MANAJEMEN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH DI MTs FUTUHIYYAH 02 MRANGGEN DEMAK
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Jurusan Kependidikan Islam
Oleh:
LAILATUS SA’IDAH NIM: 083311034
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012
DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN A . Latar Belakang Masalah .................................................................
1
B . Rumusan Masalah ............................................................................
5
C . Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................
6
BAB II MANAJEMEN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN TERPUJI A Kajian Pustaka ................................................................................
7
B Manajemen Pembelajaran...............................................................
8
1. Pengertian Manajemen Pembelajaran .....................................
8
2. Pembelajaran Aqidah Akhlaq .................................................. 10 3. Perencanaan Pembelajaran Aqidah Akhlaq ............................. 13 4. Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlaq ............................. 19 5. Evaluasi Pembelajaran Aqidah Akhlaq ................................... 27 C Kepribadian Terpuji 1. Pengertian Kepribadian Terpuji .............................................. 33 2. Teori-Teori Kepribadian .......................................................... 36 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian .................... 43
BAB III METODE PENELITIAN A Jenis Penelitian ............................................................................... 45 B Tempat dan Waktu Penelitian......................................................... 45 C Sumber Data ................................................................................... 45 D Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 46 E Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................ 47 F Teknik Analisis Data ...................................................................... 48
BAB IV ANALISIS DATA TENTANG MANAJEMEN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN TERPUJI di MTs FUTUHIYYAH 02 MRANGGEN DEMAK A Profil MTs Futuhiyyah 02 Mranggen Demak
1. Sejarah berdirinya MTs Futuhiyyah 02 Mranggen.................. 51 2. Letak Geografis MTs Futuhiyyah 02 Mranggen ..................... 52 3. Keadaan Guru dan Siswa di MTs Futuhiyyah 02 .................... 52 4. Sarana dan Prasarana di MTs Futuhiyyah 02 Mranggen ......... 54 B Implementasi Manajemen Pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam Membentuk Kepribadian Terpuji 1. Perencanaan Manajemen Pembelajaran Aqidah Akhlaq ......... 54 2. Pelaksanaan Manajemen Pembelajaran Aqidah Akhlaq ......... 56 3. Penilaian Manajemen Pembelajaran Aqidah Akhlaq .............. 61
BAB V PENUTUP A Kesimpulan ..................................................................................... 64 B Saran ............................................................................................... 65 C Penutup ........................................................................................... 65
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sebab pendidikan merupakan sarana pembentuk kepribadian. Pendidikan merupakan salah satu pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.1 Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Agar tujuan pendidikan nasional tersebut dapat terwujud, maka dibutuhkan manajemen pendidikan yang baik. Manajemen pendidikan adalah seluruh proses kegiatan bersama dalam bidang pendidikan dengan mendayagunakan semua sumber daya yang ada yang dikelola untuk mencapai tujuan pendidikan. Hasil yang diharapkan dari manajemen pendidikan adalah produktivitas lembaga pendidikan. Produktivitas lembaga pendidikan dapat dilihat dari efektivitas dan efisiensi. Efektivitas adalah kesepadanan antara masukan yang merata dan keluaran yang banyak dan bermutu tinggi, sedangkan efisiensi adalah merujuk pada motivasi belajar yang tinggi, semangat belajar, dan kepercayaan. Salah satu fungsi penting dari manajemen pendidikan adalah berkaitan dengan proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan, mulai dari persiapan sampai dengan evaluasi. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang melakukan kegiatan/proses pembelajaran perlu mengelola kegiatan tersebut dengan baik karena proses belajar mengajar merupakan kegiatan utama untuk menghasilkan keluaran (output) yang diharapkan. Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar
1
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Pasal 1 Ayat 1, (Jakarta: Sinar Grafika, 2003). hlm. 1
proses merupakan standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.2 Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, sertamemberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.3 Dengan demikian nampak bahwa guru sebagai tenaga pendidik merupakan faktor penting dalam manajemen pendidikan, sebab inti dari proses pendidikan di sekolah pada dasarnya adalah guru, karena keterlibatannya yang langsung pada kegiatan pembelajaran di kelas. Tantangan pendidikan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dan tangguh semakin berat. Pendidikan tidak cukup hanya berhenti pada memberikan pengetahuan yang paling mutakhir, namun juga harus mampu membentuk dan membangun sistem keyakinan dan kepribadian kuat setiap siswa sehingga mampu mengembangkan potensi diri dan menemukan tujuan hidupnya. 4 Pendidikan di sekolah tidak lagi cukup hanya dengan mengajar siswa membaca, menulis, berhitung, kemudian lulus ujian, dan nantinya mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah merupakan tempat yang strategis untuk membentuk akhlaq yang terpuji siswa dalam segala ucapan, sikap, perilaku yang mencerminkan kepribadian siswa melalui pembelajaran Aqidah Akhlaq di kelas. Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang sengaja dirancang dalam rangka membantu dan mempermudah proses belajar dengan harapan dapat membangun kreativitas siswa. Aqidah Akhlaq adalah salah satu mata pelajaran yang ada di MTs Futuhiyyah 02 yang merupakan peningkatan dari akidah dan akhlak yang telah dipelajari oleh peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar. Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara mempelajari tentang rukun 2
Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011). hlm.4 3
Ara Hidayat, dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan: Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah, (Yogyakarta: Pustaka EDUCA, 2010) hlm. 216 4
M Furqon Hidayatullah, Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa, (Surakarta, Yuma Pressindo, 2010), hlm. 22
iman mulai dari iman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-Rasul-Nya, hari akhir, sampai iman kepada Qadla dan Qadar yang dibuktikan dengan dalil-dalil naqli dan aqli, serta pemahaman dan penghayatan terhadap al-Asma’ al-Husna dengan menunjukkan ciri-ciri/tandatanda perilaku seseorang dalam realitas kehidupan individu dan sosial serta pengamalan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Aqidah Akhlaq tidak hanya mengantarkan siswa untuk menguasai pengetahuan aqidah dan akhlaq tapi yang terpenting adalah yang menekankan keutuhan dan keterpaduan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku sehingga siswa dapat mengamalkan aqidah dan akhlaq dalam kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa serta pencegahan dari akhlaq tercela.5 Secara substansial mata pelajaran Akidah-Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk mempelajari dan mempraktikkan akidahnya dalam bentuk pembiasaan untuk melakukan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. AlAkhlak al-karimah ini sangat penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan oleh siswa dalam kehidupan individu, bermasyarakat dan berbangsa, terutama dalam rangka mengantisipasi dampak negatif dari era globalisasi dan krisis multidimensional yang melanda bangsa dan Negara Indonesia. Dewasa ini dengan terjadinya perkembangan global disegala bidang kehidupan selain mengindikasikan kemajuan umat manusia, juga mengindikasikan kemunduran akhlak manusia. Era informasi yang berkembang pesat pada saat ini dengan segala dampak positif dan negatifnya telah mendorong adanya pergeseran nilai di kalangan remaja. Kemajuan kebudayaan melalui pengembangan IPTEK oleh manusia yang tidak seimbang dengan kemajuan moral akhlak, telah memunculkan gejala baru berupa krisis akhlak terutama terjadi dikalangan remaja Laporan Komisi Nasional Perlindungan Anak alias Komnas Anak dari survei yang dilakukannya tahun 2007 di dua belas kota besar di Indonesia tentang perilaku seksual remaja sungguh sangat mengerikan. Hasilnya seperti yang diberitakan SCTV adalah dari lebih 4.500 remaja yang disurvei, 97 persen di antaranya mengaku pernah menonton film porno. Sebanyak 93,7 persen remaja sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas mengaku pernah berciuman serta happy petting alias bercumbu berat dan oral seks. Yang lebih menyeramkan lagi 62,7 persen remaja SMP mengaku sudah tidak perawan lagi. Bahkan, 21,2 persen remaja SMA mengaku pernah melakukan aborsi.6
5 6
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, (Surabaya: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 310
Moeflich Hasbullah, “Hancurnya Moral-Akhlak Remaja Indonesia” dalam http://moeflich. wordpress.com, di akses 27 Januari 2012
Bukti lain tentang kemerosotan akhlak remaja dapat dilihat dari hasil temuan Tim Kelompok Kerja Penyalahgunaan Narkotika Depdiknas Tahun 2004 yang mengemukakan bahwa dari 4 juta pecandu narkotika terdapat 20% pecandu narkotika yang berstatus anak sekolah usia 14-20 tahun. Menurut Badan Narkotika Nasional hingga saat ini pecandu narkotika bukan hanya terjadi di kotakota besar akan tetapi sudah meluas sampai ke pelosok-pelosok daerah. Fenomena-fenomena yang tampak seperti yang dikemukakan diatas merupakan krisis moral yang dialami para remaja dewasa ini. Oleh karena itu pendidikan dalam semua aspek kehidupan harus dilakukan dalam rangka membentuk akhlaq yang mulia sesuai dengan kaidah-kaidah Islam. Pendidikan akhlaq dalam kehidupan manusia sangat diperlukan karena akhlaq akan membawa pada kepribadian seseorang, baik sebagai individu, masyarakat, dan bangsa. Pembinaan akhlaq terhadap para remaja amat penting dilakukan, mengingat secara psikologis masa remaja adalah masa yang penuh emosi, ditandai dengan kondisi jiwa yang labil, tidak menentu dan susah mengendalikan diri sehingga mudah terpengaruh perilaku-perilaku negatif.7 Dengan begitu dibutuhkan tenaga edukatif yang berkualitas dan berpengalaman dibidangnya. Di dalam UU No 14 tahun 2005; Permendiknas No 16 tahun 2007 dijelaskan bahwa sebagai sebuah profesi, guru dituntut memiliki empat (4) kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Sedangkan yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.8Jadi adalah suatu hal yang ideal apabila keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja seorang guru. Terkait dengan kemampuan mengelola pembelajaran (kompetensi pedagogik) inilah guru berkepentingan untuk melakukan manajemen pembelajaran. Dengan melakukan manajemen pembelajaran pada dasarnya guru melakukan proses pengelolaan atau pengaturan kegiatan pembelajaran untuk para siswa. Untuk memiliki kemampuan mengelola pembelajaran dengan baik, tentu saja guru Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02 perlu memahami unsur-unsur penting yang berkaitan dengan manajemen pembelajaran. Kegiatan mengelola pembelajaran mulai dari 7 8
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2003), hlm. 217 M. Asrori Ardiansyah,” Makalah Pendidikan: Manajemen Pembelajaran Olah Raga” dalamhttp://kabar-
pendidikan.blogspot.com. html. di akses 26 Oktober 2012
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan atau pengendalian dan penilaian perlu dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan yaitu dapat memberikan kemampuan dan keterampilan kepada siswa di MTs Futuhiyyah 02 untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, penghayatan, pengalaman akhlaq islami dan nilai-nilai keteladanan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pengamalan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang peneliti paparkan di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam membentuk Akhlaqul Karimah di MTs Futuhiyyah 02 Mranggen Demak? 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam membentuk Akhlaqul Karimah di MTs Futuhiyyah 02 Mranggen Demak? 3. Bagaimana penilaian pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam membentuk Akhlaqul Karimah di MTs Futuhiyyah 02 Mranggen Demak?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam membentuk Akhlaqul Karimah di MTs Futuhiyyah 02 Mranggen Demak. 2. Untuk mengetahuibagaimana pelaksanaan
pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam membentuk
Akhlaqul Karimah di MTs Futuhiyyah 02 Mranggen Demak. 3. Untuk mengetahui bagaimana penilaian pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam membentuk Akhlaqul Karimah di MTs Futuhiyyah 02 Mranggen Demak. Adapun manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoritis: Dapat menambah wawasan, pengetahuan serta pengalaman peneliti mengenai pengelolaan pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi. 2. Manfaat praktis : Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru khususnya guru Aqidah Akhlaq dalam meningkatkan keterampilan mengelola pembelajaran dengan baik, sehingga prosesnya dapat berjalan dengan efektif, efisien sekaligus menyenangkan bagi siswa yang mengikutinya.
BAB II MANAJEMEN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH D. Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan penelitian untuk mempertajam metodologi, memperkuat kajian teoritis dan memperoleh informasi mengenai penelitian sejenis yang telah diteliti oleh peneliti lain. Penulis menggali informasi dari tulisan ilmiah lain yang berkaitan dengan pembahasan proposal ini untuk dijadikan sumber acuan dalam penelitian ini. 1. Skripsi yang berjudul “Manajemen Pembelajaran Kurikulum Muatan Lokal PAI dan Implikasinya Terhadap Peningkatan Keberagaman Peserta Didik SMA Islam Hidayatullah Semarang” yang disusun oleh Abdul Basit Amin (3102205). Skripsi ini membahas bagaimana pengelolaan pembelajaran
kurikulum muatan lokal PAI (meliputi mata pelajaran: Aqidah
Akhlaq, Al-Qur’an Hadits, dan Baca Tulis Al-Qur’an/Tahfidz) mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi di SMA Hidayatullah Semarang. Dalam skripsi ini masih terlalu global pembahasannya, tidak khusus membahas mata pelajaran Aqidah Akhlaq tapi juga mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, dan Baca Tulis Al-Qur’an/Tahfidz. 2. Skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Active Learning Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq pada MTs Negeri Gombong Kabupaten Kebumen” yang disusun oleh Siti Anisah (073111417). Skripsi ini membahas tentang konsep dasar active learning, strategi menciptakan pembelajaran aktif pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq. Pada skripsi ini pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq menggunakan pendekatan CTL (Contextual teaching and learning) untuk menciptakan pembelajaran yang aktif. Dengan pendekatan CTL, belajar akan lebih bermakna karena siswa belajar di lingkungan yang alamiah sehingga siswa dapat mengalami sendiri apa yang akan dipelajarinya bukan sebatas mengetahui. 3. Skripsi yang berjudul “Manajemen Pembelajaran PAI di SMP N 28 Semarang” yang disusun oleh Mutmainah (3103143). Skripsi ini membahas tentang pengelolaan pembelajaran PAI mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi di SMP N 28 Semarang. Dari ketiga skripsi tersebut penulis belum menemukan suatu pembahasan tentang manajemen pembelajaran yang dilakukan oleh guru Aqidah Akhlaq dari perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi untuk membentuk akhlaq yang mulia pada siswa. Oleh karena itu penulis mencoba untuk membahas permasalahan tersebut dengan melakukan penelitian di MTs Mranggen Demak.
Futuhiyyah 02
E. Manajemen Pembelajaran 1. Pengertian Manajemen Pembelajaran Manajemen pembelajaran terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan pembelajaran. Manajemen berasal dari kata “to manage” yang berarti mengurus, mengatur, mengemudikan, mengendalikan,
menangani,
mengelola,
menyelenggarakan,
menjalankan,
melaksanakan,
memimpin.9 Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. James Stoner Ricky mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.10 Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Sedangkan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa secara terintegrasi dengan memperhitungkan faktor lingkungan belajar, karakteristik siswa, karakteristik bidang studi serta berbagai strategi pembelajaran, baik penyampaian, pengelolaan, maupun pengorganisasian pembelajaran.11 Menurut Undang-Undang No. 20/2003, Bab I Pasal Ayat 20 Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, dalam pembelajaran peran guru lebih ditekankan kepada bagaimana merancang dan mengaransemen berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu.12 Pengertian ini mengisyaratkan bahwa pembelajaran merupakan proses yang sengaja direncanakan dan dirancang sedemikian rupa dalam rangka memberikan bantuan bagi terjadinya proses belajar. Dengan demikian pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu peristiwa atau situasi yang sengaja dirancang dalam rangka membantu dan mempermudah proses belajar dengan harapan dapat membangun kreativitas siswa. Pembelajaran bukan hanya terbatas pada kegiatan yang dilakukan
9
Ara Hidayat, dan Imam Machali,Pengelolaan Pendidikan: Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah, (Yogyakarta: Pustaka EDUCA, 2010), hlm. 1 10
Ara Hidayat, dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan: Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah, hlm. 3 11
Hamzah Uno, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. V 12
Wina Sanjaya, Kajian Kurikulum dan Pembelajaran, (Bandung: Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2007) hlm. 274
guru, seperti halnya dengan konsep mengajar. Dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang mungkin dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Berpijak dari konsep manajemen dan pembelajaran, maka manajemen pembelajaran dapat diartikan sebagai pengaturan semua kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan yang berkaitan dengan proses membelajarkan siswa dengan mengikutsertakan berbagai faktor di dalamnya guna mencapai tujuan. Dalam mengelola pembelajaran, guru melakukan kegiatan yang sistematis yang bersifat interaktif dan komunikatif antara guru dengan siswa, sumber belajar dan lingkungan dengan menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar siswa untuk menguasai kompetensi yang telah ditentukan.13 Sistematik artinya keteraturan dalam hal pembelajaran dengan urutan langkah mulai dari merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi. Interaktif artinya kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang bersifat multi arah antara guru, siswa, sumber belajar, dan lingkungan yang saling mempengaruhi, tidak didominasi oleh salah satu komponen saja. Sedangkan komunikatif yang dimaksud adalah sifat komunikasi antara siswa dengan guru, antarsiswa, dan antar guru harus dapat saling memberi, menerima, dan memahami.14
2. Pembelajaran Aqidah Akhlaq a. Pengertian Aqidah Akhlaq Aqidah Akhlaq merupakan salah satu mata pelajaran pendidikan agama yang diajarkan di Madrasah yang dikembangkan dari ajaran-ajaran dasar yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits yang secara integrative menjadi sumber nilai dan landasan moral spiritual yang kokoh dalam pengembangan keilmuan. Mata pelajaran Aqidah Akhlaq tidak hanya mengantarkan siswa untuk menguasai pengetahuan aqidah dan akhlaq tapi yang terpenting adalah yang menekankan keutuhan dan keterpaduan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku sehingga siswa dapat mengamalkan aqidah dan akhlaq dalam kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa serta pencegahan dari akhlaq tercela. b. Fungsi Pembelajaran Aqidah Akhlaq:
13
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011) hlm. 10
14
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, hlm. 11
1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. 2) Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman, dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. 3) Pencegahan, yaitu mencegah hal-hal negatif dari lingkungan atau budaya lain yang membahayakan dan menghambat perkembangan menuju manusia Indonesia seutuhnya. 4) Pengajaran, yaitu menyampaikan informasi dan pengetahuan keimanan dan akhlaq. c. Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlaq:15 1) Siswa memiliki pengetahuan, penghayatan, dan keyakinan akan hal-hal yang harus diimani sehingga tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya sehari-hari. 2) Siswa memiliki pengetahuan, penghayatan, dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan akhlaq yang baik dan menjauhi akhlaq yang buruk, baik dalam hubungannya dengan Allah, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, maupun dengan alam lingkungannya. 3) Siswa memperoleh bekal tentang aqidah dan akhlaq untuk melanjutkan pelajaran ke jenjang pendidikan menengah. d. Ruang Lingkup Pembelajaran Aqidah Akhlaq Secara garis besar, materi pokok pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq adalah sebagai berikut: 1) Hubungan vertikal antara manusia dengan Khaliqnya (Allah SWT) mencakup segi aqidah, meliputi: iman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari Kiamat, serta Qadla dan Qadar. 2) Hubungan horizontal antara manusia dengan manusia, meliputi: akhlaq dalam pergaulan hidup sesama manusia, kewajiban membiasakan akhlaq yang baik terhadap diri sendiri dan orang lain, serta menjauhi akhlaq yang buruk. 3) Hubungan manusia dengan lingkungan, meliputi: akhlaq manusia terhadap alam lingkungan, baik lingkungan dalam arti luas maupun makhluk hidup selain manusia yaitu binatang dan tumbuh-tumbuhan.
e. Karakteristik Pembelajaran Aqidah Akhlaq: 1) Pembentukan keyakinan atau keimanan yang benar dan kokoh pada diri siswa terhadap Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya,Rasul-rasul-Nya, Hari Kiamat, serta Qadla dan
15
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, (Surabaya: PUSTAKA PELAJAR, 2004)hlm. 310-311
Qadar, yang kemudian diwujudkan dalam bentuk sikap dan perbuatan dalam kehidupan nyata sehari-hari. 2) Proses pembentukannya dilakukan melalui tiga tahapan sekaligus, yaitu: a) Pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap aqidah yang benar (rukun iman), serta mana akhlaq yang baik dan yang buruk terhadap diri sendiri, orang lain, dan alam lingkungan yang bersifat pelestarian alam, hewan, dan tumbuh-tumbuhan sebagai kebutuhan hidup manusia. b) Penghayatan siswa terhadap aqidah yang benar (rukun iman), serta kemauan yang kuat dari siswa untuk mewujudkan dalam sikap dan tingkah lakunya sehari-hari. c) Kemauan yang kuat (motivasi iman) dari siswa untuk membiasakan diri dalam mengamalkan akhlaq yang baik dan meninggalkan akhlaq yang buruk, baik dalam hubungannya dengan Allah, dirinya sendiri, sesama manusia, maupun dengan lingkungan sehingga menjadi manusia yang berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Perencanaan Pembelajaran Aqidah Akhlaq Menurut William H. Newman, perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan. 16 Pada hakikatnya bila suatu kegiatan direncanakan terlebih dahulu maka tujuan dari kegiatan tersebut akan lebih terarah dan lebih berhasil. Itulah sebabnya seorang guru harus memiliki kemampuan dalam merencanakan pembelajaran. Proses belajar mengajar perlu direncanakan agar pembelajaran berlangsung dengan baik dan mencapai hasil yang diharapkan. Setiap perencanaan berkenaan dengan pemikiran tentang apa yang akan dilakukan. Perencanaan program belajar mengajar memperkirakan mengenai tindakan yang akan dilakukan pada saat melaksanakan pembelajaran.17 Perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq meliputi: a. Program Tahunan Program Tahunan adalah rencana kegiatan yang akan dilakukan, disampaikan kepada siswa dan dikerjakan oleh guru dalam jangka waktu satu tahun (satu tahun ajaran) yang di dalamnya harus memuat Identitas Pelajaran, Kompetensi Dasar, Materi Pokok dan Alokasi Waktu. b. Program Semester
16
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2009). hlm. 15-16 17
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), hlm.56
Program Semester adalah rencana kegiatan yang akan dilakukan, disampaikan kepada siswa dan dikerjakan oleh guru dalam jangka waktu satu semester dan merupakan penjabaran dari program tahunan yang telah dibuat sebelumnya. Di dalamnya harus memuat, antara lain: Identitas Pelajaran, Kompetensi Dasar, Alokasi Waktu, Bulan dan Pekan pelaksanaan. c. Silabus Silabus dapat didefinisikan sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran. Pengertian silabus yang dikeluarkan oleh Depdiknas adalah “bentuk pengembangan dan penjabaran kurikulum menjadi rencana pembelajaran atau susunan materi pembelajaran yang teratur pada mata pelajaran tertentu pada kelas/semester tertentu”.18 Istilah silabus juga digunakan untuk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG) dan Dinas Pendidikan. Pengembangan silabus disusun dibawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD dan SMP, dinas provinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SMA dan SMK, dan departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, MAK. 19 Secara umum proses pengembangan silabus terdiri atas enam langkah utama, yaitu: penulisan identitas mata pelajaran, penetapan standar kompetensi, penentuan kompetensi dasar, penentuan materi pokok dan uraiannya, penentuan strategi pembelajaran (tatap muka dan pengalaman belajar), penentuan alokasi belajar, dan penentuan sumber bahan. Standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) sudah disiapkan secara nasional. Oleh karena itu tugas guru adalah mengembangkan setiap kompetensi dasar tersebut, dengan jalan menentukan materi pokok beserta uraiannya, strategi pembelajaran, alokasi waktu, dan sumber bahan. 20 d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 18
Nazarudin. Manajemen Pembelajaran: Implementasi Konsep, Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum. (Yogyakarta: TERAS, 2007) hlm. 126 19
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 5 20
Nazarudin, Manajemen Pembelajaran: Implementasi Konsep, Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum. hlm. 127
Dalam rangka mengimplementasikan program pembelajaran yang sudah dituangkan di dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk setiap kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung berkaitan dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu kompetensi dasar. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran secara lengkap
dan
sistematis
agar
pembelajaran
berlangsung secara
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada hakikatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan hal-hal yang akan dilakukan dalam pembelajaran.21 Oleh karena itu, RPP perlu dikembangkan untuk mengkoordinasikan komponenkomponen pembelajaran, meliputi kompetensi dasar yang berfungsi mengembangkan potensi siswa, materi standar yang berfungsi memberi makna terhadap kompetensi dasar, indikator hasil belajar yang berfungsi menunjukkan keberhasilan pembentukan kompetensi siswa, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun untuk setiap kompetensi dasar yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan. Pedoman penyusunan RPP menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007:22 1) Identitas mata pelajaran. Identitas mata pelajaran meliputi satuan pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran, aloksasi waktu dan jumlah pertemuan. 2) Standar Kompetensi Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.
21
22
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, hlm.203
Ismail SM, M. Ag, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSAIL Media Group, 2009), hlm.139
3) Kompetensi Dasar Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan pemyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. 4) Indikator pencapaian kompetensi Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuhan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.23 5) Tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. 6) Materi Ajar Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. 7) Alokasi Waktu Aloksi ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian kompetensi dasar dan beban belajar. 8) Metode Pembelajaran Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap pelajaran.
9) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
23
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, hlm. 6
b) Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar. kegiatan pembelajaran
dilakukan secara
interaktif, inspiratif,
menyenangkan,
menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. c) Penutup Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut. 10) Penilaian Hasil Belajar Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian. 11) Sumber Belajar Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. 24 Perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq tidak hanya pada ranah kognitif, melainkan harus berdampak positif terhadap sikap dan perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari. Untuk diperlukan perencanaan metode-metode pembelajaran dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq yang akan digunakan untuk membentuk akhlaqul karimah.
4. Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlaq Pelaksanaan
pembelajaran
merupakan
implementasi
dari
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran. Dalam tahap ini, guru harus aktif menciptakan dan menumbuhkan kegiatan belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Disamping pengetahuan teori belajar mengajar dan pengetahuan tentang siswa, diperlukan pula kemahiran dan keterampilan teknik belajar, misalnya prinsip mengajar, penggunaan alat bantu pengajaran, penggunaan metode mengajar, dan keterampilan menilai hasil belajar siswa.25 Pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq meliputi tiga kegiatan, yaitu: a. Kegiatan Pendahuluan
24
Ismail SM, M. Ag, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, hlm.140
25
Hamdani. Strategi Belajar Mengajar, hlm. 57-58
Di dalam kegiatan pendahuluan, guru melakukan kegiatan membuka pelajaran. Menurut Abimanyu, membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan kondisi atau suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa terfokus pada hal-hal yang akan dipelajari.26 Membuka pelajaran merupakan kegiatan awal yang dilakukan guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk mengkondisikan siswa agar perhatian dan motivasinya tumbuh sehingga baik secara fisik maupun psikis memiliki kesiapan untuk melakukan kegiatan pembelajaran, dengan begitu perhatian siswa akan terpusat pada apa yang dipelajarinya. Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menjelaskan bahwa yang dilakukan guru dalam kegiatan pendahuluan adalah: 1) Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran. 2) Melakukan apersepsi, yaitu mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. 3) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai. 4) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai dengan silabus dan RPP. Tujuan dari kegiatan membuka pelajaran ini antara lain: 1) Timbulnya perhatian dan motivasi siswa untuk menghadapi tugas-tugas pembelajaran yang akan dikerjakan. 2) Siswa mengetahui batas-batas tugas yang akan dikerjakan. 3) Siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-pendekatan yang mungkin diambil dalam mempelajari bagian-bagian dari mata pelajaran. 4) Siswa mengetahui hubungan antara pengalaman yang telah dikuasai dengan hal-hal baru yang akan dipelajari. 5) Siswa dapat menghubungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan atau konsep-konsep yang tercantum dalam suatu peristiwa. 6) Siswa dapat mengetahui keberhasilannya dalam mempelajari pelajaran itu. 27 b. Kegiatan Inti Tugas guru yang utama adalah mengajar. Mengajar merupakan proses penyampaian ilmu pengetahuan kepada siswa (transfer knowledge). Disini guru dituntut untuk mampu menjelaskan materi pelajaran kepada siswa secara professional. Dalam pelaksanaannya, guru
26
Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. hlm. 81
27
Supriyadi, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Cakrawala Ilmu, 2011). Cet:1. hlm. 124
dapat menggunakan metode pembelajaran, media pembelajaran dan sumber-sumber belajar yang relevan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 1) Pengelolaan Kelas Menurut Uzer Usman pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. Belajar memerlukan konsentrasi, oleh karena itu guru perlu menciptakan suasana kelas yang dapat menunjang kegiatan belajar yang efektif. Adapun tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap siswa di kelas dapat bekerja dengan tertib, sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara efektif dan efisien. Mengelola kelas meliputi dua kegiatan, yaitu: a) Mengatur tata ruang kelas, misalnya mengatur meja dan tempat duduk, menempatkan papan tulis dan sebagainya. b) Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi, dalam arti guru harus mampu menangani dan mengarahkan tingkah laku siswa agar tidak merusak suasana kelas.28 Seperti: menunjukkan sikap tanggap, memberikan perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberikan petunjuk yang jelas, menegur bila siswa melakukan tindakan menyimpang, penghentian perilaku siswa yang memindahkan perhatian kelas, memberi penguatan, memberikan hadiah bagi siswa yang tepat waktu dalam menyelesaikan tugas. 2) Penggunaan Metode Belajar Metode belajar merupakan salah satu cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran. Oleh karena itu peranan metode belajar sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Dengan metode belajar diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa, sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain, terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini, guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau dibimbing. Guru diharapkan mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan materi yang disampaikan. Menurut Nana Sudjana dalam praktek mengajar, metode yang baik digunakan adalah metode mengajar yang bervariasi atau kombinasi dari beberapa metode mengajar.29 Memvariasikan penggunaan metode pembelajaran di dalam kelas dimaksudkan untuk menjembatani kebutuhan siswa dan menghindari terjadinya kejenuhan yang dialami siswa.
28
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta). hlm.49
29
Suryosubroto.Proses Belajar Mengajar di Sekolah. hlm. 43
Pada pembelajaran Aqidah Akhlaq untuk meningkatkan keberhasilan dalam membentuk akhlaqul karimah pada siswa maka penerapan pembelajaran dapat digunakan berbagai pendekatan dengan memilih pendekatan yang terbaik dan saling mengaitkannya satu sama lain agar menimbulkan hasil yang optimal. Pendekatan-pendekatan yang dimaksud antara lain sebagai berikut: a) Pendekatan Penanaman Nilai (Inculcation Approach) Pendekatan ini mengusahakan agar siswa mengenal dan menerima nilai sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan: mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan menerapkan nilai sesuai dengan keyakinan diri. Cara yang digunakan pada pendekatan ini antara lain: keteladanan, penguatan positif dan negatif, simulasi, dan bermain peran. b) Pendekatan Perkembangan Moral Kognitif (Cognitive Moral Development Approach) Pendekatan ini menekankan pada berbagai tingkatan dari pemikiran moral. Guru dapat mengarahkan siswa dalam menerapkan proses pemikiran moral melalui diskusi masalah moral sehingga siswa dapat membuat keputusan tentang pendapat moralnya. Mereka akan menggambarkan tingkat yang lebih tinggi dalam pemikiran moral, yaitu takut hukuman, melayani kehendak sendiri, menuruti peranan yang diharapkan, menuruti dan menaati otoritas, berbuat untuk kebaikan yang banyak, dan bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip etika yang universal. Cara yang dapat digunakan dalam penerapan pembelajaran dengan pendekatan ini antara lain: melakukan diskusi kelompok dengan topik dilema moral, baik yang factual maupun yang abstrak. c) Pendekatan Analisis Nilai (Value Analysis Approach) Pendekatan ini menekankan agar siswa dapat menggunakan kemampuan berfikir logis dan ilmiah dalam menganalisis masalah sosial yang berhubungan dengan nilai tertentu, selain itu siswa dalam menggunakan proses berfikir rasional dan analisis dapat menghubungkan dan merumuskan konsep tentang nilai mereka sendiri. Cara yang dapat digunakan dalam pendekatan ini antara lain: diskusi terarah yang menuntut argumentasi, penegasan bukti, penegasan prinsip, analisis terhadap kasus, debat, dan penelitian. d) Pendekatan Klarifikasi Nilai (Values Clarification Approach) Pendekatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan pengembangan kemampuan siswa untuk mengidentifikasi nilai-nilai mereka sendiri dan nilai-nilai orang lain. Selain itu, pendekatan ini juga membantu siswa untuk mampu mengkomunikasikan secara jujur dan terbuka tentang nilai-nilai mereka sendiri kepada orang lain dan membantu siswa dalam menggunakan kemampuan berfikir rasional dan emosional dalam menilai perasaan,
nilai, dan tingkah laku mereka sendiri, aktivitas yang mengembangkan sensitivitas, kegiatan diluar kelas, dan diskusi kelompok. e) Pendekatan Pembelajaran Berbuat (Action Learning Approach) Pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa, seperti pada pendekatan analisis dan klarifikasi nilai. Selain itu, pendekatan ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan sosial serta mendorong siswa untuk melihat diri sendiri sebagai makhluk yang senantiasa berinteraksi dalam kehidupan bermasyarakat. Cara yang dapat digunakan dalam pendekatan ini selain cara-cara seperti pada pendekatan analisis dan klarifikasi nilai, juga metode proyek/kegiatan di sekolah, hubungan antar pribadi, praktik hidup bermasyarakat, dan berorganisasi. 30 Agar pembelajaran Aqidah Akhlaq yang disampaikan oleh guru dapat diamalkan siswa dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: a) Keteladanan atau Contoh Maksud kegiatan pemberian contoh atau teladan disini adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, dan staf administrasi di sekolah yang dapat dijadikan model bagi siswa. dalam hal ini, guru berperan langsung sebagai contoh bagi siswa. Segala sikap dan tingkah laku guru baik disekolah, dirumah, maupun di masyarakat hendaknya selalu menunjukkan sikap dan tingkah laku yang baik. b) Kegiatan Spontan Maksud kegiatan spontan di sini adalah kegiatan yang dilaksanakan secara spontan pada saat itu juga. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada saat guru mengetahui adanya sikap atau perilaku siswa yang kurang baik. Secara spontan guru memberikan pengertian bahwa perilaku siswa tersebut kurang baik kemudian memberi tahu bagaimana perilaku yang baik. Kegiatan spontanitas tidak hanya berkaitan dengan perilaku siswa yang negatif, tetapi pada perilaku yang positif juga perlu ditanggapi oleh guru. Hasil ini dilakukan sebagai pungutan bahwa sikap atau perilaku tersebut sudah baik dan perlu dipertahankan sehingga dapat dijadikan teladan bagi teman-teman. c) Teguran Guru perlu menegur siswa yang melakukan perilaku buruk dan mengingatkannya agar mengamalkan nilai-nilai yang baik sehingga guru dapat membantu mengubah tingkah laku siswa menjadi lebih baik. d) Pengkondisian Lingkungan 30
Nurul Zuriah, Pendidikan Moral & Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan: Menggagas Platform Pendidikan Budi Pekerti Secara Kontekstual dan Futuristik. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011). hlm.220-221
Suasana sekolah perlu dikondisikan sedemikian rupa, dengan penyediaan sarana fisik. Contohnya, dengan penyediaan tempat sampah, jam dinding, slogan-slogan mengenai kepribadian terpuji yang mudah dibaca oleh siswa, aturan tata tertib sekolah yang ditempelkan pada tempat yang strategis sehingga setiap siswa mudah membacanya. e) Kegiatan Rutin Kegiatan rutinitas merupakan kegiatan yang dilakukan siswa secara terus-menerus dan konsisten setiap saat. Contoh kegiatan ini adalah berbaris ruang masuk kelas.31
3) Penggunaan Media dan Sumber Belajar Media pembelajaran adalah alat atau wahana yang digunakan guru dalam proses pembelajaran untuk membantu penyampaian materi pembelajaran. Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan materi pembelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran perlu adanya penggunaan media pembelajaran yang bervariasi. Tanpa media yang bervariasi maka pelaksanaan kegiatan pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif. Media pembelajaran harus dijadikan sebagai bagian integral dengan komponen pembelajaran lainnya, dalam arti tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang bermakna. Penggunaan media dalam pelaksanaan pembelajaran dapat divariasikan kedalam penggunaan media visual, media audio, dan media audio-visual.32 a) Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra penglihatan. Contohnya: gambar, peta, sketsa, poster, grafik, diagram. b) Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya bisa didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk mempelajari bahan ajar. Contoh: tape recorder, radio. c) Media audio-visual adalah kombinasi dari media audio dan media visual. Media yang bisa dilihat dan didengar. Media audio-visual akan menjadikan penyajian bahan ajar kepada siswa semakin lengkap dan optimal. Contoh: proyektor, slide, video/film, dan televisi. Sedangkan sumber belajar adalah buku pedoman. Kemampuan menguasai sumber belajar disamping mengerti dan memahami buku teks, seorang guru juga harus berusaha
31
Nurul Zuriah, Pendidikan Moral & Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan: Menggagas Platform Pendidikan Budi Pekerti Secara Kontekstual dan Futuristik, hlm.223-224 32
Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. hlm. 274
mencari dan membaca buku-buku atau sumber-sumber lain yang relevan guna meningkatkan kemampuan pendalaman materi dan pengayaan dalam proses pembelajaran. c. Kegiatan Penutup. Kegiatan penutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran. Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menjelaskan bahwa yang dilakukan guru dalam kegiatan penutup adalah:33 1) Bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman/kesimpulan pelajaran. 2) Melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. 3) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pelajaran remedial, program pengayaan, pemberian tugas, baik tugas individual maupun kelompok. 5) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
5. Penilaian Pembelajaran Aqidah Akhlaq Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar. Selain melakukan perencanaan dan proses pembelajaran, guru juga melakukan penilaian hasil pembelajaran sebagai upaya terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.34 Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematis, dan terprogram dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.35 Melaksanakan penilaian proses belajar mengajar merupakan bagian dari tugas guru yang dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung dengan tujuan mengetahui tingkat
33
Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. hlm. 92-93
34
Hamdani. Strategi Belajar Mengajar, hlm. 301
35
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, hlm. 13
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, dengan begitu guru dapat mengupayakan tindak lanjut dari hasil belajar siswa.36 a. Fungsi Penilaian Pembelajaran Fungsi Penilaian Pembelajaran adalah mengukur pembentukan kompetensi dan menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila standar kompetensi belum tercapai. b. Tujuan Penilaian Pembelajaran: Menurut Chittenden tujuan penilaian ada empat, yaitu:37 1) Keeping track, yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar siswa sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah ditetapkan. 2) Checking-up, yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan siswa dalam proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan siswa selama mengikuti proses pembelajaran. 3) Finding-out, yaitu untuk mencari, menemukan dan mendeteksi kekurangan, kesalahan atau kelemahan siswa dalam proses pembelajaran sehingga guru dapat dengan cepat mencari alternative solusinya. 4) Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil penyimpulan ini dapat digunakan guru untuk menyusun laporan kemajuan belajar ke berbagai pihak yang berkepentingan. c. Jenis-jenis penilaian: Ada beberapa jenis penilaian dalam pembelajaran, antara lain:38 1) Kuis Penilaian ini digunakan untuk menanyakan materi pelajaran yang lalu secara singkat, bentuknya berupa isian singkat dan dilakukan sebelum pelajaran dimulai. Hal ini dilakukan agar siswa mempunyai pemahaman yang cukup mengenai pelajaran yang telah diterima, sekaligus juga untuk membantu menghubungkan antara pelajaran yang lalu dengan pelajaran yang akan dipelajari (apersepsi). 2) Pertanyaan Lisan di kelas. Penilaian ini digunakan untuk mengungkap penguasaan siswa tentang pemahaman mengenai fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang berkaitan dengan mata pelajaran yang dipelajari. Dengan ini diharapkan siswa mempunyai bangunan keilmuan dan landasan yang kokoh untuk mempelajari materi berikutnya. 3) Ulangan Harian 36
Hamdani. Strategi Belajar Mengajar, hlm. 59
37
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, hlm.15 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam ,Mulia, 2008). hlm, 367
38
Penilaian ini dilakukan secara periodik pada akhir pengembangan kompetensi untuk mengungkap penguasaan kognitif siswa dan untuk menilai keberhasilan penggunaan berbagai perangkat pendukung pembelajaran. 4) Tugas Individu Penilaian ini dilakukan secara periodik untuk diselesaikan oleh setiap siswa, dapat berupa tugas di kelas dan tugas di rumah. Tugas individu dipakai untuk mengungkapkan kemampuan teoritik dan praktis penguasaan hasil penilaian dalam menggunakan media, metode, strategi, dan prosedur tertentu. 5) Tugas Kelompok Penilaian ini digunakan untuk menilai kemampuan kerja kelompok dalam upaya pemecahan masalah, sekaligus untuk membangun sikap kebersamaan pada diri siswa. Tugas kelompok ini akan lebih baik jika diarahkan pada penyelesaian mengenai hal-hal yang bersifat empirik dan kasuistik. 6) Ulangan Semester Penilaian ini digunakan untuk menilai penguasaan kompetensi pada akhir program semester. Kompetensi yang diujikan berdasarkan kisi-kisi yang mencerminkan kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator pencapaian hasil belajar. 7) Ulangan Kenaikan Penilaian ini digunakan untuk mengetahui ketuntasan siswa dalam menguasai materi pada suatu bidang tertentu dalam satu tahun ajaran. Pemilihan kompetensi ujian harus mengacu pada kompetensi dasar, berkelanjutan, memiliki nilai aplikatif atau dibutuhkan untuk belajar pada bidang lain yang relevan. 8) Responsi atau Ujian Praktek Penilaian ini dipakai untuk mengetahui penguasaan akhir, baik dari aspek kognitif, afektif, psikomotoriknya. Dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq, penilaian yang dilakukan perlu memberikan cukup perhatian terhadap aspek kognitif (berkenaan dengan kemampuan dan kecakapan-kecakapan intelektual berfikir), afektif (berkenaan dengan sikap, kemampuan dan penguasaan segi-segi emosional), dan psikomotorik (berkenaan dengan ketrampilan, penguasaan terhadap gerakangerakan fisik) secara seimbang.39
39
Nazarudin, Manajemen Pembelajaran: Implementasi Konsep, Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum.hlm. 191
1) Penilaian aspek kognitif dilakukan setelah siswa mempelajari satu kompetensi dasar yang harus dicapai pada setiap akhir dari semester dan jenjang satuan pendidikan. Aspek kognitif terdiri dari enam tingkatan, yaitu:40 a) Pengetahuan, mampu mengingat informasi yang telah diterima sebelumnya. b) Pemahaman, mampu untuk menjelaskan pengetahuan dan informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. c) Penerapan, mampu menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. d) Analisis, mampu mengidentifikasi, memisahkan, dan membedakan komponen-komponen atau elemen suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesis atau kesimpulan, dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada tidaknya kontradiksi. e) Sintesis, mampu dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. f) Evaluasi, mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan atau ide. Penguasaan kognitif diukur dengan menggunakan tes lisan di kelas atau berupa tes tulis. Tes lisan bentuknya berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai materi pembelajaran yang telah disampaikan. Tes tertulis bentuknya dapat berupa isian singkat, menjodohkan, pilihan ganda, uraian objektif, hubungan sebab akibat, hubungan konteks, klasifikasi, atau kombinasi. Ranah kognitif juga dapat diukur menggunakan portofolio. Portofolio adalah sejenis kliping atau album yang berisi koleksi pekerjaan siswa yang menunjukkan segala usaha siswa, kemajuan, dan pencapaian hasil belajar. Penilaian portofolio pada dasarnya adalah menilai karya-karya siswa yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu. Semua tugas yang dikerjakan siswa dikumpulkan, dan diakhir satu unit program pembelajaran diberikan penilaian.
Rumus penilaian: NR = 2RUH+NMS+2NS 5 Keterangan:41 NR
40
= Nilai Raport
Hamdani. Strategi Belajar Mengajar, hlm. 151-152 41
Pedoman penilaian pembelajaran Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02 Mranggen
RUH
= Rata-rata Ulangan Harian
NMS
= Nilai Mid Semester
NS
= Nilai Semester
2) Penilaian aspek afektif dilakukan selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, baik didalam maupun diluar kelas yang berorientasi pada perilaku siswa sehari-hari sebagai pengamalan nilai-nilai agama. Aspek afektif terdiri dari lima tingkatan, yaitu: a) Menerima, proses pembentukan sikap dan perilaku dengan cara membangkitkan kesadaran tentang adanya stimulus tertentu yang mengandung estetika. b) Tanggapan, segala perubahan yang timbul pada siswa setelah mendapat rangsangan. c) Menilai, menerima kenyataan setelah siswa sadar bahwa kenyataan tersebut mempunyai nilai dengan cara menyatakan dalam bentuk sikap/perilaku positif atau negatif. d) Organisasi, menyusun hubungan antar nilai tersebut kemudian memilih nilai-nilai yang terbaik untuk diterapkan. e) Karakterisasi, sikap atau perbuatan yang secara konsisten dilakukan oleh seseorang selaras dengan nilai-nilai yang dapat diterimanya sehingga sikap dan perbuatan seolah-olah telah menjadi ciri pelakunya. Penilaian afektif bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: a) Observasi Perilaku Observasi adalah suatu penilaian yang dilakukan dengan mengamati kejadian perbuatan yang berkaitan dengan perilaku seseorang. Observasi perilaku disekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian yang berkaitan peserta didik selama di sekolah. Berikut contoh format buku catatan harian: 42 Contoh isi Buku Catatan Harian: Tabel 1 NO
1
Hari/Tanggal
Selasa, Februari 2012
Nama Siswa
21 Siti Maesaroh
Kejadian
Tanda
Tanda
(Positif/Negatif)
Tangan
Tangan
Siswa
Guru
Menyirami
tanaman
yang ada di depan kelas VIII
42
Pedoman Sitem Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah, (Direktorat Pendidikan Madrasah Kementrian Agama Republik Indonesia, 2010) hlm. 21
Kolom kejadian diisi dengan kejadian positif maupun negative. Catatan dalam lembaran buku tersebut, selain bermanfaat untuk merekam dan menilai perilaku siswa juga sangat bermanfaat untuk menilai sikap siswa serta dapat menjadi bahan dalam penilaian perkembangan siswa secara keseluruhan. Ada 7 aspek perilaku yang dinilai untuk membentuk akhlaqul karimah: Tabel 2 NO 1 2
3 4
5 6 7
ASPEK
INDIKATOR
Datang tepat waktu Mematuhi tata tertib Menjaga kebersihan dan kerapian pribadi (rambut, Kebersihan kuku, gigi, badan, dan pakaian) Menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan (membersihkan dan merapikan ruang belajar, membuang sampah pada tempatnya) Melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan Tanggung jawab Berani menanggung resiko Bersikap hormat kepada warga sekolah Sopan santun Bertindak sopan dalam perkataan, perbuatan, dan cara berpakaian Menjalin hubungan baik dengan warga sekolah Hubungan sosial Menolong teman yang mengalami kesusahan Tidak berkata bohong Kejujuran Tidak menyontek dalam ulangan/ujian Melaksanakan sholat/ibadah lainnya Pelaksanaan ibadah Melakukan puasa pada bulan Ramadhan Tiap perilaku terdiri dua indikator, tiap indikator memiliki criteria sebagai berikut: Kedisiplinan
1 = sangat kurang 2 = kurang 3 = sedang 4 = baik 5 = amat baik Nilai merupakan jumlah dari skor-skor tiap indikator perilaku dengan kategori sebagai berikut: Nilai 57-70 berarti amat baik Nilai 43-56 berarti baik Nilai 29-42 berarti sedang Nilai 15-28 berarti kurang Nilai 1-14 berarti sangat kurang b) Wawancara (Bertanya Langsung)
Guru juga dapat menilai perilaku siswa dengan menanyakan secara langsung atau mewawancarai tentang sikap siswa berkaitan dengan sesuau hal. Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi jawaban dapat dipahami sikap siswa terhadap hal tersebut.43 c) Laporan Pribadi Siswa diminta membuat ulasan yang berisi tentang pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Dari ulasan yang dibuat oleh siswa dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya. 44 3) Penilaian aspek psikomotorik adalah aspek yang berorientasi pada keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara saraf dan otot. Penilaian aspek psikomotorik dilakukan selama berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar yang berorientasi pada keterampilan motorik dalam menjalankan ajaran agama. Tes untuk mengukur aspek psikomotorik adalah tes yang dilakukan untuk mengukur penampilan/perbuatan atau kinerja yang telah dikuasai siswa. Berikut adalah contoh-contoh tes penampilan atau kinerja: a) Tes tertulis, walaupun bentuk aktivitasnya seperti tes tertulis namun yang menjadi sasarannya adalah kemampuan siswa dalam menampilkan karya. Misalnya: gambar orang sholat. b) Tes identifikasi, tes yang ditujukan untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengidentifikasi sesuatu, misalnya menemukan sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran agama di sekolah seperti tulisan jorok di sekolah dan sampah yang berserakan. c) Tes simulasi, dilakukan jika tidak ada alat yang sesungguhnya yang dapat dipakai untuk memperagakan penampilan siswa sehingga dapat simulasi tetap dapat dimulai apakah mereka sudah menguasai keterampilan atau belum. Misalnya: cara memandikan mayat. d) Tes petik kerja (work sample), dilakukan dengan media yang sesungguhnya dan tujuannya untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai atau terampil menggunakan media tersebut. Misalnya: menggunakan globe untuk menunjukkan letak Ka’bah di Saudi Arabia menggunakan papan tempel untuk mengurutkan nama-nama malaikat beserta tugasnya. Teknik penilaian unjuk kerja:45
43 44 45
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, hlm, 396 Pedoman Sitem Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah, hlm. 23 Pedoman Sitem Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah, hlm. 18
Daftar cek Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik-tidak baik). Dengan menggunakan daftar cek, siswa mendapat nilai bila criteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, siswa tidak memperoleh nilai. Skala Penilaian Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaankompetensi tertentu karena pemberian nilai secara kontinu dimana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = kurang kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten, 4 = sangat kompeten.
F. Akhlaqul Karimah 1. Pengertian Akhlaq Karimah Akhlaq secara etimologi merupakan bentuk jama’ dari kata “khuluq” yang berarti tabiat, budi pekerti, kebiasaan. Sedangkan menurut terminologi, akhlaq adalah sikap, mental, dan watak yang terjabarkan dalam bentuk berfikir, berbicara, bertingkah laku dan sebagainya sebagai ekspresi dari jiwa. Nabi Muhammad SAW diutus di dunia untuk menyempurnakan atau memperbaiki akhlaq umatnya. Sabda beliau:
“Aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang baik”.46
ِ ِ ت لَُتم َم َم َكا ِرَم اْلَ ْخالَ ِق ُ ْامَّنَابُعث
Menurut Al-Ghazali, akhlaq mulia atau terpuji adalah “Menghilangkan semua adat kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan dalam agama Islam serta menjauhkan diri dari perbuatan tercela tersebut, kemudian membiasakan adat kebiasaan yang baik, melakukannya dan mencintainya”.47 Akhlakul-karimah akhlaq akhlak mulia (al-mahmudah) berarti sifat-sifat atau tingkah laku yang sesuai dengan norma-norma ajaran Islam. Akhlak mulia dapat
ditiru dari
keteladanan sosok pribadi Rasulullah SAW. Beliau memenuhi kewajiban dan menunaikan amanah, menyuruh manusia kepada Tauhid yang lurus, pemimpin rakyat tanpa pilih kasih, dan beragam sifat
46
Ash-Shiddieqy, Muhammad Hasbyi. Mutiara Hadits 6 Kedudukan Naibi SAW Sebagai Rasul Tarakhir. (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2003) hlm. 514 47
Yadi Purwanto, Psikologi Kepribadian Integrasi Nafsiyah dan Aqliyah Perspektif Psikologi Islami, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007) hlm. 9
mulia lainnya. Dengan berbagai sifat dan perbuatannya, didalam berbagai bidang dan keadaan beliau menjadi panutan contoh dan suri tauladan bagi manusia. Segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari disebut akhlakul karimah atau akhlakul mahmudah. Acuhannya adalah Al-Qur’an dan Hadist serta berlaku universal. 2. Aspek-aspek yang mempengaruhi Pembentukan Akhlaq Ada beberapa aspek yang mempengaruhi pembentukan Akhlaq:48 a. Insting (Naluri) Insting merupakan seperangkat tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Para psikolog menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku. Segenap naluri insting manusia merupakan paket intern dengan kehidupan manusia yang secara fitrah sudah ada dan tanpa perlu dipelajari lebih dahulu. Dengan potensi naluri tersebut manusia dapat menghasilkan aneka corak perilaku yang sesuai dengan corak instingnya. b. Adat atau Kebiasaan Adat atau kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Perbuatan yang telah menjadi adat kebiasaan tidak cukup hanya diulang-ulang saja tetapi harus disertai kesukaan dan kecenderungan hati terhadapnya. c. Wirotsah (Keturunan) Secar istilah Wirotsah adalah berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok (orang tua) kepada cabang (anak keturunan). Wirotsah juga dapat dikatakan sebagai factor pembawaan dari dalam yang berbentuk kecenderungan, bakat, akal dan lain-lain. Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan dari sifat-sifat asasi orang tuanya. Terkadang anak mewarisi sebagian besar dari salah satu sifat orang tuanya. Meskipun keturunan tidak berperan mutlak tetapi keturunan tersebut bisa menjadikan seseorang untuk beraktual mazmumah maupun mahmudiah. d. Lingkungan Lingkungan sangat berpengaruh terhadap pembentukan akhlak seseorang, baik itu lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Jika lingkungan tempat tinggal bersikap baik maka anak pun akan cendrung bersikap baik. Sebaliknya jika lingkungannya buruk maka anak akan cenderung bersikap buruk.49 48
Ahmad Mustafa, Akhlak Tasawuf. (Bandung : Pustaka Setia, 1997). hlm. 56 49
Sjarkawi, Pembentukkan Kepribadian Anak, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hlm 20
Ajaran Islam sudah memberi petunjuk yang lengkap kepada orang tua dalam membina akhlak anak. Jadi apabila orng tua ingin anaknya berakhlak mulia, maka sedari dini hendaklah anak-anaknya ditanami dengan nilai-nilai Islam. Sebagai orng tua yang berpengaruh terhadap pembentukan dan kepribadian anak, seharusnyalah orang tua memperhatikan pada pergaulan anak dilingkungan sekolah maupun di masyarakat. Karena lingkungan sangat berpengaruh pada proses pembentukan akhlak seseorang. Melalui kerja sama yang baik antara orang tua, guru disekolah dan tokoh-tokoh masyarakat, maka aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang diajarkan akan terbentuk pada diri anak. e. Al-Qiyam Al-Qiyam adalah nilai-nilai Islam yang telah dipelajari selama seseorang hidup. Aspek ini sangat mempengaruhi terbentuknya akhlak mulia dalam diri seseorang. Pedoman akhlak mulia atau akhlak Islami adalah Al-Quran dan Hadits. Melalui pemahaman tentang nilai-nilai ke Islaman yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits, seseorang bisa mengamalkan nilai-nilai tersebut. Sehingga tanpa disadari nilai-nilai tersebut menyatu dalam kepribadiannya dan terbentuklah akhlak mulia.
3. Macam-Macam Akhlaqul Karimah Indikator akhlak mulia adalah sebagai berikut :50
Shiddiq (benar atau jujur)
Al-manah (menyampaikan atau terbuka)
Tabligh (menyampaikan atau terbuka)
Fathana (cerdas dan cakap)
Istiqamah (teguh pendirian)
Ikhlas berbuat atau beramal
Syukur (menerima baik)
Sabar (teguh)
Iffah (perwira)
Tawadhu’, adalah sikap sabar yang tertanam dalam jiwa untuk dapat mengendalikan hawa nafsu.
Syaja’ (berani) 50
Zahruddin AR dan Hasanuddin Sinaga. Pengantar Studi Akhlak. (Bandung: Raja Grafindo Persada, 2004).
hlm.99
Hikmah (bijaksana)
Tasamuh (toleransi)
Lapang dada
Adil
Qana’ah
Intiqad atau mawas diri
Al-Afwu atau pemaaf
Anisatun atau bermuka manis
Khusyu’ atau tenang dala beribadah
Wara’, adalah sikap batin yang tertanam dalam jiwa yang selalu menjaga dan waspada dari segala bentuk perbuatan yang mungkin mendatangkan dosa, baik itu dosa kecil atau dosa besar.
Belas kasihan
Beriman kepada Allah
Ta’awun atau tolong menolong
Tadarru atau merendah
Shalihah (shaleh)
Sakhaa’ (pemurah)
Nadhief (bersih)
Ihsan
Malu (haya)
Uswatun hasanah (teladan yang baik)
Hifdu Al-Lisan (menjaga ibadah)
Hub al-wathan (cinta tanah air)
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan suatu proses penelitian ilmiah yang lebih dimaksudkan untuk memahami masalah-masalah manusia dalam konteks sosial dengan menciptakan gambaran menyeluruh dan kompleks yang disajikan, melaporkan pandangan terperinci dari para sumber informasi, serta dilakukan dalam setting yang alamiah tanpa adanya intervensi apapun dari peneliti.51 Penelitian
deskriptif
adalah
suatu
bentuk
penelitian
yang
ditunjukkan
untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada baik fenomena alamiah maupun rekayasa manusia.52 Penelitian ini mendeskripsikan manajemen pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02 dalam membentuk akhlaqul karimah berupa kata-kata tertulis atau lisan dari sumber data yang didapatkan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama empat puluh hari mulai 17 Januari 2012 sampai dengan 25 Februari 2012 di MTs Futuhiyyah 02.Madrasah TsanawiyahFutuhiyyah 02 beralamat di Jalan Suburan Tengah Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak Propinsi Jawa Tengah. Lebihjelasnya letak Kampus MTs Futuhiyyah 02 Mranggen adalah: Disebelah barat berbatasan dengan desa Bandungrejo Disebelah selatan berbatasan dengan desa Kangkung Disebelah timur berbatasan dengan desa Kembangarum Disebelah utara berbatasan dengan desa Brumbung. C. Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh.53 Sumber data dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran/pengambilan data langsung pada subjek sebagai informasi yang dicari.54 Yang 51
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), hlm.8 52
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet. 26,hlm. 17
53
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta; Rineka Cipta, 2006), hlm.129
54
Saefudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2005), hlm.91
menjadi sumber data primer terkait dengan manajemen pembelajaran Aqidah Akhlaq adalah kepala sekolah, guru Aqidah Akhlaq, dan siswa kelas VIII A MTs Futuhiyyah 02. 2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitian. Data sekunder pada penelitian ini adalah dokumen tentang profil sekolah dan dokumen yang berkaitan dengan pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02.
D. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang tepat dapat memungkinkan diperolehnya data yang obyektif. Di bawah ini peneliti akan menguraikan beberapa teknik penelitian yang digunakan sebagai cara yang ditempuh untuk mengumpulkan data, yaitu: 1. Metode Wawancara (Interview) Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pihak pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.55 Metode ini digunakan untuk menggali data tentang manajemen pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02. Pihak yang peneliti wawancarai antara lain: a. Kepala MTs Futuhiyyah 02: Wawancara pada tanggal 18 Januari 2012 di Ruang Kepala madrasah mengenai profil MTs Futuhiyyah 02 meliputi sejarah madrasah, kondisi dan letak geografis, visi dan misi madrasah, jumlah siswa, jumlah guru dan karyawan, sarana dan prasarana di MTs Futuhiyyah 02. Wawancara pada tanggal 23 Januari 2012 di Ruang Kepala Madrasah mengenai perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02. Wawancara pada tanggal 25 Januari 2012 di Ruang Kepala Madrasah mengenai pelaksanaan dan penilaian pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02. b. Guru Aqidah Akhlaq: Wawancara pada tanggal 17 Januari 2012 di Ruang Guru mengenai perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02. Wawancara pada tanggal 24 Januari 2012 di Ruang Guru mengenai pembuatan program tahunan. Program semester, silabus, dan RPP. Wawancara pada tanggal 31 Januari 2012 di Ruang Guru mengenai langkah-langkah kegiatan pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02. Wawancara pada tanggal 1 Februari 2012 di Ruang Guru mengenai metode pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02.
55
HarisHerdiansyah,Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, hlm.118
Wawancara pada tanggal 7 Februari 2012 di Ruang Guru mengenai media dan sumber pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02. Wawancara pada tanggal 14 Februari 2012 di Ruang Guru mengenai penilaian pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02 c. Beberapa siswa kelas VIII A: Wawancara pada tanggal 24 Januari 2012 di ruang kelas VIII A mengenai pembelajaran Aqidah Akhlaq yang selama ini didapat dari guru Aqidah Akhlaq dan persiapan apa saja yang dilakukan guru sebelum mengajar. Wawancara pada tanggal 8 Februari 2012 di ruang kelas VIII A mengenai pelaksanaan meliputi metode, media, sumber belajar, dan pengelolaan kelas, dan mengenai penilaian pembelajaran Aqidah Akhlaq dikelas.
2. Metode Pengamatan (Observasi) Observasi adalah pengamatan atau pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang nampak pada objek penelitian.56 Di dalam metode ini, penulis mengamati pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq pada kelas VIII A di MTs Futuhiyyah 02 Mranggen. Metode ini sebagai data pendukung dari data yang diperoleh dari hasil wawancara, sehingga dapat diketahui kebenarannya antara hasil wawancara dengan kenyataan yang ada. Peneliti melakukan observasi pada tanggal 24 Januari 2012 di ruang kelas VIII A mengenai langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh Guru Aqidah Akhlaq dari kegiatan awal, inti, sampai penutup. Peneliti melakukan observasi pada tanggal 25 Januari 2012 di ruang kelas VIII A mengenai metode dan media pembelajaran Aqidah Akhlaq Peneliti melakukan observasi pada tanggal 31 Januari 2012 di ruang kelas VIII A mengenai pengelolaan kelas yang dilakukan oleh Guru Aqidah Akhlaq. Peneliti melakukan observasi pada tanggal 8 Februari 2012 di ruang kelas VIII A mengenai pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh Guru Aqidah Akhlaq dan perilaku siswa di dalam kelas.
56
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: TERAS, 2009), Cet:1, hlm. 58
Peneliti melakukan observasi pada tanggal 14 Februari 2012 di ruang kelas VIII A mengenai mengenai langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh Guru Aqidah Akhlaq dari kegiatan awal, inti, sampai penutup dan perilaku siswa di dalam kelas. 3. Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan melihat atau mencatat suatu laporan yang sudah tersedia. Dokumen yang digunakan dapat berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, arsip, dan sebagainya. 57 Peneliti menggunakan metode ini untuk mencari data yang berkaitan profil sekolah meliputi: sejarah, visi misi dan tujuan, struktur organisasi, daftar guru dan karyawan, keadaan siswa tahun 2011-2012, sarana dan prasarana dan yang berkaitan dengan manajemen pembelajaran Aqidah Akhlaq meliputi: RPP, silabus, program tahunan, program semesteran, jurnal harian, dan buku modul Aqidah Akhlaq. Data yang diperoleh dari dokumentasi ini digunakan sebagai pelengkap dari data yang telah diperoleh dari wawancara dan observasi. Peneliti meminta dokumen pada bapak Tholibin tanggal 18 Januari 2012 di ruang Tata Usaha mengenai profil sekolah meliputi sejarah madrasah, kondisi dan letak geografis, visi dan misi madrasah, jumlah siswa, jumlah guru dan karyawan, sarana dan prasarana di MTs Futuhiyyah 02. Peneliti meminta dokumen pada bu Syafa’atun tanggal 31 Januari 2012 di ruang guru mengenai perangkat pembelajaran meliputi RPP, silabus, program tahunan, program semesteran, jurnal harian, dan buku modul Aqidah Akhlaq. 4. Metode Angket Angket adalah daftar pertanyaan yang disusun, terstruktur, terencana dan dipakai untuk mencari data dari responden.58 Peneliti menggunakan metode angket untuk mengumpulkan data tentang kepribadian siswa dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang dijawab dan ditulis oleh siswa kelas VIII A di MTs Futuhiyyah 02 Mranggen. Peneliti membagikan angket pada tanggal 22 Februari 2012 kepada siswa kelas VIII A yang berjumlah 38 anak yang terdiri dari 20 soal yang berisi tentang perilaku siswa sehari-hari meliputi aspek kedisiplinan, kebersihan, kesehatan, tanggung jawab, sopan santun, percaya diri, kompetitif, hubungan sosial, kejujuran, dan pelaksanaan ibadah. Satu pertanyaan terdiri dari empat pilihan, yaitu a, b, c, dan d. Untuk a poinnya 4, b poinnya 3, c poinnya 2, dan d poinnya 1. Jika poin a dan b lebih mendominasi, berarti akhlaq siswa rata-rata
57
SuharsimiArikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 158
58
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, hlm. 64
memang baik. Data tersebut akan digunakan sebagai pendukung dari data tentang pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam membentuk akhlaqul karimah siswa. E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Untuk memeriksa keabsahan data yang didapat dari metode pengumpulan data, maka peneliti menggunakan teknik triangulasi data. Triangulasi adalah kegiatan pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.59 Triangulasi data pada penelitian ini menggunakan lebih dari satu metode pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dokumentasi dan angket. Wawancara menjadi metode pengumpulan data yang utama karena sebagian besar data diperoleh melalui wawancara. Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah, guru Aqidah Akhlaq dan beberapa siswa kelas VIII A. Hasil wawancara tersebut kemudian peneliti telaah lagi dengan hasil pengamatan yang peneliti lakukan selama masa penelitian untuk mengetahui bagaimana manajemen pembelajaran Aqidah Akhlaq yang ada di MTs Futuhiyyah 02. Data yang telah diperoleh dari wawancara dan observasi dilengkapi dengan dokumendokumen yang ada agar diperoleh data yang valid.Angket digunakan untuk mengetahui perilaku siswa sehari-hari. Sehingga dapat diketahui bagaimana akhlaq siswa kelas VIII A di MTs Futuhiyyah 02 meliputi aspek kedisiplinan, kebersihan, kesehatan, tanggung jawab, sopan santun, percaya diri, kompetitif, hubungan sosial, kejujuran, dan pelaksanaan ibadah.
F. Teknik Analisis Data Analisis data adalah upaya yang dilakukan oleh peneliti dengan mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi susunan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang terpenting, dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang akan diceritakan kepada orang lain.60 Analisis data yang digunakan ialah metode deskriptif analitik yaitu mendeskripsikan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka.61 Data yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumentasi kemudian dideskripsikan dan di analisis sedemikian rupa secara sistematis, cermat, dan akurat sehingga dapat memberikan kejelasan mengenai manajemen pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02. Analisis data menurut Miles dan Huberman terdiri dari tiga tahap kegiatan, yaitu:62 1. Data reduction (Reduksi data) 59
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, hlm. 7
60
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm.248
61
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, hlm. 107
62
HarisHerdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, hlm. 164
Reduksi data berarti memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, kemudian dicari tema dan polanya. Data mengenai manajemen pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02 yang diperoleh dari wawancara, observasi,dokumentasi dan angket masih bersifat komplek sehingga perlu dipilih data-data yang penting dan membuang data-data yang tidak perlu. Data yang diperoleh dari wawancara ada tiga tahap, yaitu: a. Tahap perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq meliputi kalender akademik, jadmwal pelajaran, pembuatan program tahunan, program semesteran, pengembangan silabus dan RPP. b. Tahap pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq meliputi langkah-langkah pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, pengelolaan kelas, sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran. c. Tahap evaluasi pembelajaran Aqidah Akhlaq meliputi cara mengevaluasi yang dilakukan oleh guru dan tugas yang diberikan kepada siswa. Data yang diperoleh dari observasi adalah pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq meliputi: a. Kegiatan awal yaitu cara guru membuka pelajaran. b. Kegiatan inti yaitu metode yang digunakan, media yang digunakan, sumber belajar, dan pengelolaan kelas yang dilakukan guru agar siswa mendengarkan materi yang disampaikan. c. Kegiatan penutup yaitu cara guru menutup pelajaran. Data yang diperoleh dari dokumentasi adalah: a. Berkaitan dengan profil sekolah meliputi: sejarah, visi misi sekolah, struktur organisasi, daftar guru dan karyawan, keadaan siswa tahun 2011-2012, sarana dan prasarana. b. Berkaitan dengan perangkat pembelajaran Aqidah Akhlaq meliputi: RPP, silabus, program tahunan, program semesteran, daftar nilai dan buku modul Aqidah Akhlaq. Data yang diperoleh dari angket adalah: akhlaq terpuji siswa kelas VIII A meliputi aspek kedisiplinan, kebersihan, kesehatan, tanggung jawab, sopan santun, percaya diri, kompetitif, hubungan sosial, kejujuran, dan pelaksanaan ibadah. 2. Data display (Penyajian data) Penyajian data adalah suatu cara merangkai data dalam suatu organisasi yang memudahkan untuk membuat kesimpulan atau tindakan yang diusulkan. 63 Data yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumentasi disajikan dalam bentuk teks naratif. Data hasil dari
63
Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), cet. 1, hlm. 167.
wawancara yang telah direduksi kemudian disajikan antara lain: pembuatan program tahunan, program semester, pengembangan silabus dan RPP, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, pengelolaan kelas, cara mengevaluasi pembelajaran Aqidah Akhlaq. Data hasil dari observasi yang telah direduksi kemudian disajikan antara lain: cara guru membuka pelajaran, metode yang digunakan dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq, media yang digunakan dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq, sumber belajar, pengelolaan kelas yang dilakukan guru agar siswa mendengarkan materi yang disampaikan, dan cara menutup pelajaran. Data hasil dari dokumentasi yang telah direduksi kemudian disajikan
antara lain:
program tahunan, program semester, silabus, RPP, dan daftar nilai.
3. Verification (Kesimpulan) Tahap terakhir dalam analisis data yaitu penarikan kesimpulan atau verifikasi. Verifikasi data dimaksudkan untuk penentuan data akhir dari keseluruhan proses tahapan analisis, sehingga keseluruhan permasalahan mengenai manajemen pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02 dapat terjawab dengan jelas. Data hasil dari wawancara dapat disimpulkan mengenai pengembangan silabus dan RPP, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, pengelolaan kelas, cara mengevaluasi
pembelajaran
Aqidah
Akhlaq.
Data
hasil
dari
observasi
dapat
disimpulkanmengenai cara guru membuka pelajaran, metode yang digunakan dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq, media yang digunakan dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq, sumber belajar, pengelolaan kelas yang dilakukan guru agar siswa mendengarkan materi yang disampaikan, dan cara menutup pelajaran. Data hasil dari dokumentasi dapat disimpulkan mengenai letak geografis madrasah, visi misi madrasah, pelaksanaan kurikulum pembelajaran, RPP, dan silabus. Data hasil dari angket dapat disimpulkan mengenai akhlaq siswa.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A Hasil Penelitian Manajemen pembelajaran merupakan pengaturan semua kegiatan pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan yang berkaitan dengan proses membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.Setelah dilakukan penelitian dapat diketahui bahwa manajemen pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam membentuk Akhlaqul Karimah di MTs Futuhiyyah 02 adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam Membentuk Akhlaqul Karimah Perencanaan pembelajaran merupakan persiapan yang akan dilakukan oleh guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas.Guru di MTs Futuhiyyah 02 menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Perencanaan pembelajaran ini disesuaikan dengan kurikulum yang dianut oleh Madrasah Tsanawiyah Futuhiyyah 02, yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).64 Perencanaan pembelajaran di MTs Futuhiyyah 02 diwujudkan dalam program pembelajaran untuk tiap mata pelajaran yang disusun oleh setiap guru mapel masing-masing. Pihak madrasah hanya memberikan rambu-rambu penyusunan program pembelajaran berupa jam pelajaran untuk tiap mapel per minggu, format program tahunan, format pengembangan program semester, SK & KD, format penyusunan silabus dan RPP. Dalam konteks ini, tiap guru diharuskan mampu menjabarkan seluruh SK & KD ke dalam program pembelajaran dan dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelajaran yang disusun pihak madrasah. Penyusunan perencanaan pembelajaran di MTs Futuhiyyah 02 untuk mata pelajaran Aqidah Akhlaq dilakukan oleh guru Aqidah Akhlaq yang kemudian disahkan oleh Kepala Madrasah. Perencanaan tersebut mencakup penyusunan program tahunan, program semester, silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).65 Perencanaan pembelajaran yang pertama adalah pembuatan program tahunan. Program tahunan berisi tentang identitas pelajaran, kompetensi dasar, dan alokasi waktu dalam jangka waktu satu tahun ajaran.Program tahunan untuk mata pelajaran Aqidah Akhlaq kelas VIII untuk semester 1 standar kompetensi meningkatkan keimanan kepada kitab-kitab Allah SWT 64
Wawancara dengan H. Kholid S.H.,M.H (kepala MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 23 Januari 2012 di kantor MTs Futuhiyyah 02 Mranggen 65
Wawancara dengan Syafa’atun S. Ag (guru Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 17 Januari 2012 di ruang guru MTs Futuhiyyah 02 Mranggen
terdiri dari 6 alokasi waktu, standar kompetensi menerapkan akhlaq terpuji kepada diri sendiri terdiri dari 12 alokasi waktu, dan standar kompetensi menghindari akhlaq tercela kepada diri sendiri terdiri dari 12 alokasi waktu.66 Sedangkan untuk semester dua standar kompetensi meningkatkan keimanan kepada Rasul Allah terdiri dari 6 alokasi waktu, standar kompetensi memahami mu’jizat dan kejadian luar biasa lainnya (karamah, maunah, dan irhash) terdiri dari 8 alokasi waktu, standar kompetensi menerapkan akhlaq terpuji kepada sesama terdiri dari 12 alokasi waktu, standar kompetensi menghindari akhlaq tercela kepada sesama terdiri dari 12 alokasi waktu. Jadi dalam tahun ajaran 2011/2012 terdiri 68 alokasi waktu. Contoh format Program Tahunan adalah sebagai berikut:67 Mata Pelajaran
: Aqidah Akhlak
Satuan Pendidikan
: Madrasah TsanawiyahFutuhiyyah 2
Tahun Pelajaran : 2011/2012 Kelas/Semester
: VIII ½
Tabel. 3 s mt
N o
A Standar Kompetensi
lokasi waktu
Akidah Meningkatkan keimanan 1 kepada kitab-kitab Allah SWT
6
2
1 .
Akhlak Menerapkan akhlak terpuji kepada diri sendiri Menghindari akhlak tercela 3 kepada diri sendiri JUMLAH
Kete rangan
1 2 1 2 3
66
Wawancara dengan Syafa’atun S. Ag (guru Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 17 Januari 2012 di ruang guru MTs Futuhiyyah 02 Mranggen 67
Dokumentasi perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Fituhiyyah 02 Mranggen
0
2
Akidah 4 Meningkatkan keimanan kepada Rasul Allah Memahami mukjizat dan 5 kejadian luar biasa lainnya (karamah, ma’unah, dan irhash) Akhlak 6 Menerapkan akhlak terpuji kepada sesama Menghindari akhlak tercela 7 kepada sesama JUMLAH
6
8 1 2 1 2 3 8
Program pembelajaran yang kedua adalah pembuatan program semester. Program semester berisikan garis-garis besar mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan guru Aqidah Akhlaq dalam jangka waktu satu semester, meliputi: identitas pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, alokasi waktu, bulan dan pekan pelaksanaan.68 Untuk semester pertama standar kompetensi: Menerapkan akhlaq terpuji pada diri sendiri, kompetensi dasar menjelaskan pengertian dan pentingnya tawakkal, ikhtiyar, sabar, syukur, dan qana’ah terdiri dari 4 alokasi waktu pada bulan September pekan ke 2, dan 3. Kompetensi dasar mengidentifikasi bentuk dan contoh-contoh perilaku tawakkal, ikhtiyar, sabar, syukur, dan qana’ah terdiri dari 2 alokasi waktu pada bulan Oktober pekan ke 1. Kompetensi dasar menunjukkan nilai-nilai positif dari tawakkal, ikhtiyar, sabar, syukur, dan qana’ah dalam fenomena kehidupan terdiri dari 2 alokasi waktu pada bulan Oktober pekan ke 2. Menampilkan perilaku tawakkal, ikhtiyar, sabar, syukur, dan qana’ah terdiri dari 2 alokasi waktu pada bulan Oktober pekan ke 3.69 Contoh format program semester adalah sebagai berikut:70 Mata Pelajaran
: Aqidah Akhlak
Satuan Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah Futuhiyyah 02 Tahun Pelajaran : 2011/2012 Kelas :Delapan(VIII) Semester : 1 ( Satu ) Tabel. 4 Standar A BULAN 68
Wawancara dengan Syafa’atun S. Ag (guru Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 24 Januari 2012 di ruang guru MTs Futuhiyyah 02 Mranggen 69 Wawancara dengan Syafa’atun S. Ag (guru Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 24 Januari 2012 di ruang guru MTs Futuhiyyah 02 Mranggen 70 Dokumentasi perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Fituhiyyah 02 Mranggen
Kompetensi/ Kompet
lok asi
ensi
J uli W
Dasar
akt u
Akhlak 2. Menerapkan akhlak terpuji kepada diri sendiri 2.1. Menjelaskan pengertian dan pentingnya tawakkal, ikhtiyaar, shabar, syukuur dan qana’ah 2.2. Mengidentifik asi bentuk dan contohcontoh perilaku tawakkal, ikhtiyaar, shabar, syukuur dan qana’ah 2.3. Menunjukkan nilai-nilai positif dari tawakkal, ikhtiyaar, shabar, syukuur dan qana’ah dalam fenomena kehidupan 2.4. Menampilkan perilaku tawakkal, ikhtiyaar, shabar, syukuur dan qana’ah
A gustus
S eptem
O ktober
N ovemb
D esemb
berrrr er er 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 rrrrrr r
Program pembelajaran yang ketiga adalah silabus. Dalam merencanakan pembelajaran, guru Aqidah Akhlaq menyusun silabus yang disesuaikan dengan silabus yang dikeluarkan oleh Departemen Agama yang dikembangkan dengan keadaan dan kebutuhan madrasah dan kemudian diperinci dengan RPP untuk setiap pertemuan.71 Silabus yang disusun oleh guru Aqidah Akhlaq mencakup: identitas pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, teknik penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Contoh format silabus sebagaimana terlampir.72 Program perencanaan yang keempat adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).RPP merupakan persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum mengajar untuk satu kali pertemuan. RPP berfungsi sebagai acuan guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. RPPyang dibuat guru Aqidah Akhlaq meliputi: identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, sumber pembelajaran, dan penilaian. Langkah-langkah
penyusunan
RPP
oleh
guru
Aqidah
Akhlaq
di
Madrasah
TsanawiyahFutuhiyyah 02:73 1. Mencantumkan Identitas Pelajaran: nama sekolah yaitu MTs Futuhiyyah 02, mata pelajaran Aqidah Akhlaq, kelas VIII/semester 1, dan alokasi waktu 40 menit untuk satu kali pertemuan. 2. Mencantumkan Standar Kompetensi, 3. Mencantumkan Kompetensi Dasar 4. Mencantumkan Indikator Pencapaian Kompetensi 5. Mencantumkan Tujuan Pembelajaran Tujuan
pembelajaran
berisi
penguasaan
kompetensi
yang
operasional
yang
ditargetkan/dicapai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. 6. Mencantumkan materi pembelajaran. Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada materi pokok yang ada di dalam silabus.
71
Wawancara dengan H. Kholid S.H.,M.H (kepala MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 23 Januari 2012 di kantor MTs Futuhiyyah 02 Mranggen 72 73
Dokumentasi perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02
Wawancara dengan Syafa’atunS.Ag (guru Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 23 Januari 2012 di ruang guru MTs Futuhiyyah 02 Mranggen
7. Mencantumkan metode pembelajaran. Guru menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan materi yang disampaikan. 8. Mencantumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran Langkah-langkahkegiatanpembelajaran Aqidah Akhlaq di Madrasah Tsanawiyah Futuhiyyah 02 meliputi: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. 9. Mencantumkan sumber belajar. Sumber belajar mencakup sumberrujukan, lingkungan, media, narasumber, alat dan bahan. Sumber pembelajaran Aqidah Akhlaq di Madrasah TsanawiyahFutuhiyyah 02 adalah buku paket Aqidah Akhlaq kelas VIII penerbit Toha Putra Semarang. 10. Mencantumkan penilaian. Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Jenis penilaian dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq di Madrasah TsanawiyahFutuhiyyah 02 terdiri dari tes tulis, bentuk penilaiannya berupa uraian dan penugasan. Contoh format RPP sebagaimana terkampir.74 Dalam perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam membentuk akhlaqul karimah pada siswa di MTs Futuhiyyah 02, Kepala madrasah melakukan pengembangan dan pelatihan guru-guru khususnya guru Aqidah Akhlaq melalui kegiatan yang diadakan oleh berbagai pihak seperti MGMP agar guru lebih kreatif untuk mengelola pembelajaran sehingga siswa akan lebih senang mengikuti pembelajaran Aqidah Akhlaq. Pembelajaran yang menyenangkan akan menjadikan siswa lebih semangat untuk mengikuti, guru akan lebih mudah untuk menyampaikan materi. Agar materi yang disampaikan dapat diterapkan siswa dalam kehidupan sehari-hari, guru Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah merencanakan metode-metode yang akan digunakan yaitu ceramah, tanya jawab, diskusi, penugasan, keteladanan, dan pembiasaan. Selain itu kepala madrasah juga selalu menghimbau kepada para guru dan karyawan untuk selalu berkata sopan dan berperilaku mulia baik terhadap siswa, sesama guru, maupun dengan pimpinan. Agar apa yang dilakukan guru dan karyawan tersebut dapat ditiru oleh siswa sehingga dapat membudaya menjadi kebiasaan dalam kehidupan siswa sehari-hari.75 Guru sebagai suri teladan bagi siswanya berusaha memberi contoh perilaku yang baik dengan 74
Dokumentasi perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Fituhiyyah 02Mranggen 75
Wawancara dengan H. Kholid S.H.,M.H (kepala MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 25 Januari 2012 di kantor MTs Futuhiyyah 02 Mranggen
membiasakan datang ke sekolah sebelum jam 07.00 dan mengikuti upacara setiap hari senin atau hari-hari peringatan nasional, guru selalu tampil bersih dan rapi ketika mengajar, guru juga menyuruh siswa membuang sampah pada tempatnya, guru berbicara sopan siswanya, guru menjaga hubungan baik dengan sesama (saling menghargai pendapat), guru berbicara jujur, guru melaksanakan solat duha ketika istirahat. 2. Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam Membentuk Akhlaqul Karimah Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses berlangsungnya pembelajaran dikelas yang merupakan inti dari proses pendidikan di sekolah yakni proses interaksi guru dengan siswa dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran pada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam rangka implementasi KTSP, para guru dituntut kreatif dalam pembelajaran. Para guru di MTs Futuhiyyah 02 diberi kebebasan untuk mengembangkan proses pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan kondisi siswa. Karena kreativitas masing-masing guru berbeda dimungkinkan hasil pembelajaran pun berbeda, akan tetapi melalui MGMP masing-masing guru tidak dilarang untuk menyamakan kreativitasnya. Pelaksanaaan pembelajaran Aqidah Akhlaq kelas VIII A di MTs Futuhiyyah 02 dilaksanakan dua kali dalam seminggu, yaitu hari Selasa jam ketiga yaitu mulai pukul 08.20 sampai 09.00dan hari Rabu jam pertama yaitu mulai pukul 07.00 sampai 07.40 dengan alokasi waktu 40menit untuk satu kali pertemuan.76 Dalam melaksanakan pembelajaran, guru menyajikan materi secara sistematis sesuai dengan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dipersiapkan. Pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. a. Kegiatan awal Dalam mengawali proses pembelajaran, guru memerintahkan siswa berdo’a dan membaca asmaulhusna secara bersama-sama. Guru mempersiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran yang akan dilaksanakan dilanjutkan dengan memberi motivasi pada siswa. Kemudian guru mengadakan apersepsi tentang materi yang telah disampaikan pada waktu yang terdahulu. Dalam apersepsi tiap guru berbeda-beda dalam mempersiapkan siswa terhadap pembelajaran yang akan dilaksanakan.Pada guru Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02 dalam apersepsi mencoba mengingatkan siswa tentang materi yang telah diajarkan dan dilanjutkan dengan pengenalan materi yang akan dipelajari dan menghubungkan kegunaan materi dengan kehidupan nyata siswa. Kemudian guru memberikan pertanyaan-pertanyaan terbuka pada siswa
76
Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhkaq di MTs Futuhiyyah 02 Mranggen pada tanggal 24 Januari 2012 dikelas VIII A
tentang materi yang akan dibahas.77 Kadang apersepsi dilakukan dengan membahas PR yang telah diberikan oleh guru. Kegiatan ini berlangsung 5-10 menit. Tujuan kegiatan ini sebagai pemanasan dan untuk mengingatkan kembali pelajaran yang telah lalu dan menggali lagi pengetahuan yang telah dimiliki siswa sehingga guru dapat mengetahui harus memulai pembelajaran dari mana. b. Kegiatan Inti Dalam mengelola kelasnya, guru Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02 mengatur tempat duduk dengan format berjajar atau berbaris.78 Ini bukan karena guru Aqidah Akhlaq mengatur seperti itu tapi karena memang dari pihak sekolah menata meja dan bangku belajar dengan format yang sama karena sempitnya ruangan kelas. Dalam mengelola meja dan bangku tidak bisa bervariasi, misalnya apabila guru ingin mengubah format meja dan bangku yang membentuk huruf U, ini sulit dilakukan karena terbatas oleh waktu. Waktu untuk mengajar akan habis hanya untuk menata meja dan bangku. Selain itu kelas tersebut tidak hanya digunakan untuk pembelajaran Aqidah Akhlaq tapi juga untuk kegiatan belajar mengajar mata pelajaran yang lain. Untuk menciptakan suasana yang kondusif saat pelajaran berlangsung, guru Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02 selalu memantau siswa-siswanya. Bila ada siswa yang mengantuk langsung ditegur, kemudian disuruh keluar untuk cuci muka. Bila ada siswa yang mengobrol sendiri satu atau dua kali ketika diterangkan, hanya ditegur tapi bila sudah sampai tiga kali tegur, siswa disuruh maju ke depan kelas untuk menerangkan, menggantikan guru mengajar. 79 Metode yang digunakan dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02 adalah kombinasi antara metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi.80 Pemilihan metode ini disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.Metode pembelajaran sangat membantu guru dalam menyampaikan materi kepada siswa sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif, dan tercipta suasana belajar yang hidup dan menyenangkan. Adapun metode yang digunakan guru Aqidah Akhlaq di Madrasah TsanawiyahFutuhiyah 02 adalah: 1) Metode ceramah
77
Wawancara dengan Syafa’atun S. Ag (guru Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 31 Januari 2012 di ruang guru MTs Futuhiyyah 02 Mranggen 78
Observasi pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq pada tanggal 24 Januari 2012 diruang kelas VIII A.
79
Observasi pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq pada tanggal 31 Januari 2012 diruang kelas VIII A.
80
Wawancara dengan Syafa’atunS.Ag (guru Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 1 Februari 2012 di ruang guru MTs Futuhiyyah 02 Mranggen
Metode ceramah digunakan oleh guru Aqidah Akhlaq dalam menerangkan materi pelajaran yang disampaikan dengan jalan menerangkan dan menuturkan secara lisan,siswa mendengarkan keterangan yang disampaikan oleh guru dan mencatat keterangan guru yang dianggap penting. Metode ceramah diterapkan oleh guru Aqidah Akhlaq untuk semua materi pembelajaran karena guru perlu menyampaikan materi dengan menjelaskan menggunakan lisan supaya siswa mengerti dan faham materi yang diberikan. Berdasarkan observasi dikelas, guru menggunakan metode ceramah pada materi keimanan kepada Rasul Allah, memahami mu’jizat dan kejadian luar biasa lainnya (karamah, ma’unah, irhash) mulai dari awal kegiatan, inti pembelajaran, sampai menjelang pelajaran habis.Sedangkan pada akhir penyampaian materi pelajaran guru dapat memberikan dan mengambil kesimpulan.81 Dengan metode ceramah menjadikan siswa paham dengan materi yang telah disampaikan oleh guru, sehingga siswa akan mengingat dan selanjutnya akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terutama yang berkaitan dengan perilaku terpuji. 2) Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab ini digunakan oleh guru Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02 setelah metode ceramah. Setelah guru menyampaikan materi pelajaran, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa. Metode tanya jawab dapat membangkitkan pemikiran siswa, baik untuk bertanya maupun untuk menjawab pertanyaan sehingga proses belajar mengajar lebih dialogis, tercipta suasana belajar yang menyenangkan, tidak kaku dan membosankan. Metode ini digunakan agar siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran tidak bersifat satu arah, melainkan ada feedback (umpan balik) dengan siswa. Berdasarkan observasi dikelas, pada materi meningkatkan keimanan kepada Rasul Allah metode tanya jawab ini digunakan sebelum pelajaran berakhir. 82 Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang telah disampaikan menjadikan siswa yang belum tahu menjadi tahu. Setelah tahu, siswa akan dapat membedakan mana yang baik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan mana yang harus dihindari.
3) Metode Penugasan Metode penugasan adalah guru memberikan tugas tertentu kepada siswa agar siswa melakukan kegiatan belajar. Guru Aqidah Akhlaq memberikan tugas untuk mencari tahu tentang mu’jizat yang dimiliki oleh para nabi, ditulis dikertas folio, dan dikumpulkan satu 81
Observasi pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq pada tanggal 25 Januari 2012 diruang kelas VIII A.
82
Observasi pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq pada tanggal 25 Januari 2012 diruang kelas VIII A.
minggu kemudian.83 Dengan adanya tugas ini, siswa menjadi rajin belajar dan lebih aktif untuk mencari tahu. Setelah tugas dikumpulkan, guru Aqidah Akhlaq memberi penjelasan bahwa para nabi itu memiliki mu’jizatnya masing-masing. Dengan adanya mu’jizat, menandakan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT yang menjadikan siswa akan semakin meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. 4) Metode Diskusi Metode diskusi merupakan salah satu cara yang digunakan guru Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02 mengupayakan pemecahan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya. Untuk mendapatkan hal yang disepakati, tentunya masing-masing kelompok menghilangkan subjektifitas dan emosionalitas yang akan mengurangi bobot fikir dan pertimbangan akal yang semestinya. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, satu kelompok terdiri dari 8 anak (1 sebagai ketua dan yang 7 menjadi anggota kelompok). Guru memberi tugas untuk berdiskusi mencari 3 contoh perilaku terpuji beserta alasannya. Masing-masing ketua kelompok membacakan hasil diskusi. Guru memberi penjelasan mengenai hasil diskusi semua kelompok, membenarkan bila ada yang kurang benar, dan memberi penghargaan bagi kelompok diskusi yang paling benar dan paling bagus. 84 Dengan metode tersebut menjadikan semua siswa didalam kelas aktif untuk mengemukakan pendapatnya dan semakin termotivasi untuk menjadi yang lebih baik diantara kelompok diskusi yang lain. 5) Metode Keteladanan Metode keteladanan adalah menjadikan semua guru, petugas sekolah, dan kepala sekolah yang ada di MTs Futuhiyyah 02 sebagai figur yang baik untuk ditiru. Dengan keteladanan yang baik dari seorang guru akan mampu membangkitkan motivasi dari anak didiknya untuk meniru apa yang telah dilihat dari gurunya baik dari segi bicara maupun sikap. Guru memberikan teladan pada para siswa mengenai akhlaq yang baik dalam hubungan dengan Allah SWT, dengan alam semesta dan dengan lingkungan sosial. Upaya guru dalam memberikan keteladanan tercermin dari sikap, perkataan, dan perbuatan seorang guru. Dalammenciptakan suasana yang kondusif bagi terlaksananya pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam membentuk kepribadian terpuji, maka seluruh unsur sekolah harus memberi teladan yang baik. Guru, kepala sekolah, maupun tenaga administrasi sekolah sebagai suri 83 84
Observasi pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq pada tanggal 25 Januari 2012 diruang kelas VIII A.
Wawancara dengan Syafa’atunS.Ag (guru Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 1 Februari 2012 di ruang guru MTs Futuhiyyah 02 Mranggen
teladan bagi siswa disekolah harus berperan aktif mengembangkan nilai-nilai budi pekerti dan harus saling bekerjasama dalam membimbing siswa agar dapat konsisten mengamalkan perilaku-perilaku terpuji.Guru masuk ruang kelas mengucapkan salam dan mendahulukan kaki kanan, berkata sopan kepada anak didik, kepada sesama guru, maupun kepada pimpinan atau orang yang lebih tinggi ilmunya. 85 Tingkah laku yang dimunculkan oleh guru sebagai model itu mencerminkan suatu sikap dan sikap itulah yang akhirnya ditiru oleh siswa. 6) Metode Pembiasaan Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membiasakan sikap dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam dan budaya bangsa dalam kehidupan sehari-hari. Pembiasaan ini sangat penting karena dengan pembiasaan yang menjadikan suatu aktivitas akan menjadi milik anak dikemudian hari. Pembiasaan yang baik akan membentuk suatu sosok manusia yang berkepribadian yang baik pula. Sebaliknya, pembiasaan yang buruk akan membentuk sosok manusia yang berkepribadian yang buruk pula. Menanamkan kebiasaan yang baik memang tidak mudah dan memakan waktu yang lama. Sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan sukar untuk mengubahnya maka dari itu sejak dini siswa di MTs Futuhiyyah 02 diajari untuk menanamkan pembiasaan-pembiasaaan yang baik. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk senantiasa mengamalkan ajaran agamanya. Berdoa
sebelum dan sesudah kegiatan, mengucapkan salam apabila bertemu dengan orang lain, membersihkan kelas, membuang sampah pada tempatnya, serta belajar secara rutin dan rajin.86 Media yang digunakan dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02 adalah media visual, media yang hanya dapat dilihat, seperti: white board, spidol, potongan-potongan kertas, dan gambar-gambar. Untuk media audio-visual seperti LCD atau proyektor sebenarnya sudah ada diruang multimedia, hanya saja belum pernah digunakan dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq.87 Sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq adalah buku Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlaq kelas VIII oleh Drs. H Masan AF. MP d. Penggunaan
85
Observasi pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq pada tanggal 25 Januari 2012 diruang kelas VIII A.
86
Wawancara dengan Syafa’atun S. Ag (guru Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 1 Februari 2012 di ruang guru MTs Futuhiyyah 02 Mranggen 87
Wawancara dengan Syafa’atun S. Ag (guru Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 7 Febuari 2012 di ruang guru MTs Futuhiyyah 02 Mranggen
Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai sumber pembelajaran hanya untuk pelajaran-pelajaran umum, sedangkan untuk pelajaran agama khususnya Aqidah Akhlaq belum menggunakan.88 c. Kegiatan Akhir Kegiatan penutup dalam proses pembelajaran Aqidah Akhlaq pada intinya adalah mengevaluasi proses pembelajaran yang baru saja dilaksanakan. Ada dua macam kegiatan yang dilakukan oleh guru Aqidah Akhlaq di Mts Futuhiyyah 02 yaitu memerintahkan siswa untuk mencatat kesimpulan materi yang diajarkan dan memberikan pertanyaan-pertanyaan atau tugas tertentu untuk mengetahui sejauh mana daya serap siswa yang baru saja diajarkan. 3. Penilaian Pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam Membentuk Akhlaqul Karimah Penilaian yang dilakukan guru Aqidah Akhlaq dalam membentuk akhlaqul karimah di MTs Futuhiyyah 02 meliputi tiga aspek, yaitu:89 a. Kognitif, berkenaan dengan kemampuan dan kecakapan-kecakapan intelektual berfikir. Kognitif merupakan keberhasilan belajar yang di ukur oleh taraf penguasaan intelektual. Keberhasilan ini biasanya dilihat dengan bertambahnya pengetahuan siswa. Bentuk penilaiannya yang pertama tes harian, dilakukan secara periodik pada akhir pengembangan kompetensi untuk mengungkapkan penguasaan kognitif siswa. Ulangan harian biasanya dilaksanakan setelah pembelajaran satu SK atau KD selesai sesuai dengan program semester yang ditetapkan guru. Bentuk penilaian yang kedua adalah tes tengah semester (TTS), digunakan untuk menilai penguasaan kompetensi pada pertengahan program semester. Bentuk penilaian yang ketiga adalah tes akhir semester (TAS), digunakan untuk menilai penguasaan kompetensi pada akhir program semester. Bentuk penilaian yang terakhir adalah tes kenaikan kelas, digunakan untuk mengetahui ketuntasan siswa dalam menguasai materi pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq satu tahun ajaran. Rumus : NR=2RUH+NMS+2NS 5 Keterangan:90 NR
= Nilai Raport
RUH
= Rata-rata Ulangan Harian
NMS
= Nilai Mid Semester
NS
= Nilai Semester
88
Wawancara dengan H. Kholid S.H.,M.H (kepala MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 7 Februari 2012 di kantor MTs Futuhiyyah 02 Mranggen 89
Wawancara dengan Syafa’atun S. Ag (guru Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 14 Februari 2012 di ruang guru MTs Futuhiyyah 02 Mranggen 90
Dokumentasi penilaian pembelajaran Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02 Mranggen
Tabel. 5 Daftar Nilai Pelajaran Aqidah Akhlak Semester 1 Kelas VIII A NUH
N
NAMA
O
Afifatul.
U 2
3
AiniMar 0 Atinanur
ul. A 4
0 Dwi
Mawaryani 5
0 EstiRoc
hana 8
0 Fikriatul
Ulya 9
5 FinaMal
ikhatul 1
1 2
0 FitriaNu 0 Henna
Fauzia 1
3
Fiqhiatu
raini
5 Intan
Munirotul 1
Iswatin
0
5
9
R
7
9
4,5
9
8
7
8,5
9
9
1
0,5
9
8
2
8,5
9
8
3
6,5
9
8
3
6,5
9
9
1
1 9
8
7
8,5
9
8
9
9,5
9
8
5
8
2
8,5
9
8
9
8 5
5
5
0
5
5
5
5
5
5
8
91
7
82
7
83
7
83
8
91
9
91
9
87
9
89
8
85
8
82
0 7
5 8
87
0 7
8
8
0 7
9
79
5 9
8
7
5 9
8
90
5 7
9
9
5 8
9
78
5 8
8
7
5 9
8
5
0 8
8
S+2NS
0 7
9
NR=2RUH+NM
0
0
0
9
7
8
3
N S
0
3 9
MS
9
0
9
9 5
l. M 1
5
Dzikria
Sari. P 7
0
Dwi
Refiana 6
9 0
’atul
1
2 UH
1
0
1
N
0 7
4
Hasanah 1
5
Izzatun
Nafisah 1
6
nisa’
0
Lailatus 0
Luklu’il
Maknun 2
0
5 Mala
Qingkin 2
1
2
3
0
Novi Faikhah. N
2 4
5
6 2 7
8 2 9
0
0
0
Rina Bela. D
3
0
OchaDe a. S
5
Rizalatu n Nisa
9,5
9
9
0
9
1
0,5
9
8
9
9,5
9
8
9
9,5
9
8
9
8
9
9,5
9
8
8
7
8,5
9
7
0
0
0
8
9
9,5
9
8
5
7,5
9
8
4
8
4
9,5
9
8
5
7,5
9
9 5
5
9
0
5
0
0
0
8
9
0
8
86
9
87
7
78
7
80
8
86
8
90
7
86
8
84
8
84
0 7
0
90
5 7
8
8
5 9
8
89
5 9
8
8
0 8
8
89
0 8
8
8
0 7
8
89
5 7
8
8
5 8
8
91
5 9
8
9
5 9
8
90
5 8
8
9
0
5
7
9
9
8
89
0
9
5
9
9
8
8 5
0
5 8
9
9
4 8
0
5
8
9
8
9
2
9
6
0
0
9
9
Nurul Istiqomah
2
0
Nurul Hikmah
9
9
Nur Maulidah
2
0
Nur Khasanah
2
0
NeliMuf ida
2
0
Mufarik hatul. U
2
0
0
Syarifah 1
9
Khoridat
un. N 1
8
0
Khoirun
1 7
0
5
3 1
Rizki Choirul
3 2
SabilaRi zqi
3 3
4
5
6
7
8
9
0
0
Vina Purwanti
4
0
Vina Auliya
3
0
Syarifiy atul. U
3
0
SurtiKh ayatul
3
0
ShofiaU ly. N
3
0
ShoffiL utfiana
3
0
SalwaFa khriya
3
0
5
Zuyyina tin. N
0
9
8
5
7,5
9
8
5
7,5
9
8
5
7,5
9
8
5
7,5
9
8
9
9,5
9
8
9
9,5
9
8
7
8,5
9
8
3
6,5
9
9
0
2,5
9
8
7
8,5
8
8 5
8 7
5
5
5
5
5
5
5
89
8
89
8
87
7
83
8
91
8
87
5 8
5
8
0 9
8
85
5 9
9
8
5 8
8
85
5 9
8
8
0 9
8
85
0 8
8
7 5
8
8
85
0 9
8
8
5
b. Afektif, berkenaan dengan sikap, kemampuan dan penguasaan segi-segi emosional. Afektif merupakan keberhasilan belajar yang diukur dalam taraf sikap dan nilai. Dalam penilaian afektif, menurut guru pengampu mapel Aqidah Akhlaq dapat dimulai dengan presensi (kehadiran siswa) dimana guru harus memilikinya sebagai laporan tiap bulan. Kemudian keaktifan siswa didalam kelas yang mana pada setiap kali pertemuan seorang siswa langsung dapat terdeteksi kemampuannya dalam hal penguasaan materi, serta dapat meneladaninya. Kriteria yang dinilai diantaranya adalah kehadiran, dapat dilihat dari presensi yang dilakukan guru Aqidah Akhlaq setiap kali mengajar. Kerajinan, dapat dilihat dari keseharian siswa di kelas.Kedisiplinan, dapat dilihat dari keseharian siswa di kelas. Partisipasi dalam belajar, dapat dilihat ketika pembelajaran berlangsung.91
91
Observasi pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq pada tanggal 21 Februari 2012 diruang kelas VIII A.
Selain itu guru juga melakukan tes lisan, ketika seluruh materi pelajaran telah selesai, guru Aqidah Akhlaq mengamati siswa satu per satu dalam melaksanakan atau menjalankan akhlaq yang terpuji kepada sesama siswa dan guru kemudian diambil nilainya. Hal tersebut sangat baik untuk dilakukan karena ada tujuan yang ingin didapatkan yaitu untuk membangkitkan budi pekerti atau akhlaq yang baik pada diri siswa. Menurut hasil angket yang peneliti lakukan pada siswa kelas VIII A di MTs Futuhiyyah 02 akhlaq
siswa
masuk
dalam
kategori
terpuji
karena
dari
20
soal
mengenai
kedisiplinan,kebersihan, kesehatan, tanggungjawab, sopan santun, percaya diri, kompetitif, hubungan sosial, kejujuran, dan pelaksanaan ibadah yang peneliti berikan kepada 38 siswa, cenderung memilih option a (selalu) dan b (sering).Jawaban A sebanyak 340, jawaban B sebanyak 252, jawaban C sebanyak 166, dab jawaban D hanya 2. Grafik Hasil Angket Kepribadian Siswa Kelas VIII A
44.74%
Se lalu
33.16%
Se ring
21.84%
Ja rang 0.26% A
B
C
D
Kedisiplinan siswa di kelas VIII A di MTs Futuhiyyah 02 bagus, dengan indikator datang ke sekolah tepat waktu dan mematuhi tata tertib sekolah. Kebersihan siswa kelas VIII A di MTs Futuhiyyah 02 bagus, dengan indikator menjaga kebersihan pribadi mulai dari rambut, kuku, gigi, badan, dan pakaian serta membuang sampah pada tempatnya. Untuk kesehatan siswa kelas VIII A di MTs Futuhiyyah 02 bagus, dengan indikator melakukan olahraga setiap pagi dan makan tepat pada waktunya, tanggung jawab siswa kelas VIII A di MTs Futuhiyyah 02 bagus, dengan indikator mengumpulkan tugas pada waktunya dan berani menanggung resiko dari apa yang diperbuatnya.92
92
Angket tentang kepribadian siswa kelas VIII A di MTs Futuhiyyah 02 Mranggen
Sopan santun siswa kelas VIII A di MTs Futuhiyyah 02 bagus, dengan indikator bersikap hormat kepada guru dan karyawan disekolah dan bertindak sopan dalam perkataan, perbuatan, dan cara berpakaian. Percaya diri siswa kelas VIII A di MTs Futuhiyyah 02 bagus, dengan indikator berani bertanya dan berpendapat ketika berdiskusi dan lebih mengutamakan usaha sendiri dari pada menggantungkan bantuan orang lain. Kompetitif siswa kelas VIII A di MTs Futuhiyyah 02 bagus, dengan indikator setiap malam belajar dan berani bersaing dengan temantemannya untuk meraih prestasi. Hubungan sosial siswa kelas VIII A di MTs Futuhiyyah 02 bagus, dengan indikator menjalin hubungan baik dengan sesama teman, guru, dan karyawan di madrasah serta menolong teman yang sedang mengalami kesusahan. Kejujuran siswa kelas VIII A di MTs Futuhiyyah 02 bagus, dengan indikator berkata jujur dan tidak menyontek ketika ulangan/ujian. Pelaksanaan ibadah siswa kelas VIII A di MTs Futuhiyyah 02 bagus, dengan indikator salat 5 waktu dengan berjamaah dan puasa dibulan Ramadhan.93 c. Psikomotorik merupakan keberhasilan belajar dalam bentuk skill atau keterampilan. Ini bisa dilihat dengan adanya siswa yang mampu mempraktekkan hasil belajarnya dalam bentuk yang tampak,guru Aqidah Akhlaq memberikan tugas praktek untuk memperagakan perilaku terpuji dan perilaku tercela. Untuk menilai kemampuan keterampilan siswa, guru Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02 menggunakan daftar cek. Penilai hanya mempunyai dua pilihan yaitu baik dan tidak baik. Siswa mendapat nilai baik bila kriteria penguasaaan tertentu dapat diamati oleh penilai yaitu mampu memperagakan perilaku terpuji dan perilaku tercela.
B Pembahasan 1. Perencanaan Pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam Membentuk Akhlaqul Karimah Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Untuk membuat perencanaan pembelajaran yang baik dan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang ideal, guru harus mengetahui mengetahui unsur-unsur perencanaan pembelajaran yang baik, antara lain mengidentifikasi kebutuhan siswa, tujuan yang hendak dicapai, metode yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran, dan kriteria evaluasi.94 Kerangka perencanaan dan implementasi pembelajaran melibatkan unsur-unsur yang sangat penting bagi guru dalam mempersiapkan pelaksanaan rencana pembelajaran. Kerangka 93
Angket tentang kepribadian siswa kelas VIII A di MTs Futuhiyyah 02 Mranggen 94
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2009). hlm. 92
tersebut terdiri dari enam aktivitas.95 Aktivitas yang pertama mendiagnosa kebutuhan peserta didik, berarti guru Aqidah Akhlaq harus menaruh perhatian khusus terhadap siswa didalam kelas, antara lain yang berhubungan dengan minat para individu, kebutuhan dan kemampuan mereka. Disamping itu guru Aqidah Akhlaq juga harus menentukan bahan pelajaran yang dipilih dan diajarkan kepada siswa. Usaha-usaha tersebut akan membantu guru untuk melangkah kepada aktivitas berikutnya. Aktivitas yang kedua adalah memilih isi dan menentukan sasaran. Sasaran pembelajaran kita melukiskan apa yang sebenarnya diharapkan dari siswa, agar siswa mampu melakukan sesuatu sesuai dengan urutan pembelajaran. Dengan demikian para guru Aqidah Akhlaq dapat mengetahui bahwa siswa tersebut telah mempelajari sesuatu di kelas. Dalam hal ini, guru perlu mempertimbangkan adanya perbedaan individu yang terdapat dalam tersebut selama mengajar. Aktivitas yang ketiga adalah mengidentifikasi teknik-teknik pembelajaran. Aktivitas ini dilakukan karena guru telah mengetahui sasaran-sasaran tertentu yang dapat dipergunakan sebagai basis untuk mengambil suatu keputusan. Guru Aqidah Akhlaq dapat memilih secara bebas teknik pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan materi yang akan diajarkan. Hal ini dapat membantu siswa untuk dapat mencapai sasaran yang telah ditentukan semula. Aktivitas keempat adalah merumuskan unit-unit dan merencanakan pelajaran. Dalam aktivitas ini yang paling penting adalah mengorganisasi keputusan-keputusan yang telah diambil yaitu mengenai siswa secara individu, sasaran-sasaran, dan teknik-teknik pembelajaran yang dibukukan pada dokumen resmi, sehingga dapat dipergunakan untuk melanjutkan pembelajaran selanjutnya. Aktivitas kelima adalah memberikan motivasi dan implementasi program. Pada aktivitas ini, guru Aqidah Akhlaq mempersiapkan perencanaan pembelajaran secara khusus berhubungan dengan teknik memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan baik dari pelajaran yang diberikan hari itu ke pelajaran pada hari-hari berikutnya. Aktivitas yang terakhir atau keenam adalah perencanaan yang dipusatkan pada pengukuran dan evaluasi. Aktivitas ini merupakan pengembangan perencanaan untuk mengadakan tes. Perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq di Madrasah Tsanawiyah Futuhiyyah 02 sudah baik, perencanaan tersebut terdiri dari perencanaan jangka panjang meliputi kalender akademik yang dibuat oleh kepala sekolah, program tahunan dan program semester yang dibuat oleh masing-masing guru mata pelajaran dan perencanaan jangka pendek meliputi silabus dan RPP
95
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2009). hlm. 93
yang dibuat oleh guru mata pelajaran untuk satu kali pertemuan.96 Penyusunan perencanaan pembelajaran seperti program tahunan dan program semester, silabus dan RPP di MTs Futuhiyyah 02 untuk mata pelajaran Aqidah Akhlaq dilakukan oleh guru Aqidah Akhlaq yang kemudian disahkan oleh Kepala Madrasah. Program tahunan merupakan rencana kegiatan yang berisi tentang identitas pelajaran, kompetensi dasar, dan alokasi waktu dalam jangka waktu satu tahun ajaran. Program semester berisikan garis-garis besar mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan guru Aqidah Akhlaq dalam jangka waktu satu semester, meliputi: identitas pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, alokasi waktu, bulan dan pekan pelaksanaan. Guru Aqidah Akhlaq menyusun silabus meliputi identitas pelajaran (yang terdiri dari nama madrasah, mata pelajaran, kelas/semester), standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, teknik penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. RPP dibuatoleh guru Aqidah Akhlaq dengan menyesuaikan silabusyang telah disusun sebelumnya. RPP yang dibuat oleh guru Aqidah Akhlaq di Madrasah Tsanawiyah Futuhiyyah 02 meliputi: identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, indikator pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, sumber dan alat pembelajaran, dan penilaian. Dengan begitu dapat diketahui bahwa perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq di Madrasah Tsanawiyah Futuhiyyah 02 sesuai dengan pendapat Gagne dan Briggs. Gagne dan Briggs berpendapat rencana pembelajaran yang baik hendaknya mengandung tiga komponen yang disebut anchor point, yaitu: 1) Tujuan pengajaran, 2) Materi pelajaran/bahan ajar, pendekatan dan metode mengajar, media pengajaran, dan kegiatan pembelajaran, 3) Evaluasi keberhasilan.97 Perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam rangka membentuk kepribadian terpuji tercermin dalam visi Madrasah Tsanawiyah Futuhiyyah 02 yaitu: Meningkatnya sumberdaya manusia yang islami dan berbudi menuju terwujudnya generasi yang berwawasan luas, mampu berkompetisi dan berakhlaq karimah. Perencanaan dalammembentuk kepribadian terpuji siswa di Madrasah Tsanawiyah Futuhiyyah 02 masih kurang. Guru Aqidah Akhlaq tidak membuat perencanaan secara khusus mengenai perilaku-perilaku apa saja yang harus dimiliki siswa. Guru Aqidah Akhlaq lebih condong ke materi atau aspek kognitifnya dari pada aspek afektif dan psikomotoriknya. Tapi dalam pelaksanaan pembelajaran, guru Aqidah Akhlaq selalu
96
Dokumentasi Perencanaan Pembelajaran Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02 97
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,hlm. 96
menghimbau siswa untuk menerapkan apa yang telah disampaikan dalam kehidupan seharihari dan berperilaku terpuji. 2. Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam Membentuk Akhlaqul Karimah Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq Madrasah Tsanawiyah Futuhiyyah 02 terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.Dalam kegiatan awal, guru mengawali proses pembelajaran dengan memerintahkan siswa berdo’a dan membaca asmaulhusna secara bersama-sama. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan mengingatkan siswa tentang materi yang telah diajarkan dan dilanjutkan dengan pengenalan materi yang akan dipelajari. Dalam kegiatan inti, guru mengelola kelasnya kurang bervariasi. Guru Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02 mengatur tempat duduk dengan format berjajar atau berbaris. Seharusnya format tempat duduk siswa diubah agar siswa tidak jenuh dan bosan dalam mengikuti pembelajaran. Dalam mengatur suasana belajar sudah baik, guru Aqidah Akhlaq selalu memantau siswa ketika proses belajar sedang berlangsung. Bila ada siswa yang tidak memperhatikan atau bicara sendiri dengan teman sebangkunya, guru Aqidah Akhlaq langsung menegur.98 Hal itu dilakukan agar menjadi peringatan bagi siswa tersebut untuk tidak mengulangi lagi dan peringatan bagi siswa yang lain untuk tidak meniru. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02 sudah bervariasi. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab, penugasan dan diskusi. Namun dalam pelaksanaan pembelajaran,metode yang sering digunakan adalah metode ceramah. Seharusnya untuk metode-metode yang lain seperti tanya jawab, penugasan, dan diskusi dikombinasikan dan lebih sering diterapkan dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq agar siswa tidak merasa bosan untuk mengikuti pembelajaran.99 Metode diskusi kurang maksimal untuk diterapkan dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq karena terbatasnya waktu pembelajaran. Selain metode-metode diatas, guru Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02 dalam membentuk kepribadian terpuji pada siswa menggunakan beberapa metode yaitu keteladanan dan pembiasaan. Sebagai suri tauladan, guru Aqidah Akhlaq selalu berbicara dan berperilaku sopan kepada siswa, sesama guru, maupun kepala madrasah. Keteladanan dapat dilakukan setiap saat dan setiap waktu. Keteladanan lebih mengutamakan aspek perilaku dalam bentuk tindakan nyata daripada sekedar berbicara tanpa aksi, jadi antara ucapan dengan perbuatan itu 98 99
Observasi pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq pada tanggal 31 Januari 2012 diruang kelas VIII A
Wawancara dengan SoffiLutfiana (siswa kelas VIII A MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 8 Februari 2012 di ruang kelas.
harus sama.Untuk itu guru Aqidah Akhlaq selalu memberikan teladan yang baik dalam tindakan nyata, bukan hanya dalam bentuk nasehat agar siswa dapat mencontoh dan menerapkan ke dalam kehidupan sehari-hari. Akhlaq mulia juga akan terbentuk melalui pembiasaan yang baik. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk senantiasa mengamalkan ajaran agamanya. Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan, mengucapkan salam apabila bertemu dengan orang lain, membersihkan kelas, membuang sampah pada tempatnya, serta belajar secara rutin dan rajin. Dengan pembiasaan yang dilakukan sehari-hari akan menetap didalam diri siswa untuk memiliki akhlaq yang mulia. Media pembelajaran yang digunakan oleh guru Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02 kurang bervariasi. Media yang digunakan hanya white board, spidol, gambar-gambar, dan potongan-potongan kertas. Semakin banyak dan semakin canggih media yang digunakan akan semakin memudahkan guru dalam menyampaikan materi. Jadi diperlukan media yang lain seperti LCD/proyektor untuk menunjang pembelajaran Aqidah Akhlaq di di MTs Futuhiyyah 02 agar proses belajar mengajar lebih menyenangkan. Sumber belajar yang digunakan oleh guru Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02 kurang bervariasi. Sumber yang digunakan hanya buku paket pendidikan Agama Islam Aqidah Akhlaq. Sumber belajar tidak hanya dalam bentuk buku paket tapi juga bisa didapat dari internet, LKS, dan dari buku-buku lain. Seharusnya guru Aqidah Akhlaq lebih kreatif untuk mencari sumber belajar agar menambah pengetahuan.Semakin banyak sumber belajar yang digunakan, guru akan semakin menguasai materi. Dalam kegiatan akhir, guru mengevaluasi proses pembelajaran yang baru saja dilaksanakan. Guru Aqidah Akhlaq memerintahkan siswa untuk mencatat kesimpulan materi yang diajarkan dan memberikan pertanyaan-pertanyaan atau tugas tertentu untuk mengetahui sejauh mana daya serap siswa yang baru saja diajarkan.
3. Penilaian Pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam Membentuk Akhlaqul Karimah Penilaian merupakan proses untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan prestasi, dan kinerja siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan.100 Penilaian dalam KTSP, penilaian yang berbasis kompetensi yaitu bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik dalam proses
100
Pedoman Sistem Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah, hal. 3
pembelajaran tertentu yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap.101Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan akhir pembelajaran. Fokus penilaian adalah keberhasilan belajar siswa dalam mencapai standar kompetensi lulusan. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Aqidah-Akhlaq: 1. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan terhadap rukun iman melalui pembuktian dengan dalil naqli dan aqli, serta pemahaman dan penghayatan terhadap al-Asma’ al-Husna dengan menunjukkan ciri-ciri/tanda-tanda perilaku seseorang dalam fenomena kehidupan dan pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari 2. Membiasakan akhlak terpuji seperti ikhlas, taat, khauf, taubat, tawakkal, ikhtiyar, sabar, syukur, qana’ah, tawadlu’, husnudzon, tasamuh, ta’awun, berilmu, kreatif, produktif dan pergaulan remaja, serta menghindari akhlak tercela seperti riya, nifaq, ananiah, putus asa, ghadlab, tamak, takabbur, hasad, dendam, ghibah, fitnah dan namimah Dalam aspek kognitif yang berkenaan dengan pengetahuan, guru melakukan penilaian berupa tes harian, tes tengah semester, tes akhir semester, dan tes kenaikan kelas. 102 Dalam aspek afektif yang berkenaan dengan sikap, guru melakukan penilaian terhadap kehadiran, kerajinan, kedisiplinan, dan partisipasi siswa dalam belajar. Guru Aqidah Akhlaq juga mengamati siswa satu per satu dalam melaksanakan atau menjalankan perilaku terpuji baik kepada sesama siswa, guru, maupun karyawan yang ada dimadrasah kemudian diambil nilainya. Afektif berhubungan dengan nilai (value) yang sulit diukur, oleh karena menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam. Dalam batas tertentu memang afeksi dapat muncul dalam kejadian behavioral, akan tetapi penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus menerus. Hal ini tidak mudah untuk dilakukan, apalagi menilai perubahan sikap sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru disekolah. Kita tidak bisa menyimpulkan bahwa sikap anak itu baik sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru. Mungkin sikap itu terbentuk oleh kebiasaan dalam keluarga dan lingkungan sekitar. Dalam proses pembelajaran disekolah, baik disadari maupun tidak, guru dapat menanamkan sikap tertentu kepada siswa melalui proses pembiasaan. Misalnya siswa yang setiap kali menerima perlakuan yang tidak mengenakkan dari guru sehingga menyinggung perasaan siswa, maka lama kelamaan akan timbul rasa benci dari anak tersebut dan perlahan101 102
Pedoman Sistem Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah hal. 3
Wawancara dengan Syafa’atun S. Ag (guru Aqidah Akhlaq MTs Futuhiyyah 02) pada tanggal 14 Februari 2012 di ruang guru MTs Futuhiyyah 02 Mranggen
lahan siswa akan mengalihkan rasa bencinya bukan hanya kepada guru tersebut tapi juga kepada mata pelajaran yang diasuhnya. Dalam aspek psikomotorik yang berkenaan dengan ketrampilan, guru Aqidah Akhlaq melakukan penilaian dengan memberikan tugas praktek memperagakan perilaku terpuji dan perilaku tercela. Dalam mempraktekkan perilaku terpuji dan perilaku tercela menjadikan siswa tahu perilaku-perilaku mana yang harus diterapkan dalam sehari-hari dan perilaku mana yang harus dihindari. Guru menjelaskan manfaat berperilaku terpuji baik kepada diri sendiri, sesama manusia, maupun lingkungan sekitar yaitu dekat dengan Allah SWT, disayang semua orang, dan punya banyak teman. Dengan demikian penilaian yang dilakukan oleh guru Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02 sudah bagus sesuai dengan anjuran penilaian dalam KTSP karena penilaian pembelajaran Aqidah Akhlaq meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
BAB V PENUTUP
A Kesimpulan 1. Perencanaan Pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam Membentuk Akhlaqul Karimah Perencanaan Pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah 02 mencakup program tahunan, program semester, silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam membentuk akhlakul karimah pada siswa di MTs Futuhiyyah 02,Kepala madrasah melakukan pengembangan dan pelatihan guru-guru khususnya guru Aqidah Akhlaq melalui kegiatan yang diadakan oleh berbagai pihak seperti MGMP agar guru lebih kreatif untuk mengelola pembelajaran sehingga siswa akan lebih senang mengikuti pembelajaran Aqidah Akhlaq. Pembelajaran yang menyenangkan akan menjadikan siswa lebih semangat untuk mengikuti, guru akan lebih mudah untuk menyampaikan materi. Agar materi yang disampaikan dapat diterapkan siswa dalam kehidupan sehari-hari, guru Aqidah Akhlaq di MTs Futuhiyyah merencanakan metode-metode yang akan digunakan yaitu ceramah, tanya jawab, diskusi, penugasan, keteladanan, dan pembiasaan. Selain itu kepala madrasah juga selalu menghimbau kepada para guru dan karyawan untuk selalu berkata sopan dan berperilaku mulia baik terhadap siswa, sesama guru, maupun dengan pimpinan. Agar apa yang dilakukan guru dan karyawan tersebut dapat ditiru oleh siswa sehingga dapat membudaya menjadi kebiasaan dalam kehidupan siswa sehari-hari. 2. Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam Membentuk Akhlaqul Karimah Dalam pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab, penugasan, dan diskusi. Dengan metode ceramah menjadikan siswa paham dengan materi yang telah disampaikan oleh guru, sehingga siswa akan mengingat dan selanjutnya akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terutama yang berkaitan dengan perilaku terpuji. Dengan metode tanya jawab,
siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang telah disampaikan
menjadikan siswa yang belum tahu menjadi tahu. Setelah tahu, siswa akan dapat membedakan mana yang baik untuk diterapkan dan mana yang harus dihindari. Dengan adanya metode penugasan, siswa menjadi rajin belajar dan lebih aktif untuk mencari tahu tentang materi Aqidah Akhlaq. Dengan metode tersebut menjadikan semua siswa didalam kelas aktif untuk mengemukakan pendapatnya dan semakin termotivasi untuk menjadi yang lebih baik diantara kelompok diskusi yang lain. Selain itu dalam membentuk kepribadian terpuji, guru juga memberi keteladanan dan pembiasaan yang baik kepada siswa. Dengan
keteladanan yang baik dari seorang guru akan mampu membangkitkan motivasi dari anak didiknya untuk meniru apa yang telah dilihat dari gurunya baik dari segi bicara maupun sikap. Guru memberikan teladan pada para siswa mengenai akhlaq yang baik dalam hubungan dengan Allah SWT, dengan alam semesta dan dengan lingkungan sosial. Upaya guru dalam memberikan keteladanan tercermin dari sikap, perkataan, dan perbuatan seorang guru. Keteladanan dari guru itu harus dibiasakan untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Pembiasaan sangat penting dilakukan karena dengan pembiasaan menjadikan suatu aktivitas akan menjadi milik siswa dikemudian hari. Pembiasaan yang baik akan membentuk suatu sosok manusia yang berkepribadian yang baik pula. 3. Penilaian Pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam Membentuk Akhlaqul Karimah Penilaian yang dilakukan guru Aqidah Akhlaq dalam membentuk kepribadian terpuji di MTs Futuhiyyah 02 meliputi tiga aspek, yaitu: a. Kognitif, berkenaan dengan kemampuan dan kecakapan-kecakapan intelektual berfikir. Bentuk penilaiannya ulangan harian yang biasanya dilaksanakan setelah pembelajaran satu SK atau KD selesai sesuai dengan program semester yang ditetapkan guru, tes tengah semester (TTS) digunakan untuk menilai penguasaan kompetensi pada pertengahan program semester, tes akhir semester (TAS), digunakan untuk menilai penguasaan kompetensi pada akhir program semester dan tes kenaikan kelas, digunakan untuk mengetahui ketuntasan siswa dalam menguasai materi pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq satu tahun ajaran. b. Afektif, berkenaan dengan sikap, guru melakukan penilaian terhadap kehadiran, kerajinan, kedisiplinan, danpartisipasi siswa dalam belajar. Guru Aqidah Akhlaq juga mengamati siswa satu per satu dalam melaksanakan atau menjalankan perilaku terpuji baik kepada sesama siswa,guru, maupun karyawan yang ada dimadrasah kemudian diambil nilainya.Kriteria yang dinilai adalah kehadiran, kerajinan, kedisiplinan, dan partisipasi dalam belajar. c. Psikomotorik, berkenaan dengan keberhasilan belajar dalam bentuk skill atau keterampilan. Dilihat dengan adanya siswa yang mampu mempraktekkan hasil belajarnya dalam bentuk yang tampak.
B Saran 1. Untuk perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam membentuk akhlaqul karimah, sebaiknya guru membuat perencanaan khusus mengenai perilaku apa saja yang harus dimiliki siswa setelah dilakukannya pembelajaran.
2. Untuk pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam membentuk akhlaqul karimah, metode dan media yang digunakan sebaiknya lebih bervariasi lagi sehingga sehingga siswa lebih semangat untuk mengikuti pembelajaran dan tidak bosan. 3. Untuk penilaian pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam membentuk akhlaqul karimah, sebaiknya guru juga lebih mengutamakan penilaian dari aspek afektif/sikap siswa bukan kognitifnya saja.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1993. Cet.1 Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik, Jakarta; Rineka Cipta, 2006. Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009 Anwar, Saefudin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2005 Direktorat Pendidiken Madrasah, Pedoman Sistem Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Madrasah Tsawaniyah, 2010 Freist, Gregory, Teori Kepribadian, Jakarta: Salemba Humanika, 2009 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2011. Hartati, Netty, Islam dan Psikologi, Jakarta: PT RAJA GRAFINDO PERSADA, 2005. Herdiansyah, Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Salemba Humanika, 2011. Hidayat, Ara dan Machali Imam , Pengelolaan Pendidikan: Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah, Yogyakarta: Pustaka EDUCA, 2010 Hidayatullah M Furqon, Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa, Surakarta, Yuma Pressindo, 2010 Ismail SM, M. Ag, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang: RaSAIL Media Group, 2009 Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2009 Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009. Cet. 26 Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Surabaya: PUSTAKA PELAJAR, 2004. Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung: Alfabeta, 2008 Mustafa, Ahmad. Akhlak Tasawuf. Bandung : Pustaka Setia, 1997 Arifin Muzayyin,. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010. Nata, Abuddin, Manajemen Pendidikan, Jakarta: PRENADA MEDIA, 2003. Nazarudin, Mgs, Manajemen Pembelajaran: Implementasi Konsep, Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, Yogyakarta: TERAS, 2007.
Nurul Zuriah, Pendidikan Moral & Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan: Menggagas Platform Pendidikan Budi Pekerti Secara Kontekstual dan Futuristik, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011. Pedoman Sitem Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah, Direktorat Pendidikan Madrasah Kementrian Agama Republik Indonesia, 2010 Purwanto Yadi, Psikologi Kepribadian Integrasi Nafsiyah dan ‘Aqliyah Perspektif Psikologi Islami, Bandung: PT RefikaAditama, 2007. Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: KALAM ,MULIA, 2008. Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011. Sanjaya, Wina. Kajian Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung: Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2007 Sjarkawi, Pembentukkan Kepribadian Anak, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011. Supriyadi, Strategi Belajar Mengajar, Yogyakarta: Cakrawala Ilmu, 2011. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta. Tanzeh, Ahmad, Pengantar Metode Penelitian, Yogyakarta: TERAS, 2009. Cet:1 Teungku Muhammad Hasbyi Ash-Shiddieqy,. Mutiara Hadits 6 Kedudukan Naibi SAW Sebagai Rasul Tarakhir. Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2003 Uno, Hamzah B, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Pasal 1 Ayat 1, Jakarta: Sinar Grafika, 2003. Zahruddin AR dan Hasanuddin Sinaga. Pengantar Studi Akhlak. Bandung: Raja Grafindo Persada, 2004 Moeflich Hasbullah, “Hancurnya Moral-Akhlak Remaja http://moeflich.wordpress.com, di akses 27 Januari 2012.
Indonesia”
dalam
M. AsroriArdiansyah,” Makalah Pendidikan: Manajemen Pembelajaran Olah Raga” dalam http://kabar-pendidikan.blogspot.com. html. di akses 26 Oktober 2012. Data
Rental, “Teori Kepribadian serta Faktor-Faktor Pembentuk http://datarental.blogspot.com.html. diakses 27 Januari 2012
Kepribadian”
dalam
SILABUS Madrasah
: MTs Futuhiyyah 2
Mata Pelajaran
: Akidah-Akhlak
Kelas / Semester
: VIII / II
Standar Kompetensi
: Akidah
4. Meningkatkan keimanan kepada Rasul-rasul Allah
NO
Kompetensi
Materi
Dasar
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
A Sumber
Teknik Penilaian
lokasi Belajar
Waktu 2
1
.1
3
5
4
Menjelaskan 4
Iman kepada
Membaca dan
Menjelask Tes tulis
pengertian
Rasul-rasul Allah
menelaah
an
dan
SWT.
berbagai
pengertia
pentingnya
literatur untuk
n dan
beriman
dapat
pentingny
kepada
menjelaskan
a beriman
Rasul-rasul
pengertian
kepada
Allah SWT.
beriman kepada
Rasul-
kitab-kitab Allah
rasul
SWT dengan
Allah SWT
6
87
Buku Teks 2 x 40’
Nara Sumber
NO
Kompetensi
Materi
Dasar
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
A Sumber
Teknik Penilaian
lokasi Belajar
Waktu 1
2
3
5
4 benar.
Menunj
Tes tulis
ukkan dalil naqli tentang berima n kepada Rasulrasul Allah SWT Menunjuk kan namanama Rasul yang wajib diketahui dan diimani.
Tes tulis
6
87
NO
Kompetensi
Materi
Dasar
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
A Sumber
Teknik Penilaian
lokasi Belajar
Waktu 2
1
.2
3
5
4
Menunjukka 4
Bukti/dalil
Membaca dan
Menyebu
Penugasa
n bukti/dalil
kebenaran adanya
menelaah
tkan
n
kebenaran
Rasul-rasul Allah
berbagai
bukti/dalil
adanya
SWT.
literatur untuk
adanya
Rasul-rasul
menemukan
kebenara
Allah SWT.
bukti/dalil
n adanya
kebenaran
Rasul-
adanya Rasul-
rasul
rasul Allah SWT.
Allah SWT melalui berbagai literatur Menyebu
Penugasa
tkan
n
bukti/dalil adanya kebenara n adanya Rasulrasul Allah SWT melalui dalil naqli.
6
87
NO
Kompetensi
Materi
Dasar
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
A Sumber
Teknik Penilaian
lokasi Belajar
Waktu 2
1
.3
3
5
4
Menguraika 4
Sifat-sifat Rasul-
Membaca dan
Menjelask Tes lisan
n sifat-sifat
rasul Allah SWT
menelaah
an sifat-
Rasul-rasul
berbagai
sifat
Allah SWT
literatur untuk
wajib,
menjelaskan
mustahil
sifat-sifat Rasul-
dan jaiz
rasul Allah SWT
bagi
yang terdiri dari
Rasul-
sifat wajib,
rasul
mustahil dan jaiz
Allah
.
6
87
SWT. Menjelask Tes lisan
Buku Teks
an 2 x 40’
pengertia n
Sumber
UlulAzmi. Menunjuk
Tes lisan
kan namanama Rasul UlulAzmi. Menjelask Tes lisan an sifatsifat Rasul UlulAzmi.
Nara
NO
Kompetensi
Materi
Dasar
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
A Sumber
Teknik Penilaian
lokasi Belajar
Waktu 2
1
.4
3
5
4
Menampilka 4
Menunjukkan
Menunjuk
Self
n perilaku
sikap yang
kan
assesmen
yang
mencerminkan
contoh
t
mencermink
beriman kepada
sifat
an beriman
rasul-rasul Allah
siddiq
kepada
dan mencintai
dalam
rasul-rasul
Nabi Muhammad kehidupa
Allah dan
SAW dalam
mencintai
kehidupan
Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan
n Menunjuk
Self
kan
assesmen
contoh
t
sifat amanah dalam kehidupa n Menunjuk
Self
kan
assesmen
contoh
t
sifat tabligh dalam kehidupa n
6
87
NO
Kompetensi
Materi
Dasar
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
A Sumber
Teknik Penilaian
lokasi Belajar
Waktu 1
2
3
5
4 Menunjuk
Self
kan
assesmen
contoh
t
sifat fathonah dalam kehidupa n
6
87
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
MTs
: FUTUHIYYAH 2
Mata Pelajaran
: AQIDAH AKHLAK
Kelas/Semester
: VIII/2
Alokasi Waktu
: 2x40 Menit (1 Kali Pertemuan)
A. STANDAR KOMPETENSI 4.
Meningkatkan keimanan kepada Rasul-rasul Allah.
B. KOMPETENSI DASAR 4.1
Menjelaskan pengertian dan pentingnya beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Menjelaskan pengertian dan pentingnya beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT Menunjukkan dalil naqli tentang beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT Menunjukkan nama-nama Rasul yang wajib diketahui dan diimani
D. MATERI PEMBELAJARAN
Iman kepada Rasul-rasul Allah SWT.
E. METODE PEMBELAJARAN
Ceramah : Metode ini digunakan untuk memulai kegiatan pembelajaran terutama untuk kegiatan awal. Kerja kelompok: kegiatan ini digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang iman kepada Rasul-rasul Allah. Diskusi : Metode ini digunakan untuk mendialogkan tema yang berkenaan dengan materi kegiatan pembelajaran
Pameran dan Shopping : pajangan hasil diskusi/kerja kelompok dan saling mengomentari pajangan
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Aspek Life Skill Kegiatan
Waktu Yang Dikemb angkan
Pendahuluan : Apersepsi dan Motivasi :
10
aman Konsep
Menanyakan kepada siswa tentang iman kepada Rasulrasul Allah. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan manfaatnya dalam kehidupan Kegiatan inti Siswa beradu cepat memasangkan kalimat acak tentang pengertian, dasar, dan tujuan iman kepada Rasul-rasul Allah. (eksplorasi) Siswa membaca berbagai sumber tentang iman kepada Rasul-rasul Allah. (Eksplorasi) Siswa saling menilai hasil pemasangan berdasarkan apa yang telah dibaca tentang iman kepada Rasul-rasul Allah. (Elaborasi) Siswa bertanya jawab dengan guru tentang hal-hal yang masih belum jelas (elaborasi) Guru memberikan penguatan tentang kesimpulan iman kepada Rasul-rasul Allah. (Konfirmasi) Kegiatan penutup. Guru melaksanakan penilaian lisan Memberikan tugas pengayaan
Pemah
50
5
10
5
G. SUMBER PEMBELAJARAN
Buku paket Aqidah Akhlaq kls VIII, Penerbit Toha Putra, Semarang
H. ASSESSMENT/ PENILAIAN Indikator Pencapaian
menjelaskan pengertian dan pentingnya beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT menunjukkan dalil naqli tentang beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT menunjukkan nama-nama Rasul yang wajib diketahui dan diimani
Jen
Be
is
ntuk
Penilaian
Penilaian
Tes tulis
Penugasan
Contoh Instrumen
Tes Lisan
Penugasan
Tes Lisan
Penugasan
Jelaskan pengertian dan pentingnya beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT! Sebutkan dalil naqli tentang beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT! Sebutkan nama-nama Rasul yang wajib diketahui dan diimani!
Mengetahui
Mranggen ,4 januari 2012
Kepala Madrasah
Guru Bidang Studi Akidah AKhlaQ
H. KholidS.H.,M.H
Syafa’atunS.Ag
Lampiran
: 16 RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri 1. Nama Lengkap 2. Tempat & Tgl. Lahir 3. NIM 4. Alamat Rumah HP
: Lailatus Sa’idah : Demak, 25 Juni 1990 : 083311034 : Jl. Jatikusuman 2 RT: 01 RW: 04 Mranggen Demak : 085727657655
E-mail
:
[email protected]
B. Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal a. SD N Mranggen 2 b. MTs Futuhiyyah 02 Mranggen c. SMA Futuhiyyah Mranggen d. IAIN Walisongo Semarang 2. Pendidikan Non-Formal – Kursus Komputer di Al- Battani Mranggen
Semarang, 28 Mei 2012
Lailatus Sa’idah NIM: 083311034