Chapter 3 : Pernyataan Perang terhadap Kecurangan Kecurangan adalah tindakan yang membawa kerugian yang tidak sedikit bagi suatu organisasi. Untuk itu, perusahaan harus mengupayakan suatu tindakan untuk mencegah terjadinya tindak kecurangan. Ada 4 tindakan yang bisa dilakukan oleh perusahaan yaitu : - Pencegahan kecurangan - Pendeteksian kecurangan - Investigasi kecurangan - Tindak lanjut secara hukum dan upaya penyelesaiannya Investigasi kecurangan dan tindak lanjut secara hukum merupakan tindakan yang memerlukan biaya lebih tinggi dibandingkan dengan pencegahan dan pendeteksian kecurangan. a. Pencegahan Kecurangan Merupakan cara yang paling efektif untuk mengurangi kerugian akibat kecurangan. Organisasi harus bertindak tegas terhadap para pelaku kecurangan sehingga orang lain tidak akan berani untuk melakukan kecurangan lagi. Usaha pencegahan selain mengurangi tindak kecurangan juga memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan itu sendiri. Faktor-faktor yang ada dalam segitiga kecurangan terkadang sangat kuat untuk memotivasi seseorang melakukan kecurangan, bahkan tindakan pencegahan yang dilakukan perusahaan terlihat seperti tidak bermanfaat. Ada dua aktivitas dasar dalam pencegahan tindakan kecurangan Menciptakan budaya jujur dan beretika. Mengandung 5 elemen penting. - Keteladanan perilaku manajemen puncak. Manajemen harus memperkuat pegawainya melalui sanksi tegas ketika perilaku yang tidak etis terjadi dalam organisasi dan tidak lagi bisa ditoleransi. Penelitian menyatakan bahwa orang yang berbohong memiliki 4 alasan yang mendasari, karena takut terhadap sanksi yang buruk, ketakutan tersebut kemudian menyebabkan seseorang untuk terus berbohong, karena melihat contoh-contoh yang tidak baik mengenai kebohongan karena mereka berpikir bahwa dengan kejujuran mereka tidak bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan. - Mempekerjakan pegawai yang tepat. Tidak semua orang berbuat jujur atau memiliki kode etik yang baik. Menurut hasil pnelitian, mayoritas orang memilih untuk berbohong supaya tidak mendapatkan hasil yang buruk. Prosedur untuk melakukan seleksi pegawai bisa dimulai dari investigasi latar belakang calon pegawai, cek referensi yang ditunjukkan oleh calon pegawai, Kepemimpinan menguji kejujuran pegawai, dan lain-lain. Etis Model pengembangan etik berikut Membantu orang lain seseorang agar menjadi berbuat etis adalah penjelasan mengenai mengapa tidak etis Keyakinan Etis Kesediaan untuk mempertahankan etika Penerapan Etika dalam Situasi Bisnis Praktik kecurangan, konirmasi yang menyesatkan, dan ketidakwajaran Pemahaman Etis secara Pribadi Benar/salah, keadilan, kejujuran, integritas pribadi, rasa hormat pada orang lain
-
Mengomunikasikan ekspektasi dari kejujuran dan integritas meliputi identifikasi dan kodifikasi nilai dan etika yang sesuai, pelatihan kesadaran kecurangan yang membantu pegawai memahami permasalahan yang berpotensi menimbulkan kecurangan dan bagaimana melaporkan atau menyelesaikannya, mengomunikasikan ekspektasi yang konsisten mengenai adanya sanksi atas pelanggaran yang terjadi. Kode etik yang efektif adalah berupa suatu yang tertulis, kemudian dikomunikasikan ke pelanggan, pegawai, dan pemasok, dan harus dikembangkan untuk mendorong manajemen dan pegawai agar bertindak etis. - Menciptakan lingkungan kerja yang positif. - Penanganan atas kecurangan yang terjadi. Kebijakan yang efektif untuk menangani kecurangan adalah harus memastikan bahwa fakta diinvestigasi secara mendalam, kemudian dilakukan tindakan yang tegas dan konsisten terhadap para pelaku, terdapat penilaian dan peningkatan atas resiko dan pengendalian, serta komunikasi dan pelatihan kepada seluruh anggota perusahaan secara terus-menerus. b. Pendeteksian Kecurangan Sebagian kecurangan dimulai dari jumlah kecil yang tidak signifikan, dan jika tidak ketahuan maka akan terus berlanjut ke jumlah yang lebih besar. Kejadian yang membuat pelaku merasa ketakutan atau terancam akan membuatnya menghentikan kecurangan, tapi nantinya kecurangan akan berlanjut lagi jika pelaku merasa keadaan sudah kembali aman. Apabila dalam suatu kasus kecurangan melibatkan manajemen puncak atau owner, pencegahan akan sulit dilakukan sehingga harus dilakukan pendeteksian kecurangan sejak dini. Tidak semua kecurangan dapat dicegah. Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya menerapkan pengendalian preventif untuk mencegah terjadinya kecurangan, maupun pengendalian detektif untuk menghentikan kecurangan yang telah terjadi sebelum erkembang menjadi lebih parah. Cara yang umumnya digunakan untuk mendeteksi kecurangan adalah secara tidak sengaja, menyediakan beberapa alternative untuk orang yang ingin melaporkan bahwa tindakan kecurangan tegah terjadi, dan memeriksa catatan
dan dokumen transaksi untuk menentukan apakah ada kejanggalan yang merujuk pada terjadinya kecurangan. c. Investigasi Kecurangan Tujuan investigasi ini adalah untuk mengetahui kebenaran apakah indicator yang diamati menunjukkan tindak kecurangan atau hanya kesalahan yang tidak disengaja. Akan ada suatu dugaan sebelum seseorang benar-benar tahu apakah kecurangan benar terjadi atau tidak. Dugaan mengacu pada keseluruhan situasi yang akan membuat pegawai meyakini bahwa kecurangan tengah terjadi. Jika investigasi tidak dilakukan dengan benar, amka akan merusak reputasi seseorang dan pelaku sebenarnya tetap bebas melakukan kecurangan. Ada 4 bukti yang bisa diakumulasi dalam investigasi kecurangan, yaitu : - Bukti testimonial - Bukti dokumentasi - Bukti fisik - Pengamatan pribadi Investigasi dilakukan dengan melakukan penyelidikan terhadap elemen-elemen yang ada di segitiga kecurangan. Peneliti akan menemukan adanya tekanan yang dirasakan pelaku, peluang yang dimiliki, dan rasionalisasi bahwa orang lain telah mendengarnya. d. Tindak Lanjut secara Hukum Ada tanda tanya besar ketika terjadi suatu tindakan kecurangan, yaitu mengenai tindakan apa yang seharusnya diambil oleh perusahaan. Ada 3 alternatif tindakan yang biasanya diambil perusahaan dan korban kecurangan. - Tidak mengambil tindakan hukum - Tindakan secara Pidana. Perusahaan harus bekerjasama dengan lembaga penegakan hukum agar pegawai yang melakukan kecurangan bisa dikenai sanksi hukum. Namun, untuk mendapatkan putusan pidana lebih sulit karena bukti yang diperlukan haruslah bukti “di luar keragu-raguan yang beralasan” bahwa pelaku “sengaja” mencuri. - Tindakan secara Perdata. Jarang ditemui pada kasus nyata, karena uang yang dicuri pelaku biasanya sudah habis dipakai. Namun, tindakan perdata ini lebih umum dilakukan ketika kecurangan melibatkan organisasi lain. Chapter 4 : Pencegahan Kecurangan Seseorang apabila ditempatkan di lingkungan integritas yang rendah, pengendalian yang buruk, akuntabilitas yang longgar, atau tekanan yang tinggi, maka akan semakin terbuka peluangnya untuk melakukan tindakan yang tidak jujur. Suatu organisasi dapat menciptakan lingkungan dengan tingkat kecurangan yang rendah dan tingkat kecurangan yang tinggi. Untuk menciptakan lingkungan dengan tingkat kecurangan rendah yang baik untuk pencegahan kecurangan, 2 faktor dasar yang diperlukan adalah penyertaan penciptaan budaya kejujuran, keterbukaan, dan dukungan. Yang kedua menyertakan penghapusan kesempatan untuk melakukan
kecurangan dan menciptakan ekspektasi bahwa pihak yang terlibat dalam kasus kecurangan akan mendapatkan sanksi/hukuman. a. Menciptakan budaya kejujuran, keterbukaan, dan memberi dukungan - Mempekerjakan orang yang jujur dan menyediakan pelatihan kesadaran Melakukan penyaringan terhadap pelamar kerja secara efektif, sehingga hanya calon pegaawai jujur yang akan dipekerjakan menjadi isu penting bagi perusahaan. Dengan hukum privat yang ketat saat ini, menjadi penting bagi perusahaan untuk memiliki kebijakan penyaringan tenaga kerja yang baik verifikasi dan sertifikasi resume adalah dua strategi yang sebaiknya dilakukan organisasi untuk mencegah terjadinya kecurangan. Salah satu tanggung jawab yang paling penting dari pemberi kerja adalah perekrutan dan pengelolaan sumber daya tenaga kerja mereka. Pasar saat ini menunjukkan bahwa rotasi tenaga kerja cenderung semakin tinggi dan loyalitas pegawai mungkin menjadi rendah. Beberapa rekomendasi sebagai bagian dari kebijakan dan praktik perekrutan dan pengelolaan sumber daya tenaga kerja yang akan sukses dalam mencegah kecuragan dan klaim kelalaian : pertama, sebelum mempekerjakan pelamar untuk beberapa posisi, terutama posisi pengelolaan yang utama, pemberi kerja sebaiknya memverifikasi semua informasi pada resume dan aplikasi yang diajukan oleh pelamar. Kedua, pemberi kerja sebaiknya mengharuskan semua pelamar untuk memberikan pernyataan bahwa semua informasi yang ada di aplikasi atau resume adalah benar. Ketiga, pemberi kerja sebaiknya memberikan pelatihan pada orang-orang yang terlibat dalam proses perekrutan untuk melakukan wawancara secara lebih terampil dan terperinci. - Menciptakan lingkungan kerja yang positif Organisasi yang sangat rentan terhadap terjadinya kecurangan dapat dibedakan dari organisasi yang kurang rentan dengan membandingkan iklim perusahaan mereka. Tiga elemen yang berkontribusi dalam penciptaan lingkungan kerja yang positif, kemudian membuat organisasi akan kurang rentan terhadap terjadinya kecurangan adalah menciptakan ekspektasi terkait kejujuran melalui kode etik yang cukup baik yang dimiliki organisasi dan kemudian menyampaikan ekspektasi ini ke seluruh bagian dalam organisasi, memiliki kebijakan yang sifatnya terbuka dan mudah diakses, dan memiliki prosedur operasional dan personel yang positif. - Mengimplementasikan program dukungan untuk pegawai (Employee Assistance Programs-EAP) Salah satu dari tiga elemen segitiga kecurangan adalah tekanan yang dirasakan. Sering kali, tekanan yang memotivasi kecurangan adalah apa yang dianggap pelaku sebagai suatu ketidakadilan atau apa yang diyakini tidak memiliki solusi logis yang memungkinkan. Perusahaan yang memberikan
pelatihan mengenai cara yang efektif untuk menangani tekanan pribadi para pegawainya akan mengeliminasi banyak potensi kecurangan. Metode yang paling umum dalam membantu pegawai mengatasi tekanan adalah dengan mengimplementasikan EAP formal. b. Mengeliminasi kesempatan terjadinya kecurangan Lima metode dalam mengeliminasi kesempatan kecurangan : - Memiliki pengendalian internal yang baik. Lingkungan pengendaian merupakan fondasi untuk semua komponen pengendalian internal yang memberikan keteraturan dan struktur pengendalian yang baik. Factor lingkungan pengendalian meliputi integritas, nilai etis, dan kompetensi orang-orang yang ada di dalam entitas, filosofi manajemen, dan gaya operasional manajemen. Tidak ada struktur pengendalian internal yang benar-benar efektif tanpa memperhatikan ketelitian pada desain dan implementasinya. - Memperkecil kerjasama di antara pegawai dan pelanggan atau pemasok dan menginformasikan secara jelas kepada pemasok dan pihak lain di luar perusahaan mengenai kebijakan perusahaan terkait kecurangan. Dua isu terbaru dalam bisnis telah meningkatkan jumlah kecurangan secara kolusif. Yang pertama adalah meningkatnya kompleksitas bisnis.Dalam lingkungan yang kompleks, pegawai yang dipercaya mungkin akan melakukan kegiatan operasional di lingkungan khusus atau terpisah dari individu lain. Yang kedua, meningkatnya frekuensi aliansi pemasok, dimana perjanjian lisan menggantikan dokumentasi secara tertulis dan terjalin hubungan yang lebih dekat antara pembeli dan pemasok. - Mengawasi pegawai dan menyediakan sistem Whistle Blowing. Supaya sistem wistle blowing berfungsi secara efektif, harus ada elemen-elemen seperti anonimitas, independensi, akses, dan tindak lanjut. - Membuat ekspektasi hukuman. Kebijakan penuntutan yang tegas dan sesuai untuk dipublikasikan membuat pegawai tahu bahwa hukuman yang tegas akan dikenakan terhadap pelaku tidak etis. Seperti kode etik yang baik mnyampaikan ekspektasi, kebijakan yang kuat mengenai hukuman membantu mengeliminasi rasionalisasi. - Melakukan tahapan auditing secara proaktif. Organisasi yang melakukan audit kecurangan secara proaktif meningkatkan kesadaran di antara pegawai bahwa tindakan mereka selalu ditinjau. Dengan meningkatnya ketakutan akan ketahuan dan tertangkap, auditing secara proaktif mengurangi perilaku kecurangan. Kemajuan teknologi saat ini sangat membantu pendeteksian kecurangan secara proaktif. Setiap metode ini mengurangi kesempatan yang sebenarnya atau kesempatan yang dirasakan untuk melakukan kecurangan, dan semua itu bersamaan dengan factor budaya yang telah dijelaskan sebelumnya untuk memberikan program pencegahan kecurangan yang komprehensif.
Catatan/komentar kritis Tindakan pencegahan yang telah dilakukan suatu perusahaan terkadang masih tidak begitu berpengaruh. Karyawan yang melakukan kecurangan mungkin saja mempunyai motivasi yang lebih kuat meskipun dia tahu tindakannya mengandung resiko besar. Perusahaan dalam menghadapi kerugian atas kecurangan tentunya harus bertindak lebih tegas lagi. Tidak perlu ada toleransi untuk perilaku yang tidak etis yang mengindikasikan kecurangan di perusahaan, juga penanganan di bidang hukum harus dilaksanakan supaya para pelaku mendapatkan sanksi yang setimpal. Sanksi yang setimpal ini adalah bahwa pelaku harus bisa mengembalikan semua kerugian yang ditimbulkannya kepada perusahaan dan dia harus memperbaiki sistem apabila mungkin terjadi kerugian-kerugian lainnya yang menyusul. Menurut saya tindak lanjut secara perdata akan lebih menguntungkan karena perusahaan paling tidak bisa mengusahakan untuk mendapatkan ganti rugi. Di Indonesia sendiri saya melihat tindakan pencegahan korupsi sudah begitu baik dengan kinerja KPK, namun hukuman yang dijatuhkan kepada tersangka seringkali tidak sepadan dengan seberapa besar tindakan yang dilakukannya. Mungkin hal tersebut yang membuat Indonesia terus menerus mendapatkan peringkat yang tinggi dalam hal korupsi. Pemerintah sudah bisa tegas dalam menghukum para pengedar narkoba, mengapa tidak sekalian para pelaku korupsi diberi tindakan tegas?