Psikodimensia Vol. 14 No.1, Januari - Juli 2015, 1 - 10
KEPATUHAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DALAM MELAKUKAN DIET DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA
Yulinda Ayu Savitri dan Damasia Linggarjati Novi Parmitasari Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan pasien gagal ginjal kronis dalam melakukan diet. Kepatuhan pasien GGK dalam melakukan diet adalah dimana pasien mengonsumsi dan tidak mengonsumsi makanan yang dianjurkan maupun yang tidak dianjurkan. Dukungan sosial keluarga adalah bantuan yang didapat individu dari keluarganya berupa bantuan nyata, verbal non verbal, material non material dalam kehidupan sehari-hari. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan pasien gagal ginjal kronis dalam melakukan diet. Subjek dalam penelitian ini adalah pasien gagal ginjal kronis yang melakukan hemodialisa di RS.Telogorejo Semarang dengan menggunakan metode purposive teknik sampling. Tekhnik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan skala. Metode analisis adalah teknik korelasi Product Moment dari Pearson. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan pasien gagal ginjal kronis dalam melakukan diet (rxy=0,313 dengan p<0,05). Dukungan sosial keluarga memberikan sumbangan efektif sebanyak sebesar 9,8% (Rlinier square=0,098). Kata kunci: Kepatuhan, Pasien gagal ginjal kronis, Dukungan sosial keluarga. penyakit Setiap tahun, sekitar 250.000 menerima
diagnosa
tersebut
adalah
penyakit gagal ginjal kronis dimana
Latar Belakang Masalah orang
kronis
bahwa
mereka terkena penyakit kronis yang berujung pada kematian. Salah satu
setiap tahun bertambah jumlah pasien dan menjadi salah satu faktor kematian di dunia.
Yulinda Ayu Savitri dan Damasia Linggarjati Novi Parmitasari
Guyton & Hall (1997, h.512) menyatakan bahwa pada tahun tahun
hemodialisa maka fungsi ginjal mereka akan kembali normal. Utami (2011, h.2) mengatakan bahwa hemodialisa
1994, lebih dari 15 juta manusia di
merupakan
Amerika Serikat diperkirakan mengidap
mengganti sebagian faal ginjal pada
penyakit gagal ginjal yang tampaknya
keadaan gagal ginjal sehingga dapat
menjadi penyebab utama hilangnya
memperpanjang kelangsungan hidup
waktu
dan memperbaiki kualitas hidup pada
kerja.
Selain
itu,
menurut
DEPKES (2008, h.6) penyakit gagal ginjal
menduduki
peringkat
ke
6
pengobatan
untuk
pasien gagal ginjal kronis. Budiyanto
(2001,
h.283)
penyebab kematian di seluruh rumah
menyatakan ginjal yang mengalami
sakit Indonesia.
gangguan
h.36)
maka
keseimbangan
Eiser (dalam Ardhani, 2010,
elektrolit dan cairan akan terganggu,
menyatakan
sehingga
bahwa
penyakit
pasien
dianjurkan
untuk
kronis merupakan penyakit yang secara
melakukan pembatasan asupan makan.
medis memiliki kemungkinan sedikit
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
sekali untuk sembuh ataupun yang tidak
pembatasan
dapat disembuhkan. Smet (1994, h.9)
merupakan hal yang penting untuk
berpendapat bahwa penyakit kronis
dilakukan oleh pasien gagal ginjal
merupakan penyakit degeneratif yang
kronis untuk tetap menjaga kondisi
berkembang selama kurun waktu yang
tubuhnya.
lama.
Almatsier Nadeem
(2011,
menyatakan bahwa gagal
ginjal
asupan
(2005,
makanan
h.182)
h.30)
menyatakan beberapa makanan yang
seorang pasien
tidak dianjurkan untuk pasien gagal
terapi
ginjal kronis yaitu kacang-kacangan
harus
beserta hasil olahannya, kelapa, santan,
dalam
minyak kelapa, margarine mentega
melakukan hemodialisa. Kebanyakan
biasa dan lemak hewani, sayuran dan
pasien menganggap bahwa dengan
buah-buahan tinggi kalium.
hemodialisa menjaga
membutuhkan namun
pasien
keteraturannya
Kepatuhan pasien gagal ginjal kronis dalam melakukan diet ditinjau dari dukungan sosial keluarga
Sebelum dilakukan, observasi
penelitian
peneliti dan
ini
h.106) menyatakan bahwa dukungan
melakukan
sosial merupakan salah satu istilah yang
wawancara
terlebih
digunakan
dahulu di RS.Telogorejo Semarang
bagaimana
yang
7
menyumbang manfaat bagi kesehatan
Desember 2012 pukul 12.05 WIB di
mental atau kesehatan fisik individu.
ruang hemodialisa RS. Telogorejo.
Dukungan
Menurut
dilakukan
hasil
pada
tanggal
untuk
menerangkan
hubungan
sosial
sosial
yang
akan
wawancara
yang
mempengaruhi
15
yang
kronis untuk menjalankan diet adalah
menjalankan terapi hemodialisa ada
dukungan sosial yang berasal dari
tujuh pasien yang mengaku patuh
keluarga, karena keluarga merupakan
dalam melakukan diet dengan baik agar
bagian terpenting dalam kehidupan
kondisi tubuhnya sehat dan dapat
manusia dimana bagi sebagian besar
melakukan
manusia
dilakukan,
dari
aktivitas
pasien
sehari-hari.
pasien
gagal
menganggap
ginjal
keluarga
Sementara itu, delapan pasien sisanya
merupakan pendorong, penyemangat,
mengaku masih kurang patuh dalam
serta pemberi dukungan dan motivasi
melakukan diet yang telah dianjurkan
untuk menjalani hidup agar menjadi
oleh dokter/petugas kesehatan. Menurut
lebih baik lagi.
pengakuan pasien saat diwawancarai,
Hendiani
(2012,
h.96)
ada perasaan takut dan bersalah saat
menyatakan bahwa keluarga merupakan
melanggar aturan makan dan minum.
unit terkecil dari masyarakat yang besar
Pasien merasa takut jika hal yang
pengaruhnya
dilakukannya akan berakibat fatal pada
seseorang.
tubuhnya namun pasien juga susah
kesehatan, keluarga dapat berperan
untuk mengontrol keinginannya untuk
aktif
mengatur makan dan minumnya disaat
keluarganya yang sakit. Kemampuan
beraktifitas seharian.
keluarga dalam memberikan perawatan
Salah
satu
mempengaruhi dukungan
sosial.
faktor
kepatuhan Maslihah
yang
dalam
kesehatan
dalam Terlebih
kehidupan lagi
melindungi
mempengaruhi
dalam anggota
status
adalah
kesehatan keluarga, dimana keluarga
(2011,
adalah sumber dukungan yang penting
Yulinda Ayu Savitri dan Damasia Linggarjati Novi Parmitasari
karena keluarga merupakan tempat
adalah kondisi ginjal secara progresif
pertumbuhan
mengalami
dan
perkembangan
kehilangan
fungsi
individu. Rodin & Salovey (dalam
nefronnya satu persatu secara bertahap
Smet, 1994, h.133) menyatakan bahwa
sampai menurunkan seluruh fungsi
keluarga merupakan tumpuan harapan,
ginjal. Dalam keadaan seperti ini pasien
tempat bercerita dan mengeluarkan
gagal
keluhan-keluhan
mengeksresikan urine secara normal
bila
individu
mengalami persoalan. Dalam
ginjal
kronis
tidak
dapat
sehingga menyebabkan suatu gangguan observasi
pada tubuh pasien. Budiyanto (2001,
peneliti melihat ada banyak pasien yang
h.283) menyatakan bahwa ginjal yang
diantar oleh anggota keluarganya. Ada
mengalami gangguan seperti ini dapat
yang diantar oleh istrinya, suaminya,
mengganggu
anak-anaknya dan ada yang diantar oleh
elektrolit dan cairan sehingga pasien
seluruh anggota keluarga (anak dan istri
disarankan
atau anak dan suami).
pembatasan asupan makanan. Jika hal
Dari observasi
melakukan
hasil yang
wawancara telah
dan
ini
tidak
sistem
keseimbangan
untuk
melakukan
dilakukan,
maka
dapat
dilakukan
mengakibatkan kenaikan berat badan,
membuat peneliti ingin mengetahui
edema (bengkak), ronkhi basah dan
apakah ada hubungan antara dukungan
sesak
sosial
keluarga
mengganggu aktivitas sehari-hari.
pasien
gagal
dengan
ginjal
kepatuhan
kronis
dalam
melakukan diet.
nafas
sehingga
dapat
Seorang pasien gagal ginjal kronis
diharapkan
patuh
dalam
melakukan diet agar tubuh mereka Hubungan Antara Dukungan Sosial
sehat dan dapat melakukan aktivitasnya
Keluarga Dengan Kepatuhan Pasien
sehari-hari. Namun faktanya masih ada
Gagal Ginjal Kronis Dalam Melakukan Diet Guyton & Hall (1997, h.512) menyatakan bahwa gagal ginjal kronis
beberapa
pasien
yang
melanggar
anjuran diet yang telah ditetapkan oleh tenaga kesehatan.
Kepatuhan pasien gagal ginjal kronis dalam melakukan diet ditinjau dari dukungan sosial keluarga
Untuk pasien
mengukur
gagal
ginjal
kepatuhan
kronis
dalam
bantuan nyata atau tidak nyata yang diperoleh dari anggota keluarga untuk
melakukan diet, peneliti menggunakan
anggota
pengukuran diet menurut PERKENI
kehidupan sehari-hari. Dukungan sosial
(2006, h.12) yaitu jumlah makanan,
memiliki empat jenis yaitu dukungan
jenis makanan dan jadwal makan
emosional,
pasien. Dengan jumlah makanan yang
dukungan instrumental dan dukungan
dikonsumsi oleh pasien, jenis makanan
informasi.
yang dikonsumsi oleh pasien dan
keluarga
lainnya
dukungan
Friedman
dalam
penghargaan,
(1998,
h.197)
jadwal makan pasien yang sesuai
menyatakan bahwa efek dari dukungan
dengan ketentuan tenaga kesehatan
sosial yang berasal dari keluarga terhadap
maka dapat dikatakan pasien patuh
kesehatan dan kesejahteraan berfungsi
dalam
bersamaan.
melakukan
diet.
Sebaliknya
Secara
lebih
spesifik,
apabila pasien tidak mengatur jumlah
keadaan dukungan sosial yang kuat
makanan
terbukti
yang
dikonsumsi,
tidak
berhubungan
dengan
memilih jenis makanan yang ikonsumsi
menurunnya mortabilitas, lebih mudah
dan tidak teratur jadwal makan pasien
sembuh dari sakit, fungsi kognitif, fisik
yang sesuai dengan tenaga kesehatan
dan kesehatan emosi.
maka dapat dikatakan pasien tidak patuh dalam melakukan diet. Salah
satu
disimpulkan bahwa dukungan sosial yang
keluarga dan kepatuhan pasien gagal
adalah
ginjal kronis dalam melakukan diet saling
(dalam
berhubungan erat. Ketika pasien gagal
Bratanegara, 2012, h.8) menyebutkan
ginjal kronis mendapatkan dukungan
bahwa
sosial dari keluarganya maka akan
mempengaruhi dukungan
faktor
Dari penjelasan diatas dapat
kepatuhan
sosial. individu
Sarafino
membutuhkan
dukungan sosial salah satunya berasal
mempengaruhi
dari
melakukan diet.
keluarga.
keluarga
adalah
Dukungan pertolongan
sosial
kepatuhannya
yang
diterima seseorang berupa informasi atau nasihat verbal atau non verbal,
Hipotesis
dalam
Yulinda Ayu Savitri dan Damasia Linggarjati Novi Parmitasari
Ada hubungan positif antara dukungan
sosial
keluarga
dengan
Metode
analisa
data
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
kepatuhan pasien gagal ginjal kronis
tekhnik
dalam melakukan diet.
Moment.
Korelasi
Pearson
Product
Hasil Penelitian Berdasarkan uji hipotesis yang
Metode Penelitian
telah dilakukan menggunakan Korelasi
Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini
Product Moment dari Pearson antara
adalah penderita gagal ginjal yang
dukungan
menjalani
hemodialisa
di
kepatuhan pasien gagal ginjal kronis
RS.Telogorejo
Semarang.
Dalam
dalam melakukan diet didapatkan hasil
penelitian ini, peneliti menggunakan 34
rxy=0,313 dengan p<0,05 yang berarti
pasien yang menjadi subjek dengan
terdapat
menggunakan
signifikan
tekhnik
purposive
sosial
keluarga
hubungan
dengan
positif
yang
antara
dukungan
sosial
dengan
kepatuhan
pasien
sample yang memiliki kriteria menjadi
keluarga
pasien
gagal ginjal kronis dalam melakukan
gagal
Telogorejo,
ginjal
kronis
sudah
RS.
menjalani
diet.
hemodialisa ≥ 3 bulan dan berat badan pasien antara 50kg-65kg.
Pembahasan Hasil
Metode Penelitian Pengambilan
data
penelitian
ini
sejalan
dalam
dengan penelitian sebelumnya yang
penelitian ini menggunakan kuesioner
dilakukan oleh Anggina (2010, h.1-9).
untuk mengetahui kepatuhan pasien
Dalam penelitiannya yang dilakukan
gagal ginjal kronis dalam melakukan
pada pasien Diabetes Melitus yang
diet dan skala untuk dukungan sosial
berobat ke Poli Penyakit Dalam RSU
keluarga.
Cibabat didapatkan hasil ada hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan
Metode Analisa Data
kepatuhan
pasien
diabetes
melitus
Kepatuhan pasien gagal ginjal kronis dalam melakukan diet ditinjau dari dukungan sosial keluarga
dalam
melaksanakan
program
diet
pasien yang sedang melakukan cuci
dengan taraf signifikansi 0,0001 dan
darah
koefisien
0,603.
RS.Telogorejo sedangkan penelitian ini
Selaian itu, ada pula penelitian yang
menggunakan 34 pasien gagal ginjal
dilakukan oleh Nainggolan (2010, h.1-
kronis yang melakukan cuci darah di
10) yang dilakukan pada penderita
ruang hemodialisa RS.Telogorejo dan
hipertensi di ruang Poliklinik RSUD
kemungkinan karena kurang tajamnya
Tugurejo Semarang yang menunjukkan
wawancara mengenai pasien tersebut
adanya
yang tergolong kurang patuh banyak
korelasi
sebesar
hubungan
yang
signifikan
antara dukungan sosial keluarga dengan
di
ruang
hemodialisa
atau kurang patuh sedikit.
kepatuhan diit rendah garam dengan
Selain itu, hasil dukungan sosial
hasil signifikansi 0,017 dan koefisiensi
keluarga dalam penelitian ini diketahui
korelasi sebesar 0,608.
70,6% pasien gagal
ginjal
kronis
Dalam penelitian ini diketahui
mendapatkan dukungan sosial keluarga
bahwa 35,3% pasien gagal ginjal kronis
yang sedang, 20,6% pasien gagal ginjal
tergolong
yang
kronis mendapatkan dukungan sosial
sedang. 32,4% pasien gagal ginjal
keluarga yang besar dan 8,8% pasien
kronis tergolong tingkat kepatuhan
gagal
yang rendah dan 32,4% pasien gagal
dukungan sosial yang kecil.
ginjal
tingkat
kronis
kepatuhan
kepatuhan
tergolong
yang
tinggi.
dilakukan
oleh
kronis
mendapatkan
tingkat Hal
ini
Kesimpulan
menunjukkan bahwa hasil wawancara yang
ginjal
peneliti
Ada signifikan
hubungan positif yang antara
dukungan
sosial
dengan
kepatuhan
pasien
sebelumnya dengan hasil kategorisasi
keluarga
memiliki hasil yang berbeda. Hal ini
gagal ginjal kronis dalam melakukan
dapat terjadi karena terdapat adanya
diet. Semakin besar dukungan sosial
jarak
antara
keluarga yang dirasakan pasien gagal
wawancara dan pengambilan data (10
ginjal kronis, maka semakin patuh
bulan), selain itu pada saat dilakukan
pasien
wawancara peneliti hanya menemui 15
melakukan diet dan sebaliknya semakin
waktu
yang
lama
gagal
ginjal
kronis
dalam
Yulinda Ayu Savitri dan Damasia Linggarjati Novi Parmitasari
kecil dukungan sosial keluarga yang
penyakitnya, keyakinan akan
dirasakan pasien gagal ginjal kronis,
sembuh, pendidikan pasien dan
maka semakin kurang patuh dalam
dukungan
melakukan diet.
kesehatan
dari
profesional
2. Bagi tenaga kesehatan Saran
Diharapkan ahli gizi bersama perawat dan dokter bersama-sama
1. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Sebaiknya, pengambilan data dilakukan
pada
saat
pasien
sedang tidak melakukan cuci darah
atau
lebih
baik
berkunjung ke rumah pasien sehingga kuesioner dan skala dapat diisi lebih maksimal lagi. b. Jumlah
subjek
yang
lebih
memberikan
penyuluhan
memberikan
informasi
berulang
kepada
dan secara
pasien
dan
keluarga mengenai diet yang harus dilakukan
agar
pasien
lebih
meningkatkan kepatuhannya dalam melakukan diet. 3. Bagi pihak keluarga pasien Diharapkan
mampu
dapat
memberikan perhatian, semangat,
yang
informasi dan penghargaan kepada
terpisah dari pengambilan data.
anggota keluarga yang menjadi
banyak
sehingga
menggunakan
tryout
pasien gagal ginjal kronis agar lebih c. Penelitian gagal
ginjal
melakukan dapat
kepatuhan
pasien
kronis diet
dihubungkan
variabel
lainnya
dukungan
sosial
dalam
sebaiknya dengan selain keluarga,
seperti cirri kesakitan pasien, komunikasi antara dokter dan pasien, persepsi pasien atas
patuh dalam menjalankan dietnya.
Kepatuhan pasien gagal ginjal kronis dalam melakukan diet ditinjau dari dukungan sosial keluarga
DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. 2005. Penuntun Diet. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum Ardhani, A.N., & Goeritno, H. 2010. Motivasi Kesembuhan Pada Pasien Sakit Kronis Penyandang Depresi Mayor Ditinjau Dari Dukungan Sosial Keluarga. Jurnal Psikodimensia. Semarang. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata, Vol.9. No.1 Bratanegara, A.S., Lukman, M., & Hidayati, O.H. 2012. Gambaran Dukungan Keluarga terhadap Pemanfaatan Posbindu Lansia di Kelurahan Karasak Kota Bandung. Jurnal Mahasiswa Universitas Padjajaran. Bandung: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran, Vol.1. No.1 Budiyanto, M.A.K. 2001. Dasar – Dasar Ilmu Gizi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang DEPKES. 2008. Indonesia Depkes RI
Profil Kesehatan 2007. Jakarta:
Friedman, M. 1998. Keperawatan Keluarga Teori & Praktek. Jakarta: EGC Guyton, A.C., & Hall, J.E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Alih bahasa:
Setiawan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Hendiani, N., Sakti, H., & Widayanti, C.G. 2012. The Relationship Between Perceived Family Support As Drug Consumption Controller/Pengawasan Minum Obat (PMO)’S and Self Efficacy of Tuberculosis Patients in BKPM Semarang Region. Jurnal Psikologi. Fakultas 4 Psikologi Universitas Diponegoro, Vol.1. No.1 Maslihah, S. 2011. Studi Tentang Hubungan Dukungan Sosial, 4 Penyesuaian Sosial di Lingkungan Sekolah dan Prestasi Akademik Siswa SMPIT ASSYFA Boarding School Subang Jawa Barat. Jurnal Psikologi Undip. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, Vol.10. No.2 Nadeem, M. 2011. Compliance of End Stage Renal Disease Patients on Haemodialysis. Journal of Rawalpindi Medical College (JRMC). Rawalpindi : Departement of Oncology. PERKENI. 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Yulinda Ayu Savitri dan Damasia Linggarjati Novi Parmitasari
Utami, S. 2011. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Dalam Pembatasan Diet dan Asupan Cairan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di Ruang Hemodialisa RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2010. Jurnal Kultura. Jurusan Keperawatanna Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan, Vol.12. No.1