e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015
ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN IPA DAN DAMPAKNYA TERHADAP HASIL BELAJAR Ni Luh Pt. Yanti Pratiwi1, I Kt. Gading2, I Kd. Suartama3 1
Jurusan PGSD, 2Jurusan BK, 3Jurusan TP FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dampak pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran dan mengetahui perbedaan hasil belajar IPA ditinjau dari kadar kesaintifikan proses pembelajaran pada kelas V SD Negeri 1 Semarapura Tengah. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan inferensial, dengan populasi penelitian adalah proses pembelajaran kelas V SD Negeri 1 Semarapura Tengah. Sampel penelitian diambil secara eksidental sampling karena peneliti menggunakan proses pembelajaran IPA yang sedang berlangsung saat penelitian di kelas V SD Negeri 1 Semarapura Tengah yaitu Tema 9 “Lingkungan Sahabat Kita”. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, tes, dan kuesioner.Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen tes objektif, kuesioner dan pedoman observasi kemudian dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial (uji-t). Hasil penelitian menemukan bahwa kadar kesaintifikan proses pembelajaran IPA kelas VB memperoleh skor rata-rata 62 yang termasuk kategori tinggi dan kelas VC memperoleh skor rata-rata 47 yang termasuk kategori sedang. Terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa kelas VB dan kelas VC. (t= 10,379 dan p = 0,000). Karena p-value lebih kecil dari α = 0,05 yang berarti H0 ditolak dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa kelas VB dan VC yang diajar menggunakan pendekatan saintifik. Dari skor rata-rata yang diperoleh, kelas VB memperoleh skor rata-rata 151,62 yang berada pada kategori sangat tinggi. Sedangkan skor rata-rata yang diperoleh kelas VC adalah 126,72 yang berada pada kategori tinggi. Kata-kata kunci: pendekatan saintifik, hasil belajar IPA Abstract This study aim to describe the implementation of a scientific approach in the learning process and know the differences learning outcomes of science in terms of the levels scientific learning process in grade V at SD Negeri 1 Semarapura Tengah. This study was descriptive and inferential, the study population was a learning process in grade V SD Negeri 1 Semarapura Tengah. Samples were taken by eksidental sampling because researchers use science learning process ongoing research in class V SD Negeri 1 Semarapura Tengah is Theme 9 "Environment Our Friends". Data collection methods used were observation, test, and kuesioner. Data collected using an objective test instruments, questionnaires and guidelines for observation and then analyzed using descriptive statistical analysis and inferential statistics (t-test). The study found that the levels scientific learning process science of classr VB obtain an average score of 62 which included a high category and class VC obtain an average score of 47 which included medium category. There are differences in outcomes between students learn
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 science class VB and VC classes. (T = 10.379 and p = 0.000). Because the p-value less than α = 0.05, which means that H0 is rejected can thus be interpreted that there are significant differences between students' learning outcomes science VB and VC classes are taught using a scientific approach. Of the average score obtained, VB class gained an average score of 151.62 which is at a very high category. While the average score obtained VC class is 126.72 which is at a high category. Keywords: scientific approach, learning outcomes Science
PENDAHULUAN IPA merupakan usaha manusia dalam memperoleh pengetahuan secara sistematis dalam memahami alam semesta melalui pengamatan dan prosedur yang benar sehingga dapat dihasilkan kesimpulan yang benar tentang alam semesta. IPA merupakan pengetahuan dan pengalaman individu manusia yang bersifat dinamis dan selalu berkembang (Trianto,2010). Pendidikan IPA akan memberikan ruang bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan pada kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah. Oleh karena itu, pendidikan IPA merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Karena IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan. Dalam menerapkan pembelajaran IPA pada usia Sekolah Dasar harus benarbenar dilakukan secara mendasar dan nyata. Selain itu, pada tahap ini siswa belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama. Berdasarkan pengalaman ini, siswa membentuk konsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri. Pendidikan IPA pada tingkat dasar dapat memberikan kontribusi yang
signifikan pada seluruh proses pendidikan yang terjadi pada anak. Pada tingkat sekolah dasar, pendidikan IPA hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu anak didik secara alamiah. Hal ini disebabkan karena siswa sekolah dasar pada dasarnya, kesehariannya selalu berhadapan dengan alam yang merupakan objek dari pendidikan IPA. Hal ini dapat membantu mereka mengembangkan kemampuan bertanya, berpikir dasar maupun kemampuan berpikir kritis dari siswa. Sebagai implikasinya dalam proses pembelajaran di sekolah pembelajaran harus dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga siswa bisa belajar dengan baik dan mampu menguasai pengetahuan dengan maksimal sesuai dengan kompetensi yang telah dijabarkan di dalam kurikulum. Dari pemaparan di atas kualitas mutu pendidikan sangat penting terutama dalam lingkup yang lebih khusus yaitu sekolah dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil belajar merupakan hasil yang seseorang atau siswa peroleh setelah mengikuti proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu. Hasil belajar sangat penting dari proses pembelajaran di sekolah karena melalui hasil belajar yang diperoleh siswa akan tampak kualitas pembelajaran itu sudah berjalan dengan baik atau belum. Selanjutnya baik dan buruknya hasil belajar yang diperoleh siswa akan berdampak pada kualitas mutu pendidikan sebuah bangsa dan Negara. Namun dalam kenyataannya, proses pembelajaran IPA di SD masih berorientasi produk dengan kegiatan yang didominasi oleh guru. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran masih terbatas pada penerimaan materi yang disampaikan dengan metode ceramah. Dalam
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 pembelajaran, siswa masih pasif dan menunggu informasi, catatan maupun pertanyaan-pertanyaan dari guru. Pembelajaran IPA, secara umum diakui bahwa sampai saat ini masih dipandang sulit oleh sebagian siswa. Banyak siswa memperoleh nilai yang rendah atau tidak mencapai kondisi yang diharapkan. Selain itu berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh The Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2012 melaporkan bahwa dalam bidang sains (science) siswa-siswa Indonesia berada pada urutan ke-64 dari 65 negara dengan skor rata-rata 382 juga di bawah Malaysia dengan skor rata-rata 420, Thailand dengan skor rata-rata 444, dan Singapura dengan skor rata-rata 551. Urutan pertama juga ditempati siswa-siswa dari Shanghai China dengan skor rata-rata 580 (Gading, 2014:2).Laporan survei tersebut selain menunjukkan kualitas hasil pendidikan di Indonesia masih rendah terutama dalam pembelajaran IPA, juga mengindikasikan proses pendidikan belum berlangsung sebagaimana seharusnya. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa khususnya hasil belajar IPA, pemerintah melakukan penyempurnaan kurikulum. Setelah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pemerintah kemudian memperbaharui lagi dengan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 lebih menekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Kurikulum 2013 menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang telah mudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi. Sedangkan siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki kemampuan berpikir kritis. Dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013 proses pembelajarannya menggunakan pendekatan saintifik. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengonstruk konsep, hukum
atau prinsip melalui komponen-komponen mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, atau prinsip yang ditemukan (Kurniasih dan Sani, 2014). Penggunaan pendekatan saintifik dapat meningkatkan kemampuan berpikir ilmiah siswa. Pendekatan saintifik dapat dikatakan sebagai proses pembelajaran yang memandu siswa untuk memecahkan masalah melalui kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang cermat, dan analisis data yang teliti untuk menghasilkan sebuah kesimpulan. Proses pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang menuntut siswa berpikir secara sistematis dan kritis dalam upaya memecahkan masalah yang penyelesaiannya tidak mudah dilihat. Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran ini akan melibatkan siswa dalam kegiatan memecahkan masalah yang kompleks melalui curah gagasan, berpikir kreatif, melakukan aktivitas penelitian, dan membangun konseptualisasi pengetahuan. Pembelajaran saintifik memiliki hubungan erat dengan pembelajaran IPA karena proses pembelajaran saintifik berpengaruh terhadap aktifitas siswa terutama dalam aspek mengamati, menanya, menalar, mencoba, menyimpulkan, serta mengkomunikasikan. Sehingga pendekatan saintifik berdampak terhadap meningkatnya hasil belajar siswa. Hasil-hasil penelitian terdahulu tentang penerapan pembelajaran dengan pendekatan saintifik atau pendekatan lain yang tidak jauh berbeda dengan pendekatan saintifik serta kaitannya dengan hasil belajar antara lain dilaukan oleh Putrawan (2014) menyatakan pembelajaran dengan pendekatan saintific berbantu Geogebra menunjukkan perangkat pembelajaran matematika yang dikembangkan berada pada kategori valid dan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Marjan (2014) menyatakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik lebih baik dari pada model pembelajaran langsung dalam meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 Berdasarkan teori dan temuantemuan penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa secara konseptual penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran, karena dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik peserta didik mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui komponen-komponen mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan, sehingga pada akhirnya akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan kualitas pendidikan secara umum juga meningkat. Pemaparan tersebut masih berupa pandangan atau teoritik, sedangkan secara emperiknya masih perlu dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan Hasil wawancara dengan kelas V SD Negeri 1 Semarapura Tengah. Guru tersebut menyatakan bahwa mereka masih mengalami kesulitan dalam penerapan kurikulum 2013 tersebut terutama dalam proses pembelajaran dan penulisan nilai raport. Untuk mengetahui proses pembelajaran dengan penerapan pendekatan saintifik di SD Negeri 1 Semarapura Tengah, maka dilakukan penelitian mengenai “Analisis Proses Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran IPA dan Dampaknya Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 1 Semarapura Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015”. Penelitian ini bertujuan untuk menyimpulkan dampak dari pendekatan saintifik terhadap hasil belajar siswa terutama pada pembelajaran IPA kelas V. METODE Di tinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan inferensial. Desain penelitian pada dasarnya merupakan gambaran berkaitan dengan bagaimana penelitian itu akan dilaksanakan. Untuk menjawab masalah pertama dilakukan dengan penelitian
deskriptif. Sedangkan untuk menjawab rumusan masalah kedua dilakukan dengan penelitian inferensial. Penelitian deskriptif diartikan sebagai suatu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu fenomena/peristiwa secara sistematis sesuai dengan apa adanya. Penelitian deskriptif dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan saat ini. Dalam analisis deskriptif tidak ada kontrol perlakuan seperti dalam studi eksperimen karena tujuannya adalah menggambarkan ”apa adanya” berkaitan dengan variabelvariabel atau kondisi-kondisi dalam suatu situasi (Dantes, 2012:51). Sedangan teknik analisis inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menarik kesimpulan berdasarkan data yang ada pada sampel untuk selanjutnya digeneralisasikan pada populasi. Dengan demikian, analisis inferensial adalah ilmu yang mempelajari tata cara penarikan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang ada pada sampel yang digeneralisasikan untuk populasi (Jampel, 2005). Dipilihnya rancangan penelitian ini atas pertimbangan bahwa rumusan masalah dalam penelitian ini mengarah pada suatu alur berpikir “Bagaimana implementasi pembelajaran dengan pendekatan saintifik siswa kelas V SD Negeri 1 Semarapura Tengah dan apakah ada perbedaan hasil belajar IPA pada proses pembelajaran ditinjau dari kadar kesaintifikannya”. Penelitian ini mengamati proses pembelajaran IPA dengan pendekatan saintifik pada kelas V SD Negeri 1 Semarapura Tengah. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah SD Negeri 1 Semarapura Tengah. Populasi dalam penelitian ini menggunakan populasi objek yaitu proses pembelajaran IPA kelas V SDN 1 Semarapura Tengah. Sampel penelitian diambil secara eksidental sampling karena peneliti menggunakan proses pembelajaran IPA yang sedang berlangsung di kelas V SD Negeri 1 Semarapura Tengah yaitu Tema 9 “Lingkungan Sahabat Kita”. Variabel penelitian adalah suatu gejala atau objek pengamatan yang akan diteliti (Dantes, 2012) Dalam penelitian ini melibatkan variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu satu atau lebih dari variabelvariabel yang sengaja dipelajari
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 pengaruhnya terhadap variabel terikat (Nurkancana,1990). metode tes digunakan (Agung, 2014). Variabel bebas yang untuk mengumpulkan data tentang hasil dimaksud dalam penelitian ini adalah belajar IPA pada aspek pengetahuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik. (Kompetensi Inti 3). Kuesioner merupakan Variabel terikat adalah variabel yang pertanyaan tertulis yang harus dijawab oleh keberadaannya atau munculnya responden secara tertulis. Pada penelitian bergantung pada variabel bebas (Agung, ini, instrumen kuesioner digunakan untuk 2014). Adapun yang menjadi variabel mengumpulkan data tentang hasil belajar terikat dalam penelitian ini adalah hasil IPA pada Aspek sikap spiritual (Kompetensi belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Inti 1) dan aspek sikap sosial (Kompetensi Teknik pengumpulan data yang Inti 2). dilakukan pada penelitian ini yaitu Dalam penelitian ini, akan digunakan observasi, tes, dan kuesioner. Teknik dua teknik analisis yaitu analisis statistik pengumpulan data tersebut dilakukan deskriptif dan analisis inferensial. Dalam secara alami tanpa memberikan perlakuan penelitian ini, data yang didapat akan khusus terlebih dahulu. Observasi dideskripsikan sesuai dengan masingdilakukan untuk memperoleh gambaran riil masing variabel yaitu kadar kesaintifikan suatu peristiwa atau kejadian untuk proses pembelajaran dengan pendekatan menjawab pertanyaan penelitian. Metode saintifik dan hasil belajar IPA. Untuk observasi digunakan untuk mengumpulkan menentukan tinggi rendahnya kadar data tentang kadar kesaintifikan proses kesaintifikan proses pembelajaran maka pembelajaran IPA menurut pendekatan ditentukan berdasarkan kriteria kurva saintifik dan hasil belajar pada aspek normal disajikan pada Tabel 1, sedangkan keterampilan (Kompetensi Inti 4). Tes untuk menentukan tinggi rendahnya hasil adalah suatu cara untuk mengadakan belajar IPA siswa digunakan konversi skala penilaian yang berbentuk suatu tugas atau lima menurut (Koyan,2012) Metode serangkain tugas yang harus dikerjakan analisis inferensial yang digunakan untuk oleh siswa atau sekelompok siswa menguji hipotesisi menggunakan uji-t sehingga menghasilkan suatu nilai tentang menurut (Guilford.J.P.Frunchter.B, 1973). tingkah laku atau prestasi siswa tersebut, Sebelum melakukan uji hipotesis,harus yang dapat dibandingkan dengan nilai yang melakukan uji prasyarat yaitu: (1) uji dicapai oleh siswa lain atau dengan nilai normalitas dan uji homogenitas standar yang ditetapkan . Tabel 1. Kriteria Rentang Skor dan Kategori Kadar Kesaintifikan Pembelajaran Kriteria Kurve Normal
Rentang Skor
Katagori
>Mi+ 1SDi Mi - 1SDi s.d. Mi + 1SDi < Mi - 1SDi
> 60 30 s.d 60 <30
Tinggi Sedang Rendah (Dimodifikasi dari Gading, 2014)
HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS DESKRIPTIF Deskripsi kadar kesaintifikan proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik menjelaskan tentang aktifitas proses pembelajaran yang di ambil datanya dengan menggunakan lembar observasi. Pedoman observasi ini dilakukan selama 6 kali yang terdiri atas 5 aspek, dimana skor tertinggi tiap aspek adalah 3 dan skor
terkecil tiap aspek adalah 0. Apabila dikonversikan dalam bentuk kategori akan terdiri dari 3 kategori hasil pedoman observasi yaitu skor yang tergolong kadar saintifik tinggi, sedang, dan rendah. Hasil analisis deskriptif dimaksudkan untuk menemukan kadar kesaintfikan proses pembelajaran IPA SD Negeri 1 Semarapura Tengah. Mengacu pada penentuan kriteria kadar kesaintifikan
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 proses pembelajaran IPA disajikan pada tabel 1. Hasil analisis deskriptif tentang kadar kesaintifikan proses pembelajaran
IPA pada penelitian ini disajikan pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Hasil Analisis Deskriptif tentang Kadar Kesaintifikan Proses Pembelajaran IPA No. 1 2
Kelas VB VC
Rata-rata (Mean) 62 47
Deskripsi hasil belajar IPA menjelaskan tentang skor yang diperoleh siswa yang menggunakan pendekatan saintifik. Data yang dianalisis untuk hasil belajar IPA diperoleh dari data hasil belajar aspek sikap spiritual (Kompetensi Inti 1), aspek sikap sosial (Kompetensi Inti 2),
Kategori Tinggi Sedang
aspek pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan aspek keterampilan (Kompetensi Inti 4). Perhitungan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program Miscrosof Excel 2007 for Windows. Dari perhitungan yang dilakukan untuk hasil belajar IPA dapat dilihat pada Tabel 3. berikut.
Tabel 3. Analisis Deskriptif Hasil Belajar IPA Analisis Deskriptif Mean Median Modus Varians Standar Deviasi Maksimum Minimum Rentangan Jumlah Siswa Data hasil belajar IPA kelas VB dapat disajikan ke dalam bentuk poligon seperti pada Gambar 1 12
Frekuensi
10 8 6 4 2 0 134,5 140,5 146,5 152,5 158,5 164,5 170,5
Titik Tengah
Gambar 1. Grafik Poligon Data Hasil Belajar IPA Kelas VB
Hasil Kelas VB 151,62 154 156 86,09 9,28 170 132 38 39
Kelas VC 126,71 124,00 121 136,21 11,67 147 95 52 38
Berdasarkan poligon gambar 4.1 dapat diketahui bahwa modus lebih besar dari median dan median lebih besar dari mean (Mo > Md > M). Sehingga grafik 4.1 termasuk kurva negatif yang berarti sebagian skor cenderung tinggi. Untuk mengetahui tinggi rendahnya hasil belajar IPA siswa, skor rata-rata hasil belajar IPA siswa dikonversikan dengan menggunakan kriteria rata-rata ideal (Xi) dan standar deviasi ideal (SDi). Dari hasil perhitungan Xi dan SDi maka diperoleh hasil konversi seperti pada Tabel 4.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 Tabel 4. Hasil Konversi Hasil Belajar IPA pada Skala Penilaian Rentang Skor 142,5 X 180 117,5 ≤ X < 142,5 92,5 ≤ X < 117,5 67,5 ≤ X < 92,5 30 ≤ X < 67,5
Kategori sangat tinggi tinggi sedang rendah sangat rendah (Dimodifikasi dari Koyan, 2012)
Berdasarkan hasil konversi pada Tabel 4.9 diperoleh bahwa skor rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas VB dengan M = 151,62 tergolong kriteria sangat tinggi. Data hasil belajar IPA kelas VC dapat disajikan ke dalam bentuk poligon seperti pada Gambar 2 12
Frekuensi
10 8 6 4 2 0 98,5 106,5 114,5 122,5 130,5 138,5 146,5
Titik Tengah
Gambar 2. Grafik Poligon Data Belajar IPA Kelas VC
Hasil
Berdasarkan poligon di atas, diketahui mean lebih besar dari median dan median lebih besar dari modus (M>Md>Mo). Dengan demikian, kurva di atas adalah kurva juling positif yang berarti sebagian besar skor cenderung rendah. Untuk mengetahui tinggi rendahnya variabel hasil belajar IPA siswa, skor ratarata pembelajaran IPA siswa dikonversikan dengan menggunakan kriteria rata-rata ideal (Xi) dan standar deviasi ideal (SDi). Dari hasil perhitungan Xi dan SDi maka diperoleh hasil konversi hasil belajar seperti pada Tabel 4.
Berdasarkan hasil konversi pada Tabel 4. diperoleh bahwa skor rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas VC dengan M = 126,71 tergolong kriteria tinggi. ANALISIS PRASYARAT Teknik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini adalah statistik inferensial untuk menguji hipotesis penelitian. Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis terhadap data-data hasil penelitian. Pengujian prasyarat terhadap sebaran data hasil penelitian meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Teknik yang digunakan untuk uji normalitas sebaran data adalah teknik kolmogorov-smirnov. Teknik yang digunakan untuk uji normalitas sebaran data adalah teknik Kolmogorov-smirnov dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for Windows. Untuk menetapkan data berdistribusi normal, maka dapat digunakan kriteria angka signifikansi yang dihasilkan lebih besar dari 0,05 (Candiasa, 2011). Hasil analisis normalitas hasil belajar IPA dapat dilihat pada Tabel 5.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015
Tabel 5. Test of Normality Hasil Belajar IPA Tests of Normality Kelas Hasil Belajar IPA
Statistic ,114 ,135
VB VC
Kolmogorov-Smirnova df 39 38
Sig. ,200* ,078
Berdasarkan Tabel 5 ditampilkan dapat disimpulkan data hasil belajar kelas perhitunan statistik Kolmogorov-smirnov. VB dan kelas VC berdistribusi normal. Pada tabel tersebut dapat dilihat Sig.skor Uji homogenitas juga dilakukan atau skor signifikansi normalitas untuk kelas dengan bantuan program SPSS 16.0 for VB adalah p = 0, 200 dan untuk kelas VC Windows, dengan teknik Lavene Stastistic. adalah p = 0,78. Signifikansi dari kedua Hasil analisis homogenitas hasil belajar IPA kelas melebihi α = 0,05 dengan demikian siswa dapat dilihat pada Tabel 6 . Tabel 6. Analisis Test of Homogeneity of Variance Hasil Belajar Pembelajaran IPA Test of Homogeneity of Variance
Based on Mean Based on Median Hasil Belajar Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
2,375
1
75
,128
1,691
1
75
,197
1,691
1
70,763
,198
2,418
1
75
,124
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa hasil belajar IPA siswa kelas VB dan kelas VC menunjukkan angka-angka signifikansi Levene Statistic lebih besar dari α = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan data hasil belajar kelas VB dan kelas VC homogen. Ini berarti kelompokkelompok yang menjadi unit analisis dalam uji-t homogen.
ANALISIS INFERENSIAL Analisis inferensial dalam penelitian ini dilakuakn untuk menguji hipotesis perbedaan hasil belajar IPA ditinjau dari kadar kesaintifikan proses pembelajaran di kelas V SD Negeri 1 Semarapura Tengah. Pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan uji-t. Hasil analisis dengan bantuan program spss 16 seperti disajikan pada Tabel 7.
.
Hasil Belajar IPA
Tabel 7. Hasil Uji-t untuk Meguji Hipotesis Independent Samples Test Levene's Test for t-test for Equality of Means Equality of Variances Sig. (2F Sig. t df tailed) Equal variances 2,375 ,128 10,379 75 ,000 assumed Equal variances 10,348 70,550 ,000 not assumed
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar IPA siswa ditinjau dari kadar kesaintifikan proses pembelajaran, dengan nilai t= 10,379 (P=0,000). Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa kelas VB dan VC dengan menggunakan pendekatan saintifik ditinjau dari kadar kesaintifikan proses pembelajaran. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian ditemukan kadar kesaintifikan proses pembelajaran IPA kelas VB termasuk kategori tinggi dan kelas VC termasuk kategori sedang. Hal tersebut didasarkan proses pembelajaran pada kelas VB telah berlangsung dalam kadar kesaintifikan sebagaimana diharapkan, hal ini berarti seluruh indikator pembelajaran saintifik sudah berjalan baik. Sedangkan proses pembelajaran pada kelas VC masih kurang dalam aspek menanya, menalar, dan menyimpulakan dan yang sudah berjalan baik pada aspek mengamati dan mengkomunikasikan. Hal tersebut dikaranakan kurangnya motivasi belajar siswa. Oleh karena itu dibutuhkan peningkatan pada seluruh indikator pembelajaran saintifik, terutama pada aspek menanya, menalar, dan menyimpulakan. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori-teori yang digunakan bahwa kadar kesaintifikan proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih optimal. Secara Teoritis menurut pendapat (Kurniasih dan Sani, 2014) pendekatan saintifik dalam pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar siswa karena melibatkan keterampilan proses seperti, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Selain itu menurut (Abidin, 2014) pendekatan saintifik memiliki komponen utama yaitu (1) mengamati, (2)menanya, (3)mengumpulkan informasi , (4)menasosiasi, (5) mengkomunikasikan. Komponen-komponen tersebut dalam prosesnya sangat mengutamakan peran siswa dalam belajar, artinya dalam proses pembelajaran siswa
diberikan kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui penciptaan ide-ide dalam pikirannya sedangkan guru hanya sebagai mediasi bagi siswa untuk membantu pengkonstruksi ide-ide siswa. Kegiatan pembelajaran saintifik mengaitkan antara konsep yang dipelajari dengan kehidupan nyata siswa, sehingga akan memberikan peluang yang cukup besar dalam proses pembelajaran IPA yang lebih bermakna dan siswa akan membangun pengetahuannya sendiri melalui proses belajar aktif berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki siswa. Oleh karena itu semakin tinggi kadar kesaintifikan siswa, semakin tinggi juga hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil-hasil penelitinan terdahulu yang pernah dilakukan oleh beberapa peneliti antara lain dilakukan oleh Marjan (2014) menyatakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik lebih baik dari pada model pembelajaran langsung dalam meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains. Sementara itu, Putrawan (2014) menyatakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbantu Geogebra menunjukkan perangkat pembelajaran matematika yang dikembangkan berada pada kategori valid dan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Penelitian lain, juga dilakukan oleh Budiarsana (2013) pada siswa kelas IV SD menyatakan bahwa adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa model pembelajaran Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) berbantu media Audio Visual berpengaruh positif terhadap hasil belajar IPA siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Berdasarkan hasil observasi proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik dalam pemebalajaran IPA kelas VB mendapatkan skor rata-rata 62 dan termasuk kriteria sangat tinggi, dan skor tertınggı diperoleh pada aspek mengamati, menanya, dan mengkomunikasikan dan. Sedangkan hasil observasi proses pembelajaran dengan
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 pendekatan saintifik dalam pemebalajaran IPA kelas VC mendapatkan 47dan termasuk kriteria sedang. Berdasarkan pengujian hipotesis, diketahui nilai thitung = 9,315dan nilai ttabel dengan taraf signifikansi 5%= 1.980. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (thitung > ttabel) sehingga hasil penelitian adalah signifikan. Hal ini berarti, terdapat perbedaan hasil belajar IPA berdasarkan kadar kesaintifikan proses pembelajaran antara siswa kelas VB dan siswa kelas VC. Kualifikasi hasil belajar IPA siswa kelas VB berada pada kategori sangat tinggi sedangkan hasil belajar IPA siswa kelas VC berada pada kategori tinggi. Perbandingan hasil perhitungan rata-rata hasil belajar IPA kelas VB adalah 151,62 lebih besar dari rata-rata hasil belajar IPA kelas VC sebesar 126,71. Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut. (1) Kepada sekolah, khususnya Sekolah Dasar (SD) hendaknya dapat menjadikan pendekatan saintifik sebagai salah satu pembelajaran yang dapat disarankan kepada guru-guru lainya untuk dapat diterapkan. (2) Guru sebaiknya menerakan pendekatan pembelajaran saintifik untuk meningkatkan hasil belajar siswa. (3) Kepada siswa Sekolah Dasar (SD) harus selalu terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan mendapatkan pengetahuan baru melalui pengalaman yang ditemukan sendiri. (4) Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Semarapura Tengah pada kelas V. Untuk lebih meningkatkan keakuratan hasil penelitian ini, kepada yang berminat perlu melakuka penelitian sejenis dengan melibatkan sampel yang lebih banyak, wilayah yang lebih luas dan tigkat kelas yang beragam. DAFTAR RUJUKAN Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama
Agung, A. A. Gede. 2014. Buku Ajar Metodologi Penelitian Pendidikan. Malang: Aditya Media Publising. Candiasa, I M, 2011. Statistik Multivariat. Singaraja: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Dantes, Nyoman. 2012. Penelitian. Yogyakarta: Offset.
Metodelogi C.V Andi
Gading, I Kt.2014. Pengaruh Pelatihan Kendali Diri dan Jenis Kelamin Terhadap Prilaku Prokrastinasi Akademik Siswa SMP. Disertasi. Malang: Sarjana Universitas Negeri Malang. Guilford, J.P., Fruchter, B. 1973. Fundamental Statistics in Psychology and Education, Fifth Edition. Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha, Ltd. Koyan, I Wayan. 2012. Statistik Pendidikan Teknik Analisis Data Kualitatif. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Press. Kurniasih, Imas, Dan Sani, Berlin. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 : Konsep dan Penerapan. Surabaya: Kata Pena. Marjan, Johari. 2014. Pengaruh Pembelajaran Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Siswa MA. MU’Allmiat Nahdlatul Wathan Pancor Tahun Pelajaran 2013/2014. Tesis (tidak diterbitkan). Program Studi Pendidikan IPA Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Nurkancana, Wayan. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 Putrawan, Agus Adi. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Pendekata Scientific Berbantu Geogebra dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Komunikasi dan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP. Tesis (tidak diterbitkan). Program Studi Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.