Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain
LITTLE BOO DAYCARE AND PRESCHOOL Nama Mahasiswa
Dinar Tri Astarina
Program Studi Sarjana Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email:
[email protected]
Kata Kunci : little boo; daycare; preschool; Bandung
Abstrak Pendidikan anak pada usia dini merupakan sebuah fenomena yang sedang marak diperbincangkan. Pemanfaatan kecerdasan anak pada masa emas atau yang disebut dengan “The Golden Age” akan menjadi sia-sia apabila tidak disertai dengan pendidikan yang mumpuni untuk anak di masa tersebut. Pembahasan lebih lanjut mengenai perkembangan dan pertumbuhan anak pada usia tertentu dan memberikan fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan anak pada masanya. Dengan melakukan studi observasi dan studi literatur maka dibentuklah sebuah fasilitas yang dapat menjawab kebutuhan anak pada usia 3 bulan – 5 tahun dengan standarisasi yang baik untuk tumbuh dan kembang anak. Membimbing dan mendidik anak dengan metode belajar sambil bermain menjadi landasan utama pada pembahasan ini.
Abstract Education of children at an early age is an emerging phenomenon discussed. Utilization of children's intelligence at the time of the gold or the so called "The Golden Age" will be useless if not accompanied by a qualified education for children in this period. Further discussion on the development and growth of children at certain ages and provide facilities to suit the needs of children at the time. By conducting observational studies and literature studies will be established a facility that can address the needs of children at age 3 months - 5 years with good standards for growth and development of the child. Guiding and educating children with learning methods while playing a major cornerstone in this discussion.
1. Pendahuluan Anak-anak umumnya sukar beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan suasana dan lingkungan baru yang belum pernah mereka temui sebelumnya. Kesempatan anak untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan umumnya dijumpai pada waktu pertama kali anak mengenyam pendidikan di luar rumah, dalam hal ini yang dimaksud adalah sekolah baik pra-sekolah maupun taman kanak-kanak. Sering terlupakan bahwa perkembangan dan pendidikan seorang anak dapat dipengaruhi bukan hanya dari lingkungan psikis saja, namun lingkungan fisik juga berpengaruh dan memiliki andil yang cukup besar di dalamnya. Lingkungan psikis sangat dipengaruhi oleh lingkungan fisik, bagaimana menjadikan seorang anak bermain sambil belajar dengan nyaman apabila lingkungan fisiknya tidak memumpuni (ruang kelas yang gelap atau furniture yang tidak nyaman digunakan). Menurut Jane M. Healy (1994) dalam situs http://pepak.sabda.org/bermain_dalam_sekolah_minggu, jaringan syaraf anak akan terbentuk apabila ada kegiatan mental yang aktif dan menyenangkan. Bila tidak mendapatkan lingkungan yang merangsangnya otak seorang anak akan menderita.
Melihat adanya fenomena tersebut, penulis mengangkat masalah perilaku anak dengan memberikan sebuah pengetahuan dan pembelajaran mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak, dengan memanfaatkan sarana yang dapat memberikan kebutuhan lingkungan untuk anak-anak. Warna menjadi sasaran utama untuk meningkatkan pemikiran kreatif pada anak dan menimbulkan kenyamanan anak dari suasana yang diciptakan, selain itu warna secara psikologis dapat memberi motivasi belajar dan menunjang rangsangan pendidikan anak. Tujuan dari penilitian ini adalah: Menemukan cara dan media penyampaian yang tepat bagi anak-anak dengan metode pembelajaran harian.
Dinar Tri Astarina
Menemukan pondasi masalah yang kuat untuk didirikannya Little Boo Daycare and Preschool. Memperoleh berbagai pemahaman tentang anak, pendidikan dan hiburan. Menerapkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh anak di usia dini pada desain yang menarik. Menghasilkan rekomendasi desain untuk daycare dan preschool yang mumpuni.
Metode penelitian yang digunakan untuk memperolah data dalam penelitian ini adalah dengan cara observasi secara studi literature dan studi kasus (survey lapangan) :
Studi literatur Data dari studi literatur ini didapat dari penelitian orang lain, informasi tertulis dari internet, dan artikel. 1. Design Standards for Children’s Enviroments oleh Linda Cain Ruth. Buku ini berisi tentang detail desain dan ukuran yang baik untuk lingkungan anak. 2. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) oleh George S. Morrison. Berisikan mengenai kebutuhan-kebutuhan yang dapat membantu perkembangan dan pertumbuhan anak. 3. Beberapa artikel dari Internet. Artikel-artikel yang membahas mengenai daycare dan kebutuhan-kebutuhan daycare. Selain itu artikel yang membahas mengenai anak dan bagaimana perkembangan dan pertumbuhannya di usia dini.
Survey lapangan Data dari survey lapangan didapat dari observasi langsung di lapangan dengan mengamati perilaku pengguna dan keadaan interior serta kegiatan dan proses yang terjadi langsung di lapangan. 1. Smartstep Daycare and Preschool, Bandung Melihat referensi dari segi interior dan program mingguan yang diperuntukan para murid di daycare ini. 2. Tutor Time, Bandung Melihat referensi baik dari segi interior maupun program mingguan yang diperuntukan para murid preschool.
2. Proses Studi Kreatif Dalam perancangan ini dibutuhkan referensi sebagai acuan yang menjaga perancangan tetap dalam koridor desain yang terstruktur. Beberapa referensi tersebut antara lain: a.
Patmonodewo, 2003, hal 77-78 Dalam buku yang berjudul Pendidikan Anak Sekolah ini menjelaskan teori-teori mengenai pengertian tentang daycare dan menjabarkan keuntungan pengguna jasa daycare. Buku ini juga menjabarkan beberapa kelemahan yang dimiliki daycare yang pada akhirnya berpengaruh pada anak yang berada di daycare tersebut.
b.
Ruth, 1999 Dalam buku ini banyak menjelaskan mengenai standarisasi desain untuk anak-anak, dilengkapi dengan ukuran dan ketentuan-ketentuan dalam mendesain lingkungan untuk anak.
c.
Hidayat, 2005 Teori yang digunakan dari buku ini merupakan teori yang membahas pengertian anak, dan bagaimana tumbuh kembang anak.
d.
Nursalam, 2005 Teori yang digunakan dari buku ini merupakan teori yang menjelaskan mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak.
e.
Morrison, 2012 Buku yang menjelaskan bagaimana cara mendidik anak pada usia dini dan beberapa penjelasan mengenai perkembangan fisiologi dan motorik pada anak, kognitif dan perilaku (psikologis) pada anak, bahasa (verbal), dan psikososial anak sesuai usia mereka. Buku ini juga menjelaskan bagaimana menciptakan ruangan yang baik untuk anak pada masing-masing usia. Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 2
Dinar Tri Astarina
f.
Psikologi Warna Anak Teori yang menjelaskan mengenai warna yang dapat berpengaruh terhadap psikologi anak. Teori yang sangat membantu dalam mendesain dan menentukan pengaruh warna dalam ruang yang digunakan anak.
Warna dapat di definisikan secara obyektif sebagai sifat cahaya yang dipancarkan atau secara subyektif pengalaman indera pengelihatan. Secara obyektif atau fisik, warna dapat diberikan oleh panjang gelombang. Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang tampak oleh mata merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang merupakan bagian yang sempit dari gelombang elektromagnetik. Cahaya sangat berpengaruh dalam kehidupan, karena cahaya membantu melihat keadaan sekitar. a.
Daycare Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (1990) daycare adalah sarana pengasuhan anak dalam kelompok, biasanya dilaksanakan pada saat jam kerja. Daycare merupakan upaya yang terorganisasi untuk mengasuh anak-anak di luar rumah mereka selama beberapa jam dalam satu hari bilamana asuhan orang tua kurang dapat dilaksanakan secara lengkap. Dalam hal ini, pengertian daycare hanya sebagai pelengkap terhadap asuhan orang tua dan bukan sebagai pengganti asuhan orang tua (Patmonodewo, 2003, hal 77-78).
b.
Prasekolah Prasekolah adalah program untuk anak-anak berusia tiga hingga lima tahun, sebelum mereka memasuki taman kanak-kanak. Sekarang merupakan hal yang umum bagi anak berusia dua atau tiga tahun untuk masuk prasekolah. Empat puluh satu negara bagian saat ini berinvestasi untuk pendidikan prasekolah, dalam bentuk prasekolah negeri ataun bantuan Head Start. Beberapa negara bagian seperti Georgia dan New York memberikan dana untuk mendidik semua anak berusia empat tahun apabila orangtuanya menginginkannya. Ini dikenal dengan prasekolah universal dan makin banyak negara bagian yang melakukan hal yang sama. Pada tahun 2003, lima puluh negara bagian menghabiskan 3,2 miliar dolar untuk pengasuhan dan pendidikan prasekolah. (Morrison, 2012, hal 218).
c.
Warna dan Anak Warna dan anak adalah dua elemen yang tak terpisahkan. Dari bayi, anak sudah mengenal warna. Terbukti, mereka lebih menyukai mainan berwarna primer seperti merah, biru, dan kuning ketimbang yang berwarna pastel.
Beberapa ahli psikologi seperti Hemphill di tahun 1996, Lang di tahun 1993, dan Mahnke di tahun 1996, telah melakukan penelitian mengenai warna dan hubungannya dengan emosi anak. Hasilnya, mereka mengakui memang ada hubungan antara warna dengan emosi anak, walaupun ada beberapa hal yang masih meragukan.
Keraguan mereka didasarkan pada kultur manusia yang berbeda tentang suatu warna. Di Amerika contohnya, warna merah dinilai membangkitkan semangat atau agresivitas. Sementara di China, merah itu menyimbolkan perayaan dan keberuntungan, serta menimbulkan efek menenangkan. Namun demikian, terdapat efek universal yang terjadi di seluruh dunia akibat penggunaan warna. (http://www.sumbermakmur-furniture.com/news/7/Warna-dan-Emosi-Anak , 13 juni 2012, 0:34)
d.
Warna dan Interior Menurut desainer interior Anies Alkuratu, warna adalah senyawa dari interior. Kaitannya cukup erat dengan emosi anak. Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam memilih warna untuk anak, terutama pada ruang-ruang yang sering ditempati anak seperti ruang tidur, kamar mandi, ruang bermain, dan ruang belajar. Ruang-ruang lain seperti ruang tamu, ruang makan, dan ruang keluarga tak memberi pengaruh cukup besar pada anak.
Warna-warna yang lebih disarankan adalah warna-warna cerah yang dapat dioptimalkan untuk merangsang kreativitas, memberi semangat, memengaruhi rasa estetika, memperkuat daya imajinasi, dan memperkuat rangsangan motorik. Selain itu, anak pun memiliki reaksi positif terhadap warna cerah, seperti pink, biru, maupun merah. Reaksi negatif pun akan diberikan pada warna-warna gelap seperti coklat, hitam, serta abu-abu. (http://www.sumber-makmur-furniture.com/news/7/Warna-dan-Emosi-Anak , 13 juni 2012, 0:34)
e.
Efek Universal Warna Mengutip acandra dalam laman harian Kompas.com, beberapa warna memiliki efek universal terhadap psikologi anak, berikut penjelasan mengenai setiap warna, yaitu : Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 3
Dinar Tri Astarina
Merah: dinamis, bersemangat, menstimulasi, aktif, kuat, hangat, agresif. Bila terlalu banyak, warna ini dapat menimbulkan kemarahan, tekanan, ketidaksabaran, intimidasi, dendam, dan suasana ribut. Sebaiknya, jangan digunakan untuk kamar bayi (di bawah 1 tahun).
Kuning: warna yang susah ditangkap mata, ceria, hangat, dan berenergi. Warna ini tidak cocok digunakan di kamar tidur anak, terutama untuk kuning yang terlalu terang, karena bisa menyebabkan silau dan sulit untuk beristirahat.
Biru: warna yang paling nyaman untuk mata, menenangkan, aman, menerima, sabar. Terlalu banyak warna biru dapat menyebabkan rasa dingin dan membuat anak jadi pasif. Jika ingin menggunakan warna biru, pilih yang warnanya tidak terlalu pucat sehingga tak terkesan dingin.
Hijau: rileks, sepi, natural, menenangkan dan terkesan malu-malu. Terlalu banyak hijau, akan membuat anak menjadi malas, sehingga untuk menetralisir dapat dikombinasikan dengan merah atau oranye.
Oranye: percaya diri, ramah, penuh keceriaan. Warna oranye di kamar bisa membuat anak selalu terjaga, sehingga harus dikombinasikan dengan warna lain. Jika terlalu banyak oranye, bisa membuat ruangan terasa gelap, sehingga memerlukan banyak cahaya yang masuk.
Ungu: bisa meningkatkan imajinasi anak dan kreativitas. Tapi terlalu banyak ungu juga bisa membuat mood anak terganggu dan menyebabkan anak terlalu ingin berkuasa.
Lilac: terkesan spiritual. Jangan gunakan lilac di kamar anak laki-laki karena bisa membangkitkan sifat feminin. Agar tak terasa hambar, padukan dengan warna hitam atau perak.
(http://www.sumber-makmur-furniture.com/news/7/Warna-dan-Emosi-Anak , 13 juni 2012, 0:34)
f.
Efek Warna dan Emosi Efek yang ditimbulkan oleh setiap warna akan mempengaruhi emosi manusia dan menciptakan imajinasi yang berguna untuk mengingkatkan kekreatifan anak. Adapun efek dan peran warna menurut Cahyono (2006: 1725), diantaranya : Merah Dalam hal dekorasi, warna merah hanya digunakan didalam ruang yang diinginkan untuk mendorong aktivitas dan percakapan yang bersemangat seperti ruang tamu dan ruang makan. Warna ini merupakan pilihan yang tepat untuk melewati ruang dimana kita tidak menghabiskan banyak waktu, seperti hallways, lobby, atau kamar mandi tamu. Di dalam sebuah kamar anak, warna ini juga dapat menyebabkan insomnia.
Merah muda Dalam chromatherapy, sebuah ruang berwarna merah muda disarankan bagi orang yang memiliki kesulitan untuk tenang karena warna merah muda dapat mengurangi rasa marah dan tenaga fisik sehingga berguna untuk memperkecil resiko bunuh diri dan tingkat kecerdasan.
Jingga Warna jingga merupakan warna yang dapat menstimulasi dan memberikan energi dimana berkesan ramah, gembira, dan sangat berani. Dikarenakan warna jingga merupakan warna yang aktif maka warna ini menjadi warna favorit bagi anak-anak, remaja, dan atlit.
Kuning Kecakapan intelektual, membangkitkan semangat, menjaga keseimbangan, dan rasa optimisme. Sebagai warna dari matahari, kuning benar-benar dapat menyemarakan hidup kita, memiliki efek gembira, memberi semangat, attention-drawing, menarik perhatian. Secara psikologis warna ini merupakan warna paling bahagia dalam spektrum, memberi perasaan optimis, kegembiraan, warna riang, dan spontanitas. Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 4
Dinar Tri Astarina
Hijau Mendukung keseimbangan, keselarasan, cinta, komunikasi, penerimaan. Warna ini dianggap memiliki kekuatan untuk penyembuhan dan kemampuan untuk menenangkan dan menyegarkan. Merupakan warna keseimbangan, sangat bermanfaat untuk kondisi-kondisi emosional dan psikologis yang meliputi stress, tekanan emosi, dan berbagai rasa takut.
Biru Warna biru merupakan simbol ketaatan, harapan, dan kepercayaan sejak jaman dahulu. Memiliki efek menurunkan gairah dan kemudian membantu seseorang untuk berkonsentrasi. Meningkatkan ketenangan, damai, cinta, kejujuran, kebaikan, emosional yang mendalam.
Ungu Warna ungu dihubungkan dengan spiritual, kekayaan, kebangsawanan, pemborosan, dan dapat menyebabkan depresi, serius dan menaikkan derajat. Orang cenderung untuk menyelesaikan sedikit pekerjaan dalam ruangan berwarna ungu karena warna ini mendorong orang untuk melamun. Dalam hal dekorasi, warna ungu sangat dramatis dan sensual. Menurut seorang desainer terkenal, warna ungu seperti bumbu. Dalam jumlah sedikit bisa menambah rasa, namun bila terlalu banyak akan terasa overpowering.
Coklat Warna coklat merupakan warna hangat dan nyaman yang dihubungkan dengan bumi, pohon, perapian, dan rumah. Dalam desain interior, warna coklat disadari sebagai dasar dari keseluruhan warna lainnya yang dapat menyamaratakan.
Hitam Warna hitam merupakan warna yang paling bersifat authoritative dan overpowering. Warna ini juga dapat mengintimidasi, dapat terlihat agresif bila berlebihan. Warna hitam memberi kesan berat, menekan, dan dalam.
Abu-abu Dalam desain interior, dark gray bersifat agung, mulia, dan formal, tetapi dapat menjadi sedikit suram. Sedangkan lighter gray lebih bersifat menenangkan. Warna abu-abu lebih sesuai bila diterapkan pada ruang dimana penggunanya mencari ketenangan. Warna abu-abu juga dihubungkan dengan kedewasaan dan kebajikan.
Putih Melambangkan kemurnian, rasa tidak bersalah, kebaikan dan kebenaran. Walaupun warna putih adalah netral, juga disadari sebagai warna sejuk karena dihubungkan dengan salju dan es. Warna putih sering digunakan untuk memberi kesan kesederhanaan, strerilitas, dan keamanan. Warna secara psikologis mempunyai pengaruh yang kuat terhadap anak, diungkapkan oleh Vermer : “The psychological effect that color has on children is very powerfull.” (Cahyono, 2006:11)
3. Hasil Studi dan Pembahasan Pengangkatan tema desain yang dilakukan pada perancangan ini berdasarkan analisa aktivitas dan kebutuhan dari program yang disediakan oleh Little Boo Daycare. Dalam perancangan ini fasilitas-fasilitas yang terdapat pada Little Boo Daycare didesain sedemikian rupa untuk memenuhi dan mendukung kebutuhan tumbuh dan kembang anak. Adanya standarisasi jenis material yang digunakan untuk fasilitas tumbuh kembang anak menyebabkan tidak semua material aman untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain pemilihan material, bentuk juga dapat berpengaruh Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 5
Dinar Tri Astarina
pada proses tumbuh dan kembang anak, sehingga tidak semua bentuk dapat digunakan dalam fasilitas ini. Kondisi ini menjadi sebuah batasan untuk penggunaan material dan pemilihan bentuk yang seharusnya digunakan dalam fasilitas ini. Bentuk dan material yang digunakan ini haruslah aman dan tidak mudah melukai bayi maupun balita. Melalui beberapa analisa dan citra yang didapat, maka sebuah tema diangkat sebagai tema yang akan diterapkan dalam perancangan ini, yaitu “Eco-Playfull” dengan harapan dapat memberikan sebuah desain yang sesuai untuk para penggunanya. Elemen-elemen interior dalam perancangan ini merupakan elemen yang perlu diperhatikan baik dari lantai, dinding, langit-langit, hingga furniture, warna dan dekorasinya, berikut beberapa konsep penjelasan mengenai desain yang akan diterapkan. a.
Bentuk Dalam perancangan ini memanfaatkan bentuk yang dinamis dan menggabungkan sudut dengan bentuk melengkung.
Gambar 1. Adaptasi bentuk-bentuk yang diterapkan (sumber: data pribadi)
Bentuk diatas merupakan beberapa contoh bentuk yang diterapkan pada desain.
Gambar 2. Aplikasi bentuk pada desain (sumber: data pribadi)
b.
Warna dan Material Mengacu dengan tema yang ada, warna dan material yang digunakan lebih bervariasi. Warna-warna yang digunakan merupakan warna yang sesuai dengan kebutuhan dan peruntukan ruang masing-masing, dikarenakan setiap ruangan membutuhkan warna yang berbeda-beda. Sedangkan material yang digunakan merupakan material yang aman untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
Gambar 3. Beberapa contoh warna dan material (sumber: data pribadi)
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 6
Dinar Tri Astarina
c.
Pencahayaan Pemanfaatan pencahayaan alami akan lebih dioptimalkan di siang hari, menggunakan material yang memiliki refleksi yang tinggi sehingga membantu dalam memantulkan cahaya. Penggunaan cahaya buatan pada cuacacuaca tertentu dan di sore hari.
d.
Penghawaan Memberikan kenyamanan thermal dan kebersihan ruang merupakan faktor yang penting untuk diperhatikan, bagaimana penghawaan dalam perancangaan ini baik untuk anak dan dapat menstabilkan daerah sekitar. Penggunaan air conditioner akan lebih membantu sirkulasi udara dalam perancangan ini.
e.
Keamanan Faktor keamanan yang wajib dalam sebuah perancangan seperti layaknya fire extinguisher, fire hydrant, water sprinkler, smoke detector, fire alarm, dan cctv akan terdapat pada perancangan ini. Kemudian terdapat pula sign system untuk pemberitahuan jalur evakuasi apabila terjadi bencana maupun hal lain yang tidak diinginkan. Konsep keamanan ini merupakan pengamanan apabila terjadi bencana kebakaran. Berikut adalah penjabarannya : Melengkapi pengamanan menggunakan pagar pembatas yang dapat melindungi anak saat bermain dan di setiap tangga. Melapisi setiap sudut tajam dengan pelapis yang terbuat dari busa tebal agar meminimalisir terjadinya luka apabila terkena anak.
Gambar 4. Beberapa contoh pagar pengaman dan lapisan pengaman anak (sumber: http://img.alibaba.com, http://www.petandbabygates.com )
4. Penutup / Kesimpulan Pemahaman akan sebuah permasalahan yang terjadi dalam proses perancangan merupakan hal yang penting dan patut untuk dimengerti, agar dalam perancangan desain yang dihasilkan memberikan sebuah solusi yang baik dan tepat untuk menanggapi masalah tersebut. Kebutuhan pengguna serta aktivitas didalamnya menjadi sebuah acuan dalam meracang fasilitas-fasilitas, dan keputusan desain baik dari segi bentuk, warna maupun pemilihan material merupakan keputusan dari pemikiran solusi terbaik Memperkenalkan anak dengan warna, bentuk yang tepat dan memberikan fasilitas yang dibutuhkan dalam masa perkembangan dan pertumbuhan anak menjadi kelebihan dalam desain ini. Menstimulus anak dengan psikologi warna dan program-program yang tersedia diharapkan menjadi solusi terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak diusia dini, terlebih pada masa “the golden age”.
Ucapan Terima Kasih Pertama-tama puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME karena kuasanya dalam memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan jurnal ini dengan tepat waktu. Selain itu juga penulis berterimakasih kepada orang tua dan anggota keluarga lain yang tidak pernah berhenti memberikan dukungannya kepada penulis.
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 7
Dinar Tri Astarina
Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam MK Tugas Akhir Program Studi Sarjana Desain Interior FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Dra. Dona Saphiranti, M.T yang membantu proses penyelesaian studi. Selain itu juga terimakasih kepada para dosen dan asisten dosen Desain Interior, sertateman – teman Desain Interior angkatan 2008 yang telah memberikan nasihat dan insprirasi pada pembuatan jurnal ini.
Daftar Pustaka Hidayat, Azis A. Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta : Salemba Medika Morrison, George S. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta : PT. Indeks Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak : Untuk Perawat dan Bidan. Jakarta : Salemba Medika Patmonodewo, DR. Soemiati. 2003. Pendidikan Anak Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta Ruth, Linda Cain. 1999. Design Standarts for Childern’s Environments. New York : Mc Graw Hill Companies Inc
http://www.sumber-makmur-furniture.com/news/7/Warna-dan-Emosi-Anak http://health.detik.com/read/2011/04/14/120159/1617042/764/warna-bisa-pengaruhi-psikologis-anak http://pepak.sabda.org/bermain_dalam_sekolah_minggu
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 8