan semangat dan motivasi guru dalam pelaksanaan pembelajaran.”
3) Evaluasi Pembelajaran “Evaluasi pembelajaran dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu bulanan,
mingguan
dan
harian.
Teknik
evaluasinya
menggunakan pengamatan/observasi langsung selama proses pembelajaran yang dicacat sesuai dengan kegiatan siswa dalam sentra. Disamping itu juga menggunakan anecdot Record. Adapun laporan hasil penilaian berbentuk huruf dan narasi. Penilaian pengembangan aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik berbentuk huruf, sedang penilaian semesteran berbentuk narasi. Contohnya penilaian semesteran Ismail dalam perekmbangan bahasa yaitu BSH : berkembang sesuai harapan. Dalam evaluasi pembelajaran pihak sekolah menginformasikan hasil penilaian setiap bulan sekali , dengan tujuan agar orang tua wali mengetahui perkembangan dan kemajuan anak dalam belajar dan ikut membantu dan mendukung program dan kinerja sekolah.Informasi tersebut disampaiakna melalui pertemuan rutin setiap bulan sekali dengan orang tua murid”.
II. Faktor Pendukung dan Penghambat yang Mempengaruhi Manajemen Pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran Berdasarkan hasil wawancara dengan guru TK BCC Ungaran pada hari Rabu tanggal 14 September 2016 di peroleh data bahwa faktor pendukung manajemen pembelajaran BCCT adalah sebagai berkut : a. Semangat dan kreativitas guru dalam memilih dan menentukan metode, media, dan pengelolaan materi dan dan kelas dalam sentra serta melaksanakan evaluasi sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar.
b. Adanya Sarana seperti media pembelajaran yaitu media visual Komputer, LCD, dan media audio yaitu TV, DVD Player. Dan prasarana seperti gedung sekolah, ruang kelas, ruang guru a yang mendukung terselenggaranya proses pembelajara BCCT. c. Adanya pemberian reward bagi guru yang berprestasi
dari
lembaga yang berupa pelatihan/workshop untuk magang tentang pembelajaran BCCT selama 1 minggu di Istiqlal Jakarta yangsemua akomodasi dan biaya ditanggung oleh lembaga. d. Kerjasama yang baik dan harmonis antara pihak lembaga/yayasan dengan komite, wali murid serta tokoh masyarakat disekitarnya sehingga tercipta sekolah yang baik dalam menerapkan manajemen BCCT. Sedangkan faktor penghambat dalam manajemen pembelajaran BCCT adalah sebagai berikut : a. Adanya guru yang belum memenuhi kualifikasi S.1 yaitu 30 % dari jumlah guru lulusan SMA/SMK. Hal ini berpengaruh terhadap mutu pendidikan P AUD di TK BCC Ungaran. b. Jumlah guru yang belum sebanding dengan jumlah siswa, dimana kelas dengan jumlah siswa 20 gurunya 2 untuk kelas TK A dan untuk kelas TK B satu kelas gurunya hanya 1.
c. Adanya fasilitas pembelajaran yang jumlahnya terbatas sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan, misalnya LCD yang hanya ada1 B. Pembahasan 1. Manajemen Pembelajaran BCCT Berdasarkan hasil penelitian manajemen pembelajarn BCCT di TK BCC Ungaran dapat diketahui bahwa
manajemen
pembelajaran BCCT sudah baik dan sesuai dengan fungsi manajemen pendidikan secara umum. Hal ini berdasarkan data responden
yang
peneliti
peroleh
bahwa
manajemen
pembelajaran BCCT sudah sesuai dengan teori dan fungsi administrasi
pendidikan
yang
meliputi
:
perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Ini sebagaimana teorinya George R. Terry fungsi-fungsi manajemen ada empat, yaitu : planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating
(pelaksanaan),
dan
controlling
(pengawasan)
(Daryanto, 2013: 47). Hal ini dapat dianalisis bahwa dalam manajemen pembelajaran BCCT dalam perencaanan pembelajaran kepala sekolah dan semua
guru
terlibat
dalam
penyusunan
perencanaan
pembelajaran baik perencanaan tahunan, semesteran, bulanan, mingguan maupun harian. Dan dalam penyusunan perncanaan pembelajaran mengacu pada kalender pendidikan yang berlaku. Hal ini dilakukan agar semua program kerja sekolah dapat terlaksana sesuai dengan waktu dan tujuan yang ditentukan. Lebih-lebih dalam penyusunan perencanaan kegiatan harian yang dibuat setiap guru harus dikonsultasikan dulu ke kepala sekolah baru bisa diakui/diterima sebagai acuan mengajar. Selanjutnya dalam pelaksanaan pembelajaran guru harus menggunakan RKH (Rencana Kegiatan Harian) yang sudah dikonsultasikan kepada kepala sekolah, agar guru dalam mengajar menggunakan metode, media, materi, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi sesuai dengan rencana kegiatan yang telah dirumuskan. Dalam pelaksanaan pembelajaran BCCT pada setiap sentra guru semangat dan antusias memberikan stimulus kepada siswa sehingga siswa termotivasi untuk kreatif dan aktif dalam bermain. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah BCCT yang meliputi : Jurnal pagi, pembukaan, materi pagi, kegiatan inti/sentra, istirahat, dan penutup. Dalam kegiatan inti/sentra meliputi kegiatan pijakan limgkungan, pijakan sebelum main, pijakan saat main, dan
pijakan setelah main.
Selanjutnya
dalam evaluasi pembelajaran dilaksanakan dalam 4 tahap yaitu semester,
bulanan,
mingguan
dan
harian.
Evaluasi
dilaksanakan secara terstruktur dan sistematis dengan catatan anekdot record guru. Teknik evaluasinya observasi atau pengamatan , aspek yang dievaluasi adalah aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedang bentuk laporan hasil evaluasi adalah huruf dan narasi.Setiap bulan wali murid dikumpulkan untuk diberi informasi tentang hasil evaluasi pembelajaran siswa.Hal ini dilakukan agar orang tua murid mengetahui perkembangan putra-putrinya dalam belajar. 2. Faktor Pendukung dan Penghambat Manajemen Pembelajaran BCCT Berdasarkan hasil penelitian manajemen pembelajarn BCCT di TK BCC Ungaran dapat diketahui bahwa faktor pendukung dan penghambat manajemen pembelajaran BCCT sudah sesuai dengan teorinya Noni Dwi Cahyowati (2012: 10). Adapun faktor pendukung manajemen pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran adalah sebagai berikut : a. Semangat dan kreativitas guru dalam melaksanakan pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran. Hal ini dapat
dianalisis bahwa guru sebelaum mengajar ditraining lebih dahulu mengenai pembelajaran BCCT. b.
Adanya tempat, sarana dan prasarana seperti , gedung sekolah, ruang kelas, ruang guru, jenis-jenis sentra yang mendukung terselenggaranya proses pembelajara BCCT. Hal ini dapat dianalisi bahwa TK BCC Ungaran adalah salah
satu
TK
yang
menyelenggarakan
model
pembelajarana BCCT. c. Adanya pemberian reward bagi guru yang berprestasi dari lembaga yang berupa pelatihan/workshop untuk magang tentang pembelajara BCCT selama 1 minggu di Istiqlal Jakarta yang semua akomodasi dan biaya ditanggung oleh lembaga. Hal ini dapat dianalisis bahwa TK BCC adalah lembaga pendidikan yayasan swasta perorangan dengan pengelolaan biaya pendidikan secara mandiri. Adapun faktor penghambat dalam manajemen pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran adalah sebagai berikut: a. Jumlah Guru yang masih terbatas sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan sesuai dengan perbandingan jumlah siswa. Hal ini dapat dianalisis karena ada sebagian guru
yang masih lulus SMA/SMK yaitu 3 orang dari 10 guru yang ada di TK BCC sedang jumlah kelasnya ada 6. b. Media pembelajara yang jumlah masih terbatas sehingga pembelajaran kurang maksimal. Hal ini dapat dianalisis karena sekolah yayasan belum memiliki donatur tetap dari masyarakat, semua swadaya mandiri. c. Keterbatasan permaianan pada setiap pijakan sehingga anak didik tidak mempunyai pilihan yang banyak dalam memilih permainan yang sesuai dengan keinginannya. Hal ini dapat dianalisis bahwa jenis sentra dalam pembelajaran BCCT di TK BCC jumlahnya 6 yang semestinya 7 sentra.
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian tentang manajemen pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran maka peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Manajemen pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran sudah baik karena sudah sesuai dengan tahapan dalam fungsi manajemen pendidikan yang meliputi : a. Perencanaan pembelajaran yang ditunjukkan dengan penyusunan rencana kegiatan tahunan, rencana kegiatan semester, rencana kegiatan bulanan,
rencana kegiatan mingguan, dan rencana kegiatan harian yang disesuaikan dengan masing-masing sentra. Penyusunan rencana kegiatan itu mengacu pada kalender pendidikan sekolah. Dalam menyususn perencanaan ini kepala sekolah dan semua guru terlibat. Sebagai penanggung jawabnya adalah kepala sekolah. b. Pelaksanaan pembelajaran yang ditunjukan dengan penerapan Rencana kegiatan harian yang dibuat oleh masing-masing guru dan sudah dikonsultasika kepada kepala sekolah. Dalam RKH tersebut meliputi kegiatan Jurnal pagi, pembukaan, materi pagi, kegiatan inti/sentra, istirahat, dan penutup. Dalam kegiatan inti/sentra meliputi kegiatan pijakan limgkungan, pijakan sebelum main, pijakan saat main, dan pijakan setelah main. c. Evaluasi pembelajaran dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu harian, mingguan dan bulanan. Teknik evaluasinya adalah observai atau pengamatan secara langsung terhadap apa yang dilakuakn siswa setiap hari dari mulai masuk sampai pulang baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik, dengan laporan hasil evaluasinya berupa catatan anekdotal record yang berbentu huruf. 2. Faktor pendukung dan penghambat manajemen pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran adalah sebagai berikut :
Faktor pendukung manajemen pembelajaran BCCT adalah Semangat dan kreativitas guru dalam melaksanakan pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran, Adanya tempat, sarana dan prasarana seperti , gedung sekolah, ruang
kelas,
ruang
guru,
jenis-jenis
sentra
yang
mendukung
terselenggaranya proses pembelajara BCCT, dan adanya pemberian reward bagi guru yang berprestasi dari lembaga yang berupa pelatihan/workshop untuk magang tentang pembelajara BCCT selama 1 minggu di Istiqlal Jakarta yang semua akomodasi dan biaya ditanggung oleh lembaga.
Sedangkan faktor penghambat manajemen pembelajarn BCCT adalah sebagai berikut: jumlah Guru yang masih terbatas sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan sesuai dengan perbandingan jumlah siswa, media pembelajara yang jumlah masih terbatas sehingga pembelajaran kurang maksimal, dan keterbatasan permaianan pada setiap pijakan sehingga anak didik tidak mempunyai pilihan yang banyak dalam memilih permainan yang sesuai dengan keinginannya. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian manajemen pembelajaran BCCT di TK BCC Ungaran, maka ada bebrapa saran kepada pihak yang terkait sebagai berikut:
1. Hendaknya lembaga menambah guru lagi sesuai dengan kompetensi PAUD agar jumlah guru sebanding dengan jumlah siswa, sehingga pembelajaran lebih efektif dan efisien. 2. Hendaknya guru meningkatkan kreatifitas dalam pengembangan media pembelajaran sehingga dapat membantu terpenuhinya media pembelajaran. 3. Hendaknya wali murid dapat meningkatkan peran serta dalm membantu meningkatkan mutu pendidikan TK BCC Ungaran.
DAFTAR PUSTAKA Bogdan dan Biklen, 1982, Qualitative Research For Education : An Introduction To Theory and Methods, Boston : Allyn andBacon .Inc. Daryanto, 2013, Administrasi dan Manajemen Sekolah untuk Mahsiswa, Guru dan Peserta Kuliah Administrasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta. Engkosworo, 2010, Administrasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta http//repository.Unib.ac.id /tentang Konsep, Teori BCCT/ diakses pada tanggal 10 April 2016) Latif Muchtar,2013, Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini : Teori dan Aplikasi, Jakarta: Kencana.
Moleong J. Lexy, 2009, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung Remaja Rosdakarya Miles Huberman, 1992, Analisis Data Kualitatif : Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru, . Terj. Tjejep Rohendi, Jakarta : UI Press Noni Dwi Cahyowati, 2012, Skripsi tentang Implementasi BBCT di TK Aisiyah di Jogosuran Surakarta.Solo : UMS. Sujono Yuliani Nurani. 2009, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: PT Indeks. UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Anak Usia Dini