laporan utama
Gara-gara cuaca buruk, kapasitas seluruh pembangkit listrik di Pulau Jawa tekor sampai 3.175 MW, sehingga jaringan listrik Jawa-Bali dalam kondisi darurat. Pemadaman listrik secara bergilir menyengat industriawan kecil dan menengah, yang tidak siap dengan sumber listrik cadangan. Ada diskon 20% bagi pemakai listrik kurang dari 80% rata-rata konsumsi nasional per pelanggan. Jika lebih, membayar 1,6 kali dari harga normal. Pemerintah diminta membatasi ekspor batu bara demi menjaga pasokan untuk kebutuhan dalam negeri yang makin meningkat. 16
laput 16.indd 16
Batu Bara Tersendat, K
L
aut Jawa dan Samudra Hindia “mengamuk’’ dalam beberapa pekan ini. Akibatnya, bukan hanya para nelayan yang terpaksa gigit jari lantaran tidak bisa melaut. Warga di Pulau Jawa pun dibuat manyun dalam gelap. Gara-gara cuaca tak bersahabat, beberapa kapal pengangkut batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Pulau Jawa terombang-ambing di tengah laut. Buntutnya, pasokan bahan bakar untuk pembangkit utama di Pulau Jawa itu terhenti sesaat. Kapal tongkang pengangkut 1.320 ton batu bara untuk bahan bakar pembangkit Tanjung Jati B, Jawa Tengah, misalnya, baru bisa merapat ke dermaga, Sabtu lalu. Kapal pengangkut batu bara untuk PLTU Paiton juga perlu beberapa hari bersandar di pelabuhan terdekat. Begitu pula kapal pemasok bahan bakar untuk PLTU Cilacap terpaksa buang sauh di tengah laut selama sepekan, sebelum berhasil membongkar muatan di dermaga dekat PLTU Cilacap. Imbas cuaca buruk dalam sepekan lalu itu menyesakkan. Produksi seluruh pembangkit di Pulau Jawa tekor hingga 3.175 megawatt (MW). Akibatnya, seluruh jaringan listrik interkoneksi Jawa-Bali dinyatakan dalam kondisi darurat. Pemadaman bergilir pun diberlakukan di sebagian Jawa-Bali sejak Rabu hingga Ahad pekan lalu. Krisis listrik kali ini adalah yang ketiga dalam satu tahun terakhir ini. Pada awal tahun lalu, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga kelabakan, lantaran PLTGU Muara Karang dan PLTGU Tanjung Priok tidak mampu mengatasi kenaikan beban dan terancam overload. Krisis kembali terjadi pada akhir 2007. PLTU Tanjung Jati B mengalami kejadian serupa: berhenti beroperasi lantaran kekurangan pasokan batu bara. Kejadian yang berulang-ulang itu membuat para pelaku industri gamang. Dari pengalaman selama ini, pemadaman listrik terutama menyengat industriawan kecil dan menengah, yang tidak siap dengan sumber listrik cadangan. Menurut Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia, M.S. Hidayat, pemadaman listrik telah menaikkan biaya produksi usaha kecil dan menengah (UKM) sekitar 10%. Padahal, sekarang ini UKM tidak dapat menaikkan harga produknya karena daya beli masyarakat relatif rendah. Akibatnya, pengusaha harus mengurangi margin keuntungan. Kiat mengalihkan sumber energi listrik dari PLN ke generator set (genset) tak mampu menambal kerugian. Bahkan situasi darurat itu menyebabkan biaya listrik membengkak. Misalnya di industri pembibitan ayam.
JONGKI HANDIANTO
Jaringan listrik interkoneksi Jawa-Bali dalam kondisi darurat selama sepekan. PLN gagal mengantisipasi ancaman krisis listrik. Solusi jangka panjang terganjal banyak kendala.
PLTGU Tanjung Priok; Sempat bikin kelabakan PLN
“Biaya listrik naik 20% tiap kilowattnya,’’ ungkap Paulus Setiabudi, Ketua Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas. Dampaknya memang tidak begitu besar terhadap total biaya produksi, yang naik 2% hingga 3%. Tetapi, karena daya beli masyarakat masih rendah, pembengkakan biaya itu membebani pengusaha. Di sektor manufaktur, situasi itu makin membuat industri terpuruk. Setelah GATRA 5 MARET 2008
2/27/08 12:58:14 PM
t, Krisis Listrik Menyengat
“terbakar’’ kenaikan bahan bakar minyak, pengusaha manufaktur kini “tersengat’’ pula oleh byar-pet setrum PLN. Pukulan telak dirasakan industri tekstil, makanan dan minuman, semen, petrokimia, dan keramik. Sebab lima sektor manufaktur itu sangat mengandalkan listrik dalam proses produksinya. Bila krisis listrik berlanjut, tidak tertutup kemungkinan kelima industri itu GATRA 5 MARET 2008
laput 16.indd 17
mengalami kejadian paling buruk: gulung tikar alias bangkrut. Menurut Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Ade Sudradjad, 90% pasokan listrik ke industri tekstil dan produk tekstil berasal dari PLN. Bahkan pabrik semen, petrokimia, dan keramik skala besar membutuhkan pasokan listrik 20 MW hingga 50 MW per hari untuk mengoperasikan mesin produksi selama 24 jam.
Jika pasokan listrik terhambat, bisa jadi pabrik-pabrik itu memangkas produksinya 40% hingga 50%. Begitu juga perusahaan makanan dan minuman bakal kerepotan jika terjadi krisis listrik, karena memerlukan tingkat pendinginan hingga suhu tertentu, selain butuh listrik untuk proses produksi. “Perusahaan daging dan susu olahan paling dirugikan karena sangat membutuhkan suplai listrik
17
2/27/08 12:58:28 PM
Akibat pemadaman listrik di kawasan Glodok, Jakarta
untuk proses pendinginan,’’ ujar Thomas Dharmawan, Ketua Asosiasi Produsen Makanan dan Minuman Indonesia. Dalam beberapa tahun ini, menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia, Djimanto, kalangan industri sudah kenyang dengan kebijakan terkait kelistrikan yang sangat merugikan industri. Misalnya kenaikan tarif daya maksimum yang berlaku pada pukul 17.00 hingga pukul 22.00 WIB dan tarif penambahan daya yang naik berlipat-lipat. “Akibatnya, perusahaan yang hendak berekspansi menanggung pembengkakan biaya hingga dua kali lipat,’’ kata Djimanto kepada Gatra. Nah, kini mereka diterpa lagi oleh pemadaman-pemadaman, sehingga produsen tidak bisa memenuhi jadwal. Atas dampak negatif yang timbul akibat pemadaman bergilir itu, pejabat PLN hanya bisa menyampaikan permintaan maaf, seperti dikatakan Direktur Niaga dan Pelayanan PT PLN, Sunggu Aritonang. “Kami mengimbau semua pihak mengurangi pemakaian listrik,’’ ujarnya. Direktur Utama PT PLN, Eddie Widiono, mengakui bahwa pihaknya gagal mengantisipasi ancaman kekurangan pasokan listrik untuk Pulau Jawa dan Bali. Namun ia berjanji, krisis segera berakhir. Tetapi ia tak berani menjamin tidak akan ada lagi pemadaman bergilir (baca: Terlambat Mengubah Paradigma). Lagu seirama dilantunkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Purnomo Yusgiantoro. Ia berjanji menerapkan sistem insentif dan
18
laput 16.indd 18
disinsentif pada pelanggan listrik, dimulai Maret nanti. “Sistem itu diterapkan pada batas 80% dari angka patokan, yang masih dikaji pemerintah,’’ ungkap Purnomo. Dengan sistem itu, jika pelanggan memakai listrik di atas 80% dari angka patokan, akan dikenai tarif 1,6 kali lebih mahal dari tarif normal. Sebaliknya, pelanggan akan menikmati diskon 20% jika pemakaian listrik di bawah 80% dari angka patokan. Alih-alih diamini, langkah darurat ala pemerintah itu malah melahirkan kontroversi baru. Sistem anyar
yang bakal diterapkan untuk meredam lonjakan pemakaian listrik itu dianggap tidak rasional. Bahkan sistem itu dicurigai hanya akal-akalan untuk menaikkan tarif listrik secara terselubung. Menurut pemaparan Aritonang, PLN mencatat pemakaian listrik di Jakarta rata-rata 139 kWh per pelanggan. Sedangkan di daerah lain, rata-rata pemakaian listriknya lebih kecil. Sebanyak 90% pemakai listrik PLN skala rumah tangga adalah pelanggan 450 VA, yang umumnya golongan miskin di pinggiran kota besar. Nah, kepada kelompok itu diberikan diskon 20% jika memakai listrik di bawah 75 kWh per bulan. Namun, jika pemakaiannya melebihi 75 kWh, akan dikenai tarif 1,6 kali lebih mahal. Aritonang memperkirakan, pelanggan di kota kecil dan pedesaan bakal mendapat diskon karena hemat listrik. Namun hitungan itu akan sulit dicapai para pelanggan golongan masyarakat miskin sekalipun. Sebab survei dari kalangan dalam PLN sendiri menunjukkan, pelanggan kelas 450 VA rata-rata menggunakan 4 kWh per hari. Berarti, tiap pelanggan golongan bawah itu mengonsumsi listrik rata-rata 120 kWh per bulan hanya untuk penerangan dan televisi. Itu baru hitungan untuk kalangan bawah. Untuk kelas di atas 450 VA, batas angka patokannya tentu lebih ketat. Artinya, pola penarifan model insentif-disinsentif itu tak lebih dari taktik
WISNU PRABOWO
ANTARA/STR-JEFRI ARIES
laporan utama
Eddie Widiono
GATRA 5 MARET 2008
2/27/08 12:58:41 PM
fritz pelenkahu
menaikkan tarif listrik. Sebab pelanggan paling bawah pun pasti akan melewati batas pemakaian 75 kWh per bulan. Menyikapi kontroversi rencana penerapan tarif progresif itu, Eddie Widiono menegaskan bahwa kebijakan tersebut tidak akan memberi kontribusi apa pun pada pengamanan suplai listrik ke masyarakat. “Kebijakan insentifdisinsentif itu ditempuh sebagai solusi jangka pendek, bukan untuk menguntungkan PLN,’’ katanya. Menurut Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi, Departemen ESDM, J. Purwono, sistem penarifan baru itu merupakan bagian dari strategi demand side management untuk mengurangi konsumsi listrik nasional. Tahun ini, GATRA 5 MARET 2008
laput 16.indd 19
pemerintah menargetkan penurunan pemakaian listrik oleh pelanggan hingga 20% dari pemakaian tahun lalu. Dengan demikian, pola “manajemen permintaan’’ itu diharapkan mampu menekan subsidi listrik. “Jika target tercapai, subsidi tahun ini bisa dihemat hingga Rp 15,5 trilyun,’’ ujar Purwono. Selain program penurunan pemakaian dengan memberikan insentif, PLN juga memberikan 51 juta lampu hemat energi secara cuma-cuma kepada masyarakat. “Satu lampu 8 watt setara dengan lampu 40 watt sehingga bisa menghemat energi hingga 30 watt,’’ kata Purwono. Maka, secara total terjadi penurunan beban puncak sekitar 1.500 MW.
Taktik lain mengatasi krisis energi, menurut Purwono, adalah menyediakan cadangan yang cukup, yakni melalui program pembangkit listrik 10.000 MW. Kata Purwono, ini strategi jangka panjang. “Dengan meningkatkan kemampuan suplai, cost daya pembangkitan bisa diturunkan, yang pada akhirnya menekan subsidi,’’ ungkap Purwono. Hanya saja, strategi itu perlu waktu lama. Sejak dicanangkan pada 2006, diperkirakan baru terealisasi pada 2009. “Yang kami bangun untuk program 10.000 MW ini kebanyakan pembangkit batu bara dan panas bumi, yang melibatkan peran swasta,’’ kata Purwono. Pemerintah bertindak sebagai regulator. Untuk urusan listrik, pelak
19
2/27/08 12:58:55 PM
laporan utama kemampuan bongkarpasang kapal, kapasitas kapal, hambatan cuaca, dan sebagainya. “Masalahnya, para pejabat PLN mau bekerja dengan baik atau tidak?’’ ungkap pengusaha trans portasi laut yang ber pengalaman dalam pengangkutan batu bara ke luar negeri itu. Mengingat besarnya peran PLN sebagai penyedia listrik negara, Haryono menyarankan agar dibangun pelabuhanpelabuhan khusus bongkar-muat batu bara untuk pembangkit listrik. Pemerintah juga harus tegas menekan laju ekspor batu bara demi memenuhi kebutuhan dalam negeri yang meningkat. Tahun 2007, total kebutuhan batu bara adalah 21,1 juta ton. Sedangkan pada 2006 sebanyak 16,6 juta ton. Harganya, dalam patokan PLN, dari Rp 332 per kilogram pada 2006 menjadi Rp 381 per kilogram tahun 2007. “Di masa datang, urusan batu bara menjadi semakin rumit lantaran harganya yang terus melambung, sehingga pemasok batu bara lebih senang ekspor ketimbang memenuhi permintaan lokal,’’ katanya.
besar produksi listrik ditentukan kemudian. “Sekarang saya minta model pendekatan dari hilir ke hulu,’’ katanya. Prinsip cara pendekatan dari hilir ke hulu adalah menganggap pelanggan bukan lagi sekadar konsumen, melainkan juga partner yang memiliki keinginan sama dengan PLN. Pendekat an itu tidak hanya dilakukan PLN, melainkan juga seluruh perusahaan yang bergerak di bidang energi listrik. “Memang tidak mudah mengubah paradigma itu. Tapi PLN akan berorientasi pada kebutuhan konsumen dan keinginan pasar, baru ke pendekatan produksi. Bukan lagi sebaliknya,’’ ujar Eddie. Eddie menjanjikan, krisis listrik segera berakhir seiring dengan sejumlah langkah yang diambil PLN. Meski demikian, dia tidak dapat memastikan kapan PLN tidak lagi melakukan pemadaman bergilir. Sejalan dengan itu, PLN
menempuh dua langkah untuk mencari solusi. Dalam jangka pendek, PLN akan memperbanyak stok batu bara untuk keperluan bahan bakar di pembangkit listrik, dengan pengamanan hingga 30 hari ke depan. Langkah ini untuk mengantisipasi problem serangan kembali cuaca buruk. “Berapa pun harga batu bara akan kami bayar,’’ katanya. Untuk langkah jangka panjang, PLN akan memperluas gerak bisnis ke penyediaan batu bara dan gas. Langkah ini untuk mengantisipasi agar PLN tidak bergantung pada pihak lain, sekaligus mengamankan pasokan bahan bakar guna keperluan pembangkit listrik. Termasuk proyek 10.000 MW yang sedang digarap.
fritz pelenkahu
fritz pelenkahu
Pendapatan dan Belanja N e g a r a P e r u b a h a n 2008, pemerintah meng anggarkan subsidi Rp 54,9 trilyun. Target yang diemban PLN adalah mencapai pertumbuhan lebih besar dari angka pertumbuhan 6,2%, yang dicapai pada tahun lalu. Te t a p i , d a l a m rencana anggaran kerja perusahaan, PLN hanya menargetkan per tumbuhan beban 5%, dengan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) sekitar 9 juta kiloliter. “Itu saja membutuhkan sub sidi BBM sekitar Rp 69 trilyun,’’ ujar Muljo Adji, Manajer PLN Pusat yang mengurusi penyaluran dan pendistribusian beban. Bisa diprediksi, kebutuhan bahan bakar untuk pembangkit listrik, terutama batu bara, di masa mendatang makin melonjak. Ironisnya, produksi batu bara Indonesia melimpah, tapi stok batu bara langka untuk pembangkit milik PLN. Sebabnya, produksi batu bara ludes diekspor. “Tidak ada kemauan pemerintah untuk membatasi ekspor agar kebutuhan batu bara di dalam negeri tercukupi,’’ kata Haryono Kartohadiprodjo, mantan pengusaha rekanan PLN. Menurut Haryono, jika persoalan nya di sektor transportasi, sejatinya hal itu bisa dikalkulasi dengan memasuk kan semua faktor risiko. Termasuk
sanaannya diserahkan ke PLN selaku pemegang kuasa usaha kelistrikan negara. “Jadi, PLN harus bertanggung jawab untuk menjaga security of supply atau kesediaan listrik nasional,’’ Purwono menegaskan. Diakuinya, pertumbuhan penyediaan listrik memang sangat lambat. Akibatnya, gelombang krisis listrik sulit diantisipasi. Mengingat dampaknya yang cukup besar pada keberlangsungan industri nasional, banyak pihak berharap, PLN memberi pelayanan terbaik. Sebagai penyedia tunggal listrik negara, PLN su dah cukup menguras kantong APBN un tuk subsidi listrik. Dalam usulan Anggaran
Terlambat Mengubah Paradigma
K
risis listrik terjadi lagi di negeri ini. Penyebabnya, kali ini keterlambatan pasokan bahan bakar batu bara ke pembangkit listrik di Pulau Jawa. Buntutnya, selama dua hari (Kamis dan Rabu pekan lalu), pemadaman bergilir dilakukan di Jawa dan Bali. “PLN telah gagal dalam menjamin pasokan listrik untuk konsumen,’’ ujar Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Eddie Widiono. Krisis listrik terjadi, masih kata Eddie, lantaran keterlambatan PLN mengubah paradigma. Semula PLN melakukan pendekatan dari hulu ke hilir. Biaya operasi dihitung terlebih dahulu. Sedangkan berapa
20
laput 16.indd 20
Heru Pamuji, Mukhlison S. Widodo, dan Syamsul Hidayat
Heru Pamuji
GATRA 5 MARET 2008
2/27/08 12:59:06 PM