1585 'UMU LAPORAN AKHIR PENELITIAN
Rekayasa Struktur Indola Sebagai
Anti-!Jfycobacteriu1n tuberculosis Baru
[Antimycobacterial Activities of Indole Derivatives]
Nama Penyusun Laporan: 1.
Arif Fadlan, S.Si., M.Si.
2.
Lanny Hartanti, S.Si., M.Si.
3. Wahyu Hidayatiningsih, S.Si., M.Kes.
lnstitut Teknologi Scpuluh Nopember
Kampus ITS Sulwlilo Surabaya 60111
2012
LAPORAN AKHIR PENELITIAN
Rekayasa Struktur lndola Sebagai Anti-Mycobacterium tuberculosis Baru [Antimycobacterial Activities of Indole Derivatives]
L----- --
Nama Penyusun Laporan: 1.
Arif Fadlan, S.Si., M.Si.
2. Lanny Hartanti, S.Si., M.Si. 3. Wahyu Hidayatiningsih, S.Si., M.Kes.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111
2012
lAPORAN AKHIR RISBIN IPTEKDOK 2011
Kata Pengantar bismillahirrahmaanirrahiim Puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya dengan rahmat dan ridho-Nya laporan akhir pelaksanaan penelitian Risbin lptekdok tahun anggaran
2011
yang be�udul: "Rekayasa Struktur lndola Sebagai Anti
Myc obac terium tuberculosis Baru" dapat terselesaikan.
Pada kesempatan ini ucapan terima kasih yang sebesar-besamya disampaikan kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang telah memberikan dana penelitian, Jurusan Kimia FMIPA ITS atas kesempatan dan fasilitas selama penelitian, dan lnstitut of Tropical Disease Universitas Airlangga Surabaya. Demikian prakata yang dapat diberikan, semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang besar.
Surabaya, Februari 2012
..
Laporan Akhir Risbin /ptekdok 2011 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Rl
2
LAPORAN AKHIR RISBIN IPTEKDOK 2011
Ringkasan Eksekutif Oksindola dan turunannya (7a,b,c,d,e) telah berhasil disintesis. Oksilidola (7a) diperoleh dengan rendemen 88 % dari reaksi antara indola (2) dengan isatin, sedangkan oksindola (7b) diperoleh dari reaksi antara N-metilindola dengan isatin dengan rendemen 86 %. Reaksi antara indola (2) dengan 5-fluoroisatin menghasilkan oksindola (7c) dengan rendemen 92 %, sementara reaksi antara N-metilindola dengan
5-
fluoroisatin menghasilkan oksindola (7d) dengan rendemen 92 %, dan oksindola (7e) dihasilkan dari reaksi antara N-metilindola dengan 5-nitroisatin dengan rendemen 99 %. Struktur oksindola dan turunannya (7a,b,c,d,e) ditetapkan dengan spektrometer NMR dan massa. Oksindola dan turunannya (7a,b,c,d,e) menunjukkan aktivitas
anti-Mycobacterium tuberculosis
dengan nilai konsentrasi hambat minimal (MIC)
sebesar 500 �g/ml.
Laporan Akhir Risbin /ptekdok 2011 Badan Pene/iit an dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Rl
3
LAPORAN AKHIR RISBIN IPTEKDOK 2011
Abstrak Tuberkulosis (TBC), penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, merupakan penyebab kematian nomor tiga di Indonesia, negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia, setelah penyakit kardiovaskular dan penyakit saluran pemafasan, dan penyebab kematian nomor satu pada golongan penyakit infeksi/menular. First-line anti-TBC telah bertahun-tahun dimanfaatkan sebagai anti TBC, tetapi sebagian penderita telah menunjukkan resistensi terhadap first-line anti TBC ini. Second-line anti-TBC telah diluncurkan; tetapi kurang efektif, terlalu toksik, serta menunjukkan efek samping yang serius. Senyawa-senyawa heterosiklik dengan cincin indola pada strukturnya menunjukkan aktivitas in vitro yang baik melawan M. tuberculosis. 3,3'-Bis(indol-3-il)oksindola antibiotika terhadap E.
(1) menunjukkan aktivitas
Coli, Bacillus subtilis, dan Staphylococcus aureus, dan mempunyai aktivitas
antikanker. Penelitian pendahuluan yang dilakukan menunjukkan senyawa baru turunan indola
(6)
diketahui aktif sebagai anti-Mycobacterium tuberculosis H37Rv. Sebagai rangkaian dari penelitian tersebut, penelitian yang telah dilaksanakan bermaksud mensintesis 3 turunan indola
(7a-e)
dalam upaya
mengoptimasi bioaktivitas turunan indola sebagai anti-Mycobacterium tuberculosis. Oksindola dan turunannya nitro-isatin dengan indola
(2)
(7a,-e)
disintesis dengan mereaksikan antara isatin atau 5-fluoro-/5-
atau N-metilindola dalam pelarut air atau metanol dengan menggunakan
katalis asam. Struktur oksindola dan turunannya
(7a,b,c,d,e)
ditetapkan dengan spektrometer NMR dan
massa. Pengujian aktivitas anti-M. tuberculosis dilakukan dengan uji kepekaan obat (drug sensitivity test, DST) menggunakan media konvensional Lowenstein-Jeensen (LJ) dan tabung indikator pertumbuhan mikobakteri, mycobacteria growth indicator tube (MGIT) dengan menggunakan alat pembaca BACTEC MicroMGIT. Oksindola
(7a-e) berturut-turut
diperoleh dengan rendemen
NMR dan massa menetapkan struktur oksindola dan turunannya
(7a,b,c,d,e)
88, 86,
92, 92, dan 99
(7a,b,c,d,e).
%.
Spektrum
Oksindola dan turunannya
menunjukkan aktivitas anti-Mycobacterium tuberculosis dengan nilai konsentrasi hambat
minimal (MIG) sebesar 500 �g/ml.
Laporan Akhir Risbin lptekdok 2011 Badan Penelii t an dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Rl
4
LAPORAN AKHIR RISBIN IPTEKDOK 2011
DaftarAnggota Tim Peneliti 1. Peneliti Utama
Nama
: Arif Fadlan
Gelar
:S.Si., M.Si.
Tempat Lahir
: Lamongan
Tanggal Lahir
: 09 Agustus 1981
Kelamin
: Laki-laki
Jabatan
: Dosen
Bagian/Divisi
: Jurusan Kimia FMIPA
lnstitusi Asal
: lnstitut Teknologi Sepuluh Nopember
Alamat
: Jurusan Kimia FMIPA Kampus ITS Sukolilo Surabaya 601 1 1
Telepon/Faksimie
: 031-5943353/031-5928314
Alamatemail
:
[email protected]
Telepon Rumah Telepon Genggam
: 0815 5325 8424
Kualifikasi Akademik : Tahun
lnstitusi
Gelar
2001
lnstitut Teknologi Sepuluh Nopember
S.Si
2006
lnstitut Teknologi Sepuluh Nopember
M.Si.
2. Peneliti 1 •
Nama
: Lanny Hartanti
Gelar
: S.Si., M.Si.
Tempat Lahir
: Surabaya
Tanggal Lahir
: 22 Juni 1974
Kelamin
: Perempuan
Jabatan
: Dosen
Bagian/Divisi
: Fakultas Farmasi
5
Laporan Akhir Risbin lptekdok 2011 &dan Penelitian dan Peng·embangan Kesahatan Kemankes Rl
-.-
---
�
_. pw H M ·
lnstitusi Asal
: Unika Widya Mandala
Alamat
: Fakultas Farmasi Unika Widya Mandala Surabaya,
Telepon/Faksimie
: 031 -5678478/031-
Aiamat email
:
[email protected]
Jl.
Dinoyo 42-44 Surabaya
Telepon Rumah Telepon Genggam
: 081 7397 819
Kualifikasi Akademik :
3.
Tahun
lnstitusi
Gelar
1996
Universitas Brawijaya
S.Si
2000
Universitas Brawijaya
M.Si.
Peneliti 2 Nama
: Wahyu Hidayatiningsih
Ge!ar
: S.Si., M.Kes.
Tempat Lahir .
: Surabaya
Tanggal Lahir
: 28 Februari 1975
Kelamin
: Perempuan
Jabatan
: Peneliti
Bagian/Divisi
: lnstitut of Tropical Disease
lnstitusi Asal
: Universitas Airlangga
Alamat
: Jurusan Kimia FMIPA Kampus C Unair Mulyorejo Surabaya 60115
Telepon/Faksimie
: 031 -5992445/031 -5992445
Alamat email
:
[email protected]
Telepon Rumah
: 031-376 9562
Telepon Genggam
: 0856 3190 303
Kualifikasi Akademik: Tahun
lnstitusi
Gelar
2006
Universitas Airlangga
S.Si
2008
Universitas Airlangga
M.Kes.
Laporan Akhir Risbin lptekdok 2011 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Rl
6
LAPORAN AKHIR RISBIN IPTEKDOK 2011
Daftar lsi HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR
2
RINGKASAN EKSEKUTIF
3
ABSTRAK
4
DAFTARANGGOTA TIM PENELITI
5
DAFTAR ISI
7
DAFTAR GAMBAR
9
BAB l PENDAHULUAN
10
BAB II TUJUAN DAN MAN FAAT
12
BAB Ill METODE 111.1 Peralatan dan Bahan 111.1.1 Peralatan
13
111.1.2 Bahan
13
111.2 Prosedur Penelitian 111.2.1 Sintesis N-Metilindola
14
111.2.2 Sintesis 3,3'-Bis{indola-3-il}oksindola (7a)
14
111.2.3 Sintesis 3,3'-Bis(N-metilindola-3-il}oksindola (7b)
14
111.2.4 Sintesis 3,3'-Bis{indola-3-il}-5-fluorooksindola (7c)
15
111.2.5 Sintesis 3,3'-Bis{N-metilindola-3-il}-5-fluorooksindola (7d)
15
111.2.6 Sintesis 3,3'-Bis{N-metilindola-3-il)-5-nitrooksindola (7e)
15
111.2.7 Uji bioaktivitas oksindola dan turunannya (7a,b,c,d,e) terhadap
16
M. tuberculosis
BAB IV HASIL IV.1 Sintesis 3,3'-Bis{indola-3-il}oksindola (7a)
laporan Akhir Risbin lptekdok 2011 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes R/
18
7
IV.2 Sintesis 3,3' -Bis(N-metilindola-3-il)oksindola (7b)
19
IV.3 Sintesis 3,3'-Bis(indola-3-il)-5-fluorooksindola (7c)
20
IV.4 Sintesis 3,3'-Bis(N-metilindola-3-il)-5-fluorooksindola (7d)
23
IV.5 Sintesis 3,3'-Bis(N-metilindola-3-il)-5-nitrooksindola (7e)
24
IV.6 Uji bioaktivitas oksindola dan turunannya (7a,b,c,d,e) terhadap
26
M. tuberculosis
BAB V PEMBAHASAN V.1 Sintesis 3,3'-Bis(indola-3-il)oksindola (7a)
28
V.2 Sintesis 3,3'-Bis(N-metilindola-3-il)oksindola (7b)
28
V.3 Sintesis 3,3'-Bis(indola-3-il)-5-fluorooksindola (7c)
29
V.4 Sintesis 3,3'-Bis(N-metilindola-3-il)-5-fluorooksindola (7d)
29
V.5 Sintesis 3,3'-Bis(N-metilindola-3-il)-5-nitrooksindola (7e)
30
V.6 Uji bioaktivitas oksindola dan turunannya (7a,b,c,d,e) terhadap
30
M. tuberculosis
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Vl.1 Kesimpulan
31
Vl.2 Saran
31
UCAPAN TERIMA KASIH
32
OAFTAR PUSTAKA
33
LEMBAR PENGESAHAN
36
LAMPIRAN SK PENELITIAN
37
Laporan Akhir Risbin Jptekdok 201 1 Badan Pene/itian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Rl
8
LAPORAN AKHIR RISBIN IPTEKDOK 2011
Daftar Gambar Gambar4.1
Spektrum massa 3,3'�bis(indol�3-il)oksindola (7a)
18
Gambar4. 2
Spektrum 1 H�NMR 3,3'�bis(indol�3�il)oksindola (7a)
19
Gambar4.3
Spektrum 1H�NMR 3,3'-bis(1-metilindol-3-il)oksindola (7b)
20
Gambar4.4
Spektrum massa 3,3'-bis(1-metilindol-3-il)oksindola (7b)
20
Gambar4.5
Spektrum 1H-NMR 3,3'-bis(indol-3-il)-5-fluorooksindola (7c)
21
Gambar4.6
Spektrum 13C-NMR 3,3'-bis(indol-3-il)-5-fluorooksindola (7c)
22
Gambar4.7
Spektrum massa 3,3'-bis(1-metilindol-3-il)-5-fluorooksindola (7d)
23
Gambar4.8
Spektrum 1 H�NMR 3,3' -bis(1-metilindol-3-il) -5-fluorooksindola (7d)
24
Gambar4.9
Spektrum 1H-NMR 3,3'-Bis(N-metilindol-3-il)-5-nitrooksindola (7e)
24
Gambar4.10
Spektrum Massa 3,3'-Bis(N-metilindol-3-il)-5-nitrooksindola (7e)
25
Gambar4.11
Hasil Uji oksindola dan turunannya (7a,b,c,d,e) pada konsentrasi 200
26
�g/ml terhadap M.tuberculos is H37Rv dengan Media MGIT
,-_
v•
Laporan Akhir Risbin lptekdok 2011 &dan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Rl
9
lAPORAN AKHIR RISBIN IPTEKDOK 2011
BA BI PENDAHULUAN Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2005 memperkirakan terdapat 8,8 juta penderita TBC dan 1,6 diantaranya mengalami kematian. TBC merupakan penyebab kematian nomor tiga di Indonesia setelah penyakit kardiovaskular dan penyakit saluran pemafasan, dan penyebab kematian nomor satu pada golongan penyakit infeksi/menular. Indonesia sendiri merupakan negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia dengan angka kematian satu orang tiap lima menit. Pada tahun 2004, tercatat 2 1 1 .753 kasus baru TBC di Indonesia dan diperkirakan sekitar 300 kematian te�adi setiap hari akibat TBC. Kasus baru TBC di Indonesia bertambah seperempat juta per tahun (Castagnola
et a/.,
2008;
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002; Nikmawati et at., 2006). Rifampicin (RIF), isoniazid (INH), ethambutol (EMB), streptomicin, pirazinamida (PZA) telah bertahun-tahun dimanfaatkan sebagai anti TBC, tetapi sebagian penderita telah menunjukkan resistensi rerhadap
first-line
anti TBC ini. Second-line anti TBC berupa etionamida, para amino salisilat (PAS),
sikloserina, amikacin, kanamicin dan kapreomicin telah diluncurkan, tetapi kurang efektif, terlalu toksik, serta menunjukkan efek samping yang serius (Rivers dan Manchera, 2008; Sriram eta!., 2009). Akibatnya senyawa-senyawa anti TBC baru yang lebih baik sangat dibutuhkan. Manadomanzamina A
(1a) dan B (1b) yang diisolasi dari span
Acanthostrongy/ophora
dengan
cincin indola (2) pada strukturnya menunjukkan aktivitas in vitro yang baik melawan Mycobacterium tuberculosis dengan nilai konsentrasi penghambatan minimum (MIC) masing-masing 1,9 dan 1,5 �g/ mL (Allin
et
at., 2007). 2-Aril-3,4-dihidro-2H-tieno[3,2-b]indola (3) dengan cincin indola (2) pada struktumya
dilaporkan Karthikeyan et a/. (2009) menunjukkan aktivitas in vitro terhadap M. tuberculosis dengan MIC 0,4 �g/ mL yang lebih tinggi daripada isoniazid dengan MIC 0,04 �g/ ml dan lebih rendah daripada pirazinamida dengan MIC 6,25 �g/ ml.
Laporan Akhir Risbin /ptekdok 2011 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Rl
10
� 8 y Ar �/ x� )-1 �N HN (2)
H
R' N' NH N-{ 0 (S) a R = 4-N02Ph b R= Ph
(3)
�
R2
b:-{�'J� N s ('-tn-N NH �1
a RR=H =Me
H
'>-===( v
(4) b
S
Triazinoindola-benzimidazolon (4) dan triflorometoksi-1 H-indola-2,3-dion 3-tiosemikar-bazon (5) yang juga memiliki cincin indola (2) pada strukturnya menunjukkan aktivitas terhadap tuberculosis.
Mycobacterium
Senyawa (4a) dengan gugus metil terikat nitrogen unit indola mempunyai ICso sebesar 0,5
JJg/mL yang lebih rendah dibanding dengan senyawa (4b) dengan ICso 3,3 �g/ml (Sivendran et a/., 2010). Senyawa (5a) dengan substituent gugus nitro mempunyai ICso sebesar 3,77 �g/ml yang lebih rendah dibanding dengan senyawa (5b) tanpa gugus nitro dengan ICso 14,21 �g/ml (Guzel et al., 2008). Canpolat dan Kaya (2005}, Mendonca (2005), dan Cerchiaro dan Ferreira (2006) mendapatkan bahwa aktivitas antimikroba semakin tinggi dan luas dengan adanya halogen pada cincin indola. Turunan-turunan indola tersebut di atas dengan struktur yang bervariatif telah menunjukkan bioaktivitas terhadap tuberculosis
Mycobacterium
sehingga memberikan inspirasi untuk mensintesis turunan-turunan indola yang sangat
dimungkinkan aktif terhadap
Mycobacterium
tuberculosis Penelitian pendahuluan yang dilakukan .
menunjukkan senyawa baru tunman indola (6) diketahui aktif sebagai anti
Mycobacterium tuberculosis
H37Rv (Setyowati, 201 0). Sebagai rangkaian dari penelitian tersebut di atas, maka penelitian yang diusulkan bermaksud mensintesis 3 tunman indola (1a·e) dalam upaya mengoptimasi bioaktivitas turunan indola sebagai anti-Mycoba cterium tuberculosis.
aX=H bX=H
X cX=F dX=F
R=H R=Me R=H
R=Me eX= N02 R =Me
Laporan Akhir Risbin lptekdok 2011 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Rl
11
LAPORAN AKHIR RISBIN IPTEKDOK 2011
BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIA N Penelitian ini sangat penting untuk pengembangan ilmu pengetahua·n dan teknologi, khususnya
sebagai upaya untuk mendapatkan kelompok senyawa baru dengan kerangka struktur indola sebagai anti Mycobacterium
tuberculosis.
Penelitian bermaksud mensintesis oksindola dan turunannya (7a·e) untuk
mengungkap pengaruh unit oksindola, atom fluorin dan gugus nitro pada posisi C-5 unit oksindola, dan gugus metil pada posisi N-oksindola terhadap aktivitas anti-M. tuberculosis.
l.B{XJran Akhir Risbin /ptekdok 2011 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Rl
12
LAPORAN AKHIR RISBIN IPTEKDOK 201 1
BA B Ill METOD E Penelitian yang dilaksanakan mencakup tiga hal yaitu sintesis oksinaola dan turunannya (7a·e), karakterisasi struktur dan sifat fisik&-kimia hasil sintesis, dan uji aktivitas anti Mycobacterium -
tuberculosis
terhadap hasil sintesis. Oksindola dan turunannya berupa 3,3'-bis(indol-3-il)oksindola (7a), 3,3'-bis(N metilindola-3-il)oksindola (7b), 3,3'-bis(indol-3-il)-5-fluoro-oksindola (7c), 3,3'-bis(N-metilindola-3-il)-5fluorooksindola (7d), dan 3,3'-bis(N-metilindola-3-il)-5-nitrooksindola (7e) telah berhasil disintesis dan dikarakterisasi dengan spektroskopi 1H NMR dan spektroskopi massa. m.1.
Peralatan dan Bahan
W. 1.1 Peralatan Peralatan yang digunakan adalah hotplate stirrer Thermoline Cimarec, magnetic stirrer bar, evaporator
BOchi Rotavapor R-114,
rotary evaporator
rotary
Eyela N-1 001, neraca analitis Sartorius CP 2248,
termometer, gelas ukur, labu tentukur, beaker glass, corong pisah, corong, corong Buchner, portable pump GAST, kertas saring, erlenmeyer, pipet mikro, pipet tetes, pipet volum, pipet ukur, labu alas bulat. kaca arioji, spatula, pinset,
bent,
kondenser, statif, klem, bejana pengembang untuk kromatografi lapis tipis
(KLT), plat KLT aluminium silika gel 60 GF254, kertas saring Whatman No. 41, vortex mixer, inkubator, pipet steril Falcon 7522, tabung steril (diameter 16,5 mm, tinggi 128 mm), pipet transfer steril Falcon 7575, melting point apparatus
Fisher-Johns, lampu UV (A
=
254 dan 365 nm), spektrometer FT-NMR JNM
ECA300 500 MHz, spektrometer massa Bruker HCT (ESI-Ion Trap}, dan kromatografi gas Agilent 6890 series Plus dengan Agilent 5973 N Mass Selective Detector,
BACTEC MicroMGIT.
m.1.2 Bahan ..
Bahan-bahan yang digunakan adalah indola (Merck, 1 .2145980), isatin (Aldrich, 114618), metanol (Merck 1 .06009}, dimetil sulfoksida anhidrat (Merck 8.02912), magnesium sulfat anhidrat (Merck 1.06067), asam sulfat (Merck 1.0073), dimeti.lsulfat (Merck, 8.0307 1), etil asetat (Merck 1.09623), n-heksana (Merck 1.04367), diklorometana (Merck, 1.06050}, aquabides steril, silikagel (Merck 1 .07733), silikagel (Merck 1.07730), silika gel pengering, akuades,
Mycobacterium tuberculosis
H31Rv strain ATCC 27294,
desinfektan tuberkolosidal, BBL Middlebrook 7H9 Broth, MGIT OADC, media Lowenstein-Jeensen (LJ), dan media mycobacteria growth indicator tube (MGIT).
..aporan Akhir Risbin Jptekdok 2011 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Rl
13
a2.
Prosedur Penelitlan
a2.1
Sintesls N·Metilindola Sintesis N-Metilindola dilakukan dengan mengadaptasi prosedur sintesis N-metilpirola yang
�ukan oleh Rondriguez (1 989). Larutan natrium hidroksida (0,16 gram; · 4,00 mmol) dalam 10 ml c!metilsulfoksida ditambahkan pada larutan indola {0, 12 gram; 1,02 mmol) dalam 10 ml dimetilsulfoksida. �puran selanjutnya diaduk selama 60 menit, dan ditambahkan dimetil sulfat {0,38 ml; 4,00 mmol). Campuran reaksi yang berjalan diaduk lebih lanjut dan kemudian dimonitor dengan KLT. Setelah reaksi beljalan tuntas, hasil reaksi ditambah 100 ml akuades dan diekstrak dengan diklorometana (5x20 ml). Ekstrak kemudian dikeringkan dengan magnesium sulfat anhidrat, diuapkan dengan rotary evaporator sehingga diperoleh N-metilindola yang selanjutnya diuji kemumiannya dengan kromatografi lapis tipis {KLD. ditimbang, dan diidentifikasi dengan spektroskopi NMR.
11.2.2 Sintesis 3,3'-Bis(indola-3-il)oksindola (7a) Sintesis oksindola (7a) dilakukan dengan mengadaptasi prosedur sintesis 3,3'-bis(indol-3-il)-5kk:>rooksindola yang dilaporkan Santoso et a/ (2007). Indo! a (0, 1 0 gram; 0,85 mmol) dan isatin (0,063 gram; 43 mmol} masing-masing dilarutkan dalam 30 mililiter air pada suhu 45 oc. Kedua larutan dimasukkan 3alam labu alas bulat, ditambah setetes asam sulfat pekat, dan diaduk pada suhu 45 oc selama 120 menit. -lasil reaksi kemudian didinginkan sehingga mencapai suhu kamar, dan ditambahkan air ding in sebanyak 100 mililiter. Endapan yang terbentuk kemudian disaring, dicuci dengan air dingin, dikeringkan dalam oesikator dan ditimbang. Hasil sintesis selanjutnya diuji kemumiannya dengan kromatografi lapis tipis ii
dipanaskan dalam penangas minyak bertemperatur 58-64 oc selama 120 menit. Campuran
selanjutnya didinginkan pada temperatur kamar, lalu didinginkan dalam penangas es. Endapan putih yang !efbentuk kemudian disaring dengan kertas saring, dicuci dengan air dingin, dan dikeringkan dalam desikator. Hasil sintesis selanjutnya ditimbang, diukur titik leleh dan diidentifikasi dengan spektroskopi 1H NMR dan massa.
Laporan Ak.hir Risbin Jptekdok 2011 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Rl
14
a2.4 Sintesis 3,3'·Bis(indola·3-il)-5·fluorooksindola (7c) Sintesis oksindola (7c) dilakukan dengan mengadaptasi prosedur sintesis 3,3'-bis(indol-3l)>ksindola (7a). lndola (0,081 gram; 0,69 mmol) dan 5-flouroisatin (0,057 gram; 0,35 mmol) masing masing dilarutkan dalam 30 mililiter dan 50 mililiter air pada suhu 45 °C. Kedua larutan dimasukkan dalam labu alas bulat, ditambahkan setetes katalis asam sulfat pekat dan diaduk lebih lanjut pada suhu 45 oc selama 120 menit. Hasil reaksi kemudian didinginkan sehingga mencapai suhu kamar, dan ditambahkan atr dingin sebanyak 100 mililiter. Endapan yang terbentuk kemudian disaring, dicuci dengan air dingin, �keringkan
dalam desikator dan ditimbang. Hasil sintesis selanjutnya diuji kemurniannya dengan
kromatografi lapis tipis (KLT), diukur titik lelehnya, diidentifikasi dengan spektroskopi 1 H-NMR dan 13CMR. 11.2.5 Sintesis 3,3'·Bis(N·metilindola·3·il)·5-fluorooksindola (7d) Sintesis oksindola (7d) dilakukan dengan mengadaptasi prosedur sintesis 3,3'-bis(indol-3l):lksindola (7a). N-Metilindola (0, 14 ml; 1,14 mmol) dilarutkan dalam 150 mililiter metanol: air (1 :2) pada suhu 45 oc. 5-Fiouroisatin (0,094 gram; 0,57 mmol) dilarutkan dalam 50 mi!iliter air pada suhu 45 oc. Kedua larutan di�asukkan dalam labu alas bulat, ditambahkan setetes katalis asam sulfat pekat dan d'iaduk pada suhu 45 oc selama 120 menit. Hasil reaksi kemudian didinginkan sehingga mencapai suhu kamar, dan ditambahkan air dingin sebanyak 100 mililiter. Endapan yang terbentuk kemudian disaring, :::1cuci dengan air dingin, dikeringkan dalam desikator dan ditimbang. Hasil sintesis selanjutnya diuji kemurniannya dengan kromatografi lapis tipis (KLT), diukur titik lelehnya, diidentifikasi dengan spektroskopi 1H-NMR, dan massa. 18.2.6
Sintesis 3,3'·Bis(N·metilindola·3·il)-5-nitrooksindola (7e) Sintesis oksindola dilakukan dengan mengadaptasi prosedur sintesis 3-(1H-indol-3-il)-3,3'
..
biindolin-2-on yang dilaporkan Santoso et al. (2007). N-metilindola (0,39 gram; 2,97 mmol) dan 5nitroisatin (0,29 gram; 1 ,51 mmol) dalam 10 mililiter metanol. Hasi! sintesis selanjutnya diuji kemurniannya dengan kromatografi lapis tipis (KLT), diukur titik lelehnya dan diidentifikasi dengan spektroskopi 1 H-NMR dan massa.
l.eporan Akhir Risbin lptekdok 2011 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Rl
a
15
R2.7 Uji Bioaktivitas oksindola dan turunannya (7a,b,c,d,e) terhadap M. tuberculosis Pengujian aktivitas anti-M. JST)
tuberculosis
dilakukan dengan uji kepekaan obat (drug
sensitivity test,
menggunakan media konvensional Lowenstein-Jeensen (LJ) dan tabung indikator pertumbuhan
-:ik:obakteri,
mycobacteria growth indicator tube
(MGIT) dengan menggunal'
roMGIT. M. tuberculosis H37Rv disiapkan dengan mengambil koloni bakteri yang terdapat pada media :adat. Koloni bakteri selanjutnya dimasukkan ke dalam tabung steril (diameter 16,5 mm, tinggi 128 mm) J009 berisi 5 ml BBL Middlebrook 7H9 Broth dan 8-10 glass beads dengan kekeruhan suspensi 1
' Farland atau setara dengan 1Q8 CFU/ml. Suspensi divortex selama 2-3 manit untuk memecahkan .mk>ni yang besar, selanjutnya didiamkan selama 20 menit sehingga diperoleh cairan supernatan. Cairan 3Upernatan selanjutnya diambil sebanyak 0,5 mL (hindari berpindahnya endapan) dan dimasukkan ke .:.alam tabung steril (diameter 16,5 mm, tinggi 128 mm) yang berisi 4,5 ml BBL Middlebrook 7H9 Broth 'I
sehingga diperoleh kekeruhan suspensi sebesar 107 CFU/ml. Pengenceran dilakukan lagi sampai dperoleh kekeruhan suspensi sebesar 0,5.1 06 CFU/ml. Senyawa uji oksindola dan turunannya (1a,b,c,d,e) disiapkan dengan konsentrasi masing-masing 1 000, 500, 200, 100, 50, 25, 12,5 IJQ/ml dalam r:elarut DMSO 20 % (dalam aquabidest steril). Uji dengqn media MGIT diawali dengan memberi label pada setiap tabung MGIT yang telah berisi ..;. ml BBL Middlebrook 7H9 Broth, tabung pertama MGIT kontrol positif, tabung kedua MGIT kontrol ::egatif, tabung ketiga MGIT 1 000, tabung keempat MGIT 500, tabung kelima MGIT 200, tabung keenam GIT 100, dan tabung ketujuh MGIT 50, tabung kedelapan MGIT 25, tabung kesembilan MGIT 12,5. Selanjutnya pada masing-masing tabung ditambahkan 0,5 ml MGIT OADC secara aseptik. Suspensi M. ruberculosis
sebanyak 100 I JL dipipet secara aseptik dan dimasukkan ke dalam tabung MGIT kontrol
positif, sementara 100 I JL senyawa uji dengan konsentrasi 200 IJQ/ml dimasukkan pada tabung MGIT kontrol negatif. Selanjutnya senyawa uji dengan konsentrasi berturut-turut 1000, 500, 200, 100, 50, 25, 2,5 I Jg/mL dimasukkan kedalam tabung yang sesuai sebanyak 100 !Jl. Suspensi bakteri dengan kekeruhan 0,5.106 CFU/mL sebanyak 0,5 mL dimasukkan ke dalam setiap tabung MGIT. Tabung
"
selanjutnya ditutup rapat, dikocok, bag ian luar tabung dibersihkan dengan desinfektan tuberkulosidal, dan diinkubasi pada temperatur 3rC. Pengamatan dilakukan dengan mengamati tabung MGIT menggunakan aat pembaca BACTEC MicroMGIT. Pertumbuhan bakteri dapat dilihat dari adanya cahaya fluorosensi pada skala yang bersesuaian (1 4-20) akibat berkurangnya kadar oksigen di dalam tabung yang diakibatkan oleh pertumbuhan M. tuberculosis H31Rv. Pengamatan dilakukan setiap hari mulai hari ke-2 sampai hari ke-14.
... � ,.
l.aporan Akhir Risbin lptekdok 2011 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Rl
16
Uji dengan media LJ dilakukan dengan meneteskan masing-masing 100 �L suspensi bakteri dalam tiap tabung MGIT uji pada media Middlebrook 7H1 0 dan media LJ. Botol masing-masing media selanjutnya mtutup dengan udak terlalu rapat. Bahan pemeriksaan disebar secara merata di atas media dengan cara menggerak-gerakkan botol. Botol selanjutnya diletakkan pada rak dengan kemiringan 30° selama
24 jam
dalam inkubator pada suhu 37°C. Tutup botol dikencangkan dan botol diletakkan pada rak dengan posisi regak dan diinkubasi lebih lanjut. Pertumbuhan bakteri diamati tiap minggu dan pengamatan pertumbuhan oloni dilakukan pada hari ke-30 . Uji dinyatakan negatif jika tidak ada pertumbuhan
Mycobacterium
tuberculosis H37Rv yang ditandai dengan tidak adanya perubahan wama media .
..
,,
la{x;ran AkhirRisbin /ptekdok 2011 Badan Penelitian dan Pengembangan Keseh8tan Kemenkes Rl
17
ORAN AKHIR RISBlN rPTEKOO 201 I2AB IV HA SIL
.1
Sintesis 3,3'-Bis(ni dol-3-il)oksindola (7a) Sintesis 3,3'-bis(indol-3-il)oksindola (7a) dilakukan pada suhu 45°C dengan
asam
sulfat pekat
salaQai katalis. Reaksi dilakukan selama 120 menit dan pemantauan dilakukan setiap 15 menit dengan komatografi lapis tipis (KLT). Hasil reaksi yang terbentuk ditambah air dingin dan endapan putih yang .31lentuk disaring, dicuci dengan air untuk menghilangkan pengotor-pengotor dan selanjutnya dikeringkan :mam desikator.
Uji kemurnian hasil sintesis menggunakan KLT.
2fJ1 1 1
219
13
mlz •
Gambar 4.1 Spektrum massa 3,3'-bis(indol-3-il)oksindola (7a) Analisis hasil sintesis dengan spektrometer massa memberikan spektrum massa seperti anunjukkan pada Gambar 4.1. Spektrum massa menunjukkan puncak ion molekul pada
mlz
363, kation
oada m/z 335 dan 334, puncak dasar pada m/z 247, fragmen dengan m/z 219 dan mlz 1 17.
_.aporan Akhir Risbn i Jptekdok 2011 Badan Penefitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Rl
18
Pengukuran spektrum 1H-NMR dalam pelarut dimetilsulfoksida-ds menunjukkan adanya tiga kelompok sinyal sebagaimana terlihat pada Gambar 4.2. Sinyal multiplet pada pergeseran kimia 6,79-7,350 ppm,
sinyal singlet pada pergeseran kimia 10,60 ppm, dan sinyal singlet pada pergeseran kimia 10,96
oom. Reaksi 0,10 gram (0,85 mmol) indola (2) dengan 0,063 gram (0,43 mmot) isatin dalam 60 mililiter air
�ghasilkan 3,3'-bis(indol-3-il)oksindola (7a) sebagai padatan putih sebesar 0,14 gram atau dengan ';Sfldemen 88%.
10,96; 10,60; 7,35; 7,22; 7,00; 6 ,92; 6,85; 6,79
•
4 I3
,,
1
o
ppm
Gambar 4.2 Spektrum 1H-NMR 3,3'-bis(indol-3-il)oksindola (7a) f'./.2
Sintesis 3,3'·Bis(1-metilindol·3·il)oksindola (7b) Sintesis 3,3'-bis(1-metilindol-3-il)oksindola (7b) dilakukan dengan mengadaptasi prosedur sintesis
oksindola (7a). Reaksi 0,44 gram (3,4 mmol) 1-metilindola dengan 0,25 gram (1, 73 mmol) isatin dalam 20 19
l...af:oran Akhir Risbin lptakdok 2011 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes R/
I,.
- metanol menggunakan katalis boron triftuorida dalam metana! dengan pengadukan dan pemanasan :aJam penangas minyak (58-64 oq selama 120 menit menghasilkan oksindola (7b) berupa serbuk putih leleh 329-331 °C} sebanyak 0,58 gram atau dengan rendemen 86 %. ldentifikasi 3,3'-bis(1 -metilindol-3-il)oksindola (7b) menggunakan spektrometer NMR dalam pelarut 01letilsulfoksida (DMSO-d6) memberikan spektrum 1H NMR yang menunjukkan adanya tiga signal Gambar 4.3). Signal pertama berupa singlet pada pergeseran kimia 3,70 ppm, signal kedua berupa signal r:tdtiplet pada pergeseran kimia 6,88-7,23 ppm, dan signal ketiga merupakan signal singlet pada :ageseran kimia 10,62 ppm. Analisis dengan spektrometer massa (Gambar 4.4) menunjukkan spektrum -:msa dengan puncak ion molekul dengan mle 391, fragmen dengan m/e 261, 223, 376, dan 362.
10,62; 7,38; 7,23; 7,08; 6,98; 6,92; 6,88; 3,70
I.
I".. ••
15
14
.... ,I 4 iii
13
12
I
I
11
I
1{)
Ii4 '1" I"• i'
9
8
7
'I
6
ji
5
....... "'
4
3
h
,. . ..,. ''" 4.. I0 ...
2
1
0 ppm
Gambar 4.3 Spektrum 1H-NMR 3,3'-bis(1-metilindol-3-il)oksindola (7b) .3
Sintesis 3,3'-Bis(indol-3-11)·5-fluorooksindola (7c) Sintesis 3,3'-bis(indol-3-il)-5-ftuorooksindola (7c) dilakukan dengan mengadaptasi prosedur
3iltesis 3,3'-bis(indol-3-il)oksindola (7a). Sintesis dilakukan selama 120 menit dengan pemantauan reaksi ::lakukan setiap 15 menit dengan kromatografi lapis tipis (KLT). Hasil reaksi kemudian ditambahkan air �in dan endapan yang terbentuk disaring, dicuci dengan air untuk menghilangkan pengotor-pengotor, 3ail
selanjutnya dikeringkan dalam desikator.
2JXJran AkhirRisbin fptekdok 2011 Badan Penefitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Rf
· ·--
- -- -
20
· ,-
· �--·----- ---·
362 391
42
n 89 101 100
131144 158 ISO
m
195 218 200
m
ut 250
305
331 346
300
350
376 400
450
Gambar 4.4 Spektrum massa 3,3'-bis(1-metilindol-3-il)oksindola (7b)
11,01; 10,64; 7,36; 7,22; 7,09; 7,07; 7,02; 6,99; 6,98; 6,89; 6,82
I Gam bar 4.5 Spektrum 1 H-NMR 3,3'-bis(indol-3-il)-5-fluorooksindola (7c) �alisis 1H-NMR oksindola (7c) dalam pelarut dimetilsulfoksida (DMSO-ds) memberikan spektrum seperti mrlihat pada Gambar 4.5. Spektrum menunjukkan adanya tiga sinyal. Sinyal multiplet pada pergeseran kimia 6,82-7,36 ppm, sinyal singlet pada pergeseran kimia 10,64 ppm, dan sinyal singlet pada pergeseran kimia 1 1 ,01 ppm. Analisis 13C-NMR oksindola (7c) dalam pelarut dimetilsulfoksida (DMSO-ds) memberikan spektrum seperti terlihat pada Gambar 4.6. Spektrum tersebut menunjukkan sinyal khas pada pergeseran mia 53,13 ppm dan 178,71 ppm, dan sejumlah sinyal pada 1 10,37; 1 1 1 ,74; 1 1 2,36; 1 1 3,67; 1 1 4, 18;
!..aporan Akhir Risbin lptekdok 2011 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Rl
21
�
178,71
�
158,82
� � s·
156,95
::; ·
137,58
-o CD"
G)
i"-> !i\' g. :::.
� Q)"
� 0> (/)
124,47
2
118,42
...... w
� ::s
(") I z s:: ::::0
� :::.
�
114,18 113,67 112,36 111,74 110,38 53,13
�
::;· a.. 0
�
..!... �
Q)
(T1
�
120,63
I c::r c;r
-
� (/)
121,08
w
<":?
:::. "" Q) :::.
,.. , ..
125,56
3
:::.
I
c::r
-o CD ;::.:-
� :::.
� ·� � �l:j
136,38
3 w ....,
� .....
136,96
w
DlfSO
-;w I
3
I
:::b c 0 a 0
� (/)
�
;::.:en
II
r "-> "->
::;· a.. 0 w � .e
I''II1''''1'[1111It1 1
.0 100.0 �.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0
18,42; 120,63; 121 ,08; 124,47; 125,56; 136,38; 136, 96; 137,58; 156,94 dan 158,82 ppm. Reaksi 0,081 :;:c1T1 (0,69 mmol) indola (1) dan 0,057 gram (0,35 mmol) 5-flouroisatin (19) dalam 80 mililiter air pada suhu �oc dihasilkan 3,3'-bis(indol-3-il)-5-fluorooksindola (14) sebagai padatan coRiat sebesar 0, 12 gram atau
:.engan rendemen 92%. '1.4
Sintesis Sintesis 3,3'·Bis(N-metilindola·3·il)-5·fluorooksindola (7d) Sintesis 3,3'-bis(N-metilindol-3-il)-5-fluorooksindola (7d) dilakukan dengan mengadaptasi prosedur
:31tesis 3,3'-bis(indol-3-il)oksindola
(7a). Reaksi dilakukan selama 120 menit dengan pemantauan reaksi
:3akukan setiap 1 5 men it menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT). Hasil reaksi kemudian ditambahkan al'dingin dan endapan yang terbentuk disaring, dicuci dengan air untuk menghilangkan pengotor-pengotor, :sn dikeringkan
dalam desikator.
ldentifikasi menggunakan spektrometer mass a memberikan spektrum seperti terlihat pada Gambar -.-..7. Spektrum massa menunjukkan puncak ion molekul pada mlz 409, kation dengan
mlz
380, dan
;agmen dengan mlz 251.
fD
0
9 l3 -
�
a; 0:: c:::: ttl ..s:::. ttl c..
.§ a; �
1
6 s '
3 2
m/z
Gambar 4.7 Spektrum massa 3,3'-bis(1-metilindol-3-il)-5-fluorooksindola (7d)
t..aporan Akhir Risbin /ptekdok 2011 Badan Penelii t an dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Rl
23
Analisis 1H-NMR dalam DMSO-ds seperti terlihat pada Gambar 4.8 menunjukkan adanya sinyal -o::ef pada pergeseran kimia 3,72 ppm; sinyal multiplet pada 6,86-7,38 ppm dan sinyal singlet pada 10,66 Reaksi 0,14 ml (1, 14 mmol) N-metilindola dengan 0,094 gram (0,57 mmol) 5-fluoroisatin dalam 200
'7
� campuran metanol:air (1 :3) pada suhu 45°C menghasilkan oksindolcr (7d) berupa padatan coklat _a::esar 0,23 gram atau dengan
:S
rendemen sebesar 91 %.
Sintesis 3,3'·Bis(N·metilindola·3·il)·5·nitrooksindola (7e) Sintesis oksindola (7e) dilakukan dengan mengadaptasi prosedur sintesis oksindola (7a). oring reaksi dilakukan dengan KLT dan pad a menit ke 90 menunjukkan adanya satu noda yang
·
J!lflQindikasikan 5-nitroisatin dan N-metilindola telah bereaksi tuntas, untuk lebih memastikan maka reaksi jutkan kembali sampai manit ke 120. Uji 1<emurnian hasil sintesis dengan KLT menunjukkan bahwa - ·ndola (7e) memberikan noda tunggal yang menandakan sebagai senyawa murni, diperkuat dengan uji �
leleh yang menunjukkan kisaran 291-292 oc. Senyawa murni mempunyai perbedaan titik leleh ± 1°C.
-=tssi 0,39 gram (2,97 mmol) N-metilindola dan 0,29 gram (1 ,51 mmol) 5-nitroisatin dalam 10 ml metana I nasilkan 3,3'-bis(N-metilindol-3-il)-5-nitrooksindola (7e) sebagai padatan kuning sebesar 0,65 gram atau ::engan rendeme� 99%.
10,66; 7,38; 7,23; 7, 10; 7,09; 7,07; 7,05; 7,03; 6,98; 6,96; 6,94; 5,86; 3,72
• '2' i
8
7
5
4
.
. ''
2
.
..
1
·a
ppm
Gambar 4.8 Spektrum 1H-NMR 3,3'-bis(1-metilindol-3-il) -5-fluorooksindola (7d) Analisis 3,3'-bis(N-metilindol-3-il)-5-nitrooksindola (7e) dengan spektrofotometer NMR dalam pelarut aseton-d6 memberikan spektrum 1H-NMR (Gambar 4.9). Spektrum 1H-NMR menunjukkan adanya
l.a po ran Akhir Risbin lptekdok 2011 Badan Penelftian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Rl
24
!ga sinyal singlet pada pergeseran kimia 3,72 ppm, sinyal multiplet pada pergeseran kimia 6,88-8,25 ppm, Jail
sinyal singlet pada pergeseran kimia 11 ,35 ppm.
11,35; 8,25; 8,24 ; 7,98; 7,40; 7,23; 7,20; 7,10; 7,00; 6,88; 3,72
, 13
I(i
11
io
L
9
I
'6'
"4
'0
ppm
Gambar 4. 9 Spektrum 1H-NMR 3,3'-Bis(N-metilindol-3-il)-5-nitrooksindola (7e)
Gambar 4.10 Spektrum Massa 3,3'-Bis(N-metilindol-3-il)-5-nitrooksindola (7e) _::pJran Akhir Risbin /ptekdok 2011 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Rl
25
Analisis oksindola (7e) dengan spektrometer massa (ESI) memberikan spektrum massa seperti ditunjukkan pada Gambar 4.10. Spektrum massa menunjukkan puncak [M-H]-1 pada m/z 435 yang sesuai dengan massa relatif oksindola (7e). IV.6 Uji Bioaktivitas oksindola dan turunannya (7a,b,c,d,e) terhadap M. tuberculosis Uji bioaktivitas oksindola dan turunannya (7a,b,c,d,e) terhadap mikobakteri TBC Mycobacterium tuberculosis H37Rv yang sensitif terhadap semua obat anti TBC dilakukan dengan uji kepekaan obat (drug sensitivity test, DST) menggunakan tabung indikator pertumbuhan mikobakteri, mycobacteria growth ;ndicator tube (MGIT) yang dibaca dengan menggunakan alat pembaca BACTEC MicroMGIT dan
ditegaskan dengan media konvensional Lowenstein-Jeensen (LJ) dan Middlebrook 7H10. Uji dilakukan dengan konsentrasi masing-masing oksindola dan turunannya (7a,b,c,d,e) sebesar 1000, 500, 200, 100, 50, 25, 12,5 �g/ml dalam pelarut DMSO 20 % (dalam aquabidest steril). Pengujian dengan MGIT menggunakan kontrol positif berupa suspensi
M.
tuberculosis dan kontrol negatif yaitu DMSO 20 % yang
ditambah dengan senyawa uji. Hasil uji menggunakan media MGIT dengan konsentrasi 200 �g/ml untuk masing-masing oksindola dan turunannya (7a,b,c,d,e) sebagaimana terlihat pad a Gambar 4.11 .
•
Laporan Akhir Risbin Jptekdok 2011 Badan Penelman dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Rl
26
Gambar 4.1 1 Hasil Uji oksindola dan turunannya (7a,b,c,d,e) pada konsentrasi 200 �g/ml terhadap M.tubercu/osis H37Rv dengan Media MGIT
Laporan Akhir Risbin lptekdok 2011 Baden Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Rl
27
LAPORAN AKHIR RISBIN IPTEKDOK 2011
BAB V PEMBAHASAN V.1
Sintesis 3,3'·Bis(indol·3·il)oksindola (7a) Sintesis 3,3'-bis(indol-3-il)oksindola
(7a) dilakukan dengan menggunakan pelarut air untuk
mendapatkan kondisi yang lebih ramah lingkungan. Reaksi dilakukan pada suhu 45°C karena kedua reaktan dapat larut baik pada suhu tersebut. Asam sulfat pekat dimanfaatkan sebagai katalis karena diketahui dapat menghasilkan rendemen tinggi (Kusman, 2007). Uji kemumian hasil sintesis menggunakan KLT menunjukkan
bahwa hasil sintesis memberikan noda tunggal yang menandakan bahwa hasil sintesis
telah mumi. Hal ini diperkuat dengan uji titik leleh dengan titik leleh sebesar 294-295 oc atau dengan kisaran sebesar 1 oc. Spektrum massa (Gambar 4.1) menunjukkan puncak ion molekul pada
mlz
363 yang sesuai
dengan massa relatif oksindola (7a). Pelepasan molekul netral CO dan atom hidrogen secara berturut-turut dari ion molekul menghasilkan kation pada
mlz
335 dan 334. Puncak dasar pada
m/z
247 merupakan
puncak dari fragmen hasil pelepasan sebuah unit indola dari ion molekul. Fragmen ini selanjutnya melepaskan molekul netral CO sehingga dihasilkan fragmen dengan
mlz
219. Puncak pada
mlz
117
merupakan puncak dari fragmen unit indola yang terbentuk. Pengukuran spektrum 1H-NMR (Gambar 4.2) dalam pelarut dimetilsulfoksida-d6 menunjukkan adanya tiga kelompok sinyal. Sinyal multiplet pada pergeseran kimia 6,79-7,350 ppm merupakan sinyal keempat bel as proton aromatik; sinyal singlet pad a pergeseran kimia 10,60 ppm merupakan sinyal proton NH unit oksindola, dan sinyal singlet pada pergeseran kimia 10,96 ppm adalah sinyal kedua proton NH unit indola. Spektrum ini sesuai dengan pengukuran spektrum oksindola (7a) (dalam dimetilsulfoksida- d6) hasil sintesis yang dilaporkan oleh Dwiningsih dan Febriana (2006).
V.2
Sintesis 3,3'·Bis(1-metilindol·3·il)oksindola (7b) ldentifikasi 3,3'-bis(1 -metilindol-3-il)oksindola (7b) menggunakan spektrometer NMR dalam pelarut
dimetilsulfoksida (DMSO-d6) memberikan spektrum 1H NMR (Gambar 4.3) yang menunjukkan adanya tiga signal. Signal pertama berupa singlet pada pergeseran kimia 3,70 ppm merupakan signal dari proton proton gugus metil. Signal kedua berupa signal multiplet pada pergeseran kimia 6,88-7,23 ppm merupakan signal dari proton-proton aromatik turunan trisindolina (7b), sedangkan signal ketiga merupakan signal singlet pada pergeseran kimia 10,62 ppm merupakan signal proton NH. Analisis dengan spektrometer
Laporan Akhir Risbin lptekdok 2011 Badan Penelit ian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Rl
28
massa (Gambar 4.4) menunjukkan spektrum massa dengan puncak ion molekul dengan mle 391 yang sesuai dengan massa relatif turunan trisindolina (7b). Pelepasan sebuah unit 1-metilindola dari ion molekul dihasilkan fragmen dengan m/e 261 yang kemudian melepaskan CO menghasilkan fragmen dengan m/e 223. Pelepasan radikal metil menghasilkan fragmen m/e 376, sedangRan pelepasan radikal etil menghasilkan fragmen dengan m!e 362. V.3
Sintesis 3,3'·Bis(indol·3·il)-5·fluorooksindola (7c) Analisis 1H-NMR oksindola (7c) dalam pelarut dimetilsulfoksida (DMSO-ds) memberikan spektrum
(Gambar 4.5) yang menunjukkan adanya tiga sinyal. Sinyal multiplet pada pergeseran kimia 6,82-7,36 ppm merupakan sinyal ketiga belas proton aromatik; sinyal singlet pada pergeseran kimia 10,64 ppm merupakan sinyal proton NH unit oksindola, dan sinyal singlet pada pergeseran kimia 1 1 ,01 ppm adalah sinyal kedua proton NH unit indola. Analisis 13C-NMR oksindola (7c) dalam pelarut dimetilsulfoksida (DMSO-ds) memberikan spektrum seperti terlihat pada Gambar 4.6. Spektrum tersebut menunjukkan sinyal khas pada pergeseran kimia 53,13 ppm dan 178,71 ppm, masing-masing merupakan sinyal karbon kuartener dan karbon karbonil oksindola (7c). Karbon-karbon aromatik memberikan sinyal pada 1 1 0,37; 1 1 1 ,74; 1 1 2,36; 1 1 3,67; 1 14,18; 1 1 8,42; 120,63; 121 ,08; 124,47; 125,56; 136,38; 136,96; 1 37,58; 156,94 dan 158,82 ppm. V.4
Sintesis Sintesis 3,3'·Bis(N-metilindola·3·il)·5·fluorooksindola (7d) Spektrum massa (Gambar 4.7) menunjukkan puncak ion molekul pada m/z 409 yang sesuai
dengan massa relatif oksindola (7d). Pelepaskan radikal etil dari ion molekul menghasilkan kation dengan mlz 380 yang merupakan puncak dasar. Pelepasan satu unit N-metilindola dan molekul netral CO secara
berturut-turut dari ion molekul menghasilkan fragmen dengan mlz 251. Spektrum 1H-NMR (Gambar 4.8) Sinyal singlet pada pergeseran kimia 3,72 ppm yang merupakan sinyal keenam proton dari dua gugus N-metil, sinyal multiplet pada pergeseran kimia 6,86-7,38 ppm merupakan sinyal ketigabelas proton aromatik, dan sinyal pada pergeseran kimia 10,66 ppm merupakan sinyal proton NH. Sinyal singlet dari dua gugus N-metil pada pergeseran kimia 3,72 ppm memberikan perbedaan yang signifikan pada oksindola (7d) dibandingkan oksindola (1c).
Laporan Akhir Risbin lptekdok 201 1 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Rl
12
29
V.5
Sintesis 3,3'·Bis(N·metilindola·3·il)·5·nitrooksindola (7e) Sintesis oksindola (7e) dilakukan dengan mengadaptasi prosedur sintesis oksindola (7a).
Monitoring reaksi dilakukan dengan KLT dan pada men it ke 90 menunjukkan adanya satu nod a yang mengindikasikan 5-nitroisatin dan N-metilindola telah bereaksi tuntas, untuk letlih memastikan maka reaksi dilanjutkan kembali sampai menit ke 120. Uji kemurnian hasil sintesis dengan KLT menunjukkan bahwa oksindola (7e) memberikan noda tunggal yang menandakan sebagai senyawa murni, diperkuat dengan uji titik leleh yang menunjukkan kisaran 291-292 oc. Senyawa murni mempunyai perbedaan titik leleh ± 1°C. Analisis 3,3'-bis(N-metilindol-3-il)-5-nitrooksindola (7e) dengan spektrofotometer NMR dalam pelarut aseton-d6 memberikan spektrum 1H-NMR (Gambar 4.9) yang menunjukkan adanya tiga sinyal singlet pada pergeseran kimia 3,72 ppm yang merupakan sinyal enam proton dari dua gugus N-metil unit indola, sinyal multiplet pada pergeseran kimia 6,88-8,25 ppm merupakan sinyal tigabelas proton aromatik, dan sinyal singlet pada pergeseran kimia 1 1 ,35 ppm merupakan sinyal proton NH unit 5-nitroisatin. Analisis oksindola (7e) dengan spektrometer massa (ESI) memberikan spektrum massa seperti ditunjukkan pada Gambar 4.1 0. Spektrum massa menunjukkan puncak [M-H]·1 pada m/z 435 yang sesuai dengan massa relatif oksindola (7e). V.6
Uji Bioaktivitas oksindola dan turunannya (7a,b,c,d,e) terhadap M. tuberculosis Hasil uji menggunakan media MGIT dengan konsentrasi 200 �g/ml untuk masing-masing
oksindola dan turunannya (7a,b,c,d,e) sebagaimana terlihat pada Gambar 4.11 menunjukkan bahwa semua tabung MGIT positif (berpendar terang pada skala maksimal, 20) demikian pula dengan kontrol positif, sedangkan tabung MGIT kontrol negatif tidak berpendar (berpendar redup pada skala 12}. lndikator yang terdapat pada dasar botol media akan berpendar jika kadar oksigen dalam botol menurun sebagai akibat pertumbuhan tuberculosis
Mycobacterium tuberculosis
H37Rv. Fluorosensi diamati dan
Mycobacterium
H37Rv dinyatakan resisten jika fluorosensi antara tabung MGIT kontrol dan tabung MGIT
sampel memiliki kesamaan setelah dua hari kemudian. Pengamatan yang berbeda terlihat untuk media MGIT dengan konsentrasi 500 �g/ml untuk masing-masing oksindola dan turunannya (7a,b,c,d,e) (Gambar tidak diperlihatkan). Semua tabung MGIT pada konsentrasi ini negatif (berpendar redup pada skala 12). Hal ini berarti bahwa oksindola dan turunannya (7a,b,c,d,e) bersifat bakteriostatik terhadap tuberculosis
H37Rv pada konsentrasi 200 �g/ml tetapi bersifat bakterisidal terhadap
M.
M. tuberculosis
H37Rv pada konsentrasi 500 IJg/mL.
Laporan Akhir Risbin fpfekdok 2011 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Rl
30
LAPORAN AKHIR RISBIN IPTEKDOK 2011
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Vl.1
Kesimpulan
Oksindola dan turunannya (7a,b,c,d,e) telah berhasil disintesis dengan rendemen 86-99% melalui reaksi indola (2) atau N-metilindola dengan isatin atau 5-fluoroisaton atau 5-nitroisatin dalam pelarut air atau metanol. Uji bioaktivitas terhadap
M. tuberculosis
H37Rv menunjukkan bahwa oksindola dan
turunannya (7a,b,c,d,e) memiliki aktivitas anti-M. tuberculosis dengan MIG 500 �g/mL. Vl.2
Saran
Penelitian lebih lanjut seperti pengujian eksak pada penentuan MIG, pengujian anti-M.
tuberculosis
dengan metoda yang berbeda, dan pengujian terhadap mikobakterium yang bersifat multidrug resistant terhadap senyawa-senyawa antiTBG yang sudah ada.
! J
Laporan Akhir Risbin lptekdok 2011 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Rl
31
LAPORAN AKHIR RISBIN IPTEKDOK 2011
Ucapan T erima Kasih
Peneliti menyampaikan terima kasih kepada Badan Penelitian dan· Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia atas dana penelitian melalui Riset Pembinaaan llmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran (Risbin lptekdok 2011) yang telah diberikan, Prof. Dr. Yana Maolana Syah dari Jurusan Kimia ITB atas bantuan identifikasi spektrometer massa, Ahmad Darmawan, M.Si. dari Pusat Penelitian Kimia UPI Serpong atas bantuan identifikasi senyawa menggunakan spektrometer NMR.
..,
Laporan Akhir Risbin lptekdok 201 1 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Rl
32
LAPORAN AKHIR RISBIN IPTEKDOK 2011
Daftar Ppstaka Allin, S. M., L. J. Duffy, P. C. B. Page, V. McKee, dan M. J. McKenzie. 2007. Towards a Total Synthesis of the Manadomanzamine Alkaloids: the First Asymmetric Construction of the Pentacyclic Indole Core. Tetrahedron Letters. 48: 4711-4714. Acheson, R.M. 1976. An
Introduction to The Chemistry of Heterocyclc i Compounds.
3th Edition. New York:
John Wiley & Sons. Azizian, J., Mohammadi, A.A., Karimi, N., Mohammadizadeh, M.R. and Karimi, A.A. 2006. Silica Sulfuric Acid a Novel and Heterogeneous Catalyst for The Synthesis of Some New Oxindole Derivatives. Catalyst Communication,
Vol.?, hal. 752-755.
Bacchi, A., M. Carcelli, P. Palagatti, G. Pelizzi, M. C. Rodriguez-ArgQelles, D. Rogolino, C. Salinas, F. Zani,. 2005. Antimicrobial and Mutagenic Properties of Organotin(IV) Complexes with !satin and N Aikylisatin Bisthiocarbonohydrazones. J. lnorg. Biochem., 99, 397-408. Canpolat, E., M. Kaya, 2005. Studies on Mononuclear Chelates Derived from Subtituted Schiff Base Ligands (Part 4):
Synthesis and
Characterization of A
New 5-Hydroxysalicyliden-P
Aminoacetophenoneoxime and Its Complexes with Co(ll), Ni(ll), Cu(ll) and Zn(ll).
Turk. J. Chern.,
29,
409-415. Castagnola, D., A. D. Logu, M. Radi, B. Bechi, F. Manetti, M. Magnani, S. Supina, R. Meleddu, L. Chisu, M. Botta. 2008. Synthesis, Biological Evaluation and SAR Study of Novel Pyrazole Analogues As Inhibitors of Mycobacterium Tuberculosis.
Bioorganic & Medicinal Chemistry.
16. 8587-8591.
Cerchiaro, G., A. M. da Costa Ferreira. 2006. Oxindoles and Copper Complexes with Oxindole-Derivatives as Potential Pharmacological Agents. J. Braz.
Chern. Soc.
17. 8. 1473-1485.
da Silva, J.F.M., Garden, S.J., dan Pinto, A.C. 2001 . The Chemistry of !satins : A Review from 1975 to 1999. J. Braz.
Chern. Soc.
12, 3: 273-324.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. 2002. 1 23. Dwiningsih, R. 2006.
Strategi Baru Sintesis Trisindolina dan Turunannya,
Skripsi, Jurusan Kimia ITS,
Surabaya. Gribble, G.W., 2003. Novel Chemistry of Indole in the Synthesis of Heterocycles. Chemistry.
Pure Application
75: 1417-1432.
Laporan Akhir Risbin lptekdok 2011 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Rl
33
Guzel, 0., Krali, N., dan salman, A. 2008. Synthesis and Antituberculosis Activity of 5methyl/trifluoromethoxy-1 H-indole-2,3-dione Medicinal Chemistry Letters.
3-thiosemicarbazone
Derivatives.
Bioorganic
&
16: 8976-8987.
Jarrahpour, A.A., dan Khalili, D. 2006. Synthesis of Some New bis-Schiff Bases of !satin and 5-Fiuoroisatin in a Water Suspension Medium. Molecules. 1 1 : 59-63. Karthikeyan, S.V., Perumal, S., Shetty, K.A., Yogeeswari, P., dan Sriram, D. 2009. A Microwave-Assisted Facile Regioselective Fischer Indole Synthesis and Antitubercular Evaluation of Novel 2-aryl-3,4dihydro-2H-thieno[3,2-b]indoles. Bioorganic & Medicinal Chemistry Letters. 19: 3006-3009. Kobayashi, M., Aoki, S., Gato, K., Matsunami, K., Kurosu, M. and Kitagawa, I. 1994. Marine Natural Product XXXIV. Trisindoline, a New Antibiotic Indole Trimer, Produced by a Bacterium of Vibrio sp. Separated from the Marine Sponge Hyrtios altum. Chem. Pharm. Bull. 42, 12: 2449-2451 . Kobayashi, M. and Kitagawa,
I.
1994. Bioactive Substances Isolated from Marine Sponge, a Miniature
Conglomerate of Various Organisms, J. Pure & Appl. Chem. , Vol. 66, No.4, hal 819-826. Kusman. 2007.
Sintesis dan Bioaktivitas Tiga Turunan 3,3'-bis(indol-3-il)oksindola,
Tesis Jurusan Kimia.
ITS: Surabaya. Mendonca, G. F. 2005. Trichloroisocyanuric Acid in H2S04: An Efficient Superelectrophilic Reagent for Chlorination of !satin and Benzene Derivatives", J. Braz. Chem. Soc., 16, 4, 695-698. Nikmawati, A., Windarwati, Hardjoeno. 2006. Resistensi Mycobacterium tuberculoss i Terhadap Obat Anti Tuberkulosis. Rehn, S. (2004),
Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory.
Vol. 12, No. 2. 58-61 .
Synthesis of Indole and Oxindole Derivatives Incorporating Pyrrolidino, Pyrrolo or
lmidazolo Moieties,
Thesis Ph.D., Departement of Biosciences at Novum, Karolinska lnstitutet,
Stockholm. Rivers, E. C., R. L. Manchera. 2008. New Anti-tuberculos Is Drugs In Clinical Trials with Novel Mechanisms of Action. Drug Discovery Today. 13. 1090-1098. Riyanto A. 2006. lsolasi dan
Uji Antibakterial Dulsanton D dari Kayu Akar Garcinia tetranda
Pierre, Tesis,
Jurusan Kimia, ITS, Surabaya. Santoso, M., Y. Fatmasari, N. F. Novia, T. Qomariyah, R. Dwiningsih, A. Febriana. 2007. Bioaktivitas Enam Turunan 3,3'-Bis(indol-3-iljoksindola.
Sintesis dan
Seminar Nasional Technological and
Professional Skills Development Sector Project Research Grant VII. Denpasar. 25-27 Maret.
Laporan Akhir Risbin lptekdok 201 1 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Rl
a
34
Setyowati, A. 2010.
Sintesis dan Bioaktivitas 3,3'-Bis(/ndoi-3-11)-5-Nitrooksindo/a dan 3,3'-Bis(N-Metilindoi-
3-11)-5-Nitrooksindola Terhadap Mycobacterium tuberculosis H37Rv,
Skripsi, Jurusan Kimia ITS,
Surabaya. Sivendran, S., Jones, V., Sun, D., Wang, Y., Grzegorzewicz, A.E., Scherman, M.S.,Napper, A.D., McCammon, J.A., Lee, R.E., Diamond, S.L., dan McNeil, M. 2010. Identification of Triazinoindoi Benzimidazolones as Nanomolar Inhibitors of the Mycobacterium Tuberculosis Enzyme TDP-6deoxy-D-xylo-4-hexopyranosid-4-ulose 3,5-epimerase (RmiC). Letters.
Bioorganic
& Medicinal Chemistry
18: 896-908.
Sriram, D., M. Dinakaran, P. Senthilkumar, P. Yogeeswari. 2009. Antitubercular Activities Of Novel Benzothiazolo Naphthyridone Carboxylic Acid Derivatives Endowed With High Activity Taward Multi Drug Resistant Tuberculosis. Bomedicine i & Pharmacotherapy. 63. 1 . 11-18. Suksamrarn,S., Suwannapoch, N., Phakodee, W., Thanuhiranlert, J., Ratananukul, P., Chimnoi, N. and Suksamrarn, A 2003. Antimycobacterial Activity of Prenylated Xanthones from the Fruits of Garcinia mangostana. Chern. Pharm. Bull.,
Vol. 51, No.7, hal 857-859.
Sundberg, R. J. 1996. lndoles. London: Academic Press. Wang, S. and Ji, S. 2005. Facile Synthesis of 3,3-Di(heteroaryl}indolin-2-one Derivatives Catalyzed by Ceric Ammonium Nitrate (CAN} under Ultrasound Irradiation. Tetrahedron, Vol.62, hal. 1527-1535. Veluri, R., Oka, Bacterium
1.,
Wagner-Dobler,
I.
and Laatsch, H. 2003. New Indole Alkaloids from the North Sea
Vibrio parahaemolyticus
Bio 249. J. Nat. Prod. Vol. 66, hal. 1520-1523. ,
Laporan Akhir Risbi n lptekdok 201 1 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Rl
a
35
LAPORAN AKHIR RISBIN IPTEKDOK 2011
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENELITIAN RISBIN IPTEKDOK TAHUN ANGGARAN 20 1 1
1.
Judul Penelitian
Rekayasa Struktur lndola sebagai Anti-Mycobacterium tuberculosis Baru
2.
Ketua Peneliti a. Nama b. Jenis Kelamin c. Pangkat/Go!ongan d. NIP e. Jabatan Sekarang f. Faku!tas/Jurusan g. Alamat Kantorffelp/Fax/E-mai!
Arif Fadlan Pria Penata Muda Tk !/!lib 1981 08092008121001 Asisten Ahli M!PNKimia Jurusan Kimia FMIPA Kampus ITS Sukolilo Surabaya 601 1 1 031-5943353/031-5928314 [email protected]
3.
Perguruan Tinggi
ITS
4.
Jangka Waktu Penelitian
10 Bulan
a. Biaya. / . yang diajukan b. Biaya... ./.....dari lnstansi lain Totai Biaya
Rp. 142.940.000, Rp. Rp. 142.940.000,-
.. .
.
..
Surabaya, 1 3 Februari 2012 Ketua Tim Peneliti
Arif Fadlan, MSi. NIP. 19810809 200812 1 001
Laporan Akhir Risbin lptekdok 201 1 Badan Penelifian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Rf
36
KEMENTERIAN KESEHATAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN .I alan Pcrcclakan Ncg:tru No. 29 Jakarta I 0560 Kotak Po� 1226 Tclepon: (02 1 ) 426 I 0!.<8 Fak�imile: (02 1) 4243933
1·:-mai/: [email protected]�.go.id. We/1si1e.· http://www.litbang.dcpkcs.go.id
J< L:: PU'l'USAN KEPALA BADAN P8N fO:LITIAN DAN P1<:NGEMBANOAN KESEHATAN
?>93 /201 1
NOMOR : 1 1 1\.0�.05/ 1 / TL::NT/\NG
PEN ETt\PAN TIM PELt\KSANA I�ISET P!:<� MBINAAN I L M U PENGETAflUAN DAN TEKNOLOGI I<EDOKTERAN T/\I IUN 2 0 1 1 I<EPALA HADAN PENEL!Tlt\N DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN, Mcn imba np,
a. bahwa t m t u k mcningkatkan kapasitas pencli lian dan pengcrnbanp;un di bi dang kesdwtan pcrlu dilakukun pcmbina
cinlam
potcnsi
rungka
pcncliLi
PcmllitHI
pcm binaau
Pcn gc t ah u�t n
llrnu
mcnggali
dan
di lukukan
pcrlu
rn u cla
d
Rise\
Tcknologi
Kcdoktcnttl: c.
bahwa
bcrdHsarkan
dimak�ud
pacta
Kcputusan
pcrtimbangan
huntf
a
clan
b
Oadan
1\cpala
sebagaimana
pcrlu
ditctapkan
Pcnditian
dan
Pcngcml>� n1gan 1\.cschatan tcntang Pcrnbl'nlukan Tim Pclnksana
l�isct Pcmbinaan
Tcknologi l
I . Umlan� Und
Pencnlp<m (Lcmb
Nomor
Nasion a l
H'l,
llmu
201 1 ;
Pcngctahuon
Ncgara
Rcpublik
Tamb;:1han
l(:n ta ng
Pcngcmlmngan
Pengcta huan
llmu
2002
lahun
18
Pcnclitian,
c.lan
!ndoncsia
Lcmbaran
dan
dan
Tcknologi tahun
Ncgara
2002
Republik
I ndoncsi<� Nomor 42 I 9);
2. Umi<.1 n�-Undang l
Nomor
(L<'mbaran
36
tuhun
Ncgara
Tahun
tcnt.ang
200Y 2009
Nomor
1 4 4 , 'l'arnbah
Pcra turHtl f>cmcrintah Nomor 39 Tnhun 1995 tcn lang Penc lili
Tambahan Nomor
Pcngcmb<.�ngan l
l�c pu blik Indonesia tahun Lcmbaran
3h09l:
Ncgara
1995
Rcpub li k
Nomor 67, I ndonesi a
KEMENTERIAN KESEHATAN BADAN PENELlTIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN Jalan Pcrcctakun Ncgura No. 2<> Jakarta I 05(){) Kotak Pos 1226 ·Tclcpon: (02 1 ) 4261088 Faksimilc: (02 1) 4243933 E-mail: [email protected], Wehsite: http://www.litbang.dcpkcs.go.id
4.
Keputusan
MC'ntcri
Pcnyelengp;aran n
Nomor
Kcsehatan
79 1 / Mcnkcs / S K / V I I / 1 999
lentang
Penclitian
dan
l
. Pcngcmbangan
Kcschat<.m; 5.
Pcraturan
Mcnl.cri
Keschalan
1 575/ Mcnkc.:s/Pcr/Xl/2005
Nomor
langgal
16
Nopember
2005 lcntang Organisasi dan Tata Kerjt1 Departcmcn
1�1
Kcsehatan
scbagaimana
tclah
diubah
dcngan
Nomor
Kcsehala n
Mcnlcri
Pcraturcm
1 1 44/Men kcsjPcr/ V I l l / 20 1 0 tcnlang Organisasi dan Tata Kcrja Kcmcn tcri
PENI"�TAPAN TIM P8LAKSANA RISET PEMBINAAN ILMU PENG ETA I I UAN
DAN
I<EDOKTEI�AN
TEI
TAHUN 201 1 ; Kedua
Tim PclaksanH
Rist:l Pcmbinaan llmu PcngeLahuan dan
Tcknologi l\.cdoktcrun Risl>in
Tahun 201 l (::;clanjutnya disebut
lplckdok 20 I 1 )
scbagaimana
tc rcanlum
dalmn
larnpiran kcpu lus
ilmiah dan
ctika dcngan waklu yang telah ditcta pkan ; 2. Mcmpcrtanggungjawabkan
penggunaan
anggaran
scsuai pcntturan yang bcrlaku; 3. Membunl dan mcnyampai k
ringkasan
pcnclitiun
scbaga i
cksc[..-utif bahan
bcrdasl:lrkan masukun
hasil
kepada
p e nga rn bi l a n kcputu:->an dan pcnge!olu program yang tcrkait dcngun basil pcnclilian; Kctiga
Tim
Pclaksana
climaksud
Risbin
lpwkdok
20 1 1
pada dicLwn kcdua dibcrikan
scbagaimana honor scsuai
dcngun kelentuan .Yang bcrlaku; Kecmpal
Dalam
mclaksanakan tugasnya, Tim Pelaksana Risbin
lptckdok 20 l l berpcdoman pada peraturun pct·undang undangan yang bcrlaku ;
KEMENTERIAN KESE HATAN BADAN PEN ELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN Jalan Pcrcctakan Ncgara No. 29 Jakarta I 0560 Kotak Pos 1226 Telepon: (02 1 ) 4261 OR!! Faksimilc: (021) 4243933 E-mail: [email protected]. WebsiTe: htlp:l/www.litbang.dcpkes.go.id
Ke l irna
Dalam mclak�anak<Jn
tugasnya, Tim
Pelaksana
Risbin
lplekdok 20 l 1 dapHl bcrkonsult.asi dan bcrkoordinasi Tim Punel Pakar dan Tim Pcngclola Ac.lministrasi
dcngnn
Risbin lptckdok; Biaya l
Keen am
l plc kd o k 20 1 1 dibcbankan padu itbangkes Nomor : 0682/024-
DIPA Sckrctariat Badan L
l l. J .O l /00/2 0 1 1 : l<etujuh
Dc:.;ngan
bcrlakunya Keputusan ini, maka l
Kcpala Bad<.m Pcndili<m dan Pcngernbangan l
e
Nomor : HK .. 03.05/ l / 1 092/20 1 0 tanggal l7 Ma r t 20 1 0 tc nlang Pcnclapan Tim Pcl�tksana Riset Pembinaan flm u Pcngctah uan
dan
Teknologi
l<.edokteran
Tahun
20 1 0
dinyatakan lidak bcrlaku lagi; l(cputusan
l(edelapan
ini
j
bcrlaku
sc ak
ditctapkan
sampai
31
Dcsernbcr 20 1 1 , dcngan kctcntuan apa.bila dikcmudian
hari tcrnyata
terclapal kekeliruan dalam kcputusan ini
dapat dilalntkan pcrubahan dan pcrbaikan sebagaimana mestinya. Ditctapkan eli ,Jakart�l Pada Langgal
\9
�
J an uari 2 0 1 I
,
\ I<EPALA BADAN PENE:LITIAN
��
PENGEMBANG
D r. d r.
DAN
SEH ATAN
�
Sr
NIP. 19 5402 1 4 1 980 1 2 1 00 1
cmbusan :
T
I . Mentcri l<eschalan Rcpublik Indonesia;
is ,Jcndcral
2. SckrL'tar
Kcmcntcrian l
3. Jnspektur ,Jendcral Kcmcn t.crian KeschatHn; 4.
Kepala Kantor Pclayanan Perbcndaharaan Negaru Jakarta V;
j
5. Pc abat Pernbuat Komit.men Risbin fptckdok; 6. Bendahara Pengeluaran Badan Litbang Kcschatan.
�
LAMPlRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN UTBANG KESEHATAN NOMOR : HK.03.05/1 / 39 ;:!> /2011
TANGGAL : 19 JANUARI 2011
NO
INSTANSI
PENELITI1
PENELIT1 2
PENELITI 3
STAF ADMINISTRASL-
JUDUL RISET
ANGGARAN (Rp.)
Potens1 ekstrak metanol 1emu kunci (Boesenbergia Shan:i Listyawat1 S S1, M St
26
W1d1 Hartonc
Muthi lk.awat1. M.Sc. ll.pt
pandurala) sebagao agen kemcprovensi kanker kul1! tennduksl UVB. kSJ!an mekan•sme '" vivo pada
12U8C.OOO
menctt Pengaruh Kombtnasi Ekstrak Ubt Jatar Putih dan U�gu (Ipomoea batanas l 1 terhadap Gir.Jal Tikus 27
s
Sn Lestari Sulistyo R111. dr. M.Sc
Ch Tn Nuryana. dr M Kes
Bud1harto
Doabetes KaJ•an terhadap Kadar G;Jkosa Daran.
125 480 000
.t<.rea:tmtn Te�anan Da,at\ P�otemuria. Kolesterol AGE EKsoreso TGF-3 VEGF PDGF dan ECM
FK UNIVERSITAS AIRLANGGA. SURABAYA 28
Ema a�rniar-�gs•� dr
Karaktensaso dan F110a�atosos Vort:s PandeMI
Kadek Rachmav;;n- drh. M Kes
tnRuenza H1NI 20C9 do Surabay<
!23 6S6 000
LPPM UNIVERSITAS AIRLANGGA, SURABAYA Akltvttas Kataltt.k Mut•n Prote;l1 KatG lsclat Klonts 29
Purl
Mycobacterum tubercu!osos sebagat Konsep Bar;.
Wr.mn Retnowah, Dr M Kes
134 994.000
dalam Mekanosme Res1stens1 lzoniazid
LPPM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER, SURABAYA Rekayasa Struktur Indo!a sebaga1 ll.nli Tuber'�ulosos 30
ll.nf Fadlan S S1 M St
Lanny Hartant• S Sr M S1
Wahyu H!dayatiomgs1h, SSt MKes
Zahrotullsl•qomah S s,
(TBC) Paru (Anttmycobactenal Adtvlt'es ol Indo';;
103.900.000
oe�vat-ves)
FK UNIVERSITAS BRAWIJAYA, MALANG Hubungan ar.tara Ka
Dian Hasanat> dr
Dona Mansa dr
PraiiWI. BSc. S Po
Samsul Allf•n
dan Fungs• Set T Rt9uiator Set Thli dan Set Dendnt p
li; ' I I I II Page s of7
14t 540000