KOMPARATIF KINERJA ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN (Studi Kasus : Panyabungan-Kayulaut dan Panyabungan-Siabu) Sutan Bajora Nasution1, Ir. Jeluddin Daud, M.Eng2 1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email :
[email protected]
2
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
ABSTRAK Angkutan umum perkotaan adalah salah satu bagian dari transportasi perkotaan merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat kota dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan kota pada umumnya. Berdasarkan hasil pengamatan sementara, angkutan
umum perkotaan ini belum beroperasi secara optimal karena beberapa masalah, seperti tingkat kinerja yang belum optimal. Hal ini menjadi alasan untuk dilakukannya penelitian agar terciptanya sistem transportasi perkotaan yang baik. Dapat di peroleh hasil analisa Anatra 04 diperoleh kerapatan rata-rata 1,50 kend/Km, untuk angkutan Selatan jaya 01 diperoleh 1,13 kend/km. Kecepatan rata-rata di peroleh untuk Anatra 04 adalah 37,21 Km/jam dan Selatan Jaya 01 adalah 48,43 Km/jam, Standar yang di tetapkan 10-15 Km/jam. Hedway rata-rata yang diperoleh Anatra 04 di sore hari, 3,84 menit pada jam sibuk, dan 3,77 menit pada siang hari. Sedangkan headway minimum ditemukan pada Line Selatan Jaya 01 sebesar 3,23 menit, Standart yang di tetapkan adalah 5-10 menit. Sedangkan tingkat efisiensi angkutan umum perkotaan yang ditinjau dari tingkat operasional rata-rata diperoleh sebesar 1,66 menit pada jam sibuk pagi , 1,77 menit pada jam tidak sibuk dan 1,77 menit pada jam sibuk sore. Faktor muat penumpang rata-rata di peroleh pada angkutan anatra 04 sebesar 39,34%, pada angkutan selatan jaya 01 diperoleh 34,77%. Standart Load Faktor yang di tetapkan 70%. Kata kunci : Kinerja Angkutan, Angkutan Kota.
ABSTRACT Urban public transport is one part of the urban transportation that is one of the primary needs of the city social life and generally an integral part of city social life. Based on temporary observations , urban public transport is not operating optimally because several problems , such as the level of performance is not optimal . This is the reason doing the research for the creation of good urban transport system . Analysis results Anatra 04 obtained an average density of 1.50 veh / km, Selatan jaya 01 obtained 1.13 veh / km . The average speed of Anatra 04 obtained 37.21 km / h and selatan Jaya 01 is 48.43 km / h , the set of standards in the 10-15 km / h . Hedway average of Anatra 04 obtained in the afternoon , 3.84 minutes at peak hours and 3.77 minutes in the afternoon . While the minimum headway found in Selatan Jaya’s Line 01 is 3.23 minutes , the set Standart is 5-10 minutes . While the level of efficiency of urban public transport in terms of the operational level of the average obtained for 1.66 minutes in the morning rush hour , 1.77 minutes at peak hours and 1.77 minutes in the afternoon rush hour . Passenger load factor average obtained in the transport anatra 04 at 39.34 % , on the southern transport jaya 01 obtained 34.77 % . Standard Load factor at 70 % charge . Keywords : Performance of Transport, Urban Transport .
1.Pendahuluan Latar Belakang Transportasi adalah suatu kegiatan untuk memindahkan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dan fasilitas yang digunakan untuk memindahkannya. Perpindahan/pergerakan manusia merupakan hal yang penting dipikirkan khususnya di daerah perkotaan, sedangkan angkutan barang sangat penting untuk menunjang kehidupan perekonomian. Perkembangan sarana dan prasarana transportasi menyebabkan perpindahan penduduk dari desa ke kota berkurang, dan kegiatan di wilayah kota dapat dilakukan dengan memanfaatkan angkutan umum. Kebutuhan masyarakat akan angkutan umum menjadikannya sebagai sarana yang sangat penting dalam sistem transportasi. Hal ini mengakibatkan pentingnya tingkat pelayanan angkutan umum yang dapat dilihat dari tingkat kinerjanya. Angkutan umum yang menjadi objek penelitian ditinjau dari jumlah armada angkutan umum yang paling dominan beroperasi di sepanjang Jln. Panyabungan menuju Kayulaut dan dari Panyabungan menuju Siabu berdasarkan hasil survei pendahuluan. Dalam hal ini angkutan umum Kayulaut yang dipilih yaitu Anatra dengan jenis Ts120, sedangkan dari Siabu angkutan umum yg dungunakan Selatan Jaya dengan jenis Ts120. Untuk itu guna memberikan kinerja yang baik kepada penumpang, secara terinci perlu diketahui kinerja (performance) pada trayek-trayek tersebut mengingat trayek-trayek tersebut sebagai angkutan umum yang berperan penting dalam menyebarkan perjalanan khususnya bagi para penglaju yang berawal dan berakhir di Panyabungan. . Tujuan Penelitian Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja operasi angkutan umum yang beroperasi di Panyabungan menuju Kayulaut dan Panyabungan menuju Siabu. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Kompartif Kinerja antara dua angkutan umum, yang meliputi : Kerapatan, kecepatan rata-rata, Time headway dan faktor muat penumpang (load factor).
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait dalam memperbaiki dan meningkatkan pelayanan angkutan umum. Sebagai bahan acuan bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan untuk menyelesaikan masalah kinerja angkutan umum yang sering terjadi. Keseluruhan dari hasil studi ini, diharapkan dapat dapat menambah wawasan penulis. 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Kerapatan Kerapatan atau konsentrasi kendaraan rata – rata merupakan suatu ukuran yang menyatakan rata – rata jumlah kendaraan per lajur gerak/jalan dengan panjang tertentu pada
selang waktu pengamatan. Kerapatan ini merupakan fungsi dari jumlah kendaraan, waktu yang diperlukan kendaraan untuk melewati jarak tertentu, dan periode waktu pengamatan. Kerapatan secara umum dirumuskan sebagai berikut : (Morlok, 1991) k=
n L
dimana : k = konsentrasi kendaraan sepanjang L (kend/km) n = jumlah kendaraan sepanjang jalan yang panjangnya (kend)
L = panjang jalan (km) Pada kenyataannya pengukuran kendaraan per panjang jalan dianggap kurang signifikan karena akan berubah menurut waktu akibat adanya variasi jumlah kendaraan. Untuk mendapatkan hasil yang baik digunakan rumus kerapatan sebagai berikut :
T
n
n
k=
i -1 n
mi
i -1
Si
dimana : k = konsentrasi kendaraan rata – rata dalam periode waktu T T = waktu pengamatan mi = waktu yang ditempuh kendaraan i di jalan (i = 1, 2, 3........, n) Si = jarak yang ditempuh kendaraan i di jalan (i = 1, 2, 3........, n) n = kendaraan yang ada di jalan dalam periode T
2.2 Kecepatan rata-rata Kecepatan rata – rata kendaraan umum merupakan fungsi dari jarak tempuh dengan waktu tempuh rata – rata angkutan umum pada trayek tersebut. Kecepatan ini dipengaruhi oleh waktu gerak dan waktu henti untuk menaikkan dan menurunkan penumpang ataupun mengisi bahan bakar. Kecepatan rata – rata umumnya dirumuskan sebagai berikut: (Morlok, 1991)
i-1s i n T mi i -1 n
u=
dimana :
u Si mi
n
: Adalah kecepatan rata – rata (km/jam) : Adalah jarak trayek yang ditempuh kendaraan i di jalan (i = 1, 2, 3......, n) : Adalah waktu yang digunakan kendaraan i di jalan ( i = 1, 2, 3...., n)
2.3 Headway Headway didefenisikan sebagai ukuran yang menyatakan jarak atau waktu ketika bagian depan kendaraan berurutan melewati satu titik pengamatan pada ruas jalan. Headway rata-rata berdasarkan jarak merupakan pengukuran yang didasarkan konsentrasi kendaraan dirumuskan sebagai berikut :
(Morlok, 1988 dalam Silaban, 2009) hd =
1 k
dimana : hd = headway jarak rata – rata k = konsentrasi kendaraan rata – rata di suatu panjang jalan. Perhitungan headway rata – rata berdasarkan jarak sekarang ini mulai diganti oleh headway berdasarkan waktu yang dirumuskan sebagai berikut : (Morlok, 1988 dalam Silaban, 2009)
ht =
1 q
dimana : ht = headway waktu rata – rata q = volume lalu lintas yang melewati suatu titik pengamatan.
2.4 Tingkat Operasional Atau Waktu Tunggu Tingkat operasional angkutan umum ditinjau dari waktu menunggu rata – rata angkutan umum oleh penumpang. Waktu tunggu merupakan fungsi dari headway pelayanan angkutan umum, dan headway pelayanan angkutan umum memiliki hubungan terbalik dengan frekuensi pelayanan dalam satuan waktu tertentu. Secara matematis waktu tunggu dapat dirumuskan sebagai berikut :
Wt =
Dimana : H = Headway rata-rata Wt = Waktu Tunggu
2.5 Faktor Muatan Penumpang Faktor muat atau load factor didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah penumpang dengan kapasitas tempat duduk angkutan umum yang tersedia, dirumuskan sebagai berikut : ( Morlok, 1988 dalam Silaban, 2009)
f=
x 100
dimana: f = Load Factor (%)
M = Jumlah penumpang yang diangkut pada suatu zona S = Kapasitas tempat duduk.
3. Hasil dan Pembahasan a. Kerapatan Kerapatan rata-rata untuk setiap rute untuk jam sibuk (peak) dan jam tidak sibuk (off peak) secara lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel Kerapatan rata-rata setiap rute jam sibuk (peak) No
1
2
Jam Sibuk (Peak)
Rute Payabungan Kayulaut (Anatra 04) Payabungan Siabu (Selatan jaya 01)
Kerapatan Kenderaan Minggu (Kend/km)
Kerapatan (kend/km) Senin
Rabu
07.00 - 09.00
2.1
1.5
1.55
1.72
16.00 - 18.00 07.00 - 09.00
1.16 1.3
1.35 1.03
1.7 0.63
1.40 0.99
16.00 - 18.00
1.2
1.2
1.16
1.19
Tabel Kerapatan rata-rata setiap rute jam tidak sibuk (off peak) Kerapatan (kend/km) Kerapatan Rute Payabungan Kayulaut Anatra 04 Payabungan Siabu Selatan Jaya 01
(Off Peak)
Senin
Rabu
Minggu
Kenderaan (Kend/km)
11.00 - 13.00
1.55
1.6
1.05
1.4
11.00 - 13.00
0.96
1.5
1.23
1.23
B. Kecepatan rata-rata Kecepatan rata – rata kendaraan umum merupakan fungsi dari jarak tempuh dengan waktu tempuh rata – rata angkutan umum pada trayek tersebut. Kecepatan ini dipengaruhi oleh waktu gerak dan waktu henti untuk menaikkan dan menurunkan penumpang ataupun mengisi bahan bakar.
Tabel Kecepatan rata-rata setiap rute pada jam sibuk (peak) Kecepatan Kecepatan (Km/Jam) No Rute Jam Sibuk (Peak) Rata-rata Senin Rabu Minggu (Km/jam) Payabungan 07.00 - 09.00 34.99 34.83 33.14 37.01 1 Kayulaut Anatra 04 16.00 - 18.00 38.7 36.64 36.3 37.21 Payabungan 48.43 07.00 - 09.00 48.84 48.45 48 2 Siabu Selatan jaya 01 16.00 - 18.00 47.55 48.58 48.32 48.15
Tabel kecepatan rata-rata setiap rute pada jam tidak sibuk (off peak) Kecepatan rataKecepatan (km/Jam) No Rute (Off Peak) rata Senin Rabu Minggu (Km/jam) Payabungan 1 - Kayulaut 11.00 - 13.00 36.03 36.58 38.64 37.08 Anatra 04 Payabungan - Siabu 2 11.00 - 13.00 48.45 48.19 48.38 48.34 Selatan Jaya 01
b. Waktu Antara (Headway) Headway merupakan ukuran yang menyatakan jarak atau waktu ketika bagian depan kendaraan yang berurutan melewati suatu titik pengamatan pada ruas jalan. Tabel Headway pada setiap rute jam sibuk (peak) No
Rute
1
Payabungan Kayulaut Anatra 04
2
Payabungan - Siabu Selatan Jaya 01
Jam Sibuk (Peak) 07.00 - 09.00 16.00 - 18.00 07.00 - 09.00 16.00 - 18.00
Headway (menit) Senin
Rabu
Minggu
2.9 3.4 2.9 3.3
3.5 4.6 3.1 3.2
3.5 3.5 4.1 3.2
Headway Rata-rata (menit) 3.28 3.84 3.36 3.23
Tabel Headway pada setiap rute jam tidak sibuk (off peak) Headway (menit) Senin
Rabu
Minggu
Headway Rata-rata (menit)
11.00 - 13.00
3.8
3.7
3.8
3.77
11.00 - 13.00
4.1
2.7
3.2
3.33
No
Rute
(Off Peak)
1
Payabungan Kayulaut Anatra 04
2
Payabungan - Siabu Selatan Jaya 01
c. Faktor Muat Penumpang (Load Factor) Faktor muat penumpang diperoleh dengan cara membagikan jumlah penumpang dengan kapasitas tempat duduk untuk setiap angkutan pada periode survey.
No
1
2
Tabel Load factor pada setiap rute jam sibuk (peak) Load Factor (%) Jam Sibuk Rute (Peak) Senin Rabu Minggu Payabungan Kayulaut Anatra 04 Payabungan Siabu Selatan Jaya 01
07.00 - 09.00
44.05
43.33
30.65
Load Factor Rata-rata (%) 39.34
16.00 - 18.00 07.00 - 09.00
26.33 35.52
35.45 23.73
33.4 33.95
31.73 31.07
16.00 - 18.00
31.35
39.68
33.27
34.77
Tabel Load factor pada setiap rute jam tidak sibuk (off peak) Load Load Factor (%) Factor No Rute (Off Peak) Senin Rabu Minggu Rata-rata (%) Payabungan 1 Kayulaut Anatra 11.00 - 13.00 22.35 37.2 21.45 27.00 04 Payabungan 2 Siabu Selatan Jaya 11.00 - 13.00 01 27.83 40 27.22 31.68
d.
Tingkat Operasional Tingkat operasional atupun waktu tunggu angkutan umum ditinjau dari waktu menunggu rata-rata angkutan umum oleh penumpang.
No
1
2
No
Tabel Tingkat operasional pada setiap rute jam sibuk (peak) Tingkat Operasional Tingkat (menit) Jam Sibuk Rute Operasional Rata(Peak) rata (menit) Senin Rabu Minggu Payabungan Kayulaut Anatra 04 Payabungan Siabu Selatan Jaya 01
07.00 09.00 16.00 18.00 07.00 09.00 16.00 18.00
1.45 1.7 1.45 1.65
1.75 2.3 1.55
1.75 1.75 2.05
1.6
1.6
1.65 1.92 1.68 1.62
Tabel Tingkat operasional pada setiap rute jam tidak sibuk( off peak) Tingkat Operasional (menit) Tingkat (Off Rute Operasional Peak) Senin Rabu Minggu Rata-rata (menit)
1
Payabungan Kayulaut Anatra 04
11.00 13.00
1.9
1.85
1.9
1.88
2
Payabungan Siabu Selatan Jaya 01
11.00 13.00
2.05
1.35
1.6
1.67
4. Kesimpulan Berdasarkan hasil survey dan analisis yang dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yang menyangkut komparatif kinerja operasi angkutan kota yang beroperasi di Kota Panyabungan antara lain sebagai berikut : 1. Dari penelitian diperoleh kerapatan rata-rata dari angkutan Anatra 04, sebesar 1,50 Kend/Km, sedangkan angkutan Selatan Jaya 01, sebesar 1,13 Kend/Km. 2. Untuk Kecepatan rata-rata dari angkutan Anatra 04, diperoleh 37,21 Km/jam, dan angkutan Selatan Jaya 01, 48,43 Kend/jam. Perbandingan kinerja dari kedua angkutan ini dinyatakan BAIK, di bandingkan dengan standar world bank dan Direktoret Jendral Perhubungan Darat yaitu sebesar 25 Km/jam. 3. Dari Headway rata-rata dapat diperoleh hasil dari kinerja kedua angkutan tersebut, untuk Anatra 04, sebesar 3,63 menit, dan sedangkan Selatan Jaya 01 sebesar 3,30 menit. Dapat di simpulkam komparatif kinerja dari kedua angkutan tersebut BAIK,
dibandingkan dengan standar World bank dan Direktoret Jendral Perhubungan Daratsebesar 10-20 menit. 4. Load Factor rata-rata dari 2 (dua) angkutan umum yang diteliti adalah untuk Anatra 04 sebesar 39,34%, dan sedangkan dari Selatan Jaya 01 sebesar 34,77%. Maka dapat diperoleh komparatif kinerja angkutannya dinyatakan BURUK dibandingkan dengan standar yang diberikan oleh Direktoret Jendral Perhubungan Darat sebesar 70%. 5. Dari perhitungan tingkat Operasional dapat diperoleh rata-rata kinerjan dari angkutan Anatra 04 sebesar 1,81 menit, dan untuk angkutan Selatan Jaya 01 4,97 menit. Maka dapat disimpulkan perbandingan kinerja angkutan umum ini dinyatakan BAIK, dibandingkan dengan standar world bank dan Direktoret Jendral Perhubungan Darat adalah 10-20 menit. 6. Berdasarkan parameter kinerja angkutan umum perkotaan menurut World Bank dan Direktorat Jendral Perhubungan Darat yaitu kecepatan rata-rata, headway, waktu tempuh maka dapat disimpulkan angkutan umum ANATRA 04 memiliki kinerja yang baik begitu juga dengan angkutan umum SELATAN JAYA 01 . Tetapi pada load factor dan kerapatan jauh pada standar yang telah di tetapkan. Maka dapat di peroleh komparatif kinerja angkutan umum tersebut memiliki kinerja yang sama. 5. Saran 1. Perlu dilakukan kembali evaluasi terhadap jumlah armada angkutan kota yang telah beroperasi sehingga diperoleh jumlah yang ideal. 2. Agar kinerja rute angkutan umum efektif dan efisien, di sarankan kepada Pemerintah atau Dinas terkait dalam pemberian izin untuk penambahan jumlah armada sebaiknya dibatasi, mengingat jumlah angkutan yang telah beroperasi cukup banyak. 3. Perlunya peningkatan kinerja angkutan umum yg beroperasi di panyabungan, agar faktor muat penumpangnya dapat di maksimal. 6. Daftar Pustaka
Andrian, T., (2008), Evaluasi Kinerja Angkutan Kota Medan Jenis Mobil Penumpang Umum (Study Kasus : Koperasi Pengangkutan Medan (kpum) Trayek 64), Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara, Medan Anonim, (2002),Keputusan Dirjen Perhubungan Darat Nomor 687 Tahun 2002, Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Umun Di Wilayah Perkotaan Dengan Trayek Tetap dan Teratur, Departemen Perhubungan RI, Jakarta. Anonim, (1999), Dirjen Perhubungan Darat Tahun 1999, Rekayasa Lalu Lintas, Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas Ankutan Kota, Jakarta. Anonim, (2003), Keputusan Menteri No. 35 Tahun 2003 Tentang penyelenggaraan Angkutan Orang Di Jalan Dengan Kendaraan Angkutan Umum, Departemen Perhubungan, Jakarta. Anonim, (1993), Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 41 Tahun 1993, Tentang Angkutan Jalan, Jakarta. Anonim, (1993), Undang-undang Republik Indonesia, Nomor 22 Tahun 2009, Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Jakarta. Hendarto, S., (2001), Dasar-Dasar Transportasi, Penerbit ITB, Bandung.
Kurniawan,Z., (2005), Fenomena Angkutan Desa-Kota Di Kabupaten Boyolali, Program PascaSarjana Magister Pembangunan Wilayah Dan Kota, Universitas Diponegoro, Semarang. Marsudi, (2012), Analisa Kinerja Sistem Jaringan Trayek Penumpang Umum Di Kota Salatiga,Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang. Morlok, K. E., (1988), PengantarTeknik Dan PerencanaanTransportasi,Penerbit Erlangga, Jakarta. Pratama, M., (2011), Analisis Kinerja Operasi Angkutan Kota Di Padang, Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara Medan. Situmeang, P., (2009), Analisa Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang Umum Antar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum Trayek Medan-Tarutung), Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara Medan. Silaban, D., (2009), Analisa Kinerja Pelayanan Mobil Penumpang Umum Antar Kota Trayek Medan-Parapat, Departemen Teknik Sipil, Universditas Sumatera Utara Medan Sormin, T., (2012), Analisa Kinerja Angkutan Umum Pedesaan-Perkotaan (Study Kasus : Kec. Sunggal, Kab. Deli Serdang-Kota Medan), Departemen Teknik Sipil, Universditas Sumatera Utara Medan. Tamin, O., (2008), Perencanaan, Pemodelan & Rekayasa Transportasi, ITB, Bandung Warpani, S., (1990), Merencanakan Sistem Perangkutan, ITB, Bandung Wrigth, A. A., (1987), Bus Service, Performance Evaluation Standards Of Service, Chapter 6, World Bank, Washington, D.C. http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Mandailing_Natal