LAPORAN HASIL PRAKTEK KUNJUNGAN LAPANGAN
PROSES PENGOLAHAN AIR DAUR ULANG (NEWATER) DI SINGAPURA
Oleh : MAHASISWA PROGRAM MAGISTER KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2015
LAPORAN HASIL PRAKTEK KUNJUNGAN LAPANGAN PROSES PENGOLAHAN AIR DAUR ULANG (NEWATER) DI SINGAPURA
Oleh : Resna Maulia
101214353004
Sartika Fathir Rahman
101214353006
Lylatul Hasanah
101214353012
Amalia Intan Sari
101214353014
Muh Zulfikar Adha
101214353021
Anny Vidiany
101214353022
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2015
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PRAKTEK KUNJUNGAN LAPANGAN PROSES PENGOLAHAN AIR DAUR ULANG (NEWATER) DI SINGAPURA
PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN PASCASARJA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA
KELOMPOK NEWater SINGAPURA
Surabaya, 07 Oktober 2015
Mengetahui Ketua Pogram Studi Kesehatan Lingkungan PascaSarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya
Dr. Ririh Yudhastuti, drh., M.Sc
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb. Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat, Nikmat dan Karunianya serta Shalawat dan salam tak lupa pula kami kirimkan kepada baginda Rasulullah SAW sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Hasil Praktek Kunjungan Lapangan di Pusat Pengolahan Air Daur Ulang NEWater Singapura ini. Dengan segala kerendahan hati, kami
menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik yang membangun serta saran yang konstruktif sangat diharapkan. Akhir kata semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan bagi pembaca.
Surabaya, Rabu 07 oktober 2015
Tim Penyusun Peserta PKL Kelompok NEWater
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... i HALAMAN JUDUL .............................................................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... . vii DAFTAR TABEL................................................................................................viii BAB 1
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1 1.2 Tujuan Kunjungan Lapangan ............................................................ 3 1.3. Manfaat Kunjungan Lapangan ......................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air ..................................................................................................... 5 2.2 Sumber Air Bersih ............................................................................. 5 2.3. Metode Pengelolahan Air Bersih ...................................................... 7 2.4. Peranan Air Dalam Terjadinya Penyakit ....................................... 11 2.5 Sumber Pencemar Air ...................................................................... 13 BAB 3 METODE KUNJUNGAN LAPANGAN 3.1 Lokasi dan Waktu PKL ................................................................... 15 3.2 Metode Pelaksanaan PKL ................................................................ 15 3.3 Teknik Pengolahan Data .................................................................. 16 BAB 4 HASIL KEGIATAN 4.1 NEWater .......................................................................................... 17 4.2 Sejarah NEWater ............................................................................. 18 4.3 NEWater Visitor Centre .................................................................. 20 4.4 Penggunaan NEWater ...................................................................... 20 4.5 Teknologi NEWater ......................................................................... 21 4.6 Kualitas Air NEWater...................................................................... 30 4.7 PenghargaanYang Diterima NEWater ............................................. 34
v
BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR Nomor
Judul Gambar
Halaman
1
Bedok NEWater Plant
18
2
Kranji NEWater Plant
19
3
Ulu Pandan NEWater Plant
19
4
Changi NEWater Plant
19
5
Proses Pengolahan dan Teknologi NEWater
21
6
Alat
Penyaring
(Siemens
MEMCOR
Products
S10
Membrane Modules)
22
7
Alat Penyaring
22
8
Alat Penyaring (Microza UNA-620A)
23
9
Alat Penyaring Air Melalui Membran
24
10
Microfiltration System
24
11
Alat Penyaring (zeeweed 500)
26
12
Reverse Osmosis
26
13
Teknologi Reverse Osmosis (E Hydranautics Reverse Osmosis Membranes)
14
27
Teknologi Reverse Osmosis (GrahamTek 16-Inch RO Membrane)
27
15
Cutaway model of hanovia (UV) disinfection Unit
29
16
UV Unit Pada NEWater
29
17
Produk air minum NEWater dalam kemasan botol
30
18
Diagram Perbandingan Warna Air
31
19
Diagram Perbandingan Kejernihan
31
20
Diagram Perbandingan Bahan Organik
32
21
Perbandingan Jumlah Bakteri
32
22
Penerimaan Penghargaan Award of Excellence
34
vii
DAFTAR TABEL Nomor
Judul Gambar
2.1
Beberapa contoh penyakit “Water-borne desease” yang
4.1
Halaman
banyak didapat di Indonesia
11
Perbandingan Kualitas Air NEWater dengan Standar WHO
32
viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat vital bagi kehidupan makhluk hidup yang ada di muka bumi. Kebutuhan terhadap penyediaan dan pelayanan air bersih dari waktu ke waktu semakin meningkat yang terkadang tidak diimbangi oleh kemampuan pelayanan. Peningkatan kebutuhan ini disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk, peningkatan derajat kehidupan warga serta perkembangan kota/kawasan pelayanan ataupun hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan kondisi sosial ekonomi warga yang diikuti dengan peningkatan jumlah kebutuhan air per kapita. Kebutuhan air untuk keperluan sehari-hari di lingkungan rumah tangga berbeda untuk tiap tempat, tiap tingkatan kehidupan atau untuk tiap bangsa dan negara. Semakin tinggi taraf kehidupan, semakin meningkat pula kebutuhan manusia terhadap air. Lembaga kesehatan (WHO) menunjukkan bahwa kebutuhan air untuk negara-negara yang sudah maju sangat tinggi kalau dibandingkan dengan negaranegara yang sedang berkembang atau negara yang terbelakang. Misalnya, kebutuhan air untuk penduduk kota Chicago rata-rata 800 liter per kapita, untuk penduduk kota Paris sebesar 640 liter per kapita, untuk penduduk Tokyo rata-rata 645 liter per kapita, Penduduk kota Uppsala rata-rata 750 liter per kapita. Tentu saja jumlah tersebut sangat besar dibandingkan dengan kebutuhan rata-rata penduduk kota Indonesia yaitu sebesar 65 liter per kapita. Di sisi lain, air merupakan sumber daya alam yang jumlahnya kurang lebih sama hanya berubah bentuk dalam proses yang disebut siklus hidrologi, sehingga dalam pemanfaatannya dibutuhkan suatu sistem pengelolaan yang layak. Apabila hal tersebut sudah tercapai maka makhluk hidup di bumi tidak perlu takut akan terjadinya kekurangan air. Kondisi yang diinginkan oleh tiap orang adalah tersedianya air bersih sepanjang waktu dalam jumlah yang cukup dan kualitas yang memadai. Air tersebar tidak merata di atas bumi, sehingga ketersediannya di suatu tempat akan bervariasi mengikuti waktu. Oleh karena itu diperlukan upaya – upaya untuk meningkatkan ketersediaan air bersih yang akan berguna bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
ix
Singapura merupakan sebuah negara dengan luas hanya 710 km2 yang menjadi rumah bagi lebih dari lima juta orang. Singapura memiliki kepadatan penduduk yang tinggi di dunia. Tidak mengherankan apabila Singapura terkenal dengan bangunan yang menjulang tinggi. Di Singapura tanah merupakan aset yang sangat berharga, begitu pula dengan aset air bersih. Singapura memiliki masalah sumber air bersih karena keterbatasan daerah tangkapan air dan sumber air baku di wilayahnya. Ditinjau dari kuantitasnya kebutuhan air per orang untuk hygiene saja yaitu untuk mandi membersihkan diri diperlukan sekitar 25 – 30 liter orang per hari (sekitar 25 – 30 botol air minum dalam kemasan air mineral). Hal ini belum termasuk kebutuhan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari yang lain. Untuk mengatasi masalah kebutuhan air bersih di Singapura, dengan segala keterbatasan yang dimiliki Singapura membuat sebuah pasokan air yang beragam dan berkesinambungan, Singapura mengandalkan Empat Keran Nasional (Four National Taps), yakni impor dari Malaysia, resapan air lokal daur ulang dengan NEWater, dan desalinasi atau pemurnian air dari kadar garam (PUB Singapore’s national water agency, 2011) NEWater adalah upaya pengolahan air di Singapura yang dilakukan dengan pengolahan kembali air limbah menjadi air bersih. Pengolahan air ini menggunakan teknologi membran canggih dan ultraviolet. Air yang dihasilkan pun kembali murni, bahkan sangat murni. Air yang sangat murni ini sehat dan aman untuk diminum. Pengelolaan air dilakukan oleh 4 (empat) buah pabrik NEWater plant di Singapura yang mempunyai kapasitas produksi air yang berbeda yaitu di Bedok, Kranji, Ulu pandan, Changi. dengan kapasitas produksi sebesar 50 juta galon per hari atau 280.000 m3 per hari Hingga saat ini NEWater mampu menyumbang pasokan air bersih 30% dari total 273.000 m3 (sekitar 60 juta galon) kebutuhan air masyarakat Singapura. (PUB Singapore’s national water agency, 2011) Berbagai macam metode pengelolaan air bersih telah dikenalkan dalam pembelajaran multi disiplin ilmu baik yang berkaitan dengan lingkungan maupun kesehatan. Melalui kegiatan Praktek Kunjungan Lapangan mahasiswa memperoleh pengalaman untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di kelas dengan meninjau langsung instansi pemerintah dan lokasi tempat-tempat umum yang berhubungan dengan bidang ilmu kesehatan lingkungan.
x
Pelaksanaan kunjungan yang telah dilakukan pada tanggal 7 sampai dengan 10 September 2015 salah satunya meninjau langsung ke tempat pengolahan NEWater di Singapura. Dalam laporan kunjungan lapangan ini mengulas mengenai NEWater sebagai tempat pengolahan air daur ulang di Singapura. 1.2 Tujuan Kunjungan Lapangan a.
Tujuan Umum
Menerapkan metode pembelajaran berupa kunjungan lapangan sehingga mahasiswa mampu untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah diperoleh dalam kunjungan lapangan khususnya yang berkaitan dengan teknik pengolahan air bersih (NEWater) di Singapura. b.
Tujuan Khusus
1. Mengetahui sumber dan pemenuhan kebutuhan air di Singapura. 2. Mengetahui NEWater sebagai tempat pengolahan air daur ulang di Singapura. 3. Memahami proses pengelolaan air NEWater di Singapura. 4. Memahami kualitas air NEWater. 1.3 Manfaat Kunjungan Lapangan Manfaat yang diperoleh dengan melakukan kunjungan lapangan dan menyusun laporan ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi Mahasiswa Memperoleh pengalaman dan pengetahuan khususnya di bidang kesehatan lingkungan dalam hal proses pengelolaan air bersih (NEWater) di Singapura. b. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Sebagai bahan masukan pelaksanaan untuk kegiatan Praktek Kunjungan Lapangan selanjutnya dan menjadi alternatif literatur bagi mahasiswa serta para pembaca.
xi
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O, dimana satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air secara fisik bersifat tidak memiliki warna, tidak berasa, dan tidak berbau. Air dapat berwujud padat, cair, maupun gas. Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, dan asam (Notoatmodjo, 2011). Meskipun air bukan merupakan sumber nutrien seperti bahan makanan lain, namun air sangat essensial dalam kelangsungan proses biokimiawi makhluk hidup. Air sangat penting dalam aktivitas kehidupan, seperti dalam pengembangan teknologi pangan, transportasi, energi listrik, aktivitas rumah tangga, dan sebagai air minum (Notoatmodjo, 2011).
xii
2.2 Sumber Air Bersih Air merupakan zat yang paling dibutuhkan bagi kehidupan manusia. Air yang dimaksud adalah air tawar atau air bersih yang akan secara langsung dapat dipakai dikehidupan. Batasan air bersih adalah air yang dapat digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memiliki syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air bersih dapat berasal dari air hujan, air permukaan, air tanah, dan air mata air. a. Air Hujan Air hujan berasal dari air permukaan bumi yang diuapkan oleh sinar matahari. Air permukaan tersebut berupa air sungai, air danau dan air laut. Sinar matahari menguapkan air permukaan tanpa membawa kotoran yang terdapat di dalam air. Setelah proses penguapan, air mengalami proses kondensasi, dimana air yang menguap tersebut berubah menjadi air. Hingga terbentuklah awan. Lama-kelamaan, awan tersebut menjadi jenuh dan turunlah titik-titik air hujan. Keunggulan air hujan jika dibandingkan dengan sumber air yang lainnya yaitu relatif tidak terkontaminasi dan metode pengumpulannya pun sederhana. Namun, kelemahan dari sumber air ini adalah tidak tersedia secara terus menerus. Hanya pada musim hujan saja kita bisa mendapatkannya. Bayangkan saja jika musim kemarau, air hujan pun tak akan turun. (Kumalasari dan Satoto, 2011) b. Air Permukaan Air permukaan adalah air hujan yang turun dipermukaan bumi dan berkumpul di suatu tempat yang relatif rendah seperti sungai, danau, dan laut. Air permukaan yang biasa dimanfaatkan adalah air sungai dimana lebih dari 40.000 kilometer kubik air segar diperoleh dari sungai-sungai di dunia. Untuk itu, kebersihan air sungai sangat penting dijaga. Jumlah air permukaan dipengaruhi oleh kondisi geografis, musim dan aktivitas manusia. Daerah yang secara geografis diawali oleh sungai mudah menjangkau sumber air. Oleh sebab itu, pada zaman dahulu sungai dijadikan sebagai pusat peradaban. Faktor selanjutnya adalah musim. Pada musim hujan, sungai-sungai meluap, bahkan bisa menyebabkan kebanjiran. Namun pada musim kemarau sungai-sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan banyak yang kering. (Kumalasari dan Satoto, 2011) c. Air Tanah
xiii
Air tanah adalah air yang berada di dalam tanah. Air tanah dibagi menjadi dua, air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal merupakan air yang berasal dari air hujan yang diikat oleh akar pohon. Air tanah ini terletak tidak jauh dari permukaan tanah serta berada pada lapisan kedap air. Sedangkan air tanah dalam adalah air hujan yang meresap ke dalam tanah lebih dalam lagi melaui proses adsorpsi serta filtrasi oleh bantuan dan mineral di dalam tanah. Sehingga berdasarkan prosesnya air tanah dalam lebih jernih dari air tanah dangkal. Air tanah ini bisa didapatkan dengan cara membuat sumur. (Kumalasari dan Satoto, 2011) d. Air Mata Air Pada dasarnya, air mata air adalah air hujan yang meresap ke dalam tanah yang melalui proses filtrasi dan adsorpsi oleh batuan dan mineral di dalam tanah. Air mata air yang baik berasal dari pegunungan vulkanik karena mineral-mineral yang tergantung di dalamnya dapat mengadsorpsi kandungan logam dalam air dan bakteri. Selain itu, kandungan mineralnya baik untuk kesehatan tubuh, dan mengandung kadar O2 yang tinggi. Oleh karena itu, air dari mata air lebih segar dikonsumsi dari pada air yang berasal dari sumber lainnya. Sumber mata air juga dipergunakan oleh perusahaan air mineral untuk kemudian mereka jual kepada masyarakat. Betapa sumber air yang berasal dari alam akhirnya menjadi sangat mahal karena persediaan air di bumi telah habis. Walaupun berasal dari sumber mata air pegunungan, namun air tersebut diolah kembali agar menjadi layak diminum sesuai dengan standar kesehatan. (Kumalasari dan Satoto, 2011) 2.3 Metode Pengolahan Air Bersih Selain untuk mendapatkan air layak konsumsi, pengolahan air juga bertujuan untuk mengolah air limbah agar aman untuk dibuang ke lingkungan. Pengolahan air dapat dilakukan secara fisika, kima dan biologi. (Kumalasari dan Satoto, 2011) a. Pengolahan Air Secara Fisika Pengolahan air secara fisika dilakukan untuk menghilangkan kotoran pada air berupa zat padat, misalnya sampah, kayu, dan pasir. Pengolahan secara fisika dilakukan dengan filtrasi, pengendapan atau sedimentasi. b. Pengolahan Air Secara Kimia
xiv
Pada pengolahan secara kimia digunakan bahan-bahan kimia untuk memenuhi parameter kimia, misalnya untuk mengontrol pH air supaya netral. c. Pengolahan Air Secara Biologi Pengolahan secara biologi dilakukan agar air dapat memenuhi standar parameter biologi, antara lain dengan pemanasan dan penyinaran dengan sinar ultraviolet sehingga bakteri dan virus yang terdapat dalam air akan mati. Berikut ini, merupakan macam-macam model pengolahan air. a) Pengendapan atau Dekantir Pengendapan dilakukan jika air masih terlihat jernih dan hanya terdapat partikel-partikel yang tergolong suspensi, misalnya pasir. Pengendapan atau dekantir, dilakukan dengan cara mengendapkan kotoran hingga mengendap dibagian bawahnya, lalu menuangkan cairan ke wadah lain secara hati-hati supaya padatan terpisah dari cairan. Untuk memudahkan proses dekantir, dapat digunakan pengaduk pada saat menuang cairan. Dengan demikian, cairan tidak mengalir keluar wadah dan dapat terpisah dari padatan dengan baik. Namun metode ini tidak dapat memisahkan cairan dengan sempurna, hal ini disebabkan kadang-kadang masih ada cairan yang tersisa dalam wadah semula. Bisa saja sebagian padatan ikut masuk ke dalam wadah baru. b) Penambahan Bahan Pengendap Bahan kimia yang dapat mengendapkan disebut koagulan, dimana bahan yang digunakan sebagai koagulan, yaitu aluminium sulfat atau tawas. Bahan ini dapat mengendapkan partikel-partikel koloid. Dengan penambahan koagulan, partikel-partikel koloid yang sebelumnya melayang-layang dalam air akan diikat menjadi partikel besar yang disebut flok. Dengan ukuran partikelnya yang besar, flok dapat mengendap karena gaya gravitasi. c) Distilasi atau Penyulingan Distilasi adalah cara memperoleh cairan yang dikotori zat terlarut, atau bercampur dengan cairan lain yang titik didihnya berbeda. Cairan yang kita pilih dididihkan hingga menguap, lalu uap air itu dilewatkan melalui alat pengembun (kondensor), agar dapat cair kembali. Cairan hasil destilasi ini disebat destilat. Air murni yang kita pakai di laboratorium kimia diperoleh dengan cara ini, dan dikenal dengan nama aquadest (air suling).
xv
Di Negara-negara Timur Tengah yang sumber air tawarnya sangat langka, penduduk memperoleh air bersih dari hasil penyulingan air laut. Dengan teknologi tinggi yang disebut flash distillation, tekanan diturunkan sedimikan rupa sehingga air mendidih pada suhu 50oC. proses ini cukup murah sebab hemat energi. Cara distilasi juga digunakan untuk memisahkan minyak bumi menjadi komponen-komponennya. Minyak bumi yang baru diambil dari dalam tanah terdiri atas campuran berbagai jenis cairan (bensin, minyak tanah, dan solar) serta bagian padat. Masing-masing jenis cairan itu memiliki titik didih berbedabeda, sehingga satu sama lain dapat dipisahkan dengan cara distilasi. d) Penyaringan atau Filtrasi Filtrasi adalah cara pemisahan zat padat dari cairan memalui saringan (filter) yang berpori. Cara filtrasi juga dipakai untuk memisahkan zat-zat yang kelarutannya berbeda. Misalnya, gula yang dikotori pasir dimasukkan ke dalam air. Gula akan melarut, sedangkan pasir tidak. Memalui penyaringan, gula yang larut itu turun sebagai filtrat. Lalu filtrat diuapkarl sehingga diperoleh gula padat yang bersih. Dibawah ini merupakan gambar penyaringan menggunakan kertas saring. Kertas saring digunting berbentuk lingkaran kemudian dilipat dan diletakkan di dalam corong kaca, kemudian corong diletakkan di atas tabung seperti gambar di bawah ini. Kemudian tuangkan air keruh ke atas corong. Kotoran dalam air akan tertinggal pada kertas saring dan jernih jatuh ke dalam gelas penadah. Penyaringan dengan cara di atas, menghasilkan air yang sangat jernih karena pori-pori kertas saring sangat kecil sehingga bias dipastikan zat yang lolos saringan hanyalah air. Namun demikian, cara tersebut tidak efektif karena membutuhkan kertas saring yang sangat banyak dengan harga yang relatif mahal. Bukan hanya itu saja, penyaringan menggunakan kertas saring juga membutuhkan waktu yang lama karena air yang jatuh dari kertas saring berupa tetesan-tetesan. Reverse osmosis atau RO (Osmosis terbalik) adalah suatu metode penyaringan yang dapat menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi membran seleksi(lapisan penyaring). Proses tersebut
xvi
menjadikan zat terlarut terendap di lapisan yang dialiri tekanan sehingga zat pelarut murni bisa mengalir ke lapisan berikutnya. Membran seleksi itu harus bersifat selektif atau bisa memilah yang artinya bisa dilewati zat pelarutnya (atau bagian lebih kecil dari larutan) tapi tidak bisa dilewati zat terlarut seperti molekul berukuran besar dan ion-ion. Osmosis adalah sebuah fenomena alam yang terjadi dalam sel makhluk hidup dimana molekul "solvent" (biasanya air) akan mengalir dari daerah berkonsentrasi rendah ke daerah Berkonsentrasi tinggi melalui sebuah membran semipermeabel. Membran semipermeabel ini menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari "solvent" berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi membran. (Iskandarianto dan Bondan, 2012) Membran semi permeabel tidak memungkinkan zat terlarut untuk berpindah dari satu kompartemen ke lainnya, namun memungkinkan pelarut untuk bergerak.Karena kesetimbangan tidak dapat dicapai oleh pergerakan zat terlarut dari kompartemen dengan konsentrasi zat terlarut tinggi untuk yang satu dengan konsentrasi zat terlarut rendah, itu bukan dicapai dengan pergerakan pelarut dari daerah konsentrasi zat terlarut rendah ke daerah-daerah konsentrasi zat terlarut tinggi.Ketika pelarut bergerak jauh dari daerah konsentrasi rendah, hal itu menyebabkan daerah-daerah untuk menjadi lebih terkonsentrasi. Di sisi lain, ketika pelarut bergerak ke daerah-daerah konsentrasi tinggi, konsentrasi zat terlarut akan menurun. Proses ini disebut osmosis. 2.4 Peranan air dalam terjadinya penyakit a. Air Sebagai Penyebar Mikroba Patogen Penyakit menular yang disebabkan oleh air secara langsung diantara masyrakat seringkali dinyatakan sebagai penyakit bawaan air atau “water borne diseases”. Penyakit penyakit ini hanya dapat menyebar, apabila mikroba penyebabnya dapat masuk kedalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air ini sangat banyak macamnya. Mulai dari virus, bakteri, protozoa. Tabel dibawah ini menyajikan beberapa contoh penyakit “Waterborne” yang banyak didapat di Indonesia. (Slamet, 2011)
xvii
Tabel 2.1 Beberapa contoh penyakit “Water-borne desease” yang banyak didapat di Indonesia. Agent Penyakit Virus : Rotavirus Diare Pada anak V. Hepatisis A Hepatisis A V. poliomyelitis Polio(myelitis anterior acuta) Bakteri : Vibrio cholera Cholera Escherchia coli Diare/Dysenterie Enteropatogenik Salmonella typhi Typhus abdominalis Salmonella paratyphi Paratyhpus Shigella dysenteriae Dysentrie Protozoa : Entamoeba histolytica Dysentrie amoeba Balantidia coli Balantidiasis Giardia lamblia Giardiasis Metazoa: Ascaris lumbricoides Ascariasis Clonorchis sinesis Clonorchiasis Diphyllobothrium latum Diphylobothriasis Taenia saginata/solium Teaniasis Schistosoma Schiostosomiasis Sumber: Slamet, 2011 Disamping penyakit menular, penyakit tidak menular juga merupakan bahaya besar, karena dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini muncul karena air yang telah tercemar oleh senyawa anorganik yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan, terutama industri yang banyak menggunakan unsur dari logam. Berikut ini beberapa jenis penyakit tidak menular karena pencemaran air. (Slamet, 2011) 1. Keracunan Kadmium Kasus kematian penduduk Toyama yang mengeluh sakit pinggang bertahun-tahun, dimana sumbernya berasal dari beras yang telah tercemar logam cadmium. 2. Keracunan Timbal Menyebabkan gangguan potensial pada syaraf, yang bila terjadi pada bayi dan anak-anak dapat mengurangi kecerdasan serta terhambatnya perkembangan pertumbuhan bayi dan anak. 3. Keracunan Kobalt
xviii
Dapat merusak kelenjar gondok dan menyebabkan sel darah berubah, dengan gejala pergelangan kaki membengkak, tekanan darah tinggi serta gagal jantung. 4. Keracunan Merkuri Terjadi pada daerah tercemar limbah plastic. Kasus Minamata merupakan kasus terbesar karena Merkuri. 5. Keracunan Pestisida Keracunan pestisida biasanya terjadi karena pencemaran air oleh pertanian, industry dan rumah tangga. Efek yang ditimbulkan berupa kanker kulit, kanker paru dan kanker hati. Pengendalian atau penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur melalui Peraturan Pemerintah nomor 82 Tahun 2000, tentang Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air. Salah satu upaya serius yang telah dilakukan pemerintah dalam pengendalian pencemaran air adalah melalui Program Kali Bersih (PROKASIH). Dalam program ini diupayakan penurunan beban limbah cair, terutama yang berasal dari kegiatan usaha skala menengah dan besar.
b. Air Sebagai Sarang Vektor Penyakit Air dapat berperan sebagai sarang insekta yang menyebarkan penyakit pada masyarakat. Insekta sedemikian disebut sebagai vektor penyakit. vektor penyakit sedemikian dapat mengandung penyebab penyakit dari berbagai jenis penyebab penyakit didalam vektor, dapat berubah bentuk, berubah fase pertumbuhan, ataupun bertambah banyak, atau tidak mengalami perubahan apaapa. Vektor tersebutpun dapat menderita penyakit karenanya, dapat pula tidak. Vektor yang bersarang diair dan penting di Indonesia, Pada umumnya adalah nyamuk dari berbagai genus/spesies. 2.5 Beberapa Sumber Pencemaran Air Beberapa sumber pencemaran air diantaranya sebagai berikut : (Mukono, 2011) : 1. Domestik (Rumah Tangga) Sumper pencemaran air dari kegiatan di rumah tangga berasal dari pembuangan air kotor dari kamar mandi, kakus dan dapur.
xix
2. Industri Kegiatan industry juga menghasilkan limbah dimana dapat menjadi sumber pencemaran air. Jenis polutan yang dihasilkan oleh industry sangat tergantung pada jenis industrinya sendiri sehingga jenis polutan yang dapat mencemari air tergantung pada bahan baku, proses industry, bahan bakar dan system pengelolaan limbah cair yang digunakan dalam industry tersebut. Secara umum jenis polutan air dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. Fisik Polutan fisik dapat berupa pasir atau lumpur yang tercampur dalam limbah air. b. Kimia Polutan kimia meliputi bahan pencemar yang berbahaya seperti Merkuri (Hg), Cadmium (Cd), Timah Hitam (Pb), Pestisida dan jenis logam berat lainnya. c. Mikrobiologi Polutan yang tergolong mikrobiologi meliputi berbagai macam bakteri, virus dan parasit lainnya. Misalnya berasal dari pabrik yang mengolah hasil ternak, rumah potong dan tempat pemerahan susu sapi. d. Radioaktif Beberapa radioaktif yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dapat pula menyebabkan pencemaran air. 3. Pertanian dan Perkebunan Polutan air dari pertanian ataupun perkebunan dapat berupa : a. Zat kimia, misalnya berasal dari penggunaan pupuk, pestisida (seperti DDT, Dieldrin, dll) b. Mikrobiologi, misalnya virus, bakteri, parasit yang berasal dari kotoran ternak dan cacing tambang di lokasi perkebunan c. Zat radioaktif
xx
BAB III METODE KEGIATAN KUNJUNGAN LAPANGAN 3.1 Lokasi dan Waktu Praktek Kunjungan Lapangan Kegiatan kunjungan lapangan dilakukan di NEWater Visitor Centre, Bedok– Singapura pada tanggal 8 September 2015. 3.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan Kunjungan Lapangan dilakukan dengan beberapa metode yaitu 1. Metode Media audio visual Metode media
audio visual ialah metode yang dilakukan dengan
menggunakan media perantara atau penggunaan materi dari penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Metode ini dilakukan dengan menyaksikan media audio visual berupa video bertema air. Di dalam video tersebut dijelaskan pentingnya air bagi kehidupan semua makhluk hidup. Diharapkan dengan memahami pentingnya kebutuhan air untuk semua makhluk hidup, maka manusia dapat melakukan upaya untuk menjaga sumber daya air, sehingga air dapat diolah menjadi air bersih digunakan dalam kebutuhan sehari-hari. 2. Partisipasi aktif
xxi
Partisipasi aktif dilakukan dengan beberapa kegiatan yaitu : a. Observasi Peserta kunjungan lapangan melaksanakan kegiatan observasi atau pengamatan langsung mengenai proses penyediaan air bersih melalui 4 (empat) sumber yaitu sumber air permukaan, air impor, NEWater dan air desalinasi melalui tampilan gambar dan permainan serta melakukan pengamatan peralatandanalurproses pengolahan air bersih di NEWater Visitor Centre
b. Diskusi Kegiatan diskusi dilakukan anatara peserta dengan narasumber dari NEWater Visitor Centre 3.3 TeknikPengolahan Data Data hasil kegiatan kunjungan lapangan NEWater Visitor Center berupa dokumentasi kegiatan kemudian dikumpulkan untuk dijadikan bahan pembuatan laporan yang disusun dalam bentuk narasi deskriptif.
xxii
BAB 4 HASIL KEGIATAN 4.1 NEWater NEWater merupakan salah satu sumber penyediaan air berkelanjutan bagi negara singapura. NEWater adalah air hasil dari proses pemurnian air limbah atau air yang telah digunakan dengan menggunakan teknologi membran. Air daur ulang ini mempunya tingkat kebersihan yang tinggi dan aman untuk diminum karena telah melalui 130.000 tes ilmiah dan memenuhi standar kualitas air minum berdasarkan the United States Environmental Protection Agency dan WHO. NEWater direncanakan dapat memenuhi kebutuhan air hingga 55% pada tahun 2060. Untuk mencapai tujuan ini maka Singapura melakukan perbaikan pada managament infrastuktur air limbah bekas pakai melalui Deep Tunel Sewerage System (DTSS) untuk menjamin seluruh air limbah bekas pakai dapat dikumpulkan untuk diolah sehingga dapat digunakan kembali. Tahapan pertama DTTS selesai pada tahun 2008, air limbah bekas pakai dari bagian utara dan timur singapura dikumpulkan
dan diangkut dengan sistem gravitasi melalui
saluran/terowongan buangan limbah yang akan dipusatkan di water reclamation plant Changi untuk diolah dan dimurnikan sehingga menjadi air bersih yang disebut NEWater. Tahapan kedua dari DTSS akan diperluas untuk mancakup wilayah bagian barat singapura dan dijadwalkan akan selesai pada tahun 2024. NEWater terutama digunakan untuk keperluan industri dan untuk tujuan air-con cooling pada water fabrication plant, kawasan industri dan bangunan komersial. NEWater lebih banyak digunakan pada water fabrication plant karena
xxiii
industri ini memerlukan air berkualitas tinggi dibandingkan untuk air minum. NEWater dialirkan ke industri melalui jaringan pipa, apabila musim kering maka NEWAter akan digabungkan kedalam reservoirs air baku dan kemudian diolah sebelum alirkan ke konsumen.
4.2 Sejarah NEWater NEWater merupakan salah satu sumber penyediaan air yang terdapat di Negara Singapura. Materplant penyediaan air nasional di negara Singapura disusun pada tahun 1972, kemudian pada tahun 1974, PUB (Public Utilities Board) Singapura membangun pilot plant dimana sebagai precursor pendirian NEWater Factory sebagai salah satu sumber penyediaan air minum dari air bekas pakai yang diberikan perlakuan. NEWater dalam proses penyediaan air
menggunakan
membran teknologi tinggi, tetapi karena keterbatasan biaya dan teknologi maka NEWater pada saat itu tidak dapat dilakukan. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kemampuan biaya maka pada tahun 1998 terbentuklah inisiatif pembentukan The Singapore Water Reclamation Study (NEWater Study) melalui kerjasama antara Public Utilities Board (PUB) dan Ministry of The Environment and Water Resources (MEWR). NEWater Factory yang pertama selesai dibangun pada bulan mei tahun 2000 di Bedok dan padatahun 2003 di Kranji.
Gambar 1 : Bedok NEWater Plant
xxiv
Gambar 2 : Kranji NEWater Plant
Gambar 3 : Ulu Pandan NEWater Plant
xxv
Gambar 4 : Changi NEWater Plant Pada saat ini terdapat 4 (empat) buah pabrik NEWater plant di Singapura yang mempunyai kapasitas produksi air yang berbeda yaitu di Bedok dengan kapasitas produksi mencapai 32 juta galon per hari atau 148.000 m3 per hari, Kranji dengan kapasitas produksi sebesar 17 juta galon perhari atau 77.000 m3 per hari, Ulu pandan dengan kapasitas produksi sebesar 18 juta galon perhari atau 82.000 m3 per hari dan Changi dengan kapasitas produksi sebesar 50 juta galon per hari atau 280.000 m3per hari. Dengan penambahan pembukaan dan penambahan perluasan pabrik yang ada, NEWater hingga sekarang memenuhi 30% dari total kebutuhan air di Singapura. 4.3 NEWater Visitor Center Newater Service Center (pusat Pelayanan NEWater) merupakan pusat pendidikan yang mempromosikan penyediaan sumber air yang berkelanjutan bagi Negara Singapura. NEWater Service Center beralamat dia 20 Koh Sek Lim Jalan Singapore 486593. NEWater Service Center memberikan pusat pelayanan wisata harian yang interaktif seperti lokakarya pendidikan untuk semua pengunjung dengan berbagai usia. NEWater service center ini menyediakan galeri tekhnologi membran, Reverse Osmosisdan Ultraviolet yang digunakan dalam proses pengolahan NEWater. NEWater mendapat penghargaan Best Sightseeing/Leisure /Educational Programme at the 20th Tourism Award pada tahun 2005 dan The IWA Marketing & Communication Award pada tahun 2006. 4.4 Penggunaan NEWater NEWater merupakan air berkualitas tinggi yang dihasilkan melalui 3 proses pengolahan dengan teknologi tinggi yaitu mikrofiltasi, Reverse Osmosis dan disinfektan menggunakan sinar Ultraviolet. NEWater mempunyai kualitas yang konsisten dan dapat dihandalkan sehingga NEWater dapat digunakan sebagai air minum dan air non minum. Penggunaan NEWater sebagai air non minum dimulai sejak tahun 2003 terutama untuk tujuan pendingin industri dan air-con cooling pada water fabrication plant, kawasan industri dan bangunan komersial. Penyediaan NEWater untuk keperluan non-domestik saat ini mencakup 30% dan kebutuhan tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 55% pada tahun 2060. NEWater juga dapat
xxvi
digunakan sebagai air minum yang sebelumnya telah dilakukan pencampuran dengan air waduk seperti yang dilakukan di negara-negara lain. Selain itu NEWater pada musim kering juga digunakan sebagai top up yang kemudian dicampur dengan air waduk untuk penyediaan sumber air singapura. 4.5 Teknologi NEWater NEWater adalah air reklamasi bermutu tinggi yang dihasilkan dari pengolahan dan pemurnian air limbah bekas pakai melalui teknologi membran sehingga menghasilkan air yang sangat bersih dan aman untuk diminum
Gambar 5 : Proses Pengolahan dan Teknologi NEWater Pengolahan dan Pemurnian air limbah bekas pakai sehingga menjadi NEWater melalui beberapa tahapan sebagai berikut : a. Tahap pertama (Mikrofiltrasi) Tahap pertama pada proses produksi NEWater disebut sebagai Mikrofiltrasi (MF). Pada tahapan ini air limbah bekas pakai dialirkan menuju membran untuk disaring dan menahan padatan yang tersuspensi, partikel koloid, bakteri penyebab penyakit, beberapa virus dan kista protozoa. Air hasil penyaringan membran tersebut berupa airyang hanya mengandung garam terlarut dan molekul organik.
xxvii
Gambar 6 : Alat Penyaring (Siemens MEMCOR Products S10 Membrane Modules) Produk Memcor banyak digunakan untuk produksi air minum, penggunaan kembali air, pengolahan air limbah, desalinasi pengolahan pertamadan air proses industri. Siemens MEMCOR Products S10 Membrane Modules dirancang untuk memungkinkan sistem pengolahan kapasitas besar dengan mengurangi bekas tanaman, bahan kimia dan konsumsi daya. Siemens MEMCOR Products S10 Membrane Modules memiliki kapasitas lebih dari 3,0 MGD (4750 m3 / hr) dan mampu menghapus 6 log dari giardia dan cryptosporidium. Teknologi lebih lanjut memberikan pengujian yang unik secara in-situ, integritas yang memvalidasi penyaringan hingga dua sepersepuluh darimikron.
xxviii
Gambar 7 : Alat Penyaring
Gambar 8 : Alat Penyaring (Microza UNA-620A) Microza UNA-620A buatan Asahi Kasei adalah khusus dan secara luas digunakan untuk produksi air minum, daur ulang air dan pengolahan awal desalinasi air laut. Berkat distribusi ukuran pori yang tajam dan ketahanan kimia yang kuat, UNA-620A menyediakan fluks tinggi, kualitas air yang handal dan umur panjang, sehingga track record yang besar di seluruhdunia. Mikrofiltrasi / ultrafiltrasi
adalah
efektif
dalam
menghilangkan
partikel,
bakteri,
cryptosporidium dan giardia. Mikrofiltrasi dan ultrafiltrasi keduanya efektif dalam mempersiapkan air umpan untuk reverse osmosis. Di dalam microfiltrasi terdapat jutaan helai serat melalui air pertama disaring dan diambil. Setiap kaset terdiri dari ratusan serat bergaris dan berongga. Untai tunggal serat seperti sedotan ditutup di salah satu ujung, dengan jutaan lubang-lubang kecil melalui tubuhnya.
xxix
Gambar 9 : Penyaringan Air Melalui Membran
Gambar 10 : Microfiltration System Proses dalam mikrofiltrasi/ ultrafiltrasi seperti partikel perangkap yang tidak lebih besar dari semut pada saringan halus. Dalam proses ini, diperlakukan air yang digunakan melewati membran untuk menyaring partikel yang lebih besar, termasuk padatan tersuspensi, partikelkoloid, bakteri dan beberapa virus. zat yang tidak diinginkan dipertahankan pada permukaan membran. Air disaring yang melewati membran bebas partikel, dan mengandung garam hanya terlarut dan molekul organik.
xxx
Gambar 11 : Alat Penyaring (zeeweed 500)
Zeeweed 500 adalah membran serat berongga dengan konfigurasi aliran air luar-dalam yang terendam. Membran yang terbuatdari FVDF, dan mereka memiliki ukuran pori nominal 0,04 mikron. Membran Zeeweed 500 ideal untuk mengolah semua jenis air, khususnya air dengan kualitas buruk. Serat membran diperkuat mencegah serat terbuka / pecah. Kimia membran dan struktur pori membantu untuk mengurangi pencemar potensial dan lebih dirancang untuk berfungsi pada tekanan rendah dan pada saat vakum digerakkan serta untuk mengurangi konsumsi energi. b. Tahap kedua (Reverse Osmosis (RO)) Tahap kedua proses produksi NEWater dikenal sebagai proses Reverse Osmosis (RO). Pada proses ini menggunakan membran semi permiabel yang mempunyai pori sangat kecil sehingga hanya mampu dilewati oleh molekul air. Bahan kontaminan seperti bakteria, virus, logam berat, nitrat, klorida, sulfat, disinfektan, hidrokarbon aromati, pestisida dan lain-lain tidak mampu melwati membran karena ukuran bahan kontaminan relatif lebih besar dibandingkan dengan ukuran membran tersebut. Pada tahap ini, air sudah tergolong dalam kualitas air kelas tinggi.
xxxi
Gambar 12 : Reverse Osmosis
Gambar 13 : Teknologi Reverse Osmosis (E Hydranautics Reverse Osmosis Membranes)
xxxii
Secara luas digunakan dalam aplikasi pengolahan air, E Hydranautics Reverse Osmosis Membranes memiliki produktivitas yang tinggi, hemat energi membran poliamida sekaligus berfungsi sebagai membran pencemar rendah, meminimalkan pencemar biologis dan pencemar koloid, sekaligus meningkatkan kemampuan untuk bersih. E Hydranautics Reverse Osmosis Membranes juga dirancang dengan luas permukaan aktif besar untuk memberikan fluks lebih tinggi. E Hydranautics Reverse Osmosis Membranes juga menawarkan penghematan biaya yang signifikan dan persyaratan tekanan operasi yang lebih rendah.
Gambar 14 : Teknologi Reverse Osmosis (GrahamTek 16-Inch RO Membrane) Elemen membran berdiameter besar spiral berbentuk gulungan, Graham Tek 16 - Inch RO Membrane terdiri dari dua desain unik yang telah dipatenkan: distributor aliran di depan elemen membran yang berkelompok dan memiliki dinamika aliran air balik, dan perangkat elektromagnetik dalam pembuluh tekanan untuk menghambat pencemar dan berubah ukuran serta dirancang untuk menciptakan kecepatan aliran melintang dengan kecepatan tinggi. GrahamTek 16 - Inch RO Membrane dapat menghasilkan tingkat fluks dua kali lipatdariversi lama Graham Tek 8 - Inch RO Membrane. Hal ini dapatdiartikan bahwa didalamnya kondisi hidrolik membaik, serta pengurangan yang signifikan terhadap persyaratan kimia, biaya peralatan dan biaya operasional.Graham Tek 16 - Inch RO Membrane saat ini sedang digunakan dalam perluasan area NEWater seluas 55.000 m3. c. Tahap Ketiga (Disinfeksi menggunakan Ultra Violet) Tahapan ketiga merupakan tahapan terakhir pada proses produksi NEWater atau tahapan pengamanan lanjut air RO. Pada tahapan ini air yang dihasilkan pada tahapan kedua (air RO) kemudian diberikan Ultraviolet sebagai disinfeksi untuk menjamin semua organisme tidak aktif dan menjaga kemurnian air yang dihasilkan.
xxxiii
Gambar 15 : cutaway model of hanovia (UV) disinfection Unit Lampu UV disimpan di tabung kuarsa untuk menjaga lampu dari kontak dengan air. Meskipun suhu pada tabung lampu adalah sekitar 8000C, tutup pelindung memastikan bahwa area kontak dengan air hanya pada 600C. Setiap tabung lampu memiliki mekanisme pembersihan yang mengaktifkan secara otomatis untuk menjaga sinar UV pada intensitas maksimum.
xxxiv
Gambar 16 : UV Unit Pada NEWater NEWater siap disalurkan melalui pipa untuk digunakan secara luas setelah adanya penambahan bahan kimia agar membentuk keseimbangan asambasa atau menyeimbangkan pH.
Teknologi RO yang digunakan untuk
memproduksi NEWatera dalah teknologi yang diakui dan mapan yang telah digunakan secara luas di banyak daerah atau megara maju lainnya. Pabrik NEWater memproduksi air minum dalam kemasan dan produksi air bersih untuk kegiatan industri.
Gambar 17 : Produk air minum NEWater dalam kemasan botol Pada tahap ini, sinar ultra violet digunakan untuk menon-aktifkan semua organisme. Hal itu dilakukan sebagai keamanan tambahan. Air yang diperoleh pada tahap ini sudah sangat bersih dan pada tahap inilah proses akhir dari pengolahan air bersih NEWater. Teknologi RO yang digunakan juga menjadi semakin populer sebagai salah satu teknologi yang digunakan dalam desalinasi air laut untuk konsumsi manusia. Hal ini juga digunakan untuk mendaur ulang
xxxv
air yang telah digunakan (air limbah) untuk persediaan air minum didalam pesawat ulang-alik dan Stasiun Luar Angkasa Internasional. 4.6 Kualitas air NEWater a. Air NEWater lebih bersih dari pada Air PUB(Kualitas Warna) Laboratorium NUS telah melakukan analisis yang sangat komprehnsif untuk menjamin kualitas air. Analisis ini diawasi
oleh panel ahli lokal dan
internasional. Sejauh ini 20.000 analisis telah dilakukan selama 2 tahun telah menetapkan bahwa NEWater lebih bersih dibandingkan dengan air PUB. Secara fisik NEWater sangat bersih dan bening. Air yang bersumber dari sungai dan waduk lebih berwarna karena banyak mengandung mineral dan bahan organik
Gambar 18 : Diagram Perbandingan Warna Air b. Air NEWater lebih bersih daripada Air PUB (Kualitas Kejernihan) Air yang bersumber dari sungai dan waduk lebih banyak mengandung partikel yang pekat. Partikel tersebut berasal dari dalam tanah yang dibawa oleh air hujan menuju sungai dan waduk sehingga air sungai dan waduk tidak terlalu jernih. NEWater di sisi lain jauh lebih jernih dibandingkan dengan air PUB.
Gambar 19 : Diagram Perbandingan Kejernihan
xxxvi
c. Air NEWater lebih bersih daripad Air PUB (Bahan Organik) Kandungan bahan organic pada NEWater kurang dari sepersepuluh dari air PUB. Sehingga penggunaan poduk NEWater lebih menarik bagi kalangan industri. Industri wafer fabrication plantpada awalnya menggunakan air PUB, tetapi mengharuskan mengurangi bahan organik yang terkandung pada air PUB agar dapat diterima pada tingkat operasi industri. Sehingga mulai tahun depan, industri wafer fabrication plant di Singapura akan menggunakan NEWater bukan air PUB karena NEWater lebih bersih dari pada air PUB, dan lebih cocok untuk operasi industri tersebut.
Gambar 20 : Diagram Perbandingan Bahan Organik d. Air NEWater lebih bersih daripada PUBAir (Jumlah Bakteri) Kualitas bakteri pada air merupakan faktor yang sangat penting untuk indikator air minum. Bakteri patogen yang berbahaya bagi kesehatan dan yang ditemukan pada kotoran hewan dan tanah. Hujan yang turun ketanah akan membawa bakteria menuju sungai dan waduk. Kualitas bakteri dari NEWater sebaik air PUB karena pada faktanya keberadaan bakteri dan virus tidak ditemukan sehingga NEWater memenuhi standar WHO.
xxxvii
Gambar 21 : Diagram Perbandingan Jumlah Bakteri Berikut merupakan table perbandingan kualitas air NEWater dan standar WHO : Tabel 4.1 Perbandingan Kualitas Air NEWater dengan Standar WHO Quality Chart Water Parameters
Quality
NEWater
A) Physical Turbidity (NTU) <5 Colour (Hazen units) <5 Conductivity (µS/cm) <250 pH Value 7.0 - 8.5 Total Dissolved Solids <150 (mg/L) Total Organic Carbon <0.5 (mg/L) Total Hardness (CaCO3) <50 (mg/L) B) Chemical (mg/l) Ammoniacal nitrogen (as <1.0 N) Chloride (Cl) <20 Fluoride (F) <0.5 Nitrate (NO3) <15 Silica (SiO2) <3 Sulphate (SO4) <5 Residual Chlorine (Cl, <2 Total) Total Trihalomethanes <0.08 (as mg/l) C) Metals (mg/l) Aluminium <0.1 Barium (Ba) <0.1 Boron (B) <0.5 Calcium (Ca) 4 – 20 Copper (Cu) <0.05 Iron (Fe) <0.04 Manganese (Mn) <0.05
xxxviii
USEPA
/WHO
Standards 5/5 15 / 15 Not Specified(- / -) 6.5-8.5 / 500 / 1000 -/Not available
- / 1.2 250 / 250 4 / 1.5 10 / 11 -/250 / 250 4/5 0.08 / -
0.05-0.2 / 0.2 2 / 0.7 - / 0.5 -/1.3 / 2 0.3 / 0.3 0.05 / 0.4
Sodium (Na) <20 Strontium (Sr) <0.1 Zinc (Zn) <0.1 D) Bacteriological Total Coliform Bacteria Not detectable (Counts/100 ml) Enterovirus Not detectable Heterotrophic Plate Count (CFU/ml, 35°C, 48 <300 h) Sumber: PUB, 2010
- / 200 -/5/3
Not detectable Not detectable <500 / -
4.7 Penghargaan yang diterima NEWater a. PenghargaanAward of Excellence (Tahun 2002)
Gambar 21 : Penerimaan Penghargaan Award of Excellence National Water Research Institute (NWRI) telah memberikan penghargaan Award ofExcellence kepada PUB atas proyek NEWater dan kontribusi PUB dalam teknologi mikrofiltasi. Penghargaan diberikan kepada PUB pada tanggal 04 Mei 2002 di Microfiltration III Conference held id Costa Mesa, California, Amerika Serikat. Konfrensi ini adalah kerjasama antara NWRI Montgomery, Watson Harza dan The city of San Diego. Singapura merupakan negara asia pasifik pertama yang menerima Penghargaan Award of Excellence. Penghargaan ini diberikan oleh NWRI kepada PUB karena telah menunjukkan keunggulan dalam pengunaan teknologi canggih untuk menunjang kualitas, kuantitas, keberlanjutan dan ketersediaan air. NWRI mengevaluasi 7 (tujuh) proyek yang berbeda diseluruh
xxxix
dunia dan NEWater salah satu penerima penghargaan tersebut. Penghargaan internasional kedua di Global Water Awards (Tahun 2008) NEWater Singapura sebagai sumber air reklamasi berkualitas tinggi memenangkan penghargaan di Global Water Award 2008, London. Penghargaan ini adalah penghargaan yang kedua diterima NEWater (PUB) setelah penghargaan Global Water Award pada tahun 2006 d Dubai. NEWater, diluncurkan oleh PUB tahun 2003 dan menang atas tiga pesain lainnya seperti Aragon Waste Water Treatment Plant, Channai Water Desalination Carbon Credit/VFD dan Dr Sabine Lattermann’s work. Penghargaan ini merupakan keberhasilan NEWater sebegai sumber air yang layak serta berkelanjutan. Global Water Intelligince mengemukakan bahwa Singapura merupakan pemimpin dunia dalam penerapan daur ulang air dengan strategi NEWater yang telah menicptakan template untuk lembaga penyediaan air untuk menggunakan air daur ulang sebagai air minum. b. Penghargaan dari Ahli Air (Tahun 2009) NEWater menerima Thumbs Up dari para ahli air yang telah melakukan panel audit eksternal di Singapura. Panel audit eksternal yang terdiri dari para ahli dari berbagai disiplin ilmu seperti teknik, kimia air, toksikologi dan mikrobiologi dilakukan 2 kali setahun untuk memberikan audit independent dan review dari sampling dan kualitas air yang meliputi NEWater, air desalinasi, air PUB dan air waduk. Panel juga mengaudit operasi dan pemeliharaan pabrik NEWater dan bangunan air, pelatihan staf dan hal-hal kompetensi serta proyek-proyek besarseperti marina barrage dan Punggol-Serangoon Reservoir. Penel audit ekstrenal memebrikan thumbs Up kepada NEWater karena mampu menjaga kualitas air yang secara standar telah memenuhi standar Kesehatan Lingkungan Masyarakat (EPH), Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (USEPA) serta standar air minum dari WHO dan secara konsisten menjadi sumber air yang aman serta berkelanjutan. BAB 5 PENUTUP 5.1 KESIMPULAN NEWater merupakan Sumber penyediaan air bersih berkelanjutan nasional di Singapura. Air daur ulang ini
berasal dari air limbah bekas pakai yang
dikumpulkan menggunakan sistem The Deep Tunnel Sewerage System (DDTS)
xl
yang dibangun dibawah tanah dan pengelolaannya dipusatkan di water treatment plant untuk menghasilkan air dengan kualitas tinggi dan aman untuk dikonsumsi. Tahun 1970 – 1974 (Pembuatan Master Plant dan Pilot Plant untuk penyediaan sumber air bersih di Singapura, tetapi karena keterbatasan teknologi dan biaya maka rencana ini tidak dapat untuk dilaksanakan). Pada tahun 2000 keadaan ekonomi singapura telah stabil NEWater Factory yang pertama dibangun di Bedok, pada tahun 2003 di Kranji NEWater Plant , Pada tahun 2004 di Seletar NEWater Plant , Pada tahun 2007 di Ulu Pandan NEWater Plant, Pada Tahun 2010 di Changi NEWater Plant. Penggunaan NEWater sebagai air non minum dimulai sejak tahun 2003 terutama untuk tujuan pendingin industri dan air-con cooling pada water fabrication plant, kawasan industri dan bangunan komersial. Penyediaan NEWater untuk keperluan non-domestik saat ini mencakup 30% dan kebutuhan tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 55% pada tahun 2060. NEWater juga dapat digunakan sebagai air minum yang sebelumnya telah dilakukan pencampuran dengan air waduk seperti yang dilakukan di negara-negara lain.
Tahapan Proses Pengolahan NEWater : 1. Microfiltration/Ultrafiltration 2. Reverse Osmosis 3. Ultraviolet Disinfection
Kualitas air NEWater 1. Air NEWater lebih bersih dari pada Air PUB(Kualitas Warna) 2. Air NEWater lebih bersih daripada Air PUB (Kualitas Kejernihan) 3. Air NEWater lebih bersih daripad Air PUB (Bahan Organik) 4. Air NEWater lebih bersih daripada PUBAir (Jumlah Bakteri)
Penghargaan yang diterima NEWater 1. Penghargaan Award of Excellence (Tahun 2002) atas proyek NEWater dan kontribusi PUB dalam teknologi mikrofiltasi. 2. penghargaan Global Water Award pada tahun 2006 d Dubai. Penghargaan ini merupakan keberhasilan NEWater sebegai sumber air yang layak serta berkelanjutan.
xli
3. Penghargaan internasional kedua di Global Water Awards (Tahun 2008) > Environmental Contribution of the Year” di Water Global Awards 2008. mengakui kemampuan dalam industri air dengan cara kemampuan pengolahan air limbah yang baik bagi lingkungan 4. Penghargaan dari Ahli Air (Tahun 2009) Putusan Panel Audit eksternal ini memberikan penghargaan karena NEWater secara konsisten memproduksi air berkualitas tinggi dan melebihi standar air minum oleh Kesehatan Lingkungan Masyarakat atau Environmental Public Health (EPH) dan Amerika Serikat Environmental Protection Agency (USEPA) serta standar air minum yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organisation (WHO)
xlii
DAFTAR PUSTAKA Mahasiswa Magister Manajemen Kesehatan Lingkungan. 2013. Laporan Hasil Praktek Kunjungan Lapangan Proses Pengolahan Air Daur Ulang (Newater) di Singapura. FKM Universitas Airlangga. Kumalasari dan Satoto. 2011. Teknis Praktis Mengolah Air Kotor. Lascar Aksara : Jakarta. Mukono. 2011. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Airlangga University Press: Surabaya. Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat. Ilmu dan Seni. Edisi Revisi. Rineka cipta : Jakarta PUB. http://www.pub.gov.sg/water/newater/newatertech/Pages/default.aspx Singapore Statistic". Singapore Statistic. Diakses 30 September 2015
xliii