KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT BERBANTUAN ALAT PERAGA SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DI SMA EFATA SOE KABUPATEN TTS
TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Magister Pendidikan
Oleh
Nonci M. Uki 0402513103
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
i
ii
iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“ Kekuatan TUHAN nyata dalam hidup kita saat kita menghadapi masalah tanpa putus asa”
Tesis ini dipersembahkan kepada: 1. Almamater tercinta Universitas Negeri Semarang 2. STKIP SoE 3. Keluarga tercinta
iv
ABSTRAK Uki, N.M. 2015. “Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan NHT Berbantuan Alat Peraga Sistem Pernapasan Manusia Di SMA Efata SoE Kab. TTS” Tesis, Program Studi pendidikan ilmu pengetahuan alam, program pascasarjana, Universitas negeri semarang. Pembimbing I Prof. Dr. Priyantini Widiyaningrum, M.S., pembimbing II Dr. Ir. Dyah. R. Indriyanti, M.P.
v
ABSTRACT Uki, N.M. 2015. " The effectiveness of Cooperative Learning STAD and NHT Models Assisted with Learning Tools about Human Respiratory System in Efata Senior High School, SoE, TTS" Department of natural science education, Thesism graduate programs, Semarang State University. Supervisor I Prof. Dr. Priyantini Widiyaningrum, M.S. supervisor II Dr. Ir. Rini Dyah Indriyanti , M.P. Keywords: Learning tools, learning outcomes, motivation, NHT, STAD The observation results in some schools in Timor Tengah Selatan (TTS) shows that student learning results obtained are still below the minimum completeness criteria ( KKM ). This is because the limitless of teachers’ in selecting appropriate methods in learning process, and there are many teachers who do not utilize the learning medium so the students feel bored and ultimately affect the students’ motivation and learning outcomes. This study aimed to analyze the effectiveness of cooperative learning STAD model, NHT and Conventional assisted with learning tools toward students’ motivation and learning outcomes about human respiratory system. The method used is Quasi- Experiment with design Nonequivalent control group design involving three classes, which use the model of STAD, NHT and Conventional. The data were analyzed using ANOVA test one lane at α = 0.05. The results showed that the average results of the study group STAD (36.47), NHT group (41.20) and Conventional (34.84) , show significant differences at the 0.05 significance level . The use of cooperative learning model NHT assisted with learning tools is more effectively improve students’ learning outcomes compared with STAD and conventional models. The average students’ motivation STAD class ( 50.20 ) , class NHT ( 52.07 ) and Conventional ( 50.11 ) , did not show a difference at a significance level of 0.05 thus be concluded that all three models applied learning did not affect students' motivation .
vi
PRAKATA
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan NHT Berbantuan Alat Peraga Sistem Pernapasan di SMA Efata SoE Kabupaten TTS”. Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan sebelum memulai penelitian dalam meraih gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.
Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian tesis ini. Ucapan terima kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para pembimbing: Prof. Dr. Priyantini Widiyaningrum, M.S (Pembimbing I) dan Dr. Ir. Dyah Rini Indriyanti M.P (Pembimbing II) yang telah meluangkan waktu dan pemikiran untuk penyusunan tesis ini. Ucapan terimakasih peneliti sampaikan pula kepada semua pihak yang telah membantu selama proses penyelesaian studi, diantaranya: 1. Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menempuh studi di Universitas Negeri Semarang. 2. Direksi pascasarjana Universitas Negeri Semarang atas dukungan kelancaran yang diberikan bagi pebulis dalam menempuh studi. 3. Ketua Program studi IPA Universitas Negeri Semarang yang menyediakan kesempatan bagi penulis untuk menyelesaikan tesis ini. 4. Ketua STKIP SoE dan seluruh citivitas akademika yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan studi dan pelaksanaan penelitian. 5. Ketua Yayasan Perguruan Tinggi SoE yang mengijinkan penulis mengikuti program perkuliahan pada Pascasarjana Unnes. 6. Ketua Yayasan Victory Kupang yang telah memberikan bantuan biaya perkuliahan bagi penulis selama masa studi di Pascasarjana Unnes. 7. Teman-teman mahasiswa S2 program studi Pendidikan IPA Konsentrasi Biologi Reguler Pascasarjana Universitas Negeri Semarang atas segala
vii
bantuan dan kebersamaan selama menempuh pendidikan di program studi Pendidikan IPA. 8. Teman-teman S2 dari STKIP SoE atas segala motivasi dan dukungannya selama perkuliahan di Semarang. 9. Orang tua tercinta Bapak Mesakh Uki, Ibu Yuliana Uki Sanam, Kak Mel bersama Kak Uce, Amon, Anja & yang terkasih kak Sisko, terimakasih atas doa dan dukungannya sehingga saya dapat menyelesaikan studi di program magister. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah memberikan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan program magister di Pascasarja Universitas Negeri Semarang Penulis sadar bahwa dalam tesis ini mungkin masih terdapat kekurangan, baik isi maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan. Semoga hasil tesis ini bermanfaat dan merupakan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Semarang,
November 2015
Nonci M. Uki
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………
I ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………
iii
PERNYATAAN KEASLIAN………………………………..
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN……………………………..
v
ABSTRAK……………………………………………………...
vii
ABSTRACT…………………………………………………...
ix
PRAKATA…………………………………………………….. DAFTAR ISI………………………………………………….. DAFTAR TABEL…………………………………………… DAFTAR GAMBAR………………………………………….
xi xii xiii xiv
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………
1
BAB I PENDAHULUAN……………………………………
1 4 5 6 6 7
1.1 Latar Belakang…………………………………………….. 1.2 Identifikasi Masalah……………………………………… 1.3 Cakupan Masalah………………………………………… 1.4 Rumusan Masalah………………………………………... 1.5 Tujuan Penelitian………………………………………… 1.6 Manfaat Penelitian………………………………………….
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS, 8 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS…… 8 10 2.1 KajianPustaka…………………………………………… 21 2.2 Kerangka Teoritis………………………………………….. 22 2.3 Kerangka Berpikir………………………….......................... 2.4 Hipotesis Penelitian………………………………………. 23 23 23 Desain Penelitian……………………………………………. 24 Populasi dan Sampel………………………………………... Variabel Penelitan……………………………….………….. 24 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data………………….. 25 Teknik Analisis Data………………………………………...
BAB III METODE PENELITIAN………………………….. 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
ix
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………….. 33 4.1 Hasil Penelitian………………………………………………. 33 4.2 Pembahasan…………………………………………………..
39
BAB V PENUTUP………………………………………………
46
5.1 Simpulan…………………………………………………...
46
5.2 Saran………………………………………………………….
46
DAFTAR PUSTAKA………………………………………….
47
LAMPIRAN……………………………………………………
51
x
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
3.1 Pola Rancangan Penelitian………………………………….
23
3.2 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data …………………
25
3.3 Kriteria Indeks Gain…………………………………………
30
4.1 Rata-rata Nilai Pretest dan Postest dari Kelas STAD, NHT dan Konvensional……………………………………………
32
4.2 Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif Siswa Antara Nilai Postets – pretest pada kelas STAD, NHT dan Konvensional…………
33
4.3. Perbedaan Rata-rata N-Gain Nilai Kognitif Siswa…………
34
4.4 Rata-rata Total Skor Sikap Siswa……………………………...
35
4.5 Uji Regresi Model Pembelajaran STAD, NHT dan Konvensional terhadap Sikap Siswa…………………………..
37
4.6 Rata-Rata Total Skor Psikomotorik Siswa…………………….
37
4.7 Uji Regresi Model Pembelajaran STAD, NHT dan Konvensional terhadap Psikomotorik Siswa…………………. 4.8 Analisis Data Deskriptif Motivasi Belajar Siswa……………
xi
38 39
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Kerangka Berpikir
21
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Silabus………………………………………………………………...
52
2. Lembar Validasi Silabus……………………………………………….
55
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)……………………………
59
4. Lembar Validasi RPP…………………………………………………
87
5. Bahan Ajar…………………………………………………………….
91
6. Lembar Validasi Bahan Ajar………………………………………….
118
7. Lembar Kerja Siswa (LKS)……………………………………………
122
8. Lembar Validasi LKS………………………………………………….
130
9. Alat evaluasi……………………………………………………………..
133
10. Skor Hasil Uji Coba Soal………………………………………………
139
11. Uji Validitas Dan Releabilitas Soal…………………………………….
142
12. Hasil Perhitungan Daya Pembeda Dan Tingkat Kesukaran Soal………
145
13. Hasil Akhir Pretest………………………………………………………
146
14. Hasil Akhir Postest……………………………………………………..
151
15. Uji Homogenitas dan Normalitas Nilai Pretest dan Postest……………
156
16. Uji Anova Satu JalurNilai Pretest dan Posttest…………………………
157
17. Nilai Akhir Selisih Posttest-Pretest……………………………………..
158
18. Homogenitas dan Normalitas selisih Nilai Posttest-Pretest……………..
161
xiii
19. Anova Satu Jalur Selisih Nilai Posttest-Pretest…………………………
162
20. Uji Beda Rata-Rata Selisih Nilai Posttest-Pretest Menggunakan Post Hoc………………………………………………………………………
163
21. Perhitungan N-Gain untuk Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa….
164
22. Angket Motivasi Belajar Siswa………………………………………….
168
23. Skor Motivasi Belajar Siswa…………………………………………….
170
24. Normalitas, Homogenitas dan Rata-Rata, Motivasi Belajar siswa……...
174
25. Angket Sikap Siswa……………………………………………………...
176
26. Skor Hasil sikap Siswa…………………………………………………..
178
27. Normalitas, Homogenitas dan Rata-Rata, Hasil Sikap Siswa…………..
182
28. Uji Beda Rata-Rata Sikap Siswa………………………………………...
183
29. Angket Psikomotorik Siswa……………………………………………..
184
30. Skor Hasil Psikomotorik Siswa………………………………………….
185
31. Normalitas, Homogenitas dan Rata-Rata Psikomotorik siswa………….
188
32. Uji Beda Rata-Rata Psikomotorik Siswa………………………………...
189
33. Analisis Regresi Model Pembelajaran STAD, NHT dan Konvensional Terhadap Psikomotorik Siswa…………………………………………...
190
34. Foto-foto Penelitian……………………………………………………...
193
xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil observsi di beberapa sekolah di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) menunjukkan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa masih di bawah
kriteria ketuntasan minimum (KKM). Hal ini disebabkan karena
sarana prasarana dalam proses pembelajaran yang kurang memadai, keterbatasan kreativitas guru dalam memilih metode yang tepat dalam proses pembelajaran, keterbatasan guru dalam mengembangkan berbagai strategi pembelajaran yang menarik siswa untuk belajar, dan masih banyak guru yang belum memanfaatkan media pembelajaran sehingga siswa merasa bosan dan pada akhirnya berpengaruh pada motivasi dan hasil belajar siswa. Oleh Karena itu, guru diharapkan untuk menggunakan model pembelajaran yang bervariasi serta menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran sehingga dapat membangkitkan motivasi siswa untuk belajar secara mandiri dan bekerja sama dengan peserta didik yang lain. Materi sistem pernapasan pada manusia merupakan materi yang bersifat abstrak dan berkaitan dengan mekanisme serta proses yang terjadi di dalam tubuh, sehingga sulit bagi siswa untuk memahami materi tersebut. Oleh karena itu, untuk membantu siswa dalam memahami materi sistem pernapasan pada manusia maka dalam proses pembelajarannya diperlukan bantuan alat peraga.
1
2
Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk menyampaikan materi pelajaran yang bertujuan memberi
kesempatan
kepada
siswa
untuk
aktif
belajar,
sehingga
memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan serta menumbuhkan motivasi siswa untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi seperti bertanya terhadap sesuatu yang belum dipahami. Alat
peraga
dapat
menjelaskan/menunjukkan/membuktikan
konsep-konsep atau gejala-gejala yang dipelajari. Pemanfaatan alat peraga diharapkan mampu mengurangi kesulitan yang dialami siswa dan membantu guru dalam pembelajaran sehingga penyampaian konsep lebih bermakna dan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajarinya, dengan demikian akan tercipta suatu proses pembelajaran yang berkualitas. Hasil observasi di SMA Efata SoE dalam pembelajaran biologi terutama
materi
sistem
pernapasan
pada
manusia,
ternyata
proses
pembelajarannya berpusat pada buku paket yang sudah ada, belum memanfaatkan media pembelajaran berupa alat peraga dan kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk beraktivitas dalam proses pembelajaran sehingga motivasi dan hasil belajar siswa rendah. Katili (2009) mengemukakan bahwa kebiasaan guru dalam menyampaikan materi pelajaran masih cenderung menggunakan metode konvensional yaitu guru sebagai pusat pembelajaran. Guru cenderung menulis di papan tulis, ceramah, dan siswa mencatat, sehingga motivasi dan hasil
belajar
siswa
di
bawah
KKM
yang
sudah
ditentukan.
3
Seiring
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
perlu adanya perubahan pendekatan pembelajaran yang semula teacher centered menjadi student centered. Pembelajaran secara klasikal yang berubah menjadi pembelajaran kooperatif, bertujuan untuk
memaksimalkan kerja
sama antar siswa dengan latar belakang dan kemampuan yang heterogen dalam kelompok-kelompok kecil. Oleh karena itu, guru diharapkan mengurangi dominasi di dalam kelas, siswa harus aktif berpartisipasi menemukan dan membentuk sendiri pengetahuannya. Ada berbagai model pembelajaran kooperatif, di antaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD ) dan pembelajaan kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Metode STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang sederhana untuk permulaan bagi guru yang menggunakan pendekatan kooperatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif STAD dapat mengubah pembelajaran dari teacher centered menjadi student centered. Hal ini didukung oleh pendapat Slavin (2008) yang menyatakan bahwa pada model STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggota 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, dan jenis kelamin. Guru menyajikan pelajaran, kemudian siswa bekerja dalam tim dan memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat
tes
siswa
tidak
diperbolehkan
untuk
saling
membantu.
4
Metode NHT
yang merupakan metode belajar kelompok yang
diawali dengan pemberian nomor kepada setiap anggota kelompok, nomornomor tersebut yang akan menjadi identitas siswa dalam proses pembelajaran. Ciri khas dari NHT yaitu guru hanya menunjuk siswa dengan menyebutkan salah satu nomor yang mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Hal ini merupakan upaya sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individu dalam diskusi kelompok, serta adanya saling ketergantungan antara sesama individu dalam kelompok. Berdasarkan hasil penelitian Balfakih (203) menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan model kooperatif tipe STAD lebih baik dari pada dengan model konvensional. Sedangkan hasil belajar siswa yang menggunakan model kooperatif tipe NHT lebih baik dari pada dengan model konvensional
(Jamalong
2012).
Sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD dan NHT memberikan hasil belajar yang lebih baik dari pada dengan model konvensional (Sunandar 2008). Berdasarkan uraian tersebut perlu dilakukan penelitian tentang keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan NHT berbantuan alat peraga sistem pernapasan manusia di SMA Efata Soe Kabupaten TTS. Dari kedua model ini, meningkatkan
motivasi
dan
manakah yang lebih efektif dalam hasil
belajar
siswa.
5
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan khususnya di SMA Efata SoE sebagai berikut; a. Kurangnya motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran biologi pada materi sistem pernapasan pada manusia b. Hasil belajar siswa tidak mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM). c. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi sehingga siswa menjadi malas dan jenuh. d. Kurangnya pemanfaatan alat peraga dalam proses pembelajaran 1.3 Cakupan Masalah Untuk menghindari perbedaan penafsiran, maka perlu diberikan cakupan masalah sebagai berikut: a. Keefektivan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu, besarnya pengaruh penerapan metode pembelajaran STAD dan NHT berbantuan alat peraga dilihat dari hasil belajar kognitif siswa. b. Model pembelajaran STAD lebih menekankan kepada pembentukan kelompok. Kelompok yang dibentuk nantinya akan berdiskusi untuk menyelesaikan suatu permasalahan. c. Pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan ciri utamanya penomoran dengan adanya penomoran maka siswa akan merasa bertanggungjawab atas
anggota
kelompoknya.
6
d. Alat peraga merupakan salah satu komponen penentu efektivitas belajar, dimana alat peraga membuat materi ajar yang abstrak menjadi konkrit.Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat peraga mekanisme pernapasan pada manusia dan alat peraga untuk mengetahui efek rokok bagi kesehatan, yang akan dibuat oleh siswa. 1.4 Rumusan masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan alat peraga, lebih efektif dari pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan alat peraga terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan pada manusia? b. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan alat peraga, lebih efektif dari pada model konvensional terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan pada manusia ? c. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan alat peraga, lebih efektif dari pada model konvensional terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan pada manusia ? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk: a. Menganalisis keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan alat peraga dengan model
NHT berbantuan alat peraga
7
terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan pada manusia. b. Menganalisis keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan alat peraga dengan model konvensional terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan pada manusia. c. Menganalisis keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan alat peraga dengan model konvensional terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan pada manusia. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai pertimbangan dalam pemilihan model pembelajaran sebagai upaya untuk menyajikan materi pelajaran agar lebih menarik. b. Bagi siswa, pengembangan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan NHT
berbantuan alat
peraga diharapkan dapat memberikan sumbangan bermanfaat untuk meningkatkan
motivasi
dan
hasil
belajar
siswa.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rachmayanti dan Amaria (2013) tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STADpada materi koloid, menunjukkan bahwa, rata-rata ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari pretest ke posttestyaitu sebesar 35% menjadi 80%. Respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebesar 78% yang dinyatakan kuat. Kemampuan guru mengelola model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mendukung peningkatan ketuntasan belajar siswa. Guru yang mampu mengelola model pembelajaran kooperatif dengan baik membuat siswa bersemangat dan mengalami proses belajar dengan maksimal, sehingga ketuntasan belajar siswa pun meningkat. Hal ini didukung oleh penelitian Lailiyah et al. (2013) yang menunjukkan bahwa ketuntasan
klasikal
siswa
meningkat
seiring
dengan
meningkatnya
kemampuan guru mengelola model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Balfakih
(2003)
tentang
STADdengan menggunakan dua kelompok, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen dilakukan di provinsi Timur dengan hasil 8, 97 poin, sedangkan kelompok kontrol dilakukan di provinsi Utara dengan hasil 8,75 poin. Dari data yang diperoleh terdapat perbedaan antara group kontrol dan group eksperimen. Dat (2013) menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif efektif dalam meningkatkan tingkat prestasi 8
9
akademik siswa dan meningkatkan sikap positif siswa terhadap matematika di sekolah menengah Vietnam. Siregar
(2012)
dalam
penelitiannya
menyimpulkan
bahwa
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata postestdi kelas eksperimen sebesar 77,4. Sedangkan di kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata postest sebesar 69,9. Artinya terdapat perbedaan rata-rata nilai postest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selain meningkatkan hasil belajar siswa, model pembelajaran kooperatif tipe NHT ternyata dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer, diperoleh bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan yang positif. Menurut Tiya dan Anggo (2012), model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan penguasaan konsep matematika siswa pada pokok bahasan statistika dan hasil belajar yang dicapai siswa menunjukkan peningkatan yang signifikan, dengan nilai rata-rata 34,83 menjadi 55,00 pada akhir siklus 1, pada akhir siklus II 77,67, dan pada akhir siklus III 80,83. Menurut
Jamalong
(2012),
hasil
belajar
siswa
sebelum
diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe NHT tidak ada satu pun siswa yang mencapai tingkat ketuntasan. Setelah diterapkan metode kooperatif tipe NHT pada siklus I terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 11 siswa (34,38%) dan pada siklus II terdapat 20 siswa (54,82%) yang mencapai ketuntasan hasil belajar. Hal ini berarti bahwa model
10
kooperatif tipe NHT sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Intani (2009), hasil belajar dapat ditingkatkan dengan model pembelajaran NHT, hal ini ditunjukan oleh rata-rata nilai tes akhir siklus I dari 64,11 menjadi 68,4% dan pada siklus 2 ketuntasan belajar klasikal meningkat dari 68,4% menjadi 77,5%. Menurut Anidityas et al. (2012) hasil penelitinnya menunjukkan bahwa keaktifan siswa termasuk kategori sangat baik yaitu sebesar 93%. Secara klasikal ketuntasan belajar siswa termasuk dalam kriteria sangat baik yakni sebesar 89,58%, serta tanggapan siswa selama proses pembelajaran termasuk kriteria sangat baik, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga sistem pernapasan manusia dapat mengoptimalkan kualitas belajar siswa. Menurut Prasetyarini et al. (2013), hasil penelitian menunjukan bahwa pemanfaatan alat peraga IPA dapat meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa. Hal ini ditandai dengan meningkatnya pemahaman konsep fisika siswa pada tiap siklus. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut maka perlu dilakukan penelitian bagaimana keefektifan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dan NHT berbantuan alat peraga terhadap
motivasi dan hasil
belajar siswa SMA. 2.2 Kerangka Teoretis 2.2.1 Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran
kooperatif
menurut
Slavin
(2008)
adalah
pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas
11
dijadikan dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Menurut Riyanto (2010) bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang dirancang
untuk
membelajarkan
kecakapan
akademik,
sekaligus
keterampilan sosial. Sementara itu, Hayati (2002) menyatakan bahwa pembelajaran
kooperatif
merupakan
strategi
pembelajaran
yang
melibatkan partisipasi siswa dalam suatu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Pembelajaran sistem kooperatif, siswa belajar bekerja sama dengan anggota lainnya. Model pembelajaran kooperatif siswa memiliki dua model tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok kecil dan mereka melakukan seorang diri (Rusman, 2011). Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompokkelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Riyanto, 2010). Disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri atas 4-5 orang siswa dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa ciri yaitu: a) setiap anggota memiliki peran, b) terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa, c) setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas
12
belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap individu, dan pengembangan keterampilan sosial (Ibrahim, 2000). Teori yang menjadi pendukung model pembelajaran kooperatif adalah: 1) teori psikologi kognitif (Piaget dan Vygotsky), dan 2) teori psikologi sosial (Dewey, Thelan, Allport, dan Lewin) 1. Teori psikologi kognitif a. Teori Piaget Pieget memandang bahwa setiap anak memiliki rasa ingin tahu bahwa yang mendorongnya untuk berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkunan sosialnya. Piaget
meyakini
pemanipulasian
bahwa
pengalaman
lingkungan
secara
akan
fisik
dan
mengembangkan
kemampuannya. Ia juga mempercayai bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya dalam mengemukakan ide dan berdiskusi akan membantunya memperjelas hasil pemikirannya dan menjadikan hasil pemikirannya lebih logis. Melalui pertukaran ide dengan teman lain, seorang anak yang sebelumnya memiliki subjektif
terhadap
sesuatu
yang
diamati
akan
merubah
13
pemikirannya menjadi objektif. Aktivitas berpikir anak seperti itu terorganisasi dalam suatu struktur kognitif (mental) yang disebut dengan scheme atau pola berpikir (patterns of behavior or thinking) Riyanto (2010). b. Teori Vygotsky Vygotsky dalam memandang perkembangan kognitif anak secara akuisisi (sistem isyarat) terjadi dalam sekuen tahapan yang invarian untuk setiap anak sebagaimana disampaikan oleh Piaget. Namun, Vygotsky berbeda dalam memandang perkembangan kognitif anak. Ia meyakini bahwa perkembangan kognitif anak terkait sangat kuat dengan masukan dai orang lain. Vygotsky mendasarkan
karyanya
pada
dua
ide
utama.
Pertama,
perkembangan intelektual dapat dipahami hanya bila ditinjau dari konteks
pengalaman
historis
dan
budaya
anak.
Kedua,
perkembangan bergantung pada sistem-sistem isyarat (sign system) dimana ia tumbuh (Hayati, 2002). Teori Vygotsky mempunyai dua implikasi utama dalam pembelajaran yaitu, perlunya pengelola pembelajaran secara kooperatif dengan pengelompokan peserta didik secara heterogen dari sisi kemampuan akademik, dan pendekatan pembelajaran yang menekankan
pentingnya
scaffolding,
dengan
menekankan
pentingnya tanggung jawab peserta didik pada tugas belajarnya (Hayati,
2002).
14
2. Teori psikologi sosial a. Teori John Dewey dan Herbert Thelan Teori John Dewey menyatakan bahwa, kelas seharusnya merupakan cermin dari masyarakat luas dan berfungsi sebagi laboratorium belajar dalam kehidupan nyata. Dewey menegaskan bahwa guru perlu menciptakan sistem sosial yang bercirikan demokrasi dan proses ilmiah dalam lingkungan belajar peserta didik dalam kelas. Tanggung jawab utama guru adalah memotivasi peserta didik untuk belajar secara kooperatif dan memikirkan masalah-masalah sosial yang penting setiap hari. Bersamaan dalam aktivitasnya memecahkan masalah dalam kelompoknya, peserta didik belajar prinsip-prinsip demokrasi melalui interaksi dengan peserta didik lain (Arends, 1997). b. Teori Gordon Allport Allport berpandangan bahwa hukum saja tidaklah cukup untuk mengurangi kecurigaan dan meningkatkan penerimaan secara baik antar kelompok. Pandangan Allport dikenal dengan the nature
of
prejudice.
Untuk
mengurangi
kecurigaan
dan
meningkatkan penerimaan satu sama lain adalah dengan jalan mengumpulkan mereka (antar suku atau ras) dalam satu lokasi, kontak langsung dan dapat bekerja sama (Arends, 1997).
15
c. Teori Kurt Lewin Lewin sangat tertarik pada masalah-maslah pergerakan yang dinamis dalam kelompok (group dynamic movement), terutama tentang resolusi konflik sosial yang terjadi di antara peserta didik. Dalam suatu kelompok, ada dua kemungkinan yang dapat
terjadi,
yaitu
mendorong
penerimaan
sosial
atau
meningkatkan jarak/ketegangan sosial. Banyak hasil penelitian Lewin yang mengetengahkan pentingnya partisipasi aktif dalam kelompok untuk mempelajari keterampilan baru, mengembangkan sikap baru, dan memperoleh pengetahuan (Rusman, 2011) 2.2.2 Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif yang sederhana. Pembelajaran ini peserta didik akan belajar bersama dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang untuk mengusai materi yang disampaikan oleh guru. Menurut Slavin (2008) gagasan utama dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah untuk memotivasi peserta didik supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam mengusai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Komponen-komponen dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Slavin (2008) yaitu: a) presentasi kelas, b) tim, yang terdiri dari 4-5 orang yang heterogen, c) kuis, dilakukan setelah satu atau dua periode penyampaian materi dan satu atau dua periode praktikum tim,
16
d) skor kemajuan individual, e) rekognisi tim, tujuan dari pemberian skor adalah memberi penghargaan pada tiap-tiap kelompok. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Slavin (2008) adalah sebagai berikut: a) persiapan,b) menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa,c) menyajikan/menyampaikan informasi,d) mengorganisasikan
siswa
dalam
kelompk-kelompok
belajar,
guru
membagi siswa dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 4-5 orang, e) membimbing kelompok bekerja dan belajar,f) evaluasi,g) memberikan penghargaan. Metode pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa keunggulan yaitu: a) siswa aktif membantu dan memotivasi untuk berhasil bersama, b) berinteraksi secara aktif dan positif sehingga kerja sama antar kelompok menjadi lebih baik, c) membantu siswa untuk menjalin pertemanan yang lebih banyak, d) siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain keunggulan tersebut metode pembelajaran STAD juga memiliki kekurangan yaitu model pembelajaran STAD ini memerlukan kemampuan khusus guru, dimana guru dituntut sebagai fasilitator, motivator dan evaluator (Slavin, 2008) 2.2.3 Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Pembelajaran pembelajaran
kooperatif
tipe
NHT
yang memungkinkan siswa
adalah
untuk
lebih
suatu
tipe
aktif dan
bertanggung jawab penuh dalam memahami materi pelajaran baik seara kelompok maupun individual. Hal inisejalan dengan pendapat Lie (2004)
17
bahwa dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatan semangat kerja sama mereka. Metode pembelajaran NHT mempunyai beberapa keunggulan yaitu: a) siswa terlibat secara aktif dalam proses belajarnya, b) dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh, c) siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai, d) tidak ada siswa yang mendominasi dalam kelompok. Selain keunggulan tersebut metode pembelajaran NHT juga memiliki kekurangan-kekurangan yaitu: a) kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru, b) tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru, Trianto (2011). Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu: a) pembagian kelompok dan penomoran, b) mengajukan pertanyaan, c) berpikir bersama, d) menjawab, e) tanggapan, f) kesimpulan 2.2.4 Pembelajaran Konvensional Metode
pembelajaran
konvensional
adalah
metode
pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan. Pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah metode belajar yang lebih banyak digunakan guru
18
dalam pembelajaran konvensional adalah metode ekspositori, kegiatan guru yang pertama adalah menerangkan dan siswa mendengarkan atau mencatat apa yang telah disampaikan guru (Suprijono, 2009). Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran biologi secara konvensional adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang selama ini kebanyakan dilakukan oleh guru lebih mendominasi kelas dengan metode ekspositori, dan siswa hanya menerima apa-apa saja yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa menjadi pasif dalam belajar, dan belajar siswa kurang bermakna karena lebih banyak hafalan. 2.2.5 Motivasi Belajar Membahas mengenai motivasi tentu tidak lepas dari kata motif. Motif adalah keadaan didalam orang yang mendorong untuk melakukan aktivitas dan penggerak tingkah laku ke arah suatu tujuan dengan didasari adanya suatu kebutuhan (Hamalik, 1995). Menurut Sardiman (2007), motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata motif maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak. Menurut Sagala (2003) motivasi adalah motif atau hal yang sudah menjadi aktif pada saat tertentu terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan terasa sangat mendesak. Dimyati & Mudjiono (2006)
19
motivasi adalah dorongan mental yang menggerakan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah usaha keras yang dilakukan oleh masing-msing individu untuk meningkatkan kecakapan diri dalam semua aktivitas. Dalam diri individu motivasi belajar akan menumbuhkan jiwa kompetisi yang sehat, akan menumbuhkan individu-individu yang bertanggung jawab dan dengan motivasi belajar yang tinggi juga akan membentuk individu menjadi pribadi yang kreatif, sehingga dapat mencapai kemajuan yang teramat cepat. Adapun fungsi motivasi dalam belajar menurut Sardiman (2007) yaitu: 1) mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi, 2) menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai, 3) menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Berdasarkan Fathurrohman dan Sutikno (2007) terdapat beberapa cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu: 1) menjelaskan tujuan kepada peserta didik, 2) hadiah, 3) saingan/kompetisi, 4) pujian, 5) hukuman, 6) membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar, 7) membentuk kebiasaan belajar yang baik , 8) membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun kelompok,
20
9) menggunakan metode yang bervariasi, 10) menggunakan media pembelajaran yang baik, serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2.2.6 Hasil Belajar Belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu. Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil, proses belajar yang baik memungkinkan hasil belajar yang baik pula, Pupuh dan Sobry (2009). Menurut Syah (2004) dalam psikologi, belajar juga menguraikan tentang karakteristik perubahan sebagai hasil belajar yaitu: 1) perubahan intensional, 2) perubahan positif aktif, 3) perubahan efektif fungsional. Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan ukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan Hamalik (2005). Ada tiga aspek yang harus dinilai untuk mengetahui beberapa besar pencapaian kompetensi, yaitu: a. Ranah kognitif, merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan kegiatan mental atau otak. Pada ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari tingkatan rendah sampai yang tinggi, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai, berorientasi pada penguasaan dan pemilihan kecakapan proses atau metode. Pada ranah afektif terdapat lima jenjang yang terdiri dari, penerimaan atau
21
perhatian, tangapan, penilaian, pengorganisasi, dan karakteristik terhadap suatu atau beberapa nilai. c. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam ranah psikomotorik terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, kreativitas atau keaslian. 2.3 Kerangka Berpikir Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, akan menggunakan alur berpikir yang terdapat pada Gambar 2.1 di bawah ini : Kondisi Awal
STAD
Motivasi & Hasil Belajar Rendah
Guru Masih Menggunakan Metode Ceramah
NHT
Tindakan
Meningkatkan: Kognitif Hasil Belajar
Afektif Psikomotorik
Motivasi Belajar
Kondisi Akhir
Yang Efektif Metode NHT
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
22
2.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis dari penelitian ini yaitu : 1.
Model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan alat peraga lebih efektif dari pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan lata peraga terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan pada manusia.
2.
Model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan alat peraga lebih efektif dari pada model pembelajaran konvensional berbantuan lata peraga terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan pada manusia.
3.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan alat peraga lebih efektif dari pada model pembelajaran konvensional berbantuan lata peraga terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan
pada
manusia.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Rancangan penelitian
yang
penelitian digunakan
menggunakan adalah
Quasi
penelitian
Experimental.Jenis eksperimen
untuk
membandingkan perlakuan belajar mengajar pada kelas imen dan kelas kontrol. Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design, Sugiyono (2012). Tabel 3.1 Pola rancangan penelitian Kelompok
Pre test
Perlakuan
Post test
E
O
X1
O
O
X2
O
O
X3
O
K
Sumber: (Sugiyono, 2012) Keterangan : E
: kelas eksperimen
K
: kelas kontrol
O
: soal pre test dan soal post test
X1
: pengajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan alat peraga
X2
: pengajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT
X3
berbantuan alat peraga
: pembelajaran konvensional
3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X1 SMA Efata Soe yang terdiri dari empat kelas yang berjumlah 90 siswa. 23
24
3.2.2 Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Cluster randomsampling diambil 3 kelas yang berjumlah 60 siswa, untuk menentukan kelas
kontrol
dan
kelas
eksperimen.
Kelas
IPA1
mendapatkan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, kelas IPA2 mendapatkan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sedangkan kelas IPA3
dengan pembelajaran
konvensional. 3.3 Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif tipe STAD dan NHT berbantuan alat peraga. b. Variabel terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI SMA Efata SoE pada materi sistem pernapasan pada manusia. 3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Tabel di bawah ini menggambarkan rincian mengenai jenis data, teknik pengumpulan data dan instrumen yang digunakan. Tabel 3.2. Teknik dan instrumen pengumpulan data No Data Teknik Instrumen pengumpulan data 1 Hasil belajar Kognitif Tes Soal pilhan ganda
25
2
3
Afektif Psikomotorik Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Motivasi
Angket Lembar angket Observasi Lembar observasi Nilai postest Analisis Gain kurang nilai pretest Lembar angket Angket
3.5 Teknik Analisa Data 3.5.1 Uji Normalitas Uji normalitas menggunakan data hasil belajar siswa sebelum perlakuan, untuk mengetahui sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Setelah dilakukan uji normalitas ketiga sampel menggunakan SPSS maka nilai sig.= 0,133 > 0,05 maka data ketiga sampel berdistibusi normal, Lampiran 36. 3.5.2 Uji Homogenitas Uji homogenitas menggunakan data hasil belajar siswa sebelum perlakuan, dengan tujuan untuk mendapatkan asumsi bahwa sampel yang digunakan berawal dari kondisi yang sama atau homogen. Hipotesis untuk uji homogenitas adalah: ( varians populasi adalah homogen), H0 : ��2 = ��2 1 2 2 2 H1 : �� ≠ �� ( varians populasi adalah tidak homogen) 1 2 ������������� Dengan statistik uji 𝐹 = � � ��� � �� �����
Kriteria pengujian : Tolak H0 jika F ≥ F1/2 α (v1,v2)didapat
kebebasan
(v1,v2)
dengan F ½ α
dari daftar distribusi F dengan peluang ½ α, sedangkan derajat v1
26
Setelah dilakukan uji homogenitas ketiga sampe menggunakan SPSS maka nilai sig. = 0,756 > 0,05 maka data ketiga sampel berdistribusi homogen, Lamppiran 36. 3.6 Analisis Instrumen Soal a. Validitas Untuk menentukan validitas tiap soal (item) digunakan rumus product moment (Arikunto, 2006) sebagai berikut.
N
rxy = N
X2 –
XY – X
2
X
Y
N
Y2 –
Y
2
Keterangan : rxy = Korelasi produk moment N = Banyak peserta tes X = Skor item soal Y = Skor total. X2 = Jumlah kuadrat skor item Y2 = Jumlah kuadrat skor total XY = Jumlah perkalian skor item dan skor total
Kriteria korelasi adalah sebagai berikut: 0,80 < rxy≤ 1,00 = sangat tinggi 0,60 < rxy ≤ 0,79 = tinggi 0,40 < rxy ≤ 0,59 = cukup 0,20 < rxy ≤ 0,39 = rendah Setelah dilakukan uji validitas instrumen diperoleh data yang valid sebanyak 27 dari 40 soal. Perhitungan dan dasar penentuan kriteria validitas butir soal terdapat pada Lampiran 12. b. Releabilitas
27
Penghitungan reliabilitas skor tes dilakukan untuk mengetahui tingkat ketepatan dan keajegan skor tes. Pada penelitian ini reliabilitas diukur dengan menggunakan rumus Kuder-Richardson K-R 20 karena alat evaluasi berbentuk tes pilihan ganda (Arikunto, 2006). n �2 −Σ pq r11 = ( ) ( �2 ) n −1 Keterangan: r11 : Reliabilitas instrumen n : Banyaknya butir soal p : Proporsi subyek yang menjawab item dengan benar q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah(q=1-p) Σpq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q S2 : Varians total Kriteria reliabilitas soal adalah sebagai berikut. 0,81 < r ≤ 1,00 = sangat tinggi 0,71 < r ≤ 0,90 = tinggi 0,41 < r ≤ 0,70 = cukup 0,21 < r ≤ 0,40 = rendah 0,00 < r ≤ 0,20 = sangat rendah Setelah dilakukan uji releabilitas dengan SPSS 16 dihasilkan nilai sebesar 0.854 yang memenuhi kriteria sangat tinggi (Lampiran 12) c. Taraf Kesukaran Soal dapat dikatakan baik apabila soal tersebut merupakan soal yang tidak terlalu sukar atau tidak terlalu mudah yang dapat dilihat melalui nilai indeks kesukaran soal. Indeks kesukaran soal adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Besar indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,00. Indeks kesukaran diberi simbol P (proporsi). Kriteria indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut: 0,00 < P ≤ 0,30 = Sukar 0,31 < P ≤ 0,70 = Sedang
28
0,71< P≤ 1, 00 = Mudah Rumus mencari P menurut Arikunto (2012) untuk tes pilihan ganda adalah: 𝑃 =
� 𝐽𝑆
Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan berhasil JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Setelah dilakukan uji taraf kesukaran untuk setiap butir soal sebanyak 27 soal termasuk kategori sedang (Lampiran 13). d. Daya Pembeda Untuk menghitung besarnya daya beda soal harus menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: a.
Selururuh siswa test dibagi dua yaitu kelas atas dan kelas bawah,
b.
Seluruh pengikut tes diurutkan mulai dari skor teratas sampai terbawah
c.
Menghitung indeks diskriminasi soal dengan rumus: 𝐷= 𝑃
�� 𝐽�
−
�� 𝐽�
= −𝑃 �
�
Keterangan: JA= banyaknya peserta kelompok atas JB= banyaknya peserta kelompok bawah BA = Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar. BB= Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar. PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar D = Daya pembeda soal Kriteria daya pembeda soal adalah sebagai berikut: 0,00 < D ≤ 0,20 = Jelek 0,21 < D ≤ 0,40 = Cukup 0,41 < D ≤ 0,70 = Baik
29
0,71 < D ≤ 1,00 = Sangat Baik Setelah dilakukan uji daya pembeda soal diperolah hasil sebanyak 21 soal kategori cukup dan 6 soal kategori baik (Lampiran 13).
3.7 Analisis Hasil Belajar 3.7.1 Analisis Hasil Belajar Kognitif Hasil belajar kognitif yang dihitung adalah selisih antara nilai Posttest – nilai Pretest. Berdasarkan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov diperoleh signifikansi hasil belajar kognitif model pembelajaran STAD, NHT, Konvensional berturut-turut (0,158), (0,079), (0,106) > 0,05 artinya H0 diterima dan Ha ditolak, maka disimpulkan bahwa ketiga data berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas atau uji kesamaan varians ratarata hasil belajar kognitif diperoleh signifikansi ketiga model pembelajaran 0,266 > 0,05 maka disimpulkan bahwa hasil belajar kognitif ketiga model pembelajaran berdistribusi homogen. Hasil belajar kognitif siswa berdistribusi normal dan homogen maka dilakukan uji anavo satu jalur, Lampiran 19. 3.7.2 Analisis Hasil Belajar Afektif (Sikap) Data sikap siswa terhadap model pembelajaran diperoleh dari angket dan diukur menggunakan Rating Scale dengan perincian: skor 1 = sangat tidak setuju, skor 2 = tidak setuju, skor 3 = setuju , skor 4 = sangat setuju. Data sikap siswa dianalisis menggunakan uji anova satu jalur. 3.7.3 Analisis Hasil Belajar Psikomotorik (Keterampilan)
30
Data psikomotorik atau keterampilan diukur menggunakan Rating Scale, dengan perincian : skor 1 = sangat tidak setuju, skor 2 = tidak setuju, skor 3 = setuju, skor 4 = sangat setuju. Data hasil belajar psikomotorik dianalisis menggunakan uji anova satu jalur. 3.8 Analisis Gain Analisis gain digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif siswa sebelum dan setelah perlakuan diberikan.
g=
Skor postes − Skor pretes Skor maksimum − Skor pretes
Keterangan: Spost Spre Smaks
: skor tes akhir : skor tes : skor maksimum Tabel 3.3 Kriteria indeks Gain Batasan
Kategori
0,7 < g ≤ 1 0,3 < g ≤ 0,7 0,0 < g ≤ 0,3
Tinggi Sedang Rendah
3.9 Uji Keefektifan Uji keefektifan digunakan untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, NHT dan Konvensional terhadap sikap dan psikomotorik siswa, digunakan uji statistik regresi linear sederhana. 𝑌 = �+ � 𝑥 Keterangan: 𝑌 = subjek dalam variabel dependen yang diprediksi
31
� = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan) �= angkah arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun. 𝑥 = subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu. Dengan hipotesis: H0 : b = 0, tidak ada pengaruh linear variabel bebas terhadap variabel terikat. Ha : b ≠ 0, ada pengaruh linear variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji keefektifan dengan regresi linear sederhana bias menggunakan aplikasi SPSS dengan pertimbangan SPSS dapat mempermudah dalam mengoperasikan dan mudah menjalankannya. 3.10 Analisis Motivasi Belajar Siswa Data motivasi belajar siswa diukur menggunakan Rating Scale, dengan perincian : skor 1 = sangat tidak setuju, skor 2 = tidak setuju, skor 3 = setuju, skor 4 = sangat setuju. Data motivasi belajar siswa dianalisis menggunakan uji anova satu jalur. 3.11 Uji Hipotesis Uji hipotesis dimaksudkan untuk menjawab hipotesis yang telah diajukan. Pengujian hipotesis ini menggunakan uji anova satu jalur untuk membandingkan rataan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan uji anava satu jalur. Hipotesis yang akan diuji adalah: H0 : Tidak terdapat perbedaan antara motivasi dan hasil belajar kognitif siswa yang diajar dengan metode STAD, NHT dan Konvensioanl.
32
H1 : Terdapat perbedaan antara motivasi dan hasil belajar kognitif siswa yang diajar dengan metode STAD, NHT dan Konvensioanl. Ho diterima jika F hitung < F tabel, sebaliknya tolak Ho jika F hitung > F tabel. Pada penggunaan SPSS sudah memfasilitasi nilai signifikan yang dapat digunakan untuk menolak dan menerima hipotesis nol. Terima Ho jika sig>5% jika sebaliknya Ho ditolak. Dengan menerima Ho berarti rataan dari kelas eksperimen1, kelas eksperimen2 dan kelas kontrol adalah sama. Sebaliknya dengan menolak Ho dan menerima H1 berarti rataan minimal salah satu kelompok berbeda. Jika H1 diterima dilakukan uji lanjut Post Hoc menggunakan SPSS. Dalam uji tersebut akan melihat sepasang-sepasang apakah ada perbedaan antara ketiga perlakuan
yang
diberikan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENELITIAN 4.1.1Hasil belajar Kognitif Hasil belajar kognitif siswa sebelum dan setelah diberikan perlakuan dengan kooperatif tipe STAD, NHT, dan Konvensional disajikan pada Tabel 4.1 Tabel 4.1. Rata-rata Nilai Kognitif Pretest dan Postest dari Kelas STAD, NHT dan Konvensional Perlakuan
Jumlah siswa Ratarata
STAD Pretest Postest 30 30
NHT Pretest Postest 30 30
Konvensional Pretest Postest 30 30
40,17
41,93
39,83
76,57
82,80
73,27
Tabel 4.1 menunjukan bahwa skor rata-rata sebelum perlakuan (Pretest) lebih rendah dibandingkan rata-rata setelah perlakuan (Postest). Uji rata-rata menggunakan uji anava satu jalur untuk mengetahui apakah kemampuan awal siswa dari ketiga perlakuan sama atau tidak. Hasil analisis rata-rata data pretest diperoleh nilai F = 0.037; df = 2; P = 0,964, nilai P > 0,05 maka Ho diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan awal siswa antara kelas yang diajar dengan metode STAD, NHT dan Konvensional tidak berbeda nyata, Lampiran 17. Perbedaan hasil belajar kognitif siswa ketiga kelas, dilakukan uji statistik antara selisih nilai Postest – Pretest disajikan pada tabel 4.2.
33
34
Tabel 4.2 Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif Siswa Antara Nilai PostetsKurang Nilai Pretest pada kelas STAD, NHT dan Konvensional Model Pembelajaran STAD NHT Konvensional
Jumlah siswa 30 30 30
Rata-rata 36,47a 41,20b 34,84c
Keterangan: Huruf yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukan ada berbeda nyata menurut uji beda Tukey pada taraf signifikansi α = 0,05. Hasil belajar kognitif siswa ketiga kelas penelitian berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang homogen (Lampiran 19), maka untuk pengujian perbedaan rata-rata menggunakan uji parametrik. Uji statistik yang digunakan adalah uji anova satu jalur dengan taraf signifikansi α = 0,05. Berdasarkan hasil uji anova diperoleh nilai F = 8,743; df = 2; P = 0,000, nilai P < 0,05 maka nilai rata-rata hasil belajar kognitif ketiga model pembelajaran berbeda secara signifikan. Hasil belajar siswa kognitif salah satu kelas berbeda dengan yang lain maka dilanjutkan uji Post-Hocuntuk mengetahui perbedaan ketiga model pembelajaran (Lampiran 21). Berdasarkan hasil uji Post Hocdengan menggunakan uji Tukey diperoleh nilai sebagai berikut: Hasil uji beda antara model STAD dan NHT diperoleh nilai P = 0,000 < 0,05, sehingga dapt dikatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan hasil belajar kognitif model pembelajaran STAD dengan NHT. Hasil uji beda antara model STAD dengan Konvensional diperoleh nilai P = 0,037 < 0,05
35
ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan peningkatan hasil belajar kognitif model pembelajaran NHT dengan Konvensional. Hasil uji beda antara model NHT dengan Konvensional diperoleh nilai P = 0,000 < 0,05 hal ini menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan peningkatan hasil belajar kognitif model pembelajaran NHT dengan Konvensional (Lampiran 21). Ketiga model pembelajaran berbeda secara signifikan maka untuk membuktikan perbedaan rata-rata ketiga model pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran 21. Jadi disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan hasil belajar kognitif model pembelajarn STAD, NHT, dan Konvensional. Berdasarkan nilai rata-rata hasil belajar kognitif siswa diperoleh model pembelajaran NHT lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dari model STAD dan Konvensional. 4.1.2 Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Peningkatan hasil belajar kognitif siswa dapat dibuktikan dengan analisis gain (Lampiran 22). Perbedaan rata-rata nilai ketiga kelas perlakuan disajikan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Perbedaan Rata-Rata N-Gain Nilai Kognitif Siswa Model Pembelajaran NHT STAD Konvensional
Jumlah siswa 30 30 30
Rata-rata
Kriteria
0,70 0,62 0,57
Tinggi Sedang Sedang
36
Tabel 4.3 menunjukan bahwa berdasarkan analisis gain diperoleh model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik dibandingkan dengan STAD dan konvensional, dilihat dari kriteria N-Gain. 4.1.1.2 Hasil Belajar Afektif (Sikap) Berdasarkan hasil uji statistik skor rata-rata hasil belajar afektif siswa pada kelas STAD, kelas NHT, dan kelas Konvensional menggunakan uji Anova dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Rata-Rata Total Skor Sikap Siswa Model Pembelajaran
Jumlah siswa
Rata-rata Total Skor
Std. Devision
STAD
30
66,17a
6,908
30
b
4,918
c
2,917
NHT Konvensional
30
68,57
54,80
Keterangan: Huruf yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukan ada berbeda nyata menurut uji beda Tukey pada taraf signifikansi α = 0,05. Dari Tabel 4.4 menunjukan bahwa berdasarkan hasil uji anova satu jalur diperoleh nilai F = 60,930; df = 2; P 0,000, nilai P < 0,05 maka disimpulkan bahwa nilai rata-rata sikap siswa terhadap model pembelajaran yang digunakan berbeda secara signifikan. Hasil belajar siswa afektif (sikap) salah satu kelas berbeda dengan yang lain maka dilanjutkan uji PostHoc untuk mengetahui perbedaan ketiga model pembelajaran disajikan pada Lampiran 29. Data hasil belajar afektif siswa dilanjutkan dengan uji regresi untuk menentukan keefektifan model pembelajaran yang digunakan
37
terhadap sikap siswa (Lampiran 34). Hasil
uji keefektifan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT, STAD dan Konvensional terhadap siskap siswa dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Uji Regresi Model Pembelajaran STAD, NHT, dan Konvensional Terhadap Sikap Siswa
Signifikansi A B R Square
MODEL PEMBELAJARAN STAD NHT Konvensional 0,000 0,000 0,000 77,533 82,333 70,967 11,367 13,767 2,400 0,55 0,75 0,40
Tabel 4.5 berdasarkan hasil analisis regresi menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap sikap siswa lebih efektif dari pada model pembelajaran STAD dan konvensional. 4.1.1.3 Hasil Belajar Psikomotorik (Keterampilan) Berdasarkan hasil uji statistik skor rata-rata hasil belajar psikomotorik kelas STAD, kelas NHT dan kelas konvensional setelah dianalisis menggunakan uji anova dapat disajikan pada Tabel 4.7. Tabel 4.6 Rata-Rata Total Skor Psikomotorik Siswa Model Pembelajaran STAD NHT Konvensional
Deskriptif Jumlah Rata-rata Siswa Total Skor 30 23,57a 30 26,73b 30 20,23c
Std. Devision 4,15 2,24 4,91
38
Keterangan: Huruf yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukan ada berbeda nyata menurut uji beda Tukey pada taraf signifikansi α = 0,05. Dari Tabel 4.6 berdasarkan hasil uji anova satu jalur diperoleh nilai F = 20,507; df = 2; P = 0,000, nilai P < 0,05 maka disimpulkan bahwa nilai rata-rata psikomotorik
siswa selama proses pembelajaran berbeda secara
signifikan. Hasil belajar siswa psikomotorik (keterampilan) salah satu kelas berbeda dengan yang lain maka dilanjutkan uji Post-Hoc untuk mengetahui perbedaan ketiga model pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran 33. Data hasil belajar psikomotorik siswa dilanjutkan dengan uji regresi untuk menentukan keefektifan model pembelajaran yang digunakan terhadap psikomotorik siswa (Lampiran 35). Hasil
uji keefektifan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT, STAD dan Konvensional terhadap Psikomotorik siswa dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Uji Regresi Model Pembelajaran STAD, NHT, dan Konvensional Terhadap Psikomotorik Siswa NHT 0,000 44,500 12,133 0,54
Signifikansi A B R Square
Model Pembelajaran STAD Konvensional 0,000 0,000 33,233 38,000 6,500 5,633 0,42 0,27
Tabel 4.7 berdasarkan hasil analisis regresi menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap psikomotorik siswa lebih efektif
dari
pada
model
pembelajaran
STAD
dan
konvensional.
39
4.1.1.4 Motivasi Belajar Analisis skor motivasi belajar siswa pada kelas STAD, kelas NHT, dan kelas konvensional setelah dianalisis menggunakan uji anova satu jalur disajikan pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Analisis Data Deskriptif Motivasi Belajar Siswa
Model Pembelajaran STAD NHT Konvensional
Deskriptif Jumlah Rata-rata Siswa Total Skor 30 50,20a 30 52,07a 30 50,11a
Std. Devision 6,025 4,226 5,191
Keterangan: Huruf yang sama dalam kolom menunjukan tidak berbeda nyata menurut uji beda tukey pada taraf signifikansi α = 0,05. Data dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa ketiga model pembelajaran tidak berbeda nyata. 4.2 Pembahasan Peningkatan hasil belajar siswa dapat dibuktikan dengan analisis gain. Terlihat pada Tabel 4.3 menunjukan bahwa rata-rata peningkatan hasil belajar kognitif siswa yang diajar dengan metode NHT memiliki peningkatan yang lebih efektif dibandingkan dengan kelas STAD dan Konvensional.
Hal
ini
dimungkinkan
karena
pada
saat
proses
pembelajaran kooperatif pada tahap diskusi, kelompok STAD dan konvensional siswa cenderung melakukan keributan dalam kelompoknya sehingga, hanya beberapa siswa yang melakukan diskusi dalam
40
kelompoknya. Kelompok NHT pada pembelajaran kooperatif adalah penomoran dimana guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang mewakili kelompoknya tersebut. Cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa dan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok. Keterlibatan total semua siswa tentunya akan berdampak positif terhadap hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar kognitif juga tidak terlepas dari penggunaan media pengajaran berupa alat peraga sederhana pada materi sistem pernapasan. Penggunaan alat peraga sederhana, siswa lebih mudah memahami materi pelajaran. Selain itu siswa lebih termotivasi untuk belajar karena pembelajaran yang tidak monoton. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2000) bahwa media pengajaran dalam proses belajar menyebabkan pengajaran lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinan siswa menguasai dan mencapai tujuan pengajaran serta membuat pengajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. Hasil belajar yang diperoleh dimungkinkan dipengaruhi oleh adanyan faktor eksternal yang berupa media pembelajaran dan lingkungan yang mendukung. Kondisi internal siswa pun mempengaruhi hasil belajar misalnya jika siswa mempunyai kondisi fisik yang baik, emosional yang baik, dan kemampuan bersosialisasi yang baik maka siswa tersebut tidak akan mengalami kesulitan dalam mempersiapkan diri untuk mengikuti
41
pembelajaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tercapainya hasil belajar siswa yang optimal dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh kondisi internal serta eksternal siswa. hal tersebut sesuai dengan pendapat Anni et al (2005), bahwa kondisi eksternal seperti variasi pembelajaran dan lingkungan belajar serta kondisi internal yang mencakup fisik, kemampuan intelektual, emosional dan kondisi sosial akan mempengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar. Hasil uji regresi menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap sikap siswa lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran STAD dan Konvensional, dilihat dari persentase setiap model pembelajaran (Tabel 4.5). Hal ini dimungkinkan karena pada kelas NHT dengan penomoran menjadikan siswa lebih aktif dan bertanggungjawab dengan segala aktivitasnya. Pengajaran kooperatif lebih menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning) disertai unsur-unsur penanaman sikap siswa antara lain, jujur, peduli, disiplin, tanggung jawab, berani, menghargai, aktif, percaya diri, dan kerjasama dalam kelompok. Campbell (2013) menyatakan nilai-nilai moral atau sikap siswa harus benar-benar menyatu dan diterapkan dalam keseharian siswa dan juga didalam kelas. Sikap, aktif, berani dan tanggung jawab siswa pada kegiatan diskusi presentasi terlihat dengan banyak siswa yang terlibat aktif bertanya, menjawab pertanyaan maupun memberikan tanggapan terkait materi sistem pernapasan pada manusia. Hal ini didukung pernyataan
42
Rustaman (2005) yang menyatakan bahwa pembelajaran aktif dan menarik dapat merangsang tumbuhnya sikap ilmiah, jujur, kerja sama dan bertanggung jawab. Hasil uji regresi menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif
tipe
NHT
terhadap
psikomotorik
siswa
lebih
efektif
dibandingkan dengan model pembelajaran STAD dan Konvensional, dilihat dari persentase setiap model pembelajaran (Tabel 4.7). Hal ini disebabkan karena pada kelas NHT siswa benar-benar siap mengikuti kegiatan praktikum dengan menggunakan alat peraga sederhana. Motivasi belajar siswa pada ketiga perlakuan tidak berbeda nyata (Tabel 4.8). Hal ini dimungkinkan karena ketiga kelas perlakuan baik itu kelas STAD, NHT dan Konvensional, ternyata siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar namun tidak dapat meningkatkan hasil belajar kognitif. Hal ini dibuktikan dengan pengisian angket oleh siswa, setelah dianalisis ternyata siswa tertarik untuk belajar, mengerjakan tugas, dan selalu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, sehingga rata-rata siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar. Tercapainya hasil belajar kognitif siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan dalam kelas. Berdasarkan hasil uji Post Hocuntuk mengetahui kelompok yang berbeda signifikan pada hasil kognitif siswa serta menjawab ketiga hipotesis maka hipotesis yang pertama adalah signifikansi antara model STAD dan NHT diperoleh nilai sig. 0,000 < 0,05 artinya ada perbedaan
43
yang signifikan antara model STAD dan NHT. Untuk membuktikan perbedaan rata-rata kedua model pembelajaran dilihat dari rata-rata analisis deskriptif model pembelajaran STAD dan NHT adalah 36,47 dan 41,20, sehinga disimpulkan bahwa pada rumusan masalah pertama model pembelajaran kooperatif tipe NHT efektif meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan model STAD. Hal ini didukung penelitian Nugroho (2011) menyimpulkan bahwa pembelajaran kimia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih efektif dari pada pembelajaran kimia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada konsep laju reaksi. Hipotesis
yang
kedua
adalah
signifikansi
antara
model
pembelajaran STAD dengan Konvensionaldiperoleh nilai sig. 0,037 < 0,05 artinya ada perbedaan yang signifikan antara model STAD dengan Konvensional. Untuk membuktikan perbedaan rata-rata kedua model pembelajaran dapat dilihat dari rata-rata analisis deskriptif kedua model pembelajaran STAD dengan Konvensional adalah 36,47 dan 34,84 sehingga disimpulkan bahwa pada rumusan masalah kedua model pembelajaran STAD efektif meningkatkan hasil belajar kognitif siswa dibandingkan konvensional. Hal ini didukung oleh penelitian Aziz et al(2006) yang menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan alat peraga sederhana dapat meningkatkan hasil belajar siswa, baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik, serta kemampan kerja
sama
siswa.
44
Hipotesis yang ketiga adalah signifikansi antara model NHT dengan Konvensional diperoleh nilai sig. 0,000 < 0,05 artinya ada perbedaan hasil belajar yang signifikan. Untuk membuktikan perbedaan rata-rata pada kedua model pembelajaran dilihat dari analisis deskriptif statistik kedua model pembelajaran adalah 41,20 dan 34,84 sehingga disimpulkan bahwa pada rumusan ketiga model pembelajaran NHT efektif meningkatkan hasil belajar kognitif siswa dibandingkan Konvensional. Hal ini didukung oleh penelitian Siregar (2012) yang mengatakan bahwa pengaruh yang signifikan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar siswa. sejalan dengan penelitian Muis et al (2011) menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Rata-rata peningkatan yang signifikan untuk hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik terjadi pada kelas NHT. Perbedaan hasil belajar ini terjadi karena adanya siswa yang betul-betul siap dengan metode yang digunakan dikelas dan ada juga siswa yang tidak siap dengan metode yang digunakan. Pengamatan pada kelompok STAD dan Konvensional dimana siswa belum
terbiasa
terpisah dengan
sahabat
karibnya
sehingga
menyulitkan mereka untuk bisa bekerja sama bahkan mereka cenderung untuk mengharapkan. Hal ini didukung oleh pernyataan Slavin (2008) menjelaskan kendala utama dalam kooperatif adalah pitfals(lubang perangkap) yaitu beberapa siswa saja yang secara personal bertanggung jawab dalam kelompok sedangkan anggota lainnya mengikuti, sehingga
45
penyebaran tanggung jawab tidak merata dan adanya saling ketergantungan dalam kelompok sehingga hanya beberapa siswa saja yang serius dalam diskusi kelompok. Pitfalsterjadi pada kelompok STAD dan Konvensional karena hanya beberapa orang siswa saja yang aktif dalam pembelajaran. Metode NHT yang digunakan selama penelitian ini dampak positif tentunya menguntungkan bagi siswa. Berdasarkan pengamatan peneliti seluruh siswa terlibat aktif pada saat diskusi karena langkah-langkah yang digunakan dalam model pembelajaran NHT adalah penomoran dimana guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang mewakili kelompoknya tersebut. Sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa dan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok. Penelitian ini juga menunjukan bahwa, hasil belajar siswa yang diberikan perlakuan NHT lebih efektif dibandingkan dengan kelompok STAD dan Konvensional terlihat dari nilai kognitif, psikomotorik dan afektif siswa. Sementara motivasi belajar siswa dari ketiga model pembelajaran tidak berbeda secara signifikan, artinya ketiga model pembelajaran tidak mempengaruhi motivasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan pengisian angket oleh siswa, setelah dianalisis ternyata siswa tertarik untuk belajar, mengerjakan tugas, dan selalu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, sehingga rata-rata siswa memiliki
46
motivasi yang tinggi untuk belajar. Tercapainya hasil belajar kognitif siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan dalam kelas.
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan bahwa: Model pembelajaran kooperatif tipe NHT paling efektif dari pada model STAD dan Konvensional. Ketiga model pembelajaran tidak berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. 5.2 Saran Berdasarkan hasil kajian dalam penelitian ini, maka disarankan hal-hal berikut: 1. Bagi guru mata pelajaran IPA dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan alat peraga sebagai metode alternativ dalam pelaksanaan pembelajaran Biologi. 2. Masih kurangnya penelitian-penelitian yang terkait penggunaan model NHT dan STAD berbantuan alat peraga untuk itu disarankan bagi peneliti yang lain bisa mengembangkan model pembelajaran ini dan bisa juga diterapkan untuk pembelajaran materi Biologi yang lain.
47
DAFTAR PUSTAKA Abdulah., Wati, O., & Husnil, K. 2011. Penggunaan Alat Peraga dari Bahan Bekas dalam Menjelaskan Sistem Respirasi Manusia di MAN Sawang Kabupaten Aceh Selatan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi3(2): 51-55. Anidityas, N. A., Nur, R. U., Priyantini, W. 2012. Penggunaan Alat Peraga Sistem Pernapasan Manusia Pada Kualitas Belajar Siswa SMP Kelas VIII. Unnes Science Education Journal, Usej 1(2). http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej. Anni CT., Rifa’i A. E., Purwanro & Purnomo D. 2005. Psikologi Belajar. Semarang. Arends, R. I. 1997. Clasroom Instruction and Management. New York: Mc Graw Hill Arikunto, S. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Aziz A., Yulianti D., & Handayani L. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Memanfaatkan Alat Peraga Sains Fisika (Materi Tata Surya) untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kerja Sama Siswa. Jurnal Pend. Fisika Indonesia, Vol. 4, No. 2. Balfakih, M.A. N. 2003. The effectiveness of student team achievement division (STAD) for teaching high school chemistry in the United Arab Emirates. Journal of Chemistry Education 2 (3): 605-624. Campbell, E. 2003. The Ethical Teacher. New York: Open University Press. Dat, V. T. 2013. Effects of student teams achievement division (STAD) on academic achievement, and attitudes of grade towords mathematics. International Journal of Science, (2) : 2305-3925. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Fathurrohman, Pupus dan Sutikno, Sobry. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama. Hadianto U. 2009. Efektivitas Pembelajaran Kooperatif dengan Group Investigation terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Berprestasi. Tesis. Hamalik, O. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hayati, N. 2002. Model Cooperative Learning. Jakarta: Erlangga
48
49
Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Press. Intani, N. D. 2009. Implementasi Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi pada Siswa Kelas VIII SMP N 40 Semarang tahun ajaran 2008/2009. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi UNNES. Jamalong, A. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Model Kooperatif Numbered Heads Together (NHT) di Kelas X SMA Negeri 1 Beduai Kabupaten Sanggau.Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 18 (4). Karyadi., Joko, W., &Muhsin. 2012. Keefektifan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswapada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan. Economic Education Analysis Journal, 1 (1): 22526544. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj. Katili, N. 2009. Pengembangan perangkat berorientasi model pembelajaran langsung pada pokok bahasan sistem pernapasan pada manusia di kelas V SD N Ketiteng I Gayungan Surabaya. Jurnal Inovasi, 6 (3): 543. Lailiyah., Rochmatul., Muliatna., & I Made. 2013. Penerapan MPK Tipe STAD (Students Teams Achievement Divisions) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa XI TKR SMKN 3 Buduran-Sidoarjo.Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, (online), 01 (02), (http://ejournal.unesa.ac.id). Lie, A.2004.CooperativeLearningMempraktikkanCooperativeLearningdi Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. Muiz A., Aminudin PP., & Naparin A. 2011. Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 11 Banjarmasin pada Konsep Sistem Gerak dengan Menggunakan Pembelajaran Kooperatif tipe Number Head Together. Jurnal Wahana-Bio, Vol.V Nugroho E. A. 2011. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Anntara Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dengan STAD (Student Team Achievment) pada Konsep Laju Reaksi. Skripsi. Jakarta: FITK: UIN Prasetyarini, A., Siska,D.F., &Wakhid, R. A. 2013. Pemanfaatan Alat Peraga IPA untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika pada Siswa SMP Negeri 1 BulusPesantren Kebumen. Jurnal Radiasi. 2 (1). Pupuh, F., &Sobry, M. 2009. Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama.
50
Rachmayanti, M. & Amaria. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Students Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Materi Koloid. Unesa Journal of Chemistry Education 2 (3): 119-128. Riduwan. 2003. Dasar-dasar statistik. Alfabeta: Bandung. Riyanto,Y. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo. Rustaman, N. 2005. Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri dalam Pendidikan Sains. Makalah Seminar Nasional II Himpunan Ikatan Sarjana dan Pemerhati IPA Indonesia. FPMIPIPA UPI. Sagala, S. 2003. Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta Saraswati,I. D. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division) untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Manajemen Perkantoran (Studi Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Muhammadiyah 2 Malang).Skripsi. Malang: FIS UNM. Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Siregar, F.A. 2012. Pengaruh model kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri Medan. Jurnal Pendidikan Fisika. 1 (1): 2252-732x. Sudjana N. 2000. CBSA . Dasar-dasar Proses Mengajar. Bandung: PT Sinar Baru Algeandra. --------------. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya. Slavin,R.E.2008.CooperativeLearningTeoriRisetdanPraktis.Bandung:Nusa Media. Sukestiyarno, Y. L. 2012. Olah Data Penelitian Berbantuan SPSS. Semarang : UNNES. Sunandar. 2008. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Minat dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN. Jurnal Varia Pendidikan. 20 (2). Suprijono A. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: PustakaPelajar Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Kuantitatif, Alfabeta.
51
Syah, M. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Tiya, K., & Anggo, M. 2012.Meningkatkan penguasan konsep matematika pokok bahasan statistika dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa. Trianto. 2011. Model-model Pembelajaran Inofatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
LAMPIRAN
52
SILABUS Nama sekolah : SMA Efata SoE Mata pelajaran : Biologi Kelas/semester : XI/II Alokasi waktu : 6 x 2 JP Standar kompetensi : 3 Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia, kelainan dan atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada saling temas Kompetensi dasar
Kompetensi sebagai hasil belajar
Indikator
Materi pokok
3.4 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/pen yakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan pada manusia
Mengidentifikasi organ-organ yang terlibat dalam sistem pernapasan manusia Membuat alat peraga mekanisme pernapasan manusia Mengidentifikasi perbedaan pernapasan dada dan pernapasan perut Membuat alat peraga efek rokok bagi kesehatan
Mengidentifikasi struktur dan fungsi sistem pernapasan manusia
struktur dan fungsi alat-alat pernapasan alat pernapasan manusia berupa hidung, laring, faring, trakea, paruparu (bronkus, bronkiolus) yang membangun system yang khas
Kegiatan pembelajaran
Mengamati sistem pernapasan untuk menemukan struktur alat-alat pernapasan manusia. Mengkaji dari berbagai literature dengan kerja kelompok untuk menemukan contoh hubungan struktur dan fungsi alat-alat pernapasan
Penilaian
Alokasi waktu
Jenis tagihan Tugas individu, tugas kelompok, ulangan
6 x 2 jp
Observasi Sikap ilmiah dalam mengamati percobaan dan diskusi Tes Pemahaman tentang konsep pernapasan pada manusia
Sumber Bahan Alat Sumber Buku Biologi SMA kelas XI Alat Laptop, LCD Bahan LKS Botol bekas untuk pembuat an alat peraga
53
Melakukan demontrasi tentang mekanisme pernapasan yang terjadi pada manusia Menjelaskan perbedaan pernapasan perut dan pernapasan dada Menjelaskan pertukaran gas O2 dan CO2 Menjelaskan frekuensi pernapasan dan volume pernapasan
Mekanisme pernapasan pada manusia Pernapasan dilakukan secara inspirasi dan ekspirasi yang terjadi karena adanyan perbedaan tekanan udara pada rongga dada.
Mengkaji organ yang terlibat dalam mekanisme pernapasan melalui bimbingan guru Menganalisis menggunakan alat peraga untuk mengetahui mekanisme pernapasan pada manusia
Menganalisis efek rokok bagi kesehatan
Kelainan dan penyakit yang terjadi Beberapa kelainan atau penyakit antara lain faringitis, tonsillitis, diferti, dll
Mengamati efek rokok bagi paru-paru dan kesehatan
54
55
56
57
58
59
Lampiran 3. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KOOPERATIF TIPE NHT
Satuan pendidikan
: SMA Efata SoE
Kelas / semester
: XI IPA/ 2 (genap)
Mata pelajaran
: Biologi
Topik
: Sistem Pernapasan pada Manusia
Pertemuan ke-
: 1 (pertama)
Alokasi waktu
: 2 x 45 menit
Standar Kompetensi: 3.
Kompetensi Dasar
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.
: 3.4Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan pada manusia.
A. Indikator 1. Menjelaskan sistem pernapasan pada manusia 2. Menjelaskan struktur dan organ-organ pernapasan pada manusias B. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan sistem pernapasan pada manusia 2. Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi alat-alat pernapasan pada manusia 3. Siswa dapat menjelaskan pertukaran gas O2 dan CO2 C. Materi Ajar : Terlampir 1. Sistem pernapasan 2. Organ-organ sistem pernapasan D. Metode Pembelajaran Model
: Kooperatif tipe NHT
Metode
: informasi, diskusi, percobaan
60
Pendekatan pembelajaran : autentik E. Sumber/ Alat a. Sumber Buku Biologi kelas XI, karangan Purnomo et al. 2009. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional. b. Alat Laptop F. Langkah-Langkah
Pembelajaran
Dengan
Menggunakan
Model
Kooperatit Tipe NHT Tahap Guru Kegiatan awal Fase 1: Guru mengucapkan salam Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Tingkah laku Siswa
Memulsai pembelajaran dengan salam dan doa Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Guru memotivasi siswa “ada yang perna melihat orang yang baru selesai berolahraga?
Fase 2: Pembagian kelompok dan penomoran
Guru membentuk kelompok belajar, tiap kelompok beranggotakan 4-5 orang, setiap siswa dalam kelompok akan mendapatkan nomor
Kegiatan Inti Fase 3: Mengajukan pertanyaan
Elaborasi Guru mengajukan pertanyaan “apakah yang akan terjadi jika salah satu organ pernapasan kita terganggu (sakit)
Memulai pembelajaran dengan menjawab salam dan doa Siswa mendengarkan dan mencatat tujuan pembelajaran Siswa menjawab pertanyaan guru dengan mengaitkan peristiwa yang diketahui dari lingkungan sekitar Siswa berpindah tempat duduk berkumpul bersama teman kelompoknya dan menerima nomor yang dibagikan guru Siswa menjawab pertanyaan guru.
Alokasi waktu 5 menit
10 menit
15 menit
61
Fase 4: Berpikir bersama
Fase 5: Menjawab
Fase 6: Tanggapan
Kegiatan penutup Fase 7: Kesimpulan
Guru membagikan LKS kepada siswa sebagai bahan diskusi dan presentasi Guru membimbing dan mengawasi jalannya diskusi
Siswa menerima LKS yang dibagikan Guru
Eksplorasi Guru memanggil salah satu nomor secara acak untuk kelompok tertentu dimana nomor yang dipangil mempresentasikan hasil diskusinya.
Siswa dari kelompok tertentu melaporkan hasil diskusi kelompoknya
15 menit
Guru menunjuk siswa lain dengan nomor yang berbeda dari kelompok lain untuk menanggapi atau menambahkan pernyataan dari kelompok sebelumnya. Konfirmasi Guru menanyakan kepada siswa mengenai materi yang belum dimengerti
Siswa dari kelompok lain menanggapi atau menambahkan.
10 menit
Guru bersama-sama siswa merumuskan kesimpulan mengenai materi hasil diskusi Guru menutup
40 menit
Siswa berpikir bersama untuk mengerjakan LKS yang dibagikan oleh guru secara berkelompok
Harapan guru ada siswa yang bertanya mengenai materi yang belum dimengerti
Siswa bersama-sama guru menyimpulkan materi.
62
pelajaran dengan Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari siswa pada pertemuan berikutnya “mekanisme pernapasan ”.
Siswa mendengarkan dan mencatat materi yang harus dipelajari di rumah untuk pertemuan selanjutnya.
G. Penilaian Hasil Belajar Teknik penilaian 1. Sikap
: angket
2. Pengetahuan
: tes tertulis (pilihan ganda)
3. Keterampilan
: lembar observasi
Pedoman penilaian jawaban salah diberi skor nol (0) Jawaban benar diberi skor satu (1) Nilai akhir =
�� � ��ℎ �� � �� ��� � � 𝑥 �� � �� � � ��� � �
100%
63
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan pendidikan
: SMA Efata SoE
Kelas / semester
: XI IPA/ 2 (genap)
Mata pelajaran
: Biologi
Topik
: Mekanisme Pernapasan
Pertemuan ke-
: II (dua)
Alokasi waktu
: 2 x 45 menit
Standar Kompetensi: 3.
Kompetensi Dasar
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.
: 3.4Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan pada manusia.
A. Indikator 1. Melakukan percobaan sederhana menggunakan alat peraga tentang mekanisme pernapasan manusia 2. Menjelaskan pernapasan dada dan pernapasan perut 3. Menjelaskan pertukaran gas O2 dan CO2 4. Menjelaskan frekuensi pernapasan dan volume udara pernapasan B. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan mekanisme pernapasan pada manusia melalui percobaan sederhana menggunakan alat peraga 2. Siswa dapat menjelaskan perbedaan pernapasan perut dan pernapasan dada 3. Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan pertukaran gas O2 dan CO2 4. Siswa dapat menjelaskan frekuensi pernapasan dan volume udara pernapasan C. Materi Ajar : Terlampir Mekanisme pernapasan
64
D. Metode Pembelajaran Model
: kooperatif tipe NHT
Metode
: informasi, diskusi, percobaan
Pendekatan pembelajaran : autentik E. Sumber/ Bahan/ Alat 1. Sumber Buku Biologi kelas XI, karangan Purnomo et al. 2009. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional. 2. Bahan Bahan dari internet yang relevan Bahan-bahan bekas yang dapat digunakan untuk percobaan ( toples, gunting, dll) 3. Alat Laptop F. Langkah-Langkah
Pembelajaran
Dengan
Menggunakan
Model
Kooperatit Tipe NHT Tahap Guru Kegiatan awal Fase 1: Guru mengucapkan salam Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Fase 2: Pembagian kelompok dan penomoran
Tingkah laku Siswa
Memulai pembelajaran dengan salam dan doa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Guru memotivasi siswa “ada yang perna melihat orang yang baru selesai berolahraga?
Alokasi waktu 5 menit
Memulai pembelajaran dengan menjawab salam dan doa Siswa mendengarkan dan mencatat tujuan pembelajaran Siswa menjawab pertanyaan guru dengan mengaitkan peristiwa yang diketahui dari lingkungan sekitar 10 menit
Guru membentuk kelompok belajar, tiap kelompok
Siswa berpindah tempat duduk berkumpul
65
beranggotakan 4-5 orang, setiap siswa dalam kelompok akan mendapatkan nomor Kegiatan Inti Fase 3: Mengajukan pertanyaan
Fase 4: Berpikir bersama
Fase 5: Menjawab
Elaborasi Guru memanggil salah satu siswa untuk melakukan demonstrasi mengenai mekanisme pernapasan manusia . Guru mengajukan pertanyaan “apakah yang akan terjadi pada balon karet saat membran karet ditarik? Mengapa terjadi demikian
Guru membagikan LKS kepada siswa sebagai bahan diskusi dan presentasi Guru membimbing dan mengawasi jalannya diskusi
Eksplorasi Guru memanggil salah satu nomor secara acak untuk kelompok tertentu dimana nomor yang dipangil mempresentasikan hasil diskusinya.
bersama teman kelompoknya dan menerima nomor yang dibagikan guru Siswa memperhatikan demonstrasi yang dilakukan oleh guru
15 menit
Siswa menjawab pertanyaan guru.
Siswa menerima LKS yang dibagikan Guru
40 menit
Siswa berpikir bersama untuk mengerjakan LKS yang dibagikan oleh guru secara berkelompok Siswa dari kelompok tertentu melaporkan hasil diskusi kelompoknya
15 menit
66
Fase 6: Tanggapan
Kegiatan penutup Fase 7: Kesimpulan
Guru menunjuk siswa lain dengan nomor yang berbeda dari kelompok lain untuk menanggapi atau menambahkan pernyataan dari kelompok sebelumnya. Konfirmasi Guru menanyakan kepasa siswa mengenai materi yang belum dimengerti
Guru bersama-sama siswa merumuskan kesimpulan mengenai materi hasil diskusi Guru menutup pelajaran dengan Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari siswa pada pertemuan berikutnya “kelainan pada sistem pernapasan”.
Siswa dari kelompok lain menanggapi atau menambahkan.
Harapan guru ada siswa yang bertanya mengenai materi yang belum dimengerti
Siswa bersamasama guru menyimpulkan materi.
Siswa mendengarkan dan mencatat materi yang harus dipelajari di rumah untuk pertemuan selanjutnya.
G. Penilaian Hasil Belajar Teknik penilaian 1. Sikap
: angket
2. Pengetahuan
: tes tertulis (pilihan ganda)
3. Keterampilan : lembar observasi
10 menit
67
Pedoman penilaian Jawaban salah diberi skor nol (0) Jawaban benar diberi skor satu (1) Nilai akhir =
�� � ��ℎ � ���� ��� � � �� � �� � � ��� � �
𝑥 100%
68
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan pendidikan
: SMA Efata SoE
Kelas / semester
: XI IPA/ 2 (genap)
Mata pelajaran
: Biologi
Topik
: Kelainan atau penyakit pada sistem pernapasan pada
manusia Pertemuan ke-
: III (tiga)
Alokasi waktu
: 2 x 45 menit
Standar Kompetensi: 3.
Kompetensi Dasar
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.
: 3.4Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan pada manusia.
A. Indikator 1. Melakukan percobaan menggunakan alat peraga tentang efek rokok bagi paru-paru dan kesehatan 2. Mengetahui kandungan di dalam rokok B. Tujuan pembelajaran 1. Melalui demonstrasi siswa dapat mengetahui efek asap rokok 2. Melalui diskusi dan studi literatur siswa dapat mengetahui kandungan zatzat yang terdapat di dalam sebatang rokok 3. Melalui demonstrasi dan diskusi siswa dapat menganalisi keterkaitan dari efek asap rokok terhadap paru-paru dan kesehatan
69
4. Melalui pembelajaran ini siswa diharapkan memiliki kesadaran dan perubahan perilaku dalam menyikapi segla sesuatu yang berhubungan dengan rokok C. Materi ajar : terlampir Gangguan pada sistem pernapasan D. Metode pembelajaran Model
: kooperatif tipe NHT
Metode
: informasi, diskusi, percobaan
Pendekatan pembelajaran : autentik E. Sumber/ bahan/ alat a. Sumber Buku biologi kelas XI, karangan Purnomo et al. 2009. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional. b. Bahan Bahan dari internet yang relevan Bahan-bahan bekas yang dapat digunakan untuk demonstrasi ( botol, sebatang rokok, dll) c. Alat Laptop F. Langkah-Langkah
Pembelajaran
Dengan
Menggunakan
Model
Kooperatit Tipe NHT Tahap Guru Kegiatan awal Fase 1: Guru mengucapkan salam Menyampaika n tujuan dan memotivasi siswa
Tingkah laku Siswa
Memulai pembelajaran dengan salam dan doa Guru menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa “pernah melihat ini (dengan menunjuan sebatang rokok) apa
Memulai pembelajaran dengan menjawab salam dan doa Siswa menjawab pertanyaan guru dengan mengaitkan peristiwa yang diketahui dari lingkungan sekitar
Alokasi waktu 5 menit
70
Fase 2: Pembagian kelompok dan penomoran
Kegiatan Inti Fase 3: Mengajukan pertanyaan
Fase 4: Berpikir bersama
namanya? Dikelas ini apa ada yang sudah pernah menghisapnya Guru menyampaikan tujuan pembelajaran “hari ini kita akan belajar dan mengetahui apakah ada efek yang dapat ditimbulkan oleh asap rokok ini terhadap paru-paru dan kesehatan.” Guru membentuk kelompok belajar, tiap kelompok beranggotakan 4-5 orang, setiap siswa dalam kelompok akan mendapatkan nomor Elaborasi Guru memanggil salah satu siswa untuk melakukan demonstrasi mengenai baha rokok bagi kesehatan Guru memberikan instruksi dengan jalannya demonstrasi Guru mengajukan pertanyaan “apa yang akan terjadi dengan kapas setelah udara ditiupkan dalam botol? Guru membagikan LKS kepada siswa sebagai bahan diskusi dan presentasi Guru membimbing dan mengawasi
Siswa mendengarkan dan mencatat tujuan pembelajaran
Siswa berpindah tempat duduk berkumpul bersama teman kelompoknya dan menerima nomor yang dibagikan guru
10 menit
Siswa memperhatikan demonstrasi yang dilakukan oleh guru
15 menit
Dengan tekun dan tanggung jawab siswa mengikuti arahan dari guru Siswa menjawab pertanyaan guru.
Siswa menerima LKS yang dibagikan Guru
Siswa berpikir bersama untuk
40 menit
71
jalannya diskusi
Fase 5: Menjawab
Fase 6: Tanggapan
Kegiatan penutup Fase 7: Kesimpulan
Eksplorasi Guru memanggil salah satu nomor secara acak untuk kelompok tertentu dimana nomor yang dipangil mempresentasikan hasil diskusinya.
Guru menunjuk siswa lain dengan nomor yang berbeda dari kelompok lain untuk menanggapi atau menambahkan pernyataan dari kelompok sebelumnya. Konfirmasi Guru menanyakan kepada siswa mengenai materi yang materi yang belum dimengerti Guru bersama-sama siswa merumuskan kesimpulan mengenai materi hasil diskusi Guru mengadakan post test secara tertulis untuk mengetahui kemampuan siswa
mengerjakan LKS yang dibagikan oleh guru secara berkelompok Siswa dari kelompok tertentu melaporkan hasil diskusi kelompoknya
Siswa dari kelompok lain menanggapi atau menambahkan.
Harapan guru, ada siswa yang bertanya mengenai materi yang belum dimengerti
Siswa bersama-sama guru menyimpulkan materi.
Siswa mengerjakan soal post test
15 menit
10 menit
72
G. Penilaian Hasil Belajar Teknik penilaian 1. Sikap
: angket
2. Pengetahuan
: tes tertulis (pilihan ganda)
3. Keterampilan
: lembar observasi
Pedoman penilaian Jawaban salah diberi skor nol (0) Jawaban benar diberi skor satu (1) Nilai akhir =
�� � ��ℎ �� � �� ��� � � 𝑥 ��� � �� � � ��� � �
100%
73
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KOOPERATIF TIPE STAD
Satuan pendidikan
: SMA Efata SoE
Kelas / semester
: XI IPA/ 2 (genap)
Mata pelajaran
: Biologi
Topik
: Sistem Pernapasan Pada Manusia
Pertemuan ke-
: 1 (pertama)
Alokasi waktu
: 2 x 45 menit
Standar Kompetensi: 3.
Kompetensi Dasar
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.
: 3.4Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan pada manusia.
A. Indikator 1. Menjelaskan sistem pernapasan pada manusia 2. Menjelaskan struktur dan organ-organ pernapasan pada manusias B. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan sistem pernapasan pada manusia 2. Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi alat-alat pernapasan pada manusia C. Materi Ajar : Terlampir 1. Sistem pernapasan 2. Organ-organ sistem pernapasan D. Metode Pembelajaran Model
: Kooperatif Tipe STAD
Metode
: informasi, Diskusi, Percobaan
Pendekatan pembelajaran : autentik
74
E. Sumber/ Alat c. Sumber Buku biologi kelas XI, karangan Purnomo et al. 2009. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional. d. Alat Laptop F. Langkah-Langkah
Pembelajaran
Dengan
Menggunakan
Model
Kooperatif Tipe STAD Tahap Guru Kegiatan awal Fase 1 : Guru mengucapkan salam Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Tingkah laku Siswa
Memulai pembelajaran dengan salam dan doa Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Guru memberikan motivasi “ada yang perna melihat orang yang baru selesai berolahraga?
Aloka si waktu 5 menit
Memulai pembelajaran dengan menjawab salam dan doa Siswa mendengarkan dan mencatat tujuan pembelajaran Siswa menjawab pertanyaan guru dengan mengaitkan peristiwa yang diketahui dari lingkungan sekitar
Fase 2 : Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa mengenai sistem pernapasan dan perlunya pernapasan
Siswa memperhatikan dan mencatat informasi penting yang disampaikan guru
10 menit
Fase 3 : Mengorganisasi siswa kedalam kelompokkelompok belajar Kegiatan inti Fase 4 : Membimbing kelompok belajar dan bekerja
Membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang heterogen
Siswa berpindah tempat duduk bersama kelompoknya
15 menit
Siswa menerima LKS yang dibagikan Guru
40 menit
Eksplorasi Guru membagikan LKS kepada siswa sebagai bahan diskusi dan presentasi Guru membimbing dan mengawasi
Siswa mengerjakan LKS yang dibagikan
75
jalannya diskusi Elaborasi Guru menunjuk siswa yang akan melakukan presentasi hasil diskusinya di depan kelas Guru meminta siswa yang lain memberikan tanggapan atau penjelasan tanbahan Konfirmasi Guru mengevaluasi hasil kerja kelompok dan diskusi kelas yang di lakukan siswa Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang telah didiskusikan Kegiatan penutup Fase 5: Memberikan penghargaan
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan kelompok terbaik Guru memberikan motivasi kepada kelompok lain yang belum mendapat peringkat kelompok terbaik Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari siswa pada pertemuan berikutnya “Mekanisme Pernapasan”.
oleh gur secara berkelompok Siswa maju mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas Siswa memberikan tanggapan atau memberikan penjelasan tambahan jika ada yangperlu ditambahkan Siswa mendengarkan penjelasan guru Siswa menjawab pertanyaan yang di berikan guru
Siswa yang memperoleh peringkat kelompok terbaik maju ke depan kelas untuk menerima penghargaan Siswa mendengarkan motivasi yang disampaikan oleh guru
Siswa mendengarkan dan mencatat materi yang harus dipelajari di rumah untuk pertemuan selanjutnya.
10 menit
76
G. Penilaian Hasil Belajar Teknik penilaian 4. Sikap
: Angket
5. Pengetahuan
: Tes Tertulis (Pilihan Ganda)
6. Keterampilan
: Lembar Observasi
Pedoman penilaian Jawaban salah diberi skor nol (0) Jawaban benar diberi skor satu (1) Nilai akhir =
�� � ��ℎ �� � �� ��� � � 𝑥 �� � �� � � ��� � �
100%
77
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan pendidikan
: SMA Efata SoE
Kelas / semester
: XI IPA/ 2 (genap)
Mata pelajaran
: Biologi
Topik
: Mekanisme Pernapasan
Pertemuan ke-
: II (dua)
Alokasi waktu
: 2 x 45 menit
Standar Kompetensi: 3.
Kompetensi Dasar
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.
: 3.4Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan pada manusia.
H. Indikator 1. Melakukan percobaan sederhana menggunakan alat peraga tentang mekanisme pernapasan manusia 2. Menjelaskan pernapasan dada dan pernapasan perut 3. Menjelaskan pertukaran gas O2 dan CO2 4. Menjelaskan frekuensi pernapasan dan volume udara pernapasan I. Tujuan Pembelajaran 4. Siswa dapat menjelaskan mekanisme pernapasan pada manusia melalui percobaan sederhana menggunakan alat peraga 5. Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan proses inspirasi dan ekspirasi 6. Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan pertukaran gas O2 dan CO2 7. Siswa dapat menjelaskan frekuensi pernapasan dan volume udara pernapasan J. Materi Ajar : Terlampir Mekanisme pernapasan
78
K. Metode Pembelajaran Model
: kooperatif tipe STAD
Metode
: informasi, diskusi, percobaan
Pendekatan pembelajaran : autentik L. Sumber/ Bahan/ Alat a. Sumber Buku biologi kelas XI, karangan Purnomo et al. 2009. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional. b. Bahan Bahan dari internet yang relevan Bahan-bahan bekas yang dapat digunakan untuk percobaan ( toples, gunting, dll) c. Alat Laptop M.
Langkah-Langkah Pembelajaran Dengan Menggunakan Model
Kooperatit Tipe STAD Tahap Guru Kegiatan awal Fase 1: Guru mengucapkan salam Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Tingkah laku Siswa
Memulai pembelajaran dengan salam dan doa Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Guru memberikan motivasi “ada yang pernah melihat orang yang baru selesai berolahraga?
Fase 2 : Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa mengenai sistem pernapasan dan perlunya pernapasan
Memulai pembelajaran dengan menjawab salam dan doa Siswa mendengarkan dan mencatat tujuan pembelajaran Siswa menjawab pertanyaan guru dengan mengaitkan peristiwa yang diketahui dari lingkungan sekitar Siswa memperhatikan dan mencatat informasi penting yang disampaikan guru
Alokasi waktu 5 menit
10 menit
79
Fase 3: Mengorganisasi siswa kedalam kelompokkelompok belajar
Kegiatan inti Fase 4: Membimbing kelompok belajar dan bekerja
Fase 5: Evaluasi
Guru memanggil salah satu siswa untuk melakukan demonstrasi mengenai mekanisme pernapasan manusia sebagai bahan diskusi dan pengerjaan LKS Guru menginstruksikan kepada siswa untuk duduk bersama kelompoknya seperti pada pertemuan pertama Eksplorasi Guru membagikan LKS kepada siswa sebagai bahan diskusi dan presentasi Guru membimbing dan mengawasi jalannya diskusi Elaborasi Guru menunjuk siswa yang akan melakukan presentasi hasil diskusinya di depan kelas Guru meminta siswa yang lain memberikan tanggapan atau penjelasan tambahan Konfirmasi Guru mengevaluasi hasil kerja kelompok dan diskusi kelas yang dilakukan siswa Guru memberikan pertanyaan tentang
Siswa memperhatikan demonstrasi yang dilakukan
15 menit
Siswa berpindah tempat duduk bersama kelompoknya
Siswa menerima LKS yang dibagikan Guru
Siswa mengerjakan LKS yang dibagikan oleh gur secara berkelompok Siswa maju mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas
Siswa memberikan tanggapan atau memberikan penjelasan tambahan jika ada yangperlu ditambahkan
Siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru Siswa menjawab pertanyaan guru
50 menit
80
yang telah didiskusikan Kegiatan penutup Fase 6: Memberikan penghargaan
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan kelompok terbaik Guru memberikan motivasi kepada kelompok lain yang belum mendapat peringkat kelompok terbaik Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari siswa pada pertemuan berikutnya “kelainan pada sistem pernapasan”.
Siswa yang memperoleh peringkat kelompok terbaik maju ke depan kelas untuk menerima penghargaan Siswa mendengarkan motivasi yang disampaikan oleh guru Siswa mendengarkan dan mencatat materi yang harus dipelajari di rumah untuk pertemuan selanjutnya.
G. Penilaian Hasil Belajar Teknik penilaian 1. Sikap
: angket
2. Pengetahuan
: tes tertulis (pilihan ganda)
3. Keterampilan : lembar observasi
10 menit
81
Pedoman penilaian Jawaban salah diberi skor nol (0) Jawaban benar diberi skor satu (1) Nilai akhir =
�� � ��ℎ �� � �� ��� � � 𝑥 �� � �� � � ��� � �
100%
82
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan pendidikan
: SMA Efata SoE
Kelas / semester
: XI IPA/ 2 (genap)
Mata pelajaran
: Biologi
Topik
: Penyakit/kelainan pada Sistem Pernapasan
Pertemuan ke-
: III (tiga)
Alokasi waktu
: 2 x 45 menit
Standar Kompetensi: 3.
Kompetensi Dasar
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.
: 3.4Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan pada manusia.
H. Indikator 1. Melakukan percobaan menggunakan alat peraga tentang efek rokok bagi paru-paru dan kesehatan 2. Mengetahui kandungan di dalam rokok I. Tujuan pembelajaran 5. Melalui demonstrasi siswa dapat mengetahui efek asap rokok 6. Melalui diskusi dan studi literatur siswa dapat mengetahui kandungan zatzat yang terdapat di dalam sebatang rokok 7. Melalui demonstrasi dan diskusi siswa dapat menganalisi keterkaitan dari efek asap rokok terhadap paru-paru dan kesehatan 8. Melalui pembelajaran ini siswa diharapkan memiliki kesadaran dan perubahan perilaku dalam menyikapi segla sesuatu yang berhubungan dengan rokok J. Materi ajar : terlampir Gangguan pada sistem pernapasan
83
K. Metode pembelajaran Model
: kooperatif tipe STAD
Metode
: informasi, diskusi, percobaan
Pendekatan pembelajaran : autentik L. Sumber/ bahan/ alat d. Sumber Buku biologi kelas XI, karangan Purnomo et al. 2009. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional. e. Bahan Bahan dari internet yang relevan Bahan-bahan bekas yang dapat digunakan untuk demonstrasi ( botol, sebatang rokok, dll) f. Alat Laptop M.
Langkah-Langkah Pembelajaran Dengan Menggunakan Model
Kooperatit Tipe Stad Tahap Guru Kegiatan awal Fase 1: Guru mengucapkan salam Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Tingkah laku Siswa
Memulai pembelajaran dengan salam dan doa Guru menyampaikan apersepsi “ pernah melihat ini (dengan menunjukkan sebatang rokok)?apa namanya?dikelas ini apa da yang sudah pernah menghisapnya??” Guru menyampaikan tujuan pembelajaran “hari ini kita akan
Memulai pembelajaran dengan menjawab salam dan doa Siswa menjawab pertanyaan guru dengan mengaitkan peristiwa yang diketahui dari lingkungan sekitar
Siswa mendengarkan dan mencatat tujuan pembelajaran
Alokasi waktu 5 menit
84
Fase 2: Menyajikan in formasi
Fase 3: Mengorganisasi siswa kedalam kelompokkelompok belajar
Kegiatan inti Fase 4: Membimbing kelompok belajar dan bekerja
belajar dan mengetahui apakah ada efek yang dapat ditimbulkan oleh asap rokok ini terhadap paru-paru dan kesehatan.” Guru meminta perwakilan siswa untuk maju ke depan untuk mendemonstrasikan bahaya rokok Guru memberikan instruksi dengan jalannya demonstrasi Membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang heterogen Guru memberikan sebuah kasus permasalahan kepada siswa dengan pertanyaan yang berkaitan dengan hasil demonstrasi Elaborasi Guru membagikan LKS kepada siswa sebagai bahan diskusi dan presentasi Guru membimbing dan mengawasi jalannya diskusi Eksplorasi Guru menunjuk siswa yang akan melakukan presentasi hasil diskusinya di
Perwakilan siswa maju kedepan untuk melakukan demonstrasikan
10 menit
Dengan tekun dan tanggung jawab siswa mengikuti arahan dari guru Siswa berpindah tempat duduk bersama kelompoknya Siswa mendengarkan kasus yang diungkapkan oleh guru Siswa dapat menanyakan kepada guru hal-hal yang belum dipahami
Siswa menerima LKS yang dibagikan Guru Siswa mengerjakan LKS yang dibagikan oleh gur secara berkelompok
Siswa maju mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas
15 menit
50 menit
85
Fase 5: evaluasi
Kegiatan penutu Fase 6: Memberikan penghargaan
depan kelas Guru meminta siswa ynag lain memberikan tanggapan atau penjelasan tanbahan Konfirmasi Guru mengevaluasi hasil kerja kelompok dan diskusi kelas yang dilakukan siswa Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang telah didiskusikan Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan kelompok terbaik Guru memberikan motivasi kepada kelompok lain yang belum mendapat peringkat kelompok terbaik Guru mengadakan post test secara tertulis untuk mengetahui kemampuan siswa
Siswa memberikan tanggapan atau memberikan penjelasan tambahan jika ada yangperlu ditambahkan
Siswa mendengarkan penjelasan guru
Siswa menjawab pertanyaan guru
Siswa yang memperoleh peringkat kelompok terbaik maju ke depan kelas untuk menerima penghargaan Siswa mendengarkan motivasi yang disampaikan oleh guru
Siswa mengerjakan soal post test
10 menit
86
N. Penilaian Hasil Belajar Teknik penilaian 4. Sikap
: angket
5. Pengetahuan
: tes tertulis (pilihan ganda)
6. Keterampilan
: lembar observasi
Pedoman penilaian Jawaban salah diberi skor nol (0) Jawaban benar diberi skor satu (1) Nilai akhir =
�� � ��ℎ � ���� ��� � � �� � �� � � ��� � �
𝑥 100%
87
88
89
90
91
Lampiran 5 Bahan Ajar A. Sistem Pernapasan Coba perhatikan orang yang selesai berolahraga seperti pada gambar di bawah. Orang yang selesai berolahraga akan tampak kelelahan dan frekuensi pernapasannya semakin cepat. Sekarang, cobalah kita menghirup dan menghembuskan napas secara perlahan. Apa yang kita rasakan di dalam rongga dada saat menghirup dan menghembuskan napas??
Gambar 1orang yang selesai berolahraga Bernapas merupakan salah satu ciri makluk hidup. Semua makluk hidup melakukan proses ini, demikian juga manusia. ketika bernapas, kita menghirup oksigen (O2) dan menghembuskan karbon dioksida (CO2). Kita harus menghirup udara karena udara mengandung O2yang dibutuhkan oleh setiap selsel penyusun tubuh manusia terutama sel-sel otak. Tanpa O2 sel otak akan rusak hanya dalam beberapa menit. Oksigen digunakan untuk pembakaran zat-zat makanan (protein, lemak, karbohidrat) dalam sel-sel tubuh. Pembakaran itu menghasilkan energy serta karbon dioksida. Energi inilah yang digunakan manusia untuk malakukan kegiatan sehari-hari. Untuk lebih jelas kita akan mempelajari mengenai pernapasan atau proses pertukaran gas dalam tubuh. Didalam tubuh manusia terdapat berbagai macam organ penyusun sistem pernapasan.
92
B. Organ-Organ Pernapasan Manusia Sistem pernapasan pada manusia meliputi semua struktur yang menghubungkan udara ke dan dari paru-paru. Organ-organ pernapasan terdiri dari, hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus dan paruparu (lihat gambar 2)
Faring Laring
Hidung
Trakea
Mulut
Paru-paru
Epiglotis
Bronkus
Bronchioles Alveolus
Bronkiolus Pembuluh Darah
Pembuluh Darah
Diafragma
Kapiler
Tepi Membran Pleura
https://padamara88.wordpress.com/ayo-belajar/alat-pernapasan-2/ Gambar 2. Struktur organ pernapasn Organ pernapasan utama pada manusia paru-paru.Kita dapat memahami struktur dan fungsi organ-organ pernapasan pada manusia dengan mempelajari materi berikut. 1. Hidung Hidung berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra pembau. Hidung terdiri atas lubang hidung dan rongga hidung (lihat gambar 3).
93
Setiap manusia mempunyai dua lubang hidung secara normal, di mana lubang hidung tersebut berhubungan dengan rongga hidung. Pada rongga hidung terdapat selaput lendir atau membran mukus dan rambut halus yang disebut rambut hidung atau sillia.Rambut hidung dan selaput lender berfungsi untuk menyaring kotoran yang masuk melalui hidung bersama dengan udara pernapasan. Kotoran tersebut dapat berupa debu dan kuman. Pernakah kamu bersin? Jika lubang hidung kemasukan kotoran maka maka selaput lender akan terangsang sehingga menimbulkan rasa geli. Oleh karena itu, terjadilah bersin sehingga kotoran akan terbawah keluar.
(http://marina-putri.blogspot.com/2012_04_01_archive.html)
Gambar 3. Struktur rongga hidung Di rongga hidung bagian atas terdapat sel-sel reseptor atau ujungujung saraf pembau. Ujung-ujung saraf pembau ini timbul bersama dengan rambut-rambut halus pada selaput lendir yang berada di dalam rongga hidung bagian atas. Pernahkah kamu sakit flu? Saat menderita flu, dapatkah kamu mencium bau dengan baik? Tentu saja kamu tidak dapat mencium bau dengan baik. Mengapa demikian? Karena selaput hidung yang membengkak dan berlendir menyebabkan indra pembau tertutup oleh lendir. Akibatnya, indra pembau tidak dapat menerima rangsang bau dengan baik. Jika kamu sakit flu, maka apa yang akan kamu lakukan agar hidungmu
dapat
berfungsi
normal
kembali.
94
2. Faring Faring merupakan suatu jalur berbentuk menyerupai pipa yang berfungsi sebagai tempat masuknya makanan, minuman, maupun udara (lihat gambar 4). Diujung faring terdapat epiglotis. Ketika kamu menelan sesuatu, epiglotismu akan melipat kebawah, menggerakkan makanan ataupun minuman untuk masuk kedalam esofagus, bukan ke jalan udara. Faring dibagi menjadi tiga wilayah yaitu nasofaring (di belakng rongga hidung), orofaring (di belakang rongga bukal) dan laryngopharynx (belakng laring). Hanya udara yang melewati dari hidung melalui nasofaring, sedangkan makanan dari mulut ke orofaring dan laryngopharynx hanya mengijinkan perjalanan udara masuk ke paru-paru.
Gambar 4. Faring (http://www.biologi-sel.com/2013/06/fungsi-faring.html) 3. Laring Laring merupakan saluran udara tempat melekatnya pita suara (lihat gambar 5). Laring terdiri atas dua pasang jaringan yang terlipat secara horizontal. Pita suara menghasilkan suara dengan cara menekan udara di antara pita suara tersebut sehingga pita suara bergetar dan menghasilkan suara. Ketika kita berbicara, otot-otot pita suara menegang dan
mengendor,
menghasilkan
suara
yang
berbeda.
Otak
mengkoordinasikan gerakan otot-otot di tenggorokan, lidah, pipi, dan bibir ketika
kita
berbicara
dan
atau
bernyanyi.
95
Gambar 5. Struktur laring (http://www.sridianti.com/fungsi-laring-padamanusia.html) 4. Trakea Trakea (batang tenggorokan) merupakan pipa yang panjangnya kira-kira 9 cm (lihat gambar 6). Trakea tersusun atas enam belas sampai dua puluh cincin-cincin tulang rawan yang berbentuk C. cincin-cincin tulang rawan ini dibagian belakangnya tidak tersambung yaitu di tempat trakea menempel pada esofagus. Hal ini berguna untuk mempertahankan agar trakea tetap terbuka. Cincin-cincin tulang rawan diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan jaringan otot. Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang dihasilkan oleh epitelium bersilia. Silia-silia pada sel-sel epitel ini bergerak ke atas kearah laring sehingga dengan gerakan ini debu dan butir-butir halus lainnya yang ikut masuk saat menghirup napas dapat dikeluarkan. Trakea
bercabang
dua
membentuk
bronkus.
96
Gambar 6. Trakea (http://f-forum10.nstars.org/t97-trakea-trachea)
5. Bronkus Bronkus merupakan cabang batang tenggorokan yang jumlahnya sepasang, yaitu satu menuju ke paruh-paruh sebelah kanan dan yang satu lagi menuju ke sebelah kiri (lihat gambar 7). Tempat percabangan ini disebut bifurkase. Bronkus mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus yang sebelah kiri lebih panjang dan sempit serta kedudukannya lebih mendatar dari pada yang kekanan. Hal ini merupakan salah satu sebab mengapa paru-paru sebelah kanan lebih mudah terserang penyakit. Bronkus sebelah kanan bercabang menjadi tiga bronkiolus, sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi
dua
bronkiolus.
97
https://extraordinarnee.files.wordpress.com/2013/09/respiratory.jpg gambar 7. Struktur Bronkus 6. Bronkiolus Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus, dindingnya lebih tipis dan salurannya lebih kecil dibandingkan dengan bronkus. Semakin kecil salurannya, semakin berkurang tulang rawannya dan akhirnya tinggal dinding fibrosa dengan lapisan sel epitel bersilia. Setiap bronkiolus terminal (terakhir) bermuara ke dalam seberkas kantung-kantung kecil mirip anggur yang disebut alveolus lihat (gambar 7). Dalam hal ini alveolus dapat disebut sebagai unit fungsional paru-paru. 7. Paru-paru beserta alveolinya Organ yang berperan penting dalam pernapasan adalah paruparu. Paru-paru merupakan organ tubuh yang terletak pada rongga dada, tepatnya di atas sekat diafragma (lihat gambar 8). Paru-paru terdiri atas dua bagian yaitu, paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru dibungkus oleh dua lapis selaput paru-paru yang disebut pleura. Pada paru-paru terdapat gelembung-gelembung halus kecil yang disebut alveolus. Alveolus merupakan saluran akhir dari alat pernapasan yang berupa gelembung-gelembung udara. Dindingnya tipis, lembab, dan berlekatan erat dengan kapiler-kapiler darah. Alveolus terdiri dari satu lapis sel epiteium pipih dan disinilah darah hampir bersentuhan dengan udara. merupakan perluasan daerah permukaan yang berperan penting dalam
98
pertukaran gas antara O2 dari udara bebas ke sel-sel darah dan CO2 dari sel-sel darah ke udara. Oksigen yang terdapat pada alveolus berdifusi menembus dinding alveolus, lalu menembus dinding kapiler darah yang mengelilingi alveolus. Setelah itu, oksigen masuk ke dalam pembuluh darah dan diikat oleh hemoglobin yang terdapat di dalam sel darah merah sehingga terbentuk oksihemoglobin (HbO2). Akhirnya oksigen diedarkan oleh darah keseluruh tubuh. Setelah sampai ke dalam sel-sel tubuh, oksigen dilepaskan dari darah sehingga oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin. Oksigen ini digunakan untuk oksidasi. Karbondioksida yang dihasilkan dari respirasi sel sebagai zat sisa diangkut oleh plasma darah melalui pembuluh darah menuju ke paruparu. Sesampai di alveolus, CO2 menembus diinding pembuluh darah dan dinding alveolus. Dari alveolus, karbondioksida akan disalurkan menuju hidung untuk dikeluarkan. Jadi proses pertukaran gas sebenarnya berlangsung di alveolus.
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/12/struktur-dan-fungsi-alveolus.html)
Gambar 8. Struktur paru-paru dan alveolus
99
TUGAS KELOMPOK Perhatikan gambar 9 dan sebutkan secara urut organ-organ penyusun sistem pernapasan pada manusia, kemudian lengkapilah tabel di bawah.
No Nama organ
Fungsinya
pernapasan 1
Rongga hidung
a…….. b. ……..
2
……
Persimpangan jalan napas dengan jalan makanan
Gambar 9. Organ pernapasan
3
……
……
4
……
……
5
…….
……
6
……
……
7
……
……
C. MEKANISME PERNAPASAN pernapasan sangat terkait dengan proses bernapas. Bernapas merupakan aktivitas pokok setiap makluk hidup. Udara yang kita hirup sat bernapas, dapat masuk ke dalam paru-paru karena nadanya mekanisme pernapasan. Nah, untuk mengetahui mekanisme pernapasan lebih lanjut, terlebih dahulu kita membuat mekanisme pernapasan menggunakan alat peraga
dan
diskusikan
bersama
teman
kelompok
masing-masing.
100
KEGIATAN PRAKTIKUM MENGAMATI MEKANISME PERNAPASAN PADA MANUSIA TUJUAN : MENGUJI MEKANISME PERNAPASAN PADA MANUSIA
Alat dan Bahan
E A
B
C
D
Gambar 10. Alat dan bahan untuk membuat peraga pernapasan (a. Cutter/gunting; b. balon; c. pipa; d. perikat dan plastik; e. toples) Cara kerja 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Potong/gunting bagian bawah toples Lubangi tutupan toples sesui dengan ukuran pipa Sambungkan pipa dengan penyambung pipa yang berbentuk “T” Pasang balon pada kedua ujung pipa Masukan pipa yang sudah terpasang balon kedalam toples Gunting sebagian plastic dan letakan dibagian bawah toples yang sudah dipotong 7. Untuk memastikan model yang kita hasilkan berfungsi dengan baik maka tariklah plastic kebagian bawah
101
Gambar 11. Rangkaian alat peraga pernapasan Setelah diperoleh alat seperti pada gambar 11
, gunakan alat
tersebut untuk memahami ernapas. proses b Tarik membran kar
et ke bawah
kemudian lepaskan lagi. Amati keadaan balon yang ada di dalam toples, pada saat membran karet ditarik ke bawah. Jika toples diumpamakan sebagai rongga dada, balon
sebagai
paru-paru,
dan
membran
karet
sebagai
diafragma, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut. Pertanyaan : 1. Apakah yang akan terjadi pada balon karet saat membran karet ditarik ke bawah? Mengapa terjadi demikian? 2. Bagaimana pula keadaannya setelah membran karet dikembalikan pada kedudukan semula? Mengapa terjadi demikian? 3. Berdasarkan
model
yang
telah
didemonstrasikan,
apakah
yang
menyebabkan rongga dada menjadi lebih besar? 4. Menurut anda, bagaimanakah mekanisme inspirasi dan ekspirasi? 5. Tuliskan kesimpulan anda dari kegiatan diatas dan presentasikan di depan kelas.
Selama bernapas, aliran udara dari udara bebas ke paru-paru dan sebaliknya ditentukan oleh perubahan tekanan udara dalam ronga paru-paru, rongga dada, dan rongga perut. Perubahan tekanan disebabkan oleh terjadinya
102
perubahan volume setiap ruangan. Perubahan volume setiap ruangan ini diatur oleh otot-otot pernapasan yaitu otot antar tulang rusak, otot diafragma, dan otot diding perut.Berdasarkan otot yang berperan aktif pada proses pernapasan, pernapasan pada manusia dapat dibedakan menjadi pernapasan dada dan pernapasan perut. 1. Pernapasan dada
Gambar 12. Mekanisme pernapasan dada Apabila kita menghirup dan menghembuskan udara (inspirasi dan ekspirasi) menggunakan pernapasan dada, otot yang di gunakan yaitu otot antar tulang rusuk. Otot ini terbagi menjadi dua bentuk, yakni otot antar tulang rusuk luar dan otot antar tulang rusuk dalam. Saat terjadi inspirasi, otot antar tulang rusuk luar berkontraksi, sehingga tulang rusuk menjadi terangkat. Akibatnya, volume rongga dada membesar. Membesarnya volume ronga dada menjadikan tekanan udara dalam rongga dada menjadi kecil/berkurang, sedangkan tekanan udara bebas tetap. Dengan demikian, udara bebas akan mengalir menuju paru-paru melewati
saluran
pernapasan.
103
Saat terjadi ekspirasi, otot antar tulang rusuk dalam berkontraksi (mengkerut/mengendur), sehingga tulang rusuk dan tulang dada ke posisi semula, sehingga rongga dada mengecil. Pada saat rongga dada mengecil, tekanan rongga dalam rongga dada menjadi meningkat, sedangkan tekanan udara di luar tetap. Dengan demikian, udara yang berada dalam rongga paruparu menjadi terdorong ke luar. 2. Pernapasan perut
Gambar 13. Mekanisme pernapasan perut. Berbeda dengan pernapasan dada, pernapaan perut menggunakan otot diafragma dan otot dinding rongga perut. Mekanisme pernapasan dada tetap melalui dua fase, yakni inspirasi dan ekspirasi. Fase inspirasi pada pernapasan perut terjadi apabila otot diafragma berkontraksi (mengkerut), sehingga posisi diafragma mendatar. Hal itu menyebabkan volume rongga dada menjadi lebih besar, sehingga tekanan udara di dalam rongga dada mengecil, namunvolume udara luar tetap. Penurunan tekanan udara ini menjadikan paru-paru mengembang, sehingga udara
di
luar
tubuh
masuk
ke
dalam
paru-paru.
104
Sementara itu, fase ekspirasi terjadi apabila otot diafragma berelaksasi (mengendur) dan otot dinding perut berkontraksi. Akibat yang di timbulkan ialah terdesaknya ronga perut kearah diafragma, sehingga keadaan diafragma cekung (melengkung ke atas) ke rongga dada. Akibatnya, volume rongga dada mengecil dan tekanan udaranya meningkat, Sehingga udara dalam rongga paru-paru ke luar tubuh.
Jawablah pertanyaan di bawah ini!!! Mengapa saat perut kita terlalu kenyang maka kita smenjadi sulit bernapas? Apa hubungannya dengan mekanisme pernapasan?
D. Mekanisme pertukaran gas O2 dan CO2 Bernapas merupakan kegiatan mengambil dan mengeluarkan udara pernapasan melalui paru-paru. Arti yang lebih khusus yaitu pertukaran gas yang terjadi antara sel dengan lingkungannya. Pada pernapasan langsung, pengambilan udara pernapasan dilakukan secara langsung oleh permukaan tubuh dan pada pernapasan tidak langsung melalui saluran pernapasan. Manusia bernapas secara langsung, artinya udara pernapasan tidak berdifusi langsung
melalui
seluruh
permukaan
kulit.
Selaput
tipis
tempat
berlangsungnya difusi gas tersebut terlindung di bagian dalam tubuh, berupa gelembung paru-paru (alveolus). Pernapasan atau pertukaran gas pada manusia berlangsung melalui dua tahap yaitu pernapasan luar (eksternal) dan pernapasan dalam (internal). 1. Pernapasan luar (eksternal) Ketika kita menghirup udara dari lingkungan luar, udara tersebut akan masuk ke dalam paru-paru. Udara yang masuk terkandung oksigen, oksigen akan berdifusi ke darah dan diikat darah yaitu oleh hemoglobin
105
(Hb). Ikatan antara oksigen dan hemoglobin diikat darah menjadi oksihemoglobin (HbO2).
Pada saat yang sama, CO2 yang terkandung
dalam darah dilepaskan. Proses pertukaran oksigen dan karbondioksida antara
udara
dan
darah
dalam
paru-paru
dinamakan
pernapasaneksternal. Saat darah masuk ke dalam kapiler paru-paru, sebagian besar karbondioksida yang diangkut akan berbentuk ion bikarbonat atau (HCO3).
Proses difusi dapat terjadi pada paru-paru (alveolus) karena ada
perbedaan tekanan parsial antara gas O2 dan CO2 dalam darah dan O2 dan CO2 dalam alveolus. Tekanan parsial gas yang berbeda membuat oksigen dan kerbondioksida berdifusi antara darah dan udara. Tekanan parsial oksigen pada udara yang kita hirup akan lebih besar di bandingkan tekanan parsial oksigen pada alveolus paru-paru. Dengan kata lain, konsentrasi oksigen pada udara lebih tinggi dari pada konsentrasi oksigen pada darah. Oleh karena itu, oksigen dari udara akan berdifusi menuju darah pada laveolus paru-paru. Sementara itu, tekanan parsial karbondioksida dalam darah lebih besar
dibandingkan
tekanan
parsial
karbondioksida
pada
udara.
Akibatnya, korbondioksida pada darah berdifusi menuju udara dan akan di bawah keluar tubuh lewat hidung. 2. Pernapasan dalam (Internal) Berbeda
dengan
pernapasan
eksternal,
proses
terjadinya
pertukaran gas pada pernapasan internal berlangsung di dalam jaringan tubuh. Proses pertukaran O2 dan CO2 antara darah dan sel-sel jaringan berlangsung dalam proses respirasi seluler. Setelah oksihemoglobin (HbO2) dalam paru-paru terbentuk, oksigen akan lepas, dan selanjutnya menuju cairan jaringan tubuh. Oksigen tersebut akan di gunakan dalam proses
metabolisme
sel.
106
Proses masuknya oksigen ke dalam cairan jaringan tubuh juga melalui proses difusi. Proses difusi ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan parsial oksigen dan karbondioksida antara darah dan cairan jaringan. Tekanan parsial oksigen dalam cairan jaringan, lebih rendah dibandingkan oksigen yang berada dalam darah. Artinya, konsentrasi oksigen dalam cairan jaringan lebih rendah. Oleh karena itu, oksigen dalam darah mengalir menuju cairan jaringan. Sementara itu, tekanan karbondioksida pada darah lebih rendah dari pada cairan jaringan. Akibatnya, karbondioksida yang terkandung dalam sel-sel tubuh berdifusi ke dalam darah. Karbondioksida yang diangkut oleh darah, sebagian kecilnya akan berikatan dengan hemoglobin membentuk karboksi hemoglobin (HbCO2). Namun, sebagian besar karbondioksida tersebut masuk ke dalam plasma darah dan bergabung dengan air dan menjadi asam karbonat (H2CO3). CO2 yang diangkut darah ini tidak semuanya dibebaskan ke luar tubuh oleh paru-paru, akan tetapi hanya 10% saja. Sisanya yang berupa ion-ion bikarbonat yang tetap berada dalam darah berikatan dengan ion Na+ dan K+ membentuk senyawa bikarbonat (KHCO3 dan NaHCO3). Senyawa bikarbonat di dalam darah berfungsi sebagai buffer atau larutan penyanga. Lebih tepatnya, senyawa tersebut berperan penting dalam menjaga stabilitas pH darah.
BAHAN DISKUSI Selama ini, mungkin kita sering mendengar atau bahkan melihat peristiwa orang tenggelam. Banyak sekali orang yang tenggelam meninggal dunia. Mengapa orang yang tenggelam dapat meninggal dunia dan apa kaitannya dengan difusi O2 dan CO2?? Diskusikanlah bersama teman-teman anda!
E. Frekuensi pernapasan
107
Gerakan pernapasan diatur oleh pusat pernapasan di otak, sedangkan aktivitas saraf pernapasan dirangsang oleh stimulus (rangsangan) berupa adanya peningkatan kadar karbon dioksida (CO2) dalam darah. Pada umumnya, manusia mampu bernapas antara 15-18 kali setiap menit. Frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh dan kegiatan tubuh. a. Umur Bayi dan balita memiliki frekuensi bernapas lebih banyak dibanding orang dewasa. Hal ini disebabkan volume paru-paru yang relatif kecil dan sel-sel tubuh sedang berkembang sehingga membutuhkan banyak oksigen. Orang tua juga memiliki frekuensi napas lebih banyak karena kontraksi otot-otot dada dan diafragma tidak sebaik saat masih mudah, sehingga udara pernapasan lebih sedikit. b. Jenis kelamin Frekuensi pernapasan wanita pada umumnya lebih banyak dari laki-laki. Hal ini disebebkan wanita pada umumnya memiliki volume paru-paru lebih kecil dari laki-laki sehingga frekuensi bernapasnya lebih banyak. c. Suhu tubuh Semakin tinggi suhu tubuh, semakin cepat frekuensi pernapasannya. Hal ini berhubungan erat dengan peningkatan proses metabolism tubuh. d. Posis tubuh Posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap frekuensi pernapasan. Pada tubuh yang berdiri, otot-otot kaki akan berkontraksi sehingga diperlukan tenaga untuk menjaga tubuh tetap tegak berdiri. Untuk itu diperlukan banyak oksigen dan diproduksi banyak karbon dioksida. Pada posisi tubuh berdiri frekuensi pernapasannya meningkat. Pada posisi duduk atau tiduran, beban berat tubuh disanggah oleh sebagian besar bagian tubuh sehingga terjadi penyebaran beban. Hal ini
108
mengakibatkan jumlah energi yang diperlukan untuk menyangga tubuh tidak terlalu besar sehingga frekuensi pernapasannya juga rendah e. Kegiatan tubuh Orang yang banyak melakukan kegiatan memerlukan lebih banyak energy dibandingkan dengan orang yang tidak melakukan kegiatan (santai/tidur). Oleh karena itu, tubuh lebih banyak memerlukan oksigen untuk oksidasi biologi dan lebih banyak memproduksi zat sisa. Tubuh perlu meningkatkan frekuensi pernapasan agar dapat menyediakan oksigen yang lebih banyak. Gerakan pernapasan diatur oleh pusat pernapasan yang ada diotak disebutpons varolli danmedulla oblongata. Saraf pernapasan ini juga dipacu oleh peningkatan kadar karbondioksida yang ada di dalam darah. Kita dapat menahan napas sementara waktu, tetapi bila kadar karbon dioksida dalam darah naik maka akan timbul rangsangan untuk segera menghirup udara pernapasan dalam-dalam. Ketika darah melalui alveolus, kandungan kadar karbon dioksidanya sama dengan di alveolus. Darah kemudian mencapai medulla oblongata yang mengandung sel-sel yang sangat peka terhadap konsentrasi karbon dioksida dalam darah. Jika kandungan karbon dioksida ini naik di atas normal, medulla oblongata menggapainya dengan meningkatkan banyak impuls saraf dan laju impuls saraf yang mengontrol aksi otot-otot pernapasan (otot diafragma dan otot interkosta). Akibatnya ialah peningkatan pertukaran udara dalam paruparu yang mengembalikan konsentrasi karbon dioksida dalam alveolus dengan cepat dan kemudian mengembalikan konsentrasi karbon dioksida darah ke konsentrasi normal. Seberapa banyak jumlah udara yan dapat masuk ke dalam tubuh kita? Berikut ini akan dijelaskan mengenai volume udara pernapasan. F. Volume Udara Pernapasan
109
volume udara pernapasan dapat diukur menggunakan respirometer. Secara garis besar, volume udara pernapasan dapat dibedakan menjadi enam yaitu: a. Volume tidal yaitu volume udara pernapasan (inspirasi) biasa, yang besarnya lebih kurang 500 cc atau 500 mL. b. Volume cadangan inspirasi atau udara komplementer yaitu volume udara yang masih bisa dimasukan secara maksimal setelah bernapas (inspirasi) biasa, yang besarnya lebih kurang 1.500 cc atau 1.500 mL. c. Volume cadangan ekspirasi atau udara suplementer yaitu volume udara yang masih dapat dikeluarkan secara maksimal setelah mengeluarkan napas (ekspirasi) biasa, yang besarnya lebih kurang 1.500 cc. d. Volume sisa/residu yaitu volume udara yang masih tersisa di dalam paruparu setelah mengeluarkan napas (ekspirasi) maksimal, yang besarnya lebih kurang 1.000 cc atau 1.000 mL. e. Kapasitas vital yaitu volume udara yang dapat dikeluarkan semaksimal mungkin setelah melakukan inspirasi semaksimal mungkin juga, yang sebesarnya lebih kurang 3.500 cc. jadi kapasitas vital adalah jumlah dari volume tidal + volume cadangan inspirasi = volume cadangan ekspirasi. f. Volume total paru-paru yaitu, volume udara yang dapat ditampung paruparu semaksimal mungkin, yang besarnya lebih kurang 4.500 cc. jadi volume udara total paru-paru adalah jumlah dari volume sisa + kapasitas vital.
110
Gambar 14. Grafik volume udara pernapasan pada manusia Volume udara pernapasan setiap orang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena setiap orang memiliki volume paru-paru yang berbedabeda juga. Volume paruh-paru selain dipengaruhi oleh faktor genetik, juga dipengaruhi oleh latihan. Para atlet, perenang dan orang yang berlatih yoga memiliki volume paru-paru yang lebih besar. Orang yang tinggal di dataran tinggi yang kadar oksigennya rendah cenderung memiliki volume paru-paru lebih besar. Dalam keadaan biasa, manusia mengisap dan mengeluarkan udara pernapasan kurang lebih 500 cc. bila setengah liter ini telah dihembuskan, maka
dengan
mengerutkan
otot
perut
kuat-kuat,
masih
dapat
menghembuskan satu setengah liter udara cadangan di dalam paru-paru. Sebaliknya, sesudah menghirup udara setengah liter, kita masih dapat menghirup kuat-kuat satu setengah liter udara lagi. Jadi, jumlah udara yang terdapat dalam sistem pernapasan yaitu antara tiga setengah dan setengah liter. Jumlah pernapasan sekian itu dapat dimanfaatkan secara teratur oleh para olahragawan yang terlatih. Meskipun ada 500 cc udara yang dapat kita hirup dalam keadaan biasa, tetapi 350 cc yang dapat sampai di gelembung
111
paru-paru, sedangkan yang 150 cc lainnya hanya sampai di saluran pernapasan saja. G. Gangguan pada sistem pernapasan Gangguan pada sistem pernapasan biasanya disebabkan oleh kelainan dan penyakit yang menyerang alat-alat pernapasan. Beberapa jenis kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan sebagai berikut: 1. Asfiksi, yaitu kelainan atau gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan
atau
gangguan penggunaan
oksigen
oleh
jaringan.
Penyebabnya dapat terletak di paru-paru, pembuluh darah, atau dalam jaringan tubuh. Misalnya seseorang yang tenggelam, alveolusnya terisi air; orang yang menderita pneumonia, alveolusnya terisi cairan limfa; serta orang yang keracunan karbon monoksida dan asam sianida, Hbnya tercemar oleh zat racun tersebut. Keracunan karbon monoksida dan asam sianida terjadi karena kedua zat ini memiliki afinitas terhadap hemoglobin lebih besar dari pada oksigen. 2. Penyempitan atau penyumbatan saluran napas, dapat disebabkan oleh pembengkakan kelenjar limfa, misalnya polip (di hidung) dan amandel (di tekak), yang menyebabkan penyempitan saluran pernapasan sehingga menimbulkan kesan wajah bodoh dan sering disebut wajah adenoid.
Penyempitan
ini
dapat
pula
terjadi
karena
saluran
pernapasannya yang menyempit akibat alergi, misalnya pada asma bronkiale. 3. Anthrakosis, yaitu kelainan pada alat pernapasan yang disebabkan oleh masuknya debu tambang. Jika yang masuk debu silikat disebut silicosis. 4. Bronkitis, terjadi karena peradangan bronkus. 5. Pleuritis, yaitu peradangan selaput (pleura) karena pleura mengalami penambahan cairan intrapleura, akibatnya timbul rasa nyeri saat bernapas.
112
6. Tuberculosis (TBC), yaitu penyait paru-paru karena mycobacterium tuberculosis, tandanya berbentuk bintik-bintik kecil pada dinding alveolus. 7. Pneumonia atau logensteking, yaitu penyakit radang paru-paru yang disebabkan Diplococus Pneumoniae. 8. Penyakit diptheri, misalnya diphteri tekak, tenggorokan, dan hidung. Penyakit ini biasa menyerang saluran pernapasan anak bagian atas. 9. Faringitis, yaitu infeksi pada faring oleh bakteri dan virus. Gejalanya adalah kerongkongan terasa nyeri saat menelan. 10. Tonsillitis, yaitu radang karena infeksi oleh bakteri tertentu pada tonsil. Gejalanya yaitu tenggorokan sakit, sulit menelan, suhu tubuh naik, demam, dan otot-otot terasa sakit. 11. Kanker paru-paru, biasa diderita oleh perokok. Kanker ini disebabkan oleh adanya tumor ganas yang terbentuk didalam epitel bronkiolus. 12. Asma, yaitu gangguan pada rongga saluran pernapasan yang diakibatkan oleh
berkontraksinya otot
polos
pada
trakea.
Hal
ini
akan
mengakibatkan penderita sukar bernapas. Bila terjadi gangguan pada saluran pernapasan, perlu diberikan pertolongan segera. Pertolongan tersebut harus disesuaikan dengan jenis penyebabnya seperti uraian berikut: 1.
Pada penderita pernapasan yang disebebkan infeksi, perlu diberikan antibiotika. Tujuannya adalah mematikan kuman penyebab infeksi.
2.
Bila bagian paru-paru ada yang terluka, maka paru-paru tersebut harus diisterahatkan dengan cara mengisi udara steril pada celah antarpleura.
3.
Pada penderita gangguan pernapasan akibat tenggelam atau shock karena sengatan arus listrik, pusat pernapasannya sering terhenti sementara sehingga gerakan bernapas juga sering terhenti untuk sementara waktu. Untuk mengatasinya, perlu diberikan pernapasan
113
buatan. Dalam keadaan darurat, pernapasan buatan sering diberikan dengan bantuan mulut. Kita telah mengetahui bahwa polusi udara dapat menganggu sistem pernapasan kita. Asap rokok juga merupakan salah satu penyebab terjadinya polusi udara yang dapat menggangu sistem pernapasan. Untuk lebih jelasnya lakukan percobaan berikut ini.
PERCOBAAN MENGAMATI DAMPAK ASAP ROKOK TERHADAP PARU-PARU TUJUAN : MENGUJI EFEK ROKOK BAGI KESEHATAN
Alat dan Bahan
A
B
C
D
E
F
Gambar 15. Alat dan bahan; a) mangkuk, b) botol, c) sebatang rokok, d) gunting, e) korek api, f) kapas
114
Cara kerja : 1. Membuat lubang kecil pada bagian bawah botol. 2. Menyumbat lubang tersebut menggunakan kapas. 3. Mengisi botol dengan air sampai penuh. 4. Menutup bagian mulut botol dengan plastisin, pastikan tidak ada lubang antara plastisin dengan mulut botol. 5. Membuat lubang ditengah-tengah mulut botol yang telah ditutup dengan plastisin menggunakan pensil. 6. Memasukkan rokok di mulut botol yang sudah dilubangi tadi, kemudian rapatkan pastikan tidak ada lubang udara diantaranya. 7. Menyalakan rokok dengan korek api, kemudian buka sumbat pada lubang di bagian bawah botol. 8. Mengamati apa yang terjadi dengan bagian dalam botol yang ruangannya ditinggalkan oleh air 9. Memastikan air sudah keluar semua dari botol dan digantikan oleh asap rokok. 10. Membuka plastisin dan rokok yang ada di mulut botol, dan dimulut botol digantikan dengan kapas yang masih putih bersih 11. Meniupkan udara masuk kedalam botol melalui lubang yang terdapat di bagian bawah botol dengan sekuat-kuatnya. 12. Perhatikan apa yang terjadi dengan kapas setelah udara ditiupkan kedalam botol 13. Jadilah alat peraga seperti pada gambar 16
115
Gambar 16. Rangkaian alat peraga Pertanyaan : a. Bayangkan jika tabung dan kapas diibaratkan ruang paru-paru dan alveolus, apa yang menempel di dalamnya jika asap rokok masuk? b. Bayangkan pula jika kejadian itu berlangsung terus menerus dalam waktu yang lama, apa yang akan terjadi dalam paru-paru? c. Apa kesimpulan anda dari kegiatan tersebut? Telah dibahas berbagai macam cara mengatasi gangguangangguan saluran pernapasan. Sekarang sudah banyak ditemukan berbagai macam teknologi untuk mengatasi gangguan pernapasan. Misalnya, pada penderita tetanus akut saluran pernapasannya mengalami penyumbatan. Oleh karena itu, pada penderita dibuatkan lubang pernapasan bantuan pada trakea disebut trakeotomi. selain itu, orang-orang yang mengalami kecelakaan misalnya tenggelam, sengatan arus listrik, atau serangan jantung, memerlukan oksigen untuk bertahan hidup. Oleh karena itu pernapasan normal tidak cukup menyediakan oksigen, maka digunakan alat bantu pernapasan. Alat bantu pernapasan ini berupa tangki berisi oksigen yang dimampatkan yang mendorong oksigen memasuki paru-paru korban. Pulmotor merupakan alat yang digunakan untuk memberikan pernapasan buatan. Masih banyak teknologi yang telah ditemukan untuk mengatasi kelainan-kelainan yang terjadi pada system pernapasan. Bagi penderita asma biasanya diperlukan gas spray untuk mengatasi serangan asma.
116
H. Bahaya Rokok bagi Kesehatan Merokok sangat berbahaya bagi kesehatan, karena orang yang merokok berpeluang besar terkena kanker paru-paru, kanker tenggorokan, kanker lidah, emfisema, dan bronchitis. Merokok juga dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan kronis, kadang-kadang dikaitkan dengan hilangnya nafsu makan, rasa mual, napas pendek, ketidakteraturan detak jantung, dan sering membawa kematian. Tiga bahan utama yang paling berbahaya bagi kesehatan dalam asap rokok yaitu: 1. Nikotin, adalah cairan bening yang menjadi kecokelatan jika terpapar udara. Nikotin dalam jumlah kecil mempunyai pengaruh menenangkan, tetapi dapat menyebabkan radang saluran pernapasan. Dalam jumlah besar nikotin sangat berbahaya, misalnya 20-5mg nikotin dapat menyebabkan pernapasan berhenti. Pengaruh lainnya adalah dapat menaikkan
tekanan
darah,
mempercepat
denyut
jantung,
dan
menyebabkan ketagihan. 2. Karbon monoksida, adalah gas beracun yang tidak berbau. Asap rokok mengandung CO dengan konsentrasi lebih dari 20.000 ppm. Daya afinitas (daya ikat) CO terhadap hemoglobin adalah 200 kali lebih tinggi dari pada afinitas oksigen terhadap hemoglobin. Akibatnya, bila manusia menghirup udara yang mengandung CO dengan konsentrasi tinggi akan menyebabkan darah kekurangan oksigen bahkan kehabisan oksigen. Akhirnya dapat mengakibatkan kematian karena darah hanya mengikat CO dalam bentuk COHb. Efek selanjutnya dapat menyebabkan jaringan pembuluh darah menyempit dan mengeras yang akhirnya dapat mengakibatkan para perokok menderita penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah. 3. Tar, adalah komponen sisa dari asap rokok sesudah nikotin dan tetesantetesan cairannys dihilangkan. Dalam sebatang rokok dapat menghasilkan 10-30 mg tar. Tar dapat menyebabkan resiko terhadap timbulnya kanker (karsinogen).
117
DAFTAR PUSTAKA Purnomo., Sudjino., Trijoko., & Suwarno, H. 2009. Buku Biologi Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional. Rikky, F., Agus, M. H., & Umar, R. 2009. Buku Biologi Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional. Sri, W., Siti, N. R., & Zubedi. 2009. Buku Biologi Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional. http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/12/struktur-dan-fungsialveolus.html http://marina-putri.blogspot.com/2012_04_01_archive.html http://www.biologi-sel.com/2013/06/fungsi-faring.html http://www.sridianti.com/fungsi-laring-padamanusia.html http://f-forum10.nstars.org/t97-trakea-trachea https://extraordinarnee.files.wordpress.com/2013/09/respiratory.jpg https://padamara88.wordpress.com/ayo-belajar/alat-pernapasan-2/
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
Lampiran 11 Skor Hasil Uji Coba Soal
Subyek S-01 S-02 S-03 S -04 S-05 S-06 S-07 S-08 S-09 S-10 S-11 S012 S-13 S-14 S-15 S-16 S-17 S-18 S-19 S-20 S-21 S-22
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0
2 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0
3 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0
4 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
5 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
9 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
Skor Butir Soal 10 11 12 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0
13 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1
14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
15 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
16 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0
18 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1
19 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
20 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0
Jlh Skor 7 5 7 7 4 6 5 6 10 9 6 8 6 4 7 7 4 7 6 10 6 6
139
S-23 S-24 S-25 S-26 S-27 S-28 S-29
1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 0 0 1 0
0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0
28 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
Skor Butir Soal 29 30 31 32 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
KODE S-01 S-02 S-03 S -04 S-05 S-06 S-07 S-08 S-09 S-10 S-11 S012 S-13 S-14 S-15 S-16
21 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0
22 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
23 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0
24 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0
25 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
26 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
27 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0
1 1 1 1 1 1 0
1 1 0 1 0 1 0
0 1 0 0 0 0 0
1 0 1 0 1 0 0
33 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0
0 0 0 1 0 0 0
34 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
35 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 1 0 0
36 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0
0 0 0 1 0 0 0
37 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 1 1 1
38 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
0 0 1 1 0 1 1
39 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0
1 1 1 0 0 0 0
8 8 7 7 6 7 5
40 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0
Jlh Skor 5 3 10 8 10 5 4 7 8 7 4 9 6 8 8 1
140
S-17 S-18 S-19 S-20 S-21 S-22 S-23 S-24 S-25 S-26 S-27 S-28 S-29
1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0
0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0
1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0
1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1
0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0
0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
9 5 5 8 5 4 7 7 3 9 5 6 5
141
142
Lampiran 12 Uji Validitas dan Releabilitas Soal Uji Coba Item-Total Statistics Nomor soal
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
1
13.03
32.320
.098
.773
2
13.31
30.436
.430
.758
3
13.52
34.259
-.283
.785
4
13.52
30.044
.631
.752
5
13.17
30.291
.452
.757
6
13.72
33.064
.000
.771
7
13.69
32.936
.044
.772
8
13.45
31.970
.172
.769
9
13.59
31.108
.468
.759
10
13.24
31.404
.346
.766
11
13.38
31.887
.373
.770
12
13.45
30.613
.446
.758
13
13.31
30.007
.511
.754
14
13.38
30.172
.500
.755
15
13.62
33.672
-.196
.779
16
13.62
32.458
.144
.770
17
13.38
31.101
.320
.763
18
13.24
32.761
.008
.777
143
19
13.07
34.924
-.366
.792
20
13.41
33.894
-.192
.784
21
13.21
30.956
.327
.763
22
13.52
31.044
.403
.760
23
13.31
30.507
.416
.759
24
13.45
31.185
.329
.763
25
13.14
30.480
.421
.758
26
13.34
31.163
.301
.764
27
13.45
30.470
.475
.757
28
13.31
30.222
.470
.756
29
13.24
31.761
.182
.769
30
13.52
31.116
.387
.761
31
13.52
31.044
.403
.760
32
13.45
30.756
.416
.759
33
13.24
32.118
.319
.772
34
13.38
30.958
.348
.762
35
13.45
30.685
.431
.759
36
13.55
34.328
-.313
.785
37
13.45
31.256
.315
.763
38
13.31
31.865
.368
.770
39
13.21
32.527
.048
.775
40
13.10
30.882
.353
.762
144
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.771
40
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .854
N of Items 27
Lampiran 13 Hasil Perhitungan Validitas, Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran
Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Soal Nilai 0.098 0.430 0.631 0.452 0.000 0.044 0.172 0.468 0.346 0.373 0.446 0.511 0.500 Validitas .283 Kriteria TV V TV V V TV TV TV V V V V V V Daya 0.29 0.43 0.29 0.43 0.29 0.29 0.43 0.29 0.29 Pembeda Kriteria C B C B C C B C C Tingkat 0.50 0.61 0.57 0.68 0.46 0.43 0.57 0.68 0.68 Kesukaran Kriteria Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg
Nomor Soal Nilai Validitas Kriteria Daya Pembeda Kriteria Tingkat Kesukaran Kriteria
15
16
17
18
19
20
-.196
0.320
-.192
V 0.36
0.0 08 TV -
-.366
TV -
0.1 44 TV -
TV -
TV -
-
-
C 0.43
-
-
-
-
-
Sdg
-
-
-
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
0.327
0.403
0.329
0.421
0.301
0.475
0.387
0.403
0.416
0.319
0.348
0.315
0.368
0.048
0.353
V 0.50
V 0.36
V 0.43
V 0.43
TV -
V 0.29
V 0.29
V 0.29
V 0.29
V 0.29
0.43 1 V 0.29
-.313
V 0.29
0.47 0 V 0.29
0.182
V 0.29
0.41 6 V 0.29
TV -
V 0.29
V 0.29
TV -
V 0.29
C 0.43
C 0.61
C 0.61
B 0.43
C 0.50
B 0.39
B 0.54
C 0.68
-
C 0.43
C 0.54
C 0.54
C 0.43
C 0.46
C 0.57
-
C 0.43
C 0.46
-
C 0.46
Sdg
Sdg
Sdg
Sdg
Sdg
Sdg
Sdg
Sdg
-
Sdg
Sdg
Sdg
Sdg
Sdg
Sdg
-
Sdg
Sdg
-
Sdg
145
Lampiran 14. Hasil Akhir Pretest Kelas STAD KODE S-10 s-02 s-03 s-04 s-05 S-05 S-07 S-08 S-09 S-10 S-11 S-12 S-13 S-14 S-15 S-16 S-17 S-18 S-19 S-20
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1
2 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0
3 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
4 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0
5 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1
6 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0
8 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
9 10 11 12 13 14 15 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1
Skor Butir Soal 16 17 18 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0
19 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1
22 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1
23 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
24 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1
25 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0
26 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
27 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0
SA 10 10 11 10 10 10 11 11 12 11 11 11 11 11 10 10 12 10 14 11
Na 37 37 40 37 37 37 40 40 44 40 40 40 40 40 37 37 44 37 51 40
146
S-21 S-22 S-23 S-24 S-25 S-26 S-27 S-28 S-29 S-30
1 0 1 1 0 1 0 0 0 0
1 1 0 1 1 0 0 1 0 0
1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 0 0 1 0 1 1
0 0 1 0 0 1 0 1 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 1 0 0 1 0
0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
0 0 0 0 1 1 0 0 0 0
0 1 0 0 1 0 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 0 0 1 0 0 0 1 1 1
0 1 0 1 1 1 1 0 1 1
1 1 0 0 0 1 1 0 1 0
1 1 0 1 1 1 1 1 0 0
0 0 1 0 1 0 0 0 1 1
0 1 1 1 1 0 0 1 1 0
0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0 0 1 0
0 1 1 0 1 0 0 0 0 1
0 0 1 0 0 0 0 1 0 1
0 1 0 0 0 1 0 1 0 1
0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
1 0 1 0 0 0 1 1 1 0
1 1 0 1 1 1 0 0 1 1
10 12 12 10 11 11 11 11 14 10
37 44 44 37 40 40 40 40 51 37
NA 44 40 44 40 44 40 44
Kelas NHT KODE S-10 s-02 s-03 s-04 s-05 S-05 S-07
1
2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 13
14
skor butir soal 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 SA
1 0 1 1 1 1 0
0 0 1 1 0 0 1
0 0 1 0 1 1 1
0 1 0 0 0 1 0
1 0 1 0 0 1 1
0 1 0 1 1 1 1
1 0 0 1 0 1 0
1 1 1 1 0 1 1
0 1 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 1 0
0 1 0 1 0 0 1
0 0 1 0 0 1 0
1 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 1 0 1
1 0 1 1 1 0 0
0 1 0 0 1 1 0
0 0 1 1 1 0 1
0 1 1 1 0 1 0
1 0 0 0 1 0 0
1 0 0 0 1 0 0
1 1 0 0 1 0 1
0 0 0 0 1 0 0
0 0 1 0 0 1 1
1 1 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 1
1 0 1 1 1 0 1
12 11 12 11 12 11 12
147
S-08 S-09 S-10 S-11 S-12 S-13 S-14 S-15 S-16 S-17 S-18 S-19 S-20 S-21 S-22 S-23 S-24 S-25 S-26 S-27 S-28 S-29 S-30
1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1
0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0
1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1
0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0
1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1
1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0
0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1
1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0
1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1
1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0
0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0
0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0
1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1
1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1
0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1
0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1
1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1
0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1
0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1
12 11 12 11 12 11 10 11 12 11 10 12 12 12 12 12 11 12 12 11 12 11 11
44 40 44 40 44 40 37 40 44 40 37 44 44 44 44 44 40 44 44 40 44 40 40
148
Kelas Konvensional KODE S-10 s-02 s-03 s-04 s-05 S-05 S-07 S-08 S-09 S-10 S-11 S-12 S-13 S-14 S-15 S-16 S-17 S-18 S-19 S-20 S-21
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
2 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0
3 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
4 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1
5 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1
6 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0
8 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
10 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1
11 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1
12 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0
Skor Butir Soal 13 14 15 16 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1
17 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
18 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
19 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
20 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
21 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
22 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
23 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0
24 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0
25 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
26 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0
27 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0
SA 10 9 11 9 10 11 11 11 12 10 10 10 10 11 12 12 11 10 10 9 10
149
NA 37 33 41 33 37 41 41 41 44 37 37 37 37 41 44 44 41 37 37 33 37
S-22 S-23 S-24 S-25 S-26 S-27 S-28 S-29 S-30
1 0 1 1 1 1 1 1 0
0 1 0 1 1 0 0 1 0
1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 0 0 1 0 1 1 0 0
1 1 1 1 1 1 0 0 0
0 0 1 0 0 0 1 0 1
0 1 0 1 0 0 0 1 0
1 0 0 0 0 1 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 1 1
0 1 0 0 0 0 0 0 1
1 1 1 1 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 0 1 0 0
0 0 1 0 0 1 0 0 0
0 0 0 0 1 0 1 0 0
1 1 1 0 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 1 0 0 1
1 1 1 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 1 1 0
1 0 0 0 0 0 1 0 1
0 0 0 1 0 0 0 1 1
0 1 1 0 0 1 0 1 0
0 0 1 1 1 0 1 0 1
1 0 1 0 1 0 0 1 0
0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1 0 0
0 1 0 0 1 0 0 1 0
0 0 1 0 1 1 0 0 1
10 11 13 10 10 10 9 11 10
150
37 41 48 37 37 37 33 41 37
Lampiran 15. Hasil Akhir Postest Kelas STAD KODE S-10 s-02 s-03 s-04 s-05 S-05 S-07 S-08 S-09 S-10 S-11 S-12 S-13 S-14 S-15 S-16 S-17 S-18 S-19 S-20
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0
5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
6 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1
7 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1
8 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1
9 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1
10 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
11 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
12 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1
13 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
Skor Butir Soal 14 15 16 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
18 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1
19 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
20 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0
21 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1
22 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1
24 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1
25 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
26 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
151
SA 21 20 20 20 20 21 20 23 22 20 21 21 21 20 21 20 23 22 21 21
NA 77 74 74 74 74 77 74 85 81 74 77 77 81 74 77 74 85 81 81 77
S-21 S-22 S-23 S-24 S-25 S-26 S-27 S-28 S-29 S-30
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 0 1 0 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 0 0 1 1 1 1 0
0 0 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 0 0 0 1 0 0
1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
0 1 1 0 1 1 0 0 1 1
1 0 1 1 1 0 1 1 1 0
1 1 0 1 1 1 0 1 0 1
1 0 1 1 0 1 1 0 1 1
0 1 1 0 1 1 0 1 1 0
1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
1 1 1 0 0 1 1 1 0 1
0 1 0 1 0 1 1 0 1 1
1 0 1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 0 1 1 0 1 1
27 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
28 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1
30 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
31 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
33 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
34 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1
35 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1
37 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 0 0 1 0 1 1 1 0 1
1 1 0 1 1 1 1 1 0 1
20 20 20 21 20 22 21 20 19 19
74 74 74 77 74 81 81 74 70 70
Kelas NHT KODE S-10 s-02 s-03 s-04 s-05 S-05 S-07 S-08 S-09 S-10
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
12 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1
13 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
14 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
17 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
Skor Butir Soal 23 24 25 26 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
38 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SA 21 24 25 23 20 22 24 23 22 23
152
NA 77 88 92 85 74 81 88 85 81 85
S-11 S-12 S-13 S-14 S-15 S-16 S-17 S-18 S-19 S-20 S-21 S-22 S-23 S-24 S-25 S-26 S-27 S-28 S-29 S-30
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1
1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1
0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1
1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22 23 22 24 22 22 23 23 23 22 24 21 21 21 22 24 22 22 21 24
153
81 85 81 88 81 81 85 85 85 81 88 77 77 77 81 88 81 81 77 88
Kelas Konvensional KODE S-10 s-02 s-03 s-04 s-05 S-05 S-07 S-08 S-09 S-10 S-11 S-12 S-13 S-14 S-15 S-16 S-17 S-18 S-19 S-20
2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0
10 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0
12 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1
13 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1
14 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0
17 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0
21 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
22 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
Skor Butir Soal 24 25 26 27 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
28 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1
30 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0
31 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0
32 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1
33 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1
34 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
35 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1
37 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
38 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1
40 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
SA 19 20 19 21 21 21 20 20 19 20 19 19 20 20 21 20 20 21 19 19
154
NA 70 74 70 77 77 77 74 74 70 74 70 70 74 74 77 74 74 77 70 70
S-21 S-22 S-23 S-24 S-25 S-26 S-27 S-28 S-29 S-30
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 0 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 0 1 1 0
1 0 1 1 0 0 1 1 0 1
1 1 1 0 1 1 0 1 1 0
1 1 0 1 0 1 1 1 0 1
1 0 1 0 1 1 1 0 1 1
0 1 1 1 1 1 0 1 0 1
0 1 0 1 1 0 1 0 0 1
1 1 0 1 1 1 1 1 0 1
1 1 0 1 1 1 0 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
0 1 1 1 1 1 0 1 1 0
1 1 1 0 1 1 1 0 1 1
1 0 0 1 1 1 0 1 0 1
0 1 1 0 1 1 1 0 1 0
1 0 1 0 0 0 1 1 0 1
1 0 1 0 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 0 1 0 1
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1
0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 0 1 1 1 0
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
20 20 20 19 19 21 20 20 19 20
155
74 74 74 70 70 77 74 74 70 74
Lampiran 16. Uji Normalitas dan Homogenitas Nilai Pretest dan PostestHasil Belajar Kognitif Siswa Test of Homogeneity of Variances Pretest Levene Statistik
df1
df2
Sig.
.374
2
87
.689
Test of NormalityPretest Kolmogorov-Smirnova Kelas
Statistic
Df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
STAD
.318
30
.000
.746
30
.000
NHT
.342
30
.000
.730
30
.000
30
.000
.873
30
.002
.249 Konvensional a. Lilliefors Significance Correction
Test of Homogeneity of Variances Postest Levene Statistik
df1
df2
Sig.
4.565
2
87
.551
Tests of Normality Postest Kolmogorov-Smirnova Kelas
Statistic
Df
Sig.
Shapiro-Wilk Statistic
df
Sig.
STAD
.100
30
.200
.878
30
.930
NHT
.192
30
.106
.932
30
.057
30
.102
.801
30
.108
Konvensional .163 a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran 17. Uji Anova Satu Jalur Nilai Pretest dan PostestHasil Belajar Kognitif Siswa Anova Pretest
Sum Of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Between Groups
194.422
2
97.211
.037
.964
Within Groups
916.700
87
10.537
Total
1111.122
89
Deskriptif 95% Confidence Interval for Mean Pretest Jumlah RataStd. Std. Lower Upper siswa rata Devision Error Bound Bound STAD 30 40.17 3.733 .682 38.77 41.56 NHT 30 41.93 2.363 .431 41.05 42.82 Konvensional 30 38.33 3.477 .635 37.03 39.63 Total 90 40.14 3.533 .372 39.40 40.88
Minimum
Maximum
37
51
37
44
33
48
33
51
Anova Postest Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 1406.289 1190.033 2596.322
Df
Mean Square
F
Sig.
2 87 89
703.144 13.679
51.405
.000
Deskriptif 95% Confidence Interval for Mean Postest Jumlah RataStd. Std. Lower Upper siswa rata Devision Error Bound Bound STAD 30 76.57 3.866 .706 75.12 78.01 NHT 30 82.80 4.390 .801 81.16 84.44 Konvensional 30 73.27 2.612 .477 72.29 74.24 Total 90 77.54 5.401 .569 76.41 78.68
Minimum
Maximum
70
85
74
92
70
77
70
92
Lampiran 18. Nilai Akhir Selisih Posttest – Pretest Kelas STAD Posttes STAD 74 74 74 74 74 74 74 85 81 74 77 77 81 74 81 74 85 81 81 77 74 74 74 81 74 81 81 74 70 70
Pretest STAD 37 37 40 37 37 37 40 40 44 40 40 40 40 40 37 37 44 37 51 40 37 44 44 37 40 40 40 40 51 37
NA 37 37 34 37 37 37 34 45 37 34 37 37 41 34 44 37 41 44 30 37 37 30 30 44 34 41 41 34 19 33
Kelas NHT Posttest NHT 81 88 92 85 74 81 89 89 81 85 81 85 81 88 81 81 85 85 85 81 88 77 77 77 81 89 81 81 77 88
Pretest NHT 44 40 44 40 44 40 44 44 40 44 40 44 40 37 40 44 40 37 44 44 44 44 44 40 44 44 40 44 40 40
NA 37 48 48 45 30 41 45 45 41 41 41 41 41 51 41 37 45 48 41 37 44 33 33 37 37 45 41 37 37 48
Kelas Konvensional Posttest Kontrol 70 74 70 77 81 70 73 70 70 81 70 70 81 74 77 74 74 74 70 70 81 81 74 74 70 81 74 74 70 81
Pretest Kontrol 37 33 40 33 37 40 40 40 44 37 37 37 37 40 44 44 40 37 37 33 37 37 40 48 37 37 37 33 40 37
NA 33 37 30 44 44 30 33 30 26 44 33 33 44 34 33 30 34 37 33 37 44 44 34 26 33 44 37 41 30 44
Lampiran 19. Uji Normalitas dan Homogenitas Selisih Hasil Belajar Postest Pretest
Test of Homogenity of Variances Levene Statistic
df2
df1
1.345
2
Sig. 87
.266
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Model Pembelajaran STAD NHT Konvensional
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
.193
30
.158
.895
30
.106
.151
30
.079
.954
30
.214
.192
30
.106
.880
30
.103
Lampiran 20. Anova satu jalur selisih nilai hasil belajar Posttest – Pretest
ANOVA Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
Between Groups
512.089
2
256.044
8.743
.000
Within Groups
2547.733
87
29.284
Total
3059.822
89
Descriptives 95% Confidence Interval for Mean
Jumlah RataStd. Std. Model Pembelajaran Siswa Rata Deviation Error Lower Bound STAD
30
NHT Konvensional Total
Minimum
Maximum
Upper Bound
30
36.47 41.20
5.277 5.068
.963 34.50 .925 39.31
38.44 43.09
19 30
45 51
30
35.87
5.859
1.07 33.68 0
38.05
26
44
90
34.84
5.863
.618 36.62
39.07
19
51
Lampiran 21. Uji Beda Rata-Rata Selisih Nilai Postest - Pretest Menggunakan Uji Post Hoc
(I) Kelas Tukey HSD
STAD
(J) Kelas
Upper Bound
.019
.000
-.13
-.04
*
.019
.037
.00
.09
*
.019
.000
.04
.13
*
.019
.000
.09
.18
STAD
-.048
*
.019
.037
-.09
.00
NHT
-.134*
.019
.000
-.18
-.09
STAD Konvensional
Konvensional
Sig.
Lower Bound
-.086*
NHT Konvensional
NHT
Mean Difference (I- Std. J) Error
95% Confidence Interval
.048 .086 .134
Lampiran 22. Perhitungan N-Gain (nilai posttest - nilai pretest) untuk Peningkatan Hasil Belajar Kognitif
Kelas STAD Postest STAD 77 74 74 74 74 77 74 85 81 74 77 77 81 74 77 74 85 81 81 77 74 74 74 77 74 81 81 74 70 70
Pretest STAD 37 37 40 37 37 37 40 40 44 40 40 40 40 40 37 37 44 37 51 40 37 44 44 37 40 40 40 40 51 37
NA 44 37 34 37 37 44 34 45 37 34 37 37 41 34 44 37 41 44 30 37 37 30 30 44 34 41 41 34 19 33
Skor Max 100
N-Gain 0.70 0.59 0.57 0.59 0.59 0.70 0.57 0.75 0.66 0.57 0.62 0.62 0.68 0.57 0.70 0.59 0.73 0.70 0.61 0.62 0.59 0.54 0.54 0.70 0.57 0.68 0.68 0.57 0.39 0.52
RataRata 0.62
Kelas NHT Postest NHT
Pretest NHT
NA
77 88 92 85 74 81 88 85 81 85 81 85 81 88 81 81 85 85 85 81 88 77 77 77 81 88 81 81 77 88
44 40 44 40 44 40 44 44 40 44 40 44 40 37 40 44 40 37 44 44 44 44 44 40 44 44 40 44 40 40
33 48 48 45 30 41 44 41 41 41 41 41 41 51 41 37 45 48 41 37 44 33 33 37 37 44 41 37 37 48
Skor Max
NGain
RataRata
100
0.59 0.80 0.86 0.75 0.54 0.68 0.79 0.73 0.68 0.73 0.68 0.73 0.68 0.81 0.68 0.66 0.75 0.76 0.73 0.66 0.79 0.59 0.59 0.62 0.66 0.79 0.68 0.66 0.62 0.80
0.70
Kelas Konvensional Posttest Kontrol
Pretest Kontrol
NA
70 74 70 77 77 77 74 74 70 74 70 70 74 74 77 74 74 77 70 70 74 74 74 70 70 77 74 74 70 74
37 33 40 33 37 40 40 40 44 37 37 37 37 40 44 44 40 37 37 33 37 37 40 48 37 37 37 33 40 37
33 41 30 44 44 30 34 34 26 44 33 33 44 34 33 30 34 44 33 37 44 44 34 26 33 44 37 41 30 44
Skor Max 100
N-gain 0.52 0.61 0.50 0.69 0.69 0.50 0.57 0.57 0.46 0.56 0.52 0.52 0.56 0.57 0.69 0.54 0.57 0.56 0.52 0.55 0.56 0.70 0.57 0.50 0.52 0.56 0.59 0.61 0.50 0.70
RataRata 0.57
Lampiran 23. KISI-KISI INSTRUMEN YANG DIPERLAKUKAN UNTUK MENGUKUR MOTIVASI BELAJAR SISWA. Variabel
Motivasi belajar
Indikator 1. adanya dorongan dalam belajar 2. menunjukan keaktifan 3. senang mencari dan memecahkan soal-soal 4. dapat mempertahankan pendapatnya
No. item instrumen 1-5 6-10 11-15 16-20
Lampiran 24 Skor Motivasi Siswa Kelas Eksperimen1 (STAD) Kode R-01 R-02 R-03 R-04 R-05 R-06 R-07 R-08 R-09 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22
1 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4
2 1 2 3 2 3 3 2 2 1 1 1 4 4 3 2 1 1 2 2 1 2 3
3 3 4 4 3 3 4 3 2 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4
4 2 3 3 2 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4
5 2 3 4 2 3 3 2 2 4 3 3 3 4 3 2 3 3 2 4 4 3 3
6 3 4 3 4 4 4 2 3 4 3 3 3 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4
7 4 3 4 3 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3
8 4 3 3 2 4 4 2 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3 4 4 4
Skor Butir Soal 9 10 11 12 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 2 2 1 4 4 3 3 4 4 3 3 2 2 2 2 4 3 3 4 4 4 3 4 3 2 2 3 4 4 3 4
13 2 3 4 2 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 4 3 2 4
14 2 4 3 2 3 3 4 2 4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 3 4
15 1 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 2 2 4 2 2 3 3
16 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 1 4 4 3 4
17 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 2 4 3 3 3
18 1 1 3 1 2 2 4 4 1 1 3 4 3 1 2 1 1 2 2 1 2 2
19 3 4 4 2 3 3 4 4 3 3 1 3 4 2 2 4 4 2 1 4 3 2
20 2 1 3 1 2 2 3 2 1 1 3 4 2 1 2 1 1 4 2 2 2 1
Total Skor 56 64 70 49 62 64 59 57 65 63 58 66 70 57 52 63 62 47 65 66 56 67
170
R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30
4 3 4 3 4 4 4 4
1 2 2 3 3 3 2 3
3 3 3 3 4 2 4 3
1 4 4 4 1 3 4 3
1 3 4 3 2 1 3 3
3 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 2 2 3 3
4 4 4 3 4 3 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4
5 3 4 2 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 4
6 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4
7 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 4
8 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4
9 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4
1 3 3 4 4 4 3 4
4 2 3 3 1 3 3 4
4 4 4 4 2 4 4 4
2 3 3 4 1 3 4 4
4 3 3 3 1 2 3 3
3 2 3 2 4 4 4 2
4 4 4 4 3 3 4 4
4 3 4 3 3 4 4 4
1 1 2 2 1 3 3 1
4 2 3 4 4 3 3 4
1 2 2 2 1 1 2 4
56 59 66 65 53 60 69 68
13 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 2
14 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4
15 4 3 2 4 1 3 4 4 2 2 3 4 4 3
16 4 4 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 4 3
17 3 4 1 4 4 2 2 3 4 3 4 3 3 4
18 2 1 2 1 1 2 3 2 1 2 1 2 3 1
19 3 3 1 4 4 3 4 3 3 3 4 2 4 3
20 2 1 1 1 3 2 1 2 1 1 3 1 2 1
Total Skor 62 65 49 65 67 55 60 66 60 56 70 62 72 59
Kelas Eksperimen2 (NHT) Kode R-01 R-02 R-03 R-04 R-05 R-06 R-07 R-08 R-09 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14
1 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3
2 3 3 3 3 2 3 4 2 2 2 3 2 4 2
3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4
4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 2 4 3
Skor Butir Soal 10 11 12 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 4 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 1
171
R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30
3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3
2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4 3
4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2
3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 2 4 3 3 2
4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3
4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 3 3 2
3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3
4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3
2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3
3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 3
4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3
8 3 2 3 3 3 2
Skor Butir Soal 9 10 11 12 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 2
3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 4 3
4 4 3 4 2 4 2 4 3 4 3 4 3 1 2 3
3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 2 2 3 4 2 3
4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 1 3 2 2 3 3
2 3 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2
2 4 3 3 1 4 4 4 4 1 2 2 3 3 3 3
1 3 2 2 1 1 1 2 1 1 2 3 2 2 1 2
62 69 62 66 57 66 63 63 58 67 64 48 60 59 59 54
20 3 2 3 3 3 4
Total Skor 65 67 58 60 58 54
Kelas Kontrol (Konvensional) Kode R-01 R-02 R-03 R-04 R-05 R-06
1 4 3 4 3 3 3
2 2 2 3 3 3 4
3 4 4 3 3 3 3
4 3 3 3 3 3 2
5 3 3 3 3 3 2
6 4 3 3 3 3 3
7 3 3 3 3 3 2
13 3 4 3 3 3 3
14 4 4 2 3 3 2
15 4 4 3 3 3 4
16 4 4 3 3 2 3
17 4 3 3 3 3 2
18 1 3 2 3 2 2
19 2 4 3 3 3 3
172
R-07 R-08 R-09 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30
4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3
3 2 4 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 4 2 2 3 2 3 3 2 2 2
4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 1 1 3 2 4 3 3 2 2 2 2 2 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3
2 1 1 4 3 3 3 3 2 2 3 1 2 4 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3
2 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4
4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3
4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4
4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3
2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 4 4 3 3 4 2 1 4 3 2 2 2
3 2 2 3 4 4 3 4 3 3 2 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3
4 1 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
4 1 2 4 3 3 3 2 3 3 4 2 3 2 3 4 4 3 1 4 3 3 3 3
1 4 2 3 1 2 2 1 2 2 4 4 2 3 3 2 1 3 4 3 3 4 4 4
4 4 2 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3
4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4
1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 3 3 2 2 1 2 3 2 2 1 1 1
4 2 1 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3
1 3 1 1 1 1 2 1 1 2 3 1 1 4 2 1 1 2 4 2 2 1 1 1
63 53 46 60 63 66 59 57 50 52 57 52 59 64 60 66 67 58 61 64 63 66 59 59
173
174
Lampiran 25. Normalitas, Homogenitas dan Skor Rata-Rata Motivasi Siswa Test of Normality Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Model Pembelajaran
Motivasi
Statistic
Df
Sig.
Statistic
df
Sig.
STAD
.127
30
.200*
.936
30
.071
NHT
.154
30
.067
.958
30
.276
KONVENSIONAL
.133
30
.189
.957
30
.253
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Test of Homogeneity of Variance
Motivasi
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
Based on Mean
1.377
2
87
.258
Based on Median
1.351
2
87
.264
1.351
2
73.575
.265
1.423
2
87
.247
Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean
ANOVA Sum of Squares Motivasi
Between Groups
df
Mean Square
73.165
2
36.583
Within Groups
2352.241
87
27.037
Total
2425.406
89
F 1.353
Sig. .264
175
Descriptives Model Pembelajaran Jumlah RataMotivasi
Siswa
95% Confidence Std.
Std.
rata Deviation Error
Interval for Mean Minimum Maximum Lower
Upper
Bound
Bound
STAD
30
50.20
6.025
1.100
47.95
52.45
33
64
NHT
30
52.07
4.226
.772
50.49
53.64
41
60
Konvensional
30
50.11
5.191
.948
48.17
52.05
40
58
Total
90
50.79
5.220
.550
49.70
51.89
33
64
176
177
Lampiran 27 Skor Hasil Afektif (Sikap) Kelas Eksperimen1 (STAD) Kode R-01 R-02 R-03 R-04 R-05 R-06 R-07 R-08 R-09 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22
1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3
3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4
4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
5 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4
6 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4
7 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4
8 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4
Skor Butir Soal 9 10 11 12 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 4 4 3 4 4
13 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
14 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4
15 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 4 2 2 2 2 2 3 4 3
16 4 3 1 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4
17 3 4 3 3 3 1 3 3 1 4 4 4 4 4 3 3 1 1 3 4 4 4
18 4 2 3 2 3 3 3 3 1 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4
19 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 1 3 3 3 4
20 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4
Total Skor 70 71 57 65 61 59 64 66 57 61 76 76 61 65 58 58 61 59 59 71 75 77
178
R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30
4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 4 3 3 3
3 3 4 4 4 3 3 3
4 3 4 3 4 3 3 4
4 4 4 4 4 3 3 3
4 4 4 4 3 3 3 4
4 3 4 4 4 4 4 4
4 3 4 4 3 4 4 4
3 3 4 4 4 3 3 4
5 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4
6 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4
7 4 4 2 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3
8 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4
9 4 3 1 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3
4 3 3 4 4 3 3 2
4 3 3 4 3 3 3 3
4 4 4 4 3 4 4 4
4 3 3 4 4 3 3 3
4 3 4 4 4 4 3 4
3 2 3 4 4 4 4 3
4 3 4 4 4 4 4 3
4 3 4 4 4 3 3 3
4 2 3 4 4 2 2 3
4 3 4 4 4 3 3 3
4 4 4 4 4 3 3 4
76 66 74 78 76 66 65 68
13 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4
14 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4
15 2 4 3 4 3 3 2 2 4 3 4 3 3 4
16 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4
17 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4
18 4 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 1
19 4 3 4 3 3 3 2 2 4 3 3 4 4 3
20 4 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3
Total Skor 78 70 52 67 62 68 65 67 79 67 65 69 68 67
Kelas Eksperimen2 (NHT) Kode R-01 R-02 R-03 R-04 R-05 R-06 R-07 R-08 R-09 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14
1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3
3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4
4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3
Skor Butir Soal 10 11 12 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 2 4
179
R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4
3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3
3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3
3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3
3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3
3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 3
3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4
4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3
4 3 3 4 3 3 3 4 2 2 3 3 4 3 4 3
4 3 3 3 2 4 3 3 4 3 4 4 4 3 2 3
4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4
8 3 3 4 2 2 3
Skor Butir Soal 9 10 11 12 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 1 2 3 3 1 1 3 4 3 3 2 3
4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3
3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3
3 1 1 4 3 4 3 3 1 2 3 3 1 3 4 3
3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4
4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3
3 4 4 2 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2
3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3
3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3
67 73 73 68 63 75 62 71 73 60 65 71 77 69 72 64
20 4 3 3 3 4 4
Total Skor 54 51 53 51 56 53
Kelas Kontrol (Konvensional) Kode R-01 R-02 R-03 R-04 R-05 R-06
1 3 3 3 4 4 3
2 3 2 3 3 4 2
3 3 2 3 3 3 1
4 2 2 2 4 4 3
5 3 2 2 3 3 2
6 1 2 2 2 1 3
7 3 3 3 3 4 2
13 3 3 2 3 2 2
14 3 3 3 2 3 4
15 2 3 2 3 3 2
16 2 2 3 1 3 2
17 3 2 2 1 3 3
18 3 3 3 2 2 3
19 3 3 4 3 2 3
180
R-07 R-08 R-09 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30
3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 2 3 4 3 2 4 3 4 4 3 3
2 3 4 2 3 3 2 4 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3
2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3
2 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3
2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 1 2 3 2 3 3 3 3
3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 1 3 3 3 3 2 1 3 3 3 2 2 3 3
3 3 3 3 2 4 3 4 1 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3
3 2 2 3 4 3 3 1 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3
3 2 1 3 3 2 3 1 2 2 1 3 3 2 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3
2 3 1 2 4 3 3 2 3 1 2 3 3 2 4 3 2 2 3 4 3 3 3 3
3 3 1 3 3 3 2 2 3 2 2 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3
3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 1 3 2 3 3 2 3
3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2
3 2 3 4 3 3 3 2 1 2 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3
3 3 3 1 2 1 2 3 4 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2
3 3 1 2 3 3 3 2 2 1 3 3 3 2 3 3 2 1 3 3 2 3 3 3
3 3 3 2 2 1 3 3 2 3 2 3 3 2 2 1 3 2 2 3 2 2 2 3
4 3 3 2 3 4 3 2 2 1 2 3 2 1 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3
3 3 4 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 2 3 2
4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
57 58 54 53 57 56 55 55 49 56 50 58 57 51 57 56 51 53 62 58 54 55 57 57
181
182
Lampiran 28. Normalitas, Homogenitas dan Rata-rata Sikap Siswa Tets of Normality Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Model Pembelajaran Statistik df Sig. Statistik df Sig. Sikap
STAD
.155
30
.064
.929
30
.047
NHT
.120
30
.200*
.965
30
.403
Konvensional
.123
30
.200*
.962
30
.342
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Test of Homogeneity of Variances Sikap Siswa Levene Statistic df1 df2 11.009 2 86
Sig. .233
ANOVA Sikap Siswa Sum of Squares df Mean Square Between Groups Within Groups Total
3236.797
2
1618.398
2284.305 5521.101
86 88
26.562
F
Sig.
60.930
.000
Deskriptif Sikap
Model Pembelajaran
Std. Jumlah Rata- Deviatio Std. n Siswa rata Error
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
STAD
29
66.17 6.908
1.283
63.54
68.80
56
78
NHT
30
68.57 4.918
.898
66.73
70.40
60
79
Konvensional
30
54.80 2.917
.533
53.71
55.89
49
62
Total
89
63.15 7.921
.840
61.48
64.81
49
79
183
Lampiran 29. Uji Beda Rata-Rata Sikap Siswa Menggunakan Uji Lanjut Tukey
Multiple Comparisons
(I) Kelas Tukey HSD STAD
(J) Kelas
Mean Differenc Std. Error e (I-J)
95% Confidence Interval Lower Upper Sig. Bound Bound
NHT
-2.400*
1.323 .002 -5.55
Konvensional
11.367*
1.323 .000
8.21
14.52
2.400*
1.323 .002
-.75
5.55
13.767*
1.323 .000 10.61
16.92
Konvensio STAD -11.367* nal NHT -13.767* *. The mean difference is significant at the 0.05 level.
1.323 .000 -14.52
-8.21
NHT
STAD Konvensional
.75
1.323 .000 -16.92 -10.61
184
185
Lampiran 31 Skor Hasil Psikomotorik (keterampilan) Kelas Eksperimen1 (STAD) Percobaan I Kode Skor Butir Soal 1 2 3 4 R-01 3 2 3 4 R-02 3 3 3 3 R-03 4 2 2 4 R-04 4 3 3 4 R-05 4 3 4 3 R-06 3 2 4 3 R-07 4 1 3 2 R-08 3 2 3 3 R-09 4 1 3 2 R-10 3 2 4 4 R-11 4 2 2 3 R-12 3 3 3 4 R-13 4 3 3 4 R-14 3 3 3 3 R-15 3 1 2 2 R-16 4 2 4 4 R-17 4 3 3 3 R-18 3 3 3 2 R-19 4 3 3 3 R-20 4 2 3 4 R-21 3 2 3 2 R-22 4 3 4 4 R-23 4 3 4 4 R-24 3 2 4 4 R-25 4 1 3 2 R-26 3 2 3 3 R-27 4 3 3 4 R-28 3 3 4 4 R-29 4 2 3 4 R-30 3 2 4 4
Percobaan II Skor Butir Soal 1 2 3 4 3 2 2 4 4 2 2 3 4 2 2 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 4 3 4 2 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 4 2 3 2 4 2 3 4 4 3 4 3 4 2 3 4 3 2 3 3 4 2 4 3 3 2 2 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 2 3 3 3 2 3 4 3 2 2 2 4 3 4 4 4 2 3 3 3 2 4 4
Total Skor 23 23 24 26 29 26 21 22 19 25 23 28 27 26 19 27 27 24 24 26 19 30 31 26 22 23 23 29 25 26
186
Kelas Eksperimen2 (NHT) Percobaan I Kode Skor Butir Soal 1 2 3 4 R-01 4 3 3 3 R-02 4 3 4 2 R-03 4 3 3 3 R-04 4 3 4 2 R-05 4 3 4 2 R-06 4 3 3 3 R-07 4 3 3 3 R-08 4 2 3 3 R-09 4 3 4 4 R-10 4 3 4 2 R-11 4 3 4 2 R-12 4 2 3 3 R-13 4 3 4 2 R-14 4 3 3 3 R-15 4 2 3 3 R-16 4 3 3 3 R-17 4 3 3 4 R-18 4 3 4 2 R-19 4 3 4 2 R-20 4 3 4 2 R-21 4 3 4 2 R-22 4 2 3 3 R-23 4 3 4 4 R-24 4 2 3 3 R-25 4 3 4 2 R-26 4 3 4 2 R-27 4 3 4 2 R-28 4 2 3 3 R-29 4 2 3 3 R-30 4 3 3 2
Percobaan II Skor Butir Soal 1 2 3 4 4 2 3 3 4 2 3 3 4 2 3 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 2 3 3 4 2 3 3 4 2 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 2 3 3
Total Skor 25 25 25 28 27 26 26 24 30 28 28 24 28 25 24 25 28 28 28 28 28 24 30 24 28 28 28 24 27 24
187
Kelas Kontrol (Konvensional) Percobaan I Kode Skor Butir Soal 1 2 3 4 R-01 4 2 3 3 R-02 3 1 2 2 R-03 3 1 2 2 R-04 4 3 3 4 R-05 4 3 4 4 R-06 3 1 2 2 R-07 3 2 3 3 R-08 3 2 2 2 R-09 4 3 3 4 R-10 3 2 2 3 R-11 3 2 2 3 R-12 3 2 3 3 R-13 3 2 2 3 R-14 4 2 3 4 R-15 3 2 2 2 R-16 3 2 3 3 R-17 4 2 3 3 R-18 3 2 2 2 R-19 3 2 3 3 R-20 3 1 2 2 R-21 3 2 3 3 R-22 3 2 3 3 R-23 4 2 3 3 R-24 3 2 2 2 R-25 3 1 2 2 R-26 3 1 2 2 R-27 3 1 2 2 R-28 3 2 2 2 R-29 3 2 2 2 R-30 3 3 3 3
Percobaan II Skor Butir Soal 1 2 3 4 4 2 3 3 4 2 2 2 3 1 2 2 4 3 3 4 4 3 4 4 4 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 4 3 3 4 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 4 2 3 3 4 2 3 3 4 2 3 3 4 2 3 3 3 2 2 3 4 2 3 3 4 2 2 3 4 2 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 4 2 2 3 4 2 2 2 4 1 2 2 4 1 2 2 4 2 2 2 4 4 4 4
Total Skor 24 18 16 28 30 18 22 19 28 20 19 22 20 25 21 23 24 19 23 19 23 23 25 19 19 18 17 18 19 28
188
Lampiran 32. Normalitas, Homogenitas dan Rata-Rata Psikomotorik Test of Normality
Model Pembelajaran STAD NHT Konvensional
Psikomotorik (Keterampilan) KolmogorovShapiro-Wilk Smirnova Statist df Sig. Statistic Df Sig. ic .138 30 .148 .946 30 .128 .214 30 .173 .886 30 .388 .245 30 .435 .871 30 .181
a. Lilliefors Significance Correction
Test of Homogeneity of Variances Psikomotorik (Keterampilan) Levene Statistic df1 df2 14.146 2 87
Sig. .528
ANOVA Psikomotorik (Keterampilan) Sum of Squares df Mean Square Between Groups Within Groups Total
633.889
2
316.944
1344.600
87
15.455
1978.489
89
F
Sig.
20.507
.000
Deskriptif 95% Confidence Interval for Mean
Model Jumla Std. Pembelajaran h Rata- Deviatio Std. Lower Siswa rata n Error Bound STAD
30
NHT
Upper Bound
Minimum
Maximum
30
23.57 26.73
4.150 2.243
.758 .409
22.02 25.90
25.12 27.57
17 24
31 32
Konvensional
30
20.23
4.911
.897
18.40
22.07
14
30
Total
90
23.51
4.715
.497
22.52
24.50
14
32
189
Lampiran 33. Uji Beda Rata-Rata Hasil Psikomotorik Siswa
Multiple Comparisons 95% Confidence Interval
(J) Kelas
Mean Differe nce (I- Std. J) Error
NHT
-3.133*
.984
Lower Upper Bound Bound .006 -5.48 -.79
Konvensional
3.167*
.984
.005
.82
5.51
STAD
3.133*
.984
.006
.79
5.48
Konvensional
6.300*
.984
.000
3.95
8.65
Konven STAD -3.167* sional NHT -6.300* *. The mean difference is significant at the 0.05 level.
.984
.005
-5.51
-.82
.984
.000
-8.65 -3.95
(I) Kelas Tukey HSD STAD
NHT
Sig.
190
Lampiran 35. Analisis Regresi Model Pembelajaran STAD, NHT dan Konvensional terhadap Psikomotorik Siswa ANOVAb Sum of Squares
NHT 1
df
Mean Square
Regression
2208.267
1
2208.267
Residual
1822.333
58
31.420
Total 4030.600 a. Predictors: (Constant), Psikomotorik
F
Sig.
70.283
.000a
59
b. Dependent Variable: ModelPembelajaran
Coefficientsa Unstandardized Coefficients NHT 1
B
Std. Error
44.500
(Constant)
Standardized Coefficients Beta
2.288
Psikomotorik 12.133 1.447 a. Dependent Variable: ModelPembelajaran
.740
Model Summaryb NHT
R
1
.740a
R Square
t
Adjusted R Square
.548 .540 a. Predictors: (Constant), Psikomotorik b. Dependent Variable: ModelPembelajaran
Std. Error of the Estimate 5.605
Sig.
19.446
.000
8.384
.000
191
ANOVAb Sum of Squares
STAD 1
df
Mean Square
Regression
633.750
1
633.750
Residual
845.233
58
14.573
Total 1478.983 a. Predictors: (Constant), Psikomotorik
F
Sig.
43.488
.000a
59
b. Dependent Variable: ModelPembelajaran
Coefficientsa Unstandardized Coefficients STAD 1
B
Std. Error
33.233
(Constant)
Standardized Coefficients Beta
1.558
Psikomotorik 6.500 .986 a. Dependent Variable: ModelPembelajaran
.655
Model Summaryb STAD
R
1
.655a
R Square
t
Adjusted R Square
.429 .419 a. Predictors: (Constant), Psikomotorik b. Dependent Variable: ModelPembelajaran
Std. Error of the Estimate 3.817
Sig.
21.324
.000
6.595
.000
192
ANOVAb Sum of Squares
Konvensional 1
Regression Residual
df
Mean Square
476.017
1
476.017
1268.833
58
21.876
Total 1744.850 a. Predictors: (Constant), Psikomotorik
F
Sig.
21.759
.000a
59
b. Dependent Variable: ModelPembelajaran
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Konvensional
B
1
38.000
(Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
Beta
1.909
Psikomotorik 5.633 1.208 a. Dependent Variable: ModelPembelajaran
.522
Model Summaryb Konvensional 1
R
R Square
t
Adjusted R Square
.522a
.273 .260 a. Predictors: (Constant), Psikomotorik b. Dependent Variable: ModelPembelajaran
Std. Error of the Estimate 4.677
Sig.
19.901
.000
4.665
.000
193
Lampiran 37. Foto-Foto Penelitian
Praktek Mekanisme Pernapasan Menggunakan Alat Peraga
194
Praktek Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Menggunakan Alat Peraga
195
Diskusi Kelompok
196
197