Purwani Puji Utami, Keefektifan Pendekatan Pembelajaran… KEEFEKTIFAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR DI KELAS IV SEKOLAH DASAR Purwani Puji Utami1
ABSTRAK
Penelitian Eksperimen ini termasuk ke dalam penelitian true experiment dengan sampelnya dipilih secara random. Yang menjadi Sampel penelitian ini adalah murid kelas Empat Sekolah Dasar Negeri Muarasari 2 yang terdiri dari siswa kelas IV-A untuk kelas eksperimen jumlah muridnya 20 dan IV-B untuk kelas kontrol jumlah muridnya 20 peserta didik. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Semester dua tahun ajaran 2015-2016. Berdasarkan uji t Test diperoleh nilai t hitung sebesar 1,8610 dan t tabel sebesar 1,6859. Karena t tabel < t hitung > t tabel atau 1,6859 < 1,8610 > 1,6859 maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan Pendekatan Pembelajaran ditinjau dari hasil belajar di kelas IV Sekolah Dasar. Kata Kunci : Pendekatan Pembelajaran Saintifik, Hasil Belajar Siswa.
1
Purwani Puji Utami, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP Kusuma Negara. Jakarta, Jl. Raya Bogor KM.24 Cijantung Jakarta Timur 13770, Telp (021) 87791773, HP (0888-878-2148), Email:
[email protected]
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|41
Purwani Puji Utami, Keefektifan Pendekatan Pembelajaran… didik merasa termotivasi untuk mengikuti
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan faktor utama yang
sangat
berpengaruh
penting
untuk
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di kelas.
perkembangan generasi muda sebagai penerus
Proses pendidikan berarti didalamnya
bangsa, serta pendidikan merupakan usaha
menyangkut kegiatan belajar mengajar dengan
untuk menyiapkan siswa yang dapat berperan
segala
dalam masyarakat yang akan datang, baik
mempengaruhinya. Pada hakekatnya, untuk
sebagai individu maupun sebagai warga
menunjang tercapainya tujuan pengajaran,
masyarakat,
perhatian
hal
tersebut
bisa
dilakukan
aspek
maupun
siswa
faktor
padasaat
yang
proses
belajar
melalui pemberian bimbingan, pelatihan dan
mengajar merupakan pencerminan kegiatan
pengajaran.
belajar mengajar yang melibatkan siswa, guru,
Pendidikan juga merupakan kebutuhan
materi pelajaran, metode pengajaran, sarana
setiap warga negara yang selalu mendambakan
atau fasilitas belajar, kurikulum yang sesuai
peningkatan kualitas sumber daya manusia
dengan kebutuhan siswa dan didukung oleh
sebagai unsur pokok dalam pembangunan
lingkungan yang mendukung kegiatan belajar
negara.Pendidikan
negara
mengajar. Pekerjaan mengajar tidak selalu
termasuk
harus diartikan sebagai kegiatan menyajikan
mempunyai
nasional
tujuan
suatu
tertentu
pendidikan yang ada di Indonesia. Pendidikan
ketentuan
pelajaran memang merupakan bagian dari
Republik Indonesia Nomor
kegiatan pembelajaran, tetapi bukanlah satu-
20 Tahun 2003 yaitu, pendidikan adalah usaha
satunya. Masih banyak cara lain yang dapat
sadar
untuk mewujudkan
dilakukan guru untuk membuat siswa belajar.
suasana belajar dan proses pembelajaran agar
Peran yang seharusnya dilakukan guru adalah
peserta didik secara aktif mengembangkan
mengusahakan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
berinteraksi secara aktif dengan berbagai
spiritual
sumber balajar yang ada.
Undang-undang
dan
terencana
keagamaan,
menurut
materi pelajaran. Meskipun penyajian materi
pengenadalian
diri,
kepribadiaan, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan
yang
diperlukan
dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara” . Pembelajaran
merupakan
agar
Dalam pembelajaran,
setiap
siswa
melaksanakan guru
dapat
kegiatan
disamping
harus
menguasai bahan atau materi ajar, tentu perlu proses
pula mengetahui bagaimana cara materi ajar
pendidikan dalam suatu instansi pendidikan
itu
yang bersifat kompleks dan dinamis, sehingga
karakteristik peserta didik yang menerima
tenaga-tenaga pendidikan terutama guru perlu
materi ajar tersebut. Kegagalan guru dalam
menerapkan metode pembelajaran yang efektif
menyampaikan materi ajar bukan selalu karena
yang diharapkan mampu menciptakan suasana
ia tidak menguasai materi ajar tersebut, tetapi
belajar
karena
yang
menarik,
menyenangkan,
bermakna, dan memuaskan, sehingga peserta ISSN 2355-0066
disampaikan
ia
tidak
dan
bagaimana
tahu
bagaimana
pula
cara
menyampaikan materi tersebut dengan baik Jurnal Tunas Bangsa|42
Purwani Puji Utami, Keefektifan Pendekatan Pembelajaran… dan tepat sehingga peserta didik dapat belajar
Belajar adalah suatu proses usaha
dengan menyenangkan. Agar peserta didik
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
dapat belajar dengan menyenangkan dan
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
mendapatkan hasil belajar yang maksimal,
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
maka
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
tentang
guru
perlu
metode
memiliki
apa
yang
pengetahuan tepat
dalam
menyampaikan materi ajar tersebut. Proses
belajar
Gambaran
pendidikan
dilihat
dari
teori
pendidikan secara faktual adalah aktivitas
mengajar,
terdapat
sekelompok
orang
beberapa faktor yang dapat menghambat
melaksanakan
kegiatan
aktifitas dan hasil belajar peserta didik,
orang-orang muda dan secara perspektif
sehingga prestasi dan aktifitas belajar siswa
memberi petunjuk bahwa pendidikan adalah
menurun. Hasil belajar dipengaruhi oleh
muatan, arahan, pilihan yang telah ditetapkan
banyak faktor yang digolongkan menjadi dua
sebagai wahana pengembangan masa depan
faktor, yaitu faktor internal dan faktor
anak didik yang tidak terlepas dari keharusan
eksternal. Faktor internal merupakan faktor
kontrol
yang berasal dari dalam diri siswa seperti
pendidikan mengacu kepada konsep tersebut
minat, motivasi, sikap, kesehatan, tingkat
menggambarkan bahwa pendidikan seperti
intelegensi dan kebiasaan belajar, sedangkan
sifat sasarannya yaitu manusia.
faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari
manusia.
Dalam
dan
guru
yang
pendidikan
untuk
Pemahaman
Kamus
Besar
Indonesia,
di sekolah, fasilitas belajar, disiplin sekolah,
“Penguasaan pengetahuan dan keterampilan
guru dan masyarakat.
yang dikembangkan oleh mata pelajaran
sebagaimana
Conny
dikutip
oleh
Semiawan, W.
Gulo,
belajar
Bahasa
luar diri siswa seperti keluarga, metode belajar
Menurut
hasil
mengenai
didefinisikan
lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka yang diberikan guru”. Nana Sudjana
menyatakan bahwa prinsip-prinsip yang perlu
berpendapat
diperhatikan
kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta
dalam
menciptakan
kondisi
dalam belajar, antara lain: prinsip motivasi,
belajarnya”. Dalam hal ini pengalaman belajar
prinsiplatar
prinsip
sangat berarti. Bahwa hasil dari suatu proses
keterhubungan bahan baru dengan apa yang
belajar adalah adanya perubahan pada diri
telah diperoleh siswa sebelumnya, prinsip
individu yang belajar dimana perubahan itu
perbedaan perorangan, prinsip menemukan,
merupakan hal yang baru.
yaitu
menerima
adalah
didik
konteks
ia
belajar
belajar yang mengoptimalkan aktivitas siswa
atau
setelah
“Hasil
pengalaman
dan prinsip memecahkan masalah. Prinsip
Proses perubahan yang terjadi dalam
pemecahan masalah (problem solving) berarti
hal ini mengarah kemampuan yang lebih
mengarahkan siswa untuk lebih peka pada
tinggi atau adanya peningkatan. Perubahan
masalah dan mempunyai ketrampilan untuk
yang terjadi secara relatif bersifat menetap
menyelesaikannya.
(permanen) dan tidak hanya terjadi pada
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|43
Purwani Puji Utami, Keefektifan Pendekatan Pembelajaran… perilaku
yang
saat
ini
nampak
Batasan ini cukup luas, meliputi akibat dari
(immediatebehavior) tetapi juga pada perilaku
proses belajar yang berlangsung di sekolah,
yang mungkin terjadi di masa yang akan
masyarakat dan keluarga. Hasil belajar dalam
datang (potensial behavior).
taraf terakhir berupa perkembangan sikap dan
Howard Kingsley seperti dikutip oleh
kepribadian peserta didik yang sekaligus
Nana Sudjana membagi tiga bentuk hasil
menjadi tujuan dari suatu proses pendidikan
belajar,
dan pengajaran.
yaitu:
“(1)
keterampilan
dan
kebiasaan, (2) pengetahuan dan pengertian, (3)
Hasil
belajar
merupakan
segala
sikap dan cita-cita. Adapun Gagne membagi
sesuatu yang menjadi milik peserta didik
hasil belajar dalam lima kategori, yaitu: (1)
akibat
informasi verbal, yaitu kemampuan individu
dilakukannya. Hasil belajar harus dicapai
yang menyatakan kembali informasi yang
dengan benar-benar dan dirumuskan oleh guru
diperoleh dari proses belajar dalam bentuk
agar pada akhir proses belajar mengajar guru
bahasa, baik lisan maupun tulisan, (2)
dapat mengadakan evaluasi untuk menentukan
keterampilan intelektual yaitu kemampuan
apakah tujuan pengajaran itu tercapai atau
yang dimiliki seseorang untuk membedakan,
tidak. Mulyono Abdurrohman berpendapat,
mengabstraksikan suatu objek, menghubung-
“Hasil belajar adalah suatu bentuk perubahan
hubungkan konsep dan dapat menghasilkan
perilaku yang relatif menetap”. Peserta didik
suatu
suatu
dikatakan telah mengalami hasil belajar jika
yaitu
pada
pengertian,
persoalan,
(3)
memecahkan
strategi
kognitif,
dari
kegiatan
dirinya
telah
belajar
terjadi
yang
perubahan-
kemampuan seseorang untuk mengatur dan
perubahan kearah yang baik atau terjadinya
mengarahkan
peningkatan kualitas pada diri peserta didik
dalam
aktivitas
mentalnya
sendiri
memecahkan
masalah
yang
yang
meliputi:
pengetahuan,
dihadapinya, (4) sikap, adalah kemampuan
pengertian,
yang dimiliki seseorang berupa kecenderungan
lingkungannya,
untuk menerima atau menolak suatu objek
ketrampilan, etika dan moral. Jika terjadinya
tersebut, (5) keterampilan motorik, berupa
perubahan pada diri peserta didik kearah yang
kemampuan seeseorang untuk melakukan
tidak baik atau negatif berarti bukan hasil
serangkaian gerakan jasmani dari anggota
belajar.
badan secara terpadu dan terkoordinasi.
hubungan
Faktor-faktor
sosial
emosional,
kebiasaan,
yang
dengan jasmani,
mempengaruhi
Dimiyati dan Mudjiono menyatakan
hasil belajar adalah sebagai berikut: (1) Faktor
bahwa: “Hasil belajar merupakan hasil dari
keluarga yang sangat berpengaruh besar
suatu interaksi tindak belajar dan tindak
terhadap kerajinan siswa dalam belajar di
mengajar”. Hasil belajar merupakan perubahan
rumah, serta mendukung sekali semangat
tingkah
ilmu
siswa dalam belajar. (2) Faktor lingkungan
pengetahuan yang dimiliki seseorang sebagai
yang berpengaruh terhadap siswa dalam
akibat dari proses belajar yang ditempuhnya.
belajar karena, dalam kehidupan sehari-hari
laku
ISSN 2355-0066
atau
penguasaan
Jurnal Tunas Bangsa|44
Purwani Puji Utami, Keefektifan Pendekatan Pembelajaran… siswa
juga
lingkungan
dengan baik, sehingga siswa dapat belajar
disekitarnya, sehingga bisa mempengaruhi
dengan suasana yang menyenangkan dan
perkembangan jiwa siswa tersebut. (3) Fakor
mengasyikan, maka pendidik perlu memiliki
sekolah dimana sarana dan prasarana di
pengetahuan tentang pendekatan dan teknik-
sekolah serta situasi di sekolah juga bisa
teknik pembelajaran dengan memahami teori-
mempengaruhi hasil belajar siswa. (4) Faktor
teori belajar dan teknik mengajar yang baik
metode guru dalam penyampaian materi
dan tepat.
pelajaran
bergaul
di
dengan
sekolah,
sebaiknya
guru
Pembelajaran yang terjadi sekarang ini
menggunakan metode yang kira-kira cocok
secara umum di sekolah menunjukan bahwa
dan bisa menarik perhatian minat belajar
banyak siswa yang datang ke sekolah secara
siswa, sehingga siswa merasa senang dengan
terpaksa, karena sistem pembelajaran yang
pelajaran. (5) Faktor dari dalam diri siswa itu
cenderung
sendiri, dimana siswa harus selalu aktif dan
mengikat.Untuk itu agar perasaan terpaksa
rajin dalam belajar sehingga hasil belajar dapat
dalam belajar tidak berlanjut, maka sekolah
meningkat.
harus melakukan perubahan-perubahan dalam
menggunakan
sistem
yang
Dari beberapa definisi tentang hasil
kerangka berpikir pendidik dan para siswanya.
belajar di atas, bahwa hasil dari proses belajar
Para pendidik di sekolah sebagai
adalah terjadinya perubahan tingkah laku ke
penanggung
arah yang lebih baik, perubahan tersebut
institusi, sekolah harus membuat terobosan-
bersifat tetap untuk jangka waktu yang cukup
terobosan
panjang.
mencakup
problematika belajar para siswanya. Setelah
berbagai aspek, baik berupa kecakapan, sikap,
itu pendidik memberikan teknik-teknik belajar
kebiasaan, kepandaian, maupun pengertian.
kepada siswa tentang bagaimana cara belajar
Selain itu, hasil belajar juga dipengaruhi oleh
yang baik. Dan dapat menciptakan suasana
faktor individual dan faktor sosial.
belajar
Perubahan
Dalam
tersebut
melaksanakan
kegiatan
jawab
pembelajaran
pengajaran
yang
untuk
dalam
memecahkan
menyenangkan
serta
mengasikkan bagi para siswa, maka para
pembelajaran para pendidik disamping harus
pendidik
menguasai bahan dan materi pelajaran, tentu
metode-metode belajar yang sesuai. Dengan
pula harus mengetahui bagaimana cara materi
demikian
pelajaran itu disampaikan dan mengetahui
mengadakan perbaikan dalam proses belajar
karakteristik setiap siswa yang menerima
mengajar agar pengajaran dan pendidikan
materi
mencapai sasaran yang tepat sesuai dengan
pelajaran
tersebut.
Terkadang
kegagalan pendidik dalam menyampaikan
diharapkan
perlu
dapat
bagi
menggunakan
para
pendidik
yang diinginkan.
materi pelajaran bukan karena pendidik yang
Berdasarkan pendidikan seumur hidup
kurang menguasai materi, akan tetapi karena
dan kehidupan seorang anak yang paling
pendidik
banyak terdapat dalam lingkungan keluarga,
tidak
menyampaikan ISSN 2355-0066
tahu materi
bagaimana pelajaran
cara
tersebut
maka
keluarga
adalah
lingkungan
yang
Jurnal Tunas Bangsa|45
Purwani Puji Utami, Keefektifan Pendekatan Pembelajaran… pertama dari seorang anak untuk mendapatkan
belajar secara sendiri, bisa mengatakan hasil
didikan dan bimbingan dari orang tua. Secara
dari pikirannya atau pendapatnya, bisa berlatih
kodrati
atas
kritis, memupuk untuk bisa bekerjasama
kewajibannya untuk memelihara, membina,
dengan teman, dan lain-lain. Siswa harus
melayani
selalu
sebagai
dan
penanggung
membantu
jawab
memecahkan
berpartisipasi
aktif
masalah yang dihadapi anak. Oleh karena itu
kegiatan
lingkungan
pembelajaran matematika.
keluarga
merupakan
lembaga
pembelajaran,
dalam
setiap
termasuk
dalam
potensi dalam membina dan mengembangkan
Karso,dkk mengatakan “Pembelajaran
kepribadian, kecerdasan, bakat, dan minat
yang banyak berhubungan dengan angka-
anak.
angka di Sekolah Dasar adalah merupakan hal Pembelajaran yang dilaksanakan di
lembaga
pendidikan
seluruh
kegiatan
(sekolah) yang
yang seringmenyenangkan untuk disampaikan
mencakup
karena terdapatperbedaan karakterisik yaitu
menyampaikan
antara karakteristik anak dan karakteristik
pelajaran kepada para siswa supaya siswa
matematika”.
mempunyai
kemampuan
siswa selalu menemukan dan berhubungan
memadai yang bisa menghasilkan hal yang
dengan berbagai permasalahan maupun objek
berguna dalam kehidupannya. Dalam kegiatan
nyata yang berkaitan dengan matematika. Oleh
pembelajaran seperti pada mata pelajaran
karena itu, matematika dijadikan sebagai
matematika selain yang harus aktif guru dan
setidaknya pelajaran dasar yang pertama kali
siswa secara langsung, juga dibutuhkan faktor
diberikan kepada siswa dalam pendidikan
pendukung yang lain seperti diantaranya
formal di sekolah. Pelajaran Matematika
adalah:
memadai,
adalah pelajaran yang diberikan kepada siswa
penggunaan model pembelajaran yang tepat,
di seluruh jenjang pendidikan, mulai dari
serta situasi dan kondisi lingkungan yang
sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Untuk
menunjang.
jenjang sekolah dasar khususnya kelas IV,
kecakapan
alat
dan
pelajaran
yang
Dalam kehidupan sehari-hari,
Kegiatan pembelajaran yang baik
mata pelajaran Matematika mendapatkan porsi
sangat dipengaruhi oleh cara guru dalam
jam pelajaran yang paling banyak, yaitu 4-6
menyampaikan pembelajaran. Seorang guru
jam pelajaran per minggunya. Salah satu
harus mampu menyampaikan pembelajaran
kompetensi dasar yang tercantum dalam
yang menuntut siswa untuk belajar lebih aktif.
silabus Matematika di kelas IV semester dua
Agar siswa aktif, proses yang berlangsung
yaitu menentukan Sifat-sifat Bangun Ruang.
dalam pembelajaran harus mencerminkan
Di dalam bab ini siswa kelas IV mulai
komunikasi multi arah antara guru dan siswa,
mengetahui dan mengenal sifat-sifat bangun
guru dan guru, juga antara siswa dan siswa.
ruang yang masih sederhana, dimana bangun-
Siswa
kegiatan
bangun ruang tersebut banyak terdapat di
pembelajaran. Oleh sebab hal itu, siswa
lingkungan tempat tinggal siswa itu sendiri,
penting untuk dilatih agar terbiasa dapat
dan juga di sekolah, bangun-bangun ruang
merupakan
ISSN 2355-0066
pusat
dari
Jurnal Tunas Bangsa|46
Purwani Puji Utami, Keefektifan Pendekatan Pembelajaran… tersebut dapat dengan mudah dilihat dan
konvensional. Belum bisa memaksimalkan
ditemukan oleh siswa.
media pembelajaran serta kurang memahami
Untuk meningkatkan hasil belajar
materi pembelajaran, yang membuat anak
siswa, khususnya mata pelajaran Matematika,
muridtidak begitu mengerti yang menjadi
maka hal-hal yang dapat menentukantingkat
materi pembelajaran dan berimbas kepada
pemahaman belajar harus diperhatikan. Hal-
nilai Ulangan siswa. Berdasarkan observasi
hal
tingkat
awal, terlihat ketertiban siswa dalam proses
pemahaman belajar siswa mencakup hal-hal
pembelajaran kurang baik, banyak siswa yang
yang seluruhnya berada pada kemampuan
mengobrol, bercanda hingga keluar dari kursi
siswa itu sendiri seperti hal intelegensi anak,
ketika
kematangan anak, bakat anak.
menunjukan
yang
dapat
menentukan
Sedangkan
proses
pembelajaran. Kondisi bahwa
pendekatan
ini yang
faktor dari luar yakni kemampuan/kompetensi
digunakan kurang menarik minat siswa.
guru, suasana belajar, tingkah laku dan
Ditambah kurangnya media pembelajaran
pembawaan guru serta kondisi masyarakat.
yang tersedia di dalam kelas.
Upaya agar dapat merubah tingkat
Dari data nilai siswa, dengan jumlah
pemahaman siswa bisa dengan cara melakukan
siswa 20, hanya 8 anak yang memperoleh nilai
hal-hal yang mengarah pada perbaikan proses
sekurang-kurangnya 60 atau sekitar 40%.
pengajaran. Dalam hal ini pemikiran guru
Anak didik yang memperoleh nilai kurang dari
sangat penting untuk memperbaiki pengajaran
60 sebanyak 12 siswa atau sekitar 60%.
yang telah terjadi sebelumnya. Oleh karena itu
Sehingga apa yang menjadi sebuah tujuan dari
guru sepatutnya mampu mencari strategi yang
pembelajaran tidak memadai dengan target
dipandang dapat membelajarkan siswa melalui
yang ingin dicapai.
proses pengajaran yang dapat tercapai secara
Dari
analisis
masalah,
ditemukan
efektif, dan hasil belajarpun diharapkan dapat
beberapa penyebab antara lain : guru kurang
lebih ditingkatkan.
memotivasi,
siswa
banyak
yang
tidak
Berdasarkan kegiatan observasi awal
memperhatikan penjelasan guru, penyampaian
pada tanggal 11 Januari 2016 di SDN
materi kurang menarik. Akibatnya siswa tidak
Muarasari 2, menunjukkan bahwa masih ada
paham tentang sifat-sifat bangun ruang dan
siswa
tidak berani mengungkapkan pendapatnya.
SDN
Muarasari
2
Bogor
yang
memperoleh nilai ulangan harian Matematika
Seringkali
di bawah KKM pada materi bangun ruang.
Matematika mengharapkan siswa diam dan
Terlihat pada nilai ulangan harian matematika
duduk manis menghadap ke depan, sementara
kelas IV tiga tahun ke belakang,di mana di
guru menceramahkan materi.
kelas IV inilah terdapat materi bangun ruang. Rendahnya nilai matematika siswa
guru
dalam
pembelajaran
Salah satu cara yang dapat dijadikan alternatif
sehingga
dapat
memungkinkan
yang belum tuntas dapat dilihat dari cara guru
terjadi suatu peningkatan dari nilai belajar
yang masih mengajar menggunakan metode
anak
ISSN 2355-0066
didik
di
dalam
kegiatan
belajar
Jurnal Tunas Bangsa|47
Purwani Puji Utami, Keefektifan Pendekatan Pembelajaran… Matematika dengan
diantaranya
menerapkan
Pembelajaran Saintifik.
bisa
dilakukan
sebuah
konsep
Dalam Peraturan
pertanyyan bagi mereka, selanjutnya kemudian mereka
akanmencari
yang
jawabannya sendiri yang
menjadi
mereka dapatkan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor
dan cari dari banyak referensi yang terkait, dan
81
kemudian
A
tahun
2013
dijelaskan
bahwa
menjadi
terfokus
pada
yang
bisa
suatu
“Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan
jawaban
di dalam kegiatan belajar dan mengajar yang
pertanggungjawabkan secara bidang ilmu yang
dipusatkan pada anak didik (student centered
benar.
approach)”. Dengan menerapkan saintifik ini
Dengan
mereka
menggunakan
Pendekatan
ketika belajar dan mengajar, anak didik
Pembelajaran Saintifik, anak didik dibentuk
mampu
membentuk
agar bisa menjadi lebih banyak melakukan
pengetahuan untuk dirinya sendiri. Untuk anak
tindakan bermanfaat karena posisi anak didik
didik, pengetahuan dia yang sudah dimilikinya
itu sebagai tokoh utama dari pembelajaran.
bersifat tidak kaku, bertumbuh dari mulai hal-
Selain hal itu, mereka juga akan terpupuk rasa
hal yang paling mudah menuju hal-hal yang
untuk menindaklanjuti pokok bahasan dan
paling sulit, dari lingkungan hidup dirinya
jalannya kegiatan belajar yang dilakoninya,
sendiri dan lingkungan hidup di sekitarnya
sehingga diharapkan agar bisa menambah
menuju lingkungan hidup yang lebih besar,
perolehan nilai dari kegiatan belajar siswa,
dan dari yang bersifat nyata menuju tidak
khususnya pelajaran Matematika.
membangun
dan
nyata.
Atas dasar latar belakang tersebut, Pendekatan Saintifik merupakan suatu
peneliti merasa perlu untuk melakukan sebuah dengan
judul
“Keefektifan
trik belajar yang mengedepankan sebuah
penelitian
kekreatifan dan penemuan-penemuan dari
Pendekatan Pembelajaran Saintifik Ditinjau
anak didik. Hal yang berharga dari hasil
dari Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN
belajar yang bisa mereka dapatkan tidak
Muarasari 2 Pada Materi Bangun Ruang”.
berupa menghapal atau hal lain yang mirip
MATERI DAN METODE
dengan menghapal. Hal berharga dalam
Belajar telah menjadi bagian dari
belajar itu, dapat meliputi wawasan yang
kehidupan manusia. Belajar terjadi seiring
semakin luas, kecakapan dalam hidup, dan
dengan
tingkah laku mereka dapatkan melalui sebuah
manusia.
tindakan sadar diri dan keperluan dirinya
merupakan sebuah kewajiban. Beberapa ahli
sendiri. Pokok bahasan yang anak didik kaji
mengemukakan
berdasarkan kenyataan atau kejadian tertentu,
memberikan gambaran tentang pengertian
dicocokkan dengan kompetensi dasar yang
belajar. Setiap individu yang lahir dan
hendak dieksplorasi olehguru. Kenyataan atau
berkembang pasti mengalami belajar, karena
kejadian itu lalu akan mereka amati dengan
belajar adalah hal yang membantu individu
cara seksama, lalu kemudian akan menjadi
tersebut dalam perkembangannya, namun kita
ISSN 2355-0066
pertumbuhan Bagi
dan
seorang
pengertian
perkembangan pelajar,
belajar
belajar
dalam
Jurnal Tunas Bangsa|48
Purwani Puji Utami, Keefektifan Pendekatan Pembelajaran… sebagai pelaku belajar itu sendiri akan susah
latihan,
untuk mendefinisikan secara ringkas tentang
diulang-ulang,makaakan
belajar karena pasti akan kita dapatkan
hubungan antara respons dengan stimulus; (3)
bermacam-macam definisi dari setiap individu
Hukum akibat, bila hubungan antara respons
yang mengungkapkan definisi tersebut sesuai
dan stimulus, menimbulkan kepuasan maka
dengan disiplin ilmu yang mereka miliki,
tingkatan penguatannya semakin besar. Dapat
namun tidak dapat dipungkiri bahwa belajar
di simpulkan bahwa belajar merupakan sebuah
merupakan cirri khas yang dimiliki oleh
proses
manusia
dengan
pengalaman dan latihan atau secara ekspilit
makhluk-makhluk yang lain karna belajar
dapat disebut melalui pendidikan, perubahan
membutuhkan ssebuah pemikiran yang tidak
tingkah laku itu bisa berupa memperoleh
dimiliki oleh makhluk yang lain seperti halnya
tingkah laku yang baru ataupun memperbaiki
hewan, dengan belajar dan berfikir manusia
perilaku yang telah ada. Perubahan-perubahan
dapat menemukan hal-halyang baru dan
itu terjadi akibat adanya proses belajar yang
manusia dapat merubah kehidupannya serta
melalui media panca indra.
yang
membedakannya
kebudayaannya.
jika
respons
perubahan
terhadap
stimulus
memperkuat
tingkah
laku
melalui
Belajar secara umum dapat diartikan
Menurut teori belajar behavioristik
sebagai proses perubahan perilaku akibat
atau aliran tingkah laku, belajar diartikan
interaksi
sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai
Prosesperubahan prilaku ini tidak terjadi
akibat interaksi antara stimulus dan respons.
dengan sendirinya, tetapi ada proses yang
Belajar, menurut psikologi bihavioristik adalah
sengaja direncanakan dan ada yang dengan
suatu kontrol instrumental yang berasal dari
sendirinya terjadi karena proses kematangan.
lingkungan.Belajartidaknya
seseorang
Proses yang sengaja dirncanakan agar terjadi
bergantung pada faktor-faktor kondisional
perubahan perilaku ini disebut dengan proses
yang diberikan lingkungan.
belajar. Proses yang disengaja direncanakan
Thorndike
mengemukakan
individu
dengan
lingkungan.
bahwa
menghasilkan perubahan-perubahan perilaku
belajar adalah proses interaksi antara stimulus
yang mencakup ranah kognitif, ranah efektif
(yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau
dan
gerakan)dan
bisa
mendefinisikan belajar dalam 2 pengertian.
berbentukpikiran, perasaan, atau gerakan)dari
Pertama, belajar sebagai proses memperoleh
pengertian ini, wujud tingkah laku tersebut
pengetahuan
bisa saja dapat diamati ataupun tidak dapat
perubahan kemampuan bereaksi yang relatif
diamati.Thorndike
langgeng
respon
(yang
juga
juga
mengemukakan
ranak
dan
sebagai
psikomotorik.“Reber
kedua, belajar sebagai
hasil
“Sugihartono
latihan
yang
beberapa hukum tentang belajar sebagai
diperkuat”.
berikut: (1) Hukum kesiapan, jika seseorang
belajar secara lebih rinci, dimana belajar
siap
ketika
merupakan suatu proses perubahan tingkah
iamelakukannya maka ia puas; (2) Hukum
laku sebagai hasil interaksi individu dengan
melakukan
ISSN 2355-0066
sesuatu,
mendefinisikan
Jurnal Tunas Bangsa|49
Purwani Puji Utami, Keefektifan Pendekatan Pembelajaran… lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
Suatu
hidupnya”. Sejalan dengan pendapat tersebut,
akanmenyebabkan perubahan berikutnya dan
Abin
bahwa
akan berguna bagi kehidupan atau proses
belajar adalah perbuatan yang menghasilkan
belajar berikutnya. (3) Perubahan dalam
perubahan perilaku dan pribadi. Dan pendapat
belajar bersifat positif dan aktif. Perubahan itu
tersebut diperkuat oleh Garry & Kingsley yang
selalu
mendefinisikan belajar adalah proses tingkah
memperoleh suatu yang lebih baik dari
laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah
sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak
melalui praktek dan latihan. “Santrock dan
usaha belajar yang dilakukan, makin banyak
Yussen
dan makin baik perubahan yang diperoleh; (4)
Syamsudin
mendefinisikan
mendefinisikan
belajar
sebagai
perubahan yang relatif permanen karena
bertambah
Perubahan
yang
dan
tertuju
dalam belajar
bukan
terjadi
untuk
bersifat
tersebut
sementara. Perubahan yang terjadi karena
didukung oleh Anita E. Wool Folk yang
proses belajar bersifat menetap atau permanen.
mengemukakan bahwa belajar adalah proses
Berarti tingkah laku yang terjadi setelah
perubahan pengetahuan atau perilaku sebagai
belajar bersifat menetap. (5) Perubahan dalam
hasil dari pengalaman. Pengalaman ini terjadi
belajar
melalui interaksi antara individu dengan
perubahan tingkah laku terjadi karena ada
lingkungannya.
tujuan yang akan dicapai. Perubahan tingkah
adanya
pengalaman”.
Pendapat
perubahan
bertujuan
atau
terarah.
Berarti
Dari berbagai pendapat mengenai
laku ini benar-benar disadari (6) Perubahan
pengertian belajar yang dikemukakan oleh
mencakup seluruh aspek tingkah laku. Jika
beberapa ahli, dapat diambil pengertian bahwa
seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia
sebenarnya ada beberapa kata kunci di balik
akan mengalami perubahan tingkah laku
definisi
secara menyeluruh dalam sikap, kebiasaan,
kata
belajar,
yaitu
perubahan,
pengetahuan, perilaku, pribadi, permanen dan
keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
pengalaman. Jika dirumuskan maka belajar
Muhibbinsya membagi faktor-faktor
merupakan aktivitas atau pengalaman yang
yang mempengaruhi belajar menjadi 3 macam,
menghasilkan
yaitu: (1) faktor internal, yang meliputi
perubahan
pengetahuan,
perilaku dan pribadi yang bersifat permanen.
keadaan jasmani dan rokhani siswa; (2) faktor
Ciri-ciri belajar menurut Syaiful Bahri
eksternal yang merupakan kondisi lingkungan
Djamarah antara lain: (1) Perubahan yang
di sekitar siswa, dan; (3) faktor pendekatan
terjadi secara sadar. Individu yang belajar akan
belajar yang merupakan jenis upaya belajar
menyadari terjadinya perubahan itu sekurang-
siswa yang meliputi strategi dan metode yang
kurangnya individu merasakan telah terjadi
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
adanya suatu perubahan dalam dirinya; (2)
mempelajari materi-materi pelajaran.
Perubahan dalam belajar bersifat fungsional.
Dalam sistem pendidikan Nasional
Perubahan yang terjadi dalam diri individu
rumusan tujuan
berlangsung terus menerus dan tidak statis.
kurikuler
ISSN 2355-0066
pendidikan,
maupun
tujuan
baik tujuan instruksional,
Jurnal Tunas Bangsa|50
Purwani Puji Utami, Keefektifan Pendekatan Pembelajaran… menggunakan klasifikasi hasil belajar dari
belajar baik berkenaan dengan hasil belajar
Benyamin Bloom yang secara garis besar
intelektual dan sikap maupun yang berkenaan
membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah
dengan keterampilan.
kognitif,
ranah
afektif,
dan
ranah
Dalam penelitian ini menggunakan
psikomotorik. Di bawah ini akan lebih
true
dijelaskan mengenai ketiga ranah tersebut, di
digunakanadalahpretest-posttest control group
antaranya: (1) Ranah Kognitif. Ranah kognitif
design. Dimana ada 2 kelas, kelas eksperimen
berkenaan dengan hasil belajar intelektual
dan kelas kontrol. Kemudian diberi tes awalan
yang
yakni
agar dapat diketahui kondisi awal kemampuan
pemahaman,
siswa pada kelas eksperimen dan kelas
terdiri
pengetahuan
dari atau
enam
aspek,
ingatan,
experimental.
kontrol.
aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah
dilaksanakan tes awalan untuk mengetahui
dan keempat aspek berikutnya termasuk
tingkat pemahaman siswa sebelum diberi
kognitif tingkat tinggi; (2) Ranah Afektif.
treatment.
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang
pendekatan saintifik diberikan kepada kelas
terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan,
eksperimen, dan kelas kontrol menggunakan
jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan
pendekatan pembelajaran konvensional. Post
internalisasi; (3) Ranah Psikomotoris. Ranah
test dilakukan untuk mengetahui apakah
psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar
terdapat keefektifan trik belajar saintifik
keterampilan dan kemampuan bertindak yang
kepada perolehan belajar anak didik pada
terdiri dari enam aspek, yakni gerakan refleks,
pokok bahasan bangun ruang.
dasar,
Setelah
Kedua
itu
kelas
ini
treatmentberupa
kemampuan
Populasi yang dipakai pada penelitian
ketepatan,
ini yaitu semua murid kelas empat Sekolah
gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan
Dasar Negeri Muarasari 2 yang terdiri dari 2
ekspresif dan interaktif.
kelas yakni kelas IV-A
perseptual,
gerakan
pada
yang
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua
keterampilan
Lalu
Desainpenelitian
keharmonisan
atau
dan IV-B, Jumlah
Ketiga ranah tersebut menjadi objek
siswa kelas IV-A dan IV-B masing-masing 20
penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah
siswa, sehingga total jumlah siswa yaitu 40
itu, ranah kognitiflah yang paling banyak
anak didik. Pengambilan Sampel dilakukan
dinilai oleh para guru di sekolah karena
dengan cara Simple Random Sampling, yaitu
berkaitan dengan kemampuan para siswa
pengambilan anggota sampel dari populasi
dalam menguasai isi bahan pengajaran dan
dilakukan secara acak, untuk menetukan kelas
pada penelitian ini peneliti hanya meneliti
yang termasuk eksperimen sebanyak 20 anak
mengenai hasil belajar dalam ranah kognitif
dan kelas yang kontrol sejumlah 20 siswa.
dan ranah afektif saja. Dengan
peneliti
yang
ditempuh
dapat
dalam uji instrumen yaitu: (1) uji validitas,
menyimpulkan bahwa hasil belajar merupakan
validitas itu adalah keajegan proses penelitian
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
seperti yang disyaratkan dalam penelitian
ISSN 2355-0066
demikian
Langkah-langkah
Jurnal Tunas Bangsa|51
Purwani Puji Utami, Keefektifan Pendekatan Pembelajaran… kualitatif. Kriteria validitas untuk penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
kualitatif adalah makna langsung yang dibatasi
Dari data postest Kelas Eksperimen
oleh sudut pandang peneliti itu sendiri
murid yang mendapatkan perolehan angka 50
terhadap proses penelitian. Dalam penelitian
sebanyak 5 orang, murid yang mendapatkan
ini menggunakan validitas isi, untuk menguji
perolehan angka 60 sebanyak 7 orang, dan
validitas instrumen yaitu setelah ditanyakan
murid yang mendapatkan perolehan angka 70
dengan orang yang ahli, kemudian langkah
sebanyak 8 orang. Skor yang diperoleh dari
berikutnya diujicobakan; (2) uji reliabilitas
20 responden berjumlah 1230 dengan nilai
diujikan
melalui
denganmencoba
sebuah instrumen
cara
yaitu
tertinggi 70 dan nilai terendah 50. Dari jumlah
sekali
saja,
tersebut diperoleh Rata-rata 61,5
kemudian data yang didapatkan dianalisis
Deviasi 8,1 serta Varian sebesar 66,053.
dengan sebuah cara tertentu. Perolehan dari analisis
bisa
dipakai
untuk
menentukan
reliabilitas dari suatu instrumen.
Dari data postest Kelas Kontrol murid yang
mendapatkan
perolehan
angka
40
sebanyak 5 orang, murid yang mendapatkan
Uji Normalitas dilakukan agar dapat
perolehan angka 50 sebanyak 5 orang, murid
diketahui apakah data ini berdistribusi normal
yang
ataukah
sebanyak
tidak
Standar
berdistribusi
normal.
mendapatkan 4
perolehan
orang,
dan
angka
murid
60 yang
Ujinormalitas ditujukan pada nilai tes awalan
mendapatkan perolehan angka 70 sebanyak 6
dan tes akhiran kelas eksperimen dan kelas
orang. Skor yang diperoleh dari 20 responden
control. Uji homogenitas dilakukan agar dapat
berjumlah 1110 dengan nilai tertinggi 70 dan
menjadi diketahui apakah data ini memiliki
nilai terendah 40.
variansi
diperoleh Rata-rata 55,5 Standar Deviasi 11,9
homogen
ataukah
tidak.
Uji
homogenitas dilakukan pada nilai pre test
serta Varian sebesar 141,842.
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian
hipotesis
Uji statistik
Dari jumlah tersebut
sebelumnya
normalitas kelas Eksperimen: dilaksanakan
perhitungan
bergantung pada tujuan penelitian. Pengujian
sehingga didapatkan Lo hitung sebesar 0,1753.
hipotesis dilakukan terhadap rata-rata nilaipost
Jika dikonsultasikan dengan tabel Liliefors
test kelas eksperimen dan kelas kontrol.
pada taraf signifikan 0,05 dan N=20 diperoleh
Hipotesis yang dipakai pada penelitian ini
Lo tabel 0,190. Dengan demikian H0 diterima
yaitu untuk menguji keefektifan pendekatan
karena Lo hitung < Lo tabel (0,1753 < 0,190).
pembelajaran
saintifik
Artinya dapat disimpulkan bahwa data tersebut
belajar siswa.
Uji statistic yang digunakan
kepada
perolehan
berdistribusi normal.
ialah uji t dua sampel dengan menggunakan rumus sebagai berikut: t=
𝑋1 −𝑋2 2 𝑠2 1 + 𝑠2 𝑛1 𝑛2
Uji sebelumnya
normalitas
dilaksanakan
sehingga didapatkan 0,1772.
kelas
Kontrol: perhitungan
Lo hitung sebesar
Jika dikonsultasikan dengan tabel
Liliefors pada taraf signifikan 0,05 dan N=20 ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|52
Purwani Puji Utami, Keefektifan Pendekatan Pembelajaran… diperoleh Lo tabel 0,190. Dengan demikian
Materi Sifat-sifat Bangun Ruang yang
H0 diterima karena Lo hitung < Lo tabel
siswa pelajari melalui pendekatan Saintifik
(0,1772 < 0,190). Artinya dapat disimpulkan
dapat diterima dan dipahami dengan baik
bahwa data tersebut berdistribusi normal.
karena
pada
pelaksanaanya,
guru
selalu
Uji Homogenitas: diperoleh nilai F
mengarahkan siswa untuk melibatkan diri
hitung sebesar 2,158 jika dikonsultasikan
dalam berbagai kegiatan pembelajaran. Selain
dengan F tabel pada tingkat signifikasi 0,05; df
itu, guru juga selalu berusaha menyampaikan
1 (jumlah varabel – 1) = 1, dan df 2 (n-3) atau
materi pembelajaran dengan mengaitkannya
20 – 3 = 17. Hasil yang didapatkan untuk F
dengan permasalahan maupun objek nyata
tabel adalah 4,450.
yang banyak dilihat murid dalam kehidupan
Dengan demikian H0
diterima karena F hitung
sehari-hari. Dalam menyampaikan
materi
4,450), sehingga dapat ditarik kesimpulan
pembelajaran,
media
bahwa
maupun alat peraga nyata yang dekat dan
data
Kelompok
Eksperimen
dan
Kontrol mempunyai varians yang homogen. Hasil Uji Hipotesis: diperoleh nilai hitung t sebesar 1,8610. Jika dikonsultasikan
guru
menggunakan
dikenal oleh siswa, sehingga pembelajaran matematika menjadi lebih menyenangkan. SIMPULAN DAN IMPLIKASI
pada t tabel dengan tingkat signifikansi 0,05;
Dengan mengacu dan berpedoman
dk 38 (𝑛1 + 𝑛2 −2) hasil yang diperoleh untuk
pada hasil dari data yang telah dianalis juga
t tabel adalah 1,6859 sehingga diperoleh
pembahasan, sehingga bisa ditarik kesimpulan
kesimpulan sebagai berikut t tabel < t hitung >
bahwa Pendekatan Pembelajaran Saintifik
t tabel atau 1,6859 < 1,8610 > 1,6859maka H0
yang diberikan di kelas eksperimen efektif
ditolak dan Ha diterima.
kepada perolehan nilai belajar siswa kelas 4
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa
dengan
menerapkan
pendekatan
Sekolah Dasar Negeri Muarasari 2 Bogor, pada
materi
bangun
ruang.Berdasarkan
Saintifik, hasil belajar siswa mengalami
simpulan yang telah dikemukakan itu dapat
peningkatan.
dialami
diambil implikasi bahwa dengan menerapkan
tersebut tak terlepas dari aktivitas memahami
Pendekatan Pembelajaran yang tepat pada
yang
proses
kegiatan belajar mengajar khususnya dalam
bisa
pembelajaran matematika penting diperhatikan
memperbaiki nilai murid, hal itu bisa dipantau
oleh guru agar kegiatan belajar lebih bervariasi
dari peningkatan rata-rata nilai hasil belajar
dan bisa menambah perolehan nilai belajar
yang diperoleh dari kubu eksperimen dan kubu
siswa terutamapada materi bangun ruang.
Peningkatan
dilakoni
pembelajaran.
kontrol.
murid Pendekatan
Dimana
yang
selama saintifik
rata-rata
nilai
kelas
Implikasi
dari
kesimpulan
hasil
eksperimen yang menggunakan pendekatan
penelitian adalah: (1) Implikasi Teoritis. Hasil
pembelajaran Saintifik lebih besar dari kelas
penelitian secara teoritis dapat digunakan
kontrol
sebagai bahan kajian dan referensi pada
yang
menggunakan
pembelajaran konvensional. ISSN 2355-0066
pendekatan
penelitian
sejenis
mengenai
metode
Jurnal Tunas Bangsa|53
Purwani Puji Utami, Keefektifan Pendekatan Pembelajaran… pembelajaran Saintifik dan
hasil belajar
metode pembelajaran Saintifik. Tetapi tidak
peserta didik; (2) Implikasi Praktis. Hasil
menutup kemungkinan, guru juga dapat
penelitian digunakan sebagai pertimbangan
mencari metode pembelajaran lain yang
bagi
cocok.
guru
dalam
memberikan
pelajaran
Matematika yaitu dengan cara membimbing
Para
guru
dalam
peserta didik untuk aktif dalam berfikir demi
metode
meningkatkan hasil belajarnya.
memperhatikan skenario pembelajaran yang
Para guru diharapkan dapat memilih
tepat,
pembelajaran
menggunakan
efektifitas
Saintifik
waktu
pembelajaran,
dan menerapkan metode pembelajaran yang
memahami
cocok
matematika.
pemberian motivasi dan penghargaan kepada
Misalnya untuk memperbaiki hasil belajar
peserta didik sehingga peserta didik lebih
matematika khususnya pada materi bangun
termotivasi
ruang dapat diterapkan pembelajaran dengan
pembelajaran.
pada
mata
ISSN 2355-0066
pelajaran
karakteristik
perlu
dalam
peserta
mengikuti
didik,
kegiatan
Jurnal Tunas Bangsa|54
Purwani Puji Utami, Keefektifan Pendekatan Pembelajaran… DAFTAR PUSTAKA Anitah sri, dkk, 2014 Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang: Universitas Terbuka. Asvia Azmi. 2012. “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bangun Ruang”. Universitas Negeri semarang. Nilai ulangan kelas 4 SDN Muarasari 2 Bogor tahun ajaran 2015/2016. Erlitasari Erni. 2014. “Pengaruh Cara Belajar Matematika Real terhadap Perolehan Angka Matematika siswa Kelas 4 SDNegeri Cilangkap 4 depok Tahun ajaran 2014/2015”. Universitas Djuanda bogor. Hatta. 2011.Varians. https://hatta2stat.wordpress.com/2011/05/19/varians/ Herhyanto.N, dkk, 2014. Statistika Pendidikan. Tangerang: Universitas Terbuka. Karso, dkk, 2014. Pendidikan Matematika I. Tangerang: Universitas Terbuka. Kosasih. E, 2013. Strategi Belajar dan Pembelajaran Kurtilas. Bandung: Yrama widya. Muhsetyo Gatot. 2015. Pembelajaran Matematika SD. Tangerang: Universitas terbuka. Mustaqim, B, Astuty,A. 2008 “Ayo Belajar Matematika Jilid IV”. Jakarta: BSE. Nasution, K. 2016 “Penerapan MetodeBelajar http://sumut.kemenag.go.id/ 27/12/2013.
dalam
Pandangan
Saintifik”.
Permendiknas nomor 81 A tahun 2013. Permendiknas nomor 14 tahun 2007. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Taufik.a, dkk, 2014. Pendidikan Anak di SD. Tangerang: Universitas Terbuka. urohmah, dkk. 2015. “Penerapan saintifik Menggunakan Benda Nyata”. UNS. Wahyudin Dinn,dkk.,2013. Pengantar Pendidikan. Tangerang:Universitas Terbuka. Syaiful Sagala,2015. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta. W. Gulo, 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Grasindo. Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Depdikbud.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Nana Sudjana,1991.Penilaian Hasil Proses BelajarMengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Dimiyati dan Mudjiono, 2006.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Mulyono Abdurrohman, 2012. Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|55
Purwani Puji Utami, Keefektifan Pendekatan Pembelajaran… Sugihartono, 2007.Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Conny R. Semiawan,1999.Perkembangan dan belajar peserta didik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sunaryo Kartadinata,1998.Bimbingan di Sekolah Dasar. Jakarta: Dirjen Dikti. Syaiful Bahri Djamarah, 2006. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|56