KETENTUAN PENERIMAAN CALON PRAJA IPDN 1. PERSYARATAN DAN TAHAPAN PENERIMAAN CAPRA IPDN a. Persyaratan 1) Warga Negara Indonesia; 2) Lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) dengan nilai minimal rata-rata 7,00 yang dibuktikan dengan photocopy Ijazah/STTB yang disahkan oleh Kepala Sekolah; 3) Surat Keterangan Catatan Kepolisian dari Kepolisian Tingkat Kabupaten/Kota setempat; 4) Berbadan sehat, tidak cacat jasmani/rohani, tidak bertato/bekas tato dan tidak buta warna. Apabla berkaca mata, maksimal ukuran plus dan minus 1,0 dan tidak menggunakan contact/soft lens; 5) Tinggi badan sekurang-kurangnya 160 cm untuk pria dan 155 cm untuk wanita; 6) Surat Pernyataan belum pernah menikah/ kawin, hamil/melahirkan yang diketahui oleh orang tua/wali dan disahkan Kepala Desa/ Lurah setempat; 7) Surat Pernyataan sanggup tidak menikah/ kawin selama mengikuti pendidikan yang dinyatakan secara tertulis di atas kertas bermaterai Rp. 6.000 yang diketahui oleh orang tua/wali; 8) Surat Pernyataan bersedia mengembalikan biaya yang telah dikeluarkan pemerintah sejak pelaksanaan pendidikan, apabila mengundurkan diri atau diberhentikan karena melakukan kesalahan atau melanggar peraturan pendidikan yang dinyatakan secara tertulis di atas kertas bermaterai Rp. 6.000 yang diketahui oleh orang tua/wali; 9) Surat Pernyataan bersedia mengikuti proses pendidikan di Kampus IPDN Pusat atau Daerah sesuai program studi yang ditetapkan, di atas kertas bermaterai Rp. 6.000; 10) Pasphoto hitam putih menghadap kedepan dan tidak memakai kacamata, ukuran 3 x 4 cm sebanyak lima lembar.
b. Tahapan Seleksi 1) Seleksi dilakukan melalui tahapan sebagai berikut : a) Seleksi administrasi dilaksanakan oleh satuan kerja Kabupaten/Kota yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang kepegawaian; b) Tes psikologi dilaksanakan oleh Lembaga Psikologi yang ditunjuk oleh Menteri Dalam Negeri di Ibukota Provinsi; c) Tes Kesamaptaan dan Kesehatan Tes kesamaptaan dilaksanakan oleh tim yang ditunjuk oleh Gubernur. Bagi yang lulus tes kesamaptaan dilanjutkan dengan tes kesehatan yang dilakukan oleh Tim Penguji Kesehatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Provinsi; d) Tes akademik dilaksanakan oleh Panitia Pusat bersama-sama Panitia Provinsi dengan materi soal dari Pusat; e) Penentuan akhir dilaksanakan oleh Panitia Penentuan Akhir (Pantukhir) yang ditetapkan oleh Mentri Dalam Negeri; 2) Materi tes akademik terdiri dari : Pancasila, UUD 1945, Pengetahuan Umum, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika; 3) Seleksi dilakukan dengan sistem gugur yaitu para peserta dapat mengikuti tahap berikutnya apabila dinyatakan lulus/memenuhi syarat pada tahap sebelumnya.
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Aceh
2. TATA CARA PENERIMAAN CAPRA IPDN DI KABUPATEN/ KOTA DAN PROVINSI Penerimaan Capra IPDN dilakukan melalui proses sebagai berikut : a. Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota mengumum-kan secara luas tentang penerimaan Capra IPDN melalui media cetak dan/atau elektronik; b. Pendaftaran dilaksanakan di Kabupaten/Kota; c. Bupati/Walikota menerima pendaftaran yang dilaksanakan secara fungsional oleh satuan kerja yang mempunyai tugas pokok dan fungsi dibidang kepegawaian, dengan tugas sebagai berikut: 1) Menerima, meneliti kelengkapan dan kebenaran persyaratan umum/administrasi pendaftar; 2) Menyiapkan daftar nominatif dan berkas persyaratan pendaftar yang memenuhi syarat untuk dikirim kepada Panitia Penerimaan Capra IPDN Provinsi; d. Gubernur membentuk Panitia Penerimaan Capra pada tingkat Provinsi dengan Keputusan Gubernur yang anggotanya terdiri atas: 1) Gubernur sebagai Pengarah; 2) Sekretaris Daerah Provinsi sebagai Penenggungjawab merangkap anggota; 3) Asisten Sekretaris Daerah Provinsi yang membidangi Kepegawaian sebagai Wakil Penanggungjawab merangkap anggota; 4) Kepala Badan Kepegawaian Daerah/ Kepala Biro Kepegawaian sebagai Sekretaris merangkap anggota; 5) Kepala Badan/Kantor Diklat Provinsi sebagai Wakil Sekretaris merangkap anggota; 6) Kepala Inspektorat Provinsi sebagai anggota; 7) Wakil dari Kabupaten/ Kota sebagai anggota; 8) Pejabat lain yang dipandang perlu sebagia anggota. e. Panitia Penerimaan Capra IPDN Provinsi melakukan tugas: 1) Meneliti ulang kelengkapan dan kebenaran persyaratan umum/administrasi pendaftar; 2) Melaksanakan tes psikologi bekerjasama dengan Tim Penguji Psikologi; 3) Melaksanakan tes kesamaptaan dan kesehatan bekerjasama dengan Tim Penguji Kesamaptaan dan Kesehatan; 4) Melaksanakan tes akademik bersama Petugas dari Depatemen Dalam Negeri. 3. TATA CARA PEMERIKSAAN PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN HASIL TES a. Persyaratan Administasi 1) Satuan kerja yang diberi tugas penerimaan Capra IPDN di Kabupaten/Kota memeriksa kelengkapan dan kebenaran persyaratan umum/administrasi pendaftar. Hasil pemeriksaan administrasi tersebut ditetapkan dalam dua kategori, yaitu Memenuhi Syarat dan Tidak Memenuhi Syarat, untuk selanjutnya disampaikan kepada Gubernur; 2) Panitia Provinsi meneliti ulang kelengkapan dan kebenaran persyaratan umum/ administrasi pendaftar; 3) Hasil pemeriksaan administrasi Panitia Provinsi ditetapkan dalam dua kategori, yaitu Memenuhi Syarat dan Tidak Memenuhi Syarat, untuk selanjutnya disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri Cq.Kepala badan Pendidikan dan Pelatihan Departemen Dalam Negeri. b. Tes Psikologi Pemeriksaan tes psikologi dilakukan oleh Lembaga Psikologi yang ditunjuk oleh Menteri Dalam Negeri. Hasil tes psikologi ditetapkan dalam dua kategori, yaitu Memenuhi Syarat dan Tidak Memenuhi Syarat dan disusun berdasarkan urutan peringkat dari perolehan nilai tertinggi sampai dengan nilai terendah dari masing-masing Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Aceh
Provinsi asal pendaftar peserta tes, untuk selanjutnya diserahkan kepada Menteri Dalam Negeri. c. Tes Kesamaptaan dan Kesehatan Hasil tes kesamaptaan disusun dalam dua kategori yaitu Memenuhi Syarat dan Tidak Memenuhi Syarat. Bagi yang memenuhi syarat dapat melanjutkan ke tahap tes kesehatan. Hasil tes kesehatan disusun dalam dua kategori yaitu Memenuhi Syarat dan Tidak Memenuhi Syarat. Bagi yang memenuhi syarat, dinyatakan lulus dan ditetapkan dengan Keputusan Gubernur, untuk selanjutnya disampaikan kepada Menteri Dalam negeri Cq.Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Departemen Dalam Negeri. d. Tes Akademik Pemeriksaan hasil tes akademik dilakukan terpusat di Departemen Dalam negeri Negeri dengan menggunakan komputerisasi. Nilai hasil pemeriksaan tes akademik disusun berdasarakan urutan peringkat dari perolehan nilai tertinggi sampai dengan yang terendah dari masing-masing Provinsi asal pendaftar. 4. KRITERIA PERSYARATAN DAN UNSUR-UNSUR PENILAIAN PADA TES KESEHATAN BAGI CALON PRAJA IPDN a. Tinggi dan Berat Badan 1) Tinggi Badan sekurang-kurangnya 160 cm untuk calon praja pria dan 155 cm untuk calon praja wanita; 2) Berat badan ideal dihitung dengan rumus : Tinggi Badan dikurangi 110. Berat badan dinyatakan memenuhi syarat (MS) bila : - Berat badan ideal +/- 5 kg (kategori baik (B)); - Berat badan berada pada kategori berat badan minimal (-5 kg) dan maksimal (+5 kg) (Kategori cukup C); - Berat badan melebihi sampai 10 % diatas standar maksimal yang telah ditentukan (Kategori kurang (K1)); - Berat badan kurang dari 10 % di bawah standar minimal yang telah ditentukan (Kategori K1). b. Tekanan Darah dan Nadi 1) Tekanan darah sistolik 100-140 mm Hg dan diastolik 60-90 mm Hg memenuhi syarat(MS); 2) Nadi 60-100 x/menit (MS). c. Kepala, Muka dan Leher 1) Bentuk Kepala tidak normal (Kategori kurang sekali (K2)/tidak memenuhi syarat (TMS); 2) Tidak terdapat kelainan yang menyebabkan keburukan muka yang mencolok seperti acne (jerawat) berat sikatriks (jaringan parut), fistula, benjolan (tumor), birthmark (tanda lahir). 3) Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening (KGB) di leher. d. Telinga, Hidung Dan Tenggorokan (THT) 1) Tindik yang tidak ada hubungan dengan kebudayaan/adat: - Pada Pria (K2/TMS) - Pada Wanita lebih dari 1 (satu) tiap telinga (K2/TMS); 2) Tidak terdapat deformitas (kelainan bentuk) daun telinga yang mencolok. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Aceh
3) Tidak terdapat otitis media supuratif kronik (OMS/congek); 4) Tidak terdapat perforasi membrana tympani (Pecah gendang telinga); 5) Tidak terdapat polip hidung dan sinusitis; 6) Tidak terdapat deviasi septum nasi yang mengganggu pernafasan; 7) Tidak terdapat hipertrofi tonsil (pembengkakan amandel): - Hipertrofi derajad dua menahun (T2a-T2a kronis) - Hipertrofi derajad tiga (T2b-T2b) e. Mata 1) Visus (Tajam penglihatan) 6/20 untuk tiap mata dan dapat dikoreksi sampai 6/6 dengan lensa spheris dan cylindris maksimal 1 (satu) dioptri atau untuk kelainan refraksi majemuk (spherocylinder maksimal 1 (satu) dioptri. 2) Tidak menggunakan contact lens (lensa kontak); 3) Buta Warna : - Total dinyatakan (K2/TMS). - Parsial, bila mampu mengenal minimal 50 % dari buku buta warna standar dinyatakan (K1/MS). 4) Ptosis (Kelopak mata atas turun) yang tidak mengganggu visus (K1/MS) 5) Pterigium (selaput) yang menutupi kornea (selaput bening mata) sejauh 1 mm atau lebih (K2/TMS). 6) Sikatriks pada kornea yang menghalangi penglihatan sentral (K2/TMS). 7) Tidak terdapat strabismus (mata juling) yang nyata. f. Gigi dan Mulut 1) Semua gigi depan (anterior) lengkap, toleransi kehilangan 1 (satu) gigi dan telah dibuat gigi tiruan 2) Jumlah kehilangan gigi belakang (posterior) pada rahang atas dan bawah maksimal 4 (empat) gigi dan sudah menggunakan gigi tiruan. 3) Tidak memakai alat Fixed orthodontic (alat untuk meratakan gigi yang paten) 4) Tidak dijumpai kelainan gigi yang menyebabkan gangguan estetika seperti : - Diskolorisasi berat - Gigi persistensi dan gigi berlebihan. - Gigi Depan crowding (letaknya bertumpuk dan tidak teratur) yang berat pada rahang atas dan atau rahang bawah. - Diastema interdential (jarak antara dua gigi yang bersebelahan)>3 mm. - Open bite vertikal (gigitan belakang terbuka)>2 mm. - Open bite horizontal (gigitan depan terbuka)>3 mm - Cross bite (gigitan terbalik) gigi depan >3 (tiga) gigi dengan ukuran > 2 mm. - Prostusi (rahang bawah menonjol ke depan) > 3 mm. - Prognathi (cameuh(bahasa sunda)). 5) Bila ditemukan sisa akar gigi, calon praja diberi kesempatan untuk mencabut akar gigi tersebut sesegera mungkin dalam masa seleksi kesehatan di daerah. 6) Tidak terdapat kelainan pada mulut yang membahayakan (mis.tumor pada rongga mulut). g. Ektremitas Atas (Lengan) a. Tidak terdapat POLIDACTILY (kelebihan jari) dan anomaly (kekurangan jumlah jari); b. Tidak terdapat kehilangan lengan atas kanan atau kiri. c. Tidak terdapat kehilangan jari tangan. d. Tidak terdapat kehilangan phalanx (buku jari) dari manapun juga. h. Extremitas Bawah (Kaki) 1) Tidak terdapat Polidactyl (Kelebiha Jari) 2) Tidak terdaoat kehilangan kaki kanan/kiri 3) Tidak terdapat flat foot (pes planus =Telapak kai ceper) total. 4) X been dan O been, toleransi sampai 6 cm 5) Tidak terdapat varices berat. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Aceh
i. Dada 1) Tidak terdapat ginekomastia (Pembesaran mammae/Buah dada) pada calon praja atau tumor pada mammae/payudara calon praja wanita. 2) Tidak terdapat kelainan pada jantung dan paru-paru j. Punggung Tidak terdapat kyphosis (punggung bungkuk), scoliosis (punggung miring), atau iordosis (Punggung Melengkung ke depan) yang berat. k. Abdomen (Perut) 1) Hernia - Semua bentuk hernia (K2/TMS) - hernia yang sudah dioperasi tetapi kurang dari satu tahun (K2/TMS). 2) Tidak terdapat sinus atau fisula umbilicais(lubang tambahan pada pusar) 3) Tidak terdapat kelainan pada lambung, hati, limpa, ginjal, pancreas, usus buntu dan lain-lain; 4) Tidak terdapat kista dan tumor. l. Anus dan Rektum a. Tidak terdapat haemorhoid externa (ambeien/wasir) toleransi jumlah tunggal dengan ukuran maksimal 0.5 cm, tunggal; b. Tidak terdapat haemorhoid interna toleransi sampai grade (Tingkat ) II sedang. c. Tidak terdapat Fistulla ani (lubang tambahan pada dubur). d. Tidak terdapat kista, tumor pada wanita. m.Urogenital 1) Tidak terdapat epispadia atau hipospadia (lubang kencing pada pria terletak lebih atas atau lebih bawah dari posisi normal) 2) Tidak terdapat hermaphroditismus (kelamin ganda). 3) Tidak terdapat hydrocelo (kantung berisi cairan pada scrotum) (kantung zakar). 4) Testis (buah zakar) harus lengkap jumlahnya ( 2 buah) 5) Tidak terdapat varicocele (varises pada kantung buah zakar) yang tingkatannya sedang sampai berat. 6) Tidak terdapat tumor pada testis 7) Tidak terdapat kista atau tumor pada vagina, uterus (rahim) dan ovarium (indung telur). n. Kulit 1) Tidak terdapat infeksi bakteri, jamur atau virus yang berat (mencolok). 2) Tidak terdapat tatto/bekas tatto) kecuali karena adat/budaya. 3) Telinga tidak boleh ditindik untuk laki-laki dan untuk wanita tidak boleh lebih dari satu. 4) Tidak terdapat sikatriks yang mencolok pada lengan bawah. o. Laboratorium 1) Darah rutin (Hb, LED) urine rutin dan kimia darah (SGOT, SGPT, ureum, kreastinin, gula darah puasa dan kolesterol) dalam batas normal sesuai analisa/reagen yang dipakai; 2) Pemeriksaan HbsAg (untuk deteksi penyakit hepatitis) p. Foto thorax (Rontgen) + interpretasi Foto thorax (Rontgen) dilakukan ulang pada saat pantukhir. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Aceh
q. E K G + interpretasi Ekam jantung (hasil rekam jantung dan interpretasi dilampirkan)
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Aceh