MAMPU MENDESAIN ANTENA UNTUK KEPERLUAN KOMUNIKASI TERTENTU DENGAN PROSEDUR YANG SISTEMATIS Course Learning Outcome - 2
Kelompok Kelas Nama / NIM Nama / NIM Nama / NIM Nama / NIM
: : : : : :
Fakultas Teknik Elektro – S1 Teknik Telekomunikasi MK Antena dan Propagasi – Genap 1617
A. Proses Pembelajaran CLO 2. Proses Kegiatan
Keterangan Proses Kegiatan
Mulai
A mengidentifikasi Kebutuhan Sistem
Menentukan parameter antena yang dibutuhkan/ dirancang
Menentukan metode perancangan yang digunakan
B Menentukan Dimensi Antena
Menganalisis Hasil Simulasi
C Sesuai Spesifikasi Sistem?
D Membuat Laporan dan Presentasi
Kegiatan A. 1. Mahasiswa menetapkan system antenna yang akan dirancang atau system antenna yang akan dirancang telah ditentukan oleh dosen. 2. Mahasiswa mengetahui karakteristik/parameter dasar antenna yang dirancang dengan mencari referensi yang sesuai dan terpercaya. 3. Mahasiswa mengetahui metode perancangan yang digunakan dengan mencari referensi yang sesuai dan terpercaya. 4. Proses-proses pada kegiatan A dilakukan dalam kelompok dan dicatat pada logbook kegiatan sebagai salah satu factor penilaian. 5. Untuk menentukan metode perancangan dan referensi yang sesuai dapati diverifikasi oleh dosen. Kegiatan B. 1. Mahasiswa dapat menghitung dan mensketsa bentuk dan ukuran antenna yang akan dirancang. 2. Mahasiswa dapat mensimulasikan hasil sketsa antenna pada software simulasi. 3. Proses simulasi dapat dibantu oleh dosen dan/atau asisten dosen. 4. Hasil simulasi dicatat pada logbook kegiatan sebagai salah satu penilaian 5. Hasil simulasi ditunjukkan kepada dosen untuk menentukan perlu dilakukan optimasi atau tidak Kegiatan C. 1. Jika proses belum perancangan belum sesuai, maka dilakukan optimasi ukuran antenna 2. Proses optimasi dibantu oleh asisten dosen 3. Hasil optimasi dicatat pada logbook kegiatan sebagai salah satu penilaian 4. Hasil optimasi ditunjukkan kepada dosen untuk menentukan kesesuaian antara rancangan dan spesifikasi system Kegiatan D. 1. Setiap kelompok membuat laporan kegiatan dengan template yang ditentukan 2. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kegiatan 3. Penilaian CLO diambil dari logbook kegiatan, laporan kegiatan, dan presentasi laporan. 4. Proses presentasi dapat dibantu oleh beberapa asisten.
Selesai
Page 1 of 9
B. Matrix Penilaian Perancangan Antena 0 – 20% Mahasiswa dapat mengidentifikasi kebutuhan system dan menentukan jenis parameter antenna yang sesuai dengan system.
20%-50% Mahasiswa dapat menentukan dimensi awal dan mensketsa antenna yang akan dirancang
50%-70% Mahasiswa dapat mensimulasikan antenna dan menganalisis hasil parameter dari perancangan awal antena
70%-100% Mahasiswa dapat mengoptimasi hasil rancangan antenna untuk menyesuaikan parameter antenna dengan parameter system serta menganalisis hasil antara simulasi awal dan hasil optimasi
C. Problem Pemicu
Deskripsi dokumen Problem Pemicu CLO 2 (TTH3G3) KODE PROBLEM: TTH3G3-CLO2-01 CLO 2 Pendekatan penyampaian materi Capaian Pembelajaran (Learning Outcome) Materi Pembelajaran CLO 2
Tujuan Problem Pemicu
Pembuat problem pemicu
ANTENA DAN PROPAGASI – CLO2 Mampu Mendesain Antena Untuk Keperluan Komunikasi Tertentu Dengan Prosedur Yang Sistematis Project-based Learning Memahami karakteristik antenna untuk keperluan komunikasi tertentu 1) Prosedur desain antenna 2) Tools desain antenna 3) Parameter desain antenna Mahasiswa dapat mendesain antenna untuk keperluan system komunikasi tertentu dengan cara mengembangkan bentuk antenna dasar berupa antenna mikrostrip dengan subtract FR4 dan mengamati perubahan parameter antenna tersebut. Dr. Levy Olivia Dr. Nachwan Mufti Adriansyah, ST., MT Budi Syihabuddin, ST., MT. Agus Dwi Prasetyo, ST., MT.
Antena bekerja tergantung dari frekuensi yang digunakan. Alokasi frekuensi yang digunakan tergantung dari regulasi pada setiap negara. Semisal kebijakan Indonesia menerapkan frekuensi 1800 untuk layanan LTE. Pada dasarnya LTE bisa berjalan di seluruh frekuensi. Namun, penyelenggaraan jaringan LTE di setiap negara, bisa jadi berada di spektrum frekuensi yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh ketersediaan spektrum frekuensi yang diatur oleh pemerintah dan operator seluler yang mendapatkan lisensi LTE. Selain itu, beberapa frekuensi juga telah digunakan untuk layanan lain. Di Indonesia misalnya, frekuensi 700MHz digunakan untuk siaran TV analog, dan frekuensi 2.600MHz, dipakai untuk layanan televisi satelit berlangganan. Ini menjadi salah satu alasan, mengapa frekuensi LTE di setiap negara bisa jadi tidak sama. Sehingga, negara dan operator seluler memilih untuk menyelenggarakan LTE di frekuensi yang tersedia. Di Asia, frekuensi 1.800 MHz dan 2.600 MHz menjadi frekuensi yang umum digunakan untuk penyelenggaraan LTE. Frekuensi ini digunakan oleh Singapura, Hong Kong, Korea Selatan dan beberapa negara Eropa. Di Jepang dan Amerika Serikat, LTE Page 2 of 9
berjalan di frekuensi 700MHz atau 2.100MHz. Sekedar catatan, beberapa negara juga menggunakan frekuensi 800MHz dan 850MHz untuk LTE. Berbeda dengan alokasi frekuensi untuk radio amatir (ORARI), spectrum frekuensi yang dilokasikan sama untuk semua negara. Karena pengaturan alokasi frekuensi tersebut diatur oleh badan dunia. Semisal di Indonesia untuk band 0,23 meter dialokasikan dari frekuensi 1260 – 1300 MHz dan untuk 0,12 meter pada 2300 – 2450 MHz. Kedua band frekuensi tersebut tidak dapat dipakai untuk komersil. Jika melihat rentang frekuensi antara 1 – 2,5 GHz di Indonesia, tentu banyak layanan yang telah dipasang. Seperti komunikasi mobile pada frekuensi 800 MHz, 900 MHz, 1800 MHz dan 2100 MHz. Untuk layanan tersebut akan memiliki karakteristik antenna yang berbeda antara antenna yang digunakan pada mobile handset atapun pada BTS. Jika antenna pada handset memiliki pola radiasi ke segala arah, maka pada BTS pola radiasi antenna bersifat direksional ke satu arah. Begitu juga dengan parameter lain pada antenna, dirancang sesuai dengan kebutuhan system komunikasi yang akan dipakai. Pada system komunikasi satelit, membutuhkan gain yang besar karena redaman jarak besar. Sehingga pada system komunikasi tersebut dibutuhkan antenna dengan gain yang besar, seperti antenna reflector atau antenna lain yang dapat dimodifikasi dengan membuat antenna secara tersusun (array). Selain kedua parameter tersebut, masih ada parameter lain yang perlu diperhatikan seperti polarisasi untuk meminimalisir polarization loss factor (PLF), juga bandwidth antenna yang menjadi bahasan menarik pada software defined radio (SDR). Dari rentang frekuensi 1 – 2,5GHz yang ada di Indonesia, seperti disebutkan sebelumnya telah ada beberapa aplikasi komunikasi yang telah diimplementasikan. Jika kalian adalah seorang perancang antenna, maka rancanglah sebuah antenna dengan mengembangkan parameter antenna mikrostrip dengan bahan PCB FR4 menjadi antenna yang sesuai dengan system komunikasi yang kalian ingin implementasikan.
Page 3 of 9
D. Borang Pemantauan Pendefinisian Masalah Kelompok Mata Ajaran Tanggal Judul Pemicu
: : : :
Paraf Dosen
Nama-Nama Anggota Kelompok 1. 2. 3.
4. 5. 6.
Definisi Masalah :
Isu Pembelajaran Terkait dengan Permasalahan (Paling Sedikit 8 Isu)
Bahan Ajar untuk sesi saling ajar dalam kelompok
Dipersiapkan oleh
Tunjukkan borang ini kepada fasilitator/dosen untuk diparaf pada akhir sesi pendefinisian masalah. Borang ini diperlukan pada sesi ajar-mengajar. Simpan borang ini untuk dikumpulkan bersama laporan kelompok.
Page 4 of 9
E. Logbook (1)
Logbook Diskusi Pertemuan/ Diskusi ke Tanggal Pertemuan / Diskusi ke Kelompok / Kelas (1) Nama / NIM (2) Nama / NIM (3) Nama / NIM (4) Nama / NIM Hal yang didiskusikan:
Hasil Diskusi:
Tindakan lanjutan dan Penanggung jawab
Mengetahui, Bandung, __________________ 2017
( Dosen Kelas ) *dapat menggunakan kertas tambahan (dilampirkan) jika diperlukan
Page 5 of 9
F. Logbook (2)
Logbook Diskusi Pertemuan/ Diskusi ke Tanggal Pertemuan / Diskusi ke Kelompok / Kelas (5) Nama / NIM (6) Nama / NIM (7) Nama / NIM (8) Nama / NIM Hal yang didiskusikan:
Hasil Diskusi:
Tindakan lanjutan dan Penanggung jawab
Mengetahui, Bandung, __________________ 2017
( Dosen Kelas ) *dapat menggunakan kertas tambahan (dilampirkan) jika diperlukan
Page 6 of 9
G. Logbook (3)
Logbook Diskusi Pertemuan/ Diskusi ke Tanggal Pertemuan / Diskusi ke Kelompok / Kelas (9) Nama / NIM (10) Nama / NIM (11) Nama / NIM (12) Nama / NIM Hal yang didiskusikan:
Hasil Diskusi:
Tindakan lanjutan dan Penanggung jawab
Mengetahui, Bandung, __________________ 2017
( Dosen Kelas ) *dapat menggunakan kertas tambahan (dilampirkan) jika diperlukan
Page 7 of 9
H. Logbook (4)
Logbook Diskusi Pertemuan/ Diskusi ke Tanggal Pertemuan / Diskusi ke Kelompok / Kelas (13) Nama / NIM (14) Nama / NIM (15) Nama / NIM (16) Nama / NIM Hal yang didiskusikan:
Hasil Diskusi:
Tindakan lanjutan dan Penanggung jawab
Mengetahui, Bandung, __________________ 2017
( Dosen Kelas ) *dapat menggunakan kertas tambahan (dilampirkan) jika diperlukan
Page 8 of 9
I. Template Laporan Laporan terdiri dari bagian-bagian berikut : 1. Halaman Judul 2. Teori atau konsep dasar antena yang akan dirancang meliputi karakteristik antena, parameter yang mempengaruhi karakteristik dan penentuan dimensi antena dan beberapa contoh penggunaannya dan kesesuaian dengan kebutuhan sistem wireless yang dilayani. Penulisannya mengacu pada referensi-referensi yang relevan. 3. Penentuan dimensi antena - Perhitungan penentuan dimensi antena berdasarkan teori pada bagian 1. - Penentuan dimensi antena berdasarkan komputasi numerik (simulator). - Hasil – hasil dari perhitungan dan simulasi - Analisis hasil simulasi awal - Optimasi dimensi antena - Analisis hasil optimasi dan hasil simulasi awal 4. Kesimpulan 5. Referensi 6. Logbook
J. Komponen Penilaian 1. Logbook 30% 2. Laporan 40% 3. Presentasi 30%
Page 9 of 9