KERAJINAN BELERANG DI KAWAH IJEN
Alimudin, AgusSudarmawan, LangenBrontoSutrisno JurusanPendidikanSeniRupa FakultasBahasadanSeni UniversitasPendidikanGanesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],langen
[email protected] Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk, (1) Mengetahui sejarah keberadaan kerajinan yang berbahan belerang di kawah ijen. (2) Mengetahui proses pembuatan kerajinan belerang oleh para penambang belerang di kawah Ijen. (3) Mengetahui hasil kerajinan yang dibuat oleh para penambang yang membuat kerajinan belerang di kawah Ijen. Penelitian ini merupakan Penelelitian yang menggunakan pendekatan deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Adapun subjek yang diteliti adalah kerajinan pengrajin belerang dalam memanfaatkan belerang sebagi prodak seni yang dapat dijual. Sedangkan obyek yang akan diteliti oleh peneliti, yaitu kerajinan belerang. Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan peneliti, yaitu (1) tehnik observasi, (2) Tehnik wawancara, (3) tehnik dokumentasi, (4) tehnik kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Sejarah keberadaan kerajinan yang berbahan belerang di kawah Ijen.Penambanganbelerangdiperkirakandimulaisejaktahun19641966.KerajinanbelerangadasemenjakkawahIjenramai di kunjungiwisatawan. (2) Proses pembuatan kerajinan belerang oleh para penambang belerang di kawah Ijen merupakan teknik yang biasanya digunkan untuk membuat logam, yaitu teknik cor. (3) Hasil kerajinan yang dibuat oleh para penambang yang membuat kerajinan belerang di kawah Ijen berupa kerajinan dalam bentuk patung dan kriya. Kata kunci: belerang, kerajinan, patung, dan kriya Abstract This study was conducted to, (1) To Know the history of the existence of handicrafts made of sulfur in Ijen crater. (2) To know the process of making crafts sulfur miners sulfur in Ijen crater. (3) Knowing the crafts made by the miners who make crafts sulfur in Ijen crater. This study is Penelelitian which uses descriptive approach with a qualitative approach. The subjects studied were craft artisans in the use of sulfur as a sulfur prodak art that canfor sale. While the object to be investigated by researchers, namely craft sulfur. The data collection techniques used by researchers, namely (1) observation technique, (2) interview techniques, (3) technical documentation, (4) technical literature. The results showed (1) History of the existence of handicrafts made of sulfur in Ijen crater. Sulfur mining started in from 1964 to 1966 is estimated. Craft sulfur existed since the Ijen crater crowded by tourist visitor. (2) The process of making crafts sulfur by the sulfur miners in the crater of Ijen is a technique that normally use to make the metal, which is a technique cast. (3) The handicrafts made by the miners who made crafts sulfur in Ijen crater become of craft in the form of sculpture and crafts. Keywords: sulfur, craft, sculpture.
PENDAHULUAN Keindahan
Indonesia
merupakan kawasan wisata yang cukup
merupakan anugerah yang sangat besar
terkenal di kawasan Jawa Timur, bahkan
dan telah dinikmati oleh para pendahulu
mancanegara.Belerang itulah yang menjadi
bangsa ini hingga kita bisa menikmatinya
mata
secara utuh.Banyak hal yang tidak banyak
gunung
orang ketahui dibalik keindahan salah
gunung kawah Ijen menambang belerang
satunya keindahan alam, serta manusia
untuk
dengan
kreatifitasnya.Terdapat
hari.Kebutuhan hidup semakin hari semakin
diantaranya yakni sekelompok orang kreatif
tinggi memaksa masyarakat sekitar kawah
yang menggantungkan hidupnya kepada
Ijen untuk menambang belerang.
segala
alam
pencaharian kawah
masyarakat
sekitar
Ijen.Masyarakat
sekitar
mencukupi
kehidupan
sehari-
alam, yaitu para penambang belerang di
Alasan klasik yang mendorong para
gunung Ijen Jawa Timur. Beberapa tahun
penambang adalah persaingan yang sangat
ini, Ijen sangat ramai diperbincangkan,
tinggi
yakni dengan dipostingnya Blue Fire (Api
dengan
Biru) oleh turis mancanegara. Tak lain, api
diberlakukan sebuah perusahaan untuk
tersebut
merupakan
pembakaran
para calon pegawainya minimal mereka
belerang
yang
terdapat di dasar kawah
harus berpendidikan SMA (Sekolah Dasar
hasil
Ijen.
di
lapangan syarat
dan
pekerjaan.Apalagi ketentuan
yang
Menengah Atas) dan itupun dalam posisi Keindahan
alam
kawah
Ijen
yang
sangat
rendah.Pendidikan
merupakan anugerah yang sangat besar
penambang
yang bisa kita nikmati, tidak terkecuali
(Sekolah Dasar) dan terdapat pula yang
pemandangan
kreatifitas
belum merasakan bangku sekolah. Mereka
tempat dari
sangat menggantungkan hidupnya pada
sekian tempat di Indonesia yang memiliki
belerang, rela naik gunung dan turun
kreativitas yaitu, para Penambang belerang
hingga kawah yang memiliki asap belerang
di kawah Ijen.Selain meliki penambang
yang membuat sesak nafas dan bahkan
yang
mereka tidak pulang dalam beberapa hari
alamnya
orang-orangnya.Salah
kreatif,
Ijen
dan
satu
juga
merupakan
rata-rata
menghidupi
hanya
para
lulus
keluarganya.
SD
pegunungan yang memiliki pemandangan
demi
yang begitu indah.Wisata kawah Ijen, selain
menambang
memiliki gunung yang sangat memukau
dengan menempuh tanjakan yang terjal
hati, sekitar kawah Ijen juga memiliki flora
juga berbatu dan memikul hasil tambang
dan fauna.
paling ringan diangka 50 kg dan 90 kg
belerang
hingga
Mereka kawah
Selain itu kawan Ijen merupakan
untuk berat paling besar yang dipikul oleh
gunung yang memiliki persediaan belerang
penambang. Meskipun beban yang dibawa
yang
oleh penambang begitu berat, kreatifitas
cukup
banyak.Kawah
Ijen
juga
yang sangat luar biasa tetap ada dalam diri
penelitian deskriptif dengan pendekatan
untuk memperoleh pendapatan lebih selain
kualitatif.
menambang untuk perusahaan.
pendekatan ini, karena ingin memaparkan
Penulis
menggunakan
kedua
Pendapatan tambahan lebih dari
dengan apa adanya data yang diperoleh
para penambang belerang yakni, dengan
dari penelitian yang dilakukan di Gunung
membentuk belerang menjadi sebuah karya
kawah
seni, yakni sebuah kerajinan belerang yang
mengatakan
dibuat dengan tehnik cetak cor.
yaitu analisis ini menguraikan data hasil
Para penambang belerang memiliki kreatifas bentujuan
seni
secara
lebih
autodidak
banyak
yang
mendapatkan
Ijen.Sumarsono bahwa
(2004:312)
“analisis
deskriptif,
penelitian tanpa melakukan pengujian.” Penelitian
ini
membutuhkan
pengupas data yang berkaitan dengan nilai
keuntungan.Kreatifitas yang didapat oleh
maupun
para penambang belerang didapat dari
mengatakan bahwa “penelitian deskriptif
memanfaatkan belerang sebagai prodak
adalah penelitian yang dilakukan untuk
seni.Prodak seni yang penambang buat
mengetahui nilai dari suatu variabel, dalam
adalah kerajinan belerang yang dicetak
hal ini variabel mandiri, baik sutu variabel
menggunakan cetakan kue, logam, maupun
atau lebih (independent) tanpa membuat
hasil
perbandingan
dari
alam
yang
disentuh
oleh
variabel.
atau
Hasan
(2004:7)
menghubungkan
penambang untuk mendapatkan bentuk
dengan variabel lain. Penulis ini hanya
terbaik.Kreatifitas para penambang bermula
menggunakan satu sampel.”
ketika penambangan belerang berlangsung dan gunung kawah Ijen menjadi tempat wisata oleh warga lokal maupun turis asing.Menurut
Susanto
(2015:229)
mendefinisikan
“kreatifitas
adalah
kesanggupan
seseorang
untuk
menghasilkan karya-karya atau gagasangagasan
tentang
sesuatu
yang
pada
hakikatnya baru atau baru sama sekali dalam arti tidak diketahui atau belum perna diciptakan sebelumnya”.
a. Subyek Dan Obyek Penelitian Adapun subyek penelitian adalah penambang belerang di kawah Ijen.Obyek penelitian sendiri merupakan hasil dari kreatifitas
yang
dilakukan
oleh
penambang belerang di kawah Ijen.Lokasi penelitian, yaitu gunung kawah Ijen yang terletak diantara dua kabupaten, yaitu kabupaten
Banyuwangi dan
kabupaten
Bondowoso.Teknik yang digunakan untuk membuat belerang yang cukup unik.
METODE PENELITIAN Penelitian dengan judul „Kerajinan Belerang penellitian
di
Kawah
yang
para
Ijen‟
merupakan
menggunakan
metode
3. Instrumen Penelitian Dalam
saat
instrumen
penelitian
ini,
penulis memakai beberapa instrumen untuk mendapatkan data dari lapangan, tepatnya data dari kegiatan berkesenian penambang belerang dalam membuat sebuah kerajinan atau prodak seni dari belerang.Adapun
observasi
dan
wawancara
dilakukan.Selain itu, dokumentasi dilakukan untuk mendapat gambar pada saat proses pembuatan,
maupun
untuk
mendokumentasi kerajinan apa saja yang dibuat.
Alat
yang
digunakan
untuk
mendokumentasi merupakan kamera DSLR ataupun kamera Tablet.
instrumen yang digunakan, yaitu instrumen observasi,
wawancara,
dan
dokumentasi.Penulis mengunakan ketiga instrumen ini untuk mendapatkan data dari lapangan.
b.
Tehnik Pengumpulan Data
Menurut
Alwasilah
(2000:105),Untuk
mendapatkan data yang lengkap, para peneliti naturalistis menggunakan tehnik
1 Instrumen Observasi
triangulation (triangulasi). Istilahini berasal
Observasi dilakukan untuk mengetui
dari dunia navigasi dan srategi melite, yakni
secara pasti tentang kerjinan belerang yang
kombinasi metodnologi untuk memahami
ada
Penulis
satu fenomena.Dalam penelitian kualitatif,
menggunakan instrumen observasi untuk
triangulasi ini merujuk pada pengumpulan
mengetahui sejarah keberadaan kerajinan
informasi (data) sebanyak mungkin dari
yang
berbagi
di
Gunung
Kawah
berbahan
Ijen.
belerang,
proses
pembuatan, dan hasil kerajinan yang dibuat oleh para penambang belerang Gunung Kawah Ijen dengan menggunakan kamera.
mengumpulkan
data,
instrumen wawancara juga menjadi hal yang dilakukan oleh penulis, karena penulis ingin
tahu
secara
langsung
proses
kerajinan yang dibuat. Bukan hanya proses yang
ingin
(manusia,
latar,
dan
kejadian) melalui berbagai metode. 1. Tehnik Observasi Alwasilah (2000:110) mengatakan
2. Instrumen Wawancara Dalam
sumber
penulis
ketahui
dalam
pembuatan Kerajinan Belerang di Kawah Ijen.
bahwa “tehnik obsevasi memungkinkan peneliti
menarik
ihwal
makna
inferensi dan
(kesimpulan)
sudut
pandang
responden, kejadian, peristiwa, atau proses yang diamati.” Tehnik observasi dilakukan oleh
penulis
untuk
mengetahui
lokasi
secara akurat. 2. Tehnik Wawancara
4. Instrumen Dokumentasi Dalam
instrumen
Dalam dokumentasi,
penulis melakukan pendokumentasian pada
sebagai
acuan
wawancara untuk
digunakan
bertanya
pada
beberapa pihak yang besangkutan pada
penelitian. Adapun pihak yang ditanya, yaitu
penambang
belerang
sebagai
narasumber pembuatan kerajinan belerang, Polisi
Hutan
pemberitahuan
sebagai letak
c.
Analisis Data
narasumber
lokasi
Dari seluruh data yang diperoleh
ataupun
pada tenik pengumpulan data observasi,
kejadian yang terjadi di kawah Ijen, kepala
wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan
Balai Besar Sumber Daya Alam untuk
dikumpulkan
menghantarkan surat ijin penelitian dan
analisis yang digunakan adalah analisis
menanyakan
domain dan analisis taksonomi.Adapun
beberapa
hal
yang
bersangkutan dengan penelitian.
beberapa
teknik
para ahli sebagai berikut. ini,
dilakukan
pendokumentasian
mengenai
data-data yang diperlukan oleh penulis sebagai acuan untuk meneliti. Selain itu, dokumentasi dilakukan untuk mendapat beberpa gambar dalam proses pembuatan, bentuk-bentuk karya yang dibuat, maupun lokasi
keberadaan
dianalisis.Adapun
pengertian domain dan taksonomi menurut
3. Tehnik Dokumentasi Dalam
untuk
pembutan
belerang
1. Analisi Domain Bungin (2003:89) mengemukakan bahwa “teknik analisis domain memberikan hasil analisis yang luas dan umum, tetapi belum
terinci
serta
masih
bersifat
menyeluruh.” Analis domain dibutuhkan peneliti untuk mengetahui fenomena yang terjadi di kawah Ijen tentang kerajinan
dibuat.
belerang oleh penambang. 4. Tehnik Kepustakaan 2. Analisis Taksonomi Untuk mempertangjawabkan data,
Sugiyono (2009:261) dikutip oleh
diperlukan beberpa pedoman kepustakaan,
(Niky Rohmatulloh 2014:21) menyatakan
seperti buku-buku yang berisikan pendapat
bahwa “analisis taksonomi adalah analisis
dari beberapa ahli yang bekaitan dengan
terhadap keseluruhan data yang terkumpul
penelitian.Buku
penulis
bedasarkan domain yang telah ditetapkan.
ahli
dalam
Dengan demikian domain yang ditetapkan
yang digunakan
dalam
menjadi cover term oleh peneliti dapat
berperan
diurai secara lebih rinci dan mendalam
sebagai pengambilan data secara langsung
melalui analisis taksonomi.” Dari kedua
dilakukan pada kerajinan dibuat oleh para
analisis ini digunakan, untuk mengolah data
penambang belerang di Gunung Kawah
secara
Ijen.
dianalisis
sebagai
juga
narasumber
metode-metode
penelitian.Kepustakaan
digunakan yang
juga
terperinci. oleh
Adapun analisis
data domain
yang dan
taksonomi adalah bahan dan alat yang
digunakan
untuk
membuat
kerjinan
angkut per orang 50 kg sampai 100 kg
belerang, serta untuk mengetahui dalam
dalam sehari, persediaan belerang tetap
bentuk apa saja kerajinan dibuat.
banyak dan tetap bisa ditambang untuk keesokan harinya.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pada pembahasan belerang penulis juga melakukan penelitian dengan teknik wawancara,
serta
dokumentasi,
dan
dengan teknik
teknik
kepustakaan
mengenai kerajinan belerang di kawah Ijen, tepatnya di antara kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso.Kawah Ijen sendiri dikelola oleh Badan Konservasi Sumber Daya Alam Banyuwangi.
Adapun jumlah penambang, dari informasi
yang
penulis
dapatkan
dari
penjaga tiket masuk gunung kawah Ijen sekitar 200 sampai 300 orang.Tempat penambangan belerang berdiri disekitar tahun 1964-1966.Sejak awal dibukanya tambang,
penambang
sudah
mencari
belerang di Gunung Kawah Ijen. Bobot yang dipikul dari dasar kawah hingga ketempat penimbangan belereng oleh para
1) Sejarah Keberadaan Kerajinan Yang
penambang berada diangka sekitar 50 kg
Berbahan Belerang di Kawah Ijen
untuk beban paling ringan yang dipikul oleh
Gunung
kawah
merupakan
penambang dan sekitar 90 kg untuk beban
gunung yang memiliki kandungan belerang
paling berat yang dipikul oleh penambang.
yang cukup banyak.Kawah Ijen terletak
Adapun alat pengangkut belerang yang
Kecamatan
digunakan oleh para penambang masih
Licin,
Ijen
Sempol,
Kabupaten
Banyuwangi, Bondowoso, Provinsi Jawa
menggunakan alat tradisional.
Timur.Gunung Kawah Ijen sendiri dikelola
Dari
dasar
kawah
hingga
oleh Balai Besar Sumber Daya Alam
permukaan dan kemudian turun gunung
(BBSDA) Seksi Konservasi Wilayah V
lagi,
Banyuwang.Balai
medan yang mereka lalui. Keranjang yang
Besar
Konservasi
itu
merupakan
Sumber Daya Alam dikepalai oleh Bapak
mereka
Pujiadi yang berasal dari Jombang.Kantor
semakin hari semakin tergantikan dengan
BBSDA
alat modern.Alat modern yang sekitar bulan
sendiri
terletak
di
Banyuwangi.Pengelolaannya berkoordinasi
dengan
Kabupaten selalu
Mei
gunakan
bentuk gambaran
tahun
sejak
2015.Gerobak
tahun
besi
1966,
yang
Kabupaten
digunakan para penambang hanya terdiri 6
Bondowoso, karena kawah Ijen sendiri
unit di bulan Mei Tahun 2015, gerobak besi
terletak di antara dua Kabupaten, yaitu
dan bulan Juli tahun 2015, dalam kurun
Banyuwangi dan Bondowoso.
waktu beberapa bulan bertambah menjadi
Meskipun ditambang oleh orang sekitar 200 orang perhari. Dengan kapsitas
12 unit.
Penjualan belerang sendiri dijual atau dijajahkan dipuncak gunung sekitar kawah dan tempat timbangan belerang di tengah-tengan perjalan Gunung
Kawah
menuju
Ijen.Para
Gambar 2. Cetakan Berbentuk Bunga Matahari
puncak
penambang
menjajahkan produk seni mereka pada turis asing dan orang lokal.
Adapun pengertian cetakan plastik terbagi
menjadi
dua
berasal
dari
kata
plastik.Cetakan
2) Bahan Pencetak Kerajinan Belerang
kue
pengertian, cetakan
yang
plastik ini digunakan
yaitu dan
terbuat
dari
untuk memcetak
belerang. a. Logam Spidoljuga
Adapun pencetak yang digunakan
digunakan
ada dua macam, yaitu pencetakan yang
memberikan
terbuat dari logam dan pencetakan yang
Penambang belerang menggunakan spidol
terbuat dari plastik. Merupakan alat bantu
sebagai perwarna, karena harga yang
untuk membuat kerajinan belerang berapa
murah dan praktis.
alat
bantu
sebagai
cetakan
belerang.
Sukarman (19:2) dikutip oleh (I Made Sudiartama 2009:31) mengatakan bahwa “produk-produk umumnya aktivitas
kerajinan
diciptakan manusia,
logam
untuk
antara
pada
selanjudnya
pada
belerang.
3) Alat Pengukur suhu Belerang dan Kecepatan Mencair Belerang a. Termometer
membantu lain
Termometer
berupa
perobotan rumah tangga. Namun dalam perkembangan
warna
untuk
meningkat
manuisia sebagai makluk berbudaya, maka pada tataran/ tingkatan estetik manusia juga benda-benda kelengkapan lainnya antara lain berupa perhiasan”
pengukur
merupakan
suhu.Termometer
alat
digunakan
untuk melihat titik didih awal pada saat belerang
dicairkan.
Termometer
yang
digunkan merupakan termometer pengkur suhu air panas, yaitu termometer air raksa. b. Stopwatch Stopwatch digunakan untuk melihat seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencairkan belerang yang masi
Gambar 1.Logam Berbentuk Kepala Santa
kristal
Claus
seberapa lama waktu yang dibutuhkan setelah
dan
cair
pencetakan.
sebaliknya
untuk
melihat
dan
dituankan
Stopwatch
yang
pada
digunkan
merupakan stopwatch yang ada di hp
pelepas
belerang
Nokia.
sangatlah mudah.
pada
cetakan
d. Lepaskan belerang, proses pelepasan dengan menungankan belerang dalam cetakan pada tangan.
4) Proses Pembuatan Di
dalam
proses
pembutan
kerajinan belerang di kawah Ijen ada beberapa tahap yang harus dilalui. Adapun alat
yang
digunakan
kerajinan, yaitu
untuk
membuat
alat pencetak kue yang
terbuat dari plastik dan logam. Adapun
Gambar 4. Kerajinan belerang pada saat dibuka pada cetakan logam
tahapan yang harus dilakukan sebagai berikut: 1. Proses Pembuatan Kerajinan Belerang Untuk
membuat
kerajinan
dari
belerang sangatlah sederhana. Adapun
Gambar 5. Kerajinan belerang pada saat
tahap pertama yang harus dilakukan, yaitu:
dibuka pada cetakan plastik
a. Ambil belerang yang sudah mencair
e. Jika
karya
ingin
dibuatkan
tatakan.
pada wadah yang ada didasar kawah
Tinggal celupkan saja belerang yang
Ijen dengan menggunkan gelas aqua
sudah kering pada belerang yang masi
plastik ataupun alat yang lain yang bisa
basah
digunakan untuk mengabil belerang yang
mengeras.
dan
tunggu
sampai
tatakan
sudah mencair. b. Tuangkan belerang yang sudah mencair
5) Hasil Kerajinan Yang Dibuat Oleh Para Penambang Belerang Kawah Ijen
pada cetakan yang sudah disipkan seperti logam atau cetekan kue.
Ada beberapa jenis kerajinan yang dibuat oleh para perajin belerang di kawah Ijen.Beberapa jenis kerajinan yang dibuat oleh
perajin
belerang
di
kawah
Ijen,
berdasarkan pada naluri keindahan yang dimiliki oleh penambang belerang.Terlihat Gambar 3. Penuangan Belerang pada
dari karya yang dibuat tertuang dalam dua
cecatakan
bentuk karya, yaitu mengarah pada patung
c. Tunggu
belerang
sampai
berwarna
kuning. Setelah berwarna kuning, proses
dan
kerajinan.
penambang
Bentuk
tidak
bisa
patung
karya
diulang
dalam
pembutannya, artinya proses yang diambil secara alami. Sedangkan yang dimaksud bektuk kriya disini, adalah bentuk yang dapat
diulang-ulang
pembuatannya,
dalam karna
proses proses
pembuatannya menggunakan cetakan. 1. Karya Patung Gambar 7. Kerajinan Kriya Belerang Adapun jenis-jenis karya patung yang
dibuat
oleh
para
penambang
belerang, yaitu sebagai berikut:
Gambar 6.Kerajinan Patung Belerang
.2. Karya Kriya Adapun jenis jenis kerajinan kriya
Gambar
7.
Kerajinan
Kriya
Belerang
Berbentuk Kaligrafi
yang dibuat oleh para penambang belrang di kawah ijen sebagai berikut:
PENUTUP a. Simpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
mengenai Kerajinan Belerang Di Kawah Ijen
tepatnya
diantara
Kabupaten
Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa
Timur, Indonesia
dapat
ditarik beberapa simpulan sebagai berikut. Kerajinan belerang ada semenjak kawah
Ijen
ramai
dikunjungi
oleh
wisatawan.Penambangan belerang sendiri
ada kira-kira sejak tahun 1966. Kerajinan
belerang kawah Ijen sebagai bahan
belerang dibuat menggunakan cetakan kue,
penelitian,
logam, maupun bentuk dari proses alam
menjadi informasi dan kepustakaan
yang sentuh oleh penambang.
kepada pemerintah amaupun pada
Proses dibawah
pembuatan
kawah.
merupakan
dilakukan
Dibawah
tempat
pengambilan
atau
vulkano gunung berapi Ijen. Proses yang sangatlah
sederhana,
yaitu
tinggal mengambil belerang yang masih cari
dari bak penampungan
setelah
itu
belerang
dituangkan
pada
yang
cetakan
belerang, masi
yang
cair
sudah
disediakan. Proses pembuatan dilakukan di dasar kawah, bertujuan mengirit biaya pengeluaran. Tehnik yang digunakan, yaitu teknik cor.
b. Saran 1.
Saran petama ditujukan pada peneliti sendiri,
agar
belerang
dan
biasa
memanfaatkan
berinofasi
dengan
belerang. 2.
Saran
kedua
ditujukan
pada
pemerintah daerah, tujuannya agar kerajinan
berbahan
belerang
bisa
dikembangkan lagi. 3.
Saran Jurusan
ketiga ditujukan Pendidikan
pada para Seni
Rupa
Undiksha, agar menjadi pedoman baru sebagai wadah untuk studi banding kerajinan belerang yang dibuat dengan tehnik cor dengan bahan belerang. 4.
Selanjudnya pada peneliti sendiri akan mengangkat
tentang
untuk
bisa
peneliti lainnya.
kawah
tempat munculnya belerang dari aktifitas
dilakukan
diharapkan
kerajinan
DAFTAR PUSTAKA Alwasilah, Chaedar. 2000. Pokoknya Kualitatif Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Dunia Pustaka Jaya. Susanto, Mikke. 2011. Diksi Rupa Kumpulan Istilah dan Gerakan SeniRupa. Yogyakarya: Dicti Art lab. Rohmatulloh, Niky. 2014. Proses Kreatif Mbah Yatno. Skripsi (tidakditerbitkan).Jurusan pendidikan Seni Rupa. FBS UNDIKSHA. Bungin, Burhan. 2003.Analisis Data PenelitianKualitatif. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Sudiartama, I Made. 2009. “Kerajinan Logam di BanjarPande, Kelurahan Cempage, Kabupaten Bangli”. Skripsi (tidakditerbitkan).Jurusan pendidikan Seni Rupa. FBS UNDIKSHA.